bab 4 hasil dan pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab4/2008-2-00535-ti bab...

26
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum membahas pengumpulan data, terlebih dahulu akan dibahas mengenai proses produksi yang terdapat di PT. ITU Aircon Co. untuk mengetahui alur proses, mesin-mesin yang digunakan dan produk yang dihasilkan. PT. ITU Aircon Co. memproduksi Air Handling Unit dengan berbagai tipe untuk berbagai macam ukuran ruangan. Air Handling Unit yang dihasilkan digunakan sebagai pendingin ruangan yang digunakkan untuk gedung-gedung. Bahan-bahan yang digunakan adalah aluminium, black steel , galvanic steel dan copper tube. Air Handling Unit yang dihasilkan di PT. ITU Aircon Co. memiliki berbagai tipe menurut ukuran dan kemampuan Air Handling Unit tersebut di antara lain adalah CS 156, CS 217 dan CS 270 (pada pembahasan ini digunakan tipe yang paling sering diproduksi, yaitu CS 270). Dalam pembuatan Air Handling Unit CS 270 ini, terdapat 8 proses utama yang dilakukan, yaitu: 1. Fin Press Pada proses ini, aluminium foil dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan. 2. Hairpin Pada proses ini, copper tube dipotong atau dipotong dan ditekuk sesuai ukuran yang dibutuhkan.

Upload: doantuyen

Post on 27-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum membahas pengumpulan data, terlebih dahulu akan dibahas mengenai

proses produksi yang terdapat di PT. ITU Aircon Co. untuk mengetahui alur proses,

mesin-mesin yang digunakan dan produk yang dihasilkan.

PT. ITU Aircon Co. memproduksi Air Handling Unit dengan berbagai tipe untuk

berbagai macam ukuran ruangan. Air Handling Unit yang dihasilkan digunakan sebagai

pendingin ruangan yang digunakkan untuk gedung-gedung. Bahan-bahan yang digunakan

adalah aluminium, black steel, galvanic steel dan copper tube.

Air Handling Unit yang dihasilkan di PT. ITU Aircon Co. memiliki berbagai tipe

menurut ukuran dan kemampuan Air Handling Unit tersebut di antara lain adalah CS 156,

CS 217 dan CS 270 (pada pembahasan ini digunakan tipe yang paling sering diproduksi,

yaitu CS 270).

Dalam pembuatan Air Handling Unit CS 270 ini, terdapat 8 proses utama yang

dilakukan, yaitu:

1. Fin Press

Pada proses ini, aluminium foil dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan.

2. Hairpin

Pada proses ini, copper tube dipotong atau dipotong dan ditekuk sesuai ukuran

yang dibutuhkan.

Page 2: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

43

3. Cutting

Pada proses ini, galvanic stell dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan.

4. Pelubangan otomatis

Proses ini dilakukan pada 2 jenis mesin sesuai ukuran yang dibutuhkan. Untuk

ukuran yang lebih kecil, digunakan CNC trumpf, sedangkan untuk ukuran yang

lebih besar, digunakan CNC armada. Pada proses ini dibuat lubang-lubang baut

pada galvanic steel.

5. Flexpander

Pada proses ini, copper tube yang telah digabungkan dengan aluminium yang

telah digabungkan pada proses assembly fin coil agar perpindahan panas dan

dingin yang terjadi pada fincoil dapat terjadi secara maksimal.

6. Brazing

Proses brazing atau pengelasan, digunakan untuk menggabungkan fincoil dan

black steel.

7. Bending

Pada proses ini, galvanic stell yang telah dilubangi kemudian ditekuk agar dapat

dihubungkan satu sama lain dengan media perekatnya adalah baut.

8. Bor manual

Pada proses ini, black steel dibor unutk menciptakan lubang yang nantinya akan

dilas dengan copper tube yang telah dipotong-potong sebelum digabungkan

dengan fincoil.

Page 3: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

44

Untuk penjelasan mengenai proses produksi pada PT.ITU Aircon Co. dapat

dilihat pada Operation Process Chart di bawah ini:

Gambar 4.1 Operation Process Chart PT ITU Aircon Co.

Page 4: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

45

4.1 Hasil Pengumpulan Data

Pengumpulan data difokuskan pada Produksi Air Handling Unit tipe CS 270

yang paling sering diproduksi di PT ITU Aircon Co.

Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan selama berada di PT ITU

Aircon Co. akan dibahas lebih lanjut pada sub bab berikut. Adapun data-data

tersebut adalah:

4.1.1 Data Kapasitas Mesin, Layout dan Data Produksi

Seperti telah disebutkan di atas bahwa terdapat 8 proses utama pada proses

produksi, data-data kapasitas mesin dan data produksi akan dilampirkan di

bawah ini:

Tabel 4.1 Kapasitas Mesin

No Nama Mesin Jml Mesin % scrap tiap operasi Kapasitas Mesin/jam

1 Fin Press 2 1 240.00

2 HairPin 1 1 180 dan 45

3 Cutting 1 5 102.86

4 CNC Armada 1 5 30.51

5 CNC Trumpf 1 5 16.36

6 Bending 2 2 20.00

7 Mesin Bor 1 6 11.25

8 Assembly Fin Coil 1 1 2.77

9 Flexpander 1 2 2.40

10 Brazing 1 1 2.40

11 Kolam Periksa 1 0 3.00

12 Assemby Floor 2 1 2.00

Sumber: data internal PT ITU Aircon Co.

Dari hasil perhitungan from to chart yang didapat dari PT ITU Aircon Co.,

didapat bahwa jumlah from to chart adalah:

Page 5: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

46

Tabel 4.2 FTC awal PT ITU Aircon Co.

Sumber: data internal PT ITU Aircon Co.

FTC Hasil

1,2 1

1,3 1

1,4 1

1,6 1

2,9 1

3,9 1

4,5 1

9,10 1

5,7 1

6,7 1

10,11 1

7,11 1

11,12 1

12,13 1

13,14 1

Total 15

Page 6: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

47

Gambar 4.2 Layout lama PT ITU Aircon Co.

Page 7: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

48

4.2 Pengumpulan Data

4.2.1 Routing sheet

Dari data yang didapatkan di atas, dapat dibuat routing sheet. Tujuan dari

pembuatan routing sheet ini adalah untuk menentukan jumlah mesin

teoritis yang dibutuhkan pada setiap proses produksinya.

Beberapa perincian mengenai perhitungan pada routing sheet akan

dijabarkan di bawah ini:

1. Jumlah disiapkan didapatkan dari hasil perhitungan sebagai berikut:

scrap

diharapkanjumlahdisiapkanJumlah

%1 −=

2. Jumlah mesin teoritis didapatkan dari hasil perhitungan di bawah ini:

sinsinsin

meKapasitasmeasreliabilit

disiapkanjumlahteoritismeJumlah

×=

Berikut adalah contoh perhitungan pada mesin Fin press:

Diketahui: Jam kerja per hari = 7

% scrap = 5%

Reliabilitas mesin = 95%

• Kapasitas mesin/hari = 240 X 7 = 1680

• Jumlah yang diharapkan = 2174

• 01.01

2174−

=disiapkanJumlah =2196

• 168095.0

2196sin

×=teoritismeJumlah = 1.45 mesin

Berikut adalah tabel routing sheet PT ITU Aircon Co.

Page 8: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

49

Tabel 4.3 Routing Sheet PT ITU Aircon Co.

Page 9: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

50

4.2.2 Multi Product Proccess Chart

4.2.3 Dari perhitungan Multi Product Proccess Chart diketahui kebutuhan

mesin secara keseluruhan. Hasil dari Multi Product Proccess Chart

tersebut dilampirkan pada data tabel kebutuhan jumlah mesin.

Multi Product Proccess Chart dan tabel kebutuhan jumlah mesin tersebut

dilampirkan di bawah ini beserta contoh perhitungan pembulatannya:

Contoh perhitungan pembulatan pada tabel kebutuhan jumlah mes in pada

mesin Fin Press:

Diketahui: Jumlah mesin teoritis = 1.45

Angka di belakang koma dibagi dengan angka di depan koma. Apabila

hasil yang didapatkan <0.1 maka dilakukan pembulatan ke bawah dan

apabila hasil yang didapatkan ≥0.1, maka angka dibulatkan ke atas.

Pada mesin Fin Press, angka jumlah kebutuhan mesin adalah 1.45. maka

perhitungan pembulatan adalah 45.0145.0

= karena hasilnya >0.1, maka

pembulatan dilakukan ke atas. Maka angka jumlah mesin yang dibutuhkan

adalah 2.

Page 10: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

51

Gambar 4.3 Multi Product Process Chart PT ITU Aircon Co.

Page 11: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

52

4.2.4 Material Handling Planning Sheet

Material Handling Planning Sheet digunakan untuk menghitung

kebutuhan material handling untuk perpindahan material antar fasilitas

berikut ini adalah contoh perhitungan dan tabel Material Handling

Planning Sheet.

Page 12: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

53

Tabel 4.4 Material Handling Planning Sheet (sekarang)

Page 13: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

54

Tabel 4.5 Material Handling Planning Sheet (usulan)

Adapun contoh perhitungan Material Handling Planning Sheet (MHPS)

adalah sebagai berikut :

Page 14: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

55

• Total Weight = Unit prepared x Weight Unit

= 1x 500 = 500Kg

• Cost/Equipment = ( ) cetanxdispermeternperpindahaikdetx8x3600

UMR

= 5.1783600

750000x

x = 3645.833

• Frequency/hour = Capacity

WeightTotal

= 500 / 1200 = 0.42 (dibulatkan ke atas) menjadi 1

• Cost = Cost/Equipment x Frequency/hour x 2

= 3645.833 x 1 x 2 =7291.67

4.2.5 From To Chart

Perhitungan From to Chart digunakan untuk menentukan hubungan antara

setiap fasilitas, berapa aktivitas yang dilakukan antara fasilitas yang satu

dan yang lainnya. Berikut adalah tabel hasil perhitungan From to Chart.

Page 15: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

56

No Nama

Mesin Stor

age

Fin

Pres

s

Hai

rPin

Cutti

ng

CNC

Arm

ada

CNC

Trum

pf

Bend

ing

Mes

in B

or

Ass

embl

y Fi

n Co

il

Flex

pand

er

Braz

ing

Kol

am P

erik

sa

Ass

emby

Flo

or

War

ehou

se

Tota

l

s Storage 1 2 1 1 1 6

1

Fin

Press 1 1

2 HairPin 1 1 2

3 Cutting 1 1

4

CNC

Armada 1 1

5

CNC

Trumpf 1 1

6 Bending 1 1 2

7

Mesin

Bor 1 1

8

Assemb

ly Fin

Coil 1 1

9

Flexpan

der 1 1

10 Brazing 1 1

11

Kolam

Periksa 1 1

12

Assemb

y Floor 1 1

13

Wareho

use 0

Total 0 1 2 1 1 1 2 1 3 2 3 1 1 1 20

Gambar 4.4 From To Chart PT ITU Aircon Co.

Page 16: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

57

Dari total hasil perhitungan From To Chart usulan, didapat bahwa jumlah

yang didapat adalah 20.

4.2.6 Activity Relationship Chart

Actvity relationship chart dapat disebut sebagai bentuk lain dari From To

Chart atau merupakan terjemahan dari From To Chart dari bentuk grafik

ke bentuk diagram. Berikut adalah diagram tersebut:

Gambar 4.5 Activity Relationship Chart PT ITU Aircon Co.

4.2.7 Graph Based Construction Method

Berikut ini adalah contoh iterasi yang dilakukan untuk menyelesaikan

metode grafik ini:

Page 17: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

58

Tabel 4.6 Iterasi sembilan Graph Method

iterasi

9

8 10 6 7 5 4 9 2 1 3 Total

11 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3

12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

faces total

8,10,3 3

Selain itu, di bawah ini terdapat contoh penggambaran hasil dari iterasi

kesembilan di atas.

1 2

Gambar 4.6 Iterasi kesembilan dari Graph method

Page 18: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

59

Di bawah ini adalah hasil iterasi terakhir dari perhitungan dengan metode

grafik beserta gambar akhir dari penempatan fasilitas-fasilitas pada lantai

produksi.

Tabel 4.7 Iterasi dua belas Graph Method

iterasi

12

13 12 11 8 10 6 7 5 4 9 2 1 3 Total

14 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

faces total

13,12,11 1

Data perhitungan iterasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1

Gambar 4.7 Iterasi akhir dari Graph method

Page 19: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

60

Dari hasil pembahasan di atas, didapatkan layout usulan sesuai dengan

perhitungan yang telah dilakukan. Hasil tersebut adalah:

Page 20: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

61

Gambar 4.8 Layout usulan PT ITU Aircon Co.

Page 21: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

62

4.3 Analisa Hasil Perhitungan

4.3.1 Analisa From To Chart dengan From To Chart metode Graph

Analisa mengenai perhitungan ini didasarkan kepada kebutuhan pabrik

pada produk Air Handling Unit CS 270. Perhitungan sebelumnya dengan

total keseluruhan keterkaitan antar mesin yang menghasilkan angka 15.

total kurang baik dikarenakan hubungan antar mesin-mesin buruk. Untuk

itu adanya perubahan pada sektor produksi pada produk Air Handling Unit

CS 270. Untuk melakukan perubahan pada susunan mesin di lantai

produksi, dibutuhkan perhitungan yang tepat untuk melakukan

perhitungan keterkaitan antar mesin-mesin.

Melalui pengamatan yang dilakukan maka didapat keterkaitan antar

mesin, yang selanjutnya digunakan untuk mencari jumlah aliran material

pada mesin-mesin yang berkaitan. Setelah didapat jumlahnya lalu

dilakukan penyesuaian pada layout yang telah ada. Setelah dilakukan

perhitungan dengan metode graph didapatkan total From To Chart sebesar

20. maka perbandingan From To Chart yang lama dan yang baru lebih

baik yang baru. Dikarenakan keterkaitan antar mesin menjadi lebih

beraturan dan berurutan.

4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama

Peletakan mesin pada tata letak lama berdasarkan pada produk-produk

awal yang dibuat oleh PT ITU Aircon Co. karena itu, untuk produk

dengan ukuran besar seperti Air Handling Unit CS 270, terjadi biaya lebih

Page 22: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

63

pada perpindahan material, dan dapat terjadi delay yang disebabkan

perpindahan material yang memakan waktu lebih lama.

Selain itu, seiring dengan bertambahnya saingan dalam produksi peralatan

tata udara, permintaan pasar berkurang drastis sehingga pabrik tidak dapat

lagi memproduksi secara mass produk sehingga lini produksi terpaksa

harus diubah.

4.3.3 Analisa Tata Letak Baru Dengan Perhitungan Metode Graph

Peletakan mesin pada tata letak yang baru merupakan hasil analisa dari

proses produksi yang terjadi saat ini dengan kapasitas produksi yang

disesuaikan dengan rata-rata junlah pemesanan pada produk yang paling

sering dipesan yaitu Air Handling Unit CS 270. Berdasarkan

pertimbangan dan analisa yang dilakukan, dengan dengan menggunakan

metode graph ini, didapat hasil bahwa tata letak yang baru dengan hasil

perhitungan keterkaitan antar mesin adalah 20, ternyata memang lebih

baik bila dibandingkan dengan tata letak yang lama dengan jumlah

keterkaitan antar mesin yaitu 15. Metode ini berhubungan dengan jumlah

keterkaitan antar mesin dan tingkat kepentingan dari tiap-tiap proses dan

alasan pendeskripsian alasan dari tiap-tiap permesinan. Peletakan mesin-

mesin tetap pada bangunan yang sama, hanya saja lebih terstruktur

sehingga proses yang dilakukan bisa lebih efektif dan efisien.

Page 23: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

64

4.3.4 Analisa Perbedaan Tata Letak Baru Dengan Tata Letak Lama

Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa tata letak baru ini diterapkan

untuk memenuhi kebutuhan pabrik akan produk dengan ukuran yang

cukup besar dan jumlah pemesanan terbanyak yang dipesan oleh

pelanggan PT ITU Aircon Co. Tata letak baru ini diharapkan dapat

memberikan keuntungan baik dari segi waktu, jarak dan biaya. Beberapa

kelebihan yang terdapat pada tata letak yang baru ini jika dibandingkan

dengan tata letak yang baru adalah bahwa pada tata letak yang baru,

peletakan mesin-mesinnya lebih teratur dan terstruktur sehingga dapat

mengurangi biaya, waktu, dan jarak. Dengan menggunakan graph method

ini beberapa pengeluaran dapat diminimasi, seperti penggunaan material

handling dan peletakan mesin agar proses produksi tidak terganggu.

Dengan berubahnya tata letak tersebut, maka diharapkan bahwa proses

produksi akan semakin baik dan biaya yang ditimbulkan oleh penggunaan

material handling yang salah dapat diminimasi.

Berikut ini adalah gambar sebagai perbandingan antara tata letak yang

lama dan tata letak yang baru.

Page 24: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

65

Tabel 4.8 Analisa hasil Material Handling Planning Sheet dan Graph

Method

Faktor Dari-Ke Sebelum Sesudah Keterangan

Jarak

Storage - Hairpin 39.07 3.09 Dengan Graph Method, didapat jarak tempuh

yang lebih

Kolam Periksa - Assembly Floor 42.22 17.66

dekat sehingga dapat menguntungkan bagi

perusahaan Assembly Floor - Storage 24.00 27.03

Material Handling

Storage - FinPress Forklift Hand Pallet

Dengan perhitungan yang didapat dari

MHPS, didapat bahwa

Brazing - Kolam Periksa Forklift Trolley

terdapat selisih biaya material handling dengan presentase

sebesar 27,8% yaitu RP.15809,- tiap harinya

Storage - Hairpin Forklift Hand Pallet

Page 25: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

66

Gambar 4.9 Diagram hubungan produk Air Handling Unit CS 270 .

Page 26: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00535-TI bab 4.pdf · beraturan dan berurutan. 4.3.2 Analisa Bentuk Tata Letak Lama ... alasan pendeskripsian

67

Gambar 4.10 Diagram hubungan produk Air Handling Unit CS 270

metode Graph