bab 2 tinjauan pustaka 2.1 pengetahuan 2.1.1 definisi...

13
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapkan (Setiawati, 2008). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan beberapa definisi diatas peneliti dapat mmenyimpulkan bahwa pengetahuan adalah suatu proses belajar dari pengalaman, nilai, informasi konstektual dan kepakaran yang dilakukan dengan menggunakan pasca indra terhadap objek tertentu. 6 Universitas Sumatera Utara

Upload: phungkhuong

Post on 10-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan

indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapkan (Setiawati, 2008).

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan beberapa definisi diatas peneliti dapat mmenyimpulkan

bahwa pengetahuan adalah suatu proses belajar dari pengalaman, nilai, informasi konstektual dan kepakaran yang dilakukan dengan menggunakan pasca indra terhadap objek tertentu.

6

Universitas Sumatera Utara

7

2.1.2 Tingkat Pengetahuan Di Dalam Domain Kognitif

Menurut Bloom (dalam Notoadmojdo, 2007) pengetahuan yang

mencakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu: tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real.

Universitas Sumatera Utara

8

4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur.Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan. 5. Sinttesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhann yang baru.Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan dan dapat meringkas terhadap teori-teori yang sudah ada. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kempuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal

(Notoadmodjo, 2003). Faktor internal meliputi: pendidikan, persepsi, motivasi, pengalaman.

Universitas Sumatera Utara

9

1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu. 2. Persepsi Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya, setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. 3. Motivasi Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak dan mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku. Dalam mencapai tujuan dan munculnya motivasi memerlukan rangsangan dari dalam individu maupundari luar. Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku dan dirasakan suatu kebutuhan. 4. Pengalaman Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan), juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh indera manusia.

Universitas Sumatera Utara

10

Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman berdasarkan kenyataan yang pasti dan pengalaman yang berulang- ulang dapat menyebabkan terbentuknya pengetahuan. Pengalaman masa lalu dan aspirasinya untuk masa yang akan datang mentukan perilaku masa kini.

Faktor eksternal yang mmempengaruhi pengetahuan antara lain:

meliputi lingkungan, soosial ekonomi, kebudayaan dan informasi. Lingkungan sebagai faktor yang terpengaruh bagi pengembangan sifat dan perilaku individu. Sosial ekonomi, penghasilan sering dilihat untuk menilai suatu hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kebudayaan adalah perilaku normal, kebiasaan, nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup. Informasi adalah penerangan, keteranngan, pemberitahuan yang dapat menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku (Notoadmodjo, 2003).

2.2 Masyarakat 2.2.1 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau

dengan istilah lain saling berinteraksi, kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Mubarak, 2009).

Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama

hidup dan bekerja sama, sehinggga mereka itu dapat mengorganisasikan

Universitas Sumatera Utara

11

dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Entjang, 2000).

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau

dengan istilah lain saling berinteraksi (Effendy, 1998).

Berdasarkan beberapa defenisi diatas peneliti dapat menyimpulkan

bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.

2.2.2 Ciri-ciri Masyarakat Sehat

Ciri-ciri masyarakat yang sehatmenurut Mubarak (2009) adalah sebagai

berikut: 1. Adanya peningkatan kemampuan dari masyarakat untuk hidup sehat 2. Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya

pengangkatan kesehatan, terutama untuk ibu dan anak.

3. Berupaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan, terutama

penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup.

4. Selalu meningkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan

peningkatan status sosial ekonomi masyarakat.

5. Berupaya selalu menurunkan angka kesakitan dan kematian dari

berbagai sebab dan panyakit.

Universitas Sumatera Utara

12

2.3 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat 2.3.1 Definisi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk

memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat (Depkes, 2008).

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang

dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat (Depkes, 2008).

Perilaku Hidup Berih Dan Sehat (PBHS) adalah sebagai wujud

operasional promosi kesehatan merupakan dalam upaya mengajak, mendorong kemandirian masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat (Ekasari, 2008).

Berdasarkan beberapa defenisi PHBS adalah upaya untuk mewujudkan

kesehatan anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu melaksakan perilaku hidup bersih dan sehat.

2.3.2 Ciri-ciri Rumah Sehat

Ada 5 ciri-ciri rumah sehat menurut Notoadmodjo (2007) sebagai

berikut:

Universitas Sumatera Utara

13

1. Bahan bangunan Bahan bangunan terbuat dari lantai ubin atau semen, dinding terbuat dari tembok, atap rumah terbuat dari genteng atau seng. 2. Ventilasi Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi yaitu untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar, untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap dalam kelembaban yang optimum. 3. Cahaya Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. 4. Luas bangunan rumah Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. 5. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas yaitu penyediaan air bersih yang cukup, pembuangan tinja, pembuangan air limbah, pembuangan sampah, fasilitas dapur, ruang berkumpul keluarga.

Universitas Sumatera Utara

14

2.3.3 Indikator dalam Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Ada 10 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menurut Ekasari,

dkk (2008) sebagai berikut: 1. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan persalinan pada ibu yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, paramedis lainnya) sebagai penolong pertama dalam proses lahirnya janin bayi, pemotongan tali pusat dan keluarnya plasenta. 2. Bayi diberi ASI Sejak Lahir sampai berusia 6 bulan. Bayi yang berumur 0-6 bulan yang mendapat ASI sejak lahir sampai umur 6 bulan tanpa makanan tambahan. 3. Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Setiap pendudukmempunyai jenis pembiayaan pra-upaya seperti Askes, Jamsostek/Astek, Asuransi Perusahaan/Kantor, dan Dana Sehat. 4. Ketersediaan Air Bersih. Sumber air minum rumah tangga yang berasal dari sumber air dalam kemasan, leding, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung minimal berjarak 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah.

Universitas Sumatera Utara

15

5. Ketersediaaan Jamban. Rumah tangga menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan sebagai pembuangan akhir. 6. Kesesuaian Luas Lantai Dengan Jumlah Penghuni. Luas lantai rumah yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari- hari dibagi dengan jumlah penghuni minimal 9 m². 7. Lantai Rumah Bukan Dari Tanah. Lantai rumah yang digunakan dari permanen atau lantai papan (rumah panggung). 8. Makan Buah Dan Sayur Setiap Hari. Anggota keluarga yangberumur 15 tahun keatas mengkonsumsi sayur dan buah dengan perimbangan minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya 3 porsi sayur dan 2 porsi buah selama 7 hari dalam seminggu. 9. Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari. Anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas yang melakukan aktivitas seperti olah raga selama 10 menit, setiap hari minimal 5 hari dalam satu minggu.

Universitas Sumatera Utara

16

10. Tidak Merokok di Dalam Rumah. Anggota keluarga yangberumur 15 tahun ke atas tidak ada yang merokok didalam rumah setiap hari/kadang-kadang.

2.3.4 Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Masyarakat

Menurut Ekasari, dkk (2008) Tujuan perilaku hidup bersih dan sehat di

masyarakat sebagai berikut: 1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat 2. Masyarakat mampu mencegah dan mangatasi masalah-masalah

kesehatan yang dihadapinya

3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada untuk

penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatannya.

4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber

Masyarakat untuk pencapaian PHBS di rumah tangga, seperti penyelenggaraan posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan ibu bersalin dan sosial ibu bersalin, ambulan desa, kelompok pemakaian air dan arisan jamban.

2.3.5 Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Menurut Ekasari, dkk (2008) Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) sebagai berikut: 1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.

Universitas Sumatera Utara

17

2. Anak tumbuh sehat dan cerdas. 3. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat. 4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat dialihkan untuk pemenuhan

gizi keluarga, biaya pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.

2.3.6 Manajemen Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Menurut Ekasari, dkk (2008) Manajemen yang ada didalam Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat yaitu: Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan. 1. Puskesmas Puskesmas merupakan pusat kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat kecamatan dengan sasaran baik individu yang datang ke puskesmas maupun keluarga dan masyarakat di wilayah Puskesmas. 2. Rumah Sakit Rumah Sakit bertugas melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan keluarga yang datang ke Rumah Sakit.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan promosi kesehatan untuk mendukung promosi kesehatan dan PHBS yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit serta sarana pelayanan kesehatan lainnya yang ada di Kabupaten/ Kota.Penanggung jawab dari semua kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di daerah adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Universitas Sumatera Utara

18

3. Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus dapat mengkoordinasikan dan menyusun kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di wilayah dengan melibatkan sarana-sarana kesehatan yang ada di Kabupaten/Kota tersebut Program PHBS secara operasional dilaksanakan di Puskesmas oleh petugas promosi kesehatan Puskesmas dengan melibatkan lintas sektor terkait dengan sasaran semua keluarga yang ada di wilayah Puskesmas.

Universitas Sumatera Utara