bab i pendahuluan 1.1. latar...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi dan kemajuan jaman yang amat pesat telah membuat
suatu perubahan dalam suatu organisasi. Hal ini menyebabkan semakin
banyaknya masalah dan tantangan yang harus di hadapi oleh suatu organisasi.
Pihak organisasi sendiri harus tanggap dalam menyikapi perubahan ini secara
positif. Pada saat ini memang keunggulan suatu organisasi bukan hanya dilihat
dari kemampuannya dalam teknologi tetapi juga dilihat bagaimana kualitas
sumber daya manusia yang dimilikinya dan bagaimana organisasi itu
memanfaatkan sumber daya tersebut. Saat ini organisasi yang unggul dan
memimpin adalah organisasi yang dapat memanfaatkan kualitas sdmnya secara
maksimal dan juga mempunyai kemampuan untuk bersaing dalam mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam MSDM, skill atau
kemampuan bersaing harus dimiliki oleh setiap komponen-komponen yang ada
didalam perusahaan. Ini menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan untuk
bertahan didalam suatu persaingan bisnis.
Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah persaingan
secara global dan penyesuaian diri dengan perubahan teknologi. Tetapi masih
banyak perusahaan yang mengabaikan isu-isu mengenai sumber daya manusia
dan bahkan menganggap manajemen sumber daya manusia hanya sebagai
1
kegiatan pendukung. Tantangan-tantangan atau hambatan yang dihadapi dalam
pengelolaan MSDM di perusahaan (Handoko, 2002) adalah sebagai berikut:
a. Adanya asumsi yang keliru mengenai MSDM yang menyangkut dengan
masalah-masalah pentingnya MSDM dan dari pemikiran dari manajer-
manajer itu sendiri.
b. Kurangnya peran MSDM berkaitan dengan pengambilan keputusan
strategik dan kurangnya pengetahuan MSDM dikalangan manajer puncak.
c. Sulitnya untuk mendapatkan komitmen karyawan dalam mencapai tujuan
perusahaan karena biasanya tujuan perusahaan bersifat jangka panjang
sedangkan para karyawan lebih menfokuskan pada horizon jangka pendek
dalam memenuhi kebutuhan mereka seperti gaji dan tunjangan.
d. Kenyataan bahwa banyak konsep dan teori dibidang MSDM yang
memberikan saran-saran untuk peningkatan kinerja SDM justru sering
bertentangan serta banyak dari pihak manajemen yang tidak tahu
bagaiman meramu saran-saran tersebut menjadi suatu sistem SDM yang
efektif.
e. Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan yang
berlangsung secara cepat, kemampuan untuk mencoba berbagai konsep
MSDM baru. Tetapi banyak karyawan disuatu organisasi justru sering
menunjukkan penolakan terhadap perubahan.
Masalah-masalah yang disebutkan diatas adalah merupakan suatu tantangan bagi
pihak manajemen dalam perusahaan khususnya dalam menghadapi persaingan
bisnis yang semakin ketat.
2
Saat ini MSDM dapat memberikan kontribusi yang lebih terhadap
pengembangan keunggulan kompetitif secara berkelanjutan. Persaingan global
saat ini sangat membutuhkan pekerja yang berkualitas dan berkompeten. Dengan
adanya persaingan bisnis ini maka karyawan pun akan dituntut untuk memberikan
kinerja yang maksimal untuk mencapai tujuan perusahaan. Karyawan sebagai aset
yang penting bagi perusahaan juga berusaha mencapai tujuannya sebagaimana
layaknya manusia yang berusaha memenuhi kebutuhannya. Karyawan akan
mengubah kebutuhan-kebutuhan tersebut menjadi keinginan-keinginan tertentu
didalam organisasi. Salah satu hal yang penting adalah mengenai keadaan
lingkungan kerjanya. Lingkungan kerja ini sangat mempengaruhi pandangan
karyawan terhadap pekerjaannya baik secara positif maupun negatif.
KEPUASAN KERJA
Kepuasan kerja adalah suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat
positif maupun yang bersifat negatif tentang pekerjaannya (Siagian, 2004). Hal
tersebut menjelaskan bahwa setiap karyawan memiliki keinginan dan kebutuhan
yang harus dipenuhi oleh perusahaan karena hal ini akan berpengaruh pada
kepuasan kerja dari karyawan tersebut.
Kepuasaan kerja ini sangat bergantung sekali dengan kebijakan
perusahaan dalam menanggapi masalah keinginan dan kebutuhan karyawannya.
Tidak ada organisasi atau perusahaan yang bebas dari ketidaksetujuan dan
ketidakpuasan karyawannya (Simamora, 2004). Masalah-masalah seperti
kepemimpinan dan mentoring, kondisi kerja dan penugasan-penugasan yang
3
diberikan perusahaan kepada karyawannya akan sangat berpengaruh terhadap
persepsi atau pandangan karyawan terhadap pekerjaannya. Perusahaan dapat
membuat perencanaan yang berhubungan dengan pengembangan sdm dari
karyawannya. Dengan memberikan karyawan tanggung jawab yang lebih besar
atau tugas baru yang dapat memungkinkan karyawan tersebut untuk berkembang
dan menjadi lebih tahu serta mendapatkan pengalaman yang lebih banyak lagi.
Dalam hal ini memang dibutuhkan seorang supervisor/penyelia sebagai
pembimbing yang dapat menjadikan karyawan sebagai “rekan atau partner”.
Dengan begitu karyawan akan belajar dan mendapat lebih banyak. Proses
kepemimpinan dan mentoring (pembinaan yang berkelanjutan) sangat dibutuhkan
didalam perusahaan yang akan membantu karyawan dalam mengembangkan
kemampuan mereka. Para karyawan ini juga akan memandang perusahaan
tempatnya bekerja sebagai tempat yang nyaman dan memandang
supervisor/penyelia mereka sebagai rekan yang dapat membantu mereka untuk
menjalani proses pembelajaran dan pengembangan dalam pekerjaan mereka.
Apabila hubungan antara supervisor/penyelia dengan bawahan menjadi buruk
maka ini akan sangat berpengaruh kepada kepuasan karyawannya. Ada atau
tidaknya kepuasan kerja karyawan dapat dilihat dengan cara bagaimana seseorang
yang memimpin dan membina mereka, memperhatikan kondisi kerja (beban
tugas, waktu kerja, informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan peran
karyawan) mereka dan penugasan yang diberikan kepada mereka.
4
SUPERVISI
Menurut Siswanto(1987) Supervisi/penyelian adalah suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan aktivitas nyata dengan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan untuk menjamin bahwa tenaga kerja telah melaksanakan pekerjaan
cara paling efisien dan efektif untuk mencapai target produktivitas kerja seirama
sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan”. Tujuan dari
penyelian/supervisi ini adalah untuk meningkatkan produktivitas karyawan yang
bersangkutan, selain untuk menjamin bahwa perencanaan akan dilakukan
sebagaimana mestinya.
Supervisor atau penyelia sebagai pelaksana penyeliaan dan seorang
pengawas, pemimpin bagi karyawan didalam suatu organisasi yang memegang
peranan penting bagi karyawannya. Langkah-langkah yang diambil seorang
supervisor bagi karyawannya dalam membuat keputusan kadang kala sangat
bertentangan dengan pemikiran karyawan itu sendiri. Kebijakan yang dianggap
tidak adil ini telah menanamkan pandangan negatif karyawan pada supervisornya
sehingga akan timbul ketidakpercayaan karyawan terhadap supervisornya.
Penyelia/supervisor adalah manajer yang umumnya berada dibawah
kordinasi manajer menengah. Mereka bertanggung jawab pada pelaksanaan
rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh para eksekutif dan manajer
menengah. Supervisor juga merencanakan, memotivasi, mengarahkan dan
5
mengendalikan kegiatan karyawan non manajerial pada tingkat operasional dan
organisasi (Bittel dan Newstrom, 1996). Para penyelia/supervisor ini juga dapat
dimanfaatkan sebagai penasehat oleh karyawannya karena mereka akan memiliki
gagasan yang bagus mengenai jalur pelatihan dan pengembangan. Seorang
supervisor/penyelia memang harus dekat dengan anak didiknya dalam hal ini
adalah karyawan yang lebih yunior. Biasanya para penyelia/supervisor ini
merupakan tempat yang terbuka untuk berkonsultasi bagi karyawan-karyawan
yunior menyangkut masalah pekerjaan. Mutu supervisi juga sangat dibutuhkan
karena kepuasan kerja cenderung sangat tinggi saat para karyawan yakin bahwa
penyelia/supervisor mereka adalah orang yang kompeten, menghargai mereka dan
melakukan komunikasi secara terbuka. Supervisor/penyelia mempunyai tanggung
jawab langsung untuk memastikan bahwa terjadi pelatihan dan pengembangan
bagi karyawan, harus mendorong para karyawannya untuk mengembangkan diri
mereka dan mereka harus meluangkan waktu agar semua hal itu terjadi
(Simamora, 2004). Orang-orang penting dalam menentukan keberhasilan adalah
supervisor”. Para penyelia/supervisor yang berpengalaman selalu menganggap
bahwa keinginan dari karyawan untuk terus bekerja dan mempertahankan
pekerjaannya tersebut adalah salah satu alat motivasi yang paling efektif.
Didalam suatu perusahaan peranan supervisi sangat berpengaruh terhadap
pandangan atau persepsi karyawan mengenai perusahaan tempatnya bekerja.
Tindakan-tindakan supervisi seperti kepemimpian dan mentoring, kondisi kerja,
penugasan dan bagaimana para penyelia/supervisor tersebut menerapkannya pada
para karyawan dapat dijadikan tolak ukur terhadap kepuasan kerja karyawan.
6
Tujuan dari supervisi/penyelian adalah (Siswanto, 1987)
a. Membantu para karyawan untuk lebih memahami tujuan yang
ingin dicapai oleh perusahaan dan peranan perusahaan untuk
mencapai tujuan itu.
b. Membantu karyawan mengadakan diagnosis secara kritis kegiatan-
kegiatannya serta kesulitan-kesulitan yang mereka hadapai sebagai
bahan masukan bagi pihak manajemen.
c. Memperbesar kesadaran para karyawan terhadap tata kerja yang
demokratis dan koperatif serta memperbesar kesediaan untuk
saling tolong-menolong sesama karayawan.
d. Memperbesar ambisi tenaga kerja untuk meningkatkan kualitas
kerjanya secara maksimal dalam bidang keahliannya.
e. Membantu para karyawan untuk lebih dapat memanfaatkan
pengalamannya.
f. Melindungi tenaga kerja terhadap tuntutan-tuntutan serta kritik-
kritik yang mungkin terjadi dari pihak lain.
1. Kepemimpinan dan Mentoring
Sebagai seorang supervisor hal yang paling utama diperhatikan
adalah kemampuannya dalam memimpin dan membina para bawahan atau
anak didiknya/protege yang berorientasi pada pengembangan karyawan itu
sendiri. Menurut Bittel dan Newstrom (1996) seorang penyelia yang baik
dapat menguasai ketrampilan berikut:
7
a. Persuasi, yaitu dimana seorang penyelia/supervisor menyajikan sesuatu
yang harus dilakukan orang lain.
b. Pengaruh, ialah kecakapan dalam menggunakan kekuasaan atas orang
lain.
c. Hubungan, ialah mampu menciptakan dan kemauan dalam menciptakan
kerjasama dengan orang lain. Dengan mengembangkan hubungan dengan
orang lain para penyelia/ supervisor ini dapat menggunakan pengaruh dan
persuasinya untuk mengaktifkan individu atau kelompok dalam mencapai
tujuan perusahaan.
Dengan memperhatikan hal-hal yang disebutkan para supervisor/penyelia
dapat menjalankan tugas mereka sebagai seorang pemimpin dan
pembimbing yang membantu karyawan dalam proses pembelajaran dan
mengembangkan kemampuan-kemampuan mereka yang dapat digunakan
dalam pencapaian tujuan perusahaan.
“Program mentoring adalah program pembelajaran yang dapat mempengaruhi
anak didik dari supervisor untuk mengembangkan pengetahuan mereka, membaca
serta memanfaatkan peluang yang ada” (L. Rose Hollister).
Didalam sebuah perusahaan program mentoring ini biasanya akan
dipengaruhi oleh cara dari seorang supervisor dalam memimpin anak didik atau
bawahannya. Program mentor ini sangat berguna untuk (Jim Perrone):
8
• Membangun moral karyawan
• Mempercepat pengembangan dalam kepemimpinan
• Memberikan program pengembangan karir yang terus menerus
• Membangun tim
• Memfasilitasi pembelajaran dalam organisasi
Menurut Beverly Biernat DeJovine dalam program mentoring ini konsep yang
dapat digunakan dan diperhatikan oleh seorang supervisor adalah:
a. Seorang mentor membantu karyawannya dalam berkembang
dan menyiapkan karyawannya untuk menjalankan tugasnya
sendiri bukan memberikan mereka pekerjaan baru.
b. Membantu dan memberi pengarahan anak didik atau
karyawannya dalam menetapkan suatu keputusan yang mereka
akan buat bukan membuat keputusan untuk mereka.
c. Mendorong dan menganjurkan karyawannya untuk berani
memanfaatkan kesempatan yang ada.
Hubungan dengan anak didik/Protege
Dalam program mentoring atau pembinaan didalam suatu perusahaan
seorang supervisor harus dapat menciptakan suasana yang dapat membuat
karyawan tersebut percaya dan yakin pada supervisornya. Hal ini akan membantu
karyawan untuk terbuka dan akan tumbuh kepercayaan pada
supervisor/penyelianya. Dengan keterbukaan ini karyawaan dapat memberikan
9
ide-ide yang yang dapat membantu mereka untuk berkembang dan terutama untuk
pencapaian tujuan perusahaan. Karena itu tidaklah heran karena banyak para
karyawan meletakkan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan kepuasan kerja
mereka pada para supervisor/penyelianya.
2. Kondisi Kerja
Kondisi kerja adalah sebuah keadaan dari suatu lingkungan kerja
yang berhubungan dengan beban tugas, waktu kerja, informasi dan peran
karyawan (Bittel dan Newstrom, 1996). Didalam suatu perusahaan kondisi
kerja sangat mempengaruhi karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
Hal-hal seperti beban tugas, waktu, informasi yang didapat karyawan yang
berhubungan dengan pekerjaannya dan peran karyawan merupakan contoh
dari gambaran suatu kondisi kerja. Supervisor/penyelia sangat berperan
dalam menciptakan baik atau buruknya suatu iklim/kondisi kerja.
3. Penugasan
Penugasan adalah suatu proses pemberian tugas baik yang resmi
atau tidak resmi kepada seseorang atau sebuah tim kerja. Penugasan ini
disertai dengan pemberian tanggung jawab kepada yang menerima.
Penyelia/supervisor memegang peranan penting dalam penugasan ini. Para
penyelia ini harus bisa memberikan tugas dan tanggung jawab kepada
karyawan yang benar-benar mampu untuk melakukannya agar penugasan
tersebut lebih efektif (Bittel dan Newstrom, 1996). Disamping itu dalam
penugasan ini karyawan sekiranya mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dalam melakukan dan menyelesaikan penugasan tersebut.
10
Informasi yang akurat, konsultasi dengan supervisornya atau rekan-rekan
kerjanya dapat membantu mereka untuk memahami apa yang harus
mereka kerjakan dan selesaikan. Tidak jarang ketidakpedulian penyelia
mengenai penugasan menyebabkan banyak kesalahan yang dilakukan oleh
karyawan sehingga hal ini akan merugikan perusahaan dan karyawan itu
sendiri. Melaksanakan pekerjaan hanya mungkin berjalan dengan baik
apabila para karyawan yang dibebani pekerjaan tersebut paham arti dari
makna serta lingkup dari pekerjaan yang akan dilakukan.
1.2.Alasan Pemilihan Judul
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
memilih judul “Hubungan antara Tindakan Supervisi (Kepemimpinan dan
Mentoring, Kondisi Kerja, Penugasan) dengan Kepuasan Kerja Karyawan pada
bagian produksi di CV SEMBADA PRIMA” dengan alasan sebagai berikut:
1. Judul tersebut relevan dengan apa yang didapatkan oleh penulis
selama mengikuti perkuliahan dengan konsentrasi Manajemen
Sumber Daya Manusia.
2. Judul Hubungan Antara Tindakan Supervisi (Kepemimpinan
dan mentoring, Kondisi Kerja, Penugasan) dengan Kepuasan
kerja belum banyak dijadikan objek penelitian.
3. Penulis ingin mengetahui apakah ada hubungan antara
Tindakan Supervisi dengan Kepuasan Kerja karyawan.
11
4. Penulis juga ingin memberikan masukan bagi perusahaan
melalui penelitian ini mengenai tindakan-tindakan supervisi
seperti kepemimpinan dan mentoring, kondisi kerja, penugasan
dan hubungannya dengan kepuasan kerja karyawan.
1.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Hubungan antara Tindakan Supervisi (Kepemimpinan dan
Mentoring, Kondisi kerja, Penugasan) dengan kepuasan kerja karyawan
pada bagian produksi di CV SEMBADA PRIMA
2. Varibel dari Tindakan Supervisi (Kepemimpinan dan Mentoring, Kondisi
Kerja, Penugasan) yang mana yang paling berhubungan positif dengan
Kepuasan Kerja karyawan CV SEMBADA PRIMA pada bagian produksi.
I.4. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah dikemukakan serta
agar penelitian ini lebih efektif dan lebih terfokus dan tidak terlalu luas maka
digunakan batasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada karyawan bagian produksi di CV
SEMBADA PRIMA
2. Data yang didapat untuk penelitian ini merupakan data yang diperoleh
melalui pihak manajemen perusahaan dan hasil survei kepada sejumlah
sampel karyawan yang diperoleh melalui kuisioner.
12
3. Penelitian ini bersifat ilmiah dan data yang diperoleh melalui penelitian ini
tidak akan disebarluaskan tanpa seijin dan sepengetahuan dari CV
SEMBADA PRIMA.
4. Kepuasan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu cara
pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif
tentang pekerjaannya (Siagian, 2004).
Kepuasan kerja ini dapat dilihat melalui prestasi kerja, tingkat absensi dan
keinginan pindah dari karyawan.
5. Tindakan supervisi yang akan diteliti meliputi tiga komponen, yaitu:
a. Kepemimpinan dan mentoring
Kepemimpinan dan mentoring adalah Program kepemimpinan dan
pembinaan yang berorientasi pada pengembangan karyawan itu.
Kepemimpinan dan mentoring ini dapat dilihat melalui cara
memimpin dan pembinaan dari seorang supervisor terhadap
karyawannya baik berupa pengawasan, pengarahan, menerima
keluhan karyawan dan mengembangkan keahlian karyawan
b. Kondisi kerja
Kondisi kerja adalah sebuah keadaan dari suatu lingkungan kerja
yang berhubungan dengan beban tugas, waktu kerja, informasi dan
peran karyawan. Kondisi kerja ini dapat dilihat melalui beban tugas
yang diberikan kepada karyawan apakah sesuai dengan
kemampuan karyawan dan waktu yang diberikan cukup untuk
menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
13
c. Penugasan
Penugasan adalah suatu proses pemberian tugas baik yang resmi
atau tidak resmi kepada seseorang atau sebuah tim kerja.
Penugasan ini disertai dengan pemberian tanggung jawab kepada
yang menerima. Penugasan ini dapat dilihat melalui apakah
karyawan menerima informasi-informasi yang akurat mengenai
penugasan yang diberikan dan sesuai dengan keahliannya.
I.5. Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara yang perlu dikaji dan dibuktikan
kembali kebenarannya melalui penelitian. Hipotesa ini merupakan titik tolak
untuk mengadakan penelitian yang selanjutnya mengaplikasikan teori-teori untuk
menyesuaikan apakah hipotesa itu benar atau tidak. Hipotesa yang dikemukakan
penulis adalah:
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Tindakan
Supervisi (Kepemimpinan dan Mentoring, Kondisi kerja, Penugasan)
dengan Kepuasan Kerja karyawan pada bagian produksi di CV
SIMBADA PRIMA.
2. Varibel Tindakan Supervisi Kepemimpinan dan Mentoring adalah
variabel yang paling berhubungan positif dengan Kepuasan kerja
karyawan bagian produksi CV SIMBADA PRIMA.
I.6. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.6.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk:
14
1. Mengetahui hubungan antara Tindakan Supervisi (Kepemimpinan dan
Mentoring, Kondisi kerja, Penugasan) dengan Kepuasan kerja
karyawan bagian produksi di CV SEMBADA PRIMA.
2. Mengetahui Variabel tindakan Supervisi (Kepemimpinan dan
Mentoring, Kondisi kerja, Penugasan) yang paling berhubungan
dengan Kepuasan kerja karyawan bagian produksi di CV SEMBADA
PRIMA.
1.6.2. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Sebagai media untuk menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat
selama perkuliahan serta melihat secara langsung dunia kerja dan
membandingkannya dengan teori-teori yang didapat melalui
kuliah. Penelitian ini juga merupakan syarat untuk mencapai gelar
sarjana ekonomi pada Universitas Kristen Duta Wacana
Yogyakarta.
2. Bagi Perusahaan
Membantu perusahaan untuk mengetahui hubungan antara
tindakan-tindakan supervisi seperti kepemimpinan dan mentoring,
kondisi kerja, penugasan dengan kepuasan kerja karyawan.
3. Bagi Pembaca
15
Memberikan kontribusi tambahan mengenai hubungan antara
tindakan supervisi (kepemimpinan dan mentoring, kondisi kerja,
penugasan) dengan kepuasan kerja karyawan.
1.7. Metodologi Penelitian
1.7.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di CV SMBADA PRIMA.
1.7.2. Populasi
Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian
kita (Walpole, 1995). Yang tergolong populasi disini adalah semua
karyawan CV SEMBADA PRIMA.
1.7.3. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi objek dalam
penelitian. Jumlah sampel lebih sedikit dari jumlah populasi. Sampel yang
dimaksud disini adalah Karyawan bagian produksi di CV SEMBADA
PRIMA. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah secara
acak (Random Sampling). Sampel yang diambil adalah sebanyak 32
responden dengan cara membuat beberapa pertanyaan melalui kuisioner.
Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
1. Observasi
Yaitu melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian
untuk mendapatkan data yang diperlukan.
16
2. Kuisioner
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara membuat
beberapa pertanyan secara tertulis yang disusun dalam suatu
daftar kepada responden/ karyawan. Bagian-bagian tersebut
adalah:
Bagian 1: pertanyaan mengenai kepuasan kerja
Bagian 2: pertanyaan mengenai kepemimpinan dan mentoring
Bagian 3: pertanyaan mengenai kondisi kerja.
Bagian 4: pertanyaan mengenai penugasan.
Untuk itu pemilihan jawaban yang digunakan menggunakan
“Skala Likert” yaitu skala yang berisi lima tingkatan jawaban
mengenai kesetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap
pertanyaan. Dalam Skala Likert tingkat kesetujuan responden
terhadap pertanyaan mempunyai tingkatan 1 sampai 5 yang
setiap jawaban mempunyai skor atau nilai masing-masing.
Tabel 1.1
Skala Likert
Alternatif
Jawaban
Keterangan Nilai
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
KS Kurang Setuju 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
17
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui perkuliahan, literatur, artikel-artikel
serta bacaan lain yang menjadi pedoman dalam penulisan skripsi ini.
1.8. Perspektif Teoritis
a. Kepuasan Kerja
“Kepuasan kerja adalah suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif tentang pekerjaannya” (Siagian, 2004). Kepuasan kerja ini dapat dilihat melalui prestasi kerja, tingkat absensi dan keinginan pindah dari karyawan. Prestasi kerja dapat dikaitkan dengan kepuasan kerja karena kepuasan kerja dapat memacu prestasi yang lebih baik walaupun itu tidak mudah. Begitu juga dengan tingkat absensi dan keinginan pindah, apabila kepuasan kerja karyawan tinggi maka tingkat absensi karyawan akan rendah dan keinginan pindah dari karyawan akan rendah. b. Supervisi
“Supervisi/penyelian adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan aktivitas nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa tenaga kerja telah melaksanakan pekerjaan cara paling efisien dan efektif untuk mencapai target produktivitas kerja seirama sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan”( Siswanto, 1987).
• Kepemimpinan dan Mentoring
“Supervisor atau penyelia sebagai seorang pengawas, pemimpin didalam suatu organisasi memegang peranan penting bagi karyawannya. Supervisor juga merencanakan, memotivasi, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan karyawan non manajerial pada tingkat operasional dan organisasi” (Bittel dan Newstrom, 1996).
“Kepemimpinan dan mentoring adalah Program kepemimpinan dan pembinaan yang berorientasi pada pengembangan karyawan itu”
18
“Program mentoring adalah program pembelajaran yang dapat mempengaruhi anak didik dari supervisor untuk mengembangkan pengetahuan mereka, membaca serta memanfaatkan peluang yang ada” (L. Rose Hollister).
Menurut Beverly Biernat DeJovine dalam program mentoring ini konsep yang dapat digunakan dan diperhatikan oleh seorang supervisor adalah:
a. Seorang mentor membantu karyawannya dalam berkembang dan menyiapkan karyawannya untuk menjalankan tugasnya sendiri bukan memberikan mereka pekerjaan baru.
b. Membantu dan memberi pengarahan anak didik atau karyawannya dalam menetapkan suatu keputusan yang mereka akan buat bukan membuat keputusan untuk mereka.
c. Mendorong dan menganjurkan karyawannya untuk berani mengambil resiko.
Kepemimpinan dan mentoring ini dapat diukur melalui melalui cara memimpin dan pembinaan dari seorang supervisor terhadap karyawannya baik berupa pengawasan, pengarahan, menerima keluhan karyawan dan mengembangkan keahlian karyawan
• Kondisi Kerja
“Kondisi kerja adalah sebuah keadaan dari suatu lingkungan kerja yang berhubungan dengan beban tugas, waktu kerja, informasi dan peran karyawan. Didalam suatu perusahaan kondisi kerja sangat mempengaruhi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Hal-hal seperti beban tugas yang berat, desakan waktu, kurangnya informasi dan ketidakjelasan peran karyawan merupakan contoh dari gambaran kondisi kerja yang negatif” (Bittel dan Newstrom, 1996). Kondisi kerja ini dapat diukur melalui melalui tugas yang diberikan kepada karyawan apakah sesuai dengan kemampuan karyawan dan waktu yang diberikan cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. • Penugasan
“Penugasan adalah suatu proses pemberian tugas baik yang resmi atau tidak resmi kepada seseorang atau sebuah tim kerja. Para penyelia harus bisa memberikan tugas dan tanggung jawab kepada karyawan yang benar-benar mampu untuk melakukannya agar penugasan tersebut lebih efektif” (Bittel dan Newstrom, 1996).
19
Penugasan ini dapat dilihat melalui apakah karyawan menerima informasi-informasi yang akurat mengenai penugasan yang diberikan dan sesuai dengan keahliannya.
1.9. Metode Analisi Data
Dalam analisis uji analisis ini menggunakan program SPSS 11.0. Jenis
pengujian adalah sebagai berikut:
1. Analisis kualitatif
Analisis kualitatif adalah suatu bentuk analisis yang
penyajiannya berupa bahasan teoritis yang tidak dapat
dikaji melalui data-data numerik.
2. Analisi kuantitatif
Bentuk analisis yang penyajiannya dalam bentuk angka-
angka yang dapat diukur dan dihitung.
1.9.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Validitas ialah ukuran seberapa cermat kecepatan
suatu alat ukur (kuisioner) dalam melakukan fungsi
ukurannya terhadap suatu gejala. Validitas dibatasi sebagai
tingkat kemampuan suatu instrumen (pengukuran)
dinyatakan sahih jika instumen itu mampu mengukur apa
saja yang hendak diukurnya dan mampu mengungkapkan
yang hendak diungkapkan.
20
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
• Jika r hasil positif dan r hasil > r tabel maka variabel
tersebut valid.
• Jika r hasil tidak positif dan r hasil < r tabel tersebut
tidak valid.
Untuk menentukan r tabel yaitu dengan
menggunakan, dalam pengujian ini sampel yang
digunakan adalah sebanyak 32 responden dengan
α = 5%, untuk df (derajat kebebasan) = jumlah
kasus – 2, atau dalam kasus ini adalah 32-2 = 30.
untuk mencari r hasil dapat dilihat melalui kolom
“corrected item – total correlation” di tabel
reliability scale melalui program spss.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat kestabilan
alat ukur (kuisioner) terhadap suatu gejala.
Reliabilitas juga merupakan indeks yang
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran lagi.
Untuk reliabilitas dalam mencari r hasil dapat
dilihat pada angka Alpha yang terletak di akhir
ouput pada program SPSS dalam uji validitas dan
reliabilitas.
21
Kriteria pengujiaanya adalah sebagai berikut:
• Jika r Alpha positif dan r Alpha > r tabel, maka
variabel tersebut reliabel.
• Jika r Alpha positif dan r Alpha < r tabel maka
variabel tersebut tidak reliabel.
1.9.2. Analisis Korelasi Rank Spearman
Analisis ini digunakan untuk mengukur korelasi nonparametrik.
Korelasi spearman tidak memberikan dugaan untuk koefisien peringkat
suatu populasi. Metode ini digunakan untuk menghitung koefisien korelasi
untuk variabel yang nilai datanya tidak diketahui melainkan hanya urutan
nilai atau rangkingnya yang diketahui (Boedijoewono, 1999).
Korelasi spearman diberi dengan simbol r. Secara teori
akan dijelaskan sebagai berikut:
r = −1 ( )16
2
2
−∑NN
D
Dimana:
r = Koefisien Korelasi
∑ = Jumlah
D = Perbedaan (Difference)
N = Jumlah Frekuensi
6 = Bilangan Konstan
Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
22
1. Menentukan hipotesis nihil dan hipotesa alternatif
H : o ρ = 0 (Tidak ada hubungan/korelasi antara
dua variabel atau angka korelasi 0)
H i : ρ ≠ 0 (Ada hubungan/korelasi antara dua
variabel atau angka korelasi tidak 0)
2. Uji yang digunakan adalah uji dua arah atau dua sisi karena
akan dicari ada atau tidak ada hubungan/korelasi.
3. Menentukan tingkat signifikan (standar probabilitas)
α = 5 %
4. Menentukan kriteria pengujian
• Angka korelasi berkisar pada 0 berarti tidak ada
korelasi sama sekali.
• Angka korelasi berkisar pada 1 berarti korelasi
sempurna, atau
• Angka korelasi diatas 0, 5 menunjukkan korelasi
yang cukup kuat.
• Angka korelasi dibawah 0, 5 menunjukkan korelasi
lemah.
Berdasarkan Probabilitas
Jika Probabilitas > 0, 05 maka H diterima 0
Jika probabilitas < 0, 05 maka H 0 ditolak
5. Menentukan nilai hitung yang didapat dari hasil print out
6. Kesimpulan dan keputusan pengujian
23
Sistematika Penulisan
Penulis membagi menjadi lima bab dalam sistematika penulisannya, yang
diuraikan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, Berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, hipotesis, metode penelitian, alat analisis data dan sistematika
penulisan.
BAB II : Landasan Teori, Berisi tentang landasan teori yang beberapa pengertian
dan asumsi dasar yang digunakan dalam hubungan dengan pemecahan
masalah.
BAB III: Gambaran umum Perusahaan, Berisi tentang sejarah singkat Perusahaan
menjelaskan mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan, lokasi
perusahaan, struktur organisasi, kegiatan perusahaan di bidang
personalia.
BAB IV: Analisis Data, Dalam bab ini dijelaskan mengenai analisis hubungan
antara tindakan supervisi (kepemimpinan dan mentoring, kondisi kerja,
penugasan) dengan kepuasan kerja karyawan
BAB V: Kesimpulan dan Saran, Berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari
hasil analisis data dan saran-saran yang dapat dijadikan masukan bagi
perusahaan.
24