bab i pendahuluan a. latar belakang · mengamati fenomena even fesyen yang makin banyak...

15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki warisan tradisi membuat kain yang penuh dengan cerita dan syarat makna yang dalam. Kain-kain tersebut dibuat oleh para leluhur dengan penuh penghayatan estetis dan nilai-nilai filosofis yang memiliki harapan- harapan baik. Kekayaan nilai-nilai tersebut dihadirkan dalam beragam motif tradisi. Salah satu dari motif tradisi tersebut adalah motif Sekar Jagad. Proyek Tugas akhir perancangan ini mengeksplorasi motif Sekar Jagad sebagai acuan dalam membuat motif. Keunikan motif Sekar Jagad yang kaya akan proses penciptaan menjadi pemicu langkah awal perancangan, yaitu mengeksplorasi motif Sekar Jagad sebagai media perancangan busana eksklusif yang elegan. Busana yang eksklusif banyak diminati karena diproduksi dalam jumlah terbatas dan mempunyai nilai pembeda yang tinggi (Kompas, 7/2/2011). Perancangan ini difungsikan untuk segmen khusus, yaitu wanita sosialita perkotaan. Hal ini mempertimbangkan perkembangan dunia fesyen yang semakin luas dan lebih segmentif. Banyaknya even fesyen yang ada menjadikan para fashionista 1 (pecinta fesyen), serta para sosialita berlomba-lomba dalam menampilkan personal style. Acara yang diadakan untuk mendatangkan para 1 Fashionista, dari arti katanya sendiri adalah seseorang yang memiliki personal style yang luar biasa, dia berhasil menciptakan tren tersendiri (Jenny Cao-Wu, 2013). Sedangkan sosialita menurut Merriam-Webster adalah seseorang atau sekelompok orang yang selalu berpartisipasi dalam aktivitas sosial (Kompas, 7/4/2011).

Upload: dokhanh

Post on 04-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki warisan tradisi membuat kain yang penuh dengan

cerita dan syarat makna yang dalam. Kain-kain tersebut dibuat oleh para leluhur

dengan penuh penghayatan estetis dan nilai-nilai filosofis yang memiliki harapan-

harapan baik. Kekayaan nilai-nilai tersebut dihadirkan dalam beragam motif

tradisi. Salah satu dari motif tradisi tersebut adalah motif Sekar Jagad.

Proyek Tugas akhir perancangan ini mengeksplorasi motif Sekar Jagad

sebagai acuan dalam membuat motif. Keunikan motif Sekar Jagad yang kaya akan

proses penciptaan menjadi pemicu langkah awal perancangan, yaitu

mengeksplorasi motif Sekar Jagad sebagai media perancangan busana eksklusif

yang elegan. Busana yang eksklusif banyak diminati karena diproduksi dalam

jumlah terbatas dan mempunyai nilai pembeda yang tinggi (Kompas, 7/2/2011).

Perancangan ini difungsikan untuk segmen khusus, yaitu wanita sosialita

perkotaan. Hal ini mempertimbangkan perkembangan dunia fesyen yang semakin

luas dan lebih segmentif. Banyaknya even fesyen yang ada menjadikan para

fashionista1 (pecinta fesyen), serta para sosialita berlomba-lomba dalam

menampilkan personal style. Acara yang diadakan untuk mendatangkan para

1 Fashionista, dari arti katanya sendiri adalah seseorang yang memiliki personal style

yang luar biasa, dia berhasil menciptakan tren tersendiri (Jenny Cao-Wu, 2013). Sedangkan

sosialita menurut Merriam-Webster adalah seseorang atau sekelompok orang yang selalu

berpartisipasi dalam aktivitas sosial (Kompas, 7/4/2011).

sosialita ini pun beragam, salah satunya undangan untuk menghadiri fashion

show. Kedatangan mereka berpengaruh pada promosi acara karena mereka

merupakan market potensial yang memiliki daya beli tinggi.

Mengamati fenomena even fesyen yang makin banyak diselenggarakan di

kota-kota besar, para sosialita semakin berani berekspresi. Sewaktu mendatangi

even fashion show yang bernuansa semi formal, mereka membutuhkan rancangan

busana yang cocok dengan suasana semi formal namun tetap ekslusif dan elegan.

Busana semi formal sendiri merupakan busana yang digunakan untuk kepentingan

santai namun tetap mengusung suasana yang resmi atau formal dalam suatu acara

(Harper‟s Bazaar, 2013). Oleh karena itu, penulis ingin menjadikan ide visual

Sekar Jagad menjadi inspirasi utama dalam perancangan ini.

Sekar Jagad dipilih karena dari karakter desain asalnya memiliki keunikan

dan karakter kuat dalam menjadikan alam mini sebagai inspirasinya. Sekar Jagad

sebagai motif batik mempunyai makna filosofis dan keunikan visual tersendiri.

Motif Sekar Jagad berisi bunga-bunga alam (the flower of universe) yang

melambangkan kecantikan diri serta keindahan alam (Boow, 1988). Sedangkan

keunikan visual motif Sekar Jagad tampak pada keanekaragaman unsur yang

digunakannya, biasanya berwujud corak geometris yang berulang-ulang secara

ceplok dengan dipadukan dengan variasi bunga-bungaan yang beraneka warna.

Oleh karena itu, motif Sekar Jagad memiliki ruang eksplorasi yang sangat luas

sebagai sumber ide dan inspirasi dalam merancang fesyen ekslusif yang kuat

secara visual dan filosofi, namun tetap memiliki karakter artistik yang kekinian.

Berdasarkan keunikan motif Sekar Jagad dan konsep busana yang

eksklusif elegan diatas, maka visualisasi motif Sekar Jagad dicapai dengan

berbagai cara yang lebih kekinian sesuai dengan kemajuan zaman dan

perkembangan teknologi. Mengingat kemajuan teknologi dan kreativitas memiliki

hubungan yang dekat, perancangan ini penting dilakukan untuk memadukan

teknologi dan kreativitas guna menghasilkan sebuah karya yang eksklusif, artistik,

dan elegan. Salah satu dari banyak teknologi untuk menghasilkan tampak visual

adalah laser cutting. Proyek perancangan ini sengaja menggunakan teknik laser

cutting sebagai teknik utama dalam pembuatan motif Sekar Jagad. Laser cutting

merupakan salah satu teknik memotong kain dengan menggunakan laser sesuai

dengan motif yang telah didesain sebelumnya secara presisi.

Penulis mengambil judul “Eksplorasi Motif Sekar Jagad Menggunakan

Teknik Laser Cutting untuk Busana Semi Formal” karena ingin mengoptimalkan

penggunaan teknologi laser cutting umtuk mengolah motif Sekar Jagad menjadi

sebuah koleksi rancangan busana eksklusif. Teknologi laser cutting menghasilkan

karya yang tegas dan presisi dari hasil potongan pisau laser. Laser cutting

menawarkan visual tiga dimensional, ada kedalaman pada hasil potongannya, dan

menghadirkan fisikalitas tertentu dari setiap potongannya. Fisikalitas dari hasil

potongan laser cutting menjadi potensi artistik yang bisa dikembangkan menjadi

motif dalam sebuah busana.

Proyek perancangan ini diwujudkan dalam busana semi formal dengan

menawarkan rangkaian busana bergaya kontemporer, dinamis, dan elegan.

Koleksi ini menggunakan material bernuansa feminin seperti organza dan sifon.

Teknik laser cutting digunakan dalam proyek Tugas Akhir sebagai teknik

pengolahan kain sesuai motif pengembangan desain Sekar Jagad.

A. Studi Pustaka

1. Motif Batik Sekar Jagad

Batik merupakan upaya pembuatan ragam hias pada kain dengan lilin

(malam) batik untuk menutup bagian-bagian yang dikehendaki tidak berwarna,

melalui proses pembuatan yang khusus (Nian, 1999; Puspita, 2008). Selain

menyangkut teknik, batik juga erat kaitannya dengan motif (Musman&Arini,

2011). Keanekaragaman motif tradisi khas Indonesia diwariskan secara turun-

menurun dengan penuh makna dan harapan oleh nenek moyang kita.

Salah satu dari banyak motif tradisi tersebut adalah Sekar Jagad. Motif

Sekar Jagad merupakan salah satu motif batik khas Indonesia. Motif batik ini

berasal dari Solo dan Yogyakarta. Dengan latar putih, maknanya adalah peta

dunia.(Samsi, 2011)

“Kar” dalam Bahasa Belanda berarti peta dan “Jagad” dalam Bahasa Jawa

berarti dunia, sehingga motif ini juga melambangkan keragaman baik di Indonesia

maupun di seluruh dunia. Batik Sekar Jagad memiliki motif bunga-bunga besar

yang melambangkan ungkapan cinta dan memiliki unsur-unsur memelihara

perdamaian. Oleh karena itu, tidak heran jika motif ini sering digunakan dalam

pesta pernikahan, diharapkan mempelainya akan hidup dalam keserasian, baik

dengan sesamanya maupun dengan lingkungannya dikemudian hari (Tirta, 2009).

Gambar 1. Motif Batik Sekar Jagad

Sumber: Iwan Tirta, 1996.

Batik dengan motif Sekar Jagad menggambarkan bentuk kebaikan dan

biasa dipakai oleh orang ahli, orang pintar, dukun istana dan keraton. Motif ini

mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat

akan terpesona. Keserasian dan harmonisasi antar sesama hidup manusia, manusia

dengan alam dan sang pencipta tertuang dalam motif batik yang indah (Iwet

Ramadhan, 2013).

Dalam motif Sekar Jagad terdapat banyak unsur yang mewakili isi dunia.

Maksud dunia di sini adalah sebuah alam mini yang tergambarkan melalui wujud

hamparan kar/peta dan terwakili oleh beragam bunga-bungaan di dalamnya. Ada

empat unsur yang diambil untuk mewakili keanekaragaman Indonesia dalam

motif Sekar Jagad yaitu motif Parang, kembang setaman, kembar mayang dan

wayang.

a. Parang merupakan salah satu motif tertua di Indonesia yang memiliki bentuk

mata parang, melambangan kekuasaan dan kekuatan. Bila dilihat secara

mendalam, garis-garis lengkung pada motif parang sering diartikan sebagai

ombak lautan yang menjadi pusat tenaga alam, dalam hal ini yang

dimaksudkan adalah raja. Komposisi miring pada parang juga melambangkan

kekuasaan, kewibawaan, kebesaran, dan gerak cepat sehingga pemakainya

diharapkan dapat bergerak cepat (Musman&Arini, 2011).

b. Kembang Setaman (mawar, melati, kanthil, irisan daun pandan wangi dan

kenanga) adalah sekumpulan bunga yang berfungsi sebagai pelengkap alat

ritual yang ditaburkan disekeliling obyek (Sumarsono, 2007).

c. Kembar Mayang adalah sepasang hiasan dekoratif simbolik setinggi setengah

sampai satu badan manusia yang dilibatkan dalam upacara perkawinan adat

Jawa, khususnya sejak sub-upacara midodareni sampai panggih. Kembar

mayang biasanya dibawa oleh pria dan mendampingi sepasang cengkir

gading yang dibawa oleh sepasang gadis. Kembar mayang tersusun dari

bunga, buah, serta anyaman janur yang disusun sedemikian rupa sehingga

tampak indah. Kembar mayang dalam penampilan mirip dengan tatanan

sesaji buah yang biasa dipersembahkan dalam upacara ritual Bali tetapi

biasanya agak lebih besar. Ragam anyam janur yang berjumlah empat

memiliki simbol tersendiri. Ragam keris berarti melindungi dari bahaya dan

pesan agar berhati-hati dalam kehidupan. Ragam belalang memberi pesan

agar tidak ada halangan di kemudian hari. Ragam payung berarti pengayoman

atau perlindungan. Yang terakhir, ragam burung melambangkan kerukunan

dan kebahagiaan seperti burung. Sebagai perangkat simbolik, kembar mayang

ada sepasang, yang masing-masing dinamakan Dewandaru dan Kalpandaru.

Kembar mayang dipahami sebagai pinjaman dari "dewa", sehingga setelah

upacara selesai harus dikembalikan dengan membuang di perempatan jalan

atau dilabuh (dihanyutkan) di sungai atau laut (Sumarsono, 2007).

2. Teknologi Laser Cutting

Teknologi laser cutting telah berkembang sejak beberapa waktu yang lalu.

Laser cutting ini memiliki keunggulan tersendiri apabila dimanfaatkan untuk

perancangan fesyen, khususnya fesyen eksklusif. Namun pemanfaatannya dalam

dunia fashion masih tergolong baru. Keunggulan dari teknik baru ini lebih terletak

pada efisiensi kerja. Perbandingannya, untuk menyelesaikan sebuah gaun yang

jika di kerjakan secara manual membutuhkan waktu sekitar tiga bulan, namun

dengan teknik laser ini dapat mengerjakannya dalam waktu satu hari. Hal ini

berdasarkan pada pengalaman para desainer fesyen yang telah menggunakannya.

Teknik laser cutting juga menghasilkan potongan yang lebih rapi dibanding jika

dikerjakan secara manual. Detail kecil dalam dunia mode yang tidak bisa

dikerjakan manual, bisa dilakukan dengan teknik laser ini.

Pada tahun 1965, mesin laser cutting produksi digunakan untuk mengebor

lubang di berlian. Mesin ini dibuat oleh Western Teknik Listrik Research Center.

Pada tahun 1967, Inggris mempelopori laser dibantu oxygen jet cutting untuk

logam. Pada awal 1970-an, teknologi ini dimasukkan ke dalam produksi untuk

memotong titanium untuk aplikasi ruang angkasa. Pada saat yang sama CO2 laser

yang disesuaikan untuk memotong non-logam, seperti tekstil, karena mereka

diserap oleh logam (Bromberg, 1991).

Gambar 2. Charles Townes, Penemu Teknologi Laser dan Komponen

Mesinnya

Sumber : Cutlasercut.com

Dari segi teknik, kelebihan dari laser cutting daripada pemotongan mekanik

atau manual yaitu lebih mudah, praktis dan mengurangi kontaminasi benda kerja

karena tidak ada ujung tombak yang tidak terkena langsung oleh bahan atau

mencemari bahan. Keunggulan lainya adalah presisi, karena sinar laser tidak

mengenai bahan secara langsung selama proses tersebut. Peluang pelengkungan

materipun akan berkurang ketika laser cut memotong, karena sistem laser

memiliki peluang kecil untuk zona yang terkena panas. Beberapa bahan juga

sangat sulit atau tidak mungkin untuk memotong lebih cara tradisional.

Gambar 3. Mesin Laser Cutting

Sumber : dok. Penulis.

Laser Cutter adalah mesin yang bekerja dalam skala 2 dimensi, seperti

halnya mesin pencetak laser. Alat ini mengikuti gambar vektor dan mampu

mengerjakan grafir foto serta beragam aplikasi lainnya. Mesin ini memotong dan

menggafir dengan sangat akurat (0,02 mm). Berikut merupakan ketentuan kerja

mesin laser cutter2 :

a. Area kerja : 960 x460 mm

b. Maksimal ukuran material 1056x568x177mm .

c. Resolusi software :1000 DPI

d. Resolusi mekanik :0,02 mm

e. Software yang digunakan : Adobe Illustration CS 5, Corel Draw

f. File format : AI, DXF,SVG, EPS, JPG, PNG

g. Material yang bisa digunakan antara lain kayu, acryllic, kulit, kain,

polyethyleen, karet, dan lainnya.

2 Hasil Survei laboratorium fabrikasi digital HONFablab Yogyakarta pada Maret 2015.

Perbandingan laser cutting ini dari pemotongan mekanik adalah pengerjaan

lebih mudah dan mengurangi kontaminasi benda kerja. Ketepatan pengerjaan

mungkin lebih baik, karena kemampuan sinar laser tidak berkurang selama proses

tersebut. Ada juga kemungkinan penurunan warping materi yang sedang

dipotong, karena sistem laser memiliki zona terkena panas kecil. Beberapa bahan

juga sangat sulit atau tidak mungkin untuk dipotong dengan cara yang tradisional.

Laser cutting untuk logam memiliki keunggulan dibandingkan plasma

cutting, yaitu pengerjaan menjadi lebih tepat dan penggunaan energi yang lebih

sedikit ketika memotong lembaran logam, bagaimanapun juga, kebanyakan mesin

laser cutting untuk industri tidak dapat memotong logam tebal seperti yang

dilakukan oleh mesin plasma cutting. Mesin laser cutting baru yang beroperasi

pada daya yang lebih tinggi (6000 watt, kontras dengan laser cutting awal dengan

daya 1500 watt) sedang mendekati mesin plasma dalam kemampuan mereka

untuk memotong bahan tebal, tetapi biaya modal mesin-mesin tersebut jauh lebih

tinggi daripada mesin plasma cutting (Bromberg, 1991).

3. Busana Semi Formal, Fesyen Eksklusif Untuk para Sosialita

Fesyen adalah sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan manusia.

Etimologi fesyen terkait dengan bahasa Latin, factio, yang artinya membuat atau

melakukan. Kata lain yang mengawali kata fashion adalah facere yang artinya

membuat dan melakukan. Arti kata fesyen tersebut mengacu pada hal yang

berkaitan dengan suatu kegiatan. Jadi, fesyen merupakan sesuatu yang dilakukan

seseorang, bukan hanya seperti pemaknaan yang dewasa ini lebih mengemuka,

yaitu memaknai fesyen sebagai sesuatu yang dikenakan oleh seseorang (Barnard,

2011).

Produk-produk fesyen sekarang ini sudah sangat banyak dijumpai di

pasaran, seperti baju, celana, topi, selendang, sarung, jilbab, berbagai aksesoris

(perhiasaan kalung, gelang, ataupun anting), termasuk kaus atau t-shirt. Fesyen

menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari penampilan dan gaya keseharian.

Fesyen digunakan oleh seseorang yang memiliki berbagai macam fungsi antara

lain adalah sebagai penutup tubuh, perlindungan dari cuaca (panas/dingin),

kesopanan (penutup aurat), daya tarik seksual, ekspresi individual, status dan

peran sosial, simbol politik, ritual kegiatan tertentu, dan rekreasi.

Fesyen disamping merupakan syarat untuk menjaga kesehatan hingga fungsi

penutup tubuh, melindungi badan, menambah nilai estetika, hingga menjadi syarat

bagi kecantikan dan keindahan diri. Fesyen merupakan bagian gaya hidup, karena

dengan pakaian terkini seseorang bisa menunjukkan kualitas gaya hidupnya.

Pamor seseorang pun bisa ikut terdongkrak ketika ia menggunakan pakaian yang

sedang tren. Fesyen, dengan begitu, dapat dikatakan sebagai cara yang dilakukan

setiap individu untuk membedakan dirinya sendiri sebagai individu, menciptakan,

mengekspresikan dan menunjukkan beberapa bentuk keunikannya secara

eksklusif (Barnard, 2011).

Dalam perancangan ini, fesyen eksklusif yang dibuat berfokus pada busana

semi-formal3. Busana semi formal yang dimaksud disini adalah berkaitan dengan

busana yang dikenakan pada acara-acara khusus. Dimana acara khusus tersebut

sifatnya tidak terlalu resmi, namun tetap membutuhkan tampilan busana yang

elegan, seperti misalnya pesta malam. Mode busana ini kelihatan mewah dan

berkesan glamor. Pemilihan bahan yaitu yang bertekstur lebih halus dan lembut.

Warna yang digunakan dalam pembuatan busana semi formal biasanya

kelihatan mewah dan gemerlap (Khayati, 1998; Widarwati 1993). Untuk busana

pesta malam biasanya menggunakan warna-warna mencolok/cerah, namun untuk

memberi kesan semi formal dapat digunakan warna-warna yang lembut, seperti

ungu, biru muda, dan putih serta warna-warna tua/gelap, seperti merah menyala

dan biru gelap (Karomah&Sawitri, 1998).

Target market yang dituju perancangan ini adalah para wanita-wanita

sosialita. Sosialita adalah seseorang atau sekelompok orang yang selalu

berpartisipasi dalam aktivitas sosial. Sosialita selalu dikaitkan dengan kehidupan

yang glamor. Gaya hidup yang mereka jalani adalah untuk membangun citra diri

yang mengunggulkan kemewahan dan kecantikan. Mereka selalu ingin tampil

sempurna dan berbeda dalam tiap kesempatan. Acara khusus yang biasa mereka

datangi salah satunya adalah fashion show.

3 Busana semi-formal, merupakan padu padan antara busana formal dan non-formal yang telah disesuaikan, karena

adanya perkembangan mode dan kesibukan penggunanya yang membutuhkan busana praktis untuk mempermudah

dalam menghadiri beberapa event dalam satu hari. Hasil wawancara dengan Robby Dion (anggota IKAPERSATA) , 2016

Banyaknya even-even fashion show yang diadakan menjadikan para

sosialita pecinta fesyen ini berlomba-lomba berpenampilan semenarik mungkin

ketika menghadirinya. Dalam perkembangan terkini4, hubungan antara para

sosialita dengan para desainer yang mengadakan fashion show semakin terjalin

dengan kuat karena dianggap menguntungkan. Kedatangan mereka dinilai dapat

berpengaruh terhadap promosi dan keberhasilan acara. Mereka merupakan potensi

pasar yang memiliki daya beli kuat karena menjadikan penampilan faktor yang

paling penting. Oleh karena itu, usaha untuk mendatangkan para sosialita ini pun

mulai beragam, tidak sebatas undangan makan malam saja namun undangan untuk

menghadiri fashion show.

Ketika para sosialita-sosialita „undangan‟ tersebut menghadiri acara fashion

show, cara mereka berpakaian merupakan hal yang sangat utama karena

mencerminkan bagaimana personal style mereka. Kenyaatannya ini menyebabkan

munculnya semacam „kompetisi‟ diantara mereka. Mereka saling berlomba-lomba

untuk tampil maksimal dengan menonjolkan keberbedaan fesyen-fesyen yang

dikenakan. Oleh karenanya, demi memenuhi kebutuhan tersebut sangat

dibutuhkan adanya rancangan fesyen semi formal yang unik, berbeda, dan

eksklusif.

4. Teknik Sulam

Sulam merupakan teknik membuat ragam hias pada permukaan kain dengan

benang (Herawati, 2007). Benang tersebut diatur secara dekoratif pada permukaan

4 Hasil wawancara dengan Robin Karebet dan Djongko Rahardjo (desainer fesyen di Solo) pada

Maret 2015.

kain dengan jalan memasukkan benang dengan bermacam-macam cara. Banyak

cara tusuk benang tersebut dinamakan tusuk hias. Tusuk hias terdiri dari tusuk

hias dasar dan tusuk hias variasi. Tusuk hias dasar yaitu tusuk-tusuk yang

merupakan dasar untuk membuat tusuk hias variasi. Sedangkan tusuk variasi

adalah tusuk yang menjadikan tusuk hias dasar sebagai acuannya, baik

memvariasikan arah, jarak dan sebagainya sehingga menghasilkan bermacam-

macam tusuk dengan gaya yang berbeda.

Terdapat berbagai jenis teknik sulam yang biasanya dikerjakan dalam tahap

finishing sebuah rancangan busana. Jenis-jenis sulam tersebut adalah tusuk

jelujur, tusuk veston, tusuk flanel, tusuk batang, tusuk pipih, tusuk rantai, tusuk

silang, tusuk biku, tusuk palestrina, tusuk kepala peniti, tusuk tikam jejak, tusuk

balut, dan tusuk holben (Ernawati, 2008).

Mengingat tidak semua jenis teknik sulam dapat digunakan untuk

mendukung hasil jadi dalam perancangan ini, maka hanya dipilih 3 jenis sulaman,

yaitu tusuk jelujur, tusuk rantai, dan tusuk tikam jejak Untuk penjelasan yang

lebih lengkap mengenai ketiga teknik sulam tersebut, diberikan gambar beserta

keterangan di bawah ini.

No Jenis Sulam Gambar Keterangan

1

Tusuk

Jelujur

Tusuk yang mempunyai arah

horizontal ukuran dan jarak turun

naik tusuk diatur sama panjang.

2

Tusuk

Rantai

Tusuk yang mempunyai arah

horizontal atau vertical dimana

masing-masing tusuk saling

tindih menindih sehingga

membentuk rantai-rantai yang

sambung-menyambung.

3

Tusuk

Tikam Jejak

Tusuk yang mempunyai arah

horizontal dan setengah dari

ukuran tusuk saling bersentuhan

sehingga pada permukaan

kelihatan seperti setikan mesin.

Tabel 1. Teknik Sulam

Sumber: Ernawati, dkk, 2008

B. Fokus Permasalahan

Fokus permasalahan Tugas Akhir ini dirumuskan dalam dua pertanyaan:

1. Bagaimana mengeksplorasi motif Sekar Jagad menggunakan teknik

laser cutting?

2. Bagaimana mengaplikasikan motif Sekar Jagad dengan teknik laser

cutting untuk busana semi formal yang ekslusif dan elegan?