bab i kcc ini yak

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekstraksi cairan - cairan merupakan suatu teknik dalam mana suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik). Yang pada hakekatnya tak tercampurkan dengan yang pertama, dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solute) kedalam pelarut yang kedua ini. Pemisahan yang dapat dilakukan, bersifat sederhana, bersih, cepat, dan mudah. Dalam banyak kasus, pemisahan dapat dilakukuan dengan mengocok-ngocok dalam sebuah corong pemisah selama beberapa menit. Teknik ini dapat diterapkan untuk bahan - bahan dari tingkat runutan maupun yang dalam jumlah banyak (Vogel, 1994). Berdasarkan hukum Nernst, jika suatu larutan (dalam air) mengandung zat organik A dibiarkan bersentuhan dengan pelarut organik yang tidak bercampur dengan air, maka zat A akan terdistribusi baik kedalam lapisan air (fasa air) dan lapisan organik (fasa organik). Dimana pada saat kesetimbangan terjadi, perbandingan konsentrasi zat terlarut A di dalam dua fasa itu dinyatakan sebagai nilai K d atau koefisien distribusi (partisi) dengan perbandingan zat terlarut A di dalam kedua fasa organik - air adalah pada temperatur tetap (Yoga, 2011).

Upload: mia-yunita

Post on 06-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan TK. III

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangEkstraksi cairan - cairan merupakan suatu teknik dalam mana suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik). Yang pada hakekatnya tak tercampurkan dengan yang pertama, dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solute) kedalam pelarut yang kedua ini.Pemisahan yang dapat dilakukan, bersifat sederhana, bersih, cepat, dan mudah. Dalam banyak kasus, pemisahan dapat dilakukuan dengan mengocok-ngocok dalam sebuah corong pemisah selama beberapa menit. Teknik ini dapat diterapkan untuk bahan - bahan dari tingkat runutan maupun yang dalam jumlah banyak (Vogel, 1994).Berdasarkan hukum Nernst, jika suatu larutan (dalam air) mengandung zat organik A dibiarkan bersentuhan dengan pelarut organik yang tidak bercampur dengan air, maka zat A akan terdistribusi baik kedalam lapisan air (fasa air) dan lapisan organik (fasa organik). Dimana pada saat kesetimbangan terjadi, perbandingan konsentrasi zat terlarut A di dalam dua fasa itu dinyatakan sebagai nilai Kd atau koefisien distribusi (partisi) dengan perbandingan zat terlarut A di dalam kedua fasa organik - air adalah pada temperatur tetap (Yoga, 2011).

1.2 Perumusan MasalahAdapun yang menjadi masalah dari percobaan ini adalah bagaimana menentukan pelarut yang sesuai untuk proses ekstraksi cair - cair terhadap asam asetat dengan hasil yang maksimal.

1.3 Tujuan PercobaanTujuan percobaan adalah 1. Menentukan Indeks bias suatu cairan.2. Menentukan koefisien distribusi zat terlarut dalam dua pelarut 3. Membuat diagram segitiga kesetimbangan cair - cair.1.4 Manfaat PercobaanAdapun manfaat yang diperoleh setelah melakukan percobaan ini antara lain :1. Praktikan dapat mengetahui cara penentuan koefisien distribusi zat terlarut di antara dua pelarut.2. Praktikan dapat melakukan pemilihan pelarut yang baik bagi suatu proses ekstraksi.3. Praktikan dapat membuat diagram segitiga sistem kesetimbangan cair - cair.

1.5 Ruang Lingkup PercobaanPercobaan ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan keadaan ruangan :Tekanan udara: 760 mmHgSuhu: 30 oCBahan yang digunakan adalah asam asetat, aquadest, kloroform, KOH, dan phenolftalein. Peralatan yang digunakan adalah buret, piknometer, corong pemisah, erlenmeyer, statif dan klem, beaker glass, corong gelas, batang pengaduk, timbangan, pipet tetes dan gelas ukur.