bab 4 2. analisis dan pembahasan 4.1 analisis profil … · 2015-11-16 · penerapan teknologi rfid...

39
30 BAB 4 2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Penerapan teknologi RFID di Perpustakaan Nasional RI tidak lepas dari tujuannya untuk menunjang tugas dan fungsi perpustakaan nasional itu sendiri. Adapun tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional adalah sebagai berikut. Tugas Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan Layanan perpustakaan dan informasi. Fungsi 1. Pelaksanaan layanan koleksi umum dan khusus; 2. Pelaksanaan bimbingan pemakai; 3. Pelaksanaan pameran dan promosi; 4. Pelaksanaan kerjasama dan otomasi perpustakaan. UraianTugas a. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan layanan koleksi umum dan khusus. b. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan bimbingan pemakai. c. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan pameran dan otomasi. d. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan kerjasama antar perpustakaan baik dalam negeri maupun luar negeri. e. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan otomasi perpustakaan. f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan terjemahan, transliterasi (alih aksara) dan konsultasi perpustakaan. g. Mengkoordinir tugas Kepala Bidang dan Sub Bidang di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi. h. Mengkoordinir dan melakukan pengawasan serta pelaporan terhadap kinerja Bidang/Sub Bidang di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi.

Upload: trinhnhi

Post on 02-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

30

BAB 4

2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Profil Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

Penerapan teknologi RFID di Perpustakaan Nasional RI tidak lepas dari

tujuannya untuk menunjang tugas dan fungsi perpustakaan nasional itu sendiri.

Adapun tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional adalah sebagai berikut.

Tugas

Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan

Layanan perpustakaan dan informasi.

Fungsi

1. Pelaksanaan layanan koleksi umum dan khusus;

2. Pelaksanaan bimbingan pemakai;

3. Pelaksanaan pameran dan promosi;

4. Pelaksanaan kerjasama dan otomasi perpustakaan.

UraianTugas

a. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan layanan koleksi umum dan khusus.

b. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan bimbingan pemakai.

c. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan pameran dan otomasi.

d. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan kerjasama antar perpustakaan baik

dalam negeri maupun luar negeri.

e. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan otomasi perpustakaan.

f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan terjemahan, transliterasi (alih

aksara) dan konsultasi perpustakaan.

g. Mengkoordinir tugas Kepala Bidang dan Sub Bidang di lingkungan Pusat

Jasa Perpustakaan dan Informasi.

h. Mengkoordinir dan melakukan pengawasan serta pelaporan terhadap

kinerja Bidang/Sub Bidang di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan

Informasi.

31

i. Melakukan penilaian (DP3) terhadap Kepala Bidang setiap akhir tahun.

j. Melakukan koordinasi antar Kepala Pusat / Direktorat di lingkungan

Deputi Bidang Pengembangan bahan Pustaka dan Informasi.

k. Membantu tugas administrasi dan teknis Deputi Bidang Pengembangan

Bahan Pustaka dan Informasi.

4.2 Analisis Proses Bisnis

Proses bisnis adalah serangkaian atau sekumpulan aktifitas atau pekerjaan

yang yang saling terkait dan dirancang untuk menyelesaikan tujuan strategik

sebuah organisasi, seperti pelanggan dan pasar (Hollander, Denna, dan

Cherrington, 2000). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi

beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga

berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya. Analisis proses bisnis

umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga

tingkatan aktivitas atau kegiatan. Seringkali pemilik proses yaitu yang

bertanggungjawab terhadap kinerja dan pengembangan berkesinambungan dari

proses, juga dianggap sebagai suatu karakteristik proses bisnis.

Proses bisnis memiliki beberapa karakteristik antara lain (Sparx System,

2004)

1. Memiliki tujuan

2. Memiliki input tertentu

3. Memiliki output tertentu

4. Menggunakan sumberdaya

5. Memiliki sejumlah aktifitas yang dilakukan dalam suatu urutan

6. Dapat mempengaruhi lebih dari satu unit organisasional.

7. Menciptakan suatu nilai untuk konsumen.

32

Proses bisnis Pusat Jasa Jasa Perpustakaan dan Informasi berdasarkan

Laporan Akuntabilitas Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2007

Gambar 5. Proses Bisnis Pusat Jasa Perpustakaan Nasional RI

4.3 Analisis Portofolio Bisnis Organisasi

Perpustakaan Nasional RI sebagai lembaga Non profit memiliki beberapa

produk/jasa yang memberikan layanan kepada pengguna yang disebut dengan

layanan perpustakaan. Adapun jenis layanan yang dimiliki oleh Layanan Terbuka

sebagai bisnis organisasinya adalah :

1. Layanan Peminjaman

2. Layanan Pengembalian

3. Layanan Book Drop

4. Self Check

5. Stock Opname

33

4.4 Analisis Portofolio SI/TI Organisasi

Untuk memaksimalkan fungsi layanan yang terdapat di Layanan Terbuka,

Perpustakaan Nasional RI telah memilih teknologi RFID untuk mendukung fungsi

layanan perpustakaan baik yang berorientasi kepada pengguna maupun karyawan

sebagai pengelola layanan perpustakaan. Secara garis besar dapat dijelaskan

tentang fungsi dukung teknologi RFID seperti pada tabel 6.

Tabel 6 Fungsi RFID

NO PERANGKAT KETERANGAN

1. RFID Frontdesk Station Digunakan oleh staf perpustakaan untuk melakukan

proses peminjaman, pengembalian, dan

menghidupkan/mematikan security bit pada RFID tag.

Peralatan ini juga dapat digunakan untuk mengisi data

pada RFID tag.

2. RFID security gate Digunakan sebagai gerbang Pengaman yang memiliki

alarm counter sekaligus dapat berfungsi sebagai patron

counter

3. RFID portable station

(handheld station)

Digunakan oleh staf perpustakaan untuk melakukan

pemeriksaan koleksi yang telah dilengkapi dengan

RFID tag pada rak koleksi guna mendukung sirkulasi

dan Pengaman koleksi dan inventaris koleksi.

4. Self check station Layanan peminjaman mandiri yang dapat digunakan

oleh pengguna perpustakaan untuk melakukan proses

peminjaman, perpanjangan, dan pengembalian koleksi

yang secara otomatis dapat melakukan update data

peminjaman tersebut.

5. Aplikasi RFID tag dan reader

untuk sirkulasi dan Inventory

koleksi (stock opname) koleksi

Perpustakaan Nasional RI

Aplikasi ini terintegrasi dengan INLIS yang telah

dibangun sebelumnya oleh Perpusnas RI dan digunakan

sebagai aplikasi pengelolaan sirkulasi dan inventory

koleksi yang berbasis pada RFID.

6. Workstation Digunakan sebagai alat dalam menjalankan aplikasi

RFID

7. Server Digunakan sebagai server untuk aplikasi RFID

4.5 Analisis Strategi SI/TI Organisasi

Dalam pelaksanaan kegiatan layanan perpustakaan yang ada di Layanan

Terbuka, dibutuhkan kecepatan, keakuratan, efisiensi dan efektifitas layanan yang

dapat dirasakan dan memuaskan pemustaka. Tentu saja keinginan itu dapat

tercapai apabila difasilitasi oleh faktor-faktor pendukung kelancaran fungsi

dimaksud. Diantara faktor tersebut adalah aspek teknologi informasi. Dengan

beberapa fungsi teknologi yang dimiliki oleh RFID diharapkan dapat terbangun

sistem pengamanan koleksi dan inventory koleksi e-library yang terintegrasi dan

34

sejalan dengan realisasi pelaksanaan pengembangan grand desain Perpustakaan

Nasional RI. Sehingga fungsi dan pemanfaatan produk/ jasa layanan sebagai

bisnis organisasi perpustakaan di Layanan Terbuka dapat dioptimalisasikan secara

tepat dan cepat.

4.6 Analisis Strategi Bisnis Organisasi

Strategi bisnis Perpustakaan Nasional RI sebagai implementasi dari tujuan

bidang pelayanan yang telah ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional RI,

berdasarkan Laporan Akuntabilitas Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun

2007 adalah :

1. Peningkatan kualitas layanan kepada pengguna perpustakaan dilingkungan

Perpustakaan Nasional RI;

2. Pengamanan koleksi dan inventaris koleksi yang bernilai sehingga

informasi yang terkandung didalamnya tetap dapat digunakan dan

dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat;

3. Penggunaan sistem RFID dengan frequency open standard platform untuk

pengamanan koleksi dan inventaris koleksi;

4. Peningkatan kualitas layanan cetak mandiri bagi pengguna perpustakaan

dilingkungan Perpustakaan Nasional RI yang terintegrasi dengan sistem

informasi manajemen Perpustakaan Nasional RI;

5. Penyediaan aplikasi pendukung pencetakan mandiri pada perangkat

multifungsi yang dapat ditampilkan dan dioperasikan melalui display

perangkat multifungsi dan berjalan melalui server pendukungnya.

4.7 CSF (Critical Success Factor)

Titik awal pengukuran tingkat kemapanan penerapan teknologi RFID

dilakukan dengan menetapkan CSF karena dapat menjadi salah satu faktor

penentu keakuratan hasil yang diperoleh. Perpustakaan Nasional RI tidak

memiliki CSF dalam penerapan teknologi RFID. Oleh karena itu perlu dilakukan

analisa awal untuk menetapkan CSF penerapan Teknologi RFID. Penyusunan

CSF dilakukan dengan melakukan wawancara, analisis dokumen dan diskusi

35

dengan staf Sub Bidang Otomasi Perpustakaan yang bertanggung jawab terhadap

penerapan teknologi RFID di Perpustakaan Nasional RI.

Berdasarkan analisis strategi bisnis yang telah ditetapkan, ditentukan CSF

sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan “goal” organisasi. CSF disusun

dengan cara merumuskan strategi bisnis dan menyesuaikannya dengan tujuan

organisasi. Adapun CSF berdasarkan masing-masing strategi bisnis organisasi

dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7 CSF

Stategi

Bisnis 1

Peningkatan kualitas layanan kepada pengguna perpustakaan di lingkungan

Perpustakaan Nasional RI

CSF 1 Pembangunan prosedur operasional yang baku untuk sistem

pengamanan koleksi dan inventaris koleksi;

CSF 2 Penyusunan petunjuk teknis pengoperasian sistem pengamanan koleksi

dan inventaris koleksi;

CSF 3 Melakukan pelatihan penggunaan sistem pengamanan koleksi dan

inventaris koleksi;

CSF 4 Pendampingan operasional selama 1 (satu) tahun sejak berita acara

serah terima peralatan dan pengujian peralatan dilakukan guna

mendukung sistem pengamanan koleksi dan inventaris koleksi hingga

beroperasi penuh.

Strategi

Bisnis 2

Pengamanan Koleksi dan inventaris koleksi yang bernilai sehingga informasi yang

terkandung di dalamnya tepat dapat digunakan dan dimanfaatkan selas-luasnya

oleh masyarakat

CSF 5 Tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung

pembangunan system pengamanan koleksi dan inventaris koleksi

berbasiskan teknologi RFID

Strategi

Bisnis 3

Penggunaan sistem RFID dengan frequency open standard platform untuk

pengamanan koleksi dan inventaris koleksi;

CSF 6 Pembangunan infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak sistem

pengamanan koleksi dan inventaris koleksi dengan frequency open

standard platform;

CSF 7 Memastikan RFID system dapat berjalan dengan sistem yang ada yaitu

sistem informasi manajemen Perpusnas RI dan pengembangan

kedepannya menggunakan RFID open standard platform.

Strategi

Bibnis 4

Peningkatan kualitas layanan cetak mandiri bagi pengguna perpustakaan di

lingkungan perpustakan nasional RI terintegrasi dengan sistem informasi

manajemen Perpustakaan Nasional RI

CSF 8 Pembangunan layanan cetak mandiri bagi pengguna perpustakaan

dilingkungan Perpustakaan Nasional RI yang terintegrasi dengan sistem

informasi manajemen Perpustakaan Nasional RI;

Strategi

Bisnis 5

Penyediaan aplikasi pendukung pencetakan mandiri pada perangkat multifungsi

dan berjalan melalui server pendukungnya

CSF 9 Menyediakan dan melakukan instalasi perangkat lunak dan keras RFID;

36

4.8 Kendali Proses

Kendali proses COBIT 4.1 merupakan proses-proses yang harus dilalui

untuk dapat mengukur tingkat kemapanan penerapan teknologi RFID. Untuk

dapat menentukan kendali proses mana saja yang akan digunakan, maka

dilakukan beberapa tahap seperti pada gambar 6.

Gambar 7 Alur Penentuan Kendali Proses

Penyusunan CSF merupakan titik awal pengukuran tingkat kemapanan

penerapan teknologi RFID. Pemetaan CSF teadap Business Goals yang telah

didefinisikan pada COBIT 4.1 ditujukan untuk mendapatkan business goals yang

sesuai dengan strategi bisnis Perpusnas RI terutama yang berhubungan dengan

RFID. Tabel 8 menunjukkan Business Goals COBIT 4.1 berdasarkan IT

Governance Institut tahun 2001, yang akan dipetakan dengan CSF.

Tabel 8 Business Goals COBIT 4.1

Perspektif

Keuangan

1 Memberikan pengembalian investasi TI melalui

investasi bisnis aktif

2 Mengelola TI terkait dengan risiko bisnis

3 Meningkatkan tatakelola dan transparansi

organisasi

Perspektif

Pelanggan

4 Meningkatkan orientasi kepada pelanggan dan

pelayanan

5 Menawarkan produk dan layanan yang

kompetitif

6 Membangun kesinambungan dan ketersediaan

layanan

37

Sambungan

Perspektif

Pelanggan

7 Membuat terobosan dalam menanggapi

perubahan kebutuhan bisnis

8 Mencapai optimasi biaya pelayanan

9 Memperoleh informasi yang handal dan berguna

untuk mengambil keputusan strategis

Perspektif

Internal

10 Meningkatkan dan mempertahankan fungsi

proses bisnis

11 Biaya proses lebih rendah

12

Menjalankan kepatuhan (compliance) pada

regulasi, kontrak yang berjalan, atau aturan

eksternal yang digunakan.

Mematuhi hukum eksternal, regulasi, dan

kontrak

13 Mematuhi kebijakan internal

14 Mengelola perubahan bisnis

15 Meningkatkan dan mempertahankan

produktifitas operasional dan staf

Perspektif

pembelajaran

dan

peningkatan

16 Mengelola inovasi produk dan bisnis

17 Mendapatkan dan mempertahankan orang-orang

terampil dan bermotivasi

Hasil pemetaan CSF dengan business goals COBIT 4.1 dapat dilihat pada

tabel 9.

Tabel 9 Hasil Pemetaan CSF dengan Business Goals COBIT 4.1

NO CSF Business Goals

COBIT 4.1

1 Pembangunan prosedur operasional yang baku untuk sistem

pengamanan koleksi dan inventaris koleksi;

15

2 Penyusunan petunjuk teknis pengoperasian sistem pengamanan

koleksi dan inventaris koleksi;

12

3 Melakukan pelatihan penggunaan sistem pengamanan koleksi dan

inventaris koleksi;

17

4 Pendampingan operasional selama 1 (satu) tahun sejak berita

acara serah terima peralatan dan pengujian peralatan dilakukan

guna mendukung sistem pengamanan koleksi dan inventaris

koleksi hingga beroperasi penuh.

15

5 Tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak yang

mendukung pembangunan system pengamanan koleksi dan

inventaris koleksi berbasiskan teknologi RFID

10

38

Sambungan

NO CSF Business Goals

COBIT 4.1

6 Pembangunan infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak

sistem pengamanan koleksi dan inventaris koleksi dengan

frequency open standard platform;

10

7 Memastikan RFID system dapat berjalan dengan sistem yang ada

yaitu sistem informasi manajemen Perpusnas RI dan

pengembangan kedepannya menggunakan RFID open standard

platform.

15

8 Pembangunan layanan cetak mandiri bagi pengguna perpustakaan

dilingkungan Perpustakaan Nasional RI yang terintegrasi dengan

sistem informasi manajemen Perpustakaan Nasional RI;

4

9 Menyediakan dan melakukan instalasi perangkat lunak dan keras

RFID;

10

Pemetaan CSF terhadap BG COBIT 4.1 pada table 8 didasarkan pada latar

belakang sebagai berikut:

1. Pemetaan CSF 1 terhadap BG 15

Pembangunan prosedur operasional yang baku ditujukan untuk

membentuk prosedur operasional kegiatan bisnis organisasi. Selain itu

dengan adanya prosedur operasional baku, proses peningkatan

produktifitas operasional dan sumber daya manusia dapat dikembangkan.

Hal ini sejalan dengan dengan business goal nomor 15

2. Pemetaan CSF 2 terhadap BG 12

Penyusunan petunjuk teknis pengoperasian sistem ditujukan untuk

membuat suatu petunjuk pelaksanaan sistem secara teknis. Fungsi

petunjuk teknis tersebut adalah untuk memberikan petunjuk agar terdapat

kesamaan pemahaman dalam pengoperasian sistem. Sedangkan

manfaatnya adalah untuk mempermudah proses pengoperasian sistem.

3. Pemetaan CSF 3 terhadap BG 17

Pelatihan penggunaan sistem berlaku untuk karyawan baik yang terlibat

langsung ataupun tidak dalam pengoperasian fungsi sistem tersebut. Hal

tersebut ditujukan untuk mendapatkan generasi baru yang trampil dan juga

mempertahankan kemampuan staf yang memang sudah ahli di bidangnya.

39

4. Pemetaan CSF 4 terhadap BG 15

Pendampingan operasional terhadap sebuah sistem baru sangat penting

karena akan banyak terjadi proses penyesuaian, baik dari sisi sistem

maupun staf sebagai pengelola. Produktivitas sebuah sistem baru harus

dipastikan dapat beradaptasi sengan sistem yang ada dan berjalan dengan

baik. Staf sebagai pengelola bukan hanya diperkenalkan fungsi-fungsinya

saja tapi juga harus memahami setiap kendala yang mungkin terjadi.

5. Pemetaan CSF 5 terhadap BG 4

Proses bisnis suatu organisasi dibutuhkan untuk mencapai tujuan strategis

suatu organisasi. Oleh karena itu ketersediaan perangkat keras dan

perangkat lunak yang mendukung pembangunan sistem baru sangatlah

penting sehingga proses bisnis organisasi dapat berjalan dengan baik.

6. Pemetaan CSF 6 terhadap BG 10

Pembangunan infrastruktur perangkat lunak dan perangkat keras sangat

diperlukan untuk menjaga agar proses bisnis tetap berjalan bengan baik

sehingga tujuan strategis organisasi dapat tercapai

7. Pemetaan CSF 7 terhadap BG 15

Memastikan RFID sitem dapat berjalan dengan sistem yang ada

merupakan bagian yang sangat penting. Kondisi tersebut berhubungan

langsung dengan produktifitas operasional dan staf. Bila sistem tersebut

mengalami kerusakan maka produktifitas operasional dan stafpun akan

terganggu.

8. Pemetaan CSF 8 terhadap BG 4

Layanan cetak mandiri merupakan salah satu fungsi RFID yang

berhubungan langsung dengan pengguna. Oleh karena itu pembangunan

layanan tersebut diharapkan dapat meningkatkan orientasi kepada

pelanggan dan pelayanan.

40

9. Pemetaan CSF 9 terhadap BG 10

Menyediakan dan melakukan instalasi perangkat lunak dan perangkat

keras RFID dilakukan untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan

fungsi proses bisnis organisasi sehingga dapat berjalan bengan baik.

Dari hasil pemetaan CSF terhadap BG COBIT 4.1 seperti pada table 9,

maka diperoleh lima BG COBIT 4.1 yang berhubungan dengan penerapan

teknologi RFID.

Setelah diperoleh hasil pemetaan SCF dengan BG COBIT 4.1 selanjutnya

dilakukan pemetaan Business Goals dengan IT goals COBIT 4.1. Tabel 10

menunjukkan IT Goals yang akan dipetakan dengan Business Goals yang sudah

terpilih.

Tabel 10 IT Goals COBIT 4.1

IT Goals

1 Menanggapi kebutuhan bisnis sejalan dengan strategi bisnis

2 Menanggapi kebutuhan pemerintahan sejalan dengan arah papan

3 Menjamin kepuasan pengguna akhir dengan penawaran layanan dan

tingkat layanan

4 Mengoptimalkan penggunaan informasi

5 Membuat kelincahan TI

6 Mendefinisikan bagaimana bisnis kebutuhan fungsional dan kontrol

otomatis diterjemahkan dalam efektif dan efisien

7 Mendapatkan dan memelihara sistem aplikasi yang terintegrasi dan

standar

8 Mendapatkan dan memelihara infrastruktur TI yang terintegrasi dan

standar

9 Memperoleh dan mempertahankan kemampuan IT yang merespon

strategi TI

10 Menjamin kepuasan bersama pihak ketiga hubungan

11 Memastikan integrasi aplikasi ke dalam proses bisnis

12 Memastikan transparansi dan pemahaman saya biaya, manfaat,

strategi, kebijakan dan tingkat layanan

13 Memastikan penggunaan yang tepat dan kinerja solusi aplikasi dan

teknologi

14 Account untuk dan melindungi semua aset TI

15 Mengoptimalkan infrastruktur TI, sumber daya dan kemampuan

16 Mengurangi cacat solusi dan jasa pengiriman dan pengerjaan ulang

17 Melindungi pencapaian tujuan TI

18 Membangun kejelasan dampak bisnis risiko untuk tujuan TI dan

sumber daya

41

Sambungan

IT Goals

19 Memastikan bahwa informasi penting dan rahasia yang disembunyikan

dari mereka yang tidak harus memiliki akses ke sana

20 Memastikan bahwa transaksi bisnis otomatis dan pertukaran informasi

dapat dipercaya

21 Memastikan bahwa layanan TI dan infrastruktur benar dapat melawan

dan pulih dari kegagalan karena kesalahan, serangan yang disengaja

atau bencana

22 Memastikan dampak bisnis minimum dalam hal terjadi gangguan

layanan TI atau mengubah

23 Memastikan bahwa layanan TI yang tersedia seperti yang diperlukan

24 TI meningkatkan efisiensi biaya dan kontribusi terhadap profitabilitas

bisnis

25 Memberikan proyek tepat waktu dan anggaran, memenuhi standar

kualitas

26 Menjaga integritas infrastruktur informasi dan pengolahan

27 Memastikan kepatuhan dengan hukum TI, peraturan dan kontrak

28 Memastikan bahwa TI hemat biaya menunjukkan kualitas layanan,

perbaikan terus-menerus dan kesiapan untuk mengubah masa depan

Pemetaan Business Goals terhadap IT Goals telah ditetapkan secara baku

dalam COBIT 4.1 yang terdapat dalan IT Governance Institut tahun 2007. Hasil

pemetaan tersebut dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11 Hasil Pemetaan Business Goals dengan IT Goals

BUSINESS GOALS IT GOALS

Perspektif

Keuangan

1

Memberikan pengembalian

investasi TI melalui investasi

bisnis aktif

24

2 Mengelola TI terkait dengan

risiko bisnis 2 14 17 17 19 20 21 22

3 Meningkatkan tatakelola dan

transparansi organisasi 2 18

Perspektif

Pelanggan

4 Meningkatkan orientasi kepada

pelanggan dan pelayanan 3 23

5 Menawarkan produk dan layanan

yang kompetitif 5 24

6 Membangun kesinambungan dan

ketersediaan layanan 10 16 22 23

7

Membuat terobosan dalam

menanggapi perubahan

kebutuhan bisnis

1 5 25

8 Mencapai optimasi biaya

pelayanan 7 8 10 24

9

Memperoleh informasi yang

handal dan berguna untuk

mengambil keputusan strategis

2 4 12 20 26

42

Sambungan

Perspektif

Internal

10

Meningkatkan dan

mempertahankan fungsi proses

bisnis

6 7 11

11 Biaya proses lebih rendah 7 8 13 15 24

12

Menjalankan kepatuhan

(compliance) pada regulasi,

kontrak yang berjalan, atau

aturan eksternal yang digunakan. 2 19 20 21 22 26 27

Mematuhi hukum eksternal,

regulasi, dan kontrak

13 Mematuhi kebijakan internal 2 13

14 Mengelola perubahan bisnis 1 5 6 11 28

15

Meningkatkan dan

mempertahankan produktifitas

operasional dan staf

7 8 11 13

Perspektif

pembelajaran

dan

peningkatan

16 Mengelola inovasi produk dan

bisnis 5 25 28

17

Mendapatkan dan

mempertahankan orang-orang

terampil dan bermotivasi

9

Berdasarkan hasil pemetaan CSF dengan Business Goals COBIT 4.1,

diperoleh 5 Business Goals yang kemudian dipetakan kepada IT Goals COBIT

4.1. Hasil pemetaan 5 Business Goals tersebut terdapat pada tabel 12

Tabel 12 Pemetaan BG terhadap ITG COBIT 4.1

BUSINESS GOALS IT GOALS

BG4 Meningkatkan orientasi kepada

pelanggan dan pelayanan 3 23

BG10 Meningkatkan dan mempertahankan

fungsi proses bisnis 6 7 11

BG12 Mematuhi hukum eksternal,

peraturan, dan kontrak 2 19 20 21 22 26 27

BG15 Meningkatkan dan mempertahankan

produktifitas operasional dan staf 7 8 11 13

BG17

Mendapatkan dan mempertahankan

orang-orang terampil dan

bermotivasi

9

Berdasarkan hasil pemetaan pada tabel 12 diperoleh 15 IT Goals COBIT

4.1 yang akan digunakan. Tabel 13 menunjukkan 15 IT Goals COBIT beserta

kendali prosesnya yang sudah ditetapkan pada COBIT 4.1.

43

Tabel 13 Kendali Proses COBIT 4.1

IT GOALS PROCESSES

2 Respon terhadap persyaratan tatakelola

sesuai dengan petunjuk

PO1, PO4, PO10, ME1,

ME4

3 Menjamin kepuasan pengguna melalui

penawaran layanan dan tingkat layanan

PO8, AI4, DS1, DS2, DS7,

DS8, DS10, DS13

6

Menetapkan bagaimana fungsi dan control

terhadap bisnis diterjemahkan secara

otomatis melalui selusi yang efektif dan

efisien

AI1, AI2, AI6

7

Mendapatkan dan memelihara sistem

aplikasi yang terintegrasi dan

terstandardisasi

PO3, AI1, AI5

8 Mendapatkan dan memelihara infrasruktur

TI yang terintegrasi dan terstandar AI3, AI5

9

Memperoleh dan mempertahankan

kemampuan TI yang dapat merespon

strategi TI

PO7, AI5

11 Memastikan integrasi aplikasi untuk proses

bisnis PO2, AI4, AI7

13 Memastikan bahwa penggunaan dan kinerja

solusi aplikasi dan teknologi adalah tepat PO6, AI4, AI7, DS7, DS8

19

Memastikan bahwa informasi penting dan

rahasia tidak dimiliki oleh mereka yang

tidak seharusnya memiliki akses kesana

PO6, DS5, DS11, DS12

20 Memastikan bahwa transaksi bisnis otomatis

dan pertukaran informasi dapat dipercaya PO6, AI7, DS5

21

Memastikan bahwa layanan dan

infrastruktur TI benar-benar dapat bertahan

dan pulih akibat dari kegagalan karena

kesalahan, serangan yang disengaja, atau

bencana

PO6, AI7, DS4, DS5, DS12,

DS13, ME2

22

Memastikan dampak bisnis minimum

apabila terjadi gangguan atau perubahan

layanan TI

PO6, AI6, DS4, DS12

23 Memastikan bahwa layanan TI tersedia

ketika diperlukan DS3, DS4, DS8, DS13

26 Menjaga integritas infrastruktur informasi

dan pengolahan AI6, DS5

27 Memastikan bahwa TI memenuhi ketentuan

hokum, peraturan dan kontak DS11, ME2, ME3, ME4

44

Berdasarkar hasil pemetaan pada table 13, diperoleh 30 kendali proses

COBIT 4.1 yang relefan dengan penerapan teknologi RFID. Tabel 14

menunjukkan 30 proses COBIT 4.1 yang relefan dan akan diukur tingkat

kemapanannya

Tabel 14 Tiga Puluh Kendali Proses COBIT 4.1

NO PROCESSES

1 PO1 Menetapkan rencana strategis IT

2 PO2 Menetapkan arsitektur sistem informasi

3 PO3 Menetapkan arah teknologi

4 PO4 Menetapkan proses TI, organisasi dan hubungannya

5 PO6 Mengkomunikasikan tujuan dan arah manajemen

6 PO7 Mengelola sumberdaya manusia

7 PO8 Mengatur kualitas

8 PO10 Mengatur proyek

9 AI1 Identifikasi solusi-solusi otomatis

10 AI2 Mendapatkan dan memelihara perangkat lunak aplikasi

11 AI3 Mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi

12 AI4 Menjalankan operasi dan menggunakannya

13 AI5 Pengadaan sumberdaya TI

14 AI6 Mengelola perubahan

15 AI7 Instalasi dan akreditasi solusi serta perubahan

16 DS1 Menetapkan dan mengatur tingkat layanan

17 DS2 Mengatur layanan dengan pihak ketiga

18 DS3 Mengatur kinerja dan kapasitas

19 DS4 Memastikan ketersediaan layanan

20 DS5 Memastikan keamanan sistem

21 DS7 Mendidik dan melatih pengguna

22 DS8 Mengelola bantuan layanan dan insiden

23 DS10 Mengelola masalah

24 DS11 Mengelola data

25 DS12 Mengelola fasilitas

26 DS13 Mengelola operasi

27 ME1 Monitor dan evaluasi kinerja TI

28 ME2 Monitor dan evaluasi pengendalian internal

29 ME3 Memastikan kepatuhan terhadap persyaratan eksternal

30 ME4 Menyediakan tatakelola TI

45

4.9. Analisis Tingkat Kemapanan

Bagian berikut menjelaskan mengenai analisis hasil pengukuran tingkat

kemapanan implementasi RFID di Perpusnas RI berdasarkan setiap proses yang

diukur.

1. PO 1 Menetapkan Rencana Strategis TI

Kendali proses PO1 membahas mengenai penetapan rencana strategis.

Dalam bahasan ini adalah penetapan rencana strategis mengenai implemetasi

RFID di lingkungan Perpusnas RI.

Tabel 15 menunjukkan nilai hasil pengukuran tingkat kemapanan pada

kendali proses PO1 ini adalah 2,87. Hal ini menunjukan bahwa manajemen TI

Perpusnas RI telah membuat perencanaan strategis TI dan telah disesuaikan

dengan kebutuhan bisnisnya. Namun demikian, meskipun perencanaan strategis

tersebut telah terstruktur dan didokumentasikan dengan baik, akan tetapi

perencanaan tersebut masih belum disebarkan dan diketahui secara menyeluruh

kepada seluruh staf TI. Hal ini mungkin dilakukan dalam rangka menjaga

kerahasiaan perencanaan TI itu sendiri.

Selain itu, meskipun telah menjadi pembahasan informal bagi manajemen TI,

perencanaan TI yang telah dibuat tersebut masih belum terlihat adanya identifikasi

risiko dari implementasi proyek yang dikerjakan.

Tabel 15 PO1 Menetapkan Rencana Strategis IT

LEVEL

Jumlah

Skor

(A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0 2 0.00 0.00 0.00

1 3 4 0.75 0.20 0.20

2 4 4 1.00 0.27 0.55

3 2.66 6 0.44 0.12 0.36

4 5.66 6 0.94 0.26 1.03

5 2.66 5 0.53 0.15 0.73

Total 17.98 27 3.67 1.00 2.87

46

2. PO 2 Menetapkan Arsitektur Sistem Informasi

Kendali Proses PO2 membahas mengenai penetapan arsitektur sistem

infomasi. Dalam pembahasan ini penetapan arsitektur sistem informasi khususnya

yang mendukung pembangunan RFID.

Tabel 16 menunjukkan nilai hasil pengukuran tingkat kemapanan pada

kendali proses PO2 adalah 2.54. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi

memahami pentingnya sebuah arsitektur informasi dan sudah ada orang yang

bertanggung jawab akan pembuatannya. Prosedur, alat dan teknik terkait telah

distandarkan. Kebijakan telah dibuat tetapi kepatuhannya tidak secar konsisten

ditegaskan. Proses pendefinisian arsitektur informasi dilakukan secara proaktif

dan focus kepada keperluan bisnis jangka panjang.

Tabel 16 PO2 Menetapkan Arsitektur Sistem Informasi

LEVEL

Jumlah

Skor

(A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0 2 0.00 0.00 0.00

1 2.33 4 0.58 0.18 0.18

2 3 3 1.00 0.31 0.63

3 5.33 6 0.89 0.28 0.84

4 5.66 8 0.71 0.22 0.89

5 0 7 0.00 0.00 0.00

Total 16.32 30 3.18 1.00 2.54

3. PO 3 Menetapkan Arah Teknologi

Kendali proses PO3 membahas mengenai penetapan arah teknologi.

Dalam hal ini penetapan arah teknologi ditujuakan pada pengembangan penerapan

teknologi RFID.

Tabel 17 menunjukkan nilai hasil pengukuran tingkat kemapanan

penetapan arah teknologi adalah 2.78. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi

telah memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengembangkan rencana

infrastruktur teknologi yang dibutuhkan sehingga dapat mengalokasikan sumber

daya dengan tepat, akantetapi belum ada staf yang ahli. Komunikasi tentang

pengaruh yang potensial terhadap perubahan teknologi tidak dilakukan secara

konsisten. Hal tersebut dilakukan karena keberhasilan pengembangan RFID

47

diperoleh secara bertahap sehingga komunikasi yang dilakukan sesuai dengan

keberhasilan yang ada.

Tabel 17 PO3 Menetapkan Arah Teknologi

LEVEL

Jumlah

Skor

(A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0 3 0.00 0.00 0.00

1 5 5 1.00 0.23 0.23

2 5 5 1.00 0.23 0.46

3 6 6 1.00 0.23 0.69

4 6.66 11 0.61 0.14 0.56

5 5 7 0.71 0.17 0.83

Total 27.66 37 4.32 1.00 2.78

4. PO4 Menetapkan Proses TI , Organisasi, dan Hubungannya

Kendali proses PO4 membahas mengenai penetapan proses TI, organisasi,

dan hubungannya. Penetapan proses TI dan hubungannya dengan organisasi

diarahkan pada penetapan pengembangan RFID dalam mendukung tujuan

organisasi yaitu Perpustakaan Nasional RI.

Tabel 18 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 3.43 (Defined

Process). Hal ini menunjukkan bahwa organisasi telah memiliki definisi tentang

fung si yang harus dilakukan oleh personil TI dan orang-orang yang akan

melakukan fungsi tersebut dan yang dilakukan oleh pengguna. Pendefinisian

fungsi tersebut sangat penting, sehinga tujuan organisasi dapat tercapai. Pada

kondisi tersebut, pengguna teknologi tidak memiliki keleluasaan untuk membantu

dalam memantau kinerja organisasi dan proses TI. Hal tersebut bertujuan untuk

menjaga kesinambungan proses pencapaian tujuan organisasi karena organisasi

belum meiliki proses perbaikan yang berjalan secara terus menerus.

48

Tabel 18 PO4 Menetapkan Proses TI, Organisasi, dan Hubungannya

LEVEL

Jumlah

Skor

(A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0 1 0.00 0.00 0.00

1 0 4 0.00 0.00 0.00

2 2 3 0.67 0.22 0.44

3 9 9 1.00 0.33 0.99

4 6 8 0.75 0.25 0.99

5 3 5 0.60 0.20 0.99

Total 20 30 3.02 1.00 3.43

5. PO 6 Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah Manajemen

Kendali proses PO6 yaitu mengkomunikasikan tujuan san arah

manajemen. Pengembangan RFID harus sesuai dengan tujuan dan arah

manajemen. Untuk itu harus dilakukan komunikasi yang baik sehingga setiap hal

yang berhubungan dengan pengembangan teknologi RFID memiliki arah yang

sama.

Tabel 19 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.02 (Repeatable

but Intuitive). Hasil tersebut menyatakan bahwa organisasi menyadari akan

pentingnya peraturan, SOP, dan control namun pelaksanaannya masih bersifat

sementara dan tidak konsisten. Keberadaan komponen tersebut hanya sekedar

diketahui oleh staf dan digunakan hanya untuk menutupi masalah-masalah penting

saja. Peraturan, SOP, dan control seharusnya menjadi tanggung jawab manajemen

untuk mengkomunikasikannya, sehingga tujuan dan arah manajemen dapat

tercapai

Tabel 19 PO6 Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah Manajemen

LEVEL

Jumlah

Skor

(A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0 2 0.00 0.00 0.00

1 2 2 1.00 0.40 0.40

2 3 4 0.75 0.30 0.61

3 2.33 6 0.39 0.16 0.47

4 1.33 4 0.33 0.13 0.54

5 0 4 0.00 0.00 0.00

Total 8.66 22 2.47 1.00 2.02

49

6. PO 7 Mengelola Sumber Daya Manusia

Kendali proses PO7 yaitu pengelolaan sumber daya manusia. Dalam hal

ini berhubungan dengan pengelolaan sumber daya manusia dalam pengembangan

penerapan teknologi RFID.

Tabel 20 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.24 (Repeatable

but Intuitive). Hasil tersebut menggambarkan bahwa pengelolaan sumber daya

manusia lebih dipengaruhi oleh kebutuhan khusus pekerjaan yang ada, bukan

karena ketersediaan staf yang terampil. Selain itu, pelatihan dilakukan secara

informal sesuai dengan dasar pengetahuan yang diperlukan. Sebuah organisasi

seharusnya memiliki komponen manajemen sumber daya manusia yang konsisten

dengan praktik industry yang baik, seperti kompensasi, penilaian kinerja,

partisipasi dalam forum industri, transfer pengetahuan, pelatihan, dan mentoring.

Tabel 20 PO7 Mengelola Sumber Daya Manusia

LEVEL

Jumlah

Skor

(A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0 2 0.00 0.00 0.00

1 4 4 1.00 0.29 0.29

2 2 2 1.00 0.29 0.59

3 5 5 1.00 0.29 0.88

4 2 5 0.40 0.12 0.47

5 0 5 0.00 0.00 0.00

Total 13 23 3.40 1.00 2.24

7. PO 8 Mengatur Kualitas

Kendali proses PO8 membahas mengenai pengaturan kualitas. Pengaturan

kualitas ditujukan pada penggunaal teknologi pendukung RFID sehingga dapat

mendukung penerapan teknologi RFID.

Tabel 21 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 1.53 (Repeatable

but Intuitive). Kondisi yang dapat digambarkan yaitu bahwa sebenarnya

organisasi menyadari pentingnya kebutuhan manajemen kualitas TI, akantetapi

penerapannya kurang. Evaluasi terhadap proyek dan operasi TI belum pernah

dilakukan terkait kualitasnya. Organisasi seharusnya melakukan standar untuk

mengukur kualitas, dan melakukan survey kepuasan secara konsisten.

50

Tabel 21 PO8 Mengatur Kualitas

LEVEL

Jumlah

Skor

(A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 2 3 0.67 0.29 0.00

1 2 3 0.67 0.29 0.29

2 1 2 0.50 0.22 0.43

3 1 5 0.20 0.09 0.26

4 1 9 0.11 0.05 0.19

5 1 6 0.17 0.07 0.36

Total 8 28 2.31 1.00 1.53

8. PO 10 Mengatur Proyek

Kendali proses PO10 adalah Mengatur proyek. Pengaturan terhadap

proyek penerapan RFID dilakukan untuk mencapai tujuannya sehingga tujuan

organisasi dapat tercapai.

Tabel 22 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 1.68 (Repeatable

but Intuitive). Dalam mengatur proyek, organisasi kurang jelas dalam

mendefinisikan proyek, jadwal, dan tahapan pencapaiannya. Hal tersebut dapat

terjadi karena tidak adanya suatu bagian yang bertanggung jawab atas proyek TI

dengan peran dan tanggung jawab yang telah didefinisikan dengan jelas.

Tabel 22 PO10 Mengatur Proyek

LEVEL

Jumlah

Skor

(A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 1 1 1.00 0.28 0.00

1 7 8 0.88 0.24 0.24

2 4 6 0.67 0.18 0.37

3 5 8 0.63 0.17 0.52

4 2 8 0.25 0.07 0.28

5 1 5 0.20 0.06 0.28

Total 20 36 3.62 1.00 1.68

51

9. AI 1 Identifikasi Solusi-Solusi Otomatis

Kendali Proses AI1 mengenai identifikasi solusi-solusi secara otomatis.

Identifikasi solusi-solusi secara otomatis terhadap penerapan teknologi RFID

dilakukan sehingga masalah yang terjadi dapat diselesaikan dengan solusi yang

tepat.

Tabel 23 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.40 (Repeatable

but intuitive). Hal ini menyatakan bahwa sudah ada pendekatan secara intuitif

untuk mengidentifikasi solusi TI tapi belum ada keseragaman karena

kesuksesannya tergantung pada keahlian dari beberapa orang tertentu saja. Untuk

dapat melakukan identifikasi solusi, dibutuhkan suatu metodologi baku dan

melakukan assessment terhadap solusi TI dan digunakan dalam hamper semua

proyek.

Tabel 23 AI1 Identifikasi Solusi-solusi Otomatis

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0 2 0.00 0.00 0.00

1 4 4 1.00 0.32 0.32

2 3 5 0.60 0.19 0.38

3 4 4 1.00 0.32 0.95

4 2.33 6 0.39 0.12 0.49

5 1 6 0.17 0.05 0.26

Total 14.33 27 3.16 1.00 2.40

10. AI 2 Mendapatkan dan Memelihara Perangkat Lunak Aplikasi

Kendali proses AI1 adalah mendapatkan dan memelihara perangkat lunak

aplikasi. Penerapan teknologi RFID dapat berjalan dengan baik apabila perangkat

lunak teknologi tersebut dapat diperoleh dan dipelihara.

Tabel 24 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.33 (Repeatable

but intuitive). Hasil tersebut menyatakan bahwa perhatian organisasi terhadap

ketersediaan dan keamanan aplikasi pada proses disain atau perilehan software

masih kurang. Tingkat keberhasilannya sangat tergantung pada pengalaman

bagian IT. Namun demikian, usaha untuk mendokumentasikan proses tersebut

52

secara konsisten sudah dilakukan. Suatu organisasi hendaknya melakukan

pendekatan berbasis pada komponen, dengan penetapan awal, standardisasi

aplikasi sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Tabel 24 AI2 Mendapatkan dan Memelihara Perangkat Lunak Aplikasi

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0.33 2 0.17 0.05 0.00

1 2.32 3 0.77 0.25 0.25

2 3.33 4 0.83 0.26 0.53

3 3.32 5 0.66 0.21 0.63

4 1.99 3 0.66 0.21 0.84

5 0.33 6 0.06 0.02 0.09

Total 11.62 23 3.15 1.00 2.33

11. AI 3 Mendapatkan dan Memelihara Infrastruktur Teknologi

Kendali proses AI3 adalah mendapatkan dan memelihara infrastruktur

teknologi. Dalam hal ini membahas bagaimana pemeliharaan dan perolehan

infrastruktur RFID sehingga penerapannya di Perpustakaan Nasional RI dapat

berjalan dengan baik.

Tabel 25 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 1.87 (Repeatable

but intuitive). Kondisi tersebut menggambarkan bahwa kegiatan pengadaan dan

pemeliharaan tidak didasarkan pada setiap definisi strategi dan tidak

mempertimbangkan kebutuhan aplikasi bisnis yang harus didukung, hanya

memperhitungkan kebutuhan jangka pendek. Dalam menerapkan suatu teknologi

baru, seharusnya diikuti dengan adanya proses pengadaan dan pemeliharaan untuk

infrastruktur teknologi secara proaktif dan sesuai dengan aplikasi bisnis dan

arsitektur teknologi yang penting

53

Tabel 25 AI3 Mendapatkan dan Memelihara Infrastruktur Teknologi

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0 1 0.00 0.00 0.00

1 4 4 1.00 0.49 0.49

2 2.66 5 0.53 0.26 0.52

3 1 4 0.25 0.12 0.37

4 0.99 4 0.25 0.12 0.49

5 0 5 0.00 0.00 0.00

Total 8.65 23 2.03 1.00 1.87

12. AI 4 Menjalankan Operasi dan Menggunakannya

Kendali prosea AI4 adalah menjalankan operasi dan menggunakannya.

Dalam hal ini membahas mengenai bagaimana Perpustakaan Nasional RI

mengoperasikan dan menjalankan RFID untuk mencapai tujuannya.

Tabel 26 menunjukkan nilai hasil yang dipeoleh adalah 1.55 (Repeatable

but Intuitive). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada integrasi prosedur

antara sistem dan unit bisnis yang berbeda. Selain itu juga kurangnya masukan

dari unit bisnis dalam merancang program pelatihan.

Tabel 26 AI4 Menjalankan Operasi dan Menggunakannya

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 1 2 0.50 0.17 0.00

1 6 6 1.00 0.33 0.33

2 5 5 1.00 0.33 0.66

3 3 7 0.43 0.14 0.42

4 1 10 0.10 0.03 0.13

5 0 4 0.00 0.00 0.00

Total 16 34 3.03 1.00 1.55

54

13. AI 5 Pengadaan Sumberdaya TI

Kendali proses AI5 adalah pengadaan sumberdaya TI. Proses ini

membahas tentang pengadaan sumber daya TI untuk mendukung kelancaran

penerapan RFID di Perpustakaan Nasional.

Tabel 27 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.25 (Repeatable

but intuitive). Kondisi yang dapat digambarkan yaitu bahwa organisasi sudah

memiliki kesadaran akan pentingnya memiliki prosedur dan kebijakan untuk

pengadaan sumber daya TI. Namun demikian penerapannya belum menyeluruh,

hanya ditujukan pada kegiatan-kegiatan besar saja. Hal tersebut dapat

menyebabkan ketidaklancaran penerapan teknologi baru karena tidak adanya

perlakuan yang sama dalam pengadaan sumberdaya TI. Oleh karena itu perlu

adanya standar yang dapat dijadikan acuan sehingga kualitas yang didapatkan

akan relative sama dan sejalan.

Tabel 27 AI5 Pengadaan Sumber Daya TI

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0 2 0.00 0.00 0.00

1 2 4 0.50 0.24 0.24

2 5 5 1.00 0.48 0.95

3 1 6 0.17 0.08 0.24

4 3 7 0.43 0.20 0.82

5 0 7 0.00 0.00 0.00

Total 11 31 2.10 1.00 2.25

14. AI 6 Mengelola Perubahan

Kendali proses AI6 adalah pengelolaan perubahan. Proses ini

menggambarkan bagaimana Perpustakaan Nasional mengelola setiap perubahan

dengan adanya penerapan teknologi RFID.

Tabel 28 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 1.00 (initial/ad

hoc). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya organisasi menyadari

bahwa setiap perubahan harus diatur dan dikontrol, akan tetapi pada

pelaksanaannya terdapat perubahan yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur.

55

Keakuratan dokumen konfigurasi tidak konsisten, dan hanya merupakan

perencanaan terbatas dan penilaian terhadap dampak yang berlangsung sebelum

perubahan. Dengan adanya kondisi demikian maka dibutuhkan adanya

peningkatan koodinasi antara manajemen perubahan TI dengan perubahan disain

proses bisnis.

Tabel 28 AI6 Mengelola Perubahan

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0 2 0.00 0.00 0.00

1 4 4 1.00 1.00 1.00

3 0 4 0.00 0.00 0.00

4 0 9 0.00 0.00 0.00

5 0 5 0.00 0.00 0.00

Total 4 24 1.00 1.00 1.00

15. AI 7 Instalasi dan Akreditasi Solusi dan Perubahan

AI7 membahas tentang instalasi dan akreditasi solusi dan perubahan.

Dalam menerapkan teknologi baru, Perpustakaan Nasional RI perlu

memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan instalasi dan akreditasi solusi

dan perubahan, sehingga penerapan teknologi RFID berjalan sesuai tujuannya.

Tabel 29 menunjukkan nilai hasil yang dicapai adalah 1.49 (Initial/ad hoc).

Hasil tersebut menggambarkan bahwa proses pengujian dilakukan berdasarkan

inisisatif individu dan pendekatan yang digunakan pun berbeda-beda. Dalam

mengembangkan teknologi baru seharusnya dilakukan pelatihan, pengujian, dan

transisi karena sistem baru seringkali menimbulkan masalah. Oleh karena itu,

proses evaluasi harus terstandardisasi dan diukur dengan sebuah metric yang

dapat dikaji ulang dan dianalisis oleh manajemen secara efektif.

56

Tabel 29 AI7 Instalasi dan Akreditasi Solusi serta Perubahan

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0 1 0.00 0.00 0.00

1 3 3 1.00 0.69 0.69

2 1 3 0.33 0.23 0.46

3 0 4 0.00 0.00 0.00

4 1 8 0.13 0.09 0.34

5 0 5 0.00 0.00 0.00

Total 5 24 1.46 1.00 1.49

16. DS 1 Menetapkan dan Mengatur Tingkat Layanan

Kendali proses DS1 membahas tentang penetapan dan pengaturan tingkat

layanan. Penetapan dan pengaturan tingkat layanan sangat dibutuhkan, sehingga

setiap individu memiliki tanggung jawab sesuai dengan peranannya masing-

masing.

Tabel 30 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.66 (Defined

process). Hasil tersebut menunjukkan bahwa organisasi telah memiliki definisi

yang jelas mengenai tanggung jawab meskipun dengan otoritas yang bebas. Setiap

kegagalan layanan didefinisikan namun solusinya hanya bersifat informal. Namun

demikian belum ada pengukuran kepuasan pelanggan secara rutin.

Tabel 30 DS1 Menetapkan dan Mengatur Tingkat Layanan

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0.33 2 0.17 0.05 0.00

1 3.66 4 0.92 0.29 0.29

2 2.32 5 0.46 0.15 0.30

3 2.98 6 0.50 0.16 0.48

4 3.64 9 0.40 0.13 0.52

5 3.31 5 0.66 0.21 1.07

Total 16.24 31 3.11 1.00 2.66

57

17. DS 2 Mengatur Layanan dengan Pihak Ketiga

Kendali proses DS2 membahas tentang pengaturan layanan dengan pihak

ketiga. Perpustakaan Nasional RI harus mengatur hubungan dengan pihak ketiga

sehubungan dengan penerapan teknologi RFID terutama karena teknologi tersebut

merupakan teknologi baru bagi Perpustakaan Nasional RI.

Tabel 31 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.73 (Defined

Process). Kondisi yang dapat digambarkan yaitu bahwa prosedur pengaturan

layanan pihak ketiga telah tedikumentasi dengan baik, dengan proses yang jelas,

untuk pemeriksaan dan kegiatan dengan vendor. Ada pertanggungjawaban untuk

pengawasan terhadap layanan yang diberikan oleh pihak ketiga. Akantetapi proses

untuk meninjau kesesuaian kinerja layanan dengan ketetapan yang ada dalam

kontrak, memberikan masukan untuk menilai layanan pihak ketiga belum

dilakukan secara menyeluruh.

Tabel 31 DS2 Mengatur Layanan dengan Pihak Ketiga

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0.33 5 0.07 0.03 0.00

1 2.66 4 0.67 0.26 0.26

2 0.66 3 0.22 0.09 0.18

3 4.65 6 0.78 0.31 0.93

4 3.96 8 0.50 0.20 0.79

5 2.31 8 0.29 0.12 0.58

Total 14.57 34 2.51 1.00 2.73

18. DS 3 Mengatur Kinerja dan Kapasitas

Kendali proses DS3 membahas tentang pengaturan kinerja dan kapasitas.

Teknologi RFID merupakan hal baru di Perpustakaan Nasional RI, oleh karena itu

pengaturan kinerja dan kapasitas harus dilakukan dengan tepat.

Tabel 32 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.67 (Define

Process). Hasil tersebut menyatakan bahwa organisasi memiliki laporan yang

dapat yang dapat memberikan statistic kinerja, meskipun informasinya belum up-

to-date dan belum sesuai dengan standar. Kinerja dan kapasitan yang ada telah

sesuai dengan hal-hal yang mungkin menjadi masalah.

58

Tabel 32 DS3 Mengatur Kinerja dan Kapasitas

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0.66 2 0.33 0.10 0.00

1 2.97 5 0.59 0.18 0.18

2 3.32 6 0.55 0.17 0.34

3 4.64 7 0.66 0.20 0.61

4 3.97 7 0.57 0.17 0.70

5 3.3 6 0.55 0.17 0.84

Total 18.86 33 3.26 1.00 2.67

19. DS 4 Memastikan Ketersediaan Layanan

Kendali proses DS4 membahas tentang kepastian ketersediaan layana.

Perpustakaan Nasional RI sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang

layanan, harus dapat memastikan layanan yang tersedia berjalan dengan baik

sehingga kebutuhan pengguna terpenuhi.

Tabel 33 menunjukkan nilai hasil yang dicapai adalah 2.23 (Repeatable

but Intuitive). Hal tersebut menggambarkan bahwa praktek kesinambungan

layanan merupakan hal yang wajib, namun kesuksesannya bergantung pada

individu.

Tabel 33 DS4 Memastikan Ketersediaan Layanan

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 1.32 2 0.66 0.18 0.00

1 4.31 6 0.72 0.19 0.19

2 4.3 6 0.72 0.19 0.39

3 4.29 8 0.54 0.14 0.43

4 4.95 9 0.55 0.15 0.59

5 5.28 10 0.53 0.14 0.71

Total 24.45 41 3.71 1.00 2.32

20. DS 5 Memastikan Keamanan Sistem

Kendali proses DS5 adalah memastikan keamanan sistem. RFID sebagai

teknologi baru, dalam penerapannya tentu membutuhkan proses adaptasi dengan

sistem yang sudah ada. Oleh karena itu keamanan sistem harus dipastikan terlebih

dahulu.

59

Tabel 34 menunjukkan nilai hasil yang dicapai adalah 2.35 (Repeateble

but intuitive). Hasil tersebut menggambarkan bahwa tanggung jawab dan

akuntabilitas keamanan TI ditugaskan kepada coordinator keamanan TI dengan

otoritas terbatas. Pelaporan tentang keamanan TI lengkap namun kurang sesuai.

Keamanan TI hanya dilihat sebagai tanggung jawab domain dan bisnis TI dan

tidak melihat keamanan TI sebagai bagiannya. Mengingat pentingnya keamanan

TI maka tanggung jawab atas hal tersebut harus ditetapkan. Resiko dan analisis

dampak keamanan TI secara konsisten dilakukan

Tabel 34 DS5 Memastikan Keamanan Sistem

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 2.65 5 0.53 0.16 0.00

1 2.98 5 0.60 0.18 0.18

2 4.95 8 0.62 0.19 0.38

3 3.63 6 0.61 0.19 0.56

4 4.62 10 0.46 0.14 0.57

5 4.62 11 0.42 0.13 0.65

Total 23.45 45 3.23 1.00 2.35

21. DS 7 Mendidik dan Melatih Pengguna

Kendali proses DS7 adalah mendidik dan melatih pengguna. Pada proses

ini dibahas mengenai bagaimana mencapai tujuan penerapan teknologi RFID

dengan cara membangun sumber daya manusia sebagai pengguna teknologi

tersebut.

Tabel 35 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.04 (Repeatable

but Intuitive). Hal tersebut menggambarkan bahwa kebutuhan akan adanya

pelatihan mulai diidentifikasi dalam rencana kinerja individu karyawan akan

tetapi belum memiliki proses pelatihan dan pendidikan yang standard an

didokumentasikan. Selain itu tidak ada control terhadap kepatuhan pelaksanaan

dengan terus menerus meninjau dan memperbaharui program dan proses

pendidikan dan pelatihan.

60

Tabel 35 DS7 Mendidik dan Melatih Pengguna

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 2.33 2 1.17 0.29 0.00

1 2.32 4 0.58 0.14 0.14

2 3.96 6 0.66 0.16 0.33

3 3.97 6 0.66 0.16 0.49

4 3.63 8 0.45 0.11 0.45

5 3.96 8 0.50 0.12 0.62

Total 20.17 34 4.02 1.00 2.04

22. DS 8 Mengelola Bantuan Layanan dan Insiden

Kendali proses DS8 membahas tentang pengelolaan bantuan layanan dan

insiden. Dalam hal ini dibahas tentang bagaimana pengelolaan bantuan layanan

dan insiden terkait penerapan RFID sebagai teknologi baru.

Tabel 36 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2.28 (Repeatable

but intuitive). Hasil tersebut menggambarkan bahwa dalam memenuhi

permintaan pengguna dan pengelolaan insiden belum menggunakan suatu standar

system yang didukung oleh kualitas alat dan personil nya.

Tabel 36 DS8 Mengelola Bantuan Layanan dan Insiden

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 1.65 3 0.55 0.18 0.00

1 2.64 4 0.66 0.21 0.21

2 1.98 4 0.50 0.16 0.32

3 3.96 7 0.57 0.18 0.55

4 2.64 7 0.38 0.12 0.49

5 2.64 6 0.44 0.14 0.71

Total 15.51 31 3.09 1.00 2.28

23. DS 10 Mengelola Masalah

Kendali proses DS10 membahas tentang pengelolaan masalah. Dalam hal

ini di bahas bagaimana mengelola masalah yang muncul saat penerapan RFID.

Tabel 37 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2,20 (Repeatable

but intuitive). Hasil tersebut menggambarkan bahwa pada setiap masalah yang

61

muncul saat penerapan RFID belum dapat terkelola dengan baik. Hal tersebut

dikarenakan tidak adanya personil khusus yang mampu mengindentifikasi

masalah dan memberikan solusi. Selain itu, belum dimilikinya suatu alur proses

mulai dari pendataan masalah, indentifikasi masalah, disposisi penanggung jawab

penanganan masalah hingga solusi dari masalah tersebut.

Tabel 37 DS10 Mengelola Masalah

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0.99 2 0.50 0.16 0.00

1 1.66 3 0.55 0.18 0.18

2 2.98 4 0.75 0.24 0.48

3 4.31 6 0.72 0.23 0.69

4 2.64 7 0.38 0.12 0.48

5 1.65 7 0.24 0.08 0.38

Total 14.23 29 3.12 1.00 2.20

24. DS 11 Mengelola Data

Kendali proses DS11 membahas tentang Pengelolaan Data. Dalam hal ini

dibahas mengenai hal-hal yang terkait dengan pengelolaan data seperti

manajemen data, tata kelola keamanan data, hingga penanggung jawab

pengelolaan data tersebut.

Tabel 38 menunjukkan nilai hasil yang di peroleh adalah 2,46 (Repeatable

but intuitive). Hasil tersebut menggambarkan bahwa management telah menyadari

bahwa sangat dibutuhkan sebuah pengelolaan data yang sistematis. Hal tersebut

didasari pada jumlah data yang semakin berkembang secara kuantitas sehingga

dibutuhkan system back-up dan pengamanan data terpadu.

Tabel 38 DS11 Mengelola Data

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0.33 2 0.17 0.05 0.00

1 3.66 4 0.92 0.26 0.26

2 4.32 5 0.86 0.24 0.49

3 2.98 4 0.75 0.21 0.63

4 2.98 6 0.50 0.14 0.56

5 2.64 7 0.38 0.11 0.53

Total 16.91 28 3.56 1.00 2.46

62

25. DS 12 Mengelola Fasilitas

Kendali proses DS12 membahas tentang pengelolaan fasilitas. Dalam hal

ini fasilitas yang dimaksud adalah seluruh asset pendukung penerapan teknologi

RFID.

Tabel 39 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2,44 (Repeatable

but intuitive). Hasil yang menggambarkan bahwa managemen belum memikirkan

secara detil bahwa pemeliharaan seluruh fasilitas pendukung RFID akan

mempengaruhi kinerja teknologi RFID secara keseluruhan. Saat ini pengelolaan

fasilitas hanya mengandalkan pada praktek-praktek yang baik dari beberapa

individu.

Tabel 39 DS12Mengelola Fasilitas

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 1.32 2 0.66 0.18 0.00

1 1.65 4 0.41 0.11 0.11

2 3.66 4 0.92 0.25 0.50

3 4.29 7 0.61 0.17 0.50

4 4.29 9 0.48 0.13 0.52

5 5.29 9 0.59 0.16 0.80

Total 20.5 35 3.66 1.00 2.44

26. DS 13 Mengelola Operasi

Kendali proses DS13 membahas tentang pengelolaan operasi. Seluruh

kegiatan yang berhubungan dengan pengoperasian teknologi RFID.

Tabel 40 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2,43 (Repeatable

but intuitive). Dapat digambarkan bahwa saat ini prosedur pengoperasian

teknologi RFID masih bersifat reaktif dan tidak terstruktur. Hal ini didukung juga

dengan kondisi dimana pengelolaan pengoperasian masih sangat bergantung pada

skill individu beberapa orang dan belum didisposisikan secara merata kepada

operator yang lain.

63

Table 40 DS13 Mengelola Operasi

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0 1 0.00 0.00 0.00

1 3.99 5 0.80 0.26

2 3.98 6 0.66 0.21 0.43

3 4.97 7 0.71 0.23 0.69

4 5.3 10 0.53 0.17 0.69

5 2.31 6 0.39 0.12 0.62

Total 20.55 35 3.09 1.00 2.43

27. ME 1 Monitor dan Evaluasi Kinerja TI

Kendali proses ME1 membahas tentang proses monitor dan evaluasi

kinerja IT. Kinerja yang dimaksud adalah terkait proses implementasi dan

operasional teknologi RFID.

Tabel 41 mennjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2,22 (Repeatable

but intuitive) dimana saat ini belum diterapkannya pengawasan proses secara

terpadu. Pengawasan yang dilakukan masih bersifat reaktif bagi insiden sehingga

evaluasi yang diperoleh masih sangat bersifat umum. Hasil evaluasi yang bersifat

umum tersebut tidak dapat dijadikan kerangka acuan peningkatan kinerja

teknologi RFID.

Tabel 41 ME1 Monitor dan Evaluasi Kinerja TI

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 1.98 4 0.50 0.16 0.00

1 3.99 5 0.80 0.25 0.25

2 2.31 4 0.58 0.18 0.37

3 3.64 8 0.46 0.14 0.43

4 2.97 7 0.42 0.13 0.54

5 1.98 5 0.40 0.13 0.63

Total 16.87 33 3.15 1.00 2.22

64

28. ME 2 Monitor dan Evaluasi Pengendalian Internal

Kendali proses ME2 membahas tentang pengawasan dan evaluasi

pengendalian internal. Tabel 42 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah

2,09 (Repeatable but intuitive). Hal ini menggambarkan bahwa managemen dan

karyawan kurang memiliki kesadaran pengendalian internal. Saat ini pengendalian

internal masih sangat bergantung pada keterampilan individu-individu kunci.

Tabel 42 ME2 Monitor dan Evaluasi Pengendalian Internal

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 2.98 4 0.75 0.24 0.00

1 2.32 4 0.58 0.19 0.19

2 3.64 6 0.61 0.20 0.39

3 2.97 8 0.37 0.12 0.36

4 2.64 7 0.38 0.12 0.49

5 1.65 4 0.41 0.13 0.67

Total 16.2 33 3.09 1.00 2.09

29. ME 3 Memastikan Kepatuhan Terhadap Persyaratan Eksternal

Kendali proses ME3 membahas tentang memastikan kepatuhan terhadap

persyaratan eksternal. Dimana persyaratan ekternal meliputi peraturan, kontrak

dan hokum yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi RFID.

Tabel 43 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2,25 (Repeatable

but intuitive), dimana pada saat ini telah ada sedikit kesadaran terhadap kebutuhan

eksternal namun belum ada proses yang menunjukan kepatuhan terhadap

peraturan, hukum dan persyaratan kontrak. Sehingga dangat dibutuhkan

pengembangan kebijakan, rencana dan prosedur yang memastikan kepatuhan

terhadap seluruh persyaratan eksternal.

65

Tabel 43 ME3 Memastikan Kepatuhan terhadap Persyaratan Eksternal

LEVEL Jumlah

Skor (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 0.66 1 0.66 0.19 0.00

1 1.32 2 0.66 0.19 0.19

2 2.97 5 0.59 0.17 0.35

3 3.3 5 0.66 0.19 0.58

4 2.64 7 0.38 0.11 0.44

5 3.3 7 0.47 0.14 0.69

Total 14.19 27 3.42 1.00 2.25

30. ME 4 Menyediakan Tatakelola TI

Kendali proses ME4 membahas tentang penyediaan tatakelola IT. Dalam

hal ini tatakelola implementasi teknologi RFID.

Tabel 44 menunjukkan nilai hasil yang diperoleh adalah 2,20 (Repeatable

but intuitive), dimana kondisi yang terjadi saat ini adalah managemen hanya

mengindikasikan bagaimana TI dapat berkontribusi pada kinerja bisnis. Sehingga

proses serta perangkat pendukung untuk pengukuran tatakelola IT masih sangat

terbatas dan masih sangat bergantung pada keputusan individual.

Tabel 44 ME4 Menyediakan Tatakelola TI

LEVEL

Jumlah

Sko\

r (A)

Jumlah

Pernyataan

(B)

Compliance

C=A/B

Normalisasi

N=C/sum ©

Kontribusi

K=N*level

0 1.32 2 0.66 0.20 0.00

1 3.31 5 0.66 0.20 0.20

2 4.29 7 0.61 0.19 0.37

3 4.29 8 0.54 0.16 0.49

4 4.62 11 0.42 0.13 0.51

5 4.62 11 0.42 0.13 0.63

Total 22.45 44 3.31 1.00 2.20

66

4.10 Hasil Pengukuran Tingkat Kemapanan

Dari proses pengukuran yang telah dilakukan, didapatkan hasil tingkat

pengukuran kemapanan implementasi RFID di Perpustakaan Nasional RI berbasis

pada tingkat kemapanan COBIT 4.1. Hasil tersebut tampak seperti pada tabel 45.

Tabel 45 Hasil Pengukuran Tingkat Kemapanan

NO COBIT Control

Process

Maturity

Level Level Kematangan

1 PO1 2.87 Defined Process

2 PO2 2.54 Defined Process

3 PO3 2.78 Defined Process

4 PO4 3.43 Defined Process

5 PO6 2.02 Repeatable but Intuitive

6 PO7 2.24 Repeatable but Intuitive

7 PO8 1.53 Repeatable but Intuitive

8 PO10 1.68 Repeatable but Intuitive

9 AI1 2.40 Repeatable but Intuitive

10 AI2 2.33 Repeatable but Intuitive

11 AI3 1.87 Repeatable but Intuitive

12 AI4 1.55 Repeatable but Intuitive

13 AI5 2.25 Repeatable but Intuitive

14 AI6 1.00 Initial/ad Hock

15 AI7 1.49 Initial/ad Hock

16 DS1 2.66 Defined Process

17 DS2 2.73 Defined Process

18 DS3 2.67 Defined Process

19 DS4 2.32 Defined Process

20 DS5 2.35 Defined Process

21 DS7 2.04 Repeatable but Intuitive

22 DS8 2.28 Repeatable but Intuitive

23 DS10 2.20 Repeatable but Intuitive

24 DS11 2.46 Repeatable but Intuitive

25 DS12 2.44 Repeatable but Intuitive

26 DS13 2.43 Repeatable but Intuitive

27 ME1 2.22 Repeatable but Intuitive

28 ME2 2.09 Repeatable but Intuitive

29 ME3 2.25 Repeatable but Intuitive

30 ME4 2.20 Repeatable but Intuitive

Total 2.24 Repeatable but Intuitive

67

Hasil penghitungan tingkat kemapanan pada table 43, secara keseluruhan

menunjukkan nilai 2.24 (Repeatable but Intuitive). Nilai tersebut diperoleh dari

total nilai 30 kendali proses COBIT 4.1 dibagi 30 kendali proses. Berdasarkan

Level Maturity Model maka rata-rata nilai yang diperoleh dari 30 kendali proses

COBIT 4.1 adalah termasuk kedalam level 2 yaitu Repeatable but Intuitive.

Kondisi yang dapat digambarkan dari level ini adalah proses dikembangkan

kedalam tahap dimana terdapat prosedur serupa diikuti oleh pihak-pihak yang

berbeda untuk pekerjaan yang sama. Tidak terdapat pelatihan formal atau

pengkomunikasian standard dan tenggung jawab diserahkan kepada individu.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari hasil penghitungan

pada tabel 43, dapat dibuat suatu diagram yang menggambarkan nilai hasil dari

seluruh proses. Gambar 6 merupakan keseluruhan nilai hasil penghitungan tingkat

kemapanan penerapan teknologi RFID di Perpustakaan Nasional RI.

Gambar 6 Hasil Pengukuran Tingkat Kemapanan

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

PO1PO2

PO3

PO4

PO6

PO7

PO8

PO10

AI1

AI2

AI3

AI4

AI5

AI6AI7

DS1DS2

DS3

DS4

DS5

DS7

DS8

DS10

DS11

DS12

DS13

ME1

ME2

ME3ME4

68

Gambar 6 memperlihatkan keseluruhan hasil nilai tingkat kemapanan

penerapan teknologi RFID di Perpustakaan Nasional RI. Dari Gambar tersebut

dapat dilihat tingkat kemapanan masing-masing kendali proses secara

keseluruhan. Secara singkat gambar tersebut dapat menunjukkan kendali proses

yang menjadi fokus utama yaitu nilai terendah dan tertinggi

Kendali proses AI6 yaitu Mengelola Perubahan, mendapatkan nilat

terendah yaitu 1.00. Kondisi tersebut menyatakan bahwa dalam organisasi tidak

terdapat proses manajemen perubahan, sehingga perubahan dapat terjadi tanpa

control. Tidak adanya kepedulian bahwa perubahan dapat mengganggu bagi TI

dan tidak peduli terhadap keuntungan yang akan diperoleh dari penerapan

manajemen tersebut

Kendali proses PO4 yaitu Menetapkan Proses TI, mendapat nilai 3.43.

Kondisi tersebut menyatakan bahwa fungsi TI telah teroganisir tetapi tidak

konsisten. Kebutuhan akan organisasi yeng terstruktur sudah dikomunikasikan

tapi keputsannya diserahkan pada individu.

Dengan terlihatnya nilai terendah dan tertinggi dari kendali proses tersebut

maka mempercepat penentuan fokus peningkatan tingkat kemap anan penerapan

teknologi RFID. Penetapan nilai terendah dan tertinggi juga mempercepat

penentuan batasan-batasan terhadap langkah selanjutnya.