bab 3 metodologi ptk cerpen

25
A. Observasi Awal Sebelum Penelitian 1. Observasi Awal Observasi awal dimulai dari memilih lokasi penelitian dan mengurus perizinan secara formal kepada kepala sekolah SMPN 1 Cimahi dan peneliti menyampaikan tujuan untuk melaksanakan penelitian di kelas tersebut, setelah diberikan izin untuk melakukan penelitian kemudian peneliti berkonsultasi dengan guru Bahasa Indonesia lainnya untuk merencanakan penelitian yang akan dilaksanakan. Peneliti melakukan observasi awal pada tanggal 3 September 2013 di dalam kelas untuk mengetahui karakteristik siswa dan proses pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IX , dari observasi tersebut peneliti mengetahui karakteristik siswa kelas IX A. IXA merupakan kelas yang tergolong unggulan di antara kelas yang lainnya, siswa siswinya penurut dan mudah diatur, akan tetapi dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IXA terlalu terpaku dengan materi dan sumber dari buku saja ketika disuruh untuk memberikan contoh riil kehidupan sosial, siswa kurang mampu dan juga sulit untuk memahami fenomena sosial yang berhubungan dengan materi pelajaran yang dipelajari. Dari observasi awal tersebut peneliti tertantang untuk meneliti kelas IX A, karena kelas IX A merupakan kelas unggulan tetapi kenapa hanya tergantung pada materi yang disampaikan guru dan kurang memahami fenomena sosial yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. “...metode yang selama ini digunakan untuk mengajar yaitu berdasarkan karakteristik siswa dan juga saya selalu menawarkan terlebih dahulu kepada siswa, siswa ingin metode

Upload: ayahaufa

Post on 10-Feb-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

absiauhso

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

A. Observasi Awal Sebelum Penelitian

1. Observasi Awal

Observasi awal dimulai dari memilih lokasi penelitian dan mengurus perizinan secara

formal kepada kepala sekolah SMPN 1 Cimahi dan peneliti menyampaikan tujuan untuk

melaksanakan penelitian di kelas tersebut, setelah diberikan izin untuk melakukan penelitian

kemudian peneliti berkonsultasi dengan guru Bahasa Indonesia lainnya untuk merencanakan

penelitian yang akan dilaksanakan.

Peneliti melakukan observasi awal pada tanggal 3 September 2013 di dalam kelas untuk

mengetahui karakteristik siswa dan proses pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IX , dari

observasi tersebut peneliti mengetahui karakteristik siswa kelas IX A. IXA merupakan kelas

yang tergolong unggulan di antara kelas yang lainnya, siswa siswinya penurut dan mudah

diatur, akan tetapi dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IXA terlalu

terpaku dengan materi dan sumber dari buku saja ketika disuruh untuk memberikan contoh

riil kehidupan sosial, siswa kurang mampu dan juga sulit untuk memahami fenomena sosial

yang berhubungan dengan materi pelajaran yang dipelajari. Dari observasi awal tersebut

peneliti tertantang untuk meneliti kelas IX A, karena kelas IX A merupakan kelas unggulan

tetapi kenapa hanya tergantung pada materi yang disampaikan guru dan kurang memahami

fenomena sosial yang berhubungan dengan materi yang dipelajari.

“...metode yang selama ini digunakan untuk mengajar yaitu berdasarkan karakteristik

siswa dan juga saya selalu menawarkan terlebih dahulu kepada siswa, siswa ingin metode

yang seperti apa, dan selama ini siswa menginginkan pembelajaran yang bermacam-macam

supaya tidak bosan, akan tetapi kebanyakan siswa menginginkan metode konvensional atau

ceramah sehingga saya menggunakan metode tanya jawab, ceramah, diskusi dan kadang juga

menggunakan game seperti TTS. Bahan ajar yang digunakan yaitu yang berdasarkan

kurikulum KTSP dan selama ini menggunakan buku dari penerbit tiga serangkai dan dari

airlangga“. terkait dengan proses pembelajaran sebagai berikut:

“....proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang selama ini berdasarkan program tahunan,

program semester, pengembangan silabus, rencana pembelajaran serta evaluasi. Akan tetapi

pelaksanaan pembelajarannya masih ada beberapa masalah dalam pembelajaran misalnya

siswa masih sering ramai, siswa kurang siap mengikuti pelajaran, kurang aktif dalam diskusi,

sulit menganalisa kasus dan lain sebagainya”.

Berdasarkan wawancara tersebut menunjukkan bahwa di SMPN 1 Cimahi sudah

menerapkan kurikulum KTSP dan mata pelajaran Bahasa Indonesia. metode yang selama ini

digunakan untuk mengajar berdasarkan karakteristik siswa dan penawaran kepada siswa,

Page 2: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

berdasarkan permintaan siswa yang menginginkan menginginkan metode konvensional atau

ceramah sehingga metode yang diunakan selama ini yaitu menggunakan metode tanya jawab,

ceramah dan diskusi dan kadang juga menggunakan game seperti TTS sedangkan. Bahan ajar

yang digunakan yaitu buku yang berdasarkan kurikulum KTSP penerbit tiga serangkai dan

airlangga. Sedangkan proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan berdasarkan

program tahunan, program semester, pengembangan silabus, rencana pembelajaran serta

evaluasi. Akan tetapi pada proses pembelajarannya masih ada beberapa masalah dalam

pembelajaran misalnya siswa masih sering ramai, siswa kurang siap mengikuti pelajaran,

kurang aktif dalam diskusi, sulit menganalisa kasus dan lain sebagainya.

2. Perencanaan tindakan

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti merencanakan tindakan yang diperlukan dalam

penelitian yaitu:

a. Berdiskusi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia lain tentang

karakteristik siswa dan kondisi siswa serta Menentukan masalah yang

urgen/penting dan menentukan kelas yang akan dijadikan penelitian serta

merencanakan tindakan perbaikan.

b. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dan mengkaitkannya dengan SK, KD

c. Menyiapkan perangkat dalam memfasilitasi pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) melalui RPP, panduan observasi, tes atau evaluasi

pembelajaran, angket umpan balik siswa terhadap pembelajaran berbasis

masalah, serta pedoman wawancara

B. Paparan data dan hasil penelitian

1. Paparan data dan temuan penelitian siklus 1

a. Perencanaan tindakan siklus 1

Hal-hal yang dipersiapkan peneliti dalam pembelajaran siklus 1 ialah:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagaimana terlampir. RPP ini berisikan

pendahuluan atau kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup/refleksi dan

evaluasi.

2) Membuat alat pre test beserta kunci jawaban yang dilakukan sebelum kegiatan inti

dimulai dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum pembelajaran

berbasis masalah.

Page 3: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

3) Menyiapkan materi/bacaan yang relevan dengan topik/materi yang akan

disampaikan.

4) Menyiapkan instrumen penelitian yaitu lembar kerja siswa yang berupa cerpen,

lembar observasi untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa

5) Pembagian kelompok siswa berdasarkan heterogen nilai pre tes

6) Membuat alat evaluasi beserta kunci jawaban yang dilakukan setelah siklus I

berakhir dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis

siswa

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 September 2013

pembelajaran berlangsung pada jam 5-6 selama 2 x 40 menit. Dengan Kompetensi

Dasar 7.1 menganalisis nilai-nilai kehidupan dalam cerpen

1) Kegiatan awal:

a) Peneliti (sebagai guru) membuka salam, do’a yang dipimpin salah satu siswa,

memeriksa kehadiran siswa serta mengkondisikan siswa untuk siap dalam

mengikuti pembelajaran

b) Sebelum pelajaran dimulai peneliti memberikan pre test untuk mengukur sejauh

mana kemampuan siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia khususnya sastra

c) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam kegiatan pembelajaran

dan menjelaskan prosedur pembelajaran berbasis masalah.

2) Kegiatan inti:

a) Guru memberikan materi tentang bentuk-bentuk hubungan sosial

b) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok dan memberikan lembar kerja

kelompok dan cerpen yang berhubungan dengan materi yang terkait, serta

menjelaskan kinerja kelompok selama pembelajaran

c) Setiap kelompok menentukan ketua kelompok dan sekretaris serta anggota

kelompoknya.

d) Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di

depan kelas dan siswa yang lain bertanya dan menanggapi

3) Kegiatan akhir:

a) Guru mereviu kegiatan pembelajaran, mengecek pemahaman siswa terhadap

kasus yang telah dianalisis dengan memberikan pertanyaan tentang masalah atau

artikel dan hubungannya dengan materi yang terkait

Page 4: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

b) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk menjawab

pertanyaan seputar materi dan juga menganalisiscerpen serta mengaitkannya

dengan nilai kehidupan

c) Guru mereviu kegiatan pembelajaran, sekaligus menutup pertemuan dengan do’a

dan salam

c. Observasi tindakan siklus I

Observasi pada siklus I ini dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Di

awal pembelajaran siswa cukup antusias mengikuti pelajaran hal tersebut terlihat

dari jawaban salam yang kompak dan bersemangat dan pada saat presensi siswa juga

menajwab dengan semangat, pada saat pre test siswa mengerjakan dengan serius

meskipun masih ada beberapa siswa yang mencari jawaban temannya atau

mencontek. Untuk mengkondisikan hal tersebut guru keliling terutama siswa yang

mencontek sehingga siswa terlihat malu dan tidak mencontek lagi. Saat guru

menjelaskan tujuan pembelajaran siswa juga mendengarkan dengan seksama apa

yang disampaikan guru

Pada kegiatan inti yaitu pembelajaran berbasis masalah guru memberikan materi

tentang bentuk-bentuk teori cerpen, tetapi masih ada beberapa siswa yang bercanda

dengan temannya sendiri dan kurang memperhatikan apa yang disampaikan guru.

Kemudian guru membagi kelas mejadi beberapa kelompok, pembagian kelompok ini

selain berdasarkan heterogen siswa Guru memberikan lembar kerja siswa beserta

artikel atau berita terkini, siswa terlihat bekerjasama dengan kelompoknya meskipun

ada beberapa siswa tidak bekerjasama dengan kelompok dan ramai sendiri. Pada

kegiatan ini siswa masih kurang mampu memahami dan menganalisis cerpen dan

beberapa siswa tampak ragu-ragu dan takut untuk mengajukan pertanyaan akan

tetapi dengan adanya stimulus berupa reward maka siswa menjadi lebih berani

bertanya tentang apa yang belum dipahaminya dan menjawab pertanyaan temannya.

Setelah guru melihat hasil jawaban siswa, kemudian guru mengulas jawaban siswa

kembali yang bertujuan untuk memperluas pemahaman siswa. Selain itu guru

melakukan penilaian terhadap keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung.

Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan soal tes formatif/ soal latihan hasil

belajar. Dalam hal ini peneliti ingin melihat seberapa besar kemampuan berpikir

kritis siswa dalam menganalisis cerpen dengan menggunakan metode pembelajan

berbasis masalah.

Page 5: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

d. Refleksi Siklus I

Refleksi siklus I ini merupakan tinjauan atas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

telah dijalankan dan pelaksanaan program pembelajaran baik selama proses pembelajaran

berlangsung maupun setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.

Pada siklus I ini belum mendapatkan hasil yang diharapkan, ini terlihat pada saat pre test

waktu yang diberikan untuk pre test hanya sepuluh menit akan tetapi terlaksana hampir lima

belas menit. Pada saat menganalisa kasus, siswa masih bingung dengan permasalahan atau

artikel serta kurang mampu menggabungkan permasalahan atau kasus dengan materi yang

terkait. Hal ini membuat proses diskusi menjadi lama dan tidak sesuai dengan rencana yang

telah disusun.

Model pembelajaran berbasis masalah perlu diperbaiki agar siswa lebih mudah

memahami dan menganalisa permasalahan yang diberikan guru. Jam pelajaran 80 menit yang

telah diatur dalam RPP hendaknya dapat dimanfaatkan dengan efektif agar rencana yang

telah disusun dapat terlaksana maksimal. Selanjutnya dalam memberikan tes harus sesuai

dengan waktu yang ditetapkan dan dalam menyelesaikan tugas kelompok hendaknya guru

selalu membimbing siswa dalam menganalisa kasus atau permasalahan agar siswa lebih

efektif dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Selain itu, untuk lebih meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa maka dipilih permasalahan atau berita kontemporer

sehingga siswa lebih tertarik.

Berdasarkan tabel hasil pre test, menunjukkan siswa yang mencapai ketuntasan dalam

belajar adalah 16 siswa atau 42 %, sedangkan 22 siswa atau 58 % siswa belum tuntas.

Sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 65. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang

dicapai siswa masih belum sesuai dengan target yang ingin dicapai Berdasarkan nilai-nilai

dari perolehan pre tes diatas, dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode ceramah

saja tanpa ada metode lain yang mendukung tidak dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa dalam menganalisa suatu permasalahan atau kasus. Sehingga harus ada metode

yang lain untuk mengaktifkan siswa sehingga siswa semangat dan mampu meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi fenomena sosial yang terjadi.

Setelah diadakan pre test kemudian dilanjutkan kegiatan inti dengan menggunakan

metode pembelajaran berbasis masalah. Dengan membagi siswa menjadi 6 kelompok, berikut

merupakan hasil yang diperoleh siswa pada pembelajaran berbasis masalah.

Page 6: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

Berdasarkan tabel observasi kemampuan berpikir kritis siswa secara kelompok diatas

maka dapat diketahui bahwa pada aspek kerjasama hanya 67% siswa yang mampu

bekerjasama dengan baik sedangkan dalam menganalisa kasus, siswa juga masih tergolong

rendah yaitu 58%, dalam melakukan presentasi, masih 67% siswa yang mampu

menyampaikan hasil diskusinya dengan baik serta dalam menjawab pertanyaan masih kurang

mampu menjawab dengan baik sedangkan dilihat dari hasil laporan yang dibuat siswa, hanya

68% siswa yang mampu membuat laporan secara baik dan sistematis, dan secara klasikal

hanya 68% siswa yang mampu berpikir kritis dengan menggunakan pembelajaran berbasis

masalah secara berkelompok Selain menilai secara kelompok, untuk mengetahui keberhasilan

metode pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa, maka diadakan tes individual untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami

permasalahan atau kasus yang diambil dari berita terkini melalui pembelajaran berbasis

masalah. Berikut merupakan hasil tes individu ppembelajaran berbasis masalah.

Berdasarkan hasil evaluasi secara individu diketahui bahwa hanya 47% siswa yang

tuntas dalam belajar dan mampu menganalisa kasus dengan baik sedangkan 53% siswa masih

kurang mampu dalam menganalisa kasus dan belum tuntas dalam pembelajaran berbasis

masalah sedangkan target ketuntasan yang diharapkan yaitu 80% . Hal ini berarti

pembelajaran belum memenuhi kriteria ketuntasan yang ingin dicapai oleh karena itu maka

diperlukan siklus lanjutan dengan mengadakan perbaikan baik dari segi perencanaan

pelaksanaan maupun evaluasi pembelajaran.

2. Paparan Data Dan Temuan Penelitian Siklus II

Pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus II ini merupakan perbaikan

dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode pembelajara

berbasis masalah. Adapun tahapannya sebagai berikut: perencanaan tindakan, pelaksanaan

tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan di bawah ini.

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka diadakan perbaikan baik dari segi

perencanaan, pelaksanandan evaluasi pada siklus II, hal-hal yang perlu disiapkan dalam

pembelajaran siklus II, ialah:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagaimana terlampir. RPP ini berisikan

pendahuluan atau kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup/refleksi dan evaluasi.

Page 7: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

2) Menyiapkan materi tentang pranata sosial dalam kehidupan masyarakat yang meliputi

Pengertian pranata sosial, Fungsi pranata sosial dan Jenis-jenis pranata sosial.

3) Menyiapkan instrumen penelitian yaitu lembar kerja siswa yang berupa berita terkini

atau artikel yang berhubungan dengan materi pranata sosial, lembar observasi untuk

mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa

4) Membuat alat evaluasi beserta kunci jawaban yang dilakukan setelah siklus II berakhir

dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa

5) Lembar observasi hasil belajar

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2010

pembelajaran berlangsung pada jam 5-6 selama 2 x 40 menit. Dengan Standar Kompetensi 6.

Memahami pranata dan penyimpangan sosial dan Kompetensi Dasar 6.2 Mendeskripsikan

pranata sosial dalam kehidupan masyarakat

1) Kegiatan awal:

a) Peneliti (sebagai guru) membuka salam, do’a yang dipimpin salah satu siswa,

memeriksa kehadiran siswa serta memeriksa tugas kelompok yang diberikan pada pertemuan

sebelumnya

b) peneliti mereviu materi pelajaran pada pertemuan sebelumya untuk mengukur sejauh

mana pemahaman siswa tentang pranata sosial

c) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang

merupakan kelanjutan dari materi pada pertemuan sebelumya

2) Kegiatan inti:

a) Guru memberikan materi tentang Pengertian pranata sosial, Fungsi pranata sosial dan

Jenis-jenis pranata sosial.

b) Guru memberi permasalahan atau kasus yang berasal dari berita

c) mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas dan Memastikan setiap anggota

kelompok memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah

d) merumuskan masalah

e) manganalisis masalah

Anggota kelompok mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimilliki anggota

tentang masalah dan membahas informasi factual (yang tercantum pada masalah), serta

informasi yang ada dalam pikiran anggota Brainstorming (curah gagasan)

f) menata gagasan secara sistematis dan menganalisisnya secara dalam. Analisis adalah

upaya memilah-memilah sesuatu menjadi bagian-bagian yang membentuknya.

Page 8: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

g) Memformulasikan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran dikaitkan dengan

analisis masalah yang dibuat dan menjadi dasar gagasan untuk membuat laporan.

h) Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok yang

telah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya dan siswa yang lain bertanya serta menanggapi

i) Guru memberikan evaluasi pembelajaran berbasis masalah melalui tes sebanyak 10

soal pilihan ganda serta 5 uraian singkat

3) Kegiatan akhir/penutup:

a) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan menganalisa kasus

yang terkait dengan materi pelajaran

b) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk mencari kasus yang

relevan dengan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan mengambil

contoh kasus di daerahnya masing-masing

c) Guru menutup pertemuan dengan do’a dan salam

c. Observasi Tindakan Siklus II

Di awal pembelajaran pada siklus II siswa cukup antusias mengikuti pelajaran hal

tersebut terlihat dari jawaban salam yang kompak dan bersemangat dan pada saat presensi

siswa juga menjawab dengan semangat, saat guru memeriksa tugas kelompok yang diberikan

pada pertemuan sebelumnya, siswa terlihat sudah berusaha mengerjakan meskipun ada

beberapa kelompok yang belum selesai mengerjakannya. Pada saat guru mengulang materi

sebelumnya melalui beberapa pertanyaan hanya beberapa siswa saja yang bisa menjawab,

dan yang lainnya hanya diam saja. Saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran siswa juga

mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan guru. Tetapi masih ada beberapa siswa

yang kurang memperhatikan dan sibuk dengan tugas yang belum diselesaikan.

Pada kegiatan inti sebelum presentasi dimulai guru menjelaskan terlebih dahulu materi

tentang Pengertian pranata sosial, Fungsi pranata sosial dan jenis-jenis pranata sosial selama

15 menit. Respon siswa terhadap apa yang disampaikan peneliti atau guru mulai mengalami

kemajuan itu terlihat ketika guru menstimulus siswa dengan memberikan pertanyaan secara

lisan, hal itu dikarenakan sebelumnya siswa sudah siap dengan materi yang akan dibahas

karena berhubungan dengan tugas kelompok yang mereka kerjakan.

Setelah diberi artikel atau permasalahan siswa mengklarifikasi istilah dan konsep yang

belum jelas dan Memastikan setiap anggota kelompok memahami berbagai istilah dan konsep

yang ada dalam masalah, dalam hal ini siswa sudah mulai mampu untuk memahami

permasalahan dan merumuskan masalah, pada saat manganalisis masalah anggota kelompok

mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimilliki anggota tentang masalah dan

Page 9: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

membahas informasi factual (yang tercantum pada masalah), serta informasi yang ada dalam

pikiran anggota Brainstorming (curah gagasan) menata gagasan secara sistematis dan

menganalisisnya secara dalam sehingga dengan cara tersebut siswa mampu untuk

memformulasikan tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat dan menjadi dasar

gagasan untuk membuat laporan. setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok

yang telah ditugaskan dan siswa yang lain bertanya serta menanggapi Setelah selesai tes

evaluasi guru bersama siswa meyimpulkan pembelajaran yang dilakukan hari ini, dan guru

memberikan tugas kepada siswa. Tugas yang diberikan berbeda dari tugas pada pertemuan

sebelumnya, pada pertemuan sebelumya guru yang memfasilitasi permasalahan atau kasus

kepada siswa tetapi tugas yang diberikan untuk pertemuan selanjutnya siswa disuruh mencari

sendiri permasalahan atau kasus yang berkaitan dengan materi selanjutnya dan juga

permasalahan yang ada di daerahnya masing-masing yang berkaitan dengan materi yang akan

dibahas pada pada pertemuan selanjutnya. Kemudian peneliti menutup pelajaran dengan do’a

dan salam, respon dari siswa masih terlihat bersemangat dalam menjawab salam meskipun

pembelajaran sudah selesai.

d. Refleksi Siklus II

Refleksi siklus II ini merupakan tinjauan atas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

telah dijalankan dan pelaksanaan program pembelajaran baik selama proses pembelajaran

berlangsung maupun setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.

Pada siklus II ini belum mendapatkan hasil yang maksimal, ini terlihat pada saat guru

mengulang materi pada pertemuan sebelumnya, hanya beberapa siswa saja yang bisa

menjawab dengan benar, selain itu dalam mengerjakan tugas kelompok yang telah diberikan,

masih ada beberapa kelompok yang belum selesai mengerjakannya sehingga guru memberi

kesempatan waktu 5 menit untuk melengkapi tugasnya. Pada saat siswa mengklarifikasi

istilah dan konsep yang belum jelas masih ada beberapa siswa yang masih kurang mampu

memahami permasalahan dan merumuskan masalah, pada saat manganalisis masalah anggota

kelompok masih ada yang ramai sendiri dan tidak mengeluarkan pendapatnya, sehingga

siswa kurang mampu untuk memformulasikan tujuan pembelajaran.

Dari segi kerjasama kelompok terlihat dari beberapa siswa yang pasif pada siklus I mulai

mengikuti kerja kelompok dengan baik, tetapi masih ada beberapa siswa yang belum aktif.

Hal tersebut terlihat pada saat presentasi kelompok. Pada saat guru memberikan kesempatan

pada siswa lain untuk mengajukan pertanyaan setelah kelompok yang presentasi selesai

Page 10: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

terlihat ada kemajuan pada siklus II, ini terlihat dari siswa lebih banyak siswa yang bertanya

daripada pertemuan sebelumnya.

Kemampuan siswa dalam menganalisis masalah juga mengalami peningkatan, hal ini

terlihat pada saat siswa menyampaikan hasil kerja kelompok, siswa mulai mampu memahami

permasalahan yang ada pada kasus atau berita yang diberikan, siswa mulai mampu untuk

menghubungkan kasus dengan materi pelajaran dan berusaha untuk memecahkan masalah

tersebut serta mencari solusi yang tepat dari permasalahan yang dibahas. Untuk mengetahui

secara lebih jelas berdasarkan hasil observasi pembelajaran berbasis masalah secara

berkelompok adalah sebagai berikut

Berdasarkan tabel observasi kemampuan berpikir kritis siswa secara kelompok pada

siklus II diatas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II.

Berdasarkan tabel observasi kemampuan berpikir kritis siswa secara kelompok diatas maka

dapat diketahui bahwa pada aspek kerjasama telah mengalami peningkatan sebesar 3% dari

siklus sebelumnya dan siswa sudah mulai mampu bekerjasama dengan baik sedangkan dalam

menganalisa kasus siswa juga mengalami kenaikan sebesar 13% dari siklus sebelumnya dan

dalam melakukan presentasi, terjadi kenaikan sebesar 8% dan siswa sudah mulai mampu

menyampaikan hasil diskusinya dengan baik serta dalam menjawab pertanyaan, sedangkan

dilihat dari hasil laporan yang dibuat siswa, hanya 70% siswa sudah mampu membuat

laporan secara baik dan sistematis, dan secara klasikal hanya 78% siswa yang telah mampu

berpikir kritis dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah secara berkelompok,

akan tetapi hal ini masih dibawah ketuntasan yang diharapkan yaitu diatas 80%. Maka

diadakan siklus lanjutan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran berbasis masalah secara individu pada siklus II

diatas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan nilai

rata-rata evaluasi, terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu 73 maka telah terjadi peningkatan

sebesar 6% dari siklus I . Siswa sudah mulai mampu untuk menganalisa kasus dengan baik

hal tersebut terlihat dari prosentase ketuntasan pada siklus II sebesar 76% hal ini berarti

terjadi kenaikan sebesar 23% dari ketuntasan siklus I akan tetapi kenaikan tersebut masih

belum mencapai target ketuntasan yang diharapkan yaitu 80% hal ini berarti pembelajaran

belum memenuhi kriteria ketuntasan yang ingin dicapai oleh karena itu maka diperlukan

siklus lanjutan dengan mengadakan perbaikan baik dari segi perencanaan pelaksanaan

maupun evaluasi pembelajaran.

Page 11: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

3. Paparan Data Dan Temuan Penelitian Siklus III

Pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus III ini merupakan perbaikan

dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan II dengan menggunakan metode pembelajara

berbasis masalah. Adapun tahapannya sebagai berikut: perencanaan tindakan, pelaksanaan

tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan di bawah ini.

a. Perencanaan Tindakan Siklus III

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II maka diadakan perbaikan baik dari segi

perencanaan dan pelaksanan siklus pada siklus III, hal-hal yang perlu disiapkan dalam

pembelajaran siklus III, ialah:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagaimana terlampir. RPP ini merupakan

perbaikan dari RPP siklus I dan II. RPP siklus III berisikan pendahuluan atau kegiatan awal,

kegiatan inti, kegiatan penutup/refleksi dan evaluasi.

2) Menyiapkan materi tentang Memahami pranata dan penyimpangan sosial yang

meliputi Mendeskripsikan pengendalian penyimpangan sosial dengan materi Jenis

pengendalian penyimpangan sosial (preventif dan represif) dan Peran lembaga-lembaga

pengendalian sosial

3) Menyiapkan instrumen penelitian, lembar observasi untuk mengetahui kemampuan

berpikir kritis siswa

4) Membuat alat evaluasi beserta kunci jawaban yang dilakukan setelah siklus III

berakhir dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa

5) Membuat angket umpan balik siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah yang

telah dilakukan. Untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu berpikir kritis dan perasaan

siswa setelah pembelajaran berbasis masalah.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III

Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2010

pembelajaran berlangsung pada jam 5-6 selama 2 x 40 menit. Dengan Standar Kompetensi 6.

Memahami pranata dan penyimpangan sosial dan Kompetensi Dasar 6.3 Mendeskripsikan

pengendalian penyimpangan sosial.

1) Kegiatan awal:

a) Peneliti (sebagai guru) membuka salam, do’a yang dipimpin salah satu siswa,

memeriksa kehadiran siswa serta memeriksa tugas kelompok yang diberikan pada pertemuan

sebelumnya

b) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang

merupakan kelanjutan dari materi pada pertemuan sebelumya

Page 12: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

2) Kegiatan inti:

a) Guru memberikan materi tentang Jenis pengendalian penyimpangan sosial (preventif

dan represif) dan Peran lembagalembaga pengendalian sosial dan siswa mencari

permasalahan yang terkait dengan materi tersebut

b) Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang

mengandung isu konflik, sehingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam

kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang

menarik untuk dipecahkan.

c) mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta

menganalisis berbagai faktor baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat

mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi

kelompok kecil, hingga pada akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan-tindakan prioritas

tang dapat dilakukan sesuai dengan jenis hambatan yang diperkirakan.

d) merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan

melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir mengemukakan

pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan

e) menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang

strategi mana yang dapat dilakukan.

f) melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses

adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan, sedangkan evaluasi hasil

adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan.Guru memberikan

evaluasi pembelajaran berbasis masalah melalui tes sebanyak 10 soal pilihan ganda serta 5

uraian singkat dan 5 soal menganalisis kasus

3) Kegiatan akhir/penutup:

a) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan menganalisa kasus

yang terkait dengan materi pelajaran

b) Guru menyebarkan angket kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan

pembelajaran berbasis masalah. Angket ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

berpikir kritis siswa dengan menggunakan pembelajaran brbasis masalah

c) Guru menutup pertemuan dengan do’a dan salam

c. Observasi tindakan siklus III

Pada siklus tiga dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah ini telah

mengalami peningkatan yang signifikan baik dari siswa maupun dalam pelaksanaan

pembelajarannya. Pada saat guru menjelaskan materi tentang Jenis pengendalian

Page 13: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

penyimpangan sosial (preventif dan represif) dan Peran lembaga-lembaga pengendalian

sosial, respon siswa terhadap apa yang disampaikan peneliti atau guru mengalami kemajuan

itu terlihat ketika guru menstimulus siswa dengan memberikan pertanyaan secara lisan, siswa

yang kurang aktif pada siklus I dan II sudah mulai berpartisipasi menjawab pertanyaan yang

diberikan guru.

Pada siklus III ini siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran berbasis masalah. Siswa

sudah mampu untuk mengemukakan pendapat dan penjelasan tentang isu-isu hangat yang

menarik untuk dipecahkan serta siswa sudah mampu untuk mendefinisikan masalah dan

mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis

berbagai faktor baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung

dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, siswa

juga mampu mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan

jenis hambatan yang diperkirakan.

Siswa juga telah mampu merumuskan alternatif strategi serta menentukan dan

menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat

dilakukan sehingga siswa mampu memecahkan permasalahan dan mengemukakan solusi

yang tepat dari permasalahan tersebut.

Guru memberikan tes evaluasi kepada siswa selama 20 menit, dalam tes ini memuat

materi-materi mulai dari siklus I sampai siklus III serta analisa kasus dan juga contoh riil di

daerah siswa masingmasing. Dalam mengerjakan evaluasi tersebut siswa mulai terbiasa

mengerjakannya. Pada akhir pembelajaran guru menyebarkan angket kemampuan berpikir

kritis siswa melalui metode pembelajaran berbasis masalah. Setelah menyelesaiakan tes

evaluasi dan mengisi angket, guru bersama siswa meyimpulkan pembelajaran yang dilakukan

selama siklus I sampai siklus III. Kemudian peneliti menutup pelajaran dengan do’a dan

salam

d. Refleksi Siklus III

Refleksi siklus III ini merupakan tinjauan atas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

telah dijalankan dan pelaksanaan program pembelajaran baik selama proses pembelajaran

berlangsung maupun setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.

Pada siklus III Siswa sudah mampu untuk mengemukakan pendapat dan penjelasan

tentang isu-isu hangat yang menarik untuk dipecahkan serta siswa sudah mampu untuk

mendefinisikan masalah dan mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab

terjadinya masalah, siswa telah mampu menganalisis berbagai faktor baik faktor yang bisa

menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah, selain itu

Page 14: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

siswa juga mampu mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai

dengan jenis hambatan yang diperkirakan, merumuskan alternatif strategi serta menentukan

dan menerapkan strategi pilihan dan pengambilan keputusan tentang strategi mana yang

dapat dilakukan sehingga siswa mampu memecahkan permasalahan dan mengemukakan

solusi yang tepat dari permasalahan tersebut. Berdasarkan sumber-sumber pendukung

lainnya, siswa juga sudah mampu menyebutkan contoh kasus atau permasalahan di daerahnya

masing-masing yang berkaitan dengan materi pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini dapat

dilihat dari observasi pembelajaran berbasis masalah secara berkelompok maupun secara

individu

Dalam aspek kerjasama 88% siswa telah mampu bekerjasama dengan baik, 92 % siswa

telah mampu menganalisa dengan baik. Dalam melakukan presentasi 92% siswa sudah lancar

dalam menyampaikan hasil diskusi sert mampu menjawab pertanyaan dengan baik dan hasil

laporan siswa 83% siswa sudah mampu membuat laporan yang sistematis, terstruktur dan

menyertakan referensi yang mendukung laporan. Sehingga secara klasikal 83% siswa telah

mampu untuk berpikir kritis dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah secara

berkelompok. Keberhasilan pembelajaran berbasis masalah tidakhanya diukur secara

berkelompok akan tetapi juga melalui evaluasi atau tes individu. hasil evaluasi secara

individu dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Berdasarkan nilai rata-rata evaluasi pada siklus III siswa telah mampu untuk berpikir

kritis dalam menganalisa kasus maupun memahami materi hal tersebut dilihat dari

peningkatan nilai rata-rata sebesar 4% dari siklus I, sedangkan berdasarkan prodentase

ketuntasan, pada siklus III sebesar 94% hal ini berarti terjadi kenaikan sebesar 18% dari

ketuntasan siklus II Maka dapat diketahui bahwa pada siklus III ini sudah memenuhi kriteria

ketuntasan yang diharapkan yaitu 80% oleh karena itu maka siklus pembelajaran berbasis

masalah dihentikan.

Untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa serta respon siswa

setelah menjalani pembelajaran berbasis masalah maka diberikan angket kemampuan berpikir

kritis siswa dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Angket ini bertujuan untuk

mengukur siswa apakah dengan pembelajaran berbasis masalah siswa dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia, serta respon siswa

setelah pembelajaran berbasis masalah. Hasil yang diperoleh dari pemberian angket yaitu:

Page 15: Bab 3 Metodologi PTK Cerpen

Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan berpikir kritis siswa maka dapat dilihat

melalui beberapa pertanyaan melalui angket. Hal tersebut sangat penting karena untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan berpikir kritis siswa serta respon siswa setelah

menggunakan pembelajaran berbasis masalah.

Berdasarkan prosentase terbesar dari hasil angket menunjukkan bahwa bahwa Respon

siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah berdasarkan frekuensi terbesar menunjukkan

bahwa bahwa siswa telah mampu untuk; berusaha memahami artikel atau permasalahan yang

difasilitasi oleh guru dalam pembelajaran berbasis masalah, memilah informasi yang diterima

sehingga siswa tidak menerima informasi begitu saja tanpa mengetahui dasarnya atau

sumbernya, mengembangkan informasi yang diberikan /disampaikan, menyebutkan contoh-

contoh yang berbeda dari yang sudah ada, berani berbicara untuk menyampaikan pendapat

dan bertanya tentang apa yang belum jelas, menguatkan pendapatnya dengan bukti atau

referensi yang berhubungan dengan permasalahan, berani untuk meminta klarifikasi ketika

siswa belum jelas terhadap apa yang telah disampaikan, bersikap sopan santun ketika

berbicara dan mampu mengendalikan emosi apabila ada pendapat yang berbeda dengan

pendapatnya, mencari dan memaparkan hubungan antara kasus/masalah dengan materi

pelajaran yang relevan. siswa sudah memahami materi pembelajaran dengan adanya

masalah / berita yang terkait dengan materi pelajaran. Semua siswa atau 100% siswa setuju

bahwa dengan adanya adanya pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia telah membuat siswa lebih paham mengenai standart kompetensi, memahami

pranata dan penyimpangan sosial. Siswa telah mampu memahami kasus yang terjadi sekarang

ini dan mampu menggabungkan dengan materi yang dipelajari dan dengan adanya

pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia membuat siswa

mendapat pengetahuan baru selain melalui buku.