bab i pendahuluan 1.1 latar belakang filejika radio mempunyai daya tarik kuat dikarenakan radio...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Televisi adalah media elektronik yang akurat dan cepat dalam menyampaikan
informasi kepada khalayak. Dikarenakan televisi memiliki daya tarik yaitu berupa
suara dan gambar bergerak sehingga mampu menimbulkan kesan yang mendalam
pada penonton. Hingga saat ini, masyarakat masih menggunakan televisi sebagai
sarana hiburan dan informasi, walaupun media online juga turut menghiasi
perkembangan zaman, dimana media tersebut dapat diakses dimana saja melalui
komputer maupun smartphone. Kemampuan televisi mempengaruhi audiens
dengan audio dan visual secara serentak dalam waktu bersamaan di tempat
berbeda, dibandingkan radio. Jika radio mempunyai daya tarik kuat dikarenakan
radio memiliki unsur-unsur kata, musik, sound effect, maka televisi memiliki daya
tarik yang lebih kuat. Selain ketiga unsur tersebut, televisi juga memiliki unsur
visual berupa gambar. Gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup
yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Sehingga
televisi mampu mengubah perilaku khalayak yang menontonnya melalui acara-
acara televisi yang disajikan. Siaran televisi sangat efektif dalam mengubah opini
publik tentang gaya hidup masyarakat. Penonton televisi juga tidak mengenal
usia, jenis kelamin, dan status sosial.
Menurut data Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), saat ini terdapat 15 stasiun
televisi nasional, yang terbagi menjadi satu stasiun televisi publik yaitu TVRI, dan
stasiun televisi swasta meliputi : ANTV, Global TV, Indosiar, MNCTV, RCTI,
SCTV, Trans TV, Trans 7, TVOne, RTV, Sindo TV, Kompas TV, dan Net. Dari
segi kualitas program, KPI telah melakukan survey mengenai kualitas program
televisi yang ditayangkan oleh seluruh televisi nasional (publik dan swasta) di
Indonesia. Hasil survey menyebutkan, program acara disebut berkualitas atau
berkualitas, jika nilai skor indeksnya minimal 4,0. Survei periode ini
2
memperlihatkan, nilai indeks kualitas program acara secara keseluruhan adalah
3,25. Angka ini memperlihatkan, secara umum kualitas program acara televisi
masih di bawah standar kualitas dari KPI. Angka indeks 3,25 tersebut adalah
angka rata-rata dari seluruh program acara televisi. Tidak semua program acara
televisi dinilai tidak berkualitas oleh pemirsa televisi. Program acara televisi yang
dinilai berkualitas (indeks di atas 4) adalah religi dan wisata / budaya, sisanya di
bawah 4. Program acara dengan kualitas program tertidak berkualitas menurut
responden pemirsa televisi adalah variety show, infotainment dan sinetron /
film/FTV. Ketiga program acara ini mempunyai indeks kualitas di bawah 3
(http://kpi.go.id/download/Pengumuman/Hasil Survei Indeks Kualitas Program
Televisi Periode Maret-April 2015.pdf, diakses tanggal 10 November 2015, pukul
22.00 WIB).
Bedasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa program acara televisi di
Indonesia semakin banyak dan beragam, terutama program acara televisi swasta
yang menjamur, mulai dari program news (berita), hingga entertainment (hiburan)
seperti games, variety show, talk show, sinetron, reality show, film televisi (FTV),
komedi, ajang kompetisi menyanyi, stand up comedy, dan lain-lain. Seperti
contoh acara sinetron bertemakan manusia setengah hewan yang ditayangkan di
salah satu televisi swasta nasional Indonesia, pada akhirnya menjadi trend dan
kemudian beberapa stasiun televisi mengikuti untuk membuat acara yang serupa.
Hal ini terkait dengan salah satu tujuan televisi swasta yaitu meraih rating
tertinggi dan mendapat keuntungan besar melalui audiens sebanyak-banyaknya,
sehingga ada beberapa acara televisi yang dinilai KPI tidak begitu baik
kualitasnya, bahkan tidak mendidik masyarakat.
Berbeda dengan televisi swasta atau kabel, televisi publik seperti TVRI
bersifat independen, netral, tidak komersial, sehingga program yang ditayangkan
berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Pengelola program
televisi publik menata acaranya dengan menekankan pada aspek pendidikan
masyarakat yang bertujuan mencerdaskan audien. Program disusun bedasarkan
3
pada gagasan melestarikan dan mendorong berkembangnya budaya lokal, sejarah
kebangsaan, dan sebagainya. Sumber pembiayaan media penyiaran publik di
Indonesia berasal dari : iuran penyiaran yang berasal dari masyarakat, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sumbangan masyarakat, siaran iklan.
Iuran dan sumbangan masyarakat itu merupakan bentuk dukungan masyarakat
terhadap keberadaan televisi publik (Morrisan, 2008 : 100).
TVRI menjadi salah satu direktorat di bawah Direktorat Jenderal (Dirjen) RTF
(Radio, Televisi, Film). Posisi Dirjen RTF sendiri berada langsung di bawah
Menteri Penerangan. TVRI pun diperbolehkan pendanaan dari APBN dan tidak
lagi diperbolehkan memuat tayangan niaga (iklan). Kehadiran televisi swasta di
tahun 1989 masih menguntungkan bagi TVRI. Pada masa itu televisi swasta
masih harus merelai siaran berita dari TVRI, sehingga kedudukan TVRI masih
cukup kuat di mata masyarakat. Karena tidak boleh beriklan, TVRI mendapatkan
bagi hasil iklan dari televisi swasta sebesar 12,5% (Kasali, 2013 : 204).
Seiring dengan perkembangan teknologi di TVRI dan perkembangan dunia
musik Indonesia yang semakin cepat, muncul acara-acara baru yang mengisi
siaran TVRI setiap malam. Konten program-program TVRI juga tengah
mengalami perubahan. Saat pertama kali menjadi LPP, komposisi konten program
siaran TVRI hampir merata untuk semua kategori yaitu informasi (34%),
pendidikan (33%), hiburan (33%). Sejak tahun 2012, komposisi konten program
berubah menjadi informasi (61,46%), pendidikan (17,50%), dan hiburan (21,60%)
(Kasali, 2013 : 323). Dapat disimpulkan bahwa konten program hiburan di TVRI
tidak sebanyak program informasi. Salah satu program acara hiburan yang masih
bertahan sejak tahun 1964 hingga tahun 2016 adalah Kamera Ria.
Kamera Ria adalah acara pelopor yang paling digemari, dan hingga tahun
1980-an tak mengalami perubahan berarti. Acara-acara hiburan yang ada di
televisi saat ini, semua berawal dari acara Kamera Ria di TVRI, tidak hanya itu,
acara Kamera Ria juga melahirkan penyanyi-penyanyi terkenal yang muncul di
4
layar televisi, Yuni Shara misalnya. Komedian seperti Sule juga mengawali
karirnya di acara ini. Kamera Ria merupakan kerjasama antara Pusat Hankam
ABRI dengan TVRI. Acara ini mulanya bertujuan sebagai hiburan semata. Namun
kemudian berkembang sebagai wadah untuk menyampaikan pesan-pesan ABRI
kepada masyarakat, dengan latar belakang fasilitas atau informasi mengenai dunia
militer. Pesan-pesan tersebut kemudian dikemas lebih menarik dan disampaikan
lewat lagu serta hiburan. Setiap episode nya Kamera Ria menampilkan artis dan
penyanyi sebagai bintang tamu. Para penyanyi biasanya akan menyanyikan lagu
dengan tema kebangsaan selama acara berlangsung (Kasali, 2013 : 281-283).
Gambar 1.1
Top Program TVRI Desember 2015
Sumber : Data Olahan TVRI
Program Acara Kamera Ria masuk ke dalam sepuluh besar pada top program
TVRI bulan Desember tahun 2015, program ini ada di urutan ke-10 dengan
jumlah rating 0.2, share 1.2 , dan mampu meraih 128.000 penonton. Bedasarkan
data yang diperoleh dari Litbang TVRI, pada bulan Desember tahun 2015, rating
acara Kamera Ria mengalahkan acara-acara hiburan lainnya yang tayang di TVRI.
5
Memasuki usia TVRI yang ke-41 tahun, tampaknya TVRI mulai kehilangan
pemirsa, sejak lahirnya televisi swasta yang diawali dengan RCTI pada tahun
1989, kemudian dilanjut pada tahun 1990, lahirnya SCTV, kehadiran stasiun
televisi swasta akhirnya mengguncang kedudukan TVRI sebagai penguasa
tunggal (Kasali, 2013 : 334). Masyarakat mulai membanding-bandingkan siaran
yang disiarkan satu stasiun televisi dengan stasiun televisi lainnya. Sekarang ini,
masyarakat cenderung lebih tertarik dengan program televisi swasta dibanding
program TVRI, padahal TVRI adalah pelopor berdirinya stasiun televisi
Indonesia. Sedangkan acara di televisi Indonesia yang meraih rating tertinggi
menurut data Nielsen pada 8 September 2015, adalah Pangeran (SCTV) dengan
rating 4,5; diikuti oleh Tukang Bubur Naik Haji (RCTI, 4,5), Rajawali (RCTI;
4,2), Preman Pensiun (RCTI; 3,9), Madun (SCTV; 3,8), Ashoka (ANTV; 3,1);
Tukang Ojek Pengkolan (RCTI; 3,0), Cinta di Langit Taj mahal (ANTV; 2,9),
Tujuh Manusia Harimau (RCTI; 2,8), Cansu Hazal (ANTV; 2,8)
(http://www.kompasiana.com/adearmando24/mengapa-kpi-terus-menyalahkan-
nielsen_55f15e92d492733d34cf8199, diakses tanggal 10 November 2015 pukul
22.00 WIB).
Data Nielsen pada bulan April 2016 menunjukkan tiga acara yang meraih
rating tertinggi yaitu sinetron anak jalanan (RCTI; 8.0/32.2), serial Bollywood
Uttaran (ANTV; 4.4/25.3), sinetron Tukang Bubur Naik Haji (RCTI; 4.4/18.5)
(http://www.mediaselebriti.com/2016/04/rating-tv-kamis-21-april-rating-
jalanan.html, diakses tanggal 19 Mei 2015 pukul 22.41 WIB).
6
Gambar 1.2
Market share TVRI pada bulan Juli 2012
Sumber : Nielsen, Juli 2012. Laporan Pengukuran Kepemirsaan Televisi. Analisa
Peforma TVRI Nasional.
Bedasarkan data-data tersebut, sudah jelas menunjukkan bahwa rating acara
TVRI saat ini dibawah acara-acara televisi swasta. Acara hiburan di televisi akhir-
akhir ini lebih digemari masyarakat, jumlah penonton acara hiburan lebih banyak,
hal ini dilihat dari rating acara tertinggi adalah acara hiburan. Kamera Ria
merupakan acara hiburan tertua yang masih tayang di televisi dan ratingnya
termasuk rendah, tetapi, masih memiliki peluang untuk bisa menaikkan rating
seperti acara-acara hiburan lainnya yang tayang di televisi swasta. Sebelum
membuat sebuah program acara dibutuhkan perencanaan dan strategi
komunikasi yang matang agar program acara dapat disukai oleh pemirsa.
TVRI adalah stasiun televisi pertama di Indonesia yang merupakan lembaga
penyiaran publik milik pemerintah yang lekat dengan image kuno dan kurang
menarik untuk ditonton. Beberapa tahun belakangan, tampaknya pamor TVRI
menurun. Padahal masyarakat sangat membutuhkan televisi publik yang
independen, dan setia memberikan edukasi yang bermanfaat. Tentunya, harus
melakukan strategi dari segi tampilan, juga harus memikirkan bagaimana
memasarkan program acara tersebut agar dapat diketahui oleh masyarakat,
sehingga menarik bagi pemirsa. Selain itu, persaingan ketat dalam industri
penyiaran membuat TVRI harus memacu kreatifitas dan kualitas siaran agar
mendapatkan kembali penontonnya. Sejak kehadiran televisi-televisi swasta tidak
7
dapat dipungkiri bahwa khalayak telah tersegmentasi. Televisi swasta bukanlah
saingan TVRI, karena tujuan programnya berbeda. TVRI membuat program tetap
pada konteks pendidikan, informasi, dan hiburan yang sehat dengan tujuan
melayani kepentingan publik, sedangkan televisi swasta membuat program
dengan tujuan mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya. Meskipun bukan
pesaing, menghadapi siaran dari stasiun televisi swasta bukan hal yang ringan.
Apalagi selera pemirsa berubah-ubah dari budaya lokal menuju budaya pop. Maka
dari itu, yang perlu dilakukan TVRI adalah memperbaiki kemasan programnya.
Kesuksesan stasiun televisi dapat diukur dari seberapa banyak audiens dari
stasiun televisi tersebut. Hubungan televisi dengan audiens sangat kuat, dimana
apabila televisi memiliki audiens yang cukup banyak maka para pengiklan akan
banyak berdatangan. Hubungan yang kuat itu dapat terjadi apabila televisi tersebut
dapat memuaskan kebutuhan audiens, apabila tidak dapat memuaskan, maka
audiens dapat memindahkan channel ke televisi lain
(Perebinossof,Gross,Gross,2005:134).
Bedasarkan hal-hal tersebut, stasiun publik seperti TVRI harus memiliki
strategi perancangan program yang jelas sebelum memproduksi program.
Khususnya program hiburan, dimana program hiburan saat ini sangat beragam di
televisi swasta dan berlomba-lomba menarik audiens. Tentunya dalam hal ini,
TVRI memiliki strategi dalam merancang program hiburan unggulannya, salah
satunya adalah Kamera Ria.
Strategi program ini berupa perencanaan program yang mencakup pekerjaan
mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang
memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program yang ingin
dicapai. Strategi program pada televisi publik harus disusun bersama direktur
program dengan para manajer senior lainnya. Fungsi utama stasiun publik di
Indonesia, sebagaimana disebutkan dalam undang-undang penyiaran, adalah
memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Hal ini merupakan faktor
8
pertama yang harus dipertimbangkan sebelum menyusun strategi program
(Morrisan, 2008 : 101).
Gambar 1.3
Coverage Area dan Coverage Population
Sumber : Rhenald Kasali, Camera Branding: Cameragenic VS Auragenic,
(Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2013)
Sebenarnya, program hiburan TVRI masih memiliki peluang untuk bisa eksis
layaknya program hiburan televisi swasta. Mengingat TVRI memiliki potensi
coverage area yang menjangkau 65% populasi Indonesia (Kasali, 2013 : 136).
Maka dari itu, diperlukan strategi-strategi khusus dalam merancang program
acara. Strategi inilah yang digunakan agar bisa mempertahankan program agar
tetap eksis dan dapat dinikmati oleh masyarakat, serta mampu meningkatkan
audience share. Dari hasil survey yang dilakukan Nielsen, ditemukan bahwa
audience share dan rating program-program tertentu di TVRI telah menunjukkan
peningkatan meskipun jelas masih dapat dikembangkan lebih jauh lagi.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada TVRI tentang
bagaimana membuat strategi program acara televisi yang baik, dan bisa
menaikkan rating program acara hiburan di TVRI, sehingga TVRI lebih dikenal
oleh masyarakat sebagai televisi publik dengan acara – acara nya yang tidak kalah
menarik.
9
Bedasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam
tentang strategi program acara TVRI, dengan mengangkat judul :
“STRATEGI PERANCANGAN PROGRAM ACARA HIBURAN DI
TELEVISI PUBLIK INDONESIA (Studi Kasus Strategi Perancangan
Program Acara Hiburan “Kamera Ria” di LPP TVRI Periode Desember
2015-April 2016)”
1.2 Rumusan Masalah
Pertanyaan yang hendak dijawab dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perencanaan program acara hiburan Kamera Ria di TVRI?
2. Bagaimana TVRI memproduksi program acara hiburan Kameria Ria?
3. Bagaimana eksekusi program acara hiburan Kamera Ria di TVRI?
4. Bagaimana pengawasan program acara hiburan Kamera Ria di TVRI?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini ditetapkan tujuan untuk memfokuskan permasalahan
dengan hasil akhir adalah laporan akhir. Adapun tujuan dari penulisan ini
untuk:
1. Mengetahui perencanaan program hiburan Kamera Ria di TVRI
2. Mengetahui proses produksi program acara Kamera Ria di TVRI.
3. Mengetahui eksekusi program acara hiburan Kamera Ria di TVRI.
4. Mengetahui pengawasan program acara hiburan Kamera Ria di TVRI.
1.4 Manfaat Penelitian
1) Teoritis/akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah wacana, literature,
ataupun hal yang baru tentang skripsi ataupun tugas akhir (TA) dalam
studi ilmu komunikasi khususnya konsentrasi broadcasting, serta
memberikan wawasan yang bermanfaat mengenai proses atau kegiatan
yang harus dilalui sebelum membuat program acara televisi.
10
2) Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi mahasiswa atau
umum yang ingin berkarir di dunia pertelevisian. Selain itu, juga dapat
menjadi masukan bagi lembaga penyiaran televisi nasional Indonesia yaitu
TVRI, tentang strategi program televisi yang baik agar dapat menaikkan
rating acara.
1.5 Tahapan Penelitian
Adapun tahap – tahap yang harus dilakukan oleh peneliti pada saat
melakukan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan (1972) dalam Basrowi (2008 :
84-92), terdapat tiga tahapan dalam penelitian kualitatif yaitu tahap pralapangan,
tahap kegiatan lapangan, dan tahap analisis intensif. Berikut adalah bagan yang
menjelaskan tiga tahap tersebut :
11
Bagan 1.1
Tahapan Penelitian
Sumber : Olahan Peneliti
Menyusun Rancangan Penelitian
Memilih Lapangan Penelitian
Mengurus Perizinan
Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan
Memilih dan Memanfaatkan Informan
Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
Wawancara Mendalam
Observasi
Analisis Data
Kesimpulan
Tahap
Pra Lapangan
Tahap
Pekerjaan Lapangan
Tahap
Analisis Data
12
a. Tahap Pralapangan
Ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini
ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami yaitu etika penelitian
lapangan. Kegiatan dan pertimbangan diuraikan berikut ini :
1) Menyusun Rancangan Penelitian, meliputi :
- Latar belakang masalah dan alasan penelitian
- Kajian kepustakaan yang menghasilkan kesesuaian paradigma
dengan fokus, rumusan masalah, hipotesis kerja, kesesuaian
paradigm dengan teori substanti yang mengarahkan inkuiri.
- Pemilihan lapangan atau setting penelitian
- Penentuan jadwal penelitian
- Pemilihan alat penelitian
- Rancangan pengumpulan data
- Rancangan analisis data
- Rancangan perlengkapan (yang diperlukan dalam penelitian)
- Rancangan pengecekan kebenaran data
2) Memilih Lapangan Penelitian
3) Mengurus Perizinan
4) Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan
5) Memilih dan Memanfaatkan Informan
6) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada tahap ini, terlebih dahulu peneliti memahami latar penelitian dan mulai
melakukan persiapan diri. Peneliti juga berinteraksi secara langsung dengan
subjek penelitian dengan melakukan wawancara secara mendalam. Kemudian,
berperan serta dalam mengumpulkan data, mencatat data yang diperlukan melalui
dokumen-dokumen penting, laporan, gambar, dan foto. Setelah itu, peneliti
melakukan analisis di lapangan, apabila peneliti sudah mulai mencatat serta mulai
memberikan kode pada data, akan tampak bahwa ada kecocokan atau
13
ketidakcocokan dengan hipotesis kerja yang telah dirumuskan pertama kali di
lapangan.
c. Tahap Analisis Data
Analisis data menurut Patton (1980 : 268) adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Prinsip pokok dari analisis data yang dilakukan oleh peneliti meliputi : konsep
dasar, menemukan tema dan merumuskan hipotesis, dan bekerja dengan hipotesis.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.6.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kantor TVRI yang berlokasi di Jalan
Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta.
1.6.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan November tahun 2015 hingga
bulan April tahun 2016.
14
Tabel 1.1
Waktu Penelitian
Sumber : Olahan Peneliti
Bulan
Tahap Penelitian Kegiatan No
v
De
s
Jan Feb Mar Apr
Tahap
Perencanaan
Menyusun Rancangan
Penelitian
Memilih Lapangan
Penelitian
Mengurus Perizinan
Menjajaki dan Menilai
Keadaan Lapangan
Memilih dan
Memanfaatkan Informan
Menyiapkan Perlengkapan
Penelitian
Tahap Pekerjaan
Lapangan
Wawancara Narasumber
Mengumpulkan Data
Analisis Lapangan
Tahap Analisis Data Analisis Data
Manfaat Penelitian dan
Kesimpulan