bab i penda huluan 1.1 latar belakang

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dunia yang diiringi oleh perkembangan teknologi dan informasi menjadi awal mula munculnya kebutuhan untuk mengadakan pendekatan dengan lebih bersifat personal bagi para pemasar. Semakin ketatnya persaingan dalam memperkenalkan merek pada konsumen juga menjadi tantangan tersendiri. Adanya fenomena keberhasilan pemasaran yang dilakukan melalui media sosial yang marak belakangan ini menjadi bukti semakin sempitnya ruang gerak konsumen untuk mengenali produk atau jasa tertentu melalui cara-cara konvensional, sehingga pemanfaatan media sosial khususnya internet menjadi jalan keluar dari permasalahan tersebut. Trend belanja online mulai diminati karena proses belanja yang tidak serumit keputusan pembelian melalui offline. Belanja online memang memudahkan dan menghemat waktu, biaya dibandingkan belanja langsung. Potensi internet sebagai media pemasaran dan perdagangan telah banyak dibicarakan, khususnya oleh para pemain dalam bidang pemasaran. Pembicaraan tersebut menghasilkan suatu pandangan mengenai perdagangan elektronik, khususnya perdagangan elektronik melalui internet, sehingga menyebabkan seseorang melakukan preferensi belanja online. Perkembangan internet semakin banyak bermunculan situs-situs media sosial. Media sosial sendiri memberi layanan internet sebagai grup yang bisa mengobrol kesamaan hobi atau kesukaan. Pemasaran media sosial adalah istilah yang menggambarkan penggunaan jaringan sosial, komunitas online, blog, wiki, atau media lainnya kolaboratif online untuk pemasaran, penjualan, hubungan masyarakat dan layanan pelanggan. alat pemasaran yang umum media sosial termasuk twitter, blog, linkedin, facebooks dan banyak lagi. Untuk meingkatkan minat beli ada faktor-faktor yang harus di ketahui. Minat beli (purchase intention) adalah kecenderungan sikap konsumen yang tertarik 1

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi dunia yang diiringi oleh perkembangan teknologi

dan informasi menjadi awal mula munculnya kebutuhan untuk mengadakan

pendekatan dengan lebih bersifat personal bagi para pemasar. Semakin ketatnya

persaingan dalam memperkenalkan merek pada konsumen juga menjadi tantangan

tersendiri. Adanya fenomena keberhasilan pemasaran yang dilakukan melalui

media sosial yang marak belakangan ini menjadi bukti semakin sempitnya ruang

gerak konsumen untuk mengenali produk atau jasa tertentu melalui cara-cara

konvensional, sehingga pemanfaatan media sosial khususnya internet menjadi

jalan keluar dari permasalahan tersebut.

Trend belanja online mulai diminati karena proses belanja yang tidak

serumit keputusan pembelian melalui offline. Belanja online memang

memudahkan dan menghemat waktu, biaya dibandingkan belanja langsung.

Potensi internet sebagai media pemasaran dan perdagangan telah banyak

dibicarakan, khususnya oleh para pemain dalam bidang pemasaran. Pembicaraan

tersebut menghasilkan suatu pandangan mengenai perdagangan elektronik,

khususnya perdagangan elektronik melalui internet, sehingga menyebabkan

seseorang melakukan preferensi belanja online.

Perkembangan internet semakin banyak bermunculan situs-situs media

sosial. Media sosial sendiri memberi layanan internet sebagai grup yang bisa

mengobrol kesamaan hobi atau kesukaan. Pemasaran media sosial adalah istilah

yang menggambarkan penggunaan jaringan sosial, komunitas online, blog, wiki,

atau media lainnya kolaboratif online untuk pemasaran, penjualan, hubungan

masyarakat dan layanan pelanggan. alat pemasaran yang umum media sosial

termasuk twitter, blog, linkedin, facebooks dan banyak lagi.

Untuk meingkatkan minat beli ada faktor-faktor yang harus di ketahui. Minat beli

(purchase intention) adalah kecenderungan sikap konsumen yang tertarik

1

2

kemudian mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian melalui

berbagai tahapan dan tingkat kemungkinan sampai dengan kemampuan untuk

membeli produk, jasa atau merek tertentu. Minat beli merupakan keinginan yang

muncul dalam diri konsumen terhadap suatu produk sebagai dampak dari suatu

proses pengamatan dan pembelajaran konsumen terhadap suatu produk.

Konsumen yang mempunyai minat untuk membeli suatu produk menunjukkan

adanya perhatian dan rasa senang terhadap produk yang kemudian diikuti dengan

realisasi yang berupa perilaku membeli. Minat beli konsumen yaitu adanya reaksi

terhadap konsumen ketika melihat produk, dan memberikan rasa penasaran ingin

mencoba dan membeli terhadap konsumen untuk memberikan rasa puas. Adapun

faktor yang mempengaruhi minat beli adalah promosi melalui media online dan

kesadaran merek.

Promosi melalui media sosial di Indonesia menunjukkan perkembangan

yang signifikan karena selain murah, pemasaran melalui media sosial juga

terbilang mudah, lebih menghemat waktu dan mampu dipelajari oleh semua

kalangan. Berbagai media alternatif dalam berpromosi, seperti media sosial seperti

Facebook, Twitter, LinkedIn, dan Youtube. Promosi dapat memberikan manfaat

kesadaran konsumen terhadap sebuah merek atau brand awareness. Semakin

intensi promosi yang dilakukan melalui media social, akan mendukung dalam

meningkatnya brand awareness dari sebuah produk.

Kesadaran merek juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam

melakukan konsumsi produk maupun jasa. Apabila suatu merek dikenali dengan

baik oleh konsumen, kecenderungan konsumen untuk melakukan konsumsi

produk tersebut akan lebih tinggi, Adapun pengukuran kesadaran merek dapat

dilakukan melalui brand recognition, brand recall, dan top of mind. Sehingga

apabila konsumen telah memiliki kesadaran terhadap merek suatu produk,

perilaku pembelian dimasa mendatang akan terbentuk. Dengan demikian,

kesadaran merek berpengaruh terhadap perilaku minat beli.

Salah satu brand ternama saat ini adalah uniqlo. Uniqlo adalah

perusahaan Jepang dalam bidang perencanaan produk, produksi, distribusi

pakaian kasual. Perusahaan ini membuka toko eceran pakaian kasual atau toko

3

pengecer khusus untuk pakaian merek sendiri. Semua tahap dalam bisnis dikelola

sendiri oleh perusahaan ini, mulai dari desain, produksi, sampai kepada penjualan

secara eceran. Uniqlo memiliki ciri khas yang cukup menonjol dibandingkan

dengan brand fashion lainnya, yaitu memadukan beberapa koleksinya dengan

unsur teknologi. Dilansir dari MartinRoll, salah satu koleksi Uniqlo yang

menggunakan unsur teknologi yaitu Heattech. Selain Heattech, Uniqlo juga

memiliki beberapa koleksi dengan inovasi teknologi lainnya yaitu meliputi

AlRims (kain lembut dengan bagian dalam yang lebih mudah kering), UV Cut

(bahan yang dirancang untuk mencegah masuknya 90 persen ultraviolet), hingga

LifeWear (perpaduan antara pakaian kasual dengan pakaian olahraga).

Dengan adanya media internet, informasi dapat diakses secara mudah dan

efisien. Hanya dengan mengunjungi akun facebook, twitter, instagram, youtube

dan whatsapp dan yang lainnya, maka informasi yang diinginkan dapat langsung

diperoleh dan hal – hal yang ingin ditanyakan dapat langsung disampaikan kepada

penyedia informasi. Adanya internet membuat keterbatasan jarak dan waktu tidak

lagi menjadi hambatan dalam memperoleh informasi.

Pemasaran di Indonesia pertumbuhannya sangat cepat melalui media

sosial melihat masyarakatnya yang konsumtif karena mereka tidak ingin tertinggal

sehingga selalu mencari dan mendapatkan yang terbaru. Penggunaan media sosial

sudah merambah ke segala macam kalangan sehingga mempengaruhi gaya hidup

semua kalangan untuk saat ini. Saat ini kegiatan transaksi jual beli dengan

menggunakan internet sudah sangat marak dikalangan masyarakat atas, menengah

maupun masyarakat biasa.

Konsumen sudah tidak perlu lagi untuk keluar rumah jika ingin belanja

sesuatu, hanya dengan bermodalkan smartphone, laptop, ataupun notebook yang

menggunakan akses internet dan berbagai macam aplikasi sosial media lainnya.

Mengingat saat ini popularitas sosial media dapat mempermudah produsen untuk

mempromosikan produk-produknya. Dengan adanya media sosial diharapkan

proses transaksi jual beli online menjadi lebih berwarna. Dalam berbelanja

dimedia sosial, kenyamanan dan kepuasan saat berbelanja dimedia sosial dapat

4

menutupi persepsi harga yang ditawarkan serta mengimbangi rasa aman saat

berbelanja dimedia sosial.

Dengan penawaran promosi penjualan yang dilakukan pedagang dapat

menarik minat beli konsumen dan itu juga bisa dipengaruhi dengan gaya hidup

konsumen. Apakah konsumen termasuk orang yang konsumtif dalam berbelanja

produk fashion. Transaksi yang dilakukan oleh konsumen untuk membeli produk

secara online berbeda dengan membeli secara konvensional. Promosi penjualan

produk fashion dalam jejaring sosial belum dapat dipastikan adanya pengaruh

terhadap minta beli konsumen, serta dengan adanya gaya hidup konsumen sehari-

hari terhadap produk yang ditawarkan, apakah mampu meningkatkan atau malah

menurunkan promosi terhadap minat beli.

Kelebihan dari pakaian casual dengan merek uniqlo adalah cocok

digunakan dalam berbagai suasana dan cocok dipadukan dengan berbagai macam

gaya membuat uniqlo mampu mempertahankan pangsa pasarnya sampai sekarang

ini., modelnya yang casual dan bahan yang terbuat dari katun membuat

kenyamanan tersendiri bagi para pemakainya . model dan motifnya pun tidak

kalah unik dan variatif mengikuti perkembangan model sehingga membuat uniqlo

memiliki keunggulan tersendiri dan semakin dicintai penggemarnya.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang ada maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul ´Pengaruh Promosi Melalui Media

Sosial Dan Kesadaran Merek Terhadap Minat Beli Produk Internasional

(Studi Kasus Pada Produk Uniqlo Kota Medan).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Terhadap

Minat Beli Produk Uniqlo di Kota Medan?

2. Bagaimana pengaruh Kesadaran Merk Terhadap Minat Beli Produk

Uniqlo di Kota Medan?

5

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis dan mengetahui :

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengaruh Promosi melalui media

sosial terhadap minat beli produk Uniqlo di kota medan

2. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengaruh Kesadaran Merk

Terhadap Minat Beli Produk Uniqlo Di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Uniqlo

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

meningkatkan minat beli melalui pemasaran media online dan kesadaran

merek dalam memasarkan produk perusahaan.

2. Bagi penulis

Penelitian ini berguna untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan

serta bahan masukan mengenai promosi media sosial dan kesadaran merek

terhadap minat beli produk uniqlo dikota medan . penelitian ini juga

digunakan sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana ekonomi

3. Bagi pihak lain / konsumen

Penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi bagi konsumen dan

calon konsumen pengguna produk uniqlo mengenai manfaat promosi melalui

media sosial dan kesadaran akan merek produk uniqlo

4. Bagi pembaca

Penelitian ini dapat digunakan menjadi bahan referensi untuk melakukan

penelitian selanjutnya terkait dengan dampak pemasaran melalui media

sosial dengan menggunakan variable lainnya yang tidak dapat dalam

penelitian ini

BAB II

LANDASAN TEORI, PENELITIAN TERDAHULU DAN

HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Promosi Sosial Media

Pengertian promosi sosial media menurut pendapat para ahli diantaranya :

Menurut Buchari Alma (2012:179 ) promosi adalah sejenis komunikasi yang

memberi penjelasan yang menyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa.

Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2016:47) promosi merupakan aktivitas

yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran

untuk membelinya. Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kegiatan promosi adalah suatu kegiatan komunikasi antara pembeli dan penjual

mengenai keberadaan produk dan jasa, menyakinkan, membujuk dan

meningkatkan kembali akan produk dan jasa tersebut sehingga mempengaruhi

sikap dan perilaku yang mendorong kepada pertukaran dalam pemasaran.

perkembangan dimana pemasar lebih mudah dan lebih cepat dalam

mempromosikan produknya.

Hal ini disebabkan munculnya berbagai media sosial baru yang dapat

dimanfaatkan untuk menjangkau konsumen lebih cepat dan luas. Dari defenisi

diatas dapat dikatakan bahwa promosi merupakan cara perusahaan

memperkenalkan produknya dan mempengaruhi keputusan pembeli konsumen.

Promosi yang disebut juga alat mengkomunikasikan produk telah mengalami

perkembangan dimana pemasar lebih mudah dan lebih cepat dalam

mempromosikan produknya.

2.1.2 Pengertian Sosial Media

Social media atau dalam bahasa Indonesia disebut media sosial adalah

media sosial untuk memudahkan interaksi sosial yang bersifat interaktif atau dua

arah. Media sosial yang berbasis pada teknologi internet mengubah pola

penyebaran informasi dari yang sebelumnya bersifat satu menjadi banyak audiens

6

7

Menurut Paramitha (2011) dan Gunelius(2011) dalam Donni Juni (2017:358)

Promosi sosial media merupakan penerbitan online,dan alat alat komunikasi, situs,

dan tujuan dari web yang berakar pada percakapan , keterlibatan, dan partisipasi.

2.1.3 Tujuan Promosi

Promosi di rancang semenarik mungkin untuk menjangkau masyarakat

luas melalui bermacam - macam media, hal ini bertujuan agar perusahaan dapat

berkomunikasi dengan konsumen. Tujuan promosi secara sederhana menurut

Kuncoro (2010:134) terbagi menjadi tiga jenis yaitu:

1. Memberikan informasi pelanggan tentang produk atau fitur baru.

2. Mengingatkan pelanggan tentang merek perusahaan.

3. Mempengaruhi pelanggan untuk membeli.

2.1.4 Bentuk Komunikasi Promosi di Media Sosial

Komunikasi pemasaran di era media sosial tidak terlepas dari komunikasi

pemasaran di Internet. Dan bentuk komunikasi pemasaran di internet yang umum

digunakan yaitu:

1. Periklanan melalui media sosial

Menurut Belch dalam Septian Deddy (2016), periklanan melalui media

sosial adalah segala bentuk komunikasi nonpersonal berbayar, tentang sebuah

organisasi, produk, jasa, atau ide yang menggunakan media sosial sebagai

medianya. Kata “berbayar” menunjukan bahwa sebuah pesan periklanan

biasanya menggunakan media yang harus dibayar sedangkan kata

“nonpersonal”menunjukan bahwa pesan dalam periklanan disampaikan pada

kelompok orang atau individu secara bersamaan dengan menggunakan media

masa.

2. Pemasaran melalui media sosial (sosial media marking)

Selain iklan online, para pemasar juga menggunakan social community

yang terdiri dari berbagai bentuk interaksi muali dari forum (kaskus atau

fashionesdaily) situs jejaring sosial (Facebook atau Multiply), dunia virtual

8

(second life, there, atau kaneva), games, situs berbagi (flickr atau youtube) hingga

mikroblogging (twitter).

Menurut Tuten dalam Septian Deddy (2016) pemasaran melalui media

sosial adalah salah satu periklanan yang menggunakan media social community

dimana pengiklan atau pemilik merek dapat langsung berinteraksi dan menbangun

dialok dengan para konsumennya.

2.1.5 Karakteristik Media Sosial

Karakteristik media sosial tidak jauh berbeda dengan media online

dikarenakan media sosial merupakan salah satu platform dari media online.

Namun demikian, menurut Nasrullah (2015) media sosial memiliki karakter

khusus, yaitu:

1. Jaringan (Network) Jaringan adalah infrasturktur yang menghubungkan antara

komputer dengan perangkat keras lainnya. Koneksi ini diperlukan karena

komunikasi bisa terjadi jika antar komputer terhubung, termasuk di dalamnya

perpindahan data.

2. Informasi (Informations) Informasi menjadi entitas penting di media sosial

karena pengguna media sosial mengkreasikan representasi identitasnya,

memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi.

3. Arsip (Archive) Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter

yang menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bias diakses

kapanpun dan melalui perangkat apapun.

4. Interaksi (Interactivity) Media sosial membentuk jaringan antar pengguna

yang tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan atau pengikut

(follower) semata, tetapi harus dibangun dengan interaksi antar pengguna

tersebut.

5. Simulasi Sosial (simulation of society)

Media sosial memiliki karakter sebagai medium berlangsungnya masyarakat

(society) di dunia virtual. Media sosial memiliki keunikan dan pola yang

dalam banyak kasus berbeda dan tidak dijumpai dalam tatanan masyarakat

yang real.

9

6. Konten oleh pengguna (user-generated content)

Di Media sosial konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi

pengguna atau pemilik akun. UGC merupakan relasi simbiosis dalam budaya

media baru yang memberikan kesempatan dan keleluasaan pengguna untuk

berpartisipasi.

2.1.6 Unsur - Unsur Promosi

Unsur promosi, seperti diungkapkan Philip Kotler dan Gary Armstorng

(1991:432) dalam Manap Abdul (2016:304) yaitu:

1. Advertising

Menyampaikan pesan – pesan penjualan yang diarahkan kepada masyarakat

melalui cara – cara yang persuasif yang bertujuan menjual barang, jasa, dan ide.

2. Sales Promotion

Keinginan menawarkan insentif dalam periode tertentu untuk mendorong

keinginan calon konsumen para penjual atau perantara.

3. Public Relation

Menciptakan “good relation” dengan public, agar masyarakat memiliki image

yang baik terhadap perusahaan. Melalui public relation dapat membentuk

pandangan baik (corporante image), mencegah berita – berita tak baik

(unfavorable rumors) dari masyarakat.

4. Personal Selling

Keinginan menawarkan insentif dalam periode tertentu untuk mendorong

keinginan calon konsumen para penjual atau perantara.

2.1.7 Indikator Promosi

Indikator yang mencirikan promosi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

Kotler dan Keller dalam Rosvita (2010:28) yaitu:

1. Jangkauan promosi, merupakan kemampuan untuk menjangkau konsumen

dengan menggunakan berbagai media promosi.

2. Kuantitas penayangan iklan di media promosi, adalah jumlah promosi

yang dilakukan dalam suatu waktu melalui media promosi penjualan.

10

3. Kualitas penyampaian pesan dalam penayangan iklan di media promosi,

adalah tolak ukur seberapa baik promosi yang dilakukan.

2.2. Pengertian Kesadaran Merek

Pengertian Kesadaran merek menurut pendapat ahli :

Menurut Kotler dan Keller (2012) dalam Donni Juni (2017:255) menyatakan

bahwa kesadaran merek adalah kemampuan konsumen untuk mengindentifikasi

merek dalam kondisi berbeda, misalnya tercermin oleh pengenalan merek mereka

atau prestasi pengingatan

Aaker (1997) dalam Donni Juni (2017:254) Menyatakan bahwa kesadaran merek

atau brand awareness berkaitan dengan kemampuan konsumen untuk mengenali

atau meingatkan kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori

produk tertentu.

2.2.1 Tingkat kesadaran merk

Rangkuti (2002:40) dalam Riduansyah Muhammad (2016), mengatakan

tingkat kesadaran merek (brand awareness) secara berurutan.

Gambar 2.1 Piramida Kesadaran Merek

1) Tidak menyadari merek (Unware of Brand)

Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida Kesadaran Merek,

dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

11

2) Pengenalan merek (Brand recognition)

Tingkat minimal dari Kesadaran Merek. Hal ini penting pada saat

seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.

3) Pengingatan kembali terhadap merek (Brand recall)

Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan

seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.

4) Puncak pikiran (Top of Mind)

Apabila seseorang ditanya langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan

ia dapat menyebutkan suatu nama merek, maka merek yang yang paling banyak

disebutkan pertama sekali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain merek

tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak

konsumen.

2.2.2 Peran Kesadaran Merek

Peran kesadaran merek terhadap ekuitas merek dapat dipahami dengan

membahas bagaimana kesadaran merek menciptakan suatu nilai. Penciptaan suatu

nilai dapat dilakukan dengan empat cara:

1. Anchor to which other association can be attached, artinya suatu merek

dapat digambarkan seperti suatu jangkar dengan beberapa rantai. Rantai

menggmbarkan asosiasi merek tersebut.

2. Familiarity-Liking, artinya dengan mengenal merek akan menimbulkan

rasa terbiasa terutama untuk produk-produk yang bersifat low involment

(keterlibatan rendah) seperti pasta gigi, tissue, dll. Suatu keterlibatan dapat

menimbulkan keterkaitan kesukaan yang kadang-kadang dapat menjadi

suatu pendorong dalam membuat keputusan

3. Substance/Commitment, Kesadaran akan nama akan menandakan

keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu

perusahaan. Suatu merek dapat dikenal karena program iklan yang

ekstensif, jaringan distribusi yang luas, ekstensi yang sudah lama dalam

industry

12

4. Brand to consider, Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah

menyeleksi dari suatu kelompok merek-merek yang dikenal untuk

mempertimbangkan merek maan yang akan diputuskan untuk dibeli.

Merek yang memiliki top of mind yang tinggi akan memiliki nilai yang

tinggi.

Jika merek tidak dapat disimpan dalam ingatan merek tersebutt tidak

dipertimbangkan di benak konsumen. Kesadaran merek dapat dicapai,dengan

beberapa cara berikut:

1. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda

dibandingkan dengan lainnya serta harus ada hubungan antara merek

dengan kategori produknya.

2. Memakai slogan yang menarik sehingga membantu konsumen untuk

mengingat merek.

3. Hendaknya simbol yang dipakai dapat dihubungkan dengan

mereknya

4. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak

diingat pelanggan.

5. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena

membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk

pengenalan.

2.2.3 Indikator Kesadaran Merek

Pembentukan kesadaran merek dapat dilakukan dengan pembuktian

kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas merupakan salah satu syarat dan faktor

yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk. Menurut

Kotler dan Amstrong (2010) kualitas produk adalah karakteristik sebuah produk

atau jasa yang memberikan kemampuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan.

Komunikasi yang tepat dapat membantu menumbuhkan kesadaran merek

secara optimal. Salah satu bentuk komunikasi tersebut diwujudkan dengan

kegiatan periklanan (advertising). Periklanan (advertising) merupakan sarana

13

untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin komunikasi antara

perusahaan dengan konsumen sebagai usaha pembentukan kesadaran merek

(brand awareness).

Kesadaran merek adalah kekuatan merek dalam pikiran (ingatan)

konsumen dengan indikator-indikator sebagai berikut :

A. Kemampuan mengenali ikon (duta) produk

Seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang

diingat dari kesadaran merek. Halini penting pada saat seseorang pembeli

memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian

B. Kemampuan mengingat promo

Seberapa jauh konsumen mengingat promo,semakin menarik promo , banyak

diskon , dan iklan yang menarik maka konsumen semakin tertarik dengan

produk

C. Kemampuan mengenali varian produk

Seberapa jauh konsumen dapat mengenali produk dalam kategori

tertentu.digunakan untuk tanda seberapa besar konsumen bisa menyebutkan

ataupun memasukkan merek saat mereka dihadapkan beberapa pilihan ketika

hendak ingin membeli produk ataupun jasa dari setiap layanan yang ada.

D. Kekhasan merek yang membuat beda

Konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika

akan membeli produk/layanan.

2.3. Pengertian Minat beli

Pengertian Minat beli menurut pendapat ahli :

1. Menurut Kotler dalam Alfatris Dian dan Mahmud(2016), Minat beli

adalah sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang

dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk membeli agar dapat

memilikinya. Minat beli konsumen akan timbul dengan sendirinya jika

14

konsumen sudah merasa tertarik atau memberikan respon yang positif

terhadap apa yang ditawarkan oleh penjual

2. Menurut Ahli Hazan dalam Wardani Sri (2015), Minat beli merupakan

kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil

tindakan guna berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat

kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Minat beli merupakan

sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli

produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada

periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan

mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah

produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para

pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk,

baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat

untuk memprediksi perilaku konsumen di masa yang akan datang. Minat

beli masa mendatang sangat dipengaruhi oleh pengalaman konsumen yang

berkaitan dengan harga, merek, promosi, iklan, rantai pasokan, kombinasi

(mix) layanan, suasana, dan lokasi.

2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya minat beli. Menurut

Crow and Crow dalam Wardani Sri (2015), ada tiga faktor yang menjadi

timbulnya minat, yaitu:

1. Dorongan dari dalam diri individu, misal dorongan untuk makan.

Dorongan untuk makan akan membangkitkan minat untuk bekerja atau

mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain-lain.

Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat

untuk membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian dan lain-

lain.

2. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk

melakukan suatu aktivitas tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian

timbul karena ingin mendapatkan persetujuan atau penerimaan dan

15

perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan

timbul karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat, karena

biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai)

mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.

3. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi.

Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan

perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap

aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat

terhadap hal tersebut.

4. Faktor yang mempengaruhi minat pembelian lainnya adalah promosi

melalui media sosial dan kesadaran merek, karena promosi yang baik akan

meningkatkan minat beli konsumen dan merek yang ternama juga akan

lebih di percaya oleh konsumen.

2.3.3 Karakteristik Minat Beli

Menurut Ekinci (2009:45) dalam Hariani (2013:25) menjelaskan

kecenderungan seseorang menunjukkan minat terhadap suatu produk atau jasa

dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri :

1. Kemauan untuk mencari informasi

Kemauan untuk mencari informasi terhadap suatu produk atau jasa

Konsumen yang memiliki minat, memiliki suatu kecenderungan untuk

mencari informasi lebih detail tentang produk atau jasa tersebut, dengan

tujuan untuk mengetahui secara pasti bagaimana spesifikasi produk atau

jasa yang digunakan, sebelum menggunakan produk atau jasa tersebut.

2. Kesediaan untuk membayar barang atau jasa

Konsumen yang memiliki minat terhadap suatu produk atau jasa dapat

dilihat dari bentuk pengorbanan yang dilakukan terhadap suatu barang atau

jasa, konsumen yang cenderung memiliki minat lebih terhadap suatu

barang atau jasa, konsumen yang cenderung memiliki minat lebih terhadap

suatu barang atau jasa akan bersedia untuk membayar barang atau jasa

16

tersebut dengan tujuan konsumen yang berminat tersebut dapat

menggunakan barang atau jasa tersebut.

3. Menceritakan hal yang positif

Konsumen yang memiliki minat besar terhadap suatu produk atau jasa,

jika ditanya konsumen lain, maka secara otomatis konsumen tersebut akan

menceritakan hal yang positif terhadap konsumen lain, karena konsumen

yang meniliki suatu minat secara eksplesit memiliki suatu keinginan dan

kepercayaan terhadap suatu barang atau jasa yang digunakan.

4. Kecenderungan untuk merekomendasikan

Konsumen yang memiliki minat yang besar terhadap suatu barang, selain

akan menceritakan hal yang positif, konsumen tersebut juga akan

merekomendasikan kepada orang lain untuk juga menggunakan barang

atau jasa tersebut, karena seseorang memiliki minat yang besar terhadap

suatu barang akan cenderung memiliki peminkiran yang positif terhadap

barang atau jasa tersebut, sehingga jika ditanya konsumen lain, maka

konsumen tersebut akan cenderung merekomendasikan kepada konsumen

lain

2.3.2 Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand dalam jurnal Faradiba (2013) minat beli dapat

diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :

a. Minat transaksional Yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk. Hal ini bermaksud yakni konsumen telah memiliki minat untuk

melakukan pembelian suatu produk tertentu yang ia inginkan. Dalam

minat transalsional, termasuk ciri-ciri minat beli yang kedua yaitu ,

Kesediaan untuk membayar barang atau jasa dimana konsumen yang

memiliki minat terhadap suatu produk atau jasa dapat dilihat dari bentuk

pengorbanan yang dilakukan terhadap suatu barang atau jasa, konsumen

yang cenderung memiliki minat lebih terhadap suatu barang atau jasa,

b. Minat referensial, Yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain. Hal ini bermaksud yakni seorang konsumen

17

yang telahmemiliki minat untuk membeli akan menyarankan orang

terdekatnya untuk juga melakukan pembelian produk yang sama. Dalam

hal ini termasuk ciri-ciri minat beli yang keempat yaitu Kecenderungan

untuk merekomendasikan dimana, konsumen yang memiliki minat yang

besar terhadap suatu barang, selain akan menceritakan hal yang positif,

konsumen tersebut juga akan merekomendasikan kepada orang lain untuk

juga menggunakan barang atau jasa tersebut,

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang

yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya

dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya. Dalam hal

ini termasuk ciri minat beli yang ketiga yaitu, menceritakan hal yang

positif dimana, Konsumen yang memiliki minat besar terhadap suatu

produk atau jasa, jika ditanya konsumen lain, maka secara otomatis

konsumen tersebut akan menceritakan hal yang positif terhadap konsumen

lain, karena konsumen yang meniliki suatu minat secara eksplesit memiliki

suatu keinginan dan kepercayaan terhadap suatu barang atau jasa yang

digunakan.

d. Minat eksploratif, minan ini menggambarkan perilaku seseorang yang

selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari

informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. Dalam

minat eksplorasi termasuk ke dalam ciri-ciri minat beli yang pertama yaitu,

Kemauan untuk mencari informasi, terhadap suatu produk atau jasa

Konsumen yang memiliki minat, memiliki suatu kecenderungan untuk

mencari informasi lebih detail tentang produk atau jasa tersebut, dengan

tujuan untuk mengetahui secara pasti bagaimana spesifikasi produk atau

jasa yang digunakan, sebelum menggunakan produk atau jasa tersebut.

18

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Metode

Peneliti

Judul Hasil Penelitian

1 Kurniasari Meatry dan

Budiatmo Agung (2018)

“Pengaruh Social

Media Marketing,

Brand Awareness

Terhadap

Keputusan

Pembelian

Dengan Minat

Beli Sebagai

Variabel

Intervening Pada

J.Co Donuts &

Coffee

Semarang”

”.Tujuan

penelitian ini

adalah untuk

mengetahui

pengaruh social

media marketing

dan brand

awareness

terhadap keputusan

pembelian melalui

minat beli sebagai

variabel

intervening J.CO

Donuts & Coffee

di Kota Semarang.

19

2 oleh Muslimawati

Claudia (2016),

Pengaruh

Promosi Melalui

Media Sosial Dan

Kesadaran Merek

Terhadap Minat

Beli Air Minum

Dalam Kemasan

Dengan Merek

Aqua Pada

Mahasiswa

Pendidikan

Ekonomi Fkip

UNS

Tujuan penelitian

ini adalah untuk

mengetahui

Pengaruh promosi

melalui media

sosial dan

kesadaran merek

terhadap minat

beli AMDK

dengan merek

Aqua pada

mahasiswa

Program Studi

Pendidikan

Ekonomi FKIP

UNS. Penelitian

ini menggunakan

teknik

pengumpulan data

kuesioner.

3 Bahrunsyah Anza dan

Donant Alananto

Iskandar (2018)

Pengaruh bauran

promosi dan

brand awareness

terhadap minat

beli topi kulit

eervoleather

Penelitian ini

bertujuan untuk

mengetahui

seberapa besar

pengaruh bauran

promosi dan brand

awareness

terhadap minat

beli topi kulit

Eervoleather.

Sumber: Diolah oleh peneliti 2020

20

2.5 Kerangka Berfikir

2.5.1 Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Terhadap Minat Beli

Menurut Claudia (2016),Penerapan promosi melalui media sosial

berpengaruh terhadap minat beli. Penerapan promosi melalui media sosial yang

terus aktif dalam menjalankan bisnis akan membawa dampak positif terhadap

minat beli. Karena , promosi yang dengan memanfaatkan media sosial akan lebih

efektif untuk memperkenalkan produknya kepada calon konsumen, dengan

internet yang terus berkembang dan media sosial yang akan digemari oleh

masyarakat sehingga penyampain informasi mudah digunakan. Media sosial

adalah alat promosi yang baik , dengan melalui informasi yang disebarkan melalui

media sosial ribuan pengguna media sosial dapat melihat dan mendapatkan

informasi yang sama. Berdasarkan hasil penelitian Claudia (2016) terdapat

pengaruh promosi melalui media sosial berpengaruh signifikan terhadap minat

beli Air Minum Dalam Kemasan Dengan Merek Aqua Pada Mahasiswa

Pendidikan Ekonomi Fkip UNS.

2.5.2 Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap Minat Beli

Dalam penelitiannya Khan, et al (2014) mengatakan bahwa beberapa

peneliti mengungkapkan kesadaran merek memiliki pengaruh signifikan terhadap

minat beli. Sedangkan menurut Saleem, et al (2015) kesadaran merek juga

memungkinkan konsumen untuk mengenali kategori produk dalam membantu

untuk membuat keputusan membeli tersebut. Menurut Marna (2010), dari

penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kesadaran merek, berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian ulang. Sedangkan Aaker dan Keller

(1990) dalam penelitiannya berpendapat bahwa semakin tinggi brand awareness,

semakin tinggi juga kepercayaan akan suatu merek dan menimbulkan minat beli

ulang (re-purchase intention).

21

2.5.3 Pengaruh Promosi dan Kesadaran Merek Terhadap Minat Beli

Menurut Claudia (2016), Penerapan promosi melalui media sosial dan

kesadaran merek secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat

beliAir Minum Dalam Kemasan Dengan Merek Aqua Pada Mahasiswa

Pendidikan Ekonomi Fkip UNS.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Pengaruh promosi melalui media sosial dan kesadaran merek terhadap minat beli

AMDK dengan merek Aqua pada mahasiswa

.

Promosi media sosial

(X1)

Kesadaran merek

(X2)

Minat Beli H1

(Y)

H2

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu

kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena di fenomena dikenal dan

merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.Berdasarkan landasan teori

dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

H1: Promosi media sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli.

H2: Kesadaran Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli.

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif

dengan pendekatan asosiatif, yaitu bertujuan untuk menghubungkan dua variabel

atau lebih untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel independen dan variabel

dependen berdasarkan data primer yang diperoleh secara sistematis. Penelitian

pendekatan asosiatif ini digunakan untuk menguji Pengaruh promosi media social

dan kesadaran merek terhadap minat beli produk internasional.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di uniqlo Kota Medan Tepatnya Di Sun Plaza JL.

KH. Zainul Arifin No. 7, Madras Hulu, Medan Polonia pada Waktu penelitian ini

dimulai pada bulan Desember 2020 sampai dengan selesai.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2016:115) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Adapun Populasi pada penelitian ini adalah pengguna produk

uniqlo yang ada di Kota Medan.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2016:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti

tidak mungkin memepelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karna

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi. Apa yang dipelajari di sampel, kesimpulannya akan

23

dapat diberlakukan untuk populasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

menurut Hair et.al (2007) dikutip dari Aditi dan Hermansyur (2017) menyarankan

untuk menggunakan sampel minimal 100 responden untuk memberikan hasil yang

lebih baik.Sampel dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Hair et.al yaitu 100

orang.

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

metode Sampling Insidental / Accidental. Sampling adalah teknik penentuan

sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja konsumen yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data Menurut Sugiyono,

(2016;124) . Kriteria pengambilan sampel yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah yang orang sedang berbelanja di uniqlo Sun Plaza Kota Medan.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

membaca danmencatat berbagai referensi buku, jurnal, artikel, dan lain-lain

(internet) yang berkaitandengan penelitian yang sedang dilakukan.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

memberikan sejumlah pertayaan secara tertulis yang akan dijawab oleh responden

penelitian, agar peneliti memperoleh data lapangan untuk memecahkan masalah

penelitian dan menguji hipotesisyang telah ditetapkan.

24

3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi instrument penelitiannya dapat dilihat

dari tabel berikut ini :

Tabel 3.1

Variabel dan Indikator

Variabel Defenisi

Oprasional

Indikator Skala

Pengukuran

Promosi

(X1)

Kotler dan Keller

(2016:47) promosi

merupakan aktivitas

yang

mengkomunikasikan

keunggulan produk

dan membujuk

pelanggan sasaran

untuk membelinya.

1.Jangkauan

promosi

2.Kuantitas

penayangan iklan di

media promosi

3.Kualitas

penyampaian pesan

dalam penayangan

iklan di media

promosi

Likert

Kesadaran

Merek

(X2)

Menurut Kotler dan

Keller (2012) dalam

Donni Juni

(2017:255)

menyatakan bahwa

kesadaran merek

adalah kemampuan

konsumen untuk

mengindentifikasi

merek dalam

kondisi berbeda,

misalnya tercermin

oleh pengenalan

merek mereka atau

prestasi pengingatan

1. Kemampuan

mengenali

merek

2. Kemampuan

mengingat

promo

3. Kemampuan

mengenali

varian

produk

4. Ke khasan

merek

Likert

25

Minat beli

(Y)

Menurut (Kotler dan

Keller, 2016:198-

199) didefinisikan

sebagai proses yang

ada diantara

evaluasi alternatif

dan keputusan

pembelian. Setelah

konsumen

melakukan evaluasi

terhadap alternatif

yang ada, konsumen

memiliki minat

untuk membeli

produk

1) minat transaksional

2) minat referensial

3) minat preferensial

4) minat eksploratif

Likert

3.6 Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala likert adalah

skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi

seseorang tentang suatu objek ataufenomena tertentu. Dengan menggunakan skala

likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolakukur untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yangdiberikan

skala. Skala yang diberikan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2

Skala Likert

Pernyataan Skala

Sangan Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-ragu (RR) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2016:133)

26

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji apakah pernyataan atau pertanyaan

pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut.

Menurut Ghozali (2016:45) Validitas merupakan ukuran yang benar-benar

mengukur apa yang akan diukur. Metode yangakan digunakan untuk melakukan

uji validitas adalah dengan melakukan korelasi antar skor butir pernyataan atau

pertanyaan dengan total skor variabel.

Untuk mengetahui skor masing-masing item pertanyaan valid atau tidak,

maka ditetapkan kriteria statistik berikut ini:

a. Jika rhitung> rtabel, maka variabel tersebut valid.

b. Jika rhitung< rtabel, maka variabel tersebut tidak valid.

c. Jika rhitung> rtabel, namun bertanda negatif maka H0 akan tetap ditolak dan

H1 diterima.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu, Ghozali (2016:47) dalam NPL Ernawatiningsih (2019:39).

Untuk mengukur antara jawaban dengan pertanyaan dapat dilakukan dengan

syarat berikutini:

a. Jika nilai α> atau = rtabel maka instrumen penelitian dikatakan reliabel.

b. Jika nilai α< rtabel maka instrumen penelitian dikatakan tidak reliabel.

c. Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,6 (cukup baik), dan

diatas0,8 (baik).

27

3.8 Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu diadakan

pengujian-pengujian terhadap gejala penyimpangan asumsi klasik. Dalam asumsi

klasik terdapat pengujian yang harus dilakukan:

3.8.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016:154) Uji normalitas bertujuan untuk menguji

salah satu asumsi dasar analisis regresi berganda, yaitu variabel-variabel

independen dan dependen harus berdistribusi normal atau mendekati normal.

Untuk menguji apakah data-data tersebut memenuhi asumsi normalitas, maka

dilakukan proses uji normalitas dengan probability plot, dimana :

1. Jika data menyebar di sekitar daerah diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari sekitar daerah diagonal dan tidak

mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

3.8.2 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016:156) Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut hemokedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan metode scatter plot, dengan memplotkan nilai prediksi dengan nilai

residualnya. Heteroskedastisitas akan muncul jika terdapat pola tertentu antara

keduanya, seperti gelombang atau menyempit atau melebar antara keduanya.

28

3.8.3 Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2016:157) Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji

dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel-variabel bebas

atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkolerasi, maka variabel initidak

ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar

sesamavariabel bebas sama dengan nol.

Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikoliearitas di dalam model regresi adalah melihat dari nilai varience Inflation

Factor ( VIF ) dan nilai tolerance, dimana nilai tolerance mendekati 1 atau tidak

kurang dari 0,10 serta nilai VIF disekitar angka 1serta tidak lebih maka dapat

disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas antara variabel bebas dalam model

regresi.

3.9 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

regresi linear berganda, dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel bebas (Promosi Dan Kesadaran Merek) terhadap variabel terikat (minat

beli ). Adapun persamaan regresi sampelnya adalah :

Y = B0+ B1X1+ B2X2 + e;

Keterangan :

Y = Minat Beli

X1 = Promosi

X2 = Kesadaran Merek

b0 = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi Promosi

b2 = Koefisien Regresi Kesadaran Merek

e = Error

29

3.9.1 Uji Parsial (Uji- t)

Uji t digunakan untuk menguji signifikan hubungan antara variable X dan

Variabel Y secara parsial atau dapatdikatakan uji t pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi-variasi dependen (Ghozali, 2011:98).Rumusan Hipotesis yang digunakan

adalah sebagai berikut:

a) Signifikan > alpha (5%)

Jika thitung > ttabel maka H0 diterima artinya variabel independen secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel depeden.

b) Tidak signifikan < alpha (5%)

Jika thitung < ttabel H0 diterima dan H1 ditolak artinya variabel independen

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.9.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur kesesuaian model yaitu

dengan cara seberapa besar keragaman variabel terikat dapat dijelaskan

olehvariabel bebas. Jika R2 semakin mendekati satu maka variabel bebas terhadap

variabel terikat mempunyai pengaruh besar. Sebaliknya, jika R2 mendekati nol

maka variabel bebas terhadap variabel terikat mempunyai pengaruh yang kecil.

Untuk mempermudah pengolahan data maka pengujian pengujian di atas

dilakukan dengan menggunakan program pengolahan data SPSS

.