bab i - web viewdengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam...

45
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis manfaat dan biaya digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber ekonomi agar sumber yang tersedia tersebut dapat digunakan secara efisien. Sebuah perusahaan mempunyai banyak program atau proyek yang harus dilaksanakan sedangkan sumber biaya yang ada sangat terbatas. Dengan analisis ini perusahaan menjamin penggunaan sumber-sumber ekonomi yang efisien dengan memilih program-program yang memenuhi kriteria efisiensi. Analisis manfaat dan biaya merupakan alat bantu untuk membuat keputusan yang terbaik dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat. Analisis manfaat dan biaya ini hanya menitikberatkan pada efisiensi penggunaan faktor produksi tanpa mempertimbangkan masalah lain seperti distribusi, stabilisasi ekonomi dan sebagainya. Analisis ini hanya menentukan program dari segi efisiensi sedangkan pemilihan pelaksanaan program berada di tangan pemegang kekuasaan eksekutif dan juga dalam memilih dan mempertimbangkan faktor lain. 1

Upload: ngokhanh

Post on 30-Jan-2018

226 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisis manfaat dan biaya digunakan untuk mengevaluasi penggunaan

sumber ekonomi agar sumber yang tersedia tersebut dapat digunakan secara

efisien. Sebuah perusahaan mempunyai banyak program atau proyek yang harus

dilaksanakan sedangkan sumber biaya yang ada sangat terbatas. Dengan analisis

ini perusahaan menjamin penggunaan sumber-sumber ekonomi yang efisien

dengan memilih program-program yang memenuhi kriteria efisiensi. Analisis

manfaat dan biaya merupakan alat bantu untuk membuat keputusan yang terbaik

dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat. Analisis manfaat dan

biaya ini hanya menitikberatkan pada efisiensi penggunaan faktor produksi tanpa

mempertimbangkan masalah lain seperti distribusi, stabilisasi ekonomi dan

sebagainya. Analisis ini hanya menentukan program dari segi efisiensi

sedangkan pemilihan pelaksanaan program berada di tangan pemegang

kekuasaan eksekutif dan juga dalam memilih dan mempertimbangkan faktor

lain.

Analisis biaya dan manfaat dalam sebuah perusahaan memanglah

sangat penting guna mengantisipasi penggunaan sumber daya yang langka agar

dapat dimanfaatkan secara efisien dengan menggunakan analisis biaya dan

manfaat setidaknya perusahaan dapat menentukan program-program yang

terbaik untuk perusaanya dan juga sekaligus dapat digunakan untuk menentukan

perencanaan-perencanaan kedepan dalam perusahaan tersebut karena dalam

menentukkan sebuah kebijakan dalam perusahaan perlu adanya pertimbangan

yang matang dimana dengan mempertimbangkan segala sesuatunya dengan baik

maka resiko dalam perusaan dapat sedikit dikendalikan dan sumber ekonomi

yang ada tidak akan terbuang sia-sia. sehingga produktifitas perusahaan akan

terganggu dan dapat terus bergerak maju maka dari itu bagaimana melakukan

1

Page 2: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

analisis biaya dan manfaat dalam sebuah perusahaan sangatlah penting dan

mengetahui peranan analisis biaya dan manfaat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan CostBenefit Analysis?

2. Apa tujuandilakukan CostBenefit Analysis?

3. Apa manfaat dari CostBenefit Analysis?

4. Bagaimana langkah-langkahCostBenefit Analysis?

5. Bagaimana aplikasiCostBenefit Analysis?

1.3 Tujuan

1. MemahamipengertianCostBenefit Analysis?

2. Memahami tujuanCostBenefit Analysis?

3. Memahami manfaat dari CostBenefit Analysis?

4. Memahami langkah-langkahCostBenefit Analysis?

5. Memahami aplikasiCostBenefit Analysis?

2

Page 3: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian CBA (Cost Benefit Analysis)

Cost Benefit Analysis atau Benefit-Cost Analysis merupakan metode yang

umum digunakan pada proses evaluasi manajemen. Tidak menutup kemungkinan

juga analisis ini digunakan dalam tahap perencanaan. Analisis ini digunakan untuk

menilai beberapa alternatif sumber daya maupun program yang memiliki manfaat

lebih besar atau lebih baik dari alternatif lainnya.

Cost Benefit Analysis adalah tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat

suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter dan pengaruhnya terhadap hasil

perawatan kesehatan. Tipe analisis ini sangat cocok untuk alokasi beberapa bahan

jika keuntungan ditinjau dari perspektif masyarakat. Analisis ini sangat bermanfaat

pada kondisi antara manfaat dan biaya mudah dikonversi ke dalam bentuk rupiah

(Orion, 1997).

Pengertian Cost Benefit Analysis menurut beberapa ahli adalah sebagai

berikut:

a. Menurut Siegel dan Shimp (1994), Cost Benefit Analysis merupakan cara untuk

menemukan alas an dalam menentukan biaya pengambilan alternatif dari

pengukuran hasil yang menguntungkan dari alternative tersebut. Analisis ini

telah dipakai secara luas dalam hubungannya dengan proyek pengeluaran modal.

b. Vogenberg (2001) mendefinisikan Cost Benefit Analysis sebagai tipe

analisisyang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa

ukuran moneter. CBA merupakan tipe penelitian farmakoekonomi yang

komprehensif dan sulit dilakukan karena mengkonversi benefit atau manfaat ke

dalam nilai uang.

c. Menurut Schniedrjans, et. al. (2004), Cost Benefit Analysis adalah suatu teknik

untuk menganalisis biaya dan manfaat yang melibatkan estimasi dan

3

Page 4: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

mengevaluasi dari manfaat yang terkait dengan alternatif tindakan yang akan

dilakukan.

d. Menurut Keen (2003), Cost benefit Analysis merupakan analisis bisnis untuk

memberikan gambaran kenapa harus memilih atau tidak memilih spesifikasi dari

suatu investasi.

Analisis manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam

perhitungannya, analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan

diperoleh dari pelaksanaan suatu program atau proyek. Dalam analisis cost-benefit,

perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan.

Analisis ini mempunyai banyak bidang penerapan. Salah satu bidang

penerapan yang umum menggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi.

Sesuai dengan makna tekstualnya yaitu cost-benefit (manfaat-biaya) maka analisis

ini mempunyai penekanan dalam perhitungan tingkat keuntungan atau kerugian

suatu program atau suatu rencana dengan mempertimbangkan biaya yang akan

dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai.

Penerapan analisis ini banyak digunakan oleh para investor dalam upaya

mengembangkan bisnisnya. Terkait dengan hal ini maka analisis manfaatdan biaya

dlaam pengembangan investasi hanya didasarkan pada rasio tingkat keuntungan dan

biaya yang akan dikeluarkan atau dalam kata lain penekanan yang digunakan

adalah pada rasio finansial atau keuangan.

Dibandingkan dengan penerapannya dalam bidang investasi, penerapan

analisis cost-benefit telah banyak mengalami perkembangan. Salah satu

perkembangan analaisis cost benefit antara lain yaitu penerapannya dalam bidang

pengembangan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, analisis ini umum digunakan

pemerintah untuk menentukan kelayakan pengembangan suatu peroyek.

Karakteristik dari CBA sendiri adalah 4

Page 5: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

a. Cost-benefit analysis didasari oleh filsafat utilitarianism.

b. Utilitarianism: memandang bahwa benar tidaknya suatu tindakan/kebijakan

ditentukan oleh besar kecilnya manfaat-bagi-semua pihak. Apa yang disebut

manfaat di sini masih diukur dengan ukuran-ukuran yang sifatnya sangat

anthropocentric.

Asumsi-asumsi dasar Utilitarianism (fondasi Cost Benefit Analysis):

a. Manusia adalah konsumen yang paling tahu tentang kebutuhannya.

b. Dalam posisi sebagai konsumen itulah dia menentukan kebutuhannya,

mendefinisikan apa s aja yang dianggap bermanfaat dan apa yang paling

diperlukan.

c. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhanya, manusia didorong oleh motif-

motif yang berorientasi pada dirinya sendiri. (Valuing Nature, John Foster

ed.)

Jadi, Cost Benefit Analysis (CBA) adalah suatu proses sistematis yang

digunakan untuk menghitung serta membandingkan biaya dan manfaat dari suatu

proyek, keputusan maupun kebijakan pemerintah. CBA mengukur biaya dan

manfaat dengan menggunakan beberapa ukuran moneter dan berguna untuk

memilih alternatif terbaik atau mengevaluasi alternatif dan intervensi yang sudah

diterapkan.

2.2 Tujuan CBA (Cost Benefit Analysis)

Menurut Dunn (2003) tujuan analisis CBA adalah:

a. Untuk merekomendasikan dan menganjurkan suatu kebijakan dengan cara

menghitung total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan dalam bentuk

uang.

b. Digunakan untuk menganalisis kelayakan/ efisiensi suatu proyek.

c. Dapat digunakan untuk mengukur redistribusi manfaat.

5

Page 6: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

d. Analisis biaya manfaat dalam pengitungan biaya maupun manfaat diukur

dengan mata uang sebagai unit nilai, sehingga memudahkan efisiensi.

Dengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau

manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan

tersebut akan untung atau rugi dalam nilai ekonomi. Apabila diketahui dari

penghitungan bahwa kebijakan akan merugi, maka pengambil kebijakan dapat

memberikan rekomendasi agar kebijakan berjalan efektif dan dengan dampak yang

menguntungkan. Dengan begitu, maka kebijakan dapat dinilai sebagai kebijakan

yang menguntungkan dan manfaat dapat diukur. Sehingga dapat mendukung efisiensi

kebijakan dengan terhindarnya dari kerugian.

Menurut Sjafrijal (2008) analisis penghitungan biaya manfaat hanya dapat

digunakan untuk menganalisis proyek/kebijakan yang berskala besar atau makro.

Seperti misalnya proyek/ kebijakan yang mempengaruhi kinerja pembangunan

daerah secara keseluruhan.Penggunaan sumber ekonomi secara efisien. Jika efisiensi

terjamin, pencapaian kesejahteraan masyarakat dari kebijakan publik yang

diimplementasikan lebih maksimal (Mangkoesoebroto,2001: 165-166). Dengan

keberhasilan suatu kebijakan publik, maka akan membawa dampak positif pada

masyarakat yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Terdapat beberapa prinsip dasar dalam melakukan perhitungan CBA, yaitu

sebagai berikut:

1. Mencapai keuntungan yang maksimal ( termasuk kesejahteraan sosial ) dan

biaya yang minimal

2. Meningkatkan keuntungan dari serangkaian tindakan dan mengurangi biaya

yang terkait dengan serangkaian tindakan tersebut dalam suatu periode

tertentu ( membutuhkan ukuran khusus, biasanya adalah uang )

3. Pareto improvement. Sebuah proyek dikatakan pareto improvement jika

proyek tersebut meningkatkan kualitas hidup dari beberapa orang, tapi tidak

membuat orang lain rugi. Jelasnya masyarakat harus dapat mencapai Pareto

6

Page 7: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

improvement, sebab mereka menolong orang lain, tapi juga tidak menyakiti

yang lainnya. Namun demikian, dalam masyarakat yang kompleks, setiap

proyek atau kebijakan pasti akan membuat orang lain merugi. Sebuah proyek

atau kebijakan dikatakan menciptakan Pareto improvement yang potensial

jika yang untung lebih banyak daripada yang rugi

2.3 Manfaat CBA (Cost Benefit Analysis)

Menurut Tjiptoherijanto (1994) manfaat yang didapatkan dari analisis

CBA adalah dapat mencegah kerugian di masa yang akan datang. Dengan

menghitung pengeluaran dan dampak/manfaat dari sebuah program secara

kuantitatif dalam bentuk uang, maka dapat diprediksikan efektifitas suatu

program dan dampaknya, maka hal tersebut akan meminimalisir resiko kerugian

di masa datang.

Dalam bidang kesehatan, analisis biaya manfaat CBA yaitu pada

program-program kesehatan, maka nilai manfaat didapatkan dari biaya yang bisa

dicegah apabila program kesehatan tersebut berhasil. Dengan keberhasilan

program kesehatan, maka kejadian penyakit dapat ditekan, nilai manfaat

didapatkan dengan menominalkan biaya yang dapat dicegah akibat tidak

terjadinya penyakit. Mushkin dan Collins (1959) dalam buku Ekonomi

Kesehatan (Tjiptoherijanto, 1994) menyarankan bahwa nilai manfaat mungkin

saja diperoleh dengan menghitung biaya ekonomi suatu penyakit.

2.4 Kelebihan danKelemahan dari CBA (Cost Benefit Analysis)

2.4.1 Kelebihan dari Cost Benefit Analysis:

1. Dapat dibandingkan.

2. Transparan.

3. Dapat mengukur efisiensi ekonomi (ketika satu pilihan dapat

meningkatkan efisiensi, pilihan tersebut harus diambil).

7

Page 8: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

2.4.2 Kelemahan dari Cost Benefit Analysis:

1. Penghitungan ekonomi untuk public good dengan mengunakan Cost

Benefit Analysis sulit untuk dilakukan.

2. Tidak dapat mengukur aspek multi dimensional seperti keberlangsungan,

etika, partisipasi publik dalam pembuatan keputusan dan nilai-nilai sosial

yang lain.

3. Cost Benefit Analysis juga lebih berfungsi memberikan informasi kepada

pengambil keputusan, tetapi tidak dengan sendirinya membuat

keputusan.

4. Fokus pada efisiensi sehingga sering melupakan equity. Keduanya adalah

dua kriteria yang berdiri sendiri dalam ekonomi kesejahteraan.

5. Efisiensi tergantung oleh beberapa pandangan, seperti pemerintah,

masyarakat, generasi muda, tua, muda, pria, atau bahkan wanita.

2.5 Langkah Penetapan CBA (Cost Benefit Analisis)

Untuk dapat melakukan Cost Benefit Analysis ada beberapa langkah yang

harus dilakukan, sebagai berikut:

1. Identifikasi alternative atau intervensi yang akan dianalisis.

2. Identifikasi biaya dari masing-masing alternative dan intervensi.

3. Menghitung total biaya dari masing-masing alternative atau intervensi.

4. Identifikasi benefit (manfaat) dari masing-masing alternative dan intervensi.

5. Mentransformasi manfaat dalam bentuk uang.

6. Menghitung total benefit.

7. Menghitung rasio benefit.

8. Melakukan analisis untuk menentukan pilihan dari alternative atau

intervensi yang paling menguntungkan.

9. Melakukan analisis sensitifitas

2.5.1 Langkah 1 : identifikasi alternative atau intervensi yang akan dianalisis

8

Page 9: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

Dalam melakukan identifikasi alternative atau intervensi dari suatu

program kesehatan, maka yang perlu diperhatikan adalah bahwa efektifitas

(daya guna) dari intervensi tersebut sudah benar-benar efektif, diakui

efektifitasnya dan sudah diterapkan kegunaannya. Intervensi yang dipilih

untuk dilakukan analisis dapat lebih dari dua. Semakin banyak intervensi

yang akan dianalisis semakin baik hasilnya karena akan memberikan pilihan

yang bervariasi dan analisis yang lebih lengkap.

Definisi operasional dari masing-masing alternative atau intervensi

harus dijabarkan agar tampak perbedaan dari masing-masing intervensi yang

akan dianalisis.Contoh : pemberantasan HIV AIDS vs Pemberantasan TBC.

Dalam hal ini ingin dibandingkan mana yang lebih besar manfaatnya apakah

program pemberantasan HIV AIDS atau pemberantasan TBC.

2.5.2 Langkah 2 : identifikasi biaya dari masing-masing alternative atau

intervensi

Dalam melakukan identifikasi biaya terlebih dahulu dilakukan

pengklasifikasian komponen-komponen seluruh biaya dari masing-masing

alternative. Semua komponen biaya harus teridentifikasi baik yang bersumber

dari anggaran proyek maupun dari anggaran lainnya. Klasifikasi biaya bisa

dilakukan menurut beberapa cara lain meliputi biaya investasi, biaya

operasional dan biaya pemeliharaan, biaya langsung dan tidak langsung, biaya

kapital.

2.5.3 Langkah 3 : menghitung total biaya dari masing-masing alternatif atau

intervensi

Setelah seluruh komponen biaya teridentifikasi dan diklasifikasikan

kemudian dilakukan penghitungan total seluruh biaya dalam masing-masing

intervensi. Cara penghitungan biaya total sama seperti dalam penghitungan unit

cost.

9

Page 10: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

2.5.4 Langkah 4 : identifikasi benefit (manfaat) dari masing-masing alternative

atau intervensi

Dalam mengidentifikasi manfaat dari masing-masing biaya alternative

terdapat dua komponen, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.

Sebagai contoh, bila kita ingin membandingkan program pemberantasan HIV

AIDS dengan program pemberantasan TBC, maka kita harus identifikasi

manfaat langsung dari program dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung

dari program HIV AIDS adalah kesakitan dan kematian akibat HIV AIDS yang

dapat dicegah. Sementara manfaat tidak langsung dari program pemberantasan

HIV AIDS adalah kerugian dari keluarga dan masyarakat yang dapat dicegah.

Demikian juga dengan identifikasi manfaat dari program pemberantasan TBC.

2.5.5 Langkah 5 : mentransformasi manfaat dalam bentuk uang

Dalam mentransformasi manfaat dalam bentuk uang, untuk manfaat

langsung kita dapat menghitung dengan menguangkan biaya akibat sakit dan

akibat kematian dini karena HIV AIDS. Sementara manfaat tidak langsung,

kita dapat menguangkan kerugian akibat HIV AIDS baik dari keluarga maupun

masyarakat. Demikian juga dengan teknik menguangkan manfaat dari program

pemberantasan TBC. Manfaat langsung dari program pemberantasan TBC

adalah dengan menguangkan biaya akibat sakit yang tidak dapat dicegah dan

akibat kematian dini karena sakit TBC. Manfaat tidak langsung dari program

TBC adalah menghitung kerugian yang dapat dicegah akibat kasus TBC di

keluarga maupun masyarakat.

2.5.6 Langkah 6 : menghitung manfaat

Penjumlahan antara benefit langsung dan tidak langsung dari masing-masing

alternative atau intervensi dengan mengkonversikannya dalam bentuk uang. Dalam

menghitung manfaat tentunya harus mempertimbangkan discount rate bila

manfaatnya akan diperoleh untuk periode waktu ke depan. Dalam menghitung

10

Page 11: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

manfaat tentunya harus mempertimbangkan discount rate bila manfaatnya akan

diperoleh untuk periode waktu ke depan .

Discount rate (DR) adalah suatu angka yang menggambarkan nilai uang pada

tahun tertentu dengan nilai uang yang sama pada tahun berikutnya atau tahun

sebelumnya Discount rate disesuaikan dengan interest rate (suku bunga) yang

berlaku dlm peminjaman uang.

2.5.7 Langkah 7 : menghitung rasio biaya manfaat

Setelah data tentang total biaya dan manfaat sudah tersedia maka dilakukan

perhitungan Rasio Biaya Manfaat (Cost Benefit Rasio) untuk masing-masing

intervensi. Bila intervensi yang dianalisa lebih dari 2 maka dapat dibuat tabel untuk

memudahkan dilakukannya analisis untuk masing-masing intervensi. Benefit-Cost

Ratio didefinisikan sebagai B/C.

Sebuah proyek akan menghasilkan net benefit jika B/C>1. B / C > 1 maka

dikatakan program atau investasi tersebut layak, sedangkan B/C < 1 maka dikatakan

program atau investasi tidak layak.

2.5.8 Langkah 8 : melakukan analisis untuk menentukan pilihan dari

alternative atau intervensi yang paling menguntungkan

Analisis biaya manfaat dilakukan untuk menentukan pilihan yang

paling menguntungkan dari beberapa intervensi. Pemilihan rasio yang paling

menguntungkan diasumsikan dengan memilih rasio yang paling besar (lebih

11

Page 12: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

besar dari 1) dengan menggunakan cost recorvery rate yaitu membandingkan

antara benefit dengan biaya untuk melaksanakan intervensi.

Untuk melakukan analisis biaya manfaat maka perlu diperhatikan

beberapa hal sebagai berikut :

a. Rasio biaya manfaat masing-masing intervensi.

b. Kebijakan program nasional (berupa prioritas program).

c. Ketersediaan anggaran program.

d. Target yang ingin dicapai.

e. Sarana dan tenaga yang ada.

2.5.9 Langkah 9 : Melakukan analisis sensitivitas

Setelah dilakukan analisis untuk menentukan pilihan kemudian dilakukan

analisis sensitifitas. Analisis senstivitas dilakukan untuk mengetahui kepekaan

tingkat optimal terhadap kemungkinan perubahan setiap variabel yang

digunakan.

2.6 Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)

B/C Ratio menunjukkan angka perbandingan antara benefit dengan cost + investment

dan diperlukan bahwa benefit/cost ratio lebih besar dari 1 (satu):

a. Jika B/C Ratio lebih besar dari 1 (satu) maka benefit yang akan diperoleh

selama umur teknis ekonomis proyek yang bersangkutan lebih besar dari cost

+ investment, berarti favourable sehingga pembangunan atau rehabilitasi atau

perluasan proyek yang bersangkutan dapat dilaksanakan.

b. Jika B/C ratio sama dengan 1 ( satu) maka benefit yang akan dieroleh selama

unsur teknis – ekonomis proyek, yang bersangkutan hanya cukup untuk

munutupi cost + investment, sehingga dari segi aspek finansial dan ekonomis,

pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan proyek yang bersangkutan tidak

perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan, sedangkan dari segi sosial dan

12

Page 13: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

pembangunan masyarakat, pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan

proyek yang bersangkutan perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan.

c. Jika B/C ratio lebih kecil dari 1 (satu), maka benefit yang akan diperoleh

selama unsur teknis-ekonomis proyek yang bersangkutan tidak cukup untuk

munutupi cost + investment, berarti unfavourable sehingga pembangunan

atau rehabilitasi atau perluasan proyek yang bersangkutan tidk dapat

dilaksanakan.

13

Page 14: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

2.7 Contoh Studi Kasus

COST BENEFIT ANALYSIS (CBA) DALAM PENGADAAN ALAT CT-SCAN

ANTARA PEMBELIAN TUNAI DIBANDINGKAN DENGAN SISTEM KSO

DI RS SITI KHODIJAH SIDOARJO

OLEH ALIK ROCHANI NURYADI

Gambaran Umum Instalasi Radiologi RS Siti Khodijah

Pelayanan CT – Scan RS Siti Khodijah belum sepenuhnya belum mencapai

optimal. Hal ini disebabkan masih banyaknya pasien yang tidak mendapatkan

pelayanan tersebut dikarenakan semakin seringnya alat tersebut tidak dapat

digunakan karena rusak. Hal ini disebabkan karena unsur alat CT – Scan tersebut

sudah tidak ekonomis lagi. Untuk menciptakan pelayanan CT – Scan yang optimal

pihak manajemen RS Siti Khodijah mempunyai suatu masterplan untuk mengganti

alat tersebut dengan melakukan kerjasama operasional dengan pihak ketiga atau

dengan membeli alat CT – Scan secara tunai.

Komposisi sumber daya manusia di RS Siti Khodijah berdasarkan tingkat pendidikan

dan spesialisasinya dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel Keterangan Unit Radiologi RS Siti Khodijah Tahun 2008

No.

Jenis Tenaga Keterangan

1. Spesialis Radiologi Memiliki SIP 2 orang2. Radiografer Surat Tugas 1 orang3. Petugas Proteksi Radiasi (PPR)

medicD III Teknik Radiologi Memiliki SIKR

4 orang

Tingkat I memiliki SIB

8 orang

Fasilitas pelayanan di unit Radiologi RS Siti Khodijah dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel Fasilitas Pelayanan Unit Radiologi di Rumah Sakit Siti Khodijah tahun 2008No. Jenis Pelayanan Hari Buka Jam Buka1. Pelayanan X-Ray Setiap hari 24 jam2. Pelayanan USG Setiap hari 13.00 – 15.003. Pelayanan CT-Scan Setiap hari 07.00 – 15.00

14

Page 15: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

Komponen Cost dan Benefit

Komponen cost dan benefit pembelian CT – Scan secara tunai

Komponen cost

a. Biaya investasi

Biaya investasi pada pengadaan alat CT- Scan dengan cara pembelian tunai

adalah biaya gedung dan fasilitasnya dan biaya pembelian alat. Tabel berikut

merupakan biaya investasi pengadaan alat CT – Scan dengan pembelian tunai.

Tabel 1 Komponen Biaya investasi Pengadaan alat CT – Scan dengan

Pembelian Tunai di RS Siti Khodijah Tahun 2008

No. Jenis Komponen Biaya %1. Gedung Rp. 21. 937.500 2,19 %2. Renovasi Gedung Rp. 1.500.000 0,15 %3. AC Rp. 1.500.000 0,15 %4. Rak Buku Rp. 135.000 0,01 %5. Meja Komputer Rp. 160.000 0,02 %6. Kursi Lipat Rp. 80.000 0,01 %7. Alat CT – Scan Rp. 2. 500.000.000 97,47 %Jumlah Rp. 2.525.312.500 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat kita pelajari bahwa biaya investasi yang paling

besar adalah komponen biaya untuk pembelian harga CT – Scan yaitu sebesar 97,

47 % dari seluruh jumlah biaya investasi yang digunakan dalam pengadaan alat

CT - Scan. Nilai aset gedung dihitung per m2 dengan luas ruangan pelayanan CT

– Scan adalah 29, 25 m2 dan harga per m2 Rp 750.000,-

b. Biaya operasional

Biaya operasional pelayanan CT – Scan meliputi biaya gaji pegawai beserta

insentifnya, biaya pembelian film, biaya ATK, biaya BHP dan biaya umum. Tabel

berikut adalah biaya operasional pengadaan alat CT – Scan dengan pembelian

tunai.

15

Page 16: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

Tabel Biaya Operasional Pengadaan Alat CT – Scan dengan Cara Pembelian

Tunai di RS Siti Khodijah Tahun 2008.

No. Jenis Komponen Biaya %1. Biaya Pegawai Rp. 39.312.047,- 69,53 %2. Biaya Film Rp. 6.960.000,- 12,31 %3. Biaya ATK Rp. 1.035.600,- 1,83 %4. Biaya Umum Rp. 7.712.820,- 13,64 %5. Biaya Bahan Habis Pakai (BHP) Rp. 1.522.000,- 2,69 %Jumlah Rp. 57.582.467,- 100 %

Berdasarkan tabel dapat dipelajari bahwa biaya pegawai merupakan biaya

yang paling banyak dikeluarkan untuk pelayanan CT – Scan yaitu sebesar 69,53

% dari seluruh jumlah biaya operasional.

Biaya umum untuk listrik, air dan telepon dihitung dari banyaknya pemakaian

biaya tersebut setiap hari dan nantinya akan dihitung kebutuhannya dalam

setahun. Biaya listrik diperoleh dari penjumlahan terdapatnya 13 buah lampu, 1

komputer dan alat CT – Scan itu sendiri. Asumsi Tarif Dasar Listrik ( TDL)

adalah sebesar Rp. 1.380,- per Kwh. Biaya air diperoleh dari banyaknya

konsumsi air untuk melayani pemeriksaan CT – Scan dimana dibutuhkan 15 liter

air per hari, maka rata – rata dalam 1 tahun jumlah pemakaian air sebanyak

5.400 liter air. Asumsi Tarif air adalah Rp. 3.500,- per m2. Biaya telepon

diperoleh dari frekuensi untuk menelpon pasien maupun dokter radiologi,

dimana 1 hari terdapat 3 kali telepon, dengan asumsi tariff sekali telepon sebesar

Rp. 500,- persekali panggilan.

c. Biaya Pemeliharaan

Biaya pememliharaan dalam pelayanan CT-Scan berupa biaya

pemeliharaan gedung dan pemeliharaan alat CT – Scan itu sendiri. Biaya

pemeliharaan dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel Biaya pemeliharaan Pengadaan Alat CT – Scan dengan Cara Pembelian

Tunai di RS Siti Khodijah Tahun 2008

No. Jenis Komponen Biaya %1. Gedung Rp. 420.800,- 2,97 %

16

Page 17: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

2. Alat CT – Scan Rp. 13.750.000,- 97,03 %Jumlah Rp. 14.170.800,- 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat dipelajari bahwa biaya pemeliharaan yang

paling banyak dikeluarkan adalah biaya untuk pemeliharaan alat yaitu sebesar

97,03 % dari total biaya pemeliharaan. Biaya pemeliharaan CT – Scan dihitung

berdasarkan biaya pemeliharaan normatif alat tersebut yaitu 5 % dari AIC alat.

d. Biaya kesempatan

Biaya kesempatan yang hilang akibat alat yang rusak yang seharusnya dapat

melaksanakan proses pelayanan CT – Scan. Biaya kesempatan ini dapatdihitung

dari rata – rata jumlah pasien CT – Scan yang dirujuk selama 1 tahun akibat

kerusakan alat ke rumah sakit lain, dikalikan dengan tarif pelayanan CT-Scan.

Rata – rata jumlah pasien yang dirujuk selama kerusakan alat adalah 35 pasien.

Sedangkan tarif pelayanan CT – Scan adalah Rp. 650.000,-

e. Biaya eksternalitas

Biaya eksternalitas merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan yang

secara tidak langsung akan mendukung kegiatan dalam pelaksanakan proyek.

Biaya ini akibat dampak – dampak yang tidak terkompensasi dari tindakan

seseorang terhadap kesejahteraan orang lain. Biaya eksternalitas yang termasuk

dalam pelayanan CT – Scan adalah biaya pelatihan. Dengan adanya pelatihan

maka akan meminimalisasi dampak negatif yang terjadi akibat adanya pelayanan

CT – Scan, misalnya pelatihan tentang penggunaan alat CT – Scan secara baik

dan benar.

Biaya eksternalitas ini diperoleh dari biaya pelatihan petugas radiologi yang

dilaksanakan sekali dalam setahun dengan jumlah petugas sebanyak 4 orang.

Biaya yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit untuk pelatihan dalam 1 tahun adalah

sebesar Rp. 5.000.000,-

f. Biaya Risiko Kehilangan dan Kerusakan Barang

Biaya resiko kehilangan dan kerusakan barang dapat terjadi akibat dari proses

produksi. Asumsi kerusakan dan kehilangan barang sebesar 0,01 % dari total

17

Page 18: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

pembelian alat yaitu sebesar Rp. 250.000,- pada tahun pertama dan ditargetkan

adanya penurunan 5 % setiap tahun.

Komponen Benefit

a. Pendapatan CT – Scan RS

Pendapatan rumah sakit dihitung berdasarkan tarif pelayanan CT – Scan dari

jumlah pelayanan. Pendapatan rumah sakit dari pelayanan CT – Scan = tarif biaya

pemeriksaan CT – Scan x rata – rata jumlah kunjungan/tahun. Asumsi bahwa

kenaikan tarif pelayanan CT – Scan adalah 10 % tiap 2 tahun dan adanya kenaikan

jumlah kunjungan 10 % tiap tahun. Dengan tarif biaya pelayanan CT – Scan

sebesar Rp. 650.000,- maka pendapatan untuk tahun pertama adalah Rp.

237.250.000

Komponen Cost dan Benefit Sistem KSO

Komponen Cost

a. Biaya Investasi

Biaya Investasi pada pengadaan alat CT-Scan dengan sistem KSO adalah

biaya gedung dan fasilitasnya. Biaya investasi dapat dilihat pada table berikut ini

Tabel Komponen Biaya Investasi Pengadaan Alat CT – Scan dengan Sistem

KSO di RS Siti Khodijah Tahun 2008

No. Jenis Komponen Biaya %1. Gedung Rp. 21. 937.500 86,67 %2. Renovasi Gedung Rp. 1.500.000 5,93 %3. AC Rp. 1.500.000 5,93 %4. Rak Buku Rp. 135.000 0,53 %5. Meja Komputer Rp. 160.000 0,63 %6. Kursi Lipat Rp. 80.000 0,32 %Jumlah Rp. 25.312.500 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat kita pelajari bahwa biaya investasi yang paling

besar adalah pada komponen biaya gedung yaitu sebesar 86,67 % dari seluruh

jumlah biaya investasi yang digunakan dalam pengadaan alat CT – Scan dengan

18

Page 19: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

KSO. Nilai aset gedung dihitung per m2, dengan luas ruangan pelayanan CT –

Scan adalah 29,25 m2an harga per m2 Rp. 750.000,-

b. Biaya operasional

Biaya operasional pelayanan CT – Scan meliputi biaya gaji pegawai beserta

insentifnya, biaya pembelian film, biaya ATK, biaya BHP dan biaya umum.

Tabel berikut adalah biaya operasional pengadaan alat CT – Scan dengan KSO.

Tabel Biaya Operasional Pengadaan Alat CT – Scan dengan Melalui Sistem

KSO di RS Siti Khodijah Tahun 2008.

No. Jenis Komponen Biaya %1. Biaya Pegawai Rp. 39.312.047,- 69,53 %2. Biaya Film Rp. 6.960.000,- 12,31 %3. Biaya ATK Rp. 1.035.600,- 1,83 %4. Biaya Umum Rp. 7.712.820,- 13,64 %5. Biaya Bahan Habis Pakai (BHP) Rp. 1.522.000,- 2,69 %Jumlah Rp. 57.582.467,- 100 %

Berdasarkan tabel dapat dipelajari bahwa biaya pegawai merupakan biaya

yang paling banyak dikeluarkan untuk pelayanan CT – Scan yaitu sebesar 69,53

% dari seluruh jumlah biaya operasional. Biaya umum untuk listrik, air dan

telepon dihitung dari banyaknya pemakaian biaya tersebut setiap hari dan

nantinya akan dihitung kebutuhannya dalam setahun. Biaya listrik diperoleh dari

penjumlahan terdapatnya 13 buah lampu, 1 komputer dan alat CT – Scan itu

sendiri. Asumsi Tarif Dasar Listrik ( TDL) adalah sebesar Rp. 1.380,- per Kwh.

Biaya air diperoleh dari banyaknya konsumsi air untuk melayani pemeriksaan CT

– Scan dimana dibutuhkan 15 liter air per hari, maka rata – rata dalam 1 tahun

jumlah pemakaian air sebanyak 5.400 liter air. Asumsi Tarif air adalah Rp.

3.500,- per m2. Biaya telepon diperoleh dari frekuensi untuk menelpon pasien

maupun dokter radiologi, dimana 1 hari terdapat 3 kali telepon, dengan asumsi

tariff sekali telepon sebesar Rp. 500,- persekali panggilan.

c. Biaya Pemeliharaan

19

Page 20: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

Biaya pememliharaan pada pelayanan CT-Scan dengan KSO berupa biaya

pemeliharaan gedung dan pemeliharaan alat CT – Scan itu sendiri. Biaya

pemeliharaan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel Biaya pemeliharaan Pengadaan Alat CT – Scan dengan melalui sistem

KSO di RS Siti Khodijah Tahun 2008

No. Jenis Komponen Biaya %1. Gedung Rp. 420.800,- 2,97 %2. Alat CT – Scan Rp. 13.750.000,- 97,03 %Jumlah Rp. 14.170.800,- 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat dipelajari bahwa biaya pemeliharaan yang

paling banyak dikeluarkan adalah biaya untuk pemeliharaan alat yaitu sebesar

97,03 % dari total biaya pemeliharaan. Biaya pemeliharaan CT – Scan dihitung

berdasarkan biaya pemeliharaan normatif alat tersebut yaitu 5 % dari AIC alat.

Berdasarkan rencana perjanjian KSO biaya operasional mengenai alat akan

dibagi dan atau dibebankan kepada masing – masing pihak dengan besaran

jumlah yang sama yaitu 50 % pihak pertama dan 50 % pihak kedua.

d. Biaya kesempatan

Biaya kesempatan merupakan biaya akibat hilangnya atau rusaknya alat yang

seharusnya dapat melaksanakan proses pelayanan CT – Scan. Biaya kesempatan

ini dapat dihitung dari rata – rata jumlah pasien CT – Scan yang dirujuk selama

1 tahun akibat kerusakan alat ke rumah sakit lain, dikalikan dengan tarif

pelayanan CT-Scan. Rata – rata jumlah pasien yang dirujuk selama kerusakan

alat adalah 35 pasien. Sedangkan tarif pelayanan CT – Scan adalah Rp.

650.000,-

e. Biaya eksternalitas

Biaya eksternalitas merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan yang

secara tidak langsung akan mendukung kegiatan dalam pelaksanakan proyek.

Biaya ini akibat dampak – dampak yang tidak terkompensasi dari tindakan

seseorang terhadap kesejahteraan orang lain. Biaya eksternalitas yang termasuk

20

Page 21: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

dalam pelayanan CT – Scan adalah biaya pelatihan. Dengan adanya pelatihan

maka akan meminimalisasi dampak negatif yang terjadi akibat adanya pelayanan

CT – Scan, misalnya pelatihan tentang penggunaan alat CT – Scan secara baik

dan benar.

Biaya eksternalitas ini diperoleh dari biaya pelatihan petugas radiologi yang

dilaksanakan sekali dalam setahun dengan jumlah petugas sebanyak 4 orang.

Biaya yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit untuk pelatihan dalam 1 tahun adalah

sebesar Rp. 5.000.000,-

f. Biaya Risiko Kehilangan dan Kerusakan Barang

Biaya resiko kehilangan dan kerusakan barang dapat terjadi akibat dari

proses produksi. Asumsi kerusakan dan kehilangan barang sebesar 0,01 % dari

total pembelian alat yaitu sebesar Rp. 250.000,- pada tahun pertama dan

ditargetkan adanya penurunan 5 % setiap tahun.

Komponen Benefit

a. Pendapatan CT – Scan RS

Pendapatan rumah sakit dihitung pada perjanjian kerjasama operasional yang

telah disepakati dengan pihak ketiga dimana rumah sakit memperoleh

pendapatan 50 % dari seluruh total pendapatan pelayanan CT – Scan.

Pendapatan rumah sakit dihitung berdasarkan tarif pelayanan CT – Scan dari

jumlah pelayanan kemudian dikalikan 50 %. Pendapatan rumah sakit dari

pelayanan CT – Scan = (tarif biaya pemeriksaan CT-Scan x rata – rata jumlah

kunjungan /pertahun) x 50 %. Asumsi kenaikan tarif CT – Scan adalah 10 %

setiap 2 tahun dan asumsi kenaikan jumlah kunjungan rata – rata 10 % setiap

bulan.

Nilai Cost dan Benefit

21

Page 22: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

Dengan adanya inflasi yang terus meningkat setiap tahun maka komponen

cost dan benefit juga akan mengalami kenaikan biaya tiap tahun. Perhitungan cost

benefit analysis ini akan dihitung mulai tahun 2010, untuk itu seluruh komponen cost

dan benefits pengadaan alat CT-Scan pada tahun 2008 di transformasikan ke tahun

2010. Asumsi kenaikan biaya investasi adalah 10% pertahun. Hal berdasarkan dari

terus meningkatnya kecanggihan teknologi mengakibatkan harga alat kesehatan juga

semakin meningkat. Asumsi kenaikan biaya operasional adalah sebesar 5% pertahun.

Asumsi biaya pemeliharaan gedung sebesar 10% pertahun dan biaya pemeliharaan

alat adalah 5% dari AIC alat tersebut. Asumsi kenaikan biaya eksternalitas

berdasarkan kebijakan pihak diklat RS Siti Khodijah adalah sebesar 10% setiap

tahun. Asumsi biaya resiko kehilangan dan kerusakan barang adalah 0,01% dari total

pembelian alat. Perhitungan nilai cost dan benefit dari tiap komponen pengadaan alat

CT-Scan baik pembelian tunai tahun 2010 dapat kita lihat tabel 6.10 berikut ini.

Tabel Perhitungan Cost dan Benefit Pengadaan alat CT-Scan dengan Cara Pembelian

Tunai di Unit Radiologi RS Siti Khodijah Tahun 2010

Komponen Hasil perhitunganA. Biaya Pengadaan CT-Scan dengan

pembelian tunai1. Biaya Investasia. Gedung dan fasilitasb. Pembelian alatTotal biaya investasi2. Biaya Operasionala. Gaji dan insentif pegawaib. Filmc. Alat tulis kantor (ATK )d. Bahan habis pakai (BHP)e. Biaya umum1. Air2. Listrik3. TelfonTotal biaya operasional

3. Biaya pemeliharaana. Gedungb. Alat CT-ScanTotal biaya pemeliharaan

(1+10%)x Rp. 23.473.500.-

(1+10%)x Rp. 39.312.047.-365 x Rp. 20.000.-(1+5%)x Rp. 1.035.600.-(1+5%)x Rp. 1.522.000.-

(1+5%)x Rp. 18.900.-(1+5%)xRp. 4.669.920.-(1+5%)xRp. 340.000

(1+10%)x Rp. 420.000.-5% x Rp. 250.000.000,-

Rp. 25.820.850,00Rp. 2.500.000.000,00Rp. 2.524.820.850,00

Rp. 43.243.251,70Rp. 7.300.000,00Rp. 1.087.380,00Rp. 1.598.100,00

Rp. 19.845,00Rp. 4.903.416,00Rp. 567.000,00Rp. 58.718.992,70

Rp. 462.880,00Rp. 12.500.000,00Rp. 12.962.880,00

22

Page 23: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

4. Biaya kesempatan5. Biaya eksternalitas6. Biaya kerusakan dan kehilangan

barang Total Cost

(1+10%)xRp. 22.750.000.-(1+10%) x Rp. 5.000.000.-0,01% x Rp. 2.500.000.000

Rp. 20.475.000,00Rp. 5.500.000,00Rp. 250.000.000,00

Rp. 2.623.727.722,70

B. Manfaat Pengadaan CT-Scan dengan pembelian tunai

Pendapatan rumah sakit 1x365x Rp. 650.000,- Rp. 237.250.000,00Total benefit RP. 237.250.000,00

Berdasarkan taber 6.10 maka dapat kita pelajari bahwa pengadaan CT-Scan

dengan pembelian tunai lebih besar dari manfaat atau pendapatan. Hal ini disebabkan

karena besarnya pembelian alat CT-Scan yaitu sebesar 76,2% dari seluruh total

biaya. Sedangkan perhitungan nilai cost dan benefit dari tiap komponen pengaduan

alay CT-Scan dengan KSO tahuun 2010 dapat kita lihat pada tabel 6.11 berikut ini

Tabel Perhitungan Cost dan Benefit Pengadaan alat CT-Scan dengan Cara KSO di

Unit Radiologi RSSK Tahun 2010.

Komponen Hasil PerhitunganA. Biaya Pengadaan CT-Scan

dengan KSO1. Biaya investasi

a. Gedung dan fasilitasTotal biaya investasi

2. Biaya operasionala. Gaji dan insentif

pegawaib. Filmc. Alat tulis kantor (ATK)d. Bahan habis pakai

(BHP)e. Biaya umum

1. Air2. Listrik3. Telepon

Total biaya operasional3. Biaya pemeliharaan

a. Gedungb. Alat CT-ScanTotal biaya pemeliharaan

4. Biaya kesempatan5. Biaya eksternalitas

(1+10%)xRp. 23.473.500.-

(1+10%)xRp. 39.312.047.-365 xRp. 20.000.-(1+5%) xRp. 1.035.600.-(1+5%) xRp. 1.522.000.-

(1+5%) xRp. 18.900.-(1+5%) xRp. 4.669.920.-(1+5%) xRp. 540.000.-

(1+10%) xRp. 420.000.-(5%xRp.275.000.000)50%

(1+10%)xRp. 22.750.000.-(1+10% xRp. 5.000.000.-0,01% xRp. 2.500.000.-

Rp. 25.820.850,00Rp. 25.820.850,00

Rp. 43.243.251,70Rp. 7.300.000,00Rp. 1.087.380,00Rp. 1.598.000,00

Rp. 19.845,00Rp. 4.903.416,00Rp. 567.000,00Rp. 58.718.992,70

Rp. 462.880,00Rp. 6.250.000,00Rp. 6.712.880,00Rp. 20.475.000,00Rp. 5.500.000,00Rp. 250.000,00

23

Page 24: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

6. Biaya kerusakan kehailangan barang

Total Cost

Rp. 117.447.722,70

B. Manfaat Pengadaan CT-Scan dengan pembelian tunai

Pendapatan rumah sakit (365xRp. 650.000.-)x50% Rp. 118.625.000,00Total Benefit Rp. 118.625.000,00

Berdasarkan Tabel 6.11, maka dapat kita pelajari bahwa pada biaya

pengadaan CT-Scan dengan pembelian tunai lebih besar dari manfaat atau

pendapatan. Dengan cara penghitungan pada tabel diatasmaka kita dapat menghitung

nilai cost dan benefit pengadaan alat VT-Scan selama 10 tahun kedepan. Dari data

tersebut dapat dihitung nilai present value cost dan present value benefit masing-

masing jenis komponen pengadaan alat CT-Scan

Rasio Present Value Cost dan Benefit

Berdasarkan data perhitungan nilai cost dan benefit pengadaan alat CT - Scan antara

pembelian tunai maupun melalui system KSO diatas, maka dapat kita lihat rasio

antara PV Cost dan Benefit pada tabel dibawah ini

Tabel Rasio PV benefit dan PV Cost

Jenis Pengadaan alat Ct-Scan

PV Benefit (B) PV Cost (C) Rasio B/C

Pembelian Tunai

2.897.358.139,66 3.415.342.951.,08 0,85

KSO 1.448.679.069,83 852.842.951,08 1,70Berdasarkan tabel dapat dipelajari bahwa nilai manfaat dari pengadaan alat CT –

Scan baik dengan cara pembelian tunai maupun sistem KSO dalam sepuluh tahun

yang akan datang. Keuntungan selama 10 tahun yang akan datang pada pengadaan

alat CT – Scan dengan cara pembelian tunai lebih besar dibandingkan pengadaan CT

– Scan dengan melalui sistem KSO. Hal ini dapat dilihat dari PV benefit pengadaan

alat dengan pembelian tunai sebesar Rp. 2.897.358.139,66 sedangkan pada

pengadaan alat CT – Scan melalui KSO sebesar Rp. 1.448.679.069,83. Sedangkan

biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan alat CT-Scan dengan melalui KSO lebih

sedikit yaitu PV sebesar Rp. 852.842.951,08 dibandingkan biaya yang dibutuhkan

24

Page 25: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

untuk pngadaan alat CT-Scan dengan cara pembelian tunai yaitu PV sebesar Rp.

3.415.342.951,08.

Dari perbandingan PV benefit dan PV cost dari masing – masing komponen

pengadaan alat CT-Scan maka dapat diketahui bahwa nilai rasio B/C pada pengadaan

alat CT – Scan dengan cara pembelian tunai adalah 0,85, sedangkan rasio B/C pada

pengadaan alat CT-Scan melalui KSO adalah 1,70.

Nett Present Value (NPV)

Berdasarkan perhitungan present value masing masing pengadaan alat CT-

Scan, maka didapatkan nilai NPV. Tabel berikut adalah nilai nett present value

masing masing pengadaan alat CT – Scan .

Tabel Nett Present Value Pengadaan Alat CT – Scan di RS Siti Khodijah

Jenis Pengadaan

alat Ct-Scan

PV Benefit (B) PV Cost (C) NPV (Rp)

Pembelian Tunai

2.897.358.139,66 3.415.342.951.,08 (-)517.948.811,42

KSO 1.448.679.069,83 852.842.951,08 (+)595.836.118,75Berdasarkan tabel dapat kita pelajari bahwa pengadaan alat dengan pembelian

tunai menunjukkan hasil negatif, artinya benefit tidak cukup untuk menutup cost

selama proyek tersebut berjalan selama 10 tahun sehingga proyek tersebut

unfovourable. Sedangkan pengadaan alat dengan KSO menunjukkan hail positif,

artinya benefit lebih besar dari cost selama proyek tersebut berjalan 10 tahun

sehingga proyek tersebut fovourable.

Pengadaan Alat CT-Scan yang Paling Menguntungkan

Dari hasil perhitungan ratio B/C diperoleh bahwa pengadaan alat CT-Scan

melalui sistem KSO menunjukkan hasil positif sedangkan pengadaan alat CT-Scan

dengan pembelian tunai menunjukkan hasil negatif. Hal ini dibuktikan dengan ratio

B/C pada pengadaan CT-Scan melalui system KSO lebih besar (rasio B/C = 1,70)

daripada pengadaan alat CT-Scan dengan pembelian tunai (rasio B/C = 0,85) dan

hasil NPV menunjukkan hasil positif. Maka pada penelitian ini diperoleh pengadaan

25

Page 26: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

alat CT – Scan dengan melalui system KSO lebih menguntungkan untuk

dilaksanakan dibanding pengadaan alat CT-Scan dengan pembelian tunai.

Teknik Analisis Data

Asumsi yang dipakai dalam perhitungan ini adalah sebagai berikut:

1. Asumsi inflansi 10% pertahun

2. Asumsi kenaikan gaji pertahun rata – rata 10 %

3. Asumsi kenaikan jumlah kunjungan 10% pertahun

4. Asumsi kenaikan harga film rata – rata 3% pertahun

5. Asumsi kenaikan harga ATK pertahun sebesar 5% pertahun

6. Kenaikan harga biaya umum pertahun sebesar 5 % pertahun

7. Asumsi kenaikan harga barang habis pakai 5 % pertahun

8. Asumsi kenaikan biaya pemeliharaan 10% pertahun

9. Asumsi pelatihan petugas dilaksanakan 1 x setahun

10. Asumsi biaya pelatihan naik setiap tahun sebesar 10 %

11. Asumsi kerusakan dan kehilangan barang pada pengolahan sebesar 0,01 %

dari total pembelian alat dan ditargetkan adanya penurunan 5 % setiap tahun

12. Asumsi kenaikan tarif CT-Scan 10% tiap 2 tahun

13. Asumsi biaya asuransi alat CT – Scan pada KSO belum dimasukkan dalam

perhitungan CBA karena besarnya asuransi belum diketahui dari pihak ketiga

Penelitian ini menggunakan 3 tahapan analisis data yaitu:

1. Identifikasi seluruh komponen manfaat (benefit) dan biaya (cost) dari masing

– masing cara pengadaan alat baik dengan pembelian tunai maupun dengan

sistem KSO

2. Menghitung nilai present value (PV) untuk mengetahui nilai sekarang dari

tiap komponen benefit maupun cost. Rumus yang digunakan adalah :

26

Page 27: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

PV Benefit = benefit x nilai discount factor (df)

PV Cost = cost x nilai discount factor (df)

3. Menghitung nilai ratio B/C untuk mengetahui cara pengadaan alat CT-Scan

yang memiliki nilai sebesar dan paling menguntungkan.

27

Page 28: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

CostBenefit Analysis(CBA) adalahsuatu proses analisis sistematis yang

berupa perbandingan antara manfaat dan biaya yang dikeluarkan dalam

menyelenggarakan kegiatan atau proyek. Cost Benefit Analysisdigunakan untuk

mengetahui besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan suatu proyek.

Analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari

pelaksanaan program. Perhitungan manfaat dan biaya merupakan satu kesatuan

yang tidak bisa dipisahkan. Cost Benefit Analysisjuga digunakan untuk

mengetahui seberapa baik atau seberapa buruk tindakan yang akan direncanakan

akan berubah.Cost Benefit Analysis (CBA) dapat diterapkan dalam bidang

kesehatan. Analisis ini dapat digunakan untuk menilai apakah keuntungan lebih

besar daripada biaya.

Untuk dapat melakukan Cost Benefit Analysis ada beberapa langkah yang

harus dilakukan, sebagai berikut:

1. Identifikasi alternative atau intervensi yang akan dianalisis.

2. Identifikasi biaya dari masing-masing alternative dan intervensi.

3. Menghitung total biaya dari masing-masing alternative atau intervensi.

4. Identifikasi benefit (manfaat) dari masing-masing alternative dan intervensi.

5. Mentransformasi manfaat dalam bentuk uang.

6. Menghitung total benefit.

7. Menghitung rasio benefit.

8. Melakukan analisis untuk menentukan pilihan dari alternative atau

intervensi yang paling menguntungkan.

28

Page 29: BAB I - Web viewDengan penghitungan total biaya dalam bentuk uang dan keuntungan atau manfaat dalam bentuk uang, maka akan diketahui perbandingan apakah kebijakan tersebut akan untung

9. Melakukan analisis sensitifitas

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Aula. 2010. Cost Benefit Analysis. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Aula%20Ahmad%20Hafidh%20Saiful%20Fikri,%20SE.,M.Si./Cost%20Benefit%20Analysis.pdf. diakses tanggal 3 November 2012

Yuwono, Slamet Riyadi. 2009.Ekonomi Kesehatan (Health Economic) & Kewirausahaan(Entrepreneurship).http://www.fk.unair.ac.id/pptfiles/EKONOMI%20KESEHATAN-S1-KEBIDANAN-UNAIR.EDIT.ppt. diakses tanggal 3 November 2012

Nuryadi, Alik Rochani. 2009. Cost Benefit Analysis (CBA) Dalam Pengadaan Alat CT-Scan Antara Pembelian Tunai Dibandingkan Dengan Sistem KSO Di RS Siti Khodijah Sidoarjo. Skripsi. Surabaya ; Universitas Airlangga

29