bab i pendahuluan 1.1 latar belakangeprints.umm.ac.id/41711/2/bab i.pdf1 bab i pendahuluan 1.1 latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Modal Sosial adalah bagian dari kehidupan sosial jaringan, nilai, dan
kepercayaan yang mendorong partisipasi bertindak bersama secara lebih
efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Adanya jaringan sosial
memungkinkan adanya koordinasi dan kominukasi yang dapat menumbuhkan
kepercayaan (trust) memiliki implikasi positif dalam kehidupan masyarakat.
Hal ini membuktikan dengan suatu kenyataan bagaimana keterkaitan orang-
orang yang memiliki rasa saling percaya (multural trust) dalam suatu jaringan
sosial memperkuat nilai-nilai mengenai keharusan untuk saling membantu.
(Putnam, 1996:56).
Konsep modal sosial memiliki tiga elemen penting yaitu
jaringan,nilai, dan kepercayaan dapat memberikan penekanan khusus pada
hubunga kausal antara modal sosial dan kesejahteraan ekonomi masyarakat
serta kinerja ekonomi. Tiga konsep tersebut yaitu : Kepercayaan (Trust) atau
saling percaya merupakan komponen penting dari adanya masayrakat.
Masyarakat yang pada angggotanya tidak saling percaya, maka akan hancur.
Saling percaya muncul tidak dengan tiba-tiba. Saling percaya akan muncul,
manakala para anggotanya sudah saling menghargai dan saling jujur. Jadi
sub-komponen dari trust adalah menghargai dan saling jujur.
Nilai (Value) tidak dapat dipisahkan dari jarigan dan kepercayaan.
Nilai akan muncul dari pertukaran yang saling menguntungkan. Nilai bersifat
resiprokal, artinya isi nilai menyangkut hak dan kewajiban kedua belah pihak
2
yang dapat menjamin keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan tertentu.
Jaringan yang terbina lama dan menjamin keuntungan kedua belah pihak
secara merata akan muncul norma keadilan yang melanggar prinsip keadilan
maka akan dikenakan sanksi yang keras pula.
Jaringan ( Network) atau jejaring adalah model hubungan diantara
para anggota masyarakat atau organisasi sosial. Jaringan terbentuk melalui
orang yang saling mengetahui atau mengenal, saling mengingatkan, saling
menginformasikan, saling bantu dalam melaksanakan atau mengatasi
masalah. Jaringan adalah sumber pengetahuan yang menjadi dasar utama
dalam pembentukan kepercayaan strategik. Di dalam modal sosial jaringan
merujuk pada semua hubungan dengan orang atau kelompok (Heru, 2014:9-
10).
Modal sosial dalam ekonomi suatu usaha adalah rasa percaya dan
kemampuan seseorang dalam membangun jaringan suatu usaha serta
kepatuhan terhadap norma atau tata nilai yang berlaku dalam kelompok
maupun masyarakat disekitarnya dimana modal sosial dapat memberikan
keuntungan untuk mengakses modal lainya serta memfasilitasi kerjasama
antar kelompok masyarakat. Rasa percaya adalah keyakinan bahwa orang lain
tidak akan berniat buruk pada diri kita. Jaringan kerja suatu usaha adalah
ikatan formal dan informal yang dimiliki seseorang dari jumlah keanggotanya
dalam organisasi. Norma merupakan nilai-nilai yang bertujuan untuk
membangun kegiatan bersama dan menguntungkan bagi semua pihak di
dalam suatu usaha ekonomi (Utari, 2011 :31).
3
Usaha ekonomi kecil dan menengah (UKM) sangat besar, tidak hanya
untuk pertumbuhan ekonomi negara maju, tetapi juga seluruh negara di
penjuru dunia karena UKM memberikan kontribusi yang berarti pada
pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di setiap negara (Bamford &
Bruton 2011:11). Usaha merupakan aktivitas atau pun kegiatan ekonomi yang
dilaksanakan oleh manusia dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan
atau di tetapkan sebelumnya. Dalam suatu pengembangan usaha ekonomi
dibutuhkan suatu jaringan, pengembangan usaha sebagai subjek utama dalam
mengembangkan suatu perusahaan. Jaringan tersebut meliputi jaringan
ekonomi, jaringan sosial, dan jaringan teknologi.
Jaringan ekonomi merupakan suatu usaha dalam pembuatan
keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan pengalokasian sumber
daya masyarakat (rumahtangga dan pembisnis/perusahaan) yang terbatas
diantara berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan,
usaha, dan keinginan masing-masing. Jadi, kegiatan ekonomi merupakan
gejala bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup
mereka terhadap barang dan jasa (Damsar, 2011:35-36).
Jaringan sosial merupakan relasi yang terjadi dengan pihak-pihak
tertentu. Jaringan sosial dimaknai organisasi merupakan keterlibatan semua
pihak yang bekerja sama untuk memperjuangkan suatu isu yang sama, baik
individu maupun organisasi yang fokus bekerja meski berbeda tetapi masih
berkaitan dan mau ikut terlibat. Hal ini memperlihatkan, bahwa dalam
jaringan sosial atau jejaring mencakup adanya relasi kerja sama baik secara
4
langsung maupun tidak langsung dilakukan aktor-aktor dalam
memperjuangkan isu yang sama (Bungaran, 2002: 204).
Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar
banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan
kelompok lainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk yang
formal maupun bentuk informal. Selain jaringan sosial permodalan, yang
terpenting pula dan merupakan aspek paling akhir yaitu pemasaran pada suatu
perdagangan. Dalam suatu pemasaran atau perdagangan pada era sekarang ini
sudah lebih modern dengan adanya internet. Internet merupakan pelaku
bisnis tidak lagi mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi
apapun, untuk menunjang aktivitas bisnisnya, bahkan sekarang cenderung
dapat diperoleh berbagai macam informasi, tetapi informasi harus disaring
untuk mendapatkan informasi yang tepat dan relevan. Tidak hanya
jaringan ekonomi dan sosial saja yang dapat mendukung suatu usaha dalam
perekonomian saat ini tetapi juga jaringan teknologi.
Jaringan teknologi / internet dalam bisnis berubah dari fungsi
sebagai alat untuk pertukaran informasi secara elektronik menjadi alat
untuk aplikasi strategi bisnis, seperti: pemasaran, penjualan, dan
pelayanan pelanggan. Internet mendukung komunikasi dan kerja sama
global antara pegawai, konsumen, penjual, dan rekan bisnis yang lain.
Internet memungkinkan orang dari organisasi atau lokasi yang berbeda
bekerja sama sebagai satu tim virtual untuk mengembangkan,
memproduksi, memasarkan, dan memelihara produk atau pelayanan. Akibat
5
internet, pemasaran terhadap perusahaan, produk, dan pelayanan menjadi
proses yang interaktif saat ini (Yenti, 2000 : 37).
Jaringan-jaringan tersebut terbentuk dari hubungan emosional yang
dekat, yakni tidak hanya melalui jalur pendidikan, struktural maupun kultural
(politik) tetapi juga dari jalur perekonomian yang biasanya bertujuan untuk
mempertahankan suatu kerja sama antara individu atau kelompok.
Perekonomian nasional tidak terlepas dari peran serta sektor pertanian,
industri dan jasa. Hasil kajian pembangunan ekonomi diberbagai negara
menunjukkan bahwa terdapat mekanisme keterkaitan antara pembangunan
pertanian industri dan jasa. Keberhasilan pembangunan pertanian terutama
dalam hal peningkatan pendapatan dan ketersediaan bahan pangan pokok
masyarakat, akan memacu perkembangan sektor industri dan jasa serta
mempercepat transformasi struktur perekonomian nasional. Hal tersebut
merupakan bukti bahwa ketangguhan sektor industri akan semakin kokoh
apabila di dukung oleh sektor pertanian yang tangguh dan berkelanjutan.
Strategi pembangunan pertanian di Indonesia adalah kebijakan pembangunan
yang menjaga keterkaitan sektor pertanian dan industri melalui
pengembangan agroindustri (Bungaran, 2002: 204).
Sektor pertanian dan sektor industri adalah dua sektor yang mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap perekonomian di Indonesia. Pengembangan
sektor agroindustri merupakan bidang singgung antara sektor pertanian dan
sektor industri yang dapat memperkuat basis perekonomian rakyat Indonesia
yang sebagian besar sebagai petani. Aspek lain yang perlu dicermati dalam
pembangunan pertanian diantaranya yaitu pemasaran. Pemasaran merupakan
6
salah satu subsistem yang memegang peranan penting dan tidak dapat
dipisahkan dalam sistem agribisnis sebab nilai produksi yang diperoleh
sangat ditentukan oleh adanya jaminan pasar dan harga jual produk. Emping
melinjo salah satu komoditi yang menarik untuk diteliti pemasarannya.
Emping melinjo merupakan salah satu bahan makanan ringan, selain
bernilai gizi tinggi juga memiliki cita rasa yang banyak disukai masyarakat.
Emping melinjo merupakan makanan istimewa dalam pola makanan rakyat
Indonesia. Berdasarkan kualifikasi tersebut dan didukung dengan Perajinan
yang intensifying dapat menjamin ketersediaan emping tanpa di pengaruhi
oleh waktu sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi setiap saat.
Emping melinjo merupakan salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian
yang memiliki nilai tinggi, baik karena harga jual yang relatif tinggi maupun
sebagai komoditi ekspor yang dapat mendatangkan devisa. Rendahnya
produktifitas melinjo akibat dari budidaya usahatani yang masih tradisional,
sehingga berdampak rendahnya produksi dan tidak mampu mencukupi
menjamin pasokan kebutuhan bahan baku. Kondisi ini mengakibatkan para
pengusaha emping melinjo untuk mencukupi bahan baku mendatangkan dari
luar kabupaten (Masyrofie, 1993:23).
Home Industri adalah rumah usaha produk barang atau juga
perusahaan kecil. Di katakan sebagai perusahaan kecil karena jenis
kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah. Home industri merupakan
wadah bagi sebagian besar masyarakat yang mampu tumbuh dan
berkembang secara mandiri dengan memberikan andil besar serta
menduduki peran strategis dalam pembangunan ekonomi (Foley, 2006:27).
7
Di Kabupaten Kediri tepatnya di Desa Mejono Kecamatan Pare
merupakan salah satu desa yang sangat terkenal dengan usaha emping
melinjo. Di desa tersebut rata-rata masyarakatnya mempunyai usaha Home
Industri emping melinjo dan juga bertani, tetapi mayoritas Home Industri
emping melinjonya. Salah satu pelopor emping melinjo di desa ini adalah
emping melinjo milik bapak Sutomo yang dulunya bekerjasama dengan PT
Emping Melinjo Sarana Adi Makmur. Emping Melinjo dari bapak sutomo ini
berawal karena ayah beliau dulunya juga mempunya usaha emping melinjo
tetapi tidak berjalan lama karena usia sehingga usaha tersebut di teruskan oleh
anak-anaknya salah satunya bapak sutomo tetapi anak-anaknya yang lain
tidak lama meneruskan usaha beliau sehingga bapak sutomo lah yang
meneruskan hingga searang. Home Industri bapak sutomo ini dari tahun
1987 beliau bermula dengan menjual di daerah pasar dan toko-toko di daerah
pare dan di kediri.
Penjualan di daerah kediri tidak laku keras, sehingga bapak Sutomo
mencoba menjual ke berbagai kota seperti lamongan dan surabaya dan
ternyata bisa laku keras penjualanya sehingga bapak sutomo ini mencoba
membuka Home Industri yang lebih besar dengan menambah kariyawan dan
menambah berbagai macam emping melinjo. Setelah dengan banyaknya
kariyawan beliau mulai berani mendatangkan bahan mentah seperti biji
belinjonya dari kota lain seperti Yogyakarta, sebelumnya beliau
mendatangkan dari blitar dan di daerah kediri sendiri. Setalah usahanya
berjalan sekitar 7 tahun bapak sutomo di tawarkan oleh adiknya nuntuk
bergabung dengan PT Sarana Adi Makmur tetapi tidak berjalan lama hanya
8
sekitar 2 tahun karena ketika baliau bergabung di PT Adi Makmur banyak
hambatan yang membuat usaha dan keuntunganya menurun. Contohnya
seperti banyaknya karyawan yang korupsi dan tidak jujur ketika bekerja
membuat usahanya berantakan dan tidak berjalan lancar dan juga ketika
bergabung dengan PT Adi Makmur membuat keuntungan beliau harus
membagi hasil pendapatan dengan pihak-pihak PT belum juga harus
membayar kariyawan yang bekerja dirumah sehingga membuat pendapatan
beliau menurun dan usahanya tidak begitu lancar. Akhirnya pada tahun 1997
beliau memutuskan untuk tidak bergabung lagi dengan PT Adi Makmur dan
memilih Home Industri seperti awal sampai sekarang.
Home Industri Emping melinjo milik bapak sutomo membuat peluang
kerja bagi masyarakat Desa Mejono sehingga banyak dukungan juga dari
masyarakat untuk membuka usaha Home Industri di Desa Mejono. Sehingga
sampai sekarang banyak Home Industri Emping Melinjo yang ada di Desa
Mejono, walaumpun banyak saingan tetapi justru membuat usaha beliau
menjadi suatu jaringan sosial yang dapat mempertahankan Home Industri
yang ada di Desa Mejono. Beliau mampu membuat saingan Home Industri
tersebut menjadi suatu kelompok untuk mempertahankan suatu usaha yang
ada di desa tersebut bisa di pertahankan sampai sekarang bahkan kalau bisa
bisa di pertahankan juga oleh anak-anak dan cucu mereka. Faktor
mempertahankan Home Industri Emping Melinjo adalah dengan adanya
jaringan sosial dalam perekonomian masyarakat sekitar dalam
mengembangkan usaha perlu adanya jaringan sosial diantara para karyawan
9
sebagai penguatan usaha untuk menghindari adanya persaingan dan
konflik.
Jaringan sosial diantara para karyawan dengan pengepul dalam
kesepakatan menentukan harga barang atau pun menentukan suatu bahan
baku yang berkualitas baik atau tidak. Seperti yang dikatakan oleh salah satu
karyawan Home Industri Melinjo oleh ibu Tutik salah satunya
mengungkapkan bahwa ada kerjasama dalam mencari bahan baku,
menentukan harga barang, dan kerjasama dalam mempertahankan
bagaimana kualitas Home Indutri emping melinjo di Desa Mejono ini tetep
berkualitas baik dari pada yang lainya. Hal tersebut terlihat adanya usaha
para karyawan dan pengepul tersebut terus memperluas jaringannya dengan
berbagai pihak, seperti kerjasama dengan sesama Home Indutri Emping
yang lain, pengepul dengan distributor, karyawan dengan konsumen dan
kerjasama dengan para Home Industri Emping Melinjo lainya yang di Desa
Mejono dalam meningkatkan usahanya. Kerjasama tersebut didasari atas
dasar kepentingan yang memiliki tujuan yang telah disepakati dan saling
membutuhkan antar Home Industri Emping Melinjo.
10
Seperti yang dijelaskan berikut alur dari pendistribusian usaha dari Home
Industri Emping:
Tabel 1.1
(Sistem Home Industri Emping Melinjo)
Mencermati fenomena tersebut, bahwa peneliti tertarik dengan Home
Industri Emping Melinjo di Kediri karena pada Home Industri tersebut bisa
bertahan sangat lama dan hanya berfokus pada satu usaha dan juga Home
Indstri Emping Melinjo tersebut dapat bertahan dengan jaringan-jaringan
sosial yang sama sampai sekarang. Sehingga peneliti tertarik untuk
mengambil judul tentang “Modal Sosial Usaha Home Industri Emping
Melinjo”.
Bahan Mentah (Home Industri Emping
Prambanan Yogyakarta)
Home Industri Emping Kediri
(Produksi)
Karyawan
Home Industri
(Pengepul)
Pengepul/Home Industri
(Konsumen)
Jaringan Sosial Ekonomi Usaha
11
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalahnya adalah :
Bagaimana Modal Sosial Usaha Home Industri Emping Melinjo di Desa
Mejono Kabupaten Kediri?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan penelitian tersebut, bertujuan untuk mengetahui dan
memahami Modal Sosial Usaha Home Industri Emping Melinjo di Desa
Mejono Kabupaten Kediri.
1.4 Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian akan lebih sempurna jika penelitian tersebut
memiliki manfaat baik jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun
manfaat yang dapat dihasilkan dari penelitian ini dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian tersebut diharapkan dapat dijadikan salah satu
informasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pada
suatu jaringa sosial, yang ada hubungannya dengan Program Studi
Sosiologi. Serta mengkaji teori oleh Putnam terutama pada Modal Sosial
untuk mengetahui Modal Sosial Usaha Home Industri Emping Melinjo di
Desa Mejono Kabupaten Kediri.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat diterapkan oleh pihak-pihak
yang berkompeten dan memiliki wewenang seperti contohnya
pemerintah, dalam rangka untuk memberikan solusi dan menyelesaikan
12
permasalahan dalam karakter manusia, maupun juga oleh kalangan
akademisi sebagai penunjang referensi keilmuan. Manfaat secara praktis
tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1.4.2.1 Manfaat bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
Modal Sosial Usaha Home Industri Emping Melinjo di Kabupaten
Kediri. Serta dapat memberikan gambaran pemerintah untuk
mensosialisasikan pada UMKM Kota Kediri cara
mengembangkan bisnis pengusaha yang ada di Kabupaten Kediri.
1.4.2.2 Manfaat bagi civitas akademika
Hasil dari penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi
referensi baru bagi mahasiswa maupun dosen, sebagai penunjang
keilmuan dan mempertajam analisis terkait topik-topik yang
diangkat dalam penelitian. Terutama dalam tema Modal Sosial
Usaha Home Industri di Kabupaten Kediri melalui pendekatan
kualitatif.
1.4.2.3 Manfaat bagi peneliti dan masyarakat
Hasil penelitian tentang Modal Sosial Usaha Home Industri
Emping Melinjo bahwa pada Modal Sosial pada Home Industri
Emping melinjo ini dapat memberikan peluang kerja tambahan di
Desa Mejono dan membuat pada masyarakat Desa Mejono untuk
meningkatkan suatu usaha di desa tersebut dan bagaimana
masyarakatnya dapat mempertahankan sampai sekarang, selain
13
itu dapat dijadikan pedoman oleh peneliti dalam mengembangkan
usaha yang berbasis Home Industri.
1.5 Definisi Konsep
1.5.1 Modal Sosial
Modal Sosial adalah bagian dari kehidupan sosial jaringan, nilai,
dan kepercayaan yang mendorong partisipasi bertindak bersama
secara lebih efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Adanya
jaringan sosial memungkinkan adanya koordinasi dan kominukasi
yang dapat menumbuhkan kepercayaan (trust) memiliki implikasi
positif dalam kehidupan masyarakat. Hal ini membuktikan dengan
suatu kenyataan bagaimana keterkaitan orang-orang yang memiliki
rasa saling percaya (multural trust) dalam suatu jaringan sosial
memperkuat nilai-nilai mengenai keharusan untuk saling membantu.
(Putnam, 1996:56).
1.5.2 Usaha
Usaha merupakan aktivitas atau pun kegiatan ekonomi yang
dilaksanakan oleh manusia dalam rangka mencapai tujuan yang
diinginkan atau di tetapkan sebelumnya. Usaha dalam pembuatan
keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan pengalokasian
sumber daya masyarakat (rumah tangga dan pembisnis/ perusahaan)
yang terbatas diantara berbagai anggotanya, dengan
mempertimbangkan kemampuan dan keinginan masing-masing.
14
Jadi, kegiatan usaha merupakan gejala bagaimana cara orang atau
masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan
jasa (Damsar, 2011:35-36).
1.5.3 Home Industri
Home Industri adalah rumah usaha produk barang atau juga
perusahaan kecil. Di katakan sebagai perusahaan kecil karena jenis
kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah. Home industri
merupakan wadah bagi sebagian besar masyarakat yang mampu
tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan memberikan
andil besar serta menduduki peran strategis dalam pembangunan
ekonomi (Foley, 2006:27).
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian tersebut menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan scara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi (Sugiyono, 2012: 9).
15
Penelitian tersebut menggunakan jenis penelitian deskriptif dan
metode pendekatan penelitian kualitatif yang mengambarkan pola Modal
sosial usaha Home Industri Emping Melinjo ketika melakukan tindakan
ekonomi. Penelitian tersebut penulis menggunakan tipe penelitian
deskriptif yang menjelaskan fenomena yang terjadi dalam kehidupan
untuk mencapai suatu tujuan. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen.
Pengambilan atau penarikan informan, ditentukan dengan melalui
purposive sampling (Miles & Huberman, 1992 : 85).
1.6.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pada Home Industri Emping Melinjo di Desa
Mejono Kecamatan Pelemahan Kabupaten Kediri. Dimana di Desa
Mejono ini merupakan desa yang terkenal atau yang khas dengan usaha
emping melinjonya akan tetapi pada Home Industri Emping Melinjo
milik bapak sutomo ini adalah pelopor pertama usaha yang ada di Desa
Mejono yang sampai sekarang dapat mempertahankan jaringan sosial
pada usaha emping melinjo di Desa Mejono.
1.6.3 Teknik Penentuan Subjek Penelitian
Penentuan subjek penelitian menjadi salah satu hal yang penting
dan melakukan penelitian. Penentuan subjek penelitian yang tepat,
memungkinkan diperolehnya data dan informasi yang valid serta akurat
karena subjek penelitian merupakan salah satu sumber data dalam
16
penelitian kualitatif. Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling yaitu teknik pengumpuln sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakkan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang ahli
makanan (Sugiyono,2012:85). Sehingga sudah di tentukan subjeknya
peneliti memakai prposive sampling. Adapun subjek penelitian yang
dipilih dengan menggunakan purposive sampling dalam penelitian ini
adalah:
a. Pemilik Home Industri Emping Melinjo merupakan subjek
pertama yang di tuju oleh peneliti karena pemilik ini merupkan
sumber informasi dan sumber data yang akurat sebelum ke
subjek yang lain, karena pada dasarnya pemilik dari home
industri ini akan jauh lebih tahu dan memahami apa yang akan di
cari oleh peneliti.
b. Karyawan Home Industri Emping Melinjo merupakan subjek
selanjutnya yang dituju oleh peneliti karena karyawan
merupakan jaringan sosial pada Home Industri ini, sehingga akan
lebih akurat jika mendapatkan data atau informasi dari karyawan
yang merupakan jaringan sosial pada Home Indutri.
c. Pengepul pada Home Industri Emping melinjo merupakan subjek
selanjutnya setelah karyawan karena pada pengepul merupakan
proses akhir penjualan setelah di proses oleh karyawan yang ada
di Home Industri Emping Melinjo, sehingga pada subjek terakhir
17
ini juga akan mendapatkan data yang lebih lengkap mengenai
jaringan sosial ekonomi pada Home Industri Emping Melinjo.
Alasan mengapa memilih subjek tersebut karena pada kedua
subjek tersebut dianggap sangat memiliki relevansi dan informasi yang
sangat mendukung untuk memperoleh data yang akurat untuk meneliti
suatu Modal Sosial Usaha Home Industri di Desa Mejono tersebut.
1.6.4 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dapat dikelompokkan ke dalam
dua klasifikasi, yaitu data primer dan data sekunder.
1.6.4.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara
langsung oleh peneliti tanpa melalui perantara ataupun sumber
lainnya. Data primer didapatkan dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang telah ditentukan sebelumnya oleh
peneliti. Adapun data primer dalam penelitian ini didapatkan
melalui pengamatan atau observasi secara langsung terhadap
Modal Sosial Usaha Home Industri Emping Melinjo di Desa
Mejono serta dengan wawancara dengan subjek maupun
informan yang sudah di tentukan sebelumnya.
1.6.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh peneliti
secara tidak langsung dari obyek penelitian ataupun merupakan
data yang diperoleh melalui perantara media tertentu maupun
18
sumber lainnya. Data sekunder dalam penelitian ini dapat berupa
hasil penelitian terdahulu, jurnal, buku, foto-foto, dan juga
dokumen resmi baik dari pemerintah maupun pribadi yang ada
kaitannya dengan persoalan terhadap Modal Sosial Home
Industri Emping Melinjo yang ada di Desa Mejono.
1.6.5 Teknik Pengumpulan Data 1.6.5.1 Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data
yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik yang lain, yaitu awancara dan dokumentasi.
Observasi memungkinkan melihat dan mengamati sendiri
perilaku dan kejadian sebagaimana keadaan sebenarnya.
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusu dari berbagai proses biologis maupun
psikologis, dua proses tersebut adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2012:145).
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengamati Modal Sosial Usaha Home Industri Emping
Melinjo di Desa Mejono. Observasi dilakukan dengan cara
bertemu dengan salah satu pelopor Jaringan Industri
Emping Melinjo di rumahnya dan juga langsung melihat
langsung kariyawan yang sedang membuat emping melinjo,
19
dari awal pembuatan sampai sudah siap dikemas dan
dikirim.
Observasi dilakukan dengan cara bertemu langsung
dengan pemilik Home Industri Emping Melinjo dan juga
sekaligus bertemu dengan karyawan yang memproduksi
Emping Melinjo pada sore hari ketika mereka sudah selesai
dengan pekerjaanya. Tujuan dari observasi ini adalah untuk
mengetahui dan mencari data tentang bagaimana Modal
Sosial Usaha pada Home Industri Emping Melinjo dapat
terbentuk dan juga bagaimana dapat bertahan sampai
sekarang dengan jaringan-jaringan yang sama.
1.6.5.2 Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara
memperoleh informasi melalui kegiatan tanya jawab secara
langsung pada responden. Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, pihak pewawancara yang mengajukan pertanyaan
dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Tujuan melakukan wawancara adalah untuk
menyajikan kontruksi saat sekarang dalam suatu konteks
mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi,
perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan
bentuk keterlibatan, dan sebagainya. Wawancara yang
dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini dilakukan untuk
20
mewawancarai ialah pemilik dan pelopor pertama Jaringan
Home Industri Emping Melinjo di Desa Mejono. Informan
yang dimaksud ialah bagaimana membentuk jaringan sosial
pada home industri emping melinjo dan juga pada
kariyawan yang tetap bertahan sampai sekarang (Moleong,
2004: 135).
Wawancara di lakukan peneliti ini dilakukan
langsung oleh pemilik Home Industri Emping Melinjo dan
juga karyawan yang memproduksi Emping Melinjo
tersebut. Pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti ini
mendapati bahwa Modal Sosial Usaha pada Home Industri
Emping Melinjo ini terbentuk sudah lama dan dapat
bertahan dengan jaringan-jaringan ekonomi pada penjualan
yang sama, Jaringan Sosial Ekonomi dapat bertahan dengan
jaringan yang sama karena adanya faktor
kepercayaan,jaringan,dan nilai.
1.6.5.3 Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu bentuk data yang
diperoleh dari arsip-arsip yang telah ada sebelumnya yang
tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto,
hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya.
Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk
menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti
perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua
21
dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak
bermakna (Faisal, 1990: 77). Penggunaan data dokumentasi
dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi
yang berhubungan dengan data-data tentang berbagai hal
yang berhubungan dengan proses dalam meneliti Modal
Sosial Home Indutri Emping Melinjo.
1.6.6 Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuanya dapat
diimformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan
mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam pola memilih mana
yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan yang
dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan model analisis interaktif yang
diperkenalkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri dari tahapan analisis
yaitu :
1.6.6.1 Reduksi data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
22
Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari yang bila
diperlukan kembali (Sugiyono, 2012:247).
1.6.6.2 Penyajian data (Data Display)
Penyajian data merupakan tahap lanjutan dari reduksi data
yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Peneliti
meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan
suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang
meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Dengan
demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang
terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar
ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran
yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin
berguna (Sugiyono, 2012:249).
1.6.6.3 Kesimpulan data (Conclusion)/Verifikasi
Tahap ketiga dalam analisis data ialah penarikan kesimpulan
atau verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat guna mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
23
kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono,
2012: 252).
1.6.7 Uji Keabsahan Data
Validitas atau keabsahan merupakan derajat ketepatan antara data
yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh
peneliti. Dengan demikian, maka data yang valid adalah data yang tidak
berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
sesungguhnya terjadi obyek penelitian. Dalam penelitian kualitatif, temuan
atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang
dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti .
Keabsahan data penelitian kualitatif dapat dibuktikan dengan
melakukan uji kredibilitas data. Uji kredibilitas sebagaimana merujuk pada
pendapat Sugiyono, dapat dilakukan melalui perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan, trianggulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus
negatif dan juga member check (Sugiyono, 2012:270).
A. Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke
lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber
data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan
pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan
24
semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi),
semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi
yang disembunyikan lagi (Sugiyono, 2012:270).
B. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut
maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara
pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka
peneliti dapat melajukan pengecekan kembali apakah data yang telah
ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan
ketekunan maka, peneliti dapat memberikan ekripsi data yang akurat
dan sistematis tentang apa yang diamati (Sugiyono, 2012:272).
C. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dan berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik. pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono,
2012:273). Seperti dijelaskan dibawah ini:
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui
beberapa sumber (Sugiyono, 2012:274). Sumber yang
25
digunakan oleh peneliti dalam menguji kredibilitas data adalah
buku dan jurnal yang berkaitan dengan Modal Sosial Usaha.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan
wawancara, lalu di cek dengan observasi dan dokumentasi
(Sugiyono, 2012:274).
c. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.
Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat
dilakukan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam
waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil ujian menghasilkan
data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang
sehingga sampai ditemukan kepastian datanya (Sugiyono,
2012:274).
D. Analisis Kasus Negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda
dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis
kasus negative berarti mencari data yang berbeda atau bertentangan
dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang
berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang
ditemukan sudah dapat dipercaya (Sugiyono, 2012:275).
26
E. Menggunakan bahan referensi
Bahan Referensi memiliki tujuan sebagai pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai
contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman
wawancara (Sugiyono, 2012:275).
F. Mengadakan member check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati
oleh para pemberi data berarti datanya data tersebut valid. Sehingga
semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan
peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi
data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan
apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya,
dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data
(Sugiyono, 2012: 368-376).
Uji keabsahan data diutamakan dengan menggunakan teknik
triangulasi dan didukung dengan penggunaan bahan referensi.
Triangulasi yang dimaksud lebih diutamakan dengan penggunaan
triangulsi waktu dan juga sumber. Penggunaan kedua teknik
triangulasi tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa waktu
pengumpulan data juga mempengaruhi valid atau tidaknya sebuah
data, demikian juga sumber data yang berbeda akan dapat
27
berpengaruh kepada validitas sebuah data. Sehingga dalam penelitian
ini dirasa terdapat data yang tidak valid, maka peneliti akan kembali
melakukan pengumpulan data pada waktu yang berbeda dan juga
sumber yang berbeda.