bab i pendahuluan a. latar belakang masalahdigilib.uinsgd.ac.id/10966/4/4_bab1.pdf · ketiga,...

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KH. Hamdan Saleh Nasution adalah Pengurus Pendidikan lembaga Al- Washliayah yang didatangkan langsung dari Medan Sumatra Utara. Dalam kontribusinya sebagai pendakwah yang mendirikan sebuah lembaga pendidikan di Indramayu. KH. Hamdan selalu mengerjakan suatu perubahan bagi masyarakat Indramayu, terutama tentang pendidikan Islam, serta penanaman Aqidah yang baik dan benar. Beliau mendirikan Madrasah Dinia Awaliyah (MDA), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan RA/ TK Islam. Selain itu KH. Hamdan menyiarkan agama Islam dengan berdakwah menjadi Mubaligh dan mendiriakn majelis taklim. 1 Pengorbanan yang dilakukan KH. Hamdan Saleh Nasution sangatlah berat, terutama beliau hijrah dari Medan, Sumatra Utara, menuju Indramayu, Jawa Barat. Meninggalkan sanak keluarga terutama kedua orang tuanya, untuk memenuhi perintah menyiarkan agama Islam yang di tugaskan oleh lembaga Islam yaitu Al-Jam’iyatul Washliyah. KH. Hamdan Saleh Nasution adalah putra dari pasangan Abdul Manaf dan Ibunya Hj. Maemunah, yaitu lahir pada tanggal 24 November 1937 di Padang Sidenpuan, Sumatra Utara dan meninggal pada 1 Wawancara dengan Anisah Rosdiana, 73 Tahun, pada 16 April 2017 Puku: 07 : 45 WIB. Lihat juga, Arsip pribadi KH. Hamdan Saleh Nasution. lihat juga Nang Sudewo, Sudut Djejak Indramajoe Tempo Doloe (Indramayu: Indramayu Historia, 2015) Hlm. 70

Upload: ngotram

Post on 21-Jul-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

KH. Hamdan Saleh Nasution adalah Pengurus Pendidikan lembaga Al-

Washliayah yang didatangkan langsung dari Medan Sumatra Utara. Dalam

kontribusinya sebagai pendakwah yang mendirikan sebuah lembaga pendidikan

di Indramayu. KH. Hamdan selalu mengerjakan suatu perubahan bagi masyarakat

Indramayu, terutama tentang pendidikan Islam, serta penanaman Aqidah yang

baik dan benar. Beliau mendirikan Madrasah Dinia Awaliyah (MDA), Madrasah

Tsanawiyah (MTs), dan RA/ TK Islam. Selain itu KH. Hamdan menyiarkan

agama Islam dengan berdakwah menjadi Mubaligh dan mendiriakn majelis

taklim.1

Pengorbanan yang dilakukan KH. Hamdan Saleh Nasution sangatlah berat,

terutama beliau hijrah dari Medan, Sumatra Utara, menuju Indramayu, Jawa

Barat. Meninggalkan sanak keluarga terutama kedua orang tuanya, untuk

memenuhi perintah menyiarkan agama Islam yang di tugaskan oleh lembaga

Islam yaitu Al-Jam’iyatul Washliyah. KH. Hamdan Saleh Nasution adalah putra

dari pasangan Abdul Manaf dan Ibunya Hj. Maemunah, yaitu lahir pada tanggal

24 November 1937 di Padang Sidenpuan, Sumatra Utara dan meninggal pada

1 Wawancara dengan Anisah Rosdiana, 73 Tahun, pada 16 April 2017 Puku: 07 : 45 WIB.

Lihat juga, Arsip pribadi KH. Hamdan Saleh Nasution. lihat juga Nang Sudewo, Sudut Djejak

Indramajoe Tempo Doloe (Indramayu: Indramayu Historia, 2015) Hlm. 70

2

usia 65 tahun, di Indramayu, pada hari Selasa, tanggal 29 Mei 2001, Pukul 06.30

WIB.2

Semenjak kedatanganya beliau ke Indramayu banyak perubahan yang

begitu signifikan mengenai perubahan pendidikan, maupun segi spiritwal

keagamaanya. Karena sedikit demi sedikit bisa mengatasi maraknya perjudian,

minum- minuman keras serta kurangnya pemahaman aqidah yang benar di

kalangan masyarakat. Ini menjadikan KH. Hamdan Saleh Nasution mampu

bergerak di bidang dakwah, dan pendidikan.3

Dalam kiprahnya KH. Hamdan Saleh Nasution banyak melakukan

rangkaian kegiatan di antaranya: pertama, Komisariat Al-Washliyah daerah

Indramayu, Jawa Barat yang dipimpin KH. Hamdan Saleh Nasution, telah

mengikuti Musyawarah dan Pelatihan Nasional Gerakan Pemuda Al-Washliayah

tahun 1980. kedua, pernah dipanggil menjadi mubaligh dalam rangka kegiatan

KKN ITB di Kandanghaur, Indramayu, tanggal 23 Juni 1984 sampai dengan 25

Agustus 1984. Ketiga, Program kerjasama antar Pemerintah RI dan UNICEF

dengan Al-Washliyah Indramayu dengan Program Kelangsungan Hidup Anak

Melalui LSM Agama, tahun 1988. Keempat, Kerjasama Pemerintah Indramayu

dengan Al-Washliya, untuk menyenggarakan penyuluhan Bimbingan Calon

Jamaah Haji ( KBIH) pada tahun 1995. Kelima, KH. Hamdan Saleh Nasution ikut

mewakilkan Pengurus Daerah Al-Washliyah Indramayu Mukhtamar XVIII Al-

Jam’iyatul Washliya di Istana Negara yang di hadiri oleh Wakil Presiden Try

2 Arsip pribadi KH. Hamdan Saleh Nasution 3 Wawancara dengan Anisah Rosdiana, 73 Tahun, oleh peneliti pada 16 April 2017 Puku:

07 : 45 WIB.

3

Sutrisno dalam pembukaannya. Jakarta 25 November 1997. Keenam, KH.

Hamdan Saleh Nasution ikut mewakilkan Pengurus Daerah Al-Washliyah

Indramayu, dalam rangka Rapat Kerja Nasional di Istana Negara, bersama

Presiden B.J. Habibi Jakarta, 5 Desember 1998. Ketujuh, Mendirikan majelis

Taklim yang bernama Majelis Tablig Wa Taskir Al Washliyah yang diadakan

setiap hari senin serta menjadi pengurus Dewan Kemakmuran Masjid ( DKM)

tahun 1990. 4

Kedatangan KH. Hamdan Saleh Nasution tak lain bertujuan untuk

mensyiarkan agama Islam melalui dakwah dan pendidikan. Beliau sengaja datang

ke Indramayu, Jawa Barat atas perintah dari lembaga Islam Al-Jam’iyatul

Washliyah yang pada waktu itu beliau ditugaskan dari pimpinan pusat di Medan,

untuk mensyiarkan agama Islam melalui Lembaga Pendidikan Islam Al-

Jam’iyatul Washliayah.5

Al- Jam’iyatul Washliyah adalah sebuah organisasi Islam yang bergerak di

bidang sosial dan pendidikan. Organisasi ini sangat aktif menyiarkan agama Islam

melalui pendidikan, termasuk madrasah dan sekolah, untuk mengingatkan

pendidikan msyarakat. Organisasi ini lahir pada tanggal 30 November 1930,

sebelum Indonesia merdeka. Semua keberhasilan organisasi ini merupakan hasil

4 Piagam kegiatan/ pengurusan DKM Baiturrahmah Dermayu Sindang priode 1985-

1990. Sebagai anggota seksi Pendidikan dan Kebudayaan serta Khotib. Arsip Pribadi KH.

Hamdan Saleh Nasution. 5 Wawancara dengan Anisah Rosdiana, 73 Tahun, pada 16 April 2017 Puku: 07 : 45

WIB.

4

aktivitas Al-Jam’iyatul Washliyah yang didirikan dengan penuh semangat dan

keuletan oleh pelajar-pelajar penerus.6

Dengan seiring waktu, lembaga tersebut menyebar hingga sampailah di

Indramayu. Lebih terpatnya di daerah Anjatan dan Sukra, Indramayu. Hingga ke

kecamatan Sindang tahun 1963. Sebelumnya di Sindang sudah ada sekolah

mengaji dengan nama Ianatul Mutha'alimin yang di dirikan oleh orang-orang

keturunan Arab, namun karena krisis pengajar mengalami kemunduran dan

akhirnya hendak hancur. Hingga suatu waktu orang tua dari daerah kampung

Arab, berdagang di kecamatan Anjatan yaitu yang bernama Umar Manggar ia

melihat kemajuan dan kemasyuran Al- Jam'iyatul Washliyah disana. Sehingga

pada rapat dengan orang - orang tua di antaranya ada Umar Manggar, Abah

Abdullah Sa'di, Abah Delah Jawas dan beberapa yang lainya, untuk menemui

Ustad Lukman Yahya yang pada waktu itu menjadi pengurus Al-Washliyah di

Anjatan Indrmayu. Tujuanya tak lain untuk segera mendirikan Madrasah di

Sindang Indramayu, dikarenakan kekhawatiran banyak anak- anak yang tidak

sekolah agama atau sekolang ngaji. Serta menamkan nilai ke Tauhidan terhadap

anak, karena di lingkungan tersebut terdapat gereja terbesar di Indramayu. Dari

kekhawatiran tersebut selanjutnya Ustad Lukman Yahya meninjau mengajukan

nama An-Nadn Al-Mutha'alimin, diganti dengan nama Al-Jam’iyatul Washliyah.

6 Hasballah Thaib. MA. Syaikh H. M. Arsyad Thalib Lubis, Pemikiran dan Karya

Monumental.( Medan; Perdana Publishing 2012). Hlm. 75

5

Dengan pendekatan ke masyarakat, Al-Washliyah mudah di terima oleh

masyarakat, di karnakan ada ke samaan mazhab yaitu Ahli Sunnah Wal Jamaah.7

Dalam dakwahnya KH. Hamdan Saleh Nasution, diantaranya yaitu

Membuka pengajian rutin di rumahnya yang bernama Majlis Tablig Wa Taskir Al

Washliyah, dan menjadi Mubalihg atau pendakwah yang tak pernah lelah mengisi

ceramahnya di mana- mana. Beliau juga berkhutbah ke masjid- masjid, serta

menjadi dewan kemakmuran Masjid. yang lebih menarik beliau berdakwah

dengan melibatkan para muridnya untuk berdakwah melalui kesenian, yaitu

dengan pertunjukan pementasan sosio drama yang telah di tonton oleh ratusan

Masyarakat khusunya di Kecamatan Sindang Indramayu. Pertunjukan ini

dilakukan setahun sekali untuk merayakan Milad Al-Jam’iyatul Washliyah, yaitu

setiap tanggal 30 November. Taklain tujuanya yaitu untuk mewarnai dan

meramaikan syiar Islam serta penanaman Aqidah terhadam masyarakat. 8

Sedangkan Kontribusi pendidikan yang beliau kerjakan selama berada di

Indramayu Jawa Barat. KH. Hamdan Saleh Nasution mendirikan Madrasah

Diniyah Awaliyah, Madrasah Tsanawiyah serta TK Islam, yang semuanya ini

diberi nama Al- Washliyah. Dalam pendidikan Al-Washliyah, sebelum Al-

Washliyah bergabung dalam pendidikan agama yang di naungi oleh DEPAG

beliau menerapkan pendidikan seperti pendidikan yang ada di Al Washliyah

Medan, bahkan Ijaza yang di keluarkan langsung dari Al Washliyah Medan.

Pelajaran yang beliau terapkan mampu mengkaderisasi para muridnya supaya bisa

7 Wawancara dengan Hj. Mimin Hermina, 64 tahun, oleh peneliti pada tanggal 27 April

2017 Pukul : 08 : 17. Lihat juga Arsip Pribadi KH. Hamdah Saleh Nasution 8 Wawancara dengan Rusydi, 56 tahun, oleh peneliti pada tanggal 27 April 2017 pukul :

11: 20 WIB.

6

mengajar, bisa berdakwah dan mampu menjadi imam masjid. Serta bisa membaca

kitab kuning. Ketika pecahnya G30S PKI, banyak anak didik KH. Hamdan Saleh

Nasution menyebar ke daerah daerah lain untuk mengajar di madrasah, di

karenakan masyarakat sadar akan pentingnya sekolah ngaji atau sekolah

madrasah, ini menjadikan banyak madrasah-madrasah baru yang bermunculan di

daerah Indramayu.9

Selain itu, beliau juga ikut andil dalam kegiatan kemasyarakatan. Beberapa

di antaranya, mengratiskan biaya sekolah bagi yang tidak mampu, Menjadi ketua

Pengurus Daerah Al-Jam’iyatul Washliyah Indramayu, mendirikan majelis

Ta’alim, serta membatu tugas pemerintah atau kerja sama dengan pemerintah

diantaranya, Program Kelangsungan Hidup Anak dari kementrian agama pusat.

Berkat kegigihanya juga belau mendapatkan apresiasi yang tinggi dari msyarakat,

senggi dalam prestasinya beliau terpilih menjadi Wakil Rakyat (DPRD) selama

dua priode. Sehingga beliau sangat menjadi tokoh agama yang mempunya

kharismatik, serta mampu mengemban amat yang diberikan dari masyarakat. 10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana Riwayat Hidup KH.Hamdan Saleh Nasution?

9 Wawancara dengan Abdullah bin Ali bin Allan, 69 tahun, oleh peneliti pada 27 April

2017 Pukul: 09 : 15 WIB 10 Wawancara dengan Rusydi, 56 tahun, oleh peneliti pada tanggal 27 April 2017 pukul :

11: 20 WIB.

7

2. Bagaimana Peran KH. Hamdan Saleh Nasution dalam

Mengembangkan Al-Jam’iyatul Washliyang di Indramayu (1986-

2001)?

C. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk.

1. Mengetahui Riwayat Hidup dan Pendidikan KH.Hamdan Saleh

Nasution.

2. Mengetahui Peran KH. Hamdan Saleh Nasution dalam

Mengembangkan Al-Jam’iyatul Washlih di Indramayu (1986- 2001)

D. Kajian Pustaka

Untuk penulisan penelitian ini, dikumpulkan sumber-sumber pustaka yang

tentu berkaitan dengan topik. Sumber- sumber kepustakaan yang di gunakan ini

memberikan pengetahuan dasar dalam memahami Peran para tokoh agama yang

mempunyai kharismati. Di antara buku- buku yang berhasil di temui antara lain:

Al-Washliyah: Api dalam Sekam. Buku yang di tulis oleh Chadijah

Hasanuddin diterbitkan oleh penerbit Pustaka Bandung 1988 berisikan perjuangan

peran aktifis Al-Washliyah untuk tetap eksis sebagai wadah organisasi untuk

berkhidmat. Awalnya buku ini merupakan disertasi yang ditulis oleh Chadijah

Hasanuddin ketika menamatkan studi S3 di Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dr. Al Rasyidin, M. Ag. Dkk. 2011, Al- Jam’iyatul Washliyah. Potret

Histori, Edukasi dan Filosofi. Centre Al Washliyah Studies ( CAS) dan Perdana

Publishing Medan. Buku ini berisi tentang Tokoh- tokoh pendiri Al Washliyang

8

yang mempunyai Kharismatik di zamanya dan buku ini di tulis bertepatan

denagan ulang tahun Al- Washliyah yang ke- 81, tujuanya taklain untuk

menyambung garis histori antar pendiri Al- Washliyah dari zaman ke zaman.

Prof. Dr. H. M. Hasballah Thaib. 2012. MA. Syaikh H. M. Arsyad Thalib

Lubis, Pemikiran dan Karya Monumental. Perdana Publishing Medan. Buku ini

mengisahkan Biografi dan peran Pemikiran guru- guru besar Al- Washliyah yang

menjadi tauladan atau percontohan bagi anggota Al- Washliyah.

Zenal Masduqi, M.Ag. MA 2015: Gerak dan Laju Al- Jam’iyatul

Washliayah di Cirebon ( 1957-2006). Selaku Ketua Majlis Dakwah dan

Komunikasi Pengurus Daerah Al- Jam’iyatul Washlliaya Kabupaten Cirebon

masa bakti 2015- 2019. Buku ini membahas sejarah berdirinya Al- Washliyah di

Cirebon dan perkembangan serta kaderisasi pengurus Al- Washliayah Cirebon.

Hoeruddin 2005: Peran K.H Makmun Nawawi dalam bidang Pendidikan

dan Dakwah di Kecamatan Cibarusah Bekasi Tahun 1940-1975. Skripsi Bandung

: Univesitas Sunan Gunung Djati Bandung. Skripsi ini ditulis oleh Hoeruddin

pada tanggal 25 Agustus 2005, untuk persyaratan menjadi sarjana S1. Dimana

dari skripsi ini penulis terilhami untuk menulis skripsi, serta dimana skripsi ini

bisa dijadikan tolak ukur untuk dijadikan contoh untuk penulisan sekripsi. Karena

sripsi ini membahas biografi dan peran seorang tokoh agama yang mempunyai

kharismati yang berperan dalam dakwah dan pendidikan di kecamatan Cibarusah

Bekasi.

9

Perbedaan yang mendasar buku-buku tersebut dengan apa yang peneliti

tulis adalah dalam mengungkap peran tokoh yang berbeda, serta bagaimana peran

tokoh yang penulis ungkapan lebih kepada bagaimana tokoh tersebut berperan

dalam mengembangkan pendidikan Al-Jam’iyatul Washliyah di Kabupaten

Indramayu.

E. Langkah- Langkah Penelitian

Adapun metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalam metode

penelitian sejarahyang meliputi tahapan- tahapan sebagai bellikut.

1. Heuristik

Heuristik adalah tahap penjajakan, pencarian, dan pengumpulan

sumber- sumber yang akan di teliti, baik yang terdapat di lokasi penelitian,

temuan benda, maupun sumber lisan.11 Sebagi pendahuluan dalam tahapan ini

dilakukan survey dan observasi lapangan. Hal ini memaksudkan untuk

mempermudah penemuan jalan dalam proses pencarian sumber.

Sumber yang penulis dapatkan adalah berupa dokumen-dokumen

pribadi, Naskah, dan Wawancara serta sumber visual yang berupa foto-foto.

Sedangkan Sumber- sumber yang berasal dari dokumen-dokumen di

antaranya :

11 Sulasman, Metodologi Sejarah. (Bandung : Pustaka Setia, 2014). Hlm.91

10

1) Ijazah madrasah KH. Hamdan Saleh Nasution di Al- Qismul Al‘Ali

Jam’iatul Washliayah Sidumpuan Medan. Surat Ijazah ini di tulis

denagn menggunakan Bahasa Arab pada tahun 1379 H/ 1959.

2) Surat tanda lulus sekolah Madrasah Aliyah Agama Islam Negri di

Propinsi Jawa Barat tahun 1968

3) Sartifikat Pendidikan Guru Agama Islam untuk sekolah dasar di

sumatra utara tanggal 10 Februari 1968.

4) Piagam penghargaan di beriakn kepada KH. Hamdan Saleh

Nasution, atas peran sertanya sebagai Mubaligh, dalam kegiatan

KKN-ITB di Kandanghaur Indramayu pada tanggal 23 Juni sampai

denagn 25 Agustus 1984.

5) Piagam Penghargaan diberikan kepada KH. Hamdan Saleh

Nasution, yang telah berpartisipasi dalam kegiatan/ pengurusan

DKM Baiturrahmah Dermayu Sindang priode 1985- 1990. Sebagai

anggota seksi Pendidikan dan Kebudayaan serta Khotib.

6) Piagam penghargaan Program Kerjasama antar Pemerintah RI dan

UNICEF. Di berikan kepada Hamdan Saleh Nasution yang telah

mengikuti Proyek Kelangsungan Hidup Anak yang diadakan dari

tanggal 12 Desember s/d 17 Desember 1988 di Bogor dengan baik.

7) Sartifikat Penghargaan yang di beriakn kepada Hamdan Saleh

Nasution, sebagai perserta dari Komda Indramayu Jawa Barat yang

telah mengikuti Musawarah dan Pelatihan Nasional Gerakan

Pemuda Al- Washliayah tahun 1980.

11

8) Daftar Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan. Riwayat ini di tulis

pada tanggal 2 Januari 1971, sebagai calon anggota dewan.

9) Surat Tanda Tamat Pelatihan dari Departemen Agama RI. Derektur

Jendral Bimbingan Haji. Dengan ini menyatakan KH. Hamdan

Saleh Nasution telah selsai mengikuti pelatih calon Haji yang di

lakasnakan pada Tanggal 31 Oktober sapai dengan 06 November

1995 di Bandung.

10) Indramayu Dalam Angka tahun 1986. Badan Perencanaan

Pembangunan Cabang Perwakilan Biro Pusat Statistik Daerah Kab.

DT. II Indramayu Kantor Statistik Kabupaten Indramayu.

Sumber wawancara di atranya yang behasil di wawancarai adalah :

a. Ibu Hj. Anisah Rosdiana. Lahir di Indramayu, 31 Agustus

1944. Ia adalah Istri KH. Hamdan Saleh Nasution.

b. Drs. H. Rusydi, MM. Murid dari KH. Hamdan Saleh Nasution

sekarang menjadi Pengurus PD Al- Washliyah Indramayu.

c. Hj. Mimin Herlina. Usia 64 Tahun Murid dari KH. Hamdan

Saleh Nasutioin dan Sekarang Menjadi Pengurus PD Al-

Washliyah Indramayu.

d. Ustadz Abdullah bin Ali Allan. Lahir pada tanggal 31

Desember 1948 . Guru Pendidikan Al- Washliyah dan

termasuk Murid dari KH. Hamdan Saleh Nasution.

e. Ustadz Sofwan Hidayat. Lahir pada tanggal 17 Desember 1950.

Pengurus PC Al-Washliyah Anjatan Indramayu.

12

f. Ustadz Salim Faqihan. Lahir di Indramayu, 8 Juni 1954.

Kepala MDT Al-Washliyah Tahun 2012.

g. Bapak Ustadz Abdul Hadi Zaidan. Lahir di Indramayu, 10

Oktober 1967. Murid KH. Hamdan Saleh Nasution.

h. Bapak Ustadz Komarudin Cholil. M.Ag, usia 73 tahun. Murid

KH. Hamdan Saleh Nasution

Sumber visual yang di dapat adalah :

a. Foto KH. Hamdan Saleh Nasution.

b. Foto KH. Hamdan Saleh Nasution Bersama Istrinya yaitu

Ibu Hj. Anisah Rosdiana.

c. Foto KH. Hamdan Saleh Nasution bersama Wakil Presiden Try

Sutrisno dalam rangka pembukaan Mukhtamar XVIII Al-

Jam’iyatul Washliyah di Istana Wakil Presiden. Jakarta 25

November 1997

d. Foto KH. Hamdan Saleh Nasution bersama Presiden BJ Habibi,

dalam rangka Membuka Rapat Kerja Nasional di Istana Negara

Jakarta, 5 Desember 1998.

2. Kritik

Kritik merupakan proses pengujian (verifikasi) terhadap keabsahan

fakta - fakta atau data- data sejarah yang di temukan di lapangan penyelesian

sumber apakah sumber terjamin keorisinilanya12. Dalam penelitian ini di

lakukan kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern merupakan pengujian

12 Sulasman, Metodologi Sejarah. (Bandung : Pustaka Setia, 2014). Hlm.101

13

yang di lakukan untuk memperoleh keabsahan tentang keaslian sumber

(otensititas), sedangkan kritik intern menguji ke absahan tentang kesahehan isi

sumber ( kredibiltas)13.

a. Kritik Ekstern

Kritik Ekstern atau kritik luar untuk menilai otentitas sumber

sejarah. Dalam kritik ekstern yang di persoalkan adalah bahan dan bentuk

sumber, umur, dan asal dokumen, kapan dibuat, di buat oleh siapa.

Sumber itu asli atau salinan, dan masih utuh atau sudah salinan.

Adapun kritik ekstren terhadap sumber lisan adalah mengamati

aspek ekstern pengisah. Penulis melakukan wawancara dengan:

1) Ibu Hj. Anisah Rosdiana. Lahir di Indramayu, 31 Agustus 1944.

Ia adalah Istri KH. Hamdan Saleh Nasution. Kondisi beliau

masih sehat, kata-kata dan intonasinya masih jelas,

ingatanyapun masih kuat. Beliau termasuk sumber primer,

karena orang yang paling terdekat yaitu istri dari KH. Hamdan

Saleh Nasution.

2) Drs. H. Rusydi, MM. Usia 56 tahun menjadi Penasehat PD Al-

Washliyah Indramayu dan wakil III Rektor Universitas

Wilalodra Indramayu. Kondisi beliau masih sehat, kata-kata dan

intonasinya masih jelas, ingatanyapun masih kuat. Beliau

13 Hasan Usman, Metode Penelitian Sejarah, Terjemahan A. Muin Umar et al. (Jakarata:

Proyek Pembinaan Prsarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama Islam/IAIN Dierktorat Jendral

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 1986). Hlm. 80

14

termasuk sumber primer, karena orang yang paling terdekat, dan

juga termasuk murid dari KH. Hamdan Saleh Nasution.

3) Hj. Mimin Herlina. Usia 64 Tahun. Kondisi beliau masih sehat,

kata-kata dan intonasinya masih jelas, ingatanyapun masih kuat.

Termasuk sumber Primer makrena murid dari KH. Hamdan

Saleh Nasutioin dan Sekarang Menjadi Pengurus PD Al-

Washliyah Indramayu.

4) Ustadz Abdullah bin Ali Allan. Lahir pada tanggal 31 Desember

1948. Kondisi beliau masih sehat, kata-kata dan intonasinya

masih jelas, ingatanyapun masih kuat. Termasuk Sumber Primer

karena Guru Pendidikan Al- Washliyah dan termasuk Murid

dari KH. Hamdan Saleh Nasution.

5) Ustadz Sofwan Hidayat. Lahir pada tanggal 17 Desember 1950.

Kondisi beliau masih sehat, kata-kata dan intonasinya masih

jelas, ingatanyapun masih kuat Pengurus PC Al-Washliyah

Anjatan Indramayu.

6) Ustadz Salim Faqihan. Lahir di Indramayu, 8 Juni 1954. Kepala

MDT Al-Washliyah Tahun 2012. Kondisi beliau masih sehat,

kata-kata dan intonasinya masih jelas, ingatanyapun masih kuat.

Termasuk sumber primer karena melihat dan mengetahui kinerja

KH. Hamdan Saleh Nasution

7) Bapak Ustadz Abdul Hadi Zaidan. Lahir di Indramayu, 10

Oktober 1967. Murid KH. Hamdan Saleh Nasution. Termasuk

15

sumer primer menjadi murid kesayangan KH. Hamdan Saleh

Nasution serta mengetahui kinerja KH. Hamdan Saleh Nasution.

8) Ustadz Komarudin Cholil. 43 tahun. Termasuk sumer primer

menjadi murid kesayangan KH. Hamdan Saleh Nasution serta

mengetahui kinerja KH. Hamdan Saleh Nasution.

Sumber Tulisan

1) Arsip atau dokumen-dokumen pribadi milik KH. Hamdan Saleh

Nasution yang berupa, Ijazah 1379 H/ 1959. Arsip ini yang

berupa lembaran yang masih dalam keadaan bagus dan utuh.

Sumber ini termasuk sumber primer, yang kemudian dipotocopy

oleh penulis sebagai sumber penguat.

2) Piagam penghargaan atas peran sertanya sebagai Mubaligh,

dalam kegiatan KKN-ITB di Kandanghaur Indramayu pada

tanggal 23 Juni sampai denagn 25 Agustus 1984. Arsip ini yang

berupa lembaran yang masih dalam keadaan bagus dan utuh.

Sumber ini termasuk sumber primer, yang kemudian dipotocopy

oleh penulis sebagai sumber penguat.

3) Daftar Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan. Riwayat ini di

tulis pada tanggal 2 Januari 1971. Arsip ini yang berupa lembaran

yang masih dalam keadaan bagus dan utuh. Sumber ini termasuk

sumber primer, yang kemudian dipotocopy oleh penulis sebagai

sumber penguat.

16

4) Surat keputusan Derektur Jendral Bimbingan Haji. Tanggal 31

Oktober sapai dengan 06 November 1995 di Bandung. Arsip ini

yang berupa lembaran yang masih dalam keadaan bagus dan utuh,

namun sedikit ada perubahan dari warna kertasnya yang berubah

menjadi kecoklat-coklatan. Sumber ini termasuk sumber primer,

yang kemudian dipotocopy oleh penulis sebagai sumber penguat.

b. Kritik Intern

Pada tahap kritik Intern, pengujian terhadap keshahehan sumber,

baik tertulis maupun lisan, dilakukan dengan mendekati keadaan sumber

yang ultimate ( atau naskah primer atau saksi primer) yang dapat

memberikan informasi kebenaran dan keterangan yang akurat dan

terperinci mengenai hal- hal yang sedang di teliti.

1) Ibu Hj. Anisah Rosdiana. Lahir di Indramayu, 31 Agustus

1944. Ia adalah Istri KH. Hamdan Saleh Nasution. Beliu

menerangkan apa beliau ingat, menegenai biografi KH.

Hamdan Saleh Nasution.

2) Drs. H. Rusydi, MM. Usia 56 tahun menjadi Penasehat PD Al-

Washliyah Indramayu dan wakil III Rektor Universitas

Wilalodra Indramayu. Belaiu menerangkan perjuangan yang di

lakukan oleh gurunya itu, berdasarkan penglihatan dan

pengalaman beliau.

3) Hj. Mimin Herlina. Usia 64 Tahun. Beliau menerangkan

pengajaran yang dilakukan oleh KH. Hamdan Saleh Nasution

17

sebagai pengajar serta menerangkan kinerja beliau dimasa

menjabat sebagai ketua PD. Al-Washliyah.

4) Ustadz Sofwan Hidayat. Lahir pada tanggal 17 Desember

1950. Pengurus PC Al-Washliyah Anjatan Indramayu. Beliau

menerangkan sejarah berkembangan Al-Washliyah di

Indramayu.

5) Bapak Ustadz Abdul Hadi Zaidan. Lahir di Indramayu, 10

Oktober 1967. Murid KH. Hamdan Saleh Nasution. Beliau

menerangkan sejarah berkembangan Al-Washliyah di Sindang

Indramayu. serta pembelajaran yang di ajarkan di pendidikan

Al-Washliayah.

6) Ustadz Komarudin Cholil. 43 tahun. Termasuk sumer primer

menjadi murid kesayangan KH. Hamdan Saleh Nasution serta

mengetahui kinerja KH. Hamdan Saleh Nasution.

pembelajaran yang di ajarkan di pendidikan Al-Washliayah.

serta menerangkan keteladanan KH. Hamdan Saleh Nasution.

Sumber Tulisan

3. Arsip atau dokumen-dokumen pribadi milik KH. Hamdan Saleh

Nasution yang berupa, Ijazah 1379 H/ 1959. Dokumen ini berisi

tentang informsi aktivitas sekolah dari KH. Hamdan Saleh Nasution

berupa nilai mata pelajaran dan juga tahun kelulusan. Sumber ini

termasuk sumber primer, yang kemudian dipotocopy oleh penulis

sebagai sumber penguat.

18

4. Piagam penghargaan atas peran sertanya sebagai Mubaligh, dalam

kegiatan KKN-ITB di Kandanghaur Indramayu pada tanggal 23 Juni

sampai denagn 25 Agustus 1984. Arsip ini bukti bahwa KH. Hamdan

Saleh Nasution adalah seorang pendakwah. Sumber ini termasuk

sumber primer, yang kemudian dipotocopy oleh penulis sebagai

sumber penguat.

5. Daftar Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan. Riwayat ini di tulis

pada tanggal 2 Januari 1971. Sumber ini berisi riwayat hidup beliau

yang di tulis oleh beliau sendiri. Sumber ini termasuk sumber primer,

yang kemudian dipotocopy oleh penulis sebagai sumber penguat.

6. Surat keputusan Derektur Jendral Bimbingan Haji. Tanggal 31

Oktober sapai dengan 06 November 1995 di Bandung. Arsip ini berisi

mengenai penghargaan beliau sebagai tokoh agaam dari ormas Islam

Al-Washliyah bekerja sama dengan pemerintah. Sumber ini termasuk

sumber primer, yang kemudian dipotocopy oleh penulis sebagai

sumber penguat.

7. Interpretasi

Interpretasi merupakan tahapan penafsiran tahapan fakta- fakta sejarah,

dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Skema interpretasi ini dibuat

dalam rangka memperkaya bobot analisis mengenai peran KH. Hamdan Saleh

Nasution dalam bidang Dakwah dan Pendidikan di Indramayu.

Pendekatan sosiologis di atas menurut Kartodirdjo, digunakan untuk

memahami dan mendalami peran seorang yang terkait langsung dengan latar

19

belakang lingkungan sosial dan keagamaan dimana tokoh itu di besarkan,

bagaiman proses pendidikan dialami, dan watak- watak sosial yang ada di

sekitarnya. Oleh karena itu perlu di interpretasikan cara persepsi dan

konsepsinya, berdasarkan data- data sejarah yang telah tersedia14.

Selaku tokoh agama yang mempunyai Karismatik, KH. Hamdan Saleh

Nasution mempunyai kedudukan dan peran penting terutama dalam

mengajarkan Islam di masyarakat. Kedudukan tersebut di peroleh atas dasar

prestasi dengan melalui perjuangan yang panjang dalam mempelajari ilmu

agama Islam dan kemudian di kembangkan di masyarakat luas. Kegigihan

KH. Hamdan Saleh Nasuton mampu mengembangkan pendirikan Al-

Washliyah baik Madrasah Diniah Awaliyah, TK Islam dan MTs yang masing-

masing didirika secara bertahap mulai tahun 1963 serta mendirikan pelatihan

Manasik Haji yang pertama di Kecamatan Sindang.

Tantangan yang di hadapi oleh KH. Hamdan Saleh Nasution dalam

perjuanganya selaku tokoh agama adalah bagaimana memberikan pemahaman

masyarakat akan perbuatan dosa membrantas perjudian, mabok- mabukan

yang banyak dilakukan oleh masyrakat setempat, sekaligus mengajak

masyarakat untuk mengajarkan Amal Ma’ruf Nahi Mungkar, dan mendidik

anak- anak dalam memperdalam ilmu agama Islam, serta menamkan tauhid

yang benar, karena masyrakat Sindang berdampingan dengan gereja dan

beragam agama seperti kristen dan agama dari cina kong hucu.

14 Sartono Katodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.( Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama,1993). Hlm. 77

20

Dalam menjawab tantangan tersebut, maka KH. Hamdan Saleh

Nasution dengan pengalaman belajar dan kematangan ilmunya, berjuang

mewujudkan visi dan misinya mengembangkan pendidikan agama Islam serta

menerapkan kepada masyarakat Amal Ma’ruf Nahi Mungkar melalui

organisasi kemasyarakatan Al- Jam’iyatul Washliyah yang bergerak di dalam

Sosial, Pendidikan, dan Dakwah secara Billisan ataupun Bil’hal.

8. Historiografi

Historiografi adalah proses penyusunan fakta sejarah dan berbagai

sumber yang telah di seleksi dalam bentuk tulisan sejarah15. Sedangkan

menurut Gottschalk Historiografi adalah sebagia rekontruksi imajinatif tentang

masa lampau berdasssarkan fakta ( Rekaman atau peninggalan sejarah) yang

diperoleh melalui proses verifikasi, analisis dan sintesis secara kritis, sehingga

menjadi karya ilmiah yang besifat deskriptif dan analistis16.

Adapun sistematika penulisan hasil penelitian mengenai Peran KH.

Hamdan Saleh Nasution dalam mengembangkan Al- Jam’iyatul Washliya di

Indramayu tahun 1986-2001.

BAB I, Merupakan Bab Pendahuluan terdiri dari; Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kajian Pustaka, dan Metode Penelitian

BAB II, membahas bagian dari gambaran umum dari wilayah Indramayu

yaitu Kondisi Objektif Masyarakat Indramayu (1986) yang terdiri dari : Letak

15 Sulasman. Metodologi Sejarah. (Bandung; Pustaka Setia, 2014). Hlm.147 16 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Terjemahan Nuroho Notosusanto, (Jakarta:

Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1986). Hlm. 32-33

21

Geografis Indramayu, Kondisi Masyarakat Indramayu dalam bidang Agama,

Kondisi Masyarakat Indramayu dalam bidang pendidikan, Kondisi

Masyarakat Indramayu dalam bidang Sosial Budaya, Kondisi Masyarakat

Indramayu dalam bidang Ekonomi

BAB III, membahas tentang isi inti dari pembahasan yaitu Peran KH.

Hamdan Saleh Nasution dalam Mengembangkan Al-Jam’iyatul Washliyah di

Indramayu (1986-2001) yang terdiri dari : Biografi KH. Hamdan Saleh

Nasution, Riwayat Pendidikan KH. Hamdan Saleh Nasution, Perkembangan

Al-Jam’iyatul Washliya pada masa KH. Hamdan Saleh Nasution, Metode

Pendidikan dalam Al-Jam’iyatul Washliyah, Metode Dakwah KH. Hamdan

Saleh Nasution dalam Mengembangkan Al-Jam’iyatul Washliyah

BAB IV, Membahas kesimpulan yang menyimpulkan bahasan yang diambil

dari pokok- pokok uraian bahasan ini serta Saran.