bab i gagal jantung

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Sejarah Gagal jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang sedang dihadapi masyarakat dunia akhir-akhir ini. Prevalensi keseluruhan HF pada populasi orang dewasa di negara maju adalah 2%. Gagal jantung memiliki angka prevalensi lebih dari 5,8 juta di Amerika Serikat dan lebih dari 23 juta di seluruh dunia (Dubey et al, 2012). Diperkirakan di Amerika saat ini memiliki gagal jantung kronik dan setidaknya ada 550.000 kasus gagal jantung baru didiagnosis setiap tahunnya. Pasien dengan gagal jantung akut kira- kira mencapai 20% dari seluruh kasus gagal jantung. Prevalensi gagal jantung meningkat seiring dengan usia, 80 % berumur lebih dari 65 tahun (Mappahya, 2004).Prevalensi pada gagal jantung meningkat antara 2-3% pada usia 75 tahun, sehingga prevalensi pada usia antara 70an-80an antara 10-20% (Dubey et al, 2012) Di Indonesia belum ada data epidemiologi untuk gagal jantung, namun pada Survei Kesehatan Nasional 2003 dikatakan bahwa penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian utama di Indonesia (26,4%) dan pada Profil Kesehatan Indonesia 2003 disebutkan bahwa penyakit jantung berada di urutan ke-delapan (2,8%) pada 10 penyakit penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia (Mappahya, 2004). Gagal jantung merupakan sindrom yang memiliki gambaran: gejala gagal jantung, sesak nafas tipikal saat istirahat maupun atau selam aktifitas dan atau lemas, tanda-tanda resistensi cairan seperti kongsti pulmonary dan bengkak pada kaki dan kejadian abnormalitas dari struktur atau fungsi dari jantung saat istirahat (Vahanian,

Upload: kakuro

Post on 08-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

BAB I Gagal Jantung

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan SejarahGagal jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang sedang dihadapi masyarakat dunia akhir-akhir ini. Prevalensi keseluruhan HF pada populasi orang dewasa di negara maju adalah 2%. Gagal jantung memiliki angka prevalensi lebih dari 5,8 juta di Amerika Serikat dan lebih dari 23 juta di seluruh dunia (Dubey et al, 2012). Diperkirakan di Amerika saat ini memiliki gagal jantung kronik dan setidaknya ada 550.000 kasus gagal jantung baru didiagnosis setiap tahunnya. Pasien dengan gagal jantung akut kira-kira mencapai 20% dari seluruh kasus gagal jantung. Prevalensi gagal jantung meningkat seiring dengan usia, 80 % berumur lebih dari 65 tahun (Mappahya, 2004).Prevalensi pada gagal jantung meningkat antara 2-3% pada usia 75 tahun, sehingga prevalensi pada usia antara 70an-80an antara 10-20% (Dubey et al, 2012)Di Indonesia belum ada data epidemiologi untuk gagal jantung, namun pada Survei Kesehatan Nasional 2003 dikatakan bahwa penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian utama di Indonesia (26,4%) dan pada Profil Kesehatan Indonesia 2003 disebutkan bahwa penyakit jantung berada di urutan ke-delapan (2,8%) pada 10 penyakit penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia (Mappahya, 2004).Gagal jantung merupakan sindrom yang memiliki gambaran: gejala gagal jantung, sesak nafas tipikal saat istirahat maupun atau selam aktifitas dan atau lemas, tanda-tanda resistensi cairan seperti kongsti pulmonary dan bengkak pada kaki dan kejadian abnormalitas dari struktur atau fungsi dari jantung saat istirahat (Vahanian, 2008). Gagal jantung bisa berasal dari CAD, tekanan darah tinggi, penyakit jantung rematik atau penyebab lain seperti kardiomiopati, penyakit jantung bwaan, endocarditis, dan miokarditis. Penyakit ini buka hanya merupakan alasan yang cukup untuk masuk ke rumah sakit secara urgen, tetapi juga merupakan penyebab utama morbiditas dan mortilitas (Dubey et al, 2012). Gagal jantung akut didefinisikan sebagai serangan cepat dari gejala-gejala atau tanda-tanda akibat fungsi jantung yang abnormal. Dapat terjadi dengan atau tanpa adanya sakit jantung sebelumnya. Disfungsi jantung bisa berupa disfungsi sistolik atau disfungsi diastolik. Gagal jantung akut dapat berupa serangan pertama gagal jantung, atau perburukan dari gagal jantung kronik sebelumnya (Mappahya, 2004). Penderita gagal jantung akut datang dengan gambaran klinis dispneu, takikardia serta cemas, pada kasus yang lebih berat penderita tampak pucat dan hipotensi. Adanya trias hipotensi (tekanan darah sistolik < 90 mmHg), oliguria serta cardiac output yang rendah menunjukkan bahwa penderita dalam kondisi syok kardiogenik. Gagal jantung akut yang berat serta syok kardiogenik biasanya timbul pada infark miokard luas, aritmia yang menetap (fibrilasi atrium maupun ventrikel) atau adanya problem mekanis seperti ruptur otot papilari akut maupun defek septum ventrikel pasca infark (Mapphaya, 2004).Gagal jantung akut yang berat merupakan kondisi emergensi dimana memerlukan penatalaksanaan yang tepat termasuk mengetahui penyebab, perbaikan hemodinamik, menghilangan kongesti paru, dan perbaikan oksigenasi jaringan (Sudoyo, 2009).Dari uraian di atas, maka penting bagi kita untuk mengenali gejala gagal jantung secara dini terutama bagi para klinisi, oleh karena itu pada responsi kasus kali ini, kami akan membahas diagnosis dan penatalaksanaan gagal jantung.