bab 5 kesimpulan dan saran 5.1....
TRANSCRIPT
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Sebagai bagian akhir dari penelitian ini, maka simpulan yang dapat
disampaikan adalah:
a. Hasil pengujian dengan menggunakan MDS terdapat halyang baru, karena
Surabaya ternyata tidak dipandang dari sisi kegemerlapannya. Artinya bahwa
branding yang Sparkling Surabaya yang telah ditancapkan, selama ini belum
mampu membuat persepsi akan Surabaya berbeda dari kota-kota lain di
Indonesia. Nampak bahwa surabaya berada satu kelompok dengan Jogja, Solo
dan Bali, sedangkan Jakarta dan Bandung berada pada kuadaran yang berbeda.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Dimensi 1 adalah TV & Radio, Video, Film
& Fotografi, penerbitan & percetakan, sedangkan dimensi 2 adalah Research &
Development (R&D). Berdasar pada hasil tersebut, maka Surabaya akan sangat
sulit mendekati Jakarta yang diposisikan sebagai kota dengan industri kreatif TV
& Radio, Video, Film & Fotografi, penerbitan & percetakan. Peluang lebih besar
justru ada pada dimensi R&D dan bersaing dengan Kota Bandung yang
dipersepsikan sebagai kota dengan keunggulan di bidang R&D. Setelah
melakukan inventarisasi, maka Surabaya memiliki keunggulan R&D dibidang
kemaritiman yang lebih baik dibandingkan 5 kota lain yang dijadikan pesaing.
b. Penelusuran konsep desain dengan memperhatikan problematik, keunikan
industry kreatif Surabaya dan karakteristik target audien maka diperoleh konsep
desaian: “FunCreas” yang kurang lebih diartikan sebagai pendekatan yang lucu
dan kreatif. Untuk tag line, memperhatikan keunikan industry kreatif Surabaya,
yaitu maritime dan semangat arek-arek suroboyo, maka tag line yang berhasil
diidentifikasi adalah: “Sambang Surabaya”, maritime city, creative spirit.
c. Implementasi pada media meliputi:
1. Visual identity: graphic standard manual (GSM), aplikasi stationary,
marketing tools(iklan Koran)
195
196
2. Environmental Graphics Design: signage system, transportasi dan
aplikasi pendukung jalan.
3. Web: visual website (halaman utama, profil brand, halaman even,
halaman forum, kamus direktori industri kreatif.), promotion tool ( iklan
banner di web pemerintah dan swasta, iklan Koran, dan merchandise
berupa stiker.
4. Book Directory : Cover depan, foreword(introduction), secondary cover
untuk subsector industry kreatif (desain, media, music, IT, periklanan,
ridet dan pengembangan), page index, pembatas buku(sebagai
merchandise).
5.2. Saran Sebagai bagian akhir dari penelitian ini, maka saran yang dapat disampaikan
adalah sebagai berikut:
a. Dalam rangka on services branding, maka dibutuhkan peran pemerintah kota
untuk memotivasi pengembangan industry kreatif di Surabaya. Peran
tersebut dapat dituangkan dalam Blue Print Industri Kreatif. Dimana Blue
Print tersebut melingkupi peran pemerintah yang ikut membangun sumber
daya manusia, membangun sumber daya fisik, berperan dalam
mempermudah permodalan, berperan dalam mempermudah rantai nilai
berupa pasokan bahan baku, peralatan yang dibutuhkan serta berperan
dalam memberikan saluran pemasaran. Pemerintah dapat memberikan
insentif dan kemudahan perijinan industry kreatif dalam rangka mendukung
terwujudnya Surabaya sebagai salah satu Pusat Industri Kreatif Nasional.
b. Bagi Pemerintah Kota Surabaya hendaknya melakukan upaya yang
menyeluruh dalam rangka melakukan city branding. Hal yang dapat
dilakukan adalah:
1. Memberdayakan setiap elemen sumber daya yang dimiliki. Artinya
branding ini bukan saja tugas dari dinas pariwisata, namun juga tugas
dari seluruh elemen yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Pelaksanaan branding yang melibatkan seluruh komponen tersebut
197
diharapkan mampu menyentuh seluruh kehidupan dari target pasar
yang disasar. Sebagai contoh Pemerintah kota melibatkan Dinas
Pendidikan dan Dinas Pendidikan akan mempergunakan elemen
dinas pendidikan untuk branding, termasuk sekolah dan siswa.
Kondisi yang demikian berdampak tersentuhnya seluruh elemen
target market dan jika dilakukan secara inten, maka akan muncul rasa
memiliki masyarakat Surabaya akan “Sambang Surabaya”.
2. Memanfaatkan seluruh media yang memiliki potensi untuk
mendistribusikan informasi. Media yang digunakan bisa meliputi
media cetak atau electronic.
3. Branding dilakukan dengan Intensitas dan kontinuitas yang terjaga.
Perlu dipahami bahwa dalam menancapkan merek dibutuhkan waktu
yang lama dengan kontinuitas yang memadai.
c. Pemerintah kota hendaknya melibatkan warga Surabaya untuk
menumbuhkan rasa memiliki Sambang Surabaya. Berbagai cara bias
ditempuh antara lain dengan membangun atau menyelenggarakan event-
event yang berkaitan dengan city branding. Event bias bersifat mendiri atau
bergabung dengan agenda pemerintah kota. Event yang mandiri meliputi
event yang melibatkan masyarakat luas, seperti lomba jingle, mars, lomba
kebersihan lingkungan, gapura dan lain sebagainya. Event yang bergabung
dengan yang lain adalah event peringatan hari Pahlawan, hari Ulang Tahun
Surabaya dan lain sebagainya.