bab i pendahuluan a. latar belakang masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · berdasarkan...

122
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit dengan jumlah penderita yang semakin meningkat tiap tahunnya. DM merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar glukosa darah puasa 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). DM merupakan suatu sindrom dengan terganggunya metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin (Guyton & Hall, 2008). Secara epidemiologi, DM merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih 12 juta orang di dunia. Diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi DM di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7% dan di daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8% ( Depkes RI, 2012). World Health Organitations (WHO) sertaInternational Diabetes Federation(IDF ) menyebutkan bahwa tahun 2000 sampai tahun 2008 masih tercatat bahwa Indonesia menempati urutan keempat di dunia sebagai jumlah penderita diabetes yang memiliki tingkat penderita terbanyak setelah negara

Upload: vuongtu

Post on 02-May-2019

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit dengan jumlah

penderita yang semakin meningkat tiap tahunnya. DM merupakan suatu

penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi

nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl,

dan kadar glukosa darah puasa 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). DM

merupakan suatu sindrom dengan terganggunya metabolisme karbohidrat,

lemak dan protein yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau

penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin (Guyton & Hall, 2008).

Secara epidemiologi, DM merupakan penyakit kronis yang

menyerang kurang lebih 12 juta orang di dunia. Diperkirakan bahwa pada

tahun 2030 prevalensi DM di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes

Care, 2004). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada

kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2

yaitu 14,7% dan di daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%

( Depkes RI, 2012).

World Health Organitations (WHO) sertaInternational Diabetes

Federation(IDF ) menyebutkan bahwa tahun 2000 sampai tahun 2008 masih

tercatat bahwa Indonesia menempati urutan keempat di dunia sebagai jumlah

penderita diabetes yang memiliki tingkat penderita terbanyak setelah negara

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

2

India, China dan Amerika. Menurut perkiraan, jumlah penderita DM di

Indonesia sebanyak 8,4 juta pada tahun 2000 akan meningkat menjadi sekitar

21,3 juta pada tahun 2030(Depkes RI,2007). Menurut profil kesehatan

provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2011) prevalensi penderita DM di D.I.

Yogyakarta terutama di wilayah Bantul adalah sebanyak 0,09% pada tahun

2009 meningkat menjadi 0,8% pada tahun 2011.

Diabetes melitus memiliki dampak yang serius baik terhadap pasien

maupun keluarga. Dampak menahun dari penderita dabetes melitus ini adalah

penderita menyandang penyakit ini seumur hidupnya. Selain itu, DM

merupakan penyakit yang sangat kompleks sehingga penderita membutuhkan

banyak pengobatan dan perubahan gaya hidup(Hidayat,2007). Dampak lain

yang timbul adalah perubahan peran pada keluarga, gangguan psikologis,

masalah ekonomi, perubahan kebiasaan sosial, produktivitas dan perubahan

gaya hidup (Hidayat,2007).

Pengelolaan yang baik dalam penatalaksanaan DM akan

meningkatkan kualitas hidup pasien DM menurut konsensus PERKENI

(Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2002). Penatalaksanaan DM dikenal

denganempat pilar utama pengelolaan DM yang meliputi edukasi, diet,

latihan jasmani dan pengelolaan farmakologis. Namun saat ini, banyak

penderita yang tidak mematuhi penatalaksanaan DM dengan baik. Hal ini

dapat dijelaskan sesuai dengan penelitian oleh Junianty et al., (2011) yaitu

penderita DM kurang memperhatikan dan mematuhi penatalaksanaan DM

terutama dalam hal diet dan pengelolaan farmakologi. Hal ini dikarenakan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

3

ketidaktahuan penderita untuk mematuhi penatalaksanaan DM tersebut.

Untuk itu perlu juga dikaji lebih mendalam tentang kebutuhan apa saja yang

dibutuhkan sehingga pasien DM dapat melaksanakan penatalaksanaan DM

sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang maksimal.

Menurut Maslow, hirarki kebutuhan dasar manusia adalah sebuah

teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara

kebutuhan dasar manusia saat memberikan perawatan. Kebutuhan dasar

manusia seperti makanan, air, keamanan dan cinta merupakan hal yang paling

penting untuk bertahan hidup dan menjaga dan meningkatkan kesehatannya.

(Potter & Perry, 2005).

Maslow menekankan bahwa kebutuhan manusia merupakan

kebutuhan yang unik dan berbeda, mungkin saja kebutuhan dasar tertentu

merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan yang lainnya,

misalnya orang yang lapar akan lebih mencari makan dari pada kebutuhan

untuk meningkatkan harga diri. Novita, (2012) menyatakan bahwa teori

Maslow menggambarkan bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama

dalam pemenuhan kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya. Maslow percaya

bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa

mungkin. Jika dilihat dari kondisi fisiologis yang terganggu secara tidak sadar

tetap akan muncul perbedaan yaitu berupa ketidakutuhan kebutuhan dasar

manusia, sebagai contohnya penderita DM tipe 1 selama hidupnya akan

melakukan pergantian insulin yang berarti kebutuhan keamananlah yang

terganggu (Potter & Perry, 2005 ; Hidayat, 2007 ; Novita, 2012).

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

4

Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau

hirarki. Lima tingkat kebutuhan dasar menurut teori Maslow adalah sebagai

berikut: kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan,

kebutuhan cinta dan memiliki, kebutuhan rasa berharga dan harga diri dan

aktualisasi diri(Potter & Perry, 2005).

Menurut Maslow kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling

dasar pada manusia. Kebutuhan fisiologis terbagi menjadikebutuhan akan

nutrisi, cairan, eliminasi, temperatur, istirahat dan seks (Potter & Perry,

2005).Kebutuhan fisiologis inilah merupakan kebutuhan utama yang

dibutuhkan oleh penderita DM. Pada saat kadar glukosa darah meningkat,

akan timbul gejala-gejala khas pada penderita DM yaitu poliuri, podipsi, dan

polipaghi dan muncul gejala- gejala lain seperti adanya mual muntah,

penurunan berat badan, impotensi, kelelahan serta kelemahan. Dari gejala

khas yang terjadi jika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, maka tubuh akan

menjadi rentan terhadap penyakit, terasa lemah, tidak fit, sehingga proses

untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya dapat terhambat(Misnadiarly, 2006;

Guyton & Hall, 2008).

Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak,

kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Kebutuhan akan rasa aman dan

keselamatandibagi menjadi keselamatan fisik dan keselamatan psikologis.

Keselamatan fisik meliputi keselamatan atas ancaman terhadap tubuh atau

hidup (Hidayat, 2012). Ancaman yang mungkin timbul pada penderita DM

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

5

adalah berupa penyakit yang diderita. Pada penderita DM jangka panjang,

komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler inilah yang menjadi ancaman

bagi penderita DM, karena hal ini akan menyebabkan organ-organ tubuh

terganggu seperti ginjal, jantung dan retina. Organ-organ tubuh yang

terganggu akan menjadi ancaman bagi penderita DM karena akan

meningkatkanresiko injuri dan rasa tidak aman pada penderita DM( Hidayat,

2012 ; Novita, 2012).

Keselamatan psikologis yaitu keselamatan atas ancaman dari

pengalaman baru dan asing (Hidayat, 2012). Bagi penderita DM yang baru

dan belum mempunyai pengalaman akan penyakitnya, tentu akan

menimbulkan kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan bagi penderita.

Bertambah parahnya penyakit yang terus mengancam menjadikeharusan bagi

penderita DM untuk mendapatkan rasa aman berkaitan dengan perkembangan

penyakit DM misalnya dengan melakukan terapi insulin dan kontrol gula

darah jika mengalami kenaikan gula darah atau tidak normal (Hidayat, 2012 ;

Novita, 2012).

Ketika seseorang merasa bahwa kebutuhan fisiologis dan kebutuhan

keselamatan dan keamanan terpenuhi, maka akan mulai timbul kebutuhan

akan rasa cinta, kasih sayang dan rasa memiliki. Penderita DM membutuhkan

cinta sebagai bentuk kekuatan yang bersumber dari keluarga,

pasangan,sahabat dan lingkungan tempat tinggalnya. Dukungan dan perhatian

menjadi kunci kebutuhan cinta bagi penderita DM (Novita, 2012).Tidak

hanya individu normal saja yang membutuhakan cinta, penderita DM pun

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

6

membutuhkan cinta sebagai bentuk kekuatan untuk membangun kekokohan

dirinya(Nabyl, 2012). Sebagai contoh pasien DM dapat akan megalami

ketidakberdayaan dalam menghadapi penyakitnya seperti timbulnya rasa

lelah, sedih, kesepian, putus asa dan tidak berguna sehingga sangat

diperlukan dukungan dari keluarga atau pasangan yang akan meningkatkan

semangat penderita DM untuk terus mempertahankan agar kondisi gula darah

tetap terkontrol dan stabil.

Kebutuhan keempat dari piramida Maslow adalah kebutuhan harga

diri, yang berarti kebutuhan yang terkait dengan perasaan ingin dihargai

orang lain (Potter & Perry, 2005 ; Novita, 2012). Pada penderita DM keadaan

harga diri rendah dapat muncul jika timbul komplikasi dari penyakit DM

yang diderita seperti adanya luka gangren. Keadaan seperti ini diharapkan

tidak merubah fungsi kedudukan seseorang individu dalam hal harga diri,

terutama bagi seorang lelaki yaitu sebagai seorang pemimpin dan dalam

berinteraksi dengan masyarakat. Diperlukan minimal penghargaan diri dari

keluarga sehingga meningkatkan rasa percaya diri dari penderita DM (Novita,

2012).

Sama halnya seperti kebutuhan harga diri, dibutuhkan support dari

orang-orang terdekat terhadap kelangsungan aktualisasi diri. Kebutuhan

aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi dalam hirearki Maslow,

berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta

mencapai potensi diri sepenuhnya (Novita, 2012 ; Potter & Perry, 2005 ;

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

7

Hidayat, 2012).Penderita DM yang teraktualisasi adalah berarti dirinya

memiliki kepribadian multidimensi yang matang (Potter & Perry, 2005).

Penderita DM mungkin memiliki pengalaman terhadap penyakitnya

sehingga meraka sudah memiliki kemampuan untuk memberikan kontribusi

kepada lingkungan sekitar. Aktualisasi diri akan terbukti jika ada

keseimbangan antara kebutuhan klien, tekanan dan kemampuan untuk

beradaptasi terhadap perubahan tubuh dan lingkungan (Potter & Perry, 2005).

Aktualisasi diri yang dapat dilakukan oleh penderita DM diantaranya dengan

ikut dalam perkumpulan penderita DM sehingga bisa mendapatkan tempat

privasi dan memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah keperkembangan dan

kesehatan yang normal (Potter & Perry, 2005 ; Tarwoto, 2006; Novita, 2012 ;

Hidayat, 2012).

Fungsi perawat didalam melakukan pengkajian pada individu

yangsehat maupun sakit dimana segala aktifitas yang dilakukan

denganberbagai cara untuk mengendalikan kepribadian pasien secepat

mungkindalam bentuk proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,

identifikasimasalah (diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan

evaluasi. Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia adalah

merupakan pelayanan keperawatan meliputi membantu klien dan keluarga

dalam memenuhi kebutuhannya (Potter & Perry, 2005: Hidayat, 2012).

Peran perawat dalam kebutuhan dasar manusia akan sangat membantu

dalam pemenuhan kebutuhannya, misalnya dalam kebutuhan fisiologis

oksigenasi, perawat dapat melakukan tindakan keperawatan untuk memenuhi

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

8

kebutuhan oksigen klien jika timbul kondisi darurat dalam oksigenasi seperti

adanya emfisema maka peran perawat disini adalah dengan memberikan

kebutuhan oksigrn kepada klien (Potter & Perry, 2005). Begitu juga dengan

kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

pada klien terkait dalam ketidakseimbangan nutrisi, peran perawat disini

membantu klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi klien dengan

memberikan pengajaran dan mendiskusikan lebih detail tindakan keperawatan

yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan klien (Potter &

Perry, 2005).

Peran perawat dalam memenuhi kebutuhan keselamatan fisik adalah

dengan melindungi klien dari ancaman bahaya seperti resiko jatuh ataupun

ancaman dari psikologis klien seperti rasa takut, cemas, dan sebagainya.

Kebutuhan dasar akan cinta dan harga diri merupakan kebutuhan yang

meliputi perasaan klien ingin dicintai dan dihargai. Peran perawat pada

kebutuhan ini adalah dengan memotivasi klien untuk meningkatkan harga diri

klien sehingga klien merasa lebih percaya diri dalam merawat diri mereka

sendiri selain itu juga perawat akan berkolaborasi dengan keluarga untuk

membantu klien memenuhi kebutuhan mereka terhadap rasa cinta dan

memiliki (Potter & Perry, 2005: Hidayat, 2012).

Pemenuhan kebutuhan aktualisasi pada klien adalah ketika klien

merasa bahwa klien merasa sehat dan mempunyai kebutuhan yang kuat

terhadap privasi (Potter & Perry, 2005). Peran perawat dalam pemenuhan

kebutuhan aktualisasi adalah dengan membantu memenuhi kebutuhan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

9

aktualisasinya dengan merencanakan perawatan sehingga privasinya tidak

akan terganggu (Andarmoyo, 2013;Hidayat, 2012).

Sebuah penelitian dari Jirapongsuwan &Sawangpon (2011) tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawatan mandiri pasien

dengan DM di rumah sakit Lardlumkaew, Pathumthani Thailand

menunjukkan hasil bahwa pemenuhan kebutuhan dari pasien DM adalah

sangat penting untuk mendorong dan meningkatkan perawatan diri pasien

dengan diabetes untuk mengurangi komplikasi dan tingkat keparahan

penderitaan yang berhubungan dengan penyakit ini.Kebutuhan yang yang

dibutuhkan berupa pendidikan dan perilaku mandiri. Kebutuhan tersebut

diberikan kepada perempuan berusia antara 40 sampai 50 dan telah menderita

diabetes selama lebih dari lima tahun dan diharapkan dapat mempromosikan

sikap positif dari perawatan diri pada pasien lain dengan diabetes.

Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan di RSUD

Panembahan Senopati Bantul, pasien DM yang datang di poliklinik rawat

jalan mendapatkan pemerikasaan kadar gula darah dan pemberian obat.

Berdasarkan pengamatan peneliti, para penderita DM mendapatkan pelayanan

yang sama dan tidak dilakukan pengkajian kebutuhan agar pasien dapat

melakukan perawatan diri secara optimal, sehingga pasien dapat mengontrol

gula darahnya dan mencegah komplikasi. Selama ini belum terdapat perhatian

yang serius terhadap kebutuhan pasien DM seperti kebutuhan pasien akan

melaksanakan penatalaksanaan DM yang akhirnya jika dikaji lebih lanjut

akan memenuhi perawatan mandiri oleh pasien DM.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

10

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik

melakukan penelitian untuk mengkaji kebutuhan pasien diabetes melitus

menurut Maslow di poli penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah, “Apakahkebutuhan dasar

manusia menurut Maslow pada penderita DM di poli penyakit dalam RSUD

Panembahan Senopati Bantul ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kebutuhan dasar manusia menurut Maslow pada

penderita DM di poli penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya data demografi penderita DM di poli penyakit dalam

RSUD Panembahan Senopati Bantul

b. Diketahuinya kebutuhan dasar manusia pada penderita DMdi poli

penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul

c. Diketahuinya prioritas kebutuhan dasar manusia pada penderita DM di

poli penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penderita

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan

pengetahuan bagi penderita DM tentang kebutuhan-kebutuhan yang

diperlukan oleh penderita DM. Dengan demikian, penderita dapat

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

11

mengetahui hal yang dibutuhkan sehingga dapat meningkatkan kesehatan

nya.

2. Bagi instansi kesehatan

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, hasil yang diperoleh dapat

digunakan sebagai masukan terhadap pelayanan kesehatan terutama

dengan memperhatikan dan mengetahui kebutuhan pasiennya.

3. Bagi ilmu keperawatan

Manfaat penelitian ini bagi ilmu keperawatan diantaranya adalah

penerapkan dan mengembangkan teori kebutuhan dasar manusia yang

mengarah pada Maslow dan akan diaplikasikan ke kebutuhan DM yang

dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia. Penelitian ini membuat

peneliti lebih mengetahui kebutuhan-kebutuhan dari pasien DM dan

membantu pasien DM mengidentifikasi prioritas kebutuhannya.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian

selanjutnya untuk mendukung pengkajian kebutuhan dasar pasien DM

yang berpatokan pada Maslow.Penelitian selanjutnya dapat memfokuskan

pada pemenuhan kebutuhan pasien seperti pemberian pelatihan sesuai

kebutuhan penderita DM ataupun implementasi pada pasien DM.

E. Penelitian Terkait

Penelitian yang pernah dilakukan dan terkait dengan penelitian ini adalah:

1. Penelitian Salam,(2009) dengan judul “gambaran pemenuhan kebutuhan

dasar menurut Maslow pada lansia di PSTW Budi Luhur Bantul

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

12

Yogyakarta “Penelitian tersebut termasuk jenis penelitian deskriptif

bersifat eksploratif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kebutuhan

dasar pada lansia. Populasi dari penelitian ini ada 71 responden. Sample

yang digunakan sebanyak 42 sampel yang menggunakan metode purposive

sampling yang memiliki kriteria inklusi lansia di PSTW Budi Luhur

Bantul Yogyakarta. Variabel yang digunakan merupakan variabel tunggal

yaitu tentang kebutuhan dasar manusia pada lansia. Instrumen yang

digunakan berupa kuesioner yang berisikan 5 kebutuhan dasar yang

dibutuhkan oleh lansia.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian saat ini

terletak pada tujuan, tempat penelitian, jumlah sampel, dan instrument

yang digunakan. Tujuan penelitian saat ini adalah untukmengidentifikasi

kebutuhan penderita DMyang dilakukan di poli penyakit dalam RSUD

Panembahan Senopati Bantul jenis penelitian deskriptif.Jumlah popolasi

pada penelitian ini adalah 568 dan diambil sampelnya dengan jumlah

sample 96 sampel. Metode yang digunakan sama dengan penelitian terkait

yaitu menggunakan purposive sampling yaitu menggunakan responden

sampel sesuai dengan kriteria inklusi. Namun kriteria inklusi dari

penelitian sebelumnya merupakan lansia sedangkan peneliti saat ini adalah

merupakan penderita DM. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan kuesioner dengan memasukkan 5 kebutuhan pasien

DM terhadap pemenuhan mereka dalam perawatan secara mandiri.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

13

Variabel yang digunakan menggunakan variabel tunggal yaitu pemenuhan

kebutuhan pasien DM itu sendiri.

2. Penelitian Ratih,(2009) dengan judul “gambaran pemenuhan kebutuhan

dasar manusia pada pasien dengan minimal care, partial care dan total care

di ruang penyakit dan bedah RSUD kota Yogyakarta “Penelitian tersebut

termasuk jenis penelitian deskriptif bersifat eksploratif yang bertujuan

untuk mengetahui gambaran kebutuhan dasar pada pasien dengan minimal

care, partial care dan total care. Populasi dari penelitian ini ada 50

responden. Sample yang digunakan sebanyak 50 sampel yang

menggunakan metode cluster sampling. Variabel yang digunakan

merupakan variabel tunggal yaitu tentang kebutuhan dasar manusia pada

lansia. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang berisikan

kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh pasien dengan minimal care, partial

care dan total care.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian saat ini

terletak pada tujuan, tempat penelitian, jumlah sampel, dan

instrumentyang digunakan. Tujuan penelitian saat ini adalah

untukmengidentifikasi kebutuhan penderita DMyang dilakukan di poli

penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul jenis penelitian

deskriptif sedangkan penelitian terkait mengidentifikasi kebutuhan dasar

manusia pada pasien dengan minimal care, partial care dan total care.

Terdapat perbedaan kebutuhan pada psien bedah dengan pasien DM

namun tetap mengarah pada 5 kebutuhan dasar manusia. Jumlah popolasi

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

14

pada penelitian ini adalah 568 dan diambil sampelnya dengan jumlah

sample 96 sample. Metode yang digunakan dengan purposive sampling

yaitu menggunakan responden sampel sesuai dengan kriteria inklusi.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

kuesioner dengan memasukkan 5 kebutuhan pasien DM terhadap

pemenuhan mereka dalam perawatan secara mandiri. Variabel yang

digunakan menggunakan variabel tunggal yaitu pemenuhan kebutuhan

pasien DM itu sendiri.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

15

BAB II

A. Tinjauan Teoritis

1. Diabetes Melitus (DM)

a. Pengertian Diabetes Melitus (DM)

Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme secara

genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa

hilangya toleransi karbohidrat (Price & Wilson, 2006). DM

merupakan suatu sindrom dengan terganggunya metabolisme

karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh berkurangnya

sekresi insulin atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin

(Guyton & Hall, 2008).

DM ini merupakan sekelompok kelainan dari heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glokusa dalam darah atau

hiperglikemia (Smeltzer, 2008). Penyebab DM disebabkan oleh

hormon insulin yang tidak mencukupi atau tidak efektif sehingga

tidak dapat bekerja secara normal dimana insulin mempunyai peran

utama yang mengatur kadar glukosa dalam darah yaitu sekitar 60-

120 mg/dl waktu puasa dan < 140 mg/dl pada 2 jam sesudah makan

pada orang normal (Misnadiarly, 2006).

b. Etiologi Diabetes Melitus (DM)

Etiologi dari DM menurut berbagai bukti menunjukkan

bahwa hal ini akan mengarah pada insufisiensi insulin, akan tetapi

determinan genetik merupakan penyebab yang utama dari

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

16

mayoritas penderita DM (Price & Wilson, 2006). Diabetes melitus

tipe 1 terhadap bukti determinan genetiknya adalah kaitannya

dengan tipe-tipe histokompatibilitas (Human Leokocyte antigen

(HLA)) spesifik. Tipe dari gen ini berkaitan dengan diabetes tipe 1

yang memberikan kode kepada protein-protein yang berperan

penting dalam interaksi monosit-limfosit (Price & Wilson, 2006).

Protein-protein ini mengatur respon sel T yang merupakan bagian

normal dari respon imun. Jika terjadi kelainan, fungsi linfosit ini T

yang terganggu akan berperan penting dalam patogenesis

perusakan sel-sel pulau Langerhans.

Diabetes melitus tipe 2 mempunyai pola familial yang kuat.

Jika orang tua menderita diabetes tipe 2 rasio diabetes dan non-

diabetes pada anak adalah 1:1, dan sekitar 90% pasti pembawa

(carier). Diabetes tipe 2 ditandai dengan kelainan sekresi insulin

serta kerja insulin. Kelainan pengikatan insulin dengan reseptor

disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor pada

membran sel yang responsif terhadap insulin. Hal ini berakibat

terjadi penggabungan abnormal antara kompleks reseptor insulin

dengan sistem transpor glukosa. Ketidakabnormalan postreseptor

dapat menggangu kerja insulin sehingga timbul kegagalan sel beta

dengan menurunnya jumlah insulin yang tidak lagi memadai untuk

mempertahankan euglikemia (Price & Wilson, 2006).

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

17

Penyebab lain dari DM menurut Wijayakusuma (2004) ;

Nabyl (2012) ; Andarmoyo (2012) ; Maulana (2012) ; Novita

(2012) adalah :

1) Obesitas

Orang dengan berat badan melebihi batas normal

mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk terserang

Diabetes Melitus dibandingkan dengan orang yang tidak

gemuk. Berat badan yang berlebih bisa menyebabkan DM

karena jalan insulin untuk masuk ke dalam sel-sel terhalangi.

Salah satu cara untuk mengetahui berat badan berlebih atau

obesitas adalah dengan menghitung Indeks Massa Tubuh

(IMT).

Tabel 1. Indeks Massa Tubuh (IMT) IMT (kg/m2) Kategori

<18,5 BB kurang 18,5-24,9 BB normal 25-29,9 BB berlebih

=30 Obesitas

3). Faktor genetik

DM cenderung diturunkan atau diwariskan, bukan

ditularkan. Biasanya, seseorang yang menderita DM

mempunyai anggota keluarga yang juga terkena. Para ahli

kesehatan menyebutkan bahwa DM merupakan penyakit

terpaut kromosom seks atau kelamin DM sehingga merupakan

penyakit degenerative atau diturunkan.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

18

4). Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang

menyebabkan radang pankreas. Peradangan pada pankreas dapat

menyebabkan pankreas tidak berfungsi secara optimal dalam

mensekresikan hormon yang diperlukan untuk metabolisme

dalam tubuh, termasuk hormon insulin. Bahan-bahan kimia

beracun yang masuk ke tubuh misalnya mengandung golongan

nitrosamin ataupun glukosida sianogenik merupakan salah satu

penyebab terjadinya diabetes.

Glukosida sianogenik melepaskan sianida sehingga

memberikan efek toksik terhadap jaringan tubuh. Sianida dapat

menyebabkan kerusakan pankreas yang akhirnya menimbulkan

gejala DM jika disertai dengan kekurangan protein.

5). Penyakit dan infeksi pada pankreas

Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat

menginfeksi pankreas sehingga menimbulkan radang pankreas.

Hal itu menyebabkan sel β pada pankreas tidak bekerja secara

optimal dalam mensekresi insulin. Mekanisme infeksi sitolitik

pada sel β virus dapat menyebabkan rusaknya sel. Kemudian

hilangmya autoimun pada sel β karena adanya reaksi

auotoimunitas. Virus dan bakteri yang dicurigai adalah rubrlla

mumps dan human coxsackievirus B4.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

19

Gangguan sistem imunitas berkaitan dengan adanya

infeksu bakteri dan virus. Sistem ini dapat dilakukan oleh

autoimunitas yang disertai dengan pembentukan sel-sel antibodi

antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel-sel yang

melakukan sekresi insulin dan kemudian peningkatan kepekaan

sel β dan virus.

c. Klasifikasi Diabetes Melitus

Beberapa tipe diabetes melitus dapat diklasifikasikan

berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya. Terdapat

dua tipe utama DM yaitu diabetes melitus tipe 1 dan diabetes

melitus tipe 2 (Guyton & Hall, 2008). Klasifikasi diabetes melitus

(DM) menurut Smeltzer (2008) adalah:

1) Tipe 1

2) Tipe 2

3) Diabetes melitus gestational (GDM)

Klasifikasi etiologis DM American Diabetes Association

(1997) sesuai anjuran Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

(PERKENI) adalah :

1) Diabetes tipe 1 berupa destruksi sel P yang umumnya

menjurus ke defisiensi insulin absolut yaitu berupa autoimun

dan idiopatik (Arif, 2000). Diabetes tipe 1 dikenal sebagai tipe

juvenile onset dan tipe dependen insulin. Autoimun, akibat dari

disfungsi autoimun dengan kerusakan sel-sel β sedangkan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

20

idiopatik berarti tanpa bukti adanya autoimun dan tidak

diketahui sumbernya (Price & Wilson, 2006).

2) Diabetes tipe 2 disebabkan oleh penurunan sensitivitas

jaringan target terhadap efek metabolik insulin (Guyton &

Hall, 2008). Penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi

insulin) sering terjadi karena disebabkan terdapat resistensi

insulin dari sel-sel sasarn terhadap kerja insulin. Insulin mula-

mula mengikat pada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu,

kemudian terdapat reaksi intraselular yang menyebabkan

mobilisasi pembawa GLUT 4 glukosa yang mengikatkan

transpor glukosa menembus membran sel (Price & Wilson,

2006).

3) Diabetes tipe lain meliputi :

a) Defek genetik fungsi sel β berupa Maturity Onset Diabetes

of the Young (MODY) 1,2,3 dan DNA mitokondria (Arif,

2000). Diabetes subtipe ini memiliki prevalensi familial

yang tinggi dan bermanifestasi sebelum usia 14 tahun.

Pasien seringkali obesitas dan resistensi terhadap insulin

(Price & Wilson, 2006).

b) Defek negatif kerja insulin menyebabkan sindrom

resistensi insulin berat dan akantosis negrikans (Price &

Wilson, 2006).

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

21

c) Penyakit eksorin pankreas meliputi pankreatitis, tumor/

pankreatektomi dan pankreatopati fibrokalkulus

(Arif,2000).

d) Endokrinopati seperti akromegali, sindrom Cushing,

feokromositoma dan hipotiroidisme.

e) Obat-obat bersifat toksik terhadap sel-sel β. Hal ini berupa

vacor, pentamidin asam nikotinat, glukokortiroid dan

hormon tiroid, tiazid, dilantin, interferon dan lain-lain.

f) Infeksi meliputi rubela kongenital dan sitomegalovirus.

g) Penyebab imunologi yang jarang yaitu antibodi

antiinsulin.

h) Sindrom ginetik lain yang berkaitan dengan DM yitu

sindrom Down, Klinefelter, Turner dan lain-lain.

4. Diabetes gestational (GDM) dikenali pertama kali pada

kehamilan dan mempengaruhi 4 % dari senua kehamilan. Pada

pasien–pasien ini toleransi glukosa dapat kembali normal

setelah persalinan hal Ini meliputi 2 – 5% dari seluruh diabetes

Faktor resiko terjadinya GDM adalah usia tua, etnik, obesitas,

riwayat keluarga, dan riwayat gestasional terdahulu (Price &

Wilson, 2006). Diabetes dalam masa kehamilan, walaupun

umumnya kelak dapat pulih sendiri beberapa saat setelah

melahirkan, namun dapat berakibat buruk terhadap bayi yang

dikandung. Akibat buruk yang terjadi antara lain malformasi

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

22

kongenital, peningkatan berat badan bayi ketika lahir dan

meningkatnya resiko mortalitas perinatal.

d. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus

Tanda dan gejala awal dari penyakit DM ini awalnya

mungkin tidak dirasakan dan disadari oleh penderitanya, sehingga

perlu diketahui lebih lanjut tanda gejala tersebut oleh si penderita.

Menurut Smeltzer& Bare (2002) tanda dan gejala tersebut

meliputi:

1) Poliuria

Poliuria terjadi jika terjadi kekurangan insulin untuk

mengangkut glukosa melalui membrandalam sel yang

menyebabkan hiperglikemia, sehingga serum plasma

meningkat atau hiperosmolariti menyebabkan cairan intrasel

berdifusi kedalam sirkulasi atau cairan intravaskuler sehingga

aliran darah ke ginjal meningkat sebagai akibat dari

hiperosmolariti (Misnadiarly, 2006). Poliuri atau sering

kencing terjadi karena akan terjadi penumpukan cairan

didalam tubuhnya akibat gangguan osmolaritas darah yang

harus dibuang melalui kencing ( Maulana, 2012). Gejala awal

DM berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah

yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180

mg/dL, maka glukosa sampai ke air kemih sehingga jika

kadarnya terlalu tinggi ginjal akan membuang tambahan untuk

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

23

mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Tingginya

frekuensi berkemih sehingga hanya dalam satu malam dapat

mencapai 20-30 kali (Nabyl, 2012).

2) Polidipsia

Polidipsi terjadi jika konsentrasi glukosa cukup tinggi,

ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang

tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut muncul di dalam

urin (glukosauria). Akibat meningkatnya difusi cairan dari

intrasel kedalam vaskuler menyebabkan penurunan volume

intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel. Akibat dari

dehidrasi sel mulut menjadi kering dan sensor haus teraktivasi

menyebabkan seseorang haus terus dan ingin selalu minum

(polidipsia) (Smeltzer& Bare2002).

Polidipsia dapat terjadi karena sebagai akibat dari

poliuria maka penderita merasakan haus yang berlebihan

sehingga banyak minum (polidipsi) (Nabyl, 2012). Diawali

dari banyaknya urin yang keluar maka tubuh mengadakan

mekanisme lain untuk menyeimbangkan dengan banyak

minum sehingga hal ini juga akan berpengaruh dengan

banyaknya pengeluaran urin pada penderita DM (Novita,

2012).

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

24

3) Poliphagia

Poliphagi dapat terjadi pada pasien DM karena glukosa

tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin

maka produksi energi menurun, penurunan energi akan

menstimulasi rasa lapar. Maka reaksi yang terjadi adalah

seseorang akan lebih banyak makan (poliphagia). Karena

insulin yang bermasalah pemasukan gula kedalam sel-sel

tubuh berkurang akhirnya energi yang dibentuk kurang

sehingga orang DM akan merasakan kurangnya tenaga

akhirnya akanmelakukan kompensasi yakni dengan banyak

makan (Novita, 2012).

Seperti halnya dengan poliuri akibat menurunnya

kemampuan insulin mengelola kadar gulanya sehingga tubuh

dipaksa untuk makan agar mencukupi kadar gula darah yang

bisa direspon insulin (Maulana, 2012). Untuk

mengkompensasikan hal ini, penderita sering kali merasa lapar

yang luar biasa sehingga banyak makan.

4) Penurunan berat badan

Penurunan berat badan dapat terjadi karena glukosa

tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan

cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari

itu maka sel akan menciut, sehingga seluruh jaringan terutama

otot mengalami atrofi dan penurunan secara otomatis.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

25

Sejumlah kalori yang hilang ke dalam air kemih, penderita

mengalami penurunan berat badan (Nabyl, 2012).

Tanda dan gejala penyakit DM menurut Misnadiarly (2006);

Novita (2012); Nabyl (2012), digolongkan menjadi gejala akut dan

gejala kronik.

1) Gejala akut pada pasien DM adalah gejala umum yang timbul

dengan tidak mengurangi kemungkinan adanya variasi gejala

lain. Gejala tersebut meliputi polifagi, polidipsi dan poliuria.

Gejala lain yang mngkin timbul pada masa akut adalah

penurunan berat badan dengan cepat yaitu (bisa mencapai 5-10

kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah dan lain-lain.

2) Gejala kronik adalah gejala menahun yang diderita oleh pasien

DM. Gejala kronik yang sering timbul adalah sebagai berikut

(Maulana, 2012 &Misnadiarly 2006).

a) Kesemutan

b) Kulit terasa panas

c) Rasa tebal di kulit

d) Kram

e) Capai dan mudah mengantuk

f) Mata kabur

g) kemampuan seksual menurun bahkan impoten, pruritis

vulva hingga keputihan pada wanita, luka tidak sembuh-

sembuh.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

26

Gejala lain yang mungkin timbul adalah pandangan kabur,

pusing, mual dan berkurangnya ketahanan tubuh selama melakukan

olahraga. Gejala diabetes tipe I muncul saat usia anak-anak sebagai

akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi

insulin dengan baik (Maulana, 2012).

Gejala-gejala yang muncul pada diabetes tipe I adalah

menurut Maulana (2012) ; Novita (2012) :

a) sering buang air kecil

b) terus menerus lapar

c) berat badan menurun

d) kelelahan penglihatan kabur

e) infeksi kulit yang berulang

f) meningkatnya kadar gula darah dan air seni

Gejala-gejala yang timbul pada diabetes tipe II Novita (2012) :

a) cepat lelah, kehilangan tenaga

b) sering bang air kecil

c) terus menerus lapar dan haus

d) kelelahan berkepanjangan

e. Komplikasi Diabetes Melitus (DM)

Dua jenis komplikasi yang umumnya timbul pada penderita

DM yaitu komplikasi akut dan kronik. Komplikasi akut adalah

komplikasi jangka pendek dimana dibutuhkan keseimbangan dari

kadar gula darah bagi penderita DM. Komplikasi akut meliputi

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

27

ketoasidosis diabetik dan hipoglikemia. Komplikasi kronik adalah

komplikasi komplikasi yang terjadi dalam waktu yang lama

(Misnadiarly, 2006). Komplikasi kronik meliputi komplikasi

makrovaskuler dan komplikasi mikrovaskuler. Komplikasi

makrovaskuler ini meliputi penyakit jantung koroner, penyakit

serebrovaskuler, stroke dan penyakit vaskular perifer sedangkan

komplikasi mikrovaskuler meliputi retinopati, neuropati

diabetikum dan nefropati (Smeltzer& Bare, 2002).

1) Komplikasi akut

a) Reaksi hipoglikemia

Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat

tubuh kekurangan glukosa dengan tanda-tanda rasa lapar,

gemetar, keringat dingin, pusing dan sebagainya Smeltzer&

Bare, 2002). Hipoglikemi ditandai dengan kadar gula darah

yang melonjak turun dibawah 50-60 mg/dL (Misnadiarly,

2006). Gejala- gejala hipoglikemia bisa ditandai oleh dua

penyebab utama. Keterlibatan sistem saraf otonom dan

pelepasan hormon dari kelenjar adrenalin yang menimbulkan

gejala rasa takut, kegelisan, gemetaran, muka pucat serta rasa

pening (Novita, 2012).

b) Ketoasidosis diabetik (DKA)

Ketoasidosis diabetik (DKA) merupakan komplikasi

akut yang terjadi apabila kadar insulin sangat menurun. Pada

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

28

keadaan ini pasien mengalami hiperglikemia dan glukosuria

berat, penurunan lipogenesis dan peningkatan lipolisis dan

peningkatan okidasi lemak bebas diseratai pembentukan benda

keton (Price & Wilson, 2006).

Peningkatan produksi keton inilah yang meningkatkan

beban ion hydrogen dan asidosis metabolik yang pada akhirnya

dapat mengakibatkan diuresis osmotik dengan dehidrasi dan

kehilangan elektrolit. Pasien dapat menjadi hipotensi dan

mengalami syok yang akhirnya dapat mengakibatkan

perubahan perfusi ke jaringan otak sehingga terjado koma

(Aini, 2011). Penyebab komplikasi ini pada umumnya adalah

infeksi yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi atau

kekurangan insulin akut pada metabolisme lemak, karbohidrat

maupun protein (Novita, 2012).

2) Komplikasi Kronik

Komplikasi kronik adalah komplikasi jangka panjang

yang terjadi pada penderita DM. Komplikasi kronik meliputi

komplikasi makrovaskuler dan komplikasi mikrovaskuler

(Smeltzer& Bare, 2002). Komplikasi makro dan mikro

vaskuler ini biasa disebut dengan mikroangopati dan

makroangopati (Sudoyo et all, 2009).

Mikroangiopati adalah komplikasi vaskuler jangka

panjang dari diabetes yang melibatkan pembuluh darah kecil.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

29

Mikroangiopati adalah komplikasi mikrovaskuler merupakan

lesi spesifik yang menyerang kapiler dan arteriola retina

(retinopati diabetik), glomerulus ginjal (nefropati diabetik) dan

saraf-saraf perifer (neuropaty diabetik), otot-otot serta kulit

(Meydani, 2011).

Makroangiopati adalah komplikasi vaskuler jangka

panjang dari diabetes yang melibatkan pembuluh darah besar.

Makroangiopati diabetes akan mengakibatkan penyumbatan

vaskuler dan jika mengenai arteri-arteri perifer maka dapat

mengakibatkan insufisiensi vaskuler perifer dan gangren pada

ekstremitas serta insufisiensi serebral dan stroke dan dapat

menyebabkan angina dan infark miokard jika mengenai arteri

koronaria (Aini,2011).

Komplikasi makrovaskular ini seperti: penyakit jantung

koroner (Coronary Heart Disease), penyakit pembuluh darah

otak dan pembuluh darah perifer .

a) Penyakit jantung dan pembuluh darah

Aterosklerosis adalah sebuah kondisi dimana arteri

menebal dan menyempit karena penumpukan lemak pada

bagian dlam pembuluh darah (Misnadiarly, 2006).

Menebalnya arteri pada bagian kaki bisa mempengaruhi otot-

otot kaki karena berkurangnya suplai darah yang

mengakibatkan rasa kram, tidak nyaman atau lemas saat

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

30

berjalan (Nabyl, 2012). Jika suplai darah pada kaki sangat

berkurang atau terputus dalam waktu yang lama bisa terjadi

kematian pada jaringan (Aini, 2011).

b) Kerusakan pada ginjal (Nefropati)

Diabetes mempengaruhi pembuluh darah kecil ginjal

akibatnya efisiensi ginjal untuk menyaring darah terganggu

(Misnadiarly, 2006). Gejalanya adalah ada protein dalam air

kncing terjadi pembengkakan, hipertensi dan kegagalan fungsi

ginjal yang menahun (Novita, 2012). Adanya gagal ginjal

dapat dibuktikan dengan kenaikan kadar kreatinin yang

berkisar antara 2-7,1 % pasien DM (Misnadiarly, 2006).

c) Retinopati

Retinopati diabetik merupakan komplikasi berupa

kerusakan pembuluh darah kapiler pada jaringan yang

berfungsi sebagai sensor cahaya (retina) (Nabyl, 2012). Retina

mata yang terganggu sehingga akan terjadi kehilangan

sebagian atau seluruh penglihatan (Misnadiarly, 2006).

Penyebab dari retinopati adalah dikarenakan karena

dinding pembuluh akan menggembung membentuk suatu

struktur yang disebut mikroaneurisma. Pembentukan

mikroaneurisma akan didiringi dengan penyempitan dan

penyumbatan pada pembuluh kapiler (Nabyl, 2012). Pada

dasarnya tubuh akan membuat pertahanan dengan membuat

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

31

pembuluh darah baru namun dikarenakan rapuh pembuluh

baru tersebut akan pecah dan akan menimbulkan gejala

seperti kekaburan penglihatan bahkan kebutaan (Novita,

2012).

d) Kerusakan saraf ( Neuropati)

Gula darah yang tinggi menghancurkan sel saraf

dan satu lapisan lemak disekitar saraf, sehingga saraf yang

rusak tidak bisa mengirimkan sinyal ke otak dan dari otak

dengan baik (Misnadiarly, 2006). Gejala dari neuropati

diabetika adalah kehilangan indera perasa , rasa nyeri, rasa

kesemutan serta rasa terhadap dingin dan panas yang

berkurang (Nabyl 2012 ; Novita, 2012). Selain itu, otot

lengan atas menjadi lemah, penglihatan kembar, impotensi,

mengeluarkan keringat dan rasa berdebar waktu istirahat

(Novita, 2012).

f. Penatalaksanaan Diabetes Miletus (DM)

Penatalaksanaan DM bertujuan untuk menghilangkan

keluhan atau gejala DM (Arif, 2001). Tujuan penanganan DM pada

umumnya untuk mencegah terjadinya dekompensasi metabolik

akut dan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat

komplikasi (Misnadiarly, 2006). Untuk mempermudah tercapainya

tujuan tersebut kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan

pasien secra holistik dan mengajarkan kegiatan secara mandiri.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

32

Komponen penatalaksanaan menurut Misnadiarly (2006)

dan Smeltzer (2002) adalah meliputi edukasi, perencanaan makan

(diet), latihan jasmani dan intervensi farmakologi.

1) Edukasi

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang

memerlukan perlakuan dan perilaku penanganan secara mandiri

yang khusus dan seumur hidup. Pengelolaan diabetes mandiri

membutuhkan partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat.

Tim kesehatan dalam hal ini mendampingi pasien dalam menuju

perubahan perilaku dengan memberikan edukasi yang

komprehensif, pengembangan keterampilan dan motivasi.

Edukasi tersebut meliputi penyakit DM, makna dan

perlunya pengendalian dan pemantauan DM, penyulit DM,

intervensi farmakologis dan nonfarmakologis, hipoglikemia,

perawatan kaki diabetes, cara menggunakan sistem pendukung dan

fasilitas perawan kesehatan (Misnadiarly, 2006) (Smeltzer & Bare,

2002).

2) Perencanaan makan (diet)

Perencanaan makan merupakan salah satu pilar dari

pengelolaan DM. Perencanaan makan harus disesuaikan dengan

kebiasaan masing-masing pasien. Hal ini bertujuan untuk mencapai

tujuan berikut menurut Smeltzer & Bare (2002) :

a) Memberikan semua unsur makanan yang esensial

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

33

b) Mempertahankan dan mencapai berat badan yang sesuai

c) Mencegah terjadinya fluktuasi kadar glukosa darah setiap hari

d) Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat

Rencana diet pada pasien DM dimaksudkan untuk

mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi setiap

hari. Pada konsesus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

(PERKENI) telah ditetapkan bahwa standar yang dianjurkan

adalah proporsi dengan komposisi yang seimbang berupa

karbohidrat (60-70%), protein (10-15%) dan lemak (20-25%) (arif,

2001). Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi,

umur, stress akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan

yang ideal.

Standar yang dianjurkan sesuai kecukupan gizi baik sebagai

berikut sebagai penentuan status gizi, dipakai Body Mas Index

(BMI) yaitu :

IMT normal wanita = 18,5 – 23,5 kg / m2

IMT normal laki – laki = 22,5 – 25 kg / m2

3) Latihan Jasmani

Latihan sangat penting dalam penatlaksanaan DM karena

memiliki efek yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dan

mengurangi faktor resiko (Novita, 2012). Prinsip latihan jasmani

yang dilakukan adalah :

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

34

a) Latihan dilakukan dengan berkesinambungan dan dilakukan

terus menerus misalnya aktifitas latihan jasmani seprti jogging

dilakukan setiap 30 menit, maka setiap hari harus dilakuakan

selama 30 menit.

b) Latihan olahraga yang dipilih adalah latihan olahraga yang

berirama yaitu otot-otot dapat berkontraksi dan relaksasi secara

teratur seprti berenang, jogging dan jalan kaki.

c) Latihan dilakukan berdasarkan interval kegiatan latihan

d) Latihan jasmani ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan

kemampuan dari intensitas ringan sampai sedang mencapai

waktu 30-60 menit

e) Latihan daya tahan dilakukan 3 hari dalam seminggu seperti

jalan kaki, jogging dan sebagainya. Latihan ini untuk

meningkatkan kemampuan kardiorespirasi

4) Intervensi farmakologi

Sarana pengelolaan farmakologis diabetes menurut

Misnadiarly (2006) dapat berupa :

1) Pemicu sekresi insulin

a) Sulfoniluera

Sulfoniluera menstimulasi pelepasan insulin yang

tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin dan

meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan

glukosa. Kebanyakan pasien mengenal obat golongan

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

35

sulfonyluera yaitu Chlorpropamide dan Glibenclamide

(Nabyl, 2012).

Pemberian obat ini 15 sampai 30 menit sebelum

makan (Nabyl,2012). Mekanisme kerjanya untuk

meningkatkan sekresi insulin, meningkatkan performance

dan jumlah reseptor insulin pada otot dan sel lemak,

meningkatkan efisiensi sekresi insulin dan potensiasi

stimulasi insulin transport karbohidrat ke sel otot dan

jaringan lemak serta penurunan produksi glukosa dan hati

(Misnadiarly, 2006).

b) Biguanid

Biguanid menurunkan glukosa darah melalui

pengaruh terhadap kerja insulin pada tingkat seluler, distal

dari reseptor insulin serta juga pada efeknya menurunkan

produksi glukos hati. Obat biguanid memperbaiki kerja

insulin dalam tubuh dengan mengurangi resistensi insulin

(Nabyl, 2012).

Golongan biguanid yang beredar dipasaran adalah

metformin (Nabyl, 2012). Mekanisme kerja biguanid adalah

untuk menghambat absorbsi karbohidrat dan glikoneogenesis

hati, meningkatkan afinitas pada reseptor insulin dan jumlah

reseptor insulin serta memperbaiki defek respon insulin

(Misnadiarly, 2006).

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

36

Keuntungan dari obat metformin adalah tidak

menaikkan berat badan. Namun ada beberapa keluhan yang

bisa timbul yaitu gangguan pengecapan, nafsu makan

menurun, mual muntah, kembung dan ruam atau bintik-bintik

di kulit (Nabyl, 2012). Untuk mengurangi keluhan tersebut

dapat diberikan pada saat atau sesudah makan dengan dosis

500-3000 mg 2-3 kali sehari (Misnadiarly, 2006).

2) Penambah sensitivitas terhadap insulin

a) Tiazolidindion

Tiazolidindion meningkatkan sensitifitas insulin. Obat

ini baik bagi penderita diabetes tipe 2 dengan resistensi insulin

karena bekerja dengan merangsang jaringan tubuh untuk lebih

sensitif terhadap insulin (Nabyl, 2012). Obat Tiazolidindion

menjaga hati agar tidak banyak memproduksi glukosa dan

menurunkan trigliserida darah (Maulana, 2012). Termasuk

kelompok obat ini adalah pioglitazone dan rosiglitazone

(Misnadiarly, 2006).

b) Penghambat glukosidase alfa

Penghambat glukosidase alfa menurunkan penyerapan

glukosa dan hiperglikemia postprondial. Obat golongan ini

bekerja di usus menghambat kerja enzim alfa glukosidase di

dalam saluran cerna sehingga pemecahan karbohidrat menjadi

glukosa di usus menjadi berkurang. Obat ini bekerja di lumen

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

37

ususdan tidak menyebabkan hipoglikemia dan tidak

berpengaruh pada kadar insulin (Misnadiarly, 2006 ; Nabyl,

2012). Obat yang termasuk ini adalah acarbose dan miglitol

(Nabyl, 2012).

c) Kombinasi obat

Tujuan dari kombinasi adalah agar efek obat lebih

optimal dalam mengontrolglokosa darah (Nabyl, 2012).

Golongan sulfonylurea paling banyak dikombinasikan dengan

obat anti diabetes lain karena efek kombinasi bisa

memperbaiki dan menambah kerja insulin. Kombinasi tersebut

adalah sulfonylurea -meformin, sulfonylurea - alpha-

glucosiade inhibitor dan sulfonylurea – thiazilidinediones

(Nabyl, 2012 ; Novita, 2012). Selain itu metformin juga bisa

dikombinasikan dengan obat anti diabetes kelompok lain yaitu

metformin - alpha- glucosiade inhibitor dan metformin –

thiazilidinediones (Nabyl, 2012).

Pada tipe diabetes II obat sulfoniluera cocok untuk

digunkan karena terapat sisa pulau langerhans yang masih

berfungsi. Obat-obat ini merangsang fungsi sel-sel β dan

meningkatkan sekresi insulin. Sebaliknya pada tipe diabetes I

pengobatan dengan sulfonilurea menjadi tidak efektifkarena

menyebabkan efek potensial yang merugikan akibat

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

38

penggunaan agen-agen hipoglikemik oral (Price & Wilson,

2006).

2. Kebutuhan Dasar Manusia menurut Maslow

a. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut maslow terdapat

lima tingkatan prioritas. Tingakatan tersebut meliputi tingakatan dari

yang paling dasar yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan

dan keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa

berharga dan harga diri dan aktualisasi diri (Potter & Perry, 2005).

Gambar 1. Piramida Maslow

Menurut Maslow seseorang yang kebutuhannya terpenuhi

adalah merupakan orang yang sehat sedangkan seseorang dengan

satu atau lebih kebutuhannya tidak terpenuhi adalah seseorang

yang mungkin tidak sehat atau beresiko sakit. Menurut Maslow,

manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau

hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis)

sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). 5 (lima) tingkatan

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

39

kebutuhan dasar pada manusia akan diuraikan dari Potter & Perry

(2005) sebagai berikut :

1) Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan prioritas yang paling

tertinggi dalam hirarki Maslow. Jenis kebutuhan ini berhubungan

dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia seperti,

makan, minum, menghirup udara, dan sebagainya. Termasuk juga

kebutuhan untuk istirahat, buang air besar atau kecil, menghindari

rasa sakit, dan seks.

Jika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, maka tubuh akan

menjadi rentan terhadap penyakit, terasa lemah, tidak fit,

sehingga proses untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya dapat

terhambat. Hal ini juga berlaku pada setiap jenis kebutuhan

lainnya, yaitu jika terdapat kebutuhan yang tidak terpenuhi, maka

akan sulit untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (Hidayat,

2006 ; Novita, 2012).

a) Oksigen

Oksigen merupakan kebutuhan yang paling penting.

Tubuh akan selalu membutuhkan oksigen dari waktu kewaktu

untuk bertahan hidup. Melalui metabolisme aerob sangat

diperlukan oksigen dalam jaringan untuk membentuk energi dan

bergantung secara total untuk bertahan hidup (Hidayat, 2006;

Potter & Perry, 2005 ; Andarmoyo, 2011). Oksigen harus secara

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

40

adekuat diterima lingkungan ke dalam paru-paru, pembuluh

darah, dan jaringan. Manusia tidak akan bisa mempertahankan

hidupnya tanpa suplai oksigen dari alam, makanan, minuman dan

tidur (Novita, 2012).

b) Cairan

Tubuh manusia memerlukan keseimbangan antara

pemasukan dan pengeluaran cairan. Hal yang mengindikasikan

tidak terpenuhinya kebutuhan cairan yaitu dehidrasi dan edema

(Potter & Perry, 2005). Dalam pengkajian keperawatan tindakan

keperawatan diarahkan pada perbaikan keseimbangan cairan,

elektrolit dan asam basa (Potter & Perry, 2005 ; Andarmoyo,

2011)

c) Nutrisi

Tubuh manusia memiliki kebutuhan esensial terhadap

nutrisi. Pemenuhan kebutuhan nutrisi secara adekuat dan aman

memerlukan kontrol lingkungan dan pengetahuan. Proses

metabolik tubuh yang baik dalam mengontrol pencernaan,

menyimpan zat makanan dan mengeluarkan produk sampah

adalah hal yang penting dalam memenuhi nutrisi tubuh

(Almatsier, 2003 ; Potter & Perry, 2005).

d) Temperatur

Suhu yang nyaman bervariasi untuk setiap individu.

Rentang suhu yang nyaman biasanya berada pada 18,3 – 37 C

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

41

(Potter & Perry, 2005 ; Andarmoyo, 2011). Tubuh dapat secara

suhu secara otomatis. Perubahan suhu yang mungkin terjadi

adalah terpajan pada panas berkepanjangan dapat meningkatkan

aktivitas metabolik tubuh dan meningkatkan kebutuhan oksigen

jaringan. Pemaparan yang panas ini akan menyebabkan

heatstroke dan heat exhaustion yang menyebabkan diaforesis,

hipotensi, perubahan status mental, kejang otot, mual dan koma

(Potter & Perry, 2005).

e) Eliminasi

Eliminasi merupakan salah satu dari proses metabolik

tubuh. Produk pengeluaran tersebut dikeluarkan melalui paru-

paru, kulit, ginjal dan pencernaan. Paru-paru secara primer

mengeluarkan karbon dioksida dan kulit mengeluarkan air dan

natrium sebagai keringa. Ginjal merupakan bagian tubuh yang

mengeksresikan kelebihan cairan tubuh, elektrolit, ion hidrogen

dan asam (Almatsier, 2003 ; Potter & Perry, 2005).

Seseorang dengan penyakit ginjal juga akan

mempengaruhi kualitas dan kuantitas urin. Usus sebagai saluran

pencernaan yang berguna untuk mengeluarkan produk sampah

yang padat dan cairan dari tubuh (Almatsier, 2003 ; Potter &

Perry, 2005; Price & Wilson, 2006).

f) Istirahat

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

42

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang baik

dalam mengatasi stres. Dengan istirahat dan tidur yang cukup

akan memulihkan keletihan fisik dan akan memulihkan kondisi

tubuh (Hidayat, 2007). Jumlah kebutuhan istirahat bervariasi

bergantung pada kualitas tidur, status kesehatan, pola aktivitas,

gaya hidup dan umur seseorang. Tidur yang cukup akan

memberikan kegairah dalam hidup dan memperbaiki sel-sel

yang rusak (Potter & Perry, 2005 ; Hidayat, 2007).

g) Seks

Maslow (1970) menganggap seks sebagai kebutuhan

dasar fisiologis yang secara umum mengambil prioritas yang

paling tinggi. Kebutuhan seksual dan perilaku dipengaruhi oleh

umur, latar belakang soaial budaya, etika, nilai, harga diri dan

tingkat kesejahteraan (Potter & Perry, 2005).

2) Kebutuhan Keselamatan dan rasa aman

Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara

layak, kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Kebutuhan ini

meliputi keselamatan fisik dan keselamatan psikologis. Keselamatan

fisik merupakan keadaan yang melibatkan keadaan untuk

mempertahankan, mengurangi dan mengeluarkan ancaman pada

tubuh atau kehidupan, sedangkan keselamatan psikologis merupakan

respon dari perasaan pasien saat dikaji yang ini bisa dilihat dari

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

43

pembicaraan mereka yang secara tidak langsung dapat

memperlihatkan perasaan mereka.

a) Keselamatan fisik

Keselamatan fisik merupakan keadaan yang melibatkan

keadaan untuk mempertahankan, mengurangi dan mengeluarkan

ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut bisa saja

meliputi penyakit, kecelakaan, bahaya, atau pemajanan pada

lingkungan. Dibutuhkan sistem pelayanan kesehatan yang

profesional untuk perlindungan (Potter & Perry, 2005 ; Hidayat,

2007).

b) Keselamatan psikologis

Keselamatan psikologis merupakan respon dari perasaan

pasien, pembicaraan yang secara langsung dapat

memperlihatkan perasaan mereka ancaman dari pengalaman

baru dan asing (Potter & Perry, 2005 ; Hidayat, 2012). Dalam

proses adaptasi secara psikologis terdapat dua cara untuk

mempertahankan diri dari berbagai stressor yaitu dengan cara

berorientasi pada tugas yang dikenal dengan problem solving

straregi dan ego oriented atau mekanisme pertahanan diri

(Hidayat, 2007). Untuk merasakan keselamatan dan aman secara

psikologis, seseorang harus memahami apa yang diharapkan

dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan pemberi

perawatan yang profesional (Potter & Perry, 2005).

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

44

3) Kebutuhan cinta dan rasa memiliki

Ketika seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di

atas terpenuhi, maka akan mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih

sayang dan rasa memiliki. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki ini

merupakan kebutuhan untuk memiliki dan diterima oleh keluarga,

serta kebutuhan untuk mencinta dan dicintai (Potter & Perry, 2005).

Seseorang akan berusaha menginginkan hubungan kasih sayang

dengan orang lain dan kebutuhan akan memiliki tempat di dalam

kelompoknya (Saleh, 2003).

Maslow menyatakan bahwa cinta berkaitan dengan suatu

hubungan yang sehat dan penuh kasih sayang antara dua orang

termasuk sikap saling percaya. Kebutuhan akan cinta meliputi

memberi dan menerima cinta, dan harus memahami dan mampu

mengajarkannya kepada orang lain serta mampu menciptakan cinta

(Saleh, 2003 ; Hidayat, 2007).

4) Kebutuhan penghargaan dan harga diri

Kebutuhan harga diri merupakan keinginan terhadap

kekuatan, pencapaian rasa cukup, kompetensi, rasa percaya diri,

dan kemerdekaan. Manusia membutuhkan penghargaan atau

apresiasi sebagai peningkatan rasa kepercayaan diri dan dianggap

berguna. Jika kebutuhan tidak terpenuhi, mungkin saja akan

merasa tidak berdaya dan rendah diri (Potter & Perry, 2005).

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

45

Seseorang yang memiliki cukup harga diri akan lebih

percaya diri serta lebih mampu dan akan lebih produktif (Saleh,

2003). Kebutuhan akan harga diri yang tidak cukup akan

mengakibatkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya serta

mengakibatkan muncul rasa putus asa (Saleh, 2003 ; Potter &

Perry, 2005).

5) Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk

menggunakan kemampuan, skill dan potensi dengan

mengemukakan ide-ide dan memberikan penilaian dan dalam

pencapaian kepuasan dari pekerjaan yang dikerjakan. Aktualisasi

diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan

yang terbaik dari yang dia bisa. Aktualisasi diri adalah tingkatan

tertinggi dari perkembangan psikologis yang bisa dicapai bila

semua kebutuhan dasar sudah dipenuhi (Saleh, 2003 ; Potter &

Perry, 2005 ; Hidayat, 2007).

Pada saat manusia sudah memenuhi seluruh kebutuhan

pada semua tingkatan yang lebih rendah, melalui aktualisasi diri di

katakan bahwa mereka mencapai potensi yang paling maksimal.

Kebutuhan aktualisasi mungkin terjadi pada saat ada keseimbangan

antara kebutuhan klien, tekanan dan kemampuan untuk beradaptasi

terhadap perubahan tubuh dan lingkungan (Potter & Perry, 2005 ;

Hidayat, 2007; Novita, 2012).

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

46

b. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Dasar manusuia

Menurut Hidayat (2012), kebutuhan dasar manusia dipengaruhi

oleh faktor berikut:

1. Penyakit

Faktor penyakit yang muncul pada individu akan

menyebabkan perubahan pemenuhan kebutuhan fisiologis dan

psikologis karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan

pemenuhan kebutuhan yang lebih besar dari kebutuhan yang biasa

dipenuhi sehari-hari.

2. Hubungan Keluarga

Hubungan keluarga sangat mempengaruhi kebutuhan

dasar seseorang. Hubungan keluarga yang baik dapat

meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar dengan adanya rasa

saling percaya, merasakan, kesenangan hidup, tidak ada rasa

curiga, peduli dan lain-lain.

3. Konsep Diri

Konsep diri juga akan mempengaruhi kebutuhan dasar.

Konsep diri yang positif yang positif akan memberikan makna

dan keutuhan (wholeness) bagi seseorang. Seseorang dengan

konsep diri yang sehat akan selalu menganggap positif terhadap

diri sendiri bahwa untuk memenuhi kebutuhan dirinya, seseorang

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

47

akan mudah untuk berubah, mudah mengembangkan dan

mengenali kebutuhan cara hidup sehat.

4. Tahap Perkembangan

Manusia akan mengalami perkembangan, sejalan dengan

meningkatnya usia. Setiap tahap perkembangan tersebut akan

memiliki kebutuhan yang berbeda dari kebutuhan fisiologis,

psikologis, sosial dan spiritual. Hal ini dikarenakan fungsi organ

tubuh mengalami kematangan dengan aktivitas yang berbeda.

3. Kebutuhan Pasien Diabetes Miletus (DM) menurut Maslow

Berdasarkan patofisiologi terjadinya DM, kebutuhan penderita DM

merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh penderita DM ,yang bisa

dilihat dari tanda dan gejala yang muncul. Upaya pengelolaan DM yang

dilakukan pasien DM bertujuan untuk mendapatkan kondisi tubuh yang

optimal agar mampu melakukan aktifitas sehari-hari secara produktif.

Pengaturan cairan dan nutrisi, pengelolaan menejemen diri, pengaturan

aktivitas hingga pemanfaatan fasilitas yang ada menjadi serangkaian upaya

yang harus dilakukan pasien DM. Kebutuhan pasien DM akan berintegrasi

pada penatalaksanaan dari DM tersebut. Pemenuhan perawatan diri

merupakan pengaktualisasian dari semua kebutuhan DM yang telah

terpenuhi (Hidayat, 2007;Potter & Perry, 2005).

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

48

1) Kebutuhan Fisiologis

a. Oksigen

Oksigen merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam

kelangsungan hidup sel dan jaringan tubuh, oksigen diperlukan

untuk proses metabolisme tubuh secara terus menerus. Pemenuhan

kebutuhan oksigen tubuh sangat ditentukan oleh adekuatnya sistem

pernafasan, sistem kardiovaskuler dan sistem hematologi (Tarwoto

& Wartonah, 2011). Sistem respirasi berperan dalam ketersediaan

oksigen untuk kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh dan

pertukaran gas. Pada dasarnya peran dari sistem respirasi akan

mengambil oksigen dari atmosfer, ditranspor masuk ke paru-paru

dan terjadi pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida di alveoli,

selanjutnya oksigen akan didifusi masuk kapiler darah untuk

dimanfaatkan oleh sel dalam proses metabolisme (Potter&Perry,

2005; Tarwoto & Wartonah, 2011).

Pada penderita DM akan mengalami ganguan dalam pola

pernafasannya dikarenakan saat terjadinya hiperglikemi tubuh

tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Sebagai

gantinya tubuh akan memecah lemak untuk sumber energi.

Pemecahan lemak tersebut akan menghasilkan benda-benda keton

dalam darah (ketosis). Ketosis ini yang menyebabkan derajat

keasaman (pH) darah menurun sehingga disebut dengan

ketoasidosis diabetik. Tanda-tanda yang dapat ditemukan pada

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

49

pasien DM adalah kadar gula darah > 240 mg/dL, nafas dalam dan

cepat atau nafas kusmaul dan nafas berbau aseton atau keton

(Potter&Perry, 2005; Hidayat, 2012; Nabyl, 2012; Tarwoto &

Wartonah, 2011). Pernafasan dalam dan cepat atau nafas kusmaul

terjadi karena tubuh berusaha memperbaiki keasaman darah

(Hasdianah, 2012). Jika terjadi ketoasidosis metabolik memerlukan

pengelolaan dengan cepat dan tepat .

Sistem kardiovaskular juga berperan dalam proses

oksigenasi jaringan tubuh. Oksigen ditransportasikan keseluruh

tubuh melalui aliran darah yang adekuat, yang dapat terjadi apabila

fungsi jantung normal. Dengan demikian, kemampuan oksigenasi

pada jaringan sangat ditentukan oleh adekuatnya fungsi jantung.

Fungsi jantung yang adekuat dapat dilihat dari kemampuan jantung

memompa darah dan perubahan tekanan darah (Potter&Perry,

2005; Tarwoto & Wartonah, 2011).

Pada sebagian penderita DM yang mengalami gangguan

oksigenasi dapat mengalami gangguan jantung atau kardiopati

diabetik. Gangguan jantung ini terjadi ketika hiperglikemi akan

menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Lama-kelamaan

akan terjadi aterosklerosis. Terjadinya aterosklerosis ini

menyebabkan pembuluh darah korener menjadi menyempit

sehingga jantung kekurangan suplai oksigen dan mudah terjadi

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

50

infark miokard. (Potter&Perry, 2005; Misnadiarly, 2006; Tarwoto

& Wartonah, 2011; Hidayat, 2012; Nabyl, 2012).

Pada keadaan normal, nilai normal tekanan darah sistole

dan diastole berkisar 120/80 mmHg. Sebagai rekomendasi

Asosoasi Diabetes Amerika (ADA) dan Perkumpulan

Endokrinologi Indonesia (Perkeni), penderita DM diharapkan

mengendalikan faktor-faktor beresiko untuk mendapatkan hasil

yang optimal. Hal yang dapat dilakukan adalah tekanan darah

diturunkan secara agresif 130/80 mmHg, trigliserida < 150 mg/dL,

LDL <100 mg/dL, HDL >40 mg/dL sehingga memberi

perlindungan lebih baik pada jantung (Potter & Perry, 2005;

Tarwoto & Wartonah, 2011; Novita, 2012; Hasdianah, 2012;

Nabyl, 2012).

Dalam sistem hematologi sel darah berperan dalam

oksigenasi adalah sel darah merah , karena didalamnya terdapat

hemoglobin yang mampu mengikat oksigen. Setiap sel darah

merah mempunyai kira-kira 280 juta hemoglobin sehingga

kemampuan sel darah merah membawa oksigen sangat besar. Jika

semua molekul Hb dapat mengikat oksigen maka saturasinya

menjadi 100%. Tekanan parsial oksigen dalam darah (pO2), pH

darah, temperatur dan aktivitas metabolisme dalam sel darah merah

yang mempengaruhi ikatan hemoglobin dalam oksigen

(Smeltzer&Bare, ; Tarwoto & Wartonah, 2011).

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

51

Pada penderita DM, jika gula darah dalam tubuh

meningkat, vikositas darah juga akan meningkat sehingga akan

terjadi gangguan sirkulasi (Potter & Perry, 2005; Novita, 2012).

Terjadinya angiopati, neuropati dan infeksi merupakan komplikasi

yang sering terjadi pada penderita DM. Angiopati menyebabkan

terganggunya aliran darah ke kaki yang akan menyebabkan

terjadinya penurunan asupan nutrisi dan oksigen. Apabila

sumbatan darah terjadi pada pembuluh yang lebih besar penderita

akan merasa ujung kaki terasa dingin, nyeri kaki, kesemutan dan

baal dan denyut arteri hilang (Misnadiarly, 2006). Adanya

neuropati perifer akan menyebabkan terjadinya gangguan sensorik

maupun motorik. Gangguan ini akan menyebabkan hilang atau

menurunnya sensasi nyeri pada kaki dan menyebabkan atrofi pada

otot kaki Smeltzer&Bare, ;Misnadiarly, 2006; Tarwoto &

Wartonah, 2011). Hilangnya atau menurunnya sensasi nyeri pada

kaki menyebabkan penderita tidak sadar bahwa ada luka atau

trauma. Pada saat adanya luka jaringan tidak mendapat cukup

oksigen sehingga proses penyembuhan luka akan jauh lebih lama.

Jika tidak tertangani dengan cepat akan beresiko terjadinya infeksi

(Potter & Perry, 2005; Misnadiarly, 2006; Tarwoto & Wartonah,

2011; Novita, 2012).

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

52

b. Nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi yang berhubungan dengan

kesehatan dan penyakit. Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-

fungsi fisiologis organ tubuh. Sel membutuhkan oksigen dan nutrisi

untuk dapat terjadi metabolisme, termasuk air, vitamin, ion,

mineral dan substansi organik seperti enzim (Sloane, 2004;

Tarwoto & Wartonah, 2011). Karakteristik status nutrisi ditentukan

melaui adanya indeks massa tubuh (BMI) dan berat tubuh ideal

(IBW) (Tarwoto & Wartonah, 2011).

a. Body Mass Index (BMI)

Merupakan ukuran dari gambaran berat badan

seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total

lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji

kelebihan berat badan dan obesitas.

Rumus BMI :

BB (kg )TB (m)

atau BB (pon )×704,5

TB ( inchi )2

b. Ideal Body Weight (IBW)

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi

tubuh yang sehat.

Rumus IBW:

(TB(cm) − 100) + 10%

Pada pasien DM terjadinya defesiensi insulin akan

menggangu metabolisme protein dan lemak yang

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

53

menyebabkan penurunan berat badan. Sehingga dengan

keadaan seperti ini nafsu makan penderita DM akan menjadi

meningkat (polifagia). Dalam keadaan normal insulin akan

dikendalikan oleh glukoneogenesis, jika terjadi defisiensi

insulin akan terjadinya peningkatan pemecahan lemak yang

menyebabkan penurunan PH lambung yang dapat

menyebabkan mual dan muntah. Selain itu juga peningkatan

lemak yang terjadi akan meningkatan produksi keton sehingga

akan terjadi ketoasidosis diabetikum yang bisa berujung pada

hilangnya kesadaran dan kematian (Misnadiarly, 2006).

Dalam pemenuhan nutrisi penderita DM tentulah

berbeda dengan individu normal (Novita, 2012). Kebutuhan

nutrisi yang harus dipenuhi oleh penderita DM adalah

makanan yang rendah gula serta mengurangi konsumsi lemak

yang berlebih (Potter & Perry, 2005 ; Novita, 2012).

Pengaturan pola diet pada pasien DM sangat diperlukan untuk

dapat menunjang asupan nutrisinya. Pola diet tersebut terbagi

dalam dua jenis yaitu pola diet tipe A dan tipe B. Diet tipe A

terdiri dari 40-50% karbohidrat, dan 20-25% protein. Diet tipe

B terdiri dari 68% karbohidrat, 20% lemak dan 12% protein

(Novita, 2012).

Pelaksanaan diet DM juga harus memperhatikan

jumlah kalori, jadwal makan dan jenis makanan. Faktor-faktor

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

54

yang menentukan kebutuhan kalori antara lain jenis kelamin,

umur, aktifitas fisik, berat badan dan kondisi khusus

(Hasdianah, 2012). Perhitungan jumlah kalori, IMT dan contoh

susunan menu diet DM sebagai berikut:

1. Indeks Massa tubuh (IMT) dapat dihitung dengan:

IMT = BB (Kg)/TB (M2)

IMT normal wanita = 18,5-23,5

IMT normal pria = 22,5-2

BB kurang = < 18,5

BB lebih = dengan resiko = 23-24,9

Obes I = 25-29,9

Obes II = 30

2. Penentuan Kebutuhan Kalori (PERKENI, 2002)

Kalori Basal:

Laki-laki : BB idaman (kg) x 30 kalori/kg=........kalori

Wanita : BB idaman (kg) x 25 kalori/ kg =........kalori

Koreksi/ penyesuaian :

Umur > 40 tahun : -50% x kalori basal = ...... kalori

Aktivitas ringan : + 10% x kalori basal =........kalori

Sedang : + 20%

Berat : + 30 %

BB gemuk : -20% x kalori basal =-/+ .... kalori

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

55

Lebih : -10%

Kurang : -20 %

Stress metabolik : 10=30% x kalori basal= + .....kalori

Hamil trimester I&II = + 300 kalori

Hamil trismester III/laktasi = + 500 kalori

Total kebutuhan = .........kalori

3. Daftar makanan pengganti

Daftar makanan pengganti adalah daftar bahan

makanan pengganti bagi perencanaan makan yang sering

digunakan dalam penyuluhan diet DM. Ada enam

kelompok utama makanan dalam daftar tersebut adalah

nasi/ roti/ pati (karbohidrat), daging/ telur ( protein

hewani), sayuran/ buah/ susu dan lemak/ minyak, tahu dan

tempe (protein nabati). Jenis-jenis makanan yang termasuk

dalam satu kelompok mengandung kalori yang sama serta

protein, lemak dan karbohidrat dengan jumlah yang sama

dalam gram (Smeltzer & Bare, ; Potter&Perry, 2005;

Tarwoto & Wartonah, 2011).

Contoh menu pengganti berdasarkan pada daftar

pengganti menurut ADA dan PERSAGI :

a. Menu 1

2 pati/ nasi diganti 2 potong roti

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

56

3 daging diganti 2 ons kalkun dan 1 ons keju rendah

lemak

1 sayuran diganti selada, tomat, bawang merah

1 lemak diganti 1 sendok teh mayonaise

1 buah diaganti 1 apel ukuran sedang

Makanan “bebas” diganti dengan es teh, dan opsional

berupa mustard, acar, paprika merah

b. Menu 2

2 pati/ nasi diganti roti bulat hamburger

3 daging diganti 3 ons daging sapi yang kurus

1 sayuran diganti selada hijau

1 lemak diganti 1 sendok makan dressing salad

1 buah diganti 141 mangkuk semangka

Makanan “bebas” diganti dengan soda diet, dan

opsional berupa acar, bawang merah

c. Menu 3

2 pati/ nasi diganti 1 mangkok pasta yang sudah

dimasak

3 daging diganti 3 ons udang rebus

1 sayuran diganti 12 mangkok tomat

1 lemak diganti 1 sendok teh minyak zaitun

1 buah diganti 141 mangkuk strawbwri segar

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

57

Makanan “bebas” diganti dengan es lemon, dan

opsional berupa bawang putih, basil

c. Eliminasi

Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa

metabolisme tubuh berupa urin maupun feses. Eliminasi urin

normalnya diproduksi oleh ginjal sekitar 1ml/ menit atau 0,5-2 ml/

menit, sebagian besar hasil filtrasi akan diserap kembali di tubulus

ginjal untuk dimanfaatkan oleh tubuh (Tarwoto & Wartonah,

2011). Karakteristik urin normal adalah volume yang dikeluarkan

setiap berkemih berkisar 250-400 ml, jika pengeluaran urin < 30

ml/ jam, kemungkinan terjadi ketidakadekuatan fungsi ginjal.

Warna urin normal jernih kekuning-kuningan, jika terjadi dehidrasi

urin menjadi kuning gelap atau coklat. Bau yang muncul bervariasi

tergantung komposisi, pada pasien DM akan timbul bau khas

seperti bau keton atau aseton (Misnadiarly, 2006; Tarwoto &

Wartonah, 2011; Nabyl, 2012; Novita, 2012).

Makanan yang sudah dicerna akan dikeluarkan dalam

bentuk feses. Proses pengeluaran sisa pencernaan melalui anus

disebut dengan eliminasi fekal (Tarwoto & Wartonah, 2011).

Dalam proses defekasi gas yang dihasilkan dalam proses

pencernaan normalnya 7-10 l/24 jam. Jenis gas terbanyak adalah

CO2 , metana, h2s, O2 dan nitrogen. Feses yang normal berwarna

coklat, konsistensi lembek berbentuk dan terdiri atas 75% air dan

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

58

25% materi padat (Misnadiarly, 2006; Andarmoyo, 2011; Tarwoto

& Wartonah, 2011; Nabyl, 2012).

Perubahan pola eliminasi pada pasien DM membutuhkan

perhatian yang khusus. Terjadinya defisiensi insulin karena sel-sel

pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemia

mengakibatkan konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi

sehingga ginjal tidak bisa menyerap kembali semua glukosa

sehingga tersaring keluar dan muncul glukosuria. Eksresi urin yang

terjadi akan mengeluarkan cairan dan elektrolit yang berlebihan

yang disebut diuresis osmotik. Diuresis osmotik ini mengakibatkan

penderita DM mengalami peningkatan berkemih (poliuria) dan

akan menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsia)

(Misnadiarly, 2006 ; Nabyl, 2012).

Permasalahan eliminasi urin yang dapat muncul pada

penderita DM adalah retensi urin yang menyebabkan disuria

bahkan jika tidak segera ditangani akan terjadi urinary suppression

yang dapat menjadi anuria (urin < 100 ml/ 24 jam) dan oliguria

(urin berkisar 100-500 ml/ 24 jam) (Tarwoto & Wartonah, 2011;

Nabyl, 2012). Masalah eliminasi fekal yang dapat muncul pada

pasien DM adalah konstipasi. Hal ini disebabkan oleh pola

defekasi yang tidak teratur, usia ataupun stres psikologis serta

penggunaan obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien DM

(Tarwoto & Wartonah, 2011).

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

59

d. Cairan

Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang

berperan dalam proses homeostasis. Tubuh kita terdiri atas sekitar

60% air didalam sel maupun di luar sel. Besarnya kandungan air

tergantung dari usia, jenis kelamin dan kandungan lemak. Total

jumlah volume air dalam tubuh kira-kira 60% dari berat badan pria

dan 50% berat badan wanita (Tarwoto & Wartonah, 2011).

Penderita DM memiliki tiga gejala khas yaitu poliuri,

polidipsi dan polifagi. Gejala awal DM ini berhubungan langsung

dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah tinggi

ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa sehingga

diekresikan lewat urin yang akan disertai pengeluaran cairan dan

elektrolit yang berlebihan, maka penderita DM akan mengalami

peningkatan dalam berkemih (poliuri) dan rasa haus (polidipsi)

(Nabyl, 2012). Gejala yang muncul ketika tubuh kekurangan cairan

adalah pusing, lemah, letih, turgor kulit menurun, mata cekung,

mukosa mulut kering, penurunan tekanan darah dan denyut jantung

meningkat (Andarmoyo, 2011). Jika keadaan ini tidak tertangani

dengan cepat akan menyebabkan dehidrasi sehinggga kebutuhan

cairan dalam tubuh tidak terpenuhi dan dapat menimbulkan syok.

e. Istirahat

Kebutuhan aktivitas, istirahat dan tidur merupakan kesatuan

yang dibutuhkan oleh tubuh untuk kegiatan fisiologis dan

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

60

pemulihan jika tubuh terasa lelah. Kemampuan aktivitas

dipengaruhi oleh adekuatnya sistem persarafan, otot tulang dan

sendi. Kemampuan seseorang melakukan aktivitas misalnya

berdiri, berjalan dan bekarja (Tarwoto & Wartonah, 2011). Pada

pasien DM dapat mengalami gangguan aktivitas, jika terjadi

neuropati perifer akan menyebabkan terjadinya gangguan motorik.

Gangguan motorik ini akan menyebabkan atrofi pada otot kaki,

sehingga kemampuan penderita DM untuk melakukan aktivitas

menjadi terganggu (Smeltzer&Bare, ;Misnadiarly, 2006; Tarwoto

& Wartonah, 2011).

Bagi pasien DM kebutuhan istirahat dan pola tidur akan

mengalami perubahan. Istirahat dan tidur merupakan kegiatan atau

suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun dan badan

kembali menjadi lebih segar (Andarmoyo, 2011; Tarwoto &

Wartonah, 2011; Hidayat, 2012). Pola tidur normal usia dewasa ± 7

jam/ hari dan Rapid Eye Movement (REM) 20% dan usia tua ±

6jam/ hari dengan REM 20-25% dan sering terbangun pada malam

hari (Tarwoto & Wartonah, 2011; Nabyl, 2012).

Pada penderita DM seringkali pola tidur akan mengalami

perubahan karena penyakit dan rasa nyeri yang timbul. Adanya

faktor lingkungan, obat-obatan, kelelahan dan kecemasan juga

dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Tanda yang dapat

ditemukan pada gangguan pola tidur adalah seperti perubahan

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

61

penampilan dan perilaku, letargi, sering menguap, lingkaran mata

hitam dan mata merah, seehingga kebutuhan akan tidur yang

dibutuhkan oleh penderita DM adalah minimal 6-8 jam sehari agar

dapat lebih rileks dan lebih segar (Potter & Perry, 2005 ;

Misnadiarly, 2006; Tarwoto & Wartonah, 2011; Nabyl, 2012).

f. Seks

Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa

ekspresi perasaan yang saling menghargai, memperhatikan dan

menyayangi (Hidayat, 2012). Secara normal perkembangan seksual

diawali dari masa prenatal, bayi, anak-anak, masa pubertas, masa

dewasa muda dan pertengahan umur serta dewasa (Hidayat, 2012).

Gangguan fungsi seksual dan reproduksi pada penderita

DM seringkali tidak mendapatkan perhatian. Pada dasarnya

kemampuan seksual penderita DM tetap normal apabila tidak ada

masalah dan perubahan disfungsi sesksual. Banyak pria penderita

DM yang mengalami impotensi atau gangguan disfungsi ereksi

(DE) yang menyebabkan terjadinya disfungsi seksual (Maulana,

2012 ; Nabyl, 2012). Pada laki-laki penderita DM, DE dapat terjadi

ketika ada kerusakan syaraf yang disebut neuropati, kerusakan

pembuluh darah yang disebut angiopati, dan kerusakan endotel

serta otot polos, akibatnya pembuluh darah yang menuju penis

menyempit, sehingga aliran darah terhambat dan ereksi terganggu

(Misnadiarly, 2006; Nabyl, 2012)). Pada wanita, angiopati dapat

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

62

terjadi pada sistem pembuluh darah organ reproduksi sehingga

menyebabkan gangguan potensi seks dan menyebabkan terjadinya

keputihan dan anorgasme (Nabyl, 2012).

Penderita DM dapat mengurangi resiko disfungsi seksual

dengan menjaga kadar gula darah, berhenti merokok, tidak minum

alkohol dan kontrol tekanan darah (Maulana, 2012). Kebutuhan

akan pengobatan terhadap gangguan seksualitas juga dibutuhkan

oleh pasien DM. Pada pasien DM diperlukan perawatan kesehatan

pribadi serta toleransi fisik dan psikologisnya (Maulana, 2012;

Nabyl, 2012; Hidayat, 2012).

2) Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan

Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan memiliki kaitan

dengan perkembangan penyakit. Jika hasil laboratorium gula darah

diatas normal bisa dipastikan pasien DM tidak akan merasa aman dan

nyaman karena akan ada hal buruk yang terjadi (Potter & Perry, 2005 ;

Hidayat, 2012; Novita, 2012). Kebutuhan akan rasa aman dan

keselamatan dibagi menjadi keselamatan fisik dan keselamatan

psikologis.

1. Keselamatan fisik

Keselamatan fisik merupakan keadaan yang melibatkan

keadaan untuk mempertahankan, mengurangi dan mengeluarkan

ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut bisa saja

meliputi penyakit, kecelakaan, bahaya, atau pemajanan pada

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

63

lingkungan. Ancaman yang mungkin terjadi pada penderita DM

adalah timbulnya komplikasi (Potter & Perry, 2005 ; Hidayat,

2012). Status nutrisi, keadaan imunitas, usia, gangguan persepsi

sensori serta status mobilisasi menjadi faktor yang dapat

mengancam keamanan fisik penderita DM (Hidayat, 2012).

Sebagai contoh jika mengalami retinopati akan mengakibatkan

gangguan penglihatan sehingga jika hal ini terjadi akan

meningkatkan resiko injuri. Tanda-tanda lain yang dapat muncul

adalah kelelahan, keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot,

resiko jatuh, kesadaran menurun, gangguan integritas kulit dan

kebutuhan rasa aman akan terganggu (Potter & Perry, 2005;

Hidayat, 2012).

Kebutuhan keselamatan fisik penderita DM akan terpenuhi

jika dilakukan kontrol gula darah secara mandiri dan teratur setiap

30 menit sebelum makan dan saat akan tidur malam, minum obat

secara teratur, latihan jasmani teratur 4 kali seminggu ± 30 menit

dan cek lab urin (Smeltzer & Bare, Potter & Perry, 2005;

Misnadiarly, 2006; Hidayat, 2012).

2. Keselamatan psikologis

Keselamatan psikologis merupakan respon dari perasaan

pasien, pembicaraan yang secara langsung dapat memperlihatkan

perasaan mereka (Potter & Perry, 2005). Dalam proses adaptasi

secara psikologis terdapat dua cara untuk mempertahankan diri

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

64

dari berbagai stressor yaitu dengan cara berorientasi pada tugas

yang dikenal dengan problem solving straregi dan ego oriented

atau mekanisme pertahanan diri (Hidayat, 2007).

Pada pasien DM di tahun awal akan mengalami kecemasan

yang didefinisikan sebagai kebingungan dengan perasaan tidak

yakin, putus asa, perasaan tertekan, bimbang dan gugup.

Kecemasan pada pasien DM dimanifestasikan dalam bentuk

prilaku seperti rasa tidak berdaya, rasa tidak mampu, rasa takut

dan pobia (Novita, 2012; Hidayat, 2012).Pada penderita DM yang

sudah menahun akan mengalami perasaan putus asa, yang

memungkinkan pasien sudah bosan dan malas melanjutkan

terhadap pengobatan dan program DM yang sudah dilakukan

bertahun-tahun (Tarwoto & wartonah, 2011; Novita, 2012).

Bertambah parahnya penyakit yang terus mengancam

menjadi keharusan bagi penderita DM untuk mendapatkan rasa

aman pasikologis berkaitan dengan perkembangan penyakit DM

misalnya denganterus mencari informasi terkait penyakit dan

pengobatannya, mengandalikan emosi serta menambah tingkat

pengetahuannya (Hidayat, 2012).

3) Kebutuhan cinta dan rasa memiliki

Pasien DM juga membutuhkan cinta sebagai bentuk kekuatan

untuk membangun kekokohan dirinya. Cinta bagi pasien DM dapt

bersumber dari pasangan, keluarga, sahabat dan lingkungan tempat

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

65

pasien DM dalam bersosialisasi. Dukungan dan perhatian menjadi

kunci kebutuhan cinta bagi penderita DM (Saleh, 2003 ; Novita,

2012).

Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik,

perasaan yang tidak berdaya menyebabkan reaksi psikologis yang

negatif pada pasien. Salah satunya adalah perubahan kesehatan

seksual. Adanya perubahan kesehatan seksual dapat menurunkan rasa

cinta, komunikasi dan kepribadian (Hidayat, 2012). Apabila penderita

DM tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang adaptif hal

ini dapat menimbulkan reaksi berupa, marah, cemas, tersinggung dan

lain-lain. Oleh sebab itu itu keluarga harus memberikan perawatan,

meluangkan waktu dan biaya yang menjadi dukungan dan cinta

mereka terhadap penderita DM (Nabyl, 2012).

4) Kebutuhan penghargaan dan harga diri

Kebutuhan harga diri ini akan dibutuhkan ketika munculnya

komplikasi pada penderita DM. Adanya luka gangren yang sulit

sembuh dan berbau juga menyebabkan penderita DM malu dan

menarik diri dari pergaulan. Kecenderungan untuk tidak mematuhi

prosedur pengobatan dan perawatan yang lama kemungkinan akan

terjadi. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya dukungan dari orang-

orang terdekat (Nabyl, 2012). Contoh lain yang dapat membuat

penderita DM menjadi tidak berharga adalah adanya disfungsi

seksual. Perubahan fungsi seksual yang negatif dipandang sebagai

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

66

ketidakberdayaan dan memadainya dalam memenuhi peran dan fungsi

seksual ( Hidayat, 2012).

Kebutuhan penghargaan dan harga diri sangat diperlukan pada

penderita DM terutama jika penyakit ini menyerang pada usia

produktif. Penyakit DM diharapkan tidak akan merubah fungsi

kedudukan dari individu, misalnya seorang ayah yang menderita DM

kronik akan membuat identitas diri sebagai kepala keluarga akan

terganggu. Pada saat keadaan sakit penderita DM akan sering

mengeluh sehingga kurangnya kepercayaan diri dalam melakukan

perannya sebagai kepala keluarga, sebagai anggota keluarga harus

tetap hormat agar kebutuhan harga diri seorang DM dpat terpenuhi.

Kebutuhan penghargaan dari petugas kesehatan juga dibutuhkan oleh

penderita DM. Memberikan pelayanan kesehatan yang baik serta

hubungan timbal balik yang harmonis dapat meningkatkan

pengetahuan dan harga diri dari penderita DM, sehingga pemenuhan

kebutuhan fisiologis dan cinta otomatis akan terpenuhi(Hidayat, 2007

; Azizah, 2011 ; Novita, 2012).

5) Kebutuhan aktualisasi

Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk

melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Kebutuhan aktualisasi diri

merupakan kebutuhan tertinggi dalam hirearki Maslow, berupa

kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta

mencapai potensi diri sepenuhnya (Novita, 2012 ; Potter & Perry,

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

67

2005 ; Hidayat, 2012). Penderita DM yang teraktualisasi adalah

berarti dirinya memiliki kepribadian multidimensi yang matang

(Potter & Perry, 2005).

Individu mengembangkan aktualisasi diri dengan berbagai

usaha untuk mencapai status yang diinginkan. Pada penderita DM

pengaktualisasian diri berupa ingin diakui bahwa penderita DM tetap

bisa beraktifitas seperti biasanya, ingin dipuji dan bisa mendapatkan

tempat privasi bagi penderita DM untuk memuaskan rasa ingin tahu

yang mengarah keperkembangan dan kesehatan yang normal

(Tarwoto, 2006 ; Hidayat, 2007 ; Azizah, 2011 ; Novita, 2012).

Demi membantu pengaktualisasian diri pada penderita DM

perlu dibentuk perkumpulan pasien DM, yang akan membantu

meningkatkan pengetahuan mereka tentang DM dan kepentingan

mereka sendiri seoptimal mungkin (Misnadiarly, 2006 ; Nabyl, 2012).

4. Format Pengkajian Penderita DM sesuai dengan Pola Kebutuhan

Dasar Manusia Maslow

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar

dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah kebutuhan kesehatan

dan keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan (Potter

& Perry, 2005). Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang

pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-

masalah serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

68

pasien.Sumber data diperoleh dari pasien, keluarga, catatan medik, dan

perawat. Adapun cara pengumpulan data yang digunakan adalah melalui

wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.

Pada penelitian ini akan dilakukan pengkajian pada pasien DM dan

ditambah dengan pemeriksaan fisik sederhana guna mendukung perolehan

data dari pasien DM. Adapaun format pengkajian penderita DM sesuai

dengan pola kebutuhan dasar manusia menurut Maslow sebagai berikut :

1. Identitas Klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan perlu

dikaji untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien yang akan

berpengaruh terhadap tingkat pemahaman klien akan suatu informasi,

pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui apakah pekerjaannya

merupakan faktor predisposisi atau bahkan faktor presipitasi

terjadinya penyakit DM, suku/bangsa, status marital, tanggal masuk

RS, tanggal pengkajian, diagnosa medis dan alamat.

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada umumnya klien dengan DMakan mengeluh adanya

gejala-gejala spesifik seperti poliuria, polidipsi dan poliphagia,

mengeluh kelemahan dan penurunan berat badan dan adanya

keluhan luka yang tidak sembuh-sembuh.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

69

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Perlu dikaji apakah klien memiliki riwayat obesitas,

hipertensi, riwayat penyakit pankreatitis kronis, dan riwayat

glukosuria selama stress (kehamilan, pembedahan, trauma,

infeksi, penyakit), atau terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik

tiazid, kontrasepsi oral). Perlu juga dikaji apakah klien pernah

dirawat di rumah sakit karena keluhan yang sama.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

1. Riwayat Penyakit Menular

Pada umumnya penderita DM mudah terkena penyakit

peradangan atau infeksi seperti TBC Paru, sehingga perlu dikaji

apakah pada keluarga ada yang mempunyai penyakit menular

seperti TBC Paru, Hepatitis, dll.

2. Riwayat Penyakit Keturunan

Kaji apakah dalam keluarga ada yang mempunyai

penyakit yang sama dengan klien yaitu DM karena DM

merupakan salah satu penyakit yang diturunkan, juga perlu

ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang mempunyai

penyakit keturunan seperti asma, hipertensi, atau penyakit

endokrin lainnya.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

70

3. Pengkajian pola kebutuhan dasar manusia menurut Maslow

a. Kebutuhan Fisiologis

1) Oksigen

Ketika dikaji akan didapatkan pernafasan kussmaul jika

penderita mengalami ketoasidosis dan nafas dalam dan cepat

atau nafas kusmaul dan nafas berbau aseton atau keton. Pada

sebagian penderita DM yang mengalami gangguan oksigenasi

dapat mengalami gangguan jantung atau kardiopati diabetik

oleh karena itu dilakukan pengkajian tekanan darah dan hasil

laboratorium trigliserida, LDL, dan HDL. Pada penderita DM

terjadinya angiopati, neuropati dan infeksi merupakan

komplikasi yang sering terjadi pada penderita DM. Apabila

sumbatan darah terjadi pada pembuluh yang lebih besar

penderita akan merasa sakit, ujung kaki terasa dingin, nyeri

kaki di malam hari dan denyut arteri hilang dan menurunnya

sensasi nyeri pada kaki.

2) Nutrisi

Kaji indeks massa tubuh (BMI) dan berat tubuh ideal

(IBW), kebiasaan/pola makan klien apakah teratur atau tidak

dan berapa banyak porsi sekali makan, apakah klien sering

makan makanan tambahan/cemilan terutama yang manis-

manis, apakah ada keluhan selalu merasa lapar walaupun

sudah banyak makan atau ada keluhan penurunan/hilang nafsu

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

71

makan karena mual/muntah, apakah klien melanggar program

diet yang telah ditetapkan dengan cara memakan makanan

yang dipantang, apakah ada jadwal makanan pengganti.

3) Eliminasi

Kaji frekuensi, karakteristik urin dan bau yang muncul,

kesulitan berkemih karena infeksidan terkadang

nokturia,anuria dan oliguria., bahkan bisa terjadi infeksi

saluran kemih. Kaji karakteristik dan konsistensi feses, rasa

nyeri saat BAK.

4) Cairan

Kaji total jumlah volume air dalam tubuh apakah ada

keluhan banyak minum dan selalu merasa haus (polidipsi).

Perlu juga dikaji gejala yang muncul ketika tubuh kekurangan

cairan seperti pusing, lemah, letih, turgor kulit menurun, mata

cekung, mukosa mulut kering, penurunan tekanan darah dan

denyut jantung meningkat.

5) Istirahat dan Aktivitas

Kaji kemampuan adekuatnya sistem persarafan, otot

tulang dan sendi. Kaji pola tidur, frekuensi tidur dan kualitas

tidur pasien DM.

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

72

6) Seks

Perlu dikaji juga adanya masalah impotensi pada laki-

laki dan masalah orgasme pada wanita serta infeksi pada

vagina. Kaji faktor resiko merokok dan minum alkohol.

b. Kebutuhan Rasa Aman dan Keselamatan

1) Keselamatan Fisik

Kaji status nutrisi, keadaan imunitas, usia, gangguan persepsi

sensori serta status mobilisasi. jika pasien memiliki resiko

terjadinya komplikasi kaji keteraturan penderita DM melakukan

kontrol gula darah secara mandiri, minum obat secara teratur,

latihan jasmani dan cek lab urin.

2) Keselamatan Psikologis

Kaji sudah berapa lama menderita DM. Kaji status emosi,

pola koping dan gaya komunikasi. Perlu dikaji perasaan negatif

tentang tubuhnya, kaji apakah klien merasa kehilangan fungsi

tubuhnya, kehilangan kebebasan, dan kehilangan kesempatan

untuk menjalani kehidupannya.

c. Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki

Perlu dikaji tentang sumber cinta yang didapatkan oleh

pasien DM, kaji adanya perubahan kesehatan seksual, serta kaji

waktu dan biaya pengobatan.

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

73

d. Kebutuhan Penghargaan dan Harga Diri

Perlu dikaji tentang persepsi klien terhadap dirinya

sehubungan dengan kondisi sekitarnya, hubungan klien dengan

perawat, dokter, tim kesehatan lain serta klien lain dan bagaimana

penerimaan orang-orang sekitar klien.Kaji peran dan adanya ulkus

serta disfungsi seksual.

e. Kebutuhan Aktualisasi

Kaji apakah dukungan dari orang-orang terdekat sudah cukup

sehingga bisa meningkatkan kepercayaan diri klien untuk mencari

hal yang belum mereka ketahui tentang penyakitnya. Kurang

pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan salah interpretasi informasi atau tidak

mengenal sumber informasi. Kaji kebutuhan privasi klien seperti

dibutuhkan adanya perkumpulan sehingga klien bisa sharing

pengetahuan serta pengalaman mereka kepada sesama penderita

DM. Kaji juga peningkatan status kesehatan klien apakah mereka

bisa kembali produktif.

4. Pemeriksaan Diagnostik

a. Kadar glukosa sewaktu 110-200 mg/dL

b. Kadar glukosa saat puasa 110-126 mg/dL

c. Kadar glukosa dua jam setelah makan140-200 mg/dL

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

74

d. Ureum, creatinin, Lemak darah: (Kholesterol, HDL, LDL,

Trigleserid)

5. Pemeriksaan Fisik Sederhana

a. Rambut : terawat atau tidak, tebal atau tipis, rontok atau

tidak.

b. Telinga : menggunakan alat bantu dengar atau tidak

c. Mata : penderita mengeluh mata kabur atau tidak, lensa

mata tampak keruh atau tidak, pupil isokor atau anisokor.

d. Mulut : gigi karies atau tidak, gusi membengkak atau

tidak, berapa kali menyikat gigi.

e. Kulit : turgor kulit, cappilari reffil

f. Kaki : mikrofilamen

g. Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi : TB, BB, RR, TD, nadi,

suhu.

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

75

B. Kerangka Teori

Faktor-faktor risiko (usia,Obesitas, riwayat

keluarga)

Sel beta rusak

Resistensi insulin

Gangguan skresi insulin

Trasport glukosa kedalam sel kurang

hiperglekimia

Viskositas darah

Gangguan sirkulasi

Trauma Jaringan Ggn integritas

kulit Gangguan penyembuhan jaringan lebih lama

Hiperosmolaritas Glukosuria diuresis osmotik poliuria kehilangan cairan dan elektrolit Kekurangan Volume

Lipolisis

Kalori tubuh asamlemak Menurun bebas kelemahan

Terbentuknya zat-zat keton

Asidosis

metabolik Intoleransi Aktivitas, timbul rasa cemas, takut dan putus asa

Katabolisme

Protein

Polifagia

Gangguan pola nutrisi

Hospitalisasi

Kurang pengetahuan

Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan aktualisasi

Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan cinta dan rasa memiliki

Kebutuhan cinta dan rasa memiliki Kebutuhan akan rasa

aman dan keselamatan

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

76

Kerangka teori Komplikasi DM menurut Corwin (2005), Potter & Perry (2005),

Nabyl (2012), Novita (2012)

Defisiensi insulin

Hiperglikemia

Dehidrasi

aterosklerosis

Makrovaskuler

Jantung cerebral ekstremitas

Miokard

Infark stroke gangguan

Integritas jaringan

luka gangren

Mikrovaskuler

Retina ginjal

gg. penglihatan gagal ginjal

resiko injuri

Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan

Kebutuhan penghargaan dan harga diri

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

77

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

78

Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana karakteristik demografi penderita DM di poli penyakit

dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul ?

2. Apa saja kebutuhan penderita DM di poli penyakit dalam RSUD

Panembahan Senopati Bantul?

3. Apa saja yang menjadi prioritas kebutuhan penderita DM di poli

penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul ?

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

79

BAB III`

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian non-eksperimen dengan

rancangan penelitian deskriftif. Penelitian deskriptif akan berorientasi pada

pemecahan masalah dan lebih menekankan pada data faktual dan

penyimpulan (Nursalam, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi kebutuhan pasien DM dan menggunakan metode

pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk menggambarkan

kebutuhan dasar manusia menurut Maslow pada pasien DM.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes melitus

yang mendapat pelayanan rawat jalan di Poli Penyakit Dalam RSUD

Penembahan Senopati Bantul sebanyak 568 populasi dari penderita DM

dalam jangka waktu kurun 1 (satu) tahun pada tahun 2012.

2. Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah beberapa pasien DMyang sedang

menjalani rawat jalan di Poli Penyakit Dalam RSUD Penembahan

Senopati Bantul yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Sampel dipilih

dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitupeneliti

mengidentifikasi calon responden yang memenuhi kriteria inklusi dan

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

80

sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah didapat

sesuai dengan data dari pasien DM tersebut ( Nursalam, 2008).

Besarnya sampel pada penelitian ini diperoleh berdasarkan rumus

dari Nursalam (2008)sebagai berikut :

𝑛𝑛 = N

1 + N. d2

n = jumlah sampel

N= Populasi

d2 = Presisi (ditetapkan 15% dengan tingkat kepercayaan 95%)

Berdasarkan rumus tersebut, didapatkan hasil besarnya sampel

yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah41 sampel.

Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

a. Pasien mendapat pelayanan rawat jalan di Poli Penyakit Dalam

Penembahan Senopati Bantul

b. Pasien dengan luka atau tidak

c. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan tidak buta huruf

d. Bersedia secara suka rela menjadi responden

2. Kriteria Eksklusi

a. Pasien mengundurkan diri menjadi responden selama

penelitian

b. Pasien yang meninggal dunia

Page 81: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

81

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul

yang memungkinkan didapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan dalam

penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli 2013.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu

pengkajian kebutuhan dasar manusia menurut Maslow pada penderita

diabetes mellitus. Kebutuhan pasien DM merupakan integrasi dari

kebutuhan dasar manusia, yang penting untuk perawatan secara mandiri.

2. Definisi Operasional

a. Penderita DM

Penderita DM adalah pasien yang didiagnosa diabetes melitus

dan saat ini sedang menjalani rawat jalan di RSUD Panembahan

Senopati Bantul. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala

nominal untuk mengetahui pasien DM dan bukan pasien DM.

b. Kebutuhan Dasar pasien DM

Kebutuhan dasar pasien DM adalah pernyataan responden

berupa kebutuhan dari pasien DM terkait lima kebutuhan dasar

manusia menurut Maslow. Kebutuhan dasar manusia terbagi menjadi

kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan rasa aman,

kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan penghargaan dan harga

diri dan kebutuhan aktualisasi diri, sedangkan kebutuhan pasien DM

Page 82: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

82

merupakan pengaplikasian dari penatalaksaan DM yang akan

diakaitkan dengan lima kebutuhan dasar manusia menurut Maslow.

Pengkajian kebutuhan pasien DM merupakan lima kebutuhan

dasar menurut Maslow yang akan diukur dengan menggunakan

kuesioner dengan menggunakan skala data ordinal. Perhitungan

dengan skala ordinal adalah merupakan skala berjenjang untuk

menentukan tingkatan untuk masing-masing kebutuhan (Hidayat,

2011).

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis kuesioner yaitu:

1. Kuesioner data demografi

Kuesioner karakteristik demografi responden dalam penelitian ini

adalah meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

status pernikahan, suku bangsa, pekerjaan dan penghasilan perbulan.

Selain itu terdapat pertanyaan mengenai riwayat kesehatan pasien seperti

berapa lama menderita DM, hasil gula darah terakhir, obat yang

dikonsumsi (insulin), jumlah waktu dirawat di rumah sakit selama satu

tahun terakhir dan sebagainya. Data untuk kuesioner didapatkan dari

berbagai sumber melalui wawancara (petugas medis dan pasien/

keluarga) dan rekam medis.

2. Kuesioner pengkajian kebutuhan pasien DM

Kuesioner pengkajian kebutuhan pasien DM ini dikembangkan

oleh peneliti dengan mengkombinasikan teori kebutuhan dasar manusia

Page 83: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

83

menurut Maslow denagn teori terkait DM oleh American Diabetes

Association (ADA) dan Smetzer & Bare (2006). Kuesioner tersebut

digunakan untuk mengkaji kebutuhan pasien DM berdasarkan kebutuhan

dasar menurut Maslow. Terdapat lima dimensi kebutuhan yang

mendukung instrumen ini, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan

keselamatan dan rasa aman, kebutuhan cinta dan rasa memiliki,

kebutuhan penghargaan dan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.

Kuesioner ini terdiri dari 46item pertanyaan meliputi: 19 item kebutuhan

fisiologis, 10 item kebutuhan keselamatan dan keamanan, 5 item

kebutuhan cinta dan rasa memiliki, 7 item kebutuhan penghargaan dan

harga diri dan 6 item kebutuhan aktualisasi diri. Kuesioner iniakan dibuat

dengan pilihan jawaban dari pertanyaan yang akan dinilai benar atau

salah. Skala penilaian menggunakan skala Guttman dengan interpretasi

penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0

(Hidayat, 2011).

Tabel. 2 Kisi-kisi kuesioner pengkajian kebutuhan pasien DM

Subskala Jawaban Ya Jawaban Tidak Jumlah

Kebutuhan fisiologis

Oksigen 1, 2,3 3 Nutrisi 5, 8, 9 4, 6, 7 6

Eliminasi 10, 11, 12 3 Cairan 14 13 2

Istirahat 15, 16 17 3 Seks 18 19 2

Kebutuhan aman dan Keselamatan

Keselamatan Fisik

20, 22, 23, 24, 25, 26,

21 7

Keselamatan Psikologis

29 28, 27 3

Kebutuhan cinta dan rasa memiliki

30,31,32,33,34

5

Kebutuhan penghargaan dan

35,36,38, 39,40

37 7

Page 84: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

84

harga diri Lanjutan (tabel 2)

Kebutuhan aktualisasi

41, 42, 43, 44, 45, 46

6

Total 31 15 46

F. Cara Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa tahapan persiapan penelitian:

a. Pengajuan judul penelitian “pengkajian kebutuhan dasar manusia

menurut Maslow pada pasien DM di poli penyakit dalam RSUD

Panembahan Senopati Bantul”

b. Peneliti melakukan survey pendahuluan di RSUD panembahan

Senopati Bantul

c. Peneliti melakukan penyusunan proposal penelitian dan kuesioner

d. Melakukan uji validitas dan reabilitas kuesioner

e. Pengurusan surat izin kepada pihak-pihak terkait untuk dilakukan

penelitian

f. Melakukan pendataan pasien di poli penyakit dalam RSUD

panembahan Senopati Bantul.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Penelitian dan pengumpulan data akan dilakukan bulan April-Juli

2013. Peneliti akan memberikan kuesioner kepada pasien DM/

responden sesuai kriteria inklusi untuk mendapatkan data.

Sebelumnya peneliti menjelaskan tentang maksud dan tujuan

dilakukan penelitian ini.

Page 85: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

85

b. Peneliti memeiliki asisten penelitian. Pemilihan asisten penelitian

adalah dengan menyamakan presepsi tentang jalannya penelitian dan

menjelaskan alur penelitian yang akan dilakukan , sehingga asisten

peneliti dapat melakukan pengasistenan dalam membantu penelitian.

c. Peneliti juga mendampingi responden dalam pengisian kuesioner

d. Peneliti mengecek kelengkapan kuesioner

e. Setelah data dan kuesioner terkumpul akan dilakukan olah data dan

analisa data

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan berapa dekat alat ukur

menyatakan apa yang seharusnya diukur. Uji validitas adalah pengukuran

dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan dalam mengumpulkan

data (Nursalam, 2011). Uji validitas untuk instrument yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan rumus Pearson Product Moment

(Hidayat, 2009)

Rumus Pearson Product Moment (Hidayat, 2009)

{ }{ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

−=

)()(

))((2222 YYXX

rNN

YXXYNxy

Keterangan : rn = koefisien korelasi

∑x = jumlah skor item

∑y = jumlah skor total (item)

N = jumlah responden

Page 86: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

86

Apabila instrument valid maka indeks korelasinya (r)

0,8-1,000 = sangat tinggi

0,600-0,799 = tinggi

0,400-0,599 = cukup tinggi

0,200-0,399 = rendah

0,000-0,199 = sangat rendah (tidak valid)

Standar yang digunakan untuk menetukan valid tidaknya suatu

instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan nilai r hitung

dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikan 5%

(Notoatmodjo, 2005).

Dalam penelitian ini dari hasil uji kuesioner nilai r tabel untuk

n=20 adalah 0.444 jadi untuk nilai Corrected Item-Total dibawah nilai

tabel dinyatakan tidak valid. Dari uji validitas diatas diketahui pertanyaan

yang tidak valid adalah pertanyaan nomor 4, 12, 13, 15, 16, 23, 24, 26,

40, 46 dan 53, sehingga dari 58 pertanyaan menjadi 46 pertanyaan.

Pertanyaan yang tidak valid dieliminasi dari daftar pertanyaan kuesioner.

Pertanyaan yang dieliminasi terkait kebutuhan nutrisi, kebutuhan rasa

cinta dan memiliki serat kebutuhan harga diri tidak akan mempengaruhi

hasil penelitian selanjutnya.

2. Uji Reliabilitas

Suatu pengukuran yang dipengaruhi oleh sikap, persepsi dan

motivasi responden dalam memberikan jawaban. Uji reabilitas

dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh responden memberikan

Page 87: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

87

jawaban yang konsisten terhadap kuesioner yang diberikan. Metode yang

akan digunakan adalah dengan formula Alpha Cronbrach’s. Untuk

melakukan uji reliabilitas dapat menggunakan rumus Alpha Cronbrach’s.

Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbrach’s(Arikunto, 2006) yaitu :

𝑟𝑟11=� 𝑘𝑘𝑘𝑘−1

� �1 − ∑𝛿𝛿𝑏𝑏²

𝛿𝛿12 �

keterangan:

𝑟𝑟11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑𝛿𝛿𝑏𝑏² = banyaknya varians butir

𝛿𝛿12 = varian total

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan

nilai alpha cronbach’s > 0,60 (Sugiyono, 2003).

Dalam penelitian ini hasil uji reabilitas didapatkan nilai cronbach

alpha 0,920 > dari 0,6 maka nilai ini berarti kuesioner reliabel dan layak

untuk disebarkan kepada responden.

Uji instrumen ini telah dilakukan pada 20 responden yang memiliki

karakteristik yang sama dengan kriteria inklusi tetapi bukan responden

yang dijadikan sampel penelitian.

Page 88: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

88

H. Pengolahan dan Metode Analisa Data

1. Analisa Data

Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat. Analisis

univariatbertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setipa variabel

penelitian. Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran hasil

distribusi dan proporsi (Notoatmodjo, 2010 ; Riyanto, 2013). Analisa

data deskriptif akan disajikan berupa mean, median, modus, simpangan

baku (SD), frekuensi dan prosentase (Hidayat, 2007). Data dalam

penelitian ini untuk menguraikan pengkajiankebutuhan pasien DM yang

berlandaskan lima kebutuhan dasar manusia menurut Maslow, analisa

data yang akan dilakukan adalah menganalisis prosentase tertinggi per

sub kebutuhan pasien DM berdasarkan kebutuhan dasar manusia menurut

Maslow (Arikunto, 2010). Penilaian kategori kualitatif menurut arikunto

(2010) adalah dikategorikan dalam:

a. Tinggi : apabila 76% - 100%

b. Sedang/ cukup : apabila 56% - 75%

c. Rendah : apabila <56%

2. Pengolahan Data

a) Editing

Peneliti akan melakukan editing data dengan mengoreksi

kembali data yang diperoleh, sehingga dapat dilakukan

pengklasifikasian data. Peneliti akan memastikan semua

Page 89: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

89

pertanyaan telah dijawaban oleh responden tanpa ada satupun

jawaban yang terlewati.

b) Transfering

Peneliti melakukan pemindahan jawaban atau kode dalam

master data.

c) Menjumlahkan data yang benar selanjutnya dimasukkan dalam

rumus:

P= 𝑥𝑥𝑛𝑛

× 100%

Keterangan : P = presentase (%)

x = jumlah jawaban

n = jumlah responden

d) Cleaning data

Peneliti akan mengecek kembali seluruh data serta

memastikan bahwa tidak ada data yang salah sebelum dianalisa.

I. Etik Penelitian

Sebelum melakukan penelitian ini peneliti harus memperhatikan

prinsip etik penelitian yaitu prinsip hak asasi manusia yang merujuk pada 5

(lima) aspek sesuai panduan American Nursing Association (ANA) (2001)

dalam Wood dan Haber (2010), yaitu :

1. Right to self-determination

Peneliti akan memberikan informed concent kepada responden.

Peneliti akan memberikan penjelasan tentang penelitian yang akan

dilakukan lalu setelah mendapatkan penjelasan dan melalui pertimbangan

Page 90: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

90

yang baik maka responden menentukan apakah menolak atau bersedia

sebagai responden.

2. Right to privacy and dignity

Peneliti memberitahukan kepada responden bahwaakan menjamin

privasi responden pada saat responden menyampaikan informasi yang

bersifat pribadi dan menjaga kerahasiaan responden.

3. Right to anonimity and confidentiality

Pada saat melakukan pengisian kuesioner peneliti menjamin

kerahasiaan responden dari keseluruhan informasi yang dicantumkan

dalam kuesioner.

4. Right to fair treatment

Peneliti akan memilih responden yang telah ditentukan sesuai

kriteria inklusi. Responden akan diperlakukan sama selama penelitian

berlangsung.

5. Right to protection from discomfort and harm

Peneliti akan memperhatikankondisi fisik klien dengan tidak

menimbulkan ketidaknyamanan dan kerugian bagi responden.

Berdasarkan lima etik penelitian menurut American Nursing

Association (ANA) (2001) dalam Wood dan Haber (2010) dapat disimpulkan

bahwa sebelum melakukuan penelitian perlu mengajukan permohonan izin

penelitian kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang akan

diteliti. Responden diberikan informed consent yang masing-masing berisikan

pernyataan persetujuan klien sebagai responden setelah klien diberikan

Page 91: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

91

informasi terkait penelitian ini. Untuk mendapatkan informasi dari pasien,

peneliti menanyakan kesediannya terlebih dahulu sebelum dilakukan

pemberian kuesioner. Pemberian kuesioner disertai dengan menjelaskan

tujuan, jaminan kerahasiaan responden dan hak-hak serta kewajiban pasien.

Peneliti juga akan melakukan uji etik dalam penelitian untuk mendapatkan

kelayakan etik dalam penelitian ini.

Page 92: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

92

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul

merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul yang

terletak di jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo no 14. Bagoran Trirenggo,

Bantul. Perkembangan RSUD Bantul menjadi unit Swadana Daerah

berdasarkan Peraturan Daerah No.08 tanggal 8 Juni 2012. Kesuksesan

RSUD Bantul disempurnakan dengan diubahnya nama RSUD Bantul

menjadi RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Adapun fasilitas yang dimiliki RSUD Panembahan Senopati

Bantul antara lain berupa pelayanan pokok dan pelayanan penunjang.

Pelayanan pokok terdiri dari instalasi rawat jalan yang terdiri dari poli

penyakit dalam, poli bedah, poli mata, poli gigi, poli jiwa, dan poli mata.

Bagian lain dari pelayanan pokok adalah rawat inap termasuk rawat

intensif, instalasi gawat darurat, ruang bedah dan kamar bersalin. Sarana

penunjang lainnya adalah pelayanan laboratorium dan radiologi.

Pelayanan yang dilakukan di poli penyakit dalam RSUD

Panembahan Senopati Bantul adalah dilakukan setiap hari senin sampai

hari sabtu dari pukul 08.00-14.00 WIB. Pelayanan dilakukan jika pasien

datang dan sudah mengambil nomor urut periksa. Saat pasien sudah

mendapatkan nomor urut periksa, pasien dapat menuju ke bagian perawat

yang akan melakukan pemeriksaan tensi darah pasien. Setelah dilakukan

Page 93: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

93

pemeriksaan tensi darah pasien menunggu giliran dengan dipanggil

namanya oleh perawat jaga. Menurut data yang didapatkan dari rumah

sakit sabanyak 568 pasien yang menderita DM sepanjang tahun 2013.

Sebagian besar pasien adalah pasien lama yang akan melakukan kontrol

rutin setiap bulannya. Poli penyakit dalam mempunyai 3 dokter spesialis

penyakit dalam dan 15 perawat yang memiliki pergantian shif sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan.

Pasien DM merupakan pasien rawat jalan dari bagian penyakit

dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul. Pasien DM dianjurkan

melakukan kontrol rutin satu bulan sekali agar status kesehatan mereka

terus dipantau oleh dokter. Mekanisme yang dilakukan saat pemeriksaan

rawat jalan untuk pasien DM adalah pemeriksaan tensi darah,

laboratorium, penimbangan berat badan dan pemeriksaan dokter. Kegiatan

Persadia di RSUD Panembahan Senopati Bantul meliputi konseling,

senam dan membagikan leaflet. Senam bagi anggota dilakukan setiap hari

Kamis dan dimulai pukul 07.00 dengan durasi 30 menit. Selain itu

dilakukan pemeriksaan gula darah setiap satu bulan sekali.

B. Hasil Penelitian

1) Karakteristik Responden

Tabel 3. Karakteristik responden penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul (N=41)

Karakteristik frekuensi Presentase (%) Umur 20- 34 35-49 50-64 65-70 ≥71

4 6

15 9 5

9,7 14,5 41,4 22,3 12,1

Page 94: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

94

Lanjutan. (tabel 2) Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

15 26

36,6 63,4

Pendidikan Tidak sekolah

SD SMP SMA PT

2 9 7

16 7

4,9 22,0 17,1 39,0 17,1

Pekerjaan Buruh Petani

Pedagang Swasta PNS

Pensiunan

4 3 7

10 11 6

9,8 7,3 17,1 24,4 26,8 14,6

Penghasilan <1000000

Lanjutan (Tabel. 2)

23

87,7

1000000-3000000

>3000000 8

10 19,5 24,4

Berdasarkan tabel 3, sebagian besar responden berumur antara 50

– 64dengan jumlah responden 15 orang (41,4%). Sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 26 orang (63,4%).

Tingkat pendidikan pasien DM di Poli Penyakit Dalam RSUD

Panembahan Senopati Bantul mayoritas SMA (39,0%) dan jenis

pekerjaan sebagian besar responden yaitu sebagai PNS (26,8%). Data

penghasilan perbulan dari pasien DM menunjukkan bahwa sebagian

besar berpenghasilan sebesar < 1.000.000 (56,1%).

Page 95: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

95

Tabel 4. Lama menderita DM dan tipe DM pada penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul (N=41)

Frekuensi Presentase (%) Lama DM 1 -5 tahun 6-10 tahun >10 tahun

16 20 5

39,0 48,8 12,1

Penggunaan insulin

Ya Tidak

18 23

43,9 56,1

Penggunaan OAD

OAD saja OAD dan insulin

28 13

68,3 30,7

Berdasarkan tabel 4, Sebagian besar responden menderita DM

dengan lama menderita DM 6-10 tahun sebanyak 20 orang (49,8%).

Penderita DM yang menggunakan insulin sebanyak 18 responden (43,9%)

dan tidak menggunakan insulin sebanyak 23 responden (56,1%). Data tipe

DM pada responden yaitu DM tipe 1 sebanyak 20 orang (48%) dan DM

tipe 2 sebanyak 21 orang (51,2%). Pengguanaan jenis Obat Anti Diabetes

(OAD) saja paling banyak digunakan sebanyak 28 orang (68,3%) dan

penggunaan OAD dan insulin sebanyak 13 orang (30,7%).

Tabel 5. Distribusi Hasil laboratorium pada penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul (N=41)

N Minimum-Maximum

Modus Mean SD

LDL (mg/dL) HDL (mg/dL) GDS (mg/dL)

41 41 41

70 -176 13-100 76-360

115.0 42.0

205.0

117.870 39.4390

213.4146

17.62 15.0034 64.167

Berdasrkan tabel 5, dari 41 responden hasil laboratorium LDL

(mg/dL) dengan nilai minimum 70 mg/dL dan nilai maksimum 176 mg/dL

dengan rata-rata 117,9 (SD=17.62), sedangkan nilai HDL (mg/dL) nilai

Page 96: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

96

minimum 13 mg/dL dan nilai maksimum 100 mg/dl dengan rata-rata 39,4

(SD= 15.0034) dan hasil GDS dengan nilai minimum 76 mg/dL dan nilai

maksimum 360 mg/dL dengan rata-rata 213,4 (SD= 64.167).

Tabel 6. Distribusi TD dan suhu pada penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul (N=41)

N Minimum-Maximum

Modus Mean SD

Tekanan darah

Suhu

41

41

110-170 80-90

36-37,9

110 90 37

123,71 87.6585 36.9756

13.037 4.93766 .39420

Berdasarkan tabel 6 didapatkan hasil tekanan darah tertinggi

dengan sistole 170 dengan nilai modus 110 dan mean 123,71

(SD=13.037), sedangkan diastole nilai maksimum 90 dengan nilai modus

90 dan mean 87,65 (SD=4,93766). Hasil pengukuran suhu didapatkan

suhu maksimum 37,9dan suhu terendah 36 dengan nilai modus 37 mean

36.9756 (SD=.39420).

2) Pemeriksaan Fisik Sederhana

Tabel 7. Hasil pemeriksaan IMT pada penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul (N=41)

Frekuensi Presentase (%) IMT

BB normal (18,5-24,9) 31 75,6 BB berlebih (25-29,9) 8 19,5

Obesitas (=30) 2 4,9

Berdasarkan tabel 7, bahwa BB normal memiliki nilai tertinggi

sebesar 75,5% dan terdapat 2 orang dengan obesitas sebesar 4,9%.

Page 97: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

97

Tabel 8. Hasil pemeriksaan fisik pada penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul (N=41)

Frekuensi Pre Rambut Terawat, tebal, tidak rontok 29 70,7 Terawat, tipis, tidak rontok 12 29,3 Telinga Tidak memakai alat bantu dengar 41 100,0 Mata Tidak kabur, isokor 41 100,0 Mulut Gigi tidak karies, mukosa mulut tidak kering

41 100,0

Kulit Turgor kulit baik, cappilari reffil < 2 s

41 100,0

Kaki Tidak ada luka, Uji monofilamen normal

36 87,8

Tidak ada luka, Uji monofilamen tidak normal

5 12,2

Berdasarkan tabel 8, pemeriksan fisik sederhana yang dilakukan

peneliti pada responden menunjukkan bahwa keadaan umum pasien

DM di poli penyakit dalam Panembahan Senopati Bantul cukup baik,

sedangkan untuk uji monofilamen tidak normal pada kaki sebanyak 5

orang sebesar 12,2%.

3) Analisis Univariat Kebutuhan Dasar Manusia menurut Maslow

Penelitian ini terdiri dari 5 variabel yaitu kebutuhan fisiologis,

kebutuhan rasa aman dan keselamatan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki,

kebutuhan harga diri dan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Hasil

analisis univariat variabel penelitian sebagai berikut:

Page 98: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

98

a. Kebutuhan Fisiologis

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengkajian kebutuhan

dasar manusia menurut Maslow pada penderita DM di poli penyakit

dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah sebagai berikut.

Tabel 9. Kebutuhan fisiologis menurut Maslow pada penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul (N=41)

Kebutuhan Fisiologis Prentase % Kategori Oksigen Nutrisi

Eliminasi Cairan

Aktivitas Seks

13% 55,3% 35% 60,9% 30,1% 10,6%

Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Rendah

Total 43,4% Rendah

Gambar 2. Diagram Pie Chart Kebutuhan Fisiologis

Berdasarkan tabel 9, diketahui bahwa presentase tertinggi dari 6

aspek kebutuhan fisiologis adalah aspek kebutuhan cairan sebesar 60,9%

dan nutrisi sebesar 53,3%, sehingga keduanya tergolong dalam kategori

kebutuhan yang sedang, namun secara keseluruhan kebutuhan fisiologis

responden berada dalam kategori kebutuhan yang rendah sebesar 43,4%.

13%

53.30%

35%

60.90%

30.10%

10.60%

FISIOLOGIS

OKSIGEN

NUTRISI

ELIMINASI

CAIRAN

AKTIVITAS

SEKS

Page 99: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

99

b. Kebutuhan rasa aman dan keselamatan

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengkajian kebutuhan

dasar manusia menurut Maslow pada penderita DM di poli penyakit

dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah sebagai berikut.

Tabel 10. Kebutuhan rasa aman dan keselamatan menurut Maslow pada penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul (N=41) Kebutuhan rasa aman dan keselamatan

Presentase % Kategori

Keselamatan fisik Keselamatan psikologi

33,01% 41,5%

Rendah Rendah

Total 19,89 Rendah

Gambar 3. Diagram Pie Chart Kebutuhan Rasa Aman dan keselamatan

Berdasarkan tabel 10, diketahui bahwa kebutuhan keselamatan

fisik pada aspek kebutuhan dasar rasa aman dan keselamatan sebesar

33,01% dan aspek keselamatan psikologik sebesar 41,50%, kedua aspek

berikut berada dalam kategori rendah. Total presentase dari kebutuhan

33.01%

41.50%

KEBUTUHAN KESELAMATAN DAN RASA AMAN

KESELAMATAN FISIK

KESELAMATAN PSIKOLOGIS

Page 100: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

100

rasa aman dan keselamatan yaitu tergolong dalam kategori rendah sebesar

19,89%.

c. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengkajian kebutuhan

dasar manusia menurut Maslow pada penderita DM di poli penyakit dalam

RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah sebagai berikut.

Tabel 11. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki menurut Maslow pada penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul (N=41)

Kebutuhan cinta dan rasa memiliki

Presentase Kategori

Total 92,19 Tinggi

Berdasarkan tabel 10, diketahui bahwa presentase yang didapatkan

dari responden terkait kebutuhan cinta dan rasa memiliki sebesar 92,19%

tergolong dalam kategori kebutuhan yang tinggi.

d. Kebutuhan harga diri dan penghargaan

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengkajian kebutuhan

dasar manusia menurut Maslow pada penderita DM di poli penyakit dalam

RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah sebagai berikut.

Tabel 12. Kebutuhan harga diri dan penghargaan menurut Maslow pada penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul (N=41)

Kebutuhan Harga diri dan penghargaan

Presentase % Kategori

Total 91,05% Tinggi

Page 101: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

101

Berdasarkan tabel 12, diketahui bahwa presentase kebutuhan

harga diri dan penghargaan dari 41 responden sebesar 91,05% tergolong

dalam kategori kebutuhan yang tinggi.

e. Kebutuhan Aktualisasi

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengkajian kebutuhan

dasar manusia menurut Maslow pada penderita DM di poli penyakit dalam

RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah sebagai berikut.

Tabel 13. Kebutuhan aktualisasi menurut Maslow pada penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul (N=41)

Kebutuhan Aktualisasi Presentase % Kategori Total 62,60% Sedang

Berdasarkan tabel 13, diketahui bahwa bahwa kebutuhan

aktualisasi yang didapatkan dari 41 responden sebesar 63% tergolong

dalam kategori kebutuhan sedang.

Gambar 4. Prioritas Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Maslow pada Penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD

Panembahan Senopati Bantul

0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%

100.00%

PRIORITAS KEBUTUHAN

PRIORITAS KEBUTUHAN

Page 102: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

102

Gambar 4. menunjukkan bahwa prioritas kebutuhan dari tertinggi

sampai terendah adalah kebutuhan rasa cinta dan rasa memiliki (92,19%),

kebutuhan harga diri (91,05%), kebutuhan aktualisasi (63%), kebutuhan

fisiologis (43,4%) dan terakhir kebutuhan rasa aman dan keselamatan

(19,28%).

C. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Melihat karakteristik dalam penelitian ini, peneliti akan

menganalisis karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, penghasilan perbulan, lama menderita DM,

tipe DM, penggunaaan insulin dan penggunaan Obat Anti Diabetes

(OAD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden sangat

bervariasi mulai dari umur 20 sampai usia lebih dari 70 tahun. dan

pada tabel 1 didapatkan bahwa sebagian besar responden berumur 50-

64 tahun sebesar 41,4%. Penyakit DM akan terus meningkat dengan

bertambahnya usia. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan massa

tubuh akibat penurunan jumlah jaringan lemak dan penurunan massa

otot serta penurunan aktifitas fisik sehingga meningkatkan resiko

untuk terjadinya resistensi insulin (Suyono, 2007). Salah satu resiko

DM terjadi pada usia lebih dari 45 tahun (Soegondo, 2005). Menurut

hasil penelitian dari Agustina (2009), menunjukkan bahwa sebagian

besar usia penderita DM berusia 40-70 tahun, mayoritas berusia 50

tahun. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang

Page 103: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

103

dilakukan oleh Kurnia et al (2013), didapatkan bahwa sebagian besar

responden berumur 50-59 tahun sebesar 45,85%.

Berdasarkan data dari hasil penelitian yang menunjukkan jenis

kelamin responden didapatkan bahwa jenis kelamin perempuan lebih

banyak dari pada laki-laki sebesar 63,4%. Dalam hal ini berarti

sebagian besar penderita DM di poli penyakit dalam Panembahan

Senopati Bantul adalah berjenis kelamin perempuan. Angka kejadian

DM akan bervariasi antara kedua jenis kelamin dalam satu populasi.

Aktivitas yang kurang serta adanya obesitas yang dapat memaknai

perbedaan pada jumlah jenis kelamin. Menurut Levine, (2008)

perempuan DM mempunyai kecenderungan untuk mengalami masalah

yang lebih banyak dibanding laki-laki. Masalah yang dapat ditemukan

adalah gangguan sekresi insulin dan aktivitas insulin serta adanya

hipertensi dan keputihan (Subekti, 2005; Levine, 2008).

Gambaran tingkat pendidikan ini berdasarkan riwayat

pendidikan formal terakhir yang diikuti oleh responden. Hasil analisis

menunjukkan bahwa sebagian besar resonden berpendidikan sekolah

Menengah Atas (SMA) sebanyak 16 orang (39%). Dengan latar

belakang pendidikan responden setingkat SMA maka diharapkan akan

lebih mudah menerima informasi terkait dengan penatalaksanaan DM

dan mencegah timbulnya komplikasi. Menurut penelitian dari Lubis

(2011) menyatakan bahwa responden paling banyak menderita DM

adalah responden dengan tingkat SMA sebanyak (39,4%).

Page 104: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

104

Berdasarkan hasil analisis jenis pekerjaan responden

menunjukkan sebagian besar bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yaitu sebanyak 11 orang (26,8%). Terkait pekerjaan responden

memungkinkan adanya fasilitas askes PNS yang digunakan oleh

responden. Berbeda dengan penelitian dari Agustina (2009) hasil

penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penderita DM

mayoritas pensiunan sebesar 35% kemudian PNS sebesar 15%.

Menurut data dari karakteristik responden yang menunjukkan

karakteristik penghasilan perbulan paling banyak dari responden

adalah < 1.000.000 perbulannya yaitu sebanyak 23 orang (87,7%).

Dengan karakteristik penghasilan perbulan tersebut, dimungkinkan

banyak penderita DM yang menggunakan kartu jamkesmas ketika

akan melakukan pemerikasaan dan kontrol di rumah sakit. Menurut

Agustina, (2009) tingkat penghasilan dapat mempengaruhi perilaku

responden dalam mencari pengobatan, membeli obat-obatan, biaya

pemeriksaan laboratorium dan biaya perawatan rumah sakit.

Berdasarkan karakteristik responden pada tabel 5 didapatkan

bahwa sebagian besar responden lama menderita DM 6-10 tahun

sebesar 48,8%. Dalam hal ini sebagian besar penyakit DM yang

diderita oleh responden merupakan penyakit menahun. Secara

epidemiologi diabetes sering tidak terdeteksi dan dikatakan mulai

terjadinya adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan (Romadhiati,

2004). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Kurnia,

Page 105: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

105

(2013) yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden lama

menderita DM selama 6-10 tahun sebesar 52,1%.

Berdasarkan data penggunaan insulin pada penderita DM

didapatkan hasil bahwa setengah dari responden tidak menggunakan

insulin sebanyak 23 orang (56,1%). Penggunaan insulin ini terkait

tipe DM yang diderita. Menurut penelitian dari Kurnia (2013)

menunjukkan bahwa kurangnya penggunaan insulin oleh penderita

DM disebabkan adanya penolakan dari pasien dengan alasan pasien

takut untuk menyuntikkan insulin dan seringkali merasakan

penambahan berat badan dan pernah menglami hipoglikemi.

Penggunaan OADtunggal paling banyak dikonsumsi oleh

responden sebanyak 28 orang (68,3%) daripada OAD dengan insulin

sebanyak 13 orang (30,7%). Berarti sebagian besar responden hanya

mengkonsumsi OAD untuk pengobatan penyakit DM pasien.

Pemberian obat oral terbanyak diberikan berdasarkan keadaan klinis

yang menunjukkan sel beta pankreas masih dapat mensekresikan

insulin. Pemberian terapi obat metformin atau sulfoniurea akan

menurunkan kadar glukosa darah sebesar 50%, sehingga lebih lambat

dibandingkan menggunakan terapi obat kombinasi (Soegondo, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian dari Kurnia, (2013) didapatkan bahwa

penggunaan jenis OAD paling banyak adalah obat oral sebesar 83%,

kombinasi obat oral dengan insulin sebesar 14%. Penggunaan jenis

Page 106: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

106

obat anti diabetes terbanyak seperti metformin sebesar 83% dan

lainnya merupakan kombinasi obat oral dengan insulin sebesar 17%.

Berdasarkan hasil analisis data laboratorium nilai LDL

tertinggiyaitu 176 mg/dL dengan rata-rata 117,9 (SD=17.62),

sedangkan nilai HDL tertinggi 100 mg/dl dengan rata-rata 39,4 (SD=

15.0034). Berdasarkan hasil pemeriksaan lipid tersebut dapat

disimpulkan bahwa kadar kolesterol tertinggi dari responden sebesar

276. Hal ini memungkinkan terjadi gangguan dislipedemia

(Soegondo, 2007). Menurut penelitian dari Kurnia (2013)

menunjukkan bahwa gambaran jika terjadi gangguan dislipedemia

adalah peningkatan kadar trigliserida, penurunan kadar kolesterol

HDL dan terjadi peningkatan kadar kolesterol LDL ataupun normal

Berdasarkan hasil pemeriksaan Gula darah Sewaktu (GDS)

yang didapatkan dari 41 responden, nilai maksimum GDS pasien

adalah 360 mg/dL dengan rata-rata 213,4 (SD= 64.167). Pengambilan

data GDS dimaksudkan untuk mengkaji secara langsung data gula

darah responden ketika melakukan kontrol dengan melihat hasil

laboratorium yang dilakukan pada saat itu juga. Hasil GDS yang

tinggi ini menunjukkan bahwa pengendalian gula darah sewaktu

responden masih tergolong kurang baik sehingga didpatkan hasil GDS

melebihi batas normal sebesar <200. Menurut Internasional Diabetes

Federation (IDF) berdasarkan tingkat pencapaian pengendalian DM

hanya 32% penderita dengan GDS yang terkendali.Hasil penelitian

Page 107: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

107

yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan, didapatkan bahwa

mayoritas pasien memiliki kadar gula darah sewaktu pasien rata-rata

246,9 mg/dl yang berarti tinggi. Rendahnya pengetahuan yang

dimiliki responden mengenai penyakit DM sehingga tidak mampunya

responden mengontrol kadar gula darah dan mengakibatkan kadar

gula darah menjadi tinggi (Nabyl, 2012).

2. Hasil Pemeriksaan Fisik Sederhana

Pengkajian pemeriksaan fisik sederhana ini merupakan

pemeriksaan fisik yang dilakukan peneliti kepada responden dengan

menggunakan alat pemeriksaan fisik sederhana. Pengkajian

pemeriksaan fisik tersebut meliputi IMT (TB dan BB), tekanan darah

dan suhu, selain itu juga dilakukan pemeriksaan sederhana pada

anggota tubuh pasien DM.

Berdasarkan presentase prekuensi IMT pada penderita DM

didapatkan hasil bahwa sebagian besar hasil IMT berada dalam

rentang normal sebesar 75,6 %.Dari hasil data tersebut berarti

sebagian besar responden memiliki berat badan dan tinggi badan yang

ideal. Secara umum seorang penderita DM yang obesitas akan

mengalami penurunan berat badan, hal ini disebabkan karena adanya

gangguan metabolisme lemak dan protein didalam tubuh penderita

DM sehingga secara tidak sadar penderita DM akan mengalami

penurunan berat badan tanpa disertai alasan yang jelas. Hasil

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Kurnia (2013) yang

Page 108: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

108

menunjukkan bahwa nilai IMT penderita DM sebagian besar berada

dalam rentang normal/baik sebesar 45,80%.

Berdasarkan tabel, menunjukkanhasil tekanan maksimum

sistol 170 nilai modus 110 dan mean 123,71 (SD=13.037), sedangkan

diastole nilai maksimum 90 dengan nilai modus 90 dan mean 87,65

(SD=4,93766).Data tersebut menunjukkan bahwa ada penyakit

penyerta selain penyakit DM yaitu hipertensi. Berdasarkan hasil

penelitian Asmika et al (2011) menunjukkan bahwa sebagian besar

responden (46%) menunjukkan nilai tekanan darah antara 140/90-

149/95 mmHg hal ini menunjukkkan bahwa ada penyakit penyerta

DM yaitu hipertensi yang tergolong dalam kategori tekanan darah

ringan. Hipertensi ringan tidak menutup kemungkinan menjadi

hipertensi berat jika tidak adanya diet dan pola makan yang benar.

Berdasarkan tabel 9, pemeriksan fisik sederhana yang

dilakukan peneliti pada responden menunjukkan bahwa keadaan

umum pasien DM di poli penyakit dalam Panembahan Senopati

Bantul cukup baik, sedangkan untuk uji monofilamen tidak normal

pada kaki terdapat 5 orang sebesar 12,2%. Uji monofilamen ini

dimaksudkan untuk mengetahui adanya rasa baal pada kaki responden

hal ini berhubungan dengan ada atau tidaknya gangguan oksigenasi

pada penderita DM.

Adanya hasil yang tidak normal pada uji monofilamen tersebut

menunjukkan bahwa 5 orang pasien DM tersebut beresiko terkena

Page 109: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

109

ulkus diabetikum. Jika tidak segera ditangani akan beresiko amputasi.

Adanya rasa baal tersebut merupakan resiko terjadinya neuropati.

Neuropati terjadi ketika suplai darah ke ujung saraf kecil dan tangan

berhenti atau berkurang (Echeverry, 2009). Menurut The Centers for

Disease Control and Preventions menyatakan bahwa untuk

mengurangi terjadinya penyakit kaki diabetik dapat dilakukan

perawatan kaki secara teratur. Berdasarkan hasil penelitian dari

Sihombing (2010) menunjukkan bahwa penelitian tersebut

menggunakan uji monofilamen untuk mengetahui tingkat perawatan

kaki yang dilakukan penderita DM sehingga didapatkan hasil bahwa

pemeriksaan monofilamen pada pasien DM tipe 2, didapatkan hasil

sebagian besar (60,87%) responden memiliki sensasi kaki normal. Hal

ini menggambarkan bahwa penderita DM yang memiliki sensasi kaki

normal berarti saraf sensorik dalam keadaan baik.

3. Pengkajian kebetuhan dasar fisiologis

Hasil penelitian pengkajian kebutuhan dasar fisiologis pada

tabel 8 menunjukkan bahwa kebutuhan fisiologis termasuk dalam

kategori rendah sebesar 43,4%. Berdasarkan gambar 4, menunjukkan

bahwa kebutuhan fisiologis merupakan prioritas terendah kedua dari

kebutuhan dasar manusia lainnya menurut Maslow. Menurut teori

Maslow kebutuhan fisiologis merupakan hal yang penting untuk

bertahan hidup (Potter & Perry, 2005). Menurut Hidayat (2012)

seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan orang

Page 110: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

110

yang sehat dan sebaliknya sehingga bila dari kebutuhan dasar ini salah

satunya tidak terpenuhi dikhawatirkan bahwa kondisi seseorang belum

optimal. Hasil penelitian ini berlawanan dengan teori Maslow.

Menurut Maslow prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow yaitu

kebutuhan fisiolologis (Potter & Perry, 2005).

Perbedaan hasil penelitian dengan teori Maslow ini

dimungkinkan karena saat ini kebutuhan fisiologis pada penderita DM

selalu menjadi perhatian utama bagi petugas kesehatan. Padahal

kebutuhan akan rasa cinta merupakan kebutuhan yang tertinggi yang

harus dipenuhi. Hal ini dapat terjadi karena mereka selalu

menganggap bahwa kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan

prioritas padahal walaupun kebutuhan fisiologis yang selalu dipenuhi

tetapi tanpa adanya perhatian, cinta dan kasih sayang menyebabkan

kebutuhan fisiologis ini menjadi tidak bermakna optimal sehingga

tidak menutup kemungkinan pengobatan menjadi gagal. Hasil

penelitian ini didukung oleh penelitian Maisyarah (2013)

menunjukkan bahwa kebutuhan fisiologis berada pada prioritas

keempat dari lima kebutuhan dasar manusia menurut Maslow, hasil

penelitian menunjukkan bahwa bertambah parahnya penyakit dan

kecemasan dikarenakan kurangnya perhatian cinta dari keluarga,

pasangan dan orang terdekat sehingga jika hal ini terjadi segala

macam gangguan fisiologis akan cepat muncul dan berkembang.

Page 111: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

111

Walaupun kebutuhan fisiologis pada penderita DM berada

pada kategori kebutuhan yang rendah berdasarkan gambar 1 dan tabel

8, hasil penelitian menunjukkan ada aspek- aspek kebutuhan fisiologis

yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan cairan sebesar 60,9% dan nutrisi

sebesar 53,3% yang tergolong kebutuhan yang sedang.Kebutuhan

nutrisi pada pasien DM yang harus dipenuhi berupa pengontrolan

berat badan oleh pasien DM hal ini terkait dengan penatalaksanaan

DM seperti olahraga. Selain itu juga kepatuhan pasien DM terkait 3J

(jenis, jumlah, jadwal) yang akan mempengaruhi kondisi tubuh

pasien DM jika tidak patuh terhadapa pola diet yang sudah diberikan

(Smeltzer & Bare, 2005).

Aspek kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi selanjutnya

adalah kebutuhan cairan. Hal ini terkait dengan adanya gejala khas

yang timbul dari penderita DM yaitu polidipsi dan poliuri. Sebagian

besar penderita DM kemungkinan akan mengalami dehidrasi jika

kebutuhan cairan didalam tubuh tidak segera tertangani. Menurut

Nabyl (2012) munculnya gejala seperti sering haus, turgor kulit

menurun, adanya , mata cekung, mukosa mulut kering, penurunan

tekanan darah dan denyut jantung meningkat menunjukkan bahwa

penderita DM kekurangan cairan atau jika tidak tertangani akan

timbul dehidrasi sedang sampai dengan berat.

Page 112: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

112

4. Pengkajian Kebutuhan Rasa Aman dan Keselamatan

Berdasarkan tabel 11, menunjukkan bahwa kebutuhan rasa

aman dan keselamatan tergolong dalam kategori rendah sebesar

19,89%. Pada gambar 4, menunjukkan bahwa kebutuhan rasa aman

dan keselamatan pada pasien DM di poli Panembahan Senopati Bantul

merupakan prioritas terakhir atau terendah dari kebutuhan dasar

manusia menurut Maslow. Hal ini kemungkinan disebabkan

kebutuhan rasa aman dan keselamatan sudah terpenuhi. Namun perlu

diketahui bahwa kebutuhan rasa aman dan keselamatan tersebut

mempunyai dua aspek yang ternyata penting untuk dipenuhi yaitu

menurut tabel 9 didapatkan hasil bahwa kebutuhan keselamatan fisik

pada aspek kebutuhan dasar rasa aman dan keselamatan sebesar

33,01% dan aspek keselamatan psikologik sebesar 41,5. Dari hasil

penelitian tersebut dapat dianalisis bahwa kebutuhan akan rasa aman

dan keselamatan dari sebagian besar responden merupakan kebutuhan

yang masih tegolong kebutuhan yang rendah, namun kedua aspeknya

harus dipenuhi.

Ancaman keselamatan fisik pada pasien DM seperti kurangnya

fasilitas konseling dan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya

melakukan kontrol darah dan diet serta kurangnya kesadaran penderita

DM untuk melakukan pemeriksaan panca indera dan anggota tubuh,

sehingga jika hal ini tidak terpenuhi akan menjadi ancaman yang besar

bagi penderita DM. Selain itu status nutrisi, keadaan imunitas, usia,

Page 113: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

113

gangguan persepsi sensori serta status mobilisasi menjadi faktor yang

dapat mengancam keamanan fisik penderita DM (Hidayat, 2012).

Selain keamanan fisik keamanan psikologis pada pasien perlu

diperhatikan. Rendahnya keamanan psikologis kemungkinan

disebabkan adanya perasaan mengancam yang timbul karena proses

penyakit semakin bertambah parah. Dari hasil analisis keselamatan

psikologis didapatkan bahwa presepsi penderita DM terhadap

penyakit DM yang diderita masih kurang baik, sebagian besar

beranggapan bahwa rasa cemas, takut dan bingung sering muncul

sehingga menganggu pikiran mereka saat ini. Pada penderita DM yang

sudah menahun sebagian akan mengalami perasaan putus asa, yang

memungkinkan pasien sudah bosan dan malas melanjutkan terhadap

pengobatan dan program DM yang sudah dilakukan bertahun-tahun

(Tarwoto & wartonah, 2011; Novita, 2012).

Kecemasan pada pasien DM dimanifestasikan dalam bentuk

prilaku seperti rasa tidak berdaya, rasa tidak mampu, rasa takut dan

pobia (Novita, 2012; Hidayat, 2012). Kecemasan yang terjadi

dimungkinkan bahwa masih ada perasaan mengancam yang dialami

oleh pasien DM di poli Panembahan Senopati Bantul. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nikibakht, et all, (2009)dan Collins, et

all (2008) menunjukkan bahwa hal yang sering dikeluhkan oleh pasien

DM yaitu yang berkaitan dengan kekhawatiran tentang penyakit dan

komplikasi. Sehingga manajemen kecemasan pada penderita DM yang

Page 114: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

114

dilakukan dengan baik, salah satunya dengan konseling akan

meningkatkan keberhasilan dalam mengontrol kadar gula darah.

5. Pengkajian Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki

Hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa kebutuhan

cinta dan rasa memiliki tergolong dalam kategori tinggi sebesar

92,19%. Pada gambar 4 menunjukkan bahwa kebutuhan rasa cinta dan

rasa memiliki pada pasien DM di Poli Panembahan Senopati Bantul

berarti merupakan prioritas pertama yang harus dipenuhi dari kelima

kebutuhan dasar manusia menurut Maslow. Berdasarkan hasil

penelitian kebutuhan cinta berada pada prioritas yang pertama

dimungkinkan karena sebagian besar pasien DM membutuhkan

perhatian lebih dari keluarga, teman, pasangan dan masyarakat.

Tingginya kebutuhan ini disebabkan karena pada dasarnya kebutuhan

fisiologis selalu menjadi prioritas utama sehingga kebutuhan ini luput

dari perhatian keluarga dan petugas kesehatan.

Menurut Maslow manusia secara umum seseorang

membutuhkan perasaan bahwa mereka dicintai oleh keluarga, teman

sebaya dan masyarakat. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki akan

meningkat jika mereka memiliki waktu dan energi untuk mendapatkan

cinta dari orang-orang terdekat (Potter & Perry, 2005). Menurut hasil

penelitian kebutuhan cinta dan rasa memiliki pada sebagian besar

responden adalah berupa rasa bahwa sebagian besar pasien DM

mendapat dukungan dari keluarga, pasangan dan orang terdekat,

Page 115: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

115

pelibatan pasien DM dalam kegiatan keluarga dan keluarga membantu

dalam biaya pengobatan dan perawatan jika sakit Pelibatan penderita

DM dalam kegiatan keluarga merupakan suatu dukungan sosial

terhadap kenyamanan fisik dan emosionalyang diberikan kepada

seseorang oleh keluarganya, teman, teman kerja ataupunyang lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa seseorang adalah bagian dari suatu

komunitas yang mencintai dan peduli terhadap dirinya.Menurut hasil

peneltian dari Christyani (2007) menunjukkan bahwa komunikasi

merupakan bentuk perhatian dari suami dan anak-anak pada penderita

DM sehingga pada pasien DM dukungan keluarga, teman dan orang-

orang terdekat akan meningkatkan keinginan untuk melakukan

pengobatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Maysarah

(2013) menunjukkan bahwa kebutuhan cinta dan rasa memiliki berada

pada kategori tinggi dari lima kebutuhan dasar dasar lainnya.

6. Pengkajian Kebutuhan Harga Diri dan Penghargaan

Hasil analisis dari kebutuhan harga diri dan penghargaan dari

penderita DM menunjukkan bahwa kebutuhan harga diri dan

penghargaan tergolong dalam kategori tinggi (91,05%). Menurut

gambar 4 menunjukkan bahwa kebutuhan harga diri dan penghargaan

berada pada prioritas kedua setelah kebutuhan cinta dan rasa memiliki.

Hal ini berarti sebagian besar pasien DM di Poli Panembahan

Senopati Bantul merasa bahwa kebutuhan harga diri dan penghargaan

Page 116: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

116

mereka belum terpenuhi. Penelitian ini sesuai dengan penelitian

Maiysarah (2013) menunjukkan bahwa selain kebutuhan akan cinta

dan rasa memiliki seseorang membutuhkan kebutuhan harga diri

sebagai penghargaan terhadap dirinya sehingga kebutuhan harga diri

ini merupakan prioritas tertinggi dari lima kebutuhan dasar manusia

menurut Maslow.

Menurut Maslow, manusia membutuhkan penghargaan atau

apresiasi sebagai peningkatan rasa kepercayaan diri dan dianggap

berguna. Jika kebutuhan tidak terpenuhi, mungkin saja akan merasa

tidak berdaya dan rendah diri (Potter & Perry, 2005).Berdasarkan

hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan harga diri yang

dibutuhkan pasien DM berupa perasaan akan penghargaan terhadap

diri sendiri, penerimaanorang-orang disekitar terhadap kondisi dan

hubungan yang baik dengan petugas kesehatan.

Penerimaan dari keluarga tentang keadaan penderita DM akan

meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam melakukan aktivitas

dan bergaul dengan orang-orang sekitar. Hubungan yang baik dengan

petugas kesehatan akan membuat perasaan pasien menjadi lebih

nyaman.Kebutuhan penghargaan dari petugas kesehatan juga

dibutuhkan oleh penderita DM. Memberikan pelayanan kesehatan

yang baik serta hubungan timbal balik yang harmonis dapat

meningkatkan pengetahuan dan harga diri dari penderita DM,

sehingga pemenuhan kebutuhan fisiologis dan cinta otomatis akan

Page 117: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

117

terpenuhi(Hidayat, 2007 ; Azizah, 2011 ; Novita, 2012).Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Sri (2010), menunjukkan bahwa

kebutuhan harga diri dan penghargaan dapat dipenuhi dengan cara

membangun rasa percaya diri pasien, memberikan penghargaan dari

pihak lain, memberi kesempatan untuk mengeksplorasi hal-hal yang

ingin diketahui serta memodifikasi lingkungan.

5. Pengkajian Kebutuhan Aktualisasi

Berdasarkan tabel 13, menunjukkan bahwa kebutuhan

aktualisasi yang didapatkan dari 41 responden tergolong dalam

kategori sedang (63%). Berdasarkan gambar 4 menunujukkan bahwa

kebutuhan aktualisasi berada di peringkat ketiga dari prioritas

kebutuhan pada pasien DM di poli panembahan senopati Bantul.

Berarti kebutuhan aktualisasi pasien DM di poli Panembahan Senopati

Bantul adalah cukup terpenuhi. Menurut Maslow (1970), aktualisasi

diri dikatakan maksimal jika manusia sudah memenuhi seluruh

kebutuhan pada tingkatan yang rendah (Potter & Perry, 2005). Pada

penelitian ini kebutuhan aktualisasi dari pasien DM belum berada

dalam kategori tinggi atau maksimal, hal ini dimungkinkan karena

sebagian dari responden belum mencapai status kebutuhan dan

kesehatan serta potensi untuk melakukan aktualisasi secara maksimal.

Menurut Hidayat (2007) menyebutkan aktualisasi diri mungkin akan

terjadi jika ada keseimbangan antara kebutuhan klien dan kemampuan

untuk beradaptasi terhadap perubahan tubuh dan lingkungan.

Page 118: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

118

Berdasarkan hasil penelitian kebutuhan aktualisasi yang

didapatkan dari responden adalah kemampuan pasien DM untuk tetap

bisa melakukan hobi dan rekreasi seperti biasanya, keikutsertaaan

pasien DM dalam kegiatan tidak aktif di masyarakat, tempat kerja dan

kemampuan pasien DMberkontribusi pada kelompok penderita DM

lainnya.Pada penderita DM pengaktualisasian diri dapat berupa saling

memberikan informasi bagi penderita DM lainnya untuk memuaskan

rasa ingin tahu yang mengarah keperkembangan dan kesehatan yang

normal (Tarwoto, 2006).

Menurut hasil penelitian dari Sri (2010) menunjukkan bahwa

kebutuhan aktualisasi dapat dilakukan dengan cara memberikan

kesempatan untuk melakukan yang terbaik , diberikan kebebasan dan

dilibatkan dalam setiap kegiatan. Pada dasarnya secara umum

seseorang yang tidak yakin akan kemampuannya akan cenderung

memilih bergabung dengan kelompoknya, hal ini sesuai dengan hasil

penelitian bahwa kebutuhan aktualisasi pada pasien DM adalah perlu

dibentuknya kelompok penderita DM agar pasien DM dapat

meningkatkan kebutuhan akualisasinya. Selain itu berdasarkan hasil

penelitian dari Maiysarah (2013) menunjukkan bahwa kebutuhan

aktualisasi merupakan kebutuhan ketiga yang harus dipenuhi dari

kebutuhan cinta dan kebutuhan harga diri.

Page 119: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

119

D. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian

1. Kekuatan

Kekuatan penelitian ini secara metodologi adalah penelitian ini

menguraikan pengkajiankebutuhan pasien DM yang berlandaskan

lima kebutuhan dasar manusia menurut Maslow, analisa data yang

akan dilakukan adalah menganalisis prosentase tertinggi per sub

kebutuhan pasien DM berdasarkan kebutuhan dasar manusia menurut

Maslow sehingga dapat diketahui lebih detail prosentasi kebutuhan

dan akan dikategorikan berdasarkan tingkat kebutuhan. Kekuatan

yang laian dari penelitian ini adalah belum terdapat penelitian serupa

yang melakukan penelitian mengenai pengkajian kebutuhan dasar

manusia menurut Maslow pada penderita DM.

2. Kelemahan

Kelemahan penelitian ini secara metodelogi adalah penelitian

ini hanya menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan hanya

memberikan kuesioner dan melakukan pemeriksaan fisik sederhana

pada penderita DM. Penelitian pengkajian kebutuhan dasar manusia

pada penderita DM ini tidak melakukan metode wawancara atau

menggunakan mix methode sehigga proses pengkajian ini belum

dilakukan secara lengkap untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan

pasien DM berdasarkan kebutuhan dasar menurut Maslow.

Page 120: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

120

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Karakteristik demografi pasien DM di poli penyakit dalam RSUD

Panembahan Senopati Bantul adalah sebagian besar berumur 50-64

tahun, berjenis kelamin perempuandengan tingkat pendidikan SMA

mayoritas bekerjasebagai PNS. Sebagian besar berpenghasilan sebesar

< 1.000.000, menderita DM selama 6-10 tahun dan tidak

menggunakan insulin.Penggunaan OAD tunggal paling banyak

dikonsumsi oleh responden dengan hasil laboratorium LDL, HDL dan

GDS tergolong kurang baik dan hasil pemeriksaan fisik sederhana

pada pasien DM menunjukkan hasil yang cukup baik dan normal.

2. Kebutuhan dasar manusia pada pasien DM berdasarkan 5 kebutuhan

dasar manusia menurut maslow adalah kebutuhan fisiologis dengan

aspek kebutuhan nutrisi dan cairan dalam kategori rendah, kebutuhan

rasa aman dan keselamatan kategori rendah , kebutuhan cinta dan rasa

memiliki kategori tinggi, kebutuhan harga diri dalam kategori tinggi

dan kebutuhan aktualisasi dalam kategori sedang .

3. Prioritas kebutuhan pasien DM dari prioritas tertinggi ke terendah

adalah kebutuhan cinta dan rasa, kebutuhan harga diri dan

Page 121: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

121

penghargaan, kebutuhan aktualisasi, kebutuhan fisiologis dan

kebutuhan rasa aman dan keselamatan.

B. Saran.

1.Bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul

Hasil penelitian ini dapat dijadikan panduan untuk meningkatkan

pelayanan dan kebijakan terkait penatalaksanaan DM, terutama yang

berkaitan dengan kebutuhan dasar pasien DM. Hasil penelitian

pengkajian kebutuhan dasar manusia ini dapat dijadikan rumah sakit

sebagai acuan untuk menyusun form pengkajian kebutuhan dasar

manusia pada pasien DM terkait kebutuhan dasar manusia menurut

Maslow. Dengan mengidentifikasi setiap kebutuhan pasien DM dengan

memperhatikan dan mengetahui kebutuhan pasiennya sehingga

meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.

2. Bagi Pasien DM RSUD Panembahan Senopati Bantul

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sarana informasi bagi pasien

DM terkait kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi pada setiap

pasien DM. Kebutuhan dasar fisiologis terkait nutrisi dan aktivitas

dapat dijadikan acuan untuk memenuhi pola diet dan penatalaksanaan

DM psien DM. Diharapakan hasil penelitian ini dapat dijadikan

panduan bagi pasien DM untuk memperhatikan setiap kebutuhan dasar

mereka sehingga dapat meningkatkan kesehatan yang lebih optimal.

Page 122: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t37050.pdf · Berdasarkan hasil Riset ... kebutuhan nutrisi pada saat pengkajian keperawatan akan muncul masalah

122

3. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam melakukan pengkajian

terkait kebutuhan dasar manusia pada pasien DM, dan dijadikan acuan

untuk mengetahui prioritas kebutuhan dasar manusia pada pasien DM

terkait lima kebutuhan dasar manusia menurut Maslow .

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan

penelitian selajutnya dengan melakukan penelitian pengkajian

kebutuhan dasar manusia pada pasien DM secara lengkap melalui

metode pemeriksaan fisik, wawancara, pemeriksaan diagnostik sampai

tahap implementasi sehingga lebih didapatkan lagi kebutuhan dasar

manusia pada penderita DM secara lengkap.