bab 3 analisis sistem berjalan 3.1 latar belakang ...thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2010-2-00431-sp bab...
TRANSCRIPT
34
BAB 3
ANALISIS SISTEM BERJALAN
3.1 Latar Belakang Perusahaan
3.1.1 Sejarah
PT. Nurman Mitra Sentosa (NMS) adalah pusat produksi peralatan geothermal dan
ladang minyak dengan ISO 9001-2008 menyediakan peralatan diproduksi, rekondisi dan
layanan lapangan. Kualitas peralatan terdepan digabungkan dengan layanan yang cepat,
handal dalam semua tahap operasi perusahaan. Filosofi perusahaan selalu menyediakan
pelanggan dengan kualitas terbaik.
Staf NMS terdiri dari kelompok terpilih berpengalaman tinggi, berorientasi
pelayanan individu dengan membawa sikap unik pada kualitas dalam bisnis ladang
minyak panas bumi dan peralatan. Latar belakang individu perusahaan sangat bervariasi,
dibentuk menjadi tim pemenang profesional sehingga perusahaan lebih baik dalam
melayani kebutuhan dalam bisnis panas bumi dan ladang minyak saat ini.
NMS dibentuk pada tahun 2002 dan terus-menerus berkembang dan memperluas
bisnis untuk menyediakan peralatan dan pelayanan kepada pelanggan di seluruh
Indonesia dan asia. Semua peralatan NMS diproduksi di bawah spesifikasi kualitas baku
dari awal sampai akhir dan perusahaan tidak akan mengorbankan reputasi dengan harga
berapa pun.
NMS berdiri di belakang komitmen terhadap kualitas dengan garansi terbaik
dengan menyediakan peralatan baru dan rekondisi di industri geothermal. Perusahaan
mendukung operasi pelanggan dengan staf terlatih dalam layanan profesional dan
karyawan dalam 24 jam sehari, 365 hari setahun. Tidak ada yang bisa menggantikan
35
kualitas dan profesionalisasi pelanggan minta dan perusahaan menjamin hal tersebut.
NMS melayani servis:
• Casing Head Weldment.
Dilengkapi dengan sertifikat 6G welders dan level II NDT inspeksi. Servis ini dapat
di lakukan pada tempat kerja perusahaan maupun tempat konsumen, sesuai dengan
permintaan.
• Casing Perforation.
Mampu melakukan bor casing dari 8 sampai 12 sendi per hari, tergantung pada
dimensi casing.
• Perbaikan Geothermal Wellhead dan Valve (master dan pipeline).
NMS juga menghasilkan beberapa produk andalan, beberapa sudah diluncurkan ke
pasar dan mempunya respon sangat baik, yaitu:
• Liner adapter/setting colar.
• Alat pengaturan Kelly dan mur.
• Liner adapter receptacle with casing tie back.
• Landing plate.
• Agent resmi dari TIX – IKS CORPORATION wellhead dan valves dalam
geothermal, oli dan gas.
• Flanges, dan lain-lain.
36
3.1.2 Visi dan Misi
Visi:
Menjadi perusahaan terdepan dalam bidang geothermal, oli, dan gas suplier yang
memiliki komitmen untuk memberikan kepuasan pada pelanggan dengan selalu
berusaha untuk memenuhi persyaratan pelanggan, memperbaiki sistem manajemen
mutu agar lebih efektif difokuskan pada peningkatan mutu produk, pelayanan,
peningkatan produktifitas secara berkesinambungan.
Misi:
Memberikan produk berkualitas tinggi, disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan,
serta pelayanan prima dengan berorientasi kepada kepuasan konsumen. Dengan
menepati komitmen tersebut, perusahaan berharap konsumen akan benar-benar
merasa terbantu dengan adanya produk dan jasa tersebut. Perusahaan mendukung
kebijakan negara dalam menggalakkan sumber tenaga baru dengan mengupayakan
peningkatan dalam bidang geothermal.
3.1.3 Alamat Perusahaan
Jalan Industri Selatan 6 Blok GG. 9 EF,
Kawasan Industri Jababeka,
Pasir Sari, Cikarang Selatan, Bekasi 17550 INDONESIA
Telp: (021) 89841318-19
Fax: (021) 89841320
3.1.4 Struktur Organisasi
Perusahaan ini terdiri dari enam divisi, yaitu Purchasing, Sales/Service Manager,
Accounting, Operational, HRD dan IT. Divisi tersebut masing-masing memiliki bagian-
bagian di bawahnya. Berikut adalah struktur organisasi:
37
PURCHASING SALES / SERVICE OPERATIONAL HSE
INTERNAL SALES FIELD SERVICE WORKSHOP ENGINEERING QUALITY
BAT WELDER MACHINING MAINTENANCE
LOGISTIK HSE Workshop
HSE Quality
HSE Office
DIRECTOR
ACCOUNTINGIT
Gambar 3.1 Struktur organisasi perusahaan.
3.2 Divisi Operational
Divisi Operational merupakan suatu divisi bagian penting dalam perusahaan.
Semua proses pengerjaan order barang dari pelanggan maupun servis menjadi tanggung
jawab divisi ini.
3.2.1 Struktur Organisasi Divisi Operational
Divisi Operational terdiri dari tiga bagian yaitu workshop, engineering dan quality.
Bagian workshop dibagi lagi menjadi empat yaitu BAT, welder, machining dan
maintenance. Berikut ini adalah strukur organisasi Divisi Operational:
38
OPERATIONAL
WORKSHOP ENGINEERING QUALITY
BAT WELDER MACHINING MAINTENANCE
Gambar 3.2 Struktur organisasi Divisi Operational.
3.2.2 Keterangan Divisi Operational
Keterangan serta bagian-bagian dalam Divisi Operational:
• Workshop: Membuat work order sebagai laporan proses pengerjaan barang dan
servis, serta mengawasi jalannya proses tersebut agar selesai tepat waktu.
Mengkoordinasi empat bagian, yaitu: BAT, Welder, Machining, Maintenance.
BAT: melakukan pembokaran pada barang untuk di servis serta pemasangan pada
barang pesanan.
Welder: melakukan pengelasan pada setiap elemen hingga menjadi kesatuan barang
utuh diinginkan pelanggan.
Machining: mengerjakan bagian saat proses mengunakan mesin-mesin dalam
pembuatan barang maupun servis barang.
39
Maintenance: merawat mesin-mesin aset perusahaan dengan pengecekan rutin tiap
hari. Memperbaiki mesin-mesin bila mengalami kerusakan.
• Engineering: membuat kemudian menyarankan design dan bahan baku berkualitas
terbaik untuk hasil akhir yang dikehendaki pelanggan. Disesuaikan pula dengan dana
dan keinginan pelanggan.
• Quality: mengecek ulang semua bahan baku dari kualitas, tipe, layak guna secara
detail. Sebelum di berikan ke pelanggan para ahli bagian quality melakukan
pengecekan ulang terhadap barang yang telah selesai di kerjakan.
3.2.3 Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Dalam NMS terdapat tugas dan wewenang dan setiap departemen dalam Divisi
Operational mempunyai tugas yang berbeda-beda namun saling berkaitan. Tugas dan
wewenang ini dibuat untuk mengetahui knowledge apa saja yang ada terkait dengan
tugas, wewenang dan tanggung jawab tersebut. Berikut ini adalah penjelasan tugas,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing departemen:
• Workshop:
- Bertanggung jawab akan semua kegiatan workshop.
- Bertanggung jawab terhadap pengiriman barang ke pelanggan.
- Merencanakan proses yang akan dilakukan.
- Membuat work order dan memantau pelaksanaan kerjanya.
- Mengembangkan work worder dengan melakukan pemilihan dari item master
dan Bill of Material.
40
- Memonitor perawatan akan semua peralatan yang digunakan guna memastikan
alat dapat bekerja dengan baik, aman akurat dan efisien.
- Mengawasi hidrotest guna penerimaan akhir.
- Memastikan tempat kerja dalam keadaan rapi.
- Dapat mencapai target sesuai rencana (kualitas, kuantitas, efisiensi, dan utilasi).
- Mengkoordinasi operasional workshop pada BAT, Welder, Machining,
Engineering.
- Mendukung kebijakan keselamatan kerja perusahaan.
• BAT (Breakdown Assembly Test):
- Mengikuti instruksi disassembly dan assembly sesuai gambar yang tertera di
dalam routing dan atau instruksi yang diberikan.
- Menjalankan dan memlihara peralatan dengan memperhatikan keselamatan
kerja.
- Memastikan tempat kerja dalam keadaan bersih dan rapi.
- Melakukan hydrotest.
- Melaksanakan kebijakan keselamatan kerja diperusahaan.
• Welder:
- Memastikan bahwa mesin dan peralatan las sebelum digunakan selalu dalam
kondisi baik.
- Menjalankan peralatan dengan cara yang benar berhubungan dengan hasil
pengelasan dengan baik.
- Harus mengikuti instruksi tertera pada work order dan membaca gambar.
- Merawat kebersihan mesin sebelum dan sesudah dipakai.
41
- Menjaga tempat kerja dalam keadaan bersih dan rapi.
- Melaksanakan kebijakan keselamatan kerja di perusahaan.
• Machining:
- Memastikan bahwa mesin sebelum digunakan selalu dalam kondisi baik.
- Menjalankan mesin dengan cara benar.
- Harus mengikuti instruksi tertera pada work order dan membaca gambar pada
setiap produk machining.
- Merawat kebersihan mesin sebelum dan sesudah dipakai.
- Tempat kerja dalam keadaan bersih dan rapi.
- Melaksanakan kebijakan keselamatan kerja di perusahaan.
• Maintenance:
- Menjaga dan memelihara setiap mesin dan peralatan agar siap untuk digunakan.
- Pemeriksaan harian terhadap oli mesin.
- Memperbaiki setiap permasalahan pada mesin dan peralatan di workshop.
- Memperbaiki masalah kelistrikan pada peralatan workshop.
- Mengikuti dan mematuhi procedur dan instruksi kerja.
- Melaksanakan kebijakan keselamatan kerja di perusahaan.
• Engineering:
- Bertanggung jawab pada pengesahan gambar, identifikasi material dan
menentukan spesifikasi material dan standar.
- Melakukan analisa melalui servis pendukung engineering yang disetujui, apabila
perlu analisis lebih lanjut, pesanan diproses melalui prosedur dan dikeluarkan
untuk manufacturing.
42
- Menjelaskan permintaan konsumen melalui order review.
- Bertanggung jawab pada pembuatan dan revisi gambar, filling dan distribusi
gambar.
- Mendukung kebijakan keselamatan kerja perusahaan.
• Quality:
- Bertanggung jawab terhdap keseluruhan program quality.
- Melakukan evaluasi tahunan dengan mengaudit quality system untuk kelanjutan
dan kesesuaian.
- Mengevaluasi keperluan dan kondisi internal dan eksternal dengan Corrective
Action Report (CAR)yang mengakibatkan keadaan tidak baik terhadap quality.
- Memeriksa kemampuan supplier dan internal Non Conformance report (NCR).
- Memeriksa peralatan pengukuran dan pengetesan apakah sudah sesuai sebelum
digunakan melakukan setting alat.
- Memeriksa dan mencatat setiap alat ukur yang digunakan sebelum jatuh tempo
kalibrasi.
- Melakukan pemeriksaan visual dan evalusi dimensional guna penerimaan atau
penolakan.
- Melaporkan ketidaksesuaian dan mempunyai hak untuk memberikan dan
melepaskan status penerimaan.
- Melakukan kalibrasi internal.
- Mengajukan kalibrasi eksternal .
- Melakukan inspeksi pada semua material dan produk, saat penerimaan, dalam
process pemeriksaan terakhir dan melengkapi laporan dengan benar.
43
Dari penjabaran tugas wewenang dan tanggung jawab pada divisi operational
diatas, dapat diambil suatu potential knowledge sebagai berikut:
Departemen Tugas , Wewenang, dan Tanggung Jawab
Pengetahuan yang di butuhkan
Workshop • Membuat work order dan memantau
pelaksanaan kerjanya.
• Mengembangkan work order dengan
melakukan pemilihan dari item
master dan Bill of Material.
• Mengawasi hydrotest guna
penerimaan akhir.
• Mendukung kebijakan keselamatan
kerja perusahaan.
• Keahlian dalam pembuatan work order.
• Prosedur pemilihan Bill of material.
• Karakteristik dari raw material (baja, metal, dll).
• Analisa hydrotest.
• Skill dalam menjalankan prosedur keselamatan.
BAT • Mengikuti instruksi disassembly dan
assembly sesuai gambar yang tertera
di dalam routing dan atau instruksi
yang diberikan.
• Pembacaan product manual untuk disassembly dan assembly.
Welder • Menjalankan peralatan dengan cara
yang benar berhubungan dengan hasil
pengelasan dengan baik.
• Teknik pengelasan.
Machining • Harus mengikuti instruksi tertera
pada work order dan membaca
gambar pada setiap produk
machining.
• Pemahaman kode dan ukuran saat machining.
• Machine manual.
Maintenance • Memperbaiki setiap permasalahan
pada mesin dan peralatan di
workshop.
• Pengetahuan mesin.
• Machine manual.
44
Engineering • Bertanggung jawab pada pengesahan
gambar, identifikasi material dan
menentukan spesifikasi material dan
standar.
• Spesifikasi pengambaran design produk
• Spesifikasi material produk
• Melakukan analisa melalui servis
pendukung engineering yang
disetujui, apabila perlu analisis lebih
lanjut, pesanan diproses melalui
prosedur dan dikeluarkan untuk
manufacturing.
• Pengembangan analisa pengetesan
• Menjelaskan permintaan konsumen
melalui order review
• Spesifikasi produk
Quality • Melakukan evaluasi tahunan dengan
mengaudit quality system untuk
kelanjutan dan kesesuaian.
• Skill audit quality system untuk evaluasi tahunan.
• Mengevaluasi keperluan dan kondisi
internal dan eksternal dengan
Corrective Action Report (CAR)yang
mengakibatkan keadaan tidak baik
terhadap quality.
• Analisa evaluasi CAR
• Melakukan kalibrasi internal.
• Mengajukan kalibrasi eksternal .
• Spesifikasi Kalibrasi
• Melakukan inspeksi pada semua
material dan produk, saat penerimaan,
dalam process pemeriksaan terakhir
dan melengkapi laporan dengan benar
• Prosedur inspeksi barang
• Laporan pemeriksanaan
Tabel 3.1 Potential knowledge berdasarkan tugas wewenang dan tanggung jawab.
45
3.2.4 Kegiatan Umum Perusahaan
Dalam menjalankan proses bisnis sehari-hari NMS mempunyai tahapan-tahapan
dalam mengerjakannya. Proses bisnis terbagi atas kegiatan umum perusahaan dan
kegiatan umum Divisi Operational.
Hal ini dibuat untuk mengetahui knowledge apa saja yang ada terkait kegiatan
proses bisnis perusahaan. Proses Bisnis NMS akan dijelaskan dengan bantuan gambar
rich picture dibawah ini:
Gambar 3.3 Proses bisnis perusahaan.
46
Penjelasan:
1. Konsumen melakukan pemesanan bisa dengan dua cara, yaitu melakukan
pemesanan via telepon atau konsumen mendatangi langsung Divisi
Sales/Service.
2. Divisi Sales tersebut lalu memberikan daftar harga–harga kepada pelanggan.
3. Setelah setuju dengan rincian harga yang ditawarkan, maka pelanggan
melakukan dan menandatangani kontrak.
4. Setelah melakukan kontrak, Divisi Sales memberikan Order Riview (OR) ke
pelanggan.
5. Kemudian Divisi Sales meneruskan order tersebut kepada Divisi Engineering
dan Divisi Workshop. Divisi Engineering memberikan data produk kepada
Divisi Workshop.
6. Divisi Workshop memberikan Surat Work Order (WO) berisi detail-detail
pekerjaan kepada Divisi Engineering.
7. Setelah Divisi Engineering mengetahui detail pekerjaan yang akan dikerjakan
oleh Divisi Workshop, maka Divisi Engineering akan membuat daftar bahan
baku dibutuhkan untuk proses pekerjaan, lalu daftar tersebut akan diberikan
kepada Divisi Purchasing.
8. Divisi Purchasing akan memberikan bahan-bahan baku yang dibutuhkan oleh
Divisi Workshop.
47
9. Setelah Divisi Workshop mengerjakan order tersebut akan mengirimkan surat
pengecekan ke Divisi Quality.
10. Apabila barang yang dibuat sudah sesuai spesifikasi, maka Divisi Quality akan
mengirimkan kembali surat pengecekan tersebut kepada Divisi Workshop.
11. Divisi Workshop mengirim surat Work Order yang sudah selesai kepada Divisi
Sales.
12. Divisi Sales memberikan invoice beserta barang kepada pelanggan.
3.2.5 Kegiatan Umum Divisi Operational
Kegiatan-kegiatan yang ada dalam perusahaan yaitu membuat barang sesuai
pesanan pelanggan dan menerima servis barang pelanggan. Bagian-bagian dalam divisi
ini memiliki tugas berbeda namun memiliki keterkaitan sangat kuat. Berikut ini adalah
kegiatan umum Divisi Operational:
• Awal kegiatan divisi operasional bermula dari order yang diberikan sales kemudian
di rangkum kembali oleh workshop dalam work order. Pelanggan dapat
berkonsultasi apabila ingin memesan model lain, di luar dari model umum. Bila
model barang sudah ditetapkan, engineering melampirkan ke dalam work order
beserta dengan spesifikasi bahan baku. Setelah bahan baku datang bagian quality
mengecek kualitas, type dan layak guna, bila semua memenuhi kriteria di serahkan
ke bagian workshop.
• Work order di cek kembali. Apabila pesanan berupa pembuatan barang baru, proses
pengerjaan langsung di mulai. Semua langkah-langkah dikerjakan berdasarkan work
order. Bagian Welder dan Machining bekerja sama dari pengelasan sampai
48
pembuatan barang dengan alat berat. Setelah jadi, bagian Quality akan mengecek
ulang kualitas, layak guna, spesifikasi barang, apakah sesuai dengan pesanan yang
diinginkan pelanggan. Kemudian bagian BAT melakukan pemasangan (assembly),
bila barang sudah memenuhi kriteria.
• Apabila dalam work order pelanggan memerlukan servis, barang bisa di bawa ke
perusahaan atau Divisi Operational bisa ke tempat pelanggan tersebut, sesuai dengan
permintaan. Bagian BAT menerima barang lalu melakukan pembongkaran
(disassembly), di cari kerusakaan barang tersebut. Bagian work shop mencatat dalam
laporan bahwa barang apa saja diperlukan, bagian mana saja harus diperbaiki.
Laporan ini di lampikan ke work order. Setelah bahan-bahan baku di terima bagian
quality mengecek kualitas, layak guna dan spesifikasinya. Bagian welder mengecek
work order, bagian mana saja yang perlu di las, di tambal atau di ganti dengan
bahan-bahan baru (spare-part). Bagian Machining melakukan instruksi dari work
order seperti mengebor, memotong, menggerinda sesuai dengan keperluan.
Kemudian barang sudah selesai di cek ulang oleh bagian quality spesifiakasi,
kualitas, layak guna, kesesuaian dengan hasil akhir yang diinginkan pelanggan.
Bagian BAT melakukan pemasangan bila semua sesuai kriteria.
• Setelah semua tahap telah di kerjakan dengan baik dan tepat waktu. Barang siap di
serahkan ke pelanggan.
• Mesin-mesin perusahaan di rawat dan di cek tiap hari oleh Bagian Maintenance,
masalah kerusakan pada mesin juga menjadi tanggung jawab Bagian Maintenance.
49
Dari kegiatan umun perusahaan dan Divisi Operational diatas ternyata dapat
dikatakan bahwa perusahaan membutuhkan knowledge dalam menunjang proses
bisninya. Knowledge yang dapat diambil dari proses umum diatas akan di jelaskan pada
tabel berikut:
Departemen Critical Proses Pengetahuan yang di butuhkan
Workshop • Membuat WO
• Pembongkaran dan perakitan
• Melakukan machining
• Pengelasan produk
• Pembacaan product manual untuk disassembly dan assembly.
• Cara machining yang baik dan benar
• Teknik pengelasan yang tepat
Engineering • Design gambar dan ukuran produk
yang akan diproduksi
• Membuat spesifikasi produk
berdasarkan bahan baku yang sesuai
• Teknik penggambaran dan informasi ukuran produk
• Spesifikasi detil produk
Quality • Mengecek kualitas produk yang sudah
jadi
• Melakukan pengetesan dan membuat
hasil analisa pengetesan
• Teknik inspeksi produk secara tepat
• Kemampuan dalam menilai analisa pengetesan
Tabel 3.2 Potential Knowledge berdasarkan proses binis perusahaan.
50
3.2.6 Strategi PT. NMS
NMS memiliki beberapa strategi yang dipakai dalam untuk menunjang proses
bisnisnya, dari strategi ini dapat diambil suatu potential knowledge yang akan digunakan
dalam perancangan KMS. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam tabel berikut:
Strategi Objectif KPI CSF Pengetahuan yang dibutuhkan
• Pengadaan barang yang tepat waktu guna memperlancar produksi.
• Ketetepatan waktu pengadaan barang 90% setiap bulannya.
• Menyediakan informasi mengenai material yang sesuai dengan dengan produksi pada perusahaan.
• Ketepatan Pengecekan.
• Informasi stock barang pada gudang.
• Meningkatkan ketepatan penyelesaian work order .
• Penyelesaian work order 90% dari target yang direncanakan.
• Mengadakan meeting staff dan manajer pada divisi Operational.
• Tata cara dan aturan workshop.
• Meminimalisir kesalahan pada ketidaksesuaian produk.
• Terjadinya ketidaksesuaian produk maksimal 1 kasus setiap bulan.
• Menciptakan pemahaman terhadap spesifikasi produk yang akan dibuat.
• Pengecekan Quality.
• Prosedur design produk.
• Prosedur Machining.
51
• Mempunyai alat-alat berkualitas maksimal dalam pekerjaananya.
• Ketepatan pelaksanaan kalibrasi 100%.
• Memberikan informasi uptodate mengenai alat-alat yang harus dikalibrasi ulang.
• Prosedur kalibrasi.
• Memberikan komitmen kepuasan pelanggan .
• Peningkatan atas tingkat kepercayaan konsumen.
• Meningkatkan pengetahuan akan produk perusahan dan internal perusahan.
• Produk knowledge yang baik.
• Pengetahuan akan perusahaan.
Tabel 3.3 CSF dan KPI
52
3.3 Analisa Value Chain
Penggunaan analisa Value Chain adalah untuk membangun keunggulan bersaing
dengan perusahaan lain dan juga akan didapat knowledge apa saja yang ada terkait
dengan value chain tersebut yang dapat dipergunakan oleh perusahaan terutama dalam
Divisi Operational.
Tabel 3.4 Diagram Value Chain NMS
Infrastruktur Proses bisnis pada tiap divisi perusahaan
Manajemen sumber daya manusia Perekrutan, training, seminar, workshop - Menghasilkan karyawan yang mempunyai kompetensi tinggi dalam dalam bidang produksi Pengembangan teknologi - Mengembangkan sistem dan teknologi informasi pada unit dan pada operasional perusahaan - Menyediakan fasilitas internet dan LAN untuk menunjang komunikasi internal perusahaan Procurement Tersedianya bahan baku material untuk melakukan kegiatan produksi.
M A R G I N
Inbound logistics • Pemilihan bahan
baku yang berkualitas
Pengiriman bahan baku yang tepat waktu
Operations • Peng- efisienan
bahan baku • Peningkatan
jumlah produksi yang dihasilkan
Outbound logistics • Pendistri-
busian produk dan bahan baku secara cepat dan tepat
Sales & marketing Proses penjualan
Service Product support warranty dan servis
53
3.3.1 Aktivitas pendukung
• Firm Infrastructure (Infrastruktur perusahaan)
Kegiatan proses operasional di perusahaan ditentukan berdasarkan kebijakan
direktur perusahaan. Seluruh kegiatan proses bisnis akan dimonitori oleh tiap-tiap
manajer divisi yang bertugas pada setiap divisi tersebut.
• Human Resource Management (manajemen sumber daya manusia)
Dalam menejemen sumber daya manusia pada NMS dilakukan kegiatan perekrutan,
training, seminar, dan workshop oleh divisi HSE untuk menghasilkan karyawan
yang berkemampuan baik dalam kegiatan dan aktivitas di perusahaan. Proses dalam
menejemen sumber daya manusia diawali dengan pembuatan budgeting oleh tiap
departement mengenai kebutuhan karyawan dalam departement mereka dengan
definisi kriteria yang diinginkan. Setelah itu budget tersebut akan diberikan kepada
departemen HSE untuk dilakukan publikasi kepada publik mengenai kebutuhan
karyawan yang dibutuhkan tersebut. Setelah itu, akan dilakukan proses–proses
perekrutan lainnya oleh bagian sumber daya manusia tersebut. Setelah itu akan
dilakukan training, seminar, dan workshop guna membangun dan mengembangkan
keahlian, kemampuan, dan pengetahuan karyawan maupun calon karyawan.
Pelatihan–pelatihan lain juga dilakukan untuk meningkatkan tingkat kompetensi
karyawan. Guna meningkatkan motivasi kerja karyawan perusahaan perusahaan
memberikan 15 kali gaji dalam setahun kepada karyawannya.
• Technology Development (Pengembangan Teknologi)
NMS terus melakukan pengembangan teknologi informasi dalam operasional
perusahaan. Perusahaan menyediakan fasilitas internet untuk berhubungan dengan
54
pelanggan dan supliernya. Fasilitas jaringan LAN juga tersedia untuk internal
perusahaan. Perusahaan juga mempunyai software yang update dalam menunjang
proses bisnisnya.
• Procurement (Pembelian)
Aktivitas pembelian dilakukan dengan melakukan pemesanan bahan baku kepada
pemasok untuk melalukan kegiatan produksi. Stok dalam gudang selalu di update
untuk mengetahui unit atau parts apa yang kurang dan harus dipesan secepatnya, dan
mengetahui apakah barang yang dipesan dan dikirim sudah datang benar jumlahnya,
sehingga tidak terjadi selisih jumlah unit atau parts.
3.3.2 Aktivitas primer
• Inbound Logistic (Logistik ke dalam)
Dalam NMS kendali mutu dilakukan oleh departemen Quality. Hal ini mencakup
pengendalian mutu pada pemilihan bahan baku yang dibeli oleh perusahaan dari
suplier. Bagian quality control dapat melakukan pemilihan bahan baku yang
berkualitas karena perusahaan mempunyai supplier yang terpercaya mutunya, maka
bisa dipastikan bahwa produk yang dihasilkan oleh perusahaan akan baik mutunya.
Pengiriman bahan baku sangat diperhatikan, ketepatan dalam pengiriman akan
membuat produksi barang akan menjadi cepat dan tepat waktu.
• Operation (Operasi)
Dalam Divisi Operation terdapat aktivitas–aktivitas yang mengubah dari bahan baku
menjadi produk yang diap dipakai. Aktivitas ini membutukan efisiensi bahan baku
sehingga pemakaian bahan baku lebih efisien. Dengan peningkatan jumlah produksi
yang ada maka pendapatan di perusahaan juga dapat meningkat. Hal ini tentunya
55
harus didukung oleh pengefisienan penggunaan bahan baku. Selain itu peningkatan
jumlah produksi ini juga harus diikuti dengan meningkatnya permintaan dari para
konsumen. Ada aktivitas maintenance dalam produksi, yaitu adalah kegiatan
pemeliharaan aset-aset yang ada dilakukan oleh departemen maintenance.
• Outbound Logistic (Logistik ke luar)
Kegiatan pengiriman part dari suplier, dan pengiriman ke pelanggan. Data–data
pengiriman akan digunakan untuk tracking dan sebagainya. Pendistribusian barang
akan dikirim langsung ke tempat pelanggan diamana biasanya meruapakan situs
pengeboran.
• Sales and Marketing
Terdapat proses penjualan. Dimulai dengan adanya pemesanan yang dilakukan
pelanggan kepada perusahaan. Kemudian pesanan tersebut diproses dengan ada PO,
memesanan kepada pemasok untuk bahan baku, dan kemudian pembuatan unit.
Pengiriman pun dilakukan kepada pelanggan, dan dengan adanya kesepakatan
pembayaran. Sejalan dengan proses penjualan, proses pemasaran terus berjalan, agar
mendapatkan pelanggan baru, dan untuk pengenalan produk baru dan produk
pendukung lainnya.
• Service
Meliputi kegiatan aftersales yang dilakukan oleh Divisi Sales/Service, yang antara
lain memberikan layanan kepada pelanggan berupa pelayanan terhadap claim dan
service. Penerimaan data – data mengenai claim serta service dari pelanggan
ditangani langsung oleh divisi terkait sehingga mambangun hubungan baik dengan
56
pelanggan dan dapat membangun loyalitas yang tinggi dalam diri pelanggan
terhadap produk yang perusahaan jual.
Dari penjabaran analisa value chain pada perusahaan diatas, dapat diambil suatu
potential knowledge sebagai berikut:
Activity Value Potential Knowledge
Support activity Firm Insfrastructure • Pemahaman akan prosedur perusahaan.
• Informasi pengetahuan perusahaan
HRM • Pemahaman akan prosedur perusahaan.
• Prosedur penunjang setiap spesifikasi
pekerjaan.
Tecnology • Pelatihan pengembangan teknologi.
Procurement • Pengetahuan dari karakteristik
bahanbaku yang akan di beli.
Prime Activity Inbound logistic • Pengetahuan akan kualitas dan
karakteristik dari bahan baku.
Operation • Penggambaran design produk dengan
tepat.
• Pemakaian bahan baku dengan efisien.
Outbounf logistic • Prosedur pendistribusian.
• Prosedur assembly dan dissasembly.
Marketing and sales • Teknik marketing dan penjulan.
Servis • Pengetahuan spesifikasi produk.
Tabel 3.5 Potential knowledge berdasarkan analisa Value Chain
57
3.4 Analisa SWOT
Analisis SWOT adalah suatu analisis identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan yang terbagi dalam faktor internal dan eksternal.
Faktor Internal berbicara tentang kekuatan dan kelemahan pada perusahaan, faktor
eksternal berbicara tentang peluang dan ancaman yang ada dalam perusahaan.
3.4.1 Faktor Internal
a. Kekuatan (Strength)
• Posisi Finansial yang kuat.
NMS sejak awal berdiri mempunyai finansial yang kuat, omset meningkat dari tahun
ke tahun, memperoleh kepercayaan dari bank untuk memberikan pinjaman dan
selalu membayar angsuran dengan tepat waktu, sehinga tidak ada utang yang
signifikan/banyak.
• SDM berkualitas.
NMS mempunyai tenaga kerja yang kompeten di bidangnya. Ditunjang dengan
baiknya produk knowledge pada setiap karyawan sehingga dapat menghasilkan
produk-produk berkualitas. Setiap karyawan akan selalu di training untuk
memperkaya pengetahuan.
• Salah satu pionir dalam bidang geothermal di Indonesia.
Bidang geothermal sudah lama ada di indonesia akan tetapi belum banyak
perusahaan bergerak di bidang tersebut. NMS menjadi pionir yang benar-benar
terjun dalam bidang geothermal dan mempunyai sertifikan ISO 9001 – 2008.
58
• Mempunyai supplier bahan baku yang reliable.
PT. NMS mempunyai 2 supplier yaitu di Amerika dan di Singapura, kedua supplier
ini memberikan bahan baku berkualitas tinggi dengan harga yang sangat kompetitif,
pelayanan cepat dan sangat informatife.
b. Kelemahan (Weaknesses)
• Susahnya untuk mengembangkan diri karena terbatasnya SDM.
Geothermal dapat di bilang baru di Indonesia maka dari itu NMS masih kekurangan
SDM berkualitas, belum banyak pakar-pakar yang mempunyai pengetahuan dalam
bidang geothermal dan juga product knowledge kurang.
• Tidak adanya kesadaran SDM untuk mengembangkan pengetahuan.
NMS adalah sebuah perusahaan baru, sehingga masih harus mengembangkan diri,
dalam pengembangan diri ini membutuhkan support dari karyawan sedangkan
karyawan yang ada skarang ini tidak mempunyai tekat kuat untuk belajar
3.4.2 Faktor Eksternal
a. Peluang (Opportunities)
• Reputasi di bidang Geothermal sangat dikenal baik.
Selama 8 tahun berdiri NMS sudah sangat dikenal oleh banyak customer, ini
karenakan perusahaan benar-benar murni bergerak di bidang geothermal dan
mampunyai inovasi yang sangat baik
59
• Kebutuhan akan energi meningkat.
Di indonesia skarang ini kebutuhan akan energi sangat meningkat, ini memberikan
peluang pada NMS dalam usahanya merebut pasar, pemerintah juga memberikan
respon positif dengan men-support perusahaan.
b. Ancaman (Threahts)
• Adanya pesaing yang mempunyai teknologi lebih maju.
Pada saat ini geothermal menjadi sangat booming dan juga pemerintah sangat
mendukung dalam bidang ini. Keadaan ini dapat membuat para pesaing berlomba
merebut pasar dengan inovasi teknologi yang lebih maju.
• Harga dolar tidak stabil.
Krisis global saat ini membuat harga mata uang dolar semakin naik, hal ini menjadi
ancaman besar dikarenakan perusahaan harus membeli bahan baku dengan harga
dolar
3.4.3 Matrix SWOT
Di dalam pembuatan matriks SWOT dilakukan pemberian bobot dan rating
berdasarkan lingkungan internal dan eksternal perusahaan sehingga dari hasil
pemerolehan bobot dan rating tersebut dapat menentukan posisi SWOT pada
perusahaan.
60
Total Bobot:
Lingkungan Internal = 100%
Lingkungan Eksternal = 100%
Pengukuran Rating:
1 = Buruk 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Sangat Baik
3.4.3.1 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)
Matriks faktor strategi internal (IFAS) merupakan penentuan bobot dan rating
berdasarkan perolehan dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan,
ditunjukan pada tabel berikut:
Kekuatan (S) Bobot Rating Bobot x Rating
• Finansial yang kuat
• SDM berkualitas
• Pioner dalam geothermal
• Supplier yang reliable
0.20
0.20
0.15
0.20
4
4
3
4
0.80
0.80
0.45
0.80
Kelemahan (W)
• Sedikitnya pakar geothermal
• Tidak adanya kesadaran
SDM untuk
mengembangkan
pengetahuan
0.15
0.10
4 3
0.60
0.30
Total 1.00 3.75
Table 3.6 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)
61
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan memiliki
total IFAS sebesar 3.75, berarti perusahaan dapat menggunakan strength dengan baik
dan meminimalisir weakness yang ada pada perusahaan.
3.4.3.2 Matriks Faktor Strategi Ekternal (EFAS)
Matriks faktor strategi eksternal (EFAS) merupakan penentuan bobot dan rating
berdasarkan perolehan dari peluang dan ancaman eksternal yang akan dihadapi
perusahaan, ditunjukan pada tabel berikut:
Peluang (O) Bobot Rating Bobot x Rating
• Reputasi di bidang Geothermal
sangat dikenal baik
• Kebutuhan akan energi meningkat
• Dukungan pemerintah sangat baik
0.25
0.30
0.25
3
4
3
0.75
1.2
0.75
Ancaman (T) Bobot Rating Bobot x Rating
• Adanya pesaing yang mempunyai
teknologi lebih maju
• Harga dollar tidak stabil.
0.10
0.10
1 1
0.1
0.1
Total 1 2.9
Table 3.7 Matriks Faktor Strategi Ekternal (EFAS)
Berdasakan tabel 3.3 dapat diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan memiliki total
EFAS sebesar 2,9 berarti perusahaan dapat menggunakan opportunities dengan baik dan
dapat menghindari threats yang ada.
62
Kesimpulan:
Total bobot matrix SWOT pada lingkungan internal perusahaan adalah 3.75 dan
juga merupakan nilai dari IFAS, berarti perusahaan berada dalam posisi kuat dalam
mengandalkan kekuatannya serta mampu mengatasi kelemahan yang ada.
Strength: 2.85 Weakness: 0.9
Opportunity: 2.7 Threat: 0.2
Titik X = strength – weakness Titik Y = opportunity – threat
Titik X = 2.85 – 09 Titik Y = 2.7 – 0.7
= 1.95 = 2.5
S
1.95
T O 2.5
W
Gambar 3.4 Posisi SWOT
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh
kelemahan dan ancaman terhadap pada perusahaan dapat diatasi dengan kekuatan yang
dimiliki dan memanfaatkan peluang secara maksimal.
63
3.4.4 Pemetaan Strategi SWOT
Berdasarkan dari hasil analisis SWOT diatas dapat dipetakan sebuah strategi
SWOT, dijabarkan pada tabel berikut:
Lingkungan Internal
Lingkungan Eksternal
Kekuatan (S)
1. Finansial yang kuat 2. SDM berkualitas. 3. Pionir dalam geothermal 4. Suplier yang reliable
Kelemahan (W)
1. Sedikitnya pakar geothermal 2. Kurangnya self learning karyawan
Peluang (O)
1. Reputasi di bidang Geothermal sangat dikenal baik 2. Kebutuhan akan energi meningkat 3. Dukungan pemerintah sangat baik
Strategi SO 1. Dengan finansial yang kuat PT. NMS akan terus mengembangkan bisnis yang lain dalam bidang geothermal. (S1-O1) 2. Membuat suatu inovasi baru dalam produk geothermal menggunakan teknologi yang maju (S2-O1) 3. Mendokumentasikan semua pruduk yang pernah dibuat ( S2-O1-O2) 4. Biaya produksi yang rendah dengan harga jual yang tinggi ( S4-O2)
Strategi WO 1. Menjalin kerjasama para ahli antara negara maju dalam bidang produk geothermal ( W1- O3)
Ancaman (T)
1. Adanya pesaing yang mempunyai teknologi lebih maju 2. Harga dollar tidak stabil.
Strategi ST 1. Melakukan sertifikasi internasional sehingga selalu selangkah lebih maju. ( S1- T1)
Strategi WT 1. Memberikan semacam reward pada karyawan yang berprestasi ( W1-T1)
Tabel 3.8 Pemetaan SWOT
Berdasarkan gambar 3.1 dan tabel 3.3 dimana dari gambar 3.1 terlihat bahwa
perusahaan lebih kuat di sumbu X atau strategi SO dan juga pada table 3.3 dapat di lihat
64
bahwa perusahaan lebih fokus pada pengembangan strategi SO , namun tidak menutup
kemungkinan untuk menjalankan strategi lain dalam mendukung peningkatan strategi.
3.5 Knowledge Goals
Knowledge goal adalah tujuan-tujuan apa saja hendak dicapai oleh perusahaan
dalam Divisi Operational dengan adanya KM ini. Knowledge goals atau tujuan dari
dibangunnya KM ini dibagi tiga yaitu :
a. Strategic Goals.
• Menjadi sarana penyimpanan dan penyebaran knowledge yang merupakan aset
sangat berharga bagi perusahaan.
• Mengumpulkan knowledge dalam perusahaan agar dapat digunakan seterusnya oleh
siapa pun yang membutuhkannya.
b. Operational Goals.
• Meningkatkan efisiensi pekerja operasional sehari-hari semua karyawan di Divisi
Operational.
• Mempersingkat waktu pertukaran dan penyebaran informasi.
c. Normative Goals.
• Mempermudah sosialisasi perusahaan kepada karyawannya.
• Menciptakan budaya self-learning kepada karyawan agar dapat mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan pada setiap individu.
65
Hubungan antara knowledge goals dan strategi perusahaan akan di jelaskan pada
tabel berikut:
Strategi Perusahaan Knowledge Goals 1. Dengan finansial yang kuat PT. NMS akan terus mengembangkan bisnis yang lain dalam bidang geothermal. (S1-O1)
Strategic
1. Sarana penyimpanan dan penyebaran knowledge yang merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan 2. Mengumpulkan knowledge yang ada di perusahaan agar dapat digunakan seterusnya oleh siapa pun yang membutuhkannya
2. Membuat suatu inovasi baru dalam produk geothermal menggunakan teknologi yang maju (S2-O1)
3. Mendokumentasikan semua pruduk yang pernah dibuat ( S2-O1-O2)
Operational
1. Meningkatkan efisiensi pekerja operasional sehari-hari semua karyawan di perusahaan 2. Mempersingkat waktu pertukaran dan penyebaran informasi
4. Biaya produksi yang rendah dengan harga jual yang tinggi ( S4-O2) 5. Menjalin kerjasama para ahli antara negara maju dalam bidang produk geothermal ( W1- O3)
Normative 1. Mempermudah sosialisasi perusahaan kepada karyawannya 2. Menciptakan budaya self learning
6. Melakukan sertifikasi internasional sehingga selalu selangkah lebih maju. ( S1- T1) 7. Memberikan semacam reward pada karyawan yang berprestasi (W1-T1)
Tabel 3.9 Pemetaan Knowledge Goal
3.6 Identifikasi Knowledge
Identifikasi knowledge perusahaan dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu analisis
berdasarkan struktur perusahaan (structural), analisa berdasarkan operasi (functional)
perusahaan dan analisan menurut perilaku (behavioural) perusahaan. Setiap knowledge
66
telah teridentifiaksi dibagi menjadi 2 jenis knowledge, yaitu tacit knowledge dan explicit
knowledge.
3.6.1 Struktural
Identifikasi knowledge berhubungan dengan segala sesuatu hal tentang struktural
perusahaan, yaitu didapat dari visi misi serta peraturan perusahaan, tugas wewenang dan
tanggung jawab karyawan
• Visi Misi Perusahaan.
Visi dan misi perusahan termasuk dalam explicit knowledge perusahaan karena visi
dan misi telah di tulis didalam company profile perusahan. Hal ini bertujuan agar
setiap karyawan mengetahui dengan jelas visi dan misi perusahaan, sehingga dapat
lebih mengarahkan meraka dalam bekerjasama mencapai visi dan misi perusahaan.
• Struktur Organisasi.
NMS telah memiliki struktur organisasi yang sangat jelas. Pendokumentasian
struktur organisasi dilakukan oleh HRD berupa dokumen tertulis. Dengan adanya
KMS ini struktur organisasi dapat dilihat langsung oleh seluruh karyawan tanpa
harus ke bagian HRD. Struktur organisasi merupakan knowledge bersifat explicit.
• Prosedur, tugas tanggung jawab dan wewenang.
Dalam hal ini, tugas, tanggung jawab dan wewenang menjelaskan tentang detail
pekerjaan, tanggung jawab, dan wewenang setiap karyawan dalam melaksanakan
kegiatan dalam perusahan. Hal ini mencakup prosedur pekerjaan pada setiap divisi.
Tugas, tanggung jawab dan wewenang tersebut merupakan knowledge yang bersifat
explicit . Hal ini dapat membantu setiap karyawan untuk mengetahui dengan jelas
setiap pekerjaan masing-masing di perusahaan
67
3.6.2 Functional
Identifikasi ini didapat dari potential knowledge yang bersifat functional. Dari
hasil analisa yang ada pada pembahasan sebelumnya, knowledge yang bersifat functional
dalam perusahaan ini terdiri dari:
• Pengkatagorian knowledge berdasarkan tiap-tiap departemen yaitu Machining,
Engineering, Quality.
Katagoti ini meliputi semua knowledge yang dibutuhkan dalam pekerjaan tiap-tiap
departemen muali dari bagaimana cara melakukannya sampai dengan ide yang
dimiliki karyawan untuk dapat didokumentasikan dan didistribusikan sehingga dapat
bermanfaat serta merata ke seluruh karyawan. Pengetahuan ini terbagi dalam
departemen masing-masing yaitu Machining, Engineering dan Quality, yang
dikategorikan menjadi: API, ANSI, WI, Handbook, MSS, SAE.
• Produk Perusahaan.
Semua produk perusahan yang pernah di produksi disimpan didalam database. Data
dan informasi mengenai hal ini dapat membantu perusahaan untuk menentukan
strategi kedepannya. Perusahaan dapat melakukan inovasi baru terhadap
perancanngan produk baru yang semakin handal dan menjadi poduk unggulan.
• Hasil rapat.
Dokumen hasil rapat berupa hasil keputusan, person in charge (PIC), deadline dan
status progress yang telah di catat oleh notulis rapat lalu diberikan kepada manajer.
Dari dokumen tersebut akan memberi kemudahan bagi manajement untuk
mengambil keputusan.
68
• Problem Solving.
Menjelaskan permasalah yang terjadi pada Divisi Operational. Perusahaan sering
kali mempunyai masalahh teknis yang tidak semua orang thu solusinya, untuk
masalah-masalah tersebut dapat ditanyakan dan dijawab oleh orang yang mempunyai
pengetahuan dalam hal tersebut, hal ini dapat didistribusikan kepada semua
karyawan.
3.6.3 Behavioural
• Manager Meeting Divisi Operational.
Setiap 1 bulan sekali diadakan rapat dikuti oleh para manajer operasi. Dalam rapat
ini membahas tentang pemecahan masalah dalam divisi operasi seperti kebijakan-
kebijakan baru dan solusi berkaitan dengan hasil rapat yang dilakukan oleh staff
divisi operasi.
• Staff Meeting Divisi Operational.
Setiap 2 minggu sekali para staff Divisi Operational melakukan rapat bertujuan
membahas tentang masalah apa saja yang mereka hadapi dalam pekerjaannya. Hasil
rapat ini akan dibahas dalam manager meeting.
3.7 Existing Infrastructure
Perusahaan sudah mempunyai infrastruktur IT yang memadai, dapat dikatakan
bahwa perusahaan sangat peduli terhadap perkembangan IT, berikut adalah infrastruktur
IT yang sudah ada pada perusahaan:
69
• 10 komputer dengan spesifikasi:
- Intel Core 2 Duo 1.8Ghz..
- RAM 1Gb.
- Integrated VGA.
- Harddisk 120Gb.
- LCD Monitor.
- Keyboard, mouse
- Printer
• Infrastruktur jaringan.
- LAN 100mbps.
- Internet berkecepatan 512Kbps
- Topologi jaringan jenis Star.
- Modem, ethernet card, router, switch.
• Operating system menggunakan Microsoft Windows XP Profesional original.
• Aplikasi menggunakan bawaan windows dan beberapa aplikasi pendukung.
Berikut adalah persediaan pertanyaan untuk mengetahui existing infrastructure
pada NMS yang diambil dari Form KMAK.
Persediaan Pertanyaan Perusahaan anda Yes or No
Apakah perusahaan anda memiliki area lokal / area luas jaringan computer?
Yes
Apa bandwidth jaringan ini Mbps (nilai tipikal berkisar dari 10Mbps sampai 100Mbps?
Yes
Apakah perusahaan anda mendukung remote akses?
No
Apakah dukungan remote akses dialup? Jika tidak, apakah itu memungkinkan
No
70
konektivitas remote melalui jaringan isp? Apakah perusahaan Anda saat ini menggunakan intranet?
Yes
Apakah perusahaan Anda saat ini menggunakan ekstranet?
Yes
Apakah perusahaan anda menggunakan video conference?
No
Apakah perusahaan anda menggunakan sistem pendukung keputusan spesifik?
No
Standar perusahaan anda pada satu platform komputasi seperti windows atau mac? jika tidak, platform berbeda apa yang digunakan oleh karyawan perusahaan anda?
No
Apakah perusahaan Anda saat ini menggunakan groupware atau platform kolaborasi seperti lotus notes?
No
Apakah perusahaan anda ekstensif menggunakan solusi komputer mobile seperti PalmPilot? Jika perusahaan Anda tidak secara resmi menggunakan solusi seperti itu, apakah karyawan Anda menggunakan angka-angka tinggi?
No
Apakah perusahaan Anda saat ini menggelar sesuatu seperti keterampilan database? Jika demikian, apakah karyawan Anda puas dengan mata uang dan kualitas?
No
Apakah perusahaan anda saat ini menggunakan dokumen solusi manajemen? jika ya, Anda bisa daftar alasan utama mengapa? (ini adalah pertanyaan yang tampaknya sederhana tapi satu yang paling sulit untuk menjawab secara akurat).
No
Apakah perusahaan anda saat ini menggunakan alat manajemen proyek untuk proyek-proyek dan tugas pelacakan? contoh alat-alat tersebut meliputi proyek MS.
No
Apakah perusahaan anda memperoleh lisensi perangkat lunak melalui situs?
Yes
Tabel 3.10 Existing infrastructure NMS.
71
Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa NMS memiliki infrastruktur
IT didalam kegiatan bisnisnya sehari-hari. Perusahaan ini mempunyai LAN yang saling
menghubungkan antara komputer satu dengan komputer lain. Kecepatan dalam
mengakses data dalam LAN sebesar 100Mbps. LAN juga digunakan untuk mengakses
setiap kamera yang berada di beberapa ruangan sehingga para manager dapat memantau
situasi yang terjadi dari ruangan mereka dan juga akses insternet yang dapat digunakan
apabila mereka memerlukan akses untuk mengecek email, memantau harga dolar dan
juga mencari informasi baru terkaid dengan perusahaan.