bab i pendahuluan a. latar belakang penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya pd...

16
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena kurangnya pengertian masyarakat terhadap akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh sampah. Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Faktor yang menyebabkan permasalahan sampah di Indonesia semakin rumit adalah meningkatnya taraf hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan dan juga partisipasi masyarakat yang kurang untuk memelihara kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan Pemerintah, pemerintahan daerah, serta peran masyarakat

Upload: phungdat

Post on 18-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena

kurangnya pengertian masyarakat terhadap akibat-akibat yang dapat ditimbulkan

oleh sampah. Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga

pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke

hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman

bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Faktor yang

menyebabkan permasalahan sampah di Indonesia semakin rumit adalah

meningkatnya taraf hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan

pengetahuan tentang persampahan dan juga partisipasi masyarakat yang kurang

untuk memelihara kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya.

Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik

pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan

dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat

menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang

semakin beragam. Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode

dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga

menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung

jawab dan kewenangan Pemerintah, pemerintahan daerah, serta peran masyarakat

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

2

dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional,

efektif, dan efisien.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 (Tentang

Pengelolaan Sampah) yang dimaksud dengan sampah adalah sisa kegiatan sehari-

hari manusia dan atau/proses alam yang berbentuk padat. Sedangkan menurut

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 (Tentang Pedoman

Pengelolaan Sampah) sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau

proses alam yang berbentuk padat yang terdiri atas sampah rumah tangga maupun

sampah sejenis sampah rumah tangga. Sedangkan pengelolaan sampah adalah

kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi

perencanaan, pengurangan, dan penanganan sampah. Dampak peningkatan

aktivitas manusia, lebih lanjut mengakibatkan bertambahnya sampah.

Pengelolaan sampah yang optimal merupakan suatu tantangan besar yang

sekarang dihadapi hampir oleh seluruh kota besar di Indonesia, khususnya Kota

Bandung. Peningkatan jumlah penduduk yang semakin tinggi mengakibatkan

jumlah timbulan sampah yang terus meningkat dimana peningkatan jumlah

timbulan harus diikuti pengelolaan yang optimal sehingga masalah sampah tidak

menyebabkan kerusakan lingkungan dan penurunan kualitas kesehatan

masyarakat.

Timbulan sampah masyarakat Kota Bandung saat ini diproyeksikan sebesar

1.549 ton/hari dengan jumlah penduduk pada tahun 2014 sebanyak 2.748.732 dan

sampah yang terangkut ke Tempat Pemprosesan Akhir sampah (TPA) sebesar ±

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

3

1100 ton/hari, dengan komposisi sampah organik sebesar 57% dan anorganik

sebesar 43% (Final Report JICA Tahun 2010).

Untuk mengelola sampah Kota Bandung PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan

melakukan berbagai inovasi antara lain dengan bank sampah, pengomposan,

biodigester, biokonversi dengan maggot dan lain sebagainya agar sampah yang di

buang di TPA berkurang. Hingga saat ini TPA yang digunakan adalah TPA

Sarimukti yang berlokasi di Desa Sarimukti Kecamatan Cipatat Kabupaten

Bandung Barat dengan luas lahan ± 25 Ha. Jarak tempuh dari Kota Bandung ke

lokasi TPA ± 45 km sehingga waktu tempuh angkutan per ritasi 3-4 jam. Sampah

yang masuk ke TPA Sarimukti berasal dari Kota Bandung, Kota Cimahi dan

Kabupaten Bandung Barat.

Untuk itu diperlukan biaya yang cukup besar mengingat kapasitas volume

sampah yang besar dan biaya bahan bakar minyak (BBM). Salah satu cara yaitu

dengan menaikan pendapatan perusahaan dari sektor penagihan. Adapun tarif jasa

pengelolaan sampah sesuai dengan Perwal 316 Tahun 2013 sebagai berikut :

Keterangan : DL = Daya Listrik; LT = Luas Tanah; LB = Luas Bangunan

Gambaran Tarif Jasa Pengelolaan Sampah Sesuai Dengan Peraturan Walikota

Bandung Nomor 316 Tahun 2013

Dari hasil evaluasi pada tahun 2015 pendapatan tercapai 86,30 % dari target

pendapatan tahun 2015 dengan rincian 70 % dari Kategori Rumah Tinggal, 14 %

dari Kategori Komersial, 13 % dari Kategori Pedagang Sektor Informal (PSI), dan

3 % dari Kategori Angkutan Umum.

(http://pdkebersihan.bandung.go.id/index.php/profil/kondisi-sampah/)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

4

Dalam hal tersebut kategori rumah tinggal yang memiliki presentase terbesar

70% sesuai dengan target pendapatan, namun sebenarnya dikategori ini terdapat

masalah yang sangat merugikan bagi BUMD (Badan Usaha Milik Daerah)

Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung seperti Salah satunya didalam

Kategori Rumah Tinggal adanya retribusi, realisasi, tertagih dan piutang dalam

hal tersebut piutang memuat beberapa permasalahan sebagai contoh dalam

retribusi kebersihan kategori rumah tinggal dikenakan tarif Rp 3.000 s.d Rp

20.000 per rumah/perbulan namun realisasinya tidak sesuai banyak sekali warga

masyarakat yang tidak membayar dengan berbagai alasan dan membayar tidak

sesuai tarif, ini jelas membuat kerugian yang sangat besar dikarenakan piutang

tersebut tidak dibayar oleh masyarakat, bahkan masyarakat acuh dan serasa tidak

perduli tidak membayar jasa pengelolaan sampah.

Padahal sudah jelas jasa pengangkutan itu memuat beberapa proses

Pengangkutan sampah rumah tinggal yakni, sampah yang bersumber dari rumah

tinggal diangkut ke tempat pembuangan sementara (TPS) secara swakelola oleh

RT dan RW setempat. Dari TPS, sampah diangkut oleh truk sampah PD

(Perusahaan Daerah) Kebersihan untuk kemudian dibuang ke tempat pembuangan

akhir (TPA) di Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat yang dikelola oleh

Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Setelah dipilah, sampah anorganik akan dibawa ke bank sampah. Sementara

sampah organik akan diolah menjadi kompos di eks TPA (tempat pembuangan

akhir) Jelekong, Kabupaten Bandung.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

5

(http://pdkebersihan.bandung.go.id/index.php/layanan/layanan-pengangkutan-

sampah/)

GAMBAR 1.1

INFOGRAFIS PENGELOLAAN SAMPAH

(Sumber: PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota Bandung)

Dalam permasalahan yang ada penulis menyoroti satu masalah tentang tarif

jasa pengelolaan sampah khususnya kategori rumah tinggal. Sesuai dengan

PERWAL (PERATURAN WALIKOTA) BANDUNG NO 316 TAHUN 2013

Tentang Pengolaan Sampah dalam pasal 5 Golongan wajib bayar jasa pengelolaan

sampah :

a. Rumah tinggal

b. Komersial/non komersial

c. Sosial

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

6

d. Pedagang sektor informal;dan

e. Angkutan umum

Adapun penulis mengambil satu kategori yaitu rumah tinggal dikarenakan

sesuai data yang di dapat dari PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota Bandung

jumlah penduduk kota bandung ± 2-3 juta jiwa, dengan adanya komuter/urban

rata-rata setiap orang membuang 0,6 sampah/hari

*(SUMBER:PROF.ENRI DAMANHURI,ITB)

Sedangkan timbunan sampah setiap hari 1.600 ton/hari = 230 x (setara

dengan 230 ekor gajah dewasa / setara dengan 1 lapangan sepakbola dengan

tinggi timbunan ± 1 meter, sedangkan komposisi sampah perhari 0.2% logam 57%

organik 7,4% kain 10,6% kertas 0,1% B3 18,5% plastik karet 6,2% lain-lain.

*(SUMBER: FINAL REPORT JICA 2010)

Tarif jasa pengelolaan sampah kategori rumah tinggal sesuai dengan

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 316 TAHUN 2013

Kategori Rumah Tinggal :

Kelas 1 (DL. 450 VA, LT. 60 M2

, LB. 27 M2) sebesar Rp. 3.000,00/bulan

Kelas 2 (DL. 900 - 1.300 VA, LT > 60-100 M2 , LB. > 27-60 M

2) sebesar Rp.

5.000,00/bulan

Kelas 3 (DL. > 1.300 - 2.200 VA, LT > 100-200 M2 , LB. > 60-150 M

2) sebesar

Rp. 7.000,00/bulan

Kelas 4 (DL. > 2.200 – 3.600 VA, LT > 200-350 M2

, LB. > 150-250 M2) sebesar

Rp. 10.000,00/bulan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

7

Kelas 5 (DL. > 3.600 – 6.600 VA, LT > 350-500 M2 , LB. > 250-350 M

2) sebesar

Rp. 15.000,00/bulan

Kelas 6 (DL. > 6.600 VA, LT. > 500 M2 , LB. > 350 M

2) sebesar Rp.

20.000,00/bulan

#keterangan : DL=Daya Listrik, LT=Luas Tanah, LB=Luas Bangunan

Namun dalam hal ini peneliti akan menyoroti masalah piutang dalam tarif

jasa pengelolaan sampah kategori rumah tinggal karena sangat mendominan

sekali dalam komposisi pembuangan sampah saja terbesar dibanding kategori lain,

dan peneliti mengambil kecamatan mandalajati sebagai studi kasus permasalahan

piutang pada PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota Bandung adapun datanya

sebagai berikut :

Data laporan piutang PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota Bandung tahun

2012-2016 kecamatan mandalajati :

TABEL 1.1

DATA PIUTANG KECAMATAN MANDALAJATI

0

2000000

4000000

6000000

8000000

10000000

12000000

14000000

16000000

18000000

20000000

TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017

LEMBAR (KARCIS) PIUTANG

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

8

KETERANGAN :

2013 sebesar 2.672 lembar (karcis) Rp. 11.455.000,00

2014 sebesar 1.052 lembar (karcis) Rp. 4.740.000,00

2015 sebesar 1.630 lembar (karcis) Rp. 7.872.000,00

2016 sebesar 1.473 lembar (karcis) Rp. 6.877.000,00

2017 sebesar 4.268 lembar (karcis) Rp. 17.718.000,00

Dilihat dari masalah tersebut, PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan

mengalami permasalahan keuangan yang menyangkut aset lancar (piutang) dalam

pengelolaan sampah kategori rumah tinggal, jelas hal ini sangat merugikan karena

PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan sendiri tidak bisa melakukan tindakan

apapun, sebagai contoh jika PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan mencabut ijin

seperti tidak mengangkut sampah di rumah-rumah tidak akan membuat

masyarakat sadar namun akan muncul permasalahan baru, masyarakat akan

membuang sampah sembarangan bahkan bisa saja ke sungai.

Berdasarkan fenomena yang telah dijabarkan diatas penulis bermaksud untuk

melakukan penelitian dengan menganalisis kinerja keuangan perusahaan dengan

menggunakan konsep analisis piutang, dan sesuai dengan fenomena yang

diharapkan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Piutang Tarif Jasa dalam Pengelolaan Sampah Kategori Rumah

Tinggal pada Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung (di Kecamatan

Mandalajati)”

B. Fokus Masalah

Perusahaan Daerah Kebersihan sebagai perusahaan yang ditangani oleh

pemerintah daerah dituntut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun

berbagai kendala yang datang harus dapat ditangani oleh PD (Perusahaan Daerah)

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

9

Kebersihan, sehingga untuk membantu memecahkan permasalahan ini, penulis

perlu mengetahui beberapa hal yang penulis belum ketahui. Penelitian ini

berusaha memahami beberapa aspek mengenai kinerja keuangan, pada hal ini

dibatasi pada kinerja keuagan PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota

Bandung.

Beberapa pernyataan utama yang akan dicoba dijawab melalui penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara perusahaan untuk mengumpulkan/menagih piutang ?

2. Bagaimana cara perusahaan mengelola piutang khusus kategori rumah

tinggal dalam pengelolaan sampah?

C. Rumusan Masalah

Bagaimana analisis piutang tarif jasa dalam pengelolaan sampah kategori

rumah tinggal pada PD Kebersihan Kota Bandung di Kecamatan Mandalajati?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui aktiva lancar (piutang) pada Perusahaan Daerah

Kebersihan dalam pengelolaan sampah kategori rumah tinggal di Kota Bandung

di Kecamatan Mandalajati.

E. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan diatas, maka diharapkan penelitian

ini memiliki manfaat sebagai berikut:

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

10

1. Kegunaan Teoretis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi

perkembangan teori dan untuk kepentingan penelitian dimasa akan datang.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan dan wawasan

peneliti mengenai piutang di perusahaan. Serta penelitian ini merupakan

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Publik

(S.AP).

b. Bagi Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung

Sebagai bahan saran dan pertimbangan dalam memperbaiki kinerja

keuangan khusunya piutang kategori rumah tinggal dapat mendapatkan

solusi untuk menyelesaikannya.

c. Bagi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Sebagai bahan bacaan dan rujukan bagi mahasiswa program studi

Administrasi Publik pada khususnya dan mahasiswa Universitas Islam

Negeri Sunan Gunung Djati Bandung pada umumnya.

F. Kerangka Pemikiran

Pengelolaan sampah memang banyak sekali menimbulkan masalah dan

sampai sekarangpun belum dapat terselesaikan adapun dalam kategori rumah

tinggal yang menurut data dari PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota

Bandung komposisi pembuangan sampah terbesar sekota bandung ini sudah jelas

banyak menimbulkan masalah, salah satu masalah yang peneliti soroti adalah

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

11

pembayaran retribusi jasa pengelolaan sampah yang sering sekali masyarakat

mengabaikan, sedangkan ini justru sangat penting karena dari retribusi tersebut

tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur

ulang sampah sehingga tidak terlalu menumpuk sampah dan dapat diminimalisir

peredarannya.

Retribusi sampah adalah sumber pendapatan satu-satunya dari PD

(Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota Bandung sudah sangat jelas jika

masyarakat enggan membayar akan terasa sangat rugi bagi PD (Perusahaan

Daerah) Kebersihan. Salah satu faktor masyarakat enggan membayar dikarenakan

masyarakat merasa dirugikan karena harus membayar 2 kali kepada RT/RW dan

PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan namun sebenarnya memang ada pemisahan

antara swakelola RT/RW dengan PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan sampah

yang diangkut dari rumah menuju pengangkutan ke TPS (Tempat Pemungutan

Sampah) diangkut berdasarkan swakelola RT/RW jadi sudah jelas uang

retribusinya untuk membayar jasa orang yang mengangkut sampah tersebut,

namun pengangkutan sampah dari TPS (Tempat Pemungutan Sampah) menuju ke

TPA (Tempat Pemungutan Akhir) itu tanggung jawab PD (Perusahaan Daerah)

Kebersihan Dengan diangkut oleh truck pengangkut sampah hingga ke TPA

(Tempat Pemunutan Akhir) jadi sudah jelas memang mekanismenya seperti itu

namun masih saja terjadi masyarakat yang enggan membayar karena berbagai

alasan dan terkadang membayar tidak sesuai dengan tarif yang di tentukan oleh

PERWAL (PERATURAN WALIKOTA) NO 316 TAHUN 2013 tentang Tarif

Jasa Pengelolaan Sampah, sebenarnya jika sesuai dengan aturan tarif di peraturan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

12

walikota juga belum maksimal pendapatan PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan

karena kalo dilihat dari daya listrik satu rumah terkadang ada beberapa kepala

keluarga dan yang memiliki kamar kost yang disewakan hanya satu daya listrik

jelas sangat dirugikan karena yang menempati rumah tidak hanya satu keluarga

namun beberapa keluarga jelas pembuangan sampah perhari juga akan meningkat,

dengan adanya permasalahan tersebut penulis menyimpulkan bahwa

permasalahan piutang masyarakat kepada PD (Perusahaan Daerah) kebersihan

perlu di Analisis lebih lanjut sehingga dapat menemukan solusi dan

meminimalisir permasalahannya.

GAMBAR 1.2

ALUR PENGANGKUTAN SAMPAH

(Sumber: PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota Bandung)

Analisis piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aset dan arus laba

perusahaan yang saling terkait. Pengalaman menunjukan bahwa perusahaan tidak

dapat menagih semua piutangnya. Meskipun keputusan mengenai kolektabilitas

(ketertagihan) dapat dibuat kapan saja, kolektabilitas piutang dalam satu

kelompok hanya dapat di estimasi berdasarkan pengalaman masa lalu, dengan

penyisihan yang layak berdasarkan ekonomi saat ini, industri dan kondisi debitur.

Risiko analisis ini adalah pengalaman masa lalu mungkin bukan alat prediksi yang

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

13

layak atas kerugian masa depan, atau mungkin kita gagal mencerminkan kondisi

terkini. Kerugian piutang dapat menjadi sangat berarti dan mempengaruhi baik

aset lancar serta laba bersih sekarang dan masa depan.

Dalam praktiknya perusahaan melapurkan piutang sebesar nilai realisasi

bersih (net realizable value) jumlah piutang total dikurangi penyisihan piutang tak

tertagih (kadang-kadang disebut juga piutang sangsi atau piutang ragu-ragu)

manajemen mengestimasi penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan

pengalaman, kondisi pelanggan exspektasi ekonomi dan industri, dan kebijakan

penagihan. Piutang tak tertagih dihapus mengurangi penyisihan (sering kali

dilaporkan sebagai pengurangan piutang di neraca), dan ekspektasi kerugian

dicakup dalam beban operasi periode berjalan. Penilaian kualitas laba seringkali

di pengaruhi oleh analisis piutang dan oleh kolektabilitasnya. Analisis harus peka

terhadap perubahan pada akun penyisihan. Akun ini dihitung relatif berdasarkan

penjualan, piutang atau kondisi industri dan pasar. (Subramanyam, 2014:275)

Piutang menurut K.R SUBRAMANYAM dan JOHN J. WILD (2014:276)

(receivables) merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau

jasa atau pemberian pinjaman uang. Piutang mencakup nilai jatuh tempo yang

berasal dari aktivitas seperti sewa dan bunga. Piutang usaha (account

receivables) mengacu pada janji lisan untuk membayar yang berasal dari

penjualan produk dan jasa secara kredit. Piutang diklasifikasikan sebagai aset

lancar jika diharapkan akan direalisasi atau di tagih dalam waktu satu tahun atau

satu siklus operasi, tergantung dari mana yang lebih panjang. (Subramanyam,

2014:275)

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

14

Analisis Piutang K.R SUBRAMANYAM dan JOHN J. WILD meskipun

opini wajar tanpa pengecualian dari auditor memberikan keyakinan akan validitas

dan penilaian piutang, analisis kita harus mengakui kemungkinan adanya

kesalahan prosedur atau penilaian audit. Kita juga harus waspada terhadap insentif

manajemen (dan auditor) dalam melaporkan laba dan aset. Dengan

memperhatikan hal tersebut, terdapat pertanyaan penting dalam analisis piutang

kita. (Subramanyam, 2014:276)

Risiko kolektabilitas (ketertagihan). Sebagian besar penagihan piutang tak

tertagih berdasarkan pengalaman masa lalu, mekipun penyisihan dilakukan untuk

ekonomi terkini yang membaik, industri dan kondisi debitur. Dalam praktiknya,

manajemen seringkali lebih mementingkan pengalaman masa lalu hanya karena

kondisi ekonomi dan industri sulit di prediksi. Analisis harus mempertimbangkan

bahwa meskipun pendekatan dengan rumus untuk menghitung penyisihan piutang

tak tertagih mudah dan praktis, perhitungan ini mencerminkan penilaian mekanik

yang menghasilkan kesalahan. Analisis harus bersandar pada pengetahuan kita

mengenai kondisi industri untuk dapat menilai penyisihan piutang dengan andal.

Informasi penuh untuk menilai resiko kolektabilitas biasanya tidak dicangkup

dalam perusahaan, alat analisis untuk memeriksa kolektabilitas mencakup :

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

15

1. Memeriksa konsentrasi pelanggan-resiko meningkat jika piutang

terkonsentrasi pada satu atau sedikit pelanggan.

Piutang seharusnya tidak terkonsentrasi kepada satu pelanggan sehingga

tingkat ketertagihan piutang ini resikonya kecil dapat tertagih jika hanya

terkonsentrasi pada satu pelanggan, akan tetapi piutang harus difokuskan

kepada semua pelanggan dikarenakan perusahaan jasa dan jasa yang

perusahaan berikan semua masyarakat menikmati dampaknya, oleh karena itu

resiko ketertagihan piutang akan besar dapat tertagih jika semua pelanggan

difokuskan dalam ketertagihannya.

2. Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan atau

perpanjangan (renewal) dari piutang atau wesel tagih masa lalu.

Dalam penentuan piutang pengalihan/perpanjangan sesuai dengan waktu

estimasi piutang tak tertagih setiap satu tahun sekali piutang di perpanjang

dan setiap tiga tahun piutang akan dihapuskan sesuai dengan syarat yang

berlaku diperusahaan tersebut jika estimasi piutang tak tertagih benar-benar

terjadi.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/8595/4/4_bab1.pdf · tentunya PD kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah sehingga

16

Gambar 1.3

Kerangka Pemikiran