bab 8 modal sendiri

18
Modal Sendiri dan Ekuitas Modal Saham Saldo Laba Right, Warrant, dan Opsi atas Saham Penyesuaian Modal Selisih Penilaian Kembali

Upload: delakbaro

Post on 05-Jul-2015

343 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 8 Modal Sendiri

Modal Sendiri dan Ekuitas

Modal Saham Saldo Laba Right, Warrant, dan Opsi atas Saham Penyesuaian Modal Selisih Penilaian Kembali

Page 2: Bab 8 Modal Sendiri

A. Modal Saham

⇨ merupakan bagian dari ekuitas suatu perseroan terbatas yabg dikontribusikan pemilik.

Jenis saham:∙ saham biasa∙ saham preferen, hak preferensi: a. pembagian aktiva lebih dulu pada saat likuidasi b. pembagian deviden c. convertible d. dapat ditebus kembali

Agio : selisih lebih antara nilai nominal dan harga pasarDisagio : selisish kurang antara nilai nominal dan harga pasar

Cara pembayaran saham: tunai, angsuran, penukaran dengan saham perusahaan lainContoh:∙ PT Darma menempatkan 1000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp. 10.000

dengan harga Rp. 15.000 per lembarPencatatan:

Kas 15.000.000 Modal saham 10.000.000 Agio saham 5.000.000

Page 3: Bab 8 Modal Sendiri

Treasury Stock: pembelian kembali saham oleh perusahaaan penerbit saham tersebut

Pencatatan treasury stock:

∙ Cost method : sebesar jumlah yang semula diterima apabila saham itu akan dikeluarkan lagi

∙ Par value method : apabila saham dianggap ditarik dari peredaran

Penerimaan dari treasury stock dapat dianggap sebagai deviden apabila:

a. Dalam tahun lampau diperoleh laba

b. Kelebihan penerimaan diatas harga perolehannya

Saham preferen dapat ditukar dengan saham biasa:

⇨selisih NB saham preferen (nominal + agio) dengan NNom saham biasa dapat merupakan agio saham biasa (kalau lebih besar)

⇨ dibebankan kepada laba yang ditahan (kalau lebih rendah)

Contoh:

PT Iwan mempunyai 1000 lembar saham prioritas convertible dengan harga nominal @Rp. 10.000.000. Agio saham Rp. 2.500.000. Pada 2 Januari 2000 diumumkan saham itu dapat ditukarkan dengan saham biasa dengan nilai nominal @ 5.000.000, dengan proporsi 1 lb saham prioritas mendapat 3 lb saham biasa

Page 4: Bab 8 Modal Sendiri

Pencatatan oleh PT Iwan

Modal saham prioritas 10.000.000

Agio saham prioritas 2.500.000

Laba ditahan 2.500.000

Saham biasa (3.000 x 5.000) 15.000.000

Untuk tujuan pajak:

⇨ pembebanan kepada laba ditahan 2.500.000 dianggap sebagai pembagian deviden kepada pemegang saham prioritas

⇨ PT Iwan harus memotong PPh pasal 23 sebesar 15%, kecuali pemegang saham itu sebuah badan

⇨ penerima saham memperhitungkan dividen 2.500.000 dan mengkreditkan PPh pasal 23

B. Saldo Laba dan Distribusi Laba1. Saldo Laba(laba ditahan)

⇨ PSAK No. 21 : saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian deviden dan koreksi laba periode lalu.

Page 5: Bab 8 Modal Sendiri

⇨ sumber : hasil laba-rugi perusahaan ⇨ sumber dari hasil operasi perusahaan : earning & profit (penghasilan & laba)

Contoh:PT Darma dalam tahun 2000 memperoleh penghasilan kena pajak Rp. 100.000.000.

Penghasilan itu diperoleh setelah eliminasi penghasilan antar badan Rp. 34.000.000 dan pengeluaran untuk karyawan yang berupa fasilitas dan kenikmatan

Untuk keperluan perpajakan, penghasilan dan laba 2000 PT Darma yang dapat ditransfer ke saldo laba dihitung sbb:Penghasilan kena pajak Rp. 100.000.000Pajak penghasilan 21.250.000 78.750.000Penghasilan bukan objek pajak 34.000.000 + 112.750.000 Pengeluaran bukan pengurang PKP 20.000.000 –Penghasilan dan laba 92.750.000

◘ Konsep earning and profit ini merupakan pendekatan ekstra komptabel untuk menghitung besar saldo laba yang tersedia untuk pembagian deviden.

Page 6: Bab 8 Modal Sendiri

2. Distribusi Laba ⇨ deviden : distribusi laba kepada para pemegang saham

Bentuk pembagian deviden:

⇨ uang kas, harta selain kas, surat hutang, saham perusahaan sendiri

Distribusi dividen menyebabkan berkurangnya jumlah saldo laba

Pengecualian :

a. dividen saham dalam bentuk pemecahan saham

b. Dividen likuidasi

c. Pembagian lainnya yang bukan merupakan dividen dalam pengertian akuntansi komersial, tetapi diperlakukan seperti itu dalam perpajakan

Pengertian deviden dalam perpajakan:

a. Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran

b. Penerimaan atau perolehan dari pembelian kembali sebagian atau seluruh saham yang disetor

c. Pembayaran kembali sebagian atau seluruh penyetoran modal, sepanjang terdapat laba dari tahun-tahun lampau, kecuali dalam pengecilan modal statuter

d. Pembayaran kepada atau penerbitan tanda-tanda laba

e. Laba yang dibagikan kepada pemegang obligasi yang berpartisipasi dalam laba

f. Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi persero yang dibebankan sebagai biaya perusahaan

Page 7: Bab 8 Modal Sendiri

Tiga tanggal yang dipertimbangkan dalam pembagian deviden:Tanggal pengumuman, pendaftaran, dan pembayaran

∙ deviden secara resmi terhutang saat dilakukan pengumuan pembagian deviden

Contoh1:Tanggal 20 Desember 2000 PT Darma mengumumkan akan membagi deviden sejumlah

Rp. 10.000.000. Pada tanggal 5 Januari 2001 dividen dibayar tunai

Pencatatan:a. 20 Desember Saldo laba 10.000.000 Hutang deviden 8.500.000 Hutang PPh pasal 23 1.500.000

b. 5 Januari HUtang dividen 8.500.000 Hutang PPh pasal 1.500.000 Kas 10.000.000

Page 8: Bab 8 Modal Sendiri

Kalau pada contoh diatas dividen tidak dibayar tunai, tetapi dilunasi dengan penyerahan sekuritas PT Q yang mempunyai nilai nominal Rp. 10.00.000 dengan kurs 110 (semula diperoleh dengan kurs 105) maka pencatatan berdasarkan nilai pasar tampak sebagai berikut:

Investasi sekuritas PT Q 500.000

Laba atas investasi sekuritas 500.000

Saldo laba 11.000.000

Hutang deviden 11.000.000

Hutang deviden 11.000.000

Investasi sekuritas PT Q 11.000.000

Contoh 2:

PT Darma membagikan deviden yang berupa treasury stock dengan harga pasar Rp. 11.500.000. Harga perolehan saham itu Rp. 10.500.000. Pencatatan yang dibuat oleh badan (tanpa memperhatikan PPh pasal 23 dan pasal 26) sebagai berikut:

Saldo laba 11.500.000

Treasury stock 10.500.000

Agio saham transaksi TS 1.000.000

Page 9: Bab 8 Modal Sendiri

C. Riht, Warrant, dan Opsi atas Saham Perusahaan yang berkeinginan melakukan emisi saham dapat memberikan

kesempatan pertama untuk membeli saham kepada:• pemegang saham lama (dalam bentuk pre-emptive stock right)• pemegang sekuritas yang lain• opsi kepada pejabat atau karyawan perusahaan

Pencatatan penerbitan right : dalam memorial Bagi investor, pengumuman right secara komersial diikuti dengan relokasi biaya

(harga) perolehan saham. Harga perolehan relokasi dipakai sebagai unsur penambah harga saham baru

Contoh:PT Iwan memiliki 100 lembar saham PT Andi (dari total 1000 lembar). Nilai Nominal saham Rp. 10.000 dan dibeli dengan harga Rp. 18.000 per lembar. PT Andi mengumumkan tiap 4 lembar saham lama dapat membeli 1 lembar saham emisi baru dengan harga Rp. 11.000. Saham lama dijual di pasar dengan harga sebesar Rp. 14.500 (tanpa right), sedangkan right dapat dijual dengan harga Rp. Rp. 500. Alokasi harga perolehan yang dilakukan PT Iwan sebagai berikut:

Page 10: Bab 8 Modal Sendiri

a. Right = 500/(14.500 + 500) x Rp. 18.000 = Rp. 600 per lembarb. Saham = Rp. 18.000 - Rp.600 = Rp. 17.400

Atas alokasi harga perolehan dicatat:Hak atas saham PT Andi (600 x 100) Rp. 60.000 Investasi saham PT Andi Rp. 60.000

Bila hak atas saham itu dimanfaatkan, dicatat:Investasi saham PT Andi Rp. 335.000 Kas Rp. 275.000 Hak atas saham PT Andi Rp. 60.000

Nilai saham baru sebanyak 25 lembar yang dibeli sebesar 25 x Rp. 11.000, ditambah dengan harga right Rp. 60.000 dan jumlah totalnya Rp. 335.000

Kalau right dijual semua dengan harga Rp. 875 per lembar, dibuat catatan sbb:

Kas (100 x 875) Rp. 87.500 Hak beli saham PT Andi Rp. 60.000 Laba penjualan hak beli saham PT Andi Rp. 27.500

Page 11: Bab 8 Modal Sendiri

• Warrant Penerbitan saham preferen atau obligasi sering diikuti dengan hak untuk membeli

saham biasa perusahaan.

Contoh:

PT Surya menerbitkan 100 lembar saham preferen dengan nominal Rp. 10.000 dengan harga Rp. 12.000. Pemegang saham preferen itu dapat memesan saham biasa dengan nominal Rp. 5.000 dengan harga Rp. 6.500. Segera setelah penerbitan saham preferen warrant terjual dengan harga Rp. 1.000, sedangkan saham preferen tanpa warrant dijual dengan harga Rp. 11.500

Harga perolehan warrant = 1.00/(11.500 + 1.000) x 12.000 = Rp. 960.000 atau sebesar Rp. 960 per lembar.

Pada saat penjualan 100 lembar saham preferen oleh PT Surya dibuat catatan sbb:

Kas Rp. 12.000.000

Saham preferen Rp. 10.000.000

Agio saham preferen 1.040.000

Warrant saham biasa 960.000

Page 12: Bab 8 Modal Sendiri

Bila warrant dipakai semua, dicatat:

Kas Rp. 6.500.000

Warrant atas saham biasa 960.000

Saham biasa Rp. 5.000.000

Agio saham biasa 2.460.000

Bila warrant dibiarkan kadaluarsa, dicatat:

Warrant atas saham biasa 960.0000

Tambahan setoran modal kadaluarsa-warrant 960.000

secara komersial, kadaluarsanya warrant dianggap sebagai transaksi modal tidak ada keuntungan yang dilaporkan

• Opsi saham Merupakan pemberian hak berpartisipasi karyawan dalam pemilikan perusahaan Nilai yang dicatat dalam realisasi program sebesar nilai pertukaran yang terjadi

Page 13: Bab 8 Modal Sendiri

D. Penyesuaian Modal karena Kuasi Reorganisasi

Kuasi reorganisasi (atau restrukturisasi kapital) merupakan prosedur penataan kembali modal yang dilakukan untuk menutup kerugian struktural (kerugian terus-menerus) atau defisit dalam jumlah yang material tampilan struktur perusahaan menjadi lebih baik

Contoh: Neraca PT Darma per 31 Desember 2000, sebagai berikut

Aktiva lancar

Peralatan

Akumulasi depresiasi

300.000

2.000.000

(600.000)

1.700.000

Hutang

Modal saham

Tambahan modal distr

Saldo laba

400.000

1.500.000

300.000

(500.000)

1.700.000

Page 14: Bab 8 Modal Sendiri

Untuk menutup jumlah negatif saldo laba, dilakukan kuasi reorganisasi sbb:1. Peralatan dinilai kembali sebesar harga pasar menjadi Rp. 920.000 (semula

1.400.000)2. Dalam aktiva lancar terdapat persediaan yang overstated Rp. 80.000 dan Rp. 40.000 merupakan piutang tak tertagih3. Nilai nominal saham diturunkan menjadi Rp. 40 per saham (semula Rp. 100)

Pencatatan yang dilakukan sbb:1. Saldo laba Rp. 480.000 Akumulasi depresiasi Rp. 480.000

2. Saldo laba Rp. 120.000 Aktiva lancar Rp, 120.000

3. Modal saham (nom Rp.100) Rp. 1.500.000 Modal saham (nom Rp. 40) Rp. 1.500.000 Tambahan modal disetor Rp. 900.000

4. Tambahan modal disetor Rp. 1.100.000 Saldo laba Rp. 1.100.000

Page 15: Bab 8 Modal Sendiri

Setelah kuasi reorganisasi

Kuasi reorganisasi PT Darma dapat menimbulkan beberapa implikasi sbb:

1. Pengurangan nilai persediaan dan penghapusan piutang memerlukan suatu penelitian yang seksama sebab ketentuan pajak menganut asas material (bagaimana faktanya). Secara jelas pengurangan nilai persediaaan tidak diperkenankan, sedangkan penghapusan piutang harus didukung oleh beberapa fakta.

2. Devaluasi peralatan (aktiva tetap) tak mudah diizinkan karena pajak menganut harga historis

3. Penghapusan rugi (defisit Rp. 500.000) dapat menghilangkan hak konpensasi kerugian sebagaimana diatur dalam pasal 6 ayat (3) UU PPh 1984

Aktiva lancar

Peralatan

Akumulasi depresiasi

180.000

2.000.000

(1.080.000)

Hutang

Modal saham

Tambahan modal disetor

Saldo laba

400.000

600.000

100.000

-

1.100.000 1.100.000

Page 16: Bab 8 Modal Sendiri

F. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Akuntansi menganut harga historis dan harga pertukaran. Penyimpangan dasar harga historis dapat diterima apabila:

a. Terdapat perubahan harga yang cukup material dan secararelatif bersifat permanen

b. Memperoleh fasilitas perpajakan

c. Untuk penjualan saham di pasar modal

d. Untuk tujuan penggabungan usaha

Prinsip penilaian kembali dr tahun 1971,1979,1986: sama-sama berdasarkan harga indeks, baik harga perolehan maupun depresiasi tahunan

dihitung kembali dengan harga indeks.

Ketentuan revaluasi sejak tahun 1996: Harus dilakukan dengan bantuan lembaga appraisal yang disahkan Mentri Keuangan

berdasarkan harga pasar wajar Hanya boleh dilakukan terhadap aktiva yang dimiliki lebih dari 5 tahun. Nilai sisa lebih dari penilaian kembali aktiva dikenakan pajak penghasilan final 10% setelah

terlebih dahulu dikompensasikan dengan kerugian yang masih berhak atas kompensasi kerugian.

Bila ada selisih penilaian kembali setelah pajak itu dikapitalisasikan dan dibagikan dalam bentuk saham bonus, pembagian deviden tidak dikenakan pajak penghasilan

Penyusutan dari aktiva yang dinilai kembali itu dilakukan bukan berdasarkan sisa manfaat, tetapi berdasarkan masa manfaat (semula) sesuai dengan ketentuan perpajakan

Page 17: Bab 8 Modal Sendiri

Contoh:PT Dian, selain aktiva kelompok 1 (masa manfaat 4 tahun) dan kelompok 2 (masa

manfaat 8 tahun), mempunyai harta berupa tanah dan bangunan Rp. 300.000. Nilai buku dari harta kelompok 2 Rp. 150.000.000. Perusahaan berniat melakukan revaluasi dengan jasa appraisal “Iwan & rekan”. Nilai appraisal tanah dan bangunan Rp. 500.000.000, nilai harta kelompok 2 Rp. 200.000.000. Perusahaan masih mempunyai kerugian yang dapat dikompensasikan Rp. 125.000.000. Dengan penilaian kembali itu akan diperoleh nilai lebih Rp. 250.000.000. Karena kerugian yang masih dapat dikompensasikan Rp. 125.000.000, pajak penghasilan yang dapat dibayar final 10% sebesar Rp. 12.500.000. Nilai lebih itu kemudian dikapitalisasi dalam bentuk saham dan dibagikan kepada para persero.

Pencatatan yang dilakukan:1. Untuk mencatat revaluasi Tanah dan bangunan Rp. 200.000.000 Harta kelompok 2 50.000.000 Pajak penghasilan terhutang Rp. 12.500.000 Selisih penilaian kembali aktiva 237.500.000

2. Untuk mencatat pembayaran pajak penghasilan Pajak penghasilan terhutang Rp. 12.500.000 Kas Rp. 12.500.000

Page 18: Bab 8 Modal Sendiri

3. Untuk mencatat kapitalisasi selisih penilaian kembali

Selisih penilaian kembali aktiva Rp. 237.500.000

Modal saham Rp. 237.500.000

Untuk pembagian saham bonus tidak dilakukan pencatatan pembukuan, cukup dalam buku memorial

Bila terlebih dahulu ditentukan, saldo rugi akan ditutup ke selisih penilaian kembali aktiva yang berarti jumlah yang dikapitalisasi Rp. 112.500.000

Biaya yang dikeluarkan untuk kantor appraisal sehubungan dengan jasa yang lain, misalnya Rp. 12.500.000 karena sesuai dengan ketentuan perpajakan biaya itu tidak boleh dikurangkan dari penghasilan kena pajak yang lain, jumlah yang dikapitalisasi menjadi Rp. 100.000.000

Penyusutan atas nilai buku baru harta kelompok 2 Rp. 200.000 dilakukan selama masa 8 tahun, apakah memakai metode garis lurus atau saldo menurun bergantung pada metode yang dipakai perusahaan sebelum revaluasi.

Nilai buku bangunan Rp. 500.000.000 disusutkan selama 20 th dengan menggunakan metode garis lurus.