bab 47 - kementerian ppn/bappenas :: home · web viewpembangunan daerah tingkat i 4. riau...

104
BAB 47 PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU

Upload: ledan

Post on 03-Aug-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

BAB 47PEMBANGUNAN DAERAH

TINGKAT I 4. R I A U

Page 2: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

L

Page 3: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT

I 4. R I A U

I. PENDAHULUAN

Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak antara 4°45' lintang utara dan 1°15' lintang selatan, 100°43' - 109°19' bujur timur, merupakan wilayah yang berbatasan di sebelah utara dengan Selat Singapura dan Selat Malaka, di sebelah timur dengan Laut Cina Selatan, di sebelah selatan dengan Propinsi Jambi dan Selat Berhala, dan di sebelah barat dengan Propinsi Sumatera Barat dan Propinsi Sumatera Utara. Propinsi Riau berbatasan langsung dengan lima negara tetangga, yakni Singapura, Malaysia, Kampuchea, Thailand, dan Vietnam.

Wilayah Propinsi Riau mencakup areal seluas 94.562 kilometer persegi. Pada tahun 1990 tata guna lahan di wilayah Propinsi Riau meliputi areal hutan seluas 59.365 kilometer persegi atau 62,8 persen, areal semak belukar seluas 12.915 kilometer persegi atau 13,7 persen, areal padang rumput seluas 2.007 ki-lometer persegi atau 2,1 persen, areal ladang seluas 4.905 kilome-ter persegi atau 5,2 persen, areal dataran tinggi seluas 389

171

Page 4: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

kilometer persegi atau 0,4 persen, areal persawahan seluas 4.172 kilometer persegi atau 4,4 persen, areal perkebunan seluas 5.566 kilometer persegi atau 5,9 persen, areal perairan darat seluas 1.090 kilometer persegi atau 1,2 persen, areal permukiman seluas 1.494 kilometer persegi atau 1,5 persen, dan areal budi daya lainnya seluas 2.659 kilometer persegi atau 2,8 persen dari seluruh luas wilayah.

Propinsi Riau merupakan wilayah daratan dan kepulauan, yang berada pada ketinggian antara 0-200 meter di atas permukaan laut. Wilayah ini memiliki perairan umum yang berupa sungai. Iklim daerah Riau termasuk tropis basah yang dipengaruhi oleh musim hujan dan musim kemarau, dengan curah hujan cukup merata antara 2.500-3.000 milimeter setiap tahun. Suhu udara beragam antara 21°Celsius-31°Celsius. Wilayah Riau mempunyai beberapa kawasan yang rawan terhadap bencana banjir.

Lahan di Propinsi Riau sebagian telah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Selain itu, sumber daya lainnya yang dimiliki adalah perikanan laut, dan kehutanan yang potensial untuk dikembangkan.

Pada tahun 1990 penduduk Propinsi Riau berjumlah 3.301.200 jiwa, dengan kepadatan penduduk 35 jiwa per kilometer persegi. Daerah tingkat II yang terpadat penduduknya adalah Kotamadya Pekanbaru dengan kepadatan 904 jiwa per kilometer persegi, sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Kampar dengan kepadatan 20 jiwa per kilometer persegi. Penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan berjumlah 1.049.236 orang atau 32 persen dari jumlah penduduk Propinsi Riau. Jumlah penduduk perkotaan di propinsi ini mengalami peningkatan yang cukup berarti dengan laju pertumbuhan antara tahun 1971 dan 1990 sebesar 8,6 persen per tahun.

Pada tahun 1990 penduduk usia kerja (10 tahun ke atas) di propinsi ini berjumlah 2.122.603 orang (64,3 persen). Dari jumlah

172

Page 5: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

tersebut yang masuk ke dalam angkatan kerja sebanyak 1.068.306 orang dan angkatan kerja yang bekerja berjumlah 1.036.194 orang. Dari seluruh angkatan kerja yang bekerja tersebut, terserap di sektor pertanian (58,6 persen). Sisanya terserap di berbagai sektor lain, yaitu sektor industri 13,2 persen, dan jasa 28,1 persen.

Propinsi Riau memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat-istiadat, tradisi, kesenian, dan Bahasa. Masyara-kat Riau terdiri atas berbagai suku, antara lain Melayu dan Masya-rakat Pedalaman yaitu: Sakai, Talang Mamak, Laut, Bonai, Hutan serta suku lainnya yang masing-masing memiliki kebudayaan dan adat-istiadatnya sendiri. Penduduk propinsi ini sebagian besar beragama Islam 92,4 persen, selebihnya beragama Kristen 2,8 persen, Budha 4,6 persen, serta lainnya 0,2 persen.

Secara administratif Daerah Tingkat I Riau terdiri atas 5 kabupaten daerah tingkat II, yaitu Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kepulauan Riau, Kampar, dan Bengkalis, dan 1 kotamadya daerah tingkat II, yaitu Kotamadya Pekanbaru sebagai ibukota propinsi. Dalam wilayah Daerah Tingkat I Riau terdapat 1 kotamadya administratif, yaitu Kotamadya Administratif Batam, serta dua kota administratif (kotif), yaitu Kotif Dumai dan Tanjung Pinang, 78 wilayah kecamatan, serta 1.204 desa dan kelurahan.

II. PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I RIAU DALAM PJP I

Perkembangan kependudukan di Propinsi Riau selama pembangunan jangka panjang (PJP) I menunjukkan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dari 3,1 persen per tahun dalam periode 1971-1980 menjadi 4,3 persen per tahun dalam periode 1980-1990. Dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk di wilayah Sumatera dan di tingkat nasional yang masing-masing sebesar 2,68 persen per tahun dan 1,97 persen per tahun dalam

173

Page 6: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

periode 1980-1990, laju pertumbuhan penduduk propinsi ini termasuk tinggi.

Dalam PJP I pembangunan Propinsi Riau telah meningkat dengan cukup berarti. Pada tahun 1990 produk domestik regional bruto (PDRB) nonmigas Propinsi Riau atas dasar harga konstan tahun 1983 adalah sebesar Rp 1.676.286 juta. Jika dilihat dari sumbangan sektoral terhadap PDRB nonmigas, sektor per- dagangan, hotel dan restoran memberikan sumbangan tertinggi, (33,7 persen), diikuti oleh sektor pertanian (28,4 persen), sektor transportasi dan komunikasi (10,8 persen), dan sektor industri (6,9 persen).

Dalam periode 1983-1990 laju pertumbuhan PDRB nonmigas atas dasar harga konstan tahun 1983 tercatat sebesar 8,0 persen per tahun. Sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi adalah sektor bank dan lembaga keuangan lainnya (22,3 persen), sektor listrik, gas dan air minum (21,5 persen), dan sektor jasa (12,1 persen).

PDRB nonmigas per kapita pada tahun 1990 atas dasar harga konstan tahun 1983 mencapai Rp507 ribu; dibandingkan dengan tahun 1983 yang besarnya Rp411 ribu terjadi peningkatan. Dengan demikian laju pertumbuhannya rata-rata sekitar 3,0 persen per tahun.

Laju pertumbuhan perekonomian Daerah Tingkat I Riau yang cukup pesat tersebut didukung oleh laju pertumbuhan ekspor nonmigas rata-rata sebesar 37,6 persen per tahun antara tahun 1987 dengan 1992 dengan komoditas andalan industri hasil pengolahan kayu, industri metal, dan industri manufaktur, terutama di Pulau Batam.

Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial telah menghasilkan tingkat kesejahteraan sosial yang lebih baik yang ditunjukkan oleh berbagai indikator. Jumlah penduduk yang telah

174

Page 7: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

melek huruf meningkat dari 66,06 persen pada tahun 1971 menjadi 90,1 persen pada tahun 1990, angka kematian bayi per seribu kelahiran hidup turun dari 146 pada tahun 1971 menjadi 57 pada tahun 1990. Demikian pula usia harapan hidup penduduk meningkat dari 49,4 tahun pada tahun 1971 menjadi 63,9 tahun pada tahun 1990.

Peningkatan kesejahteraan itu didukung oleh peningkatan pelayanan kesehatan yang makin merata dan makin luas jangkauannya. Pada tahun 1990 telah ada 24 unit rumah sakit dengan kapasitas tempat tidur 1.498 buah, dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) serta puskesmas pembantu sebanyak 533 unit dengan jangkauan pelayanan mencakup luasan 177,4 kilometer persegi dengan penduduk yang dilayani sebanyak 6.156 orang per puskesmas termasuk puskesmas pembantu. Keadaan ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan tahun 1972 dengan jumlah puskesmas baru mencapai 15 unit dengan jangkauan pelayanan mencakup luasan 6.304 kilometer persegi dan penduduk yang dilayani sebanyak 112.836 orang per puskesmas.

Tingkat pendidikan rata-rata penduduk Riau telah menunjukkan kemajuan yang berarti seperti diperlihatkan oleh angka partisipasi kasar sekolah dasar (SD) yang pada tahun 1992 telah mencapai 110,8 persen, dibandingkan tahun 1972 yang baru mencapai 71,4 persen. Angka partisipasi tahun 1992 tersebut telah lebih tinggi daripada tingkat nasional, yaitu sebesar rata-rata 107,5 persen. Tingkat partisipasi pendidikan ini didukung oleh ketersediaan sekolah yang makin meningkat. Pada tahun 1992 telah ada.3.087 unit SD yang berarti telah meningkat dibandingkan dengan tahun 1972 yang baru berjumlah 1.063 unit. Peningkatan jumlah SD daft murid didukung oleh peningkatan jumlah guru. Pada tahun 1992 tercatat 25.874 orang guru SD dan setiap guru SD melayani 24 murid.

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat tercermin pula dari makin berkurangnya jumlah penduduk miskin. Pada tahun 1990,

175

Page 8: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

penduduk miskin di Propinsi Riau berjumlah 451.616 orang atau kurang lebih 13,7 persen dari seluruh penduduk. Pada tahun 1984, penduduk miskin masih berjumlah 698.058 orang atau kurang lebih 27,2 persen dari jumlah penduduk.

Pembangunan daerah Riau didukung oleh pembangunan prasarana yang dilaksanakan, baik oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah tingkat I dan tingkat II. Di bidang Prasarana transportasi sampai dengan tahun 1992 telah dibangun dan ditingkatkan berbagai prasarana transportasi darat meliputi angkutan sungai, danau, dan penyeberangan, serta jaringan jalan yang mencapai 7.865 kilometer. Ketersediaan jaringan jalan telah makin baik, seperti terlihat pada tingkat kepadatan yang mencapai rata-rata 112,7 kilometer per 1.000 kilometer persegi. Prasarana transportasi ,lainnya yang mendukung pembangunan daerah adalah prasarana transportasi laut dan transportasi udara. Daerah Tingkat I Riau memiliki 18 pelabuhan laut, yaitu Pelabuhan Pekanbaru, Dumai, Batam sebagai pelabuhan samudera; Pelabuhan Tanjung Uban, Bengkalis, Selat Panjang, Tanjung Balai Karimun, Natuna, dan Kuala Enok sebagai pelabuhan nusantara; pelabuhan Pulau Bintan, Bungur, Singkep, Lingga, Rempang, Bulan, Karimun, Galang, Siantan dan Jemaja sebagai pelabuhan lokal dan perintis; dalam hal ini Tanjung Uban, Kabil dan Batam juga berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan. Di samping itu terdapat 28 pelabuhan khusus yang berfungsi sebagai pelabuhan khusus minyak, kelapa sawit, dan lain-lain, dan dua pelabuhan laut bebas visa wisatawan, yaitu Pelabuhan Laut Batu Ampar (Pulau Batam) dan Pelabuhan Laut Tanjung Pinang (Pulau Bintan). Transportasi udara di Daerah Tingkat I Riau dilayani oleh 12 bandar udara dengan Bandar Udara Simpang Tiga di Pekanbaru sebagai pela-buhan utama daratan Riau dan dapat didarati pesawat jenis DC-9, sedangkan Bandar Udara Hang Nadim di Batam dapat didarati pesawat besar seperti DC-10, A-300, Boeing 737. Bandar udara di Tanjung Pinang, Rengat, Singkep dan Ranai di Natuna mampu didarati oleh pesawat berbadan sedang. Bandar udara lainnya adalah Bandar Udara Sei Bati di Tanjung Balai Karimun, Pinang

176

Page 9: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

Kampai di Dumai, Sungai Solari, Sungai Pakning, Sungai Bati, dan Pasir Pengaraian. Selain itu, prasarana transportasi antarwila-yah yang telah dibangun selama PJP I, antara lain jalan lintas timur Sumatera, juga telah meningkatkan keterkaitan antara Propinsi Riau dan propinsi lainnya di wilayah Sumatera.

Di bidang pengairan, telah dilaksanakan peningkatan prasarana pengairan, seperti bendung dan jaringan irigasi. Pada tahun 1993 jaringan irigasi yang ada telah mengairi sawah seluas kurang lebih 234.000 hektare sehingga membantu peningkatan dan menunjang produksi pertanian.

Penyediaan prasarana ketenagalistrikan di propinsi ini dilayani oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) Wilayah III, yang juga melayani Propinsi Sumatera Barat dan Propinsi Riau sampai tahun 1991 telah menghasilkan daya terpasang sebesar 304 megawatt.

Investasi yang dilakukan Pemerintah di Riau melalui anggaran pembangunan yang dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Alokasi anggaran pembangunan yang berupa dana bantuan pembangunan daerah (Inpres) dan dana sektoral melalui daftar isian proyek (DIP) dalam Repelita IV dan V berjumlah masing-masing Rp478 miliar dan Rpl.273 miliar.

Pendapatan asli daerah (PAD) juga menunjukkan peningkatan yang cukup berarti, dengan rata-rata pertumbuhan selama Repelita V kurang lebih 52,3 persen per tahun. Dalam masa itu PAD telah meningkat dari Rp14,46 miliar pada tahun 1989/90 menjadi Rp45,83 miliar pada tahun 1993/94. Peningkatan yang berarti dari PAD dan bantuan pembangunan daerah dari tahun ke tahun mempengaruhi pula peningkatan belanja pembangunan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tingkat I Riau.

177

Page 10: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

Pada tahun pertama Repelita V belanja pembangunan daerah berjumlah Rp33,5 miliar dan pada tahun terakhir Repelita V telah meningkat menjadi Rp95,4 miliar. Bagian terbesar dari belanja pembangunan digunakan untuk sektor perhubungan dan pariwisata.

Investasi swasta yang relatif besar di propinsi ini ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah proyek baru penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang disetujui Pemerintah dalam masa empat tahun Repelita V, yaitu 99 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp8,51 triliun dan 106 proyek baru penanaman modal asing (PMA) dengan nilai US$2.459,3 juta.

Propinsi Riau merupakan penghasil utama minyak bumi Indonesia. Sumbangan seluruh produksi minyak bumi kepada PDRB total Riau berkisar antara 78-85 persen. Ladang-ladang minyak di daerah ini sebagian besar terpusat di areal yang dikenal dengan sebutan "blok kangguru" dengan produksi rata-rata 700.000 barrel per hari dan di beberapa lokasi di wilayah lepas pantai (off-shore). Di propinsi ini terdapat tiga buah kilang minyak besar yang mengolah minyak mentah dengan keseluruhan kapasitas kurang lebih 350.000 barrel per hari.

Pulau-pulau Batam dan Bintan sebagai bagian dari Propinsi Riau merupakan lokasi utama investasi, khususnya PMA. Investasi yang dikelola oleh Otorita Batam berupa delapan kawasan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana dasar seperti air bersih, perumahan, kesehatan, serta fasilitas rekreasi. Sedangkan jenis investasi di Pulau Bintan, selain berbagai jenis industri adalah pariwisata. Di Riau daratan juga dibangun industri bubur kertas, yang sementara ini merupakan pabrik bubur kertas terbesar di Indonesia.

Sebagai perkembangan dari upaya tersebut di atas, Singapura, negara bagian Johor (Malaysia), dan Riau secara bersama-sama membentuk segitiga pertumbuhan dengan singkatan "Sijori". Pembentukan segitiga pertumbuhan Sijori ini untuk memacu

178

Page 11: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

pertumbuhan perekonomian masing-masing negara anggota segiti- ga pertumbuhan tersebut dengan mengembangkan dan memanfaat- kan keunggulan komparatifnya.

Melanjutkan prospek segitiga SIJORI yang cerah, pulau-pulau Batam, Rempang, dan Galang Tengah digarap untuk dihubungkan dengan jembatan menjadi satu kawasan BARELANG. Kawasan ini memperluas pengembangan Batam yang telah hampir mendekati Batas daya serap instansi di pulau tersebut.

Rencana tata ruang wilayah (RTRW) propinsi daerah tingkat I yang berupa rencana struktur tata ruang propinsi (RSTRP) dan RTRW kabupaten/kotamadya daerah tingkat II yang berupa rencana umum tata ruang kabupaten (RUTRK) telah selesai disusun, dan pada akhir PJP I sedang dalam proses ditetapkan sebagai peraturan daerah.

III. TANTANGAN, KENDALA, DAN PELUANG PEMBANGUNAN

Pembangunan Daerah Tingkat I Riau selama pembangunan jangka panjang (PJP) I telah memberikan hasil yang secara nyata dirasakan oleh masyarakat, dengan makin meningkatnya kegiatan perekonomian yang didukung oleh meningkatnya ketersediaan prasarana dan sarana pembangunan, meningkatnya taraf kesejahte-raan dan makin tercukupinya kebutuhan dasar masyarakat, terma-suk pendidikan dasar dan kesehatan. Namun, disadari pula bahwa masih banyak masalah yang dihadapi.

Pembangunan yang telah banyak dilakukan di Daerah Tingkat I Riau selama PJP I, dalam PJP II akan dilanjutkan dan diting katkan sesuai dengan GBHN 1993. Untuk itu, perlu ditemukenali berbagai tantangan dan kendala yang akan dihadapi, serta peluang yang dapat dimanfaatkan.

179

Page 12: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

1. Tantangan

Dalam PJP I telah banyak kemajuan yang dicapai Propinsi Riau yang ditunjukkan antara lain oleh taraf kesejahteraan masya-rakat yang cukup tinggi yang ditunjukan oleh lebih baiknya angka melek huruf, angka kematian bayi, usia harapan hidup, dibanding-kan dengan rata-rata nasional. Meskipun demikian, baik PDRB nonmigas per kapita maupun laju pertumbuhannya di propinsi ini masih relatif lebih rendah dari rata-rata nasional. Dengan demikian, tantangan utama pembangunan daerah Riau adalah meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan serta memperluas landasan ekonomi daerah yang didukung oleh peningkatan ekspor dan perluasan kesempatan kerja sehingga mempercepat peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat.

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif. Kondisi ketenagakerjaan di Propinsi Riau ditandai dengan masih besarnya jumlah tenaga kerja lokal di sektor pertanian yang produktivitas nya relatif rendah, terutama di sektor pertanian tradisional, dibandingkan dengan tenaga kerja yang terserap di sektor nonpertanian, khususnya industri dan jasa. Sektor industri dan jasa, yang berperan sebagai penggerak laju pertumbuhan ekonomi daerah memerlukan tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi. Untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi Propinsi Riau tantangannya adalah membentuk serta mengembangkan sumber daya manusia berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang produk-tif dan berjiwa wiraswasta yang mampu mengisi, menciptakan, dan memperluas lapangan kerja serta kesempatan berusaha.

Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan investasi yang besar, sedangkan kemampuan investasi pemerintah terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan peningkatan investasi oleh masyarakat, khususnya dunia usaha.

180

Page 13: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

Sehubungan dengan itu, Propinsi Riau harus mampu menarik dunia usaha agar menanamkan modal untuk mengembangkan potensi berbagai sumber daya pembangunan di propinsi ini. Dengan demikian, Propinsi Riau dihadapkan pada masalah untuk mencipta-kan iklim usaha yang menarik bagi investasi masyarakat dan dunia usaha. Untuk itu, tantangannya adalah mengembangkan kawasan dan pusat pertumbuhan yang dapat menampung kegiatan ekonomi, memperluas lapangan kerja, dan sekaligus berfungsi sebagai pusat pelayanan.

Kegiatan ekonomi dan sosial di Propinsi Riau terkonsentrasi di daerah Pekanbaru, Batam, dan Dumai. Kawasan Riau daratan bagian selatan, dan beberapa daerah Riau Kepulauan tingkat perkembangan wilayah serta kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya relatif tertinggal. Laju pertumbuhan ekonomi wilayah ini lebih lambat dari wilayah lainnya sehingga mengakibatkan bertambahnya kesenjangan antarwilayah. Dengan demikian, tantangannya adalah meningkatkan pengembangan wilayah yang tertinggal tersebut dengan menyerasikan laju pertumbuhannya agar kesenjangan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran antarwilayah di Propinsi Riau makin berkurang.

Pertumbuhan ekonomi yang perlu dipercepat membutuhkan dukungan prasarana dasar yang memadai, antara lain transportasi, tenaga listrik, pengairan, air bersih, dan telekomunikasi. Meskipun telah meningkat, ketersediaan prasarana dasar daerah Riau masih belum memenuhi kebutuhan ataupun tuntutan kualitas pelayanan yang terus meningkat. Untuk daerah yang kondisi geografisnya seperti Riau, diperlukan suatu sistem transportasi antarmoda yang menekankan pada sistem transportasi regional, pelayaran antar pulau oleh pelayaran armada rakyat yang terpadu dengan pelayaran perintis dan pelayaran nasional, serta sistem transportasi darat yang dapat meningkatkan keterkaitan wilayah produksi dengan pasar. Untuk meningkatkan efisiensi ekonomi, terutama dalam distribusi barang dan jasa, diperlukan dukungan prasarana dan sarana trans-portasi yang memadai. Di pihak lain, ada keterbatasan kemampuan

181

Page 14: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk membangun prasa-rana dan sarana transportasi guna mempercepat pembangunan daerah ini. Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi adalah meningkatkan ketersediaan dan kualitas serta memperluas jang-kauan pelayanan prasarana dasar, khususnya air bersih dan tenaga listrik, serta sistem transportasi antarmoda secara terpadu dan optimal, dengan mengikutsertakan dunia usaha.

Hasil pembangunan di bidang kesejahteraan sosial di Propinsi Riau menunjukkan kemajuan yang lebih baik dibandingkan dengan tingkat kemajuan rata-rata nasional. Meskipun demikian, di Pro-pinsi Riau masih terdapat kesenjangan kesejahteraan antargolongan masyarakat dan antardaerah, antara lain karena masih terbatasnya jangkauan prasarana dan sarana sosial. Kondisi di atas menghadap-kan Riau pada tantangan untuk meningkatkan, memeratakan dan memperluas jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pelayanan sosial lainnya, serta jangkauan informasi sampai ke seluruh pelosok daerah.

Dalam kaitan itu, jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan masih cukup tinggi, yaitu pada tahun 1990 masih sebanyak 451 ribu orang atau sekitar 13,7 persen dari jumlah penduduk Propinsi Riau. Selain itu, pada tahun 1993 jumlah desa tertinggal masih cukup banyak, yaitu 460 desa atau sekitar 36,3 persen dart seluruh desa yang ada di Riau. Masalah kemiskinan yang memerlukan penanggulangan secara khusus dan menyeluruh ini merupakan tantangan pula bagi pembangunan daerah Riau dalam PJP II, khususnya Repelita VI.

Meningkatnya intensitas pembangunan selain mengakibatkan meningkatnya pemanfaatan lahan, air, dan sumber daya alam lainnya, juga menimbulkan kerusakan sumber daya alam dan menghasilkan limbah dan polusi dalam kadar yang makin meningkat yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas dan daya dukung lingkungan hidup. Dengan demikian, pembangunan daerah dihadapkan pada tantangan untuk membangun tanpa

182

Page 15: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

merusak lingkungan hidup dan meningkatkan efektivitas pengelo-laan dan rehabilitasi sumber daya alam sehingga menjamin pemba-ngunan yang berkelanjutan.

Belum mantap dan meratanya kemampuan aparatur di daerah serta belum serasinya koordinasi antarlembaga dalam mengelola pembangunan merupakan tantangan yang dihadapi dalam rangka memperkuat kemampuan manajemen dan kelembagaan di daerah.

2. Kendala

Upaya pembangunan daerah di Propinsi Riau dihadapkan kepada berbagai kendala yang erat kaitannya dengan kondisi geografis dengan karakteristik fisik wilayah yaitu berupa tanah rawa serta sejumlah pulau besar dan kecil yang terisolasi serta jarang penduduknya, khususnya bagi pengembangan sarana dan prasarana, antara lain sistem transportasi.

Propinsi ini mempunyai jumlah penduduk yang relatif sedikit dibandingkan dengan luas wilayah secara keseluruhan. Jumlah penduduk yang relatif sedikit dengan persebaran yang tidak merata dan terpencar dalam kelompok penduduk yang kecil di beberapa kawasan terpencil dan terisolasi, di wilayah daratan dan wilayah kepulauan, merupakan kendala pula dalam meningkatkan pemera-taan kegiatan ekonomi dan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat.

3. Peluang

Hasil pembangunan yang telah dicapai Propinsi Riau selama PJP I dapat menjadi modal dan membuka peluang untuk meningkatkan pembangunan dalam Repelita VI dan PJP II. Prasarana dan sarana sosial dan ekonomi yang telah dibangun, kelembagaan yang telah terbentuk dan berfungsi, serta peran serta masyarakat yang meningkat dalam kegiatan pembangunan adalah modal dan peluang yang dapat dikembangkan.

183

Page 16: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

Propinsi Riau memiliki berbagai potensi sumber daya alam yang belum semua dimanfaatkan. Demikian pula ada potensi pembangunan yang telah dimanfaatkan, tetapi belum optimal dikembangkan antara lain di sektor pertanian lahan kering, pertanian lahan basah, perikanan, pengolahan hasil hutan, pertambangan, dan pariwisata.

Potensi pertanian yang dimiliki Propinsi Riau antara lain adalah potensi perkebunan dengan komoditas utamanya kelapa sawit, karet, dan coklat. Potensi kehutanan masih memungkinkan dikembangkan lebih lanjut dengan komoditas rotan, berbagai jenis kayu bulat antara lain meranti, ramin kering, kayu gergajian, kayu lapis, dan bubur kertas. Potensi perikanan meliputi penangkapan ikan di laut maupun perairan umum, budidaya air tawar, air payau, dan budidaya di laut. Penangkapan ikan di laut terkonsentrasi di perairan Selat Malaka, di Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Indragiri Hilir, serta Kepulauan Riau dengan memanfaatkan perairan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan jenis dan hasil yang amat beragam. Potensi pertanian lainnya antara lain adalah pertanian lahan basah seperti lahan pasang surut di Kabupaten Indragiri Hilir, Bengkalis, dan Kampar. Selain itu, terdapat pula hutan bakau di daerah rawa sepanjang pantai timur.

Kekayaan alam Propinsi Riau yang utama dan menjadi andalan bukan hanya bagi daerah tetapi secara nasional adalah minyak bumi. Propinsi Riau menghasilkan lebih kurang 50 persen dari seluruh produksi minyak bumi Indonesia. Selain masih ada kemungkinan penemuan cadangan baru, produksi minyak bumi diusahakan dengan mengoptimalkan pengurasan cadangan yang ada dengan cara "Enhanced Oil Recovery". Selain itu Propinsi Riau memiliki berbagai kekayaan bahan tambang lain seperti bauksit di Pulau Bintan, batu bara yang tersebar di Rokan, Logas Peranap, dan Cerenti, dan gambut, serta bahan galian, seperti bate granit, pasir, pasir kuarsa, dan tanah fiat yang tersebar di seluruh wilayah propinsi.

184

Page 17: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

Berbagai industri di Propinsi Riau seperti antara lain industri pengolahan hasil hutan dan industri hasil pertanian, yang meliputi minyak sawit, rotan, kayu lapis, crumb rubber, udang beku, ataupun industri dengan kadar ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi, seperti industri pertambangan minyak dan gas bumi, industri perkapalan, industri mesin-mesin, dan manufaktur, berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan industri yang menggunakan teknologi madya dan tinggi tersebut dapat melibatkan serta memanfaatkan kehadiran perusahaan-perusahaan transnasional yang ada di propinsi ini.

Pariwisata juga merupakan sektor yang amat berpeluang untuk dikembangkan. Riau memiliki objek dan daya tarik wisata yang beragam, baik wisata alam, budaya maupun sejarah. Wisata alam meliputi rekreasi pantai di Pantai Nongsa, Bahagia, Lengkana, dan Pulau Dendang, Pantai Trikora, gunung dan bukit, air terjun, serta sungai. Wisata budaya meliputi Balai Adat Riau, Istana Rokan, Mesjid Raya Pekanbaru, dan Pacu Jalur. Wisata peninggalan sejarah, antara lain meliputi Candi Muara Takus, Istana Kerajaan Siak, Bukit Batu, dan Bintan.

Lokasi Propinsi Riau cukup strategis karena letaknya sangat berdekatan dengan Singapura sehingga potensial untuk pengem-bangan kerja sama regional, seperti dalam bentuk segitiga pertum-buhan Singapura-Johor-Riau (Sijori). Kerja sama tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memperluas kerja sama penana-man modal, pariwisata, dan perdagangan internasional.

IV. ARAHAN, SASARAN, DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN

1. Arahan GBHN 1993

GBHN 1993 mengamanatkan bahwa pembangunan daerah diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasilnya

185

Page 18: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakat, serta meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu dalam mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam upaya melaksanakan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah tanah air, pembangunan daerah dan kawasan yang kurang berkembang, seperti di daerah terpencil, perlu ditingkatkan sebagai perwujudan Wawasan Nusantara.

Dengan mengacu kepada arahan GBHN 1993, pembangunan Daerah Tingkat I Riau diarahkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah melalui pelibatan masyarakat setempat secara penuh; peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha; peningkatan kesempatan kerja bagi tenaga kerja- setempat dan perbaikan kualitas angkatan kerja melalui pendidikan dan pe- latihan; peningkatan produktivitas perekonomian daerah; pengane-karagaman kegiatan perekonomian daerah; peningkatan pertum-buhan ekspor nonmigas; peningkatan jumlah dan kualitas investasi swasta; peningkatan kesejahteraan sosial dan percepatan penang-gulangan kemiskinan; pengembangan sistem transportasi terpadu yang akan meningkatkan aksesibilitas daerah terpencil dan terbela-kang; penguatan kelembagaan dan aparatur pemerintah di daerah dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pembangunan di daerah; pengembangan sumber daya alam yang memiliki potensi dan keunggulan komparatif dengan memperhati-kan pelestarian lingkungan hidup untuk pembangunan yang berke-lanjutan; dan pengembangan kawasan andalan dengan menciptakan keterkaitan dengan wilayah sekitarnya.

2. Sasaran

a. Sasaran PJP II

Sasaran pembangunan Daerah Tingkat I Riau dalam PJP II sesuai dengan GBHN 1993 adalah mantapnya otonomi daerah yang

186

Page 19: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab, serta makin meratanya pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Sasaran pembangunan ekonomi adalah tercapainya laju per-tumbuhan PDRB nonmigas yang diperkirakan rata-rata sekitar 3,7 persen per tahun. Sasaran lainnya adalah meningkatnya keterse-diaan dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana dasar ekonomi, terutama terciptanya sistem transportasi antarmoda yang mampu meningkatkan aksesibilitas wilayah propinsi secara ekonomis, meningkatnya peran serta dunia usaha dan masyarakat dalam pembangunan, sehingga dapat mendukung penciptaan lapangan kerja, serta meningkatnya sumbangan daerah kepada ekonomi nasional.

Sasaran pembangunan sosial adalah meningkatnya derajat kesehatan dan gizi masyarakat yang diukur, antara lain, dari dua indikator kesejahteraan sosial, yaitu bertambahnya usia harapan hidup menjadi 72,7 tahun dan menurunnya angka kematian bayi menjadi 20 per seribu kelahiran hidup; menurunnya laju pertum-buhan penduduk; dan telah mantapnya pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dasar dan kejuruan, serta telah terselesaikannya pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.

Dalam PJP II masalah kemiskinan di daerah Riau berdasarkan kriteria yang sekarang digunakan diupayakan dapat terselesaikan.

b. Sasaran Repelita VI

Sasaran pembangunan Daerah Tingkat I Riau dalam Repelita VI adalah berkembangnya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab dengan titik berat pada daerah tingkat II; meningkatnya kemandirian dan kemampuan dalam merencanakan dan mengelola pembangunan, termasuk dalam mengoperasikan dan memelihara prasarana dan sarana yang dibangun di daerah, seiring dengan meningkatnya kemampuan

187

Page 20: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

untuk menggali dan mengerahkan sumber keuangan daerah serta meningkatnya efisiensi belanja daerah.

Sasaran pembangunan ekonomi adalah tercapainya laju per-tumbuhan PDRB nonmigas yang diperkirakan rata-rata sekitar 7,0 persen per tahun, dengan laju pertumbuhan sektoral, yaitu pertani- an rata-rata sekitar 5,4 persen; industri nonmigas sekitar 14,0 persen; bangunan sekitar 7,5 persen; perdagangan dan pengangkut-an sekitar 6,4 persen; jasa-jasa sekitar 5,2 persen; dan lainnya (mencakup pemerintah, energi dan pertambangan) sekitar 1,3 persen. Sedangkan sasaran laju pertumbuhan ekspor nonmigas rata-rata untuk Propinsi Riau 14,1 persen per tahun. Sedangkan sasaran laju pertumbuhan kesempatan kerja adalah rata-rata 6,1 persen per tahun sehingga tercipta tambahan kesempatan kerja baru bagi 479,6 ribu orang.

Sasaran selanjutnya adalah meningkatnya ketersediaan prasa-rana dan sarana ekonomi, terutama berkembangnya sistem trans-portasi antarmoda yang terpadu sehingga mampu meningkatkan aksesibilitas wilayah propinsi ini secara lebih merata dan efisien; meningkatnya keikutsertaan dunia usaha dan masyarakat dalam kegiatan produktif di daerah; meningkatnya produktivitas tenaga kerja setempat, terutama di sektor pertanian, industri, dan jasa; dan meningkatnya PAD, termasuk di daerah tingkat II yang relatif tertinggal.

Sasaran pembangunan sosial adalah meningkatnya derajat kesehatan dan gizi masyarakat secara merata dengan peningkatan usia harapan hidup menjadi 66,4 tahun serta penurunan angka kematian bayi menjadi 42 per seribu kelahiran hidup; menurunnya laju pertumbuhan penduduk sesuai dengan sasaran nasional; makin merata, meluas, dan meningkatnya kualitas pendidikan dasar dan kejuruan; meningkatnya angka partisipasi kasar sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), termasuk madrasah tsanawiyah (MTs) dan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA), termasuk madrasah aliyah (MA), masing-masing menjadi sekitar 61,7 persen dan sekitar 38,9

188

Page 21: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

persen serta dimulainya pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.

Menjadi sasaran penting pula meningkatnya pendapatan masyarakat berpendapatan rendah, berkurangnya jumlah penduduk yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, berkurangnya jumlah desa tertinggal selaras dengan sasaran penurunan jumlah penduduk miskin di tingkat nasional, meningkatnya daya dukung sumber daya alam, dan terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup, termasuk menurunnya luas lahan kritis.

3. Kebijaksanaan

Untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan dan mewujudkan berbagai sasaran tersebut di atas, kebijaksanaan pembangunan Daerah Tingkat I Riau pada Repelita VI diarahkan pada peningkatan pelaksanaan otonomi di daerah yang seiring dengan peningkatan peran serta masyarakat; pengembangan sektor unggulan; pengembangan usaha nasional; pengembangan sumber daya manusia; kependudukan; peningkatan pemerataan pembangun-an; penanggulangan kemiskinan; pengembangan prasarana dan sarana ekonomi; pendayagunaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup; serta pengembangan kawasan andalan.

Kebijaksanaan tersebut di atas dilaksanakan dengan memperhatikan kebijaksanaan pembangunan propinsi yang berbatasan dalam rangka mewujudkan keserasian pembangunan antardaerah melalui peningkatan kerja sama antardaerah.

a. Pelaksanaan Otonomi di Daerah

Dalam rangka memperkukuh negara kesatuan serta memperlancar penyelenggaraan pembangunan nasional, kemampuan pelaksanaan pemerintahan di daerah tingkat I dan tingkat II Propinsi Riau, terutama dalam penyelenggaraan tugas desentralisasi, dekonsentrasi, dan pembantuan ditingkatkan agar

189

Page 22: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

makin mewujudkan otonomi yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab.

Pelaksanaan otonomi di Propinsi Riau ditingkatkan dengan peningkatan kemampuan aparatur melalui penguatan manajemen dan kelembagaan; peningkatan kualitas sumber daya manusia, termasuk pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek); peningkatan kemampuan memobilisasi berbagai sumber keuangan daerah; serta peningkatan kemampuan lembaga dan organisasi masyarakat, dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah.

Penataan kembali batas wilayah dan daerah dalam rangka pemekaran dan penyesuaian status daerah tertentu, dimungkinkan untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan pembangunan dan administrasi pemerintahan di daerah.

b. Pengembangan Sektor Unggulan

Dalam upaya mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan, kebijaksanaan pembangunan ekonomi daerah dalam Repelita VI diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor unggulan yang diprioritaskan di Propinsi Riau. Pembangunan industri dan pertanian serta sektor produktif lainnya akan ditingkatkan dan diarahkan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

Pembangunan industri di Propinsi Riau diarahkan terutama untuk pengembangan industri yang berorientasi ekspor dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta memanfaatkan keuntungan lokasi Propinsi Riau yang berada di dalam segitiga pertumbuhan Singapura, Johor, dan Riau (Sijori). Sehubungan dengan itu, pembangunan industri di Propinsi Riau dikembangkan secara bertahap dan terpadu melalui peningkatan keterkaitan industri dengan pertanian sehingga meningkatkan nilai tambah dan memperkuat struktur ekonomi daerah. Upaya

190

Page 23: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

pengembangan dan perluasan kegiatan industri pengolahan, terma-suk agroindustri dan industri berteknologi tinggi, ditingkatkan dan didorong melalui penciptaan iklim yang lebih merangsang bagi penanaman modal. Penyebaran pembangunan industri di berbagai daerah tingkat II untuk mendorong pemerataan, diupayakan sesuai dengan potensi masing-masing dan sesuai dengan rencana tata ruang daerah. Untuk mendukung perkembangan industri, diupaya-kan peningkatan prasarana, peningkatan usaha pemasaran, serta pelatihan tenaga kerja. Untuk meningkatkan ketersediaan prasarana penunjang sehingga tercipta kondisi yang menarik bagi pengem-bangan kegiatan industri, diperlukan investasi yang cukup besar yang tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah sepenuhnya. Oleh karena itu, usaha swasta didorong untuk ikut serta membangun prasarana dan sarana yang dibutuhkan.

Pembangunan pertanian di Propinsi Riau diarahkan untuk meningkatkan usaha pertanian terpadu berorientasi ekspor, melalui kegiatan pertanian tanaman pangan, perikanan, dan peternakan. Upaya tersebut dilaksanakan secara terpadu, serta didukung oleh pengembangan agrobisnis dan agroindustri yang mampu mencipta- kan dan memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani dan nelayan.

Pembangunan kehutanan di Propinsi Riau ditingkatkan dan diarahkan untuk menjamin kelangsungan penyediaan dan perluasan keanekaragaman hasil hutan, yang mendukung pembangunan industri, perluasan kesempatan kerja dan kesempatan usaha, per-luasan sumber pendapatan negara dan peningkatan pembangunan daerah, dan menjaga fungsi hutan sebagai pelestari hutan dan ekosistem. Untuk menjaga kelestarian hutan, upaya perlindungan, penertiban, pengamanan, pengawasan, pengendalian, serta rehabi-litasi dan konservasi hutan dilanjutkan dan ditingkatkan. Pengusa-haan hutan dan hasil hutan diatur melalui pola pengusahaan hutan yang menjamin keikutsertaan masyarakat di kawasan hutan dan sekitarnya, dan peningkatan peran serta koperasi dan usaha

191

Page 24: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

menengah, kecil, terutama dalam pengolahan dan pemasaran hasil hutan.

Pembangunan kepariwisataan di Propinsi Riau mempunyai potensi yang luas dan prospek yang cerah. Oleh karena itu, pem-bangunan kepariwisataan diarahkan untuk meningkatkan pen-dapatan daerah dan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta mendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan pengembangan budaya daerah, dan dengan memanfaatkan keindahan dan kekayaan alam, termasuk kekayaan alam bahari, keanekaragaman seni budaya, serta peninggalan sejarah; dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama, citra kepribadian bangsa, serta harkat dan martabat bangsa.

Pembangunan pertambangan di Propinsi Riau ditingkatkan dengan sekaligus mendorong proses pengolahan lanjutannya untuk meningkatkan nilai tambah, terutama minyak dan gas bumi, batu bara, emas, timah putih, bauksit, batu granit, pasir kuarsa, feld- spar, tanah liat, kaolin, bentonit, batu gamping, dan batu setengah permata.

c. Pengembangan Usaha Nasional

Pengembangan usaha nasional yang meliputi usaha menengah dan kecil, koperasi, badan usaha milik negara (BUMN), dan badan usaha milik daerah (BUMD), serta usaha swasta diarahkan agar mampu tumbuh menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi daerah, serta memperluas kesempatan usaha dan kesempatan kerja menuju terwujudnya perekonomian daerah yang tangguh dan mandiri, yang dapat menopang pembangunan dan perekonomian nasional.

Kemampuan dan peranan usaha menengah dan kecil, termasuk usaha tradisional dan informal di Propinsi Riau ditingkatkan melalui pembangunan prasarana dan sarana usaha disertai dengan pengembangan iklim usaha yang mendukung. Struktur dunia usaha

192

Page 25: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

ditata pula sehingga tercipta lapisan kecil yang kukuh dan saling menyangga dengan lapisan menengah yang tangguh dan saling mendukung dengan usaha besar.

Kebijaksanaan yang mendukung perkembangan ekonomi rakyat dilakukan pula melalui peningkatan pemberian kemudahan di bidang perkreditan, investasi, perpajakan, asuransi, akses terhadap pasar dan informasi, serta dalam memperoleh pendidikan, pelatihan keterampilan, pembimbingan manajemen, dan alih teknologi. Dengan demikian, ekonomi rakyat dapat berkembang secara mantap dan berperan makin besar dalam perekonomian nasional. Dalam rangka itu, dikembangkan bidang kegiatan ekonomi yang diprioritaskan bagi usaha ekonomi rakyat, yaitu koperasi dan usaha kecil termasuk usaha informal dan tradisional, dan jika perlu ditetapkan wilayah usaha yang menyangkut perekonomian rakyat, terutama yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi dan usaha kecil untuk tidak dimasuki oleh usaha lainnya. Kebijaksanaan pemberian prioritas dapat pula diberikan kepada usaha ekonomi rakyat untuk dapat berperan secara efektif dalam pengadaan barang dan jasa yang dibiayai Pemerintah, disertai upaya penyediaan tempat usaha yang terjamin, khususnya bagi koperasi dan usaha kecil, dan peningkatan peran serta masyarakat, antara lain dalam pemilikan saham perusahaan besar melalui koperasi.

Pembangunan koperasi di Propinsi Riau dilakukan melalui peningkatan akses dan pangsa pasar; perluasan akses terhadap sumber permodalan, pengukuhan struktur permodalan, dan peningkatan kemampuan memanfaatkan modal; peningkatan kemampuan. organisasi dan manajemen koperasi; peningkatan akses terhadap teknologi dan peningkatan kemampuan memanfaatkannya; serta pengembangan kemitraan usaha. Upaya tersebut juga dilaksanakan di daerah tertinggal dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan kelompok tertinggal, seperti nelayan pada umumnya, petani kecil, dan mereka yang berada di kantung-kantung kemiskinan.

193

Page 26: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

Pembangunan perdagangan di Propinsi Riau diarahkan untuk menunjang peningkatan produksi dan memperlancar distribusi sehingga mampu mendukung upaya pemerataan dan pengembangan usaha, dan peningkatan ekspor nonmigas dengan memanfaatkan perkembangan ekonomi, baik nasional, regional maupun global.

Dalam kaitan ini, pengembangan kawasan pertumbuhan Sijori dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian daerah dengan mendorong kerja sama antara pengusaha di daerah dan pengusaha di negara tetangga.

d. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan sumber daya manusia di Propinsi Riau diarah-kan untuk mewujudkan manusia berakhlak, beriman, dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan menanamkan sejak dini nilai-nilai agama dan moral, serta nilai-nilai luhur budaya bangsa, baik melalui jalur pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah, serta pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Demikian pula, pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan, melalui peningkatan kualitas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, maupun pendidikan agama, serta pelayanan kesehatan dan sosial kepada masyarakat melalui peningkatan ketersediaan dan sebaran prasarana dan sarana dasar secara makin berkualitas dan merata.

Pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk meningkatkan kreativitas, produktivitas, nilai tambah, daya saing, kewiraswastaan, dan kualitas tenaga kerja, antara lain melalui kegiatan pembimbingan, pendidikan, dan pelatihan yang tepat dan efektif, serta peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dalam pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan iptek serta pelestarian fungsi lingkungan hidup. Peningkatan produktivitas tenaga kerja di propinsi ini diarahkan pada bidang industri yang memanfaatkan sumber daya alam, yakni perkebunan, peternakan,

194

Page 27: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

perikanan, pariwisata, kehutanan, dan pertambangan, serta industri yang berkadar sumber daya manusia dengan keterampilan dan pemanfaatan iptek yang tinggi, seperti industri rekayasa, rancang bangun dan berbagai industri peranti lunak, termasuk jasa konsul-tansi dan jasa konstruksi.

e. Kependudukan

Kebijaksanaan di bidang kependudukan di Daerah Tingkat I Riau diarahkan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk di daerah yang mempunyai kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, serta mengarahkan persebaran penduduk yang lebih merata, terutama ke daerah jarang penduduk, dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Pertumbuhan penduduk dikendalikan, antara lain dengan upaya peningkatan keluarga berencana mandiri. Bersamaan dengan itu, upaya peningkatan kualitas penduduk dilakukan dengan me-ningkatkan keluarga sejahtera, termasuk ibu dan anak, remaja, serta penduduk lanjut usia. Peranan wanita yang dalam pemba- ngunan Propinsi Riau telah meningkat, diupayakan untuk dilanjut-kan dan ditingkatkan pembinaannya.

Persebaran penduduk dalam rangka mengendalikan perambah hutan dilaksanakan antara lain melalui transmigrasi lokal. Sebagai daerah penerima transmigran, upaya memeratakan persebaran penduduk dan tenaga kerja ke berbagai kawasan andalan dan pusat pertumbuhan wilayah di Propinsi Riau dilaksanakan, antara lain melalui transmigrasi umum dan transmigrasi swakarsa berbantuan dan transmigrasi swakarsa mandiri.

f. Peningkatan Pemerataan Pembangunan

Pemerataan pertumbuhan antarsektor ekonomi di Propinsi Riau diupayakan dengan menyerasikan secara bertahap peranan dan sumbangan setiap sektor ekonomi, dalam rangka meningkatkan

195

Page 28: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

nilai tambah dan produktivitas ekonomi daerah yang optimal, dengan memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, memperlancar proses perpindahan tenaga kerja ke sektor yang lebih produktif, serta memadukan perencanaan dan pelaksanaan program antarsektor dan program regional, sehingga kegiatan pembangunan dapat terwujud secara terpadu dan berdaya guna. Untuk itu, produktivitas khususnya di sektor yang relatif tertinggal ditingkatkan, antara lain dengan penerapan teknologi yang tepat serta pendekatan baru dalam produksi dan pemasaran hasil. Untuk meningkatkan nilai tukar komoditas pertanian dan hasil sektor lainnya di perdesaan, ditingkatkan keterkaitan antarsektor, terutama antara sektor pertanian dengan industri dan jasa.

Pemerataan pembangunan antardaerah di Propinsi Riau diupa-yakan dengan lebih menyerasikan pertumbuhan dan mengurangi kesenjangan baik dalam tingkat kemajuan antardaerah, maupun antara perkotaan dan perdesaan. Pembangunan desa dan masyara-kat perdesaan ditingkatkan melalui koordinasi dan keterpaduan yang makin serasi dalam pembangunan sektoral, pengembangan kemampuan sumber daya manusia, pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup, serta penumbuhan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat. Di perkotaan, penataan penggunaan tanah ditingkatkan dengan lebih memperhatikan hak-hak rakyat atas tanah, fungsi sosial hak atas tanah, batas maksimum pemilikan tanah, serta pencegahan penelantaran tanah termasuk upaya mencegah pemusatan pengua-saan tanah yang merugikan kepentingan rakyat.

Dalam rangka pemerataan pembangunan antardaerah di Pro-pinsi Riau ditempuh pula berbagai upaya, antara lain, meningkat-kan keterpaduan pembangunan sektoral dan daerah yang dikem-bangkan berdasarkan pendekatan wilayah atau kelompok wilayah dalam satu propinsi dengan menciptakan keterkaitan fungsional antardaerah, antarwilayah, antardesa,. antarkota, dan antara desa dan kota. Selanjutnya, penyerasian pertumbuhan antardaerah diupayakan pula dengan meningkatkan pelayanan kepada

196

Page 29: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

masyarakat untuk mendorong kegiatan ekonomi daerah dengan memberikan berbagai bentuk kemudahan dalam rangka mencipta-kan iklim usaha yang makin baik.

Untuk mengatasi kesenjangan antargolongan ekonomi dilaku-kan penataan kembali peraturan daerah yang mengatur kehidupan ekonomi rakyat banyak seperti kepemilikan hak atas tanah, perizinan usaha dan bangunan, perlindungan hukum dan meka- nisme pasar di daerah, serta pemberian fasilitas dan kemudahan berusaha bagi pengusaha kecil, termasuk dalam melaksanakan proyek-proyek Pemerintah di daerah, sehingga masyarakat go- longan ekonomi yang lemah mendapat kesempatan yang lebih besar untuk meningkatkan peranannya dalam pembangunan dan dengan demikian meningkatkan kesejahteraannya.

g. Penanggulangan Kemiskinan

Dalam rangka mempercepat penanggulangan kemiskinan di Propinsi Riau, Inpres Desa Tertinggal (IDT) merupakan salah satu kebijaksanaan untuk menumbuhkan dan memperkuat kemampuan masyarakat miskin untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya. IDT diarahkan pada pengembangan kegiatan sosial ekonomi dalam rangka mewujudkan kemandirian masyarakat miskin di desa atau kelurahan tertinggal, dengan menerapkan prinsip gotong-royong, keswadayaan, dan partisipasi, serta menerapkan semangat dan kegiatan produksi dan kooperatif. Kegiatan sosial ekonomi yang dikembangkan adalah kegiatan produksi dan pemasaran, terutama yang sumber dayanya tersedia di lingkungan masyarakat setempat. Guna mempercepat upaya itu, ditingkatkan pembangunan prasarana dan sarana perdesaan serta disediakan dana sebagai modal kerja bagi penduduk miskin untuk membangun dan mengembangkan kemampuannya sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya secara mandiri. Dalam kerangka itu program IDT diupayakan pula untuk memantapkan segi kelembagaan sosial ekonomi masyarakat perdesaan termasuk koperasi sehingga upaya meningkatkan taraf hidup dapat berlangsung secara berkelanjutan.

197

Page 30: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

Kebijaksanaan ini dilaksanakan khususnya di 460 desa tertinggal menurut pedoman yang telah ditetapkan secara nasional.

h. Pengembangan Prasarana dan Sarana Ekonomi

Pengembangan prasarana dan sarana ekonomi di Daerah Tingkat I Riau diarahkan untuk meningkatkan ketersediaan, efisiensi pemanfaatan, kualitas pelayanan, keterjangkauan pela- yanan, efektivitas operasi dan pemeliharaan berbagai prasarana dan sarana ekonomi tersebut. Dalam Repelita VI sistem transportasi dikembangkan secara lebih luas dan terpadu terutama dengan mengembangkan sistem transportasi antarmoda dan antarpulau yang efisien, yang dapat menjangkau pula daerah terisolasi dan terbelakang.

Untuk mendukung kegiatan ekonomi yang meningkat, upaya pembangunan prasarana dan sarana ekonomi lainnya, seperti tenaga listrik dan pelayanan jasa telekomunikasi serta prasarana pengairan, akan dilanjutkan dan ditingkatkan.

Untuk mempercepat pembangunan berbagai prasarana dan sarana dan ekonomi tersebut, didorong dan ditingkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha.

i. Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup

Pendayagunaan dan pengelolaan sumber daya alam ditingkat-kan untuk mendukung kegiatan pembangunan dan dilaksanakan dengan memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup untuk pembangunan yang berkelanjutan. Dalam rangka itu, ditingkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam yang berkelanjutan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup, dan melakukan pengendalian pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup. Upaya pelestarian fungsi hutan dan lingkungan pesisir; rehabilitasi hutan dan tanah kritis;

198

Page 31: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

konservasi sungai, rawa, hutan bakau, dan hutan lindung; pelestarian flora dan fauna langka; serta pengembangan fungsi daerah aliran sungai (DAS) ditingkatkan.

j. Pengembangan Kawasan Andalan

Kawasan andalan dikembangkan secara terencana dan terpadu dengan memperhatikan rencana tata ruang daerah, keterkaitan kota dengan daerah penyangganya, pertumbuhan penduduk, pengelolaan dan pembangunan lingkungan permukiman, lingkungan usaha, dan lingkungan kerja.

Di samping kawasan andalan tersebut, bagi daerah perkotaan yang mengalami pertumbuhan pesat antara lain Pekanbaru, Dumai, dan Batam, ditingkatkan penyediaan dan perluasan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan; termasuk peningkatan pengelolaannya.

V. PROGRAM PEMBANGUNAN

Dalam upaya mencapai sasaran dan melaksanakan berbagai kebijaksanaan tersebut di atas, pembangunan Propinsi Daerah Tingkat I Riau dalam Repelita VI dilaksanakan melalui beberapa program pokok yang meliputi program peningkatan kemampuan aparatur pemerintah daerah; peningkatan kemampuan keuangan pemerintah daerah; peningkatan prasarana dan sarana daerah; pengembangan usaha nasional; peningkatan produktivitas dan kualitas tenaga kerja; penataan ruang daerah; pengembangan kawasan andalan dan sektor unggulan; pembinaan kualitas lingkungan hidup; peningkatan kesejahteraan masyarakat; peningkatan peran serta masyarakat; percepatan penanggulangan kemiskinan; dan pengelolaan pembangunan perkotaan; dengan didukung berbagai program penunjang.

199

Page 32: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

1. Program Pokok

a. Program Peningkatan Kemampuan Aparatur Pemerintah Daerah

Program ini meliputi upaya:

1) meningkatkan kemampuan, disiplin, dan wawasan aparatur pemerintah daerah serta mendayagunakan fungsi dan struktur kelembagaan pemerintah daerah terutama aparatur pemerintah daerah tingkat II termasuk kecamatan dan desa;

2) meningkatkan kualitas manajemen pemerintah daerah yang meliputi sistem perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian termasuk memantapkan fungsi koordinasi, baik antarinstansi pemerintah di daerah maupun antara lembaga pemerintah pusat dan daerah;

3) menyempurnakan dan melengkapi perangkat peraturan per-undang-undangan daerah;

4) mengembangkan sistem informasi manajemen pembangunan daerah;

5) meninjau kembali status dan Batas daerah otonom dan wilayah administratif daerah tertentu.

b. Program Peningkatan Kemampuan Keuangan Pemerintah Daerah

Program ini meliputi upaya:

1) meningkatkan PAD dengan mengintensifkan sumber penda-patan yang ada, baik pajak, retribusi, maupun laba perusahaan daerah, serta menggali sumber pendapatan yang baru;

200

Page 33: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

2) meningkatkan efisiensi dan pengelolaan bantuan termasuk Inpres serta pinjaman, antara lain melalui pemanfaatan rekening pembangunan daerah;

3) meningkatkan keikutsertaan dunia usaha dalam pembangunan daerah;

4) memantapkan perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan penggunaan keuangan daerah;

5) meningkatkan efisiensi dan produktivitas BUMD.

c. Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Daerah

Program ini meliputi upaya:

1) meningkatkan prasarana transportasi darat, laut dan udara, yang meliputi kegiatan:

a) rehabilitasi, pemeliharaan dan peningkatan jalan yang antara lain meliputi lintas timur Sumatera antara Batas Sumatera Utara-Dumai-Pekanbaru-batas Jambi; rehabili-tasi dan pemeliharaan jalan ruas Rengat-Kuala Cinaku, Batas Indragiri Hulu-Simpang Japura-Pematang Reba, Batas Kampar-Bangkinang-Rantau Berangin-batas Suma-tera Barat; peningkatan jalan ruas Tanjung Batu-batas Sumatera Utara, Kuala Cinaku-Rumbai Jaya-Tempuling, Pematang Reba-Rengat, Dabo-Kuala Raya, Sekunyam-Cemaga, Bagan Jaya-Kuala Enok; serta pembangunan jalan ruas Ranai-Selat Lampa;

b) pengembangan transportasi darat yang meliputi kegiatan pengadaan dan pemasangan rambu jalan sebanyak 1.500 buah, pengadaan dan pemasangan pagar pengaman jalan

201

Page 34: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

sepanjang 7.000 meter, pembuatan marka jalan sepanjang 100 kilometer, pengadaan dan pemasangan alat pengujian kendaraan bermotor (PKB) berjalan sebanyak 3 unit, pengadaan dan pemasangan lampu lalulintas sebanyak 7 unit, pembangunan terminal penumpang/barang di 2 lokasi; pembangunan dermaga/terminal penyeberangan di 3 lokasi, pembangunan dermaga/terminal sungai/danau di 6 lokasi, dan rehabilitasi dermaga/terminal pe-nyeberangan di 3 lokasi, dan rehabilitasi dermaga/termi-nal sungai/danau di 3 lokasi; serta penjajagan jaringan kereta api lintas Rantau Prapat-Bagan Batu-Dumai, Tandun-Kandis-Dumai, Air molek-Buatan-Dumai;

c) pengembangan transportasi laut yang meliputi kegiatan pembangunan pelabuhan, dan pembangunan fasilitas pelabuhan di Dumai, Dabo, Singkep, Kuala Enok, dan Letung; pembangunan fasilitas keselamatan pelayaran di perairan Propinsi Riau, serta pengoperasian 1 kapal perin-tis; dan

d) pengembangan transportasi udara yang meliputi kegiatan peningkatan fasilitas bandar udara di Batam sebagai pusat penyebaran dan di Pekanbaru, Batam, dan Tanjung Pinang; menjadikan fungsi bandar udara di Batam sebagai pusat penyeberangan dan Pekanbaru sebagai subpusat penyebaran; peningkatan fasilitas keselamatan pener-bangan di Pakanbaru, Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Rengat, dan Singkep; serta pengoperasian penerbangan perintis.

2) meningkatkan penyediaan tenaga listrik, yang meliputi ke-giatan:

a) peningkatan sarana distribusi PLN Propinsi Riau berupa pembangunan jaringan transmisi sepanjang 689 kilo-metersirkit, gardu induk sebanyak 9 unit dengan kapasitas

202

Page 35: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

290 megavoltampere; pembangunan jaringan tegangan menengah sepanjang 3.386 kilometersirkit, jaringan tegangan rendah sepanjang 6.719 kilometersirkit dan pembangunan gardu distribusi sebanyak 1.821 unit dengan kapasitas 455 megavoltampere, sehingga dapat melayani 147.000 pelanggan baru;

b) pembangunan pusat listrik tenaga diesel (PLTD) tersebar dengan kapasitas 42 megawatt, serta pembangunan PLTD di Pulau Batam dengan kapasitas 69,8 megawatt, penjajagan studi awal pusat listrik tenaga air (PLTA) Kuantan dengan kapasitas sebesar 350 megawatt, serta pembangunan PLTA Kotopanjang (3 x 38 megawatt); dan

c) penyediaan listrik perdesaan dengan tambahan pelayanan listrik bagi 375 desa.

3) meningkatkan penyediaan bahan bakar minyak (BBM) yang meliputi kegiatan pembangunan terminal transit BBM di Kabil (Pulau Batam) dan di Kijang (Pulau Bintan) yang dimaksudkan untuk memperluas wilayah pembekalan BBM. Dalam upaya mengurangi biaya operasi penyaluran BBM, dilakukan pembangunan pemipaan BBM antara Dumai-Sei Siak;

4) meningkatkan jaringan telekomunikasi, yang antara lain meliputi kegiatan penambahan telepon sebanyak 77.900 satuan sambungan termasuk sarana penunjangnya, perluasan kapasi- tas telepon umum dan pembangunan warung telekomunikasi (wartel) secara tersebar, pengadaan perangkat radio komuni-kasi sebanyak 1 unit, serta pengadaan terminal automatic frequency management system (AFMS) sebanyak 1 unit;

5) meningkatkan pelayanan jasa pos dan giro yang antara lain meliputi pengadaan dan peningkatan fasilitas fisik pelayanan di kecamatan, perdesaan, daerah transmigrasi dan daerah terpen-ci1, yang antara lain meliputi pembangunan kantor pos

203

Page 36: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

pembantu sebanyak 29 unit, kantor pos tambahan sebanyak 9 unit, pos keliling kota/angkutan sebanyak 5 unit, pos keliling desa/antaran sebanyak 50 unit, dan berbagai sarana penunjang;

6) memantapkan prasarana pengairan dan meningkatkan pen-dayagunaan sumber daya air, yang meliputi kegiatan per-baikan dan pengendalian sungai sepanjang kurang lebih 92 kilometer antara lain di Sungai Rokan, Indragiri, dan Kuala Cinaku; pemeliharaan jaringan irigasi seluas sekitar 263.000 hektare, perbaikan jaringan irigasi seluas sekitar 500 hektare, serta pembangunan jaringan irigasi seluas sekitar 18.500 hektare antara lain di Reteh, Kuko, Batang Kumu, Jemaya, Rokan Kiri, Nagedang, Tapau Natuna; serta pengembangan dan pengelolaan daerah rawa seluas sekitar 80.000 hektare, antara lain di Teluk Kiambang, Kubu, Siak, dan Rokan;

7) meningkatkan prasarana komunikasi dan penerangan yang meliputi kegiatan pembangunan stasiun pemancar radio di Pekanbaru, Tanjung Pinang, dan Natuna, pembangunan sta-siun produksi keliling (SPK) di Pekanbaru, serta stasiun pemancar televisi di Baserah, Kuantan Tengah, Reteh, Pulau Karimun, Lubuk Jambi, Lipat Kain, dan Pulau Kundur;

8) meningkatkan prasarana pelayanan hukum yang meliputi pembangunan prasarana fisik pengadilan tata usaha negara (PTUN) di Pekanbaru;

9) meningkatkan sarana olahraga yang dapat menyebar sampai ke daerah tingkat II dan kecamatan, serta mengembangkan per-pustakaan daerah, terutama di daerah tingkat II, dengan memanfaatkan sumber daya daerah dan peran serta masyara-kat; dan

10) meningkatkan kemampuan pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana yang menjadi tanggung jawab pemerin-tah daerah.

204

Page 37: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

d. Program Pengembangan Usaha Nasional

Program ini meliputi upaya:

1) mendorong kegiatan ekonomi masyarakat, antara lain berupa penanaman modal swasta, termasuk PMDN dan PMA, dengan memanfaatkan keunggulan komparatif daerah;

2) meningkatkan dan mengarahkan investasi, baik PMDN

maupun PMA pada berbagai wilayah, sektor, dan golongan ekonomi termasuk investasi dalam agroindustri dan agrobisnis di perdesaan, serta berbagai sektor jasa pendukung;

3) menyederhanakan mekanisme dan prosedur perizinan kegiatan dunia usaha di daerah, meningkatkan penerapan etika usaha yang baik untuk menciptakan iklim usaha yang sehat dan dinamis yang menjamin kepastian dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing dunia usaha di daerah;

4) meningkatkan pengembangan usaha menengah dan kecil, termasuk usaha informal dan tradisional melalui hubungan kemitraan usaha; meningkatkan akses pasar dan pangsa pasar; dan meningkatkan bantuan permodalan dengan memanfaatkan dana lembaga perbankan, seperti kredit usaha kecil (KUK), kredit umum perdesaan (Kupedes), serta dana lembaga keuangan nonbank, seperti modal ventura;

5) meningkatkan pembimbingan, pendidikan, pelatihan dan magang dalam rangka peningkatan kemampuan teknologi dan manajemen, serta pengembangan usaha baru yang bersifat terobosan;

6) meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemupukan dan pen-dayagunaan dana masyarakat, antara lain dengan mendorong

205

Page 38: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

pengembangan bank perkreditan rakyat (BPR), koperasi bank perkreditan rakyat (KBPR), bank perkreditan rakyat syariat (BPRS), dan lembaga modal ventura;

7) meningkatkan pengembangan koperasi melalui pemantapan kelembagaan, pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan koperasi, pengembangan lembaga keuangan dan pembiayaan koperasi, peningkatan dan perluasan usaha, kerja sama antarkoperasi dan kemitraan usaha, pembangunan koperasi di daerah ter-tinggal, serta pengembangan informasi perkoperasian;

8) mengembangkan sistem informasi usaha tentang potensi pem-bangunan daerah terutama untuk usaha menengah dan kecil, melalui penyediaan data dan informasi yang mencakup tenaga kerja, prasarana dan sarana, sumber daya alam, kelembagaan, permodalan, kemitraan, penanaman modal, dan potensi pasar; serta meningkatkan kegiatan promosi tentang potensi daerah;

9) meningkatkan kegiatan perdagangan antara lain melalui penye-lenggaraan pelayanan informasi perdagangan; peningkatan pemasaran komoditas hasil pertanian termasuk pengembangan pasar desa dan pasar lelang; pembinaan pedagang, pengusaha, dan eksportir menengah dan kecil; peningkatan perdagangan perintis; peningkatan dan pengawasan mutu komoditas ekspor; penyusunan identifikasi potensi pasar komoditas ekspor; serta pengembangan dan peningkatan ekspor nonmigas, termasuk produk agroindustri.

e. Program Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Tenaga Kerja

Program ini meliputi upaya:

1) meningkatkan efisiensi dan produktivitas masyarakat di daerah meliputi pemasyarakatan produktivitas yang didukung dengan penyebarluasan informasi produktivitas, penyuluhan,

206

Page 39: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

pembinaan melalui media massa, dunia pendidikan, forum masyarakat produktivitas Indonesia, dan organisasi masyarakat lainnya; penetapan standar mutu produktivitas di perusahaan-perusahaan melalui analisis, penelitian, dan pengembangan produktivitas, dan pengukuran produktivitas, serta pengem-bangan unit-unit produktivitas;

2) meningkatkan keterampilan dan keahlian serta profesionalisme tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pem-bangunan melalui pelatihan institusional, noninstitusional (mobile training unit) bagi kader-kader pembangunan desa secara terpadu; dan pemagangan untuk membentuk tenaga kerja yang mandiri dan profesional; melalui pendayagunaan tenaga kerja terdidik, yang pelaksanaannya mengikutsertakan masyarakat dan dunia usaha;

3) meningkatkan pembinaan hubungan industrial yang serasi antara pekerja dan pengusaha, antara lain melalui pembinaan fungsi lembaga ketenagakerjaan dan pendidikan atau penyulu-han ketenagakerjaan bagi kader-kader pimpinan serikat seker- ja dan organisasi pengusaha dan pelaksanaan uji coba sistem deteksi dini;

4) meningkatkan perlindungan tenaga kerja, khususnya tenaga kerja wanita di sektor formal maupun sektor informal dan perlindungan kepada anak yang terpaksa bekerja.

f. Program Penataan Ruang Daerah

Program ini meliputi upaya:

1) menyempurnakan dan menjabarkan rencana tata ruang wilayah propinsi daerah tingkat I dan tata ruang wilayah kabupaten/kotamadya daerah tingkat II, terutama tata ruang kawasan andalan, ke dalam rencana rinci dan program pem-bangunan daerah;

207

Page 40: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

2) menyiapkan penatagunaan tanah bagi kawasan yang mempu-nyai potensi pertumbuhan cepat, seperti di daerah perkotaan, antara lain kawasan industri di Pekanbaru, Dumai, Batam dan sekitarnya, serta daerah wisata.

g. Program Pengembangan Kawasan Andalan dan Sektor Unggulan

Program ini meliputi upaya:

1) mengembangkan secara terpadu sektor unggulan yang menitik beratkan pada pengembangan industri yang berdaya saing kuat, memperluas kesempatan kerja, dan mendorong pertum-buhan ekonomi daerah; pengembangan industri di Propinsi Riau bertumpu baik pada pengembangan industri padat sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang maju, indus-tri padat karya yang makin padat ketrampilan, maupun indus- tri yang memanfaatkan sumber daya manusia yang sarat tek-nologi dan keterampilan, yang meliputi kegiatan:

a) pengembangan industri kecil dan menengah, termasuk industri kerajinan dan rumah tangga, dilaksanakan melalui (1) pola kemitraan usaha antara industri kecil, menengah, dan besar dengan berlandaskan pada prinsip saling menguntungkan dan saling memperkuat; (2) penumbuhan dan pengembangan wirausaha industri kecil; (3) penumbuhan dan pengembangan industri perdesaan termasuk desa tertinggal; (4) pengembangan industri kecil melalui pembinaan sekitar 105 sentra industri kecil;

peningkatan kemampuan teknologi di perusahaan-perusahaan industri melalui diseminasi teknologi, pe-ngembangan dan pelayanan teknologi industri, penerapan standar serta pengujian mutu produk; mendorong

208

Page 41: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

kemitraan litbang terapan antara dunia usaha, perguruan tinggi dan pemerintah, dan meningkatkan kemampuan sarana litbang industri, termasuk milik pemerintah;

c) pendalaman dan penguatan struktur industri melalui pengembangan agroindustri, industri pengolahan hasil tambang, industri yang berorientasi ekspor melalui pengembangan dan pemanfaatan keunggulan komparatif daerah, antara lain industri kelapa sawit, kayu lapis, elektronika dan industri komponen; dan industri yang memanfaatkan sumber daya manusia yang berkadar tek-nologi dan keterampilan tinggi;

d) peningkatan promosi investasi industri di Propinsi Riau dan keterkaitan antarindustri dan aglomerasi industri di kawasan andalan, khususnya di zona industri Pekanbaru, Batam dan Bintan.

2) meningkatkan produktivitas dan produksi sektor unggulan pertanian di Propinsi Riau, melalui pengembangan usaha pertanian terpadu yang berorientasi pasar, yang mencakup tanaman pangan, perkebunan, perternakan, dan perikanan, di kawasan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Indragiri Hilir, daerah pantai Bagan Siapi-api, kawasan hilir Daerah Aliran Sungai Rokan, Kampar, dan Indragiri; yang antara lain meli-puti kegiatan:

a) peningkatan mutu.dan luas areal intensifikasi usaha pertanian rakyat antara lain tanaman padi, jagung, kedelai, dan kacang hijau;

b) pengembangan usaha pertanian rakyat antara lain tanaman hias, ikan hias, hortikultura, usaha peternakan unggas dan ternak kecil;

209

Page 42: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

c) peningkatan perikanan budi daya darat dan laut, terutama kepiting, jelawat, kerapu, rumput laut, dan teknologi penangkapan ikan kakap merah dan manyung;

d) penggantian tanaman perkebunan yang telah melebihi permintaan pasar seperti karet dengan tanaman yang mempunyai potensi pasar tinggi; dan

e) peningkatan kegiatan penyuluhan dalam mengembangkan investasi swasta di bidang agroindustri untuk pengolahan hasil pertanian.

3) meningkatkan produktivitas dan produksi sektor unggulan kehutanan, antara lain melalui pemantapan lokasi kawasan hutan, penatagunaan hutan konversi secara terpadu, pem- bangunan hutan tanaman baru, hutan rakyat dan hutan kema-syarakatan serta pengembangan usaha rakyat dalam mengolah hasil hutan di kawasan Kabupaten Kampar, Indragiri Hulu, dan Bengkalis;

4) mengembangkan secara terpadu sektor unggulan pariwisata melalui pengembangan obyek dan daya tarik agrowisata, peninggalan sejarah, dan budaya; antara lain pengembangan obyek dan daya tarik wisata bahari di kawasan andalan Pulau Batam dan Pulau Bintan; pengembangan objek dan daya tarik wisata minat khusus, yaitu penelusuran Sungai Siak, wisata buru di Pulau Rempang; serta membangun kawasan baru di kawasan Bintan dalam kaitan dengan kawasan segitiga Sijori; di samping itu, dilakukan pengembangan taman rekreasi dan hiburan yang tersebar; serta pembangunan sarana akomodasi diberbagai lokasi;

5) mengembangkan secara terpadu sektor pertambangan, terutama diarahkan pada kegiatan eksplorasi batu bara di sekitar Cerenti; pemanfaatan bahan energi gambut di daerah terpencil dan terisolasi; penambangan bauksit di Pulau Bintan;

210

Page 43: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

peningkatan kegiatan penambangan minyak dan gas bumi di sekitar Pulau Natuna; penambangan bauksit, granit, timah, dan gas bumi diarahkan di daerah Kepulauan Riau; penambangan emas dan batu bara di Kabupaten Indragiri Hulu; dan peningkatan peran serta masyarakat dalam usaha pertambangan skala kecil (PSK) melalui wadah koperasi, serta bimbingan usaha pertambangan galian golongan C; di samping itu, dilaksanakan kegiatan pemetaan geologi dan geofisika, penyelidikan bahan galian, mitigasi bencana alam geologis, dan eksplorasi air tanah.

h. Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup

Program ini meliputi upaya:

1) menyelamatkan hutan, tanah dan air yang meliputi kegiatan:

a) penanggulangan kebakaran hutan; dan

b) perbaikan, pemeliharaan, pengamanan dan pengembangan wilayah sungai untuk daerah aliran sungai (DAS) Indragiri Rokan.

2) membina dan mengelola lingkungan hidup yang meliputi kegiatan:

a) pengembangan kelembagaan lingkungan hidup, khususnya yang berada di daerah pantai;

b) pembinaan dan pengembangan laboratorium yang sudah ada untuk dibina menjadi laboratorium lingkungan yang andal; dan

c) pengembangan pusat studi lingkungan hidup di perguruan tinggi di Pekanbaru.

211

Page 44: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

3) mengendalikan pencemaran lingkungan hidup terutama kualitas air, yang meliputi kegiatan:

a) peningkatan mutu dan fungsi Sungai Indragiri dan Sungai Kampar;

b) pengendalian pencemaran di Pulau Batam; dan

c) pengendalian pencemaran yang disebabkan oleh kegiatan industri, terutama pulp, penyulingan minyak bumi, dan pembangkit tenaga listrik.

4) membina daerah pantai, yang meliputi kegiatan rehabilitasi pantai yang rusak melalui penanaman hutan bakau rakyat seluas 79.000 hektare;

5) merehabilitasi lahan kritis, yang meliputi kegiatan:

a) rehabilitasi lahan kritis di areal pertanian tanah kering, hutan lindung, dan suaka alam, dan kawasan lindung lainnya di DAS Indragiri Rokan dengan mengikutsertakan masyarakat dan dunia usaha; dan

b) rehabilitasi lahan rusak bekas penambangan di Pulau Bintan.

i. Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Program ini meliputi upaya:

1) meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan terutama dalam rangka pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun yang kegiatannya antara lain meliputi penyediaan prasarana dan sarana pendidikan serta tenaga kependidikan sesuai dengan keperluan; penyelenggaraan kelompok belajar Paket

212

Page 45: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

A, Paket B, magang dan kelompok belajar usaha; perluasan atau peningkatan sekolah menengah kejuruan dalam berbagai bidang yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan tuntutan pembangunan daerah; pengembangan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta sehingga lebih terkait dengan kebutuhan daerah; serta peningkatan kualitas dan jumlah guru dan tenaga kependidikan lainnya sesuai kebutuhan;

2) meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan kesehatan termasuk perbaikan gizi serta menambah dan menyebarkan tenaga medis spesialis dan paramedis termasuk bidan desa dengan kegiatan yang antara lain meliputi peningkatan penerapan sistem kewaspadaan pangan dan gizi, pemberian vitamin A kepada anak balita di desa tertinggal, dan peningkatan status gizi murid sekolah melalui pemberian makanan tambahan bagi murid SD dari keluarga miskin, terutama di desa tertinggal; pembangunan 12 unit puskesmas, pembangunan 96 unit puskesmas pembantu, pengadaan 108 unit puskesmas keliling, penyelenggaraan pendidikan bidan program A dan C, serta pencegahan dan penanggulangan acquired immuno deficiency syndrome (AIDS); serta pemba-ngunan rumah sakit Dumai dan Tanjung Pinang;

3) meningkatkan penyediaan dan memperluas jangkauan pelayanan prasarana air bersih serta meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan permukiman, yang kegiatannya antara lain meliputi pembangunan kawasan terpilih pusat pengembangan desa sebanyak 85 desa, penyediaan dan pengelolaan air bersih perdesaan untuk 451 desa, serta pengelolaan air limbah perdesaan untuk 144 desa;

4) meningkatkan pembinaan kesejahteraan sosial termasuk masyarakat terasing, fakir miskin, lanjut usia, dan anak terlan-tar, di samping pembimbingan dan pembinaan keluarga sejah-tera, yang antara lain meliputi kegiatan:

213

Page 46: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

a) pembinaan kesejahteraan sosial fakir miskin sebanyak 4.000 kepala keluarga;

b) pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat sebanyak 5.155 orang;

c) pelayanan dan rehabilitasi tunasosial sebanyak 700 orang;

d) pembinaan kesejahteraan sosial masyarakat terasing sebanyak 4.500 kepala keluarga;

e) rehabilitasi dan peningkatan kelengkapan panti wredha milik pemerintah dan masyarakat sebanyak 1 panti, rehabilitasi dan peningkatan kelengkapan panti asuhan milik pemerintah dan masyarakat sebanyak 5 panti;

f) pembangunan dan rehabilitasi loka bina karya sebanyak 5 gedung;

g) pengadaan unit rehabilitasi sosial keliling dan keleng-kapannya (URSK) sebanyak 2 unit;

h) pendidikan dan pelatihan aparatur pemerintah bidang kesejahteraan sosial.

5) mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui kegiatan keluarga berencana yang didukung oleh sektor terkait, antara lain kesehatan, pendidikan, dan agama, serta mengarahkan persebaran penduduk antara lain melalui program transmigrasi, yang meliputi kegiatan:

a) penyiapan lahan permukiman transmigrasi beserta prasarana dan sarana pendukungnya;

b) penempatan transmigran dengan sasaran keseluruhan sebanyak 37.176 kepala keluarga, termasuk alokasi

214

Page 47: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

penempatan penduduk daerah transmigrasi (APPDT) 13.176 kepala keluarga, yang dilaksanakan melalui (1) transmigrasi umum pola pertanian lahan kering 1.110 kepala keluarga dan lahan basah 4.075 kepala keluarga, dan (2) transmigrasi swakarsa berbantuan yang sasarannya berjumlah 31.991 kepala keluarga, yang ter- diri atas (a) pola perkebunan inti rakyat transmigrasi (PIR Trans) 30.489 kepala keluarga, (b) pola non-pir 302 kepala keluarga, (c) pola hutan tanaman industri (HTI Trans) 1.200 kepala keluarga; selain itu transmigrasi swakarsa mandiri sekitar 44.000 kepala keluarga; dan

c) pembinaan usaha ekonomi dan sosial budaya transmigran yang sudah ada di permukiman transmigrasi.

6) meningkatkan dan mengembangkan nilai budaya dan seni budaya daerah Riau untuk memperkaya dan melestarikan khazanah budaya setempat, serta memelihara peninggalan sejarah yang kegiatannya antara lain meliputi pemugaran makam Merah di Daek Lingga, dan candi tua;

7) meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan serta pengamalan ajaran agama untuk memantapkan keimanan dan ketaqwaan umat beragama, yang kegiatannya antara lain meliputi bimbingan dan peningkatan kerukunan hidup umat beragama; penyediaan bantuan untuk pembangunan prasarana dan sarana kehidupan beragama dengan mendorong peran

serta masyarakat; penyediaan prasarana dan sarana pendidikan dasar dalam rangka pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; pembinaan pendidikan agama tingkat menengah dan tingkat tinggi, baik negeri maupun swasta; serta pembinaan kelembagaan seperti pondok pesantren dan tenaga penyuluhan keagamaan. Secara khusus akan dilakukan pula rehabilitasi dan penyediaan fasilitas pendidikan untuk Institut Agama Islam Negeri (LAIN) Sultan Syarif Qasim di Pekan Baru.

215

Page 48: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

j. Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat

Program ini meliputi upaya:

1) menumbuh kembangkan peranan swadaya masyarakat untuk mampu memecahkan masalah bersama melalui kelompok swadaya di daerah, terutama di desa tertinggal;

2) meningkatkan peranan wanita dalam mendukung upaya membangun keluarga sejahtera serta mengembangkan usaha yang dapat menambah penghasilan keluarga, antara lain melalui pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK);

3) meningkatkan pembinaan generasi muda melalui kegiatan karang taruna, pramuka, dan organisasi kepemudaan, yang kegiatannya antara lain meliputi pembinaan terhadap 393 karang taruna;

4) membina dan meningkatkan kemampuan dan kualitas lembaga masyarakat atau organisasi nonpemerintah, yang kegiatannya antara lain meliputi pembinaan terhadap 230 organisasi sosial, dan pembinaan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat sebanyak 963 orang;

5) meningkatkan pembinaan kesadaran masyarakat dalam ber-bangsa dan bernegara melalui penataran Pedoman Peng-hayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), pendidikan pendahu-luan bela negara, pelatihan dan pengorganisasian perlindungan masyarakat (limas) dalam kegiatan penanggulangan bencana, serta pembinaan masyarakat terhadap ketertiban dan keamanan lingkungan.

216

Page 49: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

k. Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Program ini meliputi upaya:

1) meningkatkan ketersediaan dan persebaran jumlah serta kualitas pelayanan prasarana dan sarana dasar sosial dan ekonomi terutama di 460 desa tertinggal, antara lain meliputi pemugaran perumahan dan permukiman desa di 428 desa sebanyak 6.557 unit rumah;

2) meningkatkan kemampuan dan kesempatan berusaha masyara-kat, khususnya kelompok masyarakat miskin dengan mengem-bangkan kegiatan ekonomi produktif yang dikelola melalui perkoperasian dan badan kredit perdesaan termasuk kegiatan HPH Bina Desa Hutan;

3) mendukung dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas program khusus, seperti Inpres Desa Tertinggal (IDT) dan program sektoral dan regional lainnya yang ditujukan untuk menanggulangi masalah kemiskinan.

1. Program Pengelolaan Pembangunan Perkotaan

Program ini meliputi upaya:

1) membangun prasarana dan sarana perkotaan secara terpadu, yang kegiatannya antara lain meliputi pembangunan perumahan dan permukiman daerah perkotaan dengan membangun rumah sederhana sebanyak 10.000 unit; perbaikan dan peremajaan kawasan perumahan dan permukiman kumuh seluas 50 hektare dan perbaikan lingkungan permukiman kota/nelayan seluas 1.188 hektare di 4 kota; pengelolaan air limbah di 21 kota sedang/kecil; pengelolaan persampahan di 7 kota sedang/kecil; penanganan drainase di 18 kota sedang/kecil; penyediaan dan pengelolaan air bersih

217

Page 50: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

perkotaan

Page 51: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

dengan meningkatkan kapasitas produksi sebesar 1.380 liter per detik; serta penataan kota dan penataan bangunan;

2) meningkatkan kemampuan pengelolaan pembangunan perkotaan, yang kegiatannya antara lain meliputi pemantapan fungsi kota, pengembangan ekonomi perkotaan termasuk pembinaan sektor informal dan pengusaha kecil; peningkatan peran serta sosial masyarakat kota; pemantapan keuangan perkotaan; pemantapan kelembagaan pemerintahan kota; penyusunan dan pengendalian pemanfaatan rencana tata ruang kota dengan penyiapan program jangka menengah (PJM) perkotaan untuk 10 kota, penyusunan rencana PJM untuk 3 kawasan andalan; penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan untuk 8 kawasan; serta peningkatan pengelolaan administrasi dan tertib hukum pertanahan di daerah perkotaan;

3) mendukung dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di daerah perkotaan, yang kegiatannya antara lain meliputi peningkatan konservasi kawasan budaya dan bernilai sejarah, serta pemantapan luasan ruang terbuka hijau.

2. Program Penunjang

Program penunjang meliputi seluruh program sektoral dan regional yang dilaksanakan dan berlokasi di Daerah Tingkat I Riau.

218

Page 52: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

TABEL 47-04WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN JUMLAH PENDUDUK

DAERAH TINGKAT I RIAU1990, 1993, DAN 1998

Catatan :Jumlah penduduk tahun 1990,1993 dan 1998; Angka perkiraan (Sumber;BPS, 1994)

Page 53: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak
Page 54: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak
Page 55: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak

220

Page 56: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak
Page 57: BAB 47 - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewPEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I 4. RIAU PENDAHULUAN Propinsi Daerah Tingkat I Riau, terletak