bab i pendahuluan a. latar belakang penelitian · bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ......

59
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang memiliki fungsi penghimpunan dana masyarakat. Dana yang telah terhimpun, kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat. Kegiatan bank mengumpulkan dana disebut dengan kegiatan funding. Sementara, kegiatan menyalurkan dana kepada masyarakat oleh bank disebut kegiatan financing atau lending. Menurut Rahmadi Usman (2001:59) bank adalah lembaga keunagan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalulitas pembayaran dan predaran uang. Berdasarkan perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank Muamalat sebagai salah satu bank syariah pertama dan menjadi pioneer bagi bank syariah lainnya yang telah lebih dahulu menerapkan sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998, telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya. Sementara perbankan yang menerapkan sistem syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan. Hal tersebut terjadi karena sistem yang dianut atau digunakan bank berbeda, untuk bank konvensional mengandalkan sistem bunga sebagai alat untuk mengatur stabilitas bank sementara bank syariah menganut sistem bagi hasil (profit and loss sharing) yang bermakna untung dan rugi ditanggung bersama yaitu bank dan nasabahnya, oleh karena itu diperkirakan dampak kepada pembiayaan karena setiap pembiyaan yang diberikan oleh bank syariah harus terdapat underlying transaction dibelakangnya. Inflasi menjadi salah satu indikator makroekonomi yangpenting dalam perekonomian indonesia. Inflasi sangat mempengaruhi aktifitas pelaku ekonomi baik itu disektor rill maupun disektor rmoneter. Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil mata uang suatu negara. (Khalwaty, 2001: 5). Inflasi

Upload: vuxuyen

Post on 14-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang memiliki fungsi

penghimpunan dana masyarakat. Dana yang telah terhimpun, kemudian disalurkan

kembali kepada masyarakat. Kegiatan bank mengumpulkan dana disebut dengan

kegiatan funding. Sementara, kegiatan menyalurkan dana kepada masyarakat oleh

bank disebut kegiatan financing atau lending. Menurut Rahmadi Usman (2001:59)

bank adalah lembaga keunagan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan

jasa-jasa dalam lalulitas pembayaran dan predaran uang.

Berdasarkan perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi

tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank Muamalat sebagai salah

satu bank syariah pertama dan menjadi pioneer bagi bank syariah lainnya yang telah

lebih dahulu menerapkan sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.

Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998, telah menenggelamkan bank-bank

konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya.

Sementara perbankan yang menerapkan sistem syariah dapat tetap eksis dan mampu

bertahan. Hal tersebut terjadi karena sistem yang dianut atau digunakan bank

berbeda, untuk bank konvensional mengandalkan sistem bunga sebagai alat untuk

mengatur stabilitas bank sementara bank syariah menganut sistem bagi hasil (profit

and loss sharing) yang bermakna untung dan rugi ditanggung bersama yaitu bank

dan nasabahnya, oleh karena itu diperkirakan dampak kepada pembiayaan karena

setiap pembiyaan yang diberikan oleh bank syariah harus terdapat underlying

transaction dibelakangnya.

Inflasi menjadi salah satu indikator makroekonomi yangpenting dalam

perekonomian indonesia. Inflasi sangat mempengaruhi aktifitas pelaku ekonomi

baik itu disektor rill maupun disektor rmoneter. Inflasi adalah suatu keadaan yang

mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin

merosotnya nilai riil mata uang suatu negara. (Khalwaty, 2001: 5). Inflasi

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 2

menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap seluruh sektor perekonomian,

sehingga nilai rupiah mengalami penurunan terhadap valuta asing yang diperkirakan

mempengaruhi likuiditas dan profitabilitas bank syariah di Indonesia.

Likuiditas adalah rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya dan memenuhi permohonan kredit atau pembiayaan

dengan cepat. Sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah perbandingan antara

kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga (Giro, Tabungan, Deposito dan

kewajiban jangka pendek lainnya). Hampir sama pengertian LDR dengan Financing

to Deposit Ratio (FDR) diartikan sebagai perbandingan antara total pembiayaan

yang diberikan dengan dana yang berhasil dihimpun oleh bank yang terdiri dari dana

pihak ketiga (DPK) Ditambah dengan ekuitas (Lisa Narulia & Suryadi H.S,2006

dalam penelitian Dedi Sutomo, 2009).

Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam aritmatika yang digunakan

untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih data keuangan (Lisa Narulia &

Suryadi H.S, 2006 dalam penelitian Dedi Sutomo, 2009). Dari rasio itulah yang akan

dijadikan sumber informasi dan pedoman prosedur kerja oleh pihak bank serta

menjadi dasar pengambilan keputusan oleh pihak lain yang berkepentingan terhadap

bank tersebut. Salah satu rasio yang digunakan sebagai sumber informasi dan

analisis adalah rasio likuiditas atau lebih spesifiknya Loan to Deposit Ratio (LDR)

dan dalam bank syariah sendiri rasio ini lebih sering dikenal dengan istilah

Financing to Deposit Ratio (FDR), dimana jika dilihat secara rumus adalah total

pembiayaan dibagi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari tabungan, deposito,

dan giro. Sisi pendanaan perbankan syariah mengalami peningkatan cukup

tinggi yang berasal dari nasabah korporasi, dimana pada tahun 2009 DPK

mengalami pertumbuhan sebesar 41,84% dibandingkan tahun 2008 dengan

pertumbuhan DPK 31,56%,. Penyebab meningkatnya DPK salah satunya

disebabkan oleh imbal hasil perbankan syariah relatif lebih menguntungkan

dibandingkan imbal hasil perbankan konvensional, selain itu kegiatan

sosialisasi yang memperkenalkan produk perbankan syariah yang banyak

ragamnya mampu menarik perhatian para nasabah (Kajian Stabilitas Bank

Indonesia, 2009).

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 3

Penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah selama tahun 2009 telah

mencapai nilai Rp 46,9 triliun, bertumbuh 22,74% year on year (yoy)

mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan pembiayaan tahun

2008 sebesar 36,70%. Walaupun demikian pertumbuhan penyaluran

pembiayaan bank syariah masih lebih baik dibandingkan penyaluran kredit

oleh bank konvensional nasional yang hanya bertumbuh 9,96%. Penurunan

penyaluran dana tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh masih lemahnya

permintaan ekspor dan penurunan harga berbagai komoditas, belum pulihnya daya

beli masyarakat, biaya ekonomi tinggi yang berdampak pada adanya

pembatasan ekspansi usaha dan pengurangan konsumsi. (Kajian Stabilitas Bank

Indonesia, 2009).

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa bank berfungsi sebagai

lembaga penghimpun dan penyalur bagi pengguna dana ini dalam aktifitasnya

sangat besar sehingga dapat mengalami kekurangan atau kelebihan likuditas.

Kekurangan likuditas dapat terjadi ketika adanya perbedaan jangka waktu

antara penerimaan dan penanaman dana, sedangkan kelebihan likuditas terjadi

ketika dana yang terhimpun belum disalurkan kepada pihak-pihak yang

membutuhkan.

Untuk mengatasi hal tersebut dan mengendalikan uang yang beredar,

Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan moneter dengan melakukan Operasi Pasar

Terbuka (OPT) berdasarkan prinsip syariah, dalam bentuk Sertifikat Wadiah

Bank Indonesia (SWBI) yang saat ini telah digantikan dengan instrumen Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS). SBIS merupakan instrumen yang dibutuhkan

oleh bank syariah sebagai sarana investasi sehingga diperkirakan akan

mempengaruhi tingkat likuditas serta tingkat profitabilitas Bank Syariah.

Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur

kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on

Equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on Asset (ROA) pada

industri perbankan. Keduanya dapat digunakan dalam mengukur besarnya

kinerja keuangan pada industri perbankan. ROA memfokuskan kemampuan

perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 4

ROE hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan

dalam bisnis tersebut (Siamat, 2002 dalam penelitian Budi Ponco, 2008).

Dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan dan

mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Dalam hal ini ROA merupakan rasio

antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA

menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian

(return) semakin besar. Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas

perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan

profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana pengaruh variable Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

dan Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS) terhadap Financing To Deposit

Ratio (FDR) ?

2. Bagaimana variabel Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Pasar

Uang Antar bank Syariah (PUAS) berpengaruh terhadap Return On Assets

(ROA) ?

3. Bagaimana pengaruh total secara langsung dan tidak langsung variable Inflasi,

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pasar Uang Antar bank Syariah

(PUAS) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Assets (ROA)

?

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 5

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

bunga, dalam lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya

dikembangkan berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Atau dengan

kata lain Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan

pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran

uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah Islam. (Muhammad,

2005:13)

Menurut Veithzal Rivai dkk (2007:733) Bank Syariah adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip islam, yaitu aturan perjanjian

(akad) antara bank dengan pihak lain (nasabah) berdasarkan hukum islam.

1. Falsafah Operasional Bank Syariah dan Kegitan Bank

Setiap lembaga keuangan syariah, mempunyai falsafah mencari

keridhaan Allah SWT untuk memperoleh kebajikan di dunia dan akhirat. Oleh

karena itu, setiap kegiatan lembaga keuangan yang dikhawatirkan menyimpang

dari tuntunan agama, harus dihindari, diantaranya menjauhkan diri dari unsur riba,

caranya:

a. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka secara pasti

keberhasilan suatu usaha (QS. Luqman :34).

b. Menghindar penggunaan sistem prosentasi untuk pembebanan biaya terhadap

hutang atau pemberian imbalan terhadap simpanan yang mengandung unsur

melipatgandakan secara otomatis hutang/simpanan tersebut hanya karena

berjalannya waktu. (QS. Ali Imran :130).

c. Menghindari penggunaan sistem perdagangan/penyewaan barang ribawi

dengan imbalan barang ribawi lainnya dengan memperoleh kelebihan baik

kuantitas maupun kualitas. (HR. Muslim, Bab Riba No. 1551 s/d 1567).

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 6

d. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka tambahan atas

hutang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai hutang secara sukarela.

(HR. Muslim, Bab Riba No. 1569 s/d 1572).

e. Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan, dengan mengacu pada QS.

Al Baqarah ayat 275 dan QS. An Nisa ayat 29, maka setiap transaksi

kelembagaan syariah harus dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan

perdagangan atau transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara uang

dengan barang. Akibatnya pada kegiatan muamalah berlaku prinsip ada

barang/jasa uang dengan barang, sehingga akan mendorong produksi

barang/jasa, mendorong kelancaran arus barang/jasa, dapat dihindari adanya

penyalahgunaan kredit, spekulasi dan inflasi. (Muhammad, 2005:75)

B. Manajemen Aset dan Likuiditas Bank Syariah

Menurut Muhammad (2005:262) manajemen asset adalah upaya yang dilakukan

oleh bank syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari

aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktivitas financing, dengan harapan bank

bersangkutan mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.

Menurut Zainul Arifin (2003:144) sebagaimana bank konvensional, bank

syariah pun merupakan lembaga itermediasi antara penabung dan investor.

Perbedaan pokoknya terletak pada prinsip bagi hasil dan berbagi risiko yang melandasi

sistem operasionalnya. Hal ini antara lain tercemin pada karakteristik berikut:

1. Berbeda dengan bank konvensional, bank Islam hanya menjamin pembayaran

kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (wadi’ah), tetapi tidak

menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment

Deposit/mudharabah Deposit). Bank Islam juga tidak menjamin keuntungan atas

deposito pada bank syariah tergantung kinerja bank, tidak sebagaimana bank

konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasarkan

tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya.

2. Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana setiap

modal adalah berisiko. Oleh karena itu hubungan kerjasama antar bank Islam

dengan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan berbagi risiko Proft

and Loss Sharing (PLS).

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 7

3. Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank Islam menggunakan

model pembiayaan syariah (Islamic models of financing) yaitu PLS dan non-PLS.

sehubungan dengan itu bank Islam melakukan pooling dana-dana nasabah dan

berkewajiban menyediakan manajemen investasi yang profesional.

Berdasarkan karakteristik tersebut, maka risiko yang dihadapi oleh bank

syariah lebih terfokus pada risiko likuditas dan risiko kredit dan tidak akan pernah

mengalami risiko fluktuasi tingkat bunga. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

manajemen asset/liabilitas itu akan bertemu di suatu kondisi yang sinkron untuk

memenuhi kebutuhan likuiditas, bank syariah harus menempatkan dana yang telah

dihimpun lalu menyalurkan ke instrumen-instrumen likuiditas.

Likuiditas pada umumnya adalah mengenai posisi uang kas suatu perusahaan

dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban (membayar utang) yang jatuh

tempo tepat pada waktunya. Apabila dikaitkan dengan lembaga bank, berarti

kemampuan bank setiap waktu untuk membayar utang jangka pendeknya apabila tiba-

tiba ditagih oleh nasabah atau pihak-pihak terkait. Jadi yang dimaksud likuiditas di

sini adalah kemudahan mengubah asset menjadi uang tunai dari masing-masing

bank yang bersangkutan. Dalam pengelolaan dana, bank akan mengalami salah satu

dari tiga hal di bawah ini:

1. posisi seimbang (squere), di mana persediaan dana sama dengan kebutuhan

dana yang tersedia.

2. posisi lebih (long), di mana persediaan dana lebih dari kebutuhan dana yang

tersedia.

3. posisi kurang (short), di mana persediaan dana kurang dari kebutuhan dana.

Dalam kegiatan operasional, bank dapat mengalami kelebihan atau kekurangan

likuiditas. Apabila terjadi kelebihan, maka hal itu dianggap sebagai keuntungan bank.

Sedangkan jika terjadi kekurangan likuiditas, maka bank memerlukan sarana untuk

menutupi kekurangan tersebut. (Wirdyaningsih dkk., 2005:140)

Menurut Zainul Arifin (2005:164) salah satu kendala operasional yang

dihadapi oleh perbankan islam adalah kesulitan dalam mengelola likuiditasnya secara

efisien. Hal itu terlihat pada beberapa gejala, antara lain:

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 8

1. Tidak tersedianya kesempatan investasi segera atas dana-dana yang diterimanya.

Dana-dana tersebut terakumulasi dan menganggur untuk beberapa hari sehingga

mengurangi rata-rata pendapatan mereka.

2. kesulitan mencairkan dana investasi yang sedang berjalan, pada saat ada

penarikan dana dalam situasi krisis.

Memenuhi kebutuhan likuiditas seringkali sama kompleksnya dengan

mengestimasikan kebutuhan likuiditas itu sendiri, tetapi tidak ada cukup kebijakan

dan prosudur untuk memenuhinya. Pada prinsipnya likuiditas adalah kemudahan

mengubah asset menjadi uang tunai dengan sedikit atau tanpa berkurang nilainya.

C. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Pada perbankan syariah tidak mengenal kredit (loan) dalam penyaluran

dana yang dihimpunnya. Oleh karena itu, aktifitas penyaluran dana yang dilakukan

bank syariah lebih mengarah kepada pembiayaan (financing). Hutang merupakan

sesuatu yang harus dihindari dalam perbankan syariah. Rumus perhitungan likuiditas

ini dikonversi karena masih dalam terminologi yang sama yaitu fungsi intermediasi

perbankan, terutama dalam aspek penyaluran dana yang telah dihimpunnya untuk

mendapatkan gain profit.

FDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito

berjangka, giro, tabungan dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi

permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya. Rasio ini menggambarkan sejauh

mana simpanan digunakan untuk pemberian pinjaman. Rasio ini juga dapat mengukur

tingkat likuiditas. FDR disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga

yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk

kredit. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat likuditas bank tersebut.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993,

besarnya FDR ditetapkan oleh Bank Indonesia tidak boleh melebihi 110%. Yang

berarti bank boleh memberikan kredit atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak

ketiga yang berhasil dihimpun asalkan tidak melebihi 110% (Muhammad, 2005:55).

Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendah

kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah

dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar. Rasio yang tinggi

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 9

menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau relatif

tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid

dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan. Oleh karena itu,

rasio ini juga dapat memberi isyarat apakah suatu pinjaman masih dapat mengalami

ekspansi atau sebaliknya harus dibatasi.

Sebagai tindak lanjut pengembangan perbankan syariah, Bank Indonesia (BI)

telah mengelurkan beberapa ketentuan yang berkaitan dengan perbankan syariah:

1. Giro Wajib Minimum (GWM)

Giro wajib minimum adalah simpanan minimum bank umum dalam giro

pada Bank Indonesia (BI) yang besarnya ditetapkan oleh bank indonesia

berdasarkan persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Giro minimum

ini merupakan kewajiban bank dalam rangka mendukung pelaksanaan prisnsip

kehati-hatian bank dan berperan pula sebagi insrumen moneter untuk

mengendalikan uang beredar (Muhammad 2005:377).

2. Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS)

Menurut Muhammad Syafi’i Antonio (2001:183) Pasar uang (money

market) adalah di mana diperdagangkan surat-surat berharga jangka pendek. Pasar

valuta asing (foregign exchange market) adalah pasar di mana diperdagangkan

surat-surat berharga dalam satu mata uang dengan melibatkan mata uang lain.

Sedangkan, menurut Herman Darmawi (2006:98) pasar uang antar bank atau

sering disebut interbank call money market merupakan salah satu sarana untuk

memenuhi likuiditas bank-bank karena kalah kliring. Pasar uang antar bank

pada dasarnya adalah kegiatan pinjam-meminjam dana antar satu bank dengan

bank lainnya. Transaksinya bisa dilakukan secara langsung melalui telepon atau

lembaga kliring.

a. Mekanisme Pasar Uang

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 10

Mekanisme pasar uang berbeda dengan pasar modal yang tradingnya

dilakukan melalui Bursa atau Stock Exchange. Sesuai dengan karakteristiknya

maka pasar uang ini bersifat abstrak, tidak ada tempat khusus seperti halnya

pada pasar modal. Transaksi pasar uang secara over the counter market

(OTC), dilakukan oleh setiap peserta melalui desk atau dealing room masing-

masing peserta.

Sarana yang digunakan dalam melakukan transaksi pasar uang dapat

berupa:

1) Reuters monitor dealing screen (RDMS)

2) Telex

3) Telepon

4) Fax

5) Sarana telekomunikasi lain yang diperkenankan untuk transaksi

b. Transaksi Pasar Uang Antarbank Syariah

Menurut Veithzal Rivai dkk (2007:859) PUAB adalah sarana pinjam

meminjam yang dilakukan antarbank dengan menggunakan telepon atau

melalui Ruter. Setiap bank yang meminjam akan menerbitkan promes,

sedangkan bank pemberi akan menerbitkan nota kredit. Sedangkan PUAS

adalah kegiatan investasi jangka pendek dalam rupiah antarpeserta pasar

berdasarkan prinsip mudharabah.

Menurut Fatwa DSN MUI No. 37/DSN-MUI/2002, pengertian

PUAS adalah kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antarpeserta pasar

berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Menurut Pasal 1 butir (4) Peraturan Bank Indonesia No.

2/8/PBI/2000, yang telah diubah menjadi No. 7/26/PBI/2005 pengertian

PUAS adalah kegiatan investasi jangka pendek dalam rupiah antarpeserta

pasar berdasarkan prinsip Mudharabah. (Wirdyaningsih dkk, 2005:142)

c. Mekanisme Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) dan Penyelesaian Transaksi

Mekanisme perdagangan surat-surat berharga berbasis syariah harus

tetap berkaitan dan berada dalam batas-batas toleransi dan ketentuan-ketentun

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 11

berdasarkan syariah, untuk memahami mekanisme Pasar Uang Antarbank

Syariah (PUAS) dapat digambarkan sebagai berikut :

Skema Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah

(Sumber: Muhammad, 2005:39)

1) Bank penanam dana pada sertifikat IMA melakukan pembayaran kepada bank

penerbit dengan menggunakan nota kredit melalui kliring, bilyet giro

Bank Indonesia atau transfer dana secara elektronis, disertai tembusan

sertifikat IMA.

2) Pemindahan sertifikat IMA hanya dapat dilakukan oleh bank penanam

dana pertama, sedangkan dana kedua tidak diperkenankan lagi

memindahtangankan kepada bank lain sampai berakhirnya jangka waktu.

Agar bank penerbit sertifikat wajib memberitahukan kepemilikan sertifikat

tersebut kepada bank penerbit.

3) Pada saat sertifikat IMA jatuh waktu, penyelesain transaksi dilakukan oleh

bank penerbit dengan melakukan pembayaran kepada pemegang sertifikat

terakhir sebesar nilai nominal investasi (face value), sedangkan imbalan

dibayar pada awal bulan berikutnya. pembayaran tersebut dapat dilakukan

dengan mengguanakan nota kredit melalui kliring, bilyet giro Bank

Indonesia atau transfer dana secara elektronis.

d. Perhitungan Imbalan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 12

Besarnya imbalan sertifikat IMA yang dibayarkan pada awal bulan

dihitung atas dasar tingkat realisasi imbalan deposito investasi mudharabah

pada bank penerbit imbalan dimaksud sesuai dengan jangka waktu deposito

investasi mudharabah seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel Perhitungan Imbalan Berdasarkan Jangka Waktu

(Sumber: Muhammad, 2005: 394)

Rumus perhitungan imbalan Sertifikat IMA adalah sebagai berikut:

X = P x R x t/360 x k

Keterangan :

X = Besarnya imbalan yang diterbitkan kepada bank penenanam dana

P = Nilai nominal investasi

R = Tingkat realisasi imbalan deposito investasi mudharabah (sebelum di

distribusikan)

t = Jangka waktu investasi

k = Nisbah bagi hasil untuk bank penanam dana

e. Perbandingan Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) Dengan Pasar Uang

Antarbank Konvensional (PUAK)

Dari keseluruhan uraian tentang PUAS di atas, maka dapat kita tarik

perbandingan antara Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah (PUAS)

dengan Pasar Uang Antarbank Konvensional (PUAK/PUAB). Dalam

perbandingan ini dapat kita lihat persamaan dan perbedaan antara keduanya.

Tabel Perbedaan PUAS dengan PUAK atau PUAB

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 13

(Sumber: Wirdyaningsih dkk, 2005: 148)

D. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Sebelumnya SBIS dikenal sebagai Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

Syariah (SWBI). Menurut Wirdyaningsih dkk (2005:149) SWBI merupakan instrumen

kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan kelebihan likuiditas

pada bank yang beroperasi dengan prinsip syariah.

Selanjutnya perubahan perundang–undangan tentang pencabutan SWBI menjadi

SBIS, berdasarkan PBI Nomor 10/11/PBI/2008, SBIS adalah surat berharga berdasarkan

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 14

prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan

oleh Bank Indonesia. SBIS diterbitkan sebagai salah satu insrumen operasi pasar

terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah

dengan menggunakan akad ju’alah (Peraturan Bank Indonesia 2008).

Ju’alah adalah suatu kontrak dimana pihak pertama menjanjikan imbalan

tertentu kepada kepada pihak kedua atas pelaksanaan suatu tugas atau pelayanan

yang dilakukan oleh pihak kedua untuk kepentingan pihak pertama (Zainul Arifin,

2009:36). Instrumen ini menjadi masukan yang positif bagi perbankan syariah.

Pasalnya, sebelum diterbitkannya SBIS ini sebelumnya menggunakan Sertifikat

Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dimana jika dibandingkan dengan SBI

konvensional memiliki perbedaan bonus atau return yang sangat berbeda. Untuk itu

bank Indonesia menerbitkan SBIS sebagai ganti SWBI setelah mendapat izin dari

Dewan Syraiah Nasional (DSN). Dalam peraturan Bank Indonesia SBI Syariah

diterbitkan melalui mekanisme lelang. Pihak yang berhak mengikuti lelang adalah Bank

Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) baru dapat mengikuti lelang

SBIS jika memenuhi persyaratan Financngl to Deposit Ratio (FDR) yang telah

ditetapkan oleh bank indonesia sebagaimana terdapat pada pasal 7 ayat (1) : BUS atau

UUS dapat memiliki SBIS melalui penjualan pembelian SBIS secara langsung atau

melalui perusahaan pialang pasar uang rupiah dan valuta asing.

1. Karakteristik Sertifikat Bank Indonesia Syaraiah :

a. Menggunakan akad Ju’alah.

b. Satuan unit sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).

c. Berjangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan.

d. Diterbitkan tanpa warkat.

e. Dapat digunakan pada bank indonesia

f. Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

2. Mekanisme dan Penyelesaian Transaksi SBIS

Dalam transaksi SBIS yang mengunakan akad Ju’alah terdapat

mekanisme-mekanisme yang harus diikuti dan dipatuhi oleh Bank Umum Syariah

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 15

(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) di dalam menjalankan mekanisme lelang

SBIS, adapun mekanisme yang harus dijalankan sebagai berikut:

a. Mekanisme Lelang SBIS

1) Bank Indonesia mengumumkan rencana lelang SBIS paling lambat pada 1

(satu) hari kerja sebelum pelaksanaan lelang SBIS, antara lain meliputi :

a) BUS dan UUS yang dapat mengikuti lelang SBIS (FDR > 80% dan tidak

sedang dikenakan sanksi pemberhentian sementara untuk mengikuti lelang

SBIS);

b) Jangka waktu SBIS;

c) Tingkat imbal, yang mengacu kepada tingkat diskonto hasil lelang

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka waktu sama yang ditebitkan

bersama dengan penerbitan SBIS dengan ketentuan sebagai berikut :

i. Dalam hal lelang SBI mengunakan metode fixed rate tender, maka

imbal SBIS ditetapkan sama dengan rata-rata tertimbang tingkat diskonto

hasil lelang SBI.

ii. Dalam hal lelang SBI mengunakan metode variabel rate tender, maka

imbalan SBIS ditetapkan sama dengan rata-rata tertimbang tingkat

diskonto hasil lelang SBI.

d) Tanggal transaksi,

e) Tanggal setelmen.

2) Pada hari pelaksanaan lelang SBIS (hari Rabu pukul 10.00 – 12.00), BUS, UUS,

Pialang mengajukan penawaran kuantitas SBIS yang dibeli kepada Bank

Indonesia cq Derektorat Pengawasan Moneter kepada Biro Operasional

Moneter (BI cq. DPM–BopM) melalui BI–SSSS.

3) BI cq DPM–BopM mengumumkan hasil lelang SBIS setelah window time

SBIS ditutup pada hari pelaksanaan lelang, secara individual kepada

pemegang lelang melalui BI–SSSS dan secara keseluruhan melalui BI–

SSSS dan sistem Laporan Harian Bank Umum (LHBU).

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 16

4) BI menetapkan kualitas pemegang lelang SBIS berdasarkan jumlah penawaran

kualitas yang diterima atau berdasarkan perhitungan kualitas secara proposional

5) BI cq. DPM–PTPM melakukan penyelesain hasil lelang SBIS pada hari kerja

yang sama dengan hari pelaksanaan lelang SBIS, dengan cara sebagi berikut:

a) Mendebet rekening giro pemenang lelang dalam rangka penyelsaian dana;

dan

b) Mengkredit rekening surat berharga pemenang lelang dalam rangka

penyelesaian surat berharga; masing-masing sebesar hasil nominal SBIS

yang dimenangkan.

6) Dalam hal BUS atau UUS tidak memiliki saldo rekening giro yang mencukupi

untuk menutup seluruh kewajiban penyelesain dana sebagimana dimaksud

pada butir 1.a sampai dengan cut-off warning Sistem BI–RTGS, maka hasil

lelang SBIS yang dimenangkan BUS atau UUS yang bersangkutan diyatakan

batal.

7) BI juga dapat membatalkan hasil lelang SBIS antara lain dalam hal penawaran

yang masuk dinilai berada di luar kewajaran dari pemikiran potensi

likuditas. Pembataln tersebut diumumkan oleh BI setelah window time ditutup

pada pada hari pelaksanaan lelang melalui BI–SSSS dan secara keseluruhan

melalui BI-SSSS dan sistem LHBU.

Adapun pengertian BI-SSSS adalah Bank Indonesia – Scripless Securities

Settlement Sistem yaitu sistem yang menghubungkan secara langsung secara

elektronik antara peserta, penyelengara dan sistem Bank Indonesia, sedangkan

BI-RTGS adalah Real Time Gross Settlement menurut PBI Nomor 10/6/PBI/2008

tentang RTGS ialah suatu sistem transfer dana elektronik antara peserta dalam

mata uang rupiah yang penyelesainnya dilakukan secara seketika per transaksi

secara inividu.

BUS dan UUS akan dikenakan sanksi jika transaksi SBIS oleh BUS atau

UUS dinyatakan batal karena dua hal. Pertama, tidak memiliki saldo rekening giro

yang cukup untuk memenuhi kewajiban penyelesaian transaksi pembelin SBIS.

Yang kedua, tidak memiliki rekening surat berharga dan saldo rekening giro

yang cukup untuk menyelesaikan transaksi pembelian SBIS. Sanksi yang akan

dikenakan adalah sebagai berikut:

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 17

1) Terdapat pembatalan hasil lelang SBIS karena saldo rekening giro yang

tidak mencukupi, BUS dan UUS dikenakan sanksi berupa teguran tertulis

dan kewajiban membayar sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nominal

SBIS yang dibatalkan atau paling banyak sebesar Rp. 1.000.000.000,00

(satu milyar rupiah) untuk setiap pembatalan.

2) Apabila dalam kurun waktu 6 (enam) bulan, BUS dan UUS telah

mendapatkan teguran tertulis sebanyak 3 (tiga) kali, maka selain

mendapatkan sanksi teguran tertulis dan kewajiban membayar, BUS dan UUS

juga dikenakan sanksi pemberhentian sementara untuk mengikuti lelang SBIS

sampai dengan lelang minggu berikutnya danlarangan mengajukan Repo SBIS

selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut (Peraturan Bank Indonesia, 2008)

b. Mekanisme Repo SBIS

Selain mekanisme lelang SBIS juga terdapat mekanisme Repo SBIS dimana

BUS dan UUS dapat merepokan SBIS miliknya kepada Bank Indonesia dengan

terlebih dahulu menandatangani perjanjian penggunaan SBIS dalam rangka Repo

SBIS. Terdapat Repo SBIS, Bank Indonesia akan mengenakan biaya kepada

BUS atau UUS. Adapun mekanisme Repo SBIS adalah sebagai berikut:

1) Bank Indonesia (BI) cq. DPM-Bop mengumumkan biaya Repo SBIS dan jangka

waktu Repo.

2) BUS dan UUS yang sebelumnya telah menandatangani Perjanjian Pengunaan

SBIS dalam tangka Repo dan tidak sedang dalam pengenaan sanksi.

3) Terhadap Repo SBIS, dikenakan Biaya repo SBIS.

4) BI cq. DPM–PTPM melakukan penyelesaaian Surat Berharga dan penyelsain

dalam rangka Repo SBIS yaitu pada waktu pelaksanaannya (Bank Indonesia,

2008).

3. Perbedaan Antara Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS)

Sebagaimana peraturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam

Peraturan Bank Indonesia No. 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 18

Syariah (SBIS) menggantikan kebijakan peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Bank

Indonesia No. 6/7/PBI/2004 tentang Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI).

SBIS dalam prakteknya menggunakan akad ju’alah yaitu mekanismenya dalam

bentuk lelang, dan lelang tersebut akan dimenangkan oleh salah satu BUS dan UUS

yang yang mengkikuti lelang dan tidak sedang kena sanksi. Sedangkan Sertifikat

Wadiah Bank Indonesia memakai akad wadiah yang berarti titipan yang

bonusnya ditetapkan oleh Bank Indonesia (Bank Indonesia, 2008).

E. Inflasi

1. Definisi Inflasi

Secara umum, inflasi berarti kenaikan harga barang/komoditas dan jasa

dalam periode waktu tertentu. Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter

karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap suatu

komoditas. (Adiwarman A. Karim, 2002:63).

2. Jenis-jenis Inflasi

Menurut Paul A. Samuelson dalam Adiwarman Azwar Karim (200:65)

berdasarkan tingkat keparahannya inflasi dapat digolongkan dalam tiga jenis inflasi

berikut:

a. Moderate inflation, adalah inflasi dengan karakteristik terjadinya kenaikan harga

secara lambat.

b. Galloping inflasion, yaitu inflasi yang terjadi pada tingkat 20% sampai dengan

200% per tahun.

c. Hyper inflasion, yaitu inflasi dengan tingkat sangat tinggi, berkisar antara

jutaan sampai triliunan per tahun.

3. Efek-efek Buruk Inflasi

Menurut Sukirno (2004:338), efek-efek buruk dari inflasi yaitu sebagai berikut

:

a. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi

Inflasi yang tinggi tingakatnya akan menggalakkan perkembangan ekonomi.

Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 19

menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya

untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan

ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan

terwujud. Kenaikan harga-harga juga menimbulkan efek buruk pula ke atas

perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang negara itu tidak

dapat bersaing di pasaran internasional, selanjutnya ekspor akan menurun.

Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai

akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor relatif murah, maka lebih

banyak impor yang dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor

yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang

asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.

b. Inflasi dan Kemakmuran Rakyat

Disamping menimbulkan efek buruk, kegiatan ekonomi negara akan

mengalami inflasi dan menimbulkan efek terhadap individu dan masyarakat.

c. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.

Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga- harga.

Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan

tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun.

d. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.

Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan

di bank, simpanan tunai dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain

yang merupakan simpanan keuangan. Nilai riinya akan menurun apabila inflasi

berlaku.

e. Memperburuk pembagian kekayaan

Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi

kemorosotan dalam nilai riil pandapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat

keuangan akan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya.

Penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan

demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan

berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang

akan menjadi semakin tidak merata.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 20

Menurut para ekonomi islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi

perekonomian karena empat hal berikut:

a. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan

(nilai simpan).

b. Melemahkan masyarakat untuk menabung.

c. Meningkatkan kecenderungan berbelanja, terutama untuk barang-barang nonprimer

dan mewah.

d. Mengarahkan investasi kepada hal-hal tidak produktif seperti penumpukan

kekayaan berupa tanah, bagunan, logam mulia, dan mata uang asing serta

mengorbankan investasi produktif seperti pertanian, industri, perdagangan dan

tranportasi (Adiwarman A. Karim, 2002:67)

4. Kebijakan untuk Mengatasi Inflasi

Kebijakan yang mungkin dilakukan pemerintah untuk mengatasi inflasi yaitu:

a. Kebijakan fiskal, yaitu dengan menambah pajak dan mengurangi pengeluaran

pemerintah.

b. Kebijakan moneter, yaitu dengan menaikkan suku bunga dan membatasi kredit.

c. Dari segi penawaran yaitu dengan melakukan langkah yang dapat mengurangi

biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak

atas pajak atas bahan mentah, melakukan penetapan harga, menggalakkan

pertambahan produksi dan perkembangan teknologi.

F. Return On Assets (ROA)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, tolal aktiva maupun modal sendiri (Agus Sartono,

2001:122). Rentabilitas adalah ukuran kemampuan bank untuk mendapatkan laba atas

penepatan asset kepada aktiva produktif yang dimiliki bank, untuk mengukur

profitabilitas bank maka dapat digunakan dengan mengunakan pendekatan yaitu

antara lain adalah dengan rasio Retrun On Asset (ROA). Retrun On Asset (ROA)

merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kondisi keuangan dari

suatu perusahaan dengan mengunakan skala tertentu atau suatu alat untuk menilai

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 21

apakah seluruh asset yang dimiliki perusahaan sudah dipergunakan semaksimal

mungkin untuk mendapatkan keuntungan (Andy Porman T, 2007:147).

ROA adalah salah satu metode penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat

rentabilitas sebuah bank, yaitu tingkat keuntungan yang dicapai oleh sebuah bank

dengan seluruh dana yang ada di bank. ROA membandingkan laba terhadap total

aset, yang dapat dicari dengan rumus berikut. (Bank Indonesia, 2006).

Dapat dikatakan ROA berfungsi unuk mengukur efektifitas perusahaan dalam

mengelola asset yang dimilikinya kemudian menempatkan kepada aktiva produktif

segingga mendapatkan keuntungan, atas pegelolaan yang baik maka akan

menikatkan laba. ketika laba menigkat akan mearik para investor (nasabah) karena

perusahaan memiliki tingat pengembalian yang baik.

G. Kerangka Berpikir

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 22

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 23

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Temuan dan Pembahasan

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan bantuan

Microsoft Excel 2003, SPSS 17.0 dan Software Amos 18 untuk dapat

mengolah data dan memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti, yaitu

terdiri dari variabel eksogen yaitu Inflasi, Sartifikat Wadiah Bank Indonesia

(SBIS) atau Sartifikat Bank Syariah Indonesia (SBIS) dan Pasar Uang

Antarbank Syariah. Sedangkan variabel endogen yaitu Financing to Deposit

Ratio (FDR) dan Return on Assets (ROA). Penjelasan lebih lanjut sebagai

berikut.

1). Analisis Deskriptif Variabel

a). Analisis Deskriptif Variabel Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara

umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar

dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi

masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi

barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya

nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu

peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga

yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap

terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus

dan saling pengaruh-mempengaruhi. Inflasi dapat digolongkan menjadi

empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi.

Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka

10% setahun; inflasi sedang antara 10% -30% setahun; berat antara

30% - 100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi

apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun. Data Inflasi yang

digunakan adalah tingkat Inflasi yang terjadi di Indonesia periode

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 24

November 2005 – Oktober 2010. Data tersebut diperoleh dari statistik

moneter pada situs www.bi.go.id.

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif data tersebut

dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut :

Gambar 4.1

Grafik Inflasi

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 25

Tabel 4.1 menunjukkan perkembangan tingkat Inflasi di Indonesia

periode November 2004 – Oktober 2010. Pada masa penelitian ini

tingkat inflasi terendah terjadi pada bulan November 2009 yaitu

sebesar 0.002 atau 0.2%, inflasi pada tahun 2009 terbilang rendah,

terjadinya inflasi ini didukung faktor internal yaitu pemerintah tidak

menaikan tarif dasar listrik dan pada Bahan Bakar Minyak (BBM) dan

diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi pada sektor rill meningkat

pada tahun 2009 yang mengakibatkan harga makanan tidak mengalami

kenaikan sehingga berimbas pada stabilnya daya beli masyrakat,

dengan setabilnya daya beli masyarakat perbankan lebih banyak

menghimpun uang dari masyarakat dan stabilnya peyarun dan untuk

masyarkat yang membutuhkannya. Sedangkan tingkat inflasi tertinggi

terjadi pada bulan Oktober 2005 yaitu sebesar 0,015 atau 0,15% jika

diperhatikan pada grafik 4.1 infalsi meningakat pada Priode Juli 2005

sampai akhir tahun mengalami peningkatan yang paling tinggi,

kenaikan ini disebabkan karena naiknya harga bensin dari Rp 2.200-

an ke angka Rp 4.000an pengeluaran masyarakat otomatis menjadi

meningakat 40% (detik.com), meningakatnya harga bensin berdampak

pada terganggunya biaya produksi menjadi meningkat sehingga

mengakibatkan kenaikan pada harga makan dan berimbas pada daya

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 26

beli masyarakat yang melemah, daya beli masyarakat yang merelemah

mengakibatkan porsi saving lebih kecil dibandingkan dengan porsi

konsumsi.

b) Analisis Deskriptif Variabel Sartifikat Wadiah Bank Indonesia

(SWBI) atau Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Menurut (Wirdyaningsih dkk, 2005:149) SWBI merupakan

insrumen kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan

kelebihan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan prinsip syariah.

SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu

pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia. SBIS diterbitkan sebagai salah satu insrumen oprasi pasar

terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan

berdasarkan prinsip syarih dengan mengunakan akad ju’alah (Bank

Indonesia 2008).

SBIS merupakan salah satu mekanisme yang digunakan oleh bank

Indonesia dalam mengatur likuditas Bank Umum (BUS) dan Unit

Usaha Syariah (UUS) dalam menyediakan media untuk mengelola

likuditas bank dengan mengunakan akad ju’alah. Data posisi SBIS yang

digunakan adalah perkembangan posisi SBIS 1 bulan periode November

2004 – Oktober 2010. Data tersebut diperoleh dari situs www.bi.go.id.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 27

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat

kita lihat melalui grafik sebagai berikut :

Tabel 4.2 menunjukkan fluktuasi Sartifikat Wadiah Bank Indonesia

(SBIS) pada periode November 2004 – Maret 2008. Posisi SWBI

mulai melemah sejak Januari 2005 terendah terjadi pada bulan Oktober

2005 yaitu sebesar Rp. 317.000 Juta, jika dilihat nominal Financing to

Deposit (FDR) pada Priode Oktober 2005 adalah sebesar 111,31%.

Artinya, jumlah FDR diatas 80% yaitu posisi ideal yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia (BI) tetapi hal tersebut tidak medorong posisi

SWBI meningkat karena Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha

Syariah (UUS) menempatkan dananya tersebut pada pembiayaan

tercatat porsi pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah pada

bulan Oktober 2005 sebesar Rp 15.121.483 Juta, jumlah pembiayaan

meningkat dari bulan sebelumnya yaitu sebesar Rp 14.753.299 Juta

(Setatistik Perbankan Syariah, 2005). posisi tersebut disebabkan

karena sektor rill mengalami peningkatan yang mengakibatkan

perbankan lebih memilih menyalurkan dana tersebut pada sektor

pembiayaan walaupun risiko yang akan dihadapi cukup besar

dibanding penempatan pada bonus SWBI tetapi keutungan yang

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 28

didapat lebih besar dibandingkan dengan bonus SWBI begitu juga

sebaliknya.

Selanjutnya SWBI cenderung bergerak fluktuasi dari bulan ke

bulan, tingkat SWBI tertinggi terjadi pada Januari 2008 yaitu sebesar

3.189.000 Juta, jika pada Priode Febuari 2007 mengalami penikatan

maka hal tersebut dapat diprediksikan bahwa sektor rill yaitu bagi hasil

kurang memberikan keuntungan dan risikonya terlalu besar terhadap

perbankan sehingga Bank Umum Syariah (BUS) dan (Unit Usaha

Syariah) lebih baik menepatkan dananya pada insurumen likuditas

antara lain SWBI. Pada bulan April 2008 Bank Indonesia

menerbitkan instrumen likuiditas untuk bank syariah yaitu Sertifikat

Bank Indonesia Syariah sebagaimana Peraturan Bank Indonesia No.

10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Pada

periode April 2008 – Oktober 2010, posisi SBIS terendah terjadi pada

September 2008 yaitu sebesar Rp. 413.000 Juta, pada Priode

Septembar 2008 Financing to Deposit (FDR) mengalami peningakatan

yang yaitu Priode sebelumnya 111,3 % menurun dari bulan

sebelumnya 112,2 %. Artinnya, bank syariah lebih banyak

menempatkan dananya pada pembiayaan, tercataat pada Priode

sebelumnya Rp 36.571.761 Juta meningkat menjadi 37.680.587 Juta.

Artinya, perbankan syariah lebih banyak menempatkan dananya pada

pembiayaan ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi pada sektor rill

meningakat (Setatistik Perbankan Indonesia, 2008). posisi SBIS

cenderung bergerak fluktuatif dari bulan ke bulan, SBIS tertinggi

terjadi pada Febuari 2008 yaitu sebesar Rp. 3.717.000 juta, pada

kondisi ini SBIS lebih menarik dibandigkan menepatkan dananya pada

sektor rill.

c) Analisis Deskriptif Variabel Pasar Uang Antarbank Syariah

(PUAS)

Menurut Pasal 1 butir (4) Peraturan Bank Indonesia No.

2/8/PBI/2000, yang telah diubah menjadi No. 7/26/PBI/2005 pengertian

PUAS adalah kegiatan investasi jangka pendek dalam rupiah

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 29

antarpeserta pasar berdasarkan prinsip Mudharabah. Sedangkan

penegrtian mudharabah pada Pasal 1 butir (5) PBI tersebut adalah

”perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan

kegiatan usaha guna memperoleh keuntungan, dan keuntungan tersebut

akan dibagikan kepada kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang

telah disepakati sebelumnya. (Wirdyaningsih dkk, 2005:142). Data PUAS

yang digunakan adalah volume transaksi antar bank berdasarkan prinsip

syaria yang digunakan periode yaitu November 2004 – Oktober 2010.

Data tersebut diperoleh dari situs www.bi.go.id.

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif data tersebut dapat

kita lihat melalui grafik sebagai berikut :

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 30

Pada tabel 4.3 jika dilihat secara keseluruan terjadi

peningkatan dari tahun ketahun yang artinya perbakan syariah

menempatkan dana yang mengagur untuk mendapatkn keuntungan

atas penempatan dananya pada insumen pasar uang syriah dimana akad

yang digunakan mengunakan akad mudharabah sehingga lebih aman

dan memberi keutungan bagi bank.

d) Analisis Deskriptif Financing to Deposit Ratio (FDR)

FDR disebut juga rasio pembiayaan terhadap total dana pihak

ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang

disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Penyaluran pembiayaan

merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan

utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besarnya penyaluran

dana dalam bentuk kredit relatif bila dibandingkan dengan deposit

atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi

semakin besarnya risiko yang ditanggung oleh bank yang

bersangkutan. Sehingga FDR dapat dirumuskan dengan :

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 31

Data Financing to Deposit Ratio yang digunakan adalah

perkembangan FDR pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah yaitu periode November 2004 – Oktober 2010. Data

tersebut diperoleh dari situs www.bi.go.id.

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita

lihat melalui grafik sebagai berikut :

Perkembangan Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank

Umum Syariah (BUS) Dan Unit Usaha Syariah (UUS) Indonesia

periode November 2004 - Oktober 2010. Pada masa penelitian ini

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 32

jumlah FDR terendah terjadi pada bulan Januari 2010 yaitu sebesar 89,1

% atau 0,891, hal ini disebabkan karena total pembiayaan yang

disalurkan lebih kecil dibandingkan dengan Dana Pihak Ketiga

(DPK) yang terhimpuan, untuk total pembiayaan adalah sebesar Rp

47.140 Milyar. Sementara DPK yang terhimpun dari nasabah sebesar Rp

53.163 Milyar. Artinya, pada kondisi ini BUS dan UUS lebih berhati-hati

menempatkan dananya pada sektor rill dan lebih tertarik untuk

menempakan dananya pada insumen likuditas salah satunya adalah

SBIS, dengan DPK sebesar Rp 53.163 Milyar BUS dan UUS

menempatkan dana pada SBIS sebesar Rp 3.373.000 Juta meningkat

dari Priode sebelumnya yaitu Rp 3.076.000 Juta (Setatistik Bank

Indonesia, 2010). Sedangkan jumlah FDR tertinggi terjadi pada

bulan Agustus 2008 yaitu sebesar 113% atau 1,130. Hal ini terjadi karena

total pembiayaan yang disalurkan lebih besar dari pada DPK yang

terhimpun, untuk total pembiayaan adalah sebesar Rp 38.528.984

Juta. Sementara DPK yang terhimpun dari nasabah sebesar Rp

34.422.283 Juta. Artinya, BUS dan UUS lebih tertarik penyaluaran

pada sektor rill, pada kondisi ini terbukti posisi SBIS yaitu Rp

1.820.000 Juta, lebih besar dibandingkan Priode sebelumnya yaitu

sebesar 2.557.000 Juta (Setatistik Perbankan, 2008). Secara

keseluruhan pergerakan FDR bergerak pada kisaran 90% samapai

dengan 100% ini berarti bank syariah masih berhati-hati menjaga

likuditasnya selain itu agar untuk menarik nasabah.

e) Analisis Deskriptif Return On Assets (ROA)

ROA adalah salah satu metode penilaian yang digunakan

untuk mengukur tingkat rentabilitas sebuah bank, yaitu tingkat

keuntungan yang dicapai oleh sebuah bank dengan seluruh dana yang

ada di bank. return on assets membandingkan laba terhadap total aset,

yang dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 33

Data digunakan adalah perkembangan Return On Assets (ROA)

yang terjadi pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha

Syariah (UUS) periode November 2004 -Oktober 2010. Data

tersebut diperoleh dari situs www.bi.go.id.

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita

lihat melalui grafik sebagai berikut :

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 34

Perkembangan Return On Assets (ROA) pada Bank Umum

Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) periode Oktober

2004 - Oktober 2010. Pada masa penelitian ini ROA semakin menurun

sejak Priode April 2005 sampai Priode Juni 2005 yaitu sebesar

0,0014 atau 0,14% hal ini disebabkan karena pada Priode 2005

terjadi krisis ekonomi sehingga sektor pembankan mengalami

gocangan dan berdampak pada profitabilitas perbankan sedangkan

ROA tertinggi terjadi pada Priode April 2009 yaitu 0,0229 atau

2,29 % ini sebabkan karna laba yang didapatkan lebih besar daripada

total assets.

2). Analisis Jalur Pengaruh Inflasi, Sartifikat Wadiah Bank Indonesia

(SBIS) dan Pasar Uang Atarbank Syariah (PUAS) Terhadap Financing

to Deposit Ratio (FDR) Serta Implikasinya Kepada Return On Assets (ROA)

Bank Syariah di Indonesia. Analisis jalur ini dibagi menjadi dua

substruktur. Substruktur yang pertama menganalisis pengaruh Inflasi, SBIS

dan PUAS sebagai variabel eksogen terhadap FDR sebagai variabel endogen.

Substruktur yang kedua menganalisis pengaruh Inflasi, SBIS, PUAS dan

FDR sebagai variabel eksogen terhadap ROA sebagai variabel endogen. Dari

hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 18, maka dapat digambarkan

diagram jalur sebagai berikut :

a) Analisis Korelasi

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 35

Korelasi antara Inflasi, SBIS dan PUAS. Dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut :

1) Analisis Korelasi

Untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai

berikut:

0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)

0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat

0,5 – 0,75 : Korelasi kuat

0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat

Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua

variabel.

Ha : Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua

variabel

Pengujian berdasarkan signifikan:

Jika probabilitas penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima.

Jika probabilitas penelitian > 0,05 maka H0 diterima dan Ha

ditolak.

(a) Korelasi Inflasi dengan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara

variabel Inflasi dan SBIS sebesar -0,354 mempunyai maksud

hubungan antara variabel Inflasi dan SBIS cukup kuat dan

berlawanan. berlawanan artinya apabila terjadi kenaikan Inflasi,

maka nilai SBIS akan mengalami penurunan, dan sebaliknya.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 36

Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar

0,005 < 0,05 maka telah cukup bukti untuk menolak Ho dan

menerima Ha sehingga korelasi signifikan.

(b) Korelasi Sertifikat Bank Indonesia Syarih (SBIS) dengan PUAS

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara

variabel SBIS dan PUAS sebesar 0,426 mempunyai maksud

hubungan antara variabel SBIS dan PUAS sangat kuat. Korelasi

dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05

maka telah cukup bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha

sehingga korelasi signifikan.

(c) Korelasi Inflasi dengan PUAS

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara

variabel Inflasi dan PUAS sebesar -0,196 mempunyai maksud

hubungan cukup kuat. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai

probabilitas sebesar 0,104 > 0,05 maka tidak cukup bukti untuk

menolak Ho dan menerima Ha sehingga korelasi tidak signifikan.

2) Analsis Jalur Pengaruh Inflasi, Sartifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) dan Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) terhadap

Financing to Deposit Ratio (FDR)

Untuk gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur pertama

adalah sebagai berikut :

Gambar 4.7

Diagram Jalur Substruktur I

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 37

(Sumber : Output AMOS 18)

Analisis jalur sub struktur yang pertama adalah menganalisis

pengaruh Inflasi, SBIS dan PUAS terhadap FDR baik secara simultan

maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan

dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple

Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat

terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel Standardized

Regression Weight. Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh

antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression Weight

kolom Probability. (Lihat Lampiran).

Adapun hasil perhitungan dengan menggunakan Software

AMOS 18 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7

Pengaruh antara Inflasi, SBIS dan PUAS terhadap FDR

(Sumber : data diolah)

Untuk melihat pengaruh Inflasi, SBIS dan PUAS secara

gabungan terhadap FDR, kita dapat melihat hasil perhitungan pada tabel 4.7

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 38

khususnya angka R square. Besarnya angka R square (r2) adalah 0,764.

Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel

Inflasi, SBIS dan PUAS secara gabungan terhadap FDR dengan cara

menghitung koefisien determinasi (KD) dengan menggunakan rumus

berikut:

KD = r2 x 100%

KD = 0,724 x 100%

KD = 72,4%

Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel

Inflasi, SBIS dan PUAS terhadap FDR secara gabungan adalah 72,4%,

sedangkan sisanya sebesar 27,6% (100%-72,4%) dipengaruhi oleh

faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas pengaruh yang dapat

diterangkan dengan menggunakan variabel Inflasi, SBIS dan PUAS adalah

sebesar 72,4%, sementara pengaruh yang disebabkan oleh variabel-

variebel lain di luar model ini adalah sebesar 27,6%.

Untuk melihat besarnya pengaruh inflasi, SBIS dan PUAS

terhadap FDR secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel 4.8,

sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas.

1) Pengaruh antara variabel Inflasi dengan FDR

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel Inflasi

dengan FDR, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara inflasi dengan FDR.

Ha : Ada hubungan linier antara inflasi dengan FDR.

Dengan kriteria sebagai berikut:

Jika probabilitas penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima.

Jika probabilitas penelitian > 0,05 maka H0 diterima = dan Ha

ditolak.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 > 0,05. Maka telah

cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 39

linier antara variabel inflasi dengan FDR. Besarnya pengaruh inflasi

dengan FDR sebesar 0,405 atau 40,5%.

Inflasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

FDR. Artinya, apabila inflasi mengalami kenaikan, maka jumlah

FDR khususnya pembiayaan akan mengalami kenaikan, begitu juga

sebaliknya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ari

Cahyono (2009) bahwa inflasi memiliki pengaruh positif dan

signifikan. Setiap kenaikan pada inflasi akan meningkatkan

pembiayaan. Bila inflasi naik, maka konsep perbankan syariah adalah

bagi hasil.

Dengan konsep ini, sesungguhnya bank dan nasabah melakukan

pengikatan dalam suatu ikatan investasi bersama, dimana laba dan

rugi akan ditanggung bersama, sehingga konsep ini jelas lebih adil

dan memberi ketenangan bagi nasabah. Sedangkan dalam kondisi

inflasi turun, maka bank syariah kurang menjadi pilihan, karena

nasabah biasanya lebih memilih bank konvensional, sebab

pendapatan atau laba perusahaan akan cendrung tinggi. Namun,

sesungguhnya konsep berbagi yang diterapkan bank syariah lebih

adil dan menguntungkan kedua belah pihak dalam berbagai kondisi.

2) Pengaruh antara Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara SBIS

terhadap FDR, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai

berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara SBIS terhadap FDR.

Ha : Ada hubungan linier antara SBIS terhadap FDR.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 > 0,05. Maka telah

cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada

hubungan linier antara SBIS terhadap FDR. Besarnya pengaruh

SBIS terhadap FDR sebesar atau -0,630 atau -6,3%. SBIS memiliki

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 40

pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap penyaluran FDR.

Artinya, apabila terjadi kenaikan SBIS, maka FDR akan mengalami

penurunan, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori yang

dinyatakan oleh Muhammad (2005:399), SWBI atau SBIS dapat

dijadikan sarana penitipan dana jngka pendek khususnya bagi bank yang

mengalami kelebihan likuditas. Dan sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Indah Nurfitri Adi (2006) bahwa SBIS memiliki

pengaruh negatif dan signifikan. Dalam perkembangannya, perbankan

syariah kesuliatan untuk segera menyalurkan Dana Pihak Ketiga

(DPK) dalam bentukpembiayaan karena bank syariah sebagaimana

bank konvensional harus berhati-hati untuk menyalurkan DPK

melalui pembiayaan, sehingga dana yang dimilikinya lebih mudah

jika disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Dalam hal ini, return

yang lebih pasti yaitu SBIS. Dapat disimpulkan bahwa

meningkatnya posisi SBIS akan menurunkan tingkat FDR.

2) Pengaruh antara PUAS dengan Financing to Deposit Ratio

(FDR)

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel PUAS

dengan FDR, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara PUAS dengan FDR.

Ha : Ada hubungan linier antara PUAS dengan FDR.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,067 > 0,05. Maka tidak

cukup bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, tidak

ada hubungan linier antara variabel PUAS dengan FDR. Besarnya

pengaruh PUAS dengan FDR sebesar -0,126 atau 12,6 %.

PUAS memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan

terhadap FDR Artinya, apabila terjadi kenaikan PUAS, maka jumlah

FDR akan menurun, begitu juga sebaliknya.

Gambar 4.8

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 41

Diagram Jalur Substruktur II

(Sumber : Output AMOS 18)

Analisis jalur sub struktur yang kedua adalah menganalisis

pengaruh inflasi, SBIS, PUAS dan Financing to Deposit Ratio

(FDR) pada Return on Assets (ROA) baik secara simultan maupun

secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan

dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple

Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara individu

dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel Standardized

Regression Weight. Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh

antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression Weight

kolom Probability. Untuk melihat besarnya pengaruh Ketiga tabel

tersebut dapat dilihat pada lampiran. Adapun Ringkasan hasil

perhitungan dengan menggunakan Software AMOS 18 adalah sebagai

berikut :

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 42

Untuk melihat besarnya pengaruh inflasi, SBIS dan PUAS terhadap

FDR secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel 4.8, sedangkan

untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas.

1) Pengaruh antara variabel Inflasi dengan Return on Assets (ROA).

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel PUAS

dengan ROA, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai

berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara inflasi dengan ROA.

Ha : Ada hubungan linier antara inflasi dengan ROA.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,012 < 0,05. Maka telah

cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada

hubungan linier antara variabel inflasi dengan ROA. Besarnya

pengaruh inflasi dengan ROA sebesar -0, 288 atau -28,8%. Inflasi

memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan pada ROA.

Artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi, maka ROA akan

mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Epos, Mardika (2010)

bahwa inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan

terhadap ROA. Menyatakan bahwa inflasi merupakan variabel

yang signifikan dalam mempengaruhi ROA. Inflasi mempengaruhi

profit margin perbankan, ketika inflasi naik secara terus menerus

nasabah secara bersama-sama menarik uang mereka pada bank.

2) Pengaruh antara variabel Sartifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

dengan Return on Assets (ROA).

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 43

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel

SBIS dengan ROA dapat melakukan langkah- langkah analisis

sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier SBIS dengan ROA.

Ha : Ada hubungan linier antara SBIS dengan ROA.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 < 0,05. Maka telah

cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada

hubungan linier antara variabel nilai tukar rupiah dengan ROA.

Besarnya pengaruh SBIS dengan ROA sebesar 0,548 atau 54,8%.

SBIS memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada ROA.

Artinya, apabila terjadi kenaikan SBIS, maka ROA akan

mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan

teori menurut Tomas Suyanto, dkk (1997:123) Aktiva produktif

adalah semua aktiva dalam rupiah maupun dalam valuta asing

yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh

penghasilan sesuai dengan fungsinya meliputi kredit yang

diberikan, surat-surat berharga dan penempatan dana pada bank

lain dalam negri maupun luar negri.

3) Pengaruh antara variabel PUAS dengan Return on Assets (ROA).

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel PUAS

dengan ROA, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai

berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho: Tidak ada hubungan linier antara PUAS dengan ROA.

Ha: Ada hubungan linier antara PUAS dengan ROA.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 < 0,05. Maka telah

cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada

hubungan linier antara variabel PUAS dengan ROA. Besarnya

pengaruh PUAS dengan ROA sebesar 0,405 atau 40,5%. Bagi hasil

PUAS memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada ROA.

Artinya, apabila terjadi kenaikan bagi hasil pada deposit maka

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 44

ROA juga menglami peningkatan, begitu juga sebaliknya. Ini

sesuai dengan teori Muhammad (2005:392) piranti yang dalam

PUAS adalah Sertifikat IMA. Serttifikat ini digunakan sebagai

sarana investasi bagi bank yang kelebihan dana untuk mendapat

keuntungan. Artinya ketika bank kelebihan dana bank memilih

pasar uang untuk mendapatkan keuntungan atas investasinya.

4) Pengaruh antara variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) dengan

Return on Assets (ROA).

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel FDR

dengan ROA, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai

berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara FDR dengan ROA.

Ha : Ada hubungan linier antara FDR dengan ROA.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,010 < 0,05. Maka

telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada

hubungan linier antara variabel FDR dengan ROA. Besarnya

pengaruh FDR dengan ROA sebesar 0,411 atau 41,1%.

FDR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan FDR, maka ROA

juga akan mengalami kenaikan. penelitian yang dilakukan oleh

Anisyah Harahap (2006) dan Adi Stiawan (2009) menyatakan

bahwa penyaluran kredit lebih besar dari dana yang disimpan oleh

nasabah, sehingga dengan hal ini bank disatu sisi akan

memperoleh bagi hasil yang cukup besar dari debitur daripada bagi

hasil yang diberikan kepada nasabah yang menyimpan dananya di

bank syariah. Namun tentunya ini juga mengandung risiko kredit

yang cukup besar karena semakin besarnya dana pembiayaan yang

disalurkan. Rangkuman seluruh pengujian pengaruh antar variabel

eksogen dan endogen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 45

d. Uji Kesesuain Model (Goodness of Fit)

Setelah menguji dengan Amos 18 dengan melihat tabel

estimasi, maka diketahui varibel yang memiliki hubungan yang

sangat kecil atau dianggap tidak berhubungan dan memiliki

probabilitas yang tidak signifikan langkah selanjutnya adalah

menguji dengan kesesuain model dengan Goodness of Fit untuk

mengatuhi apakah model yang akan di uji sudah sesuai atau

belum sesuai dengan model yang digunakan, adalah sebagi berikut :

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 46

Hasil uji Goodness of Fit tersebut masih ada variabel

yang melebihi batas ketentun yang sudah di tentukan maka hasil

tersebut dianggap kurang Fit. Hal ini disebabkan dalam model

tersebut masih ada pengaruh variabel yang tidak signifikan.

Langkah selanjutnya ilah peneliti melakukan analisis jalur model

trimming. Analisis jalur Model Trimming adalah model yang

digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur bila koefisien

betanya (eksogen) tidak signifikan. Dalam hal ini peneliti

menghilangkan salah satu jalur (panah) yang memiliki koefisien

betanya tidak signifikan dan memiliki probabilitas terbesar.

Rangkuman hasil triming model dapat dilihat pada tabel berikut :

Pada trimming, jalur (panah) PUAS pada FDR

dihilangkan karena memiliki probabilitas 0,070 > 0,05 (tidak

signifikan). Dari hasil trimming dihasilkan indeks kesesuain yang

cukup baik dan sudah tidak menujukan probabilitas yang lebih 0,05.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 47

Dari hasil trimming dapat diperoleh hasil perhitungan dalam tabel

sebagi berikut :

Penelitian ini terjadi beberapa triming bagi jalur yang tidak

signifikan, maka penelitian selanjutnya bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh Inflasi dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Financing to Deposit Ratio

(FDR).

2. Untuk menganalisis pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS), Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS) dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Assets

(ROA).

3. Analisis Jalur Setelah Trimming

Pengujian analisis jalur setelah rimming terdiri dari 2 (dua) sub

struktur, yaitu :

• Pengaruh variabel antara Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)

baik secara simultan maupun secara parsial.

• Pengaruh variabel antara Inflasi, Sertifikat bank Indononesia

Syariah (SBIS), Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Assets

(ROA) baik secara simultan maupun secara parsial.

Dari hasil penghitungan setelah trimming dengan mengunakan

Amos 18, maka dapat digambarkan diagram jalur setelah

trimming sebagai berikut :

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 48

Agar lebih jelas diagram jalur tersebut disajikan dalam bentuk

ringkasn tabel sebagai berikut :

Korelasi antara variabel Inflasi, Pasar Uang Atarbank Syariah

(PUAS) dan SBIS tidak ada perubahan setelah dilakukan Trimming.

a. Analisis Jalur Pengaruh Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Secara

simultan dan parsial. Adapun gambar hasil analisis diagram jalur

sub struktur pertama adalah sebagia berikut :

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 49

Agar lebih jelas diagram jalur tersebut disajikan dalam bentuk

ringkasn tabel sebgai berikut :

Besarnya pengaruh variabel Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia

(SBIS),dan Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) terhadap

Financing to Deposit Ratio (FDR) secara simultan adalah 71,1 %

sedangkan sisanya sebesar 28,9 (100% - 71,1) dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukan dalam penelitia. Besarnya

pengaruh masing-masing variabel secara simultan antra lain,

Inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 0,442

atau 44,2% dan pengaruh SBIS terhadap FDR sebesar -0,579 atau

-57,9%.

b. Anlisis Jalur pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS), Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) dan Financing to

Deposit Ratio (FDR) pada Return On Assets (ROA) Secara Simultan

dan Parsial.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 50

Agar lebih jelas diagram jalur tersebut disajikan dalam bentuk

ringkasan tabel sebgai berikut :

Besarnya pengaruh variabel Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) dan Financing to

Deposit Ratio (FDR) pada Return On Assets (ROA) secara simultan

sebesar 48,4% sedangkan slisihnya sebesar 51,6% (100% -

48,4%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan

dalam penelitian. Besarnya penagruh masing – masing variabel

secara parsial antara lain, Inflasi terhadap ROA sebesar -0,293 atau -

29,3%, pengaruh SBIS terhadap ROA sebesar 0,558 atau 55,8%,

PUAS terhadap ROA sebesar 0,412 atau 41,2%, sedangkan FDR

terhadap ROA sebesar 0,418 atau 41,8%.

1) Pengaruh antara variabel Inflasi dengan Return On Asset (ROA).

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 51

Hasil menujukkan angka sebesar 0,011 > 0,05. Maka telah cukup

data untuk menolak H0 dan meneriama Ha. Artinya, ada hubungan

linier antara variabel inflasi dengan ROA. Besarnya pengaruh

inflasi dengan ROA sebesar -0,293 atau -29,3%. Inflasi memiliki

pengaruh yang negatif dan signifikan pada ROA. Artinya, apabila

terjadi kenaikan pada inflasi maka ROA akan mengalami penurunan,

begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Epos

Mardika (2010), terjadinya inflasi yang terus menerus

mengakibatkan ROA akan menurun.

2) Pengaruh variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

dengan Return On Assets (ROA).

Hasil menujukkan angka sebesar 0,000 > 0,05. Maka telah cukup

data untuk menolak H0 dan meneriama Ha. Artinya, ada hubungan

linier antara variabel SBIS dengan ROA. Besarnya pengaruh

SBIS dengan ROA sebesar 0,558 atau -55,8%. Posisi SBIS

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan pada ROA.

Artinya, apabila terjadi keanikan posisi SBIS, maka ROA akan

mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai

dengan teori Menurut Tomas Suyanto, dkk (1997:123) Aktiva

produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing

yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh

penghasilan sesuai dengan fungsinya yang meliputi kredit yang

diberikan, surat-surat berharga dan penempatan pada bank lain baik

dalam negeri maupun luar negeri.

3) Pengaruh antara variabel Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS)

dengan Return On Assets (ROA)

Hasil perhitungan menunjukan angka 0,000 < 0,05. Maka telah cukup

data untuk menolak H0 dan menerima Ha. Artinya, ada

hubungan linier antara variabel PUAS denagan ROA sebesar 0,366

atau 36,6%.

PUAS mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

Artinya, apabila terjadi kenaikan pada PUAS, maka ROA juga

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 52

mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesui dengan

teori Muhammad (2005:392). Piranti yang digunakan dalam PUAS

adalah Sertifikat IMA, sertifikat ini digunakan sebagai sarana

investasi bagi bank yang kelebihan dana untuk mendapat

keuntungan, permodalan yang tinggi bank dapat leluasa untuk

menempatkan dananya dalam investasi yang menguntungkan, hal

tersebut mampu meningkatkan kepercayaan nasabah karna

memungkinkan bank memperoleh laba sangat tinggi dan

kemungkinan bank tersebut terlikudasi juga kecil.

4) Pengaruh antara variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)

dengan Return On Assets (ROA).

Hasil perhitungan menunjukan angka 0,008 < 0,05. Maka telah cukup

data untuk menolak H0 dan menerima Ha. Artinya, ada

hubungan linier antara variabel FDR denagan ROA sebesar 0,418

atau 41,8%. FDR mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan FDR maka ROA

juga mengalami kenaiakan, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai

dengan penelitian Aisyah Harahap (2006) dan Adi Setiawan (2009).

Hal ini ini terjadi ketika kinerja bank dalam menempatkan dananya

berupa pembiayaan semakin baik sehingga laba yang diperoleh bank

semakin meningkat.

c. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit) setelah Trimming.

Untuk mengetahui apakah model tersebut sudah sesui atau

belum, maka dilakukan uji kesesuain model (Goodness of Fit) sebagai

berikut :

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 53

Dilihat dari nilai chi-square sebesar 3,276 denagan probabilitas

0,070 yang jauh diatas 0,05 bahwa data empiris sesuai dengan model.

Begitu juga bila dilihat ukuran Fit lainnya seperti CMIN / DF ( 2 χ

/df) sebesar 3,276 yang dapat disimpulkan model sangat kurang baik

karena berada dibawah 2 (dua). Begitu juga bila dilihat dari ukuran Fit

lainnya seperti GFI, TLI, NFI, AGFI, yang berada diatas 0.90 dapat

dikatakan model sangat baik. Nilai PNFI dan PGFI masih relatif kecil

yang menujukan tidak ada perbedaan model yang signifikan. Menurut

Imam Ghojali (2008) apabila salah satu kreteria tidak Fit maka dapat

melihat kreteria Fit lainnya.

d. Hubungan Langsung dan Tidak Langsung

Pengaruh langsung dan tidak langsung (melalui Financing to deposit Ratio,

Return On Asset) serta pengaruh total Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS), Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS) dan

Financing to Deposit Ratio pada Return On Assets (ROA) dapat

dilihat pada tabel dan uraian sebagai berikut:

1) Pengaruh antara variabel Inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio

(FDR).

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 54

Inflasi memiliki pengaruh langsung terhadap FDR sebesar 0,442.

2) Pengaruh anatara variabel Inflasi pada Return On Assets (ROA).

Inflasi memiliki pengaruh langsung terhadap ROA sebesar -

0,293. Pengaruh tidak langsung inflasi pada ROA melalui FDR sebesar

0,185 (0,442 x 0,418). Pengaruh total inflasi pada ROA sebesar -

0,108 (0,185 + (-0,293)).

3) Pengaruh antara variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

pada Financing to Deposit Ratio (FDR). SBIS memiliki pengaruh

langsung pada FDR sebesar -0,579.

4) Pengaruh antara variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

pada Return On Assets (ROA).

SBIS memiliki pengaruh tidak langsung pada ROA sebesar 0,558.

Pengaruh tidak langsung SBIS melalui FDR sebesar -0,242 (-0,558 x

0,418). Pengaruh total SBIS pada ROA sebesar -0,316 (0,558 + (-

0,242)).

5) Pengaruh antara variabel PUAS terhadap Return On Assets (ROA).

PUAS memiliki pengaruh langsung terhadap ROA sebesar 0,412

6) Pengaruh antara variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) pada

Return On Assets (ROA).

FDR mempunyai pengaruh langsung pada ROA sebesar 0,418.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 55

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disusun persamaan path

analysis setelah trimming sebagai berikut :

1. Persamaan Sub Struktur I

FDR = 0,442 (Inflasi) + -0,579 (SBIS) 1 ε ; R square = 0,711

2. Persamaan Sub Struktur II

ROA = -293 (inflasi) + 0,558 (SBIS) + 0,412 (PUAS) + 0,418

(FDR) 1 ε ; R square = 0,484

C. Interpretasi Hasil

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disusun persamaan path

analysis setelah trimming sebagai berikut :

1. Persamaan Sub Struktur I

FDR = 0,442 (Inflasi) + -0,579 (SBIS) 1 ε ; R square = 0,711

Hasil pengujian setelah trimming secara simultan, diketahui

variabel Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

berpengaruh signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) pada

Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha syariah (UUS). Hasil

pengujian secara parsial, diketahui variabel Inflasi memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap FDR. Artinya, apabila terjadi

kenaikan Inflasi, maka jumlah FDR khususnya pembiayaan juga

mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan penelitian Ari Cahyo (2009),

bahwa inflasi memiliki pengaruh positif pada pembiayaan, bila inflasi naik

maka konsep perbankan syariah adalah bagi hasil. Dengan konsep ini,

sesungguhnya bank bank dan nasabah melakukan pengikatan dalam

satu ikatan investasi bersama, dimana laba dan rugi ditanggung

bersama sehingga konsep ini jelas lebih adil dan ketengan bagi nasabah.

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel SBIS

memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan tehadap FDR khusnya

pada penyaluran dana pembiayaan. Artinya, apabila terjadi peningkatan

penempatan dana pada SWBI atau SBIS, maka jumlah penyaluran

dana pada pembiayaan akan mengalami penurunan. Secara teori

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 56

menurut Muhammad (2005:399) SWBI atau SBIS dapat dijadikan

penitipan dana jangka pendek khususnya bagi bank yang mengalami

kelebihan likuditas. Menurut penelitian sebelumnya yaitu Indah Nurfitri

Adi (2006) bahwa semakin banyak unag yang dihimpun oleh perbankan

syariah dalam SWBI atau SBIS maka jumlah pembiayaan yang

disalurkan perbankan syariah juga akan berkurang. Sedangkan jumlah

pembiayaan adalah bagian dari Financing to deposit ratio (FDR) yang

mencerminkan pembiayaan kepada masyarakat dan menjadi ukuran

likuditas perbankan syariah dalam menjalankan fungsi intermediasinya.

2. Persamaan Sub Struktur II

ROA = -293 (inflasi) + 0,558 (SBIS) + 0,412(PUAS) + 0,418 (FDR) 1 ε ;

R square = 0,484

Hasil pengujian setelah trimming secara simultan, diketahui

variabel Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pasar Uang

Antarbank Syariah dan Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh

signifikan pada Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah (BUS)

dan Unit Usaha Syariah (UUS).

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel inflasi

memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan pada Return On Assets

(ROA). Artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi, maka ROA akan

mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan

penelitian Epos Mahardika (2010) yang meneliti tentang hubungan

tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga terhadap profitabilitas

bank yaitu ketika inflasi meningkat maka pendapatan bank akan berkurang

ditandainya terjadinnya inflasi yang terus menerus.

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS) memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan pada Return On Asset (ROA). Artinya, apabila terjadi

kenaikan penempatan dana pada SBIS, maka ROA akan mengalami

peningkatan, begitu juga sebaliknya. Hasil ini sesuai teori menurut Tomas

Suyanto, dkk (1997:123), aktiva produktif adalah semua aktiva dalam

rupiah maupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 57

untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya yang meliputi

kredit yang diberikan, surat-surat berharga dan penempatan dana pada

bank lain baik dalam negeri maupun luar negeri.

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel Pasar Uang

Antarbank Syariah (PUAS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return On Assets (ROA). Artinya, apabila terjadi kenaikan pada Pasar

Uang Antarbank Syariah, maka ROA akan mengalami peningkatan, begitu

juga sebaliknya hasil ini sesuai dengan teori Muhammad (2005:392) yang

menyatakan bahwa piranti yang digunakan dalam PUAS adalah Sertifikat

IMA. Sertifikat ini digunakan sebagai sarana investasi bagi bank yang

kelebihan dana untuk mendapat keuntungan, artinya dengan

permodalan yang tinggi bank dapat leluasa untuk mendapatkan dananya

kedalam investasi yang menguntungkan, hal tersebut mampu

meningkatkan kepercayaan nasabah karena kemungkinan bank

memperoleh laba sangat tinggi dan kemungkinan bank tersebut terlikudasi

juga kecil.

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabe l Financing

to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifiakan terhadap Return

On Assets (ROA). Artinya, apabila terjadi kenaikan pada FDR, maka ROA

akan mengalami peningkatan, begitu juga sebaliknya. Hasil ini sesuai

dengan penelitian Anisyah Harahap (2006) dan Adi Setiawan (2009),

menyatakan bahwa peyaluran kredit syariah dari bank-bank syariah cukup

baik artinya penyaluran kredit lebih besar daripada dana yang

disimpan oleh nasabah. Sehingga dalam hal ini bank disatusisi akan

memperoleh bagi hasil yang cukup besar dari debitur, dari pada bagi

hasil yang diberikan kepada nasabah yang menyimpan dananya di

Bank Syariah. Namun tentunya ini juga mengandung risiko kredit yang

cukup besar karena semakin besarnya dana pembiayaan yang disalurkan.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 58

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian pada sub struktur I setelah trimming, diketahui variabel

Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) memiliki pengaruh

secara bersama-sama (simultan) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)

sebesar 0,711. Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel inflasi

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap FDR sedangakan variabel

SBIS memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap FDR pada Bank

Syariah di Indonesia.

2. Hasil pengujian pada sub struktur II setelah trimming, diketahui variabel

inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pasar Uang Antarbank Syariah

(PUAS) dan Financing to Deposit (FDR) memiliki pengaruh secara bersama-

sama (simultan) terhadap Return On Asset (ROA) sebesar 0.484. Hasil

pengujian secara parsial, diketahui bahwa variabel SBIS, PUAS dan FDR

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ROA sedangkan

inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA Bank Syariah di

Indonesia.

3. Hasil pengujian sub struktur I dan II, diketahui pengaruh langsung dan tidak

langsung, yaitu variabel inflasi memiliki pengaruh langsung terhadap

Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 0,442. Inflasi memiliki

pengaruh langsung pada ROA sebesar -0,242. Pengaruh tidak langsung

inflasi pada ROA melalui FDR sebesar 0,108 dan pengaruh totalnya adalah

-0,108. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) memiliki pengaruh

langsung terhadap FDR sebesar -0,579, pengaruh langsung SBIS terhadap

ROA sebesar 0,558. Pengaruh tidak langsung SBIS melalui FDR sebesar

0,242 dan pengaruh totanya sebesar 0,316. PUAS memiliki pengaruh

langsung terhadap ROA sebesar 0,412 dan FDR memiliki pengaruh

langsung terhadap ROA sebesar 0,418.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian · Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang ... pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta ... maka setiap

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah | 59

B. Implikasi

Implikasi pada penelitian ini, peneliti menganalisis 3 (tiga) variabel

eksogen yaitu inflasi, Sertifikat Bnk Indonesi (SBIS) dan Pasar Uang Antar

Bank Syariah (PUAS) terhadap variabel endogen yaitu Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Return On Assets (ROA) pada Bank Syariah di Indonesia Priode

November 2004 sampai Oktober 2010. Agar dapat memperoleh gambaran

yang lebih mendalam serta komprehensif maka penulis menyarankan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Kepada Peneliti

a. Penelitian berikutnya diharapkan menggunakan data yang lebih akurat

dengan jumlah yang lebih banyak dan dengan rentang waktu yang lebih

panjang. Penggunaan data yang lebih akuran dan dengan rentang waktu

yang lebih panjang memungkinkan hasil penelitian lebih baik.

b. Penelitian berikutnya diharapkan menggunakan metode dan alat uji yang

terbaru dan akurat sehingga diperoleh kesimpulan yang lebih valid.

2. Kepada Pemerintah

Dengan adanya korelasi yang kuat antara bank syariah dan sektor riil, maka

sudah seharusnya bahwa otoritas moneter dan pemerintah memberikan

kesempatan yang luas kepada bank syariah untuk berkembang. Dukungan

tersebut bisa dilakukan dengan dikeluarkannya undang-undang yang

mendukung bank syariah.

3. Kepada Perbankan Syariah

Terjadinya inflasi seharusnya menjadi perhatian yang serius oleh

perbankan karena berpengaruh pada sektor rill sehingga memberikan

dampak pada sistem bagi hasil, serta penelitian ini memberiakan gamaran

likuditas untuk lebih berhati - hati menempatkan dananya pada sektor rill atau

maupun pada insrumen likuditas sehingga mendorong Bank Umum

Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) untuk menjalankan prinsip

syariah agar nantinya bank syariah dapat dijadikan alternatif dalam sistem

perbankan nasional.