bab i pendahuluan a. latar belakang masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup...

15
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan. Di dalam pelaksanaan pendidikan jasmani disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Begitu pentingnya peran pendidikan jasmani dalam meningkatkan dan mengembangkan aspek kesehatan fisik, kesehatan mental/ pikiran, kebugaran jasmani, ketrampilan gerak dan sosial. Pendidikan jasmani memberi kesempatan siswa untuk bereksplorasi dan terlibat secara langsung dalam pengalaman belajar yang teratur, terarah, sitematis dan terencana. Pengalaman belajar disini dapat digunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional dan sosial terlibat secara langsung. Secara fisik pendidikan jasmani akan menjaga serta meningkatkan kesehatan dan kebugaran sedangkan secara psikis akan membentuk mentalitas yang positif baik dalam jangka pendek selama melaksanakan pembelajaran di sekolah maupun dalam jangka panjang sampai usia senja. Bahkan dengan kondisi fisik dan psikis yang baik manusia akan dapat lebih berpeluang mencapai cita-cita dan harapan yang diinginkan. (Depdiknas 2006: 131) pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan satu mata ajar yang diberikan di suatu jenjang sekolah tertentu yang merupakan salah satu bagian dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk bertumbuh dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Menurut Sukintaka (2000:2) pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani. Menurut Wawan S. Suherman (2004:23) Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

Upload: doanhanh

Post on 01-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan. Di

dalam pelaksanaan pendidikan jasmani disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai.

Begitu pentingnya peran pendidikan jasmani dalam meningkatkan dan

mengembangkan aspek kesehatan fisik, kesehatan mental/ pikiran, kebugaran

jasmani, ketrampilan gerak dan sosial. Pendidikan jasmani memberi kesempatan

siswa untuk bereksplorasi dan terlibat secara langsung dalam pengalaman belajar

yang teratur, terarah, sitematis dan terencana. Pengalaman belajar disini dapat

digunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif

dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional dan sosial terlibat secara

langsung. Secara fisik pendidikan jasmani akan menjaga serta meningkatkan

kesehatan dan kebugaran sedangkan secara psikis akan membentuk mentalitas yang

positif baik dalam jangka pendek selama melaksanakan pembelajaran di sekolah

maupun dalam jangka panjang sampai usia senja. Bahkan dengan kondisi fisik dan

psikis yang baik manusia akan dapat lebih berpeluang mencapai cita-cita dan harapan

yang diinginkan.

(Depdiknas 2006: 131) pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

merupakan satu mata ajar yang diberikan di suatu jenjang sekolah tertentu yang

merupakan salah satu bagian dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan

aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk bertumbuh dan perkembangan

jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Menurut

Sukintaka (2000:2) pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian

integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan mengembangkan

kebugaran jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat dengan wahana

aktivitas jasmani.

Menurut Wawan S. Suherman (2004:23) Pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain

untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

2

pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif, kecerdasan emosi.

Lingkungan belajar diatur seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Menurut Engkos Kosasih (1992:4) mengemukakan bahwa pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan ialah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi

aktivitas manusia yang berupa sikap tindak dan karya untuk diberi bentuk, isi dan

arah menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita kemanusiaan.

Dikemukakan juga arti pendidikan jasmani di dalam Depdiknas (2006:6) Pendidikan

Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan

direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara

organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional.

Nassir Rosyidi (1983:10) pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah

pendidikan yang mengaktualisasikan potensi aktivitas manusia yang berupa sikap

tindak dan karya untuk diberi bentuk, isi, arah menuju kebulatan kepribadiannya

sesuai dengan cita-cita kemanusiaan.selanjutnya Nasir Rosyidi mengatakan bukan

hanya pendidikan jasmani saja yang dipentingkan. Tetapi pendidikan menuju arah

sportivitas harus dijaga dan ditanamkan pada anak. Dapat juga diuraikan bahwa arti

pendidikan jasmani itu meliputi :

1. Gerak badan, gerak badan ialah menggerakkan anggota tubuh baik sengaja atau

tidak, biasanya untuk menyegarkan badan.

2. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan ialah pendidikan yang bertitik tolak atau bertitik pangkal pada jasmani.

Dan manusia keseluruhan menjadi tujuan.

3. Pendidikan Olahraga, pendidikan olahraga ialah mengolah raga melalui cabang

olahraga.

Menurut Nadisah (1992:15) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan adalah bagian dari pendidikan (secara umum) yang

berlangsung melalui aktivitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan

menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

Menurut Rusli (1998:13) pada awalnya olahraga pendidikan adalah suatu

kawasan olahraga yang spesifik yang diselenggarakan dilingkungan pendidikan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

3

formal. Aktivitas jasmani pada umumnya atau olahraga pada khususnya dipakai

sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Olahraga pendidikan direncanakan

sedemikian rupa untuk mencapai perkembangan peserta didik secara keseluruhan,

baik fisik, intelegensi, emosi, sosial, moral maupun spiritual.

Menurut uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan Jasmani

merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik

kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental,

emosional, spiritual, sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk

merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang dalam rangka sistem

pendidikan nasional. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru

diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi

permainan dan olahraga, internalisasi nilainilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan

lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui

pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun

melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan

dalam pengajaran harus sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang yang

dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Ruang lingkup pendidikan jasmani meliputi beberapa aspek yaitu permainan

dan olahraga, aktifitas pengembangan, uji diri/senam, aktifitas ritmik, aktifitas

air/aquatic dan pendidikan luar kelas. Pencak Silat termasuk dalam aspek permainan

dan olahraga.Pencak silat merupakan salah satu olahraga beladiri warisan budaya

bangsa Indonesia yang memuat unsur olahraga, seni, beladiri dan spiritual. Unsur

olahraga berkaitan dengan kekuatan fisik dan gerak tubuh yang mencakup kelenturan

dan kekuatan. Unsur seni berhubungan erat dengan keindahan dan kemantapan

gerakan sebagai sebuah ekspresi jiwa. Unsur beladiri merupakan kemampuan teknik

ragawi sebagai sebuah naluri menyerang atau mempertahankan diri dari segala

ancaman, gangguan dan hambatan yang dihadapi. Sedangkan unsur spiritual

merupakan kemampuan mengelola hati yang akan tercermin dalam kematangan

sikap sesorang. Dengan demikian Pencak silat sangatlah penting diajarkan di

sekolah.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

4

Bila kita bicara mengenai olah raga secara umum, maka tidak bisa lepas

membicarakan mengenai stamina ini. Di dalam Pencak Silat, kita melatih berbagai

macam stamina yang tidak terdapat dalam jenis olah raga lainnya:

1. Stamina dinamis. Tidak seperti stamina statis seperti pada olah raga lainnya

seperti angkat besi, pencak melatih stamina kita untuk bergerak aktif.

2. Stamina dari seluruh tubuh. Pencak Silat melibatkan seluruh bagian tubuh kita.

Kebanyakan olah raga lain menitik beratkan pada salah satu atau beberapa bagian

tubuh saja. Pelatihan termasuk kelenturan dan koordinasi gerak serta

keseimbangan disamping nilai estetikanya.

3. Stamina dari metabolisme aerobic (oxygenic) dan anaerobic. Pencak Silat

merupakan olah raga yang memiliki kombinasi metabolisme aerobic dan

anaerobic. Tidak seperti dalam olah raga marathon yang 98% membutuhkan

metabolisme aerobic.

4. Stamina terhadap kecepatan. Dalam peragaan serang bela dibutuhkan stamina

kecepatan yang tinggi dan percepatan / impulse yang terkendali.

5. Stamina terhadap daya tahan pukulan. Hal yang specific untuk jenis olah raga bela

diri, yang mana kita perlu juga melatih ketahanan terhadap pukulan dan

bantingan.

Dari segi pengetahuan, kita juga akan lebih mengenal dan mengetahui bagian-bagian

tubuh kita baik fungsi serta kelebihan dan kelemahannya.

Disamping itu, Pencak Silat juga memiliki kelebihan dalam membina jiwa/

mental kita, yang membedakannya dari jenis olah raga lainnya;

1. Menambah kepercayaan diri.

2. Disamping fisik juga melatih mental dan pikiran kita.

3. Menimbulkan kewaspadaan yang tinggi.

4. Memupuk kegesitan dan kelincahan mental.

5. Lebih menumbuhkan jiwa ksatria.

6. Mempertebal kedisiplinan dan keuletan yang lebih tinggi karena sifat latihannya

yang sulit dan lama.

7. Melatih kita untuk lebih banyak berpikir disamping hanya sekedar menggunakan

otot belaka.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

5

Mempelajari pencak silat dimulai dari tingkat dasar. Pada tahapan ini, sebagai

latihan inti siswa mempelajari gerakan-gerakan atau jurus-jurus dasar. Latihan gerak

dasar atau jurus dasar, siswa harus memahami teknik dan lintasan dengan baik dan

benar sehingga siswa harus betul-betul mempelajari konsep dasarnya. Penguasaan

gerak jurus dasar yang baik akan memberikan efek ledakan yang optimal, kaidah seni

yang indah dan memiliki filosofi spiritual. Untuk dapat menguasai jurus dasar yang

baik diperlukan latihan yang rutin cermat dan sungguh-sungguh. Latihan dapat

dilakukan disekolah sesuai dengan kurikulum yang diterapkan disekolah. Mengingat

keterbatasan jam pelajaran di sekolah dan muatan kurikulum pembelajaran yang

cukup banyak, maka latihan dapat dilakukan pada kegiatan pengembangan diri di

luar jam pembelajaran. Di samping itu latihan juga bisa dilaksanakan di rumah atau

di tempat-tempat lain setiap waktu dan setiap kesempatan.

Karena latihan gerak dasar ini memerlukan ketepatan baik teknik maupun

lintasan, maka perlu ada bimbingan, arahan dan pemantauan dari guru, instruktur

ataupun pelatih. Permasalahan yang kemudian muncul adalah, pertama keterbatasan

tatap muka tidak memungkinkan guru memantau secara terus menerus

perkembangan kemampuan siswa, kedua sebagian besar guru kurang dapat mengusai

teknik gerak pencak silat yang baik. Hal ini didasarkan pada beberapa pertemuan dan

diskusi guru olahraga yang tergabung dalam MGMP (Musyawarah Guru Mata

Pelajaran) pendidikan jasmani dan kesehatan, dimana sebagian besar guru kesulitan

dalam penyambaian mata pelajaran olahraga pada kompetensi pencak silat, ketiga

belum adanya media pembelajaran yang praktis untuk kompetensi pencak silat.

Meskipun telah ada beberapa media audio-visual pencak silat, namun kebanyakan

diperuntukkan bagi tingkat lanjut artinya bagi yang telah memiliki kemantapan gerak

dasar. Disamping itu media tersebut lebih bersifat searah sehingga siswa lebih

bersifat pasif. Konsep pembelajaran yang saat ini sedang dikembangkan adalah

pembelajaran yang aktif, inisiatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Tentunya hal

ini menuntut agar konsep yang dikembangkan dapat menumbuhkan keterlibatan

siswa. Sehingga tanpa disadari secara langsung oleh siswa ternyata siswa telah

terlibat secara jauh dan mendalam dalam proses pembelajaran.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

6

Sejalan dengan hal tersebut, perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi saat ini telah mencapai tataran yang luar biasa. Konsekuensi logis dari

kemajuan teknologi informasi ini membawa dampak positif dan negatif yang hampir

tak terbendung. Telepon seluler dengan berbagai fitur, komputer dengan berbagai

model mulai dari PC, laptop, notebook, netbook, ipad dan berbagai fasilitas

pendukung lainnya sudah bukan merupakan barang mewah, sangat mudah diakses

dan dioperasikan oleh setiap orang hampir disemua tingkatan usia dan setiap siswa

hampir disetiap jenjang pendidikan. Berbagai provider juga memberikan banyak

kemudahan akses yang hampir tanpa batas melalui jaringan internet. Setiap orang

berbagai golongan usiabisa dengan sangat mudah mengunggah dan mengunduh

content yang mereka inginkan.

Kemudahan akses tersebut seringkali menuntun pengguna kepada hal-hal

yang negatif seperti pornoaksi, perjudian online, prostitusi, hack dan sebagainya.

Meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk memblokir situs-situs tertentu

namun selalu saja bias ditembus. Di berbagai media berita dan informasi sering kita

dengar serta saksikan bahwa tindak asusila dan kriminal yang terjadi di masyarakat

banyak terinspirasi dan terdorong oleh apa yang merekan lihat melalui media-media

tersebut. Berapa kasus yang terjadi di kalangan pelajar, pejabat pelayanan publik,

wakil rakyat yang di pandang terhormat, yang tertangkap basah melakukan hal-hal

yang tidak semestinya terjadi.Serta masih banyak fenomena-fenomena yang

merupakan fakta dampak negatif dari kemajuan teknologi informasi yang tidak asing

dari pandagan mata kita dan pendengaran telinga kita.

Di sisi lain, untuk memangkas jalur panjang komunikasi dan informasi peran

media ini sangatlah luar biasa. Orang bisa dengan sangat mudah dan cepat

melakukan kalkulasi yang kompleks serta massal. Kita bisa memahami sesuatu yang

rumit tanpa harus datang ke laboratorium dengan perlengkapan yang banyak dan

besar-besar. Kita hanya cukup melihat secara cermat replika dalam bentuk animasi

yang sangat komunikatif. Segala kesulitan yang dihadapi pada berbagai persoalan

cukup banyak pilihan solusi melalui jaringan internet yang bebas tanpa batas.

Menghadapi berbagai permasalahan tersebut, peran guru sebagai fasilitator

sangat diperlukan dalam dunia pendidikan dengan mengarahkan aktifitas para siswa

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

7

dibidang teknologi informasi dalam melakukan akses multimedia. Siswa harus selalu

didorong untuk selalu memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi

untuk hal-hal yang positif dalam meraih tujuan dan cita-cita hidup yang membawa

kemajuan masyarakat, bangsa dan Negara. Guru hendaknya senantiasa berupaya

untuk memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi untuk

menunjang pencapaian tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.

Pembelajaran berbasis multimedia hendaklah memiliki karakteristik yang interaktif,

inisiatif dan menyenangkan. Siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan kemudian

mengelaborasi dan mengkonfirmasikan kepada fasilitator untuk pencapaian

kompetensi tertentu. Hal ini sesuai dengan konsep pembelajaran yang tertuang dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan BAB IV ayat 1 :

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik. (PP No. 19 tahun 2005).

Sedangkan dalam Peraturan Menteri nomor 41 tahun 2007 tentang Standar

Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dikemukakan :

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi

Dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik

melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. (Permendiknas No. 41

tahun 2007).

Jadi kebutuhan media pembelajaran interaktif menjadi konsep dasar para praktisi dan

penentu kebijakan dibidang pendidikan dalam rangka memotivasi serta mendorong

kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik. Kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara

sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Sistematis artinya terstruktur dengan pola yang urut dan runtut. Sistemik berarti ada

kesinambungan atau keterkaitan antara satu bagian dengan bagian yang lain. Proses

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

8

eksplorasi mengandung pengertian peserta didik termotivasi menggali sedalam-

dalamnya materi pembelajaran baik secara mandiri maupun kelompok. Elaborasi

berarti peserta didik akan dapat menginterpretasikan dari apa yang digali menurut

pemahamannya sendiri. Sedangkan peran guru atau pendidik adalah melakukan

konfirmasi, yakni memberikan penguatan terhadap simpulan dan interpretasi peserta

didik serta memfasilitasi interpretasi dan pemahaman yang masih kurang sesuai.

Saat ini sudah dapat dipastikan bahwa semua sekolah memiliki sarana

prasarana komputer dengan jumlah dan kualitas yang cukup memadai. Bahkan

sebagian besar siswa telah memiliki komputer dirumahnya masing-masing. Tentunya

hal ini akan sangat mendukung dalam pengembangan media pembelajaran interaktif.

Di samping itu kelengkapan fitur-fitur pendukung telephone genggam perangkat

multimedia portable sangat accessable dan sangat murah untuk dapat dimiliki para

siswa. Dengan demikian siswa akan dapat melaksanakan pembelajaran secara

mandiri di manapun dan kapanpun dia kehendaki secara sukarela dan senang hati.

Bahkan hal ini dapat mencegah dan menanggulangi dampak negatif dari kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana diungkapkan di atas.

Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut maka penulis mencoba

melakukan studi mengenai pengembangan media pembelajaran interaktif pencak

silat di sekolah melalui video audio-visual agar dapat memotivasi serta

mempermudah siswa menguasai dan mengembangkan kemampuan beladiri pencak

silat. Indikator keberhasilan penerapan model media audio-visual pembelajaran

berbasis multimedia interaktif secara kuantitatif diantaranya adanya peningkatan

prestasi atau nilai belajar siswa pada sub kompetensi pencak silat. Di samping itu

juga adanya peningkatan jumlah siswa yang berpartisipasi pada pembelajaran

tersebut baik di kelas maupun pada kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di

sekolah maupun kelompok-kelompok perguruan beladiri pencak silat di luar sekolah.

Secara kulaitatif peserta didik lebih kreatif dan termotivasi untuk terus berlatih untuk

meraih prestasi atau capaian tertentu. Tentunya hal ini berdampak positif terhadap

peningkatan kemampuan beladiri pencak silat yang juga dapat berpengaruh terhadap

raihan prestasi dalam berbagai even yang diselenggarakan secara tentatif maupun

reguler.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan pada pembahasan

kajian pustaka di atas, maka dengan demikian dapat ditarik rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana hasil studi pendahuluan yang diperoleh guna dijadikan pertimbangan

untuk dilakukan studi pengembangan model program audio-visual media

pembelajaran pencak silat di SMK Negeri I Miri di Sragen?

2. Bagaimana desain awal atau rancangan model pengembangan program audio-

visual media pembelajaran pencak silat berbasis multimedia interaktif yang sesuai

di SMK Negeri I Miri di Sragen?

3. Bagaimana hasil uji coba pada uji coba pertama, uji coba kelompok kecil, uji coba

kelompok terbatas dan dan uji coba kelompok diperuas terhadap rancangan

produk pengembangan model audio-visual pembelajaran pencak silat di SMK

Negeri I Miri di Sragen serta tahapan-tahapan revisi dan perbaikan produk yang

dilakukan?

4. Bagaimana model hipotetik atau bentuk akhir model pengembangan program

audio-visual media pembelajaran pencak silat berbasis mulimedia inteaktif yang

diduga dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi pembelajaran pencak silat

siswa SMK Negeri I Miri di Sragen secara efektif dan efisien?

5. Bagaimana hasil uji keefektifan produk pengembangan model pembelajaran

pencak silat audio-visual interaktif siswa SMK Negeri 1 Miri Sragen?

a. Bagaimana signifikansi perbedaan penguasaan kemampuan pencak silat siswa

SMK Negeri 1 Miri Sragen yang mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan produk pengembangan model pembelajaran pencak silat audio-

visual dengan siswa SMK Negeri 1 Miri yang melakukan pembelajaran secara

konvensional.

b. Bagaimana perbandingan penguasaan kemampuan pencak silat siswa SMK

berdasarkan perbedaan skor tes awal dan tes akhir antara siswa yang

menggunakan produk pengembangan model pembelajaran pencak silat audio-

visual dengan kelompok siswa yang tanpa menggunakan produk model

pengembangan pembelajaran pencak silat.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

10

C. Tujuan Pengembangan

Tujuan dari penelitian pengembangan ini yaitu :

1. Mengetahui hasil studi pendahuluan yang diperoleh guna dijadikan pertimbangan

untuk dilakukan studi pengembangan model audio-visual pembelajaran pencak

silat di SMK Negeri I Miri di Sragen.

2. Mengetahui desain atau rancangan produk pengembangan model audio-visual

pembelajaran pencak silat yang sesuai di SMK Negeri I Miri di Sragen.

3. Mengetahui hasil uji coba pada kelompok kecil, kelompok terbatas dan kelompok

diperuas terhadap rancangan produk pengembangan model audio-visual

pembelajaran pencak silat di SMK Negeri I Miri di Sragen guna melakukan revisi

dan perbaikan produk.

4. Mengetahui bentuk akhir produk pengembangan model yang diduga dapat

meningkatkan kemampuan dan prestasi pembelajaran pencak silat siswa SMK

Negeri I Miri di Sragen secara efektif dan efisien.

5. Mengetahui hasil uji keefektifan produk pengembangan model pembelajaran

pencak silat audio-visual interaktif siswa SMK Negeri 1 Miri Sragen.

a. Mengetahui signifikansi perbedaan penguasaan kemampuan pencak silat siswa

SMK Negeri 1 Miri Sragen yang mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan produk pengembangan model pembelajaran pencak silat audio-

visual dengan siswa SMK Negeri 1 Miri yang melakukan pembelajaran secara

konvensional.

b. Mengetahui perbandingan penguasaan kemampuan pencak silat siswa SMK

berdasarkan perbedaan skor tes awal dan tes akhir antara siswa yang

menggunakan produk pengembangan model pembelajaran pencak silat audio-

visual dengan kelompok siswa yang tanpa menggunakan produk model

pengembangan pembelajaran pencak silat.

D. Pentingnya Pengembangan

Pencak silat menjadi salah satu materi pokok pada kurikulum pembelajaran

pendidikan jasmani pada tingkat Sekolah Menengah Atas baik umum maupun

kejuruan. Pada tataran implementasi, sebagai materi pokok tentunya tidak semestinya

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

11

dipandang sebagai formalitas belaka, artinya harus ada target tertentu yang hendak

dicapai yang tidak hanya terpaku pada standar pencapaian. Standar diartikan sebagai

kriteria minimal suatu capaian tertentu yang hanya berorientasi pada nilai akademik.

Lebih dari itu pencapaian kompetensi di atas standar akan membantu meningkatkan

penguasaan ketrampilan yang mengarah pada prestasi. Permasalahan utama yang

muncul adalah bagaimana mengelola pembelajaran sehingga bisa didapatkan hasil

yang optimal?

Dalam teori pembelajaran modern, merekomendasikan untuk menempatkan

peran siswa sebagai subyek atau pelaku yang aktif bukan sebagai obyek, sedangkan

peran guru adalah sebagai fasilitator. Untuk menjembati peran siswa sebagai sobyek

dan peran guru sebagai fasilitator diperlukan salah satunya adalah media

pembelajaran sebagai jembatan penghubung yang efektif dan efisien. Untuk menguji

format media, efisiensi dan efektifitas media pembelajaran diperlukan penelitian

pengembangan. Dengan demikian dipandang perlu dan mendesak untuk

dilaksanakan penelitian pengembangan model program audio-visual pembelajaran

pencak silat berbasis multimedia interaktif. Secara empiris pengembangan model

program audio-visual sudah banyak terbukti mampu secara efektif dan efisien

meningkatkan motivasi dan prestasi pembelajaran diberbagai hasil penelitian. Hal ini

menjadi alasan utama untuk penelitian pengembangan model program audio-visual

pada pembelajaran pencak silat.

Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D

adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru,

atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu siklus,

yang diawali dengan adanya analisa awal. Studi awal dilakukan untuk memastikan

model faktual berdasarkan studi literatur dan studi lapangan tentang produk

pengembangan model program audio-visual pembelajaran pencak silat.

Langkah selanjutnya adalah menentukan rancangan model, mendiskusikan

dengan pakar atau ahli, desain uji coba, pelaksanaan uji coba, perbaikan dan

penyempurnaan produk sampai diperoleh hasil yang diduga benar-benar mampu

meningkatkan keterampilan beladiri pencak silat yang diharapkan. Langkah

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

12

berikutnya melakukan eksperimen atau uji coba produk dalam rentang waktu yang

telah ditentukan. Langkah selanjutnya mengukur efektifitas dan efisiensi produk

pengembangan. Efektifitas dan efisiensi produk dapat diketahui melalui hasil

perhitungan kuantitatif taraf signifikansi berdasarkan perhitungan skor akhir pada

kelompok eksperimen dibanding kelompok kontrol. Model yang telah teruji dalam

taraf signifikan diduga akan dapat mengatasi kesenjangan antara harapan dengan

fakta di lapangan.

Materi dan proses pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi, latar

belakang dan kemampuan guru yang akan mempelajarinya, serta sumber-sumber

belajar yang ada di daerah lingkungan masing-masing. Setelah itu barulah dibuat

draft produk, atau produk awal yang masih kasar, kemudian produk tersebut

diujicobakan di lapangan dengan sampel secara terbatas dan sampel lebih luas secara

berulang-ulang.

Pada skala mikro hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan dalam mengatasi permasalahan pembelajaran pencak silat di lingkungan

tempat dilaksanakannya penelitian. Sedangkan pada skala makro apapun hasil

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan untuk penelitian-penelitian sejenis

untuk mengatasi berbagai kesenjangan baik pada dunia pendidikan maupun pada

organisasi-organisasi lainnya. Peneliti berharap agar hasil dari penelitian

pengembangan ini juga membawa manfaat positif dan arti penting dalam

perkembangan pendidikan baik bagi siswa, guru maupun sekolah.

1. Bagi Siswa

Manfaat hasil penelitian pengembangan bagai siswa antara lain :

a. Tumbuhnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran pencak silat

b. Meningkatnya hasil belajar siswa baik aspek afektif maupun psikomotorik

c. Tumbuhnya kemandirian belajar siswa tanpa harus selalu bergantung pada

profil dan keberadaan guru.

d. Meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar baik dalam pelajaran reguler di

sekolah, ekstrakurikuler maupun kelompok belajar di luar sekolah

e. Melalui media pembelajaran audio video berbasis multimedia interaktif

memberikan komunikasi dua arah antara siswa dan sumber belajar

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

13

2. Bagi Guru

Manfaat hasil penelitian pengembangan bagai guru antara lain :

a. Mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi, produktif, aktif, inovatif

efektif dan menyenangkan untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi

pembelajaran pencak silat

b. Diperolehnya strategi pembelajaran yang tepat sesuai perkembangan teknologi

c. Pemanfaatan berbagai sarana sebagai media pembelajaran yang praktis,

menarik dan mudah diakses keberadaannya.

d. Mengoptimalkan peran guru sebagai mediator bukan sebagai sumber ilmu,

khususnya guru-guru yang yang kurang mampu dan kurang menguasai

keterampilan pada bidang tersebut karena guru memiliki partner media

interaktif sebagai peraga.

3. Bagi Sekolah

Manfaat hasil penelitian pengembangan bagai sekolah antara lain :

a. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran pencak silat.

b. Tumbuhnya motivasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang

bermutu.

c. Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif.

4. Bagi Praktisi Pencak Silat

Manfaat hasil penelitian pengembangan bagai praktisi pencak silat yaitu :

a. Meningkatnya minat mempelajari dan berlatih pencak silat di luar jalur

pendidikan formal.

b. Mendorong kreatifitas pelatih beladiri pencak silat untuk mengembangkan

proses pendidikan dan pelatihan beladiri pencak silat di berbagai kelompok

latihan.

c. Tumbuhnya motivasi pelatih dalam mengembangkan proses pelatihan yang

bermutu pada kelompok latihan pencak silat dalam wadah perguruan beladiri

pencak silat.

d. Meningkatnya prestasi beladiri pencak silat pada berbagai even pertandingan

dan perlombaan.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

14

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Outcome dari penelitian pengembangan model audio-visual interaktif

pembelajaran pencak silat ini adalah media pembelajaran yang mudah diakses oleh

para siswa baik dilingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. Secara lebih

detail ciri-ciri produk yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Bentuk keping CD dengan ukuran 12 mm

2. Dikemas dalam bentuk softcopy yang dapat diakses dengan menggunakan

Microsoft Power Point 2007

3. Berisi video peragaan gerak dengan keterangan-keterangan tertulis dan

penjelasan dalam bentuk audio tentang beladiri pencak silat dalam

cakupan materi yang telah dikembangkan sesuai kurikulum pembelajaran

pendidikan jasmani pada tingkat SMK

4. Pada tiap slide dilengkapi dengan tombol tombol navigasi yang jelas

fungsi dan arahnya

5. Tampilan menarik dan menimbulkan rasa penasaran dan memancing rasa

ingin tahu

6. Teknik pencahayaan pada tiap slide cukup tetapi tidak menyebabkan mata

cepat lelah bagi yang mengaksesnya.

7. Dilengkapi dengan soal-soal evaluasi untuk mengukur penyerapan materi

yang hasilnya bisa langsung dilihat.

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1. Asumsi Pengembangan

Dalam penelitian ini, Pengembangan Model Program Audio-Visual Pembelajaran

Pencak Silat didasarkan pada asumsi, antara lain :

a. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah filedigunakan untuk membentuk kebiasaan gaya hidup teratur, sehat, aktif dan sportif dimana unsur-unsur fisik, mental intelektual, emosional

15

2. Keterbatasan Pengembangan

Dalam penelitian ini, Pengembangan Model Program Audio-Visual Pembelajaran

Pencak Silat ada beberapa keterbatasan, antara lain :

a. Keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti dalam teknik video

shooting, meliputi : pencahayaan, sudut pengambilan gambar, setting studio,

acting dan lain-lain.

b. Keterbatasan kemampuan teknik pengolahan video dengan software

pendukung seperti adobe premier, video converter dan lain-lain

c. Keterbatasan kemampuan teknik recording dan sound editing dengan sound

forge untuk mendukung back sound

d. Keterbatasan kemampuan teknik desain grafis dengan adobe photoshop

creative suite dan corel draw graphic suite

e. Keterbatasan kemampuan dalam mengoperasikan microsoft power point

khususnya video hyperlink dan macros script.