bab i pendahuluan 1.1 latar belakang - digilib.its.ac.id · hal itu terlihat dari kurva-s pada ......

9
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini akses yang menghubungkan selatan dan timur Surabaya banyak menumpuk melalui Jalan Ahmad Yani Surabaya. Selain itu, Jalan Ahmad Yani menjadi jalan akses utama dari Bandara Juanda menuju Jembatan Nasional Suramadu yang kini telah difungsikan. Keberadaan jalan tersebut juga berperan penting dalam pengembangan kawasan ekonomi di wilayah Surabaya Timur dan Selatan. Sebagai dampak dari vitalnya fungsi Jalan Ahmad Yani, sering terjadi permasalahan-permasalahan dalam transportasi seperti kemacetan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, Pemerintah Kota Surabaya membuat suatu alternatif yang menghubungkan selatan dan timur Surabaya yang dinamakan proyek Middle East Ring Road (MERR). Proyek ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu: MERR II-A, MERR II-B, dan MERR II-C. Proyek yang belum rampung pada saat ini adalah proyek MERR II-C tahap yang kedua atau dikenal dengan Middle East Ring Road (MERR) II-C Cs Tahap II. Proyek ini merupakan kelanjutan proyek MERR II-C yang terhubung dengan MERR II-A dan MERR II-B. Middle East Ring Road (MERR) II-C Cs Tahap II merupakan jalan yang menghubungkan ruas Jalan Semolowaru dengan Jalan Arif Rachman Hakim Surabaya. Namun dikarenakan musim hujan, membuat proyek Middle East Ring Road (MERR) II-C Cs Tahap II mengalami keterlambatan. Hal itu terlihat dari kurva-S pada Master Schedule yang menunjukkkan bahwa dari minggu ketiga Bulan Juni 2010 sudah mengalami perubahan antara rencana dan realisasi, dimulai dari pekerjaan drainase yang mengakibatkan pekerjaan selanjutnya mengalami keterlambatan. Menurut Master Schedule pelaksanaan, proyek seharusnya selesai pada akhir Bulan Desember 2010. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, pihak kontraktor diharapkan mampu mengoptimalkan sumber daya yang tersedia dalam proyek, tetapi tetap memperhatikan batasan-batasan proyek, yaitu: biaya, jadwal, serta mutu seperti yang telah ditetapkan. Dengan batasan-batasan seperti tersebut di atas, maka penjadwalan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pencapaian tujuan sebuah proyek. Seni penjadwalan juga diterapkan guna mendapatkan titik optimal pelaksanaan proyek. Salah satu metode penjadwalan yang dapat diterapkan dalam proyek ini adalah Critical Path Method (CPM) atau Metode Lintasan Kritis. Dalam melaksanakan pemampatan waktu aktifitas, diusahakan agar penambahan biaya ditimbulkan seminimum mungkin. Hal ini terutama ditujukan pada biaya langsung (direct cost), karena biaya inilah yang akan bertambah. Berdasarkan masalah yang terjadi dalam proyek seperti yang telah tergambar di atas, perlu untuk dilakukan studi melalui Tugas Akhir yang berjudul “Optimasi Biaya dan Waktu Metode Time Cost Trade Off (Studi Kasus Proyek Middle East Ring Road (MERR) II-C Cs Tahap II)”. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang muncul berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas adalah: 1. Berapa biaya dan durasi normal untuk menyelesaikan sisa pekerjaan pada proyek MERR II-C Cs Tahap II. 2. Berapa biaya dan durasi percepatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan sisa pekerjaan dengan percepatan. 3. Berapa biaya dan waktu percepatan optimum dengan menggunakan Metode Time Cost Trade Off (TCTO). 1.3 Tujuan Dari permasalahan yang terjadi, tugas akhir ini memiliki tujuan untuk: 1. Mengetahui berapa biaya dan durasi normal untuk menyelesaikan sisa pekerjaan pada proyek MERR II-C Cs Tahap II. 2. Mengetahui berapa biaya dan durasi percepatan maksimum yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan sisa pekerjaan dengan percepatan.

Upload: truongxuyen

Post on 02-Nov-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - digilib.its.ac.id · Hal itu terlihat dari kurva-S pada ... realisasi, dimulai dari pekerjaan drainase yang ... Tidak menghitung denda yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Selama ini akses yang menghubungkan

selatan dan timur Surabaya banyak menumpuk melalui Jalan Ahmad Yani Surabaya. Selain itu, Jalan Ahmad Yani menjadi jalan akses utama dari Bandara Juanda menuju Jembatan Nasional Suramadu yang kini telah difungsikan. Keberadaan jalan tersebut juga berperan penting dalam pengembangan kawasan ekonomi di wilayah Surabaya Timur dan Selatan. Sebagai dampak dari vitalnya fungsi Jalan Ahmad Yani, sering terjadi permasalahan-permasalahan dalam transportasi seperti kemacetan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, Pemerintah Kota Surabaya membuat suatu alternatif yang menghubungkan selatan dan timur Surabaya yang dinamakan proyek Middle East Ring Road (MERR). Proyek ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu: MERR II-A, MERR II-B, dan MERR II-C. Proyek yang belum rampung pada saat ini adalah proyek MERR II-C tahap yang kedua atau dikenal dengan Middle East Ring Road (MERR) II-C Cs Tahap II. Proyek ini merupakan kelanjutan proyek MERR II-C yang terhubung dengan MERR II-A dan MERR II-B. Middle East Ring Road (MERR) II-C Cs Tahap II merupakan jalan yang menghubungkan ruas Jalan Semolowaru dengan Jalan Arif Rachman Hakim Surabaya.

Namun dikarenakan musim hujan, membuat proyek Middle East Ring Road (MERR) II-C Cs Tahap II mengalami keterlambatan. Hal itu terlihat dari kurva-S pada Master Schedule yang menunjukkkan bahwa dari minggu ketiga Bulan Juni 2010 sudah mengalami perubahan antara rencana dan realisasi, dimulai dari pekerjaan drainase yang mengakibatkan pekerjaan selanjutnya mengalami keterlambatan. Menurut Master Schedule pelaksanaan, proyek seharusnya selesai pada akhir Bulan Desember 2010. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, pihak kontraktor diharapkan mampu mengoptimalkan sumber daya yang tersedia dalam proyek, tetapi

tetap memperhatikan batasan-batasan proyek, yaitu: biaya, jadwal, serta mutu seperti yang telah ditetapkan.

Dengan batasan-batasan seperti tersebut di atas, maka penjadwalan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pencapaian tujuan sebuah proyek. Seni penjadwalan juga diterapkan guna mendapatkan titik optimal pelaksanaan proyek. Salah satu metode penjadwalan yang dapat diterapkan dalam proyek ini adalah Critical Path Method (CPM) atau Metode Lintasan Kritis.

Dalam melaksanakan pemampatan waktu aktifitas, diusahakan agar penambahan biaya ditimbulkan seminimum mungkin. Hal ini terutama ditujukan pada biaya langsung (direct cost), karena biaya inilah yang akan bertambah.

Berdasarkan masalah yang terjadi dalam proyek seperti yang telah tergambar di atas, perlu untuk dilakukan studi melalui Tugas Akhir yang berjudul “Optimasi Biaya dan Waktu Metode Time Cost Trade Off (Studi Kasus Proyek Middle East Ring Road (MERR) II-C Cs Tahap II)”. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang muncul berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas adalah: 1. Berapa biaya dan durasi normal untuk

menyelesaikan sisa pekerjaan pada proyek MERR II-C Cs Tahap II.

2. Berapa biaya dan durasi percepatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan sisa pekerjaan dengan percepatan.

3. Berapa biaya dan waktu percepatan optimum dengan menggunakan Metode Time Cost Trade Off (TCTO).

1.3 Tujuan Dari permasalahan yang terjadi, tugas akhir ini memiliki tujuan untuk: 1. Mengetahui berapa biaya dan durasi normal

untuk menyelesaikan sisa pekerjaan pada proyek MERR II-C Cs Tahap II.

2. Mengetahui berapa biaya dan durasi percepatan maksimum yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan sisa pekerjaan dengan percepatan.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - digilib.its.ac.id · Hal itu terlihat dari kurva-S pada ... realisasi, dimulai dari pekerjaan drainase yang ... Tidak menghitung denda yang

2

3. Mendapatkan biaya dan waktu percepatan optimum dengan menggunakan Metode Time Cost Trade Off (TCTO).

1.4 Batasan Masalah Batasan permasalahan digunakan untuk lebih memfokuskan pembahasan pada permasalahan pokok dan tidak menyimpang dari topik yang akan dibahas. Adapun batasan-batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tidak menghitung denda yang dibayarkan

akibat keterlambatan penyelesaian proyek. Keterlambatan penyelesaian proyek bukan disebabkan oleh kontraktor, sehingga Pemerintah Kota Surabaya selaku owner tidak memberikan penalti atau denda.

2. Segala aktivitas pekerjaan yang digunakan sebagai obyek pembahasan dalam Tugas Akhir ini berdasarkan pada RAB proyek yang diperoleh dari PT Fajar Parahiyangan selaku General Contractor.

3. Harga satuan selama pelaksanaan pekerjaan berdasarkan harga dari rekanan supplier material yang datanya didapat dari PT Fajar Parahiyangan dan diasumsikan tidak mengalami perubahan.

4. Tidak meninjau kenaikan biaya satuan pekerjaan dan bahan proyek, baik biaya langsung, maupun biaya tak langsung akibat inflasi, kebijakan pemerintah, bencana alam dan faktor-faktor lain yang secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan kenaikan biaya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Sebuah proyek juga diartikan sebagai sebuah proses pengadaan dari yang tidak adal menjadi ada, dengan biaya tertentu dan dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat mewujudkan sebuah ide/gagasan menjadi suatu kenyataan fisik. Dilihat dari komponen kegiatan utama (Soeharto, 1995), maka macam proyek dapat dikelompokkan menjadi: 1. Proyek Engineering-Konstruksi

Jenis proyek ini terdiri dari yaitu studi kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi.

2. Proyek Engineering-Manufaktur Proyek ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk baru. Jadi produk tersebut adalah hasil usaha kegiatan proyek.

3. Proyek Penelitian dan Pengembangan Proyek ini bertujuan untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu produk tertentu.

4. Proyek Pelayanan Manajemen Proyek ini tidak membuahkan hasil dalam bentuk fisik, tetapi laporan akhir.

5. Proyek Kapital Proyek ini pada umumnya meliputi pembebasan tanah, penyiapan lahan, pembelian material, manufaktur, dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi.

2.2 Penjadwalan Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - digilib.its.ac.id · Hal itu terlihat dari kurva-S pada ... realisasi, dimulai dari pekerjaan drainase yang ... Tidak menghitung denda yang

3

masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil yang optimal dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang ada (Husein 2009). Penjadwalan menentukan kapan aktivitas dimulai, ditunda, dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber-sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang telah ditentukan. Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelola waktu dan sumber daya proyek. Masing masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Metode penjadwalan yang digunakan antara lain: 1. Diagram Balok (Gantt Bar Chart). 2. Diagram Garis (Time/Production Graph). 3. Diagram Panah (Arrow Diagram). 4. Diagram Skala Waktu (Time Scale Diagram). 5. Diagram Precedence (Precedence Diagram).

Masing-masing metode diatas memiliki ciri tersendiri dan dipakai secara kombinasi pada proyek-proyek konstruksi. Dasar pemikiran untuk metode-metode tersebut harus berorientasi pada maksud penggunaannya untuk apa. 2.3 Metode Penjadwalan Seperti telah disebutkan diatas, ada beberapa metodepenjadwalan yang dipakai dalam penyusunan jadwal proyek. Berikut penjelasan mengenai metode tersebut. 2.3.1 Diagram Balok (Gantt Chart) Diagram balok disusun dengan maksud mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian, dan pada saat pelaporan. Saat ini metode diagram balok masih digunakan secara luas, baik berdiri sendiri maupun dikombinasikan dengan metode lain yang lebih canggih. Hal ini dikarenakan diagram balok mudah dibuat dan dipahami sehingga sangat berguna dalam penyelesaian proyek. Keuntungan Diagram Balok: a. Bentuk grafiknya sederhana.

b. Sederhana dan mudah dimengerti oleh semua tingkat manajemen sehingga dapat diterima secara luas.

c. Merupakan alat perencanaan dan penjadwalan yang luas yang hanya memerlukan sedikit penyempurnaan (revisi) dan pembaharuan (updating) dari pada sistem-sistem yang lebih canggih.

Kelemahan Diagram Balok: a. Hubungan antar aktivitas tidak dapat

dilihat dengan jelas. b. Sulit digunakan dalam pekerjaan

pengawasan karena lintasan kritis tidak tampak.

c. Gambaran situasi secara keseluruhan proyek tidak dapat dilihat jika beberapa aktivitas mengalami keterlambatan.

2.3.2 Diagram Garis (Time Production

Graph) Diagram ini penyusunannya sama seperti diagram balok, namun susunan aktivitasnya dibuat dengan garis yang kemiringan tiap-tiap garis tersebut tergantung dari lama tidaknya durasi proyek. Kelebihan Diagram Garis: a. Hubungan antara waktu suatu aktivitas dan

volume terlihat jelas. b. Kecenderungan kegiatan dapat dilihat

dengan segera, apakah kegiatan pekerjaan lamban atau sebaliknya.

c. Dapat dikombinasikan dengan diagram balok.

d. Alternatif pelaksanaan dapat dikembangkan dengan memiringkan, menggeser ke kiri dan ke kanan atau menegakkannya.

Kekurangan Diagram Garis: a. Belum dapat menunjukkan aktivitas kritis. b. Tidak memberikan ramalan akan pengaruh

keterlambatan terhadap penyelesaian proyek.

c. Jika aktivitas yang digambarkan banyak, akan tampak rumit dan sulit dibaca, sehingga kurang efektif sebagai alat monitoring.

d. Hubungan aktivitas secara menyeluruh tidak dapat dilihat.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - digilib.its.ac.id · Hal itu terlihat dari kurva-S pada ... realisasi, dimulai dari pekerjaan drainase yang ... Tidak menghitung denda yang

4

2.3.3 Diagram Panah (Arrow Diagram) Metode ini tercipta karena adanya kebutuhan untuk mengorganisir suatu proyek yang melibatkan ribuan aktivitas yang harus diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Disamping itu juga untuk mengurangi waktu yang diperlukan guna melaksanakan konstruksi yang menghasilkan pengurungan jumlah biaya langsung seminimum mungkin. Terminologi diagram panah: a. Aktivitas nyata

Merupakan pelaksanaan suatu kegiatan yang nyata dari suatu pekerjaan. Oleh karena itu aktivitas memerlukan sumber-sumber daya seperti: tenaga kerja, material, peralatan, dan fasilitas lainnya. Aktivitas nyata digambarkan secara grafis sebagai ‘anak panah’ pada jaringan kerja dan biasanya dicantumkan waktu pengerjaannya (durasi)

b. Aktivitas Palsu ( Dummy) Dummy digambarkan sebagai aktivitas ‘anak panah yang terputus’. Dikatakan dummy karena fungsinya hanya untuk menunjukkan ketergantungan antar aktivitas. Aktivitas dummy tidak memiliki waktu pengerjaan.

c. Kejadian ( Event) Merupakan titik pangkal dan titik akhir suatu aktivitas. Event tidak memerlukan waktu dan sumber daya. Secara grafis dapat digambarkan sebagai ‘lingkaran’ dengan nomor didalamnya.

2.3.4 Diagram Skala Waktu (Time Scale

Diagram) Diagram skala waktu merupakan penyempurnaan dari diagram balok, yang digambarkan dengan skala waktu. Terdapat istilah FENCE/BROKEN FENCE, yaitu garis vertikal yang berfungsi sebagai pagar. Artinya aktivitas yang memiliki float dapat digeser-geser dalam daerah pagarnya. Bila pagar dilanggar, maka ada pengaruhnya terhadap kelompok aktivitas lain atau terhadap jalur kritisnya. Disamping FENCE/BROKEN FENCE, masih diperlukan alat lain untuk dapat menggambarkan time scale diagram. Alat

tersebut dinamakan FLAG (bendera). FLAG dibutuhkan bila terjadi hubungan silang (cross) yang tidak dapat dinyatakan lagi dengan FENCE/BROKEN FENCE. 2.3.5 Diagram Precedence (Precedence

Diagram) Dalam pembahasan Tugas Akhir ini, metode yang digunakan untuk menggambarkan secara grafis dari aktivitas pelaksanaan yaitu metode precedence, karena metode ini merupakan penyempurnaan dari diagram panah. Diagram panah pada prinsipnya hanya menggunakan satu jenis hubungan yaitu finis to start, namun pada metode precedence digambarkan adanya empat jenis hubungan antar aktivitas, yaitu: start to start, start to finis, finis to start, dan finis to finis. Menurut Nugraha (1986), diagram precedence dapat disebut sebagai node diagram, dimana ciri-cirinya adalah: a. Aktivitas-aktivitas tidak dinyatakan dalam

panah lagi, melainkan node, lingkaran, atau kotak.

b. Anak panah/garis penghubung tidak mempunyai durasi, sehingga pada diagram precedence tidak diperlukan dummy lagi.

Contoh:

Aktivitas A Aktivitas C

Aktivitas Palsu

Aktivitas B Aktivitas D

Menjadi:

5

10

C

20

25

C

15

30

A

B

C

D

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - digilib.its.ac.id · Hal itu terlihat dari kurva-S pada ... realisasi, dimulai dari pekerjaan drainase yang ... Tidak menghitung denda yang

5

Gambar 2.9 Skema Diagram Panah Sumber: Nugraha (1986)

2.4 Identifikasi Lintasan Kritis Menurut Nugraha (1986), lintasan kritis adalah suatu lintasan pada jadwal pelaksanaan proyek yang kegiatan-kegiatannya mempengaruhi terlambat atau tidaknya pelaksanaan proyek secara keseluruhan. Berikut ini beberapa cara dalam perhitungan lintasan kritis, yaitu: 1. Perhitungan Maju

Ada beberapa anggapan yang harus dimunculkan dalam perhitungan maju ini, yaitu sebagai berikut: a. Waktu selesai paling awal suatu

kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal., ditambah kurun waktu atau durasi kegiatan yang bersangkutan.

EF (ij) = ES (ij) + d (ij) b. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau

lebih kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu.

2. Perhitungan Mundur Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui waktu paling akhir/terlambat masing-masing kegiatan dalam jaringan kerja yang dapat dimulai dan diakhiri tanpa mengakibatkan penundaan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan yang telah dihasilkan dari perhitungan maju. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan mundur, yaitu: a. Waktu mulai paling akhir suatu

kegiatan (LS) adalah sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu/durasi suatu kegiatan tersebut.

LS (ij) = LF (ij) – d (ij) b. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau

lebih kegiatan berikutnya, maka waktu selesai paling akhir (LF) suatu kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegitan berikutnya yang terkecil.

2.5 Jalur dan Kegiatan Kritis Menurut Soeharto, (1999), sifat dan syarat umum yang harus diperhatikan dalam menentukan kegiatan kegiatan yang ada dalam lintasan kritis: 1. Pada kegiatan pertama, waktu mulai

paling awal dari suatu aktivitas (ES) adalah sama dengan waktu mulai paling lambat dari suatu aktivitas (LS)

2. Pada kegiatan terakhir, waktu selesai paling

lambat dari suatu aktivitas (LF) adalah sama dengan waktu selesai paling awal dari suatu aktivitas (EF)

3. Total loat (TF) atau waktu sampai kapan aktivitas itu boleh terlambat adalah nol.

ES Kode EF

Nama Kegiatan LS Durasi LF

Gambar 2.10 Bagan Aktivitas

Sumber: Nugraha (1986) 2.6 Jenis-jenis Biaya Dalam Proyek Menurut Soeharto, (1995), jenis biaya dalam proyek dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek.

Biaya langsung terdiri dari: a. Penyiapan lahan

Pekerjaan ini terdiri dari clearing, grubbing, menimbun dan memotong tanah, mengeraskan tanah, dan lain-lain. Disamping itu pekerjaan-pekerjaan membuat pagar, jalan dan jembatan.

b. Pengadaan peralatan utama Semua peralatan utama yang tertera dalam gambar desain engineering.

c. Biaya merakit dan memasang peralatan utama Terdiri dari pondasi struktur penyangga, isolasi, dan pengecatan.

d. Pipa

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - digilib.its.ac.id · Hal itu terlihat dari kurva-S pada ... realisasi, dimulai dari pekerjaan drainase yang ... Tidak menghitung denda yang

6

Tediri dari pipa transfer, pipa penghubung antara peralatan, dan lain-lain.

e. Alat-alat listrik dan instrument Terdiri dari gardu listrik, motor listrik, jaringan distribusi dan instrumen.

f. Pembangunan gedung perkantoran, pusat pengendalian operasi (control room), gudang, dan bangunan sipil lainnya.

g. Fasilitas pendukung seperti utility dan offsite Terdiri dari pembangkit uap, pembangkit listrik, fasilitas air pendingin, tangki dan dermaga.

h. Pembebasan tanah Biaya pembebasan tanah seringkali dimasukkan kedalam biaya langsung.

2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya tidak langsung atau indirect cost adalah pengeluaran untuk manajemen, supervise dan pembayaran material, serta jasa untuk pengadaan bagian proyek yang tidak akan menjadi instalasi atau produk permanen, tetapi diperlukan dalam rangka proses pembangunan proyek.

Biaya tidak langsung meliputi: a. Gaji tetap dan tunjangan bagi tim

manajemen, gaji dan tunjangan bagi tenaga bidang engineering, inspector, penyedia konstruksi lapangan, dan lain-lain.

b. Kendaraan dan peralatan konstruksi Termasuk biaya pemeliharaan, pembelian bahan bakar, minyak pelumas dan suku cadang.

c. Pembangunan fasilitas sementara Termasuk perumahan darurat tenaga kerja, penyediaan air, listrik, fasilitas komunikasi sementara untuk konstruksi, dan lain-lain.

d. Pengeluaran umum Butir ini meliputi bermacam-macam keperluan tetapi tidak dapat dimasukkan kedalam butir yang lain, seperti small tools, pemakaian

sekali lewat (consumable) misalnya kawat las.

e. Kontijensi laba atau Fee Kontijensi dimaksudkan untuk menutupi hal-hal yang belum pasti.

f. Overhead Butir ini meliputi biaya untuk operasi perusahaan secara keseluruhan, terlepas dari ada atau tidaknya kontrak yang sedang ditandatangani. Misalnya biaya pemasaran, advertensi, gaji eksekutif, sewa kantor, telepon, computer.

g. Pajak, pungutan atau sumbangan, biaya izin, dan asuransi

h. Berbagai macam pajak seperti PPN, PPh, dan lainnya atau hasil operasi perusahaan.

2.7 Perhitungan Cost Slope Menurut Soeharto, (1999), hubungan antara biaya-waktu normal dan dipersingkat dapat digambarkan sebagai berikut:

Biaya Crash B

Cost Slope A

Biaya Normal

Waktu Waktu Crash Normal

Gambar 2.11 Grafik hubungan

antara biaya dan waktu normal dan dipersingkat

Sumber: Soeharto (1999)

Hubungan antara waktu dan biaya digambarkan seperti pada grafik diatas, dimana titik A menunjukkan titik normal, sedangkan titik B menunjukkan titak crash. Garis yang menghubungkan titik A dan B merupakan kurva

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - digilib.its.ac.id · Hal itu terlihat dari kurva-S pada ... realisasi, dimulai dari pekerjaan drainase yang ... Tidak menghitung denda yang

7

waktu dan biaya. Seandainya diketahui bentuk kurva waktu dan biaya suatu kegiatan, artinya dengan mengetahui berapa slope atau sudut kemiringannya, maka bisa dihitung berapa besar biaya untuk mempersingkat waktu satu hari.

Cost slope dapat dirumuskan sebagai berikut: Cost Slope = Crash cost – Normal cost Normal duration – Cost duration 2.8 Analisa Time Cost Trade Off

(TCTO) Biaya merupakan suatu hal yang penting dalam manajemen, dimana biaya yang mungkin timbul harus dikendalikan seminimum mungkin. Pengendalian biaya harus memperhatikan factor waktu, karena terdapat hubungan yang sangat erat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya proyek yang bersangkutan atau aktivitas pendukungnya. Menurut Soeharto, (1999), total biaya proyek adalah sama dengan jumlah biaya langsung ditambah dengan biaya tidak langsung. Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi kumulatif biaya tidak langsung diperlukan. Grafik hubungan biaya total, biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya optimal dapat digambarkan sebagai berikut:

2.9 Analisa Time Cost Trade Off

(TCTO) Menurut Soeharto, (1999), terminologi mengenai defenisi istilah-istilah yang dipakai dalam analisa Time Cost Trade Off, yaitu: 1. Durasi Normal adalah durasi yang

diperlukan untuk melakukan kegiatan sampai selesai dengan efisien, tetapi diluar dipertimbangkan adanya kerja lembur dan usaha-usaha khusus lainnya seperti menyewa peralatan yang lebih canggih.

2. Biaya Normal adalah biaya langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dengan kurun waktu normal.

3. Durasi Dipercepat (Crash duration) adalah durasi tersingkat untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang secara teknis masih mungkin. Disini dianggap sumber daya bukan merupakan hambatan.

4. Biaya untuk Durasi Dipercepat (Crash Cost) adalah jumlah biaya langsung untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kurun waktu tersingkat.

5. Cost Slope adalah pertambahan biaya langsung (direct cost) untuk mempercepat suatu aktivitas persatuan waktu.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - digilib.its.ac.id · Hal itu terlihat dari kurva-S pada ... realisasi, dimulai dari pekerjaan drainase yang ... Tidak menghitung denda yang

8

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data Adapun data-data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini antara lain : 1. Jadwal pelaksanaan (time schedule)

proyek yang berupa kurva S untuk menentukan durasi normal sesuai dengan pelaksanaan proyek.

2. Rincian Anggaran Biaya (RAB) proyek untuk menentukan biaya normal yang dibuat sebagai acuan menghitung biaya percepatan.

3. Analisa harga satuan Proyek MERR II-C Cs Tahap II.

4. Alokasi sumber daya/tenaga kerja tiap-tiap aktivitas dan analisa harga satuan Proyek MERR II-C Cs Tahap II.

5. Data-data biaya tak langsung (Gaji personel di lapangan, biaya overhead) dan biaya-biaya lain yang secara tidak langsung berkaitan dengan proyek.

3.2 Proses Penelitian 1. Mengidentifikasi aktivitas dari sisa

pekerjaan mulai dari minggu ketiga Bulan Juni 2010 sampai minggu keempat Bulan Desember 2010.

2. Memeriksa kembali hubungan antar aktivitas dalam jadwal, yaitu dengan membuat penjadwalan yang baru, dimulai dari minggu ketiga Bulan Juni 2010 sampai berakhir pada minggu keempat Bulan Desember 2010.

3. Memberikan kode pada tiap-tiap aktivitas sebagai identitas.

4. Menentukan durasi tiap-tiap aktivitas berdasarkan durasi yang ada pada Master Schedule.

5. Menghitung produktivitas harian normal dari volume dan durasi yang ada.

6. Menyusun Network Diagram sesuai dengan urutan waktu pelaksanaan aktivitas sisa.

7. Menentukan lintasan kritis dari Network Diagram tersebut.

8. Menentukan alternatif percepatan yang mungkin bagi tiap-tiap aktivitas. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, maka alternatif percepatan yang mungkin adalah sebagai berikut: a. Penambahan peralatan

Penambahan peralatan dilakukan dengan pertimbangan volume pekerjaan pada aktivitas tertentu yang terlalu besar.

b. Penambahan tenaga kerja Penambahan tenaga kerja juga dilakukan dengan mempertimbangkan volume pekerjaan. Disamping itu ruang bagi pekerja tersedia, karena jika lahan terlalu sempit dikhawatirkan penambahan tenaga kerja akan menjadi tidak efektif.

c. Penambahan jam kerja Penambahan jam kerja hanya dilakukan pada beberapa aktivitas,misalnya pada aktivitas G (Geotextile), dan dilakukan 2 jam/hari.

9. Menghitung produktivitas setelah percepatan yang diperoleh akibat adanya alternatif percepatan.

10. Menentukan crash duration dan crash cost untuk aktivitas-aktivitas yang mungkin untuk dilakukan percepatan. Crash cost didapat dengan menghitung produktivitas harian proyek setelah percepatan.

11. Menentukan cost slope masing-masing

aktivitas berdasarkan grafik hubungan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - digilib.its.ac.id · Hal itu terlihat dari kurva-S pada ... realisasi, dimulai dari pekerjaan drainase yang ... Tidak menghitung denda yang

9

Alternatif-alternatif percepatan: 1. Penambahan Peralatan 2. Penambahan Tenaga Kerja 3. Penambahan Jam Kerja

antara normal duration dan normal cost dengan crash cost dan crash duration.

Cost Slope dihitung dengan rumus berikut:

Cost Slope = Crash cost – Normal cost Normal duration – Cost duration 12. Melakukan analisa TCTO dari lintasan

kritis dan aktivitas lain yang sudah didapatkan dimulai dari aktivitas yang mempunyai cost slope terendah sampai tertinggi, dengan cara menghitung total biaya proyek berdasarkan jumlah biaya langsung dan tidak langsung. Total biaya tersebut didapat dari hasil percepatan durasi proyek sesuai dengan alternatif percepatan dari masing-masing aktivitas.

13. Membuat grafik hubungan waktu dan biaya dari hasil pengkompresian durasi proyek.

14. Menghitung berapa biaya dan waktu optimum untuk penyelesaian proyek.

Alur untuk penyelesaian Tugas Akhir ini

dapat dilihat seperti pada Gambar 3.1:

Iterasi

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian

Kompresi Network dengan QM for Window

Perhitungan Total Biaya

Jadwal dan Biaya Optimal

Hasil Analisa TCTO Kesimpulan

Perhitungan Biaya dan Durasi Crash

Perhitungan Cost Slope

A

Latar Belakang

Studi Literatur Studi Lapangan

Pengumpulan Data(RAB dan

Schedule)

Penentuan Durasi Normal Pekerjaan Sisa dan Biaya Normal dengan CPM Network

Identifikasi Lintasan Kritis

Identifikasi Aktivitas Pekerjaan Sisa

Perhitungan Produktivitas Harian Normal

Perhitungan Normal Cost

Perhitungan Produktivitas Harian Setelah Percepatan

A