bab 9 wawasan nusantara (geopolitik)

Upload: muhammad-bagus-hari-santoso

Post on 10-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

makalah PKN Brawijaya

TRANSCRIPT

  • 7/13/2019 Bab 9 Wawasan Nusantara (Geopolitik)

    1/8

    Pancasila dan Kewarganegaraan

    Geopolitik (Wawasan Nusantara)Tim Dosen Pancasila dan Kewarganegaraan.

    Universitas Brawijaya

    Email :[email protected]

    1. Pokok Bahasan: Geopolitik (Wawasan Nusantara)

    2. Deskripsi:

    Perkuliahan ini akan membahas mengenai pengertiangeopolitik dan latar belakang kemunculannya. Dibahaspula kedudukan, fungsi, dan tujuan wawasannusantara. Di samping itu, dibahas pula bagaimanaperkembangan geopolitik di Indonesia dari masalampau hingga kini. Implementasi geopolitik sangatpenting terutama dikaitkan dengan persoalan dengannegara tetangga, seperti Malaysia.

    3. Tujuan Instruksional Khusus:

    a.Mampu memahami pengertian geopolitikb.Mampu memahami dan mengurai latar belakang,

    fungsi, kedudukan dan tujuan geopolitikc.Mampu memahami sejarah perkembangan

    geopolitik di Indonesiad.Memahami permasalahan yang menyangkut politik

    ruang (geopolitik)e.Mampu menerapkan geopolitik yang dalam

    kehidupan berbangsa dan bernegara.

    4. Isi Pokok Bahasan:

    A. PendahuluanKebenaran tertinggi hanyalah berasal dari Causa

    Prima, yakni kebenaran yang berasal dari Tuhan.Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yangsempurna dan sekaligus terbatas. Selain itu Tuhanmenciptakan manusia dengan kemampuan yangberbeda-beda. Dengan perbedaan kemampuan danlingkungan telah membuat cara pandang yangberbeda pula. Keberagan dalam suatu negara sangatmembutuhkan perekat. Perekat itu adalah berupawawasan nusantara

    KKLKLLgC;suikhcgo;jchbhskggihjcsjhbcjbjcshkcssccSCCSSS

    Pokok

    Bahasan IX:

    Pertemuan

    Ke-13

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 7/13/2019 Bab 9 Wawasan Nusantara (Geopolitik)

    2/8

    Page 2of 8

    Pancasila dan KWN/Geopolitik (Wawasan Nusantara) 2012Brawijaya University

    B. Latar Belakang dan Pengertian Geopolitik/Wawasan Nusantara

    Geopolitik atau dinamakan juga Wawasan Nusantara merupakan carapandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai dirinya yang bhineka, danlingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkanPancasila dan UUD 1945. Wawasan Nusantara ini dijiwai dengan

    mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai sertamenghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untukmencapai tujuan nasional

    Dalam menentukan, membina, dan mengembangkan Wawasannusantaranya, bangsa Indonesia menggali dan mengembangkannya darikondisi nyata yang terdapat di lingkungan Indonesia sendiri. Wawasannusantara Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsaIndonesia yang berlandaskan falsafah Pancasila dan oleh pandangan geopolitikIndonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsaIndonesia. Oleh karena itu, dasar pemikiran yang melatarbelakangipengembangan Wawasan nusantara dapat dilihat dari:

    1.

    Falsafah PancasilaNilai-nilai Pancasila mendasari pengembangan Wawasan nusantara, antara

    lain gotong royong. Suatu nilai khas dari bangsa Indonesia. Gotong royongbukan hanya sekedar tolong-menolong, peduli atau empati. Gotong royongmerupakan kerja kolektif dari berbagai eleman masyarakat dalam mambangun

    jalan, misalnya, yang bertujuan untuk kebaikan bersama. Nilai-nilai ketuhananjuga mengarahkan kita untuk memahami Tuhan bukan yang satu, tetapiTuhan dalam arti mutlak yang harus diakui keberadaannya. Lebih dari sekedaritu, nilai-nilai ketuhanan, seperti kabaikan, kejujuran, kasih sayang, rahmatdan seterusnya hendaknya dapat diimplementasikan dalam kehidupanberbangsa. Dalam prakteknya ini berarti antara agama tidak ada yang

    bertentangan sebab setiap agama mengajarkan kebaikan. Nilai kemanusiaanIndonesia juga menjadi dasar wawasan nusantara yang kemudian melahirkanHAM. Dalam filsafat Pancasila juga mengedepankan kepentingan masyarakatyang lebih luas harus lebih diutamakan, tanpa mematikan kepentingangolongan. Pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bersamadiusahakan melalui musyawarah mufakat. Kemakmuran yang hendak dicapaioleh masing-masing warganya tidak merugikan orang lain. Sikap tersebutmewarnai Wawasan nusantara yang dianut dan dikembangkan bangsaIndonesia. Semua nilai filsafat hidup dari Pancasila tersebut menjadi dasarpijakan untuk kita dalam melihat diri dan lingkungan.

    2.Aspek Kewilayahan Nusantara

    Kondisi objektif geografi Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau,memiliki karakteristik yang berbeda dengan negara lain. Pengaruh geografimerupakan suatu fenomena yang mutlak diperhitungkan karena mengandungberaneka ragam kekayaan alam (baik di dalam maupun di permukaan bumi)dan jumlah penduduk yang besar. Dengan demikian secara kontekstual kondisigeografi Indonesia mengandung keunggulan sekaligus kelemahan/kerawanan.Kondisi ini perlu diperhitungkan dan dicermati dalam perumusan geopolitikIndonesia

    3. Aspek Sosial BudayaMenurut ahli antropologi, tidak mungkin ada masyarakat kalau tidak ada

    kebudayaan, dan sebaliknya. Kebudayaan hanya mungkin ada di dalam

    masyarakat. Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masingmemiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan. Oleh karena itu, tatakehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan

  • 7/13/2019 Bab 9 Wawasan Nusantara (Geopolitik)

    3/8

    Page 3of 8

    Pancasila dan KWN/Geopolitik (Wawasan Nusantara) 2012Brawijaya University

    masyarakat mengandung potensi konflik yang besar, terlebih lagi kasadarannasional masyarakat masih relatif rendah dan jumlah masyarakat yangterdidik relatif terbatas (Srijanti dkk, 2011: 142-143).

    B. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan1. Kedudukan Wawasan Nusantara

    Wawasan nusantara Bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakinikebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan danpenyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuannasional. Dengan demikian, Wawasan Nusantara menjadi landasan visionaldalam menyelenggarakan kehidupan nasional. Wawasan Nusantara dalamparadigma nasional dapat dilihat dari spesifikasinya sebagai berikut:

    a. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara;berkedudukan sebagai landasan idiil. Undang-undang Dasar(UUD) 1945 sebagai landasan konstitusi negara; berkedudukansebagai landasan konstitusional.

    b. Wawasan Nusantara sebagai visi nasional; berkedudukan sebaga

    landasan konsepsional.c. Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional; berkedudukan

    sebagai landasan konsepsional.2. Fungsi Wawasan Nusantara

    Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan,serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakandan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerahmaupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakatberbangsa, dan bernegara.3. Tujuan Wawasan Nusantara

    Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di

    segala aspek kehidupan rakyat Indonesia dalam segala bidang kehidupanDemi tercapainya tujuan nasional tersebut merupakan pancaran dari makinmeningkatnya rasa, pemahaman, dan semangat kebangsaan dalam jiwabangsa Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan WawasanNusantara (Srijanti dkk, 2011: 143-144).

    C. Unsur-unsur Geopolitika.Wadah

    Wawasan Nusantara sebagai wadah meliputi tiga komponen yaitu:1.Wujud wilayahBatas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang

    didalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan olehdalamnya perairan. Baik laut maupun selat serta di atasnya merupakansatu kesatuan ruang wilayah. Oleh karena itu nusantara dibatasi olehlautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan dalamnya.Sedangkan secara vertikal ia merupakan suatu bentuk kerucut terbuka keatas dengan titik puncak kerucut dipusat bumi.Letak geografis negara berada di posisi dunia antar dua samudera dandua benua. Letak geografis ini berpengaruh besar terhadap aspek-aspekkehidupan nasional di Indonesia. Perwujudan wilayah nusantara inimenyatu dalam kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanankeamanan.

    2.

    Tata Inti OrganisasiBagi Indonesia, tata inti organiasi negara didasarkan pada UUD 1945yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan

  • 7/13/2019 Bab 9 Wawasan Nusantara (Geopolitik)

    4/8

    Page 4of 8

    Pancasila dan KWN/Geopolitik (Wawasan Nusantara) 2012Brawijaya University

    pemerintahan, sistem pemerintahan dan sistem perwakilan. NegaraIndonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Kedaulatanberada di tangan rakyat yang dilaksanakan menurut Undang-Undang.Sistem pemerintahannya menganut sistem presidensial. Presidenmemegang kekuasaan pemerintahan berdasarkan UUD 1945. Indonesiaadalah negara hukum (Rechtsstaat) bukan negara kekuasaan

    (machsstaat). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempunyai kedudukankuat, yang tidak dapat dibubarkan oleh Presiden. Anggota MPRmerangkap sebagai anggota DPR.3.Tata Kelengkapan OrganisasiTata kelengkapan organisai adalah kesadaran politik dan kesadaranbernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partaipolitik, golongan dan organisasi masyarakat, kalangan pers serta seluruhparatur Negara (Srijanti dkk, 2011: 150-151).

    b. Isi wawasan NusantaraIsi Wawasan Nusantara tercermin dalam perspektif kehidupan manusiaIndonesian dalam eksistensinya yang meliputi cita-cita bangsa dan asas

    manunggal yang terpadu.1.Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam pembukaan UUD 1945yang meliputi:

    a. Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil danmakmur.

    b. Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yng bebas.c. Pemerintaahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa

    Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untukmemajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa danikutmmelaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkankemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

    2.

    Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal,utuh menyeluruh yang meliputi:a.Satu kesatuan wilayah Nusantra yang mencakup daratan, perairan

    dan digantara secara terpadu.b.Satu kesatuan politik, dalam arti UUD dan politik peelaksanaannya

    serta satu ideologi dan identitas nasional.c.Satu kesatuan sosial budaya, dalam arti satu perwujudan

    masyarakat Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika. Nilaifilosofis dalam Bhineka Tunggal Ika adalah bahwa meskipun padakenyataannya ada perbedaan di antara kita, namun hakikatnya kitaadalah satu. Dalam perspektif ontologis ini merupakan pemahaman

    plural-monisme, keberagan dalam kesatuan. Sementara dalamkonteks sosial dapat dipahami sebagai kesatuan dalam satu tertibsosial dan satu tertib hukum. Satu kesatuan ekonomi denganberdasarkan atas asas usaha bersama dan asas kekelurgaan dalamsatu sistem ekonomi kerakyatan.

    d.Satu kesatuan pertahanan dan keamanan rakyat semesta(Sishankamrata)

    e.Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataanpembangunan dan hasil-hasilnya yang mencakup aspek kehidupannasional.

    3.Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan

    Lahiriaha.Tata laku batiniah berdaasarkan falsafah bangsa yang membentuksikap mental bangsa yang memilki kekuatan batin.

  • 7/13/2019 Bab 9 Wawasan Nusantara (Geopolitik)

    5/8

    Page 5of 8

    Pancasila dan KWN/Geopolitik (Wawasan Nusantara) 2012Brawijaya University

    b.Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam artikemanunggalan kata dan karya, keterpaduan pembicaraan,pelaksanaan, pengawasan dan pengadilan (Srijanti dkk, 2011: 152-153).

    Dalam penyelenggaraan kehidupan nasional agar tetap mengarah pada

    pencapaian tujuan nasiaonal diperlakukan suatu landasan dan pedoman yangkokoh berupa konsepsi wawasan nusantara. Wawasan nusantara Indonesiamenumbuhkan dorongan dan rangsangan untuk mewujudkan aspirasi bangsaserta kepentingan dan tujuan nasional. Upaya pencapaian tujuan nasionaldilakukan dengan pembangunan nasional yang juga harus berpedoman padawawasan nusantara.

    Dalam proses pembangunan nasional untuk pencapaian tujuan nasionalselalu menghadapi berbagai kendala dan ancaman. Untuk mengatasinya perludibangun suatu kondisi kehidupan nasional yang disebut katahan nasional.Keberhasilan pembangunan akan meningkatkan kondisi dinamik kehidupannasional dalam wujud ketahan nasional yang tangguh. Sebaliknya, ketahanan

    nasional yang tangguh akan mendorong pembangunan nasional semakin baik.Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan yang merupakan

    pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional.sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkanagar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengansukses. Oleh karena itu perlu adanya suatu konsepsi Ketahanan Nasional yangsesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.

    Secara ringkas dapat dikatakan bahwa wawasan nusantara danketahanan nasional merupakan konsepsi yang saling mendukung sebagaipedoman bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara agartetap jaya dan berkembang seterusnya.

    D. Otonomi Daerah dan DemokratisasiDinamika dan kebutuhan masyarakat membuat penyelenggaraan

    pemerintahan dengan asas sentralisasi di masa lalu tidak lagi efektif, apalagidengan bentangan wilayah nusantara yang sangat luas. Oleh karena sejakawal berdirinya Negara ini, para pendiri Negara telah merencanakanpemberian otonomi dalam kerangka negara kesatuan

    Hakikat asas disentralisasi sebagai perwujudan otonomi daerah adalahkewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, sesungguhnyadimaksudkan untuk lebih meningkatkan efektifitas dan efisiensipenyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta meningkatkan mutu

    pelayanan kepada masyarakat.Adanya penilaian skeptis dari berbagai pihak terhadap pelaksanaan

    otonomi daerah yang sekarang berjalan, khususnya menyangkut kesiapansumber daya manusia di daerah dalam mengelolah kewenangan danmendayagunakan potensi lokalnya merupakan suatu kewajaran.

    Namun, yang perlu diperhatikan bahwa otonomi daerah sesungguhnyamerupakan langkah sistematis untuk memperkuat dan merekatkan kembalipilar-pilar negara yang cenderung mengalami proses perapuhan. Otonomidipandang sebagai proses terselenggaranya distribusi kewenangan secaraserasi dan proporsional antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, danpemerintahan kabupaten dan kota dalam bingkai keutuhan negara-negara

    Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).a.Pemahaman tentang Pelaksanaan Otonomi Daerah.Banyak salah tafsir yang muncul dari berbagai kelompok masyarakat,

  • 7/13/2019 Bab 9 Wawasan Nusantara (Geopolitik)

    6/8

    Page 6of 8

    Pancasila dan KWN/Geopolitik (Wawasan Nusantara) 2012Brawijaya University

    mulai dari akademisi, pengamat sampai politisi tentang konsep desentralisasiotonomi daerah. Kesalahan ini muncul karena terbatasnya pemahamantentang pemerintahan daerah, ataupun karena argumentasi yang diajukanlebih merupakan argumentasi politik ketimbang argumentasi keilmuan.

    Menurut Harun Al Rasyid (2003), ada beberapa kesalahan penafsiranpada awal pelaksanaan otonomi daerah,antara lain: otonomi semata-mata

    dikaitkan dengan uang, daerah belum mampu dan belum siap, melalui otonomidaerah maka pusat akan melepaskan tanggung jawab untuk membantu danmembina daerah, dengan otonomi daerah maka daerah dapat melakukan apasaja, otonomi daerah akan menciptakan raja-raja kecil di daerah danmemindahkan pola KKN ke daerah. Padahal, salah satu landasan pemikirandari otonomi daerah adalah demokratisasi penyelenggaraan pemerintahandaerah. Karena itu, menjadi tugas seluruh komponen untuk terlibat dalampenyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan fungsi dan kapasitas masing-masing. Pemberdayaan daerah dalam melaksanakan otonomi ini hanya bisadiwujudkan jika faktor-faktor seperti personil, peralatan, dan pembiayaantersedia cukup memadai.

    b.

    Kewenangan Daerah.UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang merupakan

    salah satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis telah memberikandua bentuk otonomi kepada dua daerah yaitu otonomi terbatas bagi daerahpropinsi dan otonomi luas bagi daerah kabupaten/kota.

    Perbedaan antara UU yang lama dengan yang baru adalah:1.UU yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari pusat

    (central government looking).2.UU yang baru, titik pandang kewenangannya di mulai dari daerah

    (Local government looking). UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomidaerah sesuai dengan tuntutan reformasi yang mengharapkan adanya

    pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya untuk semua daerahyang pada gilirannya diharapkan dapat mewujudkan masyarakatmadani (civil society).

    Keterkaitan otonomi daerah dengan demokratisasi pernah diungkapkanoleh Muhammad Hatta, Proklamator RI, yang menyatakan memberikan

    otonomi daerah tidak saja berarti melaksanakan demokrasi, tetapi mendorongberkembangnya auto-activiteit, artinya bertindak sendiri. Denganberkembangnya auto-activiteit, tercapailah apa yang dimaksud dengandempkratisasi, yakni pemerintahan yang dilaksanakan oleh rakyat. Rakyattidak saja menentukan nasibnya sendiri, melainkan juga memperbaikinasibnya sendiri

    Pemikiran Bung Hatta tersebut jelas memberikan gambaran menganairakyat dengan segala keunikan dan keunggulan masing-masing di setiapdaerah. Karakteristik setiap daerah, baik pada ranah social-kultural dan alam,seharusnya menjadi modal dasar untuk mengembangkan daerah masing-masing. Di sinilah lalu dipahami akan pentingnya pelibatan masyarakat secarademoktratis. Posisi pemerintah memang sangat penting untuk terusmendorong dan member dukungan, baik secara yuridis maupun kekuasaan.Secara yuridis-formal otomoni daerah telah kembali diundangkan dalam UUNomor 32 tahun 2004. Jadi, inti pelaksanaan otonomi daerah adalah adanyakeluasan pemerintah daerah (discretionary power) untuk penyelenggaraanpemerintahan sendiri atas dasar parkas, krativitas dan peran-peran aktif

    masyarakat dalam mengembangkan dan memajukan daerahnya.Oleh karena itu, otonomi daerah harus dipahami sebagai instrumentdesentralisasi dalam rangka mempertahankan keutuhan serta keberagaman

  • 7/13/2019 Bab 9 Wawasan Nusantara (Geopolitik)

    7/8

    Page 7of 8

    Pancasila dan KWN/Geopolitik (Wawasan Nusantara) 2012Brawijaya University

    bangsa. Otonomi daerah juga harus didefinisikan sebagai otonomai bagi rakyatdaerah, bukan otonomi pemerintah daerah, juga bukan otonomi bagi daerah.

    Studi Kasus Ambalat:

    Sebagai sebuah bangsa yang besar dan wilayah yang luas baik daratmaupun lautan, Indonesia memiliki tantangan tersendiri untuk menjagakeutuhan dan persatuan serta kesatuan wilayahnya. Berbagaiancaman, hambatan,tantangan dan gangguan baik yang berasal daridalam negeri maupun luar negeri dapat mengancam keutuhan bangsadan Negara Indonesia. Hal yang berkaitan dengan konsep geopolitikserta implementasinya pada kenyataannya kita dikejutkan kasuspersengketaan berkaitan dengan daerah perbatasan antar negara.Kasus yang sangat ramai dibicarakan, yakni sengketa daerah Ambalat antaraIndonesia dengan Malaysia.

    Latar belakang yang memunculkan masalah tersebut yaitu

    pemberian konsesi eksplorasi pertambangan di Blok ND7 dan ND6dalam wilayah perairan Indonesia. Tepatnya di Laut Sulawesi, perairan sebelahtimur Kalimantan oleh perusahaan minyak Malaysia, petronas kepada PT Shell,pada tanggal16 Februari 2005. Padahal Pertamina dan Petronas sudah lamasaling mengklaim hak atas sumber minyak dan gas di Laut Sulawesidekat Tawau, Sabah yang dikenal dengan East Ambalat.

    Pemberian konsesi minyak oleh Malaysia tersebut menimbulkanreaksi dari berbagai pihak di Indonesia. Klaim tersebut dilakukan Malaysiadengan argumentasi peta tahun 1979 yang diterbitkan secara sepihakoleh Malaysia. Malaysia semula mengklaim memiliki wilayah perairanIndonesia lebih dari 70 mil dari batas pantai Pulau Sipadan dan Ligitan.

    Belakangan Malaysia memperluas wilayahnya sampai sejauh dua mil. Dengandemikian, total luas wilayah Indonesia yang telah "dicaplok" Malaysiaadalah 15.235 km2.

    Sementara titik awal penarikan garis batas pengakuan dimulai dari garispantai Pulau Sebatik, Kaltim. Salah satu bukti kesewenang-wenangan Malaysiayang lain adalah mencantumkan kawasan Karang Unarang ke dalam wilayahperairan Malaysia pada peta terbaru yang dikeluarkan pemerintahan pimpinanPerdana Menteri Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi. Padahalselama ini Karang Unarang berada di kawasan Indonesia.Pengakuan tersebut kontan ditolak Indonesia. Alasannya, Malaysiabukan negara kepulauan dan hanya berhak atas 12 mildari garis batas

    pantai Pulau Sipadan dan Ligitan. Patut diketahui, konsep WawasanNusantara atau status Indonesia sebagai negara kepulauan telahdiakuidalam Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun1982.

    Penyelesaian kasus ini harus dilakukan secara rasional dan konstitusional,tanpa merugikan pihak manapun apalagi sampai menimbulkanpeperangan. Jika terjadi kontak senjata antar Angkatan Laut makamasing-masing negara bersengketa RI-Malaysia mengalami kerugian. Olehkarananya, harus diupayakan sedapat mungkin dapat diselesaikan secaradamai dan upaya diplomatik.

  • 7/13/2019 Bab 9 Wawasan Nusantara (Geopolitik)

    8/8

    Page 8of 8

    Pancasila dan KWN/Geopolitik (Wawasan Nusantara) 2012Brawijaya University

    5. Daftar Bacaan:

    Erwin, Muhammad, (2010), Pendidikan Kewarganegaraan RepublikIndonesia,PT. Refika Aditama, Bandung

    Srijanti dkk, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan di PT: MengembangkanEtika Berwarga Negara,Penerbit Salemba Empat, Jakarta

    TIM Dosen Pancasila Undip, Kewarganegaraan, UPT Bidang Studi UniversitasPadjajaran, Bandung

    TIM ICCE UIN Jakarta, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, PredanaMedia

    6. Evaluasi

    A. Pertanyaan(Evaluasi mandiri)

    1. Jelaskan apa yang dimaksud geopolitik?

    2. Jelaskan yang dimaksud dengan wawasan nusantara?

    3. Bagaimana mengimplementasikan wawasan nusantara dalam bidang

    politik?

    B.

    PROYEK: :

    Dosen membentuk kelompok yang terdiri atas lima orang mahasiswa yangsalah satunya dipilih sebagai ketua kelompok

    Setiap kelompok membahas kasus Ambalat Dalam membahas kasus ini gunakan konsep geopolitik Hasil diskusi dirangkum dan dilaporkan dalam bentuk formulir yang telah

    disediakan