bab i pendahuluan a. latar belakang masalahdigilib.uinsgd.ac.id/15824/4/4_bab1.pdf · dalam...
TRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pembinaan akal manusia
yang merupakan potensi utama dari manusia sebagai mahluk berpikir.
Dengan pembinaan olah pikir, manusia diharapkan semakin meningkatkan
kecerdasannya dan meningkatkan pula kedewasaan berpikirnya terutama
memiliki kecerdasan dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupannya
(Basri, 2009:56). Hal ini sesuai dengan undang-undang (UU) No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa
pendidikan nasional perfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman serta bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional di perlukan
beberapa faktor pendukung yang sangat diperlukan dalam proses pencapainya
tersebut, faktor-faktor tersebut meliputi sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, modal dan lain sebagainya. Namun dari beberapa faktor tersebut
ada faktor yang paling penting dan berpengaruh besar dalam berhasil atau
tidaknya pendidikan. Faktor tersebut adalah faktor sumber daya manusia
(SDM). Dibandingkan dengan faktor modal dan sarana dan prasarana, faktor
-
2
sumber daya manusia (SDM) jauh lebih penting karena secara tidak langsung
manusialah yang nantinya akan menggerakan faktor sumber daya manusia
tersebut dan sumber daya yang lainnya.
Menurut Amirullah Syarbini (2012:32) mengutip pendapat Sudarwan
Danim bahwa beberapa persoalan pendidikan saat ini di antaranya adalah
rendahnya mutu input, proses, dan output pendidikan. Komitmen masyarakat
dan pemerintah yang belum sepenuhnya mamadai untuk membangun
pendidikan dan meningkatkan mutu sumber daya manusia, buku pelajaran
silih berganti, kurikulum terlalu tinggi, otonomi daerah yang setidaknya untuk
sementara mencemaskan bagi kemajuan pendidikan, lemahnya
kompetensi/professional guru, daya masyarakat terhadap pendidikan masih
lemah, jeritan guru bukan pegawai negeri sipil bergaji kecil dan pengawas,
kolusi dalam rekrutmen calon guru, infisiensi pengelolaan anggaran
pendidikan, konflik antara komite sekolah dengan pihak sekolah, angka putus
sekolah yang masih tinggi, dan lainnya. Permasalahan pendidikan di
Indonesia saat ini dapat diakibatkan dengan aktivitas manajemen pendidikan,
karena manajemen mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan
pendidikan melalui sebuah proses. Hal itulah yang menyebabkan manajemen
dianggap sangat penting dan menjadi bagian dari sistem pendidikan. Bila
manajemen dalam suatu lembaga pendidikan tidak terlaksanakan dengan baik
maka akan menghasilkan pendidikan yang tidak baik pula. Hal tersebut masih
menjadi kendala yang dihadapi oleh pendidikan di Indonesia saat ini.
-
3
Menurut Malayu S.P Hasibuan (2006:1-2) manajemen berasal dari kata
to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan
diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi manajemen
itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diingikan. Perlu
dihayati bahwa manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi hanya alat
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Karena tujuan yang dicapai itu
adalah pelayanan dan laba (profit). Walaupun manajemen dan organisasi
hanya merupakan “alat dan wadah” saja. Tetapi harus diatur dengan sebaik-
baiknya. Karena jika manajemen dan organsisasi ini baik maka tujuan optimal
dapat diwujudkan, pemborosan terhindari, dan semua potensi yang dimiliki
akan lebih bermanfaat. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan. Selain itu, manajemen dapat dijadikan
tujuan atau hasil secara teratur, untuk kemajuan dan pertumbuhan pendidikan.
Tenaga atau personalia pendidikan adalah semua orang yang terlibat
dalam tugas-tugas pendidikan, yaitu para guru/dosen sebagai pemegang peran
utama, manajer/administrasi, para supervisor, dan para pegawai. Para
personalia perlu dibina agar bekerja sama secara lebih baik dengan
masyarakat (Heryati dan Muhsin, 2014:59). Menurut Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003, BAB 1 pasal 1 ayat (5)
menyebutkan bahwa “tenaga kependidikan itu adalah angota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan”, dan ayat (6) “pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,
-
4
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang
harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke
dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses
perencanaan sumber daya manusia (SDM), perekrutan, seleksi, penempatan,
pemberian konpensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/pengembangan
dan pemberhentian (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2017:231).
Dapat disimpulkan bahwa manajemen tenaga pendidik merupakan sebuah
kegiatan dalam penempatan tenaga pendidik yang dimulai dari proses
perencanaannya sampai dengan proses pemberhentian.
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan
kepala sekolah dalam mengelola tenaga pendidikan yang tersedia di sekolah.
Dalam hal ini, peningkatkan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan
dengan meningkatkan perilaku tenaga kependidikan atau sumber daya
manusia di sekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan teknik manajemen
personalia. Dalam manajemen sumber daya manusia, kepala sekolah
merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai kualitas pendidikan. Kepala
sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan
sumber daya manusia atau tenaga pendidik guna menciptakan pendidikan
berkualitas (Yusraini, 2012:73).
Manajemen tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered
Kabupaten Purwakarta secara operasional sekolah tersebut menghendaki
-
5
adanya profesionalisme tenaga pendidik pada setiap bidangnya, seperti yang
tercantum dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen BAB III
Pasal 7 mengenai prinsip profesional, yaitu memiliki bakat, minat, panggilan
jiwa, dan idealisme, memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu
pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan ahklak mulia, memiliki kualifikasi
akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugas,
memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalisme secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang bakat.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan wawancara dengan kepala
Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta Drs. H. Akhfaz
Fauzi M.Ag belum memenuhi prinsip profesionalisme, salah satunya adalah
tenaga pendidik yang berprofesi tidak sesuai bidangnya. Misalkan tenaga
pendidik yang mengajar Bahasa Sunda dan mengajar juga mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Data jumlah tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah
Assalam Plered Kabupaten Purwakarta 37 orang. Untuk rata-rata tenaga
pendidik yang ada di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten
Purwakarta sudah menempuh jenjang S1, beberapa tenaga pendidik yang
sudah S2, bahkan ada juga sebagian tenaga pendidik yang belum menempuh
jenjang sarjana. Oleh karena itulah yang menjadi penyimpangan
keprofesionalan. Akan tetapi dalam realitasnya Madrasah Tsanawiyah
Assalam Plered Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang banyak diminati oleh masyarakat, ini terlihat dengan
banyaknya jumlah peserta didik yang ada di madrasah tersebut. Dikarenakan
-
6
nuansa belajar islami yang diterapkan, walaupun dengan fasilitas dan gedung
sekolah yang belum maksimal, tetapi banyak bermunculan prestasi-prestasi
yang ada, salah satunya yaitu juara PMR Tingkat Jawa Barat.
Berdasarkan fenomena tersebut menarik untuk diteliti lebih jauh, karena
hal ini merupakan bagian yang sangat mendasar yang melatar belakangi
kondisi manajemen pendidikan. Karena problem seperti itulah, maka tidak
sedikit para peserta didik yang merasa tidak puas dengan apa yang mereka
inginkan, selain belajar di ruang kelas, peserta didik juga mengingkan
pelajaran yang mereka tempuh disertai dengan praktek yang di adakan diluar
kelas.
Atas dasar fenomena di atas, maka permasalahan ini dapat
diidentifikasi menjadi: latar alamiah Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered
Kabupaten Purwakarta, fungsi-fungsi manajemen tenaga pendidik di
Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta, pelaksanaan
manajemen tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered
Kabupaten Purwakarta, faktor penunjang dan penghambat dalam pelaksanaan
manajemen tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered
Kabupaten Purwakarta, hasil yang dicapai dari pelaksanaan manajemen
tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten
Purwakarta .
Berdasarkan fenomena di atas, maka masalah ini penting untuk diteliti.
Fokus penelitian ini adalah manajemen tenaga pendidik di Madrasah
Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan latar
-
7
belakang di atas maka peneliti mengangkat judul Manajemen Tenaga
Pendidik di Madrasah (penelitian di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered
Kabupaten Purwakarta).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil sebuah
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana latar alamiah Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered
Kabupaten Purwakarta ?
2. Bagaimana konsep manajemen tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah
Assalam Plered Kabupaten Purwakarta ?
3. Bagaimana pelaksanaan manajemen tenaga pendidik di Madrasah
Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta ?
4. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan manajemen
tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten
Purwakarta ?
5. Bagaimana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan manajemen tenaga
pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta
?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui latar alamiah Madrsah Tsanawiyah Assalam Plered
Kabupaten Purwakarta.
-
8
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen tenaga pendidik di Madrasah
Tsanawiyah Assalam Plereed Kabupaten Purwakarta.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen tenaga pendidik di Madrasah
Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta.
4. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
manajemen tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered
Kabupaten Purwakarta.
5. Untuk mengetahui hasil yang dicapai dari pelaksanaan manajemen tenaga
pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis yaitu:
1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan bagi
khasanah keilmuan pengetahuan tentang manajemen tenaga pendidik bagi
madrasah.
2. Secara praktis hasil penelitian ini mampu memberikan informasi yang
berguna dalam mewujudkan mutu lulusan madrasah dalam proses
ketercapaian tujuan pendidikan.
E. Kerangka Pemikiran
Penelitian kualitatif merupakan penelitian deskriptif yang datanya
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Menurut pendekatan mereka ini diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara holistik bogdan dan taylor. Oleh sebab itu, maka penelitian ini
-
9
tidak akan lepas dari pengaruh latar alamiah, sehingga akan mempengaruhi
semua aktivitas di lokasi penelitian (Meleong, 2007:8).
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pembinaan akal manusia
yang merupakan potensi utama dari manusia sebagai mahluk berpikir.
Dengan pembinaan olah pikir, manusia diharapkan semakin meningkatkan
kecerdasannya dan meningkatkan pula kedewasaan berpikirnya terutama
memiliki kecerdasan dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupannya
(Basri, 2009:56). Menurut Syaiful Sagala (2011:1) pendidikan adalah proses
pelatihan dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, pikiran, karakter,
dan seterusnya, khususnya lewat persekolahan formal. Pemahaman mengenai
pendidikan mengacu pada konsep tersebut menggambarkan bahwa
pendidikan memiliki sifat dan sasarannya yaitu manusia. Secara faktual
pendidikan menggambarkan aktivitas sekelompok orang seperti guru dan
tenaga pendidik lainnya melaksanakan pendidikan untuk orang-orang muda
bekerja sama dengan orang-orang yang berkepentingan. Kemudian secara
perspektif yaitu memberi petunjuk bahwa pendidikan adalah muatan, arahan,
pilihan yang ditetapkan sebagai wahana pengembangan masa depan anak
didik yang tidak terlepas dari keharusan kontrol manusia sebagai pendidik.
Menurut Hikmat Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif yang didukung oleh
sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan menurut M. Manullang manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan
-
10
sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan (Badrudin,
2013:3). Dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah sebuah proses dalam
pengelolaan sumber daya manusia melalui perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi. Sedangkan manajemen pendidikan adalah
serangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama
sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan
sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama berupa
lembaga pendidikan formal (Afifuddin, Dkk, 2004:52).
Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang sistem Pendidikan
Nasional , pasal 39 ayat (1). Tenaga pendidikan bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Sedangkan ayat
(2). Tenaga pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil belajar,
melakukan pembimbing dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi
(Khumaidi, 2013:84).
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik. Ketentuan ini semestinya dapat mendorong dan memacu para
guru dapat menyandang gelar dan layak dengan status sebagai tenaga
professional (Yusraini, 2012:71). Profesional adalah seorang guru yang ahli
dalam bidang keilmuan yang dikuasainya serta dituntut bukan hanya sekedar
-
11
mampu mentransfer keilmuan ke dalam diri anak didik, tetapi juga mampu
mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik (Yohanes
Suharso, 2013:114).
Menurut UU no. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen BAB III Pasal
7 mengenai prinsip profesional, yaitu memiliki bakat, minat, panggilan jiwa,
dan idealisme, memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan ahklak mulia, memiliki kualifikasi akademik dan
latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugas, memiliki
tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalisme secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang bakat. Dapat disimpulkan bahwa
pendidik/guru merupakan sebuah transfer ilmu pengetahuan, baik ilmu
pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum dan dalam
pelaksanaannya harus dilakukan secara profesionalisme.
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang
harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke
dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses
perencanaan sumber daya manusia (SDM), perekrutan, seleksi, penempatan,
pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/pengembangan
dan pemberhentian (Tim Dosen Administrasi UPI, 2017:231). Manajemen
tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk
mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk
mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan
(Ahmad Bani, 2015:788). Dapat disimpulkan bahwa manajemen tenaga
-
12
pendidik merupakan pengelolaan personalia dari mulai proses perencanaan
sampai diakhiri dengan proses perberhentian yang mana dalam
pelaksanaannya di lakukan secara efektif dan efisien.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan potensi pokok dalam
pendidikan di madrasah yang perlu dikembangkan dalam rangka
meningkatkan kemampuan professional sesuai dengan kebutuhan institusi
pendidikan, menempatkan SDM sebagai potensi dalam sistem pendidikan
mengandung arti bahwa sistem dikembangkan jauh lebih penting, yang di
dalamnya harus ada potensi-potensi SDM yang berkualitas (Deden, 2011:15).
Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat,
dana, sarana, dan prasarana (Khumaidi, 2013:89). Manajemen sumber daya
manusia (MSDM) adalah bagian dari ilmu manajemen yang secara khusus
mengelola tentang pengaturan sumber daya manusia dalam kegiatan
organisasi. Hal ini berkaitan dengan sumber daya manusia dalam proses
pendidikan merupakan suatu bagian yang sangat penting, baik itu guru
maupun tenaga administrasi. Oleh karena itu, sumber daya manusia dalam
dunia pendidikan khususnya memerlukan pengelolaan dan pengembangan
yang baik sebagai upaya meningkatkan kinerjanya, agar mereka dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sesuai yang diharapkan
(Yusraini, 2012:74) Dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya
manusiamerupakan hal yang terpenting khususnya dalam lembaga
-
13
pendidikan/sekolah karena SDM akan mentukan berhasil atau tidaknya
lembaga pendidikan tersebut.
Dengan demikian secara sistematis kerangka pemikiran dalam
manajemen tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered
Kabupaten Purwakarta guna lebih jelas dapat digambarkan dengan skema
yang secara sederhana untuk memudahkan dalam memahami kerangka
pemikiran sebagai berikut :
-
14
Skema 1.1
Skema kerangka pemikiran
Manajemen tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah
Assalam Plered Kabupaten Purwakarta
Latar alamiah di Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten
Purwakarta
Pelaksanaan Manajemen Tenaga Pendidik di
Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered
Kabupaten Purwakarta
a. Perencanaan tenaga pendidik
b. Perekrutan tenaga pendidik
c. Seleksi tenaga pendidik
d. Penempatan tenaga pendidik
e. Pemberian kompensasi tenaga pendidik
f. Penghargaan tenaga pendidik
g. Pelatihan dan pengembangan tenaga
pendidik
h. Pemberhentian tenaga pendidik
Hasil Manajemen Tenaga Pendidik di Madrasah
Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta
Fungsi-fungsi Manajemen Tenaga Pendidik di Madrasah
Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta
Faktor
penghambat Faktor
Pendukung
-
15
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk lebih memperdalam kajian mengenai manajemen tenaga
pendidik telah dikaji oleh beberapa pustaka yang relevan dengan penelitian
ini di antaranya adalah :
1. Skripsi Manajemen Pendidikan Islam, Abdurohman Tahun 2013 dengan
judul “Manajemen Tenaga Pendidik” (penelitian di Madrasah Tsanawiyah
Al-Huda Rancaekek Kabupaten Bandung). Isinya mengenai
profesionalisme tenaga pendidik dalam hal proses belajar mengajar yang
tidak sesuai dengan bidangnya misalkan tenaga pendidik yang mengajar
Matematika tetapi tenaga pendidik tersebut juga mengajar PAI.
2. Buku Manajemen Pendidikan, karangan Tim Dosen UPI, terbitan Alfabeta
tahun 2017 yang menjelaskan tentang konsep dasar, fungsi dan peranan,
proses dan prosedur, serta bidang-bidang garapan pengelolaan pendidikan
di tingkat mikro (persekolahan), messo (kab/kota), maupun makro
(nasional). Selain itu diharapkan pula dapat memberikan pemahaman
mengenai masalah-masalah krusial yang dihadapi dalam sistem
pendidikan, sehingga pembaca (mahasiswa) dapat memahami posisi dan
perannya secara benar sebagai calon tenaga pendidikan dan kependidikan.
Perbedaan skripsi peneliti dengan skripsi sebelumnya yaitu terletak
pada pelaksanaan tenaga pendidik . Skripsi sebelumnya tidak menjelaskan
adanya penghargaan terhadap tenaga pendidik, akan tetapi pada laporan
penelitian kali ini penulis menjelaskan tentang adanya penghargaan
terhadap tenaga pendidik seperti memperoleh hasil dan pemberian
-
16
tunjangan seperti yang sudah tercantum dalam Undang-Undang Guru dan
Dosen pasal 14 ayat 1 yang menjelaskan bahwa guru memiliki hak dan
kewajiban sebagai profesi seorang guru. Peneliti juga merumuskan
beberapa permasalahan tentang adanya perencanaan, perekrutan, seleksi,
penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pelatihan dan
pengembangan, dan adanya pemberhentian tenaga pendidik yang ada di
Madrasah Tsanawiyah Assalam Plered Kabupaten Purwakarta.