bab 3 teori - teori etika

14
TUGAS RESUME ETIKA PROFESI BAB 3 TEORI - TEORI ETIKA ( Dosen pembimbing : Abrar Oemar , SE ) DI SUSUN OLEH: FITRIA ANGGRAENI (EA.11.1.0325) PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG 2012

Upload: fitria-anggraeni

Post on 09-Aug-2015

2.101 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

Etika Absolut Versus Etika Relatif Sampai saat ini masih terjadi perdebatan dan perbedaan pandangan diantara etikawan tentang apakah etika bersifat absolut atau relatif. Para penganut paham etika absolut dengan berbagai argumentasi yang masuk akal meyakini bahwa ada prinsip-prinsip etika yang bersifat mutlak, berlaku universal kapan pun dan dimanapun. Sementara itu, para penganut etika relatif dengan berbagai argumentasi yang juga tampak masuk akal membatah hal ini. Di antara tokoh-tokoh berpengaruh yang mendukung paham etika relatif ini adalah Joseph Fletcher (dalam Suseno, 2006), yang terkenal dengan teori etika situasional-nya. Ia menolak adanya norma-norma moral umum karena kewajiban moral selalu bergantung pada situasi konkrit, dan situasi konkrit in dalam keseharianya tidak pernah sama.

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 TEORI - TEORI ETIKA

TUGAS RESUME ETIKA PROFESI

BAB 3 TEORI - TEORI ETIKA

( Dosen pembimbing : Abrar Oemar , SE )

DI SUSUN OLEH:

FITRIA ANGGRAENI (EA.11.1.0325)

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS PANDANARAN

SEMARANG

2012

Page 2: BAB 3 TEORI - TEORI ETIKA

BAB 3

Teori - Teori Etika

Etika Absolut Versus Etika Relatif

Sampai saat ini masih terjadi perdebatan dan perbedaan pandangan diantara etikawan

tentang apakah etika bersifat absolut atau relatif. Para penganut paham etika absolut dengan

berbagai argumentasi yang masuk akal meyakini bahwa ada prinsip-prinsip etika yang

bersifat mutlak, berlaku universal kapan pun dan dimanapun. Sementara itu, para penganut

etika relatif dengan berbagai argumentasi yang juga tampak masuk akal membatah hal ini.

Di antara tokoh-tokoh berpengaruh yang mendukung paham etika relatif ini adalah

Joseph Fletcher (dalam Suseno, 2006), yang terkenal dengan teori etika situasional-nya. Ia

menolak adanya norma-norma moral umum karena kewajiban moral selalu bergantung pada

situasi konkrit, dan situasi konkrit in dalam keseharianya tidak pernah sama.

Tokoh pengaruh pendukung paham etika absolut antara lain Immanuel Kant dan

Jammes Rachels. Rahcels sendiri, yang walaupun membuka pemikiranya dengan

memberikan argumentasi bagi pendukung etika relatif. Ia mengatakan bahwa ada pakok

teoritis yang umum dimana ada aturan-aturan moral tertentu yang dianut secara bersama-

sama oleh semua masyarakat kerena aturan-aturan itu penting untuk kelestarian masyarakat.

Perkembangan Perilaku Moral

Teori perkembangan moral banyak dibahas dalam ilmu psikologi. Salah satu teori

yang sangat berpengaruh di kemukakan oleh Kohlberg ( dalam Atkinson et.al., 1996) dangan

mengemukakan tiga tahap perkembangan moral dihubungkan dengan pertumbuhan usia anak.

Beberapa konsep yang memerlukan penjelasan, antara lain :

1. Perilaku moral (moral behavior)

Adalah berilaku yang mengikuti kode moral kelompok masyarakat tertentu. Moral

dalam hal ini berarti adat kebiasaan atau tradisi.

Page 3: BAB 3 TEORI - TEORI ETIKA

2. Perilaku tidak bermoral (immoral behavior)

Berarti peilaku yang gagal mematuhi harapan kelompok sosial tersebut.

3. Perilaku diluar kesadaran moral (unmoral behavior)

Adalah perilaku yang menyimpang dari harapan kelompok sosial yang lebih di

sebabkan oleh ketidakmampuan yang bersangkutan dalam memahami harapan

kelompok sosial.

4. Perkembangan moral (moral development)

Bergantung pada perkembangan intelektul seseorang. Perkembangan moral ada

hubunganya dengan tahap-tahap perkembangan intelektual ini.

Beberapa Teori Etika

Suatu pengetahuan tentang suatu objek baru bisa dianggap sebagai disiplin ilmu bila

pengetahuan tersebut telah dilengkapi dengan seperangkat teori tentang objek yang dikaji.

Jadi, teori merupakan tulang punggung suatu ilmu. Ilmu pada dasarnya adalah kumpulan

pengetahuan yang bersifat menjelaskan berbagai gejala alam dan sosial yang memungkinkan

manusia melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut berdasrkan

penjelasan yang ada, sedangkan teori adalah pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan

mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan (Suriasumantri, 2000).

Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dngan kajian secara kritis tentang adat

kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-normaperilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik.

Sebagi ilmu, etika belum semapan ilmu fisika atau ilmu ekonomi. Dalam etika masih

dijumpai banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan suatu tindakan, sifat, atau objek

parilaku yang sama dari sudut pandang atau perspektif yang berlainan.

Egoisme

Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungn dengan egoisme,

yaitu: egoisme psikologis dan egoisme etis.

Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan

manusia dimotivasi oleh kepentingan berkuwat diri (selfish). Menurut teori ini, orang boleh

saja yakin bahwa ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka berkorban, namun semua

Page 4: BAB 3 TEORI - TEORI ETIKA

tindakan yang terkesan luhur dan tindakan yang suka berkorban tersebut hanyalah ilusi.

Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-

interest). Munculnya paham egoisme etis memberikan landasan yang sangat kuat bagi

munculnya paham ekonomi kapitalis dalam ilmu ekonomi.

Utilitarianisme

Utilitarisme besasal dari kata latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris Utility yang

berarti bermanfaat ( Bertens, 2000 ). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatakan baik

jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang

sangat terkenal: “the greatest happiness of the greatest numbers”. Jadi, ukuran baik tidaknya

suatu tindakan dilihat dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan itu apakah memberi

manfaat atau tidak.Itulah sebabnya, paham ini disebut juga paham teleologis. Teleologis

berasal dari kata yunani telos yang berarti tujuan.

Perbedaan paham utilitarianisme dengan paham egoisme etis adalah melihat dari

sudut pandang kepentingan individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari sudut

kepentingan orang banyak ( kepentingan bersama, kepentingan masyarakat ).

Deontologi

Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban ( Beterns,

2000 ). Paham ini dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804) dan kembali mendapat

dukungan dari filsuf abad ke-20, Anscombe dan suaminya .Peter Geach (Rachels, 2004).

Paham deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama

sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau dari akibat dari tindakan tersebut.

Untuk memahami lebih lanjut tentang paham deontologi ini, sebaiknya dipahami

terlebih dahulu dua konsepn penting yang dikemukakan oleh Kant, yatu konsep imperative

hypothesis dan impertive categories. Imperative hypotesis adalah perintah-perintah (ought)

yang bersifat khusus yang harus diikuti jika seseorang mempunyai keinginan yang relevan.

Imperative categories adalah kewajiban moral yang mewajibkan kita begitu saja tanpa syarat

Page 5: BAB 3 TEORI - TEORI ETIKA

apa pun. Dalam hal ini, kewajiban moral bersifat mutlak tanpa ada pengecualian apa pun dan

tanpa dikaitkan dengan keiginan atau tujuan apa pun.

Teori hak

Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau

tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia (HAM). Namun senagaimana dikatakan

oleh Bertens (2000), teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi (kewajiban)

karena hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban bagaikan satu keping mata uang logam

yang sama dengan du sisi. Teori hak sebenarnya di dasarkan atas asumsi bahwa manusia

mempunyai martabat dan semua manusia mempunyai martabat yang sama.

Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas (Weiss, 2006), yaitu:

1) Hak hukum (legal right)

Adalah hak yang didasarkan atas sistem/yurisdiksi hukum suatu negara,

dimana sumber hukum tertinggi suatu negara adalah Undang-Undang Dasar

negara yang bersangkutan.

2) Hak moral atau kemanusiaan (moral, human right)

Dihubungkan dengan pribadi manusia secara individu, atau dalam beberapa

kasus dihubungkan dengan kelompok bukan dengan masyarakat dalam arti

luas. Hak moral berkaitan dengan kepentingan individu sepanjang kepentingan

individu itu tidak melanggar hak-hak orang lain.

3) Hak kontraktual (contractual right)

Mengikat individu-individu yang membuat kesepakatan atau kontrak bersama

dalam wujud hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Teori Keutamaan (Virtue Theory)

Teori keutamaan sebenarnya telah lahir sejak jaman dahulu yang didasarkan atas

pemikiran Aristoteles (384-322 SM) yang sempat tenggelam. Teori keutamaan berangkat dari

manusianya ( Bertens, 2000). Teori keutamaan tidak menanyakan tindakan mana yang etis

dan tindakan mana yang tidk etis. Tidak seperti kedua teori yang pernah dijelaskan

sebelumnya, dasar teori keutamaan sangat berbeda.

Page 6: BAB 3 TEORI - TEORI ETIKA

Teori ini tidak lagi mempertanyakan suatu tindakan, tetapi berangkat dari pernyataan

mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki seseorang agar bisa disebut sebagai

manusia utama, dan sifat-sifat atau karakter yang mencerminkan manusia hina. Dengan

demikian, karakteristik/sifat utama dapat didefinisikan sebagai disposisi sifat/watak yang

telah melekat dan dimiliki oleh seseorang dan memungkinkan dia untuk selalu bertingkah

laku yang secara moral bernilai baik.

Teori Etika Teonom

Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat Kristen. Teori ini mengatakan bahwa

karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan

kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan kehendak

Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan-aturan perintah

Allah sebagaimana telah di ungkapkan dalam kitab suci.

Etika Abad ke-20

Esensi dari beberapa pemikiran moral yang berpengaruh yang muncul pada abad ke-

20 sebagai tambahan atas beberapa paham/teori etika yang telah diuraikan sebelumnya.

Ringkasan ini diambil dari buku Etik Abad Kedua puluh karangan Frans Magnis Suseno

(2006).

Arti Kata “Baik” Menurut George Edwar Moore

Kata baik adalah kunci dari moralitas, namun Moore mersa heran tidak satu pun

etikawan yang berbicara tentang kata baik tersebut, seakan-akan hal itu sudah jelas dengan

sendirinya. Kata baik sebagai nikmat (kaum hedonis), memenuhi keinginan individu (etika

egoisme, etika psikologis), memenuhi kepentingan orang banyak (etika utilitarianisme),

memenuhi kehendak Allah (etika teonom), dan bhkan ada yng mengatakan kata baik tidak

mempunyai arti. Sebenarnya kata baik adalah baik, titik. Setiap usaha utuk

mendefinisikannya akan selalu menimbulkan kekacauan.

Page 7: BAB 3 TEORI - TEORI ETIKA

Tatanan Nilai Max Scheller

Menurut Scheller,ada empat gugus nilai yang masing-masing mandiri dan berbeda

antara satu dengan yang lain, yaitu:

1) Nilai-nilai sekitar enak dan tidak enak

2) Nilai-nilai vital

3) Nilai-nilai rohani murni

4) Nilai-nilai sekitar roh kudus

Etika Situasi Joseph Fletcher

Joseph Fletcher termasuk tokoh yang menentang adanya prinsip-prinsip etika yang

bersifat mutlak. Ia berpendapat bahwa setiap kewajiban moral selalu bergantung pada situasi

konkrit.

Pandangan Penuh Kasih Iris Murdoch

Menurut Murdoch, yang khas dari teori-teori etika pasca Kant adalah bahwa nilai-

nilai moral dibuang dari dunia nyata. Teori Murdoch menyatakan bahwa bukan kemampuan

otonom yang menciptakan nilai, melainkan kemampuan untuk melihat dengan penuh kasih

dan adil.

Pengelolaan Kelakuan Byrrhus Frederic Skinner

Teori Skinner mengeni pengelolaan kelakuan dimulai dari pengamantanya bahwa

dalam ilmu fisika dan ilmu hayat, manusia telah mencapai kemajuan luar biasa dalam 2000

tahun terakhir. Skinner mengatakan bahwa pendekatan filsfat nasional dan ilmu manusia tdak

memadahi sehingga yang diperlukan bukanlah ilmu etika, tetapi sebuah teknologi kelakuan.

Page 8: BAB 3 TEORI - TEORI ETIKA

Prinsip Tanggung Jawab Hans Jonas

Etika tradisional hanya memperhatikan akibat tindakan manusia dalm lingkungan

dekat dan sesaat. Etika macam ini tidak dapat lagi menghadapi ancaman global kehidupan

didunia ini. Oleh karena itu, Jonas menekankan pentingnya dirancang etika baru yang

berfokus pada tanggung jawab.

Kegagalan Etika Pencerahan Alasdair Maclntyre

Maclntyre mengatakan bahwa etika pencernana telah gagal karena perencanaan atas

nama rasionalitas justru telah membuang apa yang menjadi dasr rasionalitas setiap ajaran

moral, yaitu pandangan teleologis tentang meanusia.

Teori Etika Dan Paradigma Hakikat Manusia

Setalah mengulas berbagai filosofi, konsep tentang hakikat alam semesta dan hakikat

manusia, serta setelah mengupas pokok-pokok pikiran dari berbagai macam teori etika yang

berkembang,maka dapat dilihat ringkasan berbagai teori etika dan hubungannya dengan

paradigma hakikat manusia.

Page 9: BAB 3 TEORI - TEORI ETIKA

Tabel 3.1

Teori etika dan hubungannya dengan paradigma hakikat manusia dan kecerdasan

No Teori

Paradigma

Penalaran Teori Kriteria etis Tujuan hidupHakikat manusia

dan kecerdasan

1. Egoisme Tujuan dari tindakan Memenuhi

kepentingan

pribadi

Kenikmatan

duniawi secara

individu

Hakikat tidak utuh

(PQ,IQ)

2. Utilitarianisme Tujuan dari tindakan Memberi

manfaat/kegunaa

n bagi banyak

orang

Kesejahteraan

duniawi

masyarakat

Hakikat tidak utuh

(PQ, IQ, EQ)

3. Deontologo-Kant Tindakan itu sendiri Kewajiban

mutlak setiap

orang

Demi kewajiban

itu sendiri

Hakikat tidak utuh

(IQ, EQ)

4. Teori hak Tingkat kepatuhan

terhadap HAM

Aturan tentang

HAM

Demi martabat

kemanusiaan

Hakikat tidak utuh

(IQ)

5. Teori Keutamaan Disposisi karakter Karakter positif-

negatif individu

Kebahagiaan

duniawi dan

mental

(psikologis)

Hakikat tidak utuh

(IQ, EQ)

6. Teori Teonom Disposisi karakter dan

tingkat keimanan

Karakter mulia

dan mematuhi

kitab suci agam

masing-masing

individu dan

masyarakat

Kebahagiaan

rohani (surgawi,

akhirat, moksa,

nirmala),

mental, dan

duniawi

Hakikat utuh (PQ,

IQ, EQ, SQ)

Tantangan ke Depan Etika Sebagai Ilmu

Etika sebagai ajaran moraltelah menjadi bagian tak terpisahkan dari semua agama

sejak agama itu hadir. Namun sebagai ilmu, etika masih kalah mapan bila dibandingkan

dengan ilmu-ilmu lainya separti ilmu fisika, ilmu ekonomi, dan lain-lain. Etika sebagai ilmu

Page 10: BAB 3 TEORI - TEORI ETIKA

mecoba menjelaskan parilaku manusia dalam konteks sebatas makna hidup duniawi umat

manusia dengan mengabaikan sama sekali aspek kesadaran spiritual dalam diri manusia.

Ilmu etika kedepan hendaknya didasrkan atas paradigma manusia utuh, yaitu suatu

pola pikir yang mengutamakan integrasi dan keseimbangan pada:

a) Pertumbuhan PQ, IQ, EQ, dan SQ.

b) Kepentingan individu, kepantingan masyarakat, dan kepentingan Tuhan.

c) Keseimbangan tujuan lahiriah (duniawi) dengan tujuan rohaniah (spiritual).

Inti dari hakikat manusia utuh adalah keseimbangan, yang bisa diringkas sebagi

berikut:

a) Keseimbangan antara hak (teori hak) dan kewajiban (teori deontologi).

b) Keseimbangan tujuan duniawi (teori teleologi) dan rohani (teori teonom).

c) Keseimbangan antara kepentingan individu (teori egoisme) dan kepantingan

masyarakat (teori utilitarianisme).

d) Gabungan ketiga butir diatas akan menentukan karakter seseorang (teori keutamaan).

e) Hidup adalah suatu proses evolusi kesadaran.