bab 4 profil dan potensi desa di daerah penelitian...jajaran pegunungan seribu yang merupakan mata...

103
MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |21 4.1 Kabupaten Wonogiri 4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Wonogiri Kabupaten Wonogiri terletak di bagian Selatan Provinsi Jawa Tengah. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur dan Samudera Indonesia, sebelah Timur berbatasan Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Karanganyar, sebelah barat berbatasan dengan Daerah Istimewa Jogjakarta dan sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar. Secara geografis, Kabupaten Wonogiri terletak pada garis lintang 7 0 32' - 8 0 15' Lintang Selatan dan garis bujur 110 0 41'-111 0 18' Bujur Timur. Keadaan alamnya sebagian besar terdiri dari pegunungan yang berbatu gamping, terutama di bagian Selatan, termasuk jajaran Pegunungan Seribu yang merupakan mata air dari Bengawan Solo. Kabupaten Wonogiri yang mempunyai luas wilayah 182.236 ha, sebagian besar merupakan tanah tegal disusul tanah sawah dan hanya sedikit yang merupakan hutan rakyat. Secara terperinci tata guna Kabupaten Wonogiri tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut No. Jenis Penggunaan Luas Persentase Tanah ( ha ) (%) (1) (2) (3) (4) 1 Sawah 32.236 17,69 2 Tegal 68.434 37,55 3 Bangunan/Pekarangan 28.252 15,50 4 Hutan Negara 15.769 8,65 5 Hutan Rakyat 7.288 4,00 6 Lain-lain 30.257 16,60 Jumlah 182.236 100,00 Sumber: Dinas Pertanian Kab.Wonogiri Tabel 4.1 Tata Guna Tanah Kabupaten Wonogiri Tahun 2008 Bab 4 Profil dan Potensi Desa di Daerah Penelitian

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |21

    4.1 Kabupaten Wonogiri

    4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Wonogiri

    Kabupaten Wonogiri terletak di bagian Selatan Provinsi Jawa Tengah. Sebelahselatan berbatasan dengan Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur danSamudera Indonesia, sebelah Timur berbatasan Kabupaten Ponorogo ProvinsiJawa Timur dan Kabupaten Karanganyar, sebelah barat berbatasan denganDaerah Istimewa Jogjakarta dan sebelah utara berbatasan dengan KabupatenSukoharjo dan Kabupaten Karanganyar. Secara geografis, Kabupaten Wonogiriterletak pada garis lintang 70 32' - 80 15' Lintang Selatan dan garis bujur 1100

    41'-1110 18' Bujur Timur. Keadaan alamnya sebagian besar terdiri daripegunungan yang berbatu gamping, terutama di bagian Selatan, termasukjajaran Pegunungan Seribu yang merupakan mata air dari Bengawan Solo.

    Kabupaten Wonogiri yang mempunyai luas wilayah 182.236 ha, sebagian besarmerupakan tanah tegal disusul tanah sawah dan hanya sedikit yang merupakanhutan rakyat. Secara terperinci tata guna Kabupaten Wonogiri tahun 2008 dapatdilihat pada Tabel 4.1 berikut

    No. Jenis Penggunaan Luas PersentaseTanah ( ha ) (%)

    (1) (2) (3) (4)1 Sawah 32.236 17,692 Tegal 68.434 37,553 Bangunan/Pekarangan 28.252 15,504 Hutan Negara 15.769 8,655 Hutan Rakyat 7.288 4,006 Lain-lain 30.257 16,60

    Jumlah 182.236 100,00Sumber: Dinas Pertanian Kab.Wonogiri

    Tabel 4.1 Tata Guna Tanah Kabupaten Wonogiri Tahun 2008

    Bab 4Profil dan Potensi Desadi Daerah Penelitian

  • 22|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    Secara administrasi, Kabupaten Wonogiri terdiri dari 25 Kecamatan. KecamatanPuhpelem yang memiliki luas wilayah 3.162 ha yang sekaligus merupakankecamatan tersempit wilayahnya, sedangkan kecamatan yang paling luas adalahKec. Pracimantoro. Secara keseluruhan, luas wilayah setiap kecamatan diKabupaten Wonogiri disajikan pada Tabel 4.2 berikut,

    Kecamatan Luas( ha )(1) (2)

    1. Pracimantoro 14.214,32452. Paranggupito 6.475,42253. Giritontro 6.163,22304. Giriwoyo 10.060,13065. Batuwarno 5.165,00006. Karangtengah 8.459,00007. Tirtomoyo 9.301,08858. Nguntoronadi 8.040,51759. Baturetno 8.910,380010. Eromoko 12.035,859811. Wuryantoro 7.260,770012. Manyaran 8.164,436513. Selogiri 5.017,980514. Wonogiri 8.292,360015. Ngadirojo 9.325,556016. Sidoharjo 5.719,704517. Jatiroto 6.277,362018. Kismantoro 6.986,112519. Purwantoro 5.952,783720. Bulukerto 4.051,845521. Puhpelem 3.161,540022. Slogohimo 6.414,795523. Jatisrono 5.002,740024. Jatipurno 5.546,409025. Girimarto 6.236,6815

    Jumlah 182.236,0236

    Sumber: BPS dan Perda No. 3 Th. 2002

    Tabel 4.2 Luas Daerah Kabupaten Wonogiri Diperinci Menurut Kecamatan

    Berdasarkan ketinggian dibandingkan dengan permukaan laut, sepuluhkecamatan berada antara 100 – 200 m di atas permukaan laut, yaitu: KecamatanSelogiri, Wonogiri, Nguntoronadi, Baturetno, Wuryantoro, Eromoko, Giriwoyo,Tirtomoyo, Giritontro dan Paranggupito. Antara 201 – 300 m di atas permukaan

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |23

    laut ada tujuh kecamatan, yaitu: Bulukerto, Manyaran, Ngadirojo, Jatipuro,Pracimantoro, Batuwarno dan Purwantoro dan antara 301 – 400 m di ataspermukaan laut ada dua kecamatan yaitu Sidoharjo dan Kismantoro, tigakecamatan antara 401 – 500 m di atas permukaan laut yaitu KecamatanJatisrono, Slogohimo dan Girinarto. Termasuk daerah dingin karena beradaantara 501 – 600 di atas adalah Kecamatan Jatiroto, yang tertinggi yaitu beradadi atas 601 m di atas permukaan laut, yaitu kecamatan Karangtengah.

    Menurut catatan meteorologi diketahui bahwa curah hujan tertinggi terjadipada bulan Pebruari 2008 yaitu rata-rata 4554 mm dengan 16 hari hujansementara pada bulan Juli tidak ada curah hujan sama sekali. Suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan April (27,69 0C) dan terendah pada bulan Juli(24,52 0C) . Tingkat kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Desember(90,50 0C) dan kelembaban udara terendah pada bulan Mei (84,83 0C).

    Dari 25 kecamatan, 23 diantaranya sudah tersedia pasar umum bahkan adayang yang dua untuk satu kecamatan. Secara kesekluruhan pada tahun 2008tercatat 28 pasar umum, sementara dua kecamatan yaitu KecamatanKarangtengah dan Paranggupito belum ada pasar umum. Di KecamatanKarangtengah dan Paranggupito baru ada pasar desa. Jumlah pasar desa diKabupaten Wonogiri tercatat 68 buah. Adapun pasar hewan ada 9 tempat,meskipun pengelolaan pasar hewan tersebut menyatu dengan pasar umum.Total jumlah pedagang di kios dan los sebanyak 12.160 pedagang menempatiareal seluas 70.346 m2 sedangkan yang tidak ber-KTP (pasar) ada 3.079pedagang. Sarana ekonomi lain adalah rumah makan. Di Kabupaten Wonogiritercatat 379 rumah makan. Rumah makan paling banyak diketemukan diKecamatan Slogohimo sebanyak 49 buah, Kecamatan Pracimantoro danBaturetno masing-masing 40 buah disusul Slogohimo dan Wonogiri masing-masing 32 dan 31 buah. Di Kecamatan Karangtengah, Puhpelem, Paranggupitobelum ada rumah makan.

    Dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil jumlah penduduk menurutregistrasi yang ada sebanyak 1.212.677 jiwa pada tahun 2008 bertambah dari1.181.114 jiwa pada tahun 2007 atau terjadi pertambahan 2,67% selama satutahun. Dari jumlah penduduk akhir tahun 2008 tersebut 609.159 laki-laki dan603.518 perempuan. Perbandingan antar kecamatan, penduduk terbanyak

  • 24|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    tercatat di Kecamatan Wonogiri (93.511 jiwa) dan paling sedikit di KecamatanParanggupito (21.032 jiwa). Secara lengkap data jumlah penduduk setiapkecamatan disajikan pada Tabel 4.3 berikut.

    Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

    Tabel 4.3 Jumlah Kepala Keluarga dan Jumlah Penduduk Hasil RegistrasiDiperinci Per Kecamatan Menurut Jenis Kelamin

    di Kabupaten Wonogiri tahun 2008

    Kepala PendudukKecamatan Keluarga Laki-laki Perempuan Jumlah

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1. Pracimantoro 26.788 37.164 38.001 75.1652. Paranggupito 8.063 10.255 10.777 21.0323. Giritontro 9.481 12.674 13.198 25.8724. Giriwoyo 17.698 24.813 24.992 49.8055. Batuwarno 7.952 10.825 10.996 21.8216. Karangtengah 8.886 12.682 12.607 25.2897. Tirtomoyo 20.632 32.155 31.128 63.2838. Nguntoronadi 10.511 14.752 14.297 29.0499. Baturetno 18.924 28.503 28.358 56.86110. Eromoko 18.102 25.809 26.076 51.88511. Wuryantoro 11.376 16.325 16.793 33.11812. Manyaran 14.450 21.640 22.090 43.73013. Selogiri 18.666 30.149 29.494 59.64314. Wonogiri 29.493 47.054 46.457 93.51115. Ngadirojo 23.144 34.243 33.296 67.53916. Sidoharjo 16.347 25.541 24.839 50.38017. Jatiroto 15.713 23.363 23.183 46.54618. Kismantoro 14.227 22.207 21.851 44.05819. Purwantoro 20.447 31.443 31.240 62.68320. Bulukerto 12.946 18.994 18.822 37.81621. Puhpelem 8.231 11.409 11.722 23.13122. Slogohimo 18.875 30.088 29.404 59.49223. Jatisrono 23.992 37.060 35.782 72.84224. Jatipurno 14.619 22.873 21.882 44.75525. Girimarto 18.066 27.138 26.233 53.371Jumlah 2008 407.629 609.159 603.518 1.212.677

    Sumber: Dinas Kependudukan dan PencatatanSipil

    Kepala PendudukKecamatan Keluarga Laki-laki Perempuan Jumlah

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1. Pracimantoro 26.788 37.164 38.001 75.1652. Paranggupito 8.063 10.255 10.777 21.0323. Giritontro 9.481 12.674 13.198 25.8724. Giriwoyo 17.698 24.813 24.992 49.8055. Batuwarno 7.952 10.825 10.996 21.8216. Karangtengah 8.886 12.682 12.607 25.2897. Tirtomoyo 20.632 32.155 31.128 63.2838. Nguntoronadi 10.511 14.752 14.297 29.0499. Baturetno 18.924 28.503 28.358 56.86110. Eromoko 18.102 25.809 26.076 51.88511. Wuryantoro 11.376 16.325 16.793 33.11812. Manyaran 14.450 21.640 22.090 43.73013. Selogiri 18.666 30.149 29.494 59.64314. Wonogiri 29.493 47.054 46.457 93.51115. Ngadirojo 23.144 34.243 33.296 67.53916. Sidoharjo 16.347 25.541 24.839 50.38017. Jatiroto 15.713 23.363 23.183 46.54618. Kismantoro 14.227 22.207 21.851 44.05819. Purwantoro 20.447 31.443 31.240 62.68320. Bulukerto 12.946 18.994 18.822 37.81621. Puhpelem 8.231 11.409 11.722 23.13122. Slogohimo 18.875 30.088 29.404 59.49223. Jatisrono 23.992 37.060 35.782 72.84224. Jatipurno 14.619 22.873 21.882 44.75525. Girimarto 18.066 27.138 26.233 53.371Jumlah 2008 407.629 609.159 603.518 1.212.677

    Sumber: Dinas Kependudukan dan PencatatanSipil

    Jumlah kepala keluarga yang tercatat adalah 407.629 Kepala Keluarga, sehinggarata-rata jiwa per Kepala Keluarga adalah 3,0.

    Perubahan jumlah penduduk terjadi karena adanya kelahiran dan kematiansehingga dapat diketahui tingkat pertumbuhan alamiah, juga adanyaperpindahan penduduk baik karena perpindahan keluar maupun masuk keKabupaten Wonogiri.

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |25

    Persentase pertumbuhan alamiah tertinggi di Kecamatan Batuwarno (1,153%),disusul Kecamatan Sidoharjo (1,12%), sementara terendah di KecamatanNguntoronadi (0,03 %) dan Kecamatan Tirtomoyo (0,37%). Tabel 4.4 menyajikangambaran lengkap tingkat pertumbuhan alamiah.

    Tabel 4.4 Tingkat Pertumbuhan Alamiah Penduduk Kabupaten WonogiriDiperinci Menurut Kecamatan Tahun 2008

    KecamatanTotal

    PendudukPerubahan Penduduk

    Lahir Mati Alamiah %(1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1 Pracimantoro 75,165 630 159 471 0.632 Paranggupito 21,032 213 120 93 0.443 Giritontro 25,872 270 104 166 0.644 Giriwoyo 9,805 674 192 482 0.975 Batuwarno 1,821 388 54 334 1.536 Karangtengah 5,289 225 77 148 0.597 Tirtomoyo 63,283 434 197 237 0.378 Nguntoronadi 29,049 257 249 8 0.039 Baturetno 56,861 491 154 337 0.59

    10 Eromoko 51,885 347 95 252 0.4911 Wuryantoro 33,118 502 160 342 1.0312 Manyaran 43,730 349 111 238 0.5413 Selogiri 59,643 551 203 348 0.5814 Wonogiri 93,511 1,131 331 348 0.3715 Ngadirojo 67,539 675 116 559 0.8316 Sidoharjo 50,380 776 211 565 1.1217 Jatiroto 46,546 462 102 360 0.7718 Kismantoro 44,058 421 162 259 0.5919 Purwantoro 62,683 492 225 267 0.4320 Bulukerto 37,816 321 114 207 0.5521 Puhpelem 23,131 187 75 112 0.4822 Slogohimo 59,492 544 244 300 0.5023 Jatisrono 72,842 654 154 500 0.6924 Jatipurno 44,755 475 81 394 0.8825 Girimarto 53,371 517 229 288 0.54

    Jumlah 2008 1,212,677 11,986 3,919 9,860 0.81Jumlah 2007 1,181,114 11,573 4,208 7,365 0.62Jumlah 2006 1,127,907 12,417 4,811 7,606 0.67Jumlah 2005 1,121,454 9,612 4,240 5,372 0.48Jumlah 2004 1,117,115 9,113 4,163 4,950 0.44

    Gambaran lain menyajikan jumlah penduduk yang datang ke KabupatenWonogoro dan yang pergi dari Kabupaten Wonogiri. Perpindahan pendudukmenggambarkan daya tarik kegiatan ekonomi wilayah tertentu.

  • 26|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    Tabel 4.5 Tingkat Migrasi Penduduk Kabupaten WonogiriDiperinci Menurut Kecamatan Tahun 2008

    KecamatanTotal

    Penduduk

    Perubahan Penduduk

    Datang Pindah Perubahan %

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1 Pracimantoro 75,165 1.290 286 1,004 1.34

    2 Paranggupito 21,032 541 221 320 1.52

    3 Giritontro 25,872 1219 144 1,075 4.16

    4 Giriwoyo 9,805 506 216 290 0.58

    5 Batuwarno 1,821 264 107 157 0.72

    6 Karangtengah 5,289 781 70 711 2.81

    7 Tirtomoyo 63,283 1.099 90 1,009 1.59

    8 Nguntoronadi 29,049 337 185 152 0.52

    9 Baturetno 56,861 983 161 822 1.45

    10 Eromoko 51,885 799 33 766 1.48

    11 Wuryantoro 33,118 526 167 359 1.08

    12 Manyaran 43,730 588 31 557 1.27

    13 Selogiri 59,643 1.911 185 1,726 2.89

    14 Wonogiri 93,511 3.471 676 2,795 2.99

    15 Ngadirojo 67,539 2.181 134 2,047 3.03

    16 Sidoharjo 50,380 883 142 741 1.47

    17 Jatiroto 46,546 783 17 766 1.65

    18 Kismantoro 44,058 1.051 128 923 2.09

    19 Purwantoro 62,683 1.764 104 1,660 2.65

    20 Bulukerto 37,816 600 138 462 1.22

    21 Puhpelem 23,131 681 66 615 2.66

    22 Slogohimo 59,492 1.008 114 894 1.50

    23 Jatisrono 72,842 1.888 93 1,795 2.46

    24 Jatipurno 44,755 894 31 863 1.93

    25 Girimarto 53,371 1.051 187 864 1.62

    Jumlah 2008 1,212,677 27,099 3,726 23,373 1.93

    Sumber: Wonogiri Dalam Angka 2009, diolah

    Dari Tabel 4.5 di atas, semua Kecamatan di Kabupaten Wonogiri mempunyaidaya tarik. Biasanya daya tarik tersebut dilihat dari kesempatan kerja yangtersedia. Secara total, penduduk yang datang 27.099, yang meninggal Wonogiri3.726 orang sehingga ada pertambahan penduduk karena datang dan pindahsebesar 23.373 orang. Kecamatan yang mempunyai daya tarik terbesar adalah

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |27

    Kecamatan Giritontro dengan jumlah pertambahan bersih (datang – pindah)sebesar 4,16% disusul Kecamatan Ngadirojo sebesar 3,03%. Kecamatan yangpaling sedikit pertamabhaan penduduk bersihnya adalah KecamatanNguntoronadi 0,52% disusul Kecamatan Giriwoyo sebesar 0,58%.

    Sumber Daya Manusia, jumlah penduduk Wonogiri pada tahun 2008 1.212.677jiwa, terdiri dari laki-laki 609.159 jiwa (49,92%) dan perempuan 603.518 jiwa(50,08%). Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga sebanyak 255.955 RT. Denganrata-rata per KK sebanyak 4,4 jiwa. Pertumbuhan penduduknya sebesar 0,39%,lebih rendah dari pertumbuhan penduduk sebelumnya sebesar 0,58%.Sedangkan tingkat kepadatan penduduk per kilometer adalah 613 jiwa. Kualitassumber daya manusia masih rendah, terbukti dari sebagian besar pendudukusia diatas 5 tahun berdasarkan data tahun 2003 yaitu 39,5% hanya tamatSekolah Dasar (SD). Akibatnya penduduk angkatan kerja tidak mempunyaidaya saing yang tinggi dan mengakibatkan pengangguran terbuka yang padatahun 2008 masih sebesar 23.645 orang (2,1% dari jumlah penduduk). Olehkarena sektor pertanian yang menjadi lapangan kerja utama terbatas dayatampungnya, sehingga sebagian angkatan kerja yang ada bekerja pada Sektorinformal di kota-kota besar lain di Indonesia sebagai kaum “Boro”. Tercatatjumlah penduduk boro sebanyak 111.584 orang diantaranya 54.552 laki-lakidan 57.032 perempuan.

    Kemiskinan, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) jumlahpenduduk miskin pada tahun 2007 masih 24,40 % atau sekitar 272.795 jiwa.Sedangkan berdasarkan perhitungan per KK yang dilakukan oleh KabupatenWonogiri dengan kriteria kemiskinan yang ditetapkan pada tahun 2002, berhasilmenurunkan KK Miskin dan Miskin Sekali dari 144.564 KK pada tahun 2002menjadi 129.836 KK pada tahun 2004. Pada tahun 2005 diperkirakan KK Miskindan Miskin sekali masih sebanyak 124.836 KK.

    Rata-rata tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Wonogiri rendah sehinggakualitas sumber daya manusia juga rendah. Hal ini dipengaruhi oleh banyakfaktor antara lain pertama kurangnya kesadaran dan kemampuan masyarakat,yang ditunjukkan pada tahun 2005 dengan Angka Partisipasi Murni atau APMrata-rata untuk SD/MI sebesar 93,00%, Angka Partisipasi Murni atau APMrata-rata untuk SMP/MTs sebesar 70,01% dan Angka Partisipasi Murni atau

  • 28|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    APM untuk SMA/SMK/MA hanya sebesar 53,25%. Kedua kurangnya pemerataanpendidikan hal ini ditunjukkan pada tahun 2005 dengan Angka Partisipasi Kasaratau APK rata-rata untuk SD/MI sebesar 96,18%, Angka Partisipasi Kasar atauAPK rata-rata untuk SMP/MTs sebesar 84,47% dan Angka Partisipasi Kasar (APK)untuk SMA/SMK/MA hanya sebesar 62,53%. Sementara itu jumlah pendudukdewasa yang buta huruf tahun 2005 relatif masih banyak jumlahnya, yaitusebesar 33.018 orang atau 5,32% dari sebanyak 619.839 orang penduduk usiadiatas 10 tahun. Ketiga kurangnya kemampuan pemerintah untuk dapatmenyelenggarakan pendidikan dengan beaya yang terjangkau oleh masyarakatdan kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai seperti gedungsekolah, alat peraga, buku perpustakaan, laboratorium, tenaga guru dan lain-lain yang dapat mencukupi kebutuhan dan mendukung peningkatan kualitaspendidikan masyarakat. Data tahun 2005 menunjukkan gedung sekolah denganlokal berkondisi baik 76,69% untuk pendidikan TK; 58,70 untuk SD/MI; 98,13%untuk SMP/MTs dan 94,62% untuk SMA/SMK/MA.

    Tabel 4.6 Ratio Sekolah, Guru dan Murid TK – SLTAdi Kabupaten Wonogiri Tahun 2008

    Pendidikan Sekolah Guru Murid Sekolah : Murid Guru : MuridTK 533 1.225 11.247 1 : 21 1 : 9

    SD/MI 807 6.802 89.906 1 : 111 1 : 13SMP/MTs 113 3.093 40.982 ! : 362 1 : 13

    SMA/SMK/MA 60 2.075 24.152 ! : 403 ! : 12Sumber Data: Wonogiri Dalam Angka, 2009

    Kesehatan, secara umum derajat kesehatan penduduk Wonogiri cukup baik.Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya umur harapan hidup dari66 tahun pada tahun 2000 menjadi 70 tahun pada tahun 2008. Namun demikianpada beberapa aspek kesehatan masih ditemukan beberapa permasalahan.Hal ini ditunjukkan data tahun 2008 dengan tingginya angka kematian ibumelahirkan yaitu 91,03 per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi 13,27per 1.000 kelahiran hidup dan angka kurang gizi pada balita 4,45%. Ditinjaudari ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan belum memadai.Hal ini antara lain ditunjukkan dengan rasio (perbandingan) sarana danprasarana kesehatan terhadap penduduk. Berdasarkan data tahun 2008 jumlahpenduduk di Kabupaten Wonogiri sejumlah 1.212.677 jiwa dengan 34

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |29

    Puskesmas, 71 dokter (medis) dan 406 tenaga para medis (perawat dan bidan),sehingga rata-rata setiap 1 Puskesmas melayani 35.677 penduduk, setiap 1Dokter melayani 17.080 penduduk, dan 1 tenaga para medis melayani 2.987penduduk. Permasalahan tersebut ditambah dengan adanya sebagian dokterdan tenaga medis lainnya adalah Pegawai Tidak Tetap atau PTT yang segeraakan berakhir masa kontraknya. Di sisi lain bahwa kesadaran masyarakatterhadap Perilaku Hidup Bersih Sehat ( PHBS ) masih perlu ditingkatkan, terbuktimasih adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) pada tahun 2008, serta meningkatnyakecenderungan penyakit akibat gizi berlebih dan degeneratif. Selanjutnyaditinjau dari kualitas pelayanan kesehatan masih perlu ditingkatkan khususnyadalam optimalisasi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) dandalam hal penyediaan pelayanan yang memadai, profesional dan terjangkauoleh masyarakat.

    Kesejahteraan Sosial, di Wonogiri masih relatif banyak permasalahan terkaitdengan masih rendahnya kesejahteraan sosial. Hal ini antara lain ditunjukkandengan masih banyaknya penduduk yang menyandang masalah sosial.Berdasarkan data tahun 2008 terdapat anak terlantar 5.549 anak, lanjut usiaterlantar 8.679 orang, wanita rawan sosial ekonomi 7.818 orang dan anak nakal77 orang. Hal tersebut disamping karena kurangnya kesadaran dan kepedulianmasyarakat khususnya yang termasuk dalam Potensi Sumber KesejahteraanSosial (PSKS), terbatasnya akses Pemerintah dalam menangani masalah sosialdan masih kurangnya keadilan dan kesetaraan gender dalam kehidupan sosialkemasyarakatan.

    Dalam hal ketahanan budaya, semakin derasnya arus informasi pada era globalcenderung menurun karena kurangnya pelestarian seni budaya di masyarakat.Hal ini antara lain dapat dilihat meskipun Wonogiri memiliki potensi seni danbudaya yang cukup besar, ditandai dengan banyaknya sanggar atau organisasikesenian yang mencapai 395 buah serta besarnya jumlah seniman yaitu senimusik, seni drama, seni tari dan seni rupa tetapi yang melestarikan danmengembangkan kesenian tradisional relatif kecil.

    Kemudian dalam hal agama, berdasarkan data tahun 2008 sebagian besarpenduduk Wonogiri yaitu 96,7% memeluk agama Islam, sedangkan lainnyayaitu 1,6% memeluk agama Kristen; 1,3% memeluk agama Katholik; 0,4%

  • 30|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    beragama Budha dan 0,01% beragama Hindu. Jumlah bangunan sarana ibadahtahun 2004 seluruhnya sebanyak 3.346 buah, dengan rasio perbandingantempat ibadah dengan jumlah pemeluknya berturut-turut untuk agama Islam1:338, Kristen 1:384, Katholik 1:276, Budha 1:134 dan Hindu adalah 1:126.Ditinjau dari segi kuantitas keberadaan sarana ibadah untuk masing-masingpemeluk belum merata dan memadai, sedang ditinjau dari segi kualitas belumseluruh umat beragama mengamalkan ajaran agama sebagaimana mestinya.

    Pemuda dan olah raga, dari segi kepemudaan, tahun 2004 jumlah organisasipemuda yang terdaftar 19 organisasi, namun di dalam kegiatan pembangunandaerah belum diberdayakan sebagaimana mestinya. Selanjutnya dalam halkeolahragaan khususnya dalam rangka memasyarakatkan olah raga danmengolahragakan masyarakat, dihadapkan pada kendala kurangnya sarana danprasarana olah raga dan pembinaan yang mampu mendukung peningkatanprestasi.

    Dalam hal pemberdayaan perempuan, terdapat permasalahan mendasar yaiturendahnya kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang kehidupan.Di bidang kesehatan terlihat bahwa pemberdayaan perempuan dalam halkeluarga sehat , gizi dan reproduksi masih rendah. Terbukti dari tahun 2008dengan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 92,78 per 100.000 kelahiran hidup;ibu hamil KEK sebesar 22,93%; balita kurang gizi sebesar 4,75%; Rumah sehatsebesar 47% dan Rumah Tangga ber-PHBS sebesar 43%. Dalam hal pendidikanterlihat bahwa akses perempuan terhadap pendidikan sangat terbatas, dengansalah satu penyebab sekolah lanjutan tidak berada di setiap desa sebagaimanasekolah dasar. Sehingga angka buta huruf perempuan lebih banyak dari laki-laki. Data tahun 2005 menunjukkan angka buta huruf perempuan sebanyak52,09% sedangkan laki-laki hanya sebanyak 47,91% dari seluruh penduduk butaaksara.

    Infrastruktur, permasalahan bina marga secara garis besar terlihat dari kondisijalan dan jembatan Kabupaten, dimana jalan Kabupaten sepanjang 1.029,615Km berdasarkan data tahun 2004 yang kondisinya baik hanya 497,62 km atau48,33%. Sedangkan sisanya sepanjang 466,22 atau 45,28% berkondisi sedang,53,46 km atau 5,19 % berkondisi rusak dan 12,32 km atau 1,2% dengan kondisirusak berat. Ditinjau dari ruas jalan, jembatan Kabupaten yang seluruhnya

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |31

    berjumlah 418 buah dengan panjang 3.485,97 m, sebagian besar yaitusepanjang 3.137,37 m atau 90% kondisinya cukup baik tetapi pada ruas-ruasjalan tertentu terdapat beberapa jembatan yang tidak memenuhi syarat karenasempit dan daya dukungnya terbatas. Di sisi lain, jalan desa sepanjang 1.035Km berdasarkan data tahun 2004 yang kondisinya baik hanya 512,01 Km atau49,47%. Sehingga secara umum pembangunan prasarana wilayah di KabupatenWonogiri perlu ditingkatkan. Sementara itu mulai tahun 2006 perlu menyiapkandukungan terhadap dimulainya pekerjaan fisik pembangunan jalan jalur lintasSelatan-Selatan yang melintasi Kecamatan Giriwoyo, Giritontro dan Pracimantoro.

    Pengairan, permasalahan dapat ditinjau dari jenis sarana irigasi yang digunakandan kondisi bangunan sarana irigasi. Dari jenis sarana irigasi berdasarkan datatahun 2004 diketahui bahwa untuk mengairi lahan persawahan seluas 31.417hektar di Kabupaten Wonogiri yang menggunakan irigasi teknis hanya 6.317hektar atau 20,11%, irigasi ½ teknis seluas 4.566 hektar atau 14,53%, irigasisederhana 10.031 hektar atau 31,93%, tadah hujan 7.709 hektar atau 24,54%,dan sisanya seluas 2.794 hektar atau 8,89% menggunakan irigasi lainnya.Selanjutnya ditinjau dari kondisi sarana irigasi sebagian besar merupakanbangunan lama, banyak yang telah rusak sehingga tidak dapat berfungsi secaraoptimal. Dari data tahun 2004 dengan jumlah bendung sebanyak 431 buahmaka yang berkondisi baik hanya 247 buah atau 57,31%. Hal ini didukungdengan kondisi saluran irigasi sepanjang 1.589,67 Km maka yang berkondisibaik hanya 892,53 km atau 56,15%. Berdasarkan permasalahan tersebut, secaraumum dapat dikatakan ketersediaan sarana irigasi di Wonogiri masih kurangmemadai. Keberadaan Waduk Serbaguna Gajah Mungkur memiliki potensiSumber daya air yang besar (730 juta m3) dimanfaatkan sebagai pembangkitenergi listrik (12,4 Mega Watt). Sedangkan pemanfaatan air Waduk sebagaiair irigasi seluas 23.200 ha banyak dinikmati oleh Kabupaten lain, yaituKabupaten Klaten, Sukoharjo, Karanganyar dan Sragen.

    Permukiman, permasalahan dapat dilihat dari kualitas sarana permukimanyang tersedia. Luas kawasan permukiman di Wonogiri seluas 37.302 hektar,pada akhir tahun 2004 dihuni oleh 244.386 KK. Dari jumlah KK tersebut, baru57.905 KK atau 23,69% yang berkategori memiliki/mendiami rumah sehat dansejumlah 8.788 KK atau 3,60% belum teraliri jaringan listrik yang mencakup

  • 32|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    257 Dusun/Lingkungan atau 11,04% dari 2.329 Dusun/Lingkungan yang ada diKabupaten Wonogiri. Di sisi lain pada tahun yang sama terjadi pembangunanrumah baru sebanyak 82.852 rumah atau 4,76% dari jumlah rumah sekabupaten Wonogiri. Sehingga dalam rangka mewujudkan permukiman sehatbagi masyarakat di Wonogiri masih perlu adanya upaya-upaya yang dilakukansecara lintas sektor.

    Air bersih. Sebagai daerah pegunungan yang berkapur, terutama dibagianselatan, Kabupaten Wonogiri praktis merupakan daerah kekeringan.Permasalahan kekeringan atau kecukupan air bersih merupakan permasalahanyang terjadi setiap tahun. Kabupaten Wonogiri setiap tahun dilanda kekeringankhususnya kekurangan air bersih meliputi 10 (sepuluh) kecamatan yang terdiridari 77 desa/kelurahan. Sementara itu sampai dengan tahun 2004, kekeringanterjadi di wilayah Wonogiri bagian selatan yaitu Kecamatan Eromoko,Pracimantoro, Giritontro, Paranggupito dan Giriwoyo melanda 30 desa, 148dusun yang dihuni sekitar 14.863 KK atau 35,5% dari total KK di 5 Kecamatantersebut. Dari 1.117.115 jiwa yang tercukupi air bersih dengan SAB atauPerpipaan dan Hidrant Umum hanya 57.506 jiwa atau 5,15%. Sedangkancakupan rumah yang terlayani PDAM hanya 17.397 rumah.

    Infrastruktur perekonomian, salah satunya ditunjukkan dengan terbatasnyajumlah pasar pada tahun 2004 yang hanya 92 buah (dari 24 pasar umum yangberkondisi baik 23 buah dan dari 68 pasar desa yang berkondisi baik hanya 31buah) atau dengan rasio rata-rata 1 (satu) pasar untuk 12.142 penduduk. Jikadilihat dari kondisi pasar yang dimilki Pemerintah Daerah, dari 27 buah dengankios 2456 unit dan los sebanyak 9108 unit, kondisinya yang cukup baik hanya11 pasar, sedangkan 16 pasar perlu perbaikan (revitalisasi). Selain itu gunamenghadapi perkembangan perekonomian di kawasan Pawonsari maka perluperhatian untuk meningkatkan pengembangan pasar-pasar di wilayah tersebutbaik pasar distrik, pasar kecamatan maupun pasar desa yang berpotensial.

    Infrastruktur perkotaan, dalam hal kebersihan dan pertamanan dapat dilihatbahwa saat ini masih belum dapat diwujudkannya Kota-Kota di Wonogirimenjadi kota yang bersih, sehat dan nyaman sebagai tempat tinggal, tempatrekreasi, pusat kegiatan ekonomi serta pusat pemerintahan dan perkantoranyang memadai seperti drainase, sanitasi, tempat pembuangan sampah, taman-

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |33

    taman dan lain-lain. Dari data tahun 2001 - 2004, pembangunan taman perkotaandan sarana olah raga tidak mengalami peningkatan. Dari luas taman perkotaanyang terpelihara selama lima tahun seluas 16.700 m2 dan sarana olah ragayang terpelihara sejumlah 5 buah. Sedangkan lampu penerangan jalan yangada sejumlah 1.560 buah pada tahun 2004 dengan kondisi 100% baik.

    Perhubungan, utamanya transportasi darat merupakan salah satu penggerakutama perekonomian di Wonogiri. Berdasarkan data tahun 2008, persentasesumbangan sub sektor pengangkutan terhadap PDRB sebesar 10,82%, yaitupada urutan kedua setelah sub sektor tanaman pangan. Hal ini didukung dengankondisi rambu-rambu lalu lintas, trafict light dan flash light yang ada secarakualitas dalam kondisi baik semua (100%) walaupun secara kuantitatif masihkurang mencukupi dimana saat ini baru mencapai 65% dari kebutuhan.Demikian pula kendaraan bermotor dari tahun ke tahun semakin menjamur diWonogiri, namun sarana prasarana transportasi umum masih sangat kurangmemadai. Hal ini dapat dilihat dari data tahun 2004, dari kebutuhan sebanyak115 armada angkutan pedesaan, baru 85 armada yang tersedia, sedangkandari kebutuhan sebanyak 815 armada angkutan pedesaan antar kota kecamatanmaupun wilayah perbatasan, baru 602 armada yang tersedia. Dari sisi keadaanprasarana transportasi juga belum memadai, terbukti dari 24 terminal yangada baru 6 terminal dengan kondisi baik. Di sisi lain terjadi peningkatan padaketersediaan angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) sejumlah 684 buahdan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) sejumlah 254 buah pada tahun 2004.

    Pariwisata belum dilakukan pengembangan secara optimal, meskipun diKabupaten Wonogiri memiliki obyek dan daya tarik wisata yang potensial.Demikian juga industri jasa pariwisata juga belum berkembang karena dari segikuantitas masih sangat minim keberadaan usaha jasa penginapan dan jasaakomodasi. Wisatawan yang berkunjung ke Wonogiri adalah wisatawan nusantaradengan jumlah 205.390 orang pada tahun 2003 menurun menjadi 192.214 orangpada tahun 2004, dengan lama tinggal wisatawan rata-rata hanya 1 (satu) hari.

    Pertanahan. Luas wilayah Kabupaten Wonogiri 182.236,0236 hektar terbagimenjadi 739.892 bidang. Berdasarkan data tahun 2005 tanah yang telahbersertifikat sejumlah 519.613 bidang atau 70,23%, sehingga tanah yang belumbersertifikat adalah sejumlah 220.279 bidang atau 29,77%. Dari data tersebut

  • 34|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap kepemilikan danpenguasaan tanah sudah tinggi. Namun masih perlu peningkatan pelayananterutama bagi penduduk berpenghasilan rendah akan jaminan hukum atashak kepemilikan lahan.

    Penataan ruang, belum seluruh wilayah Wonogiri memiliki rencana tata ruang.Dari 25 Kota Kecamatan pada tahun 2004 yang memiliki Rencana Umum TataRuang Perkotaan atau RUTRK baru 9 Kota Kecamatan. Sehingga mengakibatkanpembangunan belum terencana, tertata dan terkendali sesuai denganperuntukkannya. Selain itu kesadaran masyarakat tentang arti dan pentingnyatata ruang masih kurang. Terbukti masih sedikit jumlah pemohon IMB tiaptahunnya jika dibanding dengan pertambahan jumlah pembangunan rumah.Tahun 2004 hanya ada 396 pemohon IMB dari 82.852 rumah baru yangdibangun.

    Dari catatan BPS bahwa ada 19 hotel / losmen/penginapan yang beroperasi diKab. Wonogiri, 1 diantaranya berada di Kec. Baturetno, 2 di Kecamatan Selogiridan yang lain berada di Kec. Wonogiri. Keberadaan hotel, losmen, penginapanmerupakan pendukung kegiatan wisata di Kabupaten Wonogiri.

    Potensi obyek wisata menyebar di seluruh Kab. Wonogiri mulai dari obyekwisata rekreasi, pegunungan sampai dengan pantai. Namun, sampai dengantahun 2008 hanya 4 obyek wisata yang dikelola untuk menambah pendapatanasli daerah. Keempat lokasi/obyek wisata tersebut adalah Obyek WisataGajahmungkur (Sendang), Kayangan-Tirtomoyo, Goa Putri Pracimantoro danSendang Siwani Selogiri. Dari obyek wisata yang sudah dikelola jumlahpengunjung sebanyak 235.239 orang dengan nilai karcis Rp.536.929.000,-

    Gambaran lain tentang sarana dan prasarana transportasi. Panjang jalan aspaldi kabupaten Wonogiri selama tahun 2008 tidak mengalami penambahan(801,49 km) dengan kondisi baik 623,19 km.

    Jumlah pengusaha maupun armada angkutan penumpang tahun 2008mengalami penurunan. Jumlah armada bus AKDP sebanyak 249 dan AKAPsebanyak 497 bus. Dari jumlah bus tersebut paling banyak dijumpai di Kec.Ngadirojo dan Kec. Wonogiri.

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |35

    Selain bus angkutan penumpang lain yang ada di Kab. Wonogiri adalah keretaapi, dari catatan PT.KAI yang beroperasi di Kab. Wonogiri tahun 2008penumpang yang diangkut 14.861 penumpang.

    Lalulintas surat pos tahun 2008 mencapai 241.531 baik dikirim maupunditerima, sebanyak 69 surat dikirim ke luar negeri. Sementara lalulintas paketpos pada tahun yang sama dikirim sebanyak 882 buah dan tidak ada yangdikirim ke luar negeri, sedangkan yang diterima sejumlah 1.136 paket.

    Tahun 2008 Kantor Pos Wonogiri mencatat jumlah wesel yang diterimasebanyak Rp. 49.778.601.413,-. Nilai wesel diterima paling tinggi pada bulanSeptember sebesar Rp. 7.562.789.861,- dan paling rendah bulan Pebruari,sedangkan wesel yang dikirim hanya Rp. 12.532.690.032,-.

    Rata-rata produksi padi sawah Tahun 2008 mengalami kenaikan dari 53,90 kw/ha menjadi 56,09 kw/ha dan padi gogo dari 31,20 kw/ha menjadi 32,89 kw/ha.Sedangkan untuk palawija mengalami penurunan rata-rata produksinya untukmasing-masing komoditi.

    Ketersediaan pangan untuk padi dan jagung di Kab. Wonogiri surplus masing-masing sebesar 58.484 ton padi dan 232.985 ton jagung. Dari skoring Ketahananpangan Kab. Wonogiri masih dalam kategori aman (hijau) meskipun di 1kecamatan dalam kategori merah.

    Untuk tanaman hortikultura buah-buahan terjadi kenaikan produksi antaralain alpokad, sirsak, dan nanas dibandingkan tahun 2007. Sementara untuksayuran jumlah produksi bervariasi untuk masing-masing komoditi ada yangnaik dan ada pula yang turun. Kenaikan tinggi terjadi pada kacang panjangdari 11.390 kw menjadi 14.990 kw, demikian juga cabe, bayam dan kubis.

    Produksi tanaman perkebunan tahun 2008 bervariasi pertumbuhan beberapatanaman meningkat produksinya ada juga yang turun ada pula yang relatiftetap, sebagai contoh cengkeh mengalami penurunan menjadi 1.282 ton dari2.511 ton sedangkan tebu mengalami kenaikan dari 1.559 ton tahun 2007menjadi 2.819 ton.

    Jumlah populasi ternak meningkat, peningkatan populasi ternak terjadi padaternak sapi dan kambing/domba. Sedangkan untuk unggas kenaikan terjadi pada

  • 36|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    ayam sayur dan ayam ras potong. Produksi daging meningkat sebagai contohdaging sapi dari 5.794.169 kg tahun 2007 menjadi 6.154.176 kg.

    Di sub sektor perikanan tahun 2008 tercatat jumlah produksi benih mencapai4,9 juta ekor. Produksi ikan lauk dari pemeliharaan mencapai 1.157 ton dandari hasil penangkapan sebesar 977 ton. Walaupun sebagai daerah petanian,di Kabupaten Wonogiri juga ditemui lahan kritis. Lahan kritis yang dicatat olehDinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Alam sebesar 34.598 ha lebih kecildari tahun sebelumnya yang sebesar 43.826 ha yang tersebar di 25 kecamatan.Dan Kecamatan Batuwarno memiliki luas lahan kritis terbesar yaitu 32.159 ha.

    Jumlah industri sedang dan besar yang dicatat oleh BPS di Kab. Wonogirisebanyak 21 usaha. Yang dimaksud dengan industri sedang adalah industripengolahan yang mempekerjakan karyawan 20 – 99 orang dan industri besaryang mempekerjakan 100 orang atau lebih. Industri besar hanya dijumpai diKec. Wonogiri dan Selogiri.

    Pengguna jasa industri listrik di Kab. Wonogiri berkembang dengan jumlahpelanggan yang tercatat di PLN Cabang Wonogiri maupun Jatisrono sebanyak197.058 dan total pemakaian 172.074.537 kwh.

    Jumlah air yang disalurkan ke pelanggan sebanyak 20.352 adalah sebesar4.312.959 m3 untuk 17 kecamatan yang tersedia layanan air bersih dariPerusahaan Daerah Air Minum Kab. Wonogiri .

    Dari Buku Perhitungan APBD Kab. Wonogiri tahun 2008 tercatat bahwaPendapatan sebesar 841.402 juta rupiah, dan Belanja sebesar 846.335 jutarupiah.

    Sumber Pendapatan Daerah berasal dari (1). Pendapatan Asli Daerah (PAD),(2). Dana Perimbangan dan (3). Lain-lain pendapatan yang sah. Pendapatan AsliDaerah (PAD) terdiri dari (a). Pajak daerah, (b). Retribusi daerah, (c). Hasilperusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yangdipisahkan, serta (d). Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. DanaPerimbangan terdiri dari (a). Bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak, (b). DanaAlokasi Umum (DAU), (c). Dana Alokasi Khusus (DAK), (d). Bagi hasil pajak danbantuan keuangan dari Provinsi. Sedangkan Lain-lain Pendapatan yang sah

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |37

    terdiri dari (a). Bantuan dana kontinjensi/penyeimbang dari Pemerintah dan (b).Dana darurat.

    Selama otonomi daerah (tahun 2000 – 2005) pendapatan daerah KabupatenWonogiri menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Namun jika dilihatdari struktur pendapatan daerah tampak bahwa pendapatan asli daerah (PAD)belum memberikan kontribusi yang memadai, karena proporsinya rata-ratapertahun hanya 7,33% dari total pendapatan daerah.

    Tabel 4.7 Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2000 – 2005Pendapatan

    Daerah(Juta. Rp.) (Juta Rp.) (%) (Juta Rp.) (%) (Juta Rp.) (%)

    2000 109,177 10,366 9.49 98,811 90.51 - 0.002001 272,096 14,224 5.23 257,872 94.77 - 0.002002 301,659 23,108 7.66 265,725 88.09 12,826 4.252003 404,098 26,118 6.46 351,779 87.05 26,201 6.482004 424,180 29,486 6.95 370,668 87.38 24,026 5.662005 443,270 36,272 8.18 382,328 86.25 24,670 5.57

    Rata-rata 7.33 89.0 3.66

    Pendapatan DaerahLain-lain

    Th.PAD Dana Perimbangan

    Sumber Data: Perda Perhitungan APBD 2000 – 20004, Perubahan APBD 2005

    Pendapatan Asli Daerah (PAD) bersumber dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah,Laba Perusahaan Daerah dan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan serta Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. Secara nominal, Pendapatan Asli Daerah(PAD) terus meningkat rata-rata 27,91% pertahun selama otonomi daerah(tahun 2000 – 2005).

    Sumber penerimaan utama PAD selama tahun 2000 – 2005 berasal dari retribusidaerah, yaitu dengan proporsi rata-rata kontribusi sebesar 58,92% per tahun,sedangkan pajak daerah proporsi rata-rata kontribusi sebesar 15,18% per tahun,laba perusahaan daerah dan kekayaan daerah yang dipisahkan proporsi rata-rata kontribusi sebesar 6,76% per tahun dan lain-lain pendapatan asli daerahproporsi rata-rata kontribusi sebesar 20,27% per tahun.

  • 38|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    Jika dilihat dari kenaikan rata-rata pertahun, dari sumber penerimaan PADhanya laba Perusda dan kekayaan daerah yang dipisahkan mengalami lonjakanpertumbuhan yang berarti, terutama pada tahun 2005. Sedangkan rata-ratapertumbuhan dari pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sahbersifat relatif kecil bahkan cenderung fluktuatif.

    Pajak daerah bersumber dari 7 (tujuh) obyek yaitu pajak hotel, pajak restoran,pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan danpengolahan tambang golongan C dan pajak parkir. Dari jenis pajak tersebut,pajak penerangan jalan umum (PPJU) secara nominal proporsinya paling besar(lebih dari 90%), namun demikian oleh karena sifatnya yang kontrapos, makasecara riil Pemerintah Daerah tidak dapat menikmati melalui pemanfaatanpendapatan dari PPJU tersebut dalam membiayai kegiatan belanja daerahlainnya.

    Pajak Daerah 2000 2001 2002 2003 2004 2005Pajak Hotel 9,764 14,647 17,648 17,011 18,086 18,000Pa jak Res toran 43,995 67,451 63,936 61,704 73,118 78,500Pa jak Hi buran 14,978 33,675 28,776 56,283 67,462 55,000Pa jak Reklame 16,351 27,344 25,911 44,045 69,002 67,500Pa jak PJU 1,282,566 415,299 4,346,162 4,731,571 5,294,034 5,100,000Pa jak Gol C 43,418 60,684 59,346 96,940 112,146 95,000Pa jak Parkir 0 - 0 0 1,506 1,500Pajak ABT & APT 14,277 19,531 - - -

    Jum lah 1,425,349 638,631 4,541,779 5,007,555 5,635,354 5,415,500

    Tabel 4.9 Realisasi Pajak Daerah Kabupaten WonogiriTahun 2000 – 2005 (Ribu Rupiah)

    Sumber Data: Perhitungan APBD 2000 – 20004, Perubahan APBD 2005Catatan : Sejak tahun 2002, pajak ABT & APT menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi.

    Tabel 4.8 Struktur Pendapatan Asli Daerah (PAD)Kabupaten Wonogiri Tahun 2000 – 2005

    (Juta Rp) (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) %2000 10,366 1,425 13.7 7,739 74.7 - 1,201 11.62001 14,224 638 4.5 10,305 72.4 558 3.9 2,723 19.12002 23,108 4,541 19.7 12,289 53.2 831 3.6 5,447 23.62003 26,118 5,007 19.2 12,833 49.1 1,748 6.7 6,530 25.02004 29,485 5,635 19.1 16,203 55.0 1,472 5.0 6,175 20.92005 36,272 5,415 14.9 17,822 49.1 5,292 14.6 7,743 21.3

    15.182 58.918 6.7588 20.266

    Lain-lain PADYang SahTh.

    Proporsi Rata-rata

    Retribusi Laba Perusda &Kekayaan DaerahDaerah

    PAD Pajak Daerah

    Sumber Data : Perda Perhitungan APBD 2000 – 2004, Perubahan APBD 2005.

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |39

    Jika dilihat dari jenis pajak yang ada sebagian besar berasal dari pajak-pajak padasektor jasa (pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame dan pajakparkir). Seiring dengan prakiraan semakin tumbuhnya sektor jasa-jasa selama 5(lima) tahun kedepan, maka potensi pajak-pajaknya akan meningkat.

    Retribusi daerah sampai tahun 2005 bersumber dari 25 obyek retribusi. Darisejumlah itu secara nominal yang menduduki ranking tertinggi yaitu retribusipelayanan kesehatan, reribusi beaya cetak KTP & KK, retribusi ijin hasil hutandan retribusi pelayanan pasar. Namun demikian oleh karena retribusi pelayanankesehatan pada dasarnya bersifat kontrapos, maka secara netto sebenarnyahanya sebagian kecil yang dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah untukmembiayai belanja/pengeluaran.

    Sumber penerimaan terbesar dari APBD Kab. Wonogiri masih bersumber dariPendapatan transfer yang mencapai 83,89%, sedangkan sumber PendapatanAsli Daerah hanya 6,43 % saja sisanya dari penerimaan lainnya. Dari danaperimbangan 84,85% berasal dari Dana Alokasi Umum.

    Indeks umum harga 9 bahan pokok yang dicatat oleh BPS selama tahun 2008cukup stabil, Tidak ada kenaikan harga yang begitu menonjol. Dari CatatanBank Indonesia bahwa, jumlah simpanan masyarakat Wonogiri terbesar padabulan Desember 2008 sebesar 1.090.365 juta rupiah. Sementara jumlahsimpanan terendah pada bulan Januari sebesar 895.584 juta rupiah. Di lainpihak kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang disalurkan selamatahun 2008 tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 1.360.291 jutarupiah, dan yang paling rendah pada bulan Januari. Dinas Perindagkop danUMKM mencatat jumlah koperasi di Kab. Wonogiri sebanyak 7.815 dan yangaktif sebanyak 7.566. Dengan jumlah anggota 552.980 orang dan SHU 17.493,56juta rupiah.

    4.1.2 Kebijakan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

    Tujuan yang hendak dicapai adalah Meningkatkan keberdayaan pemerintahandan masyarakat Wonogiri sehingga memiliki kemampuan, ketangguhan sertakeunggulan guna melangsungkan kehidupan dalam persaingan masyarakat global.Guna mewujudkan visi masyarakat “BERDAYA-SAING”, akan dilakukan melaluiagenda pembangunan daerah, yaitu merevitalisasi pertanian.

  • 40|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    4.1.2.1 Permasalahan

    Pertanian sebagai sektor penyumbang terbesar dalam perekonomianKabupaten Wonogiri dan tumpuan penghidupan bagi sebagian besarpenduduk, ternyata belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatpetani. Hal ini disebabkan karena terbatasnya luas kepemilikan lahan garapan,daya dukung lahan yang produktivitasnya rendah, pola usaha tani yang masihbersifat “subsisten” hanya untuk mencukupi persediaan makanan pokok,ditambah lagi terjadinya ketidakseimbangan antara harga beli sarana produksidengan harga jual ketika panen, rendahnya kemampuan petani dalampenanganan pasca panen/produksi, sehingga nilai ekonomis yang diterima dariusaha tani sangat sedikit.

    Permasalahan pertanian tanaman pangan antara lain pola usaha tani masihbersifat subsiten belum berpola agribisnis dan terjadinya ketidakseimbanganharga beli saprodi (khususnya pupuk) dengan harga jual produksi, sehingga“profit margin” rendah yang mengakibatkan nilai tambah yang diterima petanisedikit. Sementara itu masih terjadinya gangguan OPT (Organisme PenggangguTanaman) sebagai akibat varietas tanaman kurang baik dan terjadinya tanamanpusos ebagai akibat pola tanam yang kurang teratur atau kurang memperhatikansiklus musim.

    Perkebunan di Wonogiri merupakan perkebunan rakyat yang bukan merupakanusaha pokok petani dan hanya dilakukan sebagai sampingan kegiatan pertaniantanaman pangan, mengakibatkan produktivitasnya kurang iptimal danperluasan tanamannya juga mengalami hambatan. Meskipun terdapatbeberapa produk potensial dan unggulan serta memiliki pangsa pasar yangbaik, namun belum secara optimal dikembangkan oleh petani. Sementara itufluktuasi harga jual produk sering terjadi, dan ancaman gangguan OPT yangberakibat menurunkan kualitas produk mengakibatkan nilai ekonomis yangditerima petani rendah.

    Secara populasi Wonogiri memiliki potensi dalam pengembangan peter-nakan terutama sapi, domba dan kambing. Tetapi sebagian besar merupakanuasaha sampingan dan berpola tradisional. Sehingga hasilnya berupa produkprimer (dijual hidup), dan hasil ikutannya belum banyak dikembangkan. Selain

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |41

    itu terjadinya ancaman wabah penyakit hewan seperti antraks dan flu burungmemerlukan antisipasi dini dan terpadu. Sedangkan hasil perikanan masihmengandalkan hasil tangkapan di perairan umum, terutama Waduk GajahMungkur. Usaha budidaya belum berkembang, meskipun potensi perairancukup banyak terutama di wilayah utara. Sedangkan potensi perikanan laut diParanggupito perlu penanganan lebih lanjut berkaitan dengan sarana danpembinaan nelayan.

    4.1.2.2 Sasaran

    Tercapainya peningkatan daya saing pertanian, yang ditandai denganmeningkatnya rata-rata pertumbuhan kontribusi sektor pertanian dari sebesar2,86% pada tahun 2005 menjadi lebih dari 3% pada tahun 2010;

    4.1.2.3. Kebijakan

    Berdasarkan permasalahan pokok di atas maka kebijakan yang ditetapkan gunamerevitalisasi pertanian yaitu:a. Revitalisasi penyuluhan dan pendampingan petani, termasuk peternak,

    nelayan dan pembudidaya ikan;b. Penguatan lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan akses petani

    dan nelayan terhadap sarana produktif, membangun delivery system dukunganpemerintah untuk sektor pertanian, dan meningkatkan skala pengusahaan yangdapat meningkatkan posisi tawar petani dan nelayan.

    c. Peningkatan kemampuan/kualitas SDM pertanian;d. Peningkatan populasi hewan dan produksi pangan hewani, agar ketersediaan

    dan keamanan pangan hewani dapat lebih terjamin untuk mendukungpeningkatan kualitas SDM.

    e. Diversifikasi pangan untuk menurunkan ketergantungan pada beras denganmelakukan rekayasa sosial terhadap pola konsumsi masyarakat melaluikerjasama dengan industri pangan, untuk meningkatkan minat dankemudahan konsumsi pangan alternatif.

    f. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dalam mendukungekonomi dan tetap menjagakelestariannya, melalui penataan dan perbaikanlingkungan perikanan budidaya; penataan industri perikanan dan kegiatanekonomi masyarakat di wilayah pesisir; perbaikan dan peningkatan

  • 42|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap, peningkatan peran aktifmasyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumberdaya perikanan;peningkatan kualitas pengolahan dan nilai tambah produk perikanan melaluipengembangan teknologi pasca tangkap/panen; peningkatankemampuanSDM, penyuluh, dan pendamping perikanan.

    g. Pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan terpadudengan konsep pengembangan agribisnis, guna meningkatkan kelayakandalam pengembangan/skala ekonomi, sehingga akan lebih meningkatkanefisiensi dan nilai tambah serta mendukung pembangunan pedesaan danperekonomian daerah;

    h. Penyusunan langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing produkpertanian dan perikanan, misalnya dorongan dan insentif untuk peningkatanpasca panen dan pengolahan hasil pertanian dan perikanan, peningkatanstandar mutu komoditas pertanian dan keamanan pangan, melindungipetani dan nelayan dari persaingan yang tidak sehat.

    i. Penguataan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk mengelola risikousaha pertanian serta untuk mendukung pengembangan agroindustri.

    4.1.2.4 Program dan Kegiatan

    Berdasarkan kebijakan di atas maka program dan kegiatan yang akan dilakukanguna merevitalisasi pertanianadalah sebagai berikut:a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan, dengan kegiatan strategis :

    1) Mengendalikan dan mengamankan luasan lahan sawah serta peningkatanmutu intensifikasi;

    2) Meningkatkan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitaskelembagaan pangan (memfungsikan peran dan fungsi Dewan KetahananPangan Daerah);

    3) Meningkatkan kualitas pasca panen dan pengolahan hasil, melaluioptimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian (Alsintan) sertapengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk menurunkankehilangan hasil (looses);

    4) Mengembangkan diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaanpangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan sosial terhadap polakonsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |43

    meningkat, dan peningkatan minat dan kemudahan konsumsi panganalternatif/pangan lokal;

    5) Meningkatkan pendapatan petani melalui sistem “Pertanian Terpadu”;6) Diversifikasi tanaman pertanian di luar musim tanam.

    b. Program Pengembangan Agribisnis, dengan kegiatan strategis :

    1) Mengembangkan diversifikasi usahatani, melalui pengembanganusahatani dengan komoditas bernilai tinggi dan pengembangan kegiatanoff-farm untuk meningkatkan pendapatan dan nilai tambah;

    2) Meningkatkan nilai tambah produk pertanian tanaman pangan danperkebunan, melalui peningkatan produktifitas penanganan pasca panen,mutu, pengolahan hasil dan pemasaran dan pengembangan agroindustridi perdesaan;

    3) Memfasilitasi peningkatan akses terhadap sumberdaya produktif,terutama permodalan;

    4) Sosialisasi penerapan iptek melalui pengembangan dan pemanfaatanteknologi tepat dan spesifik lokasi yang ramah lingkungan;

    5) Mengembangkan lembaga keuangan perdesaan dan sistem pendanaanyang layak bagi usaha pertanian, antara lain melalui pengembangan danpenguatan lembaga keuangan mikro/perdesaan, insentif permodalan danpengembangan pola-pola pembiayaan yang layak dan sesuai bagi usahapertanian.

    c. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dengan kegiatan strategis:1) Merevitalisasi sistem penyuluhan pertanian tanaman pangan,

    hortikultura dan perkebunan secara intensif;2) Meningkatkan penguatan kelompok tani dan kelompok usaha tani

    untuk meningkatkan posisi tawar;3) Meningkatkan sumberdaya manusia pertanian (a.l. petani, nelayan,

    penyuluh dan aparat pembina);4) Meningkatkan perlindungan terhadap petani dari persaingan usaha

    yang tidak sehat dan perdagangan yang tidak adil melalui fasilitasipola kemitraan usaha tani;

    5) Menjamin dan mengendalikan ketersediaan Saprodi terutama pupuk.

  • 44|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    d. Program Pengembangan Sumberdaya Perikanan, dengan kegiatan strategis:1) Memberdayakan ekonomi petani pembudidaya ikan dan nelayan;2) Memberdayakan usaha unit perbenihan rakyat dan revitalisasi BBI;3) Meningkatkan stocking dan restocking ikan di perairan umum melalui

    penebaran benih;4) Membangun dan merehabilitasi sarana dan prasarana perikanan;5) Meningkatkan usaha perikanan skala kecil;6) Mengendalikan dan peningkatan pelayanan perijinan usaha;7) Memfasilitasi peningkatan pemasaran, standar mutu, dan nilai tambah

    produk perikanan;8) Meningkatkan kualitas SDM penyuluh dan pendamping perikanan;9) Mengembangkan jaring apung di Waduk Serbaguna Gajah Mungkur.

    e. Program Pengembangan Sumberdaya Peternakan, dengan kegiatan strategis:1) Meningkatkan ekonomi petani ternak melalui pemberdayaan kelompok

    peternak;2) Meningkatkan usaha peternakan rakyat melalui kerjasama pola gaduhan

    ternak pemerintah dan pola usaha kemitraan;3) Meningkatkan SDM petani ternak dalam teknologi produksi pakan ternak,

    pola pemeliharaan dan manajemen yang mengarah agribisnis;4) Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi layanan reproduksi ternak melalui

    penyebaran bibit unggul dan Inseminasi Buatan;5) Meningkatkan pengendalian kualitas produk peternakan dan hasil

    ikutannya melalui penerapan TTG.

    f. Program Pemberdayaan Kesehatan Hewan, dengan kegiatan strategis:1) Meningkatkan pengawasan dan pelayanan kesehatan hewan serta

    kesehatan veteriner;2) Mengoptimalkan pemeriksaan uji laboratorium kesehatan hewan dan

    kemavet;3) Meningkatkan sarana dan prasarana pemberantasan penyakit hewan

    (ternak dan ikan);4) Meningkatkan derajad kesehatan, kualitas dan produktifitas ternak dan

    ikan;

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |45

    5) Meningkatkan pembinaan kesadaran mengkonsumsi pangan asal ternakdan ikan.

    g. Program Pengembangan Agro Industri, dengan kegiatan strategis :1) Mendorong tumbuhnya usaha agroindustri terutama skala kecil dan

    menengah melalui fasilitasi ijin usaha, akses permodalan dan pasokanbahan baku;

    2) Memfasilitasi pola kemitraan dalam pemasaran produk.Disamping merevitalisasi pertanian, dalam rangka pemberdayaanmasyarakat juga dilakukan upaya meningkatkan ketrampilan pelaku usahaagroindustri dalam teknik produksi, diversifikasi dan kualitas produk danmanajemen usaha.

    4.1.3 Profil Desa Gemawang dan Ngadirojo Lor

    Ada dua desa yang diteliti berkenaan dengan peran kader dalam pemberdayaanmasyarakat di Kabupaten Wonogiri, yaitu: Desa Gemawang dan Desa NgadirojoLor, keduanya berada di Kecamatan Ngadirojo. Kecamatan Ngadirojo terdiridari 11 desa, yaitu : desa Gedong, Gemawang, Kerjo Kidul, Kerjo Lor, Pondok,Ngedirojo Kidul, Mlokomanis Wetan, Ngadirojo Lor, Mlokomanis Kulon,Jatimarto dan Kasihan. Kecamatan Ngadirojo berbatasan sebelah utaraKabupaten Karanganyar, sebelah selatan Kecamatan Nguntoronadi, sebelahbarat Kecamatan Wonogiri daan sebelah Timur Kecamatan Sidoharjo. Secarakeseluruhan luas Kecamatan Ngadirojo: 9.325.556 ha yang tediri dari:

    · Sawah 2.424.950 ha· Pekarangan 1.868.423 ha· Tegal 4.754.360 ha· Hutan 250.000 ha· Lainnya 27.823 ha

    Lebih lanjut akan dijelaskan profil dua desa yang dijadikan obyek penelitianyaitu Desa Gemawang dan Ngadirojo Lor.

    4.1.3.1 Desa Gemawang

    Desa Gemawang mempunyai luas wilayah 946.420 ha, yang terdiri dari:· Sawah pengairan teknis131.160 ha

  • 46|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    · Sawah tadah hujan 43.250 ha· Pekarangan 175.210 ha· Tegalan 542.540 ha· Hutan 250.000 ha· Lainnya 2.300 ha

    Dibandingkan dengan desa lain di Kecamatan Ngadirojo, beberapa hal dapatdijelaskan:

    · Seluruh hutan di Kecamatan Ngadirojo berada di Desa Gemawang. Iniberarti Desa Gemawang merupakan paru-paru Kecamatan Ngadirojo

    · Desa Gemawang merupakan satu diantara dua desa yang mempunyaiketinggian terendah di Kecamatan Ngadirojo. Terendah Desa Gedong,disusul desa Gemawang.

    · Desa Gemawang terdiri dari 12 dusun, 10 RW dan 26 RT.Seluruh desa di Kecamatan Ngadirojo masuk klasifikasi desa swassembada, termasuk Desa Gemawang. Pada tahun 2008 jumlahpenduduknya 5.005 terdiri dari laki-laki 2.534 (50,6%) dan perempuan2.471 (49,4%). Dibandingkan tahun 2007 dengan jumlah penduduk 4.905,selama satu tahun terjadi pertambahan penduduk 2,02%.

    Kalau hanya membandingkan jumlah kelahiran dan kematian, dapat dihitungpertumbuhan alamiahnya yaitu 0,24% selama satu tahun. Dalam tahun 2008terjadi kelahiran 16 anak sementara kematian jumlahnya 4 orang.

    Mata pencaharian utama masyarakat adalah tani dan buruh tani. Dari jumlah933 kepala keluarga yang mempunyai pekerjaa tani 690 (74%), buruh tani 126orang (13,7%) dan urutan ketiga adalah buruh bangunan, sebanyak 60 orang(6,4%).

    Tabel 4.10 Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Desa Gemawang tahun 2008No Jenis Sekolah Sekolah Guru Murid Rasio Sekolah /Murid Rasio Guru/Murid

    1 Taman kanak2 3 3 42 1 : 14 1 : 142 Sekolah Dasar 3 29 318 1 : 108 1 : 11

    Sumber: Monografi Desa Gemawang 2008

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |47

    Hasil pertanian di Desa Gemawang tahun 2008 berupa padi sawah 1.921,5kuwintal, padi gogo 6,9 kuwintal, jagung 1.992 kuwintal, ubi kayu 9.381kuwintal, kacang tanah 1,120,2 kwintal dan kedelai 2,3 kwintal. Yang perludiungkap dalam hal produksi peternakan. Desa Gemawang merupakan urutankedua terbanyak jumlah ternak besar sapi setelah Desa Pondok. Jumlah sapidi Desa Gemawang 819 ekor, kambing 1.100 ekor, ayam buras 2.564 ekor, itik27 ekor, itik Manila 35 dan Angsa 7 ekor. Untuk sarana ekonomi di DesaGemawang belum ada pasar, baik pasar umum, hewan maupun pasar Desa.

    4.1.3.2 Desa Ngadirojo Lor

    Desa Ngadirojo Lor mempunyai luas wilayah 904.920 ha, yang terdiri dari :

    · Sawah pengairan teknis 30.250 ha· Pengairan sederhana 70.000 ha· Sawah tadah hujan 59.500 ha· Pekarangan 189.190 ha· Tegalan 430.940 ha· Lainnya 2.880 ha

    Dibandingkan dengan desa lain di Kecamatan Ngadirojo, beberapa hal dapatdijelaskan:

    · Desa Ngadirojo Lor terdiri dari 10 dusun, 10 RW dan 27 RT.· Jumlah perangkat di Desa Ngadirojo, Kepala Desa 1, Sekretaris 1, Kaur 5

    dan Kepala Lingkungan atau Kepala Dusun 10.

    Seluruh desa di Kecamatan Ngadirojo masuk klasifikasi desa swa sembada,termasuk Desa Ngadirojo Lor. Pada tahun 2008 jumlah penduduknya 6.156terdiri dari laki-laki 3.130 (50,8%) dan perempuan 3.026 (49,2%). Dibandingkantahun 2007 dengan jumlah penduduk 6.056, selama satu tahun terjaditambahan penduduk 1,7%, lebihrendah dibandingkan dengan pertambahanpenduduk rata-rata Kecamatan Ngadirojo sebesar 3,1%.

    Kalau hanya membandingkan jumlah kelahiran dan kematian, dapat dihitungpertumbuhan alamiahnya yaitu 0,5% selama satu tahun. Dalam tahun 2008terjadi kelahiran 45 anak sementara kematian jumlahnya 14 orang. Jumlahpenduduk yang datang 75 orang sementara jumlah penduduk yang pindah 32.Pertambahan neto 43 orang.

  • 48|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    Mata pencaharian utama masyarakat adalah tani dan buruh tani. Dari jumlah2.936 kepala keluarga yang mempunyai lain-lain sebanyak 1.306 (44,5%), petani943 (32,1%), buruh tani 100 orang (3,4%) dan urutan keempat adalah angkutan,sebanyak 200 orang (6,8%).

    Tabel 4.11 Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Desa Ngadirojo Lor tahun 2008

    No Jenis Sekolah Sekolah Guru Murid Rasio Sekolah /Murid Rasio Guru/Murid

    1 Taman kanak2 3 8 62 1 : 20 1 : 8

    2 Sekolah Dasar 5 48 484 1 : 99 1 : 10

    3 SLP 1 43 599 1 : 599 1 : 14

    Sumber: Monografi Desa Ngadirojo Lor

    Fasilitas lain yang diketemukan di Desa Ngadirojo Lor adalah Rumah Bersalinada 1 tempat dan ada 1 tempat praktik dokter.

    Hasil pertanian di Desa Ngadirojo Lor tahun 2008 berupa padi sawah 1.840,7kuwintal, jagung 1.510 kwintal, ubi kayu 5.162 kwintal dan kacang tanah 804kuwintal. Sebagai daerah perkotaan, jumlah ternak sapi di Desa Ngadirojo Lormerupakan urutan pertama dari yang paling sedikit. Jumlah sapi di DesaNgadirojo Lor hanya 256 ekor. Ternak besar lain, kambing 872 ekor, ayam buras1.313 ekor, itik 25 ekordan itik Manila 22. Untuk sarana ekonomi di DesaNgadirojo Lor belum ada pasar, baik pasar umum, hewan maupun pasar Desa.

    4.2 Kabupaten Rembang

    4.2.1 Gambaran Umum Kabupaten Rembang

    Kabupaten Rembang terletak di sebelah utara bagian timur Provinsi JawaTengah dengan posisi lintang berada pada 111°00' - 111°30' BT dan 6°30' -7°6' LS. Kabupaten ini memiliki topografi yang sangat lengkap yaitu daerahpantai, dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan, dengan jenis tanahterdiri atas kandungan mediterial, grumosal, aluvial dan regasal. KabupatenRembang memiliki wilayah dengan luas 1014,08 km², dan diapit oleh Laut Jawadi sebelah utara dan Pegunungan Kendeng Utara di sebelah selatan. Batas-batas administratif Kabupaten Rembang adalah:

    Sebelah Utara : Laut JawaSebelah Timur : Kabupaten Tuban Provinsi Jawa TimurSebelah Selatan : Kabupaten Blora

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |49

    Sebelah Barat : Kabupaten Pati

    Kabupaten Rembang terbagi menjadi 14 kecamatan, 287 desa dan 7 kelurahan.Kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Sale (10.714ha) disusul Kecamatan Bulu (10.240 ha). Data luas wilayah kecamatan diKabupaten Rembang tersaji pada Tabel 4.12.

    Sebagian besar (46.39%) wilayah Kabupaten Rembang merupakan dataranrendah, yang terletak di bagian utara Kabupaten Rembang, sedangkan di bagianselatan relatif lebih tinggi. Wilayah di bagian selatan ini mempunyai ketinggianantara 100-500 meter di atas permukaan laut (30.42% dari total wilayahKabupaten Rembang) dan sisanya berada pada ketinggian 0-25 m dan 500-1000 m.

    Dari 101.408 wilayah Kabupaten Rembang itu, seluas 45.205 ha (46.58%)mempunyai kelerengan sebesar 0-2%, sedangkan 33.233 ha lainnya (43.18%)mempunyai kelerengan sebesar 2-15%, dan wilayah perbukitan danpegunungan dengan kelerengan sebesar 15-40% dan > 40% masing-masingseluas 14.38% dan 4.86% dari total wilayah Kabupaten Rembang.

    Wilayah Kabupaten Rembang memiliki jenis iklim tropis dengan suhu maksimumtahunan sebesar 33°C dan suhu rata-rata 23°C. dengan bulan basah selama 4sampai 5 bulan, sedangkan selebihnya termasuk kategori bulan sedang sampaikering. Curah hujan di Kabupaten Rembang termasuk sedang, yaitu rata-rata502.36 mm/tahun.

    Jenis tanah di Kabupaten Rembang diantaranya adalah Mediterial, Grumosol,Aluvial, Andosol dan Regosol. Jenis tanah Mediterial merupakan jenis tanahyang mendominasi di Kabupaten Rembang, yaitu meliputi 45%, sedangkan jenisGrumosol hanya 32%, Alluvial 10%, Andosol 8% dan Regosol 5%.

    Kabupaten Rembang memiliki sumber air permukaan berupa sungai dan dam.Sungai yang melewati wilayah Kabupaten Rembang antara lain SungaiRandugunting, Babagan, Karanggenen, Kening, Telas, Kalipang, Sudo dan SungaiPatiyan. Di Kabupaten Rembang terdapat 121 dam dan 25 daerah irigasi darijumlah tersebut. tidak semuanya dialiri air sepanjang tahun.

  • 50|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    Tabel 4.12 Data Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun 2009No Nama Kecamatan Luas Wilayah (ha)1 Sumber 7.6732 Bulu 10.2403 Gunem 8.0204 Sale 10.7125 Sarang 9.1336 Sedan 7.9647 Pamotan 8.1568 Sulang 8.4549 Kaliori 6.150

    10 Rembang 5.88111 Pancur 4.59412 Kragan 6.16613 Sluke 3.75914 Lasem 4.504

    Jumlah 101.408Sumber: Kabupaten Rembang Dalam Angka. 2008/2009

    Sampai akhir tahun 2009 jumlah penduduk di Kabupaten Rembang masih relatifkecil bila dibandingkan penduduk kabupaten tetangga dengan peningkatanper tahunnya sebagaimana terbaca pada Tabel 4.13 berikut,

    Tabel 4.13 Jumlah Penduduk Kabupaten Rembang

    TAHUNJENIS KELAMIN

    TOTAL % PertumbuhanLAKI – LAKI PEREMPUAN

    20052006200720082009

    295.089293.634296.237303.017308.180

    296.697300.672301.402304.735310.923

    591.786594.306597.639607.752619.103

    1,080,430,56

    1,71,9

    Sumber: BPS dan Capilduk 2009 Kabupaten Rembang

    Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Rembang rata-rata sekitar 599 jiwa/Km2. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Rembangdan terendah di Kecamatan Bulu.

    Tingkat kesejahteraan masyarakat diukur dari Indeks Pembangunan Manusia.Indeks Pembangunan manusia merupakan komposit dari berbagai indikator UsiaHarapan Hidup, Rata-rata lama sekolah penduduk, Pengeluaran Riil Perkapitadan Angka Melek Huruf. IPM Kabupaten Rembang pada tahun 2009 sebesar71,2 meningkat sebesar 0,1 dibanding nilai IPM Tahun 2008 sebesar 71,1.

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |51

    Pada tahun 2009, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Rembang tercatatsebanyak 280.258 jiwa dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas sebanyak410.334 jiwa, dengan demikian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalahsebesar 68,30%. Selain itu, pada tahun 2009 jumlah penduduk yangmenganggur tercatat sebanyak 15.720 orang, sehingga Tingkat Pengangguranterbuka di Kabupaten Rembang adalah sebesar 5,60%.

    Berdasarkan Buku Strategi Daerah (Strada) Percepatan Pembangunan DaerahTertinggal (PPDT) Kabupaten Rembang 2007-2009 diketahui sebanyak 14 desa(4.7%) termasuk dalam kategori sangat maju; 60 desa (20.4%) termasuk kategorimaju; 165 desa (56.12%) termasuk kategori desa tertinggal dan sebanyak 55desa (18.70%) termasuk kategori sangat tertinggal. Sebagian besar desatermasuk kategori tertinggal, ditandai dengan kurangnya sarana prasarana,rendahnya akses ekonomi masyarakat terhadap pusat-pusat aktivitas ekonomidan pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.

    Tingkat kesejahteraan masyarakat di Kab. Rembang juga dapat dilihat darijumlah penduduk miskin. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin diKabupaten Rembang pada tahun 2009 sebanyak 171.101 orang, selama kurunwaktu tiga tahun menurun dengan nilai penurunan rata-rata sebesar 3,43%.Data penduduk miskin dan rumah tangga miskin tahun 2007-2009 dapat dilihatpada Tabel 4.14.

    Tabel 4.14 Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten RembangTahun 2007-2009

    No Keterangan 2007 2008 2009

    1 Penduduk Miskin (Orang) 205.559 187.736 171.101

    2 Jumlah Penduduk 602.123 607.752 619.103

    Persentase (%) 34.14 30.89 27.64

    Sumber : BPS Kabupaten Rembang

    Laju inflasi Kabupaten Rembang tahun 2009 sebesar 9,75% Sedangkanberdasarkan hasil perhitungan PDRB tahun 2009, laju pertumbuhan ekonomikabupaten Rembang mencapai 4,39%.

  • 52|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    Total PDRB Kabupaten Rembang pada tahun 2009 berdasarkan harga konstan2000 sebesar Rp 2.185,3 milyar, meningkat dibandingkan dengan tahun 2007(Rp 1.999,9 milyar) dan tahun 2008 (Rp. 2.093,4 milyar). Tiga sektor dengan nilaiproduksi terbesar adalah, (1) pertanian; (2) perdagangan, hotel dan restoran;serta (3) sektor Jasa-jasa. Nilai produksi sektor pertanian pada tahun 2009 sebesarRp 999 milyar. Pada tahun yang sama, produksi sektor perdagangan, hotel danrestoran sebesar Rp 373 milyar, sedangkan sektor Jasa-jasa sebesar Rp 317 milyar.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 4.15 berikut,

    Total pendapatan daerah Kabupaten Rembang tahun 2009 mencapaiRp 593.071.063.000.00. Proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) KabupatenRembang hanya sebesar 9.82% atau Rp 58.298.074.000.00. Sementara itu.belanja daerah Kabupaten Rembang sebesar Rp 601.640.616.000.00. Belanjadaerah paling banyak digunakan untuk belanja tidak langsung (belanja aparaturnegara), yaitu sebesar Rp 400.966.382.000.00. Dana Alokasi Umum (DAU) diKabupaten Rembang pada tahun 2009 mencapai Rp 407.158.671.000.00;sedangkan Dana Alokasi Khusus hanya sebesar Rp 56.633.000.000.00.

    Sumber: BPS Kabupaten Rembang

    Tabel 4.15 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga Konstan(2000) Kabupaten Rembang tahun 2007-2009 (juta rupiah)

    LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009(1) (4) (5) (6)

    1. Pertanian 948.517,13 977.600,61 998.938,882. Pertambangan dan Penggalian 42.046,00 43.896,29 45.122,713. Industri Pengolahan 81.793,95 84.634,72 88.124,824. Lstrik, Gas dan Air Bersih 8.271,26 8.734,04 9.225,805. Bangunan 157.863,32 171.166,22 185.661,026. Perdagangan, Hotel dan Restoran 342.833,18 356.075,53 372.986,137. Angkutan dan Komunikasi 106.307,94 111.947,89 117.987,938. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 46.258,17 48.216,05 50.131,739. Jasa-jasa 266.060,22 291.141,24 317.067,54Produk Domestik Regional Bruto 1.999.951,17 2.093.412,59 2.185.246,56

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |53

    Tabel 4.16 Pendapatan dan Belanja Kabupaten Rembang Tahun 2007-2009(dalam ribuan Rupiah)

    No Keterangan 2007 2008 2009

    1 Total Pendapatan 506.489.833 579.261.317 593.071.0632 Persentase PAD terhadap Pendapat an daerah 7.90 9.17 9,823 Jumlah PAD 40.029.635 53.140.716 58.298.0744 Jumlah DAU dan DAK 402.881.000 449.481.7005 DAU 361.876.000 398.410.700 407.158.6716 DAK 41.005.000 51.071.000 56.633.0007 Proporsi Belanja terhadap total pendapatan 111.73 108.53 101.448 Total Belanja 565.911.849 628.669.549 601.640.616

    Sumber: Bagian Keuangan pemerintah Kabupaten Rembang (2009)

    Selain itu, pengeluaran penduduk berdasarkan data Susenas dan Suseda diKabupaten Rembang pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesarRp.13.353,. Pengeluaran penduduk untuk komoditas makanan pada tahun 2009mencapai Rp.139.107,- dengan pertumbuhan rata-rata selama 5 tahun sebesar8,48%. Sedangkan pengeluaran untuk komoditas non makanan pada tahun2009 sebesar Rp.100.888,- dengan rata-rata pertumbuhan selama 5 tahunsebesar 11,55%. Berdasarkan pola konsumsi penduduk tersebut, dapatdiketahui bahwa penduduk dibawah rata-rata pada tahun 2009 mencapai406.706 jiwa, meningkat dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 2,51%.Persentase penduduk dibawah rata-rata masih sangat tinggi dan cenderungmengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu menjadi sebesar 66,32%pada tahun 2009. Data tentang pengeluaran penduduk di Kabupaten Rembangdicantumkan pada Tabel 4.17 berikut,

    Tabel 4.17 Rata-rata Pengeluaran Penduduk Perkapita/bulan di KabupatenRembang Tahun 2007-2009 (dalam rupiah)

    No Kelompok Komoditas 2007 2008 2009rata-rata

    pertumbuhan(%)

    1 Makanan 127.971 133.538 139.107 8,48

    2 Non Makanan 85.319 93.104 100.888 16,90

    3 Jumlah 213.290 226.642 239.995 11,55

    4 Penduduk di bawah rata-rata 384.023 400.164 406.706 2,51

    5 Jumlah penduduk 602.123 607.752 613.283

    6 Persentase 63,78 65,84 66,32 1,59

    Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Rembang (2007-2009)

  • 54|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    Angka partisipasi Kasar (APK) pada semua jenjang pendidikan selama kurunwaktu 2007–2009 menunjukkan peningkatan yang fluktuatif. PerkembanganAPK pada semua jenjang pendidikan terlihat pada Tabel 4.18.

    Angka Melanjutkan (AM) pada tahun 2007-2009 dari jenjang pendidikan SD/MI ke SMP/MTs dan dari SMP/MTs ke Jenjang SMA/SMK/MA cenderungmeningkat. AM SD/MI ke SMP/MTs tahun 2007 sebesar 93.61%, dan pada tahun2008 mencapai 95.25%, sedang pada tahun 2009 menjadi 98,43%. AM SMP/MTs ke SMA/SMK/MA pada tahun 2007 sebesar 65.58%, meningkat menjadi68.15% pada tahun 2008, sedangkan pada tahun 2009 menjadi 70,55%.

    Dari sisi pemerataan akses dan kesempatan memperoleh pendidikan yangterlihat pada Angka Putus Sekolah (drop out) mengalami fluktuatif. Angka putussekolah jenjang pendidikan SD pada tahun 2007 sebesar 0.12%, dan tahun2008 meningkat menjadi 0.47% sedangkan tahun 2009 mengalami penurunanmenjadi 0,15%. Pada jenjang pendidikan SMP/MTs, angka putus sekolah tahun2007 sebesar 0.52% pada tahun 2008 turun menjadi 0.42% dan tahun 2009menjadi 0,36%. Pada jenjang pendidikan SMA/MA/SMK Angka Putus Sekolahcenderung fluktuatif. Pada tahun 2007 sebesar 1.14% pada tahun 2008 turunmenjadi 0.33% dan pada tahun 2009 naik kembali menjadi 0,46%.

    Jumlah sekolah di Kabupaten Rembang relatif cukup memadai untukmendukung terselenggaranya pendidikan murah dan bermutu. Selain itujumlah sekolah juga relatif memadai untuk mendukung pemerataan aksespelayanan pendidikan kepada masyarakat. Jumlah sekolah pada semua jenjangpendidikan selama kurun waktu 2007 – 2009 terus mengalami peningkatan,kecuali SD. Jumlah SD di Kabupaten Rembang mengalami penurunan yangantara lain disebabkan adanya merger sekolah. Secara rinci jumlah sekolahterlihat pada Tabel 4.19.

    Jumlah murid sekolah di Kabupaten Rembang menunjukkan kecenderunganmeningkat pada semua jenjang pendidikan, kecuali jumlah murid SD/MI.Selama kurun waktu 2007 – 2009 jumlah murid SD mengalami penurunan.Rasio guru murid untuk semua jenjang pendidikan masih relatif memadai.Perkembangan jumlah murid sekolah pada semua jenjang pendidikan dapatdilihat pada Tabel 4.18 berikut:

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |55

    No Tingkatan 2007 2008 20091 PAUD 86,66 88,12 53,802 SD/MI 95,16 95,94 96,833 SMP/MTs 88,38 90,22 95,424 SMA/ MA/SMK 40,88 42,76 50,79

    Tabel 4.18 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK)di Kabupaten Rembang Tahun 2007-2009

    Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang (2009)

    Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang (2007-2009)

    Tabel 4.19 Perkembangan Jumlah Sekolahdi Kabupaten Rembang Tahun 2007-2009 (Unit)

    No Tingkatan 2007 2008 20091 TK/RA 363 385 3972 SD/MI 408 409 4113 SMP/MTs 91 96 904 SMA/ MA/SMK 40 42 45

    Jumlah murid sekolah di Kabupaten Rembang menunjukkan kecenderunganmeningkat pada semua jenjang pendidikan, kecuali jumlah murid SD/MI.Selama kurun waktu 2007 – 2009 jumlah murid SD mengalami penurunan.Rasio guru murid untuk semua jenjang pendidikan masih relatif memadai.Perkembangan jumlah murid sekolah pada semua jenjang pendidikan dapatdilihat pada Tabel 4.20 berikut,

    Tabel 4.20 Perkembangan Jumlah Muriddi Kabupaten Rembang Tahun 2007-2009 (orang)

    No Tingkatan 2007 2008 20091 TK/RA 15.878 16.544 14.4252 SD/MI 63.215 62.938 62.4443 SMP/MTs 27.522 30.767 292734 SMA/ MA/SMK 13.923 14.608 15.459

    Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang

    Jumlah guru TK/RA pada tahun 2008 sebesar 1.107 orang dan pada tahun 2009meningkat menjadi 1.035 orang. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkandengan jumlah guru TK/RA tahun 2007 yaitu sebesar 1.122 orang. Jumlah guruSD/MI pada tahun 2007 sebanyak 3.999 orang, pada tahun 2008 meningkatmenjadi sebanyak 4.340 orang dan pada tahun 2009 kembali mengalami

  • 56|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    peningkatan menjadi sebanyak 4.744 orang. Sementara untuk jumlah guruSMP/MTs selama kurun waktu 2007 – 2009 mengalami peningkatan. Pada tahun2007 jumlah guru SMP/MTs sebanyak 1.866 orang, pada tahun 2008 meningkatmenjadi 1880 orang dan pada tahun 2009 kembali meningkat menjadi 2.163orang. Jumlah guru SMA/SMK/MA pada tahun 2007 sebanyak 1.174 orangnamun pada tahun 2008 turun menjadi 1.159 orang dan pada tahun 2009kembali meningkat menjadi 1.511 orang.

    Rasio guru murid pada semua jenjang pendidikan di Kabupaten Rembangmenunjukkan kecenderungan meningkat mendekati rasio ideal 1:20. Kondisiyang ditunjukkan pada tabel menunjukkan bahwa pada jenjang pendidikanSMP masih terjadi kekurangan guru, Jumlah guru SMP pada tahun 2009sebanyak 1.768 orang apabila dibandingkan dengan jumlah murid SMP makaterdapat kekurangan guru. Perkembangan rasio guru/murid dan jumlah gurudapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut,

    Tabel 4.21 Perkembangan Rasio Guru/Murid di Kabupaten RembangTahun 2007-2009

    No Tingkatan 2007 2008 2009

    1 TK/RA 25,28 23,53 16,56

    2 SD/MI 25,40 24,78 13,64

    3 SMP/MTs 38,02 36,55 16,73

    4 SMA/MA/SMK 36,28 34,62 12,07

    Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang (2007-2009)

    Pemerataan akses pelayanan pendidikan juga didukung oleh tersedianya fasiltasyang memadai. Fasilitas yang memadai antara lain tersedianya ruang kelas yanglayak untuk proses pembelajaran. Sampai dengan tahun 2009, jumlahkerusakan ruang kelas dalam kategori rusak berat masih cukup banyakkhususnya SD dan SMP. Kondisi ini juga menghambat beberapa prosespembelajaran dan kualitas pendidikan serta mengurangi akses masyarakatterhadap pelayanan pendidikan. Secara rinci jumlah kerusakan ruang kelasdalam kategori rusak berat terlihat pada Tabel 4.22 berikut,

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |57

    Selama kurun waktu 2007 – 2009 perkembangan angka kelulusan fluktuatifuntuk semua jenjang pendidikan, mulai SD/MI sampai jenjang SMA/MA/SMK.Angka kelulusan SD/MI pada tahun 2007 sebesar 79.01% dan pada tahun 2008turun menjadi 98.58% dan pada tahun 2009 kembali mengalami sedikitpenurunan menjadi 98,26%. Pada jenjang pendidikan SMP/MTs angka kelulusanfluktuatif, pada tahun 2007 angka kelulusan sebesar 90.26%, pada tahun 2008meningkat menjadi sebesar 90.67% dan pada tahun 2009 menurun menjadi90,54%. Pada jenjang pendidikan SMA/SMK//MA Angka Kelulusan fluktuatif.Pada tahun 2007 angka kelulusan sebesar 89.63%, pada tahun 2008 turunmenjadi 82.88% dan pada tahun 2009 kembali meningkat menjadi 85,50%

    Selama kurun waktu 2007 – 2009 angka drop out atau putus sekolah tingkatSD cenderung fluktuatif, pada tahun 2007/2008 angka drop out meningkatdibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, pada tahun 2009 kembalimenurun. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian yang serius, agar tujuanpenyelenggaraan pendidikan murah dan bermutu bisa tercapai. Dataperkembangan angka putus sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.23 berikut:

    Selama kurun waktu 2007 – 2009 perkembangan angka kelulusan fluktuatifuntuk semua jenjang pendidikan, mulai SD/MI, SMA/MA/SMK. Dan jenjang

    Tabel 4.22 Jumlah Ruang Kelas Rusak Berat di Kabupaten RembangTahun 2007-2009 (Unit)

    No Sekolah 2007 2008 2009

    1 SD/MI 1.388 740 807

    2 SMP/MTs 62 48 68

    3 SMA/ MA/SMK 10 4 7

    Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang (2007-2009)

    Tabel 4.23 Perkembangan Angka Putus Sekolahdi Kabupaten Rembang Tahun 2007-2009 (%)

    No Tingkatan 2007 2008 2009

    1 SD/MI 0,12 0,47 0,15

    2 SMP/MTs 0,52 0,42 0,36

    3 SMA/MA/SMK 1,14 0,33 0,46

    Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang (2009)

  • 58|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    pendidikan SMP/MTs. Perkembangan angka kelulusan seperti terlihat padaTabel 4.24 berikut,

    Tabel 4.24 Perkembangan Angka Kelulusan Ujian Nasionaldi Kabupaten Rembang Tahun 2007-2009 (%)

    Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang (2007-2009)

    No Tingkatan 2007 2008 2009

    1 SD/MI 99,01 98,58 98,26

    2 SMP/MTs 90,26 90,67 90,54

    3 SMA/MA/SMK 89,63 82,88 85,50

    Sampai dengan tahun 2009 Jumlah sekolah SNBI di Kabupaten Rembang baruada dua unit SMP dan satu unit SMA dan SMK. Sedangkan SD SSN dan SMPSSN sebanyak 14 buah SD dan 7 unit SMP.

    Rata-rata nilai ujian Nasional untuk semua jenjang pendidikan menunjukkankecenderungan fluktuatif selama kurun waktu 2007–2009. Nilai rata-rata UjianNasional pada semua jenjang pendidikan terlihat pada Tabel 4.25 berikut,

    Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang (2007-2009)

    No Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009

    1 SD/MI 7,05 7,25 6,94

    2 SMP/MTs 6,28 6,73 6,43

    3 SMA/ MA/SMK 6,73 6,46 6,78

    Tabel 4.25 Perkembangan Rata-Rata Nilai Ujiandi Kabupaten Rembang Tahun 2007-2009 (%)

    Pada tahun 2009 kualitas lembaga pendidikan di Kabupaten Rembang sudahmemadai, karena sudah 100% sekolah dari tingkat SD. SMP maupun SMA sudahterakreditasi. Jumlah guru bersertifikasi di Kabupaten Rembang menunjukkanperkembangan meningkat. Jumlah guru yang bersertifikasi pada tahun 2009untuk TK/RA sebanyak 5 guru. SD/MI sebanyak 361 guru. SMP/MTs sebanyak128 guru dan SMA/MA/SMK sebanyak 117 guru.

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |59

    Pada tahun 2008 angka melek huruf mencapai 98.2% dan pada tahun 2009meningkat menjadi 98,47%. Derajat kesehatan masyarakat di KabupatenRembang dapat dilihat dari Usia Harapan Hidup yang mengalami peningkatandari 69.9 pada tahun 2007,71,1 pada tahun 2008. Sedang Angka KematianBayi (AKB) di Kabupaten Rembang pada tahun 2009 mencapai 154 per100.000 kelahiran, sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 14 per 1000jiwa. Selama kurun waktu 2007-2009. Jumlah balita yang mengalami gizi burukdi Kabupaten Rembang mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal inimenunjukkan adanya perbaikan status gizi masyarakat.

    Kabupaten Rembang telah memiliki sarana kesehatan yang memadai hampirdi pelosok desa, namun kualitasnya masih di bawah standar terutama untukpenyediaan sarana kesehatan dasar. Data sarana prasarana kesehatan diKabupaten Rembang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.27 berikut,

    Tabel 4.26 Persentase Sekolah Terakreditasidi Kabupaten Rembang Tahun 2007-2009 (%)

    No Tingkatan 2007 2008 2009

    1 TK/RA 10 51 53,332 SD/MI 72 100 1003 SMP/MTs 100 100 1004 SMA/ MA/SMK 100 100 100

    Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang (2007-2009)

    Tabel 4.27 Jumlah Sarana Kesehatan Kabupaten Rembang Tahun 2007-2009

    No Keterangan 2007 2008 20091 Posyandu 1.217 1.217 1.2392 Polindes 154 154 1543 Puskesmas

    - Induk 16 16 16- Pembantu 71 71 71- Keliling 16 16 28

    4 Rumah Sakit Umum Daerah 1 1 15 Rumah Sakit Umum Swasta 0 0 06 Rumah Sakit Khusus 0 0 07 Apotik 10 11 188 Balai Pengobatan/Klinik 4 4 39 Praktik dokter 89 89 85

    10 Pusat Pencegahan Penyakit dan Promosi Kesehatan(P4K)

    5 5 -

    Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang (2009)

  • 60|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    Kondisi infrastruktur, diantaranya adalah jalan kabupaten pada tahun 2009sepanjang 642.75 km, dengan kondisi sebagai berikut: baik 57,75%, rusak ringan24,03%, rusak berat 18,22%. Selain jalan kabupaten, infrastruktur penunjang daerahjuga didukung oleh jalan nasional dan jalan provinsi yang panjangnya yaitu 60,81km (jalan nasional) dan 57,45 km (jalan provinsi), dengan kondisi baik yang didukung infrastruktur jembatan sepanjang 1.058.00m.

    Sementara embung yang telah dibangun yaitu Embung Lodan, EmbungBanyukuwung, Embung Grawan dan Embung Panohan, serta beberapa embungyang lain sedang dalam perencanaan dalam rangka penyediaan air irigasipertanian dan air baku untuk air minum.

    Sarana pemukiman di Kabupaten Rembang berdasarkan kepemilikannya yangterdiri dari rumah berstatus milik sendiri dan rumah sewa, selama tiga tahunterakhir (2007-2009) mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah rumahberstatus milik sendiri sebanyak 207.867 unit meningkat menjadi 228.654 unitpada tahun 2009. sedangkan rumah sewa pada tahun 2008 sebanyak 2.772 danmeningkat menjadi 3.049 unit pada tahun 2009. Penyediaan perumahan padatahun 2009 untuk jenis Perumnas sebanyak 1.395 unit. meningkat sebanyak100 unit dari tahun sebelumnya. Sementara itu, perumahan jenis KPR/BTN tidakmengalami peningkatan, yaitu hanya sejumlah 1.141 unit. Keterangan lanjuttentang status pemilikan rumah. penyediaan rumah dan kebutuhan rumah bisadilihat pada Tabel 4.28 berikut,

    Tabel 4.28 Jumlah Status Kepemilikan Rumah. Penyedian Perumahan danKebutuhan Rumah di Kabupaten Rembang Tahun 2007-2009 (Unit)

    No Kriteria 2007 2008 20091 Status kepemilikan rumah

    a. Rumah Milik Sendiri 207.867 207.867 228.654b. Rumah Sewa 2.747 2.747 3.049

    2 Penyediaan Perumahana. Perumnas 1.245 1.245 1.395b. KPR/BTN 1.141 tad tad

    3 Kebutuhan Rumah 2.772 2.772 3.326Sumber: Dinas Pekerjaan Umum. 2007-2009

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |61

    Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir (2008-2009), panjang jalan kabupatenRembang menunjukkan peningkatan sebesar 0,006% dari tahun 2008 sebesar638.75,02 km menjadi 642.75 km pada tahun 2009. Sedangkan kondisi jalandalam keadaan baik sepanjang 71% (456.36 Km) dalam kondisi baik dan 20%(128.55km) kondisinya rusak ringan dan 9% (57.8 km) rusak berat.

    Prasarana dan sarana transportasi umum di Kabupaten Rembang sampai tahun2009 berupa terminal klas A dan B masing-masing 1 buah serta terminal klas Cberjumlah 8 buah. Kondisi Kabupaten Rembang yang masih didominasi daerahpedesaan menjadikan sarana transportasi utama masyarakat di daerah tersebutadalah angkutan pedesaan. Pada tahun 2009 tercatat jumlah perusahaan yangmempunyai trayek angkutan perdesaan berjumlah 158 buah, dengan jumlaharmada sebanyak 357 unit yang tersebar di seluruh wilayah KabupatenRembang.

    Terminal angkutan penumpang di Kabupaten Rembang yaitu terminal Rembangtipe B dan Terminal Lasem tipe A, sementara subterminal yang berfungsimelayani angkutan kota/pedesaan berada di Kecamatan Sumber, Sulang, Bulu,Pamotan dan Sarang. Arus lalu lintas di Terminal Rembang masih didominasi olehjenis bus AKAP, dengan jumlah trip mengalami kenaikan rata-rata sebesar29,93%, sedangkan lalu lintas AKDP hanya mengalami kenaikan rata-ratasebesar 5,15%. Angkutan laut di Kabupaten Rembang dilayani oleh PelabuhanRembang, dengan luas sekitar 14.000 m2. Prasarana angkutan laut yang berupamenara mercusuar berjumlah sembilan buah.

    Sarana prasarana telekomunikasi di Kabupaten Rembang cukup memadai,namun dalam waktu tiga tahun (2007-2009) kurang berkembang. Kapasitassentral di Kabupaten Rembang pada tahun 2009 mencapai 6.000 SST, kapasitasterpasang sebanyak 5.400 SST dan kapasitas terpakai sebanyak 4.957 SSTdengan pelanggan sebanyak 4.572 SST.

    Keberadaan telepon seluler yang semakin terjangkau oleh masyarakat, jugamenyebabkan terjadinya penurunan berbagai fasilitas telepon umum, sehinggapada tahun 2009 sudah tidak ada lagi sarana telepon umum di KabupatenRembang. Penurunan jumlah juga terjadi pada fasilitas telepon koin (1 SST),telepon kartu (7 SST), dan wartel (27 unit). Sementara itu, seiring dengan

  • 62|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    perkembangan teknologi jumlah warnet justru mengalami peningkatan menjadi15 unit pada tahun 2009

    Jaringan listrik di Kabupaten Rembang merupakan bagian dari interkoneksijaringan listrik Jawa-Bali. Energi listrik tersebut digunakan untuk memenuhikebutuhan industri maupun rumah tangga. Jangkauan pelayanan energi listrikdi Kabupaten Rembang telah mencapai 100%, artinya seluruh desa diKabupaten Rembang yang mencapai 294 desa sudah terjangkau oleh pelayananlistrik PLN.

    Selama tiga tahun terakhir (2007-2009) penanaman modal fasilitasi terdapat4 buah PMDN dan 1 buah PMA. Total investasi di kabupaten Rembang padatahun 2007 sebesar Rp 183.256.364.000,- dan pada tahun 2008 meningkatmenjadi Rp 211.503.319.000,- . Pada tahun 2009 meningkat lagi menjadiRp. 233.224.608.000,-

    Jumlah produksi industri perdagangan juga mengalami peningkatan denganpertumbuhan sebesar 1,18%. Penyerapan tenaga kerja pada industriperdagangan walaupun kecil terjadi peningkatan sebesar 5,38%. Sementaraitu, industri perdagangan menengah di Kabupaten Rembang jumlahnyamencapai 368 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 790 orang.Data industri perdagangan baik skala kecil maupun menengah, saranaperdagangan dan lembaga perbankan di Kabupaten Rembang selengkapnyadapat dilihat pada Tabel 4.29 berikut,

    Tabel 4.29 Industri Perdagangan di Kabupaten Rembang Tahun 2007-2009

    Jenis Industri Satuan 2007 2008 2009

    IndustriIndustri Perdagangan Kecil1) Unit Usaha Unit 4.824 5.302 53232) Tenaga Kerja Orang 17.793 17.915 18.1743) Nilai Produksi Jt Rp 42.352 44.649 45.284Industri Perdagangan Menengah1) Unit Usaha Unit 188 245 3682) Tenaga Kerja Orang 340 790Industri Perdagangan Besar 22 30 31

    Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (2009)

  • MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PERAN KADER |63

    Sedang untuk jumlah UMKM selama kurun waktu tahun 2007-2009 mengalamipeningkatan. Pada tahun 2009 jumlah UMKM di Kabupaten Rembangmengalami kenaikan sebesar 5,4% dibanding pada tahun 2008 dimana jumlahUMKM pada tahun tersebut sebesar 29.722 unit bertambah sebesar 1.602unit sehingga jumlah total UMKM pada tahun 2009 sebanyak 321.324 unit.

    Sarana prasarana perdagangan di Kabupaten Rembang didukung sebanyak23 buah pasar tradisional dan 12 buah pasar lokal. Selain itu. terdapat juga1 buah BPD. 3 buah BPR. 1 buah PDAM dam 45 LKD yang jumlahnya dalamkurun waktu 2007-2009 hanya sedikit mengalami penambahan. Selanjutnyadata tentang BUMD, Perbankan Daerah dan Lembaga Keuangan Daerahbisa dilihat pada Tabel 4.30 di atas.

    Lembaga Keuangan Perbankan di Kabupaten Rembang sebanyak 8 buah,yang terdiri dari: 3 buah milik pemerintah, 2 buah milik swasta nasional,dan 3 buah milik pemerintah daerah. Sementara itu, lembaga nonperbankan berupa lembaga keuangan mikro pada tahun 2008 sebanyak462 unit, turun 19 unit dibandingkan tahun 2007. Data keseluruhan tentangperbankan dan non perbankan bisa dilihat Tabel 4.31.

    Hasil pertanian di Kabupaten Rembang selama kurun waktu 2007 – 2009cenderung fluktuatif. Luas panen pertanian tanaman padi pada tahun 2007sebesar 27.816 ha. pada tahun 2008 luas panen padi meningkat menjadi42.057 ha. Sedangkan pada tahun 2009 luas panen mengalami penurunanmenjadi 30.159 ha. Produksi gabah di Kabupaten Rembang selama periode2006-2009 mengalami trend peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan

    Sumber : Delapan Kelompok data Kabupaten Rembang Tahun 2009

    Tabel 4.30 Jumlah BUMD. Perbankan Daerah dan Lembaga Keuangan Desadi Kabupaten Rembang Tahun 2007-2009 (unit)

    No Jenis Lembaga 2007 2008 20091 PMA 1 1 12 PMDN 4 4 43 BUMD 3 5 74 BPD 1 1 15 BPR 3 3 36 PDAM 1 1 17 LKD 45 45 45

  • 64|Dr. Gatot Sasongko, S.E, M.S, dkk.

    sebesar 25,73% dengan rata-rata produktifitas sebesar 5,06 ton perhektar.Konsumsi beras di Kabupaten Rembang selama periode tersebut rata-ratasebesar 39.704 ton dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,07%. Produksiberas lebih besar daripada konsumsi beras berarti terjadi surplus beras diKabupaten Rembang. Pada tahun 2008 memperoleh perhargaan dari GubernurJawa tengah karena terjadi kenaikan tertinggi surplus beras mencapai 51.613ton di Jawa Tengah. Terjadinya surplus beras tersebut tentunya sangatmenguntungkan bagi stok pangan daerah dan harus dikelola secara baik olehpemerintah daerah. Surplus beras di Kabupaten Rembang ini juga mampumensuplai kebutuhan di daerah-daerah lain yang mengalami kekurangan stokberas. Surplus beras ini masih dapat dipertahankan hingga tahun 2009 terjadipeningkatan hingga mencapai sebesar 56.254 ton.

    Luas panen tanaman jagung selama periode tersebut rata-rata seluas 27.953ha dengan rata-rata produksi sebesar 85.337 ton dan rata-rata peningkatanpertumbuhan produksi sebesar 20,26% dan rata-rata produktifitas sebesar 2,99ton perhektar. Rata-rata Konsumsi jagung sebesar 8497 ton dan rata – ratasurplus 79.322 ton dengan surplus tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar133.060 ton. Produksi jagung yang cukup besar tersebut me