bab i - file · web viewhakekat matematika adalah ... serap siswa terhadap materi...
TRANSCRIPT
1
PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DALAM KOMPETENSI DASAR DIMENSI TIGA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBALIK (RECIPROCAL TEACHING
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu
manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi
setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan bertujuan menumbuh kembangkan
potensi manusia agar menjadi manusia dewasa, beradab, dan normal.
Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada
individu, kolompok, dan masyarakat. Melalui pendidikan diharapkan mampu
membentuk individu-individu yang berkompetensi di bidangnya sehingga
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Rubiyanto,
dkk,2004:1).
Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan
banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu
hambatannya adalah rendahnya mutu pendidikan di negara ini, sehingga
dengan adanya hambatan tersebut akan menjadikan sebuah tantangan bagi
pengelola pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di indonesia.
Tantangan yang ada merupakan suatu alat yang dapat memunculkan suatu
pemikiran, inovasi baru dalam metode pembelajaran.
Hakekat matematika adalah belajar konsep, sehingga belajar
matematika memerlukan cara-cara khusus dalam belajar dan mengajarkannya.
Belajar mengajar merupakan interaksi antara siswa dengan guru. Seorang guru
berusaha untuk mengajar dengan sebaik-baiknya, sehingga siswa dapat
memahami materi dengan baik sesuai tujuan pembelajaran.
Konsep dimensi tiga merupakan salah satu unsur yang penting dalam
matematika. Melalui konsep dasar dimensi tiga yang diberikan di SMP,
diharapkan siswa mampu untuk memahami lebih mudah materi yang akan
diberikan di jenjang selanjutnya mengenai bangun ruang. Pemahaman awal
2
yang baik tentunya akan membawa dampak yang baik untuk pemberian materi
yang lebih sulit lagi.
Pemahaman akan pengertian dan pandangan guru terhadap metode
mengajar juga akan mempengaruhi peranan dan aktifitas siswa dalam belajar.
Sebaliknya aktifitas guru dalam mengajar serta aktifitas siswa dalam belajar
sangat bergantung pada pemahaman guru terhadap metode mengajar.
Mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan
mengandung makna yang lebih luas dan kompleks yaitu terjadinya
komunikasi dan interaksi antara siswa dengan guru.
Model pembelajaran yang menarik dan dapat memicu siswa untuk
ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar yaitu model
pembelajaran aktif. Pada dasarnya, pembelajaran aktif adalah suatu
pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Peserta
didik dituntut sebagai subjek sekaligus objek dalam pembelajaran.Salah satu
model pembelajaran yang ada adalah Reciproocal Teaching ( RE )
Penelitian yang dilakukan Nur Jannah (2008), menyimpulkan bahwa
kemampuan matematika siswa yang berupa keaktifan siswa dalam
pembelajaran dan daya serap siswa terhadap materi pelajaran matematika pada
pokok bahasan aritmatika sosial mengalami peningkatan melalui model
pembelajaran Reciprocal teaching
Pembelajaran berbalik (Reciprocal teaching) merupakan salah satu
model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan tercapai melalui
kegiatan belajar mandiri dan peserta didik mampu untuk menjelaskan
temuannya kepada pihak lain. Kemampuan siswa dalam belajar mandiri juga
dapat ditingkatkan.Menurut Muslimin Ibrahim (2007:5) menyatakan bahwa
pembelajaran berbalik (Reciprocal Teaching) adalah strategi belajar melalui
kegiatan mengajarkan teman.
Berdasarkan uraian di atas tentang permasalahan dalam pemahaman
konsep dalam matematika, penulis menyimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran aktif melalui reciprocal teaching diharapakan dapat
meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar matematika pada konsep
dimensi tiga siswa SMP kelas VIII semester II dalam belajar matematika.
3
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada peningkatan pemahaman konsep
dimensi tiga melalui model pembelajaran reciprocal teaching. Fokus
penelitian ini diuraikan menjadi dua rumusan masalah :
1. Apakah proses pembelajaran matematika melalui Model pembelajaran
reciprocal teaching dapat menigkatkan keaktifan siswa dalam belajar
konsep dimensi tiga?
2. Apakah proses pembelajaran matematika melalui Model pembelajaran
reciprocal teaching dapat menigkatkan hasil belajar siswa?
C. Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pemecahan masalah yang
akan dilakukan agar dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa
dimensi adalah dengan menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching,
Menurut Muslimin Ibrahim (2007:5) menyatakan bahwa pembelajaran
berbalik (Reciprocal Teaching) adalah strategi belajar melalui kegiatan
mengajarkan teman,adapun langkah langkah kegiatannya adalah sebagai
berikut :
a. Peneliti mempersiapkan buku acuan yang sering dipakai oleh siswa serta
sarana pembelajaran yang mendukung dengan mempertimbangkan
masukan dari guru kelas VIII.
b. Pembelajaran dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1) Sampaikan topik materi yang akan diajarkan pada awal pembelajaran.
2) Siswa diminta untuk menjawab secara berpasangan (dua orang).
3) Setelah siswa yang bekerja tadi mendapatkan jawaban, pasangan tadi
digabungkan dengan pasangan di sampingnya. Dengan ini terbentuk
kelompok dengan empat orang anggota.
4) Kelompok berempat ini mengerjakan tugas yang sama seperti dalam
kelompok dua orang. Tugas ini dapat dilakukan dengan
membandingkan jawaban kelompok dua orang dengan kelompok yang
lain. Dimana jawaban kedua kelompok harus disepakati oleh semua
anggota kelompok baru.
5) Setelah kelompok yang beranggotakan empat orang tadi selesai
mengerjakan tugas, setiap kelompok digabungkan dengan satu
4
kelompok yang lain. Dengan ini muncul kelompok baru yang
anggotanya delapan orang.
6) Kelompok baru ini mengerjakan tugas sama dengan tugas pada
kelompok kecil tadi. Langkah ini dapat dilanjutkan sesuai dengan
jumlah siswa atau waktu yang tersedia.
7) Masing – masing kelompok besar tersebut diminta menyampaikan
hasilnya di depan kelas.
8) Pengajar akan membandingkan jawaban dari masing – masing
kelompok, kemudian memberikan ulasan – ulasan dan penjelasan –
penjelasan secukupnya sebagai klarifikasi dari jawaban siswa.
D. Tujuan Penelitian
Menurut M. Hariwijaya dan Triton PB (2008:50), tujuan penelitian
merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti sebelum melakukan
penelitian dan mengacu pada permasalahan. Adapun tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui model pembelajaran aktif reciprocal teaching dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar konsep dimensi tiga
2. Untuk mengetahui peningkatkan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran matematika melalui model pembelajaran aktif reciprocal
teaching.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat
memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, terutama pada
peningkatan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa, diharapkan dapat meningkatkan pengalaman mengenai
pembelajaran matematika dengan model pembelajaran aktif reciprocal
teaching..
b. Bagi Guru, agar dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran
khususnya bagi guru SMP dengan menggunakan model pembelajaran
aktif reciprocal teaching.
5
c. Bagi Sekolah, penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka
perbaikan metode pembelajaran matematika dan peningkatan kualitas
tenaga pengajar maupun peserta didik..
d. Bagi Penulis, dapat mendapatkan pengalaman langsung dalam
penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dan mengetahui
kelebihan serta kekurangan dari pembelajaran ini.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian terdahulu
dengan penelitian yang dilakukan oleh :
Nur Jannah (2008), menyimpulkan bahwa kemampuan matematika
siswa yang berupa keaktifan siswa dalam pembelajaran dan daya serap siswa
terhadap materi pelajaran matematika pada pokok bahasan aritmatika sosial
mengalami peningkatan melalui model pembelajaran Reciprocal teaching
Musriah(2009) Keaktifan siswa diketahui dari lima indicator yaitu
keaktifan mengajkan pertanyaan, keaktifan mengerjakan soal-soal latihan di
depan kelas, keaktifan mengemukakan ide dan pendapat, keaktifan
menyanggah/menyetujui ide teman.
Dalam Susanti(2004) menyimplkan bahwa prestasi belajar adalah
hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf,
symbol, maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang dicapai siswa dlam
periode tertentu.
Adapun persamaan dan perbedaan dari peneliti-peneliti yang telah
dilakukan dan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
7
Perbedaan dan persamaan penelitian
PenelitiTahun
variabel
Keaktifan
Siswa
Preastasi
Belajar
Reciprocal
TeachingSFE
Berprogram
tipe
bercabang
Nur
jannah2008
Musriah 2009
Susanti 2004
Peneliti 2010
B. Kajian Teori
1. Keaktifan Siswa
Menurut sudiana ( 1988:72 ) mengemukakan keaktifan siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dalam :
a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
b. Terlibat dalam pemecahan masalah
c. Bertanya kepada siswa lain/kepada guru bila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya
d. Berusaha mencari berbagai infoormasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah
e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
f. Menilai kemampuan dirinya dari hasil hasil yang
diperolehnya dalam melaksanakan tugas atau persoalan yang
dihadapinya.
8
2. Prestasi Belajar Matematika
Prestasi Belajar atau bisa disebut juga dengan hasil belajar. Nana
Sudjana ( 2006:22 ) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
kemampuan yangg dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Oemar Hamalik (2001 : 5), prestasi belajar merupakan
suatu perubahan tingkah laku dan sikap yang lebih berkualitas. Prestasi
individu yakni hal-hal yang telah dicapai oleh seseorang yang disebut prestasi
belajar.
Hordward Kingsley dalam Nana Sudjana membagi 3 macam hasil
belajar :
a. Ketrampilan dan Kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan Cita-cita
3. Model Pembelajaran Berbalik
Menurut Muslimin Ibrahim (2007:5) menyatakan bahwa
pembelajaran berbalik (Reciprocal Teaching) adalah strategi belajar melalui
kegiatan mengajarkan teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai “guru”
menggantikan peran guru untuk mengajarkan teman-temannya. Sementara itu
guru lebih berperan sebagai model yang menjadi contoh, fasilitator yang
member kemudahan, dan pembimbing yang melakukan scaffolding.
Scaffolding berarti memberikan kepada siswa sejumlah besar
bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran kemudian mengurangi sedikit
demi sedikit bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak yang
belajar tersebut untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar
segera setelah ia dapat melakukannya, Slavin (dalam Yusuf, 2007: 6).
Menurut Amin Suyitno (Nur Jannah, 2008:18) dalam pembelajaran
berbalik atau Reciprocal teaching siswa menyampaikan materi seperti jika
guru mengajarkan materi. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran
Reciprocal teaching adalah sebagai berikut :
9
a. Guru manyampaikan materi yang akan dikenai model
pembelajaran Reciprocal teaching. Materi tersebut terlebih dahulu
diinformasikan kepada siswa
b. Siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri di rumah
c. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyajikan materi tersebut
di depan kelas
d. Dengan metode tanya jawab, guru menyampaikan kembali secara
singkat untuk melihat tingkat pemahaman siswa. Guru dapat
menggiring pertanyaan siswa-siswa agar yang ditunjuk mengajar
tersebut yang menjawab pertanyaan dari temannya, namun disini
guru tetap sebagai narasumber utama
e. Guru melatih siswa mengerjakan soal sebagai pendalaman materi
f. Guru memberikan tugas rumah sebagai bentuk latihan rutin
4. Penerapan Model Pembelajaran Berbalik Pada Dimensi Tiga
1) Pembelajaran Matematika
Pembelajaran atau pengajaran menurut Daeng
(Uno,2006:134-135) adalah upaya untuk pembelajaran siswa.
Secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil
pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.
Menurut Dian Rahmawati ( 2010 )menyimpulkan bahwa
pembelajaran matematika adalah proses untuk membantu peserta
didik agar belajar matematika lebih baik. Proses pembelajran
merupakan upaya membelajarkan siswa dengan mengmbangkan
metode yang tepat untuk mencapai hasil belajr yang diinginkan.
2) Dimensi Tiga
a) Bentuk bangun ruang
10
a. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua
bidang sejajar ( alas dan tutupnya ) dan bidang – bidang tegak
yang saling berpotongan menurut rusuk – rusuk sejajar.
b. Limas
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah
alas segi-n dan bidang berbentuk segitiga yang puncaknya
bertemu di satu titik.
c. Bola
Bola adalah bangun ruang yang dibatasi oleh kulit bola.
b) Unsur bangun ruang
a. Titik sudut : A, B,.., H
b. Rusuk : AB, BF, EH, FG, dsb
c. Bidang atau sisi : ABFE, FBCG, dst
d. Diagonal bidang atau diagonal sisi
adalah garis yang menghubungkan
2 titik sudut berhadapan dalam
satu bidang. Contoh : AC, BD, dst
e. Diagonal ruang adalah garis yang
menghubungkan 2 titik sudut
berhadapan yang tidak sebidang.Contoh : AG, BH, dst
f. Bidang diagonal adalah bidang yang melalui 2 diagonal bidang
sejajar. Contoh : ACGE, BDHF, dst.
c) Daftar unsur tiap bangun ruang
No Unsur Prisma segi-n Balok/kubus Limas segi-n
1 Titik sudut 2n 8 n+1
2 Sisi n + 2 6 n+1
3 Rusuk 3n 12 2n
4 Diagonal bidang n(n-1) 12 n/2 (n-3)
5 Diaonal ruang n(n-3) 4 -
KONDISI AWAL Kondisi sebelum dilakukan tindakan:Keaktifan siswa rendah (25%)Prestasi belajar rendah (25%)
11
6 Bidang diagonal n/2 (n-1) 6 -
d) Volume dan luas bangun ruang
Bangun
ruang
Volume Luas Keterangan
Kubus V=s3 L=6s2 S=rusuk
Ka=kel.alas
t=tinggi
p=panjang
l=lebar
r=jari2
LST=luas sisi tegak
S=pelukis
Balok V=p.l.t L=2(pl+pt+lt)
Prisma V=La.t L=2La + Ka.t
Tabung V=La.t L=2phi.r(r+t)
Limas V=1/3 . La .t L=La+LST
Kerucut V= 1/3 . La . t L=phi.r(r+s)
C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran matematika dibutuhkan sebuah metode dan model
yang tepat untuk menyampaikannya. Materi yang disampaikan hedaknya
disajikan dengan runtut, karena matematika merupakan ilmu yang runtut dan
berkesinambungn.Pemikiran logis dan pemahaman terhadap materi ajar
merupakan hal yang sangat penting dan mutlak sebagai langkah awal dalam
menyelesaikan permasalahan.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempermudah
pencapaian tujuan awal pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran
Reciprocal Teaching diharapkan mampu untuk membangkitkan keaktifan
siswa dalam menemukan cara – cara khusus untuk memecahkan soal terbuka
KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
TINDAKAN
Kondisi sebelum dilakukan tindakan:Keaktifan siswa rendah (25%)Prestasi belajar rendah (25%)
Siklus IMasih banyak siswa yang malas apabila mengerjakan tugas di depan kelasSiswa belum aktif bertanya dan mengemukakan ideHanya siswa pandai yang mengerjakan tugas
Harapan setelah dilakukan tindakan:Keaktifan siswa meningkat (65%)Prestasi belajar meningkat (70%)
Siklus IISiswa lebih rajin dalam mengerjakan tugas di depan kelasSiswa lebih aktif bertanya dan mengemukakan ideAdanya peningkatan dalam mengerjakan tugas
Siklus IIISebagian besar siswa sudah rajin dalam mengerjakan tugas di depan kelasSiswa sudah aktif bertanya dan mengemukakan ideSebagian besar siswa mampu mngerjakan tugas
12
yang dikemukakan, sehingga prestasi belajar matematika dapat
ditingkatkan.Dapat digambarkaan sebagai berikut:
D. Hipotesis Tindakan
13
Berdasarkan hasil tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran
tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
“Jika pembelajaran menggunakan model pembelajaran Reciprocal
teaching, maka keaktifan siswa dan prestasi belajar matematika siswa kelas
VIII semester ganjil SMP Muhammadiyah 1 Wonogiri Tahun 2010
meningkat”.
BAB III
METODE PENELITIAN
14
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian tindakan Kelas ( PTK )
atau classroom action research ( CAR ). Melalui PTK peneliti dapat
melakukan sendiri terhadap praktik pembelajaran yang dilakukan di kelas.
Penelitian ini dilakukan melalui suatu tindakan terus menerus yang diamati
secara khusus, kemudian diadakan perubahan terkontrol sampai pada upaya
maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.
PTK merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh
guru sendiri, yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebahgai alat untuk
pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian
mengajar, dan sebagainya ( Mc Niff,1992:1)
Melalui PTK juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori
dan praktik pendidikan. Hal ini dapat terjadi karena setelah meneliti
tindakan/kegiatannya sendiri, peneliti akan memperoleh umpan balik
mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang
dimulai dari (a). Perencanaan ( planning ),(b)pelaksanaan tindakan (action ),
(c) pengumpulan data ( observing ),(d) menganalisis data/ informasi untuk
memutuskan sejauh mana kelabihan atau kelemahan tindakan ( reflecting ).
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, pelaksanaan tindakan
kelas adlah peneliti yang bertindak sebagai guru yang mengajar menggunakan
model pembeajarn reciprocal teaching.Refleksi dilakukan bersama guru.
Kegiatan ini berfungsi untuk memberi makna menerangkan dan
menyimpulkan hasil tindakan yang telah dilakukan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Muhammadiyah 1 Wonogiri.
Pemilihan lokasi ini didasarkan atas beberapa pertimbangan yaitu lokasi
sekolah ini berdekatan dengan lokasi tempat tinggal peneliti sehingga dapat
mudah dijangkau. Letak sekolah yang berada pada pusat pemerintahan kota
Wonogiri juga mempermudah akses informasi yang masuk.
2. Waktu Penelitian
15
Penelitian ini direncanakan pada bulan Agustus 2010 sampai
dengan bulan Desember 2010, dengan perincian sebagai berikut :
a) Tahap persiapan, minggu ke III Agustus 2010 sampai minggu ke
III September
b) Tahap pelaksanaan, minggu ke IV September 2010 sampai minggu
ke II Oktober 2010
c) Tahap analiais, minggu ke IV Oktober 2010 sampai minggu ke IV
Desember 2010
d) Tahap pelaporan, minggu ke III November 2010 sampai minggu ke
IV Desember 2010
C. Subjek Penelitian
Melalui penelitian ini, guru matematika dan peneliti bertindak
sebagai subjek yang membri tambahan. Sedangkan objek penelitian yang
menerime tindakan kelas adalah siswa kelas VIII semester gasal tahun ajaran
2010/2011, selain bertindak sebagi observer, penliti juga bertugas
mendiagnosis, membuat konsep, dan rancangan bersama guru matematika.
D. Rancangan Penelitian
Langkah – langkah yang harus ditempuh dalam penelitian ini
aldah sebagi berikut : (1) Dialog awal,(2) Perencanaan itndakan,(3)
pelaksanaan itndakan,(4)observasi,(5)Refleksi,dan (6) evaluasi.
Penjelasan mengenai langkah kangkah tersebut adalah :
1. Dialog awal
Dialog dilkuakan sebelum perencanaan yang dilakukan dengan
kepala sekolah, guru mata pelajaran untuk mendiskusikan maksud dan
tujuan penelitian
2. Perncanaan tindakan
a. Memperbaiki kompetensi Material Guru dalam Bidang
Matematika
1. Mengidentifikai materi ajar matematika kelas VIII semester
I yang akan diajarkan menggunakan pendekatan Reciprocal
Teaching.
16
2. Mengenai metodologi pembelajaran yaitu mendiskusikan
bagaimana manfaat strategi pembelajaran dan
mendiskusikan bagaimana mengusahakan siswa mampu
memahami konsep siswa dapat menyelesaikan masalah
dalam pembelajaran tersebut.
b. Identifikasi Masalah
Permasalahan tentang pemahaman konsep
matematika siswa terhadap pembelajaran matematika
diidentifikasikan berdasarkan pengalaman guru mengajar.
c. Perencanaan Solusi Masalah
Perencanaan ini menawarkan solusi untuk
mengatasi dalam upaya peningkatan motivasi belajar
matematika siswa SMP kelas VIII melalui pembenahan
dalam proses belajar matematika yaitu menggunakan Model
pembelajaran Reciprocal Teaching. Diharapkan dengan
pembenahan proses belajar matematika ini siswa tertarik
dan senang belajar mtematika yang akhirnya dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika mereka.
3. Pelaksanaan tindakan
Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, tetapi
harus bersifat fleksibel sehingga dapat dirubah sesuai dengan
kondisi yang ada sebagai usaha ke arah perbaikan. Pada tahap ini
guru matematika melaksanakan perencanaan yang telah dibuat.
4. Observasi
Selama melakukan observasi, observer mengamati dan
menyimpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada
proses pembelajaran, baik yang terjadi pada guru siswa dan situasi
kelas. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dengan dasar pedoman
observasi dan catatan lapangan.
5. Refleksi
17
Refleksi merupakan upaya untuk mengkaji apa yang telah
terjadi atau tidak terjadi. Peneliti yang berkolaborasi dengan kepala
sekolah dan guru matematika mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan atas hasil/dampak tindakan dari berbagai
kriteria.
6. Evaluasi
Evaluasi hasil penelitian dilakukan untuk mengkaji hasil
pelaksanaan observasi dan refleksi pada setiap tindakan. Evaluasi
diarahkan pada penemuan bukti-bukti dari peningkatan motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran matematika setelah dilaksanakan
serangkaian tindakan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dilakukan secara sistematis dengan
prosedur terstandar dan data yang dikumpulkan tersebut harus sesuai dengan
masalah yang akan diteliti. Pengambilan data dapat dilakukan dengan
observasi, catatan lapangan, dokumentasi dan metode tes.
1. Observasi
Metode observasi dalam penelitian ini adalah
mengamati secara langsung dengan teliti, cermat dan hati-hati
terhadap fenomena dalam pembelajaran matematika. Kegiatan
observasi bertujuan untuk mengetahui adanya perilaku tindak
belajar matematika yaitu peningkatan pemahaman konsep
matematika siswa dalam pembelajaran matematika. Guru
matematika dan peniliti melaksanakan kegiatan yang telah
ditetapkan.
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-
kejadian penting yang nuncul pada saat proses pembelajaran
18
maematika berlangsung. Model catatan lapangan dalam
penelitian ini adalah catatan pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti dan guru kelas.
3. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
mengetahui permasalahan yang harus diteliti. Wawancara juga
digunakan untuk megetahui respon dari yang diwawancarai.
Dalam penelitian ini yang akan diwawancarai adalah guru.
4. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data
dengan melihatnya dalam dokumentasi yang telah ada.
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau
mengetahui sesuatu dengan melihat buku, arsip/catatan yang
berhubungan dengan orang yang akan diteliti.
5. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan soal serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu dan kelompok (Suharsimi Arikunto, 2002:127).
Metode tes digunakan untuk memperoleh data dari siswa dalam
mengerjakan soal matematika sebelum penelitian, selama
penelitian dan setelah panelitian dilaksanakan.
a. Definisi Operasional Fariabel
1) Keaktifan Siswa
19
Menurut sudiana ( 2006:72 ) mengemukakan keaktifan
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat
dalam :
a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
b) Terlibat dalam pemecahan masalah
c) Bertanya kepada siswa lain/kepada guru bila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya
d) Berusaha mencari berbagai infoormasi yang diperlukan
untuk memecahkan masalah
e) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk
guru
f) Menilai kemampuan dirinya dari hasil hasil yang
diperolehnya dalam melaksanakan tugas atau persoalan
yang dihadapinya.
2) Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diperoleh
dari kegiatan pembelajaran.Melalui hasil belajar ini, dapat
diketahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam
menghadapi masalah pada materi yang terkait.
3) Reciprocal Teaching
Reciprocal Teaching merupakan salah satu model
pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran
tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan peserta didik
mampu menjalaskan kembali temuannya kepada pihak lain.
Yang diharapkan selain tujuan tercapai, kemampuan
pemahaman konsep matematika siswadalam belajar sendiri juga
dapat ditingkatkan.
20
b. Instrumen Penelitian
Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang
dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian maka dipilh dan ditentukan
cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang
diperolehnya. Dalam penellitian ini yang akan digunakan adalah
Tringulasi. Tringulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut.
F. Teknik Analisis Data
Pada PTK ini, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran
dilaksanakan, dikembangkan selama proses observasi sampai proses
penyusunan laporan. Analisis data adalah pengamatan dilakukan untuk
menguji implementasi perencanaan program. Obserrvasi penelitian dan
refleksi penelitian pada setiap pelaksanaan PTK masing-masing analisis
akan dipaparkan melalui tabel sebagai laporan penelitian.
Menurut Miles dan Huberman (Sutama, 2000:14) teknik ini
terdiri dari 3 alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan yaitu
reduksi data, penyajian data, penarikan data atau verifikasi. Reduksi data
adalah proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan. Kegiatan ini mulai dilakukan dalam setiap tindakan
dilaksanakan.
Tindakan terakhir adalah penarikan kesimpulan. Penarikan
kesimpulan dilakukan secara bertahap yaitu dari kumpulan makna tiap
kategori disimpulkan sementara, kemudian diadakan variasi untuk
memperoleh kesimpulan yang kokoh dengan cara diskusi bersama.
DAFTAR PUSTAKA
21
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Ibrahim, Muslimin. 2007. Reciprocal Teaching Sebagai Strategi. http:
www.nevel.org/sdrs/areas/issues/students/atrisk/atblk_3p.htm. Diakses: 4
Maret 2010
Jannah, Nur. 2008. Usaha Peningkatan Kemampuan Matematika Siswa Dalam
Melakukan Operasi Hitung Pada Aritmatika Sosial Melalui Pembelajaran
Reciprocal Teaching. Surakarta: Skripsi FKIP UMS (tidak diterbitkan)
Kurniawan.2007.Fokus Matematika untuk SMPdan MTs.Jakarta:Erlangg
Musriah.2009.Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Melalui Metode Student Facilitator And
Explaining.Skripsi.Surakarta:FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta(Tidak diterbitkan)
Rahmawati, Dian.2010.Penerapan Strategi Scaffloding dengan Simulatioan
Games untuk Meningkatkan Kemampuan Bernalar pada Pokok Bahasan
Persegi Panjang dan Persegi Siswa Kelas VII SMP 1 Sawit Tahun Ajaran
2009/2010.Skripsi.Surakarta:FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta(Tidak diterbitkan)
Rubiyanto,Rubino dkk.2004. Landasan Pendidikan. Surakarta:MUP UMS
Sudjana, N. 2006. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.
Suroso,Dr.2009.Penelitian Tindakan Kelas.Jogjakarta:Pararaton
Susanti.2009.Peranan Model Pembelajaran Matematika Melalui Berprogram
Tipe BercabangTerhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Jenis
Kelamin.Skripsi.Surakarta.FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta(Tidak diterbitkan)
Sutama. 2000. Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Matematika Melalui
Pembenahan Gaya Mengajar Guru Di SLTP Negeri 18 Surakarta. Tesis
Megister PPs UNY.
22
Uno, Hamzah. 2007. Teori Motivasi Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Yusuf. 2007. BAB I. Artikel dari www.damandiri.or.id/file/yusuf unsbab2.pdf.
Diakses pada 15 Maret 2010