bab i pendahuluan 1.1. latar...

29
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia sebagai negara maritim dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia mempunyai potensi sangat besar dibidang kelautan. Salah satu potensi di bidang kelautan tersebut adalah terumbu karang. Indonesia kurang lebih memiliki garis pantai sepanjang 80.791 km dan luas laut sekitar 3,1 juta. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki terumbu karang terkaya di dunia. Terdapat 3.545 tipe dan 75 famili terumbu karang di Indonesia. Selain itu kondisi iklim tropis dengan perairan yang subur di wilayah perairan Indonesia salah satu faktor yang mendukung tingginya potensi terumbu karang. Diperkirakan terdapat lebih dari 80 genera dan 450 spesies terumbu karang di wilayah Indonesia (Muller,1999). Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem penting di perairan laut. Terumbu karang mempunyai banyak fungsi baik dari segi ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis, terumbu karang merupakan rumah bagi ribuan hewan laut yang sangat menggantungkan hidupnya pada keberadaan terumbu karang ini. Berbagai jenis ikan dan hewan laut tumbuh dan berkembangbiak dengan bantuan dan ketergantungan dari terumbu karang. Tumbuhan laut juga banyak tumbuh di terumbu karang yang digunakan sebagai tempat hidupnya. Secara ekonomis, karang memiliki banyak pengaruh bagi produktivitas penangkapan ikan. Studi perikanan dan kelautan menunjukkan bahwa terumbu karang berperan penting menjaga ketersediaan ikan-ikan laut terutama ikan pelagis. Terumbu karang terutama distribusinya di laut tidak lepas hubungannya dengan kondisi dari laut tersebut. Sifat kelautan yang mempengaruhi distribusi terumbu karang ini meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi. Sifat kelautan ini dikaji lebih dalam melalui oseanografi. Oseanografi merupakan ilmu tentang laut (sea) dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan proses yang terjadi di dalamya, sifat-sifat dan dinamikanya, beserta kehidupan yang ada di dalamnya .

Upload: duonglien

Post on 16-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Indonesia sebagai negara maritim dengan garis pantai terpanjang kedua di

dunia mempunyai potensi sangat besar dibidang kelautan. Salah satu potensi di

bidang kelautan tersebut adalah terumbu karang. Indonesia kurang lebih memiliki

garis pantai sepanjang 80.791 km dan luas laut sekitar 3,1 juta. Ini menjadikan

Indonesia sebagai negara yang memiliki terumbu karang terkaya di dunia.

Terdapat 3.545 tipe dan 75 famili terumbu karang di Indonesia. Selain itu kondisi

iklim tropis dengan perairan yang subur di wilayah perairan Indonesia salah satu

faktor yang mendukung tingginya potensi terumbu karang. Diperkirakan terdapat

lebih dari 80 genera dan 450 spesies terumbu karang di wilayah Indonesia

(Muller,1999).

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem penting di perairan laut.

Terumbu karang mempunyai banyak fungsi baik dari segi ekologis maupun

ekonomis. Secara ekologis, terumbu karang merupakan rumah bagi ribuan hewan

laut yang sangat menggantungkan hidupnya pada keberadaan terumbu karang ini.

Berbagai jenis ikan dan hewan laut tumbuh dan berkembangbiak dengan bantuan

dan ketergantungan dari terumbu karang. Tumbuhan laut juga banyak tumbuh di

terumbu karang yang digunakan sebagai tempat hidupnya. Secara ekonomis,

karang memiliki banyak pengaruh bagi produktivitas penangkapan ikan. Studi

perikanan dan kelautan menunjukkan bahwa terumbu karang berperan penting

menjaga ketersediaan ikan-ikan laut terutama ikan pelagis.

Terumbu karang terutama distribusinya di laut tidak lepas hubungannya

dengan kondisi dari laut tersebut. Sifat kelautan yang mempengaruhi distribusi

terumbu karang ini meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi. Sifat kelautan ini dikaji

lebih dalam melalui oseanografi. Oseanografi merupakan ilmu tentang laut (sea)

dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan proses yang terjadi

di dalamya, sifat-sifat dan dinamikanya, beserta kehidupan yang ada di dalamnya .

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

2

Di dalam oseanografi dipelajari hal hal penting mengenai aspek-aspek kelautan

dan bagaimana hubungannya dengan ekosistem yang ada di dalamnya. Aspek

kelautan ini yaitu tentang proses terjadinya lautan, topografi, sedimentasi dasar

laut, kondisi air laut dan berbagai fenomena yang ada, biologi dan biota laut.

Geografi sendiri yang merupakan suatu ilmu yang mempelajari suatu fenomena

berdasarkan konsep keruangan tentunya sangat berhubungan dengan Oseanografi.

Oseanografi sendiri juga merupakan suatu ilmu yang terdiri atas berbagai

sumbangsih ilmu-ilmu dasar dan salah satunya adalah ilmu geografi. Pendekatan

pendekatan di dalam geografi sangat tepat dan cocok untuk menjelaskan

fenomena yang terjadi di laut. Studi Geografi mempunyai perhatian terhadap

permasalahan ini karena bagaimana pun studi geografi terlibat langsung di dalam

pengamanan dan pemeliharaan sumberdaya dan lingkungan hidup (Bintarto dan

Surastopo, 1979).

Kepulauan Seribu merupakan kepulauan yang terdiri atas mata rantai 105

pulau yang terbentang dari utara sampai ke selatan menuju Provinsi DKI Jakarta.

Kondisi Kepulauan Seribu yang memungkinkan untuk tumbuhnya terumbu

karang menyebabkan distribusi terumbu karang di wilayah ini sangat besar.

Kondisi perairan yang jernih dan jauh dari sedimentasi menyebabkan dapat

tumbuhnya terumbu karang di wilayah Kepulauan Seribu. Pengaruh iklim tropis

Indonesia yang menyebabkan suhu yang baik untuk terumbu karang dan arus

yang cukup intensif yang menyebabkan perairan yang kaya nutrisi turut

mendukung tumbuhnya terumbu karang di perairan Kepulauan Seribu. Di

beberapa tempat seperti di Pulau Karang, Pulau Beras, Pulau Air, Pulau

Panggang, Pulau Pramuka dan Pulau Pari mempunyai tutupan terumbu karang

yang besar. Namun seiring dengan berkembangnya pertumbuhan kota Jakarta

turut juga mempengaruhi kondisi terumbu karang yang ada di Kepulauan Seribu.

Makin lama, kondisi terumbu karang makin memprihatinkan terutama untuk

pulau-pulau yang sangat dekat dengan Jakarta (Teluk Jakarta). Berdasarkan

intrepretasi citra Landsat luasan terumbu karang di kawasan Kepulauan Seribu

sebanyak 4.561,10 ha. Namun sekitar 60% terumbu karang mengalami rusak

parah (PSSDAL BAKOSURTANAL, 2004). Kerusakan terumbu karang ini

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

3

disebabkan oleh dua faktor yaitu aktivitas secara langsung seperti penangkapan

ikan dengan menggunakan bom dan alat tangkap ikan yang merusak, penjarahan

terumbu karang, cara snorkling dan diving yang tidak benar (menginjak dan

menyentuh terumbu karang) dan jangkar kapal. Sedangkan aktivitas tidak

langsung seperti sedimentasi, dan perubahan kondisi kelautan akibat aktivitas

manusia juga menyebabkan terumbu karang berkurang dan rusak.

Pulau Pari merupkan salah satu pulau tujuan wisata di Kepulauan Seribu.

Perairan Pulau Pari mempunyai sebaran material perairan yang beragam. Perairan

Pulau Pari masih dapat dikatakan baik dan jernih (Setyawan,Yusri, dan Timotius,

2007). Oleh karena itu terumbu karang di Pulau Pari distribusinya cukup luas.

Bentuk pulau yang unik seperti ikan pari dan pantainya yang dikenal indah

menyebabkan tingginya kunjungan wisatawan ke Pulau Pari. Aktivitas wisata ini

memacu pembangunan fasilitas dan prasarana di Pulau Pari sehingga dijumpai

pembangunan pelabuhan yang merusak karang, tingginya sedimentasi dan

pembuangan limbah terhadap perairan laut di sekitar Pulau Pari. Aktifitas ini

secara tidak langsung menyebabkan terganggunya pertumbuhan terumbu karang

di perairan Pulau Pari. Penurunan daya lingkungan perairan Pulau Pari sebenarnya

telah disadari oleh pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu maupun pemerintah

Provinsi sehingga di pulau ini telah di bangun UPT PPO LIPI sebagai

laboratorium alam yang berfungsi sebagai sarana penelitian dan pelestarian serta

penyediaan data untuk mengenai perairan Pulau Pari.

Pengaruh tidak langsung yang menyebabkan rusaknya terumbu karang ini

berkaitan dengan kondisi tempat tumbuh dan hidupnya terumbu karang yaitu

kondisi perairan itu sendiri. Perubahan yang terjadi di perairan tentunya akan

mempengaruhi pertumbuhan terumbu karang tersebut. Kondisi perairan ini

tentunya merupakan aspek-aspek yang termasuk dalam kajian oseanografi. Oleh

karena itu, terdapat suatu hubungan antara aspek- aspek oseanografi terhadap

perkembangan terumbu karang di suatu wilayah perairan Kepulauan Seribu.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

4

1.2. Perumusan Masalah

Terumbu karang berperan sangat penting dalam ekosistem laut. Terumbu

karang yang berperan sebagai habitat bagi ikan-ikan pelagis dan hewan maupun

tumbuhan laut lainnya harus terus ada dan tetap dijaga kelestariannya sehingga

tidak mengganggu ekosistem yang ada di laut. Namun semakin hari keberadaan

terumbu karang semakin tertekan. Distribusi dan tutupan terumbu karang semakin

hari semakin menyempit. Wilayah Kepulauan Seribu mempunyai potensi terumbu

karang yang sangat besar mulai terancam akibat pengaruh aktivitas langsung

maupun tidak langsung.

Akibat tidak langsung yang berasal dari kegiatan manusia terutama dari

Kota Jakarta menyebabkan perubahan terhadap kondisi laut yang ada di Teluk

Jakarta sampai ke Kepulauan Seribu. Perubahan ini menyebabkan distribusi dan

tutupan terumbu karang di Kepulauan Seribu juga turut mengalami perubahan.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, maka dapat

dirumuskan permasalahan yang ada di wilayah kajian sebagai berikut:

1. bagaimanakah kondisi karakteristik oseanografi yaitu kecerahan, suhu,

salinitas dan arus di wilayah Pulau Pari Kepulauan seribu pada tahun

2013?

2. bagaimanakah distribusi terumbu karang di wilayah Pulau Pari Kepulauan

Seribu pada tahun 2013?

3. bagaimanakah pengaruh kondisi karakteristik oseanografi terhadap

pertumbuhan terumbu karang di Pulau Pari Kepulauan Seribu pada tahun

2013?

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis ingin mengadakan suatu

penelitian dengan judul : Karakteristik Oseanografis dan Pengaruhnya

Terhadap Distribusai Tutupan Terumbu Karang di Wilayah Pulau Pari

Kabupaten Kepulauan Seribu.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

5

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. mengetahui karakteristik oseanografi di Gugusan Pulau Pari, Kep.Seribu;

2. mengetahui distribusi terumbu karang dan bentuk pertumbuhan terumbu

karang yang dicerminkan dengan persentase tutupan terumbu karang;

3. menganalisis hubungan karakteristik oseanografis terhadap distribusi dan

bentuk pertumbuhan karang.

1.4. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini adalah:

1. Parameter oseanografis untuk mengetahui kondisi oseanografi;

2. Terumbu karang untuk mengetahui distribusi, tutupan dan bentuk

pertumbuhan terumbu karang;

1.5. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. memberikan tambahan sumbangan penelitian bagi studi geografi untuk

lebih banyak menerapkan konsep dan metode penelitian geografi pada

wilayah pesisir dan lautan;

2. sebagai bahan masukan atau informasi yang berguna bagi pemerintah

setempat khususnya pemerintah Kabupaten Administratif Kepulauan

Seribu untuk bahan evaluasi tahunan mengenai distribusi kelautan

khususnya terumbu karang dan menentukan arahan kebijakan tentang

penanganan dan peruntukan kawasan Taman Nasional Kepulauan

Seribu.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

6

1.6. Tinjauan Pustaka dan Penelitian Sebelumnya

1.6.1. Oseanografi

Secara sederhana oseanografi didefiniskan sebagai ilmu yang mempelajari

lautan. Namun secara lebih kompleks dan luas, oseanografi tidak berarti terbatas

untuk mempelajari mengenai lautan. Ada banyak proses yang terjadi di lautan dan

ada banyak keterkaitan serta hubungan antara lautan dengan fenomena lainnya.

Oseanografi berasal dari kata Osean yang berarti lautan/samudera dan grafi yang

berarti gambaran/sketsa. Dalam bahasan latin Oceanus, dan bahasa Yunani

Okeanus. Osean atau lautan/samudra adalah subdivisi dari massa air yang luas

terletak di antara kontinen-kontinen. Bagian kecil dari osean adalah sea dan dalam

bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan

penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut (Heryoso Setiyono, 1992).

Oseanografi adalah ilmu tentang laut (sea) dan lautan (ocean), fenomena dan

proses yang terjadi di dalamnya, sifat-sifat dan dinamikanya, beserta kehidupan

yang ada di dalamnya.

Ilmu oseanografi merupakan perpaduan dari berbagai macam ilmu

dasar yang lain. Ilmu-ilmu itu adalah geografi, fisika, kimia, ilmu hayati atau

biology, dan ilmu iklim atau meteorology. Namun secara umum ilmu

oseanografi dibagi menjadi 4 yaitu:

a. oseanografi fisika yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara sifat-sifat

fisika yang terjadi dalam lautan sendiri dan yang terjadi antara lautan

dengan atmosfer dan daratan;

b. oseanografi geologi yaitu ilmu yang mempelajari asal lautan yang telah

berubah lebih dari berjuta tahun yang lalu termasuk di dalamnya penelitian

mengenai lapisan kerak bumi, gunung berapi dan terjadinya gempa bumi;

c. oseanografi kimia yaitu ilmu yang berhubungan dengan reaksi reaksi

kimia yang terjadi di dalam dan di dasar laut dan juga menganalisa sifat

sifat dari air laut itu sendiri;

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

7

d. oseanografi biologi yaitu cabang ilmu oseanografi yang sering dinamakan

biologi laut yang mempelajari organisme-organisme yang hidup di lautan

termasuk hewan-hewan berukuran kecil (plankton) dan hewan-hewan

berukuran besar dan tumbuh-tumbuhan di air (Sahala Hutabarat dan

Stewart M.Evans, 1984).

Oseanografi merupakan ilmu yang sangat cocok digunakan untuk

mempelajari segala fenomena yang terjadi di lautan. Namun beberapa

pendekatan dan metode tentunya disesuaikan dengan fenomena yang terjadi.

Penelitian mengenai terumbu karang tentunya sangat erat kaitannya dengan

oseanografi. Penelitian mengenai terumbu karang akan berkaitan dengan

kehidupan organisme itu di laut serta faktor lingkungan laut yang mendukung

kehidupan organisme tersebut. Lingkungan laut selalu berubah ubah dan

bersifat dinamik. Perubahan faktor lingkungan akan memberikan dampak

terhadap kehidupan lain baik itu positif maupun negatif. Kehidupan makhluk

hidup laut juga akan berubah seiring dengan terus berubahnya lingkungan

laut. Beberapa faktor lingkungan laut yang mempengaruhi kehidupan laut

adalah gerakan air, suhu, salinitas, dan cahaya. Faktor lingkungan laut ini juga

sering disebut paramater fisika oseanografi (Tomascik ,1993).

1.6.2. Terumbu karang

Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem laut tropis yang

terdapat di perairan laut dangkal yang jernih, hangat (lebih dari 220C)

memiliki kadar Calsium Carbonat (CaCO3) tinggi, dan komunitasnya di

dominasi oleh berbagai jenis hewan karang keras (Guilcher, 1988 dalam

Asriningrum, 2010). Terumbu karang ialah ekosistem marin yang unik,

kompleks dan tinggi produktifitasnya. Terumbu karang adalah ekosistem di

laut tropis yang dibangun oleh biota laut penghasil kapur khususnya jenis –

jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup

di dasar .

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

8

Terumbu karang terbentuk atas asosiasi dari hewan karang dan

alga berkapur dan organisme-organisme lain penghasil kapur. Karang

pembentuk terumbu (karang hermatifik) yang hidup secara berkoloni

bersimbiosis dengan zooxanthella (Kasjian Romimoharto dan Sri Juwana,

2009). Tiap individu karang (polip) menempati suatu ruang kecil yang

dinamakan koralit. Polip tersusun atas kulit luar (epidermis) dan kulit dalam

(gastrodermis) (Suharsono,2008). Zooxanthella merupakan alga bersel satu

yang terdapat dalam endoderma (jaringan sel karang hermatifik). Simbiosis

antara alga zooxanthella dengan polip merupakan simbiosis mutualisme.

Karang menyediakan tempat bagi zooxanthella untuk hidup dan membantu

proses fotosintesis sementara zooxanthella menyediakan nutrisi yang

disekresikan langsung ke dalam usus polip sebagai hasil dari fotosintesis.

Selain itu zooxanthella memberikan pigmen warna pada polip sehingga

karang tampak berwarna-warni dan indah (Rokhim Danuri, 2003).

Zooxanthella mengambil CO2 untuk fotosintesis dan ini mengakibatkan

pengendapan CaCO3. Mula-mula kristal kapur terbentuk pada suatu matrik

kitin lepas-lepas yang dikeluarkan oleh sel-sel ektoderma. Kristal-kristal ini

kemudian memekat menjadi kerangka yang terdiri atas kristal-kristal kapur

memekat padat di lapisan-lapisan bawah. Endapan kapur inilah yang

kemudian menjadi bangunan terumbu karang yang dapat kita lihat.

Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang paling

produktif secara bioligis namun juga ekosistem yang paling sensitif terhadap

tekanan. Terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang sangat rentan

terhadap gangguan akibat kegiatan manusia, dan pemulihannya memerlukan

waktu yang lama (Rokhmin Dahuri, 2003). Berbagai pendapat menyatakan hal

yang sebaliknya, bahwa ekosistem terumbu karang merupakan suatu

ekosistem yang dinamis, tidak mapan, dan mampu memperbaiki dirinya

sendiri dari gangguan alami. Kasus yang terjadi di Pulau Banda, Maluku,

menunjukkan bahwa ekosistem terumbu karang mampu memperbaiki dirinya

dalam kurun waktu yang relatif cepat jika parameter-parameter lingkungan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

9

utama bagi pertumbuhan sangat mendukung, misalnya tingkat kecerahan yang

tinggi dan tidak banyak run off polutan dan sedimen dari daratan.

1.6.3 Tipe-tipe terumbu karang

Berdasarkan geomorfologi dan proses terbentuknya, karang terbagi

menjadi 4 tipe (Tomascik et al,1997). Keempat tipe tersebut diuraikan berikut

ini.

a. Karang tepi (fringing reefs) adalah tipe yang paling umum dijumpai,

merupakan terumbu yang tumbuh mengelilingi pulau, jarak dari pantai

bervariasi dari 3-300 meter dengan kedalaman tidak lebih dari 40 meter.

Pertumbuhan terbaik biasanya terdapat pada area sirkulasi arus yang

cukup sehingga memungkinkan sedikitnya endapan/sedimentasi dari darat.

b. Karang penghalang (barier reefs) adalah terumbu yang terletak sejajar

pantai namun jauh dari pantai dan dipisahkan oleh laut. Lebar laut pemisah

tersebut dapat mencapai enam kilometer dan kedalamannya puluhan

meter. Karang penghalang dapat berfungsi sebagai pemecah ombak alami.

c. Karang cincin (atoll) adalah terumbu karang yang melingkar atau oval

mengelilingi goba. Pada terumbu tersebut terdapat satu atau dua pulau

kecil. Karang cincin terbentuk dari tenggelamnya pulau vulkanik yang

dikelilingi oleh karang tepi.

d. Patch Reefs merupakan karang yang berbentuk lingkaran, tidak terlalu

besar yang muncul di goba atau belakang karang penghalang. Terumbu

karang ini tumbuh dari dasar laut sampai ke permukaan dalam kurun

waktu yang lama. Patch reefs biasanya akan membantu membentuk pulau-

pulau datar kecil seperti pulau-pulau di Kepulauan Seribu dan Kepulauan

Karimun Jawa. Tipe karang berdasarkan geomorfologi dan proses

terbentuknya dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

10

Gambar 1.1 Tipe karang berdasarkan geomorfologi dan proses terbentuknya

(Sumber : http://tubbatahareef.org/wp./formation, di download pada tanggal 13

Desember 2013)

1.6.4 Bentuk pertumbuhan karang

Karang mempunyai variasi bentuk pertumbuhan koloni. Bentuk

pertumbuhan koloni ini erat kaitannya dengan kondisi lingkungan perairan.

Berbagai bentuk pertumbuhan karang sangan dipengaruhi oleh intensitas

cahaya matahari, hydrodinamis (gelombang dan arus), sedimentasi, subareal

exposure, dan faktor genetik karang itu sendiri (Chappel, 1980). Oleh karena

itu, karang dalam membentuk terumbu sangat khas dan biasanya membentuk

koloni yang serupa pada kondisi lingkungan perairan yang sama. Untuk jenis

karang yang menghasilkan terumbu, akan memproduksi suatu rangka kapur

keras (calcareous) seperti batu yang disebut karang batu (hard coral) yang

akan berkoloni dan membentuk sistem pulau atau pantai terumbu (Dahl,

1978).

Menurut English et al (1994) berdasarkan bentuk pertumbuhannya,

karang batu terbagi atas karang acroporan dan non-acropora. Perbedaannya

adalah struktur skeletonnya. Golongan Acropora memiliki struktur rangka

atau skeleton axial koralit atau radial koralit, sementara golongan non-

acropora hanya memiliki radial koralit. Namun sulit membedakan dengan

pengamatan langsung dalam membedakan golongan acropora dan non-

acropora. Penggolongan yang lebih sederhana yaitu berdasarkan Dahl (1978)

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

11

karang batu terbagi atas beberapa tipe koloni. Tipe koloni inilah yang

kemudian banyak digunakan sebagai acuan untuk melihat penutupan karang di

suatu wilayah. Tipe koloni tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Tipe koloni karang berdasarkan bentuk pertumbuhannya

No Gambar Koloni Karang Ciri-Ciri

1

Karang bentuk Cabang (Branching coral) Dengan cabang dan ukuran cabang lebih panjang dibandingkan dengan diameter yang dimilikinya. Cabang lebih lembut dan permukaan tidak rata. Bentukan cabang seperi ranting pohon yang bercabang-cabang kecil. Banyak terdapat pada atas lereng terutama daerah yang terlindungi atau setengah terbuka. Memberikan tempat perlindungan bagi ikan dan invertebrata tertentu.

2.

Karang Bentuk padat (Massive coral) Bentuk bulat seperti bola atau buah semangka. Permukaannya tampak halus dan tampak kokoh dan padat dengan ukuran bervariasi. Permukaan karang ini halus dan padat, biasanya ditemukan di sepanjang tepi terumbu karang dan bagian atas.

3.

Karang Bentuk Kerak (Encrusting coral) Tumbuh menyerupai dasar terumbu dengan permukaan yang kasar dan keras serta berlubang-lubang kecil, banyak terdapat pada lokasi yang terbuka dan berbatu-batu, terutama mendominasi sepanjang tepi lereng terumbu. Bersifat memberikan tempat berlindung untuk hewan-hewan kecil yang sebagian tubuhnya tertutup cangkang.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

12

4.

Karang Bentuk Meja (Tabulate Coral). Bentuk bercabang dengan arah mendatar dan rata seperti meja. Karang ini ditopang dengan batang yang berpusat atau bertumpu pada satu sisi membentuk sudut atau datar.

5.

Karang Bentuk Daun (Foliose Coral) Merupakan lembaran-lembaran yang menonjol pada dasar terumbu, berukuran kecil dan membentuk lipatan atau melingkar, terutama pada lereng terumbu dan daerah-daerah yang terlindung. Bersifat memberikan perlindungan bagi ikan dan hewan lain.

6.

Karang Bentuk Jamur (Mushroom Coral) Berbentuk oval dan tampak seperti jamur, memiliki banyak tonjolan seperti punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat mulut.

(Sumber : English et al, 1994 dalam Terangi, 2007)

1.6.5. Biologi hewan karang

Hewan karang sebagai makhluk hidup memiliki beberapa daur

biologi penting. Daur biologi ini sangat penting yang berhubungan dengan

pertumbuhan karang dan kehidupannya. Daur biologi yang terganggu dapat

menyebabkan terganggunya pertumbuhan karang. Daur biologi yang

terganggu biasanya mengindikasikan lingkungan kehidupannya yang kurang

mendukung.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

13

a. Cara Makan

Hewan karang atau polip karang mempunyai semacam tentakel

pada tubuhnya. Tentakel ini dilapisi kapsul-kapsul duri yang berguna

menyaring, dan menyengat plankton yang ada dalam air. Namun

kebiasaan menangkap plankton ini hanya terjadi pada malam hari atau

pada saat fotosintesis tidak terjadi. Apabila terjadi fotosintesis,

zooxanthellae akan membagi sisa hasil fotosintesis kepada hewan karang

sehingga hewan karang tidak perlu mencari makanannya sendiri. Selain

tentakel, hewan karang mempunyai silia atau semacam cambuk sebagai

alat gerak sekaligus berguna untuk membersihkan diri dari sedimen yang

menempel pada polip-pilip karang.

b. Perkembangbiakan dan memperbesar koloni

Menurut Nyabakken (1988) ada beberapa cara bagi karang untuk

berkembangbiak. Cara yang pertama adalah dengan cara aseksual dan

kedua adalah dengan seksual. Cara aseksual merupakan cara yang

bertujuan untuk memperbesar koloni namun tidak untuk membentuk

koloni baru.

Cara perkembangbiakan aseksual karang terdiri dari bertunas dan

membelah diri. Karang yang bertunas akan membentuk koloni baru dalam

satu induk. Sedangkan bertunas nantinya akan membentuk koloni dan

melepaskan diri. Cara perkembangbiakan seksual pada hewan karang

adalah dengan menghasilkan sel telur dan sel sperma. Ada dua tipe

kelamin pada hewan karang yaitu tipe Gonokoris dan Hermafrodit. Tipe

Gonokoris adalah sat karang akan menghasilkan sperma atau telur. Hewan

karang akan melepaskan sel sperma di dalam air dan kemudian sel sprema

akan masuk ke dalam ruang gastrovaskuler dari induk betina. Sedangkan

untuk tipe hermafrodit juga terjadi hal yang sama namun pada satu induk

saja. Telur yang dibuahi akan berkembang mencapai stadium larva planula

yang kemudian berenang bebas. Larva planula inilah yang kemudian

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

14

menyebabkan penyebaran dan pembentukan koloni karang yang baru .

Larva planula yang bertahan dan berenang jauh ke perairan berbeda, maka

larva ini kemudian yang akan menjadi cikal bakal pembentukan koloni

karang di wilayah itu. Prinsip ini juga yang mendasari rehabilitasi karang

dengan cara transplantasi karang.

Larva planula yang berenang kemudian akan menempel pada

substrat keras di dasar laut. Oleh karena itu substrat dasar laut memegang

peranan penting dalam perkembangabiakan dan pembentukan koloni

karang pada suatu tempat. Larva planula akan menempel pada substrat

dalam kurun waktu 18-72 jam. Kemudian larva akan bermetamorfosis

menjadi polip. Fase ini membutuhkan waktu hingga 3-4 minggu. Polip

karang merupakan bentuk inidividu baru yang sudah stabil. Polip karang

kemudian akan ditempeli atau disinggahi oleh zooxanthellae dan hasil

simbiosis di antara keduanya akan menghasilkan kalsium dan membentuk

terumbu. Proses ini disebut sebagai kalsifikasi.

Berdasarkan perkembangbiakan dari karang, maka karang muda

sangat bergantung kepada substrat yang dihinggapinya. Substrat yang

keras, stabil, dan berbentuk vertikal, serta berada di laut dangkal

merupakan substrat yang paling baik dalam perkembangan karang muda.

Sementara itu pada proses seksual, faktor sedimentasi, dan pencemaran

sangat mempengaruhi tingkat kematangan sel kelamin. Sedimentasi dapat

menyebabkan tertutupnya ruang gartrovaskular dari sel induk. Pencemaran

seperti minyak dan pestisida juga mempengaruhi tingkat kematangan dari

sel sperma yang dihasilkan.

1.6.6. Parameter fisika oseanografi untuk pertumbuhan karang

Walaupun mampu membentuk terumbu yang keras seperti batu,

tapi hewan karang memiliki batasan faktor fisik yang relatif sempit. Distribusi

dan pertumbuhan ekosistem terumbu karang terangtung dari faktor faktor fisik

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

15

dan kimia perairan (Nyabakken, 1992). Faktor tersebut adalah sebagai berikut

ini.

a. Kecerahan

Cahaya Matahari merupakan saah satu parameter utama yang

berpengaruh dalam pembentukan terumbu karang. Penetrasi cahaya

matahari merangsang terjadinya proses fotosintesis oleh zooxanthellae

simbiotik dalam jaringan karang. Tanpa cahaya yang cukup, laju

fotosintesis akan berkurang dan bersamaan dengan itu kemampuan karang

untuk membentuk terumbu (CaCO3) akan berkurang pula. Kebanyakan

terumbu karang dapat berkembang dengan baik pada kedalaman 25 meter

atau kurang. Pertumbuhan karang sangat berkurang saat tingkat laju

produksi primer sama dengan respirasinya (zona kompensasi) yaitu

kedalaman dimana kondisi intensitas cahaya berkurang sekitar 15%-20%

dari intensitas cahaya di lapisan permukaan air.

b. Temperatur

Pada umumnya terumbu karang tumbuh secara optimal pada

kisaran suhu perairan laut rata-rata tahunan antara 25-290C (Wells, 1954

dalam Supriharyono, 2000). Kinsman (1964), dalam Supriharyono, (2000)

menyatakan bahwa batas minimum dan maksimum suhu berkisar antara

16 – 17 0C dan sekitar 36

0C. Namun suhu di luar kisaran tersebut masih

bisa ditolerir oleh spesies tertentu dari jenis karang hermatifik untuk dapat

berkembang dengan baik. Karang hermatifik dapat bertahan pada suhu

dibawah 200C selama beberapa waktu. Dan dapat mentolerir suhu sampai

360 C dalam waktu yang singkat. Kisaran suhu yang relatif sempit ini

(stenotermal), menyebabkan penyebaran karang hanya pada daerah tropik.

c. Salinitas

Banyak spesies karang peka terhadap perubahan salinitas yang

besar. Umumnya terumbu karang tumbuh dengan baik disekitar wilayah

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

16

pesisir pada salinitas 30-36 ppt. Karang merupakan organisme lautan sejati

yang tidak dapat bertahan pada salinitas yang jelas menyimpang dari

salinitas air laut normal yaitu 32‰– 35‰. Namun demikian ada juga

terumbu karang yang mampu berkembang di kawasan perairan dengan

salinitas 42‰ seperti di wilayah Timur Tengah.

d. Sedimentasi

Sedimentasi merupakan salah satu pembatas pertumbuhan karang.

Daerah yang memiliki sedimentasi yang tinggi akan sulit untuk menjadi

tempat yang baik bagi pertumbuhan karang. Tingginya sedimentasi

menyebabkan penetrasi cahaya di air laut akan berkurang. Hal ini akan

menganggu proses fotosintesis zooxanthella di dalam polip sehingga

proses pengkapuran juga terganggu. Sedimentasi yang tinggi juga

menyebabkan ruang-ruang dalam polip akan tertutup. Polip kemudian

akan menghabiskan sebagian energinya untuk membersihkan tubuhnya

dengan silia. Kegiatan ini memakan cukup banyak energi dari hewan

karang sehingga proses pertumbuhannya akan terhambat.

e. Arus

Arus diperlukan pada proses pertumbuhan karang dalam hal

menyuplai dan mendistribusikan nutrien dan makanan berupa

mikroplankton. Polip yang mempunyai cambuk atau tentakel juga dapat

menangkap makanan sendiri pada malam hari. Pergerakan air diperlukan

untuk penyedian nutrien dan oksigen terutama pada malam hari dimana

tidak terjadi fotosintesis (Nontji, 1987). Menurut Widjatmoko et al (1999),

pertumbuhan karang batu ditempat yang airnya selalu teraduk oleh angin,

arus dan ombak akan lebih baik jika dibandingkan dengan daerah yang

tenang dan terlindung.

Sementara berdasarkan Chappel (1980) dalam Supriharyono (2000),

jenis karang yang dominan pada suatu habitat tergantung pada kondisi

lingkungan atau habitat tempat karang itu hidup. Pada suatu habitat, jenis

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

17

karang dapat didominasi oleh suatu jenis karang tertentu. Kondisi lingkungan

ini ternyata adalah gabungan kompleks antara habitat tempat karang hidup

dengan kondisi lingkungan perairannya. Habitat tempat hidup dari karang ini

bisa dibagi menjadi 3 bagian utama yang dijelaskan sebagai berikut ini.

a. Rataan terumbu atau reef flat merupakan wilayah dengan relief datar,

terlindung dari arus dan gelombang karena berada di dalam tubir. Pada

wilayah ini faktor oseanografis yang paling berpengaruh adalah faktor

pasang surut serta faktor sedimen yang tinggi juga berpengaruh terhadap

sebaran dan distribusi karang di wilayah ini. Dominasi pasiran dan terumbu

karang mati serta beberapa jenis terumbu karang kecil berbentuk

submassive atau massive dapat tumbuh di wilayah ini.

b. Zona backreef atau zona terumbu belakang, merupakan zona depresi

antara rataan terumbu dengan zona terumbu lepas. Dalam Guilcher (1988)

back reef disebut juga sebagai boat channel karena zona ini biasanya dapat

dilewati kapal kecil. Pada zona belakang backreef yang mengarah ke reef

flat biasanya pengaruh gelombang dan arus sangat kecil, namun pengaruh

pasang-surut membesar. Berbeda apabila ke arah forereef dimana pengaruh

arus dan gelombang membesar sementara pengaruh pasang-surut mengecil.

Pada zona ini biasanya ditumbuhi karang bercabang terutama di zona yang

mengarah ke forereef dan terumbu karang masif, serta submasif yang

mengarah ke reef flat.

c. Zona forereef merupaka zona lereng terumbu atau terumbu terluar .

Pengaruh oseanografis meningkat terhadap bentuk pertumbuhan karang.

Sementara faktor pasang surut tidak lagi berpengaruh. Terumbu karang

yang mendominasi sangat dipengaruhi oleh faktor oseanografis.

Bentuk pertumbuhan karang dengan pengaruh kondisi lingkungan

berbeda juga menyebabkan bentuk pertumbuha berbeda. Karang akan

memberikan respon berbeda terhadap bentuk-bentuk tekanan lingkungan yang

diterimanya. Pnegaruh tekanan lingkungan terhadap bentuk karang dapat

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

18

dilihat pada gambar 1.1. Bentuk pertumbuhan karang yang dipengaruhi oleh

faktor lingkungan dimana dalam, pengaruh ini adalah sebagai berikut ini.

a. Faktor cahaya

Faktor cahaya berperan dalam mengakibatkan tendensi luas

permukaan dan volume karang. Semakin tinggi cahaya maka karang akan

mengarah ke bentuk dengan luas permukaan yang tinggi namun volume

yang menurun. Bentuk karang akan lebih mengarah ke plate atau tabulate

ketika cahaya semakin tinggi.

b. Faktor Hidrodinamis

Faktor hidrodinamis seperti gelombang dan arus akan berpengaruh

terhadap perubhaan bentuk koloni terumbu. Semakin tinggi tekanan

hidrodinamis, maka karang akan semakin mengarah ke bentuk membulat,

dengan percabangan lebih sedikit, dan permukaan horizontal membesar.

Karang yang tumbuh pada daerah yang terlindung akan membentuk

percabangan ramping, dan memanjang, sementara pada daerah yang arusnya

kuat, pertumbuhan akan pendek, kuat, dan merayap.

c. Faktor Sedimen.

Karang yang tumbuh pada wilayah dengan sedimentasi tinggi

berbentuk lebih foliote/foliose, branching, dan ramose. Pada perairan yang

sedimentasinya rendah, pertumbuhannya lebih plate atau tabulate.

d. Subareal exposure merupakan faktor lingkungan dimana pada saat surut,

sebagian besar wilayah akan terpapar oleh udara bebas atau lingkungan di

luar air laut. Kejadian ini akan berlangsung lama sehingga beberapa

karang tidak bisa bertahan. Karang yang tahan terhadap subareal exposure

yang tinggi akan lebih banyak berbentuk membulat atau masif dan

encrusting.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

19

Gambar 1.2 Bentuk-bentuk pertumbuhan karang akibat pengaruh

tekanan lingkungan yang diterimanya (Sumber : Chappel, 1980)

Gambar 1.3 Zona habitat tempat hidup karang (Sumber : www.oberlin.edu

didownload pada tanggal 13 Desember 2013)

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

20

1.6.7. Penelitian sebelumnya

Muhammad Abrar (2011) dalam jurnal mengenai Laporan Rona

Lingkungan Pulau Pramuka yang dikerjakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) telah melakukan kajian

mengenai terumbu karang di perairan Pulau Pramuka. Besarnya pengaruh

aktifitas manusia dan pengaruh perairan laut terhadap terumbu karang menjadi

kunci dilakukannya penelitian ini. Dengan membagi Pulau Pramuka kedalam

4 stasiun pengamatan yang didasarkan pada jenis terumbunya, diketahui

bahwa dari keempat stasiun ini mempunyai tutupan dan kondisi terumbu

karang yang berbeda. Metode penelitian menggunakan transek dan metode

Line Intercept Transect (English et al 1997) modifikasi CRITC COREMAP

LIPI (Manuputy et al, 2006). Pengamatan tutupan terumbu karang di Pulau

Pramuka dilakukan empat sisi pulau yang berbeda. Tiga sisi yaitu selatan,

timur, dan utara berada pada daerah yang lebih terbuka dengan arus dan

gelombang yang cukup kuat dan jernih. Pemanfaatan lahan pesisir pada ketiga

sisi ini tidak terlalu berkembang. Sisi lainnya yaitu bagian barat merupakan

perairan selat relatif terlindung dari gelombang dan arus yang tidak terlalu

kuat, agak keruh dan banyak sampah. Pemanfaatan pesisirnya pun sangat

banyak dan intensif. Hasil dari penelitian menunjukkan tutupan karang hidup

lebih berkembang pada sisi selatan dan cenderung menurun ke arah timur dan

utara. Pada sisi barat pulau tutupan karang hidup sangat tidak berkembang.

Secara keseluruhan kondisi terumbu berada dalam kondisi sedang sampai

sangat buruk. Lebih jelas perbedaan dari hasil pengamatan keempat stasiun

adalah sebagai berikut ini.

a. Stasiun Pramuka-Selatan terletak pada bagian selatan Pulau Pramuka

dengan kondisi menghadap tubir karang berbentuk tanjungan dan

menghadap perairan terbuka sehingga gelombang dan arus cukup kuat

terutama pada saat musim timur, jernih dengan jarak pandang 15

meter. Stasiun Pramuka Selatan terumbu karangnya berada dalam

kondisi sedang.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

21

b. Stasiun Pramuka-Timur terletak pada sisi timur Pulau Pramuka dengan

kondisi perairan sangat terbuka, relatif tenang dengan gelombang dan

arus tidak terlalu kuat, jernih dengan jarak pandang lebih dari 20

meter. Di pesisir sekitar ditemukan permukiman masyarakat dan

konstruksi pemecah ombak dengan bahan batu karang. Pada stasiun

Pulau Pramuka bagian timur, tutupan terumbu karang hidup berada

dalam kondisi buruk.

c. Stasiun Pramuka–Utara terletak pada sisi utara Pulau Pramuka.

Kawasan perairan merupakan daerah tangkapan nelayan tradisional

dan pembibitan mangrove. Perairan terbuka dengan gelombang dan

arus yang cukup kuat terutama saat musim Timur, jernih dengan jarak

pandang mencapai 15 meter lebih. Kondisi terumbu karang berada

dalam kelas sangat buruk.

d. Stasiun Pramuka-Barat terletak pada sisi barat Pulau Pramuka dengan

pemanfaatan lahan lebih berkembang sebagai pusat pemukiman,

pelabuhan dan area pengerukan dan reklamasi. Perairan terlindung

dengan gelombang tidak terlalu kuat namun arus cukup kuat karena

daerah selat, cukup keruh dengan jarak pandang 7-10 meter. Bibir

pantai dan rataan terumbu tidak jelas lagi akibat aktifitas manusia.

Tutupan karang termasuk dalam kategori sangat buruk.

Perbedaan penelitan adalah terletak pada metode penelitian berupa

metode LIT dimana peneliti sebelumnya menggunakan metode LIT dengan

modifikasi CRITC COREMAP LIPI, dan peneliti sebelumnnya tidak fokus

pada parameter oseanografi. Penelitian lebih didasarkan pada jenis

keterdapatan terumbu hidup untuk mengklasifikasikan kondisi tutupan

terumbu karangnya. Persamaannya adalah daerah penelitian yang relatif

berdekatan dan tujuan penelitian yang ingin menghubungkan antara kondisi

pesisir dan kondisi perairan terhadap perkembangan terumbu karang.

Indri Koesindriyani (2004) melakukan penelitian dengan judul

Pengaruh kesehatan perairan sekitar terumbu karang terhadap distribusi

karang dan bentuk pertumbuhannya di Pulau Pari Kepulauan Seribu. Tujuan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

22

penelitiannya adalah untuk mengetahui klasifiaksi kesehatan perairan sekitar

terumbu karang dan mengetahui pengaruh kesehatan perairan terhadap

distribusi dan bentuk pertumbuhan terumbu karang. Metode penelitian adalah

pengolahan citra untuk penentuan material dasar perairan dan sebaran terumbu

karang serta pengukuran parameter perairan yaitu salinitas, temperatur,

kejernihan oksigen, fosfat, nitrat dan arus. Dalam penentuan kesehatan

perairan sekitar terumbu karang digunakan suatu matriks kesehatan dan

klasifikasi kesehatan perairan dengan cara pengharkatan atau scoring terhadap

setiap parameter yang dinilai berpengaruh terhadap tujuan penelitian. Dengan

menumpangsusunkan peta peta tematik kualitas perairan maka diperoleh

matriks penilaian kesehatan perairan sekitar terumbu karang di Pulau Pari

Kepulauan Seribu. Persamaan penelitian terletak di metode dan juga beberapa

tujuan dari penelitian serta lokasi penelitian. Perbedaan penelitian dengan

penulis terletak di tujuan penelitian. Penulis tidak mengadakan penelitian

mengenai perkembangan atau trend dari terumbu karang dan penulis tidak

menilai kesehatan perairan.

Pujiono Wahyu Purnomo dan Mohammad Mahmudi (2006)

mengadakan penelitian dengan judul Kondisi Terumbu Karang di Kepulauan

Seribu dalam kaitan dengan Gradasi Kualitas Perairan. Penelitian

dilaksanakan di ekosistem terumbu karang Pulau Lancang, Pulau Pari dan

Pulau Payung dalam lingkungan Gugus Kepulauan Seribu. Tujuan penelitian

adalah untuk mengevaluasi efek pengkayaan nutrien terhadap kondisi terumbu

karang baik dari sisi tampilan morfologinya yaitu tutupan dasar ataupun

fungsionalnya yaitu densitas zooxanthellaenya. Analisis tutupan terumbu

karang didasarkan atas pengukuran langsung dengan metode transek garis atau

Line Intersect Transect (LIT) dan densitas zooxanthellae diukur di

Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai Jepara dengan pengambilan

sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin dekat dengan daratan

Pulau Jawa maka pengaruh eutrofikasi semakin tinggi sehingga nutrient juga

meningkat secara signifikan menyebabkan perbedaan tampilan karang dan

densitas zooxanthellaenya. Persamaan penelitian terletak di salah satu metode

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

23

penelitian dimana pengamatan terhadap kondisi perairan untuk analisis

kondisi terumbu karang. Perbedaaannya adalah metode, lokasi penelitian dan

parameter perairan laut yang lebih ditonjolkan penulis adalah parameter kimia

yaitu kandungan nutrient. Persamaaan dan perbedaan penelitian penulis

dengan peneliti sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

24

Tabel 1.2 Perbandingan penelitian sebelumnya dengan penelitian penyusun

No. Peneliti Judul Lokasi Penelitian

Tujuan Penelitian Metode dan Cara pengambilan sampel

Sajian Hasil

1. Muhammad Abrar (2011)

Kondisi Terumbu Karang di Perairan Pulau Pramuka

Pulau Pramuka, Kep.Seribu

Mengetahui kondisi terumbu karang serta dampak yang mempengaruhi presentasi tutupannya.

Line Intercept Transect (English et al 1997) modifikasi CRITC COREMAP LIPI.

pembagian wilayah menjadi 4 stasiun pemantauan

Peta sebaran terumbu karang di Pulau Pramuka.

2 Indri Koesindriyani (2004)

Pengaruh Kesehatan Perairan Sekitar Terumbu Karang Terhadap Distribusi Karang dan Bentuk Pertumbuhannya di Pulau Pari Kepulauan Seribu

Pulau Pari, Kep.Seribu

Mengetahui klasifikasi kesehatan perairan sekitar terumbu karang

Mengetahui pengaruh kesehatan perairan terhadap distribusi dan bentuk pertumbuhan terumbu karang

Pengukuran parameter perairan yaitu salinitas, temperatur, kejernihan oksigen, fosfat, nitrat dan arus;

Metode transek untuk kategori karang, dan

Pengolahan citra untuk intrepretasi material dasar.

Peta kesehatan lingkungan perairan Pulau Pari.

3. Pujiono Wahyu Purnomo dan Mohammad Mahmudi (2006)

Kondisi Terumbu Karang di Kepulauan Seribu dalam kaitan dengan Gradasi Kualitas Perairan

Pulau Lancang, Pulau Pari dan Pulau Payung Kep.

Mengevaluasi efek pengkayaan nutrien terhadap kondisi terumbu karang

Analisis tutupan terumbu karang dengan metode transek garis, dan

densitas

Grafik, diagram dan deskripsi hasil

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

25

Seribu zooxanthellae diukur di Laboratorium

4. Dirga Daniel (2013)

Karakteristik Oseanografis dan Pengaruhnya Terhadap Distribusi Tutupan Terumbu Karang di Wilayah Pulau Pari Kabupaten Kepulauan Seribu.

Pulau Pari, Kep.Seribu

Mengetahui karakteristik oseanografi di Gugusan Pulau Pari, Kep.Seribu

Mengetahui distribusi terumbu karang yang dicerminkan dengan persentase tutupan terumbu karang.

Mengetahui hubungan kondisi perairan terhadap distribusi, tutupan dan bentuk pertumbuhan terumbu karang.

Pengukuran parameter oseanografi dengan metode sampel grid.

Survei transek garis untuk mengetahui jenis tutupan karang.

Overlay hasil parameter oseanografis

Pengolahan citra untuk intrepretasi sebaran terumbu karang

Peta karakteristik oseanografis, distribusi karang tahun 2013, dan peta kesesuaian karakteristik oseanografis terhadap pertumbuhan terumbu karang dan presentasi tutupan karang.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

30

1.6. Kerangka Pemikiran

Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang sangat penting

dalam lingkungan kelautan. Fungsi ekologis dan ekonomis dari terumbu

karang menyebabkan perannya dalam perairan laut harus dijaga

kelestariannya. Kerusakan terumbu karang akan mempengaruhi habitat

perairan laut dan menyebabkan rusaknya atau turunnya daya dukung laut

terhadap kehidupan biota lain sehingga akan berdampak luas baik bagi

makhluk hidup yang ada di dalam laut maupun makhluk hidup lain di daratan

yang hidupnya tergantung dari perairan laut, termasuk juga manusia.

Perubahan perairan laut dipengaruhi oleh banyak hal. Pengaruh

aktifitas manusia, pergantian musim, dan perubahan iklim global merupakan

faktor yang paling dominan dalam perubahan kondisi perairan laut. Kondisi

perairan laut yang lebih dalam dikaji dalam ilmu oseanografi merupakan salah

satu indikator yang dapat dijadikan sebagai analisis dalam pertumbuhan dan

perkembangan terumbu karang.

Kenampakan suatu terumbu karang dapat diketahui melalui teknik

pengindraan jauh. Material dasar perairan sampai organisme yang ada di

perairan laut dapat dikenali melalui nilai pantulan dari objek terhadap sinar

yang datang. Nilai piksel pantulan ini berbeda beda setiap objeknya sehingga

ini dijadikan kunci untuk mengidentifikasi atau mengenali suatu objek tertentu

termasuk terumbu karang. Namun nilai pantulan yang direkam oleh sensor ini

bukanlah nilai dari pantulan dasarnya. Masih ada gangguan atau noise dan

objek lain yang mempengaruhi nilai pantul yang direkam oleh sensor

termasuk keadaan atmosfer dan material kolom air. Oleh karena itu

pengecekan lapangan dengan mengambil beberapa sampling juga perlu

dilakukan untuk melakukan validasi data tutupan terumbu karang.

Penulis akan mengklasifikasikan kondisi perairan laut berdasarkan

ciri oseanografinya yang mana mempengaruhi distribusi tutupan terumbu

karang. Ciri oseanografi perairan laut tersebut adalah parameter-parameter

penentu pertumbuhan terumbu karang yang mana adalah sebagai berikut.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

31

1. Kecerahan

Kecerahan merupakan unsur yang penting dalam pertumbuhan

terumbu karang. Kecerahan menentukan presentase cahaya matahari yang

dapat diterima oleh terumbu karang. Karena adanya alga zooxanthellae yang

harus berfotosintesis dengan bantuan matahari dalam polip terumbu karang

maka kecerahan merupakan faktor pembatas yang penting terutama untuk

distribusi terumbu karang secara vertikal.

2. Suhu

Suhu atau temperatur merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

kecepatan metabolisme dari terumbu. Selain itu suhu menjadi faktor

pembatas penting dalam faktor pertumbuhan terumbu karang. Terumbu

karang hanya dapat tumbuh dengan kisaran suhu tertentu dan oleh karena itu

terumbu karang hanya dapat dijumpai pada wilayah perairan dengan kisaran

suhu tersebut.

3. Salinitas

Salinitas merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi arus dan

pergerakan air. Perbedaan densitas menyebabkan timbulnya pergerakan air

laut. Selain itu secara kimia, salinitas mempengaruhi osmoregulasi dan proses

fisiologi seperti pembentukan kalsium dalam terumbu karang. Oleh karena itu

pertumbuhan terumbu karang relatif rentan terhadap perubahan salinitas.

Terumbu karang tidak dapat tumbuh dan berkembang pada salinitas yang

terlalu tinggi maupun terlalu rendah.

4. Arus

Arus berperan penting dalam proses penyebaran nutrien di suatu

perairan. Selain itu arus juga berperan dalam proses pemindahan panas dan

menguraikan sedimentasi di perairan laut. Biasanya terumbu karang yang

terletak di perairan terbuka dan menerima arus yang cukup kuat dan intensif

lebih intensif pertumbuhannya dibanding di daerah yang relatif tenang dan

terlindungi.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

32

Setelah mengetahui kondisi perairan di gugusan Pulau Pari, maka

penulis akan menghubungkan keterdapatan, sebaran serta dominasi bentuk

dari karang-karang yang ada di titik sampel terhadap kondisi perairan secara

keseluruhan. Dengan menghubungkan hal tersebut diharapkan diketahui faktor

oseanografis mana saja yang berpengaruh besar terhadap terumbu karang dan

bagaimana besarnya pengaruh tersebut. Hal ini kemudian dapat dijadikan

acuan untuk mengetahui kualitas perairan di gugusan Pulau Pari apakah sesuai

untuk pertumbuhan terumbu karang. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini

dapat dilihat dalam Gambar 1.4.

Gambar 1.4 Kerangka pemikiran

1.7. Batasan Operasional

1. Arus permukaan adalah gerakan air yang menyebabkan terjadinya

perpindahan massa air secara horisontal (Nybakken, 1992).

Terumbu karang Lingkungan Perairan Laut

Faktor Oseanografis

Karakteristik Oseanografis

Syarat Tumbuh karang

Karakterisitik

Karang

Keterkaitan/berhubungan

Distribusi Terumbu karang Dominasi Tipe Koloni Karang

Analisis

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69851/potongan/S1-2014... · dan lautan (ocean), termasuk pesisirnya (coast), fenomena dan ... Penurunan

33

2. Salinitas adalah jumlah total (gr) dari material padat termasuk garam

NaCl yang terkandung dalam air laut sebanyak satu kilogram (Wibisono ,

2010).

3. Goba (Lagoon) merupakan perairan dangkal sempit yang dipisahkan dari

lautan terbuka oleh terumbu karang (pulau) (Nyabakken, 1992).

4. Terumbu (Reef) adalah bentukan dari endapan-endapan masif terutama

kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang (filum

Scnedarian, klas Anthozoa, ordo Maedreporia Scleractina), alga berkapur

dan organisme-organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat

(Nyabakken, 1988 dalam Dahuri, Rokhim, 1996).

5. Terumbu karang (Coral reef) adalah bentuklahan yang terdiri dari

meterial karang hidup atau karang mati serta substrat lainnya di dalam

bentukan terumbu yang ada di bawah permukaan air laut yang sangat

dangkal (Siswandono, 1988).