bab 3 metode penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2008-2-00420-mn bab...
TRANSCRIPT
38
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Disain Penelitian
Tabel 3.1 Jenis Penelitian, Metode Penelitian, Unit Analisis dan Time Horizon
Tujuan Jenis dan Metode
Penelitian
Unit Analisis Time Horison
T – 1 Deskriptif – Survei Alfamart cabang Bendungan Jago Cross Section
T – 2 Deskriptif – Survei Alfamart cabang Bendungan Jago Cross Section
Sumber : Penulis, 2008
Keterangan :
T-1 : Untuk mengetahui kesenjangan antara tingkat permintaan dengan tingkat kinerja
pada PT Tiga Bintang.
T-2 : Untuk mengetahui strategi supply chain management yang tepat untuk PT Tiga
Bintang.
Jenis penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, kemudian data diolah,
diinterprestasikan dan dianalisis sehinggga dapat memberikan gambaran mengenai suatu
hal.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Kerlinger
(1973) yang dikutip oleh Sugiyono (2007, p.7) mengemukakan bahwa, penelitian survey
adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
39
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel
sosiologis maupun psikologis.
Time Horizon pada penelitian ini adalah data cross sectional yaitu sekumpulan
data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja, misalnya
data hasil pengisian kuesioner tentang perilaku pembelian suatu produk bank oleh
sekelompok responden pada bulan oktober 1999 (Umar, 2005, p.131).
Desain Penelitian yang lengkap dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
40
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Sumber : Penulis, 2008
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Penentuan Jenis & Metode Penelitian
Landasan TeoriStudi Pendahuluan
: Observasi & wawancara
Strategi Supply Chain Management
Penggerak Supply Chain
Identifikasi variabel yang diperlukan
Identifikasi Data yang diperlukan
-Jenis Data -Penentuan Sampel
Penggumpulan Data -Data Primer -Data Sekunder
Pengolahan Data
- Uji Validitas & Uji Reliabilitas - Analisis GAP & Diagram Kartesius - Metode Statistik Deskriptif
Analisis Pengolahan Data
Kondisi Pasar Tingkat daya tanggap supply chain
Evaluasi supply chain yang sedang berjalan saat ini
Strategi supply chain management yang tepat bagi PT Tiga Bintang
Alfamart cabang Bendungan Jago
41
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Permasalahan: ”Kepuasan konsumen terhadap implementasi strategi supply
chain management dan strategi supply chain management seperti apa yang tepat untuk
dijalankan PT Tiga Bintang ?”
Strategi adalah suatu alat yang bersifat dinamis dalam menghadapi pengaruh
lingkungan, yang digunakan PT Tiga Bintang untuk mencapai tujuan perusahaan. Dan
dapat dirumuskan melalui analisis terhadap lingkungan perusahaan baik lingkungan
internal maupun eksternal.
Supply chain management merupakan metode atau pendekatan integrative
untuk mengelola aliran produk, informasi dan uang secara terintegrasi yang melibatkan
pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir yang terdiri dari supplier, pabrik, jaringan distribusi
maupun jasa-jasa logistik.
Daya tanggap (responsiveness) merupakan tingkat kemampuan untuk
memberikan reaksi yang cepat dan tepat dalam menanggapi kebutuhan konsumen.
Efisiensi adalah kemampuan perusahaan untuk beroperasi dengan tingkat biaya yang
lebih rendah yang pada akhirnya akan berpengaruh pada harga produk yang dijual.
Sedangkan prioritas konsumen adalah faktor yang dianggap penting oleh konsumen
yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
Analisis dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan variabel yang terdiri
dari indikator-indikatornya, antara lain sebagai berikut:
42
Tabel 3.2 Instrumen Pengukuran
Variabel Indikator Definisi
Keanekaragaman produk Banyaknya jenis barang yang dijual
sebagai respon dari keinginan
konsumen.
Ketersediaan barang Kemampuan perusahaan untuk
merespon keinginan konsumen
terhadap jenis barang yang dijual,
agar dapat tersedia sesuai
kebutuhan.
Antrian kasir Kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan transaksi pembelian
dengan pelayanan kasir.
Daya tanggap
Ketersediaan konsumen
menunggu barang yang habis
tersedia kembali
Waktu toleransi konsumen dalam
menunggu barang/produk tersedia
kembali.
Efisiensi Harga produk yang dijual Biaya yang dikeluarkan oleh
konsumen terhadap produk.
Kelengkapan jenis barang Barang/produk yang diinginkan
konsumen selalu tersedia.
Prioritas
konsumen
Harga bersaing Harga yang ditawarkan lebih
kompetitif dibandingkan
minimarket lainnya.
Sumber : Penulis, 2008
43
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang berasal dari jawaban
kuesioner responden yang nantinya akan diubah menjadi data kuantitatif agar dapat
diproses dengan software SPSS versi 15.0 untuk windows.
Di dalam penelitian ini terdapat dua sumber data, yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder, yaitu :
a. Sumber data primer adalah sumber data langsung memberikan data kepada
pengumpulan data. Penulis akan mendapatkan data secara langsung melalui
wawancara dengan pihak perusahaan dan kuesioner kepada responden yaitu
konsumen Alfamart cabang Bendungan Jago.
b. Sumber data sekunder berisikan informasi-informasi yang telah ada dan dikumpulkan
untuk melengkapi data primer. Data-data sekunder ini diperoleh melalui studi
kepustakaan dari buku-buku dan website yang relevan dengan penelitian ini.
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data
Data Jenis Data Sumber Data Digunakan untuk
tujuan penelitian
Kuesioner konsumen Kualitatif Primer T – 1
Kuesioner konsumen
& wawancara
Kualitatif &
Kuantitatif Primer T - 2
Sumber : Penulis, 2008
44
Keterangan :
T-1 : Untuk mengetahui kesenjangan antara tingkat permintaan dengan tingkat kinerja
pada PT Tiga Bintang.
T-2 : Untuk mengetahui strategi supply chain management yang tepat untuk PT Tiga
Bintang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan dan
penelitian lapangan , yaitu :
1. Penelitian kepustakaan
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data melalui buku-buku, literatur-
literatur, majalah-majalah, surat kabar, website, dan artikel-artikel yang mendukung
objek penelitian skripsi ini, agar dapat dijadikan sebagai acuan mengenai landasan
teori dalam pembahasan penulisan skripsi ini.
2. Penelitian lapangan
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang berdasarkan kenyataan
dilapangan.
Teknik pengumpulan data tersebut adalah dengan cara sebagai berikut :
a. Pengamatan langsung (Observasi)
Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan setiap hari yang berkaitan dengan penyusunan skripsi.
b. Pertanyaan
- Wawancara (Interview)
Penulis melakukan tanya jawab dengan pihak perusahaan mengenai
segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.
45
- Kuesioner
Penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada pihak yang berhubungan
dengan objek penelitian, dalam hal ini adalah konsumen Alfamart cabang
Bendungan Jago. Daftar pertanyaan/pernyataan dapat bersifat terbuka, jika
jawaban tidak ditentukan sebelumnya, sedangkan bersifat tertutup jika
alternatif-alternatif jawaban telah disediakan. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan kuesioner bersifat tertutup.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2007, p.73). Bila populasi besar dan tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja di
Alfamart cabang Bendungan Jago dengan periode April – Mei 2008.
Teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan adalah nonprobability sampling
dan jenis nonprobabilty sampling yang dipilih adalah metode sampling accidental, yaitu
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2007, p.77).
46
Zα/2σ 2
e
3.6 Teknik Pengolahan Sampel
Secara umum, besarnya konsumen dari suatu pusat perbelanjaan jarang
diketahui dengan pasti. Oleh karenanya, maka dalam penelitian ini digunakan sampel.
Karena ukuran populasinya tidak diketahui, maka dalam menentukan ukuran sampel,
peneliti menentukan beberapa asumsi sebagai berikut (Wibisono, 2003, pp.58-59):
α = 0,05
Zα(0.05) = 1,96
Dengan rumus : n =
Maka : n =
n = 96,04 responden ≈ 97 orang
Dengan demikian tingkat kepercayaan 95% bahwa sampel random berukuran
96,04 ≈ 97 akan memberikan selisih estimasi x dengan µ kurang dari 0,05. Jadi, sampel
yang diambil sebesar 97 orang.
Pengumpulan data untuk dianalisa dilakukan dengan menggunakan kuesioner
yang langsung dibagikan kepada para penggunjung Alfamart cabang Bendungan Jago
yang sedang berbelanja. Pada teknik analisis datanya menggunakan kuesioner yang
dibagikan pada konsumen Alfamart cabang Bendungan Jago, dengan melakukan
pembobotan terhadap pilihan jawaban dari responden dengan menggunakan skala likert.
Untuk memudahkan mengolah data, penulis melakukan perhitungan dengan
menggunakan bantuan software SPSS versi 15.0 untuk windows.
(1,96).(0,25) 2 0,05
47
3.7 Metode Analisis
Sebelum melakukan penyebaran kuesioner hal pertama yang harus kita lakukan
adalah menentukan skala yang akan kita gunakan dalam penelitian ini.
Selanjutnya akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas, yang akan menunjukkan
apakah data yang telah kita peroleh cocok untuk mengukur apa yang ingin kita ukur.
3.7.1 Skala Likert
Pada teknik analisis datanya menggunakan kuesioner yang dibagikan pada
konsumen Alfamart cabang Bendungan Jago yang bertujuan untuk mengetahui
kepuasan konsumen atau responden mengenai implementasi supply chain management
pada PT Tiga Bintang, dengan melakukan pembobotan terhadap pilihan jawaban dari
responden dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Fenomena sosial disebut sebagai variabel penelitian (Drs. Riduwan, M.B.A, 2007,
p.26).
Menurut Sugiyono (2004, p.86) jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negative. Di
dalam penelitian ini terdapat dua alternatif jawaban pada setiap item instrumen yang
digunakan, yaitu alternatif 1 untuk mengetahui kondisi yang sedang berjalan dan
alternatif 2 untuk mengetahui harapan konsumen, yaitu :
48
Tabel 3.4 Alternatif Jawaban 1 dan Nilai (skor)
Alternatif Jawaban Keterangan Nilai (skor)
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
N Netral 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Penulis, 2008
Tabel 3.5 Alternatif Jawaban 2 dan Nilai (skor)
Alternatif Jawaban Keterangan Nilai (skor)
SP Sangat Penting 5
P Penting 4
CP Cukup Penting 3
KP Kurang Penting 2
STP Sangat Tidak Penting 1
Sumber: Penulis, 2008
Berdasarkan kategori-kategori tersebut dapat diketahui bobot nilai tertinggi
adalah 5 dan bobot nilai terendah adalah 1. Untuk mengetahui range maka selisih antara
bobot nilai tertinggi dan bobot nilai terendah adalah 5 – 1 = 4, untuk mengetahui jumlah
interval kelas dan besar interval kelas dapat digunakan rumus sebagai berikut :
49
Keterangan :
R = Range (rentang kelas)
K = Jumlah interval kelas
= Besar Interval kelas
Berdasarkan ketentuan di atas maka penulis mengelompokkan tanggapan
responden berdasarkan batas-batas penelitian terhadap bagian-bagian yang dievaluasi
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Tabel 3.6 Batas-Batas Penelitian
Batasan Alternatif Jawaban 1 Alternatif Jawaban 2
1 – 1,8 Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Penting
1,81 – 2,61 Tidak Setuju Kurang Penting
2,62 – 3,42 Netral Cukup Penting
3,43 – 4,22 Setuju Penting
4,23 – 5,03 Sangat Setuju Sangat Penting
Sumber: Andi Supangat (2007, p.19)
50
3.7.2 Uji Validitas
Uji validitas atau kesahihan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu
alat ukur mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian
validitas suatu kuesioner adalah angka hasil kolerasi antara skor pernyataan dan skor
keseluruhan pernyataan responden terhadap informasi dalam kuesioner.
Menurut Duwi Priyatno (2008, p.17), teknik pengujian yang sering digunakan
para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk
Momen Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation.
Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah Corrected Item-Total
Correlation. Uji validitas ini dipilih karena uji ini cocok digunakan pada skala yang
menggunakan item pertanyaan yang sedikit.
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria
pengujian adalah sebagai berikut :
• Jika r hitung > r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item
pertanyaan berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
• Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item
pertanyaan tidak berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
3.7.3 Uji Reliabilitas
Menurut Duwi Priyatno (2008, p.25), uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
Dalam penelitian ini uji reliabilitas yang digunakan adalah Cronbach’s Alpha. Uji
reliabilitas ini dipilih karena uji ini cocok digunakan pada skor berbentuk skala (misal 1-4,
1-5) atau skor rentangan (misal 0-20, 0-50).
51
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria
pengujian adalah sebagai berikut :
• Jika r Alpha positif, dan r ALPHA > dari r tabel maka butir tersebut reliabel.
• Jika r Alpha tidak positif, dan r ALPHA < dari r tabel maka butur tersebut tidak
reliabel.
3.7.4 GAP (Kesenjangan) Pelayanan Jasa
Menurut Arief (2007, p.148), kepuasan konsumen terhadap suatu jasa
ditentukan oleh tingkat kepentingan pelanggan sebelum menggunakan jasa dibandingkan
dengan hasil persepsi konsumen terhadap jasa tersebut setelah merasakan jasa kinerja
tersebut.
Pelanggan sangat puas
Percieve Service
(servis yang diterima pelanggan)
Pelanggan sangat tidak puas
Gambar 3.2 Diagram Proses Kepuasan Pelanggan
Sumber : Arief (2007). Proses kepuasan pelanggan, p.148
Persepsi Pelanggan Harapan Pelanggan
Desired Service
Adequate Service
52
Kesenjangan merupakan ketidaksesuaian antara pelayanan yang dipersepsikan
atau dirasakan (perceived service) dan pelayanan yang diharapkan (expected service).
GAP
Gambar 3.3 Diagram Kesenjangan yang Dirasakan Pelanggan
Sumber : Arief (2007). kesenjangan yang dirasakan oleh pelanggan, p.149
Kesenjangan terjadi apabila konsumen mempersiapkan pelayanan yang
diterimanya lebih tinggi daripada disired service atau lebih rendah daripada adequate
service kepentingan konsumen tersebut. Dengan demikian konsumen dapat merasakan
sangat puas atau sebaliknya sangat kecewa.
Menurut Parasuraman (dalam Yamit 2004, p.25), kesenjangan pelayanan dapat
dibedakan kedalam dua kelompok yaitu:
1. Kesenjangan yang muncul dari dalam perusahaan (company gaps)
Kesenjangan ini dapat menghambat kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan berkualitas. Kesenjangan yang muncul dari dalam
perusahaan dapat dibedakan kedalam empat jenis kesenjangan, yaitu :
a. Kesenjangan 1 : tidak mengetahui harapan konsumen akan pelayanan.
b. Kesenjangan 2 : tidak memiliki desain dan standar yang tepat.
c. Kesenjangan 3 : tidak memberikan pelayanan berdasar standar pelayanan.
Expected Service
Percived Service
53
d. Kesenjangan 4 : tidak memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan.
2. Kesenjangan yang muncul dari luar perusahaan
Kesenjangan yang muncul dari luar perusahaan yang disebut kesenjangan 5
terjadi karena ada perbedaan antara persepsi konsumen dengan harapan konsumen
terhadap pelayanan.
Persepsi konsumen merupakan penilaian subjektif terhadap pelayanan yang
diperolehnya. Harapan konsumen merupakan referensi standar kinerja pelayanan
dan seringkali diformulasikan berdasarkan kekayaan konsumen tentang apa yang
akan terjadi.
Harapan konsumen bersumber dari faktor pemasaran yang terkendali seperti
harga, promosi dan faktor- faktor yang sulit dikendalikan oleh departemen
pemasaran seperti kebutuhan konsumen, komunikasi dari mulut ke mulut,
pengalaman masa lalu, penawaran dari pesaing, dan sebagainya.
Hubungan dari kelima kesenjangan tersebut dapat digambarkan seperti
dalam gambar berikut :
54
Model GAP Kualitas jasa
CUSTOMER
Gambar 3.4 Model GAP Kualitas Jasa
Sumber : Yamit, Zulian (2004). Manajemen Kualitas produk dan Jasa, p.26
Komunikasi Dari Mulut ke Mulut
Kebutuhan Pribadi
Pengalaman Masa Lalu
Jasa yang diharapkan
Jasa yang dialami
GAP V
Penyampaian Jasa
Spesifikasi Kualitas Jasa
Persepsi Manajemen Ttg harapan konsumen
Komunikasi Eksternal Ke Pelanggan
GAP III
GAP II
GAP I
PERUSAHAAN
GAP IV
55
Keterangan :
GAP 1 : Tidak mengetahui yang diharapkan konsumen (diblok)
Tidak mengetahui yang diharapkan konsumen merupakan salah satu akar
kegagalan perusahaan dalam memenuhi harapan konsumen. Gap 1 merupakan perbedaan
antara harapan konsumen dengan persepsi perusahaan terhadap harapan konsumen.
Pihak yang terlibat didalam perusahaan adalah setiap orang / pihak yang memiliki
tanggung jawab dan otoritas untuk membuat/ mengubah kebijakan, prosedur dan standar
pelayanan. Pihak tersebut termasuk eksekutif puncak, manajer menengah, dan supervisor.
Sebab terjadinya GAP 1 (diblok).
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab munculnya kesenjangan, yaitu :
a. Tidak ada interaksi langsung dengan konsumen.
b. Tidak ada atau kurang upaya untuk menanyakan harapan konsumen.
c. Kurang siap memberi perhatian kepada konsumen.
GAP 2 : Tidak memiliki desain dan standar pelayanan yang tepat
Persepsi yang akurat mengenai harapan konsumen merupakan hal yang perlu,
namun tidak cukup untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Perusahaan harus
mewujudkan persepsi yang akurat mengenai harapan konsumen kedalam desain dan
standar kinerja pelayanan. Desain dan standar pelayanan dikembangkan atas dasar
persyaratan konsumen dan prioritasnya. Sebab munculnya kesenjangan kedua ini dapat
dikatakan bahwa persepsi harapan konsumen yang tidak diidentifikasikan secara akurat.
56
GAP 3 : Tidak memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan
Kesenjangan ketiga merupakan perbedaan antara standar yang diciptakan
berdasarkan kebutuhan konsumen dengan tindakan nyata perusahaan dalam memberikan
pelayanan kepada konsumen. Meskipun perusahaan memiliki standar pelayanan
(pedoman dan prosedur) yang baik, pelayanan yang berkualitas tidak selalu bisa
diwujudkan. Standar yang baik harus dilengkapi dengan sumberdaya yang mencukupi
(orang, sistem dan teknologi) dan harus didukung agar menjadi efektif, yaitu : kinerja
karyawan harus diukur dan karyawan diberi kompensasi berdasarkan standar tersebut.
Sebab munculnya GAP 3
Penyebab timbulnya kesenjangan ketiga atau hambatan yang mungkin timbul
untuk mengurangi kesenjangan ketiga tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Karyawan tidak memahami peran yang harus mereka jalani dalam perusahaan.
b. Karyawan merasa dalam konflik antara konsumen dan pihak manajemen.
c. Salah memilih karyawan.
d. Teknologi yang tidak memadai.
e. Kompensasi dan pengakuan yang kurang baik.
f. Kurangnya pemberdayaan teamwork.
GAP 4 : Tidak memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan
Kesenjangan antara janji dengan kenyataan dapat muncul karena beberapa hal,
yaitu :
a. Janji yang terlalu tinggi.
b. Kurangnya koordinasi antara bagian operasi dengan bagian pemasaran.
c. Perbedaan (tidak konsistensi) kebijakan dan prosedur diantara service outlets.
57
GAP 5 : Perbedaan persepsi konsumen dengan harapan konsumen terhadap
pelayanan
Seperti yang telah dikatakan bahwa kesenjangan kelima berada diluar
perusahaan, yang terjadi karena konsumen meiliki persepsi yang berbeda dengan
harapannya. Kesenjangan kelima ini tidak mudah dihilangkan, karena perusahaan harus
menghilangkan kesenjangan kesatu hingga kesenjangan keempat, agar kesenjangan
kelima dapat dihilangkan.
3.7.5 Diagram Kartesius
Dalam menganalisis data penelitian ini digunakan metode deskriptif kualitatif-
kuantitatif. Untuk menjawab perumusan masalah mengenai sampai sejauh mana tingkat
kepuasan konsumen atas implementasi strategi supply chain management pada PT Tiga
Bintang” maka digunakan Analisis Tingkat Permintaan dan Tingkat Kinerja.
Jasa akan menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila didasarkan pada
kepentingan konsumen dan kinerjanya bagi perusahaan. Artinya perusahaan seharusnya
mencurahkan perhatiannya pada hal-hal yang memang dianggap penting bagi konsumen.
Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat
bagian ke dalam diagram kartesius seperti pada gambar 3.5.
58
Y Kepentingan Pertahankan Prioritas Utama Prestasi A B
Y C D Prioritas Rendah Berlebihan
X
X Pelaksanaan (Kinerja/Kepuasan)
Gambar 3.5 Diagram Kartesius
Sumber : Yamit, Zulian (2004). Manajemen Kualitas produk dan Jasa, p.30
Keterangan:
1. Kuadran A
Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan konsumen,
termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum
melaksanakannya sesuai keinginan konsumen. Sehingga mengecewakan/tidak puas.
2. Kuadran B
Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan peusahaan, untuk itu
wajib dipertahankannya. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.
59
3. Kuadran C
Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi konsumen,
pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan
kurang memuaskan.
4. Kuadran D
Menunjukan faktor yang mempengaruhi konsumen kurang penting, akan tetapi
pelaksanaanya berlebihan. dianggap kurang penting tapi memuaskan.
3.7.6 Metode Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif (deduktif) atau sederhana, yaitu statistik yang tingkat
pengerjaannya mencakup cara-cara menghitung, menyusun atau mengatur, mengolah,
menyajikan, dan menganalisa data agar dapat memberikan gambaran yang ringkas
mengenai suatu keadaan.
Menurut Sugiyono (1999, p.142), metode statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku umum atau genelarisasi.
Pangestu Subagyo (2003, p.1) menyatakan yang dimaksud sebagai statistika
deskriptif adalah bagian statistika mengenai pengumpulan data, penyajian, penentuan
nilai-nilai statistika, pembuatan diagram atau gambar mengenai sesuatu hal, disini data
yang disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami atau dibaca.
60
Analisa deskriptif digunakan karena penulis menjelaskan apa yang ada dalam
terdapat dalam teori dan membandingkannya dengan kejadian atau kegiatan operasi
perusahaan sehari-hari.
Data yang digunakan adalah data dari wawancara dan kuesioner. Untuk
mendukung data kuesioner, dilakukan wawancara untuk mengetahui kondisi pasar dan
kondisi Alfamart cabang Bendungan Jago. Dari data kuesioner, akan didapat kondisi
yang diharapkan untuk mengetahui tingkat permintaan konsumen Alfamart cabang
Bendungan Jago dan kondisi yang sedang berjalan untuk mengetahui tingkat daya
tanggap supply chain Alfamart cabang Bendungan Jago. Langkah selanjutnya adalah
melakukan evaluasi terhadap supply chain yang sedang berjalan untuk mengetahui
kepuasan konsumen terhadap implementasi sistem supply chain management PT Tiga
Bintang. Selanjutnya dari data tingkat permintaan dan tingkat daya tanggap supply chain
Alfamart cabang Bendungan Jago akan didapat strategi supply chain management yang
tepat bagi PT Tiga Bintang dan yang sesuai dengan perspektif konsumen Alfamart
cabang Bendungan Jago melalui zona kesesuaian supply chain.
Demi kemudahan dan kelancaran proses analisis data ini, penulis akan
menggunakan software SPSS versi 15.00 agar perhitungan yang dilakukan lebih akurat
dan terpercaya.
3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat menganalisis kepuasan konsumen terhadap
implementasi strategi supply chain management yang sedang berjalan yang diasumsikan
sistem supply chain management yang sedang berjalan sudah sesuai dengan kebutuhan
konsumen selama ini. Adapun asumsi atas hasil implikasi lainnya di mana akan terlihat
strategi supply chain management yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Sehingga
61
dapat memberikan peningkatan terhadap produktivitas dan efisiensi perusahaan
sehingga perusahaan menjadi lebih kompetitif dalam persaingan merebut pasar di
persaingan yang ketat, serta secara otomatis akan menumbuhkan loyalitas pelanggan
sehingga sebuah perusahaan jasa dapat meningkatkan penjualan. Apabila ada
kesinambungan yang baik dalam operasional maka mendorong penyeimbangan antara
produktivitas dan efisiensi perusahaan secara optimal.