bab i osteoarthritis

9

Click here to load reader

Upload: dasrina-fela-martelia

Post on 04-Jul-2015

211 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Osteoarthritis

EFEK PENGGUNAAN SEPATU

TUMIT TINGGI TERHADAP

OSTEOARTHTRITIS

REVIEW

Oleh

DASRINA FELA MARTELIA

0807101050062

B-08

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2011

Page 2: Bab i Osteoarthritis

EFEK PENGGUNAAN SEPATU TUMIT TINGGI DENGAN KEJADIAN

OSTEOARTHRITIS

DASRINA F MARTELIA

ABSTRAK

Osteoarthritis adalaah kelainan seni yang sering terjadi.Penyakit ini ditandai dengan

adanya kerusakan pada kartilago articular. Faktor resiko dari osteoarthritis sendi lutut ini

diantaranya biomedikal dan biomekanikal.Biomekanikal meiputi obesitas terlalu lama

berjongkok atau berlutut dan abnormalitas dari biomekanikal. Penggunaan sepatu tumit

tinggi adalah salah satu bentuk dari abnormalitas biomekanikal dimana sepatu tumit tinggi

ini akan meningkatkan fleksi sendi lutut selama fase strike dalam proses bejalan.Untuk itu

direkomendasikan untuk lebih menggunakan sepatu datar untuk mengurangi cidera sendi

lutut.

Kata Kunci : Osteoarthritis,sepatu tumit tinggi (biomekanika)

PENDAHULUAN

Osteoartritis berasal dari bahasa Yunani yaiatu osteo yang berarti tulang,arthro

yang berarti sendi dan it is yang berarti imflamasi meskipun sebenarnya penderita

osteoarthritis tidak mengalami imflamasi atau hanya mengalami imflamasi ringan.

Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak ditemukan di dunia,

termasuk di Indonesia. Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas pada penderita

sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Di Inggris dan Wales sekitar 1,3 hingga 1,75

juta orang menderita simptom osteoarthritis.Di Amerika, 1 dari 7 penduduk menderita

osteoarthritis.Di Indonesia, Osteartriitis merupakan penyakit rematik yang paling banyak

ditemui dibandingkan kasus penyakit rematik lainnya. Berdasarkan data Badan Kesehatan

Dunia (WHO), penduduk yang mengalami Osteoartritis tercatat 8,1% dari penduduk

Page 3: Bab i Osteoarthritis

total.Pravelansi mencapai 5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65%

pada usia 61 tahun.

Wanita memiliki resiko lebih besar mengalami osteoarthritis hal ini dikarenakan

wanita memiliki sudut quadrisep femoris (sudut yang dibentuk dari pertemuan garis dari

SIAS ke pusat patella dan garis yang ditarik dari pertengahan patella tuberositas tibia) lebih

besar daripada pria (Woodlad dan Francis, 1992). Ditambah lagi wanita memiliki kebiasaan

menggunakan sepatu dengan tumit tinggi,dimana penggunaan sepatu tersebut membuat

sendi lutut harus menopang beban yang lebih berat jika dibandingkan dengan sepatu datar.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meninjau apakah ada efek penggunaan

sepatu tumit tinggi terhadap kejadian osteoarthritis sendi lutut.

HASIL dan PEMBAHASAN

Kaki dibentuk oleh beberapa tulang dan membentuk beberapa lengkung yaitu arcus

longitudinal anterior, arcus longitudinalis lateralis dan arcus longitudinalis medialis.Ketiga

lengkung ini tampak seperti layar perahu dengan aecus longitudinalis medialis lebih tinggi

daripada arcus longitudinalis lateralis (Kapanji, 1977).

Sendi lutut merupakan sendi yang terbesar di tubuh manusia yang menerima beban

berat badan di atasnya. Sendi ini merupakan pertemuan antara condylus femoralis dengan

condylus tibialis. Kedua condylus ini dipisahkan oleh meniscus lateralis dan meniscus

medialis.Menicus medialis lebih luat daripada meniscus lateralis. Kedua meniscus ini dapat

bergeser ke depan pada waktu sendi lutut fleksi dan bergeser kebelakang pada saat ekstensi

(Hollinshead, 1982). Menicus juga berfungsi sebagai pelicin sendi, stabilator, membantu

menyebarkan beban keseluruh permukaan sendi dan sebagai peredam kejut. Pada

permukaan condylus terdapat rawan sendi (cartilage articularis) yang berfungsi meratakan

permukaan tulang sehingga gerak sendi menjadi halus. Di dalam sendi terdapat ligamentum

cruciatum anterior yang berfungsi mencegah os femur bergeser ke depan dan ligamentum

cruciatum posterior mencegah bergesernya os femur ke belakang.

Page 4: Bab i Osteoarthritis

Dalam proses berjalan, 60% dari siklus berjalan adalah fase menopang dimulai dari

tumit menyentuh lantai sampai kaki lepas landas. Otot-otot yang berperan pada fase

menopang adalah M. triceps surae, M. quadriceps femoris, M. gluteus, M. gluteus minimus

dan M. gluteus maximus.

Berat badan ditampung oleh calcanelus sebesar 50% dan 50% lagi ditampung oleh

caput metarsal I sampai V dengan perbandingan 2:1:1:1:1 (Hollishead, 1982). Pada

penggunaan sepatu tumit tinggi terjadi beberapa perubahan pada kaki yaitu kaki terdorong

ke depan dan tekanan pada caput metatarsal bertambah besar dan terjadi hirekstensi pada

articulation metatarsophalangealis V (Kapanji, 1977). Suatu penelitian pada 11 pengguna

sepatu tumit tinggi pada fase lepas landas (toe off) terjadi peningkatan reaksi gaya pada

articulation metatarsophalangealis I menjadi 1,58 kali berat badan, sedangkan bila tidak

menggunakan sepatu hanya 0,8 kali berat badan. Bila diukur reaksi pada metatarso-

sesamoidea adalah 1,03 dan bila tanpa sepatu hanya 0,44 kali berat badan. Bila dihitung

gaya resultannya, pada pengguna sepatu tumit tinggi menjadi 1,88 kali, sedangkan yang

tidak menggunakan sepatu hanya 0,93 kali berat badan (Mc Bride dkk, 1992).

Penelitian yang dilakukan oleh Correia mengukur perubahan-perubahan yang terjadi

pada 40 perempuan yang menggunakan sepatu tumit tinggi berukuran mulai dari 5 sampai

7 cm dan pengguna sepatu yang berukuran tumit 0 sampai 2 cm. Beberapa perubahan yang

bermakna terjadi pada pengguna sepatu tumit tinggi yaitu berjalan lebih lambat, langkah

memendek, berdiri lebih tinggi. Dilihat dari segi kinematik, fleksi sendi lutu lebih besar

secara bermakna pada saat tumit menyentuh lantai dan pada fase menopang, panggul

berputar kebelakang dan lordosis lumbalis mengecil. Dalam proses berjalan tanpa

menggunakan sepatu tumit tinggi pada saat tumit menyentuh lantai reaksi gaya yang terjadi

pada sendi lutut menjadi 2 sampai 3 kali berat badan yang disebabkan oleh kontraksi

M.quadriceps femoris.Hal ini dapat dimengerti karena pada saat sendi lutut fleksi terjadi

pemendekan lengan gaya sehingga beban menjadi bertambah(Low dan Reed, 1996).Seperti

diketahui bahwa pada saat seseorang berdiri tegak, garis gravitasi jatuh pada sumbu lutut,

dengan akibat gaya yang terjadi adalah 0, berarti tidak memerlukan gaya otot untuk

Page 5: Bab i Osteoarthritis

mempertahankan keseimbangan.Kompresi pada tungkai ini adlah ½ berat badan. Pada

waktu fleksi sendi lutut, garis gravitasi lutut (Le Veau, 1977). Beart badab mempunyai

hubungan erat dengan osteoarthritis. Body mass index lebih dari 25 pada usia 36-40 tahun

mempunyai hubungan kuat terjadinya osteoarthritis sendi lutut (Dawson, 2003). Walaupun

secara biomedik dapat diterangkan proses terjadinya osteoarthritis pada pengguna sepatu

tumit tinggi, tetapi suatu penelitian epidemologik (Dawson dkk, 2003) pada perempuan

yang mempunyai gejala osteoarthritis sendi lutut, menunjukkan bahwa semua responden

kadang-kadang menggunakan sepatu ukuran tumit 2,5 cm selama hidupnya, hanya 7% dari

111 responden tidak pernah menggunakan sepatu tumit yang bertumit 7,5 cm. Jadi tidak

ada satupun ukuran sepatu tumit tinggi yang berhubungan bermakna dengan gejala

osteoarthritis sendi lutut.

KESIMPULAN

Faktor biomedik dan biokimia merupakan penyebab terjadinya osteoarthritis sendi

lutut. Sewaktu bejalan pada fase heel strike dengan menggunakan sepatu tumit tinggi dapat

terjadi pembesaran sudut fleksi sendi lutut yang berarti sama dengan penambahan beban.

Meskipun secara epidemiologi tidak ada bukti terjadinya osteoarthritis sendi lutut pada

pengguna sepatu tumit tinggi namun untuk menghindari cidera disarankan untuk tidak

terlalu sering menggunakan sepatu tumit tinggi.

Page 6: Bab i Osteoarthritis

DAFTAR PUSTAKA

Dawson J, Juszzak E, Thorogood M, Marks SA, Dodd C, Fitzpatrick .2003. An

investigation of risk factors for symptomatic osteoarthritis of the knee in woman

using a life course approach J Epidemiologi Community Health 57:823-30.

Kapanji IA. 1970. The Physiology of the Joints Vol. 2 Churchill Livingstone Edinbergh

London.

Le Veau B .1977.Biomechanics of human motion WB.Saunders Company Philadelphia p.

106

Low J, Reed A 1996. Basic Biomechanics Explained I s ted.

Page 7: Bab i Osteoarthritis