bab i pendahuluan 1.1. latar belakangrepository.upi.edu/37828/4/t_adpen_1608391_chapter1.pdf ·...

13
Ratih Yuniarti, 2018 PENGARUH KOMITMEN PENGELOLA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KETUA PKBM TERHADAP MUTU PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Paradigma pembangunan pendidikan di Indonesia antara lain pendidikan untuk semua, pendidikan sepanjang hayat, pendidikan sebagai suatu gerakan, pendidikan penghasil pembelajar, pendidikan membentuk karakter, sekolah yang menyenangkan, dan pendidikan membangun kebudayaan. Satu dari paradigma tersebut di atas yaitu “pendidikan sepanjang hayat” memiliki hakekat mengupayakan agar setiap warga negara dapat memenuhi haknya, yakni layanan pendidikan. Hal ini sebagai upaya memenuhi amanah Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 5, yang berbunyi, “Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat”. Berdasarkan konsep pendidikan tersebut maka dapat ditegaskan bahwa pendidikan merupakan proses yang terus menerus dan tidak berhenti. Semua orang berhak untuk mendapatkan pendidikan demi meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas manusia Indonesia seutuhnya mengarah kepada peningkatan mutu pendidikan agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia dilakukan dengan menetapkan standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa, “Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Kemudian pada pasal 4 menyatakan bahwa, “Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat”. Pendidikan di Indonesia terdiri dari 3 (tiga) jalur pendidikan, sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional RI pasal 13 ayat 1 yang menyatakan bahwa, “Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan

Upload: others

Post on 28-Jan-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.upi.edu/37828/4/T_ADPEN_1608391_Chapter1.pdf · sistem informasi manajemen. 7. Standar Pembiayaan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan

Ratih Yuniarti, 2018 PENGARUH KOMITMEN PENGELOLA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KETUA PKBM TERHADAP MUTU PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Paradigma pembangunan pendidikan di Indonesia antara lain pendidikan

untuk semua, pendidikan sepanjang hayat, pendidikan sebagai suatu gerakan,

pendidikan penghasil pembelajar, pendidikan membentuk karakter, sekolah yang

menyenangkan, dan pendidikan membangun kebudayaan. Satu dari paradigma

tersebut di atas yaitu “pendidikan sepanjang hayat” memiliki hakekat

mengupayakan agar setiap warga negara dapat memenuhi haknya, yakni layanan

pendidikan. Hal ini sebagai upaya memenuhi amanah Undang-Undang RI No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 5, yang berbunyi,

“Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan

sepanjang hayat”. Berdasarkan konsep pendidikan tersebut maka dapat

ditegaskan bahwa pendidikan merupakan proses yang terus menerus dan tidak

berhenti. Semua orang berhak untuk mendapatkan pendidikan demi

meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas manusia Indonesia

seutuhnya mengarah kepada peningkatan mutu pendidikan agar memiliki daya

saing dalam menghadapi tantangan global.

Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia dilakukan dengan

menetapkan standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 1 menyatakan

bahwa, “Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem

pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Kemudian pada pasal 4 menyatakan bahwa, “Standar Nasional Pendidikan

bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat”.

Pendidikan di Indonesia terdiri dari 3 (tiga) jalur pendidikan, sesuai dengan

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional RI

pasal 13 ayat 1 yang menyatakan bahwa, “Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.upi.edu/37828/4/T_ADPEN_1608391_Chapter1.pdf · sistem informasi manajemen. 7. Standar Pembiayaan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan

2

Ratih Yuniarti, 2018 PENGARUH KOMITMEN PENGELOLA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KETUA PKBM TERHADAP MUTU PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya”.

Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang diselenggarakan bagi warga

masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai

pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka

mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Layanan pendidikan menengah nonformal yang berfungsi sebagai pengganti

atau setara dengan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah

pendidikan kesetaraan program paket C. Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan

program paket C merupakan program pendidikan jalur nonformal setara dengan

Sekolah Menengah Atas (SMA) pada jalur formal (Senjawati & Fakhrudin, 2017).

Hal tersebut diperkuat oleh Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal 114 ayat 2 yang menyatakan

bahwa, “Pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai pelayanan pendidikan

nonformal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah”. Status kelulusan

peserta didik program pendidikan kesetaraan paket C menurut Menteri Pendidikan

Nasional melalui surat edaran nomor: 107/MPN/MS/2006 memiliki hak

eligibilitas yang setara dengan pendidikan formal dalam memasuki lapangan

kerja.

Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan program paket C dilaksanakan pada

satuan pendidikan nonformal yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81 Tahun 2013 tentang

Pendirian Satuan Nonformal pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa, “PKBM adalah

satuan pendidikan nonformal yang menyelenggarakan berbagai kegiatan belajar

sesuai dengan kebutuhan masyarakat atas dasar prakarsa dari, oleh, dan untuk

masyarakat”. Walaupun lulusan peserta didik paket C dinyatakan setara dengan

lulusan SMA/MA, namun menurut paparan dari Kepala Bagian Perencanaan dan

Penganggaran Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam kegiatan

peningkatan kompetensi pengelola PKBM tahun 2017, kemampuan para

pengelola PKBM untuk mengembangkan PKBM masih terbatas. Keterbatasan

tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaan latar belakang pendidikan, sosial,

ekonomi, maupun geografis, menjadi kondisi yang saat ini sedang dihadapi. Hal

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.upi.edu/37828/4/T_ADPEN_1608391_Chapter1.pdf · sistem informasi manajemen. 7. Standar Pembiayaan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan

3

Ratih Yuniarti, 2018 PENGARUH KOMITMEN PENGELOLA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KETUA PKBM TERHADAP MUTU PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

tersebut diperkuat dengan perolehan akreditasi pendidikan kesetaraan program

paket C di PKBM seluruh Indonesia hanya dimiliki oleh sebanyak 414 lembaga

dari 10,987 lembaga, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. 1 Data Akreditasi PKBM

PKBM PKBM yang memiliki

Program Terakreditasi

Pendidikan Kesetaraan

Program Paket C

Terakreditasi

10,987 lembaga 2,032 lembaga 414 lembaga

Sumber: BAN PAUD dan PNF 2017

Tabel di atas menunjukkan bahwa hanya terdapat 3.77% PKBM yang

menyelenggarakan pendidikan kesetaraan program paket C terakreditasi.

Kemudian berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), disebutkan

bahwa persentase angkatan kerja penduduk Indonesia pada Agustus 2017

sebagian besar masih didominasi oleh tenaga kerja yang memiliki tingkat

pendidikan sekolah dasar sebesar 55.81% dari total 128.06 juta jiwa, dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. 2 Data Angkatan Kerja Penduduk Indonesia

Tingkat Pendidikan 2016 2017

Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4)

Tidak Pernah Sekolah 3.25 3.17 3.02

Laki-laki 2.24 2.20 2.26

Perempuan 4.88 4.63 4.26

Perkotaan 1.45 1.39 1.30

Pedesaan 5.24 5.18 5.01

Sekolah Dasar 55.82 56.44 55.81

Laki-laki 56.27 56.54 55.88

Perempuan 55.10 56.29 55.69

Perkotaan 44.80 44.58 43.82

Pedesaan 67.98 69.77 69.63

Sekolah Menengah 28.74 28.13 29.09

Laki-laki 31.24 30.88 31.58

Perempuan 24.72 23.99 25.05

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.upi.edu/37828/4/T_ADPEN_1608391_Chapter1.pdf · sistem informasi manajemen. 7. Standar Pembiayaan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan

4

Ratih Yuniarti, 2018 PENGARUH KOMITMEN PENGELOLA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KETUA PKBM TERHADAP MUTU PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Tingkat Pendidikan 2016 2017

Agustus Februari Agustus

(1) (2) (3) (4)

Perkotaan 36.28 36.24 37.49

Pedesaan 20.42 19.00 19.40

Sekolah Tinggi 12.19 12.26 12.08

Laki-laki 10.25 10.38 10.28

Perempuan 15.30 15.09 15.00

Perkotaan 17.47 17.79 17.39

Pedesaan 6.36 6.05 5.96

Sumber: Indikator Pasar Tenaga Kerja Indonesia Agustus 2017

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 71.47 juta orang angkatan kerja usia

15 tahun ke atas yang hanya memiliki kualifikasi pendidikan sekolah dasar.

Kemudian persentase angkatan kerja menurut tingkat pendidikan dan kelompok

umur bulan Agustus 2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 1. 1 Presentase Angkatan Kerja menurut Tingkat Pendidikan dan

Kelompok Umur

Grafik di atas menunjukkan jumlah angkatan kerja usia dewasa (25 tahun ke atas)

didominasi oleh penduduk dengan tingkat pendidikan sekolah dasar sebesar

58.55%, disusul oleh usia muda (15-24 tahun) sebesar 41.25%, kemudian pemuda

(16-30 tahun) sebesar 40.73%.

Dari data-data tersebut di atas, diperoleh kesimpulan bahwa masih banyak

sasaran pendidikan kesetaraan program paket C yang ada di Indonesia, namun

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Usia Muda (15-24 tahun) Usia Dewasa (25 tahun ke atas) Pemuda (16-30 tahun)

Sekolah Tinggi Sekolah Menengah Sekolah Dasar Tidak Pernah Sekolah

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.upi.edu/37828/4/T_ADPEN_1608391_Chapter1.pdf · sistem informasi manajemen. 7. Standar Pembiayaan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan

5

Ratih Yuniarti, 2018 PENGARUH KOMITMEN PENGELOLA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KETUA PKBM TERHADAP MUTU PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

penyelenggaraan pendidikan kesetaraan program paket C belum optimal jika

ditinjau dari sudut akreditasi programnya. Pengertian akreditasi tertuang dalam

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 1 ayat 32 yang menyatakan bahwa akreditasi adalah kegiatan penilaian

kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan. Jadi, akreditasi program mengarah pada pengelolaan program dalam

rangka penyediaan layanan pendidikan yang bermutu.

Menurut Badan Akreditasi Nasional PAUD PNF, syarat untuk memperoleh

predikat akreditasi program, terutama program paket C pada pendidikan

kesetaraan di PKBM yaitu harus memenuhi standar sebagai mana ditampilkan

pada tabel berikut:

Tabel 1. 3 Standar Nasional Pendidikan Kesetaraan

No Standar Keterangan

1. Standar Kompetensi

Lulusan

Permendikbud RI

No. 97/2013

Peserta didik telah menyelesaikan seluruh

program pembelajaran, memperoleh nilai

minimal baik pada penilaian akhir untuk

seluruh mata pelajaran, lulus Ujian Pendidikan

Kesetaraan, dan lulus UN.

2. Standar Isi

Permendiknas RI

No. 14/2007

Standar Isi untuk Program Paket A, Program

Paket B, dan Program Paket C menjelaskan

bahwa struktur kurikulum program paket C

berorientasi pada pengembangan olahkarya

untuk mencapai keterampilan fungsional yang

menjadi kekhasannya, yaitu memiliki

keterampilan berwirausaha.

3. Standar Proses

Permendiknas RI

No. 3/2008

Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program

Paket C, Paket B, dan Paket C dimana

dijelaskan bahwa proses pembelajaran

pendidikan kesetaraan dapat ditempuh melalui

kegiatan tatap muka dengan pengaturan

kegiatan pembelajaran minimal 20%, tutorial

dengan pengaturan kegiatan pembelajaran

minimal 30%, dan mandiri dengan pengaturan

kegiatan pembelajaran maksimal 50%.

4. Standar Penilaian

Permendikbud RI

No. 23/2016

Penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian

hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan

penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

5. Standar Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

Permendiknas RI

No. 43 & 44/2003

Standar Pengelola Pendidikan pada Program

Paket A, Paket B, dan Paket C dimana

dijelaskan bahwa pengelola pendidikan

kesetaraan program paket C harus memiliki

kualifikasi akademik minimal lulusan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.upi.edu/37828/4/T_ADPEN_1608391_Chapter1.pdf · sistem informasi manajemen. 7. Standar Pembiayaan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan

6

Ratih Yuniarti, 2018 PENGARUH KOMITMEN PENGELOLA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KETUA PKBM TERHADAP MUTU PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

No Standar Keterangan

SMA/SMK/MA/Paket C dan telah memperoleh

sertifikat pelatihan sebagai pengelola

pendidikan pada Program Paket A, Paket B,

dan Paket C yang dilakukan oleh Jurusan

Pendidikan Luar Sekolah (PLS) terakreditasi

minimal B, atau Pusat Pengembangan

Pendidikan Nonformal dan Informal (PP-PNFI)

atau Balai Pengembangan Pendidikan

Nonformal dan Informal (BP-PNFI), serta

memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial dan kompetensi manajerial.

6. Standar Pengelolaan

Permendiknas RI

No. 49/2007

Memiliki perencanaan program, melakukan

pelaksanaan sesuai rencana kerja, melakukan

pengawasan dan evaluasi, dipimpin oleh

pemimpin satuan pendidikan, dan mengelola

sistem informasi manajemen.

7. Standar Pembiayaan

Standar dan Prosedur

Penyelenggaraan Pusat

Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM)

tahun 2012

Pembiayaan diuraikan dalam komponen biaya

investasi/modal yang ditunjukkan dalam bentuk

nominal investasi/ modal masyarakat, yayasan,

perusahaan atau perorangan.

8. Standar Sarana dan

Prasarana

Standar dan Prosedur

Penyelenggaraan Pusat

Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM)

tahun 2012

Memiliki tanah/gedung baik milik sendiri

ataupun sewa, ruang sekretariat, ruang pendidik

dan tenaga kependidikan, ruang belajar, ruang

praktek, ruang TBM, ruang tamu, toilet, sarana

kantor, sarana pembelajaran, sarana praktek,

dan sarana TBM.

Sumber: BAN PAUD dan Dikmas

PKBM yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan program paket C

yang bermutu salah satunya adalah dapat memenuhi standar yang sudah

ditetapkan oleh Pemerintah. Standar mutu dapat dilihat dari dua sisi yaitu standar

produk atau jasa yang ditunjukan dengan kesesuaian dengan spesifikasi yang

ditetapkan, dan standar yang ditujukan dengan adanya kepuasan pelanggan

(Engkoswara & Komariah, 2015; Sallis, 2015). Dalam capaian peningkatan mutu

yang sesuai standar nasional pendidikan, maka perlu adanya penumbuhan budaya

peningkatan mutu bekelanjutan atau perbaikan terus menerus (Satori, 2016).

Sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2007

tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Non Formal

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.upi.edu/37828/4/T_ADPEN_1608391_Chapter1.pdf · sistem informasi manajemen. 7. Standar Pembiayaan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan

7

Ratih Yuniarti, 2018 PENGARUH KOMITMEN PENGELOLA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KETUA PKBM TERHADAP MUTU PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

menjelaskan bahwa pengelola satuan pendidikan nonformal bertanggungjawab

terhadap mutu kegiatan pembelajaran.

Di Kota Cimahi, PKBM yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan

program paket C berjumlah 21 lembaga, dan yang telah terakreditasi berjumlah 6

lembaga, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. 4 PKBM Penyelenggara Pendidikan Kesetaraan Program Paket C

di Kota Cimahi

Wilayah Status Akreditasi

Akreditasi

A

Akreditasi

B

Akreditasi

C

Tidak

Terakreditasi

Cimahi Utara - 1 1 7

Cimahi Tengah - - - 4

Cimahi Selatan - - 4 5

Jumlah - 1 5 16 Sumber: Forum PKBM Kota Cimahi

Data pada tabel di atas memperlihatkan bahwa hanya terdapat 28.57%

program paket C yang diselenggarakan oleh PKBM di Kota Cimahi memiliki nilai

kelayakan minimal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan data

tersebut dapat diketahui bahwa penyelenggaraan pendidikan kesetaraan program

paket C di Kota Cimahi belum mengarah kepada penyediaan layanan pendidikan

yang yang bermutu.

Mutu dalam konteks pendidikan mengacu pada input, proses, output, dan

dampak. Mutu input dapat dilihat dari sumberdaya yang tersedia, mutu proses

dapat dilihat dari kemampuan sumberdaya tersebut mentransformasikan multijenis

input untuk mencapai nilai tambah peserta didik, mutu output dapat dilihat dari

keunggulan akademik dan non akademik peserta didik, kemudian mutu dampak

dapat dilihat dari lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

atau terserap di dunia usaha dan industri (Widdah, Suryana, & Musyaddad, 2012).

Pengelolaan pendidikan berada pada mutu proses, karena di dalamnya terdapat

aktivitas mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada di dalam satuan

pendidikan dalam rangka mencapai nilai tambah peserta didik.

Pengelolaan pendidikan kesetaraan berbeda dengan pendidikan formal, baik

dalam konten, konteks, metodologi maupun pendekatan untuk mencapai standar

kompetensi lulusannya (Hardjono, Raharjo, & Suminar, 2016). Pendidikan

kesetaraan program paket C dikelola oleh ketua PKBM beserta para pengelolanya

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.upi.edu/37828/4/T_ADPEN_1608391_Chapter1.pdf · sistem informasi manajemen. 7. Standar Pembiayaan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan

8

Ratih Yuniarti, 2018 PENGARUH KOMITMEN PENGELOLA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KETUA PKBM TERHADAP MUTU PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

dengan tujuan agar mencapai penyelenggaraan program yang bermutu. Terdapat

ada dua hal penting yang diperlukan untuk menghasilkan mutu, yakni sistem dan

prosedur yang baik dan motivatif serta kepemimpinan atasannya (Sallis, 2015).

Berdasarkan pendapat tersebut maka komitmen pengelola serta kepemimpinan

ketua PKBM memegang peranan penting dalam menghasilkan mutu pengelolaan

pendidikan kesetaraan program paket C.

Komitmen merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri,

ditunjukkan oleh sikap yang selalu ingin menjalankan tugas-tugas pengelolaan

dengan baik dan maksimal demi tercapainya mutu pengelolaan pendidikan

kesetaraan. Pengelola pendidikan kesetaraan program paket C yang mempunyai

komitmen akan senantiasa menyiapkan banyak waktu untuk melaksanakan

tugasnya yang berkaitan dengan pengelolaan seperti, perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolannya. Komitmen yang tinggi

diperlihatkan dengan loyalitas yang tinggi, selalu berusaha menjaga nama baik,

menunjukkan prestasi dan kinerja yang tinggi. Sedangkan komitmen rendah akan

memiliki kecenderungan untuk malas, mangkir bahkan sampai keluar dari

pekerjaannya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan penulis, pengelola pendidikan

kesetaraan program paket C PKBM di Kota Cimahi memiliki masa kerja di atas 3

(tiga) tahun. Namun lamanya masa kerja para pengelola tersebut belum dapat

menunjukkan perubahan yang signifikan dalam menarik partisipasi masyarakat

sasaran untuk meningkatkan kualifikasi pendidikannya melalui program paket C.

Komitmen berpengaruh terhadap mutu sesuai dengan hasil penelitian

Sutardi (2016) yang membuktikan komitmen organisasi berpengaruh signifikan

terhadap mutu layanan akademik SMPN di Bandung Raya. Kemudian penelitian

Setiawati & Tjahjono (2017) yang membuktikan komitmen manajemen memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap Kualitas Layanan di RSUD Dr. Soetomo.

Selanjutnya penelitian Sukmawati (2016) membuktikan bahwa komitmen guru

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap mutu kinerja mengajar guru

SMP Negeri di Kota Sukabumi. Dari hasil penelitian tersebut di atas memberikan

informasi bahwa komitmen yang dimiliki oleh sumber daya manusia di suatu

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.upi.edu/37828/4/T_ADPEN_1608391_Chapter1.pdf · sistem informasi manajemen. 7. Standar Pembiayaan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan

9

Ratih Yuniarti, 2018 PENGARUH KOMITMEN PENGELOLA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KETUA PKBM TERHADAP MUTU PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

organisasi berpengaruh positif terhadap mutu di dalam organisasi tersebut, baik

yang bersifat layanan maupun kemampuan sumber daya manusianya itu sendiri.

Selain pengaruh dari komitmen, mutu pendidikan juga dipengaruhi oleh

kepemimpinan organisasinya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan

Sallis (2015) bahwa fungsi pemimpin adalah mempertinggi mutu dan mendukung

para staf yang menjalankan roda mutu tersebut. Mutu dipengaruhi oleh

kepemimpinan sesuai dengan hasil penelitian kualitatif Diansyah, Wiyono, &

Maisyaroh (2016) yang menyatakan bahwa pemimpin PKBM berperan dalam

meningkatkan mutu pendidikan kejar paket melalui gaya kepemimpinannya.

Kemudian hasil penelitian Agustina (2016) membuktikan bahwa kepemimpinan

kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap mutu pendidikan di SMP Negeri

Kecamatan Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

Selanjutnya hasil penelitian Sutardi (2016) membuktikan bahwa kepemimpinan

kepala sekolah dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan baik secara

langsung maupun tidak langsung terhadap mutu layanan akademik SMPN di

Bandung Raya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud melakukan

penelitian terkait mutu pengelolaan pendidikan kesetaraan program paket C yang

dipengaruhi oleh komitmen pengelola dan kepemimpinan situasional ketua

PKBM. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Pengaruh

Komitmen Pengelola dan Kepemimpinan Situasional Ketua PKBM terhadap

Mutu Pengelolaan Pendidikan Kesetaraan Program Paket C di Kota

Cimahi”.

1.2. Identifikasi Masalah

Penetapan identifikasi masalah dalam kajian ini berdasarkan pada latar

belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya. Mutu pengelolaan

pendidikan merupakan unsur penting bagi penyelenggaraan pendidikan kesetaraan

program paket C dalam upaya meningkatkan mutu lulusannya. Beragam faktor

yang dapat mempengaruhi mutu pengelolaan pendidikan, diantaranya:

kepemimpinan, komitmen manajemen/pengelola, budaya sekolah, motivasi

berprestasi, fokus pelanggan, komunikasi efektif (Goetsch & Davis, 2014; Hoy &

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.upi.edu/37828/4/T_ADPEN_1608391_Chapter1.pdf · sistem informasi manajemen. 7. Standar Pembiayaan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan

10

Ratih Yuniarti, 2018 PENGARUH KOMITMEN PENGELOLA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KETUA PKBM TERHADAP MUTU PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Miskel, 2014; Juran & Godfrey, 1999; Kharis, Sudharto, & Yuliejantiningsih,

2016; Knowles, 2011; Murgatroyd & Morgan, 1993; Sallis, 2015), dapat dilihat

pada gambar di bawah ini:

Gambar 1. 1 Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu Dari beberapa faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, komitmen dan

kepemimpinan merupakan variabel yang cocok dengan kondisi pendidikan

kesetaraan program paket C di Kota Cimahi, sesuai dengan latar belakang

penelitian ini.

Fokus

Pelanggan

MUTU

PENDIDIKAN

- Hanya 28.57%

program paket C yang

diselenggarakan oleh

PKBM di Kota Cimahi

berstatus terakreditasi.

- Penyelenggaraan

pendidikan kesetaraan

program paket C di

Kota Cimahi belum

optimal, karena

terdapat 13.91%

warganya masih

berstatus lulusan

sekolah menengah

pertama.

Kepemimpinan

Hampir 100%

pengelola telah

bekerja selama > 3

tahun, namun belum

dapat menarik lebih

banyak sasaran

program paket C.

Hanya 6 dari 21 orang

Ketua PKBM yang

telah membawa

pendidikan kesetaraan

program paket C

terakreditasi.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.upi.edu/37828/4/T_ADPEN_1608391_Chapter1.pdf · sistem informasi manajemen. 7. Standar Pembiayaan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan

11

Ratih Yuniarti, 2018 PENGARUH KOMITMEN PENGELOLA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KETUA PKBM TERHADAP MUTU PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di

atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh

komitmen pengelola dan kepemimpinan situasional ketua PKBM terhadap

mutu pengelolaan pendidikan kesetaraan program paket C di Kota

Cimahi?” Adapun pertanyaan penelitian diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran mutu pengelolaan pendidikan kesetaraan program paket

C di Kota Cimahi?

2. Bagaimana gambaran komitmen pengelola pendidikan kesetaraan program

paket C di Kota Cimahi?

3. Bagaimana gambaran kepemimpinan situasional ketua PKBM di Kota Cimahi?

4. Seberapa besar pengaruh komitmen pengelola pendidikan kesetaraan program

paket C terhadap mutu pengelolaan pendidikan kesetaraan program paket C di

Kota Cimahi?

5. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan situasional ketua PKBM terhadap

mutu pengelolaan pendidikan kesetaraan program paket C di Kota Cimahi?

6. Seberapa besar pengaruh komitmen pengelola pendidikan kesetaraan program

paket C dan kepemimpinan situasional ketua PKBM terhadap mutu

pengelolaan pendidikan kesetaraan program paket C di Kota Cimahi?

1.4. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu

pengelolaan pendidikan kesetaraan program paket C yang dipengaruhi oleh

komitmen pengelola dan kepemimpinan situasional ketua PKBM di Kota

Cimahi. Sementara itu tujuan khusus yang ingin dicapai melalui penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Terdeskripsikannya mutu pengelolaan pendidikan kesetaraan program

paket C di Kota Cimahi.

2. Terdeskripsikannya komitmen pengelola pendidikan kesetaraan program

paket C di Kota Cimahi.

3. Terdeskripsikannya kepemimpinan situasional ketua PKBM di Kota

Cimahi.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.upi.edu/37828/4/T_ADPEN_1608391_Chapter1.pdf · sistem informasi manajemen. 7. Standar Pembiayaan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan

12

Ratih Yuniarti, 2018 PENGARUH KOMITMEN PENGELOLA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KETUA PKBM TERHADAP MUTU PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

4. Teranalisisnya pengaruh komitmen pengelola terhadap mutu pengelolaan

pendidikan kesetaraan program paket C di Kota Cimahi.

5. Teranalisisnya pengaruh kepemimpinan situasional ketua PKBM terhadap

mutu pengelolaan pendidikan kesetaraan program paket C di Kota Cimahi.

6. Teranalisisnya pengaruh komitmen pengelola dan kepemimpinan

situasional ketua PKBM terhadap mutu pengelolaan pendidikan kesetaraan

program paket C di Kota Cimahi.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis, manfaat-manfaat tersebut diantaranya:

1.5.1. Secara Teoritis

Penelitian ini secara teoritis dapat bermanfaat sebagai berikut:

1) Sebagai verifikasi konsep terkait faktor yang mempengaruhi mutu

pengelolaan pendidikan kesetaraan program paket C yang meliputi komitmen

pengelola dan kepemimpinan situasional ketua PKBM.

2) Mengetahui gambaran komitmen pengelola, kepemimpinan situasional ketua

PKBM, dan mutu pengelolaan pendidikan kesetaraan program paket C.

3) Penelitian ini dapat dijadikan acuan pada penelitian berikutnya dalam

mengembangkan ilmu administrasi pendidikan khususnya pengembangan

komitmen, kepemimpinan situasional, dan mutu pengelolaan pendidikan.

1.5.2. Secara Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan:

1) Informasi bagi pengelola pendidikan kesetaraan program paket C, khususnya

ketua PKBM dan pengelolanya dalam upaya memperbaiki, meningkatkan,

dan mengembangkan mutu pengelolaan pendidikan kesetaraan program paket

C.

2) Bahan masukan bagi Dinas Pendidikan Kota Cimahi dalam merencanakan,

melaksanakan, menempatkan, dan melakukan pengawasan serta

mengevaluasi komitmen pengelola dan kepemimpinan PKBM dalam rangka

meningkatkan mutu pengelolaan pendidikan kesetaraan program paket C.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.upi.edu/37828/4/T_ADPEN_1608391_Chapter1.pdf · sistem informasi manajemen. 7. Standar Pembiayaan Standar dan Prosedur Penyelenggaraan

13

Ratih Yuniarti, 2018 PENGARUH KOMITMEN PENGELOLA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KETUA PKBM TERHADAP MUTU PENGELOLAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C DI KOTA CIMAHI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

1.6. Struktur Organisasi Penulisan

Penulisan tesis ini terdiri atas 5 (lima) bab yang disusun secara sistematis

dan terstruktur. Antara bab dengan bab lainnya saling berhubungan satu sama

lain, terikat sehingga membentuk suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.

Pada Bab I yaitu pendahuluan, membahas tentang latar belakang penelitian,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi

penulisan dalam tesis ini.

Bab II tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

Pada bab ini membahas tentang konsep atau teori dalam bidang yang dikaji, dalam

hal ini adalah tentang mutu pendidikan, komitmen, kepemimpinan situasional,

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), pendidikan kesetaraan program

paket C. Kemudian pada bab dua juga dibahas tentang hasil penelitian terdahulu

yang relevan dengan bidang yang diteliti, serta kerangka pemikiran dan hipotesis

yang dirumuskan dalam penelitian.

Bab III metode penelitian. Bab ini merupakan bab yang paling penting dari

kelima bab yang ada, karena bab ini membahas tentang kajian metode penelitian

yang meliputi desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi

operasional dari tiap variabel disertai dengan indikator-indikator dari tiap variabel,

instrumen penelitian, prosedur penelitian serta teknik analisis data.

Bab IV tentang hasil dan pembahasan. Bab ini membahas tentang satu

persatu temuan dari penelitian yang dilakukan serta bagaimana pembahasannya

serta dikaitkan dengan konsep dan teori yang ada. Sehingga pada akhirnya dapat

menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan.

Bab V tentang kesimpulan, implikasi dan rekomendasi. Bab ini menyajikan

penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian yang

diringkas dan disederhanakan maknanya serta implikasi dan rekomendasi yang

dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil

penelitian yang bersangkutan, serta kepada peneliti berikutnya yang berminat

untuk melakukan penelitian lanjutan.