bab i pendahuluan a. latar belakang - kementerian ... lkj es 2 2016/3 lkj... · laporan...
TRANSCRIPT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Undang-Undang nomor 36/2009 tentang Kesehatan pada Bab XII
mengenai Kesehatan Kerja Pasal 164-166 menyebutkan bahwa upaya
kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan. Upaya kesehatan kerja dimaksud meliputi pekerja di sektor
formal dan informal, berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada di
lingkungan tempat kerja dan juga bagi kesehatan pada lingkungan tentara
nasional Indonesia baik darat, laut, maupun udara serta kepolisian Republik
Indonesia.
Pada Bab VI bagian Sembilan pasal 80 dan 81 dinyatakan bahwa upaya
kesehatan olahraga ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran
jasmani masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani
masyarakat sebagai upaya dasar dalam meningkatkan prestasi belajar,
prestasi kerja dan prestasi olahraga. Upaya kesehatan olahraga melalui
aktivitas fisik, latihan fisik, dan olahraga lebih mengutamakan pendekatan
preventif dan promotif tanpa mengabaikan pendekatan kuratif dan
rehabilitatif, yang penyelenggaraannya oleh pemerintah, pemerintah daerah
dan masyarakat.
Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga sangat mendukung dalam pencapaian
target SDGs. Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga dimaksud dapat
menciptakan pekerja sehat, bugar dan produktif, sehingga dapat
meningkatkan ekonomi keluarga. Hal ini dapat berdampak terhadap
pengurangan kemiskinan dan meningkatkan umur harapan hidup serta
berdaya ungkit terhadap penurunan IMR dan MMR. Kesehatan Kerja dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
2
Olahraga sangat peduli terhadap pekerja perempuan untuk mewujudkan
pekerja perempuan yang sehat, bugar dan produktif sehingga akan
berdampak terhadap peningkatan kualitas kesehatan pekerja perempuan usia
muda, pekerja perempuan yang hamil dan pekerja perempuan yang
mempunyai anak. Peningkatan kesehatan ibu dan anak berdampak terhadap
menurunnya angka kematian ibu dan anak. Karena penurunan angka
kematian ibu dan anak dipengaruhi oleh keadaan perempuan mulai dari usia
muda sampai setelah memiliki anak. Program kesehatan kerja dan olahraga
mendukung hal tersebut dengan membina puskesmas untuk menjaga pola
hidup sehat dengan berolahraga, membina kebugaran jasmani ibu hamil,
membina program GP2SP sehingga pekerja perempuan mendapat hak
sebagai ibu hamil di tempat kerja dan pemberian ASI Eksklusif bagi ibu
bekerja.
Agar perencanaan program kesehatan kerja dan olahraga dapat diarahkan
sesuai target maka perlu diketahui besaran masalah kesehatan kerja dan
olahraga yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yang
objektif dalam rangka peningkatan kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan
Olahraga. Berdasarkan Sensus Penduduk jumlah penduduk Indonesia
238.364.331 orang terdiri dari jumlah angkatan kerja 122.28 juta (47,5%) dan
jumlah pekerja 114.33 juta (44,5%) (Data BPS, 2015).
Pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2016 telah berakhir sehingga perlu
disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat
Kesehatan Kerja dan Olahraga, sebagai bentuk perwujudan
pertanggungjawaban keberhasilan atau kendala pelaksanaan misi,
pencapaian, target dan tujuan yang telah ditetapkan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
3
Tersusunnya hasil capaian Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga berupa
keberhasilan dan kendala organisasi tahun 2016. Daya dan upaya dalam
mencapai sasaran program dan keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan, Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan
memberikan informasi sasaran dalam kurun waktu 1 tahun.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan,
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam melaksanakan kegiatan
tugas sehari-hari bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kesehatan
Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Kesehatan Kerja dan
Olahraga mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang kesehatan kerja dan olahraga sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas Direktorat
Kesehatan Kerja dan Olahraga mempunyai fungsi:
1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang kesehatan okupasi dan
surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga;
2. penyiapan pelaksanaan kebijakan kesehatan okupasi dan surveilans,
kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga;
3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan
kesehatan olahraga;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
4
4. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan
okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan
olahraga;
5. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang
kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan
kesehatan olahraga;
6. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Susunan Organisasi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonsia Nomor 64 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan adalah sebagai
berikut:
1. Subdirektorat Kesehatan Okupasi dan Surveilans
2. Subdirektorat Kapasitas Kerja
3. Subdirektorat Lingkungan Kerja
4. Subdirektorat Kesehatan Olahraga
5. Subbagian Tata Usaha; dan
6. Kelompok Jabatan Fungsional
D. SISTEMATIKA
Sistematika penulisan LAKIP Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
adalah sebagai berikut :
- Kata Pengantar
- Ringkasan Eksekutif
- Daftar Isi
- BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan uraian singkat mengenai latar belakang, maksud dan tujuan
penyusunan LAKIP serta penjelasan umum organisasi termasuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
5
didalamnya tugas pokok dan fungsi Direktorat Kesehatan Kerja dan
Olahraga.
- BAB II PERENCANAAN KINERJA
Menjelaskan mengenai Rencana Strategis, Rencana Kerja Pemerintah
dan Rencana Penetapan Kinerja. Pada bab ini disampaikan gambaran
singkat sasaran yang ingin dicapai Direktorat Kesehatan Kerja dan
Olahraga tahun 2016.
- BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Menjelaskan pencapaian sasaran kinerja dengan mengungkapkan dan
menyajikan hasil-hasil yang telah dicapai, sebagai pertanggungjawaban
kinerja. Analisis tentang keberhasilan dan kegagalan capaian sasaran
kinerja terkait dengan sumber daya (tenaga dan biaya) yang digunakan,
serta rencana tindak lanjut sebagai rekomendasi dan solusi untuk
masukan program peningkatan kinerja pada tahun yang akan datang.
- BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan atas laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Kesehatan
Kerja dan Olahraga sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
tahun 2016.
- LAMPIRAN
Formulir PK : Pengukuran Kinerja
Formulir RKT : Rencana Kinerja Tahunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
6
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian dari sistem
perencanaan pembangunan nasional sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang nomor 25 tahun 2004, Rencana Pembangunan Jangka Panjang, dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, telah ditetapkan oleh
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025
mengarahkan pada prioritas upaya promotif dan preventif, dengan isu
strategis RPJMN 2015-2019 adalah peningkatan status kesehatan ibu, bayi,
balita, remaja, usia produktif dan lansia, peningkatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, pengembangan JKN, pemenuhan sumber daya
manusia kesehatan, peningkatan akses masyarakat pada pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas.
Visi Kabinet Indonesia Kerja 2015-2019 adalah Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong,
dengan salah satu misi dalam Nawacita adalah mewujudkan kualitas hidup
manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. Dalam Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 terdapat Program Indonesia Sehat,
yaitu Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan, dan Jaminan
Kesehatan Nasional sebagai upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia
berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan sehat, mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai derajat kesehatan yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
7
setinggi-tingginya. Upaya bersifat promotif dan preventif menjadi prioritas
Program Indonesia Sehat melalui Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) dan
pendekatan keluarga.
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan salah satu unit kerja
yang berada di bawah Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, oleh karena
itu sebagian besar kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Kerja
dan Olahraga mengarah kepada tujuan pencapaian Program Kesehatan
Masyarakat. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program, secara
operasional dalam dokumen Penetapan Kinerja telah ditetapkan indikator dan
target kinerja yang menjadi ukuran keberhasilan.
Indikator dan target kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga disebut
sebagai Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dalam Rencana Aksi Kegiatan
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga yang mencakup tujuan, strategi,
sasaran, indikator kinerja dan masalah yang akan timbul dalam kurun waktu 1
tahun.
1. Tujuan
Terwujudnya kelompok masyarakat sehat, bugar dan produktif.
2. Kebijakan
Kebijakan pelaksanaan Kesehatan Kerja dan Olahraga, yaitu:
a. Membangun masyarakat yang sehat bugar dan produktif dengan
menitikberatkan upaya promotif dan preventif.
b. Memperkuat kemitraan dan pemberdayaan masyarakat .
c. Penyelenggaraan program kesehatan kerja dan olahraga secara
bertahap, terpadu dan berkesinambungan.
d. Pengembangan program kesehatan kerja dan olahraga melibatkan
LP/LS, dunia usaha,swasta dan masyarakat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
8
e. Penyelenggaraan program kesehatan kerja dan olahraga sesuai
standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur Operasional.
3. Strategi
Strategi pelaksanaan Kesehatan Kerja dan Olahraga, mencakup:
a. Kemitraan dan pemberdayaan kesehatan pada kelompok pekerja
berbasis masyarakat pekerja.
b. Advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja dan olahraga.
c. Penguatan layanan kesehatan bagi pekerja.
d. Penguatan kebijakan dan manajemen kesehatan kerja dan olahraga.
e. Penguatan sistem informasi kesehatan kerja dan olahraga.
4. Sasaran
a. Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar memiliki
target 4.877 Puskesmas (50%) dari jumlah seluruh Puskesmas pada
awal tahun berjalan yaitu 9.754 Puskesmas.
b. Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI memiliki target 355 Pos
UKK dan Pos UKK yang terbentuk di wilayah Puskesmas dengan target
355 Pos UKK.
c. Fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar memiliki
target 100% dari jumlah fasilitas kesehatan TKI yang ditetapkan oleh
Dirjen terkait sebagai fasilitas pemeriksaan CTKI.
d. Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada
kelompok masyarakat di wilayah kerjanya memiliki target 2.926
Puskesmas (30%) dari jumlah seluruh Puskesmas pada awal tahun
berjalan yaitu 9.754 Puskesmas.
5. Indikator Kinerja
Indikator Kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, antara lain:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
9
a. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja
dasar;
b. Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI dan di wilayah
Puskesmas;
c. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi
standar;
d. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan
olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya.
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga telah ditetapkan
dalam dokumen penetapan kinerja yang merupakan suatu dokumen
pernyataan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk
mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang
dimilki.
Indikator dan target kinerja yang telah ditetapkan antara atasan dan bawahan
menjadi kesepakatan yang mengikat untuk dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan sebagai upaya mendukung terwujudnya pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang berkualitas. Perjanjian penetapan kinerja
sesuai dengan dokumen penetapan kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan
Olahraga tahun 2016 yang telah ditandatangani bersama oleh Direktur
Jenderal pada 30 Januari 2016. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1.
Perjanjian Kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2016
Sasaran Strategis Indikator Target
Meningkatnya Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan kerja dasar;
50%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
10
Sasaran Strategis Indikator Target
Olahraga Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah
PPI / TPI;
Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan
TKI yang memenuhi standar;
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga
pada kelompok masyarakat di wilayah
kerjanya.
355
100%
20%
Penerapan kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga berdasarkan
indikator kinerja Renstra dan RKT. Pencapaian indikator tersebut terdiri
dari 60 indikator input yang dikelompokkan dalam 4 sasaran strategis.
11
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Sistem pengukuran kinerja merupakan suatu hal penting dalam
pelaksanaan good governance untuk meningkatkan akuntabilitas
pemerintahan. Pengukuran kinerja ini dimaksudkan untuk mengetahui
kemampuan pemerintah dalam pencapaian kinerja organisasi.
Pengukuran kinerja berhubungan dengan evaluasi program seperti audit
kinerja, perencanaan strategis dan analisis kebijakan. Indikator kinerja
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga diukur melalui 4 indikator
kinerja kegiatan (IKK) kesehatan kerja dan olahraga. Seperti yang tertera
di dalam Renstra Kementerian Kesehatan serta dalam dokumen
penetapan kinerja sesuai RKT Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
tahun 2016 yang didukung oleh segenap sumber daya, baik di pusat
maupun daerah. Hal tersebut merupakan kinerja bersama antara
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota hingga Puskesmas.
Sampai sejauh ini pengukuran kinerja sebagai dasar penilaian
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program di level
Pusat/Kementerian Kesehatan RI merupakan data pencapaian kinerja
Provinsi, Kabupaten/Kota dan/atau Puskesmas.
Pengukuran kinerja kegiatan kesehatan kerja dan olahraga yang
mengarah pada outcome atau dampak belum dilakukan karena
diperlukan suatu metode khusus seperti survei atau penelitian, sehingga
perlu mekanisme evaluasi dan pelaporan yang terintegrasi antara pusat
dan daerah, lintas program atau penetapan ulang terhadap terhadap
indikator kinerja Kementerian sesuai tupoksi pemerintah tingkat pusat.
12
Pencapaian indikator Renstra Kesehatan Kerja dan Olahraga dihitung
berdasarkan persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan
kerja dasar, jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI,
persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi
standar, dan persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan
kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya.
Indikator persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan
kerja dasar dan persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan
kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya
dibuktikan dengan adanya laporan yang dicapai secara berjenjang mulai
dari tingkat Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas
Kesehatan Provinsi sampai ke pusat. Bentuk laporan tersebut terdiri
atas; 1) Laporan Bulanan Kesehatan Pekerja [LBKP-1 Puskesmas], 2)
Laporan Bulanan Kesehatan Olahraga [LBKO-1 Puskesmas], 3) Laporan
Rekapitulasi Bulanan Kesehatan Pekerja Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota [LBKP-2 Dinkes Kabupaten/Kota] 4) Laporan
Rekapitulasi Bulanan Kesehatan Olahraga Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota [LBKO-2 Dinkes Kabupaten/Kota] 5) Laporan Tahunan
Dinas Kesehatan Provinsi.
Dinas kesehatan provinsi menghitung dan melakukan rekapitulasi data
jumlah Puskesmas melapor kesehatan kerja dan olahraga dari Laporan
Tahunan Provinsi. Kategori capaian indikator kesehatan kerja dan
olahraga adalah kategori baik jika nilai semakin tinggi. Dalam hal ini,
semakin banyak jumlah Puskesmas yang melaksanakan, maka
dikatakan capaian indikator semakin baik yang tentunya dilakukan
dengan membandingkan antara capaian dengan target yang ada.
13
Data capaian indikator Renstra 2015-2019 Kesehatan Kerja dan
Olahraga diperoleh dari laporan program yang diperoleh secara
berjenjang mulai dari Puskesmas ke Dinkes Kab/Kota, ke Dinkes
Provinsi sampai ke Pusat dengan Formulir LBKP dan LBKO yang
merupakan modifikasi dari Formulir Laporan Puskesmas LB1. Instansi
sebagai sumber data adalah Puskesmas, Dinkes Kab/Kota, Dinkes
Provinsi. Pengumpulan data capaian Renstra kesehatan kerja dan
olahraga (LBKP dan LBKO) di pusat dilakukan per triwulan pada awal
April (periode Januari – Maret), Juli (periode April – Juni), Oktober
(periode Juli – September) dan akhir Desember (periode Oktober -
Desember).
1. Indikator
Target Indikator kegiatan pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan
Olahraga tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
NO. INDIKATOR TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
1 Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar
40% 50% 60% 70% 80%
2 Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI
230 355 480 605 730
3 Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar
100% 100% 100% 100% 100%
4 Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya
20% 30% 40% 50% 60%
Target indikator tersebut diperjelas dengan definisi operasional sebagai
berikut :
INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar
Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan kerja dasar dan atau, memberikan pelayanan kesehatan terhadap pekerja di wilayah kerjanya.
Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah
Jumlah pos UKK yang dibentuk dan dibina masyarakat yang difasilitasi oleh Puskesmas
14
INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
PPI / TPI
Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar
Rumah Sakit atau klinik utama yang ditetapkan Menteri Kesehatan dan telah dibina oleh kementerian kesehatan yang dapat menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan calon TKI sesuai standar pemeriksaan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI.
Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya
Puskemas yang menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga melalui pembinaan kelompok olahraga dan atau pelayanan kesehatan olahraga di wilayah kerjanya.
Pengukuran kinerja RKT Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun
2016 dapat dilihat dari capaian realisasi fisik dan keuangan per indikator
kegiatan/output sesuai dengan dokumen penetapan kinerja yang
ditetapkan. Realisasi fisik diukur pada setiap indikator kegiatan/output
yang memiliki target dengan volume satuan. Target yang ditetapkan
dibandingkan dengan realisasi yang telah dihasilkan dari setiap kegiatan
yang telah dilakukan selama tahun 2016, termasuk realisasi keuangan.
Hasil capaian indikator di atas, sebagai berikut.
Tabel 2.
Indikator dan Realisasi Pencapaian Renstra Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2016
Sasaran Strategis Indikator Target Realisasi
Meningkatnya Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar
Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI
Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar
50% (4.828 Pusk)
355
100% (95
Sarkes)
35,63% (3.475 Pusk)
374
100% (95
Sarkes)
15
Sasaran Strategis Indikator Target Realisasi
Persentase Pusk. yang melaksanakan kegiatan kes. olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya
30%
(2.987 Pusk)
24,95% (2.434 Pusk)
2. Sumber Daya
Pegawai di lingkungan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
pada akhir Desember Tahun 2016 berjumlah 65 orang. Dari
jumlah tersebut pegawai dibagi ke dalam berbagai tingkatan umur,
jenis kelamin, pendidikan, status kepegawaian, golongan dan
jabatan :
a. Jumlah pegawai berdasarkan tingkatan umur
Jumlah pegawai berdasarkan umur pada kelompok umur dibawah
30 sebanyak 24 orang (37%), kelompok umur 31 – 40 sebanyak
18 orang (28%), kelompok umur 41 – 50 sebanyak 11 orang
(17%)dan kelompok umur diatas 50 sebanyak 12 orang (18%)
sebagaimana tergambar pada grafik di bawah ini :
Gambar 1 Jumlah Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
24
28
11
12
0 5 10 15 20 25 30
<=30
31 - 40
41 - 50
>50
Jumlah PegawaiDirektorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
Berdasarkan Kelompok UmurTahun 2016
16
Berdasarkan Kelompok Umur
b. Jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin
Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga terdiri dari 41
orang dengan jenis kelamin perempuan dan 24 orang dengan
jenis kelamin laki – laki. Berikut ini diagram yang menggambarkan
perbandingan pegawai laki – laki dan perempuan :
Gambar 2 Jumlah Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
Berdasarkan Jenis Kelamin
c. Jumlah pegawai berdasarkan Pendidikan
Jumlah pegawai berdasarkan Pendidikan terbagi ke dalam 5
kategori yaitu S3 sebanyak 1 orang, S2 sebanyak 20 orang, S1
sebanyak 38 orang, D3 sebanyak 5 orang dan SMA sebanyak 1
orang.
63%
37%
J U M L A H P E G A W A ID I R E K T O R A T K E S E H A T A N K E R J A D A N O L A H R A G A
B E R D A S A R K A N J E N I S K E L A M I NT A H U N 2 0 1 6
Perempuan Laki - laki
17
Gambar 2 Jumlah Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
Berdasarkan tingkat pendidikan
d. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan dan Golongan
Jumlah pegawai yang sudah berstatus Golongan IV berjumlah 7
orang dan yang berstatus Golongan III berjumlah 58 orang.
1 20 38 5 10
10
20
30
40
S3 S2 S1 D3 SMA
JUMLAH PEGAWAIDIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA
BERDASARKAN PENDIDIKANTAHUN 2016
0 10 20 30 40 50 60
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
Staf
Jumlah pegawaidirektorat kesehatan kerja dan olahraga
berdasarkan Jabatan dan goltahun 2016
Gol III Gol IV
18
Indikator Renstra Kesehatan Kerja dan Olahraga
Sesuai indikator Renstra kesehatan kerja dan olahraga, definisi
operasional dan target capaian hasil keseluruhan kegiatan kesehatan
kerja dan olahraga pada tahun 2016 diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja
dasar sebanyak 3.475 Puskesmas (35,63%).
Grafik 1
Puskesmas menyelenggarakan kesehatan kerja dasar
2. Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI sebanyak 374
Pos UKK (%).
17
% 23
%8
%4
6%
67
% 74
%2
6%
59
%5
8%
42
%1
8%
12
%5
2%
37
%6
9%
35
%6
3%
63
%8
0%
1% 3%
21
% 29
% 36
%1
4% 2
4%
21
%6
5%
49
%9
5%
0%
8% 9%
4%
3%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
NA
D
Sum
ut
Sum
bar
Ria
u
Jam
bi
Sum
sel
Ben
gku
lu
Lam
pu
ng
Bab
el
Kep
ri
Jkt
Jab
ar
Jate
ng
DIY
Jati
m
Ind
on
esia
Ban
ten
Bal
i
NTB
NTT
Kal
bar
Kal
ten
g
Kal
sel
Kal
tim
Kal
tara
Sulu
t
Sult
en
g
Suls
el
Sult
ra
Go
ron
talo
Sulb
ar
Mal
uku
Mal
ut
Pa
pb
ar
Pa
pu
a
19
Gambar 1
Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI
3. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi
standar sebanyak 95 Sarkes (100%).
Gambar 2
Fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar
20
4. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan
olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya sebanyak
2.342 Puskesmas (24,95%).
Grafik 2
Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga
6% 1
3% 2
1%
95
%6
1%
27
%8
%4
2%
10
0%
28
%3
%0
%6
1%
0%
32
%2
8%
94
%6
9%
0%
0%
0% 5
%6
7%
21
%1
4%
0%
0%
25
%2
5%
10
0%
22
%2
% 6%
0%
0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
NA
D
Sum
ut
Sum
bar
Ria
u
Jam
bi
Sum
sel
Be
ngk
ulu
Lam
pu
ng
Bab
el
Ke
pri
Jkt
Jab
ar
Jate
ng
DIY
Jati
m
Ind
on
esi
a
Ban
ten
Bal
i
NTB
NTT
Kal
bar
Kal
ten
g
Kal
sel
Kal
tim
Kal
tara
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Go
ron
talo
Sulb
ar
Mal
uku
Mal
ut
Pap
bar
Pap
ua
21
pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya
Pencapaian kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga belum
seluruhnya mencapai target yang telah ditetapkan. Indikator kegiatan
kesehatan kerja dan olahraga dari 4 indikator yang ditargetkan,
sebanyak 2 indikator telah mencapai target sedangkan 2 indikator belum
mencapai target yang telah ditetapkan. Indikator yang belum mencapai
target adalah persentase Puskesmas yang menyelenggarakan
kesehatan kerja dasar dari target 50% Puskesmas dari total seluruh
Puskesmas Tahun 2016 baru tercapai sekitar 35.63%. Provinsi yang
melaporkan kesehatan kerja sebanyak 33 provinsi yang melapor, masih
terdapat 1 provinsi belum melapor. Provinsi dengan laporan Puskesmas
yang melaksanakan kesehatan kerja dasar terbanyak adalah Gorontalo
dan NTB.
Capaian Indikator program kesehatan olahraga belum mencapai target
sejumlah 30% Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan
olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya. Sampai
dengan triwulan IV hasil capaian Puskesmas yang melaksanakan
kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah
kerjanya sebesar 24,95%. masih terdapat 5 provinsi belum melapor.
Provinsi dengan laporan Puskesmas yang melaksanakan kesehatan
kerja dasar terbanyak adalah Gorontalo dan Babel dengan seluruh
Puskesmas melapor (100%).
Pencapaian target indikator kinerja kegiatan pembinaan Kesehatan Kerja
dan Olahraga di atas dilaksanakan melalui:
1. Penyusunan NSPK Kesehatan Kerja dan Olahraga
22
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga menghasilkan Ouput
berupa 30 NSPK yang terdiri dari : 3 Permenkes, 6 Kurikulum
Modul, 7 Pedoman, 9 Rancangan Permen/Peraturan bersama, dan
lainnya 7 NSPK berupaka Pedoman, Instrumen, Naskah akademik,
dan Kajian terkait Kesehatan Kerja dan Olahraga
FOTO – FOTO Permenkes CETAK
2. Koordinasi/Sosialisasi Kesehatan Kerja dan Olahraga
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga mengadakan Koordinasi
dan Sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan nakes maupun
non nakes bidang Kesehatan Kerja dan Olahraga. Kegiatan
tersebut terdiri dari : Workshop petugas kesehatan, Koordinasi
Komite TKI, Koordinasi GP2SP, Koordinasi Tim Pembina Jabfung,
Seminar Kesehatan Olahraga, serta sosialisasi terkait : K3
Perkantoran, Kesehatan Olahraga, Pos UKK, Permenkes K3
Perkantoran, Laik Kesehatan Kerja Bagi Pengemudi.
FOTO – FOTO Sosialisasi Pengemudi
3. Monitoring/Pembinaan Teknis Kesehatan Kerja dan Olahraga
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga memiliki kegiatan
Monitoring/Evaluasi di Bidang Kesehatan Kerja dan Olahraga untuk
memastikan kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga dilaksanakan
di lapangan (Puskesmas). Kegiatan tersebut dilaksanakan di 20
Propinsi dan 70 Kab/Kota, diantaranya yaitu : Pemantauan
Kesehatan Pengemudi di hari besar, Monev GP2SP dan Pos UKK,
Monev Barang Milik Negara (BMN) Kesehatan Kerja dan Olahraga,
Pendampingan Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Kesehatan.
Termasuk pelaksanaan pengukuran kebugaran jasmani terprogram
di Kemenkes dan Latihan Fisik Terprogram di Kemenkes yang
dilaksanakan setiap hari jum’at.
23
FOTO – FOTO Senam/pemeriksaan setiap Jum’at
4. Pengadaan Sarana dan Prasarana Kesehatan Kerja dan
Olahraga
Dalam rangka pencapaian Indikator Kesehatan Kerja dan Olahraga,
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga mengadakan Sarana dan
Prasaran untuk mendukung hal tersebut yang terdiri dari 13 paket
pengadaan Belanja Modal dan Belanja Barang termasuk capacity
building (peningkatan kapasitas) pegawai bidang Kesehatan Kerja
dan Olahraga.
FOTO – FOTO CB Kesjaor
5. Surveilans Kesehatan Kerja dan Olahraga
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga memiliki kegiatan
Surveilans di Bidang Kesehatan Kerja dan Olahraga untuk
menjalankan salah satu tugas pokoknya yaitu melaksanakan
pembinaan bidang kesehatan kerja dan olahraga. Kegiatan yang
dilakukan yaitu : Pemenatauan Pemeriksaan Kesehatan pada arus
Mudik lebaran/Natal, Sistem Informasi Pelaporan Kesehatan Kerja
dan Olahraga, dan Sistem Informasi Pelaporan Direktorat
FOTO – FOTO Pemeriksaan Pengemudi
6. Dukungan Manajemen
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga memiliki kegiatan
Dukungan Manajemen untuk mendukung operasional kegiatan di
Direktorat kesehatan kerja dan Olahraga guna pencapaian target
yang telah ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan yaitu : Honor-honor
terkait Satker, Operasional Perkantoran, dukungan LP/LS, dan
Rapat untuk mendukung kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga
FOTO – FOTO Rapat-rapat
24
Analisis capaian indikator di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan
kerja dasar
Sasaran Puskesmas yang melaksanakan Kesehatan Kerja adalah
Puskesmas yang telah mendapatkan peningkatan kapasitas di bidang
kesehatan kerja, pembinaan, dan telah mengimplementasikan program
kesehatan kerja yang dibuktikan dengan adanya Laporan Bulanan
Kesehatan Pekerja (LBKP-1).
Berdasarkan Definisi Operasional yang telah ditetapkan dalam Renstra
Kementerian Kesehatan, bahwa Puskesmas yang melaksanakan
kesehatan kerja yaitu Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan
kerja dasar dan atau memberikan pelayanan kesehatan terhadap pekerja
di wilayah kerjanya.
Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, diketahui capaian Puskesmas
yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar belum mencapai target
yang telah ditetapkan. Capaian tersebut mengalami peningkatan dari
tahun 2015 dimana capaian puskesmas yang melaksanakan kesehatan
kerja dasar sebesar 30,05% atau 2.902 Puskesmas. Hal tersebut
dikarenakan Laporan Kesehatan Kerja belum dilaporkan dengan baik dan
tepat waktu. Selain itu ada kemungkinan Puskesmas/Kab/Kota telah
melaksanakan Kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga namunn belum
membuat laporan pelaksanaan kegiatannya.
Sebanyak 35,3% Puskesmas yang telah melaksanakan kegiatan
kesehatan kerja tersebar di 267 kabupaten/kota dan 33 provinsi.
Puskesmas terbanyak yang menyelenggarakan Kesehatan Kerja dasar
25
berada pada Provinsi Jawa Timur yaitu 38 Kabupaten/Kota sebanyak 661
Puskesmas. Kegiatan kesehatan kerja yang dilaksanakan di Puskesmas
juga dapat mencakup kegiatan yang bersifat promotif dan preventif serta
strategis. Seperti kegiatan pemeriksaan kesehatan berkala yang
merupakan rangkaian dari kegiatan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat).
Kegiatan Kesehatan Kerja juga turut berperan dalam mendukung
pencapaian indikator program Kesehatan Masyarakat serta pendekatan
keluarga sehat, yaitu keluarga sehat pekerja sehat keluarga bahagia.
Faktor pendukung pelaksanaan kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga
di lapangan diantaranya yaitu dukungan pendanaan bersumber APBN di
pusat dan daerah melalui dana dekonsentrasi setiap tahun dengan
mengembangkan kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada pencapaian
indikator Renstra kesehatan kerja dan olahraga. Diantarnya yaitu
orientasi kesehatan kerja dan olahraga, peningkatan Kapasitas Petugas
Kesehatan dalam Bidang Kesehatan Kerja, pendampingan dan
pembinaan berjenjang ke dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan
kabupaten/kota dan Puskesmas sasaran yang dilaksanakan secara
sistematis, berkesinambungan dan terprogram. Selain itu, juga adanya
dukungan dana yang berasal dari APBD di beberapa provinsi dan
kabupaten/kota. Serta sumber lain, seperti dana BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan).
Dalam rangka menunjang keberhasilan program kesehatan kerja
beberapa hal perlu dikembangkan, antara lain perlunya peningkatan
dukungan pengambil kebijakan di pusat maupun di daerah, pemantapan
regulasi di bidang kesehatan kerja. Pemahaman dan persepsi yang sama
terhadap program kesehatan kerja, peningkatan kompetensi SDM dan
sumber daya, peningkatan pemberdayaan masyarakat, peningkatan kerja
26
sama lintas program dan lintas sektor, pelayanan kesehatan kerja dan
olahraga yang mudah terakses serta ketersediaan data dan informasi
kesehatan kerja dan olahraga.
Dalam rangka pencapai target indikator kesehatan kerja dan olahraga
sebagaimana tersebut di atas, maka telah ditetapkan provinsi dan
kabupaten/kota serta Puskesmas sasaran. Untuk indikator kesehatan
kerja sampai dengan tahun 2016, telah ditetapkan sasaran di 34 provinsi.
Berdasarkan LBKP-3, rekapitulasi data LBKP-3 pada tahun 2015 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 3 Rekapitulasi Laporan Bulanan Kesehatan Pekerja LBKP-3
Dinkes Provinsi Sasaran Indikator Kegiatan Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja
Tahun 2016
No. Provinsi Jml
Kab/Kota Melapor
Jml Puskesmas
Melapor
Pekerja Sakit yg Dilayani
Kasus Penyakit
Umum pd Pekerja
Kasus Diduga PAK pd Pekerja
Kasus PAK pd Pekerja
Kasus KAK pd Pekerja
1 NAD 4 59 43,927 20,331 3,879 2,171 746
2 Sumatera Utara
11 131 131,234 84,428 7,489 6,473 1,479
3 Sumatera Barat
5 21 29,525 25,201 54,726 3,782 616
4 Riau 9 98 183,144 144,783 17,317 3,904 7,159
5 Jambi 11 118 161,095 128,655 8,442 3,185 3,198
6 Sumatera Selatan
17 239 177,832 100,902 39,248 9,832 2,380
7 Bengkulu 5 46 26,011 9,858 2,850 2,664 1,011
8 Lampung 15 172 347,225 226,927 38,876 17,293 3,890
9 Bangka 7 36 24,905 17,526 1,361 2,211 194
27
No. Provinsi Jml
Kab/Kota Melapor
Jml Puskesmas
Melapor
Pekerja Sakit yg Dilayani
Kasus Penyakit
Umum pd Pekerja
Kasus Diduga PAK pd Pekerja
Kasus PAK pd Pekerja
Kasus KAK pd Pekerja
Belitung
10 Kepulauan Riau
3 30 104,949 80,932 7,450 3,772 359
11 DKI Jakarta 6 61 23,394 17,822 2,437 1,580 246
12 Jawa Barat 8 127 137,122 121,088 13,149 6,133 823
13 Jawa Tengah
17 454 818,269 622,515 40,202 6,683 5,633
14 DIY 4 45 83,860 72,942 5,862 2,088 1,677
15 Jawa Timur 38 661 2,145,415 1,962,677 100,627 24,923 13,388
16 Banten 8 146 580,355 496,925 10,907 4,050 1,690
17 Bali 9 76 168,014 86,665 3,333 1,905 1,276
18 NTB 8 127 25,235 16,954 803,377 1,634 1,181
19 NTT 3 4 3,815 2,571 340 624 7
20 Kalimantan Barat
1 7 3,020 2,495 554 11 28
21 Kalimantan Tengah
9 41 54,682 40,961 7,176 3,335 3,246
22 Kalimantan Selatan
7 66 75,937 53,126 7,408 4,798 1,070
23 Kalimantan Timur
4 62 153,293 104,076 15,399 5,314 844
24 Kalimantan Utara
1 7 46,058 17,622 - 1,218 4
25 Sulawesi Utara
3 45 10,532 16,735 960 577 273
26 Sulawesi Tengah
6 40 21,196 11,042 4,172 3,459 923
27 Sulawesi Selatan
23 292 162,379 145,872 14,570 2,121 2,738
28 Sulawesi Tenggara
14 133 69,317 36,298 11,527 9,728 1,117
29 Gorontalo 6 88 97,488 80,657 22,172 8,516 3,967
30 Sulawesi Barat
31 Maluku 1 16 2,218 1,747 227 44 38
32 Maluku Utara
3 11 2,124 252 - 23 21
33 Papua Barat 1 6 128 88 86 11 12
34 Papua 2 10 349 310 3 18 20
28
No. Provinsi Jml
Kab/Kota Melapor
Jml Puskesmas
Melapor
Pekerja Sakit yg Dilayani
Kasus Penyakit
Umum pd Pekerja
Kasus Diduga PAK pd Pekerja
Kasus PAK pd Pekerja
Kasus KAK pd Pekerja
Total 267 3,475 5,913,698 4,750,673 1,246,123 144,062 61,234
2) Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI
Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) merupakan wadah untuk upaya
kesehatan berbasis masyarakat pada pekerja sektor informal yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
pekerja melalui pemberian pelayanan kesehatan dengan pendekatan
utama promotif dan preventif, disertai kuratif dan rehabilitatif
sederhana/terbatas.
Pos UKK dibentuk dengan kelompok dengan jenis pekerjaan yang sama
beranggotakan 10 - 50 orang. Tahun 2016, jumlah Pos UKK yang
dibentuk di 34 provinsi sebanyak 2011 pos UKK. Yang menjadi indikator
capaian Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga adalah Pos UKK yang
dibentuk didaerah PPI/TPI.
Gambar … Kunjungan ke Posbindu PTM Terintegrasi Pos UKK Nelayan Cakalang Bastiong Kota Ternate Maluku Utara
29
Sesuai dengan definisi operasional, jumlah Pos UKK yang terbentuk di
daerah PPI / TPI adalah jumlah pos UKK yang dibentuk dan dibina
masyarakat yang difasilitasi oleh Puskesmas. Hasil laporan tahunan
provinsi tahun 2016 didapatkan bahwa dari 32 provinsi yang membentuk
atau membina serta melaporkan jumlah pos UKK didaerahnya (2 provinsi
tidak melapor), seluruh provinsi memiliki Pos UKK yang dibentuk di
daerah PPI / TPI. Sejak tahun 2015, pencapaian Pos UKK selalu
memenuhi target (tahun 2015 mencapai 243 dari target 230) dan tahun
2016 dari target 355 dapat dicapai dengan pembentukan 374 pos UKK.
Provinsi dengan jumlah Pos UKK yang terbentuk ataupun dibina di
daerah PPI / TPI terbanyak ada pada Provinsi Sulawesi Selatan dengan
jumlah Pos UKK sebanyak 69 Pos UKK.
Tabel 4 Rekapitulasi Jumah Pos UKK yang dibentuk di daerah PPI / TPI
30
Berdasarkan Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Tahun 2016
No. Provinsi Pos UKK No. Provinsi Pos UKK
1 Aceh 2 18 NTB 26
2 Sumatera Utara 2 19 NTT 0
3 Sumatera Barat 14 20 Kalimantan Barat 20
4 Riau 1 21 Kalimantan Tengah 6
5 Jambi 7 22 Kalimantan Selatan 6
6 Sumatera Selatan 2 23 Kalimantan Timur 9
7 Bengkulu 1 24 Kalimantan Utara 2
8 Lampung 10 25 Sulawesi Utara 9
9 Bangka Belitung 19 26 Sulawesi Tengah 17
10 Kep. Riau 9 27 Sulawesi Selatan 69
11 DKI Jakarta 7 28 Sulawesi Tenggara 12
12 Jawa Barat 14 29 Gorontalo 1
13 Jawa Tengah 17 30 Sulawesi Barat 2
14 DIY 13 31 Maluku 4
15 Jawa Timur 38 32 Maluku Utara 18
16 Banten 11 33 Papua 0
17 Bali 5 34 Papua Barat 1
Data tahun 2016 menunjukkan adanya kenaikan jumlah Pos UKK di
beberapa provinsi sejak tahun 2015. Provinsi dengan kenaikan terbanyak
adalah Sulawesi Selatan (dari 19 Pos UKK menjadi 69 Pos UKK). Untuk
provinsi Kepulauan Riau terjadi penurunan sebanyak 2 Pos UKK. Kenaikan
jumlah dan pencapaian target didukung dengan pembinaan ke daerah,
pemberian dana Dekonsentrasi dalam pembentukan Pos UKK serta
monitoring dan evaluasi Pos UKK.
Grafik ...
31
trend kenaikan pembentukan Pos UKK di tiap provinsi.
3) Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi
standar
Sesuai dengan definisi operasional, persentase fasilitas pemeriksaan
kesehatan TKI yang memenuhi standar adalah Rumah Sakit atau klinik
utama yang ditetapkan Menteri Kesehatan RI dan telah dibina oleh
Kementerian Kesehatan RI yang dapat menyelenggarakan pemeriksaan
kesehatan calon TKI sesuai standar pemeriksaan yang ditetapkan oleh
Peraturan Menteri Kesehatan RI. Tahun 2016 terdapat 92 sarana kesehatan
yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dan
dari 92 sarana kesehatan tersebut terdapat 92 sarana kesehatan yang telah
memenuhi standar sehingga capaian indikator ini yaitu 100%. Fasilitas
pemeriksaan kesehatan TKI ini baru tersebar di 19 Provinsi. Provinsi yang
belum memiliki atau menjadi tidak memiliki karena tidak memperpanjang izin
fasilitas pemeriksaan TKI antara lain, Gorontalo, Riau, Banten, Kalimantan
Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Bangka Belitung, Sulawesi Utara,
Maluku, Kalimantan Selatan, NAD, Bengkulu, Sulawesi Barat, Papua Barat,
dan Papua.
Tabel 8
2
2
14
1
0
0
0
8
13
11
7
13
9
2
28
9
4
19
0
9
3
6
7
1
9
17
19
10
1
0
4
14
0
1
2
2
14
1
7
2
1
10
19
9
7
14
17
13
38
11
5
26
0
20
6
6
9
2
9
17
69
12
1
2
4
18
0
1
Aceh
Sumut
Sumbar
Riau
Jambi
Sumsel
Bengkulu
Lampung
Babel
Kepri
DKI
Jabar
Jateng
DIY
Jatim
Banten
Bali
NTB
NTT
Kalbar
Kalteng
Kalsel
Kaltim
Kaltara
Sulut
Sulteng
Sulsel
Sultra
Gorontalo
Sulbar
Maluku
Malut
Papua
Papbar
2016 2015
32
Rekapitulasi Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar
Tahun 2016
No. Provinsi TKI
No. Provinsi TKI
1 DKI Jakarta 30 18 Gorontalo 0
2 Jawa Tengah 11 19 Riau 0
3 Jawa Timur 15 20 Sumatera Selatan 1
4 NTB 7 21 Banten 0
5 Jawa Barat 4 22 Kalimantan Tengah 0
6 Sumatera Utara 4 23 Sulawesi Tengah 0
7 Bali 3 24 Maluku Utara 0
8 Sulawesi Selatan 1 25 Bangka Belitung 0
9 Lampung 1 26 Sulawesi Tenggara 1
10 DIY 4 27 Sulawesi Utara 0
11 Sumatera Barat 2 28 Maluku 0
12 Kalimantan Barat 2 29 Kalimantan Utara 1
13 Kalimantan Selatan 0 30 Papua Barat 0
14 NAD 0 31 Bengkulu 0
15 NTT 2 32 Jambi 1
16 Kepulauan Riau 1 33 Sulawesi Barat 0
17 Kalimantan Timur 1 34 Papua 0
4) Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan
olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya
Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga
pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya menurut definisi
operasionalnya adalah Puskemas yang menyelenggarakan upaya
kesehatan olahraga melalui pembinaan kelompok olahraga dan atau
pelayanan kesehatan olahraga di wilayah kerjanya.
Kegiatan pembinaan Puskesmas diawali dengan pelatihan tenaga
kesehatan, bimbingan teknis dan manajemen kesehatan olahraga
berjenjang yang melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait. Peran
33
dinas Kesehatan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dalam membina
Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga didukung
oleh dana APBN. Adanya Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM) di
11 provinsi sebagai UPT Kesehatan Olahraga di tingkat provinsi/ kabupaten/
kota serta 1 BKOM Bandung sebagai UPT Pusat, merupakan pusat rujukan
kesehatan olahraga yang membantu dalam melakukan pembinaan teknis
terhadap Puskesmas berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi/
Kabupaten/ Kota.
Dari 2.434 Puskesmas yang telah melaksanakan kegiatan kesehatan
olahraga, Puskesmas tersebut tersebar di 205 kab/kota dari 26 provinsi.
Puskesmas tersebut paling banyak berada di provinsi Sulawesi Selatan
yang berada di 21 Kabupaten/Kota dan sebanyak 536 Puskesmas yang
telah memberikan laporan. . Capaian tersebut mengalami peningkatan dari
tahun 2015 dimana capaian puskesmas yang melaksanakan kesehatan
kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah
kerjanya sebesar 13,07% atau 1.262 Puskesmas
Adapun indikator kesehatan olahraga belum tercapai dikarenakan :
1. Kurang aktifnya Provinsi mengirimkan laporan ke Pusat.
2. Mutasi yang sering pemegang program kesehatan olahraga di daerah.
3. Belum tersosialisasi secara merata program kesehatan olahraga di
beberapa Provinsi.
Untuk indikator kesehatan olahraga, berdasarkan LBKO-3 diperoleh data
kesehatan olahraga berupa jumlah kelompok/klub olahraga yang dibina dan
jumlah orang yang diberikan pelayanan kesehatan olahraga dengan jumlah
sebagai berikut.
34
Tabel 5 Rekapitulasi Laporan Bulanan Kesehatan Olahraga LBKO-3 Dinkes Provinsi
Sasaran Indikator Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya
Tahun 2016
no PROV
∑ Kab /Kot
a
∑ Pusk
1. Pendataan Kelompok Olahraga
2. Pembinaan Kelompok Olahraga 3. Pelayanan Kesehatan Olahraga
a. Kelompok
/ kelas ibu
hamil
b. Kelompok sekol
ah melal
ui UKS
c. Kelompok Jamaah Haji
d. Kelompok Pekerja
e. Kelompok Lanjut Usia
f. Kelompok Olahraga lainnya
a. Pemeriksaan Kesehatan
b. Penyuluhan Kesehatan
a. Konsultasi/ Konseling Kes. Olahraga
b. Pengukuran Kebugaran Jasmani
c. Penanganan Cedera Olahraga Akut
d. Pelayanan Kesehatan Pada Event Olahraga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Aceh
23
21
611
125
2 Sumut
6
74
314
1,924
153
9,786
1,540
64
63
3 Sumbar
4
55
644
428
150
335
125
19
11
4 Riau
12
202
924
390
276
375
503
4
12
5 Jambi
10
107
2,087
776
646
1,581
1,614
31
156
6 sumsel
8
88
1,433
1,190
948
2,427
2,336
251
210
7 Bengkulu
4
15
110
87
89
238
672 -
15
35
no PROV
∑ Kab /Kot
a
∑ Pusk
1. Pendataan Kelompok Olahraga
2. Pembinaan Kelompok Olahraga 3. Pelayanan Kesehatan Olahraga
a. Kelompok
/ kelas ibu
hamil
b. Kelompok sekol
ah melal
ui UKS
c. Kelompok Jamaah Haji
d. Kelompok Pekerja
e. Kelompok Lanjut Usia
f. Kelompok Olahraga lainnya
a. Pemeriksaan Kesehatan
b. Penyuluhan Kesehatan
a. Konsultasi/ Konseling Kes. Olahraga
b. Pengukuran Kebugaran Jasmani
c. Penanganan Cedera Olahraga Akut
d. Pelayanan Kesehatan Pada Event Olahraga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
8 Lampung
6
122
2,571
71
187
654
316
104
676
303
2,427
299
25
38
9 Babel
7
62
157
318
12
37
112
555
54
72
187
137
7
9
10 Kepri
7
20
174
225
116
46
120
465
339
45
49
10
29
60
11 DKI
1
10
237
139
79
128
125
-
-
12 Jabar
13 Jateng
21
536
13,248
8,954
4,342
25,444
49,671
1,264
3,586
14 DIY
15 Jatim
15
310
8,108
6,983
3,038
11,282
7,530
81
64
16 Banten
7
220
772
131
107
87
67
-
-
17 Bali
9
83
1,150
748
405
793
399
53
50
18 NTB
6
159
218
443
1
19
21
19 NTT
36
no PROV
∑ Kab /Kot
a
∑ Pusk
1. Pendataan Kelompok Olahraga
2. Pembinaan Kelompok Olahraga 3. Pelayanan Kesehatan Olahraga
a. Kelompok
/ kelas ibu
hamil
b. Kelompok sekol
ah melal
ui UKS
c. Kelompok Jamaah Haji
d. Kelompok Pekerja
e. Kelompok Lanjut Usia
f. Kelompok Olahraga lainnya
a. Pemeriksaan Kesehatan
b. Penyuluhan Kesehatan
a. Konsultasi/ Konseling Kes. Olahraga
b. Pengukuran Kebugaran Jasmani
c. Penanganan Cedera Olahraga Akut
d. Pelayanan Kesehatan Pada Event Olahraga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
20 Kalbar
21 Kalteng
2
10
197
58
25
22 Kalsel
13
153
1,462
2,231
145
211
814
4,053
2,492
1,059
3,532
5,254
227
340
23 Kaltim
2
37
521
5,515
2,329
1,385
414
41
10
24 Kaltara
5
7
544
198
63
81
85
34
34
25 Sulut
26 Sulteng
27 Sulsel
10
111
178
471
26
56
-
1,433
286
561
4,409
1,131
13
46
28 Sultra
11
67
356
1,459
1,456
3,585
2,191
15
28
29 Gorontalo
6
93
4,965
5,190
2,330
911
231
84
439
30 Sulbar
6
21
196
26
40
107
879 -
61
31 Maluku
1
3
1
2
37
no PROV
∑ Kab /Kot
a
∑ Pusk
1. Pendataan Kelompok Olahraga
2. Pembinaan Kelompok Olahraga 3. Pelayanan Kesehatan Olahraga
a. Kelompok
/ kelas ibu
hamil
b. Kelompok sekol
ah melal
ui UKS
c. Kelompok Jamaah Haji
d. Kelompok Pekerja
e. Kelompok Lanjut Usia
f. Kelompok Olahraga lainnya
a. Pemeriksaan Kesehatan
b. Penyuluhan Kesehatan
a. Konsultasi/ Konseling Kes. Olahraga
b. Pengukuran Kebugaran Jasmani
c. Penanganan Cedera Olahraga Akut
d. Pelayanan Kesehatan Pada Event Olahraga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
32 Malut
3
7
-
-
-
-
15
13
42
1
36
-
-
33 Papbar
34 Papua
205
2,434
4,542
3,316
486
1,004
1,363
43,044
38,340
18,776
69,593
75,250
2,261
5,253
38
Gambar 6.
Hasil Pengukuran Kebugaran jasmani Tahun 2016
Gambar .. Pelaksanaan Tes Kebugaran Jasmani dilingkungan Kementerian
Kesehatan
4. Indikator Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2016
Output/kegiatan RKT Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun
2016 memiliki 60 indikator input (komponen). Pada kelompok indikator
sasaran strategis persentase puskesmas yang menyelenggarakan
kesehatan kerja dasar. Dari 57 target indikator yang ditetapkan saat awal
penetapan RKT, hanya 44 kegiatan yang dapat dilaksanakan. Hal
tersebut dikarenakan adanya efisiensi anggaran di tengah tahun berjalan
sehingga Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga harus melakukan
efisiensi dan melaksanakan kegiatan yang dinilai paling pioritas.
39
Indikator jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI saat
penetapan RKT awal terdiri dari 3 indikator kegiatan, namun hanya satu
yang dapat terlaksana, yaitu pengadaan peralatan K3 Nelayan Hal ini
dikarenakan adanya Inpres No. 8/2016 tentang penghematan Anggaran
Belanja Pemerintah, sehingga Direktorat diharuskan untuk melakukan
selfblocking terhadap anggaran yang tersedia dan memilih kegiatan yang
paling prioritas untuk dilaksanakan.
Indikator persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang
memenuhi standar terdiri dari 4 indikator saat awal penetapan RKT.
Seluruh kegiatan dapat terlaksana dengan adanya revisi di tengah
perjalanan tahun 2016 yaitu dengan adanya penyusunan NSPK tentang
TKI dan pembinaan ke Sarkes TKI.
Pada Kelompok indikator sasaran strategis persentase Puskesmas yang
melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat
di wilayah kerjanya, pada awal tahun penetapan RKT terdapat 10
Indikator Input. Pada pelaksanaanya hanya 8 Indikator input yang dapat
dilaksanakan karena peningkatan kapasitas bidang teknis dan
manajemen kesehatan olahraga dan pertemuan koordinasi BKOM
dilakukan efisiensi anggaran.
Sedangkan untuk indikator RKT kelompok Satuan Kerja yang
Menyelenggarakan Administrasi Kepemerintahan Sesuai Ketentuan, dari
awal tahun ditetapkan 6 indikator yang ditetapkan, hanya dilaksanakan 3
indikator yaitu Administrasi Kegiatan, Pertemuan dukungan peningkatan
kinerja, dan pertemuan koordinasi kegiatan dan anggaran kesehatan
kerja dan olahraga, dikarenakan adanya efisiensi sesuai Inpres 8/2016.
Berdasarkan uraian di atas, maka pencapaian realisasi fisik belum sesuai
dengan penetapan indikator kinerja RKT. Dikarenakan beberapa hal
40
terutama yaitu adanya efisiensi anggaran dan penyesuaian (revisi) yang
dilakukan untuk menyesuaikan target dan refocusing kegiatan yang
dianggap tidak fokus dan tidak sesuai dengan Tupoksi Direktorat
Kesehatan Kesehatan Kerja dan Olahraga.
Berikut ini merupakan kekurangan-kekurangan ataupun kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga,
diantarannya:
- Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tenaga kesehatan tentang
K3 dan pentingnya aktifitas fisik serta menjaga kebugaran jasmani
bagi pekerja, sehingga pelayanan kesehatan kerja belum
dilaksanakan dengan baik. Pelayanan kesehatan kerja umumnya
diberikan hanya dalam bentuk kuratif.
- Kurangnya pemahaman tenaga kesehatan tentang dan pentingnya
aktifitas fisik serta menjaga kebugaran jasmani yang dilakukan sesuai
dengan kaidah kesehatan: baik benar, terukur dan teratur bagi
populasi rentan yaitu: lanjut usia, anak sekolah ibu hamil di tempat
kerja dan selama menunaikan ibadah haji.
- Jumlah tenaga kesehatan yang mampu menegakan diagnosis
Penyakit Akibat Kerja masih sedikit.
- Tingginya mobilitasi pegawai di daerah, sehingga banyak program
kesja dan olahraga yang tidak jalan setelah petugas yang telah dilatih
di pindah tugas ke tempat lain.
- SDM yang dilatih peningkatan kapasitas belum berani untuk masuk
perusahaan/ sektor formal khususnya PMA mengingat perusahaan
tersebut sudah menerapkan K3 dengan kualifikasi tinggi sesuai
dengan buyer.
- SDM Puskesmas belum memahani kewenangannya sebagai
penaggung jawab kesehatan berdasarkan konsep kewilayahan
termasuk bertanggung jawab pada kesehatan pekerja di dalam
perusahaan yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
41
- Banyaknya Puskesmas yang belum memahami peruntukan dana-
dana yang tersedia di Puskesmas dapat digunakan untuk mendukung
kegiatan kesehatan kerja dan olahraga seperti dana BOK.
- Sistem pencatatan dan pelaporan upaya kesehatan kerja dan
olahraga yang belum terintegrasi dengan SP2TP
- Masih kurangnya koordinasi LP/LS dengan instansi lain yang terkait
seperti, dinas tenaga kerja dan transmigrasi, klinik perusahaan dan
bagian K3 perusahaan untuk kesehatan kerja dan program
kesehatan ibu dan anak, program penyakit tidak menular, program
lanjut usia, program kesehatan haji serta dinas tenaga kerja dan
transmigrasi, dinas pemuda dan olahraga, dinas pendidikan dan
kebudayaan untuk terkait kesehatan olahraga.
- Kurangnya sosialisasi antara petugas yang sudah dilatih dengan
petugas yang lainnya di Puskesmas, sehingga apabila terjadi mutasi
atau penugasan lain untuk petugas tersebut tidak ada yang bisa
melaksanakan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga.
- Belum adanya penghargaan bagi petugas kesehatan kerja dan
olahraga di Puskesmas.
B. RENCANA TINDAK LANJUT
Dari beberapa permasalahan, kendala atau hambatan di atas, maka
perlu dirumuskan Rencana Tindak Lanjut upaya penyelesaian hal
tersebut untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan pembinaan
upaya kesehatan kerja dan olahraga baik di pusat, provinsi,
kabupaten/kota maupun di Puskesmas. Tindak Lanjut tersebut dalam
bentuk :
- Perlunya konsolidasi dan koordinasi dalam perencanaan yang baik
dan perhitungan yang akurat, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
kesehatan kerja dan olahraga.
- Perlunya menetapkan standar kegiatan dengan orientasi yang jelas.
42
- Perlunya Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan dan
Rencana Penarikan Anggaran secara efektif dan efisien dengan
mempertimbangkan proporsionalitas alokasi waktu dan penyerapan
anggaran.
- Perlunya perhitungan yang baik khusus untuk pencetakan buku,
dengan memperhitungkan jumlah buku, jumlah halaman, Harga
Perkiraan Sendiri, dan Sasaran yang akan dikirim
- Perlunya Menetapkan indiakator output/kegiatan sesuai prinsip
SMART sehingga dapat lebih menunjukkan dan meningkatkan nilai
akuntabilitas kinerja secara akurat dan jelas.
- perlunya Mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kesehatan kerja dan
olahraga ke dalam kegiatan pokok Puskesmas.
- Perlunya melakukan pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan
berkaitan dengan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga, karena
faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu program
yaitu SDM yang tersedia
- Perlunya melakukan advokasi terhadap pimpinan Puskesmas
melalui Dinas Kesehatan yang belum paham mengenai masalah
kesehatan kerja dan olahraga secara detail.
- Perlunya Melakukan koordinasi dengan dinas-dinas atau unit terkait
yang sama-sama melaksanakan Kesehatan Kerja dan Olahraga,
sebagai sarana untuk sharing, bertukar ilmu dan pengalaman
mengenai kesehatan kerja dan olahraga.
- Perlunya Meningkatkan Koordinasi dengan UPT-UPT teknis yang
ada di daerah baik UPT pusat maupun UPT daerah, sehingga dapat
bekerja bersama bersinergi untuk mencapai indikator kegiatan lebih
baik lagi.
- Perlunya Mengoptimalkan fungsi bimbingan teknis bidang
Kesehatan Kerja dan Olahraga kepada Puskesmas berkoordinasi
dengan Dinas Kesehatan dan UPTD.
43
- Perlunya Mengupayakan integrasi pencacatan dan pelaporan
kesehatan kerja dan Olahraga di dalam sistem pencatatan dan
pelaporan Puskesmas.
- Perlunya Mensinergikan Kegiatan Kesehatan Kerja dan olahraga
pada kegiatan utama seperti Gizi, kesehatan Ibu dan kesehatan
anak seperti gizi pada pekerja, kesehatan pada ibu pekerja, latihan
fisik bagi ibu hamil dan nifas, kebugaran anak sekolah dll.
C. REALISASI ANGGARAN
Di awal tahun 2016, sesuai dengan Daftar Isian Pelaksana Anggaran
(DIPA) Satuan Kerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Nomor:
DIPA - 024.03.1.466467/2016 tanggal 7 Desember 2015, pagu anggaran
tahun 2016 untuk Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga telah
ditetapkan sebesar Rp. 39.369.223.000,-.
Seiring dengan adanya efisiensi dan selfblocking, pagu awal mengalami
pemotongan sampai dengan 56% menjadi Rp. 22.111.701.000,- sesuai
dengan DIPA …. Tanggal … . Dari pagu tersebut masih terdapat dana
selfblocking sebesar Rp. 7.340.000.000, sebagai tindak lanjut dari Inpres
No. 8/2016 tentang penghematan belanja Kementerian/Lembaga. Dana
selfblocking tersebut tidak dapat digunakan dan dianggap realisasi.
Sehingga alokasi anggaran yang dapat digunakan untuk mendukung
kegiatan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga sebesar Rp.
14.771.70.000.
Alokasi anggaran tahun 2016 Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
dan alokasi dana dekonsentrasi disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 6
Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2016 Pusat dan Dekonsentrasi
44
Alokasi 2016
Pagu Akhir Penyerapan %
Pusat 22.111.701.000
93,74
Dekon 51.346.610.039 49.342.931.912 96,10
Diantara seluruh kegiatan yang dilaksanakan, pencapaian realisasi
anggaran Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2016
mencapai 93,74%. Dengan rerata relisasi 97% untuk kegiatan
penyusunan NSPK, Peningkatan Kapasitas, Dukungan Sarana dan
Prasarana, Monev dan Bintek, serta surveillance Kesehatan Kerja dan
Olahraga.
Untuk kegiatan dukungan manajemen realisasi mencapai 70%,
dikarenakan beberapa hal, yaitu :
1. Tidak terserapnya honor-honor pengelola anggaran akibat adanya
penurunan alokasi anggaran.
2. Tidak terserapnya pengalokasian rapat, termasuk rapat diluar jam
kantor dan konsumsi rapat akibat dari waktu yang kurang Karena
kegiatan diprioritaskan pada yang lebih besar
3. Kesulitan untuk menyelaraskan waktu pelaksanaan rapat
4. Banyaknya kegiatan besar yang lebih diprioritaskan
Berdasarkan informasi tersbut maka secara formatif capaian realisasi
anggaran sangat berhasil karena realisasi mencapai angka maksimal
sekitar 93,74%.
45
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Capaian indikator Renstra Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2016 2
indikator dapat tercapai dan 2 indikator belum tercapai. Indikator yang
belum tercapai yakni indikator Puskesmas yang menyelenggarakan
kesehatan kerja dasar dan Puskesmas yang melaksanakan kegiatan
kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya.
Indikator yang tercapai yakni jumlah Pos UKK yang terbentuk di daerah
PPI/TPI dan persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang
memenuhi standar.
Keberhasilan pencapaian target ini tidak terlepas dari adanya dukungan
daerah melalui pengembangan Puskesmas yang melaksanakan
kesehatan kerja dan Puskesmas yang melaksanakan kesehatan
olahraga melalui komitmen yang tinggi baik di tingkat provinsi,
kabupaten/kota maupun Puskesmas serta dengan adanya dukungan
dana dekonsentrasi dan APBD. Kegiatan yang bersifat peningkatan
kapasitas SDM Kesehatan Kerja dan Olahraga serta pembinaan sampai
ke tingkat Puskesmas juga dirasakan sangat penting dan diperlukan
untuk mendukung pencapain indikator Renstra tersebut. Terkait indikator
Renstra Kesehatan Kerja dan Olahraga, di samping target secara
kuantitas ke depan lebih ditekankan peningkatan kualitas pelaksanaan
kesehatan kerja dan olahraga di lapangan atau di Puskesmas sehingga
peningkatan target sesuai yang terdapat dalam Renstra 2015 – 2019
tidak dilakukan.
Pada pencapaian indikator kegiatan/output pada RKT Kesehatan Kerja
dan Olahraga tahun 2016, pencapaian realisasi fisik sesuai dengan
penetapan indikator kinerja RKT. Dari kegiatan yang tidak dilakukan
46
penghematan, capaian realisasi fisik hampir seluruhnya mencapai 100%.
Dilihat dari realisasi keuangan, terdapat 1 indikator kegiatan/output yang
realisasinya mencapai 70% yaitu dukungan manajemen.
Pencapaian target upaya kesehatan kerja dan olahraga tahun 2016 pada
indikator Renstra yang melebihi target dan indikator output/kegiatan
dalam RKT dengan realisasi fisik, dengan tidak menutupi kekurangan
yang ada, seluruhnya mencapai 100%, dan realisasi keuangan yang
mencapai 70% yang dapat dikatakan dengan kinerja upaya kesehatan
kerja dan olahraga baik. Hal ini tidak lepas dari dukungan dari semua
pihak yang terkait.
B. SARAN
Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Direktorat
Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam melaksanakan berbagai
kewajibannya. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara
sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas kinerja
seperti yang diharapkan, namun setidaknya pihak yang berkepentingan
dapat memperoleh gambaran tentang hasil kinerja yang telah
dilaksanakan oleh Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga.
Di masa yang akan datang direktorat akan melakukan langkah-langkah
yang lebih konkrit dengan :
1. Dalam jangka pendek dilakukan peningkatan kualitas pelaksanaan
kesehatan kerja dan olahraga di daerah melalui kegiatan pelatihan,
orientasi dan pembinaan secara terus menerus. Hal tersebut telah
dialokasikan dalam DIPA Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
tahun 2017.
2. Dalam jangka panjang akan dilakukan pendalaman dan
penyempurnaan terhadap indikator renstra Kesehatan Kerja dan
47
Olahraga untuk tahun 2020-2024. Sehingga lebih mudah terukur,
konkrit dan tepat sasaran.
3. Untuk lebih meningkatkan realisasi anggaran akan dilakukan
peningkatan konsolidasi dan koordinasi dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi kegiatan kesehatan kerja dan olahraga.
Penyusunan Rencana Operasional Kegiatan (ROK) dilakukan lebih
spesifik dan selalu melakukan pemutakhiran setiap ada perubahan.
4. Mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kesehatan kerja dan olahraga ke
dalam kegiatan pokok Puskesmas.
5. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan kerja dan olahraga
kepada para pengelola program kesehatan kerja dan olahraga di
tingkat Puskesmas, dinkes kab/kota, dan dinkes provinsi dengan cara
pelatihan/atau dengan pemantapan serta pembinaan dan evaluasi
yang periodik.
6. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM Direktorat Kesehatan
Kerja dan Olahraga, seiring dengan bertambahnya sasaran yang
menjadi indikator keberhasilan program kesehatan kerja dan
olahraga.
48
LAMPIRAN
49
Lampiran I
Indikator Kegiatan, Volume dan Anggaran Berdasarkan Sasaran Strategis Persentase Puskesmas yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar
Tahun 2016
Sasaran Strategis No Indikator Output / Kegiatan Volume Anggaran
(1) (2) (3) (4)
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar
1 Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Tim Penilai Jabfung Kesehatan Kerja
1 Dok 235,350,000
2 Penyusunan Profil Kesehatan Kerja dan Olahraga 1 Dok 336,350,000
3 Penyusunan Media KIE Kesehatan CTKI, Nelayan dan Pos Ukk 1 Dok 292,450,000
4 Review Kurikulum dan Modul TOT Kesehatan Kerja 1 Dok 266,450,000
5 Penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan Penilaian Kelaikan Kerja 1 Dok 181,250,000
6 Penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan Penilaian Kembali Kerja 1 Dok 181,250,000
7 Penyusunan Permenkes Unit Pertolongan pada Kecelakaan di Tempat Kerja
1 Dok 235,230,000
8 Review dan Penyusunan Permenkes Pemeriksaan Kesehatan pada Pekerja
1 Dok 228,070,000
9 Review dan Penyusunan Standar Pemeriksaan Kesehatan bagi Pengemudi
1 Dok 228,070,000
10 Penyusunan Permenkes Penilaian Kelaikan Kerja 1 Dok 137,650,000
11 Penyusunan Permenkes Penilaian Kembali Kerja 1 Dok 137,650,000
12 Penyusunan Permenkes Pedoman Surveilans Kesehatan di Tempat Kerja
1 Dok 180,590,000
13 Penyusunan Pedoman Pengendalian Pajanan Pestisida di Lingkungan Kerja
1 Dok 239,850,000
50
Sasaran Strategis No Indikator Output / Kegiatan Volume Anggaran
(1) (2) (3) (4)
14 Penyusunan Pedoman Tata Laksana Intoksikasi Merkuri 1 Dok 224,050,000
15 Penyusunan Pedoman Kesehatan Kerja pada Pekerja Manual Handling (Mengangkat dan Mengangkut)
1 Dok 186,050,000
16 Penyusunan Pedoman dan Permenkes tentang Standar Ergonomi Kerja (Posisi Duduk, Berdiri dan Bekerja Komputer
1 Dok 192,450,000
17 Penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan Tata Laksana Intoksikasi Merkuri bagi Tenaga Kesehatan
1 Dok 192,450,000
18 Review Pedoman Manajemen Risiko Kesehatan di Tempat Kerja 1 Dok 136,050,000
19 Penyusunan Pedoman Teknis Pengukuran Kesehatan Lingkungan Kerja
1 Dok 186,050,000
20 Review Kurikulum dan Modul Pelatihan Penerapan Ergonomi di Sarana Kesehatan
1 Dok 136,050,000
21 Penyusunan Permenkes dan Kepmenkes di Bidang Lingkungan Kerja 1 Dok 289,700,000
22 Finalisasi Modul Pelatihan bagi Petugas Kesehatan dalam Bidang Kesehatan Nelayan dan Penyelam
1 Dok 145,600,000
23 Kajian Intoksikasi Merkuri pada Pekerja Usia Reproduktif yang Terpajan Merkuri di Lingkungan Kerja
1 Dok 279,700,000
24 Pertemuan Koordinasi dan Sosialiasi di Bidang Pengendalian Lingkungan Kerja dan Ergonomi
1 Lap 659,025,000
25 Sosialisasi PP Kesehatan Kerja dan Permenkes Bidang Kesehatan Kerja
1 Lap
1,847,036,000
26 Pekan Kesehatan Kerja dalam Rangka Bulan K3, Hari Kesehatan dan Hari Buruh
1 Lap
1,174,148,000
27 Penguatan Implementasi GP2SP di Tempat Kerja 1 Lap
1,203,613,000
51
Sasaran Strategis No Indikator Output / Kegiatan Volume Anggaran
(1) (2) (3) (4)
28 Pertemuan Tim Pembina/Tim Penilai/Perhitungan Angka Kredit Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja
1 Lap 249,000,000
29 Penguatan dan Pembinaan Profesi Kesehatan Kerja 1 Lap 319,200,000
30 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Transportasi dan Pencegahan Kecelakaan Mudik Lebaran
1 Lap 527,400,000
31 Sosialisasi Kepmenkes Standar Pemeriksaan Kesehatan bagi Pengemudi
1 Lap 488,800,000
32 Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas Internal Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga
1 Lap 265,100,000
33 TOT Kesehatan Kerja Or 1,328,480,000
34 TOT Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja Or 2,162,765,000
35 Pelatihan bagi Petugas Kesehatan terkait Kesehatan Nelayan dan Penyelam
Or 556,995,000
36 Pelatihan bagi Tim Penilai Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja terkait Penghitungan Angka Kredit
Or 327,400,000
37 Alat Pendukung Pengolah Data 1 Paket 200,000,000
38 Pencetakan Buku terkait Materi Orientasi Kesehatan Kerja dan Olahraga
1 Paket 300,000,000
39 Pencetakan Buku dan Poster Pengendalian Lingkungan Kerja dan Perlindungan Ergonomi
1 Paket 341,000,000
40 Pencetakan Media KIE Pencegahan Kecelakaan Lalul Lintas 1 Paket 190,000,000
52
Sasaran Strategis No Indikator Output / Kegiatan Volume Anggaran
(1) (2) (3) (4)
41 Pencetakan Buku dan Media KIE terkait Kesehatan Nelayan, Penyelam dan Pos UKK
1 Paket 199,000,000
42 Fasilitasi dan Evaluasi Dana Dekonsentrasi 1 Lap 446,881,000
43 Bimbingan Teknis (Perjalanan Pimpinan) 1 Lap 737,650,000
44 Supervisi, Monitoring dan Pendampingan BKKM dan BKOM 1 Lap 338,373,000
45 Pembinaan dan Fasilitasi Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja bagi Fasilitas Kesehatan
1 Lap 219,500,000
46 Fasilitasi Tim Pembina dan Tim Penilai Provinsi dan Kabupaten/Kota 1 Lap 176,075,000
47 Pembinaan Ruang ASI di Kementerian Kesehatan 1 Lap 318,480,000
48 Pembinaan Kantin Kementerian Kesehatan 1 Lap 53,780,000
49 Pengembangan Upaya K3 Perkantoran 1 Lap 66,625,000
50 Sekretariat Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja 1 Lap 256,920,000
51 Pembinaan Institusi yang Melaksanakan Kesehatan Kerja (MBH, K3 Perkantoran, Pos UKK, Puskesmas dan Kab/Kota)
1 Lap 797,025,000
52 Pendampingan Pelaksanaan Permenkes Kembali Bekerja di Daerah Industri
1 Lap 491,950,000
53 Supervisi, Monitoring dan Pendampingan Event Bidang Kesehatan 1 Lap 52,836,000
53
Sasaran Strategis No Indikator Output / Kegiatan Volume Anggaran
(1) (2) (3) (4)
54 Pemeliharaan Sistem Informasi Kesehatan Kerja dan Olahraga serta Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja
1 Lap 115,000,000
55 Surveilans Kesehatan Kerja pada Pengemudi 1 Lap 539,950,000
56 Surveilans Kesehatan Kerja bagi Pegawai Kementerian Kesehatan 1 Lap 396,720,000
57 Surveilans/Pemantauan Keafiatan (Wellness) di Tempat Kerja 1 Lap 305,380,000
Sub Jumlah 22,500,467,000
54
Indikator Output/Kegiatan, Volume dan Anggaran Berdasarkan Sasaran Strategis Jumlah pos UKK yang Terbentuk di Daerah PPI / TPI
Tahun 2016
Sasaran Strategis No Indikator Output / Kegiatan Volume Anggaran
(1) (2) (3) (4)
Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI
1 Pengadaan Kit APD Nelayan dan Penyelam 1 Pkt 340,000,000
2 Implementasi Model Desa Sehat Nelayan 1 Lap 1,243,790,000
3 Pendampingan Nelayan dan Dukungan Sail 1 Lap 649,600,000
2,233,390,000
Indikator Output/Kegiatan, Volume dan Anggaran Berdasarkan Sasaran Strategis Persentase Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan TKI yang Memenuhi Standar
Tahun 2016
Sasaran Strategis No Indikator Output / Kegiatan Volume Anggaran
(1) (2) (3) (4)
Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar
1 Penyusunan Modul Peningkatan Kapasitas Petugas Sarana Kesehatan Pemeriksaan Kesehatan CTKI
1 Lap 290,650,000
2 Pertemuan Koordinasi Komite TKI 1 Lap 349,150,000
3 Antisipasi Keadaan Darurat TKI Bermasalah Kesehatan
1 Lap 1,402,850,000
4 Peningkatan Pelayanan Kesehatan TKI di Entry Point 1 Lap 187,300,000
Sub Jumlah 2,229,950,000
55
Indikator Output/Kegiatan, Volume dan Anggaran Berdasarkan Sasaran Strategis Persentase Puskesmas yang Melaksanakan Kegiatan Kesehatan Olahraga pada
Kelompok Masyarakat di Wilayah Kerjanya Tahun 2016
Sasaran Strategis No Indikator Output / Kegiatan Volume Anggaran
(1) (2) (3) (4)
Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya
1 Penyusunan NSPK Kesehatan Olahraga Masyarakat 1 Dok 395,150,000
2 Penyusunan NSPK Kesehatan Olahraga Prestasi 1 Dok 387,290,000
3 Revisi NSPK Kesehatan Olahraga 1 Dok 119,125,000
4 Penyusunan Permenkes Kesehatan Olahraga 1 Lap 179,950,000
5 Pertemuan Koordinasi BKKM & BKOM 1 Lap 626,767,000
6 Sosialisasi dan Advokasi Kesehatan Olahraga 1 Lap 417,034,000
7 Orientasi Kesehatan Kerja dan Olahraga 180 Or 994,660,000
8 Peningkatan Kapasitas Teknis dan Manajemen Kesehatan Olahraga
196 Or 2,207,005,000
9 Pendampingan Kesehatan Kerja dan Olahraga ke Kab/Kota
1 Lap 1,497,130,000
10 Pembinaan Kebugaran Jasmani Pegawai Kementerian Kesehatan Ri
1 Lap 922,745,000
Sub Jumlah 7,746,856,000
56
Indikator Output/Kegiatan, Volume dan Anggaran Berdasarkan Satuan Kerja yang Menyelenggarakan Administrasi Kepemerintahan Sesuai Ketentuan
Tahun 2016
Sasaran Strategis No Indikator Output / Kegiatan Volume Anggaran
(1) (2) (3) (4)
Satuan kerja yang menyelenggarakan administrasi kepemerintahan sesuai dengan ketentuan
1 Administrasi Kegiatan 12 Bulan 1,709,940,000
2 Pertemuan Dukungan Peningkatan Kinerja Kesehatan Kerja dan Olahraga
12 Bulan 1,013,900,000
3 Pertemuan Koordinasi Kegiatan dan Anggaran Kesehatan Kerja dan Olahraga
12 Bulan 1,259,520,000
4 Penyusunan Kegiatan dan Anggaran Kesehatan Kerja dan Olahraga
12 Bulan 377,600,000
5 Penyusunan LAKIP Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga
12 Bulan 88,800,000
6 Penyusunan Laporan PP 39/2006 12 Bulan 208,800,000
Sub Jumlah 4,658,560,000
57
LAMPIRAN II
Pencapaian Indikator Output/Kegiatan, Volume dan Besarnya Anggaran Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga
Tahun 2016
Sasaran Strategis
No Indikator Output / Kegiatan Volume Pagu Akhir
Realisasi Realisasi
Volume % Anggaran %
(1) (2) (3) (4)
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar
1 Penyusunan Standar Kompetensi Jabfung Kesehatan Kerja
1 Dok 9,558,000 1 Dok 100 9,557,841 100.00%
2 Fasilitasi Penyusunan Kebijakan Kesehatan Kerja 1 Dok 19,825,000 1 Dok 100 19,825,000 100.00%
3 Review Kurikulum dan Modul TOT Kesehatan Kerja 1 Dok 255,517,000 1 Dok 100 255,515,427 100.00%
4 Penyusunan RAN Kesehatan Kerja 1 Dok 113,939,000 1 Dok 100 113,938,400 100.00%
5 Penyusunan Kurmod TOT Diagnosis PAK 1 Dok 141,460,000 1 Dok 100 140,999,000 99.67%
6 Sosialisasi Kesehatan Kerja bagi Pengemudi 1 Dok 179,241,000 1 Dok 100 178,862,800 99.79%
7 Penyusunan Pedoman Pemeriksaan Kesehatan Pada Pekerja
1 Dok 203,668,000 1 Dok 100 203,667,500 100.00%
8 Penyusunan Profil Kesehatan Kerja dan Olahraga 1 Dok 16,170,000 1 Dok 100 16,170,000 100.00%
9 Penyusunan Pedoman Pneumokoniosis 1 Dok 49,390,000 1 Dok 100 49,390,000 100.00%
10 Penyusunan Pedoman Pengendalian Pestisida 1 Dok 48,510,000 1 Dok 100 48,510,000 100.00%
11 Penyusunan Pedoman Tata Laksana Intoksikasi Merkuri
1 Dok 221,950,000 1 Dok 100 221,949,500 100.00%
12 Penyusunan Rencana Aksi Merkuri 1 Dok 174,562,000 1 Dok 100 174,560,500 100.00%
13 Review Pedoman Ergonomi Perkantoran 1 Dok 186,109,000 1 Dok 100 186,099,500 99.99%
14 Pengembangan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
1 Dok 57,693,000 1 Dok 100 57,664,500 99.95%
15 Review Pedoman Manajemen Resiko Kesehatan di 1 Dok 48,835,000 1 Dok 100 48,834,500 100.00%
58
Sasaran Strategis
No Indikator Output / Kegiatan Volume Pagu Akhir
Realisasi Realisasi
Volume % Anggaran %
Tempat Kerja
16 Kajian Persyaratan / NAB Lingkungan Kerja 1 Dok 184,505,000 1 Dok 100 184,470,000 99.98%
17 Penyusunan NSPK K3 di Faskes, Perkantoran, dan Sektor Informal
1 Dok 147,675,000 1 Dok 100 147,675,000 100.00%
18 Penyusunan Permenkes dan Kepmenkes di Bidang Lingkungan Kerja
1 Dok 281,435,000 1 Dok 100 281,435,000 100.00%
19 Finalisasi Modul Pelatihan Bagi Petugas Kesehatan Dalam Bidang Kesehatan Nelayan
1 Dok 184,017,000 1 Dok 100 184,015,155 100.00%
20 Kajian Intoksikasi Merkuri Pada Pekerja Usia Reproduktif
1 Dok 244,035,000 1 Dok 100 241,725,000 99.05%
21 Pertemuan Koordinasi dan Sosialisasi Bidang Lingkungan Kerja dan Ergonomi
1 Dok 195,810,000 1 Dok 100 195,808,900 100.00%
22 Pekan Kesehatan Kerja 1 Dok 539,800,000 1 Dok 100 539,800,000 100.00%
23 Penguatan Implementasi GP2SP di Tempat Kerja 1 Dok 35,146,000 1 Dok 100 35,146,000 100.00%
24 Pertemuan tim pembina/penilai/perhitungan angka kredit
1 Dok 89,321,000 1 Dok 100 89,321,000 100.00%
25 Sosialisasi Kebijakan Kesehatann Okupasi dan Surveilans
1 Dok 3,910,000 1 Dok 100 3,909,100 99.98%
26 Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas Internal Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
1 Dok 467,518,000 1 Dok 100 467,517,050 100.00%
27 Alat Pendukung Pengolah Data 1 Dok 200,000,000 1 Dok 100 193,616,896 96.81%
28 Pencetakan Buku Terkait Materi Orientasi Kesehatan Kerja
1 Dok 152,000,000 1 Dok 100 136,900,000 90.07%
29 Pencetakan Buku dan Media KIE Bidang Lingkungan Kerja
1 Dok 217,650,000 1 Dok 100 217,650,000 100.00%
30 Pencetakan Buku dan dan Media KIE 1 Dok 45,895,000 1 Dok 100 44,764,909 97.54%
31 Fasilitasi dan Evaluasi Dan Dekonsentrasi 1 Dok 50,406,000 1 Dok 100 50,405,700 100.00%
59
Sasaran Strategis
No Indikator Output / Kegiatan Volume Pagu Akhir
Realisasi Realisasi
Volume % Anggaran %
32 Bimbingan Teknis 1 Lap 1,283,076,000 1 Lap 100 1,270,635,256 99.03%
33 Pendampingan Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Kesehatan
1 Lap 162,055,000 1 Lap 100 161,555,200 99.69%
34 Penguatan Kapasitas Kerja di Kemenkes 1 Lap 174,075,000 1 Lap 100 172,920,000 99.34%
35 Pembinaan Ruang ASI di Kemenkes 1 Lap 145,674,000 1 Lap 100 133,565,200 91.69%
36 Pembinaan Kantin Kemenkes 1 Lap 30,214,000 1 Lap 100 29,313,878 97.02%
37 Implementasi Upaya K3 Perkantoran 1 Lap 33,601,000 1 Lap 100 33,601,000 100.00%
38 Sekretariant Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja
1 Lap 109,347,000 1 Lap 100 104,347,000 95.43%
39 Penghargaan Mitra Bakti Husada Tempat Kerja 1 Lap 53,282,000 1 Lap 100 53,278,386 99.99%
40 Fasilitasi Pembinaan Pasca Pelatihan Diagnosis PAK
1 Lap 2,621,000 1 Lap 100 2,621,000 100.00%
41 Pemeliharaan Sistem Informasi Kesehatan Kerja dan Olahraga Serta Jabfung
1 Dok 80,500,000 1 Dok 100 80,080,455 99.48%
42 Surveilans/pemantauan Keafiatan (Wellness) di Tempat Kerja
1 Dok 1,246,000 1 Dok 100 1,246,000 100.00%
43 Surveilans Program Kesehatan Kerja 1 Dok 96,151,000 1 Dok 100 96,151,000 100.00%
44 Surveilans Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi 1 Dok 115,192,000 1 Dok 100 106,454,509 92.41%
Sub Jumlah 7,052,584,000 6,985,473,062 99.05%
Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada
1 Penyusunan NSPK Kesehatan Olahraga 1 Dok 246,589,000 1 Dok 100 246,588,203 100.00%
2 Revisi NSPK Kesehatan Olahraga 1 Dok 23,373,000 1 Dok 100 23,372,200 100.00%
3 Penyusunan Permenkes Kesehatan Olahraga 1 Dok 81,001,000 1 Dok 100 81,000,500 100.00%
4 Sosialisasi dan Advokasi Kesehatan Olahraga 1 Dok 213,850,000 1 Dok 100 213,848,900 100.00%
5 Peningkatan Kapasitas Teknis dan Manajemen Kesehatan Olahraga 1 Dok 249,647,000
1 Dok 100 249,646,600 100.00%
6 Pembinaan Kebugaran Jasmani Pegawai 1 Lap 662,797,000 1 Lap 100 653,947,000 98.66%
60
Sasaran Strategis
No Indikator Output / Kegiatan Volume Pagu Akhir
Realisasi Realisasi
Volume % Anggaran %
kelompok masyarakat di wilayah kerjanya
Kementerian Kesehatan
7 Pelaksanaan Pengukuran Kebugaran Jasmani ASN 1 Lap 306,184,000 1 Lap 100 303,548,900 99.14%
8 Dukungan Event Olahraga Bidang Kesehatan 1 Lap 380,611,000 1 Lap 100 377,238,128 99.11%
Sub Jumlah 2,164,052,000 2,149,190,431 99.31%
Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI
1 Pengadaan Peralatan K3 Nelayan 1 Pkt 189,343,000 1 Pkt 100 189,343,000 100.00%
Sub Jumlah 189,343,000
189,343,000
Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar
1 Penyusunan NSPK Tentang TKI 1 Dok 93,317,000 1 Dok 100 93,317,000 100.00%
2 Pertemuan Koordinasi Komite TKI 1 Dok 155,541,000 1 Dok 100 155,541,000 100.00%
3 Workshop Penguatan Petugas Kesehatan di Sarkes Pemeriksa TKI
1 Dok 572,719,000
1 Dok 100 572,717,947 100.00%
4 Bimbingan Teknis Sarana Kesehatan Pemeriksa Kesehatan CTKI
1 Lap 200,816,000
1 Lap 100 196,068,400 97.64%
Sub Jumlah 1,022,393,000 1,017,644,347 99.54%
Satuan kerja yang menyelenggarakan administrasi kepemerintahan sesuai dengan ketentuan
1 Administrasi Kegiatan 12 Bulan 3,418,051,000
12
Bulan 100 2,122,750,637 62.10%
2 Pertemuan Dukungan Peningkatan Kinerja Kesehatan Kerja dan Olahraga
12 Bulan 810,400,000
12
Bulan 100 808,722,200 99.79%
3 Pertemuan Koordinasi Kegiatan dan Anggaran Kesehatan Kerja dan Olahraga
12 Bulan 114,878,000
12
Bulan 100 114,878,000 100.00%
4 Self blocking 7,340,000,000 7,340,000,000 100.00%
Sub Jumlah 11,683,329,000
10,386,350,83
7 88.90%
61
Sasaran Strategis
No Indikator Output / Kegiatan Volume Pagu Akhir
Realisasi Realisasi
Volume % Anggaran %
Jumlah 22,111,701,000
20,728,001,67
7 93.74%
62