bab i latar belakang issue yang dibahas
TRANSCRIPT
BAB I
LATAR BELAKANG ISSUE YANG DIBAHAS
Abad 21 sudah ada di depan mata, yang kita kenal dengan Era Millenium III.
Millenium yang baru ini seiring dengan terjadinya globalisasi dimana ruang lingkup pasar
menjadi global dan antar negara sudah tidak ada batasan-batasan lagi. Dunia bisnispun akan
menghadapi dampak dari keadaan tersebut.
Dampak yang paling utama adalah sudah kaburnya batasan-batasan suatu negara
dengan negara lain. Sehingga persaingan menjadi semakin ketat. Persaingan yang terjadi
antara lain adalah banyaknya produk yang masuk ke negara kita.
Persaingan bisnis yang ketat tersebut menuntut seorang marketer agar dapat
melahirkan dan mengambil keputusan-keputusan penting dalam sebuah perusahaan yang
diikuti oleh marketer hendaknya mempunyai keinginan menambah kemampuannya agar
tidak kalah bersaing dengan marketer negara lain yang mempunyai kemampuan yang baik.
Bila marketer negara kita tidak mengantisipasi hal tersebut secara otomatis perusahaan tidak
akan eksis dalam perdagangan global bahkan akan rugi dan bangkrut.
Pada pembahasan selanjutnya, penulis membahas mengenai profesionalisme
marketing saja. Hal ini disebabkan karena jurusan studi yang ditempuh penulis adalah
marketing.
BAB II
RUMUSAN ISSUE YANG DIBAHAS
Sebuah perusahaan tentu tidak ingin rugi atau bangkrut, oleh karena itu dibutuhkan
marketer yang handal agar dapat menjalankan roda perusahaan. Sebagai ujung tombak,
marketer harus mampu mengantisipasi globalisasi yang terjadi dengan mempersiapkan diri
sebaik mungkin.
Profesi marketing sangat penting dalam denyut nadi perusahaan, oleh karena itu
pengembangan profesi marketing harus dilakukan dengan cepat agar tidak terlambat dalam
menghadapi era globalisasi. Jika pengembangan kualitas profesi marketing ini tidak
dilakukan cepat, maka resiko yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran.
Dari uraian di atas maka akan timbul pertanyaan format ideal yang bagaimana bagi
profesi marketing yang dapat bertahan pada era globalisasi ? Pertanyaan ini akan terjawab
pada uraian di belakang.
BAB III
OPINIPAKAR
Pada era globalisasi, kebutuhan akan tenaga kerja yang profesional dan produktif
menjadi sangat penting agar dapat bersaing di pasar global. Globalisasi ini ditandai dengan
tidak adanya batas suatu negara dengan negara lain.
Dr. Muzni Tambusai, MSc. Menjelaskan mengenai globalisasi:
"Globalisasi yang berasal dari kata globe yang berarti seluruh bulatan bumi, adalah suatu
proses terjadinya perluasan skala kehidupan manusia yang multi dimensional, dari formatnya
yang lokal, dan kemudian nasional. ke format yang baru yaitu one world." (Makalah seminar
pada hal 1; point 1.1). Dengan adanya globalisasi sudah pasti akan ada darnpak atau akibat
yang ditimbulkan, baik itu dampak terhadap perilaku manusia atau dampak terhadap perilaku
ekonomi antar negara-negara di dunia.
Dampak globalisasi terhadap permasalahan global diuraikan oleh Bapak Muzni dalam
Makalah Seminar pada hal 1, yaitu :
a. Ruang lingkup pasar menjadi global dan batas nasional semakin kabur karena tekanan
global.
b. Timbul global village karena teknologi, informasi, transportasi, dan telekomunikasi.
c. Kebutuhan pelanggan di berbagai pasar dunia makin homogcn.
d. Obyek pemasaran yang berupa produk, jasa, uang, intellectual property right dan
seterusnya, menjadi hidride multi sourcing dan kegiatan dengan nilai tambah yang tinggi.
e. Terjadinya integrasi ekonomi dunia sehingga timbul liberalisasi perdagangan yang berarti
tanpa hambatan tarif dan non tarif.
f. Mekanisme pasar makin berperan sehingga persaingan menjadi tajam.
g. Pasar Indonesia menjadi pasar bagian pasar dunia dalam persaingan global.
Globalisasi dapat menjadi peluang bagi para marketer jika dapat memanfaatkan
kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi dengan baik. Salah satu cara pemanfaatan
teknologi komunikasi dan transportasi ini adalah dengan membangun jejaring informasi pasar
dengan para agen-agen yang ada di pasar global sehingga para marketer dapat
mengidentifikasi kebutuhan user di pasar global, untuk pembuatan produk dan jasa yang
sesuai dengan kebutuhan pasar.
Pelaku bisnis harus berorientasi pada world wide dan harus dapat bersikap global
(global view). Dengan bersikap global maka kita akan dapat membicarakan mengenai
market ing global yang dibutuhkan pada Millenium 111.
Seorang marketer dituntut untuk dapat mensinkronisasi supply dan demand dengan
membangun jejaring yang sangat menguntungkan antar supplyer and user, sehingga produk
baik yang berupa barang maupun jasa dapat dipasarkan dengan efektif dan efisien karena
sesuai dengan kebutuhan user.
Pemogokan tenaga kerja juga menjadi suatu kendala yang berpengaruh dalam
profesionalisme marketing sebab dengan terjadinya pemogokan akan mengancam terjadinya
klaim dari user karena barang tidak dapat dikirim sesuai dengan kesepakatan. Bila hal ini
terjadi maka akan menghilangkan kepercayaan user pada marketer, otomatis user akan
berpiki dua kali untuk berbisnis kembali.
Menurut Makalah Seminar, Bapak Muzni menjelaskan sebagai marketer yang
profesional di era globalisasi menuju Millenium III harus mampu :
a. Mengidentifikasikan peluang yang cocok untuk perusahaannya.
b. Merumuskan strategi global marketing.
c. Mengetahui cara-cara masuk pasar global.
d. Menerapkan kemampuan negosiasinya untuk mempertemukan harapan karyawan dan
harapan perusahaan dalam menciptakan iklim kondusif dan meningkatkan produktivitas
tenaga kerja.
Dalam menguraikan permasalahan di atas, Bapak Muzni menggunakan pendekatan
fungsional dengan penekanan pada peningkatan kualitas seorang marketer. Dengan
peningkatan kualitas tersebut diharapkan agar dapat membantu agar perusahaan dapat tetap
eksis dalam era globalisasi yang tidak kalah bersaing dengan marketer-marketer dari luar
negeri.
BAB IV
T E L A H KRITTS ATAS OPINI PAKAR
Berdasarkan opini pakar pada pembahasan sebelumnya, penulis akan menelaah opini
pakar tersebut. Dalam menghadapi millenium III, seorang marketer dituntut iintuk dapat
mengambil keputusan-keputusan penting agar tidak kalah bersaing dalam pasar global.
Metode/pendekatan yang digunakan oleh Bapak Muzni adalah pendekatan fungsional.
dimana seorang marketer dibutuhkan agar dapat berfungsi dengan baik dalam pasar global
yang akan datang. Bapak Muzni menguraikan apa yang dapat dilakukan dan harus dilakukan
oleh seorang marketer pada pasar global.
Dasar pemikiran Bapak Muzni seiring dengan pendapat Alex S. Nitisemito (1991:15)
yaitu:
"Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa
dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan
permintaan efektif."
Menurut Bapak Muzni, seorang marketer dituntut mensinkronisasi supply dan demand
dengan membangun jejaring yang saling menguntungkan supplyer dan user sehingga produk
dapat dipasarkan dengan efektif dan efisien karena sesuai dengan kebutuhan.
Seorang marketer harus mempunyai kemauan yang tinggi untuk dapat meningkatkan
ketrampilan yang dimiliki sehingga dapat bertahan dengan adanya pasar global dan tingginya
tingkat persaingan. Keadaan menuntut agar seorang marketer dapat mengambil keputusan-
keputusan penting pada saat yang tepat.
Kemajuan teknologi yang cepat pada bidang komunikasi dan transportasi akan sangat
membantu seorang marketer dalam memperluas jaringan distribusi dan membang\in jaringan
informasi pasar dengan para agen-agen yang ada di pasar global. Kemajuan teknologi ini juga
8
sangat membantu dalam efisiensi waktu karena dengan kemajuan tersebut dapat diidentifikasi
kebutuhan user dengan cepat.
Mampu bersikap global sangat dibutuhkan, dengan berorientasi pada peluang secara
world wide diharapkan marketer tidak hanya menjadi "jago kandang" yang hanya dapat
menang di "kandang" sendiri tetapi begitu berada pada kandang lain akan kalah.
Seorang marketer dituntut untuk dapat mengidentifikasi peluang yang ada dengan
cermat dan apabila peluang itu cocok dengan perusahaan maka dapat dibuat dan dipasarkan
sebelum pesaing datang menyerbu. Bila marketer peka terhadap peluang yang ada maka
perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang besar.
Perumusan strategi global marketing juga merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
marketer agar dapat menembus pasar global dengan sukses, sebab jika seorang marketer
salah dalam pengambilan strategi yang benar maka perusahaan akan hancur.
Marketer hams mengetahui bagaimana cara-cara masuk pasar global agar dapat
mempermudah negosiasi bisnis dengan konsumen dari negara asing. Jika marketer tidak
mengetahui cara-cara masuk pasar global tentu konsumen asing akan takut mengadakan
negosiasi bisnis.
Kemampuan negosiasi juga merupakan kebutuhan yang hams dimiliki oleh marketer
agar dapat mempertemukan keinginan karyawan dan keinginan perusahaan. Dengan
pertemuan masing-masing keinginan tersebut akan tercipta suasana kerja yang
menyenangkan yang secara otomatis akan dapat meningkatkan produktivitas.
BAB V
OPIN1 PENULIS
Seperti yang kita ketahui, pada era globalisasi seorang marketer dituntut untuk
mempunyai kemampuan lebih agar dapat memenangkan persaingan pada pasar global. Dalam
memenangkan persaingan tersebut dibutuhkan kemauan dari marketer untuk menambah
pengetahuan mengenai pasar global karena pasar global berbeda dengan pasar lokal.
Seorang marketer global tidak hanya mendistribusikan produk tetapi juga harus dapat
menjalankan sistem pemasaran secara keseluruhan.
Pemikiran dasar penulis seiring dengan pendapat William J Stanton,
"Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan
untuk merencanakan, menenrukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan
jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial."
(Terjemahan Basu Swastha DH dan Irawan. 1990:5).
Dalam memasuki pasar global, marketer global harus pandai melihat peluang yang
ada. Dengan melihat peluang yang tepat dengan perusahaannya maka akan dapat
meningkatkan laba perusahaan. Laba perusahaan yang meningkat tentu akan dapat
meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Bila kesejahteraannya meningkat, karyawan akan
meningkat produktivitasnya.
Selain melihat peluang, marketer global juga harus dapat membuat perencanaan yang
matang dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi perusahaan karena apabila
keputusan yang diambil salah bukan saja kerugian yang dihadapi oleh perusahaan tetapi nama
baik perusahaan juga dipertaruhkan.
Strategi memasuki pasar global sangat dibutuhkan karena tanpa strategi yang matang
akan menjadi suatu kendala yang menghambat. Sebelum memasuki pasar global, seorang
10
marketer memiliki pengetahuan tentang hukum internasional sehingga dengan pengetahuan
hukum tersebut akan dapat mengurangi resiko terjadinya kesalah-pahaman dengan rekan
bisnis yang berada di luar negeri.
Perbedaan kebudayaan antara negara yang satu dengan negara yang lain biasanya bisa
menjadi kendala yang sangat mengganggu. Bahkan karena minimnya pengetahuan tentang
perbedaan itu akan menyebabkan gagalnya negosiasi bisnis. Dengan mengetahui perbedaan
kebudayaan itu tentu sangat memudahkan dalam negosiasi bisnis.
Seorang marketer global harus mempunyai kemampuan berbahasa yang bagus, baik
itu kemampuan berbahasa asing maupun kemampuan dalam bahasa perjanjian (language of
negotiation), bahasa keagamaan, bahasa persahabatan (language of friendship), bahasa
hadiah (language of gift), bahasa wama (language of colour), dan bahasa simbol (language of
sign).
Kemampuan berbahasa asing yang paling standar adalah kemampuan berbahasa
Inggris karena bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang digunakan di seluruh dunia.
Bahasa Mandarin sekarang juga mulai menjadi standar, hal ini disebabkan karena Cina sudah
mulai mengepakkan sayap bisnisnya dan mulai menjadi besar.
Marketer global harus mempelajari bahasa perjanjian agar dapat bernegosiasi dengan
baik dengan mitra bisnis asing karena karakter negosiasi bangsa yang satu dengan bangsa
yang lain berbeda. Jika di negara barat, negosiasi relatif lebih cepat dibandingkan dengan
negara Jepang.
Bahasa keagamaan juga perlu untuk diketahui agar tidak terjadi kesalahan dalam
bersikap dan bertingkah laku. Sebagai contoh, jika akan memprcmosikan produk di negara
Arab jangan menampilkan gambar yang seronok sebab negara Arab adalah negara Islam yang
mengharamkan gambar seronok.
11
Bahasa persahabatan diperlukan agar seorang marketer mengetahui bagaimana bahasa
persahabatan yang ada di suatu negara. Misalnya di India, orang yang benar-benar dianggap
sahabat akan dijamu makan.
Bahasa hadiah adalah tata cara bagaimana memberi hadiah. apa yang boleh diberikan
dan apa yang tidak boleh diberikan. Sebagai contoh, di Indonesia ada pantangan memberi
hadiah saputangan.
Bahasa warna, ada warna-warna tertentu yang berarti kurang baik dan warna tertentu
yang berarti baik. Warna merah sangat disukai oleh orang Cina karena berarti rejeki.
Bahasa simbol, jangan menggunakan simbol-simbol dengan sembarangan. Di Saudi
Arabia jangan memakai simbol kaligrafi karena kaligrafi dianggap suci.
Dengan menambah pengetahuan yang telah diuraikan di atas akan sangat membantu
bagi marketer global dalam melakukan negosiasi bisnis dan untuk menunjang keberhasilan
pemasaran produk. hendaknya marketer yang ada di Indonesia mulai membuka vvawasannya
agar tidak kalah bersaing dengan marketer luar negeri.
12
BAB VI
KESIMPULAN
Bapak Muzni menguraikan opininya tentang format profesionalisme marketing karena
sangat sesuai dengan keadaan saat ini yang sudah mendekati millenium III dengan pasar
global. Opini pakar ini memberikan gambaran bagaimana marketer yang diperlukan dalam
pasar global.
Opini penulis memayungi opini pakar dengan mengemukakan beberapa hal yang
dibutuhkan oleh seorang marketer global agar tetap eksis dan tidak kalah bersaing dengan
marketer asing. Hal-hal yang penulis ungkapkan merupakan kebutuhan dalam pemasaran
global.
13