bab 6 karakteristik event seismik
DESCRIPTION
Karakteristik Event Seismik oleh Harsano Jayadi dan Alexander Y ElakeTRANSCRIPT
Hal 1 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Karakteristik dari kejadian-kejadian seismik
Membedakan tampilan – tampilan kejadian
Tugas dasar dari interprestasi rekaman rekaman pencerminan adalah memilah
tampilan tampilan mana saja yang mewakili cerminan primer, menterjemehkan waktu tiba
dari cerminan cerminan ini kedalaman data kedalaman, dip, dan memeta horison pantul.
Selain itu, interpretor harus mengetahui event event lain yang dapat memberikan informasi
yang berharga, seperti refleksi berganda dan difraksi.
Pengenalan dan pengidentifikasian dari kejadian seismik didasari oleh lima
karakteristik:
(a) koheren
(b) ketinggian amplitudo
(c) karakter
(d) pergerakan dip
(e) pergerakan normal
Kelimanya adalah hal terpenting dalam pengenalan sebuah event. Ketika sebuah gelombang
yang dapat dikenali menyebar, maka ia menghasilkan efek yang kira kira sama pada setiap
geophone. Apabila gelombang ini cukup kuat maka ia akan override gelombang lain yang
waktu datangnya bersamaan.
Gambar 1. Karakteristik Seismik Event
Hal 2 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Koheren dan ketinggian amplitudo memberitahu kita tentang keberadaan gelombang seismik
yang kuat, namun tudak memberitahukan tipenya. Untuk mengetahuinya kita bisa melihat
melalui moveout. Karakter juga sangat membantu khususnya mengenai frekuensi dan jumlah
putaran.
Refleksi
Seismogram Sintetik
Seismogram sintetik disebut juga geogram atau teogram adalah rekaman seismic buatan yang
dibuat dari data log kecepatan dan densitas. Data kecepatan dan densitas membentuk fungsi
keofesien refleksi (stikogram) yang selanjutnya dikonvolusikan dengan wavelet.
Seismogram sintetik dibuat untuk mengkorelasikan antara informasi sumur litologi,
umur, kedalaman dan sifat-sifat fisis lainnya terhadap penampang seismic lainnya guna
memperoleh informasi lebih lengkap dan komprehensif. Sering diperoleh korelasi yang
kurang tepat antara data penampang seiiismik terhadap seismogram sintetik, karena tidak
mudah untuk memperoleh korenpondensi satu-samtu antara seismogram sintetik dengan
penampang seismik, mengingat system pengumpulan dan akurasi data berbeda.
Secara skematik dasar pembuatan seismogram sintetik ditunjukkan pada gambar 2.
Dari informasi atau model geologi yang berisi kecepatan dan densitas lapisan dapat dibuat
model koefisien refleksinya/stikogram. Stikogram dikonvolusikan dengan wavelet, maka akan
diperoleh trace model yang disebut seismogram sintetik. Trace model ini dikorelasikan
dengan trace data, maka akan diperoleh error trace yang akan digunakan untuk mengkoreksi
model stikogram sedemikian rupa sehingga sampai diperoleh korelasi yang optimum.
Data yang perlu disiapkan di dalam pembuatan seismogram sintetik adalah wavelet
dan data sumur yang terdiri dari sonic log untuk kecepatan, density log untuk densitas dan
check shot untuk korelasi waktu.
Hal 3 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Gambar 2. Prosedur untuk pembuatan sintetik seismogram (Stomnel and Graul, 1978)
Gambar 3. Seismogram sintetik (kanan) digabungkan dengan data seismic sebenarnya (kiri). Seismogram sintetik dibuat menggunakan log sonic dari data sumur dalam line seismik dan digabungkan dengan ekstraksi wavelet dari tras data seismik, densitas (Courtesy of Grant Geophysical)
Hal 4 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Seismogram sintetik dibuat 1 dimensi, 2 dimensi dan 3 dimensi. Sebuah model dapat
mensimulasikan perubahan yang diakibatkan oleh sepanjang line seismic untuk
menghubungkan dua atau lebih sumur dimana ada perubahan antara sumur yang didasarkan
atas perubahan facies. Ketidakselarasan atau sesar. Seismogram sintetik dari model dapat
dianggap sebagai saalh satu dimensi, namun dianggap sebagai jalur nonvertikal juga.
Refleksi menampilkan moveout normal yang akan jatuh pada batas tertentu karena
pembgian laju. Moveout dari dip biasanya kecil namun pencerminan kadang kadang
mempunyai moveout dip yang besar.
Refraksi frekuensinya relatif kecil dan biasanya terdiri dari putaran yang lebih banyak
dari pada refleksi. Baik refraksi maupun refraksi pantulan keduanya mempunyai aligment
yang lurus, berbeda dengan reflesi dan difraksi.
Gambar 4. Ilustrasi komposit refleksi
Hal 5 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Konsep Refleksi
Interface mencerminkan batuan sedimen yang biasanya terjadi bersama-sama di sepanjang
gelombang seismik, sehingga bentuk gelombang yang dapat diamati adalah berupa gangguan
komposit dari jumlah komponen pantulan. Gangguan sebagain besar berfungsi sebagai
menentukan karakter refleksi, dengan demikian penampilan refleksi tergantung pada jarak dan
besarnya komponen kontras impedansi akustik alami. Komposit dari refleksi dapat
diilustrasikan oleh gambar 4. Meskipun bentuk gelombang diasumsikan dlam ilustrasi yang
jelek, tapi titik-titiknya terlihat jelas bahwa peristiwa refelksi yang diamati tidak sesuai
dengan satu dan yang lainnya dengan perubahan litologi yang mengindentifikasikan siklus
individual dengan suatu formasi berdasarkan waktu tempuh gelombang.
Refleksi sering diasumsikan bahwa adanya kontras impedansi akustik yang berdekatan
dengan batas-batas litologi. Namun, litologi dapat berubah tanpa perubahan yang besar dari
litologi akustik. Hardage (1985), dalam studinya mengenai vertikal seismic profilling yang
mengidentifikasikan beberapa refleksi dengan kontras impedansi akustik (gambar 5).
perhatikan bahwa refleksi B dan D terjadi daalm unit shale yang cukup besar dimana adanya
perbedaan sifat-sifat serpih yang dibuktikan dengan data log dengan baik. Di daerah lain,
kebanyakan refleksi pada bagian seismik (gambar 6) ditafsirkan sebagai hal yang
menunjukkan interbedding yang cukup antara pasir dan shale (nilai kecepatan rendah).
Namun lubang subsekuen dari staratigrafi ditentukan hamper tidak ada pasir, perubahan
daalm shale adalah tanggung jawab untuk refleksi. Untuk memastikan itu, dibuat suatu
pengecualian untuk membuktikan aturan dan refleksi yang paling sesuai dengan perubahan
litologi yang paling khas.
Hal 6 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Gambar 5. Refleksi pada vetikal seismik profiling yang berhubungan dengan log sumur. Sumber ada di permukaan dan geophone berada pada kedalaman sumur bor ( Hardage, 1985). (a). Refleksi A, B, C dan D sesuai dengan kedalam A’, B’, C’ dan D’ di dalam log sumur. (b).
Ilustrasi respon dari data log yang berbeda pada setiap interface.
Hal 7 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Gambar 6.Line seismik dalam suatu area dekomposisi elastic yang memperlihatkan kelebihan refleksi dari suatu shale sepenuhnya.
Batas fasies menandai adanya perubahan dala karakteristik litologi atau paleontology dari
sedimen kontemporer. Meskipun pada umumnya menyatakan fasies dan baats waktu untuk
menyeberang satu sama lain, baisanya bertepatan pada suatu simpangan yang jelas merupakan
hasil sampling yang memadai dari batas fasiesnya. Dikarenakan salah satu mengharapkan
suatu litologi untuk dihubungkan dengan perubahan fasies, diharapkan suatu refleksi untuk
mencari batas dari suatu fasies. Namun, bukti menunjukkan bahwa refleksi bertepatan dengan
batas waktu (kecuali dalam kedaan sekitarnya)
Refleksi sering dikaitkan dengan ketidakselarasan dan juga refleksi terbaik dan terkuat yang
berasal dari permukaan ketidakselarasan. Sifat refleksi ketidakselarasan mempunyai
perubahan sebagau sifat-sifat batuan di atas atau di bawah perubahan ketidakselarasan.
Ketidakselarasan sering dikaitkan dengan angularitas antara batuan dan subcropping refleksi
atau onlap atau downlap refleksi. Hal ini cenderung membuat refleksi yang ketidakselarasan
menjadi lebih jelas karena perhatian dari pengamat. Ketidakselarasan memiliki kepentingan
khusus dalam studi seismik stratigrafi.
Hal 8 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Meskipun sebagian besar refleksi menandai suatu ketidakselarasan dan waktu permukaan,
kontak fluida dlam batuan permeable berpori yang memberikan kontras impedansi akustik
pada suatu penampang. Dimana pada suatu penampang yang datar, salah satu indicator
akumulasi hidrokarbon yang paling penting. Pada gambar 7 menunjukkan suatu refleksi,
kontras impedansi akustik yang disebabkan oleh perubahan kimia atau fase, seperti refelksi
hidrat dan perubahan akibat rekristalisasi dari opal (gambar 8), namun relatife singkat.
Gambar 7. Bagian dari West Ekofisk, Norwegian North Sea, Seismik section memperlihatkan refleksi horizontal pada kontak gas-cair. Garis vertical memperlihatkan batas porositas berdasarkan data seismic. T dan B ditafsirka sebagai batas atas dan bawah dari reservoir. (d’Heur 1992;952)
Hal 9 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Gambar 8. Seismik section yang memperlihatkan refelktor horizontal (at-1.57 s) yang dikaitkan dengan perubahan diagenesis yang dikendalikan dari opal CT porcellanites pada batuan rijang kursa bawah. Perubahan dari opal ke opal CT pada 1,20 s yang daapt menghasilkan refleksi. (Hubbard pape and Roberts, 1985:85)
Zona Fresnel
Ketika kita menggunakan sinar yang mewakili penjalaran gelombang, implikasinya adalah
refleksinya yang terjadinya pada titik refleksi. Namun, refleksi terdiri dari energi balik dari
daerah yang cukup besar dari reflektor tersebut. Sebuah zona Fresnel adalah daerah dimana
tercermin energi di detector yang memiliki fase yang berbeda dengan tidak lebih dari setengah
siklus. Energi ini lebih menggangu atau kurang konstruktif.
Memperlihatkan sebuah sumber dan detektor S (gambar 9). SPO tegak lurus terhadap bidang
yang tercermin dan R1, R2,…sedemikian rupa sehingga jarak SPo, SP1, SP2,…berbeda dengan
/4. Umumnya h Rn ; dimana S adalah daerah masing-masing cincin annular. Kita
akan menghitun energi yang balik ke S dari cincin (n+1)th. Jika kita menerapkan persamaan
Hal 10 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
(2.219) ke lingkaran dengan titik asal pusat lingkaran (gambar 9), h menjadi ho dan menjadi
hn dan integrasi terhadap hanya melibatkan pengalian dengan 2. Jika kita menghitung
transformasi laplacian selama dua lingkaran Rn+1 dan dikurangi kedua dari yang pertama, kita
memperoleh efek dari zona (n+1).
Gambar 9. Geometri dari zona Fresnel
Zona Fresnel pertama sering diambil sebagai ukuran resolusi horizontal yang belum
dimigrasi, untuk kedalaman 3 km dan kecepatan 3 km/s (t=2s), yang zona fresnelnya beradius
300-470 m untuk frekuensi 50 sampai 20 Hz (lihat gambar 10). Gambar 11 menunjukkan
respon dari segmen kecil dari permukaan mencerminkan pada kedalam 1500 m untuk panjang
gelombang yang dominan 30 m dimana radius zona Fresnel adalah 150 m. Ketika reflektor
agak kecil dari zona Fresnel, maka respon dasarnya berupa titik-titik difraksi.
Hal 11 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Gambar 10. Nonogram untuk menentukan zona Fresnel. Sebuah garis lurus yang menghubungkan Two Way Time dan frekuensi yang memotong garis tengah pada titik yang sama sebagai garis lurus yang menghubungkan kecepatan rata-rata dan zona radiusnya.
Gambar 11. Refleksi dari strips dengan berbagai lebar. (a). Penampang model jarak garis vertikal sama dengan diameter zona Fresnel. (b). Seismik Section.
Hal 12 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Refleksi amplitude akan berkurang jika reflektivitas dalam zona Fresnel berkurang. Sebagai
contoh, jika kita merekam suatu pergerakan vertikal yang besar, setengah dari zona Fresnel
tidak adak berkontribusi pada refelksi dan amplitude refleksi hanya akan menjadi salah satu
dari reflektor jauh di atas. Karena jejak seismic jarak jauh lebih erat daripada dimensi zona
Fresnel, bagian teretntu dari sebuah reflektor akan memberikan kontribusi ke semua jejak
seismic yang zona Fresnalnya meliputi semua bagian. Kita berharap amplitude dari jejak
bermigrasi dan sebanding dengan reflektivitasnya serta melakukan penjumlahan dari jejak di
sekitar titik refleksi. Jelas bahwa kita menginginkan reflektivitas yang benar mencakup semua
pengamatan dalam radius zona Fresnel. Kita mencatat bahwa migrasi data seismik efektif
rusak ke arah zona frenal dalam bentuk garis, tetapi tidak menyusut dalam ukuran tegak lurus
terhadap line seismik.
Efek Kelengkungan Reflektor
Fokus geometri sebagai hasil dari lekukan efek reflektor amplitudo pembiasan. Diatas antiklin
bagian sinar yang direfleksikan berpencar lebih dari bidang reflektor, banyak sistem rekaman
yang merubah amplitudo pembiasan. Diatas antiklin bagian sinar yang direfleksikan
berpencar lebih dari bidang reflektor. Banyak sistem rekaman mengubah amplitudo dalam
banyak cara inilah variasi yang akan membedakan amplitudo. Ketahanan dari refleksi
menyebabkan sinklin yang berubah. Pemusatan energi diakibatkan oleh cemin cembung
membuat efek reflektor permukaan menghasilkan pembiasan. Jika lekukan dari reflektor
cekung ini cukup besar, energi akan terfokus dibawah pemukaan. Dan akan menghasilkan
fokus yang hilang. Ini berarti untuk lokasi refleksi yang diberikan akan membedakan lebih
dari satu bagian, dari reflektor. Gelombang ini menghasilakan cabang yang terbalik melal
fokus yang menghasilkan fase 90 derajat. Namun fase ini jarang digunakan unutuk mengenali
fase yang hilang. Bagaimanapun juga hal ini kan mempengaruhi perhitungan reflektor
Hal 13 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
kedalaman. Tiap cabang yang terbalik juga dinamakan karena titik reflektor yang berasal dari
bagian lainya berasal dari permukaan.
Fokus geometri sebagai akibat dari kelengkungan jika reflektornya mempengaruhi amplitude
refleksi. Dalam media yang kecepatannya konstan, gelombang yang dihasilkan oleh sumber
titik bola dengan jari-jari kelengkungan sama dengan sumber jarak muka gelombang. Kita
bisa berasumsi bahwa gelombang bertemu dan mencerminkan tepat di bawah sumber dengan
jari-jari P. Kita kemudian dapat menerapkan rumus yang terkenal yaitu refleksi optika
geometris dari cermin melengkung.
Gambar 12a merupakan grafik dari persamaam 6.10, dimana kelengkungan reflektor tak
terhingga ke titik difraktor dan titik nol kelengkungan (h/= 0) sesuai dengan reflektor yang
kelengkungannya cembung ke atas, muka gelombang menghasilkan NMO (normal moveout).
Ketika pusat reflektor kelengkungan adalah pada permukaan (=h). Energi yang dipantulkan
terkonsentasi ke titik kelengkungan yang lebih besar yang menghasilkan fokus yang tak
terlihat. Gambar 12b menunjukkan poin untuk titik difraksi, antiklin, sinklin dan pesawat dan
gambar 13 menunjukkan kasus yang fokusnya hilang
Mempertimbangkan energi yang mengerucut dari sumber yang tercermin dari bola. MN
(gambar 12b), energi yang dipantulkan menyebar di daerah yang lebih besar di permukaan
untuk antiklin daripada bidang dan di wilayah yang lebih kecil untuk sinklin. Dengan
demikian, refelksi akan muncul lebih kuat di sinklin daripada antiklin.
Mempertimbangkan energi yang mengerucut dari sumber yang tercermin dari bola. MN
(gambar 6.16b), energi yang dipantulkan menyebar di daerah yang lebih besar di permukaan
untuk antiklin daripada bidang dan di wilayah yang lebih kecil untuk sinklin. Dengan
demikian, refelksi akan muncul lebih kuat di sinklin daripada antiklin.
Ketika sinklin yang memiliki jari-jari kelengkungan kurang dari kaedalaman, positif ,
negative dan energi yang melewati focus di bawah permukaan (lihat gambar 13).
Hal 14 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Kemungkinan fokus hilang dengan kedalaman reflektor. Sebuah refleksi yang melibatkan
focus terkubur disebut cabang terbalik.Percabangan terbalik yaitu sebagai titik sumber
penjalaran dari kiri ke kana, titik penjalaran refleksi dari kanan ke kiri.
Gambar 12. Efek dari kelengkungan reflektor. (a). Normal Kelengkungan dari muka gelombang di permukaan, h/ sebagai fungsi dari kelengkungan reflektor, h/ untuk sumber poin. (b). Efek kelengkungan muka gelombang sebagai pemilihan reflektor untuk antiklin ke sinklin.
Hal 15 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Gambar 13. Fokus yang disebabkan karena kelengkungan reflektor (a). Raypath tegak lurus dan spasi sama sepanjang permukaan melengkung. Velocity adalah konstan sepanjang bagian. (b). Raypath melalui sebuah daerah fokus saat pusat kelengkungan C di bawah permukaan. (c). Panjang jejak dari sumber S1 dan S2
lolos melalui fokus di mana jejak dapat dideteksi. (d). Refleksi dari beberapa
Hal 16 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
titik pada reflektor ketika perubahan kelengkungan. (e). Insiden wavefront radius 1 menimpa pada reflektor dari radius s saat 1 s.
Hal 17 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Jika sumber dan geophone tidak berimpit, dimana gelombang refleksi dapat focus bahkan
dimana pusat reflektor terhadap kelengkungan di bawah permukaan (gambar 13b). Dengan
demikian , jejak sinar yang hilang-efek focus bahkan mengimbangi jejak sinar. Common
Midpoint disusun pada jarak pendek dan panjang yang digabungkan setelah dikoreksi NMO
untuk mendapatkan hasil yang benar.
Ketika kelengkungan sinklin tidak konstan, seperti pada gambar 13d, refelksi dapat diperoleh
labih dari satu bagian dari reflektor. Energi yang dipantulkan memiliki beberapa cabang.
Event lain selain Refleksi Primer
Difraksi
Difraksi dari ttik ujung yang tegak lurus terhadap line seismik bagaimanapun akan
menunjukkan perpindahan yang berbeda. Waktu tiba yang paling cepat pada sebuah kurva
difraksi adalah untuk trace yang direkam secara langsung di sepanjang titik difraksi (kecuali
untuk keadaan distribusi kecepatan yang tidak biasa), tapi difraksi tidak akan cukup memiliki
amplitude tertinggi pada trace ini.
Kita tinjau tiga bidang batas pada kedalaman yang sama tapi dengan kemiringan yang berbeda
(gambar 14). Difraksi untuk kasus setiap puncak ini pada lokasi ujung dari bidang batas,
memiliki kelengkungan yang sama, adalah tangen terhadap refleksi, dan amplitude
maksimum dari difraksi terjadi pada titik tangen ini. Dengan demikian, puncak difraksi
meletakkan titik difraksi, kemelengkungan difraksi berdasarkan pada kedalaman dan
kecepatan di atas titik difraksi, dan distribusi amplitudo disepanjang difraksi bergantung pada
karakteristik dari bidang batas.
Hal 18 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Gambar 14. Refleksi dan difraksi dari half-plane yang terakhir
Multipel
a. Perbedaan antara macam multipel. Multipel adalah event yang mengalami lebih dari 1
pantulan. Karena amplitudo dari multipel sebanding dengan perkalian dari koefisien
refleksi untuk setiap reflektor yang terlibat. Dan karena R sangat kecil untuk sebagian
besar interface, hanya kontras impedansi terbesar yang akan menghasilkan multipel
yang cukup kuat untuk dikenali sebagai event yang berbeda,
Kita membedakan dua jenis multipel yaitu long path dan short path. Long path
multipel adalah multipel yang memiliki lintasan perjalanan panjang dibandingkan
dengan refleksi primer dari interface yang memilki kedalaman sama. Dan karena long
path multipel terlihat sebagai pemisah event pada sebuah rekaman seismik. Short path
multipel disisi lain segera datang setelah refleksi primer dari interface pada kedalaman
yang sama, hal itu menginterferensi dan menambah tail refleksi primer. Oleh kerena
itu, efeknya adalah perubahan bentuk gelombang daripada menghasilkan sebuah event
yang terpisah. Raypath untuk kedua jenis ini diperlihatkan pada gambar 15.
Hal 19 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Gambar 15. Tipe dari multipel
b. Short path multipel. Short raypath multipel sudah tercermin dari ujung dan pangkal
suatu reflektor. (gambar 6.30a) dalam penjalarannya dari interface yang terkait satu
dengan yang lainnya (peg-leg multipel) yang sangat penting dalam menentukan
bentuk gelombang yang tercatat pada seismogram. Peg leg multipel lebih kuat dan
memiliki polaritas yang sama dengan utama karena adanya kontas impedansi yang
besar dan berlawanan arah ( perubahan dalam kecepatan yang menyebabkan
kecepatan yang ditargetkan). Peg leg multipel efektif menurunkan frekuensi sinyal
dengan meningkatnya waktu. Pada gambar 16.b. menunjukkan bagaimana suatu
dorongan untuk merubah sebagai hasil untuk melewati serangkaian interface dan
spektrum frekuensi.
Ghost adalah tipe khusus yang diilustrasikan dalam gambar 16. Dimana energi yang
keluar ke bawah dari sumber telah dilimpahkan di atas energi yang perjalarannya ke
atas dan ke bawah pada lapisan dengan kecepatan rendah (LVL) dalam survey tanah
atau di permukaan air pada survey kelautan. Ghosting hasil yang serupa dari detektor
yang terpendam /streamer laut pada kedalaman D, interferensi antar ghost tergantung
Hal 20 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
pada difraksi panjang gelombang yang diwakili oleh perbedaan penjalaran gelombang.
Karena wavelet seismik terdiri dari berbagai frekuensi. Efek interface yang berbeda
untuk komponen yang berbeda pula. Dengan demikian, efek keseluruhan pada D
berbentuk wavelet yang bervariasi. Perubahan yang relative kecil pada D dapat
mengakibatkan variasi yang besar dalam refleksi yang menciptakan maslah yang
serius. Oleh karena kedalaman dibawah permukaan pelapukan atau permukaan air
dipertahankan sebagai fungsi konstan.
Gambar 16. Perubahan bentuk gelombang yang dihasilkan oleh peg-leg multipel. (a). Diagram yang menunjukkan penambahan wavetrain pada peg-leg multipel . (b). Bentuk gelombang yang dibentuk setelah melewati lapisan yang berbeda. (c). Spektrum frekuensi dari bentuk gelombang pada b. (d). Histogram dari koefesien attenuasi dari pel-leg multipel pada sumur yang berbeda.
Hal 21 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
c. Long-path Multipel. Long-path multipel yang kuat melibatkan refleksi dipermukaan,
dasar laut atau darat dengan kecepatan rendah (LVL) yang disebut lapisan lapuk,
dimana koefisien refleksi sangat besar karena kontras impedansi akustik yang besar.
Karena banyak melibatkan dua refleksi di kedalaman, amplitudonya tergantung pada
besarnya koefisien refleksi di kedalaman.
Karena kecepatan umumnya menungkat dengan kedalaman, multipel biasanya
menunjukkan pergerakan yang lebih normal daripada refleksi primer dengan waktu
tempuh yang sama. Hal ini berdasarkan ada redaman ganda dalam pengolahan CMP.
Namun, perbedaan NMO seringkali tidak cukup besar untuk mengidentifikasi multipel
Refraksi
Timbulnya head wave sering diikuti oleh sejumlah gelombang yaitu yang melibatkan panjang
gelombang yang terjadi dari beberapa siklus. Dengan demikian, jarak offset jauh lebih
meningkat dan energi puncak bergeser ke dalam rangkain gelombang yang disebut singling
(gambar 17a). Jumlah shingling lebih besar ketika refraktor memiliki ketebalan yang terbatas.
Karena pergeseran energi, sering tidak mungkin untuk memilih waktu offset yang diperlukan
untuk penerapan gelombang tersebut. Sebagian besar waktu penjalaran head wave dilakukan
pada puncakp dan kemudian lembah dan dikoreksi untuk mendapatkan waktu offsetnya.
Proses ini sering memberikan kepuasan meskipun penyerapan dan mekanisme lainnya
menggeser spectrum frekuensi yang lebih rendah dengan jarak yang meningkat sehingga
siklus offset gelombang sejajar sempurna.
Gelombang yang memantul berulang kali (gambar 17c) di lapisan dalam. Gelombang
menyelam yang dihasilkan dari gradien kecepatan dalam refraktor kecepatan tinggi (gambar
17.d) memiliki efek yang sama. Sebuah gradient kecepatan dalam refraktor jauh memperkuat
head wave, seperti pada gambar 18.
Hal 22 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Gambar 17. Mekanisme refraksi penjalaran gelombang (a) menunjukkan muka gelombang yang tenggelam. (b) Refleksi dari muka gelombang dari reflektor pararel di atas refraktor. (c) pengulangan refleksi pada refraktor. (d) gradien kecepatan pada refraktor
Gambar 18. Penguatan muka gelombang oleh gradient kecepatan Refleksi NMO sudah dihilangkan sehingga muka gelombang kurvanya terangkat.
Hal 23 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Gelombang Permukaan
Gelombang permukaan (sering disebut gulungan tanah) biasanya muncul diatas
rekaman-rekaman pantulan. Gelombang rayleigh adalah yang paling sering, dengan kecepatan
dari 100 sampai 1000 m/s atau lebih. Gelombang ini biasanya lemah di bawah 10 hz.
Gerakanya lurus sama seperti pembiasan, tapi gelombang ini menampilkan kecepatan
kecepatan yang lebih rendah. Kulit luar gelombang ini bertambah dan berkurang dengat
sangat lambat dan sering kali termasuk banyak perputaran. Energi gelombang permukaan
umumnya cukup tinggi bahkan di pita pantulan untuk menolak semua, kecuali pantulan-
pantulan terkuat. Bagaimanapun juga karena kekuatanya rendah, perbedaan kelompok
geophone dipengaruhi pada waktu yang berbeda, oleh sebab itu hanya sedikit kelompok yang
dipengaruhi pada satu waktu.
6.4 Resolusi Seismik
Resolusi atau daya pisah yang dimaksud adalah kemampuan untuk melihat antara dua
obyek yang terpisah agar tampak benar-benar terpisah. Untuk dapat melihat obyek tersebut
diperlukan gelombang. Seperti halnya mata, mata dapat melihat benda karena menggunakan
gelombang cahaya tampak dengan panjang gelombang sekitar (400-800) x 109m. Sebaliknya
apabila melihat obyek dengan menggunakan gelombang seismik yang panjang gelombangnya
puluhan sampai ratusan meter, maka lapisan batuan yang heterogen tampak oleh mata akan
tampak seolah-olah menjadi lapisan homogen dalam kacamata gelombang seismik.
Dengan demikian lapisan-lapisan batuan yang tipis yang tampak oleh mata manusia
belum tentu dapat ditunjukkan/ditampilkan sebagai sistem perlapisan yang terpisah oleh
gelombang seismik. Terdapat dua hal pokok dalam resolusi seismik, yaitu :
Hal 24 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
a. Seberapa jauh terpisah (jarak minimum dalam kawasan ruang atau kawasan waktu)
antara dua reflektor yang dapat ditunjukkan sebagai dua reflektor terpisah, hal ini
disebut sebagai resolusi vertikal.
b. Seberapa jauh terpisah antara dua obyek yang terpisah di dalam reflektor tunggal yang
dapat ditunjukkan dalam penampang seismik sebagai dua obyek yang terpisah, hal ini
disebut sebagai resolusi horizontal.
Faktor dominan yang mempengaruhi resolusi seismik, baik resolusi vertikal maupun
resolusi horizontal adalah panjang gelombang/frekuensi dominan gelombang seismik yang
digunakan. Sedangkan faktor lain yang ikut menentukan adalah kedalaman target, daya
tembus gelombang, laju pencuplikan data (dalam kawasan ruang dan waktu) dan kecanggihan
perangkat (keras dan lunak) pengolahan data.
a. Resolusi vertikal
Dalam seismik, resolusi vertikal adalah daya pisah pada arah kedalaman (tebal) yang
dipresentasikan oleh sumbu waktu.
Dalam hal ini ditinjau faktor-faktor yang mempengaruhi resolusi dan hubungan antara
ketebalan lapisan dengan frekuensi dominan sinyal yang dikandung.
Gambar berikut memperagakan model dua lapisan pemantul yang tebalnya bervariasi
sesuai dengan posisinya. Panjang gelombang sinyal digunakan = 100 m. Di gambar tersebut
nampak bahwa ada nilai batas di mana penampang seismik tak mampu lagi memisahkan
kedua lapisan pemantul. Nilai batas itu adalah /4 atau 25 m dalam contoh ini untuk panjang
gelombang kurang dari /4, sinyal dari kedua lapisan pemantul tadi telah menyatu dan tidak
mampu lagi melihat sebagai dua lapisan yang terpisah. Karena tergantung pada frekuensi,
berarti resolusi vertikal bergantung pula pada frekuensi dominan sinyal yang dipakai.
Semakin tinggi frekuensi yang digunakan terbatasi oleh adanya efek serapan medium,
sehingga mengurangi daya tembus sinyal.
Hal 25 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Walaupun resolusi vertikal data seismik dibatasi oleh frekuensi sinyal seismik yang
mampu direkam, dengan memanfaatkan high resolution processing techniques resolusinya
dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi. Hal ini banyak diperlukan untuk studi sekuen
stratigrafi, seismik stratigrafi maupun studi-studi reservoar.
Model Geologi
Gambar 19a. Model Geologi berupa lapisan pasir yang ketebalannya menipis ke arah kiri
Trace seismik hasil konvolusi deret koefisien refleksi (berdasarkan model geologi) dengan Ricker berferekuensi dominan 60 hz
Gambar 19b. Rekaman seismik bebas noise pada kondisi pantulan tegak setelah migrasi dari model 19a
Hal 26 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Sinyal Recker berfrekuensi dominan 60 hz
Gambar 19c. Tebal lapisan sebesar /4, sebagai batas refleksi gelombang seismik yang masih tampak terpisah. Bila lebih tipis dari itu, sinyal terpantul yang berasal dari bagian atas dan bawah lapisan tersebut akan menyatu menjadi satu gelombang.
b. Resolusi Horizontal/lateral
Resolusi horizontal merupakan kemampuan melihat dua buah obyek yang terpisah secara
lateral. Bila resolusinya rendah maka dua benda yang terpisah akan tampak sebagai satu
benda saja (menyatu), seperti yang ditunjukkan pada gambar 20. Dari gambar tersebut dua
buah lingkaran akan tampak terpisah bila resolusi horizontalnya terpenuhi. Nilai resolusi
horizontal akan menurun pada saat posisi pengamatan bergerak menjauhi obyek, sehingga
kedua benda tersebut akan tampak lebih menyatu lagi dengan menurunnya resolusi horizontal
Gambar 20. Dua obyek lingkaran terpisah secara horizontal menjadi tampak menyatu bila resolusi horizontal pengamat tidak mencukupi
Perhatikan gambar gambar 21., sering dianggap bahwa energi yang terpantul dalam
seismik refleksi berasal dari satu titik pantul. Anggapan ini tidaklah tepat. Energi yang berasal
Hal 27 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
dari sumber S sebetulnya dipantulkan oleh suatu zona atau luasan di sekitar titik R sebelum
mencapai detektor di G. Resolusi horizontal tergantung pada besarnya radius zona Fresnel,
semakin kecil radius zona fresnel, semakin tinggi resolusi lateralnya.
(a) (b)Gambar 21. zona-zona fresnel dilihat dari samping (a) dan dari atas (b). Energi yang mencapai detektor di G
berasal dari suatu zona di sekitar titik pantul R. Zona fresnel berupa lingkaran untuk pantulan tegak.
Di dalam teori optik fisis pada percobaan cincin Newton prinsip-prinsip dasarnya berlaku
juga di seismik refleksi. Jari-jari zona Fresnel orde-1 (lingkaran pertama yang terdalam dan
paling besar sumbangannya) adalah
]Dengan z adalah kedalam reflektor, adalah panjang gelombang yang digunakan. Jadi,
apabila terdapat reflektor target sedalam 800 m, cepat rambat gelombang 2000 m.s dan
frekuensi dominan yang digunakan 40 hz, maka r1 = 100 m dan untuk kedalaman 3200 m, r1 =
200 m.
Zona fresnel dalam rekaman seismik diperlihatkan pada gambar 22. yang mencerminkan
refleksi dari satu obyek yang ukurannya lebih besar dari r1. Apabila terdapat tiga obyek yang
Hal 28 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
ukurannya lebih kecil dari r1 dan letaknya berdekatan. Maka resolusi horizontal dari rekaman
seismiknya tidak dapat memisahkannya (gambar 23a.) untuk mengatasi hal tersebut,
harapannya tinggal terletak pada keberhasilan proses migrasi data seismik yang hasilnya
diberikan oleh gambar 23b.
Fresnel zone
Gambar 22. wujud dari pengaruh zona fresnel (orde pertama) yang ukurannya lebih besar dari pada r1 pada rekaman seismik
Gambar 23. (a). Refleksi dari tiga obyek yang ukurannya lebih kecil dari zona fresnel membentuk rekaman yang resolusi horizontalnya tidak mampu memisahkan ketiga obyek tersebut.
(b). Hasil dari proses migrasi data seismik meningkatkan resolusi lateral
Hal 29 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Amplitudo gelombang seismik yang diterima oleh detektor tergantung pada ukuran obyek
relatif terhadap radius zona fresnel. Amplitudo gelombang pantul ini akan semakin lemah bila
zona yang memantulkan semakin sempit. Gambar 24. memperlihatkan fenomena pelemahan
amplitudo tersebut. Semakin kecil ukuran obyek yang memantulkan, semakin terhambur
(terdifraksi) gelombang seismik yang diterima detektor. Sehingga nampak jelas obyek yang
kecil akan bertindak sebagai penghambur (pendifraksi).
Gambar 24. Amplitudo gelombang seismik yang diterima oleh detektor tergantung pada ukuran obyek relatif terhadap radius zona fresnel. Makin kecil ukuran obyek, makin rendah amplitudonya karena luasan yang memantulkan energi hanya berasal dari segmen lingkaran/bukan lingkaran penuh.
Zona fresnel untuk offset nol jelas akan berbentuk lingkaran-lingkaran yang konsentris
yang diperlihatkan oleh gambar 21. tetapi untuk offset yang tidak nol (lihat gambar 25.),
bentuk zona fresnel akan berupa ellips dengan panjang sumbu pendeknya adalah
Dan sumnbu panjangnya
Dengan adalah sudut yang dibentuk antara sumber terhadap normal
Hal 30 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Sumbu panjang elips a = b/cos , sumbu pendek
Gambar 25. Zona-zona fresnel untuk event pantulan yang tidak tegak berbentuk ellips dengan sumbu panjangnya tergantung kepada panjang gelombang dan jarak antara titik pemantul O sampai ke detektor R.
Atenuasi (Redaman)
Gelombang yang merambat di dalam suatu medium/batuan akan mengalami efek
peredaman, seperti pelebaran pulsa/perubahan frekuensi, penurunan amplitudo, dan
pergeseran fase, perubahan besaran fisis tersebut akibat 1. Efek divergensi (spherical
spreading), 2. Sistem perlapisan (yang akan menentukan besarnya redistribusi energi, seperti
pemantulan ulang, transmisi, pembiasan, hamburan dan lain-lainnya) serta 3. Sifat fisis batuan
(yang menentukan besarnya serapan energi). Sifat fisis batuan bergantung pada jenis batuan,
ukuran butir, porositas, rekahan, kandungan fluida, tekanan, suhu dan lain-lainnya.
Pengaruh sifat-sifat fisis tersebut membentuk suatu sistem peredaman terhadap
gelombang seismik. Peredaman oleh faktor divergensi dan sistem redistribusi energi dapat
dirumuskan atau diprediksi secara matematis, apabila sistem medium dan geometri akuisisi
Hal 31 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
datanya diketahui. Tetapi tidak demikian halnya pada efek serapan, karena ia merupakan
pegaruh keseluruhan dari banyak faktor fisis yang besarnya dinyatakan dengan koefisien
redaman (). Sedangkan koefisien redaman mempunyai hubungan yang berkebalikan
dengan faktor kualitas . Bentuk 1/Q sering disebut sebagai faktor disipasi.
Dengan demikian faktor kualitas Q merupakan ukuran kemampuan batuan untuk
meneruskan gelombang seismik. Pada gambar 26 memperlihatkan bahwa amplitudo dari
rekaman event seismik bergantung pada berbagai faktor.
26. Faktor-faktor yang mempengaruhi Amplitudo
Tabel 1 Konstanta Absorpsi untuk beberapa jenis batuan(disadur dari Sheriff & Geldart, 1995)
Jenis Batuan Q (/dB) ((dB/mBatuan sedimen 20 – 200 0,16 – 0,02Batu pasir 70 – 130 0,05 – 0,02Batu lempung 20 – 70 0,16 – 0,05Batu gamping 50 – 200 0,06 – 0,02Batu kapur 135 0,02Dolomit 190 0,02Batuan dengan rongga berisi gas 5 – 50 0,63 – 0,06Batuan metamorf 200 – 400 0,02 – 0,01Batuan beku 75 – 300 0,04 – 0,01
(Sumber, Sheriff & Geldart, 1995)
Hal 32 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Jenis Batuan Q (/dB)Kecepatan
(m/dtk)Batu granit 150 5000Batu basalt 70 5500Batu gamping (Hunton) 71 6000Batu pasir (Amherst) 51 4300Batu pasir (Navajo) 22 4000Batu lempung (Pierre) 31 2150Batu lempung (Sylvan) 70 3300
(Sumber, Hand Book of Physical Constant, Geol., Soc.,Am,97,1966)
Wavelet (sinyal) Seismik
Di dalam interpretasi seismik selalu diinginkan adanya hubungan satu persatu antara
wavelet pada penampang seismik (seismic section) dengan batas perlapisan (pada model
geologi). Hal ini tidak selalu dapat tercapai bergantung pada sistem perlapisan medium dan
sifat wavelet yang dipergunakan. Wavelet atau sinyal seismik merupakan suatu fungsi yang
menggambarkan amplitudo wavelet terhadap waktu. Wavelet tersebut dapat pula dinyatakan
dalam kawasan frekuensi melalui suatu transformasi. Event pantulan (wavelet) merupakan
kumpulan dari sejumlah gelombang harmonik yang mempunyai amplitudo, frekuensi dan
phase yang berbeda. Dengan demikian wavelet dapat dinyatakan pula ke dalam dua spektrum
yaitu spektrum amplitudo versus frekuensi dan phase versus frekuensi. Karakteristik wavelet
dapat dipelajari dari kedua spektrum tersebut.
Sebuah wavelet akan tajam dalam kawasan waktu (mempunyai durasi pendek) apabila ia
mengandung semua frekuensi (lebar dalam kawasan frekuensi), dan sebaliknya suatu wavelet
akan lebar dalam kawasan waktu (durasi panjang) apabila ia mempunyai pita frekuensi yang
sempit dalam kawasan frekuensi dan spektrum phase yang rendah.
Karakteristik suatu wavelet dapat dilihat melalui spektrum amplitudo dan phase spektrum
amplitudo dan phase mengandung informasi kondisi dan sifat wavelet tersebut. Biasanya
suatu wavelet berada yang dalam kawasan waktu, untuk merubahnya menjadi spektrum
amplitudo dan phase dalam kawasan frekuensi diperlukan suatu transformasi. Pekerjaan
Hal 33 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
tersebut lebih mudah dilakukan bila menggunakan transformasi Fourier begitu pula
sebaliknya.
Wavelet merupakan kumpulan dari sejumlah gelombang harmonik yang mempunyai
amplitudo, frekuensi dan phase tertentu. Suatu gelombang harmonik dapat dilihat secara unik
melalui 3 karakter gelombang, yaitu :
1. Amplitudo maksimum, adalah simpangan maksimum suatu gelombang harmonik
dari nilai simpangan rata-rata. Satuan amplitudo dapat volt, milimeter, derajad
celcius dll.
2. Frekuensi, adalha jumlah putaran gelombang per detik. Frekuensi dapat ditentukan
dengan menghitung jumlah puncak-puncak dalam interval satu detik.
3. Phase, selalu diukur relatif terhadap suatu referensi. Phase adalah beda waktu antara
puncak putaran (cycle) terhadap waktu referensi. Phase dinyatakan dalam derajad
yang memberikan fraksi putaran yang puncaknya bergeser ke titik referensi dan
dinyatakan dalam 3600 x fraksi.
Wavelet seismik pada umumnya dapat mempunyai phase-phase berikut ini (Gambar 27).
1. Zero Phase, adalah wavelet yang mempunyai komponen frekuensi puncak pada titik
frekuensi nol. Bentuk gelombangnya simetri terhadap origin.
2. Linear Phase, adalah phase setiap gelombang harmonik yang merupakan pengkalian
suatu tetapan terhadap frekuensi gelombang harmonik. Spektrum phasenya berupa
garis lurus dengan melalui titik origin.
3. Minimum Phase, adalah suatu fungsi wavelet yang energinya terkonsentrasi di depan
(sedekat mungkin dengan t = 0 dan tidak ada energi lain sebelum t = 0).
4. Makasimum Phase, adalah suatu fungsi wavelet yang energinya terkonsentrasi di
belakang.
Hal 34 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
5. Mixed Phase, adalah setiap fungsi wavelet yang selain di atas, yang pada umumnya
merupakan campuran/jumlahan dari bentuk-bentuk di atas.
Spektrum phase yang ada di dalam seismik bentuknya sangat bergantung pada :
1. Sumber energi seismik yang digunakan.
2. Karakteristik bumi,
3. Instrumen perekaman
4. Pemrosesan data.
Gambar 27 Beberapa Jenis dan Watak Phase wavelet
Hal 35 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Ricker Wavelet
Di dalam pemodelan maupun simulasi sering digunakan wavelet sintetik. Wavelet
sintetik yang sering dipakai adalaj jenis Ricker. Wavelet ini dibuat simetri (zero phase) dan
skala waktunya dapat digeser-geser sehingga pusat wavelet dapat mengindikasikan waktu tiba
(walaupun tidak selalu benar). Wavelet zero phase dari Ricker ini dibuat berdasarkan
persamaan :
Dalam kawasan waktu
Atau
Dalam kawasan frekuensi
Dimana f(t) F(f) (notasi ”” adalah pasangan transformasi Fourier) dan fm adalah
frekuensi puncak atau kandungan frekuensi dominan wavelet tersebut
Gambar 28. menunjukkan jarak antara sisis-sisi wavelet (flanking side lobes) yang
besarnya dalam kawasan waktu adalah
Gambar 28. Wavelet Ricker. (a). Dalam kawasan waktu, (b). Dalam kawasan frekuensi, notasi vm=fm dan F(v) = F(f)
Hal 36 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Noise dan Data
Noise adalah gelombang yang tidak dikehendaki dalam sebuah rekaman seismik sedangkan
data adalah gelombang yang dikehendaki. Dalam seismik refleksi, gelombang refleksilah
yang dikehendaki sedangkan yang lainya diupayakan untuk diminimalisir.
Gambar 29. Gambar diatas diambil dari Kennett [1983] dengan beberapa modifikasi.
Gambar diatas menunjukkan sebuah rekaman dengan data gelombang refleksi dan noise
(gelombang permukaan / ground roll) dan gelombang langsung (direct wave).
Noise terbagi menjadi dua kelompok: noise koheren (coherent noise) dan noise acak ambient
(random ambient noise).
Contoh noise keheren: ground roll (dicirikan dengan amplitudo yang kuat dan frekuensi
rendah), guided waves atau gelombang langsung (frekuensi cukup tinggi dan datang lebih
awal), noise kabel, tegangan listrik (power line noise: frekuensi tunggal, mudah direduksi
dengan notch filter), multiple (adalah refleksi sekunder akibat gelombang yang terperangkap).
Hal 37 dari 37Tugas Eksplorasi Minyak Bumi (Harsano Jayadi & Alexander Y. Elake
Sedangkan noise acak diantaranya: gelombang laut, angin, kendaraan yang lewat saat
rekaman, dll.
Stacking
Stacking adalah proses menjumlahkan tras-tras seismik dalam satu CDP setelah koreksi NMO
(Normal Move Out).
Proses stacking memberikan keuntungan untuk mengingkatkan rasio signal terhadap noise
S/N ratio).
Gambar 30. Prinsip Koreksi NMO.
Gambar 30 diatas menunjukkan prinsip koreksi NMO, hiperbola refleksi di-adjust dengan
menggunakan model kecepatan (kecepatan rms atau kecepatan stacking) sehingga berbentuk
lapisan horizontal, selajutnya tras-tras NMO dijumlahkan (stacking).