bab 4 manajemen pengelolaan induk kakap merah (lutjanus argentimaculatus)

16
17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Manajemen pengelolaan induk a. persiapan wadah Sebelum proses pemijahan terjadi, persiapan media merupakan salah satu hal terpenting. Saat pemijahan berlangsung induk sangat membutuhkan tempat yang bersih, kondusif dan nyaman guna terhindarnya serangan patogen terhadap induk maupun telur dari hasil pemijahan. Pertama, kegiatan pengeringan wadah dilakukan pada kolam yang akan digunakan untuk pemeliharaan induk, yaitu sebanyak 1 kolam berbentuk lingkaran. Pengeringan dilakukan dengan membuka saluran pembuangan air di kolam, setelah air di kolam habis kemudian bak di desinfeksi menggunakan larutan kaporit 100 mg/l lalu dikeringkan selama satu hari. Keesokan harinya bak dibersihkan dengan disikat untuk membersihkan bak dari

Upload: abidn

Post on 11-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

manajemen pengelolaan induk kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 manajemen pengelolaan induk kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)

17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Manajemen pengelolaan induk

a. persiapan wadah

Sebelum proses pemijahan terjadi, persiapan media merupakan salah satu

hal terpenting. Saat pemijahan berlangsung induk sangat membutuhkan tempat

yang bersih, kondusif dan nyaman guna terhindarnya serangan patogen terhadap

induk maupun telur dari hasil pemijahan.

Pertama, kegiatan pengeringan wadah dilakukan pada kolam yang akan

digunakan untuk pemeliharaan induk, yaitu sebanyak 1 kolam berbentuk

lingkaran. Pengeringan dilakukan dengan membuka saluran pembuangan air di

kolam, setelah air di kolam habis kemudian bak di desinfeksi menggunakan

larutan kaporit 100 mg/l lalu dikeringkan selama satu hari. Keesokan harinya bak

dibersihkan dengan disikat untuk membersihkan bak dari lumut yang menempel

pada dinding kolam kemudian dibilas untuk menghilangkan kotoran yang tersisa.

b. seleksi calon induk

Induk yang ada didata dan diberikan treatment dengan direndam dalam air

tawar kemudian diukur panjangnya setelah itu di rendam dalam larutan acriflavine

kemudian di timbang bobotnya dan dimasukkan kedalam kolam pemijahan yang

telah disiapkan sebelumnya.

Page 2: BAB 4 manajemen pengelolaan induk kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)

18

Tabel 4. Hasil seleksi induk kakap merahNo Kelamin Bobot (kg) Panjang (cm) Umur (th)

1 J 2,5 53 3

2 B 3,5 61 3

3 B 2 45 3

4 J 3 57 3

5 B 3,5 64 3

6 B 3 53 3

7 B 4,5 60 3

8 B 3,5 61 3

9 B 3,5 52 3

10 J 3,2 66 3

11 J 2,2 57 3

12 B 3,5 58 3

13 B 3,1 56 3

14 J 3 53 3

15 B 4 56 3

16 B 3,1 57 3

17 J 3 59 3

18 B 4 62 3

19 J 3,3 56 3

20 J 2,5 53 3

Page 3: BAB 4 manajemen pengelolaan induk kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)

19

c. pemijahan

Pemijahan kakap merah di BBPBL Lampung menggunakan bak

pemeliharaan yang merangkap bak pemijahan. Proses pemijahannya terjadi

secara  alami melalui rangsangan manipulasi lingkungan yaitu menggunakan

rangsangan suhu dengan cara  menurunkan ketinggian air hingga mencapai 20 -

30 cm pada pagi hari dan pada sore hari ketinggian air dinaikkan kembali seperti

semula. Fluktuasi suhu air yang terjadi akan direspon oleh otak

menuju hypotalamus yang kemudian disalurkan menuju hypofisa setelah respon

suhu tersebut diproses oleh hypofisa kemudian hasil dari proses tersebut dibawa

menuju proses pematangan gonad. Proses tersebut merangsang induk untuk

memijah.

4.1.2. Manajemen pengelolaan pakan

Pakan yang diberikan pada induk ikan kakap yaitu berupa ikan kuniran dan

cumi-cumi. Ikan kuniran dan cumi-cumi diberikan sebagai pakan utama dalam

pemeliharaan induk karena mengandung asam amino (protein) yang tinggi

sehingga dapat merangsang pertumbuhan gonad pada induk. Frekuensi pemberian

pakan dilakukan sebanyak sehari sekali yaitu pada pagi hari pukul 08.00 WIB.

Metode pemberian pakan pada induk dengan ikan kuniran dan cumi-cumi yaitu

pakan diberikan sampai ikan kenyang dan tidak mau makan lagi (at satiation).

Ikan kuniran dan cumi-cumi yang akan diberikan sebelumnya dibersihkan

insang dan kotoran pada perutnya untuk ikan kuniran dan diambil tulangnya untuk

cumi-cumi. Kemudian dicuci dengan dengan air mengalir hingga bersih. Pakan

juga diberi tambahan dengan suplemen vitamin E dan spirulina. Vitamin E dan

spirulina yang diberikan sebanyak 30 kapsul. Vitamin E tersebut diberikan pada

Page 4: BAB 4 manajemen pengelolaan induk kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)

20

induk pada hari selasa dan spirulina diberikan pada hari jumat. Cara

pemberiannya yaitu dengan memasukkan kapsul kedalam daging ikan rucah atau

cumi-cumi.

4.1.3. Manajemen pengelolaan telur

a. penetasan telur

Telur yang sudah dibuahi akan keluar dengan sendirinya. Ukuran telur

kakap merah mencapai 300 - 400 mikron, telur akan keluar dengan bantuan aliran

air menuju egg collector berukuran 125 cm x 50 cm x 75 cm dengan mata jaring

100 - 300 mikron. Kerangka dibuat dengan pipa paralon berdiameter 1 inci

berbentuk persegi panjang.

Tabel 5. Hasil perhitungan telur induk kakap merah

Tanggal

Pemijahan

ke- Total panen telur

Telur yang

terbuahi

Fertilization

rate

11-Feb-13 1 6283800 4536000 72,185

12-Feb-13 2 5076000 832000 16,390

13-Feb-13 3 5034000 2928000 58,164

14-Feb-13 4 2634000 2172000 82,460

Pemanenan telur dilakukan pada pagi hari dengan harapan telur tidak rentan

terhadap suhu tinggi. Waktu pemanenan aerasi pada bak induk dimatikan.

Sebagian besar telur ikan air laut termasuk kakap bersifat mengapung pada

permukaan air sehingga memudahkan telur terbawa oleh aliran air menuju egg

collector. Setelah telur berada dalam egg collector, telur dipanen menggunakan

skopnet dengan ukuran lubang 200 mikron dan ditampung di dalam baskom

berkapasitas 5 liter yang sudah berisi air laut. Telur yang sudah terkumpul

Page 5: BAB 4 manajemen pengelolaan induk kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)

21

kemudian dipindahkan ke dalam akuarium inkubator berkapasitas 60 liter dan

diberi aerasi yang cukup selama 24 jam dihitung dari peletakan telur kedalam

akuarium. 

b. pemeliharaan larva

Sebelum larva dipindahkan menuju bak pemeliharaan larva berkapasitas 10

m3, bak disikat dan dibilas menggunakan air tawar kemudian dikeringkan selama

1 - 2 hari. Membersihkan bak dapat juga dilakukan dengan cara memberi

larutan Calcium hypochlorite (kaporit) dengan dosis 100 mg/l. Larutan tersebut

disiramkan pada dinding dan dasar bak, selanjutnya dikeringkan selama 1 hari

untuk menghilangkan kaporit yang bersifat racun dan setelah satu hari

dikeringkan barulah bak tersebut disikat dan dibilas.

Penebaran larva kakap merah dilakukan pada malam hari dengan tujuan

agar larva tidak rentan terhadap suhu tinggi. Saat pemindahan larva dari akuarium

kapasitas 90 liter menuju bak beton kapasitas 10 m3 dilakukan setelah seting bak

baik dari volume air, penempatan aerasi, dan plastik penutup bak ada.

Air media pemeliharaan larva yang bebas dari pencemaran dimasukkan ke

dalam bak dengan cara disaring menggunakan mesin filter yang bertujuan untuk

menghindari kotoran dan patogen yang terbawa oleh air laut menuju media

pemeliharaan. Suplai oksigen bak dilengkapi sistem aerasi dan batu aerasi yang

diletakkan secara terpencar agar distribusi oksigen tersebar secara merata dalam

bak pemeliharaan larva.

Page 6: BAB 4 manajemen pengelolaan induk kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)

22

4.2. Pembahasan

4.2.1. Manajemen pengelolaan induk

a. persiapan wadah

Persiapan wadah dilakukan pada kolam berukuran 50 m3 dengan melakukan

beberapa tahapan. Pertama, kegiatan pengeringan wadah dilakukan pada kolam

yang akan digunakan untuk pemeliharaan induk, yaitu sebanyak 1 kolam

berbentuk lingkaran. Pengeringan dilakukan dengan membuka saluran

pembuangan air di kolam, setelah air di kolam habis kemudian bak di desinfeksi

menggunakan larutan kaporit 100 mg/l, dikeringkan selama 1 hari. Keesokan

harinya bak dibersihkan dengan disikat untuk membersihkan dari lumut yang

menempel pada dinding kolam. Bak dibilas untuk menghilangkan kotoran yang

tersisa.

Persiapan bak sangat penting peranannya dalam menentukan berhasil

tidaknya usaha pemeliharaan induk. Bak sebelum digunakan untuk budidaya

dibersihkan terlebih dahulu dari segala bentuk kotoran. Bak yang dipersiapkan

dengan baik akan memberikan kondisi yang optimal bagi ikan dan udang

(Nurdjana dkk, 1983).

b. seleksi calon induk

Seleksi induk ikan kakap merah tidak dilakukan karena indukan yang ada di

keramba mati terkena red tide dan induk yang tersisa hanya induk yang ada di

hatchery dengan jumlah 20 ikan dalam kolam pemeliharaan. Induk yang ada

didata dan diberikan treatment dengan direndam dalam air tawar kemudian diukur

panjangnya setelah itu di rendam dalam larutan acriflavine kemudian di timbang

Page 7: BAB 4 manajemen pengelolaan induk kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)

23

bobotnya dan dimasukkan kedalam kolam pemijahan yang telah disiapkan.

Gambar perendaman induk dalam larutan acriflavine dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Perendaman induk pada larutan acriflavine Sumber: Dokumentasi PKL

Fenomena Red Tide (perubahan warna air laut yang disebabkan oleh

plankton), warna air laut coklat kemerahan ini diakibatkan oleh blooming alga

jenis dinoflagellata Cochlodinium Polykrikoides (komunikasi personal dengan

Vera L. Trainner). Air laut yang diambil pada spot blooming, jika didiamkan

beberapa saat (2-5) menit membentuk gumpalan gel coklat dan sangat licin. Red

tide juga menyebabkan kematian massal ikan budidaya yang berada di karamba

jaring apung (KJA).

Red tide dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana tanaman sel satu

berukuran kecil yang hidup di laut dan tumbuh dengan sangat cepat dan

terakumulasi dalam suatu kumpulan yang mudah terlihat di permukaan air laut.

Kejadian red tide sangat terkait dengan eutrofikasi dan kondisi lingkungan yang

mendukung, seperti kecukupan cahaya, kondisi suhu yang sesuai, dan masukan

bahan organik dari daratan setelah hujan besar. Efek langsung red tide terhadap

ikan sangat merusak insang, baik secara mekanis ataupun melalui pembentukan

bahan kimia beracun, neurotoksin, hemolitik atau bahan penggumpal darah, yang

dapat menyebabkan kerusakan fisiologi insang, organ utama (seperti hati), usus,

Page 8: BAB 4 manajemen pengelolaan induk kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)

24

sistem sirkuler atau pernapasan, ataupun mengganggu proses osmoregulasi. Efek

tidak langsung red tide adalah akibat penggunaan oksigen yang berlebihan untuk

respirasi dan pembusukan kumpulan fitoplankton (Yusli, 2004).

c. pemijahan

Pemijahan kakap merah di BBPBL Lampung menggunakan pada bak

pemeliharaan yang merangkap bak pemijahan. Proses pemijahannya terjadi

secara  alami melalui rangsangan manipulasi lingkungan yaitu menggunakan

rangsangan suhu dengan cara  menurunkan ketinggian air hingga tersisa kurang

lebih 50 cm pada pagi hari dan pada sore hari ketinggian air dinaikkan kembali

seperti semula.

Fluktuasi suhu air yang terjadi akan direspon oleh otak

menuju hypotalamus yang kemudian disalurkan menuju hypofisa setelah respon

suhu tersebut diproses oleh hypofisa kemudian hasil dari proses tersebut dibawa

menuju proses pematangan gonad, proses tersebut merangsang induk untuk

memijah (Wesley, 2011).

Proses pemijahan kakap merah dilakukan secara alami yaitu dengan paket

induk yang tersedia dengan jumlah ikan 20 ekor. Pemijahan terjadi pada saat

bulan gelap yaitu pada tanggal 10 Febuari - 14 Febuari 2013.

Induk ikan kakap merah akan memijah sore sampai malam hari sekitar

pukul 18.00 - 22.00 WIB. Pemijahan ditandai dengan terjadinya interaksi antara

induk jantan dan betina, induk betina terlebih dahulu mengeluarkan telur disusul

dengan induk jantan mengeluarkan sperma dan pembuahan terjadi diluar tubuh

ikan (Said, 2012).

Page 9: BAB 4 manajemen pengelolaan induk kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)

25

4.2.2. Manajemen pengelolaan pakan

Pakan yang diberikan pada induk ikan kakap yaitu berupa ikan kuniran dan

cumi-cumi. Ikan kuniran dan cumi-cumi diberikan sebagai pakan utama dalam

pemeliharaan induk karena mengandung asam amino (protein) yang tinggi

sehingga dapat merangsang pertumbuhan gonad pada induk. Frekuensi pemberian

pakan dilakukan sebanyak 1 kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 08.00 WIB.

Metode pemberian pakan pada induk dengan ikan kuniran dan cumi-cumi yaitu

pakan diberikan sampai ikan kenyang dan tidak mau makan lagi (ad satiation).

Keberhasilan pematangan gonad sangat dipengaruhi oleh pakan. Kendala

yang menyebabkan kegagalan pematangan gonad dipengaruhi oleh kualitas,

kuantitas dan cara pemberian pakan. Pakan yang baik untuk induk berupa pakan

segar yang mengandung lemak, protein, karbohidrat, kolestrol dan vitamin yang

cukup sehingga dapat menjaga daya tahan tubuh terhadap penyakit, pertumbuhan

dan perkembangan gonad.

Lemak merupakan komponen nutrisi penting yang dibutuhkan untuk

perkembangan ovarium terutama asam lemak tidak jenuh tinggi (n-3 HUFA) dan

fosfolipid. Sintesis protein meningkat secara intensif selama proses pematangan

gonad dan hal ini membutuhkan protein dalam jumlah dan kualitas yang cukup.

Karbohidrat dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan pakan dan pengikat yang

ekonomis serta dapat berperan dalam transpot nutrisi dalam hemolimpha. Vitamin

ditemukan terakumulasi dalam ovarium selama maturasi yang menyarankan

adanya peran vitamin dalam pakan. Tingginya laju penetasan dikarenakan

tingginya kandungan asam ascorbat dalam telur. Defisiensi vitamin E berkaitan

dengan sperma dan perbaikan laju penetasan telur telah diamati sejalan dengan

Page 10: BAB 4 manajemen pengelolaan induk kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)

26

peningkatan vitamin E dalam pakan yang dikaitkan dengan kandungan yang lebih

tinggi dalam telur. Vitamin E berperan sebagai antioksidan alami dalam kuning

telur (Wyban dan Sweeney, 1991).

4.2.3. Manajemen pengelolaan telur

a. penetasan telur

Pemanenan telur dilakukan pada pagi hari dengan harapan telur tidak rentan

terhadap suhu tinggi. Waktu dilakukan pemanenan aerasi pada bak induk

dimatikan. Sebagian besar telur ikan air laut termasuk kakap bersifat mengapung

pada permukaan air sehingga memudahkan telur terbawa oleh aliran air

menuju egg collector. Setelah telur berada dalam egg collector, telur dipanen

menggunakan skopnet dengan ukuran lubang 200 mikron dan ditampung di dalam

baskom berkapasitas 5 liter yang sudah berisi air laut. Telur yang sudah terkumpul

kemudian dipindahkan ke dalam akuarium inkubator berkapasitas 90 liter dan

diberi aerasi yang cukup selama 24 jam dihitung dari peletakan telur kedalam

akuarium. 

Farhoud. A., et al  (2011) yang mengatakan bahwa kuantitas dan kualitas

pakan termasuk nutrien mikro diantaranya vitamin dan mineral merupakan faktor

penting keterkaitannya dengan kematangan gonad, jumlah telur yang diproduksi,

kualitas telur dan larva. Melianawati dan Restiana, (2012) mengatakan bahwa

kualitas telur merupakan sekumpulan sifat yang dimiliki oleh telur, sifat

dipengaruhi oleh kesehatan dan gizi pakan yang diterima oleh induk.

b. pemeliharaan larva

Penebaran larva kakap merah dilakukan pada malam hari dengan tujuan

agar larva tidak rentan terhadap suhu tinggi. Saat pemindahan larva dari akuarium

Page 11: BAB 4 manajemen pengelolaan induk kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)

27

kapasitas 90 liter menuju bak beton kapasitas 10 m3 dilakukan setelah seting bak

baik dari volume air, penempatan aerasi, dan plastik penutup bak sudah tersedia.

Hari ke 3 larva diberi fitoplankton dan rotifera untuk memenuhi kebutuhan

pakannya.

Pakan awal yang umum digunakan bagi larva ikan laut adalah pakan alami

berupa zooplankton rotifer Brachionus rotundiformis antara lain karena

ukurannya relatif kecil, gerakan renangnya relatif lambat sehingga mudah

dimangsa larva, mudah dicerna, mudah dikembangbiakkan dan mempunyai

kandungan gizi yang cukup tinggi (Lubzens et al., 1989).