bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/bab i.pdf · 2020. 1....

27
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era serba modern ini administrasi yang baik yaitu kunci utama untuk mencapai tujuan suatu lembaga, jika suatu lembaga tersebut memiliki pengadministrasian yang baik maka sudah tentu lembaga tersebut dapat dikatakan sukses dalam mengatur rumah tangganya. Demikian pula seluruh birokrasi pemerintahan dan terutama segi kepegawaian, kepegawaian disini tentu berbicara tentang guru. Karena merekalah yang pada akhirnya menjadi pelaksana dari kegiatan-kegiatan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Namun memang harus diakui bahwa pada sebagian besar negara-negara berkembang, terdapat kelemahan-kelemahan serta hambatan-hambatan dibidang administrasi kepegawaian ini. Salah satu diantaranya yaitu

Upload: others

Post on 02-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era serba modern ini administrasi yang baik

yaitu kunci utama untuk mencapai tujuan suatu lembaga,

jika suatu lembaga tersebut memiliki pengadministrasian

yang baik maka sudah tentu lembaga tersebut dapat

dikatakan sukses dalam mengatur rumah tangganya.

Demikian pula seluruh birokrasi pemerintahan dan

terutama segi kepegawaian, kepegawaian disini tentu

berbicara tentang guru. Karena merekalah yang pada

akhirnya menjadi pelaksana dari kegiatan-kegiatan

pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah.

Namun memang harus diakui bahwa pada

sebagian besar negara-negara berkembang, terdapat

kelemahan-kelemahan serta hambatan-hambatan dibidang

administrasi kepegawaian ini. Salah satu diantaranya yaitu

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

2

orientasi dan kondisi kepegawaian yang diwarisi dari

jaman penjajahan yang lebih ditujukan untuk kepentingan

negara jajahannya dan kepentingan pemeliharaan

keamanan ataupun ketertiban belaka. Itulah ciri-ciri

tradisionil masyarakat negara-negara yang belum maju

seringkali menunjukkan bahwa birokrasi pemerintahan

memberikan gambaran sebagai pengganti kekuasaan

feodal atau masih bersifat feodal, dan ini merupakan

gambaran yang kurang baik seperti Indonesia sebagai

negara berkembang.

Selain itu sifat kepegawaian lebih legalitas dari

pada inovatif ataupun dipengaruhi oleh kepentingan-

kepentingan politik dari sang penguasa. Era reformasi

dalam manajemen kepegawaian sangat dominan

kedaerahan atau bisa dikatakan primordialisme. Hal ini

terjadi karena dalam era otonomi pemerintah daerah

pemberian kewenangan yang besar kepada pemerintah

daerah ditafsirkan sebagai kewenangan tanpa batas,

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

3

sehingga muncul kepentingan-kepentingan pribadi

masing-masing daerah.1

Padahal sejak diberlakukannya Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 sebagai pengganti dari Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah dan terakhir diubah dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2015, serta dengan berlakunya Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 43

Tahun 2004 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian,

pemerintah pusat menarik kembali sebagian

kewenangannya yang sebelumnya diserahkan kepada

daerah, hal ini akibat adanya penafsiran yang salah oleh

pemerintah daerah menerjemahkan pemberian otonomi

dalam bidang manajemen kepegawaian daerah, terutama

yang berkaitan dengan kewenangan kepala daerah dalam

menentukan formasi pengadaan dan pengangkatan

Aparatur Sipil Negara (Pegawai Negeri Sipil Daerah),

1 Miftah Toha, Manajemen Kepegawaian Sipil Di Indonesia, (Jakarta:

Kencana, 2008), h.11

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

4

sehingga perubahan terhadap undang-undang otonomi

daerah dan undang-undang Aparatur Sipil Negara

berimplikasi terhadap manajemen Aparatur Sipil Negara

(Pegawai Negeri Sipil) di Indonesia khususnya dalam hal

kepegawaian daerah.2

Ternyata bukan hanya isu belaka yang terjadi

dalam lingkup Nasional tetapi sudah menjadi sebuah

budaya seperti di Kabupaten Tangerang itu sendiri

disegala lintas sektoral dalam hal manajemen

kepegawaian, kedekatan dan kekuatan politik terhadap

pemangku kewenangan sebagai faktor utama. Akhirnya

paradigma negatif muncul dengan sendiri ditengah-tengah

masyarakat pada umumnya yang tidak bisa dibendung

lagi.

2 Basri Hasan. Kewenangan Kepala Daerah Dalam Menentukan

Formasi Pengadaan dan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Daerah Dalam

Sistem Kepegawaian di Indonesia. Pakuan Law Review Volume 3. Nomor 2,

Juli-Desember 2017. h.99-100

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

5

Hal ini bertolak belakang dengan apa yang

dikatakan dalam al-Qur’an dalam surah An-Nisa ayat: 58

yang berbunyi:3

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu

menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan

hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan

dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran

yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah

adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.”

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah Swt

memerintahkan kepada umat manusia untuk bersikap adil,

menegakan hukum dan taat kepada para pemimpin yang

disebut ulil amri. Ayat ini memerintahkan agar

menyampaikan amanat kepada yang berhak. Pengertian

“amanat” dalam ayat ini, yaitu sesuatu yang dipercayakan

kepada seseorang untuk dilaksanakan dengan sebaik-

3 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (CV. Alfatih

Berkah Cipta, 2002), h.87

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

6

baiknya. Kata “amanat” dengan pengertian ini sangat luas,

meliputi amanat Allah Swt kepada hamba-Nya, amanat

seseorang kepada sesamanya dan terhadap dirinya sendiri.

Amanat Allah Swt terhadap hamba-Nya yang harus

dilaksanakan baikitu melaksanakan apa yang

diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semua

nikmat Allah Swt berupa apa saja hendaklah kita

manfaatkan untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada-

Nya.

Manajemen kepegawaian merupakan proses yang

sangat penting untuk mewujudkan kinerja pemerintah

dalam memberikan pelayanan kepada publik. Salah satu

bentuk manajemen kepegawaian yang dirasakan banyak

manfaat penggunaannya dalam pemerintahan daerah yaitu

manajemen data pegawai, yang meliputi perencanaan,

pengadaan, mutasi, dan pensiun.

Manajemen data pegawai membutuhkan dukungan

data yang akurat, sehingga perlu diterapkan sistem

manajemen data pegawai yang tepat lewat sistem

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

7

informasi manajemen dengan dukungan teknologi

informasi. Penerapan sistem informasi tersebut sangat

penting karena penyelenggaraan pemerintahan, khususnya

manajemen data pegawai, merupakan persoalan yang

cukup kompleks, seperti manajemen pengadaan pegawai,

proses riwayat pegawai, dan proses pembuatan laporan

pegawai yang akan diserahkan kepada pemangku

kepentingan dibadan atau organisasi yang bersangkutan.

Manajemen pegawai yang dilaksanakan secara

manual dengan cara konvensional akan memakan waktu

dan tenaga serta tidak efisien karena pengelolaan data

pegawai harus melalui input data kembali. Manajemen

merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

kehidupan. Dengan manajemen, kinerja sebuah organisasi

dapat berjalan secara maksimal. Demikian juga dengan

lembaga pendidikan (sekolah), dengan manajemen yang

baik, maka sebuah institusi pendidikan akan dapat

berkembang secara optimal sebagaimana diharapkan.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

8

Manajemen merupakan titik sentral dalam

mewujudkan tujuan pembangunan Sumber Daya Manusia

(SDM). Manajemen memerlukan sebuah perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan yang baik agar proses yang

sedang dijalankan berjalan dengan maksimal.

Keberhasilan suatu organisasi, baik sebagai keseluruhan

maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi

tertentu sangat bergantung pada mutu kepemimpinan yang

terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Bahkan,

kiranya dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang

terdapat dalam suatu organisasi tersebut dalam

menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat

dalam kinerja pegawainya.4

Seperti yang ditemui dilapangan sebagaimana

pernyataan dewan guru ibu aan indrawati yang

mengatakan belum merasa puas dengan kompensasi yang

diterima dari sekolah sampai saat ini, baik dari gajih

ataupun atau tunjangan lain dari sekolah. Karena masalah

4 Endin, Psikologi Manajemen, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h.67

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

9

kompensasi merupakan tantangan yang harus dihadapi

manajemen, terutama dalam manajemen kepegawaian.5

Perkembangan zaman dan tantangan kehidupan

modern tidak dapat dihindarkan lagi, pendidikan menjadi

salah satu yang sangat penting, ini disebabkan karena

pendidikan merupakan salah satu penentu Sumber Daya

Manusia (SDM). Pendidikan yang berhasil yaitu

pendidikan yang mampu menghasilkan SDM yang

berkualitas. Pendidikan yang dikelola secara professional

oleh tenaga pendidik yang profesional juga. Guru

memiliki peranan yang penting dalam pendidikan

sehingga guru harus memiliki kompetensi profesional.

Maka implementasinya disebuah lembaga

pendidikan (sekolah) tujuan tersebut dapat diperankan

oleh seorang kepala sekolah dalam pengelolaan

pendidikan baik dalam perencanaan, pengorganisasian,

dan pengendalian pendidikan di sekolah. Kepala sekolah

memiliki wewenang yang sangat besar dalam menentukan

5 Wawancara dengan aan indrawati, tanggal 05 September 2019 di

ruang guru MTs Negeri 2 Tangerang, pukul 11.35 wib.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

10

kebijakan sekolah, melaksanakan serta mengawasinya

agar sekolah yang dipimpinnya mempunyai kemampuan

dalam mengembangkan potensi serta mencapai tujuan

yang dicita-citakan.

Pemimpin yang baik haruslah memiliki tiga faktor

yaitu kepemimpinan, pekerja dan situasi ini sesuai dengan

pendapat Edginto dan Wiliam yang disadur oleh Jejen

yang mengatakan bahwa awalnya pemimpin hendaklah

merancang atau menyusun tujuan yang jelas, langkah-

langkah yang ingin dilakukan baik itu secara jangka

pendek dan jangka panjang, kemudian ada tenaga

pendidik dan kependidikan yang melakukan pekerjaan

dan memperhatikan rencana-rencana untuk mencapai

hasil yang diharapkan dan selanjutnya ada situasi dan

kondisi lingkungan sekolah itu berdiri atau berada yang

perlu dipertimbangkan oleh seorang pemimpin untuk

mencapai tujuan.6

6 Jejen Mustafah, Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan dan

Praktik (Jakarta: Kharisma Putra Utama, Cet. 1, 2015), h. 302.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

11

Sejalan dengan pendapat diatas, bahwa dalam al-

Qur’an dijelaskan tentang pemimpin dalam surah Al-

Jasiyaah ayat 18 yang berbunyi:7

“Kemudian kami jadikan kamu berada diatas

suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka

ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu

orang-orang yang tidak mengetahui”.

Ayat diatas menjelaskan tentang sebagai seorang

pemimpin, seharusnya pemimpin harus menyadari bahwa

ia harus memiliki prinsip dan landasan yang benar dalam

melakukan setiap kebijakan yang dalam hal ini yaitu

hukum-hukum (syariat) Islam dan berperilaku sesuai

dengan yang diperintahkan oleh Allah Swt sesuai dengan

apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw dalam

sunnahnya.

Kemudian karakter-karakter seorang pemimpin

juga harus disertai dengan beberapa karakter yang

7 Kementerian Agama RI,Op.Cit.,h. 500

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

12

mencerminkan diri sebagai pemimpin yang ideal.

Karakter-karakter tersebut meliputi kecerdasan akan ilmu

pengetahuan, amanah dalam mengemban tanggung jawab,

dapat dipercaya baik perkataan dan perbuatan,

professional, serta tidak menjadikan jabatan sebagai alat

untuk memenuhi hawa nafsu pribadi.

Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh

utama di sekolah dituntut mampu bertindak sebagai

manajer dan pemimpin yang efektif dalam mengelola

segala aktivitas atau kegiatan di sekolah agar semua

sumber daya dapat berfungsi dan berjalan secara optimal.

Kepala sekolah haruslah mampu sebagai perencana

sekaligus pelaksana dan pengawas serta mampu

menciptakan budaya dan iklim sekolah yang baik.

Kepala sekolah merupakan manajer yang

mengarahkan dan melakukan langkah-langkah strategis

dalam usaha menjalankan roda organisasi sekolah agar

berjalan efektif dan mencapai target yang diinginkan.

Karena itu, kepala sekolah membuat terobosan-terobosan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

13

dengan mengarahkan semua komponen sekolah terlibat

dengan menyusun kerangka kerja dan membuat target-

target yang akan dicapai dalam beberapa waktu dimasa

depan.8

Maka disinilah peran kepala sekolah sebagai

manajer dalam mengoptimalkan manajemen kepegawaian

secara efektif konteks pegawai disini tentu tenaga

pendidik (guru) disekolah atau lembaga pendidikan.

Kepala sekolah harus mampu memberdayakan tenaga-

tenaga kependidikan secara efektif dan efesien untuk

mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi

yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi

manajemen tenaga kependidikan di sekolah yang harus

dilaksanakan guru dan kepala sekolah yaitu menarik,

mengembangkan, menggaji, dan memotivasi tenaga

kependidikan guna mencapai tujuan pendidikan secara

maksimal.

8 Syafaruddin, Asrul, Manajemen Kepengawasan Pendidikan,

(Bandung: Citapustaka Media, 2014), h.85

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

14

Pandangan yang berbeda dari salah satu dewan

guru bapak ade yang mengatakan bahwa kepala sekolah

belum maksimal mendengarkan dan menanggapi keluhan

dari dewan guru, baik itu dalam hal menjawab kebutuhan

guru dalam memaksimalkan untuk program-program dan

kegiatan guru di sekolah.9

Kepala sekolah sebagai pemimpin profesional

disebuah lembaga pendidikan yang mempunyai peran

begitu penting, mengingat bahwa posisinya dalam

struktural sebagai pemimpin legal formal yang memiliki

kekuasaan penuh pada lembaga pendidikan yang

dipimpinnya. Kemampuan manajerial kepala sekolah

dalam mengelola segala aktivitas pendidikan. Adapun

kemampuan kepala sekolah tersebut yang berkaitan

dengan pengetahuan maupun pemahaman mereka

terhadap manajemen dan kepemimpinan, serta tugas yang

dibebankan kepadanya.

9 Wawancara dengan ade, tanggal 06 September 2019 di ruang guru

MTs Negeri 2 Tangerang, pukul 09.00 wib.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

15

Karena tidak jarang kegagalan pendidikan dan

proses pembelajaran di sekolah disebabkan oleh

kurangnya pemahaman kepala sekolah terhadap tugas-

tugas yang harus dilaksanakannya. Maka kemampuan

dalam menggunakan input-input manajemen dengan

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen baik itu

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,

pengawasan dan penilaian untuk mengatur sumber daya

manusia dan sumber-sumber daya lain secara efektif dan

efisien dalam pencapaian tujuan sekolah yang telah

ditetapkan. Kemampuan manajerial ini menunjukan

bahwa kepala sekolah bertindak selaku seorang manajer.

Salah satu yang harus diperhatikan oleh seorang

kepala sekolah yaitu demi menunjang sebuah kualitas

lembaga pendidikan yang dipimpinnya dalam hal ini

kepuasan kerja guru, karena guru sebagai penentu dan

faktor yang sangat berpengaruh. Kepuasan kerja bagi

seorang guru sebagai tenaga pendidik sangat diperlukan

untuk meningkatkan kinerjanya pada sebuah lembaga

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

16

pendidikan. Kepuasan kerja yaitu perasaan dan penilaian

seseorang atas tugas-tugas (pekerjaan), khususnya

mengenai kondisi kerja yang hubungannya dengan guru

apakah pekerjaan mampu memenuhi harapan, kebutuhan,

dan keinginannya sebagai seorang guru. Semakin tinggi

standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan

seseorang makan semakin giat seseorang itu dalam

bekerja lebih giat lagi.10

Kepuasan tidak dapat terlihat secara nyata, tetapi

dapat diukur pada suatu hasil pekerjaan. Maka untuk itu,

perlu diperhatikan agar guru sebagai penunjang

produktivitas kerja dalam bekerja (mengajar) senantiasa

disertai dengan perasaan senang dan tidak terpaksa

sehingga akan tercipta kepuasan kerja. Kepuasan kerja

terjadi jika seorang guru merasa diakui (pengakuan) atau

penghargaan. Maka ketika itu seorang guru akan merasa

senang, dan disitu kepuasan kerja akan terjadi lalu

10 M. Arifin, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja, (Yogyakarta: Teras,

2010), h.33

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

17

menciptakan kepercayaan diri, loyalitas dan pada

akhirnya meningkatnya kualitas kerja seorang guru.11

Kepuasan kerja mengekspresikan sejumlah

kesesuaian antara harapan seseorang tentang pekerjaannya

yang dapat berupa prestasi kerja yang diberikan oleh

organisasi (sekolah) dan imbalan yang diberikan atas

pekerjaannya. Pada hakekatnya seseorang didorong untuk

beraktivitas karena dia berharap bahwa hal tersebut akan

membawa keadaan yang lebih baik memuaskan dari pada

keadaan sekarang.

Kepuasan kebutuhan fisik dalam suatu organisasi

memang biasanya diasosiasikan dengan uang, sebab uang

dapat membeli sandang, pangan, papan, sebagai

kebutuhan utama. Seorang guru yang tidak puas

menunjukkan bahwa kebutuhannya belum terpenuhi. Bila

kondisi ini terjadi berlarur-larut maka dalam dirinya akan

terjadi frustasi, sedih dan kekecewaan yang mendalam.

Akibatnya produktivitas kerjanya akan menurun, baik

11 Kaswan, Sikap Kerja, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 246

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

18

yang dikarenakan oleh rendahnya semangat ataupun

tingginya absensi.

Terdapat hubungan yang erat antara kebutuhan,

perbuatan atau tingkah laku dan kepuasan. Oleh karena

itu, kepuasan berkenaan dengan kesesuaian harapan

seseorang dengan imbalan yang disediakan. Kepuasan

guru berdampak pada prestasi kerja, disiplin, serta

kualitas kinerjanya.

Sebagaimana dewan guru ibu diah mengatakan

ada ketidakpuasan terhadap rekan kerja (guru)

dilingkungan sekolah, baik dalam komunikasi ataupun

kerjasama dalam beberapa kegiatan sekolah.12

Guru yang merasakan kepuasan kerja akan selalu

meningkatkan kinerjanya. Kepuasan kerja dapat

berdampak terhadap pencapaian target waktu

menyelesaikan pekerjaan, dan mengoptimalkan kualitas.

Sedangkan guru yang merasakan ketidakpuasan akan

cenderung tidak mempunyai dorongan untuk mencapai

12 Wawancara dengan diah, tanggal 05 September 2019 di ruang guru

MTs Negeri 2 Tangerang, pukul 13.15 wib.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

19

kinerja yang maksimal. Sehingga guru merasa tidak

bersemangat dalam melaksanakan pekerjaanya. Maka

dampak negatif yang luar biasa akan terjadi pada sekolah

itu sendiri, baik itu mutu sekolah, lulusan yang dihasilkan,

suasana tidak kondusif ketika proses pembelajaran, dan

sebagainya.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka

penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Efektivitas Manajemen Kepegawaian dan Kompetensi

Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja

Guru di MTs Negeri 2 Tangerang”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka

dapat diidentifikasikan masalah-masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Kurang efektifnya manajemen kepegawaian di

sekolah

2. Kurangnya transparasi informasi manajamen

kepegawaian

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

20

3. Kurangnya kompetensi kepala sekolah

4. Kurangnya kemampuan manajerial kepala sekolah

5. Kurangnya kepuasan kerja guru

6. Kurangnya strategi dalam mencapai kepuasan kerja

guru

C. Batasan Masalah

Batasan masalah menjadi acuan dalam

mempermudah menjawab pokok permasalahan, sehingga

permasalahan yang terjadi dapat dicari sebuah jawaban

sesuai dengan tujuan peneliti yang telah ditentukan. Maka

agar tidak mengarah pada pembahasan yang lebih luas,

maka peneliti membatasi pembatasan masalah sebagai

berikut:

1. Efektivitas manajemen kepegawaian dalam penelitian

ini yaitu sebagai pencapaian suatu tujuan dengan cara

melihat perbandingan antara tingkat pencapaian hasil

program dengan target yang ditetapkan. Adapun

indikatornya meliputi perencanaan, pengadaan

(rekrutmen), pembinaan, pengembangan, mutasi,

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

21

promosi, pemberhentian, kompensasi, penilaian.

Indikator penghargaan ini sekaligus menjadi indikator

dalam mengukur variabel (X1) bagi penelitian.

2. Kompetensi manajerial kepala sekolah dalam hal ini

yaitu suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi

atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung

oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Adapun indikatornya meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, penataan, koordinasi,

dan pengendalian. Indikator penghargaan ini sekaligus

menjadi indikator dalam mengukur variabel (X2) bagi

penelitian.

3. Kepuasan kerja dalam hal ini yaitu kepuasan kerja

yaitu perasaan yang mendukung atau tidak

mendukung dalam diri seseorang yang berhubungan

dengan pekerjaan atau kondisi yang dirasakan.

Seseorang mau bekerja karena ada dorongan dalam

dirinya untuk menuju harapan yang lebih baik dan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

22

memuaskan, artinya berbeda dalam bentuk aktivitas

yang bertujuan untuk memperoleh kepuasan. Adapun

indikatornya meliputi kepuasan dengan gajih yang

diterima, kepuasan dengan pengawasan langsung dari

kepala sekolah, kepuasan dengan rekan kerja,

kepuasan dengan pekerjaan yang diberikan, kepuasan

dengan penghargaan, dan kepuasan dengan imbalan

(tidak harus berupa uang). Indikator penghargaan ini

sekaligus menjadi indikator dalam mengukur variabel

(Y) bagi penelitian.

D. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah dan mengarahkan masalah

yang akan diteliti maka perlu adanya rumusan masalah,

diantaranya sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh efektivitas manajemen

kepegawaian terhadap kepuasan kerja guru di MTs

Negeri 2 Tangerang ?

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

23

2. Adakah pengaruh kompetensi manajerial kepala

sekolah terhadap kepuasan kerja guru di MTs Negeri

2 Tangerang ?

3. Adakah pengaruh efektivitas manajemen

kepegawaian dan kompetensi manajerial kepala

sekolah terhadap kepuasan kerja guru di MTs Negeri

2 Tangerang ?

4. Seberapa besar pengaruh efektivitas manajemen

kepegawaian terhadap kepuasan kerja guru di MTs

Negeri 2 Tangerang ?

5. Seberapa besar pengaruh kompetensi manajerial

kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru di MTs

Negeri 2 Tangerang ?

6. Seberapa besar pengaruh pengaruh efektivitas

manajemen kepegawaian dan kompetensi manajerial

kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru di MTs

Negeri 2 Tangerang ?

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

24

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dan kegunaan penelitian penjelasannya

sebagai berikut:

1. Tujuan

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan

rumusan masalah diatas dapat dirumuskan tujuan

utama penelitian ini yaitu untuk mengetahui Pengaruh

efektivitas manajemen kepegawaian dan kompetensi

manajerial kepala sekolah terhadap kepuasan kerja

guru di MTs Negeri 2 Tangerang. Sedangkan secara

rinci tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai

berikut:

a. Menganalisa pengaruh efektivitas manajemen

kepegawaian dan kompetensi manajerial kepala

sekolah terhadap kepuasan kerja guru di MTs

Negeri 2 Tangerang.

b. Menganalisa Seberapa besar tingkat pengaruh

efektivitas manajemen kepegawaian dan

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

25

kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap

kepuasan kerja guru di MTs Negeri 2 Tangerang.

2. Kegunaan Penelitian

Manfaat penelitian terbagi menjadi dua, baik

secara teoritis dan praktis. Adapun penjelasannya

sebagai berikut:

1) Secara Teoritis

a. Menambah khasanah keilmuan bagi peneliti

b. Mengetahui keadaan lapangan antara teori dan

kejadian sesungguhnya ketika penulis

melakukan penelitian tentang judul yang diteliti

yaitu pengaruh efektivitas manajemen

kepegawaian dan kompetensi manajerial kepala

sekolah terhadap kepuasan kerja guru di MTs

Negeri 2 Tangerang.

2) Secara Praktis

a. Untuk memperoleh data, guna memenuhi

kewajiban akhir dalam penulisan tesis guna

memperoleh gelar magister pendidikan di

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

26

Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana

Hasanuddin Banten.

b. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan

referensi maupun sebagai acuan penelitian

selanjutnya.

c. Sebagai bahan masukan bagi guru dan

memperluas ilmu pengetahuan, sebagai acuan

kepuasan kerja guru didukung oleh kepala

sekolah yang memiliki kompetensi manajerial

kepala sekolah yang profesional.

d. Bahan masukan atau evaluasi untuk tempat

penelitian yaitu di MTs Negeri 2 Tangerang.

F. Sistematika Penulisan

Tesis ini terdiri dari V (lima) Bab yang masing-

masing terdiri dari sub bab, antara satu dengan lainnya

saling berhubungan. Adapun sistematika pembahasanya

adalah sebagai berikut :

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/5033/3/BAB I.pdf · 2020. 1. 29. · Sebab itulah seorang kepala sekolah sebagai tokoh utama di sekolah dituntut

27

BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang

masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian.

BAB II Kajian Teoritis, terdiri dari Efektivitas

Manajemen Kepegawaian, Komptensi Manajerial Kepala

Sekolah, dan Kepuasan Kerja Guru.

BAB III Metode Penelitian, jenis penelitian,

tempat penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan

data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

BAB IV Deskripsi Hasil Penelitian, terdiri dari

analisis statistik dan hasil pengujian hipotesis.

BAB V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran