bab i limbah cair
DESCRIPTION
latar belakang limbah cairTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk di Indonesia khusunya di perkotaan semakin
meningkat sehingga memberikan dampak yang serius terhadap daya dukung
lingkungan. Pemakaian air minum/bersih juga meningkat karena pertumbuhan
penduduk yang semakin meningkat sehingga menyebabkan peningkatan jumlah
air limbah. Air limbah yang tidak melalui proses pengolahan akan mengakibatkan
pencemaran lingkungan.
Di Indonesia limbah cair domestik belum dikelola dengan baik. Dikota –
kota besar seperti Jakarta, Bandung , Surabaya dan Semarang limbah domestik
teah banyak menimbulkan permasalahan yang harus segera ditangani (BPPT,
2013). Padatnya pemukiman sehingga tidak memungkinkan untuk membuat
sumur dangkal dengan jarak yang tidak aman dengan septik tank, serta
banyaknya bangunan septik tank yang tidak berkualitas serta pola hidup bersih
dan sehat yang rendah merupakan faktor – faktor yang harus ditanggulangi.
Untuk itu di akhir tahun 2019 pemerintah Indonesia bercita-cita dapat
mencapai universal access air minum dan sanitasi. Dimaknai bahwa 100%
masyarakat mendapatkan layanan air minum dan sanitasi yang layak. Hal ini
tertuang dalam Undang-Undang 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJPN) 2005-2025. RPJPN mengamanatkan pada akhir periode
RPJM 2015-2019 layanan dasar air minum dan sanitasi dapat dinikmati oleh
seluruh rakyat Indonesia.
Upaya pencapaian RPJM 2015-2019 bidang Cipta Karya (kementrian PU
dan Pera) dikenal dengan “Target 100-0-100” yaitu 100 % untk akses air minum,
0 % kawasan pemukiman kumuh dan 100% akses sanitasi layak. Menurut
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan di Indonesia Tahun 2010 fasilitas
I-1
I-2
sanitasi yang layak di Jawa Tengah sekitas 67 % di Perkotaan dan sekitar 42 %
dipedesaan, data ini sudah mencapai rata – rata secara Indonesia. Masih perlu
partisipasi masyaakat dalam mewujudkan “Target 100-0-100”
Sistem pengelolaan air limbah secara terpusat belum dimiliki kota – kota
di Indonesia pada umumnya. Pada saat ini sistem pengolahan air limbah terpusat
hanya berada di 11 kota saja dengan cakupan pelayanan yang masih rendah
(BORDA,2009). Salah satunya adalah kota Semarang yang memiliki sistem
terdesentralisasi yang bisa melayani antara 50 – 150 KK, merupakan fasilitas yang
dibangun sesuai preferensi masyarakat. Secara umum, fasilitas yang dapat dipilih
oleh masyarakat adalah (1) pemipaan langsung dari rumah/komunal, (2) MCK
plus dan (3) kombinasi keduanya (BORDA, 2009)
Fasilitas – fasilitas yang telah ada oleh masyarakat bisa dikelola sendiri
baik operasional dan perawatan. Tetapi, monitoring terhadap IPAL tersebut
masih dilakukan oleh pemerintah daerah dengan cara mengukur kualitas air
limbah setiap 6 bulan sekali. Efisiensi IPAL itu sangat fluktuatif terhadap debit air
limbah, pemeliharaan, dan lain – lain maka untuk itu dipertimbangkan
monitoring 2 kali dalam setahun itu sangat kurang. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan pengambilan sampel 2kali dalam seminggu selama 2 bulan untuk
melihat fluktuasi air limbah dalam jangka panjang.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini dapat diuraikan dengan pertanyaan
– pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat fluktuasi konsentrasi TSS, COD, Nutrient
(Ammonium, Nitrat, Nitrit) dan Eschericia coli pada tiga tipe instalasi
pengolahan air limbah domestik yang berbeda?
2. Bagaimana efisiensi penyisihan parameter TSS dan COD pada tiga tipe
instalasi pengolahan air limbah domestik yang berbeda?
I-3
3. Bagaimana kinerja instalasi pengolahan air limbah domestik tiga tipe yang
berbeda setelah dioperasikan dalam jangka panjang?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis tingkat fluktuasi konsentrasi TSS, COD, Nutrient
(Ammonium, Nitrat, Nitrit) dan Eschericia coli pada tiga tipe instalasi
pengolahan air limbah domestik yang berbeda
2. Menganalisis efisiensi penyisihan TSS dan COD pada tiga tipe instalasi
pengolahan air limbah domestik yang berbeda
3. Mengevaluasi kinerja instalasi pengolahan air limbah domestik tiga tipe
yang berbeda setelah dioperasikan dalam jangka panjang
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Pengembang Iptek
a. Memberikan informasi mengenai efisiensi instalasi pengolahan
limbah cair domestik pada tiga tipe sanitasi dalam penurunan
konsentrasi TSS.
b. Memberikan informasi mengenai efisiensi instalasi pengolahan
limbah cair domestik pada tiga tipe sanitasi dalam penurunan
konsentrasi COD.
c. Memberikan informasi mengenai efisiensi instalasi pengolahan
limbah cair domestik pada tiga tipe sanitasi dalam penurunan
konsentrasi Nutrient (Ammonium, Nitrat dan Nitrit).
d. Memberikan informasi mengenai efisiensi instalasi pengolahan
limbah cair domestik pada tiga tipe sanitasi dalam penurunan
konsentrasi Eschericia coli.
2. Bagi Pemerintah
a. Membantu pemerintah mengevaluasi sanitasi di Semarang dengan
memonitoring kinerja instalasi pengolahan limbah cair
I-4
b. Membantu mengurangi subsidi operasional dan perawatan dari
pemda.
3. Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan kesadaran dan wawasan masyarakat tentang
pentingnya perilaku kebersihan mereka
b. Memberikan informasi hasil evaluasi kinerja instalasi pengolahan
limbah cair domestik yang ada di lingkungan mereka
c. Memandirikan masyarakat untuk bisa melakukan perawatan IPAL
4. Bagi Jurusan Teknik Lingkungan
a. Menjadi referensi penelitian bagi mahasiswa teknik linkungan
dalam mengembangkan teknologi pengolahan limbah cair
domestik untuk sanitasi yang lebih baik
b. Memberikan informasi mengenai efisiensi instalasi pengolahan
limbah cair domestik pada tiga tipe sanitasi dalam penyisihan
konsentrasi TSS, COD, Nutrient (Ammonium, Nitrat, Nitrit) dan
Eschericia coli.
5. Bagi Peneliti
a. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang pengolahan
limbah cair domestik
b. Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk terus
meningkatkan pencapaian RPJPN untuk mendukung pemerintah