bab 3 analisis sistem berjalan 3.1 sejarah singkat smu...

62
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat S MU. Katolik Ricci 1 Sekolah RICCI didirikan tahun 1956 oleh para Pastor Jesuit yang meninggalkan daratan Tiongkok. Sebagian dari Pastor Jesuit tersebut datang di Jakarta dan oleh Bapak Uskup Agung Jakarta, diminta berkarya di wilayah Glodok. Selain gereja mereka juga berkarya di bidang pendidikan, maka didirikan sekolah RICCI. Nama “RICCI” diambil dari nama Mateo Ricci yang merupakan pastor pertama yang berhasil dalam misi inkulturasi di Tiongkok. Sekolah RICCI yang salah satu pendirinya Pastor Mathias Leitenbouer, SJ pada awalnya bergabung dengan perkumpulan Strada. Gedung pertama sekolah RICCI berhasil diselesaikan pada tahun 1959 dan diberkati oleh Mrg.Alibrandi, SJ. Pada tahun 1968 oleh Pastor Augustinus Phan Liang Chin, Pr dibangunlah gedung TK RICCI. Pada tanggal 14 Juli 1972 di bawah pimpinan Pater Guido Paolucci SX, sekolah RICCI memisahkan diri dari Strada dan mendirikan Yayasan Pendidikan RICCI. Atas biaya proyek Husni Thamrin, tahun 1977 Pemerintah Daerah DKI menyumbang sebuah gedung beserta perlengkapannya. Perkembangan gedung selanjutnya dilengkapi dengan gedung olahraga 9indoor) yang berhasil dibangun pada tahun 1979, dibawah pimpinan Pastor Vincenzo Baravalle, SX. Sekolah Ricci yang pada awalnya dimulai dengan TK- SD, kini telah berkembang pesat menjadi KB-TK-SD-SMP-SMA. Dari tahun ke tahun, siswa RICCI semakin bertambah banyak, maka mulailah dibangun gedung baru. Gedung baru SD RICCI di Jalan Kemenangan III / 33 dibangun pada waktu Sekolah RICCI dipimpin oleh Bapak R. Herman Notosuprapto. Saat ini di

Upload: vutruc

Post on 02-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

BAB 3

ANALISIS SISTEM BERJALAN

3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1

Sekolah RICCI didirikan tahun 1956 oleh para Pastor Jesuit yang meninggalkan

daratan Tiongkok. Sebagian dari Pastor Jesuit tersebut datang di Jakarta dan oleh Bapak

Uskup Agung Jakarta, diminta berkarya di wilayah Glodok. Selain gereja mereka juga

berkarya di bidang pendidikan, maka didirikan sekolah RICCI. Nama “RICCI” diambil

dari nama Mateo Ricci yang merupakan pastor pertama yang berhasil dalam misi

inkulturasi di Tiongkok.

Sekolah RICCI yang salah satu pendirinya Pastor Mathias Leitenbouer, SJ pada

awalnya bergabung dengan perkumpulan Strada. Gedung pertama sekolah RICCI

berhasil diselesaikan pada tahun 1959 dan diberkati oleh Mrg.Alibrandi, SJ. Pada tahun

1968 oleh Pastor Augustinus Phan Liang Chin, Pr dibangunlah gedung TK RICCI.

Pada tanggal 14 Juli 1972 di bawah pimpinan Pater Guido Paolucci SX, sekolah

RICCI memisahkan diri dari Strada dan mendirikan Yayasan Pendidikan RICCI. Atas

biaya proyek Husni Thamrin, tahun 1977 Pemerintah Daerah DKI menyumbang sebuah

gedung beserta perlengkapannya. Perkembangan gedung selanjutnya dilengkapi dengan

gedung olahraga 9indoor) yang berhasil dibangun pada tahun 1979, dibawah pimpinan

Pastor Vincenzo Baravalle, SX. Sekolah Ricci yang pada awalnya dimulai dengan TK-

SD, kini telah berkembang pesat menjadi KB-TK-SD-SMP-SMA.

Dari tahun ke tahun, siswa RICCI semakin bertambah banyak, maka mulailah

dibangun gedung baru. Gedung baru SD RICCI di Jalan Kemenangan III / 33 dibangun

pada waktu Sekolah RICCI dipimpin oleh Bapak R. Herman Notosuprapto. Saat ini di

Page 2: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

62

bawah kepemimpinan Dr. Hubertus kasan Hidayat,SP.KJ, telah dibangun gedung baru

SMA RICCI 1.

Gedung baru SMA yang terletak di belakang gereja Santa Maria de Fatima,

diresmikan pada tanggal 18 Juni 2005. Gedung megah berlantai lima ini dilengkapi

dengan lift dan hall yang mampu menampung 600 orang, sehinggan dapat digunakan

untuk sarana pertemuan, rapat, seminar, penataran dan lain lain. Hall tersebut telah

dilengkapi dengan sound system canggih. Gedung baru SMA telah dilengkapi dengan

berbagai fasilitas, antara lain: ruang kelas ber-AC, laboratorium fisika, kimia, biologi,

komputer, audio visual dan lain lain. Berbagai kegiatan ekstrakurikuller dikembangkan

di sekolah ini, seperti: paduan suara, volly, basket, bulutangkis, pramuka,ansamble gitar,

drama dan lain lain. Saat ini sedang dipersiapkan pembangunan gedung SMP yang

berlokasi di antara gedung TK dan SMA.

Sejak tahun 1998, sekolah RICCI ditetapkan sebagai kawasan bebas rokok. Pada

tahun yang sama sekolah RICCI mulai mengembangkan era pendidikan modern.

Paradigma pendidikan baru di RICCI adalah “ mengembangkan seluruh potensi diri

seoptimal mungkin.” Potensi tersebut meliputi: kecerdasan fisik (PQ), kecerdasan

intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spritual (SQ). Seluruh

kemampuan itu perlu dikembangkan secara baik sesuai dengan usia peserta didik,

sehinggan setelah dewasa nanti mereka sanggup mengatasi secara mandiri permasalahan

hidup yang mereka jumpai. Sedangkan pengembangan potensi siswa seoptimal mungkin

meliputi pendidikan mengembangkan seluruh potensi anak, pendidikan sesuai dengan

psikologi perkembangan anak, dan pendidikan menyesuaikann dengan potensi anak

secara individual.

Page 3: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

63

Kegiatan belajar mengajar di SMU. Katolik Ricci 1 dimulai dari pukul 06.30

WIB di pagi hari dan berakhir pukul 14.00 WIB. Dan hari belajar efektif dalam

seminggu hanya dari hari Senin sampai hari Jumat, sedangkan hari Sabtu dan Minggu

dianggap hari libur. SMU. Katolik Ricci 1 ini memiliki dua program studi yaitu jurusan

IPA dan jurusan IPS yang mulai dijuruskan pada kelas XI atau kelas 2 SMA. Untuk

tahun ajaran 2009/2010 tercatat 394 siswa menuntut ilmu di SMA Katolik Ricci,

diantaranya 125 siswa kelas XI, 125 siswa kelas XII dan sisanya kelas X.

3.2 Visi, Misi, Tujuan Pendidikan Umum dan Tujuan SMU. Katolik Ricci 1

Dalam mengembangkan sekolah berbasis agama yang nantinya diharapkan akan

menghasilkan anak didik yang berguna bagi negara dan agama, maka SMU. Katolik

Ricci 1 memiliki visi, misi dan tujuan tersendiri yang digunakan sebagai pedoman untuk

bersaing dalam industri pendidikan.

Visi SMU. Katolik Ricci 1 :

Unggul dalam kepribadian yang terwujud dalam pribadi yang berjiwa kasih,

jujur, disiplin, bertanggung jawab, berakhlak mulia, mandiri, berkepedulian dan

berwawasan luas sehingga mampu bersaing pada jamannya.

Misi SMU. Katolik Ricci 1 :

1. Mengembangkan sumber daya manusia untuk mempersiapkan generasi

muda yang siap menjawab tantangan jaman.

2. Mengupayakan pembelajaran sesuai dengan tingkat psikologi dengan

dukungan sarana dan prasarana yang memadai agar tumbuh minat belajar

yang tinggi.

Page 4: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

64

3. Menumbuhkembangkan nilai-nilai luhur melalui berbagai praktek

kegiatan sehingga peserta didik memiliki kepekaan nurani dan moral

yang luhur.

4. Menghargai peserta didik sebagai pribadi yang memiliki martabat dan

derajat yang sama dan mengembangkan budaya tegur sapa, salam,

berterima kasih dan minta maaf.

5. Membangun hubungan baik dengan orang tua sebagai pondasi dalam

proses pendidikan.

Tujuan Pendidikan Umum :

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menggariskan, bab II, Pasal 3 “Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta paradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”.

Tujuan SMU. Katolik Ricci 1 :

1. Pendidikan di SMA Katolik Ricci mengembangkan kemampuan otak

seoptimal mungkin dengan :

a) Pendidikan mengembangkan seluruh potensi anak

b) Pendidikan sesuai dengan psikologi perkembangan anak

Page 5: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

65

c) Pendidikan menyesuaikan dengan potensi anak secara individual.

2. Fokus utama pendidikan di sekolah Ricci adalah keberhasilan siswa,

dengan mengupayakan perubahan sikap guru melalui penataran dan

pelatihan, seluruh orang tua siswa dan siswa diberi penyuluhan tentang

perubahan orientasi pendidikan Ricci oleh sekolah maupun wali kelas,

meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengejar.

3. Siswa memiliki jasmani yang sehat dan bugar, sehingga dapat menerima

pengembangan psikologik dan pendidikan ilmiah secara optimal, dengan

materi pendidikan jasmani sesuai dengan kurikulum penjaskes dengan

fokus utama sesuai dengan kebutuhan, dan memotivasi seluruh warga

Ricci untuk selalu berolahraga.

4. Siswa memiliki kepribadian khas Ricci yaitu pribadi yang beriman,

disiplin, tanggung jawab, bijaksana, mampu berempati, mandiri, tekun,

emosi terkendali, tenggang rasa, pemaaaf, ceria dan penuh cinta kasih

dengan seluruh karyawan guru dan pengurus yayasan menguasai

pemahaman psikologi perkembangan dan kecerdasan secara menyeluruh

yang diterapkan dalam kehidupan, maupun pendidikan kepribadian yang

melekat dalam setiap pertemuan di kelas oleh seluruh guru sehingga

mewarnai seluruh proses pendidikan di sekolah Ricci.

5. Berfokus pada pendidikan ilmiah yang ditujukan pada penguasaan bidang

eksakta membaca dan menulis, dengan perhatian utama pada bidang

Matematika, Fisika, Kimia, Ekonomi dan Akuntansi, membaca buku

Bahasa dalam tiap semester.

Page 6: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

66

6. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, dengan

memberikan bimbingan, arahan, pendampingan, dan gambaran dari

perguruan tinggi untuk tujuan kelanjutan studi siswa Ricci.

3.3 Struktur Organisasi Sekolah

Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMU. Katolik Ricci 1 Tahun 2010

Tugas dan Jabatan :

Kepala Sekolah

1. Mempersiapkan dan menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran baik intra

maupun ekstra.

2. Mengorganisasi, mengarahkan, mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan

pendidikan dan pengajaran berdasarkan visi dan misi.

Page 7: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

67

3. Menentukan kebijaksanaan.

4. Mengadakan rapat.

5. Mengambil keputusan

6. Mengatur proses belajar, administrasi kantor, siswa, perlengkapan, OSIS dan

hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia usaha.

Wakasek Bidang Ketertiban

1. Mempersiapkan dan mensosialisasikan tata tertib yang berlaku.

2. Menegakkan terwujudnya dan terlaksananya tata tertib sekolah secara baik dan

konsisten.

3. Menangani urusan perkelahian siswa, pemakaian seragam, absensi siswa,

keterlambatan siswa dengan guru piket.

4. Memberi jalan keluar siswa yang bermasalah.

5. Memberi penyuluhan siswa yang mengalami kesulitan belajar.

6. Mengkoordinir pelaksanaan 5 K.

7. Menciptakan sekolah penuh kekeluargaan.

8. Menyeleksi barang-barang yang tidak ada hubungannya dengan KBM.

9. Menanggulangi kenakalan siswa.

10. Mengkoordinir pemberian sanksi pada siswa yang melanggar tata tertib.

Page 8: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

68

11. Bersama dengan guru menciptakan suasana tertib, aman dan nyaman.

12. Menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan oleh siswa.

13. Mengadakan koordinasi dengan pihak keamanan setempat jika terjadi masalah

yang berkaitan dengan tawuran, perkelahian, penyalahgunaan narkoba.

14. Memasyarakatkan hidup disiplin, bertanggung jawab dan menumbuhkan sikap

empati.

15. Berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum.

Wakasek Bidang Sarana dan Prasarana

1. Memelihara dan mengawasi barang-barang inventaris sekolah untuk

dimanfaatkan secara efektif dan tahan lama.

2. Mengusulkan kepada kepala sekolah barang-barang yang perlu diperbaiki,

diganti, dibeli, ditambah, atau dihapuskan.

3. Memelihara dan meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah

4. Memelihara dan meningkatkan penghijauan lingkungan sekolah.

5. Menerima dan memanfaatkan barang-barang yang diterima/diusulkan.

6. Merencanakan dan melaksanakan kerja bakti sekolah.

7. Membina SDM dalam bidang sarana dan prasarana.

Page 9: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

69

Wakasek Bidang Kurikulum

1. Membantu kepala sekolah dalam mengelola sekolah.

2. Mempersiapkan rapat-rapat guru.

3. Menelaah dan mempelajari kurikilum baru untuk diterapkan di sekolah.

4. Merencanakan pembagian tugas mengajar.

5. Merencanakan dan melaksanakan ulangan-ulangan, pembagian rapor, dan

kenaikan kelas.

6. Menyusun jadwal pelajaran yang sesuai dan efektif.

7. Mengevaluasi hasil belajar, dan mengusahakan peningkatan mutu pelajaran.

8. Mengkoordinir penyusunan silabus, program tahunan, semester, rencana

pengajaran (scheme work).

9. Menkoordinir pelaksanaan evaluasi (ulangan harian, pekan ulangan, ulangan

umum, try out, maupun UAN) dan pengumpulan nilai evaluasinya.

10. Memperbanyak dan menggandakan soal ujian.

11. Menyiapkan GBPP dan kurikulum

12. Berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah bidang ketertiban.

Wakasek Bidang Kesiswaan

Page 10: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

70

1. Merencanakan dan mempersiapkan dan melaksanakan pembentukan pengurus

OSIS.

2. Membimbing dan mendampingi kegiatan yang dilakukan OSIS.

3. Melaksanakan penerimaan siswa baru tahun ajaran baru.

4. Menyelenggarakan LDK.

5. Mengkoordinir pelaksanaan ekstrakurikuler.

6. Meningkatkan prestasi, kreativitas, dan kepribadian.

7. Melaporkan hasil kegiatan siswa kepada kepala sekolah.

8. Mempersiapkan dan melaksanakan upacara bendera.

9. Membantu kepala sekolah dalam mengelola sekolah.

10. Mewakili atau menggantikan kepala sekolah dalam tugas apabila kepala sekolah

berhalangan hadir.

11. Berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah bidang sarana.

12. Membina ketaqwaan kepada Allah.

13. Menyelenggarakan kebaktian, ziarah, retret, dsb, guna membiasakan pelaksanaan

kewajiban umat beragama.

14. Mengadakan peringatan hari-hari besar keagamaan.

15. Memupuk panggilan menjadi biarawan/biarawati.

Page 11: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

71

16. Melatih rasa rela berkorban dan beramal.

Tata Usaha

1. Menghitung presensi kehadiran siswa/siswi.

2. Membuat laporan statistik sekolah tiap bulan.

3. Membantu guru dalam administrasi nilai siswa/siswi.

4. Membantu guru dalam pengetikan data guru.

Wali Kelas

1. Mengenal semua siswa dan memecahkan masalah yang ada di kelasnya.

2. Memelihara inventaris kelas.

3. Membuat peta tempat duduk dan membuat peta kelas.

4. Membuat daftar piket dan keaktifannya.

5. Membuat data pribadi siswa.

6. Mencatat dan membuat laporan hasil belajar siswa ke sekolah dan kepada orang

tua siswa.

7. Membuat laporan periodik mengenai keadaan kelas.

8. Bekerjasama dengan BP dan BK dalam mengatasi persoalan dan permasalahan

siswa.

Page 12: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

72

9. Mengadakan hubungan dengan orang tua siswa dalam rangka pembinaan siswa.

10. Mengikuti kegiatan kelas jika dilakukan di luar sekolah.

BP dan BK

1. Membantu murid yang mengalami kesulitan belajar.

2. Membantu murid yang mengalami permasalahan dalam keluarga.

3. Mencari bakat dan minat murid sehingga mempermudah dalam memasuki dunia

pendidikan yang lebih tinggi.

Semua Guru

1. Membuat persiapan mengajar :

a) Silabus

b) Program tahunan

c) Program semester

d) Rencana pengajaran / scheme work.

e) Data administrasi lain yang berhubungan dengan pembelajaran.

2. Mendidik dan mengajar yang berorientasi pada keberhasilan siswa.

3. Bertanggung jawab atas pencapaian target kurikulum dan daya serap mata

pelajaran masing-masing.

Page 13: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

73

4. Memberikan evaluasi (ulangan) minimal 1x dalam 1 bulan/ KD atau beberapa

KD.

5. Mencatat dan melaporkan hasil belajar siswa.

6. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.

7. Mencatat dan melaporkan hasil kesulitan belajar siswa serta mengupayakan

penyelesaiannya.

8. Menyampaikan kepada guru BP masalah-masalah siswa yang bersifat khusus.

9. Membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar.

10.Bersedia menggantikan guru yang berhalangan hadir.

11.Menyelesaikan sendiri masalah siswa dalam hubungan dengan mata pelajaran

yang diajarkan dan melaporkan kepada pihak yang berkepentingan.

12.Memeriksa absensi siswa, dan mencatat kejadian dalam buku agenda.

13.Memeriksa kertas ulangan dan mengembalikan kepada siswa.

14.Mengadakan evaluasi hasil ulangan siswa.

15.Membuat rencana remedial dan tagihannya.

16.Mengumpulkan soal-soal sebagai bank soal setelah soal dievaluasi.

17.Ikut menjaga 5 K (Kekeluargaan, keindahan, ketertiban, keamanan, kebersihan).

18.Berpartisipasi dalam semua kegiatan, baik di sekolah atau di luar sekolah.

Page 14: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

74

19.Menjaga nama baik sekolah.

3.4. Analisis Strategi

3.4.1 Evaluasi Faktor Eksternal ( EFE )

Berikut adalah perhitungan EFE yang didasarkan pada faktor-faktor

internal SMU. Katolik Ricci 1. Penggunaan Matriks EFE untuk penilaian bobot

dan rating adalah nilai 4 untuk faktor peluang (opportunity) yang memiliki

pengaruh besar dan nilai 1 untuk yang paling kecil. Untuk ancaman (threat),

nilai 1 untuk faktor yang paling penting dan nilai 4 untuk yang tidak begitu

penting. Untuk bobot yang diberikan, jumlah bobot pada peluang (opportunity)

dan ancaman (threat) adalah 1.

Tabel 3.1 Matriks EFE SMU. Katolik Ricci 1

Opportunity Bobot Rating Bobot*Rating Tidak adanya sekolah swasta baru atau pesaing baru di daerah Glodok, Jembatan Lima dan Mangga Besar. 0.065

2 0.130

Kondisi sosial masyarakat sekitar SMU. Katolik Ricci 1 termasuk kelas menengah ke atas. 0.112

3 0.336

Dukungan pemerintah terhadap sekolah 0.046

1 0.046

Perkembangan Teknologi Informasi yang semakin meningkat. 0.067

2 0.134

Harapan siswa akan pembelajaran online 0.179

3 0.537

Sub Total Opportunity 1.183

Threat Bobot Rating Bobot*Rating Pengembangan metode homeschooling. 0.051 1 0.051 Kebijakan kurikulum yang terus 0.070 2 0.140

Page 15: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

75

berubah. Beberapa pesaing telah menggunakan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan operasionalnya. 0.226

3 0.678

Diversifikasi dari sekolah-sekolah pesaing. 0.107 2 0.214

Kurangnya lahan untuk pengembangan atau perluasan gedung sekolah 0.078

2 0.156

Sub Total Threat 1.239 Total EFE 1.00 2.422

Sumber : Hasil Wawancara Kepala Sekolah (2009)

Keterangan : Rating 4 = pengaruh sangat kuat Rating 3 = pengaruh kuat Rating 2 = pengaruh lemah Rating 1 = pengaruh sangat lemah 3.4.2 Evaluasi Faktor Internal ( IFE )

Berikut adalah perhitungan IFE yang didasarkan pada faktor-faktor

internal SMU. Katolik Ricci 1. Penggunaan Matriks IFE untuk penilaian bobot

dan rating adalah nilai 4 untuk faktor kekuatan (strenght) yang memiliki

pengaruh besar dan nilai 1 untuk yang paling kecil. Untuk kelemahan

(weakness), nilai 1 untuk faktor yang paling penting dan nilai 4 untuk yang tidak

begitu penting. Untuk bobot yang diberikan, jumlah bobot pada kekuatan

(stenght) dan kelemahan (weakness) adalah 1.

Tabel 3.2 Matriks IFE SMU. Katolik Ricci 1

Strength Bobot Rating Bobot*Rating Adanya ekstrakurikuler seperti membatik, band, Visual Basic dan Photoshop, serta English Plus. 0.079

3 0.237

Tenaga pengajar yang berkualitas dan profesional 0.181 4 0.724

Dukungan yayasan terhadap SMU. 0.053 3 0.159

Page 16: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

76

Katolik Ricci 1. Image atau citra diri yang baik. 0.262 4 1.048 Adanya pelajaran tambahan untuk persiapan UAN bagi siswa siswi kelas XII 0.127

3 0.381

Sub Total Strenght 2.549

Weakness Bobot Rating Bobot*Rating Biaya pendidikan yang tinggi 0.044 1 0.044 Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal. 0.049 1 0.049 Penyampaian informasi yang terhambat kepada orang tua murid. 0.052 1 0.052 Kurangnya promosi. 0.047 2 0.094 Jalan masuk yang sempit. 0.104 2 0.208

Sub Total Weakness 0.447 Total IFE 1.00 2.996

Sumber : Hasil Wawancara Kepala Sekolah (2009)

Keterangan : Rating 1 = kelemahan utama Rating 2 = kelemahan minor Rating 3 = kekuatan minor Rating 4 = kekuatan utama

3.4.3 Matriks Internal Eksternal (IE)

Dari evaluasi faktor internal-eksternal di atas, diperoleh nilai sub–total

strenght adalah 2.549 dan nilai sub-total weakness adalah 0.447. Sedangkan

untuk sub-total opportunity adalah 1.183 dan sub-total threat adalah 1.239.

Setelah mengetahui hasil total IFE dan EFE yaitu 2.966 dan 2.422 , maka

dapat ditentukan letak strategi berada pada posisi medium yaitu pada kuadran V

yaitu “Jaga dan Pertahankan”. Strategi yang dilakukan dalam bentuk penetrasi

pasar dan atau pengembangan produk atau jasa. Gambaran detil keseluruhan

strategi dijabarkan pada tabel 3.3.

Page 17: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

77

Tabel 3.3 Matriks Internal Eksternal (IE)

Kekuatan internal bisnis (IFE)

4,00 Kuat 3,00-4,00 3,00 Rata-rata 2,00-2,99 2,00 Lemah 1,00-1,99 1,00

4,00

Tinggi

3,00-4,00

3,00

Menengah

2,00-2,99

2,00

Rendah

1,00-1,99

1,00

I Tumbuh dan kembangkan

II Tumbuh dan kembangkan

III Jaga dan

pertahankan

IV Tumbuh dan kembangkan

V Jaga dan

pertahankan Penggunaan LMS untuk memberikan akses yang mudah bagi siswa dalam mendukung kegiatan belajar mengajar. Menggunakan alat promosi seperti website pribadi, media cetak dan media elektronik

VI Panen atau divestasi

VII Jaga dan

pertahankan

VIII Panen atau divestasi

IX Panen atau divestasi

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan matriks internal-eksternal diatas dapat disimpulkan bahwa strategi

yang harus dilakukan adalah penggunaan Learning Management System untuk

memberikan akses yang mudah bagi siswa dalam mendukung kegiatan belajar mengajar

Page 18: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

78

serta menggunakan alat promosi seperti website pribadi, media cetak dan media

elektronik. Tujuannya adalah untuk menjaga dan mempertahankan posisi SMU. Katolik

Ricci 1 sekarang.

3.5 Analisa TOWS

Faktor-faktor yang menjadi kekuatan (strength) bagi SMU. Katolik Ricci 1

adalah sebagai berikut :

1. Adanya ekstrakurikuler, seperti membatik, band, Visual Basic dan

Photoshop, serta English Plus.

SMU. Katolik Ricci 1 memiliki ekstrakurikuler yang berbeda dari

ekstrakurikuler sekolah lain. Diantaranya adalah yang seperti disebutkan

diatas. Membatik dijadikan ekstrakurikuler karena SMU. Katolik Ricci 1

ingin membudayakan budaya Indonesia pada generasi muda. Hal ini

diharapkan dapat menanamkan rasa cinta tanah air dan turut melestarikan

budaya bangsa.

Selain ekstrakurikuler membatik, SMA. Katolik Ricci juga

memiliki ekstrakurikuler lain di bidang teknologi, yaitu Visual Basic dan

Photoshop. Dua ekstrakurikuler ini diadakan dengan harapan siswa-siswi

SMU. Katolik Ricci 1 dapat menguasai dan mengikuti serta memiliki

kemampuan dalam bidang teknologi yang menjadi bekal untuk

menjalankan pendidikan ke jenjang berikutnya yang lebih tinggi.

Adapun ekstrakurikuler English Plus adalah dengan tujuan untuk

meningkatkan kemampuan bahasa asing siswa yang memang bahasa

Inggris telah menjadi bahasa internasional. Ekstrakurikuler ini adalah

Page 19: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

79

ekstrakurikuler yang mempelajari bahasa Inggris secara aktif dan pasif.

Siswa diharapkan mampu berkomunikasi dengan baik. Di dalam

ekstrakurikuler ini terdapat Conversation Class, yaitu kelas dimana

bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris, sehingga siswa mempelajari

bahasa Inggris sekaligus mempraktekkannya.

2. Tenaga pengajar yang berkualitas dan profesional.

SMU. Katolik Ricci 1 memiliki tenaga pengajar yang berkualitas

yang ditunjukkan dengan latar belakang pendidikan pengajar dari sekolah

tinggi pendidikan atau universitas yang rata-rata berasal dari Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta. Tenaga pengajar ini mengajar sesuai dengan

bidang pendidikan yang dikuasainya. Di SMU. Katolik Ricci 1 sendiri

saat ini memiliki sebanyak 30 tenaga pengajar yang diantaranya 27 tenaga

pengajar bergelar S1 dan 3 tenaga pengajar bergelar S2.

Selain itu, pada proses perekrutan tenaga pengajar dilakukan

penyaringan yang sangat ketat. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan

tengan pengajar profesional sesuai bidangnya. Untuk memotivasi tenaga

pengajar, SMU. Katolik Ricci 1 menciptakan persaingan sehat diantara

tenaga pengajar untuk mendorong mereka mencapai prestasi baik dalam

hal mengajar maupun diluar itu, namun masih dalam bidang pendidikan.

3. Dukungan yayasan terhadap SMU. Katolik Ricci 1.

Dukungan yayasan terhadap SMU. Katolik Ricci 1 ditunjukkan

melalui dukungan pada program-program yang dibuat oleh SMU. Katolik

Page 20: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

80

Ricci 1. Adanya pemberian kewenangan pada SMA untuk mengatur

manajemennya adalah salah satu dukungan yayasan, namun tetap di

dalam pengendalian yayasan.

Setiap kegiatan seperti lomba-lomba yang diadakan sekolah

maupun antar sekolah selalu mendapat dukungan dana maupun perhatian

dari Yayasan. Hal ini diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi

sekolah. Selain dukungan terhadap siswa, Yayasan juga memberi

perhatian kepada SDM terbukti dari pemberian imbalan kepada setiap

SDM yang berkualitas. Hal ini dimaksudkan untuk memacu diri dalam

mengembangkan prestasi mereka.

4. Image atau citra diri yang baik.

SMU. Katolik Ricci 1 selau berupaya menampilkan image yang

baik. Image ini dibentuk dnegan berbagai cara. Salah satunya adalah

SMU. Katolik Ricci 1 yang berdasarkan agama namun tetap mengikuti

jaman. Hal ini bertujuan untuk membentuk siswa yang memiliki akar

keagamaan yang baik dan berbudaya.

Citra atau image juga dibentuk melalui setiap lomba yang diikuti

selalu didukung yayasan dan diberi perhatian khusus. Tujuannya adalah

untuk meningkatkan prestasi SMU. Katolik Ricci 1 yang tentunya secara

otomatis akan meningkatkan image sekolah.

Image yang baik diperoleh SMU. Katolik Ricci 1 terbukti dari

kapasitas bangku untuk setiap tahun ajaran yang disediakan selalu penuh.

Page 21: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

81

Dan selama 3 tahun terakhir meluluskan seluruh siswanya. Fakta ini

menunjukkan bahwa image baik diperoleh SMU. Katolik Ricci 1.

5. Adanya pelajaran tambahan untuk persiapan UAN bagi siswa siswi kelas

XII.

SMU. Katolik Ricci 1 memberikan pelajaran tambahan diluar jam

pelajaran bagi kelas XII yang akan mengikuti UAN. Hal ini diharapkan

agar siswa dapat mematangkan diri dalam menghadapi UAN. Selain itu,

adanya pelajaran tambahan dari sekolah diharapkan agar siswa tidak

mengeluarkan dana tambahan untuk mengikuti bimbingan belajar diluar

sekolah lagi. Bagi yang mengikuti bimbingan belajar di luar, diharapkan

pelajaran tambahan dari sekolah ini menjadi pedoman dalam belajar.

Untuk jurusan IPS mata pelajaran tambahan yang diberikan

adalah Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia

dan Matematika. Sedangkan untuk jurusan IPA mata pelajaran tambahan

yang diberikan adalah Biologi, Kimia, Fisika, Bahasa Inggris, Bahasa

Indonesia dan Matematika. Pelajaran tambahan ini diadakan setiap hari

sabtu dari pukul 07.00 sampai pukul 13.00 pada bulan Jamuari sampai

dengan bulan Maret setiap tahun ajaran baru.

Sedangkan faktor-faktor yang menjadi kelemahan SMU. Katolik Ricci 1 adalah

sebagai berikut :

1. Biaya pendidikan yang tinggi.

Page 22: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

82

Biaya pendidikan SMU. Katolik Ricci 1 tergolong tinggi. Dari

informasi yang dapat dikumpulkan, SMU. Katolik Ricci 1 berbiaya SPP

sebesar Rp. 759.733,- per bulan dan uang pangkal ( biaya yang dikenakan

pada saat penerimaan siswa baru ) sebesar Rp 8.399.313,-. Untuk lulusan

SMP. Katolik Ricci sendiri diberikan potongan harga bila mendaftarkan

diri di SMU. Katolik Ricci 1.

Tabel 3.4 Rata – rata Uang Sekolah dan Uang Pangkal Tahun 2008/2009

Sumber: Data PSB SMA Ricci 1 2008/2009

No Keterangan Uang Sekolah Uang Pangkal

1. Rata-rata 759.733 8.399.313

2. Tertinggi 790.000 12.500.000

3. Terendah 250.000 2.5000.000

Biaya yang cukup tinggi ini dikarenakan SMU. Katolik Ricci 1

merupakan sekolah swasta yang tidak mendapatkan subsidi dana dari

pemerintah. Sekolah swasta memerlukan biaya untuk malaksanakan

kegiatan operasionalnya secara mandiri. Berbeda dengan sekolah negri

yang mendapatkan subsidi dana dari pemerintah seperti SMAN 2 Jakarta

yang menerapkan iuran SPP sebesar Rp. 275.000,- dengan uang pangkal

Rp. 4.500.000,-. SMU. Katolik Ricci 1 menyadari biaya pendidikan yang

tinggi dikenakan kepada siswanya, namun SMU. Katolik Ricci 1

memberikan kualitas pendidikan serta sarana dan prasarana pendidikan

Page 23: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

83

yang mereka tawarkan adalah sebanding dengan biaya pendidikan yang

dikeluarkan.

2. Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal.

Meskipun SMU. Katolik Ricci 1 telah memiliki fasilitas wi-fi dan

infrastruktur jaringan teknologi telah tersedia, namun dalam prakteknya

SMU. Katolik Ricci 1 belum memanfaatkan secara maksimal. Terlihat

dari masih banyaknya penggunaan surat menyurat, pengumuman manual

atau pelaporan nilai secara manual.

3. Penyampaian informasi yang terhambat kepada orang tua murid.

Penggunaan surat menyurat yang masih digunakan SMU. Katolik

Ricci 1 menyulitkan penyampaian informasi kepada orang tua murid.

Adanya kecerobohan siswa atau kesengajaan siswa untuk tidak

menyampaikan surat pemberitahuan menjadi masalah bagi SMU. Katolik

Ricci 1.

Selain itu, kesibukan orang tua murid masing-masing

menyebabkan mereka tidak memiliki banyak waktu apabila harus

berkunjung ke sekolah setiap ada informasi baru. Hal ini juga menjadikan

informasi terhambat untuk sampai kepada orang tua murid.

4. Kurangnya promosi.

Promosi yang dilakukan SMU. Katolik Ricci 1 masih tergolonng

kurang. Saat ini SMU. Katolik Ricci 1 melakukan promosi hanya melalui

Page 24: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

84

banner-banner atau spanduk yang berada di jalan sekitar Glodok,

Jembatan Lima dan Mangga Besar. SMU. Katolik Ricci 1 tidak

menggunakan media elektronik dan cetak untuk melakukan promosi. Hal

ini dapat menjadi celah bagi para pesaingnya untuk merebut pasar SMU.

Katolik Ricci 1.

5. Jalan masuk yang sempit.

Banyak SMA pesaing yang berlokasi strategis seperti SMAK 1

Penabur yang berlokasi di Tanjung Duren dan berada di jalan besar dan

mudah dijangkau serta SMAN 2 Jakarta yang berlokasi di Jalan Gajah

Mada dan juga terletak di jalan besar. Berbeda dengan SMU. Katolik

Ricci 1 yang berlokasi di Jalan kemenangan III yang terletak di jalan

sempit dan hanya dapat dilewati oleh satu mobil saja serta terletak di

lokasi pertokoan Glodok yang memang pusat keramaian sehingga

menambah kemacetan.

Lokasi dengan jalan masuk yang sempit ini menjadi kendala bagi

SMU. Katolik Ricci 1. Hal ini dapat mengurangi minat orang tua murid

untuk menyekolahkan anaknya di SMU. Katolik Ricci 1.

Faktor-faktor yang menjadi peluang SMU. Katolik Ricci 1 adalah sebagai

berikut:

1. Tidak adanya sekolah swasta baru atau pesaing baru di daerah Glodok,

Jembatan Lima dan Mangga Besar.

Page 25: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

85

Ketiadaan pesaing baru di lokasi sekitar SMU. Katolik Ricci 1

menjadi peluang bagi sekolah ini untuk mencakup pasar yang lebih luas.

Tidak adanya pesaing baru khususnya tingkat SMA disebabkan oleh

sempitnya lahan dan tingginya harga tanah di daerah ini. Hal inilah yang

menjadi faktor pertimbangan utama dalam membangun sekolah baru.

Tidak adanya pesaing baru digunakan SMU. Katolik Ricci 1

untuk meningkatkan image diri dengan tujuan memperluas pasar yang

dicakup serta menjadi motivator untuk terus meningkatkan kualitas

sekolah untuk memperbaiki diri.

2. Kondisi sosial masyarakat sekitar SMU. Katolik Ricci 1 termasuk kelas

menengah ke atas.

Kemampuan ekonomi masyarakat sekitar SMU. Katolik Ricci 1

yang merupakan kalangan menengah ke atas dan termasuk sadar akan

pentingnya pendidikan sehingga dapat dikategorikan sebagai pangsa

pasar yang dapat dibidik karena tidak memiliki masalah finansial. Tidak

hanya dalam biaya pendaftaran siswa, kegiatan yang diadakan sekolah

seperti ret-ret dan study tour, siswa juga mendapat dukungan dengan

kemampuan membayar biaya yang ditetapkan oleh SMA. Katolok Ricci

1. Hal inilah yang menjadi peluang yang dapat digunakan secara bijak

oleh SMU. Katolik Ricci 1.

3. Dukungan pemerintah terhadap sekolah.

Page 26: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

86

Dukungan pemerintah terhadap sekolah dapat dilihat dalam

dukungannya terhadap Teknologi Informasi membawa dampak positif

terhadap sekolah. Sebagai contoh, pemerintah memberikan SAS ( Sistem

Administrasi Sekolah ) untuk diterapkan pada sekolah yang bertujuan

untuk memberikan efisiensi dan efektifitas administrasi sekolah sehingga

memberikan respon cepat dari pihak sekolah terhadap setiap masalah

administrasi dan waktu pun tidak tersita cukup banyak.

Selain itu, adanya pelatihan untuk tenaga pengajar SMU. Katolik

Ricci 1 ini diadakan setiap tahun tujuannya adalah untuk meningkatkan

kualitas dan profesionalitas serta kemampuan mengajar yang diharapkan

dapat memberi nilai tambah sekolah dan menjadi peluang bagi SMU.

Katolik Ricci 1 karena dengan demikian dapat menambah keuntungan

kompetitif dan memotivasi SMU. Katolik Ricci 1 untuk semakin

meningkatkan prestasi sekolah.

4. Perkembangan Teknologi Informasi yang semakin meningkat.

Perkembangan Teknologi Informasi belakangan iniu yang

semakin marak turut memberikan kontribusi positif bagi sekolah. Karena

dengan berkembangnya Teknologi Informasi mampu meningkatkan daya

saing sekolah. Sebagai contoh, melakukan promosi sekolah dapat melalui

media internet seperti pembuatan website sekolah sehingga memudahkan

calon siswa mengakses informasi mengenai sekolah yang secara tidak

langsung menjadi sarana promosi sekolah. Selain itu, Kemajuan

Teknologi Informasi juga memberikan peluang bagi sekolah untuk

Page 27: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

87

menciptakan sistem yang mendukung pembelajaran seperti e-learning

dan memudahkan komunikasi antara sekolah dengan orang tua murid

yang dapat dilakukan melaui handphone atau email.

5. Harapan siswa akan pembelajaran online

Berdasarkan hasil kuisioner pada gambar 3.17, sebanyak 57.3% siswa

SMU. Katolik Ricci 1 berharap untuk memiliki media pembelajaran lain

selain media pembelajaran konvensional dalam ruangan kelas. Harapan

pembelajaran melalui media internet dapat menjadi inovasi baru yang

dapat diterapkan di masa mendatang. Selain dapat berbagi informasi, juga

dapat mengatasi hambatan jarak dan waktu dalam proses pembelajaran.

Sedangkan faktor-faktor yang menjadi ancaman SMU. Katolik Ricci 1 adalah

sebagai berikut:

1. Pengembangan metode homeschooling

Homeschooling yang merupakan produk pengganti dari sekolah

formal mulai mendapat perhatian dari masyarakat. Hal ini dikarenakan di

dalam homeschooling menawarkan apa yang tidak dapat diberikan oleh

sekolah formal. Misalnya saja jadwal belajar homeschooling dapat

disesuaikan dengan jadwal siswa. Selain itu, homeschooling dapat

memberikan perhatian ekstra bagi siswa mengingat tutor yang datang ke

rumah siswa untuk memberikan pelajaran. Metode homeschooling sangat

cocok digunakan oleh siswa yang memiliki kesibukan yang tinggi.

2. Kebijakan kurikulum yang terus berubah

Page 28: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

88

Perubahan yang terjadi dalam kurikulum dapat menjadi ancaman

bagi SMU. Katolik Ricci 1. Karena dengan berubahnya kurikulum maka

Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum harus dapat menyesuaikan secara

cepat dengan bobot pelajaran yang diberikan kepada siswa. Tentu saja

harus selalu berpedoman kepada kurikulum yang ditetapkan Departemen

Pendidikan Nasional. Dengan berubahnya kurikulum tentunya menjadi

ancaman bagi SMU. Katolik Ricci 1 karena pihak sekolah harus dapat

menyesuaikan diri secara cepat, bila tidak maka sekolah akan tertinggal dan

nantinya siswa tidak dapat mengikuti UAN pemeritah karena

ketidaksesuain kurikulum yang diajarkan dengan kurikulum yang diujikan.

3. Beberapa pesaing telah menggunakan teknologi informasi untuk

mendukung kegiatan operasionalnya.

Beberapa sekolah pesaing juga telah menggunakan teknologi

informasi untuk mendukung kegiatan operasionalnya seperti kepemilikan

website sendiri untuk mendukung promosi serta penyampaian informasi

kepada siswa. Hal ini dilakukan oleh BPK Penabur yang website nya telah

terintegrasi dengan seluruh cabang dari Sekolah tersebut di Indonesia. Begitu

pula halnya dengan Bina Bangsa School yang memiliki website sendiri dan

terintegrasi dengan seluruh cabang sekolahnya di Pulau Jawa. Oleh karena

itulah, SMU. Katolik Ricci 1 juga harus memaksimalkan penggunaan

teknologi informasi dalam kegiatan operasional sekolah.

4. Diversifikasi dari sekolah-sekolah pesaing

Page 29: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

89

Sekolah pesaing yang menawarkan berbagai program pendidikan

yang menjadi keunggulan masing-masing merupakan ancaman bagi SMU.

Katolik Ricci 1. Sebagai contoh, BPK penabur yang menggunakan dua

bahasa pengantar (bilingual) yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Selain itu BPK Penabur menggunakan dua buku cetak sebagai pedoman

kegiatan belajar. Buku pedoman pertama adalah berasal dari luar negri dan

satu lagi berasal dari dalam negri yang digunakan sebagai pendukung

kegiatan belajar. Selain BPK Penabur, Bina Bangsa School merupakan

sekolah internasional yang menggunakan Bahasa Inggris sepenuhnya

dalam bahasa pengantar juga adalah pesaing SMU. Katolik Ricci 1. Kedua

sekolah pesaing ini memiliki tenaga pengajar yang sebagian merupakan

tenaga pengajar Indonesia dan sebagian lagi merupakan tenaga pengajar

ekspatriat. Diversifikasi sekolah pesaing juga terlihat dari status sekolah

pesaing seperti Bina Bangsa School yang merupakan sekolah berstatus

internasional.

5. Kurangnya lahan untuk pengembangan atau perluasan gedung sekolah.

Saat ini, SMU. Katolik Ricci 1 sulit melakukan pengembangan

dan perluasan gedung. Hal ini dikarenakan lokasi gedung sekolah yang

menempati daerah pemukiman yang telah padat penduduk dan lahan

tersebut telah diperuntukkan untuk tempat usaha milik pribadi. Karena

telah dimiliki masyarakat sekitar dan dijadikan tempat usaha maka sulit

untuk dijual kepada pihak sekolah dikarenakan tempat tersebut telah

menjadi ruang usaha yang ramai dan berlokasi strategis.

Page 30: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

90

Dari hasil analisis faktor internal dan eksternal, maka dapat dibuat empat set

kemungkinan alternatif strategi dalam matriks TOWS. Penjabaran matriks TOWS dapat

dilihat pada tabel 3.5 berikut :

Strenght 1. Adanya ekstrakurikuler

seperti membatik, band, Visual Basic dan Photoshop, serta English Plus.

2. Tenaga pengajar yang berkualitas dan profesional.

3. Dukungan yayasan terhadap SMU. Katolik Ricci 1.

4. Image atau citra diri yang baik.

5. Adanya pelajaran tambahan untuk persiapan UAN bagi siswa siswi kelas XII.

Weakness 1. Biaya pendidikan yang tinggi. 2. Penggunaan teknologi

informasi yang kurang maksimal.

3. Penyampaian informasi yang terhambat kepada orang tua murid.

4. Kurangnya promosi. 5. Jalan masuk yang sempit.

O pportunity 1. Tidak adanya

sekolah swasta baru atau pesaing baru di daerah Glodok, Jembatan Lima dan Mangga Besar.

2. Kondisi sosial masyarakat sekitar SMU. Katolik Ricci 1 termasuk kelas menengah ke atas.

3. Dukungan pemerintah terhadap sekolah.

4. Perkembangan Teknologi Informasi yang semakin meningkat.

5. Harapan siswa akan pembelajaran online

Strategi SO • Mempertahankan loyalitas

konsumen dengan terus meningkatkan kualitas dan profesionalitas pengajar serta citra SMU. Katolik Ricci 1. ( S2, S4, O2 )

• Menambah kegiatan ekstrakurikuler yang didukung oleh TI.( S1, O4 )

Strategi WO • Memanfaatkan TI sebagai

sarana komunikasi dan promosi dengan pembuatan website sekolah. ( W3, W4, O4 )

• Memperkuat daya saing dan mempertahankan posisi sebagai market leader di daerahnya dengan memanfaatkan dukungan pemerintah terhadap sekolah serta meningkatkan penggunaan TI di dalam operasional sekolah. ( W2, O1, O3, O5 )

Threat 1. Pengembangan

metode homeschooling.

2. Kebijakan kurikulum yang

Strategi ST • Mengadakan pelatihan

kepada para tenaga pengajar supaya lebih baik sehingga memberikan citra yang baik kepada sekolah

Strategi WT • Membuka cabang di wilayah

atau daerah lain ( W5, T5 ) • Memaksimalkan penggunaan

TI yang mendukung aplikasi pembelajaran seperti LMS

Page 31: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

91

terus berubah. 3. Beberapa pesaing

telah menggunakan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan operasionalnya.

4. Diversifikasi dari sekolah-sekolah pesaing.

5. Kurangnya lahan untuk pengembangan atau perluasan gedung sekolah.

dan konsumen lebih memilih sekolah formal dibandingkan dengan homeschooling. ( S2, S4, T1 )

• Membuat International Class yang bahasa pengantarnya adalah bahasa asing ( Bahasa Inggris ). ( S5, T4)

• Memberikan training kepada para tenaga pengajar agar dapat mempersiapkan diri dalam perubahan kurikulum. ( S2, T2 )

atau E-Learning. ( W1, W2, T3 )

• Menggunakan TI dalam mengatasi hambatan komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua siswa. ( W3, T3 )

Tabel 3.5 Matriks TOWS Sumber : Hasil Penelitian Berdasarkan analisis TOWS diatas, maka dapat disimpulkan bahwa alternatif

strategi yang dominan bagi SMU. Katolik Ricci 1 untuk dilaksanakan adalah

“Memaksimalkan penggunaan TI yang mendukung aplikasi pembelajaran seperti LMS

atau E-Learning”.

3.6 Analisis Lima Kekuatan Industri dari Porter

Penulis mengidentifikasikan Lima Kekuatan Industri dari Porter, yang

menitikberatkan pada ancaman dari pendatang baru, ancaman barang pengganti,

kekuatan tawar menawar supplier, Kekuatan tawar menawar konsumen, serta persaingan

yang terjadi di dalam industri. Kelima faktor tersebut adalah sebagai berikut :

Page 32: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

92

Gambar 3.2 Analisis Industri dari PORTER pada SMU. Katolik Ricci 1 Sumber : Hasil Penelitian Adapun penjabaran dari elemen-elemen yang terkait dengan SMU. Katolik Ricci

1 adalah sebagai berikut :

1. Ancaman pendatang baru

Sekolah pendatang baru yang tergolong potensial adalah pihak atau

lembaga yang memasuki industri pendidikan di daerah Glodok dan sekitarnya.

Sekolah-sekolah pendatang baru di lingkungan sekitar SMU. Katolik Ricci 1 saat

ini belum ada. Adapun sekolah-sekolah pendatang baru adalah sekolah yang

Persaingan dalam industri

• SMAK 1 BPK

Penabur • SMAK IPK

Tomang • SMA. Kanaan • Bina Bangsa

School • SMUN 78 • SMUN 2

Daya Tawar Supplier

• Tenaga

pengajar • Penerbit • Depdiknas

Daya Tawar Konsumen

• Lulusan SMP

Ricci • Lulusan SMP

lain

Ancaman Produk Pengganti

• Home schooling • Kursus • Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK)

Ancaman Pendatang Baru

Page 33: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

93

tingkatannya lebih rendah dari tingkat SMA seperti Taman Kanak-kanak, Taman

Bermain ( playgroup ), Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.

Di dalam industri pendidikan, entry barrier yang diberikan Depdiknas

tergolong lemah karena syarat membangun sekolah termasuk mudah dipenuhi.

Syaratnya adalah asalkan telah memiliki surat tanah yang sah, sumber dana awal

yang jelas, guru dan kepala sekolah atau koordinator guru, maka ijin pembuatan

lembaga pendidikan akan dikeluarkan. Selain itu, industri pendidikan sangat

menarik untuk dimasuki karena menawarkan keuntungan yang tidak sedikit.

Dilain pihak, untuk menjadi sekolah yang berkualitas dan terpercaya

dibutuhkan waktu yang tidak sebentar dan pengelolaan yang serius untuk

pembuktian kualitas sekolah, terutama Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah

Menengah Atas. Sehingga potensi besar yang ditawarkan industri pendidikan

ditanggapi dengan tidak adanya SMA pendatang baru di sekitar daerah ini.

Tidak adanya sekolah pendatang baru yang didirikan di lokasi Glodok,

Jembatan Lima, Mangga Besar dan sekitarnya adalah juga dikarenakan oleh

sedikitnya lahan tanah luas yang tersedia dan harga tanah yang tinggi yaitu

sekitar Rp. 1 juta - Rp. 3 juta per m2 untuk mendirikan sekolah di wilayah ini,

mengingat daerah Jakarta Barat ini adalah daerah padat penduduk, khususnya

daerah sekitar Glodok yang terkenal dengan pusat pertokoan.

2. Kekuatan daya tawar supplier

Supplier yang dimaksud adalah pihak ketiga yang melakukan kerja sama

dengan SMU. Katolik Ricci 1 dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Dalam

Page 34: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

94

hal ini adalah tenaga pengajar, penerbit untuk pengadaan buku dan Departemen

Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam penyediaan kurikulum.

Secara keseluruhan, tersedia banyak supply untuk sumber daya tenaga

pengajar. Di SMU. Katolik Ricci 1 sendiri saat ini memiliki sebanyak 30 tenaga

pengajar yang diantaranya 27 tenaga pengajar bergelar S1 dan 3 tenaga pengajar

bergelar S2. Apabila SMU. Katolik Ricci 1 memerlukan tenaga pengajar baru maka

akan mengajukan permohonan kepada Yayasan Ricci, baru kemudian Yayasan Ricci

membuka lowongan terhadap posisi tenaga pengajar tersebut. Tenaga pengajar yang

diambil rata-rata berasal dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang memiliki

kualitas baik.

Tenaga pengajar yang dibutuhkan oleh SMU. Katolik Ricci 1 dapat

dikatakan memiliki bargaining power yang lemah. Karena tenaga pengajar tidak

memiliki kekuatan yang besar untuk mempengaruhi daya jual mereka terhadap

SMU. Katolik Ricci 1 yang merekrutnya. Hal ini dikarenakan banyaknya lulusan

guru berkualitas dari universitas dan IKIP ternama lain yang menjadi saingan

mereka. Dan di lain pihak, SMU. Katolik Ricci 1 juga memberikan syarat bahwa

tenaga pengajar tersebut harus memiliki kemampuan mengajar yang baik atau di atas

rata-rata. Selain itu, SMU. Katolik Ricci 1 memiliki hak untuk menentukan siapa

guru yang akan direkrutnya dan untuk memberhentikan guru yang memiliki kinerja

kerja tidak memuaskan.

Untuk pengadaan buku pelajaran, penerbit dikatakan memiliki

bargaining power yang kuat. Hal ini dikarenakan pihak sekolah tidak memiliki

kemampuan untuk mengendalikan harga jual buku pelajaran dari penerbit. Pihak

sekolah hanya mampu mengikuti harga jual minimum yang diberikan penerbit dalam

Page 35: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

95

memenuhi kebutuhan buku pelajaran yang sesuai dengan pedoman Depdiknas dan

permintaan masing-masing guru mata pelajaran.

Untuk pengadaan kurikulum, dapat dikatakan bahwa Depdiknas memiliki

bargaining power yang kuat. Hal ini dikarenakan kurikulum yang berlaku di setiap

sekolah harus berpedoman pada kurikulum yang ditetapkan Depdiknas. Walaupun

SMU. Katolik Ricci 1 menerapkan kurikulum mandiri (SMU. Katolik Ricci 1 dapat

menerapkan perubahan kurikulum sendiri), namun pada pelaksanaannya tetap

berpedoman penuh pada kurikulum Depdiknas.

3. Kekuatan daya tawar konsumen

Konsumen yang dimaksud adalah siswa yang akan masuk bersekolah di

SMU. Katolik Ricci 1. Dalam hal ini, calon siswa memiliki bargaining power yang

lemah. Hal ini dikarenakan SMU. Katolik Ricci 1 memberikan hak istimewa bagi

calon siswa yang berasal dari SMP. Katolik Ricci untuk melanjutkan pendidikannya

di SMU. Katolik Ricci 1. Dan calon siswa yang berasal dari SMP lain harus

mengikuti ujian masuk di SMU. Katolik Ricci 1. Selain itu, pihak sekolah yang

menentukan berapa banyak dan siapa calon siswa yang dinyatakan berhak dapat

melanjutkan pendidikan di SMU. Katolik Ricci 1 serta besarnya biaya yang harus

dikeluarkan. Oleh karena itu, konsumen dikatakan memiliki bargaining power lemah

karena tidak memiliki kewenangan yang lebih terhadap harga dan penentuan pilihan

sekolah mereka.

4. Ancaman produk pengganti

Page 36: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

96

Produk pengganti yang dimaksud disini adalah produk atau jasa yang

menyediakan pendidikan, akan tetapi dalam bentuk dan cara serta harga yang

berbeda. Ancaman produk pengganti yang dimaksud adalah homeschooling, kursus

dan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ).

Homeschooling menjadi pilihan pengganti karena dirasa dapat

memberikan pelayanan pendidikan yang tidak dapat diberikan oleh sekolah formal

pada umumnya. Selain itu, homeschooling menjadi alternatif bagi yang merasa tidak

cocok dengan metode pembelajaran yang disediakan sekolah formal saat ini seperti

waktu belajar yang membebani dari pagi hari sampai sore hari dan anggapan bahwa

sekolah formal dapat menjadi media perkelahian dan penyebaran obat-obat terlarang.

Namun dalam implementasiannya, homeschooling dirasa tidak dapat

memberikan kesempatan bagi muridnya untuk bersosialisasi dengan teman

sebayanya dan harga yang ditawarkan lebih tinggi daripada sekolah formal. Selain

itu pula, pengetahuan yang minim mengenai homeschooling dan minat masyarakat

yang tinggi pada sekolah formal membuat homeschooling menjadi ancaman barang

pengganti yang lemah terhadap sekolah formal.

Demikian pula halnya pada kursus. Walaupun kursus menawarkan harga

yang lebih rendah, namun masyarakat masih menjadikan sekolah formal sebagai

prioritas pendidikan. Dan kursus hanya dijadikan produk pendidikan pelengkap yang

menunjang pendidikan formal. Oleh karena itu ancaman produk pengganti ini dapat

dikatakan lemah.

Untuk keberadaan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), saat ini tidak

meresahkan bagi SMU. Katolik Ricci 1, karena adanya pangsa pasar yang berbeda.

Siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi akan memilih SMA

Page 37: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

97

daripada SMK. Sedangkan siswa yang ingin memantapkan keahlian untuk dapat

langsung bekerja akan melanjutkan ke SMK. Selain itu, besarnya minat masyarakat

untuk menuntut ilmu ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi menguntungkan SMU.

Katolik Ricci 1. Oleh karena itu, ancaman yang berasal dari Sekolah Menengah

Kejuruan ( SMK ) ini tergolong lemah.

5. Persaingan dalam industri

Pesaing yang dimaksud adalah institusi pendidikan setara dengan SMU.

Katolik Ricci 1 yang memiliki segmentasi pasar yang sama dalam hal pangsa pasar,

kualitas serta penetapan harga yang kompetitif. Persaingan industri sudah tentu akan

terjadi, tidak lepas dalam industri pendidikan. Persaingan diantara satu industri dapat

menjadi motivator untuk meningkatkan kualitas sekolah untuk menjadi yang terbaik

dalam bidangnya.

Di lingkungan SMU. Katolik Ricci 1 yaitu Jakarta Barat, terdapat

beberapa pesaing yang menawarkan fasilitas dan pelayanan serta kualitas yang

bersaing. Diantaranya SMAK 1 BPK Penabur, SMAK IPK Tomang, Bina Bangsa

School, SMUN 78 Jakarta dan SMUN 2 Jakarta. Sekolah-sekolah tersebut

menawarkan kepada calon siswa berbagai ekstrakurikuler yang beragam, dasar

pendidikan keagamaan yang kuat serta bahasa pengantar dalam bahasa asing atau

bilingual. Lingkup persaingan ini didasarkan pada lokasi di Jakarta Barat dan

cakupan pangsa pasar untuk kalangan masyarakat menengah keatas.

Oleh karena itu, untuk mempertahankan keberadaannya dalam intensitas

persaingan yang tinggi, SMU. Katolik Ricci 1 terus meningkatkan kredibilitas dan

pelayanan pendidikannya serta berusaha menawarkan keunggulan yang dimilikinya

Page 38: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

98

seperti penyediaan infrastruktur fisik dan non-fisik, tenaga pengajar yang

berkualitas, kegiatan sekolah yang menarik dan mendidik, manajemen sekolah yang

mapan dan teroganisir, dan lain sebagainya.

Berdasarkan analisis PORTER diatas, maka dapat disimpulkan bahwa SMU.

Katolik Ricci 1 nyaman berada pada lingkungan industri persaingan saat ini dan industri

pendidikan saat ini masih menjanjikan bagi SMU. Katolik Ricci 1 untuk terus

meningkatkan daya saingnya. Selain itu, karena SMU. Katolik Ricci 1 bukanlah market

leader dalam industri pendidikan, maka SMU. Katolik Ricci 1 harus menjaga kestabilan

posisinya untuk dapat mempertahankan image dan kredibilitasnya dalam pasar.

3.7. Analisis Kebutuhan Learning Management System

3.7.1 Analisis Kebutuhan Learning Management System Berdasarkan Hasil

Kuisioner

Untuk mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan pengguna, maka

dilakukan pembagian kuisioner kepada 75 siswa SMU. Katolik Ricci 1 yang

terdiri dari 25 siswa SMU kelas 1, 25 siswa SMU kelas 2, dan 25 siswa SMU

kelas 3. Berikut ini adalah hasil dari kuisioner yang telah dibagikan.

1. Apakah anda memiliki komputer atau laptop?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Ya 73 97.3 %

Tidak 2 2.6 %

Page 39: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

99

Kepemilikan laptop atau komputer

97%

3%

YA TIDAK

Gambar 3.3 Presentase Kepemilikan laptop atau komputer

2. Adakah jaringan internet di rumah anda?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Ya 49 65.3 %

Tidak 26 34.6 %

Adanya Jaringan Internet

65%

35%

YA TIDAK

Gambar 3.4 Presentase Adanya Jaringan Internet

3. Seberapa sering anda menggunakan internet?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Page 40: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

100

<1 kali dalam seminggu 24 32 %

1-3 kali dalam seminggu 39 52 %

>3 kali dalam seminggu 12 16 %

Penggunaan Internet

32%

52%

16%

<1 kali dalam seminggu 1-3 kali dalam seminggu>3 kali dalam seminggu

Gambar 3. 5 Presentase Penggunaan Internet

4. Dimanakah anda biasanya mengakses internet?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Rumah 25 32.6 %

Warnet 41 55.3 %

Sekolah 5 7.3 %

Lainnya 4 4.6 %

Page 41: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

101

Lokasi Akses Internet

33%

55%

7% 5%

RUMAH WARNET SEKOLAH LAINNYA

Gambar 3.6 Presentase Lokasi Akses Internet

5. Menurut anda , seberapa besar manfaat internet bagi kebutuhan pendidikan kalian di jaman sekarang ini?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat bermanfaat 12 16 %

Bermanfaat 57 76.6 %

Kurang bermanfaat 4 5.3 %

Tidak bermanfaat 2 2 %

Manfaat Internet bagi Pendidikan

16%

77%

5% 2%

Sangat Bermanfaat BermanfaatKurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat

Gambar 3.7 Presentase Manfaat Internet bagi Pendidikan

Page 42: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

102

6. Dalam belajar, metode belajar seperti apa yang anda sukai?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Membaca buku 19 25.3 %

Praktikum 3 3.3 %

Dibimbing guru 12 16 %

Media elektronik 42 56.6 %

Metode Belajar yang Disukai

25%

3%16%

56%

Membaca Buku PraktikumDibimbing Guru Media Elektronik

Gambar 3.8 Presentase Metode Belajar yang Disukai

7. Apakah anda sering mengalami kesulitan belajar di dalam kelas?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sering 28 37.3 %

Kadang-kadang 39 51.3 %

Tidak pernah 8 11.3 %

Page 43: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

103

Kesulitan Belajar di Kelas

37%

52%

11%

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Gambar 3.9 Presentase Kesulitan Belajar di Kelas

8. Berikut ini adalah penyebab anda mengalami kesulitan belajar di kelas:

Waktu belajar di kelas yang terbatas

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 38 50 %

Ragu-ragu 16 22 %

Tidak setuju 21 28 %

Waktu Belajar Terbatas

50%

22%

28%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 3.10 Presentase Waktu Belajar Terbatas

Page 44: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

104

Penjelasan guru kurang dimengerti

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 45 59.3 %

Ragu-ragu 20 26.6 %

Tidak setuju 10 14 %

Penjelasan Sulit Dimengerti

59%27%

14%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 3.11 Presentase Penjelasan Materi Sulit Dimengerti

Penjelasan guru terlalu cepat

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 45 59.3 %

Ragu-ragu 22 30 %

Tidak setuju 8 10.6 %

Page 45: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

105

Penjelasan Guru Terlalu Cepat

59%30%

11%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 3.12 Presentase Penjelasan Guru Terlalu Cepat

Suasana kelas yang kurang mendukung

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 37 48.6 %

Ragu-ragu 29 38.6 %

Tidak setuju 9 12.6 %

Kelas Kurang Mendukung

48%

39%

13%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 3.13 Presentase Kelas Tidak Mendukung

Mata pelajaran yang diajarkan kurang menarik

Jawaban Jumlah responden Persentase

Page 46: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

106

Setuju 22 28.6 %

Ragu-ragu 13 18 %

Tidak setuju 40 53.3 %

Materi Pelajaran Kurang Menarik

29%

18%

53%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 3.14 Presentase Materi Pelajaran Kurang Menarik

Materi pelajaran terlalu sulit

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 55 73.3 %

Ragu-ragu 17 22 %

Tidak setuju 3 4.6 %

Materi Pelajaran Terlalu Sulit

73%

22%5%

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Gambar 3.15 Presentase Materi Pelajaran Terlalu Sulit

Page 47: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

107

9. Apakah anda pernah mendengar aplikasi pembelajaran yang disebut dengan E-Learning?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Ya 56 74 %

Tidak 19 26 %

Pengetahuan tentang E-Learning

74%

26%

YA TIDAK

Gambar 3.16 Presentase Pengetahuan Tentang E-Learning

10. Menurut anda, perlukah sekolah anda memiliki situs (web) pembelajaran sendiri ?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat perlu 17 22.6 %

Perlu 43 57.3 %

Netral 12 15.3 %

Tidak perlu 3 4.6 %

Page 48: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

108

Kepemilikan Situs Pribadi Sekolah

23%

57%

15% 5%

Sangat perlu Perlu Netral Tidak perlu

Gambar 3.17 Presentase Kepemilikan Situs Pribadi Sekolah

11. Menurut anda, fitur apa yang perlu ada dalam situs pembelajaran tersebut?

Adanya penjelasan teori

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 66 87.3 %

Tidak Setuju 9 12.6 %

Fitur Penjelasan Materi

87%

13%

Setuju Tidak setuju

Gambar 3.18 Presentasi Fitur Penjelasan Materi

Adanya soal-soal latihan

Page 49: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

109

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 55 72.6 %

Tidak Setuju 20 27.3 %

Adanya Fitur Latihan Soal

73%

27%

Setuju Tidak setuju

Gambar 3.19 Presentase Fitur Latihan Soal

Adanya sarana forum diskusi

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 64 84.6 %

Tidak Setuju 11 15.3 %

Adanya Fitur Forum Diskusi

85%

15%

Setuju Tidak setuju

Gambar 3.20 Presentase Adanya Fitur Forum Diskusi

Page 50: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

110

Adanya materi pelajaran atau soal yang dapat diambil dari situs (download)

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 69 92 %

Tidak Setuju 6 8 %

Adanya Fitur Download

92%

8%

Setuju Tidak setuju

Gambar 3.21 Presentase Adanya Fitur Download

Adanya fitur untuk melihat informasi siswa

Jawaban Jumlah responden Persentase

Setuju 67 89.3 %

Tidak Setuju 8 10.6 %

Adanya Fitur Informasi Siswa

89%

11%

Setuju Tidak setuju

Gambar 3.22 Presentase Adanya Fitur Informasi Siswa

Page 51: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

111

12. Menurut anda, apakah aplikasi yang sudah disebutkan diatas dapat bermanfaat dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah ini?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat bermanfaaat 14 18.6 %

Bermanfaaat 48 64 %

Kurang bermanfaaat 9 11.3 %

Tidak bermanfaaat 4 6 %

Manfaat Aplikasi Pembelajaran

19%

64%

11% 6%

Sangat bermanfaat BermanfaatKurang bermanfaat Tidak bermanfaat

Gambar 3.23 Presentase Manfaat Aplikasi Pendidikan

Berikut ini adalah hasil kuisioner yang diisi oleh 20 guru SMU. Katolik

Ricci 1.

1. Bagaimana situasi belajar mengajar terhadap perkembangan murid di kelas selama ini?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat mendukung 5 25 %

Mendukung 11 55 %

Kurang mendukung 3 15 %

Page 52: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

112

Tidak mendukung 1 5 %

Situasi Belajar Mengajar

25%

55%

15% 5%

Sangat Mendukung M endukung

Kurang M endukung Tidak M endukung

Gambar 3.24 Presentase Situasi Belajar

2. Apakah diperlukan waktu tambahan dalam menyampaikan materi untuk memberi hasil yang maksimal bagi perkembangan murid?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat perlu 2 10 %

Perlu 9 45 %

Kurang perlu 2 10 %

Tidak perlu 7 35 %

Penambahan Waktu Belajar Mengajar

10%

45%10%

35%

Sangat Perlu Perlu Kurang Perlu Tidak Perlu

Gambar 3.25 Presentase Penambahan Waktu Belajar

Page 53: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

113

3. Apakah anda kesulitan dalam memeriksa tugas (PR) yang diberikan?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat sulit 0 0 %

Sulit 2 10 %

Cukup Sulit 10 50 %

Tidak sulit 8 40 %

Kesulitan Pemeriksaan Tugas

23%

28%26%

23%

Sangat Sulit Sulit Cukup Sulit Tidak Sulit

Gambar 3.26 Presentase Kesulitan Pemeriksaan Tugas

4. Apakah sering dilakukan diskusi antar murid?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat sering 2 10 %

Sering 11 55 %

Cukup sering 6 30 %

Tidak pernah 1 5 %

Page 54: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

114

Adanya Diskusi Kelas

10%

55%

30%5%

Sangat Sering SeringCukup Sering Tidak Pernah

Gambar 3.27 Presentase Adanya Diskusi Kelas

5. Apakah anda sering menggunakan komputer atau laptop?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat sering 6 30 %

Sering 12 60 %

Cukup sering 2 10 %

Tidak pernah 0 0 %

Penggunaan Komputer atau Laptop

30%

60%

10% 0%

Sangat Sering SeringCukup Sering Tidak Pernah

Gambar 3.28 Presentase Penggunaan Komputer atau Laptop

Page 55: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

115

6. Seberapa sering anda menggunakan internet dalam menunjang tugas anda sebagai guru (misalnya mencari referensi bagi proses belajar mengajar)?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat sering 4 20 %

Sering 7 35 %

Cukup sering 8 40 %

Tidak pernah 1 5 %

Penggunaan internet Dalam Menunjang Tugas

23%

28%26%

23%

Sangat Sering Sering Cukup Sering Tidak Pernah

Gambar 3.29 Presentase Penggunaan internet dalam Menunjang Tugas

7. Apakah anda tahu mengenai sistem pembelajaran secara online (E-Learning)?

Jawaban Jumlah responden Persentase

Sangat tahu 2 10 %

Tahu 8 40 %

Cukup Tahu 9 45 %

Tidak Tahu 1 5 %

Page 56: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

116

Pengetahuan Tentang E-Learning

10%

40%45%

5%

Sangat Tahu Tahu Cukup Tahu Tidak Tahu

Gambar 3.30 Presentase Pengetahuan tentang E-Learning

3.7.2 Analisis Kebutuhan Learning Management System Berdasarkan Hasil

Wawancara

Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan Kepala SMU. Katolik

Ricci 1.

1. Bagaimana proses belajar mengajar pada saat ini?

Proses belajar saat ini berjalan lancar dimana guru menjelaskan materi

pelajaran, pemberian tugas dan ulangan, minimal 1 bulan 1 kali setiap

mata pelajaran harus diadakan ulangan, serta mengevaluasi hasil belajar

siswa yang kemudian di laporkan kepada orang tua siswa masing-masing.

2. Dalam proses pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran,

apakah masih sama seperti yang dahulu dimana siswa mendengarkan

guru yang sedang menjelaskan dan mencatat apa yang diterangkan oleh

guru?

Page 57: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

117

Kegiatan belajar mengajar masih seperti dulu yaitu guru menerangkan

dan siswa mencatat bagian penting dan menanyakan bagian yang tidak

dimengerti. Guru juga memberikan tugas serta ulangan untuk

mengevaluasi hasil belajar siswa.

3. Bagaimana komunikasi yang berjalan antara siswa dan guru di sekolah

ini?

Komunikasi berjalan dengan baik, bila ada hal yang ingin ditanyakan atau

didiskusikan dengan guru, maka guru akan merespon dengan baik.

4. Bagaimana cara pengumuman disampaikan kepada siswa/i untuk liburan

atau sebagainya?

Penyampaian pengumuman kepada siswa adalah secara manual

diumumkan kepada tiap kelas oleh ketua kelas atau guru.

5. Apakah ada interaksi antara guru dan siswa apabila sekolah libur

(minggu, hari raya)?

Interaksi antara guru dan siswa pada saat hari libur adalah melalui email

atau telepon apabila ada sesuatu yang ingin ditanyakan kepada guru

maupun pihak sekolah.

6. Menurut anda, apa yang menjadi masalah dalam proses belajar mengajar

selama ini?

Masalah dalam proses pembelajaran cukup beragam diantaranya adalah

siswa yang kurang disiplin serta waktu belajar yang terbatas serta

Page 58: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

118

bervariasinya daya tangkap siswa sehingga ada beberapa siswa yang

kurang menangkap informasi yang diberikan gurunya secara maksimal.

7. Jika di sekolah ini diterapkan suatu aplikasi pembelajaran berbasiskan

komputer, fasilitas apa yang anda harapkan dari aplikasi pembelajaran

tersebut?

Bila aplikasi tersebut diterapkan, maka diharapkan adanya fasilitas yang

dapat memberikan informasi kepada murid secara langsung dan fasilitas

yang dapat membantu proses belajar yang menyenangkan tetapi juga

mendidik.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan sistem melalui kuisioner dan hasil

wawancara, maka dapat diambil kesimpulan bahwa SMU. Katolik Ricci 1 memerlukan

suatu media pembelajaran baru yang menjadi pendukung metode pembelajaran berjalan

saat ini yaitu Learning Management System.

3.8 Tata Laksana Sistem yang Berjalan

Pada awal semester tahun ajaran baru, wakil kepala sekolah kurikulum akan

menyusun jadwal pelajaran, kemudian dicetak untuk diumumkan kepada para siswa

melalui masing-masing wali kelas. Pada proses belajar mengajar, guru tiap mata

pelajaran wajib memberikan penjelasan materi dan catatan kepada siswa berdasarkan

kurikulum yang telah ditetapkan dan mengembangkannya. Para siswa dapat mengajukan

pertanyaan kepada guru mata pelajaran mengenai materi yang bersangkutan dan guru

Page 59: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

119

memberikan jawaban dari pertanyaan siswa. Selain itu, tiap guru mata pelajaran

berkewajiban memberikan tugas dan ulangan kepada siswa. Ulangan harus diberikan

minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. Semua tugas dan ulangan yang telah

dilaksanakan dan dikumpulkan untuk dinilai oleh guru, harus dikembalikan kepada

siswa dengan tujuan siswa dapat mengetahui letak kesalahannya. Setiap semester, SMU.

Katolik Ricci 1 juga mengadakan ujian semester bagi siswanya.

Berikut adalah Rich Picture proses yang berjalan pada SMU. Katolik Ricci 1.

Gambar 3.31 Rich Picture yang Sedang Berjalan

Page 60: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

120

Keterangan Gambar 3.3 :

(1) Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan memberikan daftar murid yang

telah dialokasikan ke kelas yang ada kepada guru wali kelas.

(2) Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum memberikan jadwal pelajaran

setiap kelas kepada masing-masing guru wali kelas.

(3) Guru wali kelas membagikan atau mengumumkan jadwal pelajaran

tersebut kepada setiap siswa yang menjadi bimbingan kelasnya.

(4) Guru bidang studi memberikan penjelasan materi dan catatan pelajaran

kepada siswa.

(5) Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru bidang studi berkaitan dengan

materi yang diajarkannya.

(6) Guru bidang studi memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan

oleh siswa.

(7) Guru bidang studi memberikan tugas kepada siswa. Guru bidang studi

mendownload jadwal pelajaran dari Learning Management System.

(8) Siswa mengumpulkan jawaban dari tugas yang diberikan oleh guru

bidang studi.

(9) Guru bidang studi memberikan nilai kepada siswa berkaitan dengan tugas

yang telah dikumpulkannya.

(10) Guru bidang studi memberikan ulangan harian kepada siswa di kelas.

(11) Siswa mengumpulkan jawaban dari ulangan harian yang diberikan oleh

guru bidang studi.

(12) Guru bidang studi memberikan nilai kepada siswa berkaitan dengan

ulangan harian yang telah dikumpulkannya.

Page 61: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

121

(13) Wakil Kepala Sekolah bagian kurikulum memberikan soal ujian semester

kepada guru pengawas ujian.

(14) Guru pengawas ujian membagikan soal ujian semester tersebut kepada

siswa yang berhak mengikuti ujian semester.

(15) Siswa mengumpulkan jawaban ujian semester kepada guru pengawas.

(16) Guru pengawas menyerahkan jawaban ujian semester siswa kepada

masing-masing guru bidang studi.

(17) Setiap guru bidang studi memberikan total nilai bidang studi yang

diajarnya kepada guru wali kelas.

(18) Guru wali kelas membuat raport siswa dan membagikannya kepada siswa

melalui orang tua siswa.

3.9 Masalah yang Dihadapi

Adapun masalah-masalah yang dihadapi berdasarkan pembahasan diatas adalah

sebagai berikut:

1. Kurangnya waktu untuk kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, baik

untuk memahami materi pelajaran maupun berinteraksi dengan guru

(diskusi dan bertanya).

2. Kesulitan untuk memperoleh informasi seperti pengumuman yang

disampaikan secara manual dan informasi mengenai tugas maupun

ulangan yang disampaikan secara lisan oleh guru di dalam kelas yang

memungkinkan terjadi informasi yang hilang.

Page 62: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat SMU ...thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2010-1-00466-mnsi bab 3.pdf3.1 Sejarah Singkat SMU. Katolik Ricci 1 ... untuk sarana pertemuan,

122

3. Perbedaan daya tangkap siswa terhadap materi yang disampaikan dalam

proses pembelajaran di kelas sehingga memungkinkan kurang optimalnya

hasil belajar dari beberapa siswa.

3.10 Usulan Pemecahan Masalah

1. Menambah waktu belajar siswa sehingga dapat memperpanjang interaksi

antara guru dan siswa.

2. Pembuatan agenda siswa sehingga semua kegiatan belajar dan informasi

tentang pembelajaran yang akan datang dapat terekam maksimal dan

dapat menjadi pedoman belajar siswa.

3. Penyediaan materi online yang dapat diakses siswa secara fleksibel tanpa

terikat oleh waktu dan tempat.

Untuk itu, maka dapat diusulkan media pembelajaran Learning Management

System yang dapat membantu mengatasi permasalahan yang terdapat pada SMU. Katolik

Ricci 1. Adanya media ini juga dapat meningkatkan kompetensi sekolah dan kualitas

pembelajaran siswa.