bab 3 analisis sistem berjalan 3.1 latar belakang ...thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2010-2-00431-sp bab...

38
34 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Nurman Mitra Sentosa (NMS) adalah pusat produksi peralatan geothermal dan ladang minyak dengan ISO 9001-2008 menyediakan peralatan diproduksi, rekondisi dan layanan lapangan. Kualitas peralatan terdepan digabungkan dengan layanan yang cepat, handal dalam semua tahap operasi perusahaan. Filosofi perusahaan selalu menyediakan pelanggan dengan kualitas terbaik. Staf NMS terdiri dari kelompok terpilih berpengalaman tinggi, berorientasi pelayanan individu dengan membawa sikap unik pada kualitas dalam bisnis ladang minyak panas bumi dan peralatan. Latar belakang individu perusahaan sangat bervariasi, dibentuk menjadi tim pemenang profesional sehingga perusahaan lebih baik dalam melayani kebutuhan dalam bisnis panas bumi dan ladang minyak saat ini. NMS dibentuk pada tahun 2002 dan terus-menerus berkembang dan memperluas bisnis untuk menyediakan peralatan dan pelayanan kepada pelanggan di seluruh Indonesia dan asia. Semua peralatan NMS diproduksi di bawah spesifikasi kualitas baku dari awal sampai akhir dan perusahaan tidak akan mengorbankan reputasi dengan harga berapa pun. NMS berdiri di belakang komitmen terhadap kualitas dengan garansi terbaik dengan menyediakan peralatan baru dan rekondisi di industri geothermal. Perusahaan mendukung operasi pelanggan dengan staf terlatih dalam layanan profesional dan karyawan dalam 24 jam sehari, 365 hari setahun. Tidak ada yang bisa menggantikan

Upload: vothu

Post on 08-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

34

BAB 3

ANALISIS SISTEM BERJALAN

3.1 Latar Belakang Perusahaan

3.1.1 Sejarah

PT. Nurman Mitra Sentosa (NMS) adalah pusat produksi peralatan geothermal dan

ladang minyak dengan ISO 9001-2008 menyediakan peralatan diproduksi, rekondisi dan

layanan lapangan. Kualitas peralatan terdepan digabungkan dengan layanan yang cepat,

handal dalam semua tahap operasi perusahaan. Filosofi perusahaan selalu menyediakan

pelanggan dengan kualitas terbaik.

Staf NMS terdiri dari kelompok terpilih berpengalaman tinggi, berorientasi

pelayanan individu dengan membawa sikap unik pada kualitas dalam bisnis ladang

minyak panas bumi dan peralatan. Latar belakang individu perusahaan sangat bervariasi,

dibentuk menjadi tim pemenang profesional sehingga perusahaan lebih baik dalam

melayani kebutuhan dalam bisnis panas bumi dan ladang minyak saat ini.

NMS dibentuk pada tahun 2002 dan terus-menerus berkembang dan memperluas

bisnis untuk menyediakan peralatan dan pelayanan kepada pelanggan di seluruh

Indonesia dan asia. Semua peralatan NMS diproduksi di bawah spesifikasi kualitas baku

dari awal sampai akhir dan perusahaan tidak akan mengorbankan reputasi dengan harga

berapa pun.

NMS berdiri di belakang komitmen terhadap kualitas dengan garansi terbaik

dengan menyediakan peralatan baru dan rekondisi di industri geothermal. Perusahaan

mendukung operasi pelanggan dengan staf terlatih dalam layanan profesional dan

karyawan dalam 24 jam sehari, 365 hari setahun. Tidak ada yang bisa menggantikan

35

kualitas dan profesionalisasi pelanggan minta dan perusahaan menjamin hal tersebut.

NMS melayani servis:

• Casing Head Weldment.

Dilengkapi dengan sertifikat 6G welders dan level II NDT inspeksi. Servis ini dapat

di lakukan pada tempat kerja perusahaan maupun tempat konsumen, sesuai dengan

permintaan.

• Casing Perforation.

Mampu melakukan bor casing dari 8 sampai 12 sendi per hari, tergantung pada

dimensi casing.

• Perbaikan Geothermal Wellhead dan Valve (master dan pipeline).

NMS juga menghasilkan beberapa produk andalan, beberapa sudah diluncurkan ke

pasar dan mempunya respon sangat baik, yaitu:

• Liner adapter/setting colar.

• Alat pengaturan Kelly dan mur.

• Liner adapter receptacle with casing tie back.

• Landing plate.

• Agent resmi dari TIX – IKS CORPORATION wellhead dan valves dalam

geothermal, oli dan gas.

• Flanges, dan lain-lain.

36

3.1.2 Visi dan Misi

Visi:

Menjadi perusahaan terdepan dalam bidang geothermal, oli, dan gas suplier yang

memiliki komitmen untuk memberikan kepuasan pada pelanggan dengan selalu

berusaha untuk memenuhi persyaratan pelanggan, memperbaiki sistem manajemen

mutu agar lebih efektif difokuskan pada peningkatan mutu produk, pelayanan,

peningkatan produktifitas secara berkesinambungan.

Misi:

Memberikan produk berkualitas tinggi, disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan,

serta pelayanan prima dengan berorientasi kepada kepuasan konsumen. Dengan

menepati komitmen tersebut, perusahaan berharap konsumen akan benar-benar

merasa terbantu dengan adanya produk dan jasa tersebut. Perusahaan mendukung

kebijakan negara dalam menggalakkan sumber tenaga baru dengan mengupayakan

peningkatan dalam bidang geothermal.

3.1.3 Alamat Perusahaan

Jalan Industri Selatan 6 Blok GG. 9 EF,

Kawasan Industri Jababeka,

Pasir Sari, Cikarang Selatan, Bekasi 17550 INDONESIA

Telp: (021) 89841318-19

Fax: (021) 89841320

3.1.4 Struktur Organisasi

Perusahaan ini terdiri dari enam divisi, yaitu Purchasing, Sales/Service Manager,

Accounting, Operational, HRD dan IT. Divisi tersebut masing-masing memiliki bagian-

bagian di bawahnya. Berikut adalah struktur organisasi:

37

PURCHASING SALES / SERVICE OPERATIONAL HSE

INTERNAL SALES FIELD SERVICE WORKSHOP ENGINEERING QUALITY

BAT WELDER MACHINING MAINTENANCE

LOGISTIK HSE Workshop

HSE Quality

HSE Office

DIRECTOR

ACCOUNTINGIT

Gambar 3.1 Struktur organisasi perusahaan.

3.2 Divisi Operational

Divisi Operational merupakan suatu divisi bagian penting dalam perusahaan.

Semua proses pengerjaan order barang dari pelanggan maupun servis menjadi tanggung

jawab divisi ini.

3.2.1 Struktur Organisasi Divisi Operational

Divisi Operational terdiri dari tiga bagian yaitu workshop, engineering dan quality.

Bagian workshop dibagi lagi menjadi empat yaitu BAT, welder, machining dan

maintenance. Berikut ini adalah strukur organisasi Divisi Operational:

38

OPERATIONAL

WORKSHOP ENGINEERING QUALITY

BAT WELDER MACHINING MAINTENANCE

Gambar 3.2 Struktur organisasi Divisi Operational.

3.2.2 Keterangan Divisi Operational

Keterangan serta bagian-bagian dalam Divisi Operational:

• Workshop: Membuat work order sebagai laporan proses pengerjaan barang dan

servis, serta mengawasi jalannya proses tersebut agar selesai tepat waktu.

Mengkoordinasi empat bagian, yaitu: BAT, Welder, Machining, Maintenance.

BAT: melakukan pembokaran pada barang untuk di servis serta pemasangan pada

barang pesanan.

Welder: melakukan pengelasan pada setiap elemen hingga menjadi kesatuan barang

utuh diinginkan pelanggan.

Machining: mengerjakan bagian saat proses mengunakan mesin-mesin dalam

pembuatan barang maupun servis barang.

39

Maintenance: merawat mesin-mesin aset perusahaan dengan pengecekan rutin tiap

hari. Memperbaiki mesin-mesin bila mengalami kerusakan.

• Engineering: membuat kemudian menyarankan design dan bahan baku berkualitas

terbaik untuk hasil akhir yang dikehendaki pelanggan. Disesuaikan pula dengan dana

dan keinginan pelanggan.

• Quality: mengecek ulang semua bahan baku dari kualitas, tipe, layak guna secara

detail. Sebelum di berikan ke pelanggan para ahli bagian quality melakukan

pengecekan ulang terhadap barang yang telah selesai di kerjakan.

3.2.3 Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

Dalam NMS terdapat tugas dan wewenang dan setiap departemen dalam Divisi

Operational mempunyai tugas yang berbeda-beda namun saling berkaitan. Tugas dan

wewenang ini dibuat untuk mengetahui knowledge apa saja yang ada terkait dengan

tugas, wewenang dan tanggung jawab tersebut. Berikut ini adalah penjelasan tugas,

wewenang dan tanggung jawab masing-masing departemen:

• Workshop:

- Bertanggung jawab akan semua kegiatan workshop.

- Bertanggung jawab terhadap pengiriman barang ke pelanggan.

- Merencanakan proses yang akan dilakukan.

- Membuat work order dan memantau pelaksanaan kerjanya.

- Mengembangkan work worder dengan melakukan pemilihan dari item master

dan Bill of Material.

40

- Memonitor perawatan akan semua peralatan yang digunakan guna memastikan

alat dapat bekerja dengan baik, aman akurat dan efisien.

- Mengawasi hidrotest guna penerimaan akhir.

- Memastikan tempat kerja dalam keadaan rapi.

- Dapat mencapai target sesuai rencana (kualitas, kuantitas, efisiensi, dan utilasi).

- Mengkoordinasi operasional workshop pada BAT, Welder, Machining,

Engineering.

- Mendukung kebijakan keselamatan kerja perusahaan.

• BAT (Breakdown Assembly Test):

- Mengikuti instruksi disassembly dan assembly sesuai gambar yang tertera di

dalam routing dan atau instruksi yang diberikan.

- Menjalankan dan memlihara peralatan dengan memperhatikan keselamatan

kerja.

- Memastikan tempat kerja dalam keadaan bersih dan rapi.

- Melakukan hydrotest.

- Melaksanakan kebijakan keselamatan kerja diperusahaan.

• Welder:

- Memastikan bahwa mesin dan peralatan las sebelum digunakan selalu dalam

kondisi baik.

- Menjalankan peralatan dengan cara yang benar berhubungan dengan hasil

pengelasan dengan baik.

- Harus mengikuti instruksi tertera pada work order dan membaca gambar.

- Merawat kebersihan mesin sebelum dan sesudah dipakai.

41

- Menjaga tempat kerja dalam keadaan bersih dan rapi.

- Melaksanakan kebijakan keselamatan kerja di perusahaan.

• Machining:

- Memastikan bahwa mesin sebelum digunakan selalu dalam kondisi baik.

- Menjalankan mesin dengan cara benar.

- Harus mengikuti instruksi tertera pada work order dan membaca gambar pada

setiap produk machining.

- Merawat kebersihan mesin sebelum dan sesudah dipakai.

- Tempat kerja dalam keadaan bersih dan rapi.

- Melaksanakan kebijakan keselamatan kerja di perusahaan.

• Maintenance:

- Menjaga dan memelihara setiap mesin dan peralatan agar siap untuk digunakan.

- Pemeriksaan harian terhadap oli mesin.

- Memperbaiki setiap permasalahan pada mesin dan peralatan di workshop.

- Memperbaiki masalah kelistrikan pada peralatan workshop.

- Mengikuti dan mematuhi procedur dan instruksi kerja.

- Melaksanakan kebijakan keselamatan kerja di perusahaan.

• Engineering:

- Bertanggung jawab pada pengesahan gambar, identifikasi material dan

menentukan spesifikasi material dan standar.

- Melakukan analisa melalui servis pendukung engineering yang disetujui, apabila

perlu analisis lebih lanjut, pesanan diproses melalui prosedur dan dikeluarkan

untuk manufacturing.

42

- Menjelaskan permintaan konsumen melalui order review.

- Bertanggung jawab pada pembuatan dan revisi gambar, filling dan distribusi

gambar.

- Mendukung kebijakan keselamatan kerja perusahaan.

• Quality:

- Bertanggung jawab terhdap keseluruhan program quality.

- Melakukan evaluasi tahunan dengan mengaudit quality system untuk kelanjutan

dan kesesuaian.

- Mengevaluasi keperluan dan kondisi internal dan eksternal dengan Corrective

Action Report (CAR)yang mengakibatkan keadaan tidak baik terhadap quality.

- Memeriksa kemampuan supplier dan internal Non Conformance report (NCR).

- Memeriksa peralatan pengukuran dan pengetesan apakah sudah sesuai sebelum

digunakan melakukan setting alat.

- Memeriksa dan mencatat setiap alat ukur yang digunakan sebelum jatuh tempo

kalibrasi.

- Melakukan pemeriksaan visual dan evalusi dimensional guna penerimaan atau

penolakan.

- Melaporkan ketidaksesuaian dan mempunyai hak untuk memberikan dan

melepaskan status penerimaan.

- Melakukan kalibrasi internal.

- Mengajukan kalibrasi eksternal .

- Melakukan inspeksi pada semua material dan produk, saat penerimaan, dalam

process pemeriksaan terakhir dan melengkapi laporan dengan benar.

43

Dari penjabaran tugas wewenang dan tanggung jawab pada divisi operational

diatas, dapat diambil suatu potential knowledge sebagai berikut:

Departemen Tugas , Wewenang, dan Tanggung Jawab

Pengetahuan yang di butuhkan

Workshop • Membuat work order dan memantau

pelaksanaan kerjanya.

• Mengembangkan work order dengan

melakukan pemilihan dari item

master dan Bill of Material.

• Mengawasi hydrotest guna

penerimaan akhir.

• Mendukung kebijakan keselamatan

kerja perusahaan.

• Keahlian dalam pembuatan work order.

• Prosedur pemilihan Bill of material.

• Karakteristik dari raw material (baja, metal, dll).

• Analisa hydrotest.

• Skill dalam menjalankan prosedur keselamatan.

BAT • Mengikuti instruksi disassembly dan

assembly sesuai gambar yang tertera

di dalam routing dan atau instruksi

yang diberikan.

• Pembacaan product manual untuk disassembly dan assembly.

Welder • Menjalankan peralatan dengan cara

yang benar berhubungan dengan hasil

pengelasan dengan baik.

• Teknik pengelasan.

Machining • Harus mengikuti instruksi tertera

pada work order dan membaca

gambar pada setiap produk

machining.

• Pemahaman kode dan ukuran saat machining.

• Machine manual.

Maintenance • Memperbaiki setiap permasalahan

pada mesin dan peralatan di

workshop.

• Pengetahuan mesin.

• Machine manual.

44

Engineering • Bertanggung jawab pada pengesahan

gambar, identifikasi material dan

menentukan spesifikasi material dan

standar.

• Spesifikasi pengambaran design produk

• Spesifikasi material produk

• Melakukan analisa melalui servis

pendukung engineering yang

disetujui, apabila perlu analisis lebih

lanjut, pesanan diproses melalui

prosedur dan dikeluarkan untuk

manufacturing.

• Pengembangan analisa pengetesan

• Menjelaskan permintaan konsumen

melalui order review

• Spesifikasi produk

Quality • Melakukan evaluasi tahunan dengan

mengaudit quality system untuk

kelanjutan dan kesesuaian.

• Skill audit quality system untuk evaluasi tahunan.

• Mengevaluasi keperluan dan kondisi

internal dan eksternal dengan

Corrective Action Report (CAR)yang

mengakibatkan keadaan tidak baik

terhadap quality.

• Analisa evaluasi CAR

• Melakukan kalibrasi internal.

• Mengajukan kalibrasi eksternal .

• Spesifikasi Kalibrasi

• Melakukan inspeksi pada semua

material dan produk, saat penerimaan,

dalam process pemeriksaan terakhir

dan melengkapi laporan dengan benar

• Prosedur inspeksi barang

• Laporan pemeriksanaan

Tabel 3.1 Potential knowledge berdasarkan tugas wewenang dan tanggung jawab.

45

3.2.4 Kegiatan Umum Perusahaan

Dalam menjalankan proses bisnis sehari-hari NMS mempunyai tahapan-tahapan

dalam mengerjakannya. Proses bisnis terbagi atas kegiatan umum perusahaan dan

kegiatan umum Divisi Operational.

Hal ini dibuat untuk mengetahui knowledge apa saja yang ada terkait kegiatan

proses bisnis perusahaan. Proses Bisnis NMS akan dijelaskan dengan bantuan gambar

rich picture dibawah ini:

Gambar 3.3 Proses bisnis perusahaan.

46

Penjelasan:

1. Konsumen melakukan pemesanan bisa dengan dua cara, yaitu melakukan

pemesanan via telepon atau konsumen mendatangi langsung Divisi

Sales/Service.

2. Divisi Sales tersebut lalu memberikan daftar harga–harga kepada pelanggan.

3. Setelah setuju dengan rincian harga yang ditawarkan, maka pelanggan

melakukan dan menandatangani kontrak.

4. Setelah melakukan kontrak, Divisi Sales memberikan Order Riview (OR) ke

pelanggan.

5. Kemudian Divisi Sales meneruskan order tersebut kepada Divisi Engineering

dan Divisi Workshop. Divisi Engineering memberikan data produk kepada

Divisi Workshop.

6. Divisi Workshop memberikan Surat Work Order (WO) berisi detail-detail

pekerjaan kepada Divisi Engineering.

7. Setelah Divisi Engineering mengetahui detail pekerjaan yang akan dikerjakan

oleh Divisi Workshop, maka Divisi Engineering akan membuat daftar bahan

baku dibutuhkan untuk proses pekerjaan, lalu daftar tersebut akan diberikan

kepada Divisi Purchasing.

8. Divisi Purchasing akan memberikan bahan-bahan baku yang dibutuhkan oleh

Divisi Workshop.

47

9. Setelah Divisi Workshop mengerjakan order tersebut akan mengirimkan surat

pengecekan ke Divisi Quality.

10. Apabila barang yang dibuat sudah sesuai spesifikasi, maka Divisi Quality akan

mengirimkan kembali surat pengecekan tersebut kepada Divisi Workshop.

11. Divisi Workshop mengirim surat Work Order yang sudah selesai kepada Divisi

Sales.

12. Divisi Sales memberikan invoice beserta barang kepada pelanggan.

3.2.5 Kegiatan Umum Divisi Operational

Kegiatan-kegiatan yang ada dalam perusahaan yaitu membuat barang sesuai

pesanan pelanggan dan menerima servis barang pelanggan. Bagian-bagian dalam divisi

ini memiliki tugas berbeda namun memiliki keterkaitan sangat kuat. Berikut ini adalah

kegiatan umum Divisi Operational:

• Awal kegiatan divisi operasional bermula dari order yang diberikan sales kemudian

di rangkum kembali oleh workshop dalam work order. Pelanggan dapat

berkonsultasi apabila ingin memesan model lain, di luar dari model umum. Bila

model barang sudah ditetapkan, engineering melampirkan ke dalam work order

beserta dengan spesifikasi bahan baku. Setelah bahan baku datang bagian quality

mengecek kualitas, type dan layak guna, bila semua memenuhi kriteria di serahkan

ke bagian workshop.

• Work order di cek kembali. Apabila pesanan berupa pembuatan barang baru, proses

pengerjaan langsung di mulai. Semua langkah-langkah dikerjakan berdasarkan work

order. Bagian Welder dan Machining bekerja sama dari pengelasan sampai

48

pembuatan barang dengan alat berat. Setelah jadi, bagian Quality akan mengecek

ulang kualitas, layak guna, spesifikasi barang, apakah sesuai dengan pesanan yang

diinginkan pelanggan. Kemudian bagian BAT melakukan pemasangan (assembly),

bila barang sudah memenuhi kriteria.

• Apabila dalam work order pelanggan memerlukan servis, barang bisa di bawa ke

perusahaan atau Divisi Operational bisa ke tempat pelanggan tersebut, sesuai dengan

permintaan. Bagian BAT menerima barang lalu melakukan pembongkaran

(disassembly), di cari kerusakaan barang tersebut. Bagian work shop mencatat dalam

laporan bahwa barang apa saja diperlukan, bagian mana saja harus diperbaiki.

Laporan ini di lampikan ke work order. Setelah bahan-bahan baku di terima bagian

quality mengecek kualitas, layak guna dan spesifikasinya. Bagian welder mengecek

work order, bagian mana saja yang perlu di las, di tambal atau di ganti dengan

bahan-bahan baru (spare-part). Bagian Machining melakukan instruksi dari work

order seperti mengebor, memotong, menggerinda sesuai dengan keperluan.

Kemudian barang sudah selesai di cek ulang oleh bagian quality spesifiakasi,

kualitas, layak guna, kesesuaian dengan hasil akhir yang diinginkan pelanggan.

Bagian BAT melakukan pemasangan bila semua sesuai kriteria.

• Setelah semua tahap telah di kerjakan dengan baik dan tepat waktu. Barang siap di

serahkan ke pelanggan.

• Mesin-mesin perusahaan di rawat dan di cek tiap hari oleh Bagian Maintenance,

masalah kerusakan pada mesin juga menjadi tanggung jawab Bagian Maintenance.

49

Dari kegiatan umun perusahaan dan Divisi Operational diatas ternyata dapat

dikatakan bahwa perusahaan membutuhkan knowledge dalam menunjang proses

bisninya. Knowledge yang dapat diambil dari proses umum diatas akan di jelaskan pada

tabel berikut:

Departemen Critical Proses Pengetahuan yang di butuhkan

Workshop • Membuat WO

• Pembongkaran dan perakitan

• Melakukan machining

• Pengelasan produk

• Pembacaan product manual untuk disassembly dan assembly.

• Cara machining yang baik dan benar

• Teknik pengelasan yang tepat

Engineering • Design gambar dan ukuran produk

yang akan diproduksi

• Membuat spesifikasi produk

berdasarkan bahan baku yang sesuai

• Teknik penggambaran dan informasi ukuran produk

• Spesifikasi detil produk

Quality • Mengecek kualitas produk yang sudah

jadi

• Melakukan pengetesan dan membuat

hasil analisa pengetesan

• Teknik inspeksi produk secara tepat

• Kemampuan dalam menilai analisa pengetesan

Tabel 3.2 Potential Knowledge berdasarkan proses binis perusahaan.

50

3.2.6 Strategi PT. NMS

NMS memiliki beberapa strategi yang dipakai dalam untuk menunjang proses

bisnisnya, dari strategi ini dapat diambil suatu potential knowledge yang akan digunakan

dalam perancangan KMS. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam tabel berikut:

Strategi Objectif KPI CSF Pengetahuan yang dibutuhkan

• Pengadaan barang yang tepat waktu guna memperlancar produksi.

• Ketetepatan waktu pengadaan barang 90% setiap bulannya.

• Menyediakan informasi mengenai material yang sesuai dengan dengan produksi pada perusahaan.

• Ketepatan Pengecekan.

• Informasi stock barang pada gudang.

• Meningkatkan ketepatan penyelesaian work order .

• Penyelesaian work order 90% dari target yang direncanakan.

• Mengadakan meeting staff dan manajer pada divisi Operational.

• Tata cara dan aturan workshop.

• Meminimalisir kesalahan pada ketidaksesuaian produk.

• Terjadinya ketidaksesuaian produk maksimal 1 kasus setiap bulan.

• Menciptakan pemahaman terhadap spesifikasi produk yang akan dibuat.

• Pengecekan Quality.

• Prosedur design produk.

• Prosedur Machining.

51

• Mempunyai alat-alat berkualitas maksimal dalam pekerjaananya.

• Ketepatan pelaksanaan kalibrasi 100%.

• Memberikan informasi uptodate mengenai alat-alat yang harus dikalibrasi ulang.

• Prosedur kalibrasi.

• Memberikan komitmen kepuasan pelanggan .

• Peningkatan atas tingkat kepercayaan konsumen.

• Meningkatkan pengetahuan akan produk perusahan dan internal perusahan.

• Produk knowledge yang baik.

• Pengetahuan akan perusahaan.

Tabel 3.3 CSF dan KPI

52

3.3 Analisa Value Chain

Penggunaan analisa Value Chain adalah untuk membangun keunggulan bersaing

dengan perusahaan lain dan juga akan didapat knowledge apa saja yang ada terkait

dengan value chain tersebut yang dapat dipergunakan oleh perusahaan terutama dalam

Divisi Operational.

Tabel 3.4 Diagram Value Chain NMS

Infrastruktur Proses bisnis pada tiap divisi perusahaan

Manajemen sumber daya manusia Perekrutan, training, seminar, workshop - Menghasilkan karyawan yang mempunyai kompetensi tinggi dalam dalam bidang produksi Pengembangan teknologi - Mengembangkan sistem dan teknologi informasi pada unit dan pada operasional perusahaan - Menyediakan fasilitas internet dan LAN untuk menunjang komunikasi internal perusahaan Procurement Tersedianya bahan baku material untuk melakukan kegiatan produksi.

M A R G I N

Inbound logistics • Pemilihan bahan

baku yang berkualitas

Pengiriman bahan baku yang tepat waktu

Operations • Peng- efisienan

bahan baku • Peningkatan

jumlah produksi yang dihasilkan

Outbound logistics • Pendistri-

busian produk dan bahan baku secara cepat dan tepat

Sales & marketing Proses penjualan

Service Product support warranty dan servis

53

3.3.1 Aktivitas pendukung

• Firm Infrastructure (Infrastruktur perusahaan)

Kegiatan proses operasional di perusahaan ditentukan berdasarkan kebijakan

direktur perusahaan. Seluruh kegiatan proses bisnis akan dimonitori oleh tiap-tiap

manajer divisi yang bertugas pada setiap divisi tersebut.

• Human Resource Management (manajemen sumber daya manusia)

Dalam menejemen sumber daya manusia pada NMS dilakukan kegiatan perekrutan,

training, seminar, dan workshop oleh divisi HSE untuk menghasilkan karyawan

yang berkemampuan baik dalam kegiatan dan aktivitas di perusahaan. Proses dalam

menejemen sumber daya manusia diawali dengan pembuatan budgeting oleh tiap

departement mengenai kebutuhan karyawan dalam departement mereka dengan

definisi kriteria yang diinginkan. Setelah itu budget tersebut akan diberikan kepada

departemen HSE untuk dilakukan publikasi kepada publik mengenai kebutuhan

karyawan yang dibutuhkan tersebut. Setelah itu, akan dilakukan proses–proses

perekrutan lainnya oleh bagian sumber daya manusia tersebut. Setelah itu akan

dilakukan training, seminar, dan workshop guna membangun dan mengembangkan

keahlian, kemampuan, dan pengetahuan karyawan maupun calon karyawan.

Pelatihan–pelatihan lain juga dilakukan untuk meningkatkan tingkat kompetensi

karyawan. Guna meningkatkan motivasi kerja karyawan perusahaan perusahaan

memberikan 15 kali gaji dalam setahun kepada karyawannya.

• Technology Development (Pengembangan Teknologi)

NMS terus melakukan pengembangan teknologi informasi dalam operasional

perusahaan. Perusahaan menyediakan fasilitas internet untuk berhubungan dengan

54

pelanggan dan supliernya. Fasilitas jaringan LAN juga tersedia untuk internal

perusahaan. Perusahaan juga mempunyai software yang update dalam menunjang

proses bisnisnya.

• Procurement (Pembelian)

Aktivitas pembelian dilakukan dengan melakukan pemesanan bahan baku kepada

pemasok untuk melalukan kegiatan produksi. Stok dalam gudang selalu di update

untuk mengetahui unit atau parts apa yang kurang dan harus dipesan secepatnya, dan

mengetahui apakah barang yang dipesan dan dikirim sudah datang benar jumlahnya,

sehingga tidak terjadi selisih jumlah unit atau parts.

3.3.2 Aktivitas primer

• Inbound Logistic (Logistik ke dalam)

Dalam NMS kendali mutu dilakukan oleh departemen Quality. Hal ini mencakup

pengendalian mutu pada pemilihan bahan baku yang dibeli oleh perusahaan dari

suplier. Bagian quality control dapat melakukan pemilihan bahan baku yang

berkualitas karena perusahaan mempunyai supplier yang terpercaya mutunya, maka

bisa dipastikan bahwa produk yang dihasilkan oleh perusahaan akan baik mutunya.

Pengiriman bahan baku sangat diperhatikan, ketepatan dalam pengiriman akan

membuat produksi barang akan menjadi cepat dan tepat waktu.

• Operation (Operasi)

Dalam Divisi Operation terdapat aktivitas–aktivitas yang mengubah dari bahan baku

menjadi produk yang diap dipakai. Aktivitas ini membutukan efisiensi bahan baku

sehingga pemakaian bahan baku lebih efisien. Dengan peningkatan jumlah produksi

yang ada maka pendapatan di perusahaan juga dapat meningkat. Hal ini tentunya

55

harus didukung oleh pengefisienan penggunaan bahan baku. Selain itu peningkatan

jumlah produksi ini juga harus diikuti dengan meningkatnya permintaan dari para

konsumen. Ada aktivitas maintenance dalam produksi, yaitu adalah kegiatan

pemeliharaan aset-aset yang ada dilakukan oleh departemen maintenance.

• Outbound Logistic (Logistik ke luar)

Kegiatan pengiriman part dari suplier, dan pengiriman ke pelanggan. Data–data

pengiriman akan digunakan untuk tracking dan sebagainya. Pendistribusian barang

akan dikirim langsung ke tempat pelanggan diamana biasanya meruapakan situs

pengeboran.

• Sales and Marketing

Terdapat proses penjualan. Dimulai dengan adanya pemesanan yang dilakukan

pelanggan kepada perusahaan. Kemudian pesanan tersebut diproses dengan ada PO,

memesanan kepada pemasok untuk bahan baku, dan kemudian pembuatan unit.

Pengiriman pun dilakukan kepada pelanggan, dan dengan adanya kesepakatan

pembayaran. Sejalan dengan proses penjualan, proses pemasaran terus berjalan, agar

mendapatkan pelanggan baru, dan untuk pengenalan produk baru dan produk

pendukung lainnya.

• Service

Meliputi kegiatan aftersales yang dilakukan oleh Divisi Sales/Service, yang antara

lain memberikan layanan kepada pelanggan berupa pelayanan terhadap claim dan

service. Penerimaan data – data mengenai claim serta service dari pelanggan

ditangani langsung oleh divisi terkait sehingga mambangun hubungan baik dengan

56

pelanggan dan dapat membangun loyalitas yang tinggi dalam diri pelanggan

terhadap produk yang perusahaan jual.

Dari penjabaran analisa value chain pada perusahaan diatas, dapat diambil suatu

potential knowledge sebagai berikut:

Activity Value Potential Knowledge

Support activity Firm Insfrastructure • Pemahaman akan prosedur perusahaan.

• Informasi pengetahuan perusahaan

HRM • Pemahaman akan prosedur perusahaan.

• Prosedur penunjang setiap spesifikasi

pekerjaan.

Tecnology • Pelatihan pengembangan teknologi.

Procurement • Pengetahuan dari karakteristik

bahanbaku yang akan di beli.

Prime Activity Inbound logistic • Pengetahuan akan kualitas dan

karakteristik dari bahan baku.

Operation • Penggambaran design produk dengan

tepat.

• Pemakaian bahan baku dengan efisien.

Outbounf logistic • Prosedur pendistribusian.

• Prosedur assembly dan dissasembly.

Marketing and sales • Teknik marketing dan penjulan.

Servis • Pengetahuan spesifikasi produk.

Tabel 3.5 Potential knowledge berdasarkan analisa Value Chain

57

3.4 Analisa SWOT

Analisis SWOT adalah suatu analisis identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan yang terbagi dalam faktor internal dan eksternal.

Faktor Internal berbicara tentang kekuatan dan kelemahan pada perusahaan, faktor

eksternal berbicara tentang peluang dan ancaman yang ada dalam perusahaan.

3.4.1 Faktor Internal

a. Kekuatan (Strength)

• Posisi Finansial yang kuat.

NMS sejak awal berdiri mempunyai finansial yang kuat, omset meningkat dari tahun

ke tahun, memperoleh kepercayaan dari bank untuk memberikan pinjaman dan

selalu membayar angsuran dengan tepat waktu, sehinga tidak ada utang yang

signifikan/banyak.

• SDM berkualitas.

NMS mempunyai tenaga kerja yang kompeten di bidangnya. Ditunjang dengan

baiknya produk knowledge pada setiap karyawan sehingga dapat menghasilkan

produk-produk berkualitas. Setiap karyawan akan selalu di training untuk

memperkaya pengetahuan.

• Salah satu pionir dalam bidang geothermal di Indonesia.

Bidang geothermal sudah lama ada di indonesia akan tetapi belum banyak

perusahaan bergerak di bidang tersebut. NMS menjadi pionir yang benar-benar

terjun dalam bidang geothermal dan mempunyai sertifikan ISO 9001 – 2008.

58

• Mempunyai supplier bahan baku yang reliable.

PT. NMS mempunyai 2 supplier yaitu di Amerika dan di Singapura, kedua supplier

ini memberikan bahan baku berkualitas tinggi dengan harga yang sangat kompetitif,

pelayanan cepat dan sangat informatife.

b. Kelemahan (Weaknesses)

• Susahnya untuk mengembangkan diri karena terbatasnya SDM.

Geothermal dapat di bilang baru di Indonesia maka dari itu NMS masih kekurangan

SDM berkualitas, belum banyak pakar-pakar yang mempunyai pengetahuan dalam

bidang geothermal dan juga product knowledge kurang.

• Tidak adanya kesadaran SDM untuk mengembangkan pengetahuan.

NMS adalah sebuah perusahaan baru, sehingga masih harus mengembangkan diri,

dalam pengembangan diri ini membutuhkan support dari karyawan sedangkan

karyawan yang ada skarang ini tidak mempunyai tekat kuat untuk belajar

3.4.2 Faktor Eksternal

a. Peluang (Opportunities)

• Reputasi di bidang Geothermal sangat dikenal baik.

Selama 8 tahun berdiri NMS sudah sangat dikenal oleh banyak customer, ini

karenakan perusahaan benar-benar murni bergerak di bidang geothermal dan

mampunyai inovasi yang sangat baik

59

• Kebutuhan akan energi meningkat.

Di indonesia skarang ini kebutuhan akan energi sangat meningkat, ini memberikan

peluang pada NMS dalam usahanya merebut pasar, pemerintah juga memberikan

respon positif dengan men-support perusahaan.

b. Ancaman (Threahts)

• Adanya pesaing yang mempunyai teknologi lebih maju.

Pada saat ini geothermal menjadi sangat booming dan juga pemerintah sangat

mendukung dalam bidang ini. Keadaan ini dapat membuat para pesaing berlomba

merebut pasar dengan inovasi teknologi yang lebih maju.

• Harga dolar tidak stabil.

Krisis global saat ini membuat harga mata uang dolar semakin naik, hal ini menjadi

ancaman besar dikarenakan perusahaan harus membeli bahan baku dengan harga

dolar

3.4.3 Matrix SWOT

Di dalam pembuatan matriks SWOT dilakukan pemberian bobot dan rating

berdasarkan lingkungan internal dan eksternal perusahaan sehingga dari hasil

pemerolehan bobot dan rating tersebut dapat menentukan posisi SWOT pada

perusahaan.

60

Total Bobot:

Lingkungan Internal = 100%

Lingkungan Eksternal = 100%

Pengukuran Rating:

1 = Buruk 3 = Baik

2 = Cukup 4 = Sangat Baik

3.4.3.1 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)

Matriks faktor strategi internal (IFAS) merupakan penentuan bobot dan rating

berdasarkan perolehan dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan,

ditunjukan pada tabel berikut:

Kekuatan (S) Bobot Rating Bobot x Rating

• Finansial yang kuat

• SDM berkualitas

• Pioner dalam geothermal

• Supplier yang reliable

0.20

0.20

0.15

0.20

4

4

3

4

0.80

0.80

0.45

0.80

Kelemahan (W)

• Sedikitnya pakar geothermal

• Tidak adanya kesadaran

SDM untuk

mengembangkan

pengetahuan

0.15

0.10

4 3

0.60

0.30

Total 1.00 3.75

Table 3.6 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)

61

Berdasarkan tabel 3.2 dapat diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan memiliki

total IFAS sebesar 3.75, berarti perusahaan dapat menggunakan strength dengan baik

dan meminimalisir weakness yang ada pada perusahaan.

3.4.3.2 Matriks Faktor Strategi Ekternal (EFAS)

Matriks faktor strategi eksternal (EFAS) merupakan penentuan bobot dan rating

berdasarkan perolehan dari peluang dan ancaman eksternal yang akan dihadapi

perusahaan, ditunjukan pada tabel berikut:

Peluang (O) Bobot Rating Bobot x Rating

• Reputasi di bidang Geothermal

sangat dikenal baik

• Kebutuhan akan energi meningkat

• Dukungan pemerintah sangat baik

0.25

0.30

0.25

3

4

3

0.75

1.2

0.75

Ancaman (T) Bobot Rating Bobot x Rating

• Adanya pesaing yang mempunyai

teknologi lebih maju

• Harga dollar tidak stabil.

0.10

0.10

1 1

0.1

0.1

Total 1 2.9

Table 3.7 Matriks Faktor Strategi Ekternal (EFAS)

Berdasakan tabel 3.3 dapat diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan memiliki total

EFAS sebesar 2,9 berarti perusahaan dapat menggunakan opportunities dengan baik dan

dapat menghindari threats yang ada.

62

Kesimpulan:

Total bobot matrix SWOT pada lingkungan internal perusahaan adalah 3.75 dan

juga merupakan nilai dari IFAS, berarti perusahaan berada dalam posisi kuat dalam

mengandalkan kekuatannya serta mampu mengatasi kelemahan yang ada.

Strength: 2.85 Weakness: 0.9

Opportunity: 2.7 Threat: 0.2

Titik X = strength – weakness Titik Y = opportunity – threat

Titik X = 2.85 – 09 Titik Y = 2.7 – 0.7

= 1.95 = 2.5

S

1.95

T O 2.5

W

Gambar 3.4 Posisi SWOT

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh

kelemahan dan ancaman terhadap pada perusahaan dapat diatasi dengan kekuatan yang

dimiliki dan memanfaatkan peluang secara maksimal.

63

3.4.4 Pemetaan Strategi SWOT

Berdasarkan dari hasil analisis SWOT diatas dapat dipetakan sebuah strategi

SWOT, dijabarkan pada tabel berikut:

Lingkungan Internal

Lingkungan Eksternal

Kekuatan (S)

1. Finansial yang kuat 2. SDM berkualitas. 3. Pionir dalam geothermal 4. Suplier yang reliable

Kelemahan (W)

1. Sedikitnya pakar geothermal 2. Kurangnya self learning karyawan

Peluang (O)

1. Reputasi di bidang Geothermal sangat dikenal baik 2. Kebutuhan akan energi meningkat 3. Dukungan pemerintah sangat baik

Strategi SO 1. Dengan finansial yang kuat PT. NMS akan terus mengembangkan bisnis yang lain dalam bidang geothermal. (S1-O1) 2. Membuat suatu inovasi baru dalam produk geothermal menggunakan teknologi yang maju (S2-O1) 3. Mendokumentasikan semua pruduk yang pernah dibuat ( S2-O1-O2) 4. Biaya produksi yang rendah dengan harga jual yang tinggi ( S4-O2)

Strategi WO 1. Menjalin kerjasama para ahli antara negara maju dalam bidang produk geothermal ( W1- O3)

Ancaman (T)

1. Adanya pesaing yang mempunyai teknologi lebih maju 2. Harga dollar tidak stabil.

Strategi ST 1. Melakukan sertifikasi internasional sehingga selalu selangkah lebih maju. ( S1- T1)

Strategi WT 1. Memberikan semacam reward pada karyawan yang berprestasi ( W1-T1)

Tabel 3.8 Pemetaan SWOT

Berdasarkan gambar 3.1 dan tabel 3.3 dimana dari gambar 3.1 terlihat bahwa

perusahaan lebih kuat di sumbu X atau strategi SO dan juga pada table 3.3 dapat di lihat

64

bahwa perusahaan lebih fokus pada pengembangan strategi SO , namun tidak menutup

kemungkinan untuk menjalankan strategi lain dalam mendukung peningkatan strategi.

3.5 Knowledge Goals

Knowledge goal adalah tujuan-tujuan apa saja hendak dicapai oleh perusahaan

dalam Divisi Operational dengan adanya KM ini. Knowledge goals atau tujuan dari

dibangunnya KM ini dibagi tiga yaitu :

a. Strategic Goals.

• Menjadi sarana penyimpanan dan penyebaran knowledge yang merupakan aset

sangat berharga bagi perusahaan.

• Mengumpulkan knowledge dalam perusahaan agar dapat digunakan seterusnya oleh

siapa pun yang membutuhkannya.

b. Operational Goals.

• Meningkatkan efisiensi pekerja operasional sehari-hari semua karyawan di Divisi

Operational.

• Mempersingkat waktu pertukaran dan penyebaran informasi.

c. Normative Goals.

• Mempermudah sosialisasi perusahaan kepada karyawannya.

• Menciptakan budaya self-learning kepada karyawan agar dapat mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan pada setiap individu.

65

Hubungan antara knowledge goals dan strategi perusahaan akan di jelaskan pada

tabel berikut:

Strategi Perusahaan Knowledge Goals 1. Dengan finansial yang kuat PT. NMS akan terus mengembangkan bisnis yang lain dalam bidang geothermal. (S1-O1)

Strategic

1. Sarana penyimpanan dan penyebaran knowledge yang merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan 2. Mengumpulkan knowledge yang ada di perusahaan agar dapat digunakan seterusnya oleh siapa pun yang membutuhkannya

2. Membuat suatu inovasi baru dalam produk geothermal menggunakan teknologi yang maju (S2-O1)

3. Mendokumentasikan semua pruduk yang pernah dibuat ( S2-O1-O2)

Operational

1. Meningkatkan efisiensi pekerja operasional sehari-hari semua karyawan di perusahaan 2. Mempersingkat waktu pertukaran dan penyebaran informasi

4. Biaya produksi yang rendah dengan harga jual yang tinggi ( S4-O2) 5. Menjalin kerjasama para ahli antara negara maju dalam bidang produk geothermal ( W1- O3)

Normative 1. Mempermudah sosialisasi perusahaan kepada karyawannya 2. Menciptakan budaya self learning

6. Melakukan sertifikasi internasional sehingga selalu selangkah lebih maju. ( S1- T1) 7. Memberikan semacam reward pada karyawan yang berprestasi (W1-T1)

Tabel 3.9 Pemetaan Knowledge Goal

3.6 Identifikasi Knowledge

Identifikasi knowledge perusahaan dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu analisis

berdasarkan struktur perusahaan (structural), analisa berdasarkan operasi (functional)

perusahaan dan analisan menurut perilaku (behavioural) perusahaan. Setiap knowledge

66

telah teridentifiaksi dibagi menjadi 2 jenis knowledge, yaitu tacit knowledge dan explicit

knowledge.

3.6.1 Struktural

Identifikasi knowledge berhubungan dengan segala sesuatu hal tentang struktural

perusahaan, yaitu didapat dari visi misi serta peraturan perusahaan, tugas wewenang dan

tanggung jawab karyawan

• Visi Misi Perusahaan.

Visi dan misi perusahan termasuk dalam explicit knowledge perusahaan karena visi

dan misi telah di tulis didalam company profile perusahan. Hal ini bertujuan agar

setiap karyawan mengetahui dengan jelas visi dan misi perusahaan, sehingga dapat

lebih mengarahkan meraka dalam bekerjasama mencapai visi dan misi perusahaan.

• Struktur Organisasi.

NMS telah memiliki struktur organisasi yang sangat jelas. Pendokumentasian

struktur organisasi dilakukan oleh HRD berupa dokumen tertulis. Dengan adanya

KMS ini struktur organisasi dapat dilihat langsung oleh seluruh karyawan tanpa

harus ke bagian HRD. Struktur organisasi merupakan knowledge bersifat explicit.

• Prosedur, tugas tanggung jawab dan wewenang.

Dalam hal ini, tugas, tanggung jawab dan wewenang menjelaskan tentang detail

pekerjaan, tanggung jawab, dan wewenang setiap karyawan dalam melaksanakan

kegiatan dalam perusahan. Hal ini mencakup prosedur pekerjaan pada setiap divisi.

Tugas, tanggung jawab dan wewenang tersebut merupakan knowledge yang bersifat

explicit . Hal ini dapat membantu setiap karyawan untuk mengetahui dengan jelas

setiap pekerjaan masing-masing di perusahaan

67

3.6.2 Functional

Identifikasi ini didapat dari potential knowledge yang bersifat functional. Dari

hasil analisa yang ada pada pembahasan sebelumnya, knowledge yang bersifat functional

dalam perusahaan ini terdiri dari:

• Pengkatagorian knowledge berdasarkan tiap-tiap departemen yaitu Machining,

Engineering, Quality.

Katagoti ini meliputi semua knowledge yang dibutuhkan dalam pekerjaan tiap-tiap

departemen muali dari bagaimana cara melakukannya sampai dengan ide yang

dimiliki karyawan untuk dapat didokumentasikan dan didistribusikan sehingga dapat

bermanfaat serta merata ke seluruh karyawan. Pengetahuan ini terbagi dalam

departemen masing-masing yaitu Machining, Engineering dan Quality, yang

dikategorikan menjadi: API, ANSI, WI, Handbook, MSS, SAE.

• Produk Perusahaan.

Semua produk perusahan yang pernah di produksi disimpan didalam database. Data

dan informasi mengenai hal ini dapat membantu perusahaan untuk menentukan

strategi kedepannya. Perusahaan dapat melakukan inovasi baru terhadap

perancanngan produk baru yang semakin handal dan menjadi poduk unggulan.

• Hasil rapat.

Dokumen hasil rapat berupa hasil keputusan, person in charge (PIC), deadline dan

status progress yang telah di catat oleh notulis rapat lalu diberikan kepada manajer.

Dari dokumen tersebut akan memberi kemudahan bagi manajement untuk

mengambil keputusan.

68

• Problem Solving.

Menjelaskan permasalah yang terjadi pada Divisi Operational. Perusahaan sering

kali mempunyai masalahh teknis yang tidak semua orang thu solusinya, untuk

masalah-masalah tersebut dapat ditanyakan dan dijawab oleh orang yang mempunyai

pengetahuan dalam hal tersebut, hal ini dapat didistribusikan kepada semua

karyawan.

3.6.3 Behavioural

• Manager Meeting Divisi Operational.

Setiap 1 bulan sekali diadakan rapat dikuti oleh para manajer operasi. Dalam rapat

ini membahas tentang pemecahan masalah dalam divisi operasi seperti kebijakan-

kebijakan baru dan solusi berkaitan dengan hasil rapat yang dilakukan oleh staff

divisi operasi.

• Staff Meeting Divisi Operational.

Setiap 2 minggu sekali para staff Divisi Operational melakukan rapat bertujuan

membahas tentang masalah apa saja yang mereka hadapi dalam pekerjaannya. Hasil

rapat ini akan dibahas dalam manager meeting.

3.7 Existing Infrastructure

Perusahaan sudah mempunyai infrastruktur IT yang memadai, dapat dikatakan

bahwa perusahaan sangat peduli terhadap perkembangan IT, berikut adalah infrastruktur

IT yang sudah ada pada perusahaan:

69

• 10 komputer dengan spesifikasi:

- Intel Core 2 Duo 1.8Ghz..

- RAM 1Gb.

- Integrated VGA.

- Harddisk 120Gb.

- LCD Monitor.

- Keyboard, mouse

- Printer

• Infrastruktur jaringan.

- LAN 100mbps.

- Internet berkecepatan 512Kbps

- Topologi jaringan jenis Star.

- Modem, ethernet card, router, switch.

• Operating system menggunakan Microsoft Windows XP Profesional original.

• Aplikasi menggunakan bawaan windows dan beberapa aplikasi pendukung.

Berikut adalah persediaan pertanyaan untuk mengetahui existing infrastructure

pada NMS yang diambil dari Form KMAK.

Persediaan Pertanyaan Perusahaan anda Yes or No

Apakah perusahaan anda memiliki area lokal / area luas jaringan computer?

Yes

Apa bandwidth jaringan ini Mbps (nilai tipikal berkisar dari 10Mbps sampai 100Mbps?

Yes

Apakah perusahaan anda mendukung remote akses?

No

Apakah dukungan remote akses dialup? Jika tidak, apakah itu memungkinkan

No

70

konektivitas remote melalui jaringan isp? Apakah perusahaan Anda saat ini menggunakan intranet?

Yes

Apakah perusahaan Anda saat ini menggunakan ekstranet?

Yes

Apakah perusahaan anda menggunakan video conference?

No

Apakah perusahaan anda menggunakan sistem pendukung keputusan spesifik?

No

Standar perusahaan anda pada satu platform komputasi seperti windows atau mac? jika tidak, platform berbeda apa yang digunakan oleh karyawan perusahaan anda?

No

Apakah perusahaan Anda saat ini menggunakan groupware atau platform kolaborasi seperti lotus notes?

No

Apakah perusahaan anda ekstensif menggunakan solusi komputer mobile seperti PalmPilot? Jika perusahaan Anda tidak secara resmi menggunakan solusi seperti itu, apakah karyawan Anda menggunakan angka-angka tinggi?

No

Apakah perusahaan Anda saat ini menggelar sesuatu seperti keterampilan database? Jika demikian, apakah karyawan Anda puas dengan mata uang dan kualitas?

No

Apakah perusahaan anda saat ini menggunakan dokumen solusi manajemen? jika ya, Anda bisa daftar alasan utama mengapa? (ini adalah pertanyaan yang tampaknya sederhana tapi satu yang paling sulit untuk menjawab secara akurat).

No

Apakah perusahaan anda saat ini menggunakan alat manajemen proyek untuk proyek-proyek dan tugas pelacakan? contoh alat-alat tersebut meliputi proyek MS.

No

Apakah perusahaan anda memperoleh lisensi perangkat lunak melalui situs?

Yes

Tabel 3.10 Existing infrastructure NMS.

71

Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa NMS memiliki infrastruktur

IT didalam kegiatan bisnisnya sehari-hari. Perusahaan ini mempunyai LAN yang saling

menghubungkan antara komputer satu dengan komputer lain. Kecepatan dalam

mengakses data dalam LAN sebesar 100Mbps. LAN juga digunakan untuk mengakses

setiap kamera yang berada di beberapa ruangan sehingga para manager dapat memantau

situasi yang terjadi dari ruangan mereka dan juga akses insternet yang dapat digunakan

apabila mereka memerlukan akses untuk mengecek email, memantau harga dolar dan

juga mencari informasi baru terkaid dengan perusahaan.