bab 3 metode penelitian 3.1 pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-t 27571-pengendalian...

24
59 Universitas Indonesia Alur Proses Desain Penelitian Rumusan Masalah Metode Penelitian Metode Pengumpualan Data Perumusan Variabel Penelitian Uji Validitas dan Reliabilitas Analisa Data Temuan dan Bahasan Hasil Analisa Data Kesimpulan Hipotesa Penelitian Studi Literatur Data BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Pada pembahasan bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang akan digunakan sebagai bagian dari desain penelitian. Metode penelitian bertujuan menentukan dan menjelaskan metode yang tepat untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini disesuaikan dengan topik penelitian, yakni mengenai pengendalian change order terhadap kinerja waktu pada konstruksi proyek, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Metode penelitian menentukan bagaimana suatu proses penelitian dilakukan dari pengumpulan data, pengolahan data menjadi informasi untuk dianalisa dan akhirnya menghasilkan temuan-temuan yang dapat ditarik kesimpulan. Kerangka pembahasan bab ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 3.1 Kerangka Metode Penelitian Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Upload: dangdat

Post on 16-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

59 Universitas Indonesia

Alur Proses

Desain Penelitian

Rumusan Masalah

Metode Penelitian

Metode Pengumpualan Data

Perumusan Variabel Penelitian

Uji Validitas dan Reliabilitas

Analisa Data

Temuan dan Bahasan Hasil Analisa Data

Kesimpulan

Hipotesa Penelitian

Studi Literatur

Data

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendahuluan

Pada pembahasan bab ini akan menguraikan mengenai metode

penelitian yang akan digunakan sebagai bagian dari desain penelitian.

Metode penelitian bertujuan menentukan dan menjelaskan metode yang

tepat untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini disesuaikan

dengan topik penelitian, yakni mengenai pengendalian change order

terhadap kinerja waktu pada konstruksi proyek, sehingga tujuan penelitian

dapat dicapai. Metode penelitian menentukan bagaimana suatu proses

penelitian dilakukan dari pengumpulan data, pengolahan data menjadi

informasi untuk dianalisa dan akhirnya menghasilkan temuan-temuan yang

dapat ditarik kesimpulan. Kerangka pembahasan bab ini dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

Gambar 3.1 Kerangka Metode Penelitian

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 2: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

60

Universitas Indonesia

Kesimpulan ini merupakan hasil pengujian suatu hipotesa penelitian

dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan

penelitian sebelumnya.

Alur pemilihan dan penentuan metode penelitian berdasarkan latar

belakang permasalahan, rumusan masalah, kajian teori dan hipotesa yang

akan diujikan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar kerangka

pemikiran penelitian dibawah ini.

Latar Belakang Permasalahan Pada tahap konstruksi proyek tidak dapat dihindari adanya change order, terutama untuk proyek besar dan

kompleks, yakni proyek bangunan bertingkat tinggi. Perubahan konstruksi dapat berasal dari berbagai sumber,

baik dari pihak pemilik proyek/perencana maupun pihak pelaksana proyek. Change order pada konstruksi

proyek menjadi salah satu penyebab dari penundaan (delay) waktu akibat time overruns. Untuk itu diperlukan

usaha untuk meminimalkan dampak change order terhadap kinerja waktu proyek, dengan menentukan

pengendalian dan pengelolaan change order yang paling efektif dan tepat sasaran.

Studi Literatur Gambaran umum change order.

Deskripsi change order.

Pengendalian dan pengelolaan change order,

yang terdiri dari :

- Deskripsi Change Order Management. - Change Order pada Konstruksi Proyek. - Efektivitas Change Order Management. - Tahapan Proses Change Order.

Rumusan Masalah (Pertanyaan Penelitian) RQ :

4. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab

terjadinya change order pada konstruksi proyek

bangunan bertingkat tinggi ?

5. Sejauh mana dampak change order selama tahap

konstruksi bangunan bertingkat tinggi berlangsung

?

6. Pengendalian dan pengelolaan dari change order

apa yang paling efektif dan tepat sasaran untuk

meminimalkan perubahan pekerjaan yang

berdampak pada kinerja waktu pada proyek

bangunan bertingkat tinggi ?

Metode Penelitian Metode Kuantitatif Survei

Hipotesa Penelitian Dengan menentukan pengendalian dan pengelolaan change order

pada konstruksi, dapat meminimalkan keterlambatan waktu

penyelesaian proyek bangunan bertingkat tinggi.

Manfaat Penelitian Bagi keseluruhan pihak yang terkait pada perubahan konstruksi proyek (diantaranya pihak pemilik, perencana dan

pelaksana proyek): dapat memberikan informasi dan masukan mengenai change order, yakni dalam menentukan

pengendalian dan pengelolaan change order yang efektif dan tepat sasaran pada proyek-proyek selanjutnya, terutama

proyek bangunan bertingkat tinggi.

Gambar 3.2 Kerangka Pemikiran

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 3: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

61

Universitas Indonesia

3.2 Rumusan Masalah

Permasalahan dirumuskan dari latar belakang permasahan yang ada

pada topik penelitian ini, sebagai pertanyaan penelitian (research question),

yakni:

1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya change order

pada konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi ?

2. Sejauh mana dampak change order selama tahap konstruksi bangunan

bertingkat tinggi berlangsung ?

3. Pengendalian dan pengelolaan change order apa yang paling efektif

dan tepat sasaran untuk meminimalkan perubahan pekerjaan yang

berdampak pada kinerja waktu proyek bangunan bertingkat tinggi ?

3.3 Pemilihan Desain Penelitian

Desain penelitian sebagai pedoman dalam melakukan penelitian, yang

dipilih dan disesuaikan untuk menjawab pertanyaan penelitian diatas. Pada

penelitian ini akan menerapkan pendekatan hipotesa secara deduktif, yakni

permasalahan yang dirumuskan dari penemuan fakta-fakta, dipecahkan

dengan cara berpikir deduktif melalui pengajuan hipotesis sebagai

kesimpulan sementara yang diperoleh dari evaluasi teori/studi literatur yang

ada. Selain itu penelitian ini juga mencari hubungan antara fakta-fakta yang

disesuaikan dengan studi literatur, untuk pengujian/konfirmasi. Berdasarkan

uraian diatas maka desain penelitian yang akan digunakan adalah penelitian

dengan pendekatan kuantitatif.

Penelitian dengan pendekatan kuantitatif membutuhkan sampel yang

besar, mengenal adanya variabel yang memiliki hubungan kausal dan

berorientasi pada hasil penelitian berupa verifikasi hipotesa (Furqon, 2008).

Hipotesa untuk penelitian ini terdiri dari :

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 4: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

62

Universitas Indonesia

H1 : Terdapat hubungan antara pengendalian dan pengelolaan change order

dengan kinerja waktu konstruksi proyek.

H0 : Tidak terdapat hubungan antara pengendalian dan pengelolaan change

order dengan kinerja waktu konstruksi proyek.

3.4 Pemilihan Metode Penelitian

Pemilihan metode penelitian dilakukan dengan melihat kriteria dari

bentuk pertanyaan penelitian, kontrol terhadap peristiwa yang diteliti dan

tingkat fokus terhadap peristiwa yang sedang berjalan/baru diselesaikan.

Bentuk pertanyaan untuk penelitian ini adalah pengendalian dan

pengelolaan change order apa yang paling efektif dan tepat sasaran untuk

meminimalkan perubahan pekerjaan yang berdampak pada kinerja waktu

proyek bangunan bertingkat tinggi. Change order pada konstruksi bangunan

bertingkat tinggi sebagai peristiwa yang sedang berjalan/baru diselesaikan.

Berdasarkan metode atau strategi penelitian dari Yin (2002) yang dapat

dilihat pada tabel dibawah ini, maka penelitian ini mengunakan metode

penelitian survei.

Tabel 3.1 Strategi Penelitian Untuk Masing-masing Situasi

Strategi Bentuk Pertanyaan Penelitian

Kontol terhadap peristiwa yang diteliti

Tingkat fokus terhadap peristiwa yang sedang

berjalan/baru diselesaikan Eksperimen Bagaimana, mengapa Ya Ya

Survei Siapa, apa, dimana, berapa banyak Tidak Ya

Analisis Siapa, apa, dimana, berapa banyak Tidak Tidak

Historis Bagaimana, mengapa Tidak Tidak

Studi Kasus Bagaimana, mengapa Tidak Ya

Sumber: Yin, 2002

Metode penelitian survei ini dilakukan dengan pendekatan survei ke

beberapa objek penelitian sebagai peristiwa yang sedang berjalan/baru

diselesaikan, kemudian dikaji dan dianalisis hasil survei baik dari masukan

para pakar maupun beberapa koresponden, yang terkait dengan topik

penelitian.

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 5: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

63

Universitas Indonesia

3.5 Alur Proses Metode Penelitian Survei

Penelitian dengan metode survei ini dilaksanakan dengan mengikuti

alur penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini.

3.5.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) jenis data yang akan digunakan

berdasarkan cara memperolehnya, yakni:

1. Data Primer, adalah data yang diperoleh dari pengumpulan hasil survei

kuesioner yang didistribusikan kepada responden.

2. Data Sekunder, adalah data yang didapat dari hasil studi literatur, seperti

buku, referensi, jurnal dan penelitian lain yang terkait dengan topik

penelitian ini.

Untuk proses pengumpulan data primer yang akan digunakan sebagai input

utama bagi penelitian ini, dilakukan secara:

1. Input Internal, yakni input berasal dari internal perusahaan kontraktor

yang melaksanakan konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi dan

pelaksana dari pengendalian change order ini.

Gambar 3.3. Alur Penelitian Metode Survei

MULAI

Mengumpulkan Data Sekunder (Studi

Literature)

Perumusan Variabel Penelitian

Draft Kuesioner

Klarifikasi-Verifikasi Validasi Pakar

Revisi Kuesioner

Kuesioner Responden

Hasil Kuesioner (Data Primer)

Uji Validitas dan Reliabilitas

Analisa Statistik dengan Korelasi & Regresi dgn SPSS

Kesimpulan & Saran

SELESAI

Temuan dan Bahasan

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 6: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

64

Universitas Indonesia

2. Input Eksternal, yakni input berasal dari luar perusahaan kontraktor,

tetapi terlibat dalam konstruksi proyek dan bertindak sebagai personil

eksternal. Personil eksternal tersebut antara lain: pihak pemilik proyek,

konsultan manajemen konstruksi, konsultan perencana dan pengawas,

subkontraktor.

Data sekunder dari penelitian ini, akan difungsikan sebagai data untuk:

Menyusun landasan teori dari penelitian ini.

Merumuskan variabel-variabel penelitian yang akan digunakan.

Metode penelitian ini mengambil sampel yang merupakan sebagian

dari populasi yang karakteristiknya dapat mewakili keseluruhan populasi

(Sunyoto, 2009), yakni pihak-pihak yang terlibat dalam konstruksi proyek

bangunan bertingkat tinggi. Metode pengambilan sampel dalam penelitian

ini menggunakan simple random sampling, dimana suatu metode

pengambilan sampel secara acak dan telah memenuhi kriteria penelitian,

sehingga mempunyai kesempatan sama menjadi sampel. Kriteria-kriteria

tersebut akan dijelaskan secara rinci kemudian pada bagian penyusunan

instrumen penelitian dari variabel penelitian.

Metode pengumpulan data primer pada penelitian dengan

menggunakan metode penyebaran kuesioner. Kuesioner sebagai hasil dari

penyusunan instrumen penelitian dari variabel-variabel penelitian yang

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, dan telah melalui proses revisi dan

koreksi dari pendapat para pakar, kemudian didistribusikan kepada para

koresponden. Berdasarkan pertanyaan penelitian, usaha mencapai tujuan

penelitian, maka data yang diperoleh dari kuesioner berupa data kebijakan

dan prosedur apa saja dalam change order management yang telah

dilaksanakan oleh koresponden untuk meminimalkan perubahan beserta

dampak terhadap kinerja waktu konstruksi proyek bangunan bertingkat

tinggi.

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 7: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

65

Universitas Indonesia

Keuntungan menggunakan teknik kuesioner adalah tidak selalu

memerlukan hadirnya peneliti, dapat didistribusikan secara serentak,

koresponden dapat menjawab sesuai waktu yang ada dan pertanyaan

kuesioner yang berkaitan dengan variabel penelitian dapat dibuat anonim.

Teknik kuesioner yang akan digunakan adalah kuesioner tertutup, dimana

jawaban dalam kuesioner ini sudah disediakan oleh peneliti, sehingga

koresponden tinggal memilih dari jawaban yang telah tersedia.

3.5.2 Perumusan Variabel Penelitian

Pertanyaan-pertanyaan kuesioner diperoleh dari penyusunan instrumen

penelitian yang bersumber dari perumusan variabel penelitian. Variabel-

variabel penelitian diidentifikasi dan diuraikan menjadi sub variabel/

indikator, yang kemudian diuraikan lagi menjadi sub-indikator, untuk

kemudian ditransformasikan menjadi butir pertanyaan kuesioner. Perumusan

variabel penelitian bertujuan untuk menguraikan dan mencari hubungan

antar variabel penelitian, yang terkait atau saling mempengaruhi. Hubungan

antar variabel penelitian ini sebagai hubungan kausal, dimana terdapat

variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi. Untuk topik

penelitian pengendalian change order terhadap kinerja waktu pada

konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi, dapat dirumuskan menjadi 2

(dua) variabel yang saling mempengaruhi, yakni:

Variabel terikat (dependent) sebagai variabel yang dipengaruhi, yakni:

Kinerja waktu pada konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi.

Variabel bebas (independent) sebagai variabel yang mempengaruhi,

yakni : pengendalian change order pada konstruksi proyek, yang

meliputi :

Kebijakan dan prosedur change order management.

Efektivitas change order management.

Tahapan proses change order.

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 8: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

66

Universitas Indonesia

Variabel-variabel bebas (X) yang merupakan pengendalian dan

pengelolaan change order untuk meminimalkan perubahan beserta dampak

change order, terhadap kinerja waktu proyek sebagai variabel terikat (Y)

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 9: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

67

Universitas Indonesia

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 10: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

68

Universitas Indonesia

3.5.3 Instrumen Penelitian

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 11: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

69

Universitas Indonesia

Instrumen penelitian sebagai alat bantu peneliti untuk mendekati

sasaran penelitian dan membantu peneliti dalam mendapatkan data

(Musthofa, n.d.). Tahapan penyusunan instrumen penelitian untuk kuesioner

dari variabel-variabel penelitian diatas adalah sebagai berikut:

a. Pertanyaan-pertanyaan dari hasil transformasi sub indikator variabel

penelitian tersebut disusun dalam bentuk format tabulasi tertentu, yang

selanjutnya dimintakan klarifikasi, verifikasi, dan validasi kepada para

pakar yang terkait, dengan kriteria sebagai berikut:

Jumlah minimal pakar lima orang.

Bila berasal dari kalangan akademisi yang terkait, dengan pendidikan

minimal S2 dalam bidang manajemen proyek/konstruksi atau berasal

dari kalangan praktisi konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi,

dengan pengalaman minimal 10 tahun.

Bila berasal dari pihak kontraktor, dengan pengalaman minimal 10

tahun, yang merupakan direktur utama, direktur operasional atau

manajer proyek pada konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi.

Adapun contoh format kuesioner/instrumen penelitian untuk

didiskusikan dengan para pakar, yang dapat dilihat pada tabel 3.3

dibawah ini.

Tabel 3.3 Kuesioner Tahap 1 (Pakar)

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 12: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

70

Universitas Indonesia

b. Berdasarkan masukan dan pendapat dari para pakar tersebut diatas

diakomodasikan ke dalam perbaikan/koreksi menjadi kuesioner revisi.

c. Hasil revisi tersebut selanjutnya didistribusikan kepada koresponden

sebagai instrumen penelitian untuk pengumpulan data primer. Kriteria

untuk koresponden ini adalah sebagai berikut:

Praktisi di perusahaan kontraktor yang berpengalaman minimal 5

tahun di konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi.

Dapat merupakan pihak di luar kontraktor yang terkait dengan proses

pelaksanaan konstruksi proyek bangunan bertingkat tinggi tersebut,

misalnya pemilik proyek, manajer konstruksi atau konsultan

perencana dan pengawas.

Adapun contoh format kuesioner/instrumen penelitian untuk

koresponden dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini.

Tabel 3.4 Kuesioner Tahap 2 (Koresponden)

Untuk pengukuran kuesioner ini akan digunakan desain pengukuran

dengan skala Likert dan desain skala dengan skala interval, untuk

pengukuran frekuensi terjadinya dan tingkat pengaruh terhadap usaha

pengendalian change order terkait kinerja waktu proyek, dimana kategori,

peringkat dan jarak skala sudah terlihat. Skala pengukuran yang digunakan

untuk frekuensi dilaksanakan kebijakan dan prosedur change order

management dalam usaha pengendalian change order terhadap kinerja

waktu konstruksi proyek, adalah sebagai berikut:

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 13: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

71

Universitas Indonesia

1 = Tidak pernah dilaksanakan pada perubahan konstruksi yang terjadi.

2 = Sangat jarang, change order dilaksanakan < 10% dari keseluruhan

perubahan konstruksi yang terjadi.

3 = Jarang, change order dilaksanakan 10%-50% dari keseluruhan

perubahan konstruksi yang terjadi.

4 = Agak sering, change order dilaksanakan 50%-75% dari keseluruhan

perubahan konstruksi yang terjadi.

5 = Sering, change order dilaksanakan 75%-100% dari keseluruhan

perubahan konstruksi yang terjadi.

6 = Selalu dilaksanakan pada setiap perubahan konstruksi yang terjadi.

Sedangkan untuk skala pengukuran yang digunakan untuk tingkat

pengaruh/dampak dari kebijakan dan prosedur change order management

dalam usaha pengendalian change order terhadap kinerja waktu konstruksi

proyek adalah sebagai berikut:

1 = Tidak ada pengaruh pada kinerja waktu konstruksi proyek.

2 = Rendah, berpengaruh hanya pada kinerja waktu pekerjaan konstruksi

yang mengalami perubahan.

3 = Agak sedang, berpengaruh pada kinerja waktu pekerjaan konstruksi

yang mengalami perubahan, dan mempengaruhi kinerja waktu

pekerjaan lainnya (pekerjaan sesudahnya yang bukan pekerjaan kritis).

4 = Sedang, berpengaruh pada kinerja waktu pekerjaan konstruksi yang

mengalami perubahan, dan mempengaruhi kinerja waktu pekerjaan

lainnya termasuk pekerjaan kritis konstruksi.

5 = Tinggi, berpengaruh pada kinerja waktu pekerjaan konstruksi yang kritis

sehingga mempengaruhi kinerja waktu konstruksi keseluruhan.

6 = Sangat tinggi pengaruh, sehingga mempengaruhi kinerja waktu proyek

keseluruhan.

Untuk pengukuran skala kinerja waktu konstruksi pada proyek

bangunan bertingkat tinggi, diukur berdasarkan prosentase keterlambatan

jadwal atau prosentase waktu aktual terhadap waktu rencana proyek.

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 14: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

72

Universitas Indonesia

Frekuensi dan dampak dari variabel-variabel pengendalian change order

tersebut berpengaruh terhadap prosentase kinerja waktu proyek sebagai

variabel terikat. Dimana semakin tinggi frekuensi dilaksanakan dan semakin

tinggi pengaruh dampak dalam usaha pengendalian change order, maka

semakin rendah nilai prosentase kinerja waktu proyek, yakni meminimalkan

keterlambatan atau tepat waktu pada perencanaan termin penyelesaian

konstruksi proyek.

Untuk pengukuran skala prosentase kinerja waktu proyek sebagai

variabel terikat, menggunakan desain skala interval, dimana kategori,

peringkat dan jarak skala sudah terlihat. Untuk menentukan jarak skala

untuk kinerja waktu berdasarkan pada uraian Naoum (1994), yakni dalam

industri konstruksi proyek yang berkembang di Inggris akan mengalami time

overrun jika penjadwalan kerja proyek aktual mengalami keterlambatan dari

rencana sebesar 5% untuk proyek bernilai < ₤5,000,000 (sekitar Rp.

50.000.000.000). Selanjutnya dapat diasumsikan untuk menentukan jarak

untuk skala interval ini menggunakan jarak skala 5 (lima) persen untuk tiap

kategorinya (Zacky, 2001), yakni :

1 = Penundaan konstruksi proyek (delay) : kinerja waktu : k ≥ 120%

2 = Sangat Terlambat : kinerja waktu : 115% ≤ k < 120%

3 = Terlambat : kinerja waktu : 110% ≤ k < 115%

4 = Agak Terlambat : kinerja waktu : 105% ≤ k < 110%

5 = Tepat : kinerja waktu : 100% ≤ k < 105%

6 = Cepat : kinerja waktu : 95% ≤ k < 100%

dimana : k = kinerja waktu

Untuk kinerja waktu digunakan rumus sebagai berikut :

Kinerja waktu = waktu aktual x 100% (3.1) waktu rencana

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 15: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

73

Universitas Indonesia

dimana : waktu aktual adalah waktu yang terjadi (real time)

waktu rencana adalah waktu proyek berdasarkan dokumen kontrak

ditambah dengan addentum.

Semakin kecil waktu aktual dari pelaksanaan suatu proyek dibandingkan

dengan waktu rencana, maka semakin baik kinerja waktu dari proyek

tersebut.

3.5.4 Uji Reliabilitas dan Validitas

Dalam pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner kepada para

koresponden dihadapkan pada permasalah akan tingkat kepercayaan yang

diberikan pada data, untuk itu perlu melakukan uji tingkat reliabilitas dan

validitas pada data kuesioner tersebut terlebih dahulu (Sudarmanto, 2005).

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menggambarkan kemantapan dan

keajegan alat ukur, dimana alat ukur tersebut memiliki reliabilitas yang

tinggi dan dapat dipercaya jika alat ukur stabil memberikan hasil

penelitian apabila digunakan berkali-kali (Sudamanto, 2005). Pertanyaan

dalam kuesioner menjadi alat ukur yang dikatakan reliabel apabila

jawaban dari koresponden konsisten (Sunyoto, 2009).

Uji reliabilitas dalam penelitian ini akan menggunakan koefisien

reliabilitas internal dari alpha. Dengan uji reliabilitas terlebih dahulu,

kita dapat mengetahui bagaimana tiap pertanyaan dalam kuesioner saling

berhubungan, mendapatkan nilai Alpha Cronbach dan mengidentifikasi

tiap pertanyaan yang bermasalahan dan harus direvisi/dihilangkan. Uji

reliabilitas yang digunakan adalah dengan menghitung koefisien alpha

dengan pengukuran penyebaran sekali saja (one shot). Pertanyaan

kuesioner dikatakan memiliki reliabilitas jika nilai koefisien Alpha

Cronbach diatas 0,60 (menggunakan SPSS) (Sunyoto, 2009).

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 16: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

74

Universitas Indonesia

Karakteristik Alpha Cronbach, (Uyanto, 2009) antara lain :

Nilai Alpha Cronbach berkisar antara 0 dan 1.

Nilai Alpha Cronbach negatif berarti tidak konsisten atau akibat

pencampuran dimensi pengukuran yang berbeda.

Dari nilai Alpha Cronbach selanjutnya dilakukan pengukuran

korelasi (Corrected Item-Total Correlation).

Hasil yang diperoleh dari uji reliabilitas dengan bantuan program

SPSS, dapat dilihat dari perbandingan nilai Cronbach’s Alpha terhadap

nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted dari masing-masing variabel,

yakni nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted ≤ nilai Cronbach’s Alpha,

maka data reliabel.

Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika mampu

mengukur objek yang diukur. Pengujian ini untuk menentukan signifikan

atau tidak signifikan dengan membandingkan nilai r hitung (dilihat dari

nilai Corrected item-Total Correlation) dengan nilai r tabel. Dimana

nilai Corrected Item-Total Correlation ≥ r tabel, maka data telah valid.

3.5.5 Analisa Data

Untuk mengetahui pengendalian change order apa yang paling efektif

dan tepat sasaran terhadap kinerja waktu proyek, dari data kuesioner

responden yang sudah dikumpulkan dan telah diuji reliabilitas dan validitas,

maka dilakukan analisa data dengan statistik parametrik, yakni analisa

statistik korelasi dan regresi dengan bantuan program SPSS. Persyaratan

untuk analisa data statistik parametrik (Sudarmanto, 2005), terdiri dari :

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 17: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

75

Universitas Indonesia

Penggunaan sampel besar (n > 30 sampel).

Variabel penelitian harus diukur paling rendah dalam bentuk skala

interval.

Memiliki model distribusi normal, dapat dilakukan dengan melakukan

uji normalitas.

a. Uji Normalitas Data

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan

analisa parametrik, yaitu dengan uji normalitas data populasi. Tujuan

dari dilakukannya uji ini untuk mengetahui apakah suatu variabel

berdistribusi normal atau tidak. Data yang mempunyai distribusi normal

berarti mempunyai sebaran yang normal pula. Untuk menguji normalitas

distribusi populasi diajukan hipotesis sebagai berikut (Sudarmanto,

2005).

Ho : Data berasal dari populasi berdistribusi normal.

H1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

Hasil yang akan diperoleh dari uji normalitas data dengan melihat

nilai sig.(α) dari masing-masing variabel. Kriteria yang digunakan untuk

Ho diterima adalah nilai sig. (α) lebih besar dari taraf signifikansi yang

telah ditentukan, jika sebaliknya maka Ho ditolak. Jika data berdistribusi

normal, maka dapat dilakukan analisa statistik parametrik (korelasi

product moment/pearson dan regresi).

b. Analisa Korelasi

Menurut Neuman (1994) hipotesis penelitian adalah suatu

kesimpulan sementara yang harus diuji dan berkaitan dengan 2 (dua)

variabel, yakni variabel bebas (X) dan varibel terikat (Y). Untuk

mengukur tingkat asosiasi dan hubungan antara dua variabel tersebut

dapat digunakan analisis statistik dengan korelasi. Persyaratan data

untuk analisa korelasi Pearson, antara lain :

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 18: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

76

Universitas Indonesia

Data berskala interval atau ratio.

Data berdistribusi normal.

Terdiri dari 2 (dua) variabel, yakni variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y).

Pengukuran korelasi yang melibatkan lebih dari satu variabel bebas

(X) dan satu variabel terikat (Y) disebut korelasi secara berganda

(Sunyoto, 2009). Pengukuran korelasi tidak didasarkan pada definisi

yang tegas antara kedua variabel tersebut, dan dapat bertukar tempat

serta bersifat acak (Furqon, 2008). Analisa korelasi juga tidak

menyatakan hubungan sebab-akibat dari variabel-variabel terebut

(Heriyanto, 2002).

Hasil analisa korelasi dilihat dari nilai koefisien korelasi (r) yang

signifikan antara kedua variabel. Nilai koefisien korelasi adalah besaran

yang dapat menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel. Nilai r

dapat bernilai positif atau negatif yang menunjukkan arah hubungan

bukan kekuatan hubungan. Range koefisien korelasi -1≤r≤1. Nilai r

mendekati +1 atau -1 menunjukkan korelasi yang sangat kuat, sedangkan

nilai r yang mendekati 0 menunjukkan tidak ada korelasi antara kedua

variabel tersebut (Furqon, 2008). Nilai koefisien korelasi dapat

dikelompokkan sebagai berikut.

Tabel 3.5 Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat Rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono, 2007

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 19: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

77

Universitas Indonesia

c. Analisa Regresi Linier Berganda

Analisa regresi linier merupakan suatu model analisa statisitik yang

mempelajari tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau

lebih variabel, sehingga salah satu variabel dapat diramalkan dari

variabel lainnya (Pujiati, 1997). Analisa korelasi dan regresi keduanya

memiliki hubungan sangat erat, dimana setiap analisa regresi selalu

memiliki nilai korelasinya, tetapi analisa korelasi belum tentu

dilanjutkan dengan analisa regresi.

Analisa regresi linier memprediksi hasil atas variabel-variabel

tertentu dengan menggunakan variabel lain. Analisa ini melibatkan dua

jenis variabel, yaitu variabel dependent (terikat) dan variabel

independent (bebas). Analisa regresi yang melibatkan variabel bebas

lebih dari satu, maka regresi yang dilakukan adalah regresi linier

berganda (Multiple Linier Regression Analysis) (Sudarmanto, 2005).

Linier dalam analisa regresi ini menunjukkan setiap estimasi atas

nilai diharapkan mengalami peningkatan atau penurunan mengikuti garis

lurus (Sunyoto, 2009), yakni apakah naik dan turunnya variabel terikat

dapat dilakukan melalui menaiknya/menurunnya variabel bebas, atau

sebaliknya.

Fungsi dari analisa regresi memiliki beberapa tugas pokok, yang

terdiri dari (Sudarmanto, 2005) :

Menguji ada tidaknya korelasi antara variabel bebas dan variabel

terikat.

Menetapkan apakah koefisien korelasi tersebut signifikan.

Menguji signifikansi persamaan garis regresi yang telah ditetapkan.

Persamaan estimasi regresi linier berganda sebagai berikut :

Yi = β0 + β1X1i + β2X2i + β3X3i + .... + βkXki + εi (3.2)

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 20: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

78

Universitas Indonesia

Analisa regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh

sejumlah variabel independen/bebas X1, X2,.... Xk terhadap variabel

dependen/terikat (Y) atau juga untuk memprediksi nilai suatu variabel

dependen/terikat berdasarkan nilai variabel independen/bebas X1, X2,....

Xk.

Analisa dengan regresi linier berganda memerlukan uji persyaratan

yang sangat ketat (Sudarmanto, 2005), antara lain :

Melakukan uji linearitas garis regresi.

Tidak terdapat saling hubungan antara variabel bebas satu dengan

lainnya (uji multikolinearitas).

Tidak terdapat autokorelasi antar data pengamat.

Tidak terjadi adanya heteroskedastisitas.

Hal-hal yang pokok dalam analisa regresi dengan bantuan program

SPSS (Sudarmanto, 2005), antara lain :

Koefisien Korelasi

Berdasarkan analisa yang dilakukan, diperoleh harga koefisien

ganda (Ry (1,2, ..., n)) yang harus dibuktikan signifikansinya. Nilai

koefisien korelasi dapat ditemukan pada output tabel Model

Summary, yakni R hitung. Nilai koefisien korelasi lebih besar dari

0, maka hubungan yang bersifat pengaruh antara variabel-variabel

bebas terhadap variabel terikat.

Koefisien Determinasi

Tingkat ketetapan suatu garis regresi dapat diketahui dari besar

kecilnya koefisien determinasi atau koefisien R2 (R Square). Nilai

R2 sebagai koefisien R2 hitung yang dapat ditemukan pada output

tabel Model Summary. Semakin besar nilai R2 maka semakin kuat

kemampuan model regresi yang diperoleh. Selain itu terdapat

Adjusted R Square, yang berfungsi untuk melihat pengaruh

penambahan suatu variabel ke dalam suatu persamaan regresi.

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 21: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

79

Universitas Indonesia

Persamaan Garis Regresi

Dalam analisa regresi juga terdapat sub bagian yang menunjukkan

nilai koefisien beta untuk masing-masing variabel bebas yang akan

digunakan untuk membuat persamaan garis regresi yang dihasilkan

dari analisa. Nilai koefisien beta dapat ditemukan pada output tabel

Coefficients.

Koefisien Regresi

Koefisien regresi menunjukkan pada besarnya perubahan pada

variabel terikat (Y) yang diakibatkan oleh adanya perubahan pada

variabel bebas (X) yang masuk dalam model. Masing-masing

variabel bebas memiliki nilai koefisien regresi, sebagaimana yang

dinyatakan dalam persamaan garis regresinya.

Selain itu output lain yang diperoleh dari analisa ini, antara lain

nilai condition index ≤ 16 pada hasil collinearity diagnostics dan tidak

adanya sample yang bersifat outlier. Nilai condition index digunakan

untuk mendeteksi masalah kolinearitas (Sudarmanto, 2005).

d. Uji Model Analisa Regresi Linier Berganda

Adapun model regresi yang telah didapatkan tersebut dapat diuji

dengan instrumen pengujian (Sudarmanto, 2005), antara lain :

Uji Model Coefficient of Determination Test (R2-test)

Untuk mengetahui apakah nilai-nilai koefisien tersebut mempunyai

pengaruh yang berarti atau tidak, yakni berapa besarnya konstribusi

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), sehingga dapat

diambil langkah efektif dengan menambahkan atau mengurangi

variabel bebas dalam persamaan regresi linier. Uji ini juga untuk

melihat tepat tidaknya penggunaan persamaan regresi. Sebaiknya

digunakan Adjusted R Square, dibandingkan dengan R Square,

karena nilai ini sudah merupakan nilai R Square yang disesuaikan

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 22: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

80

Universitas Indonesia

sehingga dapat melihat pengaruh penambahan suatu variabel ke

dalam suatu persamaan regresi.

Uji Serentak/Bersama (F-test)

Tujuan uji ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh variabel bebas

(X) secara signifikan terhadap varibel terikat (Y) atau ada tidaknya

korelasi antara variabel X dan variabel Y. Statistik uji yang dipakai

untuk melakukan uji serentak/bersama ini adalah statistik uji F atau

Analysis of Variance (ANOVA). Berikut hipotesa yang diajukan :

Ho : Tidak terdapat pengaruh variabel-variabel X secara signifikan

dan positif terhadap variabel Y.

H1 : Terdapat pengaruh variabel-variabel X secara signifikan dan

positif terhadap variabel Y.

Dalam uji ini menggunakan nilai koefisien F garis regresi yang dapat

ditemukan pada output tabel ANOVA. Nilai koefisien F (F hitung)

ini dibandingkan dengan nilai F tabel. Jika F hitung ≥ F tabel, maka

H1 diterima dan Ho ditolak. Selain itu taraf signifikansi F

dibandingkan dengan tingkat alpha yang telah ditetapkan. Jika

signifikansi F < tingkat alpha tersebut, maka H1 diterima dan Ho

ditolak.

Uji Parsial (t-test)

Harga koefisien regresi masing-masing variabel bebas tersebut harus

diuji satu per satu (parsial), sehingga dapat diketahui variabel bebas

yang memiliki pengaruh yang signifikan. Uji statisitik ini

menggunakan statistik uji t. Berikut hipotesa yang diajukan :

Ho : Tidak terdapat pengaruh variabel-variabel X secara signifikan

terhadap variabel Y.

H1 : Terdapat pengaruh variabel-variabel X secara signifikan

terhadap variabel Y.

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 23: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

81

Universitas Indonesia

Pada output tabel coefficient terdapat nilai koefisien t (t hitung)

untuk masing-masing variabel bebas, yang kemudian dibandingkan

dengan nilai t tabel. Jika nilai t hitung > t tabel, maka H1 diterima

dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan secara signifikan ada

pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Selain itu menggunakan

nilai signifikan t yang dibandingkan dengan tingkat alpha yang telah

ditetapkan. Jika signifikansi t < tingkat alpha tersebut, maka H1

diterima dan Ho ditolak.

Uji Autokorelasi (Durbin-Watson)

Tujuan uji ini untuk mendeteksi adanya autokorelasi diantara data

variabel-variabel. Uji statisitik ini menggunakan statistik uji Durbin-

Watson. Berikut hipotesa yang diajukan :

Ho : Tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data variabel.

H1 : Terjadi adanya autokorelasi diantara data variabel.

Jika nilai koefisien Durbin-Watson dapat ditemukan pada output

tabel Model Summary. Jika nilai koefisien Durbin-Watson mendekati

angka 2 (dua) maka tidak terjadi autokorelasi, yakni Ho diterima dan

H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan model regresi layak dipakai.

Uji Multikolinearitas

Tujuan uji ini untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya

hubungan linier antar variabel bebas satu dengan variabel bebas

lainnya. Berikut hipotesa yang diajukan :

Ho : Tidak terdapat hubungan antar variabel bebas.

H1 : Terdapat hubungan antar variabel bebas.

Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada output tabel coefficient

untuk nilai VIF dari masing-masing variabel dan nilai condition

index. Jika nilai VIF tidak lebih besar dari 10 dan condition index

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.

Page 24: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluanlib.ui.ac.id/file?file=digital/131595-T 27571-Pengendalian change... · dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diuraikan dalam tujuan penelitian

82

Universitas Indonesia

kurang dari 16 maka tidak terdapat hubungan antar variabel bebas.

Ini berarti Ho diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan

model regresi layak dipakai.

e. Analisa Faktor

Analisa faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau

variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan

dengan nilai korelasi yang tinggi. Variabel-variabel penelitian yang

memiliki korelasi yang tinggi akan membentuk satu kerumunan faktor.

Analisa faktor bukan mengkaitkan antara variabel bebas dengan variabel

terikat, tapi membuat reduksi, abstraksi atau meringkas dari banyak

variabel menjadi sedikit variabel. Analisa faktor menekankan pada

communality, yaitu jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu

variabel pada variabel lainnya.

3.5.6 Temuan dan Bahasan Hasil Analisa Data

Pada tahap studi literatur atau tinjauan pustaka sebagai landasan teori

dalam melaksanakan penelitian ini, dilakukan proses pencarian informasi

atau referensi mengenai hal-hal yang mendukung penelitian. Penelitian ini

membahas mengenai hasil analisa data, dimana telah ditentukan

pengendalian change order yang paling signifikan (efektif dan tepat sasaran)

terhadap kinerja waktu konstruksi proyek, khususnya proyek bangunan

bertingkat tinggi.

Pengendalian change..., Wahyuni Nurhadiyati, FT UI, 2010.