bab 3 analisis sistem yang berjalan - …thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-2-00441-sias bab...
TRANSCRIPT
66
66
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
Gambaran umum perusahaan akan menjelaskan tentang profil perusahaan, visi dan
misi perusahaan, produk dan jasa yang diperjualkan, struktur organisasi perusahaan,
serta uraian tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi.
3.1.1 Profil Perusahaan
PT. Akashi Wahana Indonesia adalah perusahaan manufacturing underbody
component dibawah naungan PT. Astra Otoparts dan merupakan bagian dari Inti
Ganda Perdana Group. Berdiri sejak tanggal 4 april 2006 yang beralamat di JL.
Pegangsaan Dua Blok Al Km 1,6,(IGP GROUP) Kelapa Gading Jak-Ut 14250. PT
Akashi Wahani Indonesia menempati area seluas 11,200 ㎡、 dan luas bangunan
5,616 ㎡ dan memiliki modal awal IDR 18,000,005,450 serta memperkerjakan 204
orang karyawan. Pemegang saham pada PT. Akashi Wahana Indonesia terdiri dari
Akashi-Kikai Industry Co., Ltd (51%) dan PT.Wahana Eka Paramitra (49%)
Selain PT. Akashi Wahana Indonesia terdapat beberapa perusahaan yang lain yang
tergabung dengan Inti Ganda Perdana Group antara lain :
1. PT. Inti Ganda Perdana
2. PT. Gemala Kempa Daya
3. PT. Wahana Eka Paramitra
4. PT. Asano Gear Indonesia.
67
67
3.1.2 Visi dan Misi
Visi dari PT. Akashi Wahana Indonesia adalah menjadi komponen otomotif under body
yang mampu bersaing di Asean. Sedangkan Misinya adalah membuat komponen
otomotif under body yang handal
Selain Visi dan Misi PT. Akashi Wahana Indonesia memiliki Basic Policy atau
ketentuan umum yaitu
1. Menjadi perusahaan manufaktur transmisi assy terdepan dalam industri
manufaktur komponen otomotif di Indonesia.
2. Untuk mendukung PT. Astra Daihatsu Motor (sebagai konsumen utama PT.
Akashi Wahana Indonesia.)
3. Menjadi perusahaan yang kompetitif dan tangguh melalui penghematan biaya
dan inovasi di bidang R&D, serta penerapan QCD (Quality, Cost, Delivery)
dalam proses produksi
3.1.3 Kebijakan Perusahaan dan Motto Perusahaan
PT. Akashi Wahana Indonesia sebagai pembuat komponen otomotif under body
berkomitmen untuk selalu melakukan perbaikan berkesinambungan terhadap semua
sumber daya dan menjadikan TQC(QCC, QCP, CL dan SS) sebagai manajemen tempat
kerja dalam rangka mengedepankan kepuasan pelanggan serta pencegahan terhadap
polusi, kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kriminalitas dalam setiap aktivitas
bisnis yang menjadi tanggung jawab perusahaan melalui:
1. Memenuhi peraturan pemerintah dan peraturan lainnya yang terkait dengan
lingkungan dan K3 yang berdampak kepada karyawan dan masyarakat
68
68
2. Memberikan kepada customer produk berkualitas, dan pelayanan tepat waktu
yang mempunyai nilai terbaik dengan menggunakan metode efisien dan
komunikasi efektif
3. Mengembangkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan
stakeholder (Pemerintah, pemasok, pelanggan, masyarakat sekitar, karyawan,
dan pemegang saham) melalui komunikasi yang baik
4. Menjalin hubungan yang dinamis untuk mencapai kesinambungan di area
Sedangkan Motto dari PT. Akashi Wahana Indonesia adalah:
1. No Wasting (Tidak ada Pemborosan)
2. Today Is Better (Hari Ini Lebih Baik)
3.1.4 Produk yang di hasilkan
Produk yang dihasilkan oleh PT. Akashi Wahana Indonesia terbagi menjadi 2
yaitu Transmission Part dan Engine Part.
Transmision Part terdiri dari Assy Transmission, Housing Extension D16D, Housing
Extension D40D, Housing Clutch D16D, Housing Clutch 3SZ , Housing Clutch K3,
Case Transmission.
69
69
Gambar 3.1 Contoh Produk Transmission Part
Sedangkan Engine Part terdiri Cover Timing Chain K3, Cover Timing 3SZ dan Oil Pan.
70
70
Gambar 3.2 Contoh Produk Engine Part
3.1.5 Fasilitas dan peralatan
Dalam melakukan proses produksinya PT. Akashi Wahana Indonesia memiliki fasilitas
dan peralatan untuk setiap produk yang dihasilkan seperti:
• Housing extension mach line
Produk yang dihasilkan oleh line ini adalah Housing Extension D40D dan
Housing Extension D16D, adapun fasilitas dan perlatan yang tesedia adalah:
1. 8 Unit Horisontal Machine Center
2. 2 Unit Bushing Press Center
3. 2 Unit Washing Machine
4. 2 Unit Leak Tester Machine
5. 2 Unit Deflector Press Machine
71
71
• Case Transmission Match Line
Produk yang dihasilkan oleh line ini adalah Case Transmission adapun fasilitas
dan perlatan yang tesedia adalah:
1. 12 Unit Horisontal Machine Center
2. 3 Unit Washing Machine
3. 3 Unit Leak Tester Machine
• Housing Clutch Match Line
Produk yang dihasilkan oleh line ini adalah Housing Clutch K3, Housing Clutch
3SZ , Housing Clutch D40 adapun fasilitas dan perlatan yang tesedia adalah:
1. 8 Unit Horisontal Machine Center
2. 4 Unit Vertical Machine Center
3. 3 Unit Washing Machine
4. 3 Unit Leak Tester Machine
• Transmission Assy Line
Produk yang dihasilkan oleh line ini adalah Transmission Assy adapun fasilitas
dan perlatan yang tesedia adalah:
1. 1 Unit Press Bearing Input Shaft Machine
2. 1 Unit Threebond Machine
3. 1 Unit Press Oil Seal Housing Extension Machine
4. 1 Unit Leak Tester Machine
5. 4 Unit Test Bench Machine
6. 12 Unit Pokoyake Torque Check
72
72
• Quality Center
Pada unit ini berfungsi untuk memerikasa kualitas dari setiap produk yang telah
dibuat, adapun Fasilitas dan peralatan yang tersedia adalah :
1. 1 Unit Coordinate Measuring Machine
2. 1 Unit Surfcom
3. 427 Measuring Equipment
4. 1 Unit Tool Master
3.1.6 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. Akashi Wahana Indonesia
76
76
3.2 Ruang Lingkup Divisi
Divisi yang terdapat pada PT. Akashi Wahana Indonesia antara lain :
Divisi Sales & Administration
• Bertanggung jawab terhadap seluruh sistem keuangan dan laporan keuangan
• Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengadaan dan penjualan Asset
Perusahaan.
• Bertanggung jawab terhadap upaya pengembangan strategi pemasaran,
metodologi dan implementasinya, meningkatkan strategi pelayanan dan
kepuasan terhadap pelanggan
Divisi Plant
• Bertanggung jawab terhadap proses perencanaan produksi, pengolahan dari raw
material hingga finish good , dan pengiriman produk ke pelanggan.
• Bertanggung jawab terhadap qualitas produk dan penanganan claim dari
pelanggan
• Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan penanganan masalah yang terjadi
pada mesin
3.3 Spesifikasi Tugas Spesifikasi tugas yang ada di PT. Akashi Wahana Indonesia, sebagai berikut :
1. Purchasing
a. Membuat dan mencetak PO (Purchase Order) dan mengirimkannya ke
Vendor, agar proses pembelian dapat berjalan dengan baik sesuai jadwal
dan spesifikasi yang diinginkan.
77
77
b. Melakukan input biaya- biaya yang timbul untuk pengiriman barang yang
dibebankan kepada penerima barang
c. Membuat laporan bulanan untuk pembelian dan PO, untuk menjadi bahan
informasi bagi atasan dalam pengambilan keputusan.
d. Melakukan pengiriman sample, barang dagangan & document ke
customer
e. Melakukan pembelian alat- alat , barang, seperti office supplies, agar
tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan oleh setiap departemen
2. Finance & Accounting
a. Melakukan pemeriksaan terhadap invoice - invoice yang diterima untuk
memastikan kelengkapan dan kebenarannya.
b. Melakukan input terhadap transaksi – transaksi perpajakan kedalam e-
SPT untuk memastikan bahwa seluruh laporan telah diserahkan dengan
akurat dan tepat waktu.
c. Mempersiapkan laporan pajak secara berkala, prepaid expenses, accrual
dan balance sheet reconciliation untuk memastikan bahwa seluruh
laporan telah disusun dengan akurat dan tepat waktu.
d. Berkoordinasi dengan supplier untuk masalah kelengkapan dokumentasi
penagihan untuk memastikan bahwa setiap penagihan telah benar.
e. Mempersiapkan sales invoice untuk penjualan kas dan kredit untuk
memastikan bahwa sales invoice dibuat dengan benar dan sesuai dengan
ketetapan yang ada.
78
78
f. Mempersiapkan sales journal dan AR collection journal untuk
memberikan informasi yang akurat tentang sales dan outstanding AR
pada periode tertentu, serta melakukan tindak lanjut terhadap pelanggan
yang masih memiliki outstanding AR.
g. Membuat AR Aging Report dan AR Reconciliation bulanan untuk
konfirmasi dan pemeriksaan kesesuaiannya dengan laporan keuangan.
h. Mempersiapkan jurnal penjualan untuk mencatat penjualan bulanan.
i. Mengontrol dan mengevaluasi pencatatan neraca R/L dan aktivitas
akunting lainnya agar dapat berjalan secara tepat dan akurat.
j. Mengevaluasi dan menganalisa implementasi sistem akunting untuk
memberi masukan terhadap sistem keuangan dan strategi bisnis.
k. Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya dalam upaya pencapaian target
perusahaan.
3. HR/Corporate
a. Melaksanakan aktifitas penyiapan ruang kerja dan peralatan kantor untuk
seluruh pegawai, untuk memastikan ketersediaan ruangan kerja dan
peralatan kantor bagi setiap pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan dan
jabatan.
b. Melaksanakan aktifitas renovasi gedung kantor/kerja, untuk memastikan
semua gedung kantor selalu siap operasional.
c. Melaksanakan kegiatan surat-menyurat, dokumentasi dan pengarsipan,
untuk memastikan dukungan administrasi bagi kelancaran kegiatan
seluruh karyawan.
79
79
d. Melaksanankan akan adanya kebutuhan dan pengadaan alat tulis kantor,
peralatan kantor, peralatan kebersihan dan keamanan kantor serta
layanan photocopy dan penjilidan
Divisi Plant
1. Teknikal
a. Productivity control.
b. Standard set tim up dan maintenance.
c. Memastikan konsep PDCA (Plan Do Check Action) sudah dijalankan
oleh seluruh departemen yang ada di divisi Plant.
d. Melakukan pengontrolan terhadap biaya project.
e. Berupaya meminimalkan biaya.
f. Memastikan layout yang di gunakan merupakan layout yang uptodate.
g. Membuat schedule preventive maintenance.
h. Memastikan mesin dan kelengkapan lainnya siap untuk di gunakan.
i. Melakukan perbaikan jika terjadi breakdown mesin.
2. Quality Assurance
a. Melakukan pemeriksaan terhadap jalannya proses produksi untuk
memastikan kesesuaian prosedur.
b. Melakukan pemeriksaan terhadap jalannya proses produksi untuk
memastikan kesesuaian prosedur.
c. Memonitor kualitas material serta hasil produksi dengan perbandingan
kualitas standar.
d. Menyusun dan menyiapkan dokumen-dokumen QC dan data produksi.
80
80
e. Menganalisa permasalahan yang timbul pada kualitas proses dan hasil
produksi.
f. Menyusun usulan pemecahan masalah yang terkait dengan kualitas
proses dan hasil produksi.
g. Menjalankan tugas-tugas QC lainnya dalam upaya pencapaian target
sales perusahaan.
3. Produksi
a. Bekerja sama dengan bagian PPC dalam penyusunan rencana da jad
wal produksi.
b. Menjamin terlaksananya kesinambungan dalam proses produksi.
c. Bertanggung jawab atas pengendalian bahan baku dan efisiensi
penggunaan tenaga kerja, mesin, dan peralatan.
d. Selalu menjaga agar fasilitas produksi berfungsi sebagaimana mestinya.
e. Membuat laporan harian dan berkala mengenai kegiatan di bagiannya
sesuai dengan sistem pelaporan yang berlaku.
f. Berusaha mencari cara-cara penekanan biaya dan metode perbaikan kerja
yang lebih efisien.
g. Bertanggung jawab atas logistik di semua area, kebijakan dan strategi
logistik perusahaan untuk menjadi acuan dalam pengelolaan logistik
dalam menunjang pengadaan kebutuhan barang di setiap tempat.
h. Bertanggung jawab atas kebutuhan barang dan mengatur penyediaan,
pengadaan, dan pengiriman barang sedemikian rupa agar alokasi barang
di setiap tempat dapat memenuhi kebutuhan dengan efisien, efektif dan
tepat waktu.
81
81
i. Bertanggung jawab atas mengumpulkan informasi tingkat persediaan
(stock level) di setiap tempat, melakukan stock opname secara berkala
dan menganalisa jumlah dan jenis persediaan barang di gudang untuk
mengontrol akurasi data persediaan dan tingkat persediaan yang sehat di
setiap tempat.
j. Bertanggung jawab atas pengiriman barang dari pemasok dan atau
gudang, termasuk menentukan ekspedisi dan rute, untuk memastikan
pengiriman dilakukan dengan tepat waktu dan efisien, serta barang
diterima oleh customer sesuai dengan yang telah ditentukan.
k. Bertanggung jawab atas menerima dan memproses permintaan barang
dari setiap tempat, dan mengontrol pengiriman barang dari pemasok
(supplier) agar barang dapat diterima oleh gudang, sesuai dengan waktu,
kuantitas, kualitas dan biaya yang telah ditetapkan.
l. Menyusun anggaran biaya logistik dan menjaga agar kegiatan operasional
dapat berjalan dengan efisien dan efektif sesuai anggaran yang telah
dialokasikan.
m. Bertanggung jawab atas mengelola, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan transportasi produk, baik dengan menggunakan
jalur darat maupun laut, serta operasional dan perawatan pelabuhan,
untuk memastikan pengantaran dan ketersediaan produk di tempat tujuan
dengan efisien, aman, tepat waktu dan tepat jumlah.
n. Bertanggung jawab atas mengelola, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan transportasi produk, baik dengan menggunakan
jalur darat maupun laut, serta operasional dan perawatan pelabuhan,
82
82
untuk memastikan pengantaran dan ketersediaan produk di tempat tujuan
dengan efisien, aman, tepat waktu dan tepat jumlah.
o. Bertanggung jawab atas mengelola, mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan transportasi produk, baik dengan menggunakan
jalur darat maupun laut, serta operasional dan perawatan pelabuhan,
untuk memastikan pengantaran dan ketersediaan produk di tempat tujuan
dengan efisien, aman, tepat waktu dan tepat jumlah.
p. Bertanggung jawab atas mengkoordinasikan, mengevaluasi dan
mengendalikan perencanaan dan pengembangan sistem distribusi dan
transportasi secara terintegrasi, termasuk kerjasama dengan pihak luar,
untuk memastikan terimplementasinya sistem yang efisien dan efektif
dalam menyampaikan produk ke customer.
83
83
3.4 Flow Process
Gambar 3.4 Flow Process pada PT. Akashi Wahana Indonesia
PT. Akashi Wahana Indonesia terbagi menjadi dua Proses yaitu Proses
Machining dan Proses Assembling.
Proses yang pertama kali di lakukan yaitu Proses Machining. Proses Machining
memiliki beberapa Line antara lain :
Transmisi :
• Line Housing Clutch D16D
• Line Housing Clutch D40D
• Line Case Transmision
• Line Housing Extension
Engine :
• Line Cover Timing Chain (Mach)
Dalam proses ini material yang dibeli yaitu berupa Housing Clutch, Housing
Extention, Case Transmission, Cover Timing Chain, dan Oil Pan di machining lalu di
pasangkan beberapa Local Part (part yang dibuat di dalam negri)
84
84
Setelah Proses Machining selesai, kemudian dilanjutkan ke proses berikutnya yaitu
Proses Assembling.
Proses Assembling memiliki beberapa Line antara lain :
Transmisi :
• Line Assembling
Engine :
• Line Cover Timing Chain (Assy)
• Line Pan Oil
Pada proses assembling, produk-produk yang sudah di machining dan CKD (Cnock
Down) part serta beberapa local part di assembly menjadi satu, sehingga menghasilkan
Finish Good berupa Assy Transmission.
Setelah menjadi Finish Good, kemudian di lakukan pemeriksaan terhadap suatu kualitas
produk. Setelah dinyatakan OK oleh bagian Quality Assuarance tahapan selanjutnya
pengemasan produk untuk siap di kirim kepada customer yaitu ke PT. Astra Daihatsu
Motor ke bagian Assy Plant dan Engine Plant.
• Dalam melakukan proses produksinya bagian produksi di support oleh bagian yang
lain seperti bagian PPC, bagian Maintenance, bagian Engineering, dan Quality
Assurance dan Quality Control agar produksi dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Bagian PPC mendukung dalam hal perencanaan produksi, dan ketersediaan material
serta supply material. Sedangkan bagian Maintenance mendukung produksi dalam
hal preventive mesin dan perbaikan mesin jika terjadi mesin breakdown. Sedangkan
bagian engineering mendukung dalam hal desain produk dan mengimprove
kapasitas produksi. Kemudian
85
85
bagian Quality Assurance dan Quality Control memeriksa apakah produk yang di buat
sesuai dengan requirement. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.5
Gambar 3.5 Gambar supporting produksi
3.5 Tata Laksana/Prosedur yang Sedang Berjalan Prosedur yang sedang berjalan pada permasalahan yang dibahas dapat dilihat dari
Standard Operating Procedure (SOP) yang dimiliki oleh bagian maintenance dalam
mengatasi kerusakan (breakdown) mesin, yaitu :
86
86
Gambar 3.6 Standard Operating Procedure (SOP) penanganan breakdown mesin
Langkah – langkah yang dilakukan bagian maintenance ketika terjadi breakdown pada
mesin yang pertama kali dilakukan adalah identifikasi masalah, selanjutnya apakah
perbaikan dapat dilakukan oleh bagian maintenance.
87
87
Jika tidak bisa di perbaiki oleh bagian maintenance, maka bagian maintenance akan
konsultasi dengan machine maker mengenai masalah yang terjadi dan bagaimana cara
memperbaikinya. Lalu staff maintenance mengkofirmasi ke bagian produksi dan bagian
PPC mengenai estimasi waktu yang di perlukan untuk melakukan perbaikan.
Selanjutnya bagian maintenance akan melakukan perbaikan berdasarkan panduan
machine maker.
Jika bagian maintenance bisa memperbaiki sendiri lalu membutuhkan waktu lebih dari
30 menit maka bagian maintenance akan mengkonfirmasi ke atasannya setelah itu
melakukan perbaikan mesin. Jika waktu perbaikannya kurang dari 30 menit bagian
maintenance tidak perlu mengkonfirmasi atasannnya.
Ketika dalam perbaikan apakah membutuhkan penggantian spare part, jika tidak maka
bagian maintenance akan melakukan trial dari hasil perbaikannya. Jika perbaikan
hasilnya OK maka bagian maintenance akan mengkonfirmasi ke bagian produksi, bagian
PPC, dan bagian QC bahwa mesin telah diperbaiki dan siap digunakan. Jika hasil
perbaikannya tidak OK, maka akan dilakukan perbaikan lagi sampai masalahnya
terselesaikan.
Jika dalam perbaikannya membutuhkan spare part, maka bagian maintenance akan
membuat Bon Permintaan Barang (BPB) ke bagian gudang spare part, setelah spare part
di terima lalu di lakukan trial perbaikan. Jika perbaikan hasilnya OK maka bagian
maintenance akan mengkonfirmasi ke bagian produksi, bagian PPC, dan bagian QC
bahwa mesin telah diperbaiki dan siap digunakan. Jika hasil perbaikannya tidak OK,
maka akan dilakukan perbaikan lagi sampai masalahnya terselesaikan.
Setelah perbaikan mesin selesai, bagian maintenance menginformasikan ke bagian
produksi, bagian PPC, dan bagian QC bahwa mesin telah diperbaiki dan siap digunakan.
88
88
Selanjutnya bagian maintenance membuat laporan perbaikan, dan membuat preventive
action pencegahannya.
3.5.1 Analisis Fish Bone
Untuk mengetahui akar penyebab dari pada permasalahan yang dihadapi yaitu mengenai
kerusakan (breakdown) mesin dapat menggunakan analisis fish bone yang digunakan
untuk menguraikan faktor-faktor penyebab dari kerusakan spare part mesin tersebut.
Gambar 3.7 Analisis Fish Bone
Data tersebut diambil dari hasil wawancara terhadap bagian maintenance dalam
melakukan perbaikan mesin pada PT. Akashi Wahana Indonesia
3.6 Permasalahan yang Dihadapi
Pada saat proses produksi berlangsung, sering terjadi kerusakan (breakdown) pada
mesin. Ketika terjadi breakdown mesin, bagian maintenance akan melakukan tindakan
89
89
untuk perbaikan. Setelah melakukan perbaikan, bagian maintenance membuat laporan
pekerjaan dengan menginput ke dalam system maintenance.
Dari data laporan perbaikan dari bulan juni 2009 - desember 2009 terdapat laporan
perbaikan mesin berdasarkan line dan jumlah perbaikan yang terjadi
KD_LINE NM_LINE JML L08 LINE COVER TIMING CHAIN (ASSY) 69 L01 LINE HOUSING CLUTCH D16D 183 L06 LINE COVER TIMING CHAIN (MACH) 154 L04 LINE ASSEMBLING 30 L07 LINE PAN OIL 53 L02 LINE CASE TRANSMISION 118 L03 LINE HOUSING EXTENSION 137 L05 LINE HOUSING CLUTCH D40D 27
Tabel 3.1 Tabel perbandingan kerusakan disetiap line
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari diagram pareto untuk data perbaikan berdasarkan
line tersebut
Gambar 3.8 Diagram laporan perbaikan mesin berdasarkan line
Berdasarkan diagram pareto berdasarkan Line, dapat disimpulkan bahwa yang paling
sering terjadi breakdown mesin adalah Line Housing Clutch.
90
90
KD_MESIN JML KD_MESIN JMLOP 60 HCL 1 OP 15B HCL 5OP 10C HCL 1 OP 40A HCL 7OP 30B HCL 1 OP 25A HCL 7OP 20A D40 1 OP 20A HCL 10OP 50A HCL 1 OP 10A HCL 11OP 60B CTM 1 OP 20C HCL 13OP 10B CTC 1 OP 25B HCL 18OP 40C HCL 3 OP 20B HCL 41OP 30A HCL 4 OP 10B HCL 53OP 40B HCL 4
Tabel 3.2 perbandingan kerusakan mesin pada line housing clutch
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram paretonya untuk perbaikan tiap-tiap
mesin pada line housing clutch
Gambar 3.9 Diagram laporan perbaikan mesin pada line housing clucth
91
91
Berdasarkan pada diagram pareto diatas dapat disimpulkan bahwa mesin yang sering
terjadi breakdown adalah Mesin OP 10 B Housing Clutch.
Pada saat proses produksi, mesin Housing clutch OP10 D sering terjadi breakdown
sehingga mengakibatkan
1. Kerugian yang cukup besar dilihat dari faktor waktu , biaya dan ketahanan
Berdasarkan laporan perbaikan Juni 2009 - Desember 2009 maka didapat
• Kerugian waktu sebesar Rp. 117.285.673,77 angka tersebut diambil dari
rumus
Total dari Waktu Perbaikan x Harga produk Cycle time
• Kerugian biaya sebesar Rp. 46.701.187,5 angka tersebut diambil dari
Total dari biaya perbaikan + biaya sparepart + rate manhour (harga orang per
jam)
• Kerugian akibat ketahanan sebesar Rp. 58.976.384,81
jumlah itu diambil dari apabila masalah yang ada muncul kembali maka
dihitunglah Kerugian Waktu dan kerugian biayanya
2. Saat menangani kerusakan mesin pada mesin OP 10 B Housing Clutch bagian
maintenance memiliki alternatif solusi penanganan dalam mengatasi kerusakan
mesin tersebut dimana tiap-tiap alternatif (solusi) penangannanya memiliki
kerugian yang berbeda-beda dilihat dari faktor waktu, biaya dan ketahannya.
3. Efisiensi dan efektifitas produksi menjadi berkurang yang disebabkan:
• Waktu line stop actual melebihi waktu toleransi yang diberikan
• Target produksi tidak tercapai
• Melebihi anggaran/budget maintenance yang telah di tetapkan
92
92
Sehingga dari efisiensi dan efektifitas tersebut jika dilihat dari harga barang yang
diproduksi mengakibatkan kerugian bagi perusahaan yang cukup tinggi
4. Tidak terpenuhinya kepuasan pelanggan
Terhambatnya proses pembuatan barang menjadi finish good sehingga
Pengiriman barang ke customer tidak tepat waktu yang berakibat tidak
terpenuhinya kepuasan pelanggan
3.7 Alternatif Pemecahan Masalah.
Berikut ini adalah beberapa solusi yang kami ajukan untuk mengatasi masalah diatas
diantaranya adalah
1. Menambahkan sistem manual book yang terkomputerisasi ke dalam sistem
informasi maintenance untuk Mesin OP 10 B Housing Clutch yang ada pada PT.
AWI sehingga memudahkan bagian maintenence dalam melakukan proses
perbaikan mesin sehingga mempercepat waktu breakdown mesin.
2. Merancang sebuah Sistem Pendukung keputusan yang memberikan informasi
kepada bagian maintenance tentang:
• Simulasi kerugian akibat breakdown mesin yang dilihat berdasarkan
waktu breakdownya, yang didapat dari perumusan estimasi waktu
breakdown mesin yang dibagi cycle time pada saat breakdown dan dikali
dengan harga produk yang dihasilkan untuk setiap alternative yang
keputusan yang ada
93
93
• Informasi mengenai kerugian yang diakibatkan di tiap-tiap alternatif solusi
penanganan kerusakan mesin OP 10 B Housing Clutch dilihat dari faktor
waktu, biaya dan ketahanan dengan menggunakan model matematika
untuk pembobotan kriterianya dan menggunakan model Analythical
Hierarchy Process (AHP) dalam membandingkan di tiap- tiap alternatif
solusi penangananya
Sehingga dari informasi tersebut dapat membantu bagian maintenance dalam
menentukan solusi penanganan kerusakan mesin OP 10 B Housing Clutch dimana
solusi tersebut memiliki resiko kerugian yan paling sedikit dibandingkan alternatif
solusi penanangan yang lain
3. Membuat Sistem informasi Maintenance mesin yang berbasiskan web dimana
• Pada sistem tersebut antara bagian produksi dan maintenance dapat saling
terhubung oleh sistem tersebut sehingga ketika terjadi breakdown mesin
bagian maintenance dapat langsung mengetahui masalah tersebut dan
melakukan tindakan yang cepat sehingga meminimalkan waktu breakdown
mesin.
• Sistem ini juga dapat menghubungkan antara perusahaan dengan para
supplier material dan sparepart melalui VPN (Virtual Private Network)
sehingga para supplier dapat langsung membaca stok sparepart dan
material yang tersedia di gudang.
• Sistem ini juga menghubungkan dengan bagian maker sehingga apabila
terjadi breakdown mesin yang cukup rumit, perusahaan bisa langsung
94
94
menghubungi maker melalui web ini sehingga penanganan breakdown
mesin jadi cepat dan menimalkan waktu breakdown