bab i pendahuluan 1.1 latar belakang pasar modal merupakan

91
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan alternatif tempat investasi yang sangat penting bagi investor. Investor akan menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa dividen maupun capital gain serta mendapatkan hak kepemilikan atas perusahaan. Selain mempertimbangkan return saham yang akan diterima, para investor dalam melakukan investasi juga mempertimbangkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan yang go public, nilai perusahaan tercermin pada harga sahamnya. Semakin tinggi harga saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut (Husnan, 2002). Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menjadi acuan investor dalam membeli saham. Bagi perusahaan, meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham perusahaan tetap menarik bagi investor. Laporan keuangan yang dipublikasi oleh perusahaan merupakan cerminan kinerja keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan. Informasi keuangan tersebut dapat digunakan oleh para pemakai untuk pengambilan keputusan investasi. Return on asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Return on asset digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya ROA tergantung pada pengelolaan asset

Upload: tranminh

Post on 08-Dec-2016

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal merupakan alternatif tempat investasi yang sangat penting bagi

investor. Investor akan menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

dividen maupun capital gain serta mendapatkan hak kepemilikan atas perusahaan.

Selain mempertimbangkan return saham yang akan diterima, para investor dalam

melakukan investasi juga mempertimbangkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan

yang go public, nilai perusahaan tercermin pada harga sahamnya. Semakin tinggi

harga saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut (Husnan, 2002).

Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menjadi acuan

investor dalam membeli saham. Bagi perusahaan, meningkatkan kinerja keuangan

adalah suatu keharusan agar saham perusahaan tetap menarik bagi investor.

Laporan keuangan yang dipublikasi oleh perusahaan merupakan cerminan kinerja

keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi

yang disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu

perusahaan. Informasi keuangan tersebut dapat digunakan oleh para pemakai

untuk pengambilan keputusan investasi. Return on asset (ROA) merupakan salah

satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan.

Return on asset digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih yang dapat

diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh

kekayaannya. Tinggi rendahnya ROA tergantung pada pengelolaan asset

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

2

perusahaan yang menggambarkan efisiensi operasional perusahaan. Semakin

tinggi ROA semakin efisien operasional perusahaan dan semakin rendah ROA

semakin tidak efisien operasional perusahaan. Rendahnya ROA dapat disebabkan

oleh banyaknya investasi/persediaan perusahaan yang mengganggur dan aktiva

tetap perusahaan beroperasi di bawah kapasitas normal.

Banyak penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

perusahaan telah dilakukan. Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan

dalam hal ini return on asset terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang

tidak konsisten. Modigliani dan Miller (1958) menyatakan bahwa nilai perusahaan

ditentukan oleh earnings power asset perusahaan. Pengaruh positif earnings

power asset pada nilai perusahaan menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings

power semakin efisien perputaran asset dan semakin tinggi profit margin yang

diperoleh perusahaan sehingga berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Ulupui (2007) menemukan bahwa ROA berpengaruh

signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. (Carlson dan Bathala,

1997), (Makaryawati, 2002), (Yuniasih dan Wirakusuma, 2007), dan (Razak et

al., 2008) juga menemukan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Hasil yang berbeda diperoleh oleh Suranta dan Pratana (2004) serta

Kaaro dalam Yuniasih dan Wirakusuma (2007) dalam penelitiannya menemukan

bahwa ROA justru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini

menunjukkan adanya faktor lain yang turut mempengaruhi hubungan antara ROA

dan nilai perusahaan.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

3

Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali hubungan antara kinerja

keuangan dan nilai perusahaan. Adanya hasil yang tidak konsisten dari penelitian-

penelitian sebelumnya menyebabkan isu ini masih menjadi topik yang penting

untuk diteliti. Penelitian ini berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya karena

menggunakan corporate governance sebagai variabel pemoderasi. Masalah-

masalah corporate governance muncul karena terjadinya pemisahan antara

kepemilikan di pihak principal/investor dan pengendalian di pihak agent/manajer

(La Porta et al., 2002) dan (Albuquerque dan Wang, 2007). Penerapan corporate

governance yang baik diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan (Surya

dan Yustiavandana, 2006). Penggunaan corporate governance sebagai variabel

pemoderasi dalam penelitian ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara

kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Indikator mekanisme corporate

governance yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit.

Kepemilikan saham yang besar oleh manajemen dari segi nilai

ekonomisnya memiliki insentif menyelaraskan kepentingan antara manajemen dan

investor. Kepemilikan manajerial adalah situasi manajer sekaligus sebagai

pemegang saham perusahaan. Semakin besar kepemilikan saham oleh manajer

dalam perusahaan, semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan

nilai perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menganalisis bagaimana nilai

perusahaan dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan antara pihak manajer yang

menikmati manfaat dan pihak luar yang tidak menikmati manfaat. Analisis yang

dilakukan Jensen dan Meckling menemukan bahwa peningkatan kepemilikan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

4

manajemen akan mengurangi agency difficulties melalui pengurangan insentif

untuk mengkonsumsi manfaat/keuntungan dan mengambil alih kekayaan

pemegang saham. Pengurangan ini sangat potensial dalam kesalahan alokasi

sumber daya yang pada akhirnya untuk peningkatan nilai perusahaan.

Kepemilikan saham oleh institusi dapat memantau secara profesional

perkembangan investasinya sehingga tingkat pengendalian terhadap manajemen

sangat tinggi yang pada akhirnya dapat menekan potensi kecurangan. Faizal

(2004) menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan institusional maka semakin

efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan dapat bertindak sebagai

pencegah terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Shleifer dan

Vishny (1986) berpendapat bahwa kepemilikan institusional yang cukup besar

akan mempengaruhi nilai pasar perusahaan. Semakin besar tingkat kepemilikan

saham institusi maka semakin efektif mekanisme pengendalian terhadap kinerja

manajemen.

Bentuk corporate governance yang lain adalah pembentukan dewan

komisaris. Sesuai Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta No.Kep./BEJ/07-2001

butir C mengenai board governance yang terdiri dari komisaris independen,

komite audit, dan sekertaris perusahaan bahwa untuk mencapai good corporate

governance, jumlah komisaris independen yang harus terdapat dalam perusahaan

sekurang-kurangnya 30% dari seluruh anggota dewan komisaris. Komisaris

independen dalam struktur organisasi perusahaan biasanya beranggotakan dewan

komisaris yang berasal dari luar perusahaan yang berfungsi untuk

menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

5

perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang

terkait. Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan proporsi komisaris

independen berpengaruh signifikan pada nilai perusahaan.

Selain dewan komisaris, komite audit juga memiliki peran penting dalam

pelaksanaan corporate governance. Komite audit bertugas membantu komisaris

dalam memastikan efektifitas sistem pengendalian internal, pelaksanaan tugas

auditor eksternal dan auditor internal (Zarkasyi, 2008:17). Komite audit memiliki

wewenang untuk melaksanakan dan mengesahkan penyelidikan terhadap masalah-

masalah di dalam lingkup tanggung jawabnya yang mempunyai tugas membantu

dewan komisaris. Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa keberadaan

komite audit berpengaruh positif pada nilai perusahaan.

Harapan dari penerapan sistem corporate governance adalah tercapainya

peningkatan nilai perusahaan. Melalui penerapan sistem corporate governance

diharapkan kinerja keuangan perusahaan akan meningkat menjadi lebih baik,

dengan meningkatnya kinerja keuangan perusahaan diharapkan juga dapat

meningkatkan harga saham perusahaan sebagai indikator dari nilai perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, yang menjadi pokok permasalahan

dalam penelitian ini adalah: “Apakah corporate governance berpengaruh pada

hubungan positif antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan?”.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

6

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka yang menjadi

tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh corporate

governance pada hubungan positif antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka

penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan

serta bukti empiris mengenai pengaruh corporate governance pada hubungan

positif antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan serta dapat dijadikan

sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

2) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi

para pembaca seperti investor, badan otoritas pasar modal, dan para analis

keuangan lainnya mengenai relevansi kinerja keuangan pada nilai perusahaan

yang dipengaruhi oleh penerapan corporate governance.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Keagenan (agency theory)

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk

memahami corporate governance. Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak

antara investor dan agen (dikembangkan oleh Coase, 1937; Jensen dan Meckling,

1976; dan Fama dan Jensen, 1983) dalam Darmawati dkk. (2004). Setyapurnama

dan Norpratiwi dalam Rahayu (2010) menyatakan bahwa hubungan keagenan

dapat menimbulkan masalah pada saat pihak-pihak yang bersangkutan

mempunyai tujuan yang berbeda. Pemilik modal menghendaki bertambahnya

kekayaan dan kemakmurannya, sedangkan manajer juga menginginkan

bertambahnya kesejahteraan bagi para manajer. Hal ini menyebabkan munculnya

konflik kepentingan antara pemilik investor (principal) dengan manajer (agen).

Pemilik lebih tertarik untuk memaksimumkan return dan harga sekuritas dari

investasinya, sedangkan manajer mempunyai kebutuhan psikologis dan ekonomi

yang luas, termasuk memaksimumkan kompensasinya. Kontrak yang dibuat

antara pemilik dan manajer diharapkan dapat meminimumkan konflik antar kedua

kepentingan tersebut. Alijoyo dan Zaini (2004) beranggapan bahwa pemisahan

fungsi eksekutif dan fungsi pengawasan pada teori keagenan menciptakan checks

and balances, sehingga terjadi independensi yang sehat bagi para manajer untuk

menghasilkan kinerja perusahaan yang maksimum dan return yang memadai bagi

para pemegang saham.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

8

Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahaan antara kepemilikan

di pihak principal/investor dan pengendalian di pihak agent/manajer (La Porta et

al., 2002) dan (Albuquerque dan Wang, 2007). Investor memiliki harapan bahwa

manajer akan menghasilkan return dari dana yang mereka investasikan. Oleh

karena itu, kontrak yang baik antara investor dan manajer adalah kontrak yang

mampu menjelaskan spesifikasi-spesifikasi apa sajakah yang harus dilakukan

manajer dalam mengelola dana para investor, dan spesifikasi tentang pembagian

return antara manajer dengan pemegang saham. Secara ideal, investor dan

manajer sebaiknya menandatangani kontrak yang lengkap, yang

menspesifikasikan secara tepat apa saja yang akan dilakukan oleh manajer, dan

bagaimana laba perusahaan akan dialokasikan. Namun demikian, manajer tidak

selalu bertindak sesuai dengan kontrak yang telah disepakati antara investor dan

manajer sehingga akan menimbulkan agency problem.

Agency problem dapat merugikan investor karena tidak terlibat langsung

dalam pengelolaan perusahaan sehingga tidak memiliki akses untuk mendapatkan

informasi yang memadai. Shleifer dan Vishny (1997) menyatakan bahwa

corporate governance merupakan respon perusahaan terhadap agency problem.

Adanya corporate governance sebagai variabel pemoderasi dalam penelitian ini

diindikasikan dapat meminimalisasi masalah-masalah keagenan yang pada

gilirannya akan memberikan pengaruh positif pada hubungan antara kinerja

keuangan dan nilai perusahaan. Corporate governance diharapkan memberikan

keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang

telah diinvestasikan. Aspek-aspek corporate governance seperti kepemilikan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

9

manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit

dipandang sebagai mekanisme kontrol yang tepat untuk mengurangi konflik

keagenan (Black et al., 2003).

2.2 Kinerja Keuangan

Kinerja adalah suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatan perusahaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi

organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategi suatu perusahaan. Sedangkan

kinerja keuangan adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam

suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang

bersangkutan (Munawir, 2001).

Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menjadi acuan

investor dalam membeli saham. Bagi perusahaan, meningkatkan kinerja keuangan

adalah suatu keharusan agar saham perusahaan tetap menarik bagi investor.

Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan merupakan cerminan

kinerja keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses

akuntansi yang disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi keuangan

suatu perusahaan. Informasi keuangan tersebut dapat digunakan oleh para

pemakai untuk pengambilan keputusan investasi. ROA merupakan salah satu rasio

yang mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. ROA digunakan untuk

mengukur besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan

dengan menggunakan seluruh kekayaannya (Lujun, 2009), (Adams dan Mehran,

2005) dan (Anwar dan Herwany, 2001). Tinggi rendahnya ROA tergantung pada

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

10

pengelolaan asset perusahaan yang menggambarkan efisiensi operasional

perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin efisien operasional perusahaan dan

semakin rendah ROA semakin tidak efisien operasional perusahaan, rendahnya

ROA dapat disebabkan oleh banyaknya investasi/persediaan perusahaan yang

mengganggur dan aktiva tetap perusahaan beroperasi di bawah kapasitas normal.

Penelitian yang dilakukan (Yuniasih dan Wirakusuma, 2007) dan (Razak et

al., 2008) menemukan hasil bahwa ROA berpengaruh positif secara statistik pada

nilai perusahaan. Modigliani dan Miller (1958) menyatakan bahwa nilai

perusahaan ditentukan oleh earnings power asset perusahaan. Pengaruh positif

earnings power asset pada nilai perusahaan menunjukkan bahwa semakin tinggi

earnings power semakin efisien perputaran asset dan semakin tinggi profit margin

yang diperoleh perusahaan sehingga berdampak pada peningkatan nilai

perusahaan. Makaryawati (2002), dan Carlson dan Bathala (1997) juga

menemukan bahwa ROA berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Hal ini

menunjukkan bahwa ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada

nilai perusahaan.

2.3 Corporate Governance (CG)

Corporate governance dapat didefinisikan sebagai suatu proses dan struktur

yang digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang Saham/Pemilik Modal,

Komisaris dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas

perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka waktu panjang

dengan tetap memperhatikan keberhasilan stakeholder lainnya, berlandaskan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

11

peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika (Sutedi, 2011:1). Corporate

governance merupakan penilaian atas kinerja perusahaan (Leal dan Silva, 2005).

Larcker et al. (2005) menyatakan bahwa corporate governance adalah

seperangkat mekanisme yang mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh manajer

ketika adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Corporate

governance yang efektif dalam jangka panjang dapat meningkatkan kinerja

perusahaan dan menguntungkan pemegang saham (Daily dan Dalton, 2004).

Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001) merumuskan

corporate governance sebagai sistem tata kelola perusahaan yang menjelaskan

hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan

kinerja perusahaan. Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas CG

diterapkan pada setiap aspek bisnis dan disemua jajaran perusahaan. Asas

corporate governance yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,

independensi, serta kesetaraan dan kewajaran diperlukan untuk mencapai kinerja

yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan

(Zarkasyi, 2008:38).

1) Transparansi (transparancy)

Prinsip dasar transparansi yaitu untuk menjaga obyektifitas dalam

menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan

relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan. Pedoman pokok pelaksanaan transparansi adalah: (1) perusahaan

harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat

diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

12

haknya, (2) informasi yang harus diungkapkan meliputi, tidak terbatas pada, visi,

misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan

kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh

anggota direksi dan anggota dewan komisaris beserta anggota keluargannya dalam

perusahaan dan perusahaan lainnya yang memiliki benturan kepentingan, sistem

manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem

pelaksanaan CG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat

mempengaruhi kondisi perusahaan, (3) prinsip keterbukaan yang dianut oleh

perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan

perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan

hak-hak pribadi, (4) kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional

dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.

2) Akuntabilitas (accountability)

Prinsip dasar akuntabilitas yaitu perusahaaan harus dapat

mempertanggungjawabkan kinnerjanya secara transparan dan wajar. Perusahaan

harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan

dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk

mencapai kinerja yang berkesinambungan. Pedoman pokok pelaksanaan

akuntabilitas adalah: (1) perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan

tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan semua karyawan secara

jelas dan selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan,

(2) perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perushaan dan semua

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

13

karyawan mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan

peranannya dalam pelaksanaan CG, (3) perusahaan harus memastikan adanya

sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan,

(4) perusahaan harus mempunyai ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan

yang konsisten dengan nilai-nilai perusahan, sasaran utama dan strategi

perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi, (5) dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ perusahaan dan semua

karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku yang telah

disepakati.

3) Responsibilitas (responsibility)

Prinsip dasar responsibilitas yaitu perusahaan harus mematuhi peraturan

perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat

dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka

panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. Pedoman

pokok pelaksanaan responsibilitas adalah: (1) organ perusahaan harus berpegang

pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan, (2) perusahaan

harus melaksanakan tanggung jawab sosial dengan antara lain peduli terhadap

masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan dengan

membuat perencanaan dan pelaksanaan memadai.

4) Independensi (independency)

Prinsip dasar independensi yaitu untuk melancarkan pelaksanaan asas CG,

perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

14

perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

Pedoman pokok pelaksanaan independensi adalah: (1) masing-masing organ

perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak

terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan dan dari

segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan

secara obyektif, (2) masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi

dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan,

tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan

yang lain sehingga terwujud sistem pengendalian internal yang efektif.

5) Kesetaraan dan kewajaran (fairness)

Prinsip dasar kesetaraan dan kewajaran yaitu dalam melaksanakan

kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan

kewajaran. Pedoman pokok pelaksanaan kesetaraan dan kewajaran adalah:

(1) perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan

untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan

perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip

transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing, (2) perusahaan harus

memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan

sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahan,

(3) perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan

karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa

membedakan suku, agama, ras, jender, dan kondisi fisik.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

15

Konsep corporate governance merupakan suatu tata kelola perusahaan

yang didasarkan pada teori keagenan. Corporate governance diharapkan dapat

mengatasi agency problem dengan memberikan keyakinan kepada para investor

bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah diinvestasikan.

Corporate governance berkaitan dengan bagaimana investor yakin bahwa manajer

akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan

menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan atas modal

yang telah ditanamkan oleh pemegang saham, dan berkaitan dengan bagaimana

para pemegang saham dapat mengawasi kinerja para manajer (Shleifer dan

Vishny, 1997). Penelitian ini menggunakan empat aspek corporate governance

yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris

indepenen, dan jumlah anggota komite audit.

1) Kepemilikan manajerial

Kepemilikan manajerial adalah besarnya jumlah saham yang dimiliki

manajemen dari total saham yang beredar. Kepemilikan saham yang besar dari

segi nilai ekonomisnya memiliki insentif menyelaraskan kepentingan manajemen

dan principal. Kepemilikan manajerial juga dapat dikatakan sebagai situasi

dimana manajer sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan yang ditunjukkan

dengan persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Semakin besar

kepemilikan saham oleh manajer dalam perusahaan semakin produktif tindakan

manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan.

Gray et al. (1987) menyatakan bahwa untuk meningkatkan nilai

perusahaan, manajer akan berusaha untuk mengungkapkan informasi sosial

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

16

kepada pihak yang berkepentingan meskipun ia harus mengorbankan sumber daya

untuk aktivitas tersebut. Jansen dan Meckling (1976) menganalisis bagaimana

nilai perusahaan dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan antara pihak manajer

yang menikmati manfaat dan pihak luar yang tidak menikmati manfaat.

Peningkatan kepemilikan manajerial akan mengurangi agency difficulties melalui

pengurangan insentif untuk mengkonsumsi manfaat dan mengambil alih kekayaan

pemegang saham/investor. Pengurangan ini sangat potensial dalam kesalahan

alokasi sumber daya yang akhirnya bermuara pada peningkatan nilai perusahaan.

2) Kepemilikan institusional

Kepemilikan institusional adalah besarnya jumlah saham yang dimiliki

institusi dari total saham yang beredar. Adanya kepemilikan institusional dapat

memantau secara profesional perkembangan investasinya sehingga tingkat

pengendalian terhadap manajemen sangat tinggi yang pada akhirnya dapat

menekan potensi kecurangan. Pemegang saham institusional seperti perusahaan

asuransi, dana pensiun, dan reksadana.

Faizal (2004) menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan institusional

maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat

bertindak sebagai pencegah terhadap pemborosan yang dilakukan oleh

manajemen. Laporan keuangan periodik yang diterbitkan manajemen sebagai

sumber informasi bagi investor institusi dalam melakukan aktivitas monitoring

(Potter, 1991). Shleifer dan Vishny (1986) berpendapat bahwa kepemilikan

institusional yang cukup besar akan mempengaruhi nilai pasar perusahaan.

Semakin besar tingkat kepemilikan saham institusi maka semakin efektif

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

17

mekanisme pengendalian terhadap kinerja manajemen. Adanya kepemilikan

saham institusional dapat memantau secara profesional perkembangan

investasinya sehingga tingkat pengendalian terhadap kinerja manajemen sangat

tinggi yang pada akhirnya dapat menekan potensi kecurangan yang dilakukan oleh

manajemen.

3) Proporsi komisaris independen

Proporsi komisaris independen adalah persentase jumlah komisaris

independen dibagi total jumlah anggota dewan komisaris. Sesuai Keputusan

Direksi Bursa Efek Jakarta No.Kep-399/BEJ/07-2001 butir C mengenai board

governance yang terdiri dari komisaris independen, komite audit, dan sekertaris

perusahaan bahwa untuk mencapai good corporate governance, jumlah komisaris

independen yang harus terdapat dalam perusahaan sekurang-kurangnya 30% dari

seluruh anggota dewan komisaris. Menurut Wardhani (2008) komisaris

independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan

manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali,

bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata sesuai

kepentingan perusahaan.

Permasalahan dalam penerapan CG adalah chief executive officer (CEO)

memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan dewan komisaris

padahal fungsi komisaris adalah untuk mengawasi kinerja CEO. Efektifitas dewan

komisaris dalam menyeimbangkan kekuatan CEO sangat dipengaruhi oleh tingkat

independensi dari dewan komisaris (Lorsch, 1989) dan (Zahra dan Pearce, 1989).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

18

Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa proporsi komisaris

independen berpengaruh signifikan pada nilai perusahaan.

4) Jumlah anggota komite audit

Berdasarkan kerangka dasar hukum di Indonesia perusahaan-perusahaan

publik diwajibkan untuk membentuk komite audit. Komite audit tersebut dibentuk

oleh dewan komisaris. Menurut Kepmen Nomor 117 tahun 2002, tujuan

dibentuknya komite audit adalah membantu komisaris atau dewan pengawas

dalam memastikan efektifitas sistem pengendalian internal dan efektifitas

pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal (Zarkasyi, 2008:17).

Sejalan dengan arahan untuk menjalankan fungsi komite audit secara

efektif, maka ukuran sukses komite audit yang berhubungan dengan kegiatan

organisasi adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen seperti pelayanan,

kualitas, dan biaya. Komite audit memiliki wewenang untuk melaksanakan dan

mengesahkan penyelidikan terhadap masalah-masalah di dalam lingkup tanggung

jawabnya yang mempunyai tugas membantu dewan komisaris (Zarkasyi,

2008:22). Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa keberadaan komite

audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.4 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar calon pembeli apabila

perusahaan dijual (Husnan, 2002). Nilai perusahaan dalam penelitian ini

didefinisikan sebagai nilai pasar perusahaan karena dapat memberikan

kemakmuran bagi investor/pemegang saham apabila harga saham meningkat.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

19

Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen

mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan.

Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya.

Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di

pasar.

Salah satu cara untuk menghitung nilai perusahaan dengan menggunakan

Tobin’s Q yang dikembangkan oleh James Tobin (1967) dalam Darmawati dkk.

(2004). Rasio Tobin’s Q atau rasio Q merupakan harga pengganti (replacement

cost) dari biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan asset yang persis sama

dengan asset yang dimiliki perusahaan. Rasio Q menunjukkan kesempatan

bertumbuh perusahaan di masa yang akan datang melalui kebijakan investasinya.

Herawaty (2008) menyatakan bahwa rasio Q merupakan konsep yang berharga

karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil

pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Rasio Q di atas satu

menunjukkan investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai

yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi. Sebaliknya jika rasio Q di

bawah satu menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang

memberikan nilai yang lebih rendah daripada pengeluaran investasi. Jadi, Tobin’s

Q merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif manajemen

memanfaatkan sumber daya-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

20

2.5 Pembahasan Penelitian-penelitian Sebelumnya

Penelitian-penelitian ini berkaitan dengan penelitian-penelitian sebelumnya

seperti yang dijelaskan berikut ini.

Black et al. (2003) meneliti pengaruh corporate governance pada nilai

perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah corporate

governance berpengaruh pada nilai perusahaan di Korea Selatan. Variabel-

variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

independen yaitu dewan direksi, komisaris independen, komite audit, eksternal

auditor, pengungkapan kepada investor, dan struktur kepemilikan. Sedangkan

variabel dependen dalam penelitian ini adalah Tobin’s Q. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa dewan direksi, komisaris independen, komite audit,

pengungkapan kepada investor, dan struktur kepemilikan berpengaruh positif

signifikan terhadap Tobin’s Q.

Sasongko dan Wulandari (2006) meneliti pengaruh antara EVA dengan

Rasio profitabilitas yang diproksikan dengan ROA, ROE, ROS, EPS, BEP

terhadap Harga Saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ROA,

ROE, ROS, EPS, BEP, dan EVA berpengaruh terhadap harga saham. Sampel

penelitian ini adalah sebanyak 45 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Jakarta yang dipilih dengan metode purposive sampling dan dianalisis

menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa EPS

berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA, ROE, ROS, BEP, dan EVA

tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

21

Ardani (2007) meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap perubahan

harga saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap

perubahan harga saham. Variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah variabel independen yaitu capital adequency ratio (CAR),

return on risk asset (RORA), net profit margin (NPM), return on asset (ROA),

beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), loan to deposit ratio

(LDR), sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan harga

saham. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 45 sampel perusahaan perbankan

pada tahun 2007 yang dipilih dengan metode purposive sampling dan dianalisis

menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa

CAR, RORA, dan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga

saham perusahaan, sedangkan ROA, NPM, dan BOPO tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan.

Trisnaeni (2007) meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap return

saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja keuangan yang

diproksikan dengan earnings per share (EPS), price earnings ratio (PER), debt to

equity ratio (DER), return on investment (ROI), dan return on equity (ROE)

berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Sampel penelitian ini adalah

sebanyak 30 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

pada tahun 2003-2005 yang dipilih dengan metode purposive sampling dan

dianalisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

22

bahwa variabel PER berpengaruh terhadap return saham sedangkan EPS, DER,

ROI, dan ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Yuniasih dan Wirakusuma (2007) meneliti pengaruh kinerja keuangan

terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan pengungkapan corporate social

responsibility (CSR) dan good corporate governance (GCG) sebagai variabel

pemoderasi. Penelitian ini ingin mengetahui: (1) apakah kinerja keuangan yang

diproksikan dengan return on asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan

yang diproksikan dengan Tobin’s Q, (2) apakah pengungkapan CSR

mempengaruhi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan, dan

(3) apakah GCG yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial mempengaruhi

hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Sampel penelitian ini

adalah 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun

2005-2006 yang dipilih dengan metode purposive sampling dan dianalisis

menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:

(1) ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, (2) CSR mampu

memoderasi hubungan antara kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA

dan nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q, dan (3) GCG yang

diproksikan dengan kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi hubungan

antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Herawaty (2008) meneliti pengaruh praktik corporate governance pada

hubungan antara earnings management dan nilai perusahaan. Penelitian ini ingin

mengetahui: (1) apakah earnings management berpengaruh terhadap nilai

perusahaan, (2) apakah praktik corporate governance yang diproksikan dengan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

23

kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, komisaris independen, dan

kualitas audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan (3) apakah pengaruh

earnings management terhadap nilai perusahaan diperlemah dengan praktik

corporate governance yang diproksikan dengan komisaris independen,

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan kualitas audit. Sampel

penelitian ini adalah 96 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2004-2006. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode random sampling dan

dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa: (1) earnings management berpengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan, (2) hanya corporate governance yang diproksikan dengan

komisaris independen dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan, dan (3) komisaris independen, kualitas audit dan

kepemilikan institusional merupakan variabel pemoderasi antara earnings

management dan nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan manajerial bukan

merupakan variabel pemoderasi.

Jerry (2008) meneliti pengaruh rasio fundamental, kinerja keuangan, dan

risiko pasar terhadap perubahan IHSG. Penelitian ini ingin mengetahui apakah

debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), return on asset (ROA), price

earnings ratio (PER), price book value (PBV), non performing loan (NPL), loan

to deposit ratio (LDR), capital adequancy ratio (CAR), kurs, dan sertifikat bank

Indonesia (SBI) berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG).

Sampel penelitian ini adalah perusahaan keuangan yang masuk katagori LQ45

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007. Sampel penelitian

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

24

dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling dan dianalisis

dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa LDR, NPL, CAR, ROE, PER dan SBI berpengaruh terhadap

IHSG sedangkan DER, ROA, PBV, dan kurs tidak berpengaruh terhadap IHSG.

Rustiarini (2009) meneliti pengaruh corporate governance (CG) pada

hubungan corporate social responsibility (CSR) dengan nilai perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) pengungkapan CSR

berpengaruh pada nilai perusahaan, (2) CG yang diproksikan dengan kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan jumlah

anggota komite audit berpengaruh pada nilai perusahaan, dan (3) CG yang

diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi

komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit berpengaruh pada

hubungan pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan. Sampel penelitian dalam

penelitian ini adalah 40 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2008 yang dipilih dengan metode purposive sampling dan

dianalisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa: (1) pengungkapan CSR berpengaruh pada nilai perusahaan, (2) CG yang

diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi

komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit berpengaruh pada nilai

perusahaan, dan (3) CG yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan jumlah anggota

komite audit berpengaruh pada hubungan pengungkapan CSR dengan nilai

perusahaan.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

25

Yunina dkk. (2009) meneliti pengaruh return on asset (ROA) dan return on

equity (ROE) terhadap earnings per share (EPS). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah ROA dan ROE berpengaruh terhadap EPS. Sampel penelitian

ini adalah Laporan Keuangan Tahunan PT. Bank Muamalat Indonesia periode

1997-2008 dan dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa return on asset dan return on equity

berpengaruh pada earnings per share PT. Bank Mualat Indonesia periode

1997-2008.

Hidayat (2009) meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap return saham.

Penelitian ini ingin mengetahui apakah rasio-rasio keuangan yang diproksikan

dengan current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), leverage ratio (LR), net

profit margin ratio (NPMR), return on equity (ROE), return on asset (ROA),

earnings per share (EPS), total asset turnover ratio (TATR), price to earnings

ratio (PER), price to book value (PBV) berpengaruh pada return saham. Sampel

penelitian ini adalah 124 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2004-2007. Sampel penelitian dipilih dengan metode purposive sampling

dan dianalisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa NPM, ROE, ROA, EPS, PER, dan PBV berpengaruh

terhadap return saham sedangkan CR, DER, LR, dan TATR tidak berpengaruh

pada return saham.

Pranowo (2009) meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham

perusahaan. Penelitian ini ingin mengetahui apakah kinerja keuangan yang

diproksikan dengan leverage (DFL), earnings per share (EPS), price earnings

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

26

ratio (PER), earnings retained (ERR), dividen payout (DP), dan divident yield

(DY) berpengaruh terhadap harga saham. Sampel penelitian dalam penelitian ini

adalah 254 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 1999-2002.

Sampel penelitian dipilih dengan metode stratified proportional random sampling

dan dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa DFL, EPS, PER, ERR, DP, dan DY berpengaruh pada harga

saham perusahaan.

Wasi’ah (2010) meneliti pengaruh kinerja keuangan dan non kinerja

keuangan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah kinerja keuangan dan non kinerja keuangan yang diproksikan dengan

profitabilitas, financial leverage, dividen payout ratio, tingkat kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan price book value.

Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah 151 perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008. Sampel penelitian dipilih

dengan metode purposive sampling dan dianalisis menggunakan regresi linear

berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas dan kebijakan

dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan

financial leverage, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan.

Rahayu (2010) meneliti pengaruh kinerja keuangan pada nilai perusahaan

dengan pengungkapan corporate social responsibility (CSR) dan good corporate

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

27

governance (GCG) sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui: (1) apakah kinerja keuangan yang diproksikan dengan return on

equity (ROE) berpengaruh pada nilai perusahaan yang diproksikan dengan

Tobin’s Q, (2) apakah pengungkapan CSR merupakan variabel moderasi yang

berpengaruh pada hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan,

(3) apakah GCG merupakan variabel moderasi yang berpengaruh pada hubungan

kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Sampel penelitian dalam penelitian ini

adalah 102 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2007-2009. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling

dan dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa: (1) kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan, (2) pengungkapan CSR bukan merupakan

variabel moderasi yang berpengaruh pada hubungan kinerja keuangan dengan

nilai perusahaan, (3) GCG merupakan variabel moderasi yang berpengaruh

signifikan pada hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.

Ringkasan pembahasan penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat pada

Tabel 2.1 berikut ini.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

28

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

29

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

30

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

31

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

32

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

33

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Uma Sekaran (1992, dalam Sugiyono, 2009) mengemukakan bahwa,

kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting. Kerangka berpikir yang mendasari penelitian ini adalah bahwa nilai

perusahaan merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran

pemegang saham. Kinerja keuangan merupakan salah satu cara dalam

meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang

baik akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga sahamnya,

maka tujuan perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham akan

tercapai.

Corporate governance merupakan sistem tata kelola perusahaan yang

didasarkan pada teori keagenan. Penerapan corporate governance yang baik

diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Proksi corporate governance

yang digunakan untuk memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dan nilai

perusahaan adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi

komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit. Kerangka berpikir

penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut ini.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

34

Gambar 3.1

Kerangka Berpikir

Kajian Teoritis

1. Teori keagenan

2. Kinerja keuangan

3. CG (kepemilikan

manajerial,

kepemilikan

institusional, proporsi

komisaris

independen, dan

jumlah anggota

komite audit)

4. Nilai perusahaan

Kajian empiris

1. Chung dan Pruitt (1994)

2. Black et al. (2003)

3. Sasongko dan Wulandari (2006)

4. Anita Ardiani (2007)

5. Yuniasih dan Wirakusuma (2007)

6. Dyah Kumala Trisnaeni (2007)

7. Saepudin (2008)

8. Johnny Jerry (2008)

9. Bambang pranowo (2009)

10. Taufik Hidayat (2009)

11. Yunina dkk. (2009)

12. Ni Wayan Rustiarini (2009)

13. Sri Rahayu (2010)

14. Wasi’ah (2010)

Hipotesis

Pengujian Statistik

Tesis

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

35

3.2 Konsep Penelitian

Konsep penelitian merupakan hubungan logis dari landasan teoretis dan

kajian empiris yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Konsep penelitian

ini disajikan pada Gambar 3.2 berikut.

Gambar 3.2

Konsep Penelitian

3.3 Hipotesis Penelitian

3.3.1 Pengaruh corporate governance pada hubungan positif antara kinerja

keuangan dan nilai perusahaan

Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menjadi acuan

investor dalam membeli saham. Bagi perusahaan, meningkatkan kinerja keuangan

adalah suatu keharusan agar saham perusahaan tetap menarik bagi investor. ROA

merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. ROA

digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari

operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi

rendahnya ROA tergantung pada pengelolaan asset perusahaan yang

Kinerja Keuangan

Corporate Governance

Nilai Perusahaan

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

36

menggambarkan efisiensi operasional perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin

efisien operasional perusahaan.

Penelitian yang dilakukan (Razak et al., 2008) dan (Yuniasih dan

Wirakusuma, 2007) menemukan hasil bahwa ROA berpengaruh positif pada nilai

perusahaan. Modigliani dan Miller (1958) menyatakan bahwa nilai perusahaan

ditentukan oleh earnings power asset perusahaan. Pengaruh positif earnings

power asset pada nilai perusahaan menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings

power semakin efisien perputaran asset dan semakin tinggi profit margin yang

diperoleh perusahaan sehingga berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.

Makaryawati (2002), Carlson dan Bathala (1997) juga menemukan bahwa ROA

berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa ROA

merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada nilai perusahaan.

Penggunaan variabel corporate governance (CG) sebagai suatu struktur

yang sistematis untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Corporate governance

mensyaratkan adanya tata kelola perusahaan yang baik. Tata kelola perusahaan

yang baik menggambarkan bagaimana manajemen mengelola asset dan modalnya

dengan baik agar menarik para investor. Pengelolaan asset dan modal suatu

perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan yang ada. Jika pengelolaannya

dilakukan dengan baik maka secara otomatis akan meningkatkan nilai perusahaan.

Indikator corporate governance yang digunakan sebagai variabel moderasi adalah

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris

independen, dan jumlah anggota komite audit. Menurut Wahyudi dan Pawestri

(2006), penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholder, dan manajemen

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

37

yang merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tujuan

perusahaan seringkali menimbulkan masalah-masalah (agency problem). Jika

perusahaan menerapkan sistem CG, diharapkan kinerja perusahaan tersebut akan

meningkat menjadi lebih baik, dengan meningkatnya kinerja perusahaan

diharapkan juga dapat meningkatkan harga saham perusahaan sebagai indikator

dari nilai perusahaan, sehingga nilai perusahaan meningkat. Berdasarkan uraian

tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

Ha: Corporate governance berpengaruh pada hubungan positif antara kinerja

keuangan dan nilai perusahaan.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

38

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur riset yang mengarahkan

proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien, dan efektif

(Jogiyanto, 2007:53). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat

rancangan penelitian yaitu perencanaan aktivitas dan waktu, rancangan didasarkan

pada topik penelitian, rancangan mengarahkan pada pemilihan sumber daya dan

tipe informasi yang diperlukan, rancangan merupakan kerangka untuk

menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti serta menggariskan

langkah-langkah untuk setiap aktivitas riset.

Rancangan penelitian diperlukan untuk menerapkan metode ilmiah dalam

suatu penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kinerja keuangan yang diproksikan dengan return on asset (ROA), nilai

perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q, dan corporate governance (CG)

yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

proporsi komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit. Agar dapat

diketahui faktor apa saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap

pembentukan variabel CG maka sebelum pengujian hipotesis dilakukan analisis

faktor terhadap variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

proporsi komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit. Hipotesis dalam

penelitian ini akan dianalisis menggunakan regresi linear berganda (uji interaksi)

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

39

untuk menguji pengaruh CG pada hubungan positif antara kinerja keuangan dan

nilai perusahaan. Hasil analisis kemudian diinterpretasikan, disimpulkan serta

memberikan saran untuk penelitian selanjutnya. Rancangan penelitian ini

disajikan pada Gambar 4.1 berikut ini.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

40

Gambar 4.1

Rancangan Penelitian

Masalah Penelitian

Ha: Corporate governance berpengaruh pada hubungan positif antara

kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Variabel Independen

Kinerja keuangan

Variabel Moderasi

Corporate governance

Variabel Dependen

Nilai perusahaan

Pengumpulan Data Metode Penelitian

Pengolahan dan

Analisis Data

Pembahasan

Hasil Analisis

Simpulan dan

Saran

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

41

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005-2009. Perusahaan manufaktur

dipilih karena paling banyak terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga data

untuk sampel penelitian juga tersedia lebih banyak. Pengkhususan pada

perusahaan manufaktur juga bertujuan untuk menghindari perbedaan karakteristik

antara perusahaan manufaktur dan bukan manufaktur. Selain itu, dengan bidang

usaha yang sama (perusahaan manufaktur) maka penelitian ini akan lebih terfokus

sehingga hasil penelitian lebih akurat.

4.3 Jenis dan Sumber Data

4.3.1 Jenis data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka-angka atau data kualitatif

yang diangkakan (Sugiyono, 2007:13). Data kuantitatif yang digunakan dalam

penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI selama tahun 2005-2009.

2) Data kualitatif, merupakan data yang berbentuk kata, kalimat, skema, atau

gambar (Sugiyono, 2007:13). Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian

ini adalah daftar perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2005-2009 dan

catatan atas laporan keuangan perusahaan.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

42

4.3.2 Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti dan diperoleh dari

sumber tidak langsung. Data dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesiaan

Capital Market Directory (ICMD) dan situs resmi Bursa Efek Indonesia di

www.idx.co.id berupa data perkembangan volume transaksi, harga saham, dan

laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur di BEI tahun 2005-2009.

4.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:115). Populasi

dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2005-2009. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:116). Sampel

dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling dengan kriteria

berikut ini.

1) Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2005-2009.

2) Perusahaan mempublikasikan laporan tahunan berturut-turut tahun 2005-2009.

3) Perusahaan memiliki data kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

dewan komisaris, dan komite audit.

4) Perusahaan memiliki data berdistribusi normal (tidak ekstrim).

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

43

4.5 Identifikasi Variabel Penelitian

4.4.1 Identifikasi variabel

1) Variabel Independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen/terikat

(Sugiyono, 2009:59). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kinerja

keuangan yang diukur dengan proksi return on asset (ROA). ROA merupakan

salah satu rasio yang mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Return on

asset digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih yang dapat diperoleh

dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh kekayaannya.

Adapun keunggulan ROA sebagai proksi pengukuran kinerja keuangan antara

lain: 1) ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruh

pengukurannya mempengaruhi laporan keuangan, 2) ROA mudah dihitung,

dipahami, dan sangat berarti dalam menilai kinerja keuangan, dan 3) ROA

dapat diterapkan pada setiap unit organsasi yang bertanggung jawab terhadap

profitabilitas dan unit usaha.

2) Variabel Dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:59). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur dengan

menggunakan proksi Tobin’s Q. Rasio Tobins’s Q merupakan harga pengganti

(replacement cost) dari biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan asset yang

persis sama dengan asset yang dimiliki perusahaan. Rasio Tobin’s Q

menunjukkan kesempatan bertumbuh perusahaan di masa yang akan datang

melalui kebijakan investasinya. Adapun keunggulan rasio Tobins’s Q sebagai

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

44

proksi pengukuran nilai perusahaan antara lain: 1) Tobin’s Q mencerminkan

asset perusahaan secara keseluruhan, 2) mencerminkan sentimen pasar,

misalnya analisis dilihat dari prospek perusahaan atau spekulasi,

3) mencerminkan modal intelektual perusahaan, dan 4) Tobin’s Q dapat

mengatasi masalah dalam memperkirakan keuntungan atau biaya.

3) Variabel Moderator (pemoderasi) adalah variabel yang mempengaruhi

(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan

dependen (Sugiyono, 2009:60). Variabel pemoderasi dalam penelitian ini

adalah corporate governance yang diukur menggunakan proksi kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan

jumlah anggota komite audit. Konsep corporate governance diharapkan dapat

mengatasi suatu tata kelola perusahaan yang didasarkan pada teori keagenan.

Corporate governance diharapkan dapat mengatasi agency problem dengan

memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima

return atas dana yang telah diinvestasikan. Selain itu, adanya corporate

governance sebagai variabel pemoderasi juga diharapkan dapat

meminimalisasi masalah-masalah keagenan yang pada gilirannya akan

memberikan pengaruh positif pada hubungan antara kinerja keuangan dan

nilai perusahaan.

4.4.2 Definisi operasional variabel

1) Variabel independen yaitu kinerja keuangan diukur dengan return on asset

(ROA). ROA merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat profitabilitas

perusahaan. ROA dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur besarnya

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

45

laba bersih yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan

menggunakan seluruh kekayaannya. ROA dihitung dengan rumus:

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak / Total Aktiva …..…..………….. (1)

2) Variabel dependen yaitu nilai perusahaan diukur dengan Tobin’s Q yang

dikembangkan oleh (Chung dan Pruitt, 1994), (DaDalt et al., 2002), dan

(Silveira dan Barros, 2007). Rasio Tobins’s Q digunakan untuk menghitung

harga pengganti (replacement cost) dari biaya yang dibutuhkan untuk

mendapatkan asset yang persis sama dengan asset yang dimiliki perusahaan.

Rasio Tobin’s Q menunjukkan kesempatan bertumbuh perusahaan di masa

yang akan datang melalui kebijakan investasinya. Tobin’s Q dihitung dengan

rumus:

Tobin’s Q = (MVE+ PS+DEBT) / TA ........................................................... (2)

Keterangan:

MVE = harga penutupan saham akhir tahun buku x banyaknya saham

biasa yang beredar

PS = nilai likuidasi dari saham preferen yang beredar

DEBT = (hutang jangka pendek - asset lancar) + hutang jangka panjang

TA = nilai buku total asset perusahaan

Rumus di atas disesuaikan dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan-

perusahaan di Indonesia yang tidak memiliki nilai likuidasi saham preferen (PS).

Sehingga rumus yang digunakan untuk mengukur Tobin’s Q mengacu pada rumus

yang di kembangkan (Kllaper dan Love, 2002) dan (Black et al., 2003). Tobins’s

Q dihitung dengan rumus:

Tobin’s Q = (MVE+DEBT) / TA ………………....………………………. (3)

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

46

3) Variabel pemoderasi yaitu corporate governance yang diproksikan dengan

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris

independen, dan jumlah anggota komite audit dianalisis menggunakan analisis

faktor. Analisis faktor digunakan untuk mereduksi variabel pemoderasi yaitu

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris

independen, dan jumlah anggota komite audit menjadi satu faktor yaitu

corporate governance.

a) Kepemilikan manajerial (KM) adalah besarnya jumlah saham yang dimiliki

manajemen dari total saham yang beredar. Kepemilikan saham yang besar dari

segi nilai ekonomisnya memiliki insentif menyelaraskan kepentingan

manajemen dan investor. Kepemilikan manajerial diukur dengan persentase

kepemilikan saham oleh dewan direksi dan dewan komisaris dibagi jumlah

saham yang beredar. Rumus perhitungan kepemilikan manajerial adalah:

Jumlah Saham Dewan Direksi dan Komisaris

KM = x 100% ......... (4)

Total Jumlah Saham Beredar

b) Kepemilikan institusional (KI) adalah besarnya jumlah saham yang dimiliki

institusi dari total saham yang beredar. Adanya kepemilikan institusi dapat

memantau secara profesional perkembangan investasinya sehingga tingkat

pengendalian terhadap manajemen sangat tinggi yang pada akhirnya dapat

menekan potensi kecurangan. Kepemilikan institusional diukur dengan

persentase kepemilikan saham oleh perbankan, perusahaan asuransi, dana

pensiun, reksadana, dan institusi lain dibagi total jumlah saham yang beredar.

Rumus perhitungan kepemilikan institusional adalah:

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

47

Jumlah Saham Perbankan, Asuransi, Dana Pensiun, Reksadana

KI = x 100% (5)

Total Jumlah Saham Beredar

c) Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi

dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham

pengendali, bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak

semata-mata sesuai kepentingan perusahaan. Proporsi komisaris independen

(PK) adalah persentase jumlah komisaris independen dibagi total jumlah

anggota dewan komisaris. Rumus perhitungan proporsi komisaris independen

adalah:

Jumlah Komisaris Independen

PK = x 100% ……….……… (6)

Total Jumlah Anggota Dewan Komisaris

d) Komite audit (KA) bertugas membantu komisaris dalam memastikan

efektifitas sistem pengendalian internal dan efektifitas pelaksanaan tugas

auditor eksternal dan auditor internal. Komite audit diukur dengan jumlah

anggota komite audit yang ada. Jumlah anggota komite audit biasanya terdiri

dari minimal tiga anggota yang independen. Anggota komite audit diangkat

dari anggota dewan komisaris yang tidak melaksanakan tugas eksekutif.

4.6 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi

nonpartisipan, yaitu dengan cara membaca, mengamati, mencatat serta

mempelajari uraian buku-buku, jurnal-jurnal akuntansi dan bisnis serta

Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

48

menggunduh data dan informasi dari situs-situs yang relevan seperti

www.idx.co.id, www.yahoofinance.com dan www.ssrn.com.

4.7 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) menentukan populasi dan sampel penelitian dengan metode purposive

sampling dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan.

2) mengumpulkan data melalui metode observasi nonpartisipan, yaitu dengan

cara membaca, mengamati, mencatat serta mempelajari uraian buku-buku,

jurnal-jurnal akuntansi dan bisnis, Indonesian Capital Market Directory

(ICMD), situs resmi Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id.

3) melakukan analisis faktor terhadap variabel corporate governance yang

diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

proporsi komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit

menggunakan Barlett of Spherincity dan Kaiser-Meyer-Olkin Measure of

Sampling Adequency (KMO MSA).

4) pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda.

5) membuat simpulan mengenai pengaruh corporate governance pada hubungan

positif antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

49

4.8 Teknik Analisis Data

4.8.1 Analisis faktor

Asumsi yang mendasari dapat tidaknya digunakan analisis faktor adalah

data matrik harus memiliki korelasi yang cukup (sufficient correlation). Analisis

faktor dalam penelitian ini digunakan untuk mereduksi variabel pemoderasi yaitu

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris

independen, dan jumlah anggota komite audit menjadi satu faktor yaitu corporate

governance (CG) serta menghitung skor faktor yang akan digunakan dalam

analisis regresi. Penelitian ini menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA)

yang digunakan untuk mengetahui apakah indikator-indikator yang digunakan

dapat mengkonfirmasi suatu konstruk. Tujuan dari CFA adalah untuk mencari

indikator yang memiliki nilai loading factor yang paling tinggi. Nilai paling tinggi

tersebut akan digunakan indikatornya sebagai perwakilan dari variabel latennya.

Uji Bartllet of Sphericity merupakan uji statistik untuk menentukan ada

tidaknya korelasi antar variabel. Alat uji lain yang digunakan untuk mengukur

tingkat interkorelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor

adalah Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequency (KMO MSA). Nilai

KMO bervariasi dari 0 sampai dengan 1. Nilai yang dikehendaki harus > 0,5

untuk dapat dilakukan analisis faktor (Ghozali, 2009:53).

Analisis faktor digunakan dalam penelitian ini untuk membuktikan bahwa

dari variabel-variabel yang mewakili CG merupakan variabel terukur yang

mampu menjelaskan variabel yang dibentuk. Tahapan-tahapan analisis faktor

yang dilakukan (Utama, 2009:147) adalah:

Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

50

1) mengidentifikasi variabel yang akan direduksi berdasarkan pada teori yang

ada atau penelitian terdahulu.

2) memilih dan mengelompokkan variabel berdasarkan tingkat korelasinya.

3) mengekstraksi variabel sehingga menjadi satu atau beberapa faktor.

4) menentukan jumlah faktor menggunakan eigenvalue.

5) melakukan rotasi faktor yang bertujuan untuk memperjelas variabel yang

masuk ke dalam faktor tertentu.

6) pemberian nama variabel baru berdasarkan skor faktor.

Nilai-nilai yang dapat digunakan untuk menguji validitas dalam analisis

faktor adalah seperti pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Nilai Validitas dalam Analisis Faktor

Nilai Validitas Cut-off Value

KMO (Kaisar-Meyer-Olkin) ≥ 0,5

X² (Chi Square) Diharapkan besar

Significance Probability < 0,5

Eigen Value > 1

Cummulative Variance ≥ 60%

Anti Image ≥ 0,5

Sumber: Utama (2009, 150)

Page 51: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

51

4.8.2 Uji asumsi klasik

Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu

dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

1) Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2009:147). Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogrof-

Smirnov (K-S). Data berdistribusi normal jika probabilitas asymp.sig (2-tailed) >

0,05.

2) Uji multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas/independen (Ghozali, 2009:95).

Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance atau variance inflation factor

(VIF). Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10. Jika nilai

tolerance > 0.10 atau VIF < 10 dikatakan tidak ada multikolinieritas.

3) Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu periode t-1 atau periode sebelumnya (Ghozali, 2009:99). Untuk

mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW

Page 52: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

52

Test). Jika nilai DW test sudah ada, maka nilai tersebut dibandingkan dengan nilai

tabel dengan tingkat keyakinan 95 persen.

1) 0 < d < dl = tidak ada autokorelasi positif

2) dl d du = tidak ada autokorelasi positif

3) 4- dl < d < 4 = tidak ada autokorelasi negatif

4) 4 - du d 4 – dl = tidak ada autokorelasi negatif

5) du < d < 4 – du = tidak ada autokorelasi positif atau negatif.

4) Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain (Ghozali, 2009:125). Model regresi yang baik adalah yang

homoskesdastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan menggunakan uji Glejser.

Model regresi tidak menggandung heteroskedastisitas apabila nilai signifikansi

variabel bebasnya terhadap nilai absolut residual statistik di atas 0,05. Metode ini

dilakukan dengan meregresikan variabel independen terhadap nilai absolut

residual.

4.8.3 Uji interaksi

Uji interaksi atau sering disebut dengan moderated regression analysis

(MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam

persamaan regresinya menggandung unsur interaksi (Ghozali, 2009:200). Rumus

persamaan statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:

NP = α + β1 KK + β2 CG + β3 KK*CG + e ………………………...……… (7)

Page 53: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

53

Keterangan:

NP = Nilai perusahaan

KK = Kinerja keuangan

CG = Corporate governance

α = konstanta

β1-β3 = Koefisien regresi

e = standar eror

Bila pada persamaan 7 nilai koefisien regresi β3 memiliki tingkat

signifikansi lebih kecil dari α = 0,05, maka dapat dikatakan bahwa corporate

governance sebagai variabel pemoderasi yang mempengaruhi hubungan positif

antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Secara statistik, ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai

aktual dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai

statistik t (Ghozali, 2009).

1) Koefisien determinasi

Koefisien determinasi (R²) merupakan ukuran kesesuaian (goodness of fit)

dari persamaan regresi, yaitu variasi dari variabel terikat yang mampu

dijelaskan oleh variabel bebas (Gujarti, 2003) dan (Utama, 2009). Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan

kooefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen,

maka R² pasti akan meningkat. Oleh karena itu, dianjurkan untuk

Page 54: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

54

menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi

terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu

variabel independen ditambahkan ke dalam model.

2) Uji signifikansi simultan (uji statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan bagaimana pengaruh seluruh

variabel independen yang dimasukkan dalam model berpengaruh terhadap

variabel dependen. Hasil uji statistik F dapat diketahui dari tabel analisis

varian (ANOVA). Untuk menguji koefisien regresi F, nilai F hitung

dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan.

3) Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan menggunakan

uji t dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a) Menentukan formulasi hipotesis penelitian

Ha: µ1 ≠ 0 artinya corporate governance berpengaruh pada hubungan

positif antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

b) Menentukan taraf nyata (α)

Penelitian ini menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5% sehingga tingkat

kepercayaan atau keyakinan adalah 95%.

c) Menentukan kriteria pengujian

Apabila t hitung > α = 5% maka hipotesis ditolak.

Apabila t hitung < α = 5% maka hipotesis diterima.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

55

d) Simpulan

Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

apabila Ha diterima artinya corporate governance yang diproksikan

dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi

komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit berpengaruh

pada hubungan positif antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

56

BAB V

HASIL PENELITIAN

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis faktor dan uji regresi

linear berganda, kemudian dilakukan pengujian model yaitu uji statistik F dan uji

statistik t. Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang distribusi frekuensi

variabel-variabel penelitian yaitu nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata,

dan standar deviasi. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu model

data diuji dengan menilai kelayakan model regresi, menilai kesuluruhan model,

dan menguji koefisien regresi. Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh

219 sampel penelitian yang memenuhi kriteria seperti yang disajikan pada Tabel

5.1 berikut ini.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

57

Page 58: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

58

5.1 Analisis Faktor

Hasil uji analisis faktor yang tercantum pada Lampiran 2 menunjukkan

bahwa corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial

(KM), kepemilikan institusional (KI), proporsi komisaris independen (PK), dan

jumlah anggota komite audit (KA) melalui dua tahap analisis yaitu analisis tahap

satu dan analisis tahap 2. Kedua tahap analisis yang dilakukan dalam penelitian ini

bertujuan untuk mereduksi variabel pemoderasi yaitu kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan jumlah anggota

komite audit menjadi satu faktor yaitu corporate governance.

5.1.1 Analisis tahap 1

1) Tabel KMO dan Bartlett’s Test menunjukkan nilai Kaiser-Meyer-Olkin

Measure of Sampling Adequency (KMO MSA) sebesar 0,516 dan Bartlett’s

Test of Sphericity sebesar 52,380 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai KMO

> 0,5 dan Bartlett’s Test of Sphericity sebesar 52,380 dengan signifikansi 0,000

< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan jumlah anggota

komite audit dapat dianalisis lebih lanjut.

2) Tabel Anti-image Matrices pada Anti-image Correlation menunjukkan bahwa

variabel jumlah anggota komite audit (KA) memiliki nilai korelasi < 0,5 yaitu

sebesar 0,389. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel KA harus dikeluarkan

dari analisis dan melakukan analisis selanjutnya terhadap variabel KM, KI, dan

PK.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

59

5.1.2 Analisis tahap 2

1) Tabel KMO dan Bartlett’s Test menunjukkan nilai Kaiser-Meyer-Olkin

Measure of Sampling Adequency (KMO MSA) sebesar 0,554 dan Bartlett’s

Test of Sphericity sebesar 43,591 dengan tingkat signifikansi 0,000.

2) Tabel Anti-image Matrices pada Anti-image Correlation menunjukkan nilai

korelasi variabel KM sebesar 0,538, KI sebesar 0,541, dan PK sebesar 0,676.

Variabel KM, KI, dan PK dapat diekstraksi menjadi satu faktor yaitu CG

karena memiliki nilai korelasi > 0,5. Setelah faktor CG terbentuk selanjutnya

dilakukan pembuatan skor faktor.

3) Tabel Communalities (kebersamaan) menunjukkan nilai faktor muatan (loading

factor) dari component matrix (CM) untuk variabel KM sebesar 0,627, variabel

KI sebesar 0,596, variabel PK sebesar 0,263. Hasil ini berarti sekitar 62,7%

varian KM, 59,6% varian KI, dan 26,3% varian PK dapat dijelaskan oleh faktor

yang terbentuk.

4) Tabel Total Variance Explained menunjukkan eigenvalue dan cummulative

variance. Nilai eigenvalue sebesar 1,487 menjelaskan bahwa ketiga variabel

KM, KI, dan PK memberikan sumbangan varians sebesar 1,487 terhadap

keseluruhan variabel yang berjumlah empat. Nilai cumulative variance sebesar

60,555 berarti bahwa ketiga faktor tersebut dapat menjelaskan 60,56% dari

variabilitas ke-empat variabel tersebut.

5) Tabel Component Matrix menunjukkan loading factor variabel KM sebesar

79,2, KI sebesar 77,2, dan PK sebesar 51,5. Nilai tersebut berarti tingkat

Page 60: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

60

korelasi ketiga variabel tersebut adalah kuat. Hasil pengujian validitas analisis

faktor dalam penelitian ini seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 3.

5.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan deskripsi data masing-masing variabel

seperti nilai minimum, nilai maksimum, mean (rata-rata), dan standar deviasi.

Hasil pengujian statistik deskriptif dengan menggunakan 219 sampel penelitian

seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.2. berikut ini.

Tabel 5.2

Statistik Deskriptif

N Minimum Maksimum Rata-rata Standar

Deviasi

NP

KK

CG

KK*CG

Valid N

(listwise)

219

219

219

219

219

-0,33

-0,20

-2,87

-0,43

2,50

0,38

2,85

0,90

0,5747

0,0592

0,593

0,0110

0,54442

0,07917

1,07950

0,09188

Sumber: data diolah

Hasil statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa:

1) variabel nilai perusahaan memiliki nilai minimum sebesar -0,33, nilai

maksimum sebesar 2,50, nilai rata-rata sebesar 0,5747, dan standar deviasi

sebesar 0,544. Nilai rata-rata sebesar 0,575 menunjukkan bahwa rata-rata

investasi dalam aktiva perusahaan sampel menghasilkan laba yang

memberikan nilai lebih rendah daripada pengeluaran investasi. Secara

Page 61: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

61

teoretis, hal ini menunjukkan bahwa investasi pada perusahaan sampel tidak

menarik untuk dilakukan. Standar deviasi nilai perusahaan merupakan

perbedaan nilai data yang diteliti dengan nilai rata-ratanya sebesar 0,544.

Standar deviasi pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah merata.

2) variabel kinerja keuangan memiliki nilai minimum sebesar -0,20, nilai

maksimum sebesar 0,38, nilai rata-rata sebesar 0,059, dan standar deviasi

sebesar 0,079. Nilai rata-rata menunjukkan bahwa rata-rata tingkat

penerimaan laba perusahaan dengan menggunakan total aktivanya adalah

sebesar 0,059 (5,9 %).

3) variabel corporate governance memiliki nilai minimum sebesar -2,87, nilai

maksimum sebesar 2,85, nilai rata-rata sebesar 0,059, dan standar deviasi

sebesar 1,079.

4) variabel interaksi antara kinerja keuangan dan corporate governance

(KK*CG) memiliki nilai minimum -0,43, nilai maksimum sebesar 0,90, nilai

rata-rata sebesar 0,011, dan standar deviasi sebesar 0,092.

5.3 Uji Asumsi Klasik

Sebelum penggunaan model regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi

klasik. Penelitian ini menggunakan empat uji asumsi klasik yaitu normalitas,

multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskesdastisitas yang ditunjukkan pada

Lampiran 4.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

62

5.3.1 Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2009:147). Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau

mendekati normal. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan statistik

Kolgomorov-Smirnov. Hasil uji Kolgomorov-Smirnov menunjukkan tingkat

signifikansi Unstandardized Residual sebesar 0,097 > 0,05, hal ini berarti nilai

residual dalam penelitian ini berdistribusi normal.

5.3.2 Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009:95). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Hasil uji

multikolinearitas menunjukkan bahwa variabel-variabel dalam penelitian ini

memiliki nlai tolerance > 10% dan nilai VIF < 10. Hasil ini menunjukkan bahwa

tidak ada multikolinearitas dalam model regresi yang digunakan.

5.3.3 Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2009:99). Hasil uji Durbin-Watson (DW

Test) menunjukkan nilai DW sebesar 1,877 berada di antara du dan 4-du

(du < DW < 4-du atau 1,80 < 1,877 < 4-1,80 = 1,80 < 1,877 < 220), ini berarti

bahwa tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

63

5.3.4 Uji heteroskesdasitas

Uji heteroskesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain (Ghozali, 2009:125). Hasil uji Glejser menunjukkan bahwa tidak ada

satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi nilai absolut

residual, hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya > 5% sehingga

dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskesdastisitas.

5.4 Uji Interaksi

Uji interaksi atau moderated regression analysis (MRA) merupakan

aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya

menggandung unsur interaksi. Hasil uji interaksi mengenai koefisien determinasi,

nilai statistik F, dan nilai statistik t seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 5.

5.4.1 Koefisien determinasi

Koefisien determinasi menunjukkan nilai R, R², Adjusted R², dan Standard

Error of the Estimate seperti yang dicantumkan pada Lampiran 5. Nilai R sebesar

0,348 berarti bahwa tingkat korelasi antara variasi variabel bebas/independen

dengan variabel terikat/dependen sebesar 34,8%, artinya nilai perusahaan (NP)

mempunyai hubungan yang lemah dengan KK, CG, dan variabel interaksi

KK*CG karena koefisien korelasinya < 0,5.

Koefisien determinasi (R²) sebesar 0,121 berarti bahwa kemampuan model

dalam menjelaskan variasi-variasi variabel terikatnya adalah sebesar 12,1%. Nilai

Adjusted R² sebesar 0,109 menunjukkan bahwa 10,9% nilai perusahaan

Page 64: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

64

(Tobin’s Q) dapat dijelaskan oleh variabel KK (ROA), CG, dan variabel interaksi

KK*CG sedangkan sisanya sebesar 89,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain

yang tidak dimasukkan ke dalam model. Nilai Standard Error of the Estimate

sebesar 0,5139 menunjukkan bahwa semakin kecil nilai Standard Error of the

Estimate akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel

terikat.

5.4.2 Uji signifikansi simultan (uji statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan pengaruh seluruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Nilai uji F signifikan berarti salah satu

variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel

Anova menunjukkan nilai F hitung sebesar 9,876 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa model regresi tersebut dapat

digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan, artinya, variabel KK, CG, dan

KK*CG berpengaruh pada nilai perusahaan (NP).

5.4.3 Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen/bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen/terikat (Ghozali, 2009:88). Hasil uji statistik t ditunjukkan pada Tabel

5.3.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

65

Tabel 5.3

Hasil Uji Regresi

Model

Ustandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig

B Std. Error Beta

1 (Constant)

KK

CG

KK*CG

0,497

1,052

0,077

1,019

0,044

0,473

0,036

0,450

0,153

0,152

0,172

11,32

9

2,224

2,139

2,263

0,000

0,027

0,034

0,025

a. Dependen Variabel: NP

Uji statistik t menunjukkan pengaruh secara parsial variabel KK (ROA),

CG, dan KK*CG pada NP (Tobin’s Q). Berdasarkan hasil uji statistik t di atas

dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

NP = 0,497 + 1,052 KK + 0,77 CG + 1,019 KK*CG + e …………………. (8)

Pengujian hipotesis

Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa corporate governance

berpengaruh pada hubungan positif antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Variabel interaksi antara KK dan CG (KK*CG) seperti yang ditunjukkan pada

Tabel 5.3 memiliki nilai koefisien positif sebesar 1,019 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,025. Sedangkan variabel kinerja keuangan berpengaruh

positif sebesar 1,052 dengan tingkat signifikansi 0,027 pada nilai perusahaan.

Pengaruh positif variabel interaksi sebesar 1,019 dengan tingkat signifikansi 0,025

mengindikasikan bahwa corporate governance yang diproksikan dengan

Page 66: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

66

kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan institusional (KI), proporsi komisaris

independen (PK), dan jumlah anggota komite audit (KA) dapat memperkuat

hubungan positif antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan sehingga dapat

disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Gambar

5.1 menunjukkan model persamaan pengaruh corporate governance pada

hubungan positif antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

0,025

BAB VI

Gambar 5.1

Model Persamaan Pengaruh Corporate Governance

pada Hubungan Positif antara Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan

Kinerja Keuangan

Corporate Governance

Nilai Perusahaan

Page 67: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

67

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan

Kinerja keuangan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai

perusahaan. Kinerja keuangan menggambarkan prestasi kerja yang telah dicapai

oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan

perusahaan yang bersangkutan. Adanya kinerja keuangan yang baik diharapkan

dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang diproksikan

dengan ROA berpengaruh positif pada nilai perusahaan dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,027. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian (Razak

et al., 2008), (Yuniasih dan Wirakusuma, 2007), (Ulupui, 2007), (Makaryawati,

2002), dan (Carlson dan Bathala, 1997) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan

yang diproksikan dengan ROA berpengaruh positif pada nilai perusahaan.

Hasil pengujian statistik t menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang

diproksikan dengan return on asset berpengaruh pada nilai perusahaan yang

diproksikan dengan Tobins’s Q. Hal ini mengindikasikan bahwa:

1) manajemen menyadari pentingnya penerapan kinerja keuangan yang baik

sebagai suatu investasi yang bermanfaat bagi perusahaan dalam jangka

panjang.

2) manajemen menyadari bahwa kinerja keuangan bukan hanya untuk internal

perusahaan tetapi juga untuk pemangku kepentingan lainnya.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

68

3) informasi mengenai kinerja keuangan yang diungkapkan perusahaan dalam

laporan tahunan telah direspon dengan baik oleh investor.

4) perusahaan telah mengkomunikasikan pesan kinerja keuangan secara tepat

sehingga makna dari pengungkapan kinerja keuangan dapat diterima dengan

baik oleh investor.

6.2 Corporate Governance dan Nilai Perusahaan

Corporate governance dapat didefinisikan sebagai suatu proses dan struktur

yang digunakan oleh organ perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha

dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam

jangka waktu panjang dengan tetap memperhatikan keberhasilan stakeholder

lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika (Sutedi,

2011:1).

Secara teoretis, corporate governance berhubungan positif dengan nilai

perusahaan (Labelle, 2002). Pernyataan ini di dukung oleh Kinsey (2001) yang

menunjukkan bahwa investor bersedia membayar premium yang lebih tinggi

untuk perusahaan yang menerapkan corporate governance yang baik.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan corporate governance

yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

proporsi komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit berpengaruh

positif pada nilai perusahaan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,034. Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian (Silviera dan Baros, 2007), (Black et al.,

Page 69: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

69

2003), (Labelle, 2002), (Klapper dan Love, 2002), dan (Kinsey, 2001) yang

menyatakan bahwa corporate governance berpengaruh pada nilai perusahaan.

Hasil pengujian statistik t menunjukkan bahwa corporate governance yang

diproksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi

komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit berpengaruh pada nilai

perusahaan yang diproksikan dengan Tobins’s Q. Hal ini menunjukkan bahwa

(Rustiarini, 2009):

1) perusahaan memiliki kesadaran yang tinggi untuk menerapkan good

corporate governance sebagai suatu kebutuhan, bukan sekedar kepatuhan

terhadap regulasi yang ada.

2) manajemen perusahaan tertarik dengan manfaat jangka panjang dari

penerapan good corporate governance.

3) meningkatnya kepemilikan saham manajemen dan kepemilikan saham

institusi menyebabkan tekanan kepada perusahaaan dalam melaksanakan

good corporate governance.

4) keberadaan komisaris independen dan komite audit dalam perusahaan dapat

memantau perusahaan dalam melaksanakan good corporate governance.

5) unsur budaya yang berkembang di lingkungan perusahaan nasional sangat

menunjang perkembangan penerapan good corporate governance.

6.3 Kinerja Keuangan, Corportate Governance, dan Nilai Perusahaan

Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menjadi acuan

investor dalam membeli saham. Bagi perusahaan, meningkatkan kinerja keuangan

Page 70: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

70

adalah suatu keharusan agar saham perusahaan tetap menarik bagi investor.

Return on asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat

profitabilitas perusahaan. ROA digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih

yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh

kekayaannya. Tinggi rendahnya ROA tergantung pada pengelolaan asset

perusahaan yang menggambarkan efisiensi operasional perusahaan. Semakin

tinggi ROA semakin efisien operasional perusahaan.

Penelitian yang dilakukan (Razak et al., 2008) dan (Yuniasih dan

Wirakusuma, 2007) menemukan hasil bahwa ROA berpengaruh positif pada nilai

perusahaan. Modigliani dan Miller (1958) menyatakan bahwa nilai perusahaan

ditentukan oleh earnings power asset perusahaan. Hasil positif menunjukkan

bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran asset dan

semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan yang berdampak pada

peningkatan nilai perusahaan. Makaryawati (2002) dan Carlson dan Bathala

(1997) juga menemukan bahwa ROA berpengaruh positif pada nilai perusahaan.

Oleh karena itu, ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada nilai

perusahaan.

Penggunaan variabel corporate governance (CG) sebagai suatu struktur

yang sistematis untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Corporate governance

mensyaratkan adanya tata kelola perusahaan yang baik. Tata kelola perusahaan

yang baik menggambarkan bagaimana manajemen mengelola asset dan modalnya

dengan baik agar menarik para investor. Pengelolaan asset dan modal suatu

perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan yang ada. Jika pengelolaannya

Page 71: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

71

dilakukan dengan baik maka secara otomatis akan meningkatkan nilai perusahaan.

Indikator corporate governance yang digunakan sebagai variabel moderasi dalam

penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi

komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit. Menurut Wahyudi dan

Pawestri (2006), penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholder, dan

manajemen yang merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap

tujuan perusahaan seringkali menimbulkan masalah-masalah (agency problem).

Jika perusahaan menerapkan sistem CG, diharapkan kinerja perusahaan tersebut

akan meningkat menjadi lebih baik, dengan meningkatnya kinerja perusahaan

diharapkan juga dapat meningkatkan harga saham perusahaan sebagai indikator

nilai perusahaan sehingga nilai perusahaan meningkat.

Pengujian statistik t menunjukkan interaksi antara kinerja keuangan dan

corporate governance (KK*CG) berpengaruh pada nilai perusahaan dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,025. Berdasarkan hasil tersebut dapat dijelaskan

bahwa corporate governance merupakan variabel moderasi yang berpengaruh

pada hubungan positif antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Adanya corporate governance sebagai variabel pemoderasi dalam

penelitian ini mengindikasikan dapat meminimalisasi masalah-masalah keagenan

yang pada gilirannya akan memberikan pengaruh positif pada hubungan antara

kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Corporate governance diharapkan

memberikan keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas

dana yang telah diinvestasikan. Aspek-aspek corporate governance seperti

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, dan

Page 72: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

72

komite audit dipandang sebagai mekanisme kontrol yang tepat untuk mengurangi

konflik keagenan (Black et al., 2003).

Page 73: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

73

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab VI maka dapat

disimpulkan bahwa corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan jumlah

anggota komite audit berpengaruh pada hubungan positif antara kinerja keuangan

dan nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa adanya corporate governance

sebagai variabel pemoderasi dapat meminimalisasi masalah-masalah keagenan

yang pada gilirannya akan memberikan pengaruh positif pada hubungan antara

kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Corporate governance mengindikasikan

dapat memberikan keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima

return atas dana yang telah diinvestasikan. Aspek-aspek corporate governance

seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen,

dan komite audit dipandang sebagai mekanisme kontrol yang tepat untuk

mengurangi konflik keagenan.

7.2 Saran

Beberapa keterbatasan mempengaruhi hasil penelitian ini yang perlu

menjadi bahan pengembangan pada penelitian selanjutnya. Saran-saran yang

dapat disampaikan berdasarkan keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 74: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

74

1) Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur dengan

lima tahun pengamatan. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah

jumlah sampel dengan memperpanjang periode pengamatan dan memperluas

jenis perusahaan agar hasil penelitian lebih dapat digeneralisasi.

2) Penelitian ini menggunakan variabel corporate governance yang diproksikan

dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris

independen, dan jumlah anggota komite audit. Penelitian selanjutnya agar

dapat menambah proksi corporate governance lainnya seperti komposisi

dewan direksi dan kualitas audit.

3) Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif

sebesar 0,027 pada nilai perusahaan dengan tingkat signifikansi 0,027,

variabel interaksi antara kinerja keuangan dan corporate governance

(KK*CG) juga berpengaruh positif sebesar 1,019 pada nilai perusahaan

dengan tingkat signifikansi 0,025. Ini berarti bahwa kinerja keuangan dan

variabel interaksi (KK*CG) berpengaruh positif signifikan pada nilai

perusahaan. Hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan

berpengaruh positif pada nilai perusahaan dan diperkuat dengan adanya

corporate governance sebagai variabel pemoderasi diharapkan dapat

memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca seperti investor,

badan otoritas pasar modal, dan para analis keuangan lainnya mengenai

relevansi kinerja keuangan dan nilai perusahaan yang dipengaruhi oleh

penerapan corporate governance.

Page 75: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

75

DAFTAR PUSTAKA

Adams, R. B dan Mehran, H. 2005. Corporate Performance, Board Structure and

its Determinants in the Banking Industry. http://ssrn.com.

Albuquerque, R dan Wang, N. 2007. Agency Conflicts, Investment, and Asset

Pricing. Financial Working Paper No. 167/2007. http://ssrn.com

Alijoyo., Antonius., dan Zaini, S. 2004. Corporate Governance Suatu Pengantar:

Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan

Corporate Governance. Indeks: Jakarta.

Anwar, M dan Herwany, A. 2001. The Determinants of Successful Bank

Profitability in Indonesia: Empirical Study for Provincial Government’s

Banks and Private Non-Foreign Banks. http//ssrn.com.

Ardani, A. 2005. Analis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Perubahan Harga

Saham pada Perusahaan Perbankan di BEJ. Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Malang.

Black, B. S., Jang, H., dan Kim, W. 2003. Does Corporate Governance Affect

Firm Value? Evidence from Korea. Finance Working Paper No.103/2005.

http://ssrn.com.

Carlson, S. J dan Bathala, C. T. 1997. Ownership Differences and Firm’s Income

Smoothing Behavior. Journal of Business and Accounting 24 (2), March,

pp. 179-196.

Chung, K. H dan Pruitt, S. W. 1994. A Simple Approximation of Tobin,s q.

Financial Management, Vol. 23, No. 3, Autumn.

Daily, C. M dan Dalton, R. 1993. Bankruptcy and Corporate Governance: The

Impact of Board Composition and Structure. The Academy of

Management Journal. Vol. 37 (6), 1603-1617.

DaDalt, P., Danalson, J., dan Garner, J. 2002. Will Any q Do? Firm

Characteristics and Divergences is Estimates of Tobin’s q. http:/ssrn.com.

Darmawati, D., Khosmiyah., dan Rahayu. 2005. Hubungan Corporate Governance

dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar.

Faizal. 2004. Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan mekanisme

Corporate Governance. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar.

Page 76: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

76

Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2001. Corporate Governance.

FCGI Jilid 1 Edisi 3. Jakarta.

Fama, E. F. dan Jensen, M. C. 1983. Separation of Ownership and Control.

Journal of Law and Economic. 26, 301-325.

Gray, R., Owen, D., dan Maunders, K. 1987. Corporate Social Reporting:

Accounting and Accountability, Prentice-Hall: London.

Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Edisi ke-4.

Semarang: Badan penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, D. 2003. Basic Econometrics. Fourth edition. McGraw-Hill. Inc,

New York.

Hakim, R. 2006. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode

EVA, ROA, dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham pada Perusahaan

yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta. Fakultas

Ekonomi Universitas Islam IndonesiaYogyakarta.

Herawaty, V. 2008. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating

Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan.

Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.

Herdinata, C. 2008. Good Corporate Governance vs Bad Corporate Governance:

Pemenuhan Kepentingan Antara Para pemegang Saham Mayoritas dan

Pemegang Saham Minoritas. The 2nd National Conference UKWMS,

Surabaya.

Hidayat, T. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham panda

Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatra Utara Medan.

Husnan, S. 2002. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka

Panjang). Buku 1. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Jensen, M. C dan Meckling, W. H. 1976. The Theory of the Firm: Managerial

Agency Cost and Ownership Structures. Journal of Financial Economics.

Vol.3, 305-360.

Jerry, J. 2008. Analisis Rasio Fundamental, Kinerja Keuangan, & Risiko Pasar

pada Industri Perbankan di BEI Terhadap Perubahan IHSG. Fakultas

Ekonomi Universitas Gunadarma.

Jogiyanto. 2007. Metodelogi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

Pengalaman. BPFE Yogyakarta.

Page 77: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

77

Kinsey, Mc. 2001. Excecutif Compensation Structure, Ounership, and Firm

Performance. Journal of Financial Economics 38, p. 163-184.

Kllaper, L. F dan Love, I. 2002. Corporate Governance, Investor Protection, and

Performance in Emerging Market. http//ssrn.com.

Labelle, 2002. Determinant of Corporate Decision to Disclose Social Information.

Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol.2 No.1.

La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F., Shleifer, A., dan Vishny, R. W. 2002. Investor

Protection and Corporate Valuation. Journal of Finance No. 57, 1147-

1170.

Larcker, D. F., Rirchardson, S. A., dan Tuna, I. 2005. How Important is Corporate

Governance?. http//ssrn.com.

Leal, R. P. C dan Carvalhal-da-Silva. 2005. Corporate Governance and Value in

Brazil (and in Chile). http//ssrn.com.

Lorsch, J. W. 1989. Pawns or Potentates: The Reality of America’s Corporate

Boards. Boston Harvad Business School Pres.

Lujun. 2009. The Relations among Environmental Disclosure, Environmental

Performance and Financial Performance: An Empirical Study in China.

http//ssrn.com.

Midiastuty, P dan Machfoedz, M. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme

Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium

Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Modigliani, F dan Miller, M. H. 1958. The Cost of Capital, Corporation Finance

and The Theory of Invesment. The American Economic Review, 261-297.

Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

Nurlela, R dan Islahuddin. 2006. Pengaruh Corporate Social Responsibility

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen

Sebagai Variabel Moderating. Universitas Syah Kuala.

Potter, G. 1991. Accounting Earnings Announcement, Institutional Investors

Concentration and Commom Stock Returns. Journal of Accounting

Research, Vol. 30. No.1, 146-155.

Pranowo, B. 2009. Pengaruh Beberapa Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham

Perusahaan. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Page 78: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

78

Rachmawati, A dan Triatmoko, H. 2007. Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional

Akuntansi X. Makasar.

Raharjo, S. 2005. Analisa Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham

pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Jakarta. Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Rahayu, S. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan pada Nilai Perusahaan dengan

Pengungkapan CSR dan GCG sebagai Variabel Pemoderasi. Fakultas

Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang.

Razak Ab, N. H., Ahmad, R., dan Aliahmed, H. J. 2008. “Ownership Structure

and Corporate Performance” A Comparative Analysis of Government

Linked and Nongovernment Linked Companies from Bursa Malaysia.

http//ssrn.com.

Rosmasita, H. 2007. Faktor-faktor Yang Mempengari Pengungkapan Sosial

(Social Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan

Manufaktur di BEJ. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Rustiarini, N. W. 2009. Pengaruh Corporate Governance pada hubungan

Corporate Social Responsibility dengan nilai perusahan. Program Magister

Program Studi Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana

Denpasar.

Sabeni, A. 2005. Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate

Governance (Tinjauan Perspektif Agency Theory). Pidato Pengukuhan

Guru Besar, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Saepudin. 2008. Pengaruh Antara Rasio Profitabilitas dan Investment Opportunity

Set Terhadap Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2005 sampai 2007.

Samroni, I. 2007. Rakyat Dalam “Good Corporate Governance”: Posisi, Relasi

dan Skema Keadaban. Jurnal Studi Agama Millah Vol.VII No.1.

Sasongko dan Wulandari. 2006. Pengaruh antara EVA dengan Rasio Profitabilitas

yang Diproksikan dengan ROA, ROE, ROS, EPS, BEP Terhadap Harga

Saham.

Sekaran, U. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi 4. Salemba Empat.

Jakarta.

Shleifer, A dan Vishny, R.W. 1986. Large Shareholders and Corporate Control,

Journal of Political Economiy 94, 31.

Page 79: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

79

______, A dan Vishny, R.W. 1997. A Survey of Corporate Governance. Journal

of Finance 52, hal. 737-783.

Siallagan, H dan Machfoedz, M. 2006. Mekanisme Corporate Governance,

Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX.

Padang.

Silviera, A. D. M dan Barros, L. A. B. 2007. Corporate Governance Quality and

Firm Value in Brazil. http//ssrn.com.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Edisi ke-11. Bandung: Alpfabeta.

_______. 2009. Metode Penelitian Bisnis, Edisi ke 14. Bandung: Alfabeta.

Suranta, E dan Puspita. 2004. Income Smoothing, Tobin’s Q, Agency Problem

dan kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar.

Surya, I dan Yustiavandana. 2006. Penerapan Good Corporate Governance:

Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. Jakarta:

Penerbit Kencana.

Sutedi, A. 2011. Good Corporate Governance, Edisi kesatu. Jakarta:

Sinar Grafika.

Trisnaeni, D. K. 2007. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Ulupui, I. G. K. A. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,

dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan

Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di

Bursa Efek Jakarta). Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol.2.

Utama, S. 2009. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Edisi ketiga. Denpasar.

Wahyudi, U dan Pawestri, H. P. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap

Nilai Perusahaan:DenganKeputusanKeuangan Sebagai Variabel

Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.

Wardhani, R. 2008. Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia dan

Hubungannya denggan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu

Mekanisme Corporate Governance. Simposium Nasional Akuntansi XI.

Pontianak.

Wasi’ah. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan dan non Kinerja Keuangan Terhadap

Nilai Perusahaan. Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank, Semarang.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

80

Wibowo, L. B. 2005. Pengaruh Economi Value Added dan Profitabilitas

Perusahaan Terhadap Return Pemegang Saham. Universitas Islam

Indonesia, Yogyakarta.

Yuniasih, N. W dan Wirakusuma, M. G. 2007. Pengaruh Kinerja Keuangan

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social

Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel

Pemoderasi. Universitas Udayana, Bali.

Yunina,. Nazir,. dan Syamni, G. 2009. Pengaruh Return on Assets dan Return on

Equity Terhadap Earning Per Share pada PT Bank Muamalat Indonesia.

Zahra dan Pearce. 1989. Corporate Governance and Firm Value in Mexico.

Research Department Working Paper Series 564.

Zarkasyi, M. W. 2008. Good Corporate Governance, Edisi ke 1. Bandung:

Alfabeta.

Page 81: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

81

Lampiran 1

Tabel 1

Daftar Nama Perusahaan Sampel

No Kode Perusahaan Tahun

05 06 07 08 09

1 INDF PT. Indofood Sukses makmur √ √ √ √ √

2 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga x √ √ √ √

3 STTP PT. Siantar TOP √ √ √ √ √

4 TBLA PT. Tunas Baru Lampung √ √ √ √ √

5 GGRM PT. Gudang Garam √ √ √ √ √

6 HDTX PT. Panasia Indosyntec √ √ √ √ √

7 SRSN PT. Indo Acidatama √ √ x √ √

8 SIMM PT. Surya Intrindo Makmur √ √ √ x x

9 BRPT PT. Barito Pacific √ √ √ √ √

10 AKRA PT. AKR Corporindo √ √ √ √ √

11 BUDI PT. Budi Acid Jaya √ √ √ √ √

12 LTLS PT. Lautan Luas √ √ √ √ √

13 SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo √ √ √ √ √

14 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara √ √ √ √ √

15 AKKU PT. Aneka Kemasindo Utama √ √ √ √ √

16 AMFG PT. Asahimas Flat Glass √ √ √ √ √

17 BRNA PT. Berlina √ √ √ √ √

18 LMPI PT. Langgeng Makmur Industry √ √ √ √ √

19 ALMI PT. Alumindo Ligh Metal Industry √ √ √ √ √

20 BTON PT. Betonjaya Manunggal √ √ √ √ √

21 CTBN PT. Citra Tubindo √ √ √ √ √

22 JKSW PT. Jakarta Kyoei Steel Works √ √ √ √ √

23 JPRS PT. Jaya Pari Steel √ √ √ √ √

24 LMSH PT. Lionmesh Prima √ √ √ √ √

25 LION PT. Lion Metal Works √ √ √ √ √

26 KICI PT. Kedaung Indah Can √ √ √ √ √

27 IKAI PT. Intikeramik Alamasri Industry √ √ √ √ √

28 MITI PT. Mitra Investindo x x √ √ √

29 IKBI PT. Sumi Indo Kabel √ √ √ √ √

30 VOKS PT. Voksel Electric √ √ √ √ √

Page 82: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

82

31 ASGR PT. Astra Graphia √ √ √ √ √

32 MTDL PT. Metrodata Electronics √ √ √ √ √

33 MLPL PT. Multipolar √ √ √ √ √

34 ASII PT. Astra International √ √ √ √ √

35 AUTO PT. Astra Otoparts √ √ √ √ √

36 GJTL PT. Gajah Tunggal √ √ √ √ √

37 INTA PT. Intraco Penta √ √ √ √ √

38 NIPS PT. Nipress √ √ √ √ √

39 PRAS PT. Prima Alloy Stell √ √ √ √ √

40 SMSM PT. selamat sempurna √ √ √ √ √

41 UNTR PT. United Tractor √ √ √ √ √

42 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka √ √ √ √ √

43 KAEF PT. Kimia Farma √ √ √ √ √

44 PYFA PT. Pyridam Farma √ √ √ √ √

45 TCID PT. Mandom Indonesia √ √ √ √ √

Sumber: data diolah

Keterangan:

√ = data perusahaan sampel

x = data perusahaan outlier yang dikeluarkan dari sampel

Page 83: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

83

Lampiran 2

ANALISIS FAKTOR

Analisis tahap 1

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0.516

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 52.380

df 6

Sig. 0.000

Anti-image Matrices

KM KI PK KA

Anti-image Covariance KM 0.807 0.308 0.125 0.172

KI 0.308 0.843 -0.070 0.071

PK 0.125 -0.070 0.959 0.056

KA 0.172 0.071 0.056 0.961

Anti-image Correlation KM 0.511a 0.373 0.142 0.195

KI 0.373 0.523a -0.078 0.078

PK 0.142 -0.078 0.640a 0.058

KA 0.195 0.078 0.058 0.389a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Extraction

KM 0.690

KI 0.587

PK 0.433

KA 0.845

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Page 84: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

84

Total Variance Explained

Compo

nent

Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 1.504 37.597 37.597 1.484 37.105 37.105

2 1.051 26.270 63.867 1.070 26.762 63.867

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

Component

1 2

KM -0.813 -0.170

KI 0.748 -0.168

PK 0.481 -0.448

KA 0.229 0.890

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 2 components extracted.

Page 85: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

85

Analisis tahap 2

Anti-image Matrices

KM KI PK

Anti-image Covariance KM 0.839 0.309 0.120

KI 0.309 0.848 -0.075

PK 0.120 -0.075 0.962

Anti-image Correlation KM 0.538a 0.366 0.133

KI 0.366 0.541a -0.083

PK 0.133 -0.083 0.676a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Initial Extraction

KM 1.000 0.627

KI 1.000 0.596

PK 1.000 0.263

Extraction Method: Principal Component Analysis.

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0.554

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 43.591

df 3

Sig. 0.000

Page 86: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

86

Total Variance Explained

Compo

nent

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 1.487 60.555 60.555 1.487 60.555 60.555

2 0.897 23.907 84.462

3 0.616 15.538 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

Component

1

KM -0.792

KI 0.772

PK 0.513

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 1 components extracted.

Page 87: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

87

Lampiran 3

Tabel 2

Hasil Pengujian Validitas Analisis Faktor

Kriteria Penilaian Cutt-off Value Nilai Keterangan

KMO (Kaisar-Meyer-Olkin) ≥ 0,5 0,554 Baik

X² (chi Square) Diharapkan besar 43,591 Baik

Significance Probability < 0,5 0,000 Baik

Eigen Value > 1 1,487 Baik

Cummulative Variance ≥ 60% 60,555 Baik

Anti Image ≥ 0,5

KM = 0,538

KI = 0,541

PK = 0,676

Baik

Baik

Baik

Sumber: data diolah

Page 88: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

88

Lampiran 4

UJI ASUMSI KLASIK

Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 219

Normal Parametersa Mean 0.0056955

Std. Deviation 0.47055741

Most Extreme Differences Absolute 0.083

Positive 0.083

Negative -0.045

Kolmogorov-Smirnov Z 1.231

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.097

a. Test distribution is Normal.

Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 KK 0.864 1.158

CG 0.808 1.238

KK*CG 0.708 1.413

a. Dependent Variable: NP

Page 89: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

89

Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 0.348a 0.121 0.109 0.51393 1.877

a. Predictors: (Constant), KK*CG, KK, CG

b. Dependent Variable: NP

Heteroskesdastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 0.336 0.062 5.458 0.000

KK 1.010 0.665 0.111 1.520 0.130

CG -0.002 0.050 -0.003 -0.034 0.973

KK*CG 0.121 0.633 0.015 0.191 0.848

a. Dependent Variable: AbsRes

Page 90: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

90

Lampiran 5

UJI INTERAKSI

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 KK*CG, KK, CGa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: NP

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 0.348a 0.121 0.109 0.51393

a. Predictors: (Constant), KK*CG, KK, CG

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.825 3 2.608 9.876 0.000a

Residual 56.787 215 0.264

Total 64.613 218

a. Predictors: (Constant), KK*CG, KK, CG

b. Dependent Variable: NP

Page 91: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan

91

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 0.497 0.044 11.329 0.000

KK 1.052 0.473 0.153 2.224 0.027

CG 0.077 0.036 0.152 2.139 0.034

KK*CG 1.019 0.450 0.172 2.263 0.025

a. Dependent Variable: NP