bab i ( arti ) tambahan 2

Upload: fitri-heriyati-pratiwi

Post on 10-Mar-2016

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

vgg

TRANSCRIPT

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangTuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi kronik yang menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya seperti kulit, mata, kelenjar limfe, tulang, selaput otak dan lain-lain. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB (Tuberkulosis) aktif batuk bersin atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Secara umum, proporsi orang yang terkena infeksi M. tuberculosis untuk menderita penyakit TB relatif kecil. Namun, kemungkinan untuk menderita penyakit TB menjadi jauh lebih tinggi pada orang-orang yang terinfeksi HIV. Tuberkulosis juga lebih sering terjadi pada pria daripada wanita dan mempengaruhi sebagian besar orang dewasa di kelompok usia produktif.

Berdasarkan laporan global WHO tahun 2013, Indonesia menempati urutan keempat dari 22 negara yang merupakan High-Burden Countries dalam permasalahan tuberkulosis. Lima Negara dengan jumlah insiden kasus TB terbesar di tahun 2012 adalah India (2,0-2,4 juta), Cina (0,9-1,1 juta), Afrika Selatan (0,4-0,6 juta), Indonesia (0,4-0,5 juta), dan Pakistan (0,3-0,5 juta). Hal ini menunjukkan bahwa Tuberkulosis di Indonesia masih menjadi salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus agar bisa dilakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan penyakit.Uji Mantoux merupakan salah satu metode standar yang efektif untuk mendeteksi dan sebagai skrining orang yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M.Tb). Beberapa metode uji tuberkulin yang dikenal selain uji Mantoux adalah MonoVacc Test, Heaf Test, Tuberculin Tine Test (Rosenthal), Aplitest, Sclavo TestPPD. Hingga saat ini, uji Mantoux masih merupakan metode yang paling akurat, dipercaya dan cepat (48-72 jam). Pada orang tanpa resiko tetapi tinggal di daerah prevalens tuberkulosis meningkat, maka uji Mantoux perlu dilakukan. Dan di daerah resiko tinggi uji Mantoux dilakukan setiap tahun.Di Palembang belum tersedia data mengenai sebaran penderita TB dengan tuberkulin test positif pada tahun 2015. Data sebaran penderita TB dengan tuberkulin test positif diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penderita TB di kota Palembang. 1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitia sebagai berikut: Bagaimana sebaran penderita TB dengan tuberkulin test positif di Kota Palembang ?

1.3. Tujuan Penelitian1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui sebaran penderita TB dengan tuberkulin test positif di kota palembang.1.3.2. Tujuan KhususYang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tuberkulin positifif di Kota Palembangb. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tuberkulin positif secara keseluruhan berdasarkan Annual Risk of Tuberculosis Infection in Palembang 2015 (ARTI) di Kota Palembangc. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tuberkulin positif berdasarkan umur berdasarkan ARTI di Kota Palembangd. Untuk mengetahui distribusi proporsi kemungkinan risiko tuberkulosis secara keseluruhane. Untuk mengetahui estimasi kemungkinan tuberkulosis berdasarkan ARTI di Kota Palembang1.4. Manfaat Penelitiana. Untuk peneliti dapat dijadikan sebagai tambahan terhadap pengetahuan dan wawasan mengenai pengendalian penyakit TB pada masyarakatb. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai data awal untuk melakukan penelitian lain yang serupa pada daerah lain di Indonesia dan sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut.

c. Untuk masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi pemahaman pada masyarakat tentang upaya untuk waspada terhadap penularan penyakit TB sehingga masyarakat turut serta menjaga kebersihan dan hidup sehat dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit tuberkulosis paru.1