bab i laporan kkn

18
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pemuda adalah generasi penerus bangsa, calon pemimpin masa depan dan kontributor bagi kemajuan Negara. Eksistensi dan karya mereka sangat berpengaruh dalam membangun sebuah negeri. Mereka adalah kekayaan yang berharga bagi sebuah bangsa. Besar dan majunya bangsa tidak terlepas dari seberapa kuat dan hebatnya generasi mudanya. Mulai ide, gagasan, penemuan sains teknologi sampai keterampilan praktis yang mereka hasilkan sangat ditunggu-tunggu masyarakat awam. Dan hasilnya pun juga diharapkan bagi semua kalangan. Ternyata, saat ini kondisi kebanyakan pelajar sangat jauh dari harapan karena kehidupan pelajar masih mewarnai “kelamnya” kehidupan bangsa ini. Misalnya saja, jika kita sering melihat di televisi, bagaimana kehidupan pelajar banyak terlibat dalam pergaulan bebas, akrab dengan narkoba, rutinnya perkelahian antar pelajar (tawuran) dan bahkan pembunuhan-perkosaan, sampai aborsi banyak dilakukan dari kalangan pelajar kita. Kelamnya kehidupan pemuda kita saat ini terutama pelajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Narkoba menjadi 1

Upload: reva-reditia

Post on 16-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

LAPORAN KKN

TRANSCRIPT

12

BAB IPENDAHULUAN

I.1Latar BelakangPemuda adalah generasi penerus bangsa, calon pemimpin masa depan dan kontributor bagi kemajuan Negara. Eksistensi dan karya mereka sangat berpengaruh dalam membangun sebuah negeri. Mereka adalah kekayaan yang berharga bagi sebuah bangsa. Besar dan majunya bangsa tidak terlepas dari seberapa kuat dan hebatnya generasi mudanya. Mulai ide, gagasan, penemuan sains teknologi sampai keterampilan praktis yang mereka hasilkan sangat ditunggu-tunggu masyarakat awam. Dan hasilnya pun juga diharapkan bagi semua kalangan. Ternyata, saat ini kondisi kebanyakan pelajar sangat jauh dari harapan karena kehidupan pelajar masih mewarnai kelamnya kehidupan bangsa ini. Misalnya saja, jika kita sering melihat di televisi, bagaimana kehidupan pelajar banyak terlibat dalam pergaulan bebas, akrab dengan narkoba, rutinnya perkelahian antar pelajar (tawuran) dan bahkan pembunuhan-perkosaan, sampai aborsi banyak dilakukan dari kalangan pelajar kita. Kelamnya kehidupan pemuda kita saat ini terutama pelajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Narkoba menjadi salah satu penyebabnya. Dalam perkembangannya kini di Indonesia telah menjadi tempat produksi Narkoba. Bahkan menjadi pasar narkoba terbesar didunia. Diperkirakan peredaran gelap narkoba di Indonesia mencapai 300 triliun Rupiah / tahun. Sedikitnya lebih dari 15 ribu jiwa melayang sia-sia per tahunnya karena Narkoba Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan, sebanyak 22% pengguna narkoba di Indonesia dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Sebanyak 1,1 juta para penggunanya pada usia produktif (usia 10 59 tahun) Diantaranya dari Pelajar dan Mahasiswa. Sejak 2010 sampai 2013 tercatat ada peningkatan jumlah pelajar dan mahasiswa yang menjadi tersangka kasus narkoba. Pada 2010 tercatat ada 531 tersangka narkotika, jumlah itu meningkat menjadi 605 pada 2011. Setahun kemudian, terdapat 695 tersangka narkotika, dan tercatat 1.121 tersangka pada 2013.Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba dan pembentukan satgas anti narkoba akan membantu pemerintah dalam upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

I.2Rumusan MasalahAdapun dari latar belakang tersebut dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut :1. Bagaimana cara melaksanakan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat ?2. Bagaimana cara pembentukan satgas anti narkoba di Dusun Panggeran ?I.3Tujuan KegiatanTujuan diadakannya Sosialisasi dan Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Gerakan Anti Narkoba Panggeran (GRANPA) adalah sebagai berikut :1. Memberikan pengetahuan kepada warga tentang bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat2. Membentuk satgas anti narkoba di suatu masyarakat3. Memberikan manfaat kepada masyarakat tentang terbentuknya satgas anti narkobaI.4Tinjauan PustakaI.4.1NarkobaI.4.1.1 Pengertian Narkoba Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya). Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama. Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian dari:Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika dan psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan psikotropika yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan. Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika dan psikotropika yang termasuk dalam Golongan I merupakan jenis zat yang dikategorikan illegal. Akibat dari status illegalnya tersebut siapapun yang memiliki, memproduksi, menggunakan, mendistribusikan atau mengedarkan narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan pidana sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

I.4.1.2 Jenis-jenis NarkobaJenis Narkotika yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin (putauw), petidin, termasuk ganja atau kanabis, mariyuana, hashis dan kokain. Sedangkan jenis Psikotropika yang sering disalahgunakan adalah amfetamin, ekstasi, shabu, obat penenang seperti mogadon, rohypnol, dumolid, lexotan, pil koplo, BK, termasuk LSD, Mushroom. Zat adiktif lainnya adalah bahan/zat bukan Narkotika & Psikotropika seperti alkohol/etanol atau metanol, tembakau, gas yang dihirup (inhalansia) maupun zat pelarut (solven).Sering kali pemakaian rokok dan alkohol terutama pada kelompok remaja (usia 14-20 tahun) harus diwaspadai orangtua karena umumnya pemakaian kedua zat tersebut cenderung menjadi pintu masuk penyalahgunaan Narkoba lain yang lebih berbahaya (Putauw).1. OPIAT atau Opium (candu) Merupakan golongan Narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap (inhalasi). Efeknya :a. Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation).b. Menimbulkan semangat.c. Merasa waktu berjalan lambat.d. Pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk.e. Merasa rangsang birahi meningkat (hambatan seksual hilang).f. Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.2. MORFINMerupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena). Efeknya :a. Menimbulkan euforia.b. Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi).c. Kebingungan (konfusi).d. Berkeringat.e. Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar.f. Gelisah dan perubahan suasana hati.g. Mulut kering dan warna muka berubah.3. HEROIN atau PutawMerupakan golongan narkotika semisintetis yang dihasilkan atas pengolahan morfin secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga diperoleh heroin paling murni berkadar 80% hingga 99%. Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni berwarna putih keabuan (street heroin). Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik atau dihisap. Timbul rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing sensastion ( 30-60 detik) diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan kepuasan atau ketenangan hati (euforia). Ingin selalu menyendiri untuk menikmatinya. Efeknya :a. Denyut nadi melambat.b. Tekanan darah menurun.c. Otot-otot menjadi lemas/relaks.d. Diafragma mata (pupil) mengecil (pin point).e. Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.f. Membentuk dunia sendiri (dissosial) : tidak bersahabat.g. Penyimpangan perilaku : berbohong, menipu, mencuri, kriminal.h. Ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari.i. Efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang hajat besar, jantung berdebar-debar, kemerahan dan gatal di sekitar hidung, timbul gangguan kebiasaan tidur.j. Jika sudah toleransi, semakin mudah depresi dan marah sedangkan efek euforia semakin ringan atau singkat4. GANJA atau KanabisBerasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok. Efeknya :a. Denyut jantung atau nadi lebih cepat.b. Mulut dan tenggorokan kering.c. Merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira.d. Sulit mengingat sesuatu kejadian.e. Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan koordinasi.f. Kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan.g. Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual yang berkepanjangan, rasa letih/capek.h. Gangguan kebiasaan tidur.i. Sensitif dan gelisah.j. Berkeringat.k. Berfantasil. Selera makan bertambah5. LSD atau lysergic acid atau acid, trips, tabsTermasuk sebagai golongan halusinogen (membuat khayalan) yang biasa diperoleh dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil atau kapsul.Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian dan berakhir setelah 8-12 jam. Efeknya :a. Timbul rasa yang disebut Tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna dan waktub. Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi terhadap yang dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya.c. Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama kelamaan membuat perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid).d. Denyut jantung dan tekanan darah meningkat.e. Diafragma mata melebar dan demam.f. Disorientasi.g. Depresi.h. Pusingi. Panik dan rasa takut berlebihan.j. Flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau bulan kemudian.k. Gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan.6. KOKAINMempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa (free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan kadang disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih. Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda.I.4.1.3 Kegunaan Narkoba 1. Penggunaan Narkotika dalam Bidang Kedokterana. Kokain digunakan sebagai penekan rasa sakit dikulit, digunakan untuk anestesi (bius) khususnyauntuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan.b. Kodein merupakan analgesik lemah. Kekuatannya sekitar 1/12 dari morfin. Oleh karena itu, kodein tidak digunakan sebagai analgesik, tetapi sebagai anti batuk yang kuat.c. Morfin adalah hasil olahan dari opium atau candu mentah. Morfin mempunyai rasa pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau cairan berwarna putih. Morfin, terutama digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang tidak dapat diobati dengan analgetik non narkotika. Apabila rasa nyeri makin hebat maka dosis yang digunakan juga makin tinggi. Semua analgetik narkotika dapat menimbulkan adiksi (ketagihan). Morfin juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang akan dioperasi.d. Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang kecanduan karena efeknya sangat kuat. Obat ini bisa ditemukan dalam bentuk pil, bubuk, dan juga dalam bentuk cairan. Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan sering disalahgunakan orang. Heroin disebut juga putaw.e. Methadone, saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opium. Antagonis opioid (analgetik narkotika) telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid dan digunakan sebagai analgesia bagi penderita rasa nyeri.f. Meperidin (sering juga disebut petidin, demerol, atau dolantin), digunakan sebagai analgesia.Obat ini efektif untuk diare. Daya kerja meperidin lebih pendek dari morfin.2. Penggunaan Psikotropika dalam Bidang Kedokterana. Asam barbiturat (pentobarbital dan secobarbitol) sering digunakan untuk menghilangkan cemas sebelum operasi (obat penenang)b. Amfetamin (dan turunannya), digunakan untuk mengurangi depresi, kecanduan alkohol, mengobati parkinson kegemukan, keracunan zat tertentu, menambah kewaspadaan, menghilangkan rasa kantuk dan lelah, menambah keyakinan diri dan konsentrasi3. Penggunaan Zat Adiktif dalam Bidang Kedokteran.a. Pada dosis tertentu, nikotin yang terdapat pada rokok dapat digunakan sebagai obat untuk memulihkan ingatan seseorang. Hal ini karena nikotin dapat merangsang sensor penerima rangsangan di otak.b. Alkohol dapat membunuh kuman penyakit, sehingga biasanya digunakan untuk membersihkan alat-alat kedokteran pada proses sterilisasi.

I.4.2 Penyalahgunaan Narkoba I.4.2.1 Penyebab Penyalahgunaan NarkobaTerjadinya penyebab penyalahgunaan narkoba yang sebagian besar dilakukan oleh usia produktif dikarenakan beberapa hal, antara lain :1. KeluargaPenyebab penggunaan narkoba salah satunya adalah keluarga dengan ciri-ciri sebagaiberikut: Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) pengguna narkoba Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada jalan keluar yang memuaskan semua pihak dalam keluarga. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar saudara. Keluarga dengan orang tua yang otoriter, yang menuntut anaknya harus menuruti apapun kata orang tua, dengan alasan sopan santun, adat-istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa memberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan ketidak setujuan. Keluarga tidak harmonis, akan menciptakan situasi dan kondisi dalam keluarga dimana didalamnya tercipta kehidupan beragama yang kuat, suasana yang hangat, saling menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai kasih sayang dan rasa saling percaya sehingga memungkinkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara seimbang.2. MasyarakatKondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau rawan, dapat menjadi faktor terganggunya perkembangan jiwa kearah perilaku yang menyimpang yang pada gilirannya terlibat penyalahgunaan/ketergantungan narkoba. Lingkungan sosial yang rawan tersebut antara lain : Semakin banyaknya penggangguran, anak putus sekolah dan anak jalan. Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam bahkan hingga dini hari dimana sering digunakan sebagai tempat transaksi narkoba. Banyaknya penerbitan, tontonan TV dan sejenisnya yang bersifat pornografi dan kekerasan. Masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan. Kebut-kebutan, coret-coretan pengerusakan tempat-tempat umum. Tempat-tempat transaksi narkoba baik secara terang-terangan maupun sembunyisembunyi.3. Individu (Harga Diri)Harga diri adalah Aspek kepribadian yang penting sebagai penilaian yang dibuat individu terhadap dirinya sendiri. Harga diri yang tinggi akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Harga diri merupakan evaluasi diri yang ditegakkan dan dipertahankan oleh individu, yang berasal dari interaksi individu dengan orangorang yang terdekat dengan lingkungannya, dan dari jumlah penghargaan,penerimaan, dan perlakuan orang lain yang diterima individu.I.4.2.2 Dampak Penyalahgunaan NarkobaPenyalahgunaan narkoba bukan hanya berpengaruh buruk bagi pemakai saja tetapi juga bagi masyarakat dan negara. Bagi pemakai dampak yang ditimbulkan terbagi atas 31. Dampak psikisa. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisahb. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curigac. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekand. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.2. Dampak sosiala. Gangguan mental, anti sosial, dan asusila, dikucilkan oleh lingkunganb. Merepotkan dan menjadi beban keluargac. Pendidikan terganggu masa depan suram3. Dampak fisika. Gangguan pada sistem syaraf : kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaranb. Gangguan pada jantung dan pembulu darah: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darahc. Gangguan pada kulit : penanahan, alergid. Gangguan pada paru-paru : penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernapas, pengerasan jaringan paru.e. Sering sakit kepala, mual dan muntah, pengecilan hati dan sulit tidurf. Akan berakibat fatal apabila terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over Dosis dapat menyebabkan kematian.g. Sedangkan bagi kesehatan reproduksinya, dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kadar hormon testosteron, penurunan dorongan sex, disfungsi ereksi, hambatan ejakulasi, pengecilan ukuran penis, pembesaran payudara dan gangguan sperma. Sedangkan pada wanita terjadi penurunan dorongan sex, gangguan pada hormon estrogen dan progesteron, kegagalan orgasme, hambatan menstruasi, pengecilan payudara, gangguan sel telur, serta pada wanita hamil dapat menyebabkan kekurangan gizi sehingga bayi yang dilahirkan juga dapat kekurangan gizi, berat badan bayi rendah, bayi cacat serta dapat menyebabkan bayi keguguran.I.4.3 Satgas Anti NarkobaSatgas anti narkoba merupakan satgas yang berfungsi untuk kegiatan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Tujuan dari pembentukan satgas ini adalah agar masyarakat berperan aktif dalam upaya memerangi narkoba. Pada saat ini, kondisi Indonesia termasuk negara darurat Narkoba. Apabila upaya pemberantasan narkoba hanya dilakukan oleh pemerintah dan pihak terkait (BNN dan Ditreserse Narkoba) tentunya hasilnya tidak optimal. Oleh karena itu, seluruh warga di Indonesia harus bersinergi dalam upaya pemberantasan ini.

1