bab i pendahuluan a. latar...

50
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia sehingga intensitas kebutuhan akan informasi terus meningkat dari hari ke hari. Munculnya media massa untuk memenuhi kebutuhan akan informasi. Media massa dapat memberikan informasi yang beragam. Oleh karena itu media massa sangat vital dan berperan sangat besar pada kehidupan manusia. Secara umum media massa mempunyai karakteristik yang sama yaitu komunikatornya telah melembaga, komunikannnya heterogen. maksudnya heterogen ialah massa sendiri merupakan kumpulan dari individu dengan jumlah yang ridak terbatas dam tidak mengenal satu dengan yang lain serta tentu saja anonim. Selain itu karakteristik lainnya media massa adalah pesan disampaikan delam waktu serempak, tetapi umpan baliknya tidak bisa diterima secara langsung. Salah satu media massa yang hingga saat ini masih banyak dipakai oleh masyarakat adalah televisi. Televisi sangat disukai karena sifatnya yang audio visual, sehingga dapat menampilkan tayangan yang sesuai dengan aslinya dan lebih mudah terima oleh khalayak. televisi adalah alat komunikasi yang memerlukan ruang dan setiap saat dapat dinikmati oleh khalayak, misalnya pada saat lelah setelah melakukan aktivitas. Oleh karena itu televisi langsung mendapat respon yang sangat bagus di hati masyarakat dan menyebabkan industri pertelevisian juga berkembang pesat dan cepat.

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan hidup

manusia sehingga intensitas kebutuhan akan informasi terus meningkat dari hari ke

hari. Munculnya media massa untuk memenuhi kebutuhan akan informasi. Media

massa dapat memberikan informasi yang beragam. Oleh karena itu media massa

sangat vital dan berperan sangat besar pada kehidupan manusia. Secara umum media

massa mempunyai karakteristik yang sama yaitu komunikatornya telah melembaga,

komunikannnya heterogen. maksudnya heterogen ialah massa sendiri merupakan

kumpulan dari individu dengan jumlah yang ridak terbatas dam tidak mengenal satu

dengan yang lain serta tentu saja anonim. Selain itu karakteristik lainnya media massa

adalah pesan disampaikan delam waktu serempak, tetapi umpan baliknya tidak bisa

diterima secara langsung.

Salah satu media massa yang hingga saat ini masih banyak dipakai oleh

masyarakat adalah televisi. Televisi sangat disukai karena sifatnya yang audio visual,

sehingga dapat menampilkan tayangan yang sesuai dengan aslinya dan lebih mudah

terima oleh khalayak. televisi adalah alat komunikasi yang memerlukan ruang dan

setiap saat dapat dinikmati oleh khalayak, misalnya pada saat lelah setelah melakukan

aktivitas. Oleh karena itu televisi langsung mendapat respon yang sangat bagus di

hati masyarakat dan menyebabkan industri pertelevisian juga berkembang pesat dan

cepat.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

2

Televisi saat ini adalah media massa yang banyak dikenal oleh masyarakat

dan memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap khalayak1. Kelebihan-kelebihan

yang dimiliki oleh televisi membuat peranannya sebagai salah satu alat komunikasi

saat ini sudah tidak dapat diragukan lagi. Perannya dalam menyampaikan informasi

atau pengetahuan kepada khalayak sangat efektif memberikan pengaruh atau efek

terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku publik. Mempengaruhi atau

memberi efek kepada khalayak merupakan tujuan dari semua peristiwa komunikasi

yang dilakukan secara terencana. Demikian juga dengan komunikasi yang dilakukan

oleh televisi dengan penontonnya. Bentuk komunikasi tersebut berupa penayangan

program acara yang ditayangkan oleh televisi. Televisi sebagai komunikatornya,

sedangkan pemirsa atau audience sebagai komunikannya. Setiap program acara pasti

mempunyai target audience dan efek yang ingin ditimbulkan kepada permirsanya.

Saat ini beberapa stasium televisi Indonesia kerap dipenuhi dengan acara-

acara hiburan yang tidak semua acaranya layak ditonton dan tidak mendidik. Selain

itu dipenuhi acara infotaiment yang membicarakan para artis-artis yang tidak semua

isinya mendidik. Padahal dampak positif dari televisi adalah televisi sebagai sarana

edukasi dan informasi mampu membuka wawasan berfikir permirsa untuk menerima

dan mengetahui kejadian yang berbeda di lingkungan masyarakat2.

Mengingat peran televisi dalam menyampaikan informasi, mendidik dan

menghibur khalayak. Televisi juga sangat efektif memberikan pengaruh terhadap

perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku publik. Maka dewasa ini stasium televisi

1 Riswandi, Ilmu Komunikasi; Graha Ilmu, 2009 hal 9-10

2 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi; Rhineka Cipta, 1996 hal 94

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

3

Trans TV membuat program talkshow yang topiknya berfokus pada dunia kesehatan.

Tujuan dari penanyangan program tersebut adalah untuk membangkitkan kesadaran

akan pentingnya kesehatan bagi tubuh dan perlunya kita melakukan gaya hidup sehat.

Program talkshow itu ialah Dr. OZ Indonesia yang mengadopsi dari program the Dr.

OZ show yang sukses di beberapa negeri.

Acara talksow Dr. OZ Indonesia adalah sebuah tayangan talkshow yang

membahas seputar dunia kesehatan yang dikemas menghibur dan atraktif, sehingga

dapat dinikmati oleh tua maupun muda dan tidak membosankan. Acara ini

menghadirkan topik-topik seputar kesehatan yang sedang hits di Indonesia. Topik-

topik yang diangkat ialah mengenai perilaku hidup sehat dan berbagai isu kesehatan

terkini yang dijelaskan oleh para pakar dibidangnya yang akan memberikan informasi

kesehatan mulai dari mencegah sampai mengobati penyakit. Karena acara ini

memberikan sebuah topik kesehatan yang handal, dapat dipercaya dan berkualitas

sehingga dapat dijadikan sebagai panutan. Oleh karena itu program talkshow Dr. OZ

Indonesia masuk dalam nominasi Panasonic award 20143.

Berikut ini adalah program acara yang masuk nominasi kategori berita dan

informasi dalam Panasonic award 2014 :

3 http://celebrity.okezone.com/read/2014/03/19/533/957781/daftar-lengkap-nominasi-panasonic-

gobel-awards-2014 ( diakses pada 11 september 2014 pukul 12.30)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

4

Tabel 1.1

Nominasi Kategori Berita Dan Informasi Dalam Panasonic Award 2014

Sumber: www.okezone.com

Acara talkshow Dr. OZ Indonesia tayangan setiap hari senin – jumat pukul

07.00 – 08.00 dan jum’at – sabtu pukul 15.00 – 16.00 WIB. Acara ini dipandu oleh

orang yang memang berprofesi sebagai dokter yaitu dr. Ryan Thamrin dan dr. Raisa

Broto Asmoro. Program acara terdiri dari 5 segmen yaitu pertama, mengupas

langsung dalam sebuah diskusi seputar penyakit bersama para pakar dibidangnya dan

memberikan solusi sebagai penutupnya. Kedua, membahas pengalaman dari seorang

narasumber tentang pengalaman medisnya. Ketiga, mengungkapkan problema

kesehatan dalam konsep laboraturium yang dikemas atraktif dan fun. Keempat, para

audiens di studio dan di rumah berkesemptan bertanya langsung kepada dr Ryan atau

dr Raisa mengenai kesehatan. Dan terakhir segmen dimana dr Ryan dan Raisa

memberikan tips seputar perilaku hidup sehat. Setiap segmen memiliki topik

pembahasan yang berbeda.

Dr. OZ Indonesia dirancang untuk memberikan inspirasi bagi para bagi para

penontonnya dengan tayangan yang atraktif dan menghibur. Maka dari itu dalam

diskusi atau perbincangan dibuat lebih santai dan sedikit candaan. Sehingga talkshow

Dr. OZ Indonesia berbeda dengan acara talkshow lainnya dengan tujuan acara ini

member wawasan dan inspirasi untuk mesyarakat supaya lebih memperhatikan

No Program acara televisi

1 DR. OZ Indonesia

2 Lawyear Club

3 Tupperware She Can Enlighten

4 Meja Bundar

5 Debat

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

5

kesehatannya dengan cara melakukan perilaku hidup sehat. Dr. OZ Indonesia

terbilang acara yang banyak diminat oleh publik. Peminatnya bukan hanya kalangan

orang-orang tua tetapi banyak juga dari kalangan remaja. Itu ditandain banyaknya

pelajar yang datang ke studio untuk menonton secara langsung Dr. OZ Indonesia.

remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan baik

berupa fisik maupun pemikiran. Selain itu masa remaja adalah masa dimana seorang

individu mencari jadi dirinya. Fenomena remaja sekarang, selama mencari jati diri

banyak remaja Indonesia terjerumus ke pergaulan bebas seperti merokok, minum

minuman keras bahkan ada yang menjadi pengguna narkoba. Perilaku seperti itu juga

merupakan perilaku hidup tidak sehat sehingga bisa menimbulkan penyakit di

kemudian hari seperti stroke dan serangan jantung.

Sejak dahulu serangan stroke dan serangan jantung diyakini hanya dapat

menyerang orang yang sudah lanjut usia saja, namun belakangan ini kondisi tersebut

semakin diragukan. Seiring perkembangan jaman dimana kondisi lingkungan dan

perilaku hidup yang semakin tidak sehat membuat penyakit stroke dan serangan

jantung pada saat ini tidak hanya orang yang sudah lanjut usia tetapi beberapa kasus

penyakit tersebut mulai menyerang kalangan orang yang tergolong masih berusia

muda. Oleh karena itu usia muda tidak menjamin dapat terhindar dari penyakit

mematikan tersebut. Sebab, banyaknya perubahan yang terjadi terutama pada pola

dan gaya hidup remaja perkotaan yang jauh dari kata sehat.

Kota Bima adalah sebuah kota yang luas wilayahnya cukup kecil di

bandingkan kota-kota di provinsi Nusa Tenggara Barat. Selain itu kota Bima adalah

sebuah kota yang sedang berkembang menjadi kota kota besar seperti membangun

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

6

sarana-sarana kota dan meningkatkan kualitas pendidikannya. Fenomena yang terjadi

di kota Bima adalah adanya perubahan gaya hidup masyarakat terutama remajanya

dikarenakan tersentuh gaya hidup modern. Dimana remajanya mengadopsi gaya

hidup yang tidak sehat, seperti memakan makanan cepat saji seperti Burger dan

kentang goreng. Selain itu banyaknya remaja membeli makanan di pinggiran jalan

yang bisa mengandung lemak jahat dan pengawet. Dan banyaknya remaja yang malas

berolahraga sehingga pola hidupnya tidak seimbang. Selain itu fenomena yang sering

terjadi adalah tidak sedikitnya remaja pria nya menjadi merokok sebagai gaya

hidupnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah terurai di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahnya dalam penelitian ini yaitu

1. apakah terdapat pengaruh terpaan program talkshow Dr. OZ Indonesia

terhadap perilaku hidup sehat?

2. Seberapa besar pengaruh terpaan program talkhow Dr. OZ Indonesia terhadap

perilaku hidup sehat?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang

program Dr. OZ Indonesia yang penelitian dilakukan kepada siswa SMA sebagai

penontonya . Dimana data tersebut dianalisis sehingga mengetahui yaitu:

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

7

1. Ada tidaknya pengaruh program Dr. OZ Indonesia terhadap perilaku hidup

sehat.

2. Seberapa besar pengaruh program Dr. OZ Indonesia terhadap perilaku hidup

sehat.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Akademis

Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

sumbangan wawasan pada kajian ilmu komunikasi tentang pentingnya suatu media

massa untuk memberikan informasi kepada para mahasiswa maupun masyarakat

umum, khususnya program acara yang bermanfaat sehingga sesuai dengan fungsi

komunikasi massa yaitu member informasi dan mendidik kepada khalayak.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan lebih

inovatif lagi dalam mengemas program acara televisi. Sehingga setiap program acara

di televisi tidak hanya menghibur saja tapi dapat bermanfaat dan menambah wawasan

bagi masyarakat luas.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

8

E. Tinjauan Pustaka

1. Komunikasi Massa

1.1 Pengertian Komunikasi Massa

Pengetian komunikasi massa yang dikemukakan oleh Josep A. Devito ialah

“fiirst, mass.communication is communication addressed to masses, to an extremely

large science. This does not mean that the audience includes all people or everyone

who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is

large and generally rather poorly defined. Seond, mass communication is

communication medated by audio and/ or visual transmitter mass communication is

perhaps most easly and most logically defined by its forms: television, radio,

newspaper, magazine, films, books, and tapes”.

Jika diterjemahkan secara bebas bisa berarti, “pertama, komunikasi massa

adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa

banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua

orang yang membaca atau semua orang yang menonto televisi, agaknya ini tidak

berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk

didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh

pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan

lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio,

surat kabar, majalah, film, buku dan pita)4.

Sementara itu menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney disebutkan, “mass

communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to

large, anonymous, and hetergogeneous masses of receivers (komunikasi massa

adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/ tidak

sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan

heterogen)5.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa

adalah sebuah bentuk komunikasi yang disampaikan melalui media sebagai

4 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa; PT RajaGrafindo Persada, 2007, hal 11-12

5 Ibid., hal 12

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

9

penunjang, dan disampaikan secara terbuka kepada masyarakat luas dan heterogen di

berbagai wilayah.

1.2 Unsur komunikasi massa

Dalam proses terjadinya komunikasi ada unsur – unsur yang membuat

proses itu terjadi. Menurut Harold Laswell unsur – unsur komunikasi tersebut

adalah sebagai berikut 6:

1. Sumber (Who)

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk

berkomunikasi. Sumber boleh jadi seseorang individu, kelompok, organisasi,

perusahaan atau bahkan suatu Negara. Dalam mennyampaikan informasi,

sumber harus mengubah apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya ke

dalam symbol verbal dan nonverbal sehingga dapat dipahami oleh penerima

pesan. Sumber di sebut juga sebagai komunikator.

2. Pesan (Says What)

Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan

dapat berupa verbal maupun nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan

dan pikiran narasumber.

3. Saluran atau media (In Which Channel)

Saluran atau media merupakan alat atau wahana yang digunakan sumber untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima. Media dapat berupa media cetak

6 Daddy mulyana, ilmu komunikasi; Remaja Rosdakarya, 2007 hal 147-148

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

10

(surat kabar, majalah) dan media elektronik (radio dan televisi) atau juga harus

bertatap langsung (tatap muka).

4. Penerima (To Whom)

Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/ tujuan (destination),

komunikate (communicate), penyandi – balik (decorder) atau khalayak

(audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang

menerima pesan verbal dan nonverbal dari sumber yang menjadi suatu gagasan

yang ia pahami.

5. Efek (With What Effect)

Efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan

tersebut. Efek tersebut misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu

menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju),

perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan lain sebagainya.

Sedangkan meunurut Ardianto komunikasi massa pada dasarnya merupakan

komunikasi satu arah, artinya komunikasi berlangsung dari komunikator (sumber)

melalui media kepada komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi massa dalam

prosesnya bersifat satu arah, namun dalam operasionalnya memerlukan komponen

lain yang turut menentukan lancarnya proses komunikasi. Komponen dalam

komunikasi massa ternyata tidak sesederhana komponen komunikasi yang lainnya.

Proses komunikasi massa lebih kompleks, karena setiap komponennya mempunyai

karakteristik tertentu adalah sebagai berikut7.

7 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar; PT Remaja

Rosdakarya, 2004 hal 36-42

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

11

a. Komunikator

Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya langsung seseorang,

tetapi dibuat melalui usaha-usaha yang terorganisasikan dari beberapa partisipan,

diproduksi secara massal, dan didistribusikan kepada massa.

b. Pesan

Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat umum, maka

pesan harus diketahui oleh setiap orang. Penataan pesan bergantung pada sifat media

yang berbeda antara satu sama lainnya.

c. Media

Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang

memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak

secara serempak (simultaneous) dan serentak (instananeous).

d. Khalayak

Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah besar

khalayak. Karena banyaknya jumlah khalayak serta sifatnya yang anonim dan

heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan khalayak. Dalam

komunikasi massa pesan yang disampaikan media pada umumnya ditujukan kepada

massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang heterogen ini akan menerima pesan

melalui media sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama, usia,

budaya. Oleh karena itu, pesan tersebut akan di – filter (disaring) oleh khalayak yang

menerimanya.

f. Gatekeeper (Penjaga Gawang)

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

12

Dalam proses perjalanannya sebuah pesan dari sumber media massa kepada

penerimanya, gatekeeper ikut terlibat di dalamnya. Gatekeeper dapat berupa

seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalanannya dari

sumber kepada penerima.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur komunikasi

massa terdiri atas komunikator, pesan, khalayak atau komunikan, media, efek dan

Gatekeeper.

1.3 Fungsi Komunikasi Massa

Ada banyak pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi-fungsi

komunikasi massa. Misalnya, ada yang mengatakan bahwa fungsi komunikasi massa

itu mendidik, tetapi secara umum fungsi komunikasi massa bisa dikemukakn, seperti

informasi, pendidikan dan hiburan. Beberapa ahli mengatkan fungsi komunikasi

massa secara umum hampir sama yaitu seperti yang dikatakan Jay Black dan

Frederick C. Whitney antara lain8:

1. Informasi

Dengan adanya media massa, masyarakat akan lebih mudah mencari dan mendapat

informasi. Karena fungsi utama dari media massa adalah untuk menyampaikan

informasi kepada masyarakat. Misalnya terjadi kecelakaan, maka dalam memberikan

informasi harus jelas dan sesuai dengan fakta yang ada. Fakta-fakta tersebut biasa

diringkas dalam istilah 5w + 1H (What, Where, Who, When, Why dan How) atau Apa,

Di mana, Siapa, Kapan, Mengapa dan Bagaimana.

8 Nurudin, op. cit., hal 63 - 75

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

13

2. Membujuk

Fungsi ini tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan menghibur. Karena

dalam hal ini membujuk bisa berbentuk apa saja entah itu iklan ataupun tulisan yang

ada di media cetak. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan

televisi maupun surat kabar. Misalnya iklan shampo di televisi yang mengatakan

boleh keramas setiap hari. Tujuan iklan ini jelas yaitu mempengaruhi atau membujuk

penonton untuk mengikuti apa yang dikatakan iklan tersebut.

3. Transmisi budaya

Fungsi pewarisan budaya atau fungsi pendidikan dari komunikasi massa ini berperan

meningkatkan keutuhan sosial dan mengurangi ketidakpastian di tengah masyarakat.

Dalam hal ini media massa memperkuat consensus nilai di masyarakat dengan selalu

memperkenalkan bibit perubahan secara terus menerus.

4. Menghibur

Fungsi ini merupakan sarana pelepas lelah baik bagi individu maupun masyarakat.

Artinya, komunikasi yang bertujuan memberikan hiburan kepada individu maupun

masyarakat. Bentuk-bentuk hiburan itu seperti memberikan program acara pada jam

prime time apakah itu tayangan sinetron, kuis, komedia dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Dominick ada beberapa fungsi komunikasi massa sebagai

berikut9:

1. Surveillance (pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk pengawasan

peringatan dan pengawasan instrumental

9 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, op. cit., hal 16-17

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

14

Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan

tentang ancaman dari angin topan, meletus gunung berapi, tayangan inflasi atau

adanya serangan militer. Peringatan ini dapat serta merta menjadi ancaman. Sebuah

stasiun televisi mengelolah program untuk menyangkan sebuah peringatan. Sebuah

surat kabar secara berkala memuat bahaya polusi udara dan pengangguran. Kendati

banyak informasi yang menjadi peringatan dan ancaman serius bagi masyarakat yang

dimuat di media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman tersbut.

Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran

informasi yan memiliki kegunaan atau dapat membentu khalayak dalam kehidupan

sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana

harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep

makanan dan sebagainya adalah contoh-contoh pengawasan instrumental.

1. Interoretation (penafsiran)

Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan . media massa

tidak hanyak pemasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap

kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industry media memilih dan memutuskan

peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Tujuan penafsiran media ingin

mengajak para pembawa atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan

membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi

kelompok.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

15

2. Lingkage (pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga

membentuk lingkage (perhatian) berdasarkan kepentinagn dan minat yang sama

tentang sesuatu.

3. Transmission of values (penyebaran nilai-nilai)

fungsi penyebaran tidak kelihatan. Fungsi ini juga disebut sosialisasi.

Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai

kelompok. Media massa memperhatikan kepada kita bagaimana mereka bertindak

dan apa yang diharapkan merek. Dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan

model peran yang kit amati dan harapan untuk menirunya.

4. Entertainment (hiburan)

Penyiaran drama, tarian, kesenian, sastra, music, olahraga, permainan melalui

isyarat-isyarat, lambing-lambang, suara dan gambar bertujuan untuk menciptakan

kesenagan yang bersifat hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang

ditayangkan, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dihendakinya. Fungsi

mengibur dari komunikasi massa tidak lain tujuannya adalah untuk mengurangi

ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat tayangan-tayangan menghibur

dapat membuat pikiran khayalaksegar kembali.

Dapat disimpulkan dari penjelasan di atas bahwa selain fungsi komunikasi

massa memberikan informasi mendidik, membujuk, dan menghibur. Komunikasi

massa juga dapat berfungsi sebagai transmisi budaya, pengawas, penafsir, dan

penyatu.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

16

2. Media Massa

2.1 Pengertian Media Massa

Pengertian media massa mulai menunjukkan batasan yang tidak jelas atau

dianggap tidak jelas oleh sebagian orang, dengan munculnya sejumlah media baru

yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa yang sudah ada

sebelumnya. Media massa baru atau lebih sering disebut dengan “media baru” (new

media) ini bersifat lebih individual, lebih beragam (diversified) dan lebih interaktif.

Salah satu contoh penting media massa baru saat ini adalah internet. Walaupun media

baru menunjukkan pertumbuhan yang cepat, namun belum terlihat tanda-tanda

bahwa media lama akan berkurang peranannya dibandingkan sebelumnya.

Peranannya tetap bertahan dengan cara terus menurus menanbah kemampuannya

dalam upaya menghadapi tantangan yang dimunculkan media baru. Dari perspektif

budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk menentukan definisi-definisi

terhadap suatu perkara dan media massa memberikan gambaran atas realitas sosial.

Media massa juga menjadi perhatian utama masyarakat untuk mendapatkan hiburan

dan menyediakan lingkungan budaya bersama bagi semua orang. Peran media massa

dalam ekonomi juga terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya industri

media, diversifikasi media massa, dan konsolidasi kekuatan media massa di

Indonesia10

.

Menurut Apriadi Tamburaka, media massa adalah sarana penyampaian

komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan

dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula. Sedangkan informasi massa adalah

10

Morissan, Peiklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu; Kencana Prenada Media Group, 2010 hal 1

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

17

infprmasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi

yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi11

.

Dari penjelasan diatas bahwa media massa adalah sarana komunikasi dan

informasi yang penyebarannya secara massal dan dapat diakses oleh masyaakat luas.

Dan media massa juga merupakan alat yang menjadi perhatian utama masyarakat

untuk mendapatkan hiburan dan menyediakanlingkungan budaya bersama bagi semua

orang.

2.2 Jenis-Jenis Media Massa

Media massa sebagai media yang menunjang komunikasi massa terbagi

menjadi 2 jenis, yaitu media cetak dan media elektronik.

a. Media cetak

Media cetak adalah suatu media statis yang mengutamakan fungsinya sebagai

media penyapaian informasi. Maka media cetak terdiri dari lembaran dengan

sejumlah kata, gambar, atau dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi

utama untuk memberikan informasi atau menghibur. Media cetak juga adalah suatu

dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang

ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan

sebagainya12

.

11

Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa; PT. RajaGrasindo Persada, 2013, hal 13 12

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, op cit., hal 99

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

18

b. Media elektronik

Media elektronik merupakan media komunikasi atau media massa yang

menggunakan alat-alat elektronik, media elektronik kini terdiri dari13

:

1. Radio

Radio adalah media massa elektronik tertua dan paling fleksibel. Keunggulan

radio siaran ini adalah berada dimana saja, apabila surat kabar memperoleh julukan

sebagai kekuatan keempat, maka radio siaran mendapat julukan kekuatan kelima. Hal

ini disebabkan karena radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti

surat kabar, di samping empat fungsi lainnya, yaitu member informasi, menghibur,

mendidik, dan melakukan persuasi.

2. Televisi

Televisi adalah sebuah alat perangkap siaran bergambar. kata televisi berasal

dari kata tele dan vision; yang memiliki arti masing-masing jauh (tele) dan tampak

(vision). jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Pada dasarnya

media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Peletak dasar utama teknologi

pertelevisian adalah Paul Nipkow dari jerman yang dilakukannya pada tahun 1884. Ia

kemudian menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Jantra Nipkow

atau Nipkow Sheibe. Penemuannya tersebut melahirkan televisi elektris.

Menurut sumber lain berikut ini akan disajikan beberapa contoh media massa

dari paradigma lama dengan paradigma baru14

:

13

Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Professional; Remaja Rosdakarya, 2005, hal 4 14

Nurudun, Pengantar Komunikasi Massa; PT RajaGrafindo Persada, 2007, hal 13

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

19

Gambar 1.1

Paradigma media massa

Pradigma Lama

Alat

Komunikasi

Massa

Film

Buku

MajalahTelevisi

Surat

Kabar

Radio Tabloid

Kaset/

CD

Paradigma Baru

Alat

Komunikasi

Massa

Surat

Kabar

Internet

TelevisiMajalah

RadioTabloid

Sumber: Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa; PT RajaGrafindo Persada, 2007, hal 13

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

20

Jika dilihat dari dua bagan di atas, ada perbedaan mencolok antara paradigma

lama dengan paradigma baru. Dalam paradigma lama yang disebut alat-alat

komunikasi massa, meliputi surat kabar, majalah, tabloid, buku, televisi, radio,

kaset/CD, dan film. Sementara dalam paradigma baru ada penambahan dan

pengurangan, yakni surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio dan internet.

Perubahan tersebut dimungkinkan karena perkembangan teknologi komunikasi massa

yang kiat cepat. Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi perubahan ciri yang

melekat pada media massa tersebut15

.

2.3 Efek media massa

Menurut Winarni media massa memiliki efek-efek sebagai berikut16

:

Efek kognitif : efek kognitif merupakan akibat yang timbul pada diri individu yang

terkena terpaan media yang bersifat informative bagi dirinya. Dari semula yang tidak

tahu menjadi tahu, tidak jelas menjadi jelas, ragu-ragu menjadi yakin, dan

sebagainya. Ini berarti melalui media massa akan memperoleh informasi tentang

orang, peristiwa atai kejadian, tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi, dan

sebagainya.

Efek afektif : efek afektif lebih mengacu pada aspek emosional atau perasaan.

Maksudnya disini ialah, efek yang ditimbulkan tidak hanya sekedar khalayak tahu

tentang orang, benda dan peristiwa yang ada di dunia ini melainkan khalayak dapat

merasakannya. Media massa dapat menimbulkan rangsangan emosional pada

15

Nurudin, op. cit., hal 14 16

Winarni, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar; UMM Press, 2003, hal 122-128

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

21

khalayak. misalnya merasa sedih, senang, gembira, marah, jengkel dan sebagainya

terhadap informasi yang diterimanya media massa.

Efek behavioral : efek behavioral mengacu pada perilaku, tindakan atau kegiatan

khalayak yang tampak pada kegiatan sehari-hari. Efek ini meliputi perilaku antisosial

dan prososial, antisocial atau perilaku agresi merupakan setiap bentuk perilaku yang

diarahkan untuk merusak atau melukai orang lain yang menghindari perlakuan seperti

itu. Misalnya adegan kekerasan ditelevisi akan menyebabkan orang brutal dan

beringas. Sedangkan perilaku prososial behavioral ialah memiliki keterampilan yang

bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain. Misalnya media televisi, radio atau film

sering dipergunakan sebagai media pendidikan.

Menurut steven m. chaffe efek media massa dapat dilihat dari beberapa

pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaiatan dengan

pesan itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang

terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa perubahan sikap,

perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif,

afektif, dan behavioral dengan uraian sebagai berikut17

:

a. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau

media itu sendiri:

1. Efek ekonomi

kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan

sebagai usaha produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa. Keberadaan

17

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, op. cit., hal 49

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

22

televisi baik itu televisi pemerintah maupun televisi swasta dapat memberikan

lapangan pekerjaan gantarlainnya.

2. Efek sosial

Efek sosial berkaiatan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial

sebagai akibat dari kenhadiran media massa. Misalnya kehadiran televisi dapat

meningkatkan status dari pemiliknya.

3. Penjadwalan kegiatan sehari-hari

Terjadinya penjadwalan kegitan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor

masyarakat kota akan terlebih dahulu melihat siaran berita di televisi.

4. Efek hilangnya perasaan tidak nyaman

Orang menggunakan media massa untuk memasukkan kebutuhan

psikologinya dengan tujuan menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya untuk

menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dab sebagainya.

5. Efek menumbuhkan perasaan tertentu

Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak

nyaman pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu.

Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhdap media

massa tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa

tertentu erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

23

b. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada

khalayak.

1. Efek kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya

informative bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat

membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan

mengembangkan leterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh

informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara

langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah diseleksi.

Efek proposional kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang

dihendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti tentang

bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek

proposional kognitif.

2. Efek afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi

massa bukan sekedar memberitahu khalayk tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu,

khlayak dihara[kan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih gembira, marah

setelah menerima pesan dari massa.

3. Efek behavional

Efek behavional merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam

bentuk tindakan atau kegiatan.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

24

3. Televisi

3.1 Keunggulan dan Kelemahan Televisi

Tidak hanya keunggulan saja yang dimiliki oleh media televisi, tetapi juga

memilki kelemahan. Di bawah ini adalah keunggulan dan kelemahan dari media

televisi diantaranya18

.

Keunggulan televisi yaitu:

1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi walaupun direkayasa mampu

membedakan fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas.

2. Menyangkut hubungan dengan khalayaknya, media televisi mempunyai

khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya

dan intim.

3. Media televisi memiliki tokoh watak (baik itu riil maupun yang direkayasa),

sementara media lain khususnya film hanya memiliki tokoh yang direkayasa.

Sementara kelemahannya:

1. Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayak sebagai objek yang

pasif, sebagai penerima pesan.

2. Media televisi yang mendorong proses pengalihan nilai dan pengetahuan yang

cepat, tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat perkembangan budaya dan

peradaban yang ada berbagai wilayah jangkauannya.

3. Media televisi bersifat sangat terbuka dan sulit dikontrol dampak negatifnya,

karena kekuatan media itu mampu menyita waktu dan perhatian khalayaknya.

18

Rusfadia Saktityanti Jahya dan Muhammad Irvan, Menilai Tanggung Jawab Sosial Televisi; Pira Media, 2006 hal 24

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

25

Menurut Effendi, televisi mempunyai daya tarik kuat yang disebabkan unsur

kata-kata, musik sound effect dan unsur visual berupa gambar hidup yang tidak ada

dalam media massa lainnya dan mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada

penontonnya. Daya tarik ini selain melebihi radio dan film bioskop, televisi dapat

dinikmati dalam rumah dengan aman dan nyaman. Sedangkan pesawat televisi yang

kecil mungil itu tidak hanya dapat menghidangkan tontonan film saja tetapi televisi

juga memberikan program tayangan yang menarik seperti berita, komedi, talk show,

kuis dan lain sebagainya19

.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa televisi memiliki kelebihan

dan daya tarik yang kuat dibandingi media lain yaitu unsur kata-kata, musik sound

effect dan unsur visual berupa gambar hidup. Sehingga seakan-akan televisi

menyajikan sesuatu yang nyata. Tetapi akan kelemahan dimana televisi bersifat

sangat terbuka dan sulit dikontrol dampak negatifnya.

3.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Televisi sebagai media komunikasi massa yang banyak dimiliki oleh masyarakat.

Televisi memiliki kelebihan pada audio visualnya dalam menyampaikan pesan

kepada khalayak. Sifat audio visual yang tidak lain penayangannya yang mempunyai

jangkauan tidak terbatas dan dengan modal audio visualnya yang memiliki oleh

televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesannya. Karena itulah televisi

sangat bermanfaat sebagai upaya pembentukan pola berfikir, prilaku dan sekaligus

perubahan dalam berkomunikasi. Menurut Nurudin, begitu kuat pengaruhnya

televisi, penonton tidak kuasa untuk melepaskan diri dari keterpengaruhan itu. Jika

19

Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi; Citra Aditya Bakti, 1993, hal 177

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

26

dibandingkan dengan media massa lain, televisi sering dituduh sebagai agen yang

bisa memengaruhi lebih banyak sikap dan perilaku masyarakat20

.

Sedangkan Menurut Effendy yang dimaksud dengan televisi adalah televisi

siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri – ciri yang

dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga,

pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikasinya

bersifat heterogen21

.

Dari penjelasan di atas bahwa televisi adaalah media komunikasi massa yang

banyak dimiliki oeh masyarakat dan juga memliki ciri-ciri komunikasi massa yaitu

berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum,

sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikasinya bersifat heterogen.

4. Audiens Sebagai Kumpulan Penonton, Pendengar dan Pemirsa

Tidak bisa dipungkiri, audiens yang dimaksud dalam komunikasi massa ini

sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku atau ratusan

pembaca jurnal ilmiah. Masing-masing audiens ini berbeda satu dengan yang lainnya,

mereka berbeda dalam cara berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang

diterimanya, pengalaman dan orientasi hidupnya. Tetapi masing-masing individu ini

juga bisa saling meaksi satu sama lainnya terhadap pesan yang diterimanya22

.

20

Nurudin, op. cit., hal 166 21 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikas teori dan praktek; PT Remaja Rosdakarya, 1992, hal 21

22 Nurudin, op. cit., hal 104

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

27

Menurut Hiebert dan kawan-kawan bahwa audiens dalam komunikasi massa

memiliki lima kharakteristik antara lain sebagai berikut:

1. Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagai

pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Individu-

individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan

seleksi kesadaran

2. Audience cenderung besar. Luas disini berarti tersebar keberbagai wilayah

jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun beitu ukuran luas ini sifatnya

bisa jadi relatif. Sebab, ada media tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan,

ada yang mencapai jutaan. Baik ribuan atau jutaan itu tetap bisa disebut

audience meskipun jumlahnya berbeda. Tetapi, perbedaan ini bukan suatu

yang prinsip. Jadi ada ukuran pasti tentang luasnya audiens itu.

3. Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan

kategori sosial. Beberapa media tertentu punya sasaran, tetapi

heterogenitasnya juga tetap ada.

4. Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.

Bagaimana mungkin audience bisa mengenal khalayak televisi yang

jumlahnya jutaan? Tidak mengenal ini tidak ditekankan satu kasus per satu

kasus tetapi meliputi semua audience.

secara fisik dipisahkan dari komunikator. Anda berasal di Yogyakarta yang

sedang menikmati acara stasiun televisi yang disiarkan dari jakarta. Bukankah ia

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

28

dipisahkan dengan jarak ratusan kilometer? Dapat juga dikatakan audience

dipisahkan oleh ruang dan waktu23

.

5. Program Televisi

5.1 Jenis-jenis Program Televisi

Kata program berasal dari bahasa inggris programme yang berarti acara atau

rencana. Di Indonesia kata program lebih sering digynakan dalam penyiaran tanah

air. Meskipun pada dasarnya undang-undang Indonesia tidak menggunakan kata

program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didifinisikan sebagai

pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk24

.

Stasium televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang

jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Berbagai jenis program itu

dapat dikelompokkanmenjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu program

informasi (berita) dan program hiburan (entertainment). Program informasi adalah

segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengatuhan

(informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi,dan

informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Dengan demikian, program informasi

tidak hanya melulu program berita di mana presenter atau penyiar membacakan berita

tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk show (perbincangan)25

.

23

Nurudin, op. cit., hal 105-106 24

Morissan, Manajemen Media Penyiaran Edisi Revisi; Kencana Prenada Media Group , 2011, hal 209-210 25

Ibid., hal 217-219

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

29

Sedangkan program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk

menghinur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang

termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik dam

pertunjukan26

.

Dari sumber lain menyatakan bahwa adapun pembagian program acara

televisi biasanya dibedakan sebagai berikut27

:

1. Drama (Fiksi)

Drama adalah sebuah program acara televisi yang diproduksi dan diciptakan

melalui proses imaginatif kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa

dan dikreasi ulang, contoh, komedi, legenda, horor, aksi, (action) dan sebagainya.

2. Non Drama (Non fiksi)

Non drama adalah sebuah program acara televisi yang diproduksi dan

diciptakan melalui proses imaginative kreatif darii realitas kehidupan sehari-hari

tanpa harus menginterpretasi dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Contoh :

musik, talk show, game show, kuis dan sebagainya.

3. Berita

Berita adalah sebuah program acara televisi yang diproduksi berdasarkan

informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan

masyarakat sehari-hari.

Dari penjelasan diatas bahwa program televisi terdiri dari 2 bagian yaitu

pertama, program non fiksi berupa program yang memberikan pengetahuan atau

26

Ibid., hal 223 27

Naratama, Menjadi Sutradara Televisi Dengan Single dan Multi Camera. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004 hal 65-66

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

30

informasi, berita dan realitas kehipan sehari. Kedua, program fiksi berupa program

yang bersifat menghibur seperti games, music, komedi dan sebagainya.

5.2 PROGRAM TALKSHOW

Program talkshow merupakan salah satu kategori program informasi yang

bersifat berita lunak (sorf news). Program talkshow atau perbincangan adalah

program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk mambahas suatu topik

tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang diundang

adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topic yang

tengah dibahas28

.

Program talkshow juga merupakan perpaduan antara seni panggung dan

teknik wawancara jurnalistik. Wawancara dilakukan di tengah atau di sela-sela

pertunjukan, apakah itu musik, lawak, peragaan busana, dan sebagainya. Jadi sifatnya

santai. Pemandu acara dalm talkshow memiliki peran ganda, yakni sebagai pembawa

acara, sekaligus pewawancara. Pertanyaan diajukan secara santai, tetapi harus tetap

berbobot, misalnya tentang keberhasilan usaha pelayanan kepada masyarakat. Acara

talkshow diudarakan untuk pertama kali pada 27 september 1954 oleh jaringan

televisi NB, dengan judul acara tonight show. Acara ini dengan cepat menjadi

kegemaran khalayak permirsa karena narasumber yang ditampilkan sangat variatif

dan dinamis. Jika suatu wawancara di tengah-tengah show, maka acara ini disebut

talkshow. Disini pembawa acara juga berfungsi sebgai pewawanacara. Pembawa

28

Morissan, op. cit., hal 222

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

31

acara bisa juga dibantu oleh pewawancara untuk melakukan wawancara dengan

narasumber29

.

Dengan kata lain talkshow adalah program yang dihasilkan dari perpaduan

antara seni panggung dan teknik wawancara jurnalistik yang memberikan informasi

bersifat berita lunak (sorf news). Dimana pembawa acara (host) dalm talkshow

memiliki peran ganda, yakni sebagai pembawa acara, sekaligus pewawancara.

Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan

peristiwa atau topic yang tengah dibahas.

6. Efek Komunikasi Massa

Steven M. Chafree (Wilhoit & Harold,) berpendapat bahwa ada empat efek

dari komunikasi massa, yaitu efek kehadiran media massa, efek kognitif komunikasi

massa, efek afektif komunikasi massa, dan efek behavioral komunikasi massa30

.

a. Efek kehadiran media massa

“The medium is the message”, pendapat Mcluhan tersebut menjelaskan bahwa

bentuk media saja sudah mempengaruhi kita. Dia berpendapat bahwa media adalah

perluasan dari alat indra manusia; telepon adalah perpanjangan telinga dan televisi

adalah perpanjangan mata. Ada beberapa efek dari kehadiran media massa di

masyarakat, seperti efek sosial berupa kehadiran televisi meningkatkan status sosial

pemiliknya. Lalu kehadiran media massa juga menimbulkan penjadwalan kembali

kegiatan sehari-hari. Scramm, Lyle dan parker (1961) menunjukkan dengan cemat

29

J.B Wahyudi, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Pustaka Utama Graffiti, 1996, hal 90-92 30

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi; PT Remaja Rosdakarya, 2007, hal 219-239

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

32

bagaimana kehadiran televisi telah mengurangi waktu bermain, tidar, membaca, dan

menonton film pada sebuah kota di amerika. Efek lainnya adalah hilangnya perasaan

tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu pada media massa. Orang seringkali

menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologis. Sering terjadi juga

orang menggunakan media massa untuk mengatasi perasaan tidak enak, misalnya

kesepian, marah, kecewa, dan sebagainya. Tidak hanya menghilangkan perasaan, ia

pun menumbuhkan perasaan tertentu kita. Memiliki perasaan positif atau negatif pada

media tertentu.

b. Efek kognitif komunikasi massa

Efek kognitif media massa berkaitan erat dengan pembentukan dan perubahan

citra. Citra terbentuk informasi yang kita terima. Media massa bekerja untuk

menyampaikan informasi. Untuk khalayak, informasi tersebut dapat membentuk,

mempertahankan, atau meredefinisikan citra. Realitas yang ditampilkan media adalah

realitas yang sudah diseleksi. Gerbner melapotkan penelitian berkenaan dengan

persepsi penonton televisi tentang realitas sosial. Ia menemukan bahwa penonton

televisi kelas berat (heavy viewers) cenderung memandang lebih banyak orang yang

berbuat jahat, lebih merasa bahwa berjalan sendiri berbahaya, dan lebih berpikir

bahwa orang hanya memikirkan dirinya sendiri. Lazarfeld dan merton juga

membicarakan fungsi media dalam memberikan status (status conferral). Karena

namanya, gambarnya, atau kegitannya dimuat oleh media, maka orang, organisasi,

atau lembaga mendadak mendapatkan reputasi yang tinggi.

c. Efek afektif komuniksi massa

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

33

Yang dimaksud dengan efek ini adalah media massa mempengaruhi

pembentukan dan perubahan sikap. Apabila dilihat dari segi afektif, pengaruh media

massa dapat disimpulkan pada 4 prinsip umum:

1. Pengaruh komunikasi massa diantarai oleh faktor-faktor seperti predisposisi

personal, proses selektif, keanggotaan kelompok.

2. Komunikasi massa biasaanya berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat

yang ada, walaupun kadang-kadang berfungsi sebagai media pengubah.

3. Bila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil pada

intensitas sikap lebih umum terjadi daripada perubahan seluruh sikap dari satu

sisi masalah ke sisi yang lain.

4. Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-bidang

di mana pendapat orang lemah, misalnya pada iklan komersial.

d. Efek behavioral komunikasi massa

Bandura menjelaskan melalui teori belajar sosial, bahwa kita belajar bukan

saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan (modeling).

Jadi menurut teori tersebut orang cendering meniru perilaku yang diamatinya. Efek

perilaku yang paling sering ditimbulkan adalah efek komunikasi massa pada perilaku

sosial yang diterima (efek proposional behavioral) dan pada perilaku agresif.

Perhatian saja tidak cukup menghasilkan efek proposional. Khalayak harus

menympan hasil pengamatannya dalam benaknya dan memanggilnya kemabali

terkala mereka akan bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan. Peneladanan

tertangguh (delayed modeling) hanya terjadi bila mereka sanggup mengingat

peristiwa yang diamatinya.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

34

Sedangkan menurut Keith R. Stamm dan John E. Bowes yang membagi

menjadi 2 bagian dasar yaitu efek primer dan efek sekunder:

a. Efek primer

Efek primer meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Efek primer terjadi

ketika adanya terpaan media massa yang mengenai audiens, seperti saat kita

memperhatikan orang yang sedang berbicara, berarti ada efek primer yang terjadi

pada diri kita, bahkan yang kita lebih memahami pesan yang terima maka semakin

kuat terjadi efek primer.

b. Efek sekunder

Efek sekunder meliputi perubahan pengetahuan, sikap, perubahan perilaku

(memilih dan menerima), seperti saat kita memperhatikan orang yang sedang

berbicara, lalu kita merespon pesan yang kita terima dengan melakukan perubahan

memlih atau menerima pesan tersebut31

.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa memiliki efek

yang membuat penonton atau audiens pada dirinya terjadi perubahan berupa

perubahan pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku. Selain itu efek komunikasi

massa membuat penonton menjadi nyaman dan efek berupa perhatian, terpaan dan

pemahaman.

31

Nurudin, op. cit., hal 206

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

35

7. Teori-Teori

7.1 Teori Stimulus-Respon

Teori stimulus – respons ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar

yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu32

. Dengan

demikian, seseoarang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media

dan reaksi audience. Model stimulus –respon adalah model komuikas paling dasar.

Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran

behavioristik33

. Model tersebut menggambarkan hubungan stimulus- respons.

Gambar 1.2

Skema model S-R

Sumber : Deddy mulyana, suatu pengantar ilmu komunikasi;PT Remaja Rosdakarya, 2008, hal 143

model ini menunjukan komunikasi sebagai proses aksi – reaksi yang sangat

sederhana. Model S – R mengasumsi bahwa kata-kata verbal (lisan – tulisan),

isyarat-isyarat non verbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan

merangsang orang lain untk memberikan respons dengan cara tertentu34

. Oleh karena

itu proses ini dapat dianggap sebagai pertukaran atau pemindahan informasi. Proses

ini bersifat timbal- balik dan memiliki banyak efek.

32

Burhan bungin, sosiologi komunikasi; prenada media group, 2009, hal 281 33

Deddy mulyana, suatu pengantarilmu komunikasi;PT Remaja Rosdakarya, 2008, hal 143 34

Ibid., hal 144

Stimulus Respons

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

36

Jika dihubungkan dengan penelitian ini mengenai pengaruh terpaan program

talkshow Dr. OZ Indonesia terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan tentang

perilaku hidup sehat. Maka hubungan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Stimulus: yang dimaksud stimulus dalam penelitian ini adalah terpaan

program Dr. OZ Indonesia berupa informasi seputar kesehatan

2. Respon: yang dimaksud adalah efek berupa pengetahuan, sikap, dan tindakan

tentang perilaku hidup sehat pada penonton

7.2 Teori Jarum Hipodermik

Graeme Burton dalam bukunya mengenai media dan masyarakat mengatakan

bahwa pada umumnya khalayak dianggap hanya sekumpulan orang yang homogen

danmudah dipengaruhi. Sehingga, pesan-pesan yang disampaikan pada mereka akan

selalu diterima. Fenomena tersebut melahirkan teori ilmu komunikasi yang dikenal

dengan teori peluru35

. Teori ini menganggap media massa memiliki kemampuan

penuh dalam mempengaruhi seseorang.Teori peluru ini merupakan konsep awal

sebagai efek komunikasi massa yang oleh para teoritis komunikasi tahun 1970an

dinamakan pula hypodermic needle theory yang dapat diterjemahkan sebagai teori

jarum hipodermik. Teori ini ditampilkan pada tahun 1950an setelah peristiwa

penyiaran kaleidoskop stasiun radio CBS di Amerika berjudul “The Invasion From

Mars”.

35

Graeme Burton. Media and Society “Critical Perspectives”. England. Open University Press. 2005, hal 123

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

37

Pendapat Wilbur Schramm sebagaimana terdapat dalam buku Deddy Mulyana

pada tahun 1950an itu mengatakan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan

peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang pasif tidak berdaya.

Tetapi pada tahun 1970an Scrhamm meminta pada khalayak peminatnya agar teori

peluru komunikasi itu tidak ada, sebab khalayak yang menjadi sasaran media massa

itu ternyata tidak pasif36

.Asumsi dari teori ini yaitu bahwa media secara langsung dan

cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan. Scrhamm juga menyebutkan

aspek-aspek yang menarik dari model hipodermik ini yaitu:

1. Media massa memiliki kekuatan yang luar biasa, sanggup menginjeksikan

secara mendalam ide-ide kedalam benak orang yang tidak berdaya (the all

powerfull media are able to impres ideas on defenseless minds).

2. Audience dianggap seperti atom-atom yang terpisah satu sama lain, tidak

saling berhubungan dan hanya berhubngan dengan media massa. Kalaupun

individu-individu dalam mass audience mempunyai pendapat yang sama

dalam suatu persoalan, hal ini buka karena mereka berhubungan atau

berkomunikasi satu dengan yang yang lain, meliankan karena mereka

memperoleh pesan- pesan yang sama dari suatu media.

36

Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya hal 135

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

38

8. Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah batasan tentang penegertian yang diberikan

peneliti terhadap variabel-variabel (konsep) yang hendak diukur, diteliti dan digali

datanya37

.

1. Terpaan talkshow kesehatan

Menurut Oemar Hamalik terpaan adalah frekuensi seseorang untuk mendengarkan

radio, untuk membaca Koran dan menonton televisi38

. Sedangkan menurut Onong

Uchjana Efendy terpaan adalah keadaan terkena pada khalayak oleh pesan-pesan

yang disebarkan oleh media massa39

. Jadi dapat disimpulkan disini adalah frekuensi

seseorang dalam menonton tayangan talkshow kesehatan.

2. Efek komunikasi

Efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan

tersebut. Efek tersebut misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu

menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju),

perubahan keyakinan, perubahan perilaku dan sebagainya40

. Jadi dapat disimpulkan

adalah dampak komunikasi yang terjadi pada penerima berupa perubahan

pengetahuan, terhibur, perubahan sikap, perubahan keyakinan, dan perubahan

perilaku.

37

Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi; UMM Press, 2010, hal 141 38

Oemar hamalik, Media; Armiko, 1987, hal 240 39

Onong Uchjana Efendy, kamus komunikasi; Mandar Maju, hal 124 40

Daddy mulyana, op cit., hal 148

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

39

9. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur41

.

Dalam penelitian ini bentuk operasionalnya dibagi dalam dua variabel, sebagai

berikut:

9.1 Variabel X (Terpaan Program Dr. OZ Indonesia)

Terpaan program Dr.OZ Indonesia merupakan frekuensi audience terkena

pesan-pesan saat menonton program Dr.OZ Indonesia. Dimana Dr. OZ Indonesia

adalah program televisi talkshow beredukasi yang bertujuan informasi seputar dunia

kesehatan mulai dari informasi berbagai penyakit, gaya hidup sehat dan sebagainya.

tujuannya bukan sekedar memberikan informasi yang berorentasi pada dunia

kesehatan yang diinginkan tetapi sampai melakukan tindakan waspada akan penyakit

sehingga kesehatan terjaga dan juga melakukan gaya hidup sehat. Dalam penelitian

ini program Dr. OZ Indonesia pada episode tanggal 6,7,13 dan 14 september 2014.

Adapun indikator dari variabel ini yaitu:

1. frekuensi menonton acara Dr.OZ Indonesia.

2. intensitas menonton acara Dr. OZ Indonesia.

3. Tingkat perhatian saat menonton Dr. OZ Indonesia.

9.2 Variabel Y (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tentang Perilaku Hidup

Sehat)

Dalam penelitian ini variabel Y adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan.

Dimana pengetahuan, sikap, dan tindakan merupakan dampak yang dihasil dari

pengaruh proses interaksi atau yang disebut proses komunikasi. Dalam kajian ilmu

41

Hamidi, op. cit., hal 142

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

40

komunikasi pengetahuan, sikap, dan tindakan sudah tidak asing karena ketiga hal

tersebut merupakan efek yang dapat muncul setelah komunikator mengirim pesan ke

komunikan. Variabel-variabel Y sebagai berikut:

9.2.1 Variabel Y1 (Pengetahuan)

Pengetahuan dalam hal ini adalah akibat yang timbul pada diri komunikan

yang sifatnya informatif bagi dirinya dikarenakan menonton program Dr. OZ

Indonesia. Mulai penyebab penyakit sampai solusinya penyebuhan penyakit.

Indikator – indikator sebagai berikut:

1. Pemahaman pesan tentang kesehatan di Dr. OZ Indonesia

2. Pengetahuan akan pola hidup sehat

3. Pengetahuan akan penyakit

9.2.2 Variabel Y2 (Sikap)

Sikap merupakan suatu dampak yang muncul telah mendapatkan pengetahuan

atau informasi. Sikap dapat juga diartikan sebagai pikiran dan perasaan yang

mendorong kita bertingkah laku ketika kita menyukai atau tidak menyukai sesuatu.

Jadi dari pengetahuan akan penyakit dapat berdampak akan pemikiran dan perasaan

kita sehingga mendorong kita bertingkah laku sesuai hal tersebut. Indikator –

indikator sebagai berikut:

1. Sikap akan kesehatan tubuh

2. Sikap akan waspada penyakit

9.2.3 Variabel Y3 (Tindakan atau Perilaku)

Tindakan merupakan lanjutan dari dampak pemikiran dan perasaan yang

didapat sehingga muncul kegiatan sesuai dengan pemikirannya atau perasaannya. Jadi

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

41

pemikiran akan kesehatn membuat kita melakukan upaya kewaspadaan akan

penyakit. Indikator – indikator sebagai berikut:

1. Perilaku akan hidup sehat

2. Tindakan mencegah penyakit

10. Rumusan Hipotesis

Hipotesis adalah sesuatu pendapat atau kesimpulan awal yang masih bersifat

sementara. Dalam hal ini penelitian meggunakan pendekatan kuantitatif. Maka

hipotesis yang digunakan peneliti adalah

Hipotesis

H0 : terpaan program Dr. OZ Indonesia tidak berpengaruh terhadap perilaku hidup

sehat

Ha : terpaan program Dr. OZ Indonesia berpengaruh terhadap perilaku hidup sehat

F. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengam

paradigm positivistik untuk melihat fenomena yang ada, kemudian dibandingkan

dengan teori yang dimiliki. Penelitian kuantitatif bersifat terinci, luas, banyak

menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai

pendukung. Memiliki prosedur yang terinci jelas, hipotesis sejak awal dirumuskan

dan ditulis secara lengkap sebelum melakukan penelitian di lapangan. Idrus

menjelaskan karaktertik pendekatan kuantitatif yaitu penelitian diorentasikan untuk

melihat hubungan antar variabel, menggunakan logika eksperimen, mencari hukum

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

42

universal yang dapat meliputi semua kasus, data berupa angka, subjek banyak,

menggunakan alat pengumpul data netralisasi dalam pelaksanaan penelitian, bersifat

atomistis, bersifat reduksi, ada intervensi terhadap subjek, penguji hipotesis,

genelisasi berdasarkan sampel, interaksi peneliti subjek penelitian jauh, analisis data

setelah data terkumpul, dan kebenarannya bersifat etik42

.

2. Tipe dan Dasar Penelitian

Tipe dan dasar penelitian ini adalah eksplanatori yang bertujuan untuk

menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Sedangkan dasar untuk

penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey adalah penelitian yang

dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data

sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan cara menyebarkan kuisioner43

.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah lingkungan sekolah menengah atas 3 kota Bima.

Waktu pelaksanaan penelitian bulan desember 2014. Kuisioner akan diberikan

kepada siswa SMA 3 kota Bima yaitu siswa kelas XII dan XI. Peneliti memilih kota

Bima karena masih banyak masyarakatnya berperilaku hidup kurang sehat, begitu

pula para remajanya.

42

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Erlangga, 2009, hal 29-31 43

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, CY Alfabeta, 2003, hal 7

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

43

4. Populasi dan Sampel penelitian

4.1 Populasi

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya44

. Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas XI dan kelas XII di SMAN 3 kota Bima. Berdasarkan pra survey

yang dilakukan peneliti, maka didapatkan hasil populasi sebanyak 44 siswa. Dimana

siswa yna mejadi populasi merupakan penonton program Dr. oz Indonesia.

4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Dari diketahui jumlah populasi tersebut sebanyak 44 siswa, maka peneliti

menggunakan teknik total sampling. Teknik ini digunakan apabila jumlah populasi

dari suatu penelitian tidak terlalu banyak. Jika subjek kurang dari 100 lebih baik

diambil semua45

. Jadi sampel dari penelitian ini ada 44 siswa SMA 3 kota Bima.

5. Metode Pengumpulan Data

5.1 Angket (Quesioner)

Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun

secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden46

. Tujuannya adalah

mengetahui dan mendapatkan informasi tentang sikap dan pendapat dari responden.

44

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, CY Alfabeta, 2003, hal 90 45

Suharsini Arikunto, penelitian suatu pendekatan praktek; PT Rineka cipta, 2006, hal 134 46

Burhan bungin, metodologi penelitian kuantitatif; Kencana Prenada Media Group, 2005 hal 123

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

44

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan

pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

5.2 Dokumenter

metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang

digunakan dalam metodologi penelitian sosial47

. Peneliti melakukan pengumpulan

data dengan cara pustakaan untuk menemukan data-data yang berkaitan erat dengan

penelitian. Data dalam hal ini dapat merupakan catatan, buku-buku, surat kabar,

majalah atau arsip yang sudah tersedia mengenai perorangan ataupun lembaga.

6. Perskalaan Data

Dalam penelitian ini menggunakan skala likert. skala likert digunakan untuk

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial48

. Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka reponden harus

menggmabrkan, mendukung pernyataan (item positif) dan tidak mendukung

pernyataan (item negatif). Alasan peneliti memilih skala likert karena skala likert

dapat dibuat dan di interpretasikan dengan mudah. Selain itu skala likert merupakan

bentuk pengukuran yang lazim dipakai. Skor atas pilihan jawaban kuesioner untuk

pernyataan yang diajukan adalah sebagai berikut:

47

Burhan bungin, metodologi penelitian kuantitatif; Kencana Prenada Media Group, 2005 hal 144 48

Rianto adi, metode penelitian sosial dan hokum; Granit, 200, hal 86

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

45

Tabel 1.2

Skala likert untuk kuesioner

Jawaban respoden Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

7. Teknik Analisis Data

7.1 Analisis Regresi Linier

Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana. Bagi

regresi sederhana, satu variabel dipengaruhi (dependent) oleh variabel lainnya.

Variabel yang mempengaruhi ini disebut variabel bebas (independent) dan variabel

yang dipengaruhi ini disebut variabek terikat (dependent)49

. Dalam penelitian ini

variabel independent (x) merupakan program Dr. OZ Indonesia, sedangkan variabel

dependentnya (y) merupakan pengetahuan, sikap dan tindakan tentang perilaku hidup

sehat penonton. Untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh yang dimaksud maka

digunakan uji regresi linear sederhana yang terdiri dari:

49

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Erlangga, 2009, hal 177

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

46

1. Uji Statistik F

Secara simultan (Variabel X bersama-sama) menggunakan uji statistik F

karena ingin mengetahui apakah ada pengaruh signifikan variabel independent secara

bersama-sama terhadap variabel dependent. Menentukan tingkat signifikan, yaitu α =

5%, derajat kebebasan (df) dengan rumus df1(N1) = k-1, df2(N2) = n-k, k adalah

konstruk (jumlah variabel X dan Y), sedangkan n adalah jumlah sampel,

untuk menentukan F tabel.

2. Uji Statistik T

Secara parsial (masing-masing variabel X) menggunakan uji statistik T

karena ingin mengetahui apakah ada pengaruh signifikan masing-masing variabel

independent terhadap variabel dependent. Menentukan tingkat signifikan, yaitu α =

5%, derajat kebebasan (df) = n-1, n adalah jumlah sampeluntuk menentukan T tabel.

3. Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui perubahan variabel terikat yang disebabkan

adanya perubahan variabel bebas, dan digunakan dalam presentase. Koefisien ini juga

digunakan sebagai pendekatan atas suatu hubungan linier antar variabel (X) lebih dari

2, digunakan rumus sebagai berikut :

𝑅² =𝑏₁Ʃ𝑥₁𝑦 + 𝑏₂Ʃ𝑥₂𝑦 + 𝑏₃Ʃ𝑥₃𝑦

𝑦²

Dimana :

R2

= Besar koefisien determinasi

b = Slope garis estimasi yang paling baik

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

47

x = Nilai variabel X

y = Nilai variabel Y

Nilai koefisien determinasi berganda ini adalah lebih besar dari 0 tetapi lebih

kecil dari 1, maka apabila :

a. Nilai koefisien determinasi menunjukkan angka mendekati 1, berarti variabel

bebas (X) memiliki pengaruh yang besar terhadap variabel terikat (Y).

b. Nilai koefisien determinasi mendekati 0, berarti bahwa perubahan variabel

terikat (Y) banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang

diteliti.

8. Keabsahan Data

8.1 Uji Validitas

Definisi validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument penelitian. Suatu instrument dianggap valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan, atau dengan kata lain mampu memperoleh

data yang tepat dari variabel yang diteliti50

. Sebagai contoh dalam penelitian ini

peneliti menggunakan media kuesioner (angket), apabila kuesioner tersebut telah

berhasil mengukur apa yang ingin diukurnya maka dapat dikatakan data yang

dihasilkan dari penggunaan kuesioner sebagai media ukur tersebut sudah dapat

dikatakan sebagai data yang valid.

50 Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono. Riset Pemasaran : PT. Elex Media Komputindo. 2001 hal 114

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

48

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Bivariate

Correlation Pearson. Uji validitas ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara

skor item dengan skor total item. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item

yang digunakan, dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi

0,05 (α = 5%) , artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap

skor totalnya. Untuk melakukan uji validitas ini, proses penghitungan dikerjakan

menggunakan sarana bantu komputer dengan program SPSS dengan teknis analisis

korelasi bivariate pearson. Dalam menguji validasi kuesioner ini dilakukan dengan

uji coba sebanyak jumlah responden. Koefisien korelasi item-total dengan bivariate

pearson dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑅𝑖𝑥 =𝑛 𝑖𝑥 − 𝑖 𝑥

𝑛 𝑖2 − 𝑖 2 𝑛 𝑥2 − 𝑥 2

Dimana: Rix = Koefisien korelasi item-total (bivariate pearson)

i = Skor item

x = Skor total

n = banyaknya subyek

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian

adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung ≥ r tabel maka instrument atau item-item pertanyaan berkorelasi

signifikan terhadap skor total, maka dinyatakan valid.

b. Jika r hitung ≤ r tabel maka instrument atau item-item pertanyaan tidak

berkorelasi signifikan terhadap skor total, maka dinyatakan tidak valid.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

49

8.1 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur

dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat uku tersebut mempunyai hasil yang

konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Ada beberapa

pendekatan yang digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen, antara lain tes

berulang (test and retest), bentuk parallel (parallel form), model belah dua

Spearman-Brown, dan metode alpha (Cronbach’s). Pada penelitian ini digunakan

metode alpha (Cronbach’s).

Metode ini banyak dipakai karena rumus yang digunakan tidak terpengaruh

jika varian dan ovarian dari komponen-komponennya tidak sama. Menurut Arikunto,

penggunaan teknik Alpha-Cronbanch akan menunjukkan bahwa suatu instrument

dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien reliabilitas atau alpha

sebesar 0,6 atau lebih. Dinyatakan reliable jika nilai α hitung ≥ 0,60 (paling tidak

mencapai 0,60), kemudian jika α hitung< 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel. Jika α

hitung mencapai 0,85 bahkan 0,90 dikatakan reliabilitas tinggi51

. Rumus dari metode

ini adalah sebagai berikut:

∝=k

k − 1 1 −

𝜎2𝑋𝐿

𝜎2𝑥

Dimana:

α = Cronbach’s Coefficient Alpha atau reliabilitas instrumen

K = Jumlah pecahan atau banyak butir pertanyaan

𝜎2𝑋𝐿= Total dari varian masing-masing pecahan

51

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik: RinekaCipta. 1998 hal 145

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22049/2/jiptummpp-gdl-irwanto201-40626-2-babi.pdfA. Latar Belakang Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan

50

𝜎2𝑥= Varian dari total skor