bab i pendahuluan a. latar belakang masalahdigilib.uinsgd.ac.id/15824/4/4_bab1.pdf · dalam...

16
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pembinaan akal manusia yang merupakan potensi utama dari manusia sebagai mahluk berpikir. Dengan pembinaan olah pikir, manusia diharapkan semakin meningkatkan kecerdasannya dan meningkatkan pula kedewasaan berpikirnya terutama memiliki kecerdasan dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupannya (Basri, 2009:56). Hal ini sesuai dengan undang-undang (UU) No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidikan nasional perfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman serta bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional di perlukan beberapa faktor pendukung yang sangat diperlukan dalam proses pencapainya tersebut, faktor-faktor tersebut meliputi sumber daya manusia, sarana dan prasarana, modal dan lain sebagainya. Namun dari beberapa faktor tersebut ada faktor yang paling penting dan berpengaruh besar dalam berhasil atau tidaknya pendidikan. Faktor tersebut adalah faktor sumber daya manusia (SDM). Dibandingkan dengan faktor modal dan sarana dan prasarana, faktor

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pembinaan akal manusia

    yang merupakan potensi utama dari manusia sebagai mahluk berpikir.

    Dengan pembinaan olah pikir, manusia diharapkan semakin meningkatkan

    kecerdasannya dan meningkatkan pula kedewasaan berpikirnya terutama

    memiliki kecerdasan dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupannya

    (Basri, 2009:56). Hal ini sesuai dengan undang-undang (UU) No. 20 tahun

    2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa

    pendidikan nasional perfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

    watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan

    kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

    menjadi manusia yang beriman serta bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,

    berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

    Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.

    Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional di perlukan

    beberapa faktor pendukung yang sangat diperlukan dalam proses pencapainya

    tersebut, faktor-faktor tersebut meliputi sumber daya manusia, sarana dan

    prasarana, modal dan lain sebagainya. Namun dari beberapa faktor tersebut

    ada faktor yang paling penting dan berpengaruh besar dalam berhasil atau

    tidaknya pendidikan. Faktor tersebut adalah faktor sumber daya manusia

    (SDM). Dibandingkan dengan faktor modal dan sarana dan prasarana, faktor

  • 2

    sumber daya manusia (SDM) jauh lebih penting karena secara tidak langsung

    manusialah yang nantinya akan menggerakan faktor sumber daya manusia

    tersebut dan sumber daya yang lainnya.

    Menurut Amirullah Syarbini (2012:32) mengutip pendapat Sudarwan

    Danim bahwa beberapa persoalan pendidikan saat ini di antaranya adalah

    rendahnya mutu input, proses, dan output pendidikan. Komitmen masyarakat

    dan pemerintah yang belum sepenuhnya mamadai untuk membangun

    pendidikan dan meningkatkan mutu sumber daya manusia, buku pelajaran

    silih berganti, kurikulum terlalu tinggi, otonomi daerah yang setidaknya untuk

    sementara mencemaskan bagi kemajuan pendidikan, lemahnya

    kompetensi/professional guru, daya masyarakat terhadap pendidikan masih

    lemah, jeritan guru bukan pegawai negeri sipil bergaji kecil dan pengawas,

    kolusi dalam rekrutmen calon guru, infisiensi pengelolaan anggaran

    pendidikan, konflik antara komite sekolah dengan pihak sekolah, angka putus

    sekolah yang masih tinggi, dan lainnya. Permasalahan pendidikan di

    Indonesia saat ini dapat diakibatkan dengan aktivitas manajemen pendidikan,

    karena manajemen mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan

    pendidikan melalui sebuah proses. Hal itulah yang menyebabkan manajemen

    dianggap sangat penting dan menjadi bagian dari sistem pendidikan. Bila

    manajemen dalam suatu lembaga pendidikan tidak terlaksanakan dengan baik

    maka akan menghasilkan pendidikan yang tidak baik pula. Hal tersebut masih

    menjadi kendala yang dihadapi oleh pendidikan di Indonesia saat ini.

  • 3

    Menurut Malayu S.P Hasibuan (2006:1-2) manajemen berasal dari kata

    to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan

    diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi manajemen

    itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diingikan. Perlu

    dihayati bahwa manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi hanya alat

    untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Karena tujuan yang dicapai itu

    adalah pelayanan dan laba (profit). Walaupun manajemen dan organisasi

    hanya merupakan “alat dan wadah” saja. Tetapi harus diatur dengan sebaik-

    baiknya. Karena jika manajemen dan organsisasi ini baik maka tujuan optimal

    dapat diwujudkan, pemborosan terhindari, dan semua potensi yang dimiliki

    akan lebih bermanfaat. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk

    mewujudkan tujuan yang diinginkan. Selain itu, manajemen dapat dijadikan

    tujuan atau hasil secara teratur, untuk kemajuan dan pertumbuhan pendidikan.

    Tenaga atau personalia pendidikan adalah semua orang yang terlibat

    dalam tugas-tugas pendidikan, yaitu para guru/dosen sebagai pemegang peran

    utama, manajer/administrasi, para supervisor, dan para pegawai. Para

    personalia perlu dibina agar bekerja sama secara lebih baik dengan

    masyarakat (Heryati dan Muhsin, 2014:59). Menurut Undang-Undang Sistem

    Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003, BAB 1 pasal 1 ayat (5)

    menyebutkan bahwa “tenaga kependidikan itu adalah angota masyarakat yang

    mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan

    pendidikan”, dan ayat (6) “pendidik adalah tenaga kependidikan yang

    berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,

  • 4

    tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan

    kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.

    Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang

    harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke

    dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses

    perencanaan sumber daya manusia (SDM), perekrutan, seleksi, penempatan,

    pemberian konpensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/pengembangan

    dan pemberhentian (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2017:231).

    Dapat disimpulkan bahwa manajemen tenaga pendidik merupakan sebuah

    kegiatan dalam penempatan tenaga pendidik yang dimulai dari proses

    perencanaannya sampai dengan proses pemberhentian.

    Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan

    kepala sekolah dalam mengelola tenaga pendidikan yang tersedia di sekolah.

    Dalam hal ini, peningkatkan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan

    dengan meningkatkan perilaku tenaga kependidikan atau sumber daya

    manusia di sekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan teknik manajemen

    personalia. Dalam manajemen sumber daya manusia, kepala sekolah

    merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai kualitas pendidikan. Kepala

    sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan

    sumber daya manusia atau tenaga pendidik guna menciptakan pendidikan

    berkualitas (Yusraini, 2012:73).

    Manajemen tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered

    Kabupaten Purwakarta secara operasional sekolah tersebut menghendaki

  • 5

    adanya profesionalisme tenaga pendidik pada setiap bidangnya, seperti yang

    tercantum dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen BAB III

    Pasal 7 mengenai prinsip profesional, yaitu memiliki bakat, minat, panggilan

    jiwa, dan idealisme, memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu

    pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan ahklak mulia, memiliki kualifikasi

    akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugas,

    memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalisme secara

    berkelanjutan dengan belajar sepanjang bakat.

    Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan wawancara dengan kepala

    Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta Drs. H. Akhfaz

    Fauzi M.Ag belum memenuhi prinsip profesionalisme, salah satunya adalah

    tenaga pendidik yang berprofesi tidak sesuai bidangnya. Misalkan tenaga

    pendidik yang mengajar Bahasa Sunda dan mengajar juga mata pelajaran

    Bahasa Indonesia. Data jumlah tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah

    Assalam Plered Kabupaten Purwakarta 37 orang. Untuk rata-rata tenaga

    pendidik yang ada di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten

    Purwakarta sudah menempuh jenjang S1, beberapa tenaga pendidik yang

    sudah S2, bahkan ada juga sebagian tenaga pendidik yang belum menempuh

    jenjang sarjana. Oleh karena itulah yang menjadi penyimpangan

    keprofesionalan. Akan tetapi dalam realitasnya Madrasah Tsanawiyah

    Assalam Plered Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu lembaga

    pendidikan yang banyak diminati oleh masyarakat, ini terlihat dengan

    banyaknya jumlah peserta didik yang ada di madrasah tersebut. Dikarenakan

  • 6

    nuansa belajar islami yang diterapkan, walaupun dengan fasilitas dan gedung

    sekolah yang belum maksimal, tetapi banyak bermunculan prestasi-prestasi

    yang ada, salah satunya yaitu juara PMR Tingkat Jawa Barat.

    Berdasarkan fenomena tersebut menarik untuk diteliti lebih jauh, karena

    hal ini merupakan bagian yang sangat mendasar yang melatar belakangi

    kondisi manajemen pendidikan. Karena problem seperti itulah, maka tidak

    sedikit para peserta didik yang merasa tidak puas dengan apa yang mereka

    inginkan, selain belajar di ruang kelas, peserta didik juga mengingkan

    pelajaran yang mereka tempuh disertai dengan praktek yang di adakan diluar

    kelas.

    Atas dasar fenomena di atas, maka permasalahan ini dapat

    diidentifikasi menjadi: latar alamiah Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered

    Kabupaten Purwakarta, fungsi-fungsi manajemen tenaga pendidik di

    Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta, pelaksanaan

    manajemen tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered

    Kabupaten Purwakarta, faktor penunjang dan penghambat dalam pelaksanaan

    manajemen tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered

    Kabupaten Purwakarta, hasil yang dicapai dari pelaksanaan manajemen

    tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten

    Purwakarta .

    Berdasarkan fenomena di atas, maka masalah ini penting untuk diteliti.

    Fokus penelitian ini adalah manajemen tenaga pendidik di Madrasah

    Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan latar

  • 7

    belakang di atas maka peneliti mengangkat judul Manajemen Tenaga

    Pendidik di Madrasah (penelitian di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered

    Kabupaten Purwakarta).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil sebuah

    rumusan masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana latar alamiah Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered

    Kabupaten Purwakarta ?

    2. Bagaimana konsep manajemen tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah

    Assalam Plered Kabupaten Purwakarta ?

    3. Bagaimana pelaksanaan manajemen tenaga pendidik di Madrasah

    Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta ?

    4. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan manajemen

    tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten

    Purwakarta ?

    5. Bagaimana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan manajemen tenaga

    pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta

    ?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukan di atas, maka tujuan

    penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengetahui latar alamiah Madrsah Tsanawiyah Assalam Plered

    Kabupaten Purwakarta.

  • 8

    2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen tenaga pendidik di Madrasah

    Tsanawiyah Assalam Plereed Kabupaten Purwakarta.

    3. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen tenaga pendidik di Madrasah

    Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta.

    4. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan

    manajemen tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered

    Kabupaten Purwakarta.

    5. Untuk mengetahui hasil yang dicapai dari pelaksanaan manajemen tenaga

    pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta.

    D. Manfaat Hasil Penelitian

    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara

    teoritis maupun secara praktis yaitu:

    1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan bagi

    khasanah keilmuan pengetahuan tentang manajemen tenaga pendidik bagi

    madrasah.

    2. Secara praktis hasil penelitian ini mampu memberikan informasi yang

    berguna dalam mewujudkan mutu lulusan madrasah dalam proses

    ketercapaian tujuan pendidikan.

    E. Kerangka Pemikiran

    Penelitian kualitatif merupakan penelitian deskriptif yang datanya

    berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

    diamati. Menurut pendekatan mereka ini diarahkan pada latar dan individu

    tersebut secara holistik bogdan dan taylor. Oleh sebab itu, maka penelitian ini

  • 9

    tidak akan lepas dari pengaruh latar alamiah, sehingga akan mempengaruhi

    semua aktivitas di lokasi penelitian (Meleong, 2007:8).

    Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pembinaan akal manusia

    yang merupakan potensi utama dari manusia sebagai mahluk berpikir.

    Dengan pembinaan olah pikir, manusia diharapkan semakin meningkatkan

    kecerdasannya dan meningkatkan pula kedewasaan berpikirnya terutama

    memiliki kecerdasan dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupannya

    (Basri, 2009:56). Menurut Syaiful Sagala (2011:1) pendidikan adalah proses

    pelatihan dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, pikiran, karakter,

    dan seterusnya, khususnya lewat persekolahan formal. Pemahaman mengenai

    pendidikan mengacu pada konsep tersebut menggambarkan bahwa

    pendidikan memiliki sifat dan sasarannya yaitu manusia. Secara faktual

    pendidikan menggambarkan aktivitas sekelompok orang seperti guru dan

    tenaga pendidik lainnya melaksanakan pendidikan untuk orang-orang muda

    bekerja sama dengan orang-orang yang berkepentingan. Kemudian secara

    perspektif yaitu memberi petunjuk bahwa pendidikan adalah muatan, arahan,

    pilihan yang ditetapkan sebagai wahana pengembangan masa depan anak

    didik yang tidak terlepas dari keharusan kontrol manusia sebagai pendidik.

    Menurut Hikmat Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur

    proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif yang didukung oleh

    sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan

    tertentu. Sedangkan menurut M. Manullang manajemen adalah seni dan ilmu

    perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan

  • 10

    sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan (Badrudin,

    2013:3). Dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah sebuah proses dalam

    pengelolaan sumber daya manusia melalui perencanaan, pengorganisasian,

    pelaksanaan, dan evaluasi. Sedangkan manajemen pendidikan adalah

    serangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama

    sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan

    sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama berupa

    lembaga pendidikan formal (Afifuddin, Dkk, 2004:52).

    Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang sistem Pendidikan

    Nasional , pasal 39 ayat (1). Tenaga pendidikan bertugas melaksanakan

    administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis

    untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Sedangkan ayat

    (2). Tenaga pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

    merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil belajar,

    melakukan pembimbing dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

    pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi

    (Khumaidi, 2013:84).

    Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

    mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

    peserta didik. Ketentuan ini semestinya dapat mendorong dan memacu para

    guru dapat menyandang gelar dan layak dengan status sebagai tenaga

    professional (Yusraini, 2012:71). Profesional adalah seorang guru yang ahli

    dalam bidang keilmuan yang dikuasainya serta dituntut bukan hanya sekedar

  • 11

    mampu mentransfer keilmuan ke dalam diri anak didik, tetapi juga mampu

    mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik (Yohanes

    Suharso, 2013:114).

    Menurut UU no. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen BAB III Pasal

    7 mengenai prinsip profesional, yaitu memiliki bakat, minat, panggilan jiwa,

    dan idealisme, memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,

    keimanan, ketakwaan, dan ahklak mulia, memiliki kualifikasi akademik dan

    latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugas, memiliki

    tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalisme secara

    berkelanjutan dengan belajar sepanjang bakat. Dapat disimpulkan bahwa

    pendidik/guru merupakan sebuah transfer ilmu pengetahuan, baik ilmu

    pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum dan dalam

    pelaksanaannya harus dilakukan secara profesionalisme.

    Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang

    harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke

    dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses

    perencanaan sumber daya manusia (SDM), perekrutan, seleksi, penempatan,

    pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/pengembangan

    dan pemberhentian (Tim Dosen Administrasi UPI, 2017:231). Manajemen

    tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk

    mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk

    mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan

    (Ahmad Bani, 2015:788). Dapat disimpulkan bahwa manajemen tenaga

  • 12

    pendidik merupakan pengelolaan personalia dari mulai proses perencanaan

    sampai diakhiri dengan proses perberhentian yang mana dalam

    pelaksanaannya di lakukan secara efektif dan efisien.

    Sumber daya manusia (SDM) merupakan potensi pokok dalam

    pendidikan di madrasah yang perlu dikembangkan dalam rangka

    meningkatkan kemampuan professional sesuai dengan kebutuhan institusi

    pendidikan, menempatkan SDM sebagai potensi dalam sistem pendidikan

    mengandung arti bahwa sistem dikembangkan jauh lebih penting, yang di

    dalamnya harus ada potensi-potensi SDM yang berkualitas (Deden, 2011:15).

    Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam

    penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat,

    dana, sarana, dan prasarana (Khumaidi, 2013:89). Manajemen sumber daya

    manusia (MSDM) adalah bagian dari ilmu manajemen yang secara khusus

    mengelola tentang pengaturan sumber daya manusia dalam kegiatan

    organisasi. Hal ini berkaitan dengan sumber daya manusia dalam proses

    pendidikan merupakan suatu bagian yang sangat penting, baik itu guru

    maupun tenaga administrasi. Oleh karena itu, sumber daya manusia dalam

    dunia pendidikan khususnya memerlukan pengelolaan dan pengembangan

    yang baik sebagai upaya meningkatkan kinerjanya, agar mereka dapat

    memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sesuai yang diharapkan

    (Yusraini, 2012:74) Dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya

    manusiamerupakan hal yang terpenting khususnya dalam lembaga

  • 13

    pendidikan/sekolah karena SDM akan mentukan berhasil atau tidaknya

    lembaga pendidikan tersebut.

    Dengan demikian secara sistematis kerangka pemikiran dalam

    manajemen tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered

    Kabupaten Purwakarta guna lebih jelas dapat digambarkan dengan skema

    yang secara sederhana untuk memudahkan dalam memahami kerangka

    pemikiran sebagai berikut :

  • 14

    Skema 1.1

    Skema kerangka pemikiran

    Manajemen tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah

    Assalam Plered Kabupaten Purwakarta

    Latar alamiah di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten

    Purwakarta

    Pelaksanaan Manajemen Tenaga Pendidik di

    Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered

    Kabupaten Purwakarta

    a. Perencanaan tenaga pendidik

    b. Perekrutan tenaga pendidik

    c. Seleksi tenaga pendidik

    d. Penempatan tenaga pendidik

    e. Pemberian kompensasi tenaga pendidik

    f. Penghargaan tenaga pendidik

    g. Pelatihan dan pengembangan tenaga

    pendidik

    h. Pemberhentian tenaga pendidik

    Hasil Manajemen Tenaga Pendidik di Madrasah

    Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta

    Fungsi-fungsi Manajemen Tenaga Pendidik di Madrasah

    Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta

    Faktor

    penghambat Faktor

    Pendukung

  • 15

    F. Hasil Penelitian yang Relevan

    Untuk lebih memperdalam kajian mengenai manajemen tenaga

    pendidik telah dikaji oleh beberapa pustaka yang relevan dengan penelitian

    ini di antaranya adalah :

    1. Skripsi Manajemen Pendidikan Islam, Abdurohman Tahun 2013 dengan

    judul “Manajemen Tenaga Pendidik” (penelitian di Madrasah Tsanawiyah

    Al-Huda Rancaekek Kabupaten Bandung). Isinya mengenai

    profesionalisme tenaga pendidik dalam hal proses belajar mengajar yang

    tidak sesuai dengan bidangnya misalkan tenaga pendidik yang mengajar

    Matematika tetapi tenaga pendidik tersebut juga mengajar PAI.

    2. Buku Manajemen Pendidikan, karangan Tim Dosen UPI, terbitan Alfabeta

    tahun 2017 yang menjelaskan tentang konsep dasar, fungsi dan peranan,

    proses dan prosedur, serta bidang-bidang garapan pengelolaan pendidikan

    di tingkat mikro (persekolahan), messo (kab/kota), maupun makro

    (nasional). Selain itu diharapkan pula dapat memberikan pemahaman

    mengenai masalah-masalah krusial yang dihadapi dalam sistem

    pendidikan, sehingga pembaca (mahasiswa) dapat memahami posisi dan

    perannya secara benar sebagai calon tenaga pendidikan dan kependidikan.

    Perbedaan skripsi peneliti dengan skripsi sebelumnya yaitu terletak

    pada pelaksanaan tenaga pendidik . Skripsi sebelumnya tidak menjelaskan

    adanya penghargaan terhadap tenaga pendidik, akan tetapi pada laporan

    penelitian kali ini penulis menjelaskan tentang adanya penghargaan

    terhadap tenaga pendidik seperti memperoleh hasil dan pemberian

  • 16

    tunjangan seperti yang sudah tercantum dalam Undang-Undang Guru dan

    Dosen pasal 14 ayat 1 yang menjelaskan bahwa guru memiliki hak dan

    kewajiban sebagai profesi seorang guru. Peneliti juga merumuskan

    beberapa permasalahan tentang adanya perencanaan, perekrutan, seleksi,

    penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pelatihan dan

    pengembangan, dan adanya pemberhentian tenaga pendidik yang ada di

    Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta.