bab i p e n d a h u l u a n 1.1 latar belakang filebantuan hukum serta hak azasi manusia (ham). biro...
TRANSCRIPT
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
1.1 Latar Belakang
Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan, menganut azas
desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan
kesempatan dan keleluasaan kepada Daerah untuk menyelenggarakan Otonomi
Daerah.
Reformasi yang terjadi di Indonesia telah melahirkan TAP MPR-RI
Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, pengaturan,
pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta
perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang dalam pelaksanaan TAP MPR-RI dimaksud
diterbitkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 sebagai pengganti Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1974.
Dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, pemberian
kewenangan otonomi kepada Daerah Kabupaten/Kota didasarkan kepada azas
desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab.
Disamping itu penyelenggaraan Otonomi Daerah juga dilaksanakan dengan
prinsip demokrasi, peran masyarakat, pemerintahan dan keadilan serta
memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah.
Dalam rangka mewujudkan kemandirian Daerah, kepada Pemerintah
Daerah diberikan tanggung jawab yang besar dalam pengaturan penyelenggaraan
Pemerintahan serta mensejahterakan masyarakat. Pengaturan urusan rumah
tangga daerah otonom adalah dengan Peraturan Daerah yang merupakan
landasan berpijak dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Pemberian tanggung jawab yang besar kepada daerah dalam pengaturan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dimaksud, diwujudkan dalam
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 dengan pemberian kebijakan yang
mendasar yaitu bahwa Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah tidak
lagi memerlukan pengesahan dari Pemerintah Pusat.
Mengingat Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah merupakan
produk hukum yang sangat pokok dan sangat mendasar dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan di daerah, maka penyusunannya dipersiapkan
secara cermat dan memperhatikan aspirasi yang berkembang di masyarakat serta
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Guna mewujudkan otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab,
Sekretariat Daerah Provinsi Lampung telah di strukturisasi dengan ditetapkannya
Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
2
Otonomi penuh memiliki konsekuensi pada timbulnya peluang dan
tantangan baru dalam pengelolaan peraturan perundangan di daerah baik di
Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Untuk itu perlu diantisipasi guna mengurangi
kendala dan mengoptimalkan kinerja aparat bidang hukum menuju kemajuan dan
kemandirian Provinsi Lampung dimasa depan.
Beban tugas yang dihadapi Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi
Lampung dalam rangka otonomi daerah di bidang hukum adalah memperbaharui
produk hukum daerah yang bertentangan dengan jiwa Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999 dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999.
Sebagai ilustrasi dapat kami jelaskan bahwa khusus mengenai Peraturan
Daerah, sebelum diterbitkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 maka
berdasarkan undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi
Daerah telah dicabut 2 (dua) jenis Pajak Daerah dan 20 (dua puluh) jenis
Retribusi Daerah. Produk Hukum Daerah lainnya seperti halnya Keputusan
Gubernur dan Instruksi Gubernur akan terus diperbaharui/direvisi sesuai dengan
perkembangannya setiap tahun karena sifat kedua produk hukum tersebut adalah
konkrit, final dan temporer.
Dalam kerangka otonomi dan sesuai dengan jiwa dan semangat
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 maka Biro Hukum selaku Koordinator
Pembuatan Peraturan Daerah yang menyangkut Pendapatan Asli Daerah (PAD)
telah menyiapkan langkah-langkah legislasi daerah dengan penyiapan Perda-
Perda PAD baru bersama-sama dengan Dinas/Instansi Daerah yang terkait.
Dalam kerangka demikian, Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi
Lampung menyusun rencana strategis, sebagai dokumen perencanaan agar
mampu berkiprah secara maksimal dalam sumbangsihnya membina,
mengembangkan kewenangan daerah dalam upaya menciptakan pelayanan prima
kepada masyarakat dan memperkuat pelaksanaan Otonomi Daerah.
1.2 Gambaran Singkat Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung
Kelembagaan Biro Hukum dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Lampung Nomor 15 Tahun 2000 dibawah koordinasi Assisten Bidang
Pemerintahan dengan didukung oleh Kepala Biro setingkat Esselon II b dan
didukung 4 (empat) unit Esselon III a dan 10 (sepuluh) unit Esselon IV a dengan
personil 20 (dua puluh) orang.
Biro Hukum mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi
perumusan peraturan perundang-undangan, telaahan dan dokumentasi hukum,
bantuan hukum serta Hak Azasi Manusia (HAM).
Biro Hukum menempati kantor di Sekretariat Daerah Provinsi Lampung
dengan alamat Jalan Wolter Monginsidi Nomor 69 Telukbetung Bandar
Lampung, Telephone (0721) 470410.
3
1.3 Dasar
Dasar penyusunan Rencana Strategis Biro Hukum Sekretariat Daerah
Provinsi Lampung adalah sebagai berikut:
a. Landasan Idiil adalah Pancasila;
b. Landasan Konstitusional adalah Undang-Undang dasar 1945;
c. Landasan Operasional adalah TAP MPR-RI Nomor IV/1999 tentang Garis-
Garis Besar Haluan Negara;
d. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan
Nasional;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000;
f. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Daerah Provinsi Lampung dan Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi Lampung;
g. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2001 tentang Rencana Strategis Provinsi
Lampung Tahun 2001 – 2005.
4
BAB II
POTENSI DAN KONDISI
BIRO HUKUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI LAMPUNG
2.1 Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tugas Pokok
Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung mempunyai tugas
pokok menyiapkan bahan koordinasi perumusan peraturan perundang-
undangan, telaahan dan dokumentasi hukum, bantuan hukum, serta Hak
Azasi Manusia (HAM).
2. Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dimaksud, Biro Hukum
Sekretariat Daerah Provinsi Lampung mempunyai fungsi:
a. Penyiapan bahan koordinasi perumusan Peraturan Daerah dan Keputusan
Gubernur;
b. Penelaahan dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan;
c. Penyiapan bahan pertimbangan dan bantuan hukum kepada semua unsur
Pemerintah Daerah Provinsi Lampung;
d. Pendokumentasian dan publikasi Produk Hukum;
e. Penyusunan rencana pemasyarakatan Hak Azasi Manusia dan memantau
pelaksanaan Program Aksi Nasional Hak Azasi Manusia (HAM).
2.2 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2000, Susunan
Organisasi Biro Hukum adalah sebagai berikut:
a. Kepala Biro
b. Kepala Bagian Peraturan Perundang-undangan
c. Kepala Bagian Dokumentasi Hukum
d. Kepala Bagian Bantuan Hukum
e. Kepala Bagian Hak Azasi Manusia
2.3 Potensi dan Kondisi Sumber Daya Manusia
Kondisi sumber daya manusia pada Biro Hukum terdiri dari 35 (tiga
puluh lima) orang dengan rincian 1 (satu) orang Esselon II, 4 (empat) orang
Esselon III, 10 (sepuluh) orang Esselon IV dan 14 (empat belas) orang Non
Struktural Umum serta 6 (enam) orang honorer.
5
Komposisi tersebut diharapkan mampu mengemban pelaksanaan tugas, visi,
misi, sasaran dan tujuan Biro Hukum dalam mengelola pelayanan administrasi di
bidang hukum, sekaligus dalam upaya mewujudkan Otonomi Daerah di Provinsi
Lampung.
Sedangkan komposisi dengan klasifikasi Pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Sarjana (S1) : 23 orang
b. Diploma (D3) : 1 orang
c. SLTA : 7 orang
d. SLTP : 2 orang
e. SD : 2 orang
J u m l a h 35 orang
Perincian menurut pangkat golongan:
a. Golongan IV : 3 orang
b. Golongan III : 16 orang
c. Golongan II : 9 orang
d. Golongan I : 1 orang
J u m l a h 29 orang
2.4 Potensi dan Kondisi Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pada Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi
Lampung menempati Gedung Sekretariat Daerah Provinsi Lampung Lantai 4
(empat) bersama dengan Biro Bina Penyusunan Program (Bippram).
Pada saat ini masih perlu penambahan sarana guna mendukung tugas opersional.
2.5 Potensi dan Kondisi Perangkat Pendukung
Potensi dan kondisi perangkat pendukung:
a. Meja Kerja : 24 buah
b. Kursi : 19 buah
c. Filing Kabinet : 5 buah
d. Lemari Arsip : 5 buah
e. Lemari Arsip Kaca : 2 buah
f. AC Split : 6 buah
g. Mesin Tik Elektrik : 2 buah
h. Komputer : 3 buah
i. Printer Besar : 2 buah
j. Televisi : 3 buah
k. Kursi/Meja Tamu : 2 set
6
2.6 Kondisi dan Potensi Kendaraan Dinas
Kendaraan dinas yang dimiliki Biro Hukum terdiri dari:
a. Kendaraan roda 4 (mobil) : 1 Unit
b. Kendaraan roda 2 (sepeda motor) : 3 Unit
2.7 Kondisi dan Potensi Sumber Dana
Anggaran Biro Hukum bersumber dari dana APBD, untuk tahun 2001
alokasi dana dimaksud adalah sebagai berikut:
No Jenis Dana Sumber Jumlah (Rp)
1.
2.
Dana Rutin
1) Inventarisasi Perda, evaluasi dan
monitoring pelaksanaan Perda Provinsi
Lampung.
2) Kegiatan Tim Peneliti Hukum Daerah dan
bantuan hukum Pemerintah Provinsi
Lampung.
3) Pembinaan Hukum dan Perundang-
undangan Daerah dalam rangka
harmonisasi pada Tingkat I dan Tingkat II.
Dana Proyek
1) Penegakan Supremasi Hukum.
2) Kursus PPNS.
3) Penyusunan dan penerbitan produk hukum
dan Bimbingan Teknis Perundang-
undangan serta SJDI.
APBD
APBD
APBD
DAU
DBHM
DAU
47.000.000,-
50.000.000,-
25.000.000,-
455.861.000,-
50.000.000,-
110.000.000,-
7
BAB III
ARAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
3.1 Arah Kebijakan Pembangunan Nasional
1) Visi Pembangunan Nasional 1999-2004
Berdasarkan Program Pembangunan Nasional 1999-2004, visi
Pembangunan Nasional yang tertuang di dalam GBHN 1999-2004 adalah
"Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan,
berdaya guna, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat,
mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air,
berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin".
2) Misi Pembangunan Nasional Bidang Hukum
Untuk mewujudkan visi bangsa Indonesia dimasa depan, GBHN
Tahun 1999-2004 menetapkan salah satu visi bidang hukum adalah
terwujudnya Sistem Hukum Nasional yang menjamin tegaknya Supremasi
Hukum dan Hak Azasi Manusia berlandaskan keadilan dan kebenaran.
3) Arah Kebijakan Nasional Bidang Hukum
Mengacu kepada TAP MPR-RI Nomor IV Tahun 1999 tentang
GBHN Tahun 1999-2004 yang memuat arah kebijakan pembangunan sebagai
berikut:
a. Menata sistem Hukum Nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan
mengakui dan menghormati Hukum Agama dan Hukum Adat.
b. Memperbaharui perundang-undangan warisan kolonial dan Hukum
Nasional yang diskriminatif melalui program legislasi.
c. Melakukan ratifikasi konvensi internasional terutama yang berkaitan
dengan hak azasi manusia.
d. Mengembangkan peraturan perundang-undangan yang mendukung
kegiatan perekonomian dalam menghadapi era perdagangan bebas.
e. Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian
hukum, keadilan dan kebenaran, supremasi hukum.
f. Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri, bebas dari pengaruh
penguasa dan pihak manapun.
g. Menyelenggarakan proses peradilan cepat, mudah, murah dan terbuka
serta bebas KKN.
h. Menyelesaikan berbagai proses Peradilan terhadap pelanggaran hukum
dan HAM yang belum ditangani.
i. Pengembangan budaya hukum di semua lapisan masyarakat.
j. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran serta meningkatkan
perlindungan, penghormatan dan penegakan HAM dalam seluruh aspek
kehidupan.
8
3.2 Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Arah kebijakan pembangunan hukum adalah mendukung penegakan
hukum secara konsisten baik kepada masyarakat, aparatur pemerintah dan
penegakan hukum, sehingga lebih menjamin kepastian hukum, keadilan dan
kebenaran, supremasi hukum dan menghargai hak azasi manusia, dengan
melakukan upaya pengembangan budaya hukum di semua lapisan masyarakat,
sehingga tercipta kesadaran dan kepatuhan/disiplin hukum, serta dengan
mewujudkan pemerintahan yang bersih dan demokratis (good governance).
3.3 Arah Kebijakan Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung
Dalam upaya menjabarkan arah kebijakan Pembangunan Daerah
Provinsi Lampung, Biro Hukum menempuh kebijakan sebagai berikut:
1) Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di Lingkungan Biro Hukum.
a. Peningkatan profesionalisme aparatur untuk meningkatkan kinerja dan
pelayanan kepada masyarakat.
b. Peningkatan kemampuan aparatur dalam pelaksanaan tugas.
c. Mewujudkan koordinasi yang baik, lintas sektor maupun intern unit kerja.
d. Meningkatkan produktivitas kerja dengan memanfaatkan sumber daya
secara efektif dan efisien.
e. Mewujudkan situasi kerja yang kondusif untuk menunjang pencapaian
tujuan organisasi.
2) Peningkatan Kelembagaan Biro Hukum.
a. Peningkatan pelayanan prima kepada aparatur di lingkungan Pemerintah
Daerah Provinsi Lampung.
b. Penyediaan personil Biro Hukum yang terampil dan profesional.
c. Penyediaan sarana, prasarana dan fasilitas kerja yang memadai.
d. Mengupayakan penyediaan anggaran untuk mendukung operasional yang
memadai.
e. Mewujudkan koordinasi yang baik antar bagian.
3) Peningkatan Kesadaran Hukum kepada Masyarakat/Wajib Retribusi.
a. Pelaksanaan Penyuluhan Hukum Terpadu kepada warga.
b. Pelaksanaan Sosialisasi Bersama Dinas/Instansi terkait terhadap Peraturan
Daerah Pajak dan Retribusi.
c. Penyebarluasan Informasi Hukum dan Perundang-undangan.
4) Peningkatan Penyebarluasan Sistem Jaringan Dokumentasi Hukum.
a. Penyediaan dokumentasi hukum yang lengkap dan akurat.
b. Pemantapan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum secara
on line.
c. Pelaksanaan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum secara
berkesinambungan.
5) Peningkatan Kesiapan Pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-
undang Nomor 22 Tahun 1999.
a. Penyiapan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi
Daerah.
b. Pelaksanaan Evaluasi terhadap Perda yang tidak sesuai dengan jiwa dan
semangat Otonomi Daerah.
9
c. Penyediaan data Potensi Daerah yang dapat dijadikan sumber Pendapatan
Asli Daerah.
d. Penataan dan penyiapan Struktur Kelembagaan Daerah yang efektif dan
efisien.
6) Peningkatan Pemasyarakatan Hak Azasi Manusia.
a. Perencanaan program Hak Azasi Manusia di Provinsi Lampung.
b. Pelaksanaan Pemantauan Hak Azasi Manusia.
7) Peningkatan Penegakan Hukum.
a. Penyediaan aparat penegak hukum
b. Peningkatan kualitas aparat penegak hukum
c. Penyediaan sarana dan prasarana.
d. Pelaksanaan operasi penegakan hukum di Kabupaten/Kota.
10
BAB IV
PERENCANAAN STRATEGIS
4.1 V i s i
Visi Provinsi Lampung dalam jangka menengah (Tahun 2001– 2010)
seperti tersebut dalam Renstra Provinsi Lampung Tahun 2001– 2005 adalah
“Terwujudnya masyarakat yang beriman dan bertaqwa, sejahtera,
berkeadilan, berketahanan, berdaya saing dan berbudaya dalam wadah Sang
(Sai) Bumi Ruwa Jurai”.
Guna ikut serta mewujudkan visi Provinsi Lampung tersebut, Biro
Hukum mencanangkan visi Tahun 2001– 2005, sebagai berikut:
“Terwujudnya aparatur penegak hukum yang profesional dalam mewujudkan
supremasi hukum di Provinsi Lampung”.
4.2 M i s i
Berdasarkan visi tersebut, disusun misi Renstra Tahun 2001–2005
adalah sebagai berikut:
1) Misi Provinsi Lampung di bidang Hukum
2) Misi Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung (Tahun 2001-2005)
Misi yang diemban oleh Biro Hukum untuk mewujudkan misi Provinsi
adalah:
(1) Mendukung penegakan supremasi hukum yang berkeadilan dan
berkehidupan berdemokrasi serta peningkatan dan ketertiban
masyarakat.
(2) Mempersiapkan perangkat hukum dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan Daerah dan pelayanan kepada masyarakat
melalui penyusunan dan pembentukan Produk-produk hukum Daerah.
(3) Melakukan sosialisasi atas setiap peraturan Perundang-undangan dan
Peraturan Daerah dengan Instansi terkait.
(4) Melakukan pembinaan terhadap Peraturan Daerah-Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota agar tidak bertentangan dengan peraturan perundang
yang lebih tinggi.
(5) Memberikan bantuan dan perlindungan hukum pemerintah atas segala
gugatan dalam beracara di PTUN serta mengupayakan penyelesaian
sengketa hukum khususnya melalui upaya mediasi/musyawarah
kekeluargaan.
(6) Membina dan memberikan pelayanan informasi dan dokumentasi
hukum bagi aparatur pemerintah dan masyarakat melalui SJDI Hukum.
11
(7) Melaksanakan pembinaan dan penyidikan terhadap pelanggaran atas
ketentuan Peraturan Daerah oleh PPNS.
(8) Memberdayakan seluruh perangkat penegakan hukum baik sumber daya
manusia maupun peraturannya.
(9) Melakukan pemantauan dan pemasyarakatan Hak Asasi Manusia.
(10) Melakukan koordinasi dan sinkronisasi terhadap pelaksanaan hukum.
4.3 T u j u a n
1) Tujuan Renstra Provinsi Lampung (Tahun 2001– 2005)
Tujuan yang termuat dalam Renstra Provinsi Lampung adalah “mendukung
pembangunan hukum, politik dan memelihara ketenteraman dan
ketertiban masyarakat”.
2) Tujuan Renstra Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung
Dalam upaya mewujudkan tujuan Renstra Provinsi Lampung bidang hukum,
maka tujuan Renstra Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung
adalah:
(1) Terdukungnya penegakan supremasi hukum yang berkeadilan dan
kehidupan berdemokrasi serta terpeliharanya ketenteraman dan ketertiban
masyarakat.
(2) Terwujudnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah dan tertibnya
penyelenggaraan Pemerintahan Umum yang pengaturannya ditetapkan
dengan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.
(3) Terwujudnya peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
(4) Terwujudnya keterpaduan/sinkronisasi Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
yang tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.
(5) Terwujudnya supremasi hukum dalam semua kehidupan berbangsa dan
bernegara.
(6) Terciptanya prosedur penerbitan Keputusan/Kebijakan.
4.4 S a s a r a n
1) Sasaran renstra Provinsi Lampung di bidang hukum adalah “Terdukungnya
penegakan supremasi hukum yang berkeadilan dan kehidupan demokrasi,
serta terpeliharanya ketenteraman dan ketertiban masyarakat”.
2) Sasaran Renstra Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung
(1) Terdukungnya penegakan supremasi hukum yang berkeadilan dan
kehidupan demokrasi, serta terpeliharanya ketenteraman dan ketertiban
masyarakat.
(2) Tersusun dan terbitnya 20 (dua puluh) Produk Hukum Daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan umum, peningkatan Pendapatan
Asli Daerah dalam pelaksanaan Otonomi Daerah.
12
(3) Terlaksanannya Sosialisasi Peraturan Daerah kepada wajib Retribusi.
(4) Selaras dan terpadunya Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(5) Terciptanya kepastian hukum yang berkeadilan dan obyektif.
(6) Terwujudnya pelayanan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi
Hukum kepada masyarakat/aparatur yang membutuhkan peraturan.
(7) Terwujudnya dan tegaknya hukum di semua bidang kehidupan.
13
BAB V
ANALISA LINGKUNGAN STRATEGIS
Analisa lingkungan strategis merupakan analisa yang dilakukan secara
objektif dan komprehensif dengan mengacu pada data yang akurat, baik dari
lingkungan internal maupun eksternal. Analisa lingkungan strategis merupakan salah
satu upaya untuk merumuskan strategi pembangunan dalam hal ini pembangunan
hukum dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan visi dan misi yang
telah ditetapkan.
Analisa lingkungan strategis dimaksud dengan menggunakan model
pendekatan analisa surat, yang mengkaji lingkungan internal (Kekuatan dan
Kelemahan) Biro hukum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung dan analisa
lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi Biro Hukum.
Melalui kajian tersebut, diharapkan Biro Hukum dapat menempatkan dirinya pada
posisi strategis dalam pelaksanaan Pemerintahan dan Pembangunan serta pelayanan
Masyarakat, sekaligus dapat mengantisipasi dengan cepat berbagai perubahan yang
terjadi saat ini maupun dimasa depan.
5.1 Analisa Lingkungan Internal (kekuatan dan Kelemahan)
Biro hukum pada kenyataannya memiliki kekuatan yang dapat
diberdayakan agar dapat menciptakan peningkatan kualitas pelayanan dan
sekaligus memiliki kelemahan yang dapat menjadi penghambat pelaksanaan
program strategis Biro Hukum yang telah ditetapkan. Dengan mengalami
kekuatan dan kelemahan tersebut, diharapkan seluruh jajaran Biro Hukum
Sekretariat Daerah Provinsi Lampung dapat mengantisipasi berbagai
tantangan/ancaman dan menyusun kekuatan untuk memanfatkan peluang secara
optimal.
5.1.1 Kekuatan
(1) Sumber Daya Manusia
Biro Hukum berdasarkan Perda Nomor 15 Tahun 2000 adalah Lembaga
Eselon II, dengan kekuatan 4 (empat) Eselon III, dan 10 (sepuluh) Eselon
IV dengan jumlah personil 24 (dua puluh empat) orang, serta tenaga honor
6 (enam) orang.
Kualifikasi pendidikan personil Biro Hukum adalah terdiri atas S1
(23 orang), D3 (1 orang), SLTA (7 orang), SLTP (2 orang), SD (2 orang).
Berdasarkan golongan personil Biro Hukum terdiri atas Golongan IV
(3 orang), Golongan III (16 orang), Golongan II (9 orang), dan
Golongan I (1 orang).
14
Dengan memberdayakan kekuatan sember daya manusia diharapkan Biro
Hukum dapat memberdayakan dan memberikan pelayan prima urusan
bidang hukum dan dapat melaksanakan kewenangannya sekaligus dapat
melaksanakan Otonomi Daerah di bidang Hukum dan Perundang-
undangan.
(2) Sarana dan prasarana dengan penambahan ruang eks Biro Otonomi Daerah
untuk pusat kegiatan Operasional Biro Hukum, merupakan kemudahan
untuk mengendalikan sarana kegiatan pelayanan, urusan di bidang Hukum
secara lebih terpadu, akurat, cepat dan tuntas.
(3) Adanya bahan komunikasi Hukum yang lengkap dan akurat telah
tersedianya bahan dokumentasi yang lengkap dan akurat dalam rangka
untuk pengolahan produk Hukum Daerah dengan pengembangan sistem
Jaringan Dokumentasi Hukum, untuk dapat memberikan dukungan dalam
rangka perencanaan dan peningkatan pelayanan kepada aparatur.
5.1.2 Kelemahan
(1) Sumber Daya Manusia
Kondisi Sumber daya Manusia pada Biro Hukum kekurangan Golongan I
dan II sebagai tenaga operasional pelayan administrasi, selain itu tenaga
fungsional yang belum terealisasi sebagai upaya mewujudkan peranan
lembaga ramping struktur kaya fungsi. Untuk itu perlu pembinaan tenaga
fungsional di lingkungan Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi
Lampung
(2) Perangkat Pendukung
Kondisi perangkat pendukung masih ada keterbatasan diantaranya meja
kursi staf, mesin tik manual, komputer, dan lemari arsip serta ruang rapat
perlu perbaikan dan penambahan sebagai sarana penunjang untuk
kelancaran tugas operasional.
(3) Kendaraan Dinas
Kendaraan Dinas terutama kendaraan roda empat untuk operasional belum
ada dan untuk kendaraan roda dua masih kurang, mengingat tiap unit kerja
Eselon III paling tidak ada 1 (satu) kendaraan roda dua, guna mendukung
tugas operasional yang ada.
5.2 Analisa Eksternal (Peluang dan Ancaman)
5.2.1 Peluang
1) Sumber Daya Manusia
Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung dengan kondisi S1
(13 orang), D3 (1 orang), SLTA (7 orang), SLTP (2 orang) dan SD
(2 orang) memiliki peluang untuk mengikuti peningkatan pendidikan
formal, Diklat Struktural maupun Fungsional.
15
Pengembangan Pegawai untuk dapat meningkatkan kinerja sehingga dapat
menghasilkan produk Hukum Daerah yang sesuai dengan tuntutan
Reformasi dan era globalisasi.
2). Sarana dan prasaran
Keterbatasan sarana dan prasarana Biro Hukum menjadi peluang pihak luar
untuk memfasilitasi Biro Hukum dengan menyempurnakan prasarana dan
sarana yang memadai, mengingat sarana dan prasarana memerlukan
bantuan pihak terkait untuk melengkapinya.
3). Perangkat Pendukung
Keterbatasan perangkat pendukung Biro Hukum juga menjadi peluang
pihak eksternal dan dalam hal ini Pemerintah Pusat untuk menambah
perangkat pendukung yang memadai guna memperlancar pelaksanaan
program dan kegiatan operasional terutama penggunaan sistem on line
dalam rangka informasi SJDI Hukum yang mau tidak mau menuntut
on line dalam penyajian dan penyampaian informasi hukum secara cepat
dan akurat, baik dari Kabupaten/Kota ke Provinsi dan dari Provinsi ke
Tingkat Pusat maupun sebaliknya.
(4) Kendaraan Dinas
Keterbatasan kendaraan dinas belum seimbang atas tantangan berbagai
peluang pekerjaan yang ada, baik terhadap pembinaan di Dinas/Instansi
Pemerintah Provinsi Lampung, maupun pembinaan ke bagian Hukum
Kabupaten/Kota.
Keterbatasan kendaraan dinas merupakan peluang bagi pihak terkait untuk
pengadaan kendaraan dinas tersebut, guna menambah kendaraan
operasional baik roda empat maupun roda dua.
5.2.2. Ancaman
1) Sumber Daya Manusia
Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia yang perduli terhadap
teknologi informasi masih terbatas (satu orang yang menguasai internet)
kurangnya PNS yang mampu menyelesaikan suatu sengketa Hukum dan
beracara di Pengadilan Negeri maupun PTUN (4 orang) serta terbatasnya
aparatur yang menguasi teknis penyusunan peraturan perundang-
undangan/Produk Hukum Daerah.
2) Sarana dan Prasarana
Guna dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta kewenangannya,
keterbatasan sarana dan prasarana berpengaruah terhadap peningkatan
kualitas pelayanan prima. Ancaman yang menjadi kendala karena
kurangnya fasilitas dapat di hindari dengan penyediaan sarana yang
dibutuhkan melalui bantuan-bantuan anggaran tambahan maupun sumber
lain dari APBD Provinsi Lampung.
3) Perangkat Pendukung
Keterbatasan perangkat pendukung, termasuk sarana kerja dalam hal ini
meja kursi, alat kerja, komputer, dan perangkat Sistem Jaringan
Dokumentasi Hukum yang ideal sampai dengan on line pada
16
Dinas/Instansi maupun Biro Hukum, apabila tidak ditingkatkan kearah
memadai akan menjadi kendala dalam akurasi pelayanan dokumentasi
hukum dalam rangka menunjang pelaksanaan Otonomi Daerah Bidang
Hukum.
4) Kendaraan Dinas
Guna menjangkau sasaran garapan Biro Hukum dalam pembinaan dan
Pengawasan bidang Hukum pada jajaran Pemerintahan Provinsi maupun
Pemerintah Kabupaten/Kota, keterbatasan kendaraan dinas operasional
baik roda 4 maupun roda 2 dapat menjadi kendala yang dapat memberikan
kelancaran pelayanan administrasi di bidang Hukum guna mencegah
kendala menjadi ancaman yang menghambat pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi, perlu optimalisasi penggunaan dan pemeliharaan kendaraan dinas
yang ada dan perlu diupayakan perubahan kearah yang memadai.
17
BAB VI
ISU STRATEGIS DAN PROGRAM PRIORITAS
6.1. Isu Strategis Bidang Hukum, Politik, Ketenteraman dan Ketertiban
1) Pemerintah Provinsi
Berdasarkan Renstra Provinsi Lampung, isu strategis yang dirumuskan, pada
bidang Hukum, Politik, Ketenteraman dan Ketertiban adalah :
(1) Supremasi Hukum yang berkeadilan menjadi isu penting yang menjadi
sebab berbagai kerusuhan dan ketidakpastian kehidupan Ekonomi, Politik
dan Sosial.
(2) Peraturan masih dipergunakan oleh sementara orang untuk kepentingan
tertentu dan bersifat sementara serta merugikan masyarakat luas.
Penegak Hukum hampir tidak dipercayai dan masyarakat merasa
berkewajiban untuk menegakkan hukum menurut versinya sendiri.
Kondisi ini harus diatasi, supremasi hukum yang berkeadilan harus
ditegakkan dan aparatur penegak hukum harus makin kuat, adil dan
amanah dalam penegakan hukum.
(3) Isu lanjut dari rendahnya Supremasi Hukum adalah rendahnya rasa dan
suasana ketenteraman di Daerah.
(4) Isu disintegrasi Bangsa dan konflik antar etnik serta agama.
(5) Rasa aman seolah-olah hilang dan kekuatan seolah-olah panglima. Rasa
aman dan tenteram yang tak terjamin akan menyebabkan masyarakat
enggan dan tidak betah untuk hidup dan berusaha di daerah ini, termasuk
masyarakat daerah ini akan merasa tidak nyaman untuk tinggal di
Daerahnya. Eksodus mungkin saja akan terjadi baik dalam skala cukup
besar maupun kecil.
(6) Keterlibatan Pemerintah Daerah dalam menciptakan suasana
ketenteraman dan ketertiban tersebut perlu ditingkatkan melalui
kerjasama dengan aparatur penegak hukum, pembangunan sumber daya
manusia yang menghargai dan taat pada hukum yang berkeadilan, dengan
dukungan pemerintahan yang baik dan bersih, aparatur yang amanah dan
penegak hukum yang menjunjung Supremasi Hukum dan berkeadilan.
(7) Kepatuhan terhadap hukum relatif rendah, penegakan hukum belum
konsisten, gangguan keamanan, ketertiban dan ketenteraman masyarakat
(kriminalitas dan pertentangan antar agama dan etnis masih sering terjadi,
penegak hukum sering tidak tegas atau sebaliknya masih represif).
2) Isu Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung.
Pasca pemberlakuan Otonomi Daerah bidang Hukum sejak 1 Januari 2001,
maka isu strategis yang dihadapi Biro Hukum adalah:
18
(1) Pemberdayaan lembaga penegak hukum dan aparat penegak hukum untuk
lebih sigap, berkeadilan, dan tidak berpihak serta bebas KKN, sehingga
masyarakat akan patuh kepada hukum yang berlaku, dilandasi keadilan
dan ketidak berpihakan aparat penegak hukumnya.
(2) Mempersiapkan perangkat peraturan daerah yang mampu
mengembangkan otonomi daerah yang bertanggungjawab, diawali dari
aparatur pemerintah dan kemudian pada lembaga sosial dan politik
masyarakat serta kepada seluruh masyarakat.
(3) Mengembangkan perangkat penegakan hak azasi manusia di daerah sesuai
dengan ketentuan yang universal dan tidak bertentangan dengan kaidah
agama yang dianut.
(4) Pemutakhiran data dalam rangka penyebarluasan produk hukum di Daerah
melalui SJDI Hukum secara on line.
(5) Pembinaan disiplin dan profesionalisme aparatur untuk meningkatkan
kualitas pelayanan prima.
6.2. Program Prioritas.
1) Program Prioritas Pemerintah Daerah Provinsi Lampung
Program prioritas pembangunan bidang Hukum, Politik, Ketenteraman dan
Ketertiban adalah:
(1) Dukungan bagi penegakan hukum yang berkeadilan.
(2) Dukungan dan pengembangan kehidupan demokrasi.
(3) Pembinaan ketenteraman dan ketertiban.
(4) Dukungan peningkatan kesadaran hukum.
2) Program Prioritas Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung
Untuk melaksanakan program prioritas maka disusun program Biro Hukum
secara bertahap yaitu:
a) Tahun 2001
(1) Pemantapan kelembagaan Biro Hukum meliputi:
- Struktur Organisasi
- Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
- Menyusun Renstra
- Pemantapan Personil Biro Hukum
(2) Penataan Pegawai Staf Biro Hukum
(3) Pengisian Jabatan Struktural
(4) Penyempurnaan Peraturan Daerah yang bertentangan dengan
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-undang Nomor
25 Tahun 1999.
(5) Penyempurnaan Dokumentasi Hukum
19
(6) Peningkatan Kemampuan Pegawai melalui Diklat Struktural dan
Fungsional.
(7) Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum kepada aparatur pemerintah.
(8) Melaksanakan kerja sama Jaringan Dokumentasi Hukum dengan
Kabupaten/Kota.
(9) Penyebarluasan Informasi Hukum dan pelayanan Informasi Hukum
kepada aparatur dan masyarakat.
(10) Pengadaan sarana dan prasarana pendukung dalam pengelolaan
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum.
(11) Menginventarisasi Peraturan Daerah yang tidak sejalan dengan
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999.
(12) Sosialisasi Peraturan Daerah.
(13) Bimbingan Teknis Perundang-undangan.
(14) Mengadakan harmonisasi Perda Kabupaten/Kota dengan Perda
Provinsi.
(15) Mengadakan penyuluhan dan pemasyarakatan Hukum.
(16) Memberikan bantuan dan perlindungan Hukum kepada unsur
Pemerintah Daerah.
(17) Memberikan telaahan dan beracara di Persidangan.
(18) Menyelenggarakan Kursus Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).
(19) Melakukan pembinaan dan penegakan hukum Peraturan dan
Perundang-undangan Daerah.
(20) Melakukan inventarisasi terhadap PPNS di daerah.
(21) Melakukan penyelesaian sengketa baik di dalam maupun di luar
Pengadilan.
(22) Menyusun rencana dan program pelaksanaan Hak Azasi Manusia.
(23) Mengadakan pemantauan pelaksanaan Hak Azasi Manusia.
b) Tahun 2002
(1) Melanjutkan penyempurnaan Peraturan Daerah yang tidak sejalan
dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999.
(2) Melanjutkan penyusunan Peraturan Daerah dan Peraturan
Pelaksananya.
(3) Melanjutkan pengumpulan bahan dokumentasi hukum, publikasi dan
penyebarluasan produk hukum.
(4) Melanjutkan pembinaan peningkatan pegawai melalui diklat
fungsional dan struktural.
(5) Melanjutkan Bimbingan Teknis Sistem Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum kepada aparat.
(6) Melanjutkan pengadaan sarana dan prasarana pendukung dalam
pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
(7) Melanjutkan penyuluhan dan pemasyarakatan Hukum kepada
masyarakat.
(8) Melanjutkan Sosialisasi Peraturan Daerah.
20
(9) Melanjutkan Bimbingan Teknis Perundang-undangan.
(10) Melanjutkan harmonisasi Perda Kabupaten/Kota dengan Perda
Provinsi
(11) Melanjutkan bantuan dan perlindungan Hukum kepada unsur
Pemerintah Daerah.
(12) Melanjutkan Kursus Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).
(13) Melanjutkan pembinaan dan penegakan hukum Peraturan dan
Perundang-undangan Daerah.
(14) Melanjutkan penyelesaian sengketa baik di dalam maupun di luar
Pengadilan.
(15) Melanjutkan pemantauan pelaksanaan Hak Azasi Manusia.
c) Tahun 2003
(1) Meningkatkan pelaksanaan pembuatan Peraturan Daerah yang sejalan
dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999.
(2) Meningkatkan penyusunan Peraturan Daerah dan Peraturan
Pelaksananya.
(3) Meningkatkan pengumpulan bahan dokumentasi hukum, publikasi
dan penyebarluasan produk hukum.
(4) Meningkatkan pembinaan peningkatan pegawai melalui diklat
fungsional dan struktural.
(5) Meningkatkan pelatihan Bimbingan Teknis Sistem Jaringan
Dokumentasi dan Informasi Hukum kepada pengelola.
(6) Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana pendukung dalam
rangka pengelolaan SJDI Hukum.
(7) Meningkatkan pelaksanaan penyuluhan dan pemasyarakatan Hukum
kepada masyarakat.
(8) Meningkatkan Sosialisasi terhadap Peraturan Daerah.
(9) Meningkatkan pelatihan Bimbingan Teknis Penyusunan Peraturan
Perundang-undangan.
(10) Meningkatkan harmonisasi Perda Kabupaten/Kota dengan Perda
Provinsi.
(11) Meningkatkan bantuan dan perlindungan Hukum kepada unsur
Pemerintah Daerah.
(12) Meningkatkan telaahan terhadap sengketa dan beracara di
Persidangan.
(13) Meningkatkan Kursus Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).
(14) Meningkatkan pembinaan dan penegakan hukum Peraturan dan
Perundang-undangan Daerah.
(15) Meningkatkan peran PPNS.
(16) Meningkatkan pemantauan pelaksanaan Hak Azasi Manusia.
(17) Meningkatkan pemasyarakatan Hak Azasi Manusia.
21
d) Tahun 2004
(1) Meningkatkan penyusunan Peraturan Daerah yang sejalan dengan
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999.
(2) Meningkatkan penyusunan Peraturan Daerah dan Peraturan
Pelaksananya.
(3) Meningkatkan pengumpulan bahan dokumentasi hukum, publikasi
dan penyebarluasan produk hukum.
(4) Meningkatkan pembinaan peningkatan pegawai melalui diklat
fungsional dan struktural.
(5) Meningkatkan pelatihan Bimbingan Teknis Sistem Jaringan
Dokumentasi dan Informasi Hukum kepada pengelola.
(6) Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana pendukung dalam
rangka pengelolaan SJDI Hukum.
(7) Meningkatkan pelaksanaan penyuluhan dan pemasyarakatan Hukum
kepada masyarakat.
(8) Meningkatkan Sosialisasi terhadap Peraturan Daerah.
(9) Meningkatkan pelatihan Bimbingan Teknis Penyusunan Peraturan
Perundang-undangan.
(10) Meningkatkan harmonisasi Perda Kabupaten/Kota dengan Perda
Provinsi.
(11) Meningkatkan bantuan dan perlindungan Hukum kepada unsur
Pemerintah Daerah.
(12) Meningkatkan telaahan terhadap sengketa dan beracara di
Persidangan.
(13) Meningkatkan Kursus Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).
(14) Meningkatkan pembinaan dan penegakan hukum Peraturan dan
Perundang-undangan Daerah.
(15) Meningkatkan peran PPNS.
(16) Meningkatkan pemantauan pelaksanaan Hak Azasi Manusia.
(17) Meningkatkan pemasyarakatan Hak Azasi Manusia.
e) Tahun 2005
(1) Meningkatkan penyusunan Peraturan Daerah yang sejalan dengan
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999.
(2) Meningkatkan penyusunan Peraturan Daerah dan Peraturan
Pelaksananya.
(3) Meningkatkan pengumpulan bahan dokumentasi hukum, publikasi
dan penyebarluasan produk hukum.
(4) Meningkatkan pembinaan peningkatan pegawai melalui diklat
fungsional dan struktural.
(5) Meningkatkan pelatihan Bimbingan Teknis Sistem Jaringan
Dokumentasi dan Informasi Hukum kepada pengelola.
(6) Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana pendukung dalam
rangka pengelolaan SJDI Hukum.
22
(7) Meningkatkan pelaksanaan penyuluhan dan pemasyarakatan Hukum
kepada masyarakat.
(8) Meningkatkan Sosialisasi terhadap Peraturan Daerah.
(9) Meningkatkan pelatihan Bimbingan Teknis Penyusunan Peraturan
Perundang-undangan.
(10) Meningkatkan harmonisasi Perda Kabupaten/Kota dengan Perda
Provinsi.
(11) Meningkatkan bantuan dan perlindungan Hukum kepada unsur
Pemerintah Daerah.
(12) Meningkatkan telaahan terhadap sengketa dan beracara di
Persidangan.
(13) Meningkatkan Kursus Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).
(14) Meningkatkan pembinaan dan penegakan hukum Peraturan dan
Perundang-undangan Daerah.
(15) Meningkatkan peran PPNS.
(16) Meningkatkan pemantauan pelaksanaan Hak Azasi Manusia.
(17) Meningkatkan pemasyarakatan Hak Azasi Manusia.
23
BAB VI
MATRIKS PROGRAM STRATEGIS DAN KEGIATAN AKSI SERTA INDIKATOR KINERJA TAHUN 2001
NO M I S I TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM STRATEGIS KEGIATAN AKSI 2001 INDIKATOR KINERJA
1 2 3 4 5 6 7 8
8 Mendukung penegakan Supremasi Hukum yang berkeadilan dan kehidupan yang berdemokrasi serta peningkatan ketenteraman dan ketertiban masyarakat.
Mendukung pem-bangunan hukum, politik dan meme-lihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat.
Terdukungnya pe-negakan hukum yang berkeadilan dan ke-hidupan demokrasi, politik serta terpeli-haranya ketenteram-an dan ketertiban masyarakat.
8.1. Penegakan
Hukum
8.1.2 Program Pelatihan
Profesionalisme Aparat Penegak Hukum dan Penyidik.
8.1.3 Program Penataan Kelembagaan Hukum secara realistis dengan aspirasi masyarakat, kultur dan sistem tata nilai yang tumbuh di masyarakat.
8.1.4 Program Penegakan Supremasi Hukum
8.1.2.1 Kursus PPNS
8.1.3.1 Proyek Penyusunan dan Penerbitan Produk Hukum, Bimbingan Teknis Perundang-undang-an serta SJDI Hukum
8.1.4.1 Proyek Penegakan Supremasi Hukum terdiri dari: - Penyuluhan Hukum
Terpadu - Pembinaan Hukum
dan Penegakan Perda di Provinsi Lampung
- Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan HAM
- Pembinaan dan Penegakan Hukum Perda oleh PPNS)
2. Terciptanya Aparat Penegak
Hukum yang semakin profesional dan mewujudkan keadilan.
3. - Terciptanya Aparatur Perancang Hukum yang profesional
- Terciptanya Aparatur yang menangani SJDI Hukum yang profesional.
4. Terciptanya kesadaran hukum masyarakat dan kehidupan bernegara yang bermasyarakat.
24
PROGRAM AKSI/KEGIATAN RUTIN
NO UNIT KERJA/KEGIATAN INDIKATOR
1.
2.
3.
Bagian Peraturan Perundang-undangan
1) Kegiatan penyusunan rencana program
2) Kegiatan merumuskan Keputusan Gubernur,
Instruksi Gubernur.
3) Kegiatan pembahasan Raperda di DPRD.
4) Kegiatan merumuskan Raperda.
5) Kegiatan pengadaan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana kantor.
6) Kegiatan pengadaan dan distribusi ATK
7) Kegiatan Tata Usaha Kepegawaian.
8) Kegiatan Administrasi Keuangan
9) Kegiatan Laporan Biro Hukum
Bagian Dokumentasi Hukum
1) Kegiatan menyusun Peraturan/Dokumen-tasi
Hukum.
2) Kegiatan pengolahan produk Hukum Daerah.
3) Kegiatan menyebarkan produk Hukum Daerah.
4) Kegiatan Jaringan Dokumentasi dan Informasi
Hukum.
5) Kegiatan pemeliharaan produk hukum dan
pelayanan perpustakaan.
Bagian Bantuan Hukum
1) Kegiatan memberikan bantuan hukum kepada
unsur Pemerintah Daerah.
2) Kegiatan perlindungan hukum.
3) Kegiatan mewakili Pemerintah dalam persoalan
Hukum Perdata atau PTUN.
4) Kegiatan mendata PPNS di Daerah.
5) Kegiatan pembinaan dan operasi penegakan
hukum.
6) Kegiatan mengusulkan pengangkatan PPNS ke
Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kehakiman
dan HAM.
1) Tupoksi, Renstra, DIP/DIK 2001,
DUP/DUK 2002
2) Tersusunnya Keputusan Gubernur,
Instruksi Gubernur.
3) Terselenggaranya pembahasan Raperda
di DPRD.
4) Tersusunnya rumusan Raperda.
5) Tersedianya sarana dan prasarana
kantor yang memadai.
6) Tersedianya sarana ATK yang memadai
7) Terselenggaranya urusan tata usaha
kepegawaian.
8) Terselenggaranya administrasi
keuangan.
9) Tersusunnya Laporan Biro Hukum
(triwulan, semester dan tahunan).
1) Tersusunnya peraturan/dokumentasi
hukum.
2) Terlaksananya pengolahan produk
Hukum Daerah.
3) Terlaksananya penyebaran informasi
hukum/produk hukum.
4) Terlaksananya SJDI Hukum.
5) Terlaksananya pemeliharaan produk
hukum dan pelayanan perpustakaan.
1) Terlaksananya bantuan hukum.
2) Terlaksananya perlindungan hukum.
3) Terlaksananya tugas Bantuan Hukum
kepada Pemerintah.
4) Terlaksananya penyusunan data PPNS
di Daerah.
5) Terlaksananya pembinaan operasi
penegakan hukum oleh PPNS.
6) Terlaksananya pengangkatan PPNS
oleh Menteri Kehakiman dan HAM.
25
BIDANG/ SEKTOR/
SUB SEKTOR
STRATEGI KEBIJAKSANAAN NASIONAL
RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2001 (Tahun Pertama dari 5 Tahun)
V I S I M I S I TUJUAN + N SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
KEBIJAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bidang: Tata Pemerintahan Sektor: Hukum
TAP MPR-RI Nomor IV/ 1999 ttg GBHN Tahun 1999-2000 yang memuat arah kebijakan mengenai Penyelenggaraan Negara, memuat beberapa hal: a. Menata Sistem Hukum Nasional
yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan menghormati Hukum Agama dan Hukum Adat.
b. Memperbaharui Perundang-undangan warisan kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif melalui program legislasi.
c. Melakukan ratifikasi konvensi internasional terutama yang ber-kaitan dengan HAM.
d. Mengembangkan peraturan per-undang-undangan yang mendukung kegiatan pereko-nomian dalam menghadapi era Perdagangan Bebas.
e. Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan, dan kebenaran dan supremasi hukum.
Terwujudnya aparatur penegak hukum yang profesional dalam mewujudkan supremasi hukum di Provinsi Lampung
1. Mendukung pene-
gakan supremasi hukum yang berke-adilan & kehidupan berdemokrasi serta peningkatan keter-tiban masyarakat
2. Mempersiapkan pe-rangkat hukum dlm rangka Penyeleng-garaan Pemerintah-an, pembangunan, pelayanan kepada masyarakat melalui penyusunan dan pembentukan Pro-duk Hukum Daerah
3. Melakukan sosiali-sasi atas setiap Perda
4. Melakukan pembi-naan terhdp Perda Kabupaten/Kota
1. Terdukungnya pe-
negakkan supremasi hukum yang berke-adilan & kehidupan berdemokrasi serta terpeliharanya keten-teraman & ketertiban masyarakat.
2. Terwujudnya peningkat-an PAD dan tertibnya penyelenggaraan pe-merintahan umum yg pengaturannya ditetap-kan dalam Perda & Keputusan Kepala Daerah.
3. Terwujudnya peningkat-an kesadaran hukum masyarakat.
4. Terwujudnya sinkroni-sasi Perda Kab/ Kota dgn peraturan yang lebih tinggi
1. Terdukungnya pe-
negakkan supremasi hukum yang berke-adilan demokrasi & ketenteraman masyarakat.
2. Tersusunnya 20 Produk Hukum Daerah dalam rangka penyeleng-garaan pemerin-tahan umum, PAD dalam pelaksanaan Otonomi Daerah.
3. Terlaksananya
sosialisasi Perda.
4. Selaras dan terpadu-
nya Perda Kab/Kota.
1. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia di lingkungan Biro Hukum.
2. Peningkatan kelembagaan Biro Hukum.
3. Peningkatan
Kesadaran Hukum
4. Peningkatan penyebarluasan SJDI Hukum.
1) Peningkatan profesionalisme
aparat. 2) Peningkatan kemampuan
aparatur dalam pelaksanaan tugas.
3) Peningkatan koordinasi.
1) Peningkatan pelayanan prima 2) Peningkatan sarana dan
prasarana. 3) Peningkatan pembinaan
pegawai.
1) Pelaksanaan penyuluhan hukum terpadu.
2) Pelaksanaan sosialisasi ber-sama Dinas/Instansi terkait.
3) Penyebarluasan informasi hukum dan perundangan.
1) Penyediaan dokumentasi
hukum yang lengkap & akurat 2) Pemantapan SJDI Hukum
secara on line. 3) Pelaksanaan SJDI Hukum
secara berkesinambungan.
1) Kegiatan pembinaan PNS 2) Kegiatan pembinaan
administrasi dibidang Hukum
3) Kegiatan peningkatan kemampuan aparat.
1) Kegiatan penyusunan Rencana Program.
2) Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana.
1) Kegiatan harmonisasi hukum Kab/Kota dengan Provinsi
2) Kegiatan Pembuatan Buku/Buletin Perundang-undangan.
1) Kegiatan penyebarluasan
informasi hukum dan perundang-undangan
2) Proyek Bintek SJDI Hukum 3) Membuat katalogisasi dan
klasifikasi buku/peraturan. 4) Membuat abstrak Peraturan
Perundang-undangan.
P E R E N C A N A A N S T R A T E G I S Instansi : BIRO HUKUM Tahun : 2001
26
1 2 3 4 5 6 7 8 9
f. Mewujudkan lembaga per-adilan yang mandiri, bebas dari pengaruh penguasa; pihak manapun.
g. Menyelenggarakan peradilan cepat, mudah, murah, terbuka, bebas KKN.
h. Menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan HAM.
i. Pengembangan budaya hukum di semua lapisan masyarakat.
j. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran serta me-ningkatkan perlindungan, penghormatan dan penegak-kan HAM dalam seluruh aspek kehidupan.
5. Memberikan bantu-
an & perlindungan Hukum
6. Memberikan pela-yanan & informasi dokumentasi kpd. aparatur.
7. Melakukan pem-
binaan & penyidik-kan terhadap Pe-langgaran Perda oleh PPNS.
8. Memberdayakan perangkat penegak hukum baik SDM maupun peraturan-nya.
9. Melakukan peman-tauan & pemasya-rakatan HAM.
10) Melakukan koor-dinasi & sinkroni-sasi terhadap pe-laksanaan hukum
5. Terwujudnya supremasi
hukum dalam semua kehidupan berbangsa dan bernegara.
6. Terciptanya prosedur penerbitan Keputusan, Kebijakan
5. Terciptanya kepasti-
an hukum yang be-rkeadilan & obyektif.
6. Terwujudnya pela-
yanan SJDI Hukum kepada masyarakat/ masyarakat yg membutuhkan.
7. Terwujud & tegak-
nya hukum di semua bidang kehidupan.
5. Peningkatan kesiap-
an pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun 1999.
6. Peningkatan pe-
masyarakatan HAM 7. Peningkatan
Penegakan Hukum.
1) Penyediaan aparat Penegak
Hukum Peraturan Perundang-undangan Daerah.
2) Peningkatan kualitas aparat Penegak Hukum
3) Penyediaan Sarana dan
Prasarana. 4) Pelaksanaan operasi
penegakan Hukum di Daerah. 1) Perencanaan Program HAM. 2) Pelaksanaan Pemantauan
HAM 1) Penyiapan Raperda ttg. Pajak
dan Retribusi Daerah. 2) Pelaksanaan evaluasi
terhadap Perda yang tidak sesuai dengan jiwa & semangat otonomi.
3) Penyediaan Data Potensi Daerah yang dapat dijadikan sumber PAD.
4) Penataan dalam penyiapan struktur kelembagaan Daerah yang efektif dan efisien.
1) Penyusunan dan Penerbitan Perda.
2) Menyiapkan aparatur yang profesional di bidang hukum dan perundang-undangan.
3) Melaksanakan pembaharu-an hukum/legalisasi Daerah.
1) Kegiatan Perencanaan Program HAM.
2) Kegiatan Pemantauan pelaksanaan HAM.
1) Pembinaan terhdp PPNS. 2) Membantu dalam rangka
penyelesaian sengketa. 3) Kegiatan Proyek Kursus
Penyidik Pegawai Negeri Sipil .
4) Bimbingan Teknis PTUN. 5) Bintek Penyelesaian
Sengketa Hukum. 6) Bintek Manajemen Kontrol. 7) Melaksanakan penegakan
hukum Perda oleh PPNS