bab 2 revisi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2011-2-00283-if bab...
TRANSCRIPT
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Analisis Data dan Perancangan Sistem
2.1.1.1 Analisis Data
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p322),
data analysis atau analisis data merupakan sebuah teknik yang
digunakan untuk mengembangkan model data agar dapat
diimplementasikan dalam bentuk basis data.
2.1.1.2 Analisis Sistem
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p38),
system analysis atau analisis sistem merupakan sebuah studi dari
suatu masalah bisnis untuk merekomendasikan perbaikan dan
menentukan kebutuhan bisnis dan prioritas untuk solusi.
2.1.1.3 Perancangan Sistem
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p39),
system design atau perancangan sistem merupakan spesifikasi atau
konstruksi solusi yang teknis dan berbasis komputer untuk
persyaratan bisnis diidentifikasi dalam analisis sistem.
7
2.1.2 Data
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p27), data
merupakan fakta mentah yang menjelaskan mengenai orang, tempat,
kejadian, dan hal - hal penting dalam perushaan.
Menurut Watson (2004, p24), data merupakan fakta yang mentah,
tidak diringkas, dan tidak dianalisa.
2.1.3 Basis Data
Menurut Watson (2004, p55), basis data atau database adalah
kumpulan dari file yang saling berhubungan.
Menurut Turban et al.(2006, p628), basis data merupakan
pengelompokan logis berbagai file yang saling terkait.
Menurut Connolly dan Begg (2002, p14), database merupakan
sekumpulan data yang berelasi secara logikal dan deskripsi dari data
tersebut yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi sebuah
perusahaan.
Database sebagai data yang berelasi secara logikal terdiri dari
entities, attributes, dan relationships dimana ketiga gabungan tersebut
merepresentasikan informasi perusahaan.
8
2.1.4 Database Management System (DBMS)
2.1.4.1 Pengertian DBMS
Menurut Turban et al.(2006, p636), sistem manajemen
basis data atau database management system merupakan sebuah
peranti lunak program (atau sekelompok program) yang
menyediakan akses ke sebuah basis data.
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p554),
database management system (DBMS) adalah perangkat lunak
khusus yang digunakan untuk membuat, mengakses,
mengendalikan dan mengelola sebuah basis data.
Menurut Watson (2004, p571), database management
system (DBMS) adalah alat utama untuk dapat memelihara
integritas basis data dan menyediakan data kepada pengguna.
Menyediakan data mempunyai arti bahwa data tersebut dapat
diakses oleh siapa saja yang membutuhkannya.
Menurut Connolly dan Begg (2002, p16), database
management system (DBMS) adalah sebuah perangkat lunak yang
memperbolehkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat,
memelihara dan mengendalikan akses ke basis data. Sebuah
DBMS menyediakan fasilitas berupa :
9
1. Data definition language (DDL) yang berfungsi untuk
menspesifikasikan tipe data dan batasan data pada basis
data.
2. Data manipulation language (DML) yang berfungsi
untuk memberikan fasilitas query data.
3. Pengendalian akses database, yang berupa :
a) Keamanan sistem : yang mencegah hak akses kepada
pengguna yang tidak berwewenang
b) Intergritas sistem : menjaga konsistensi data
c) Pengendalian shared data
d) Backup dan recovery sistem
e) Katalog yang berisi deskripsi - deskripsi data yang
terdapat dalam basis data dan dapat diakses oleh
pengguna.
4. Views yang berfungsi untuk menyediakan data yang
hanya diinginkan dan diperlukan oleh pengguna
2.1.4.2 Komponen DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2002, p18 - p23), komponen
DBMS terdiri dari :
1. Hardware yang berupa PC hingga jaringan komputer -
komputer.
10
2. Software, yaitu DBMS, sistem operasi, perangkat lunak
jaringan (bila diperlukan) dan aplikasi program.
3. Data yang digunakan perusahaan dan deskripsi dari data
disebut schema.
4. Procedures merupakan instruksi dan aturan yang harus
ada pada desain dan kegunaan dari basi data dan DBMS.
5. People terdiri dari :
a. Data Administration
Data Administration memperhatikan tahapan awal dari
lifecycle. Data Administration mengatur sumber daya
data yang meliputi perencanaan database,
pengembangan dan pemeliharaan standar, kebijakan,
prosedur, dan merancang basis data konseptual dan
logikal.
b. Database Administration
Database Administration mengatur realisasi fisik dari
aplikasi database yang meliputi desian fisik database
dan implementasi, pengaturan, keamanan dan kontrol
integritas, pengawasan performa sistem dan pengaturan
ulang basis data.
11
c. Database Designer
Database Designer merancang basis data logikal dan
fisikal.
d. Application Developers atau Programmer Aplikasi
e. End-Users
i. Naive users merupakan pengguna - pengguna
yang tidak mengerti DBMS. Mereka hanya
pengguna yang mengakses basis data melalui
sebuah aplikasi khusus.
ii. Sophisticated users merupakan pengguna -
pengguna yang mengenal stuktur dari basis data
dan fasilitas - fasiltas yang terdapat dalam
DBMS.
2.1.4.3 Kelebihan dan Kekurangan DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2002, p25 - p29), kelebihan DBMS
adalah :
1. Mengontrol redudansi data
2. Konsistensi data
3. Lebih banyak informasi dari jumlah data yang sama
4. Shared data
12
5. Meningkatkan integritas data
6. Meningkatkan keamanan
7. Penegakan standar
8. Lebih ekonomis
9. Menyeimbangkan kebutuhan - kebutuhan yang saling konflik
10. Meningkatkan aksesibilitas dan respon data
11. Meningkatkan produktivitas
12. Meningkatkan pemeliharan melalui data independence
13. Mengurangi kehilangan informasi dan integritas
14. Meningkatkan layanan backup dan recovery
Menurut Connolly dan Begg (2002, p29 - p30), kekurangan
DBMS adalah
1. Kompleksitas
2. Ukuran
3. Biaya DBMS
4. Biaya tambahan perangkat keras
5. Biaya proses konversi
6. Performa
13
7. Pengaruh dari kegagalan yang lebih besar
2.1.5 Database Application Lifecycle
Untuk merancang suatu aplikasi basis data diperlukan suatu
tahapan dimana tahapan tersebut dinamakan siklus hidup aplikasi basis
data (Database Application Lifecycle).
Tahapan – tahapan dalam Database Application Lifecycle tidak
perlu dilalui secara berurutan (sequential) namun bisa secara perulangan
dari tahap sebelumnya.
Menurut Connolly dan Begg (2002, p271-p293), tahap – tahap
dari siklus hidup aplikasi basis data (Database Application Lifecycle)
yaitu:
Gambar 2.1 Database Application Lifecycle.
14
2.1.5.1 Database Planning
Terdapat 3 hal pokok yang berkaitan dengan strategi
sistem informasi, yaitu:
1. Rencana dan sasaran dari perusahaan berdasarkan kebutuhan
sistem informasi.
2. Mengevaluasi sistem informasi yang ada untuk menetapkan
kelebihan dan kekurangan.
3. Mempertimbangkan peluang IT yang mungkin memberikan
keuntungan kompetitif.
Langkah untuk dapat mengatasi strategi sistem informasi diatas
adalah:
1. Menentapkan Mission Statement
Mission statement untuk database project mendefinisikan
tujuan utama dari aplikasi database. Mission statement atau
perintah tugas membantu menjelakan kegunaan dari database
project dan menyediakan alur yang jelas untuk mencapai
efektifitas dan efesiensi penciptaan dari suatu aplikasi database
yang diinginkan.
2. Menetapakan Mission Objectives
15
Setelah mission statement didefinisikan, maka mission
objectives didefinisikan. Setiap objective atau tujuan harus
mengidentifikasikan tugas khusus yang didukung basis data.
2.1.5.2 System Definition
System defintion atau definisi sistem menjelaskan batasan
– batasan dan cakupan dari aplikasi basis data dari sudut pandang
user yang utama. Sudut pandang user mendefinisikan apa yang
diwajibkan dari suatu aplikasi basis data dari perspektif aturan
kerja khusus (seperti manager atau supervisor) atau area aplikasi
perusahaan (seperti marketing, stock control dan sebagainya).
2.1.5.3 Requirements Collection and Analysis
Informasi yang sudah dikumpulkan dan dianalisis tersebut
dapat digunakan untuk identifikasi kebutuhan user yang baru.
Informasi dikumpulkan untuk setiap user view meliputi:
1. Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan
2. Detail mengenai bagaimana data digunakan atau dihasilkan
3. Beberapa kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang
baru
Ada tiga pendekatan untuk merancang kebutuhan dari aplikasi
basis data yaitu :
16
1. Centralized Approach (Pendekatan Terpusat)
Pendekatan terpusat menggabungkan setiap sudut pandang
user untuk membangun sebuah data model global.
2. View Integration Approach (Pendekatan sudut pandang
terintegrasi)
Pendekatan sudut pandang terintegrasi melibatkan setiap
sudut pandang user untuk membangun model data terpisah
(data model lokal). Hasil dari model data terpisah tersebut
digabungkan dalam tahapan perancangan basis data (data
model global).
3. Combination of both approaches (Kombinasi dari kedua
pendekatan)
Menurut Connolly dan Begg (2002, p302), Analisa dan
pengumpulan kebutuhan bisa juga menggunakan teknik fact
finding. Ada lima cara untuk melakukan fact finding yaitu:
a. Memeriksa Dokumen
b. Wawancara
c. Mengamati Operasional Perusahaan (Observasi)
d. Penelitian (Research)
e. Studi Pustaka
17
2.1.5.4 Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2002, p279), dalam
merancang basis data ada dua pendekatan yaitu :
1. Bottom-Up
Perancangan dengan pendekatan ini, dimulai dengan
mengidentifikasi atribut, lalu mengidentifikasi relationship
antar atribut kemudian mengidentifikasi entitas.
Bottom-Up = attribute – relationship – entity data analisis
2. Top-Down
Perancangan dengan pendekatan ini, dimulai dengan
mengidentifikasi entitas, lalu mengidentifikasi relationship
antar etitas kemudian mengidentifikasi atribut.
Top-Down = entities – relationship – attribute data analisis
Menurut Connolly dan Begg (2002, p279), perancangan
basis data merupakan suatu proses desain yang bertujuan untuk
menciptakan database yang akan mendukung operasi dan
tujuan perusahaan.. Perancangan basis data tersebut terdiri dari
3 langkah yaitu conceptual database design, logical database
design dan physical database design.
18
1. Conceptual database design, berdasar pada Connolly dan
Begg (2002, p281), merupakan suatu proses pembangunan
model informasi yang digunakan dalam suatu perusahaan
yang bebas dari semua unsur – unsur fisik seperti software
DBMS, program aplikasi dan bahasa pemrograman.
Langkah - langkah dalam merancang basis data koseptual
adalah :
a. Mengindentifikasi Tipe Entitas
b. Mengidentifikasi tipe relationship
c. Mengidentifikasi dan Menghubungkan Atribut dengan
Entitas
d. Menentukan Domain Atribut
e. Menentukan Atribut Candidate Key dan Primary Key
f. Memeriksa Model untuk Redundancy
g. Memvalidasi Model Konseptual Lokal dengan Transaksi
User
2. Logical database design berdasar pada Connolly dan Begg
(2002, p281), merupakan suatu proses pembangunan model
informasi yang digunakan dalam suatu perusahaan yang
19
didasarkan pada model data yang spesifik, tetapi bebas dari
DBMS tertentu dan unsur – unsur fisik lainnya
Langkah - langkah dalam merancang basis data logikal
adalah:
a. Menghilangkan Fitur – fitur yang Tidak Kompatibel
dengan Model Relasi
b. Memperoleh Relasi untuk Data Model Logikal
c. Memvalidasi Relasi dengan Menggunakan Normalisasi
d. Validasi Relasi terhadap Transaksi User
e. Mendefinisikan Integrity Constraints
3. Physical database design berdasar pada Connolly dan Begg
(2002, p282), merupakan suatu proses pembuatan deskripsi
mengenai pelaksanaan database pada penyimpanan sekunder.
Dimana tahap ini menggambarkan relasi dasar, file,
organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses
yang efisien terhadap data, dan juga akeses yang efisien
terhadap setiap kendala yang terkait dengan integritas dan
langkah-langkah keamanan.
Langkah - langkah dalam merancang basis data fisikal adalah :
a. Merancang Hubungan Dasar
b. Merancang Representasi Derived Data
20
c. Merancang Constraint Perusahaan
d. Menganalisa Transaksi
e. Memilih Index
f. Estimasi Kebutuhan Tempat Penyimpan
2.1.5.5 Optimisasi Sistem
Menurut Connolly dan Begg (2002, p506), tujuan dari
optimisasi sistem adalah untuk meningkatkan kecepatan sistem
dengan cara mengurangkan join pada query.
Langkah - langkah dalam mengoptimisasi sistem adalah:
1. Menyalin non-key Attributes pada relasi one-to-many
2. Menyalin Attributes pada relasi many-to-many
2.1.5.6 DBMS Selection
Tahap ini merupakan proses pemilihan DBMS yang seusai
untuk mendukung aplikasi (Connolly dan Begg, 2002, p284).
Tahap - tahap dalam pemilihan DBMS adalah :
1. Mendefinisikan terminologi studi referensi
2. Mendaftar dua atau tiga produk
3. Mengevaluasi produk
21
4. Rekomendasikan pemilihan dan membuat laporan
2.1.5.7 Application Design
Perancangan aplikasi adalah perancangan antar muka
pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan
memproses database (Connolly dan Begg, 2002, p287). Desain
database dan aplikasi merupakan aktifitas paralel yang meliputi
dua aktifitas penting, yaitu :
1. Transaction design
Transaksi adalah satu atau serangkaian aksi yang
dilakukan oleh user tunggal atau program aplikasi, yang
mengakses atau merubah isi dari basis data (Connolly dan
Begg, 2002, p288).
Kegunaan dari perancangan transaksi adalah untuk
menetapkan karakteristik dari suatu transaksi yang dibutuhkan
pada basis data. Diantaranya:
a. Data yang akan digunakan oleh transaksi
b. Karakteristik fungsional dari suatu transaksi
c. Output transaksi
d. Kepentingan untuk users
e. Tingkat kegunaan yang diharapkan
22
Terdapat tiga tipe transaksi, yaitu:
1. Retrieval transaksi, digunakan untuk pemanggilan data
untuk ditampilkan di layar atau menghasilkan suatu
laporan
2. Update transaksi, digunakan untuk menambahkan record
baru, menghapus record lama, dan atau memodifikasi
record yang sudah ada di dalam basis data.
3. Mixed transaksi, meliputi pemanggilan dan perubahan data.
2. User interface design
Perancangan antarmuka memiliki pedoman atau guidelines
yang dapat diikuti, menurut Connolly (2005, p301-303) ada 14
pedoman untuk merancang form dan report yaitu:
a) Meaningful title: informasi yang disampaikan dengan
judul harus memperkenalkan form secara jelas dan
tidak ambigu.
b) Comprehensible instructions: instruksi yang
disampaikan ke user harus singkat dan saat informasi
tambahan diperlukan, help screens harus tersedia.
Instruksi sebaiknya ditulis dalam gaya tata bahasa yang
konsisten dan menggunakan format yang standard.
c) Logical grouping and sequencing of fields: field yang
berhubungan harus ditempatkan bersama dalam form
23
atau report. Urutan dari fields seharusnya konsisten dan
logic.
d) Visually appealing layout of the form/report: form atau
report sebaiknya memiliki antarmuka yang menarik
untuk user.
e) Familiar field labels: label dari field harus familiar agar
tidak membingungkan user.
f) Consistent terminology and abbreviations: istilah dan
singkatan yang disetujui harus konsisten.
g) Consistent use of color: warna sebaiknya digunakan
untuk meningkatkan penampilan dari sebuah form atau
report dan untuk memberi tanda di setiap field dan
pesan yang penting. Warna harus memberi arti dan
konsisten.
h) Visible space and boundaries for data-entry fields: user
secara visual harus sadar akan total jumlah spasi yang
disediakan di setiap field.
i) Convenient cursor movement: user seharusnya dapat
dengan mudah mengidentifikasi operasi untuk
memindahkan kursor dalam sebuah form atau report.
Mekanisme simple dengan menggunakan tombol tab,
panah, atau mouse pointer.
j) Error correction for individual characters and entire
fields: user dapat dengan mudah mengkoreksi kesalahan
24
yang dilakukan pada field. Secara simple dapat
menggunakan backspace key atau dengan overtyping.
k) Error message for unacceptable values: jika user
memasukan data yang salah kedalam field, pesan error
akan dimunculkan. Pesan error sebaiknya
menginformasikan error yang dilakukan user dan
mengindikasi nilai yang diperbolehkan.
l) Optional fields marked clearly: field pilihan sebaiknya
dapat di identifikasi secara jelas oleh user. Field pilihan
harus ditempatkan setelah field utama.
m) Explanatory messages for fields: saat user
menempatkan kursor di dalam field, informasi tentang
field harus dimunculkan pada posisi yang biasa dalam
monitor seperti windows status bar.
n) Completion signal: harus diberitahu secara jelas pada
saat proses pengisian field dalam sebuah form sudah
lengkap.
2.1.5.8 Prototyping
Prototyping merupakan proses membuat model kerja dari
aplikasi basis data (Connolly dan Begg, 2002, p291). Pembuatan
prototype ini bertujuan untuk memungkinkan pengguna untuk
rnemakai prototype tersebut untuk mengidentifikasi kelebihan dan
25
kelemahan sistem, dan memungkinkan adanya perbaikan fitur dan
membuat fitur baru terhadap aplikasi data.
2.1.5.9 Implementation
Merupakan realisasi fisik dari database dan desain
aplikasi(Connolly dan Begg, 2002, p292).
Implementasi database dicapai dengan menggunakan :
1. DDL untuk membuat skema database dan file database
kosong.
2. DDL untuk membuat user view yang diinginkan.
3. 3GL dan 4GL untuk membuat program aplikasi. Termasuk
transaksi database disertakan dengan menggunakan DML,
atau ditambahkan pada bahasa pemrograman.
2.1.5.10 Data Conversion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2002, p292), Data
Conversion and Loading merupakan proses pemindahan data
yang sudah ada ke dalam basis data baru dan mengubah aplikasi
yang ada untuk dapat dijalankan pada basis data baru tersebut.
2.1.5.11 Testing
Menurut Connolly dan Begg (2002, p293), testing adalah
proses pengeksekusian program aplikasi dengan tujuan untuk
menemukan kesalahan. Pengujian dilaksanakan setelah program
26
selesai dan sebelum program di implementasikan. Pengujian
tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah masih ada error atau
ketidaksesuaian dalam sistem yang sudah dibuat
2.1.5.12 Operational Maintenance
Menurut Connolly dan Begg (2002, p293), operational
maintenance merupakan suatu proses pengawasan dan
pemeliharaan sistem setelah instalasi. Operational maintenance
meliputi :
1. Pengawasan performa sistem, jika perfonna menurun maka
memerlukan perbaikan atau pengaturan ulang database.
2. Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi database .
3. Penggabungan kebutuhan baru kedalam aplikasi database.
2.1.6 Entity Relationship Modeling
Menurut Connolly dan Begg (2002, p40), Entity-Relationship
(ER) adalah suatu model yang dibutuhkan untuk memastikan dari mana
suatu data berasal dan bagaimana suatu data digunakan dalam perusahaan
tersebut. Berikut penjelasan mengenai entity, relationship dan attribute:
1. Entity
Entity merupakan sekumpulan objek dengan ciri – ciri yang sama
yang diasumsikan oleh perusahaan yang keberadaannya berdiri sendiri.
27
Dalam ER diagram, entitas digambarkan sebagai sebuah persegi yang
diberi label dengan nama entitas tersebut.
Entity dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Strong Entity atau entitas kuat adalah sebuah entitas yang dapat
berdiri sendiri karena entitas tersebut tidak bergantung
terhadap entitas yang lain. (Connolly dan Begg, 2002, p342)
b. Weak Entity atau entitas lemah adalah sebuah entitas yang
tidak dapat berdiri sendiri karena entitas tersebut bergantung
terhadap entitas yang lain. (Connolly dan Begg, 2002, p343)
2. Relationship
Relationship adalah sekumpulan asosiasi dari satu atau lebih
entitas. Derajat relationship adalah jumlah entitas yang berpartisipasi
dalam satu relationship.
3. Attribute
Atribut adalah property dari sebuah entity atau tipe relasi. Ada
beberapa jenis atribut diantaranya:
a. Simple attribute adalah suatu attribute yang terdiri atas komponen
tunggal dengan keberadaan yang tidak terkait. Attribute ini tidak
dapat dipecah lagi menjadi komponen yang lebih kecil. Simple
attribute terkadang disebut sebagai atomic attribute.
28
b. Composite attribute adalah attribute yang terdiri atas banyak
komponen, dimana setiap komponen dalam keberadaan yang
tidak terikat. Attribute tertentu dapat dibagi lagi menjadi
komponen yang lebih kecil dengan keberadaan masing – masing
yang tidak terikat.
c. Single-valued attribute adalah attribute yang menampung nilai
tunggal untuk setiap kejadian dari suatu tipe entity.
d. Multi-valued attribute adalah attribute yang menampung banyak
nilai untuk setiap kejadian dari suatu tipe entity.
e. Derived attribute adalah attribute yang menggantikan sebuah nilai
yang diturunkan dari nilai sebuah attribute yang berhubungan,
tidak perlu pada jenis entity yang sama.
f. Keys terbagi atas :
i. Candidate key, merupakan sejumlah kecil atribut dari
entity yang mengidentifikasi setiap kejadian dari entity
tersebut secara unik.(Connoly dan Begg, 2002, p340).
ii. Primary key, merupakan candidate key yang dipilih untuk
mengidentifikasikan setiap kejadian dari entity secara
unik.(Connoly dan Begg, 2002, p341).
iii. Composite key, merupakan candidate key yang terdiri dari
dua atau lebih atribut.(Connoly dan Begg, 2002,p341).
iv. Alternate key, adalah setiap candidate key yang terpilih
menjadi primary key.(Connoly dan Begg, 2002,p341).
29
v. Foreign key, adalah sebuah atribut atau sekumpulan
atribut pada suatu relasi yang sama dengan candidate key
dari beberapa relasi lainnya. (Connoly dan Begg,
2002,p79)
2.1.7 Data Manipulation dan Data Definition Language
DML dan DDL adalah salah satu fasilitas yang disediakan DBMS
(Database Management System). Menurut Connolly (2005, p16) DBMS
adalah “a software system that enables users to define, create, maintain,
dan control access to the database”. Melalui DDL, user dapat
mendefinisikan database, menspesifikasikan tipe data, struktur dan
constraints dalam data yang akan disimpan dalam database.
Sedangkan melalui DML, users dapat melakukan insert, update,
delete, dan retrieve data dari database. Semua data disimpan dalam
sebuah tempat penyimpanan dan deskripsi data memperbolehkan DML
untuk menyediakan sebuah fasilitas penyelidikkan umum terhadap data
tersebut yang disebut dengan query language. Query language yang
paling sering digunakan adalah Structured Query Language (SQL atau
terkadang dilafalkan dengan „See-Quel�), dan sekarang SQL menjadi
standard bahasa resmi dan de facto untuk relational DBMS.
2.1.8 System development life cycle(SDLC)
Menurut Turban, Rainner dan Potter (2006,p690), system
development life cycle (SDLC) adalah kerangka kerja tradisional yang
30
terstruktur dan yang digunakan untuk proyek TI besar, serta terdiri atas
berbagai proses berurutan untuk mengembangkan sistem informasi.
SDLC terdiri dari delapan tahap, meliputi : penelitian, analisis, desain,
pemrograman, pengujian,implementasi, operasi, dan pemeliharaan. Di
masa lalu, para pengguna menggunakan Pendekatan air terjun
(waterfall Approach). Waterfall approach merupakan pendekatan SDLC
dengan berbagai pekerjaan di suatu tetap diselesaikan terlebih dahulu
sebelum pekerjaan dilanjutkan ke tahap berikutnya .
Gambar 2.2 delapan step dalam sdlc (turban,rainer, potter,
2005,p490)
31
Tahap-tahap sdlc adalah sebagai berukut :
1. Penelitian sistem (System Investigation)
Penelitian sistem dimulai dengan masalah bisnis (atau Peluang
bisnis). Masalah (dan Peluang) sering kali tidak hanya membutuhkan
pemahaman mengenainya dari sudut pandang internal, tetapi juga sebagai
sudut pandang mitra organisasional (pemasuk atau pelanggan) yang akan
melihatnya. Pekerjaan berikutnya dalam penelitian sistem adalah studi
kelayakan, yakni penelitian yang mengukur probabilitas keberhasilan
proyek yang diusulkan dan memberikan penilaian kasar mengenai
kelayakan proyek tersebut. Berikutnya dilanjutkan dengan kelayakan
teknis, yakni penilaian apakah komponen peranti keras, peranti lunak dan
komunikasi dapat dikembangkan dan / atau diperoleh untuk mengatasi
suatu masalah bisnis. Selanjutnya dalam tahap ini adalah tahap kelayakan
ekonomis, yakni penilaian apakah suatu proyek adalah resiko keuangan
yang dapat ditoleransi dan apakah perusahaan dapat menanggung
pengeluaran dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
Berikutnya adalah tahap kelayakan organisasional, yang berkaitan dengan
kemampuan perusahaan untuk menerima proyek yang diusulkan. Yang
terakhir pada tahap ini adalah kelayakan keperilakuan, yakni penilaian
berbagai isu manusia yang dilibatkan dalam proyek yang diusulkan,
termasuk penolakan atas perubahan dan kebutuhan keahlian serta
pelatihan.
32
2. Analisa sistem (System Analysis)
Analisa sistem adalah proses mempelajari berbagai masalah bisnis
yang direncanakan perusahaan dapat diatasi melalui sistem informasi.
Tahap ini menentukan masalah bisnisnya, mengidentifikasi sebagai
penyebabnya, menspesifikasi solusi, dan mengidentifikasi kebutuhan
informasi yang harus dipenuhi oleh solusi tersebut. Pemahaman atas
masalah bisnis membutuhkan pemahamaman atas berbagai proses yang
dilibatkan. Ini sering kali dapat cukup rumit dan saling terkait.
3. Desain sistem (system desaign)
Desain sistem menjelaskan bagaimana sistem tersebut akan
menjalankan sistem tersebut. Hasil dari tahap desain sistem adalah desain
teknis yang menspesifikasikan berbagai hal berikut :
a. output dan input sistem serta antarmuka pengguna
b. peranti keras, peranti lunak, basis data, telekomunikasi,
personel, dan prosedur.
c. bagaimana berbagai komponen ini diintegrasikan .
desain sistem melintasi dua aspek sistem utama baru : desain logis
sistem yang menyatakan apa yang akan dilakukan oleh sistem tersebut,
dengan menggunakan spesifikasi abstrak, dan desain fisik sistem yang
menyatakan bagaimana sistem baru tersebut akan melakukan fungsinya,
dengan spesifikasi fisik yang sesungguhnya.
33
4. Pemrograman (programming)
Pemrograman melibatkan penerjemah spesifikasi desain ke dalam
kode computer. Dalam proyek tim pemrograman akan dibentuk. Tim ini
sering kali meliputi para pengguna berbagai area fungsional untuk
membantu programmer focus pada masalah bisnis yang ditanganinya.
Dalam usaha untuk menambahkan presisi (atau suatu keseragaman)
dalam proses pemrograman, para programmer menggunakan teknik
pemrograman terstruktur. Teknik ini memperbaiki arus logis program
dengan memecah kode-kode computer menjadi modul, yang merupakan
beberapa bagian dari kode. Struktur modular ini memungkinkan
pengujian yang lebih efisien dan efektif, karena tiap modul dapat di uji
sendiri-sendiri.
5. Pengujian (testing)
Pengujian menyeluruh dan berkelanjutan dilakukan di sepanjang
tahap pemrograman. Pemeriksaan pengujian melihat apakah kode
computer akan member hasil yang diperkirakan dan diinginkan di bawah
kondisi tertentu. Pengujian didesain untuk mendeteksi kesalahan (bug)
dalam kode computer. Kesalahan-kesalahan ini teridri atas dua jenis :
kesalahan sintaks (syntax error) dan kesalahan logika (logic error).
Programmer harus mengikuti arus logika dalam program untuk
menentukan sumber kesalahan pada hasilnya.
34
6. Implementasi (implementation)
Implementasi adalah proses konversi dari sistem lama ke sistem
baru. Terdapat empat strategi konversi : parallel, langsung, percobaan
awal, dan bertahap. Dalam konversi langsung, sistem yang lama akan
akan dimatikan ketika sistem yang baru dinyalakan, pada waktu tertetu.
Dalam konversi percobaan awal, akan memperkenalkan sistem baru di
satu bagian perusahaan untuk percobaan, jika sistem baru itu bekerja
baik, maka akan diperkenalkan ke berbagai bagian lain perusahaan.
Dalam konversi bertahap, memperkenalkan sistem baru dalam berbagai
tahap, hingga keseluruhan sistem dapat beroperasi.
7. Operasi (Operation)
Sistem baru akan beroperasi dalam jangka waktu tertentu, hingga
(seperti sistem lama yang digantikannya) sistem tersebut tidak lagi
memenuhi tujuan perusahaan, begitu operasi sistem baru stabil, audit
akan dilakukan selama masa operasi untuk menilai kemampuan sistem
dan menentukan apakan sistem tersebut digunakan dengan benar.
8. pemeliharaan ( Maintenance )
Sistem membutuhkan pemeliharaan. Jenis pertama
pemeliharannya adalah debugging program, yaitu proses yang terus
berlanjut sepanjang umur hidup sistem. Jenis yang kedua adalah
pembaruan sistem untuk mengakomodasi berbagai perubahan dalam
kondisi bisnis. Berbagai pembaruan dan perbaikan ini biasanya tidak
35
menambahkan fungsi baru tetapi dibutuhkan hanya agar sistem tersebut
dapat tetap memenuhi tujuannya. Jenis ketiga dari pemeliharaan adalah
menambah fungsi baru ke sistem yaitu, penambahan fitur baru ke sistem
yang ada tanpa mengganggu operasinya.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Microsoft Visual Basic .Net
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Visual_Basic_.NET
Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan
dan membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .NET Framework,
dengan menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini, para
programmer dapat membangun aplikasi Windows Forms, Aplikasi web
berbasis ASP.NET, dan juga aplikasi command-line. Alat ini dapat
diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya (seperti Microsoft
Visual C++, Visual C#, atau Visual J#), atau juga dapat diperoleh secara
terpadu dalam Microsoft Visual Studio .NET. Bahasa Visual Basic .NET
sendiri menganut paradigma bahasa pemrograman berorientasi objek
yang dapat dilihat sebagai evolusi dari Microsoft Visual Basic versi
sebelumnya yang diimplementasikan di atas .NET Framework.
Peluncurannya mengundang kontroversi, mengingat banyak sekali
perubahan yang dilakukan oleh Microsoft, dan versi baru ini tidak
kompatibel dengan versi terdahulu.
36
2.2.2 Microsoft Sql Server 2008
Menurut Coffman(1999,p4), SQL adalah bahasa standarisasi yang
digunakan untuk mendefinisikan, merubah dan mengatur data dan
mengontrol bagaimana melakukan perubahan dalam database yang dibuat
dengan menggunakan table, index, kunci, baris kolom untuk menyimpan
data.
Menurut connoly dan begg (2005,p1), idealnya sebuah bahasa
basis data harus membolehkan pengguna untuk :
1. Menciptakan basis data dan struktur relasi,
2. Mengerjakan tugas-tugas dasar manajemen data seperti
penempatan, modifikasi dan penghapusan data dari
relasi,
3. Mengerjakan query yang sederhana dan complex.
Bahasa basis data harus mengerjakan tugas-tugas ini dengan
usaha pengguna yang minimal, serta struktur perintah dan sintaksnya
harus mudah dipelajari, juga harus portable, yaitu harus sesuai dengan
standar yang ada sehingga dapat menggunakan struktur perintah dan
sintaks yang sama ketika pindahkan dari satu DBMS ke DBMS lainnya.
SQL memenuhi seluruh persyaratan ini.
SQL bahasa transform-oriented/bahasa yang didesain untuk
menggunakan relasi untuk merubah input menjadi output yang
dibutuhkan. sebagai sebuah bahasa,SQL memiliki dua komponen utama,
37
yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation
Language (DML). SQL merupakan bahasa relative yang mudah dipelajari
karena :
a. SQL merupakan sebuah bahasa non-prosedural dapat menentukan
informasi apa yang dibutuhkan daripada bagaimana cara
mendapatkannya. Dengan kata lain, SQL tidak membutuhkan untuk
menentukan metode akses data.
b. Seperti kebanyakan bahasa mondern lainnya, SQL pada dasarnya
free-format, yaitu bahwa bagian-bagian pernyataan tidak perlu diketik
pada lokasi tertentu di layar.
c. Struktur perintah mengandung kata-kata bahasa inggris standar
seperti CREATE TABLE,INSERT,SELECT.
d. SQL dapat digunakan oleh Database Administrator (DBA),
management personnel, Application Developer dan End User lainnya.
2.2.3 Diagram Aliran Dokumen (DAD) / Flowchart
Menurut Bornard (2000,p34), Diagram Aliran Dokumen (DAD)
merupakan suatu diagram aliran simbolik yang menunjukkan aliran data
dan urutan operasi dalam suatu sistem.
Menurut Mulyadi(2001,P60), bagan aliran dokumen (document
flow chart) digunakan untuk menggambarkan aliran dokumen dalam
sistem tertentu. simbol-simbol yang digunakan dalan bagan aliran
dokumen, yaitu :
38
Tabel 2.1 Simbol-simbol dan bagan aliran dokumen
Simbol Nama Keterangan Dokumen Digunkan untuk menggambarkan
semua jenis dokumen yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi.
Dokumen dan tembusannya
Digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. Nomor lembar dokumen dicantumkan disudut kiri atas.
Berbagai dokumen
Digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis dokumen yang digabungkan bersama dalam suatu paket. Namun dokumen dituliskan di dalam masing-masing symbol dan nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas symbol dokumen yang bersangkutan
Catatan Digunakan yang menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen atau formulir.
Penghubung pada halaman yang
sama
Dalam menggambarkan bagan alir, arus dokumen dibuat mengalir dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. Karena keterbatasan ruang halaman kertas untuk menggambarkan, maka diperlukan symbol penghubung untuk memungkinkan aliran dokumen berhenti di suatu lokasi lain pada halaman yang sama.
Penghubung pada halaman yang
beda
Jika untuk menggambarkan bagan alir suatu sistem akuntansi diperlukan lebih dari satu halaman , symbol ini harus digunakan untuk menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait satu dengan lainnya.
Kegiatan manual Digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual.
39
Arsip Sementara Digunakan untuk menggambarkan arsip sementara yang dokumennya akan diambil kembali dari arsip tersebut dimasa yang akan datang untuk keperluan pengolahan lebih lanjut terhadap dokumen tersebut. Untuk menunjukkan urutan pengarsipan dokumen digunakan symbol berikut ini : A= menurut abjad N= menurut nomor urut T= kronologis, menurut tanggal
Arsip permanen Digunakan untuk menggambarkan arsip permanen yang tidak akan diproses lagi.
Mulai / Berakhir (terminal)
Symbol ini digunakan untuk menggambarka awal dan akhir suatu sistem akuntansi.
Keputusan Symbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data.
2.2.4. Data Flow Diagram (DFD)
Pengertian dari DFD adalah teknik grafis yang menggambarkan
aliran data melalui sebuah sistem dan merubah data yang bergerak dari
input ke output. DFD dapat juga disebut dengan Bubble Chart, Data
Flow Graph (Roger, 2001, P309).
40
Simbol-simbol yang terdapat dalam DFD :
1.
Menggambarkan eksternal entitas (terminal) dari sistem.
2.
Menggambarkan proses atau pekerjaan yang harus
diselesaikan.
3.
Objek data, menggambarkan aliran data atau input/output
dari dan menuju proses.
4.
Menggambarkan penyimpanan data atau biasa disebut basis
data ( data store ). Penyimpanan data dapat disamakan dengan
seluruh bagian dari entity tunggal dalam model data.
41
Tingkatan DFD :
a. Diagram konteks
Menggambarkan seluruh input ke atau output ke sistem.
Diagram konteks ini merupakan level tertinggi dari DFD.
b. Diagram Nol
Merupakan rincian dari diagram konteks dan
memperlihatkan data store yang digunakan.
c. Diagram Rinci
Merupakan rincian diagram diatasnya.
Keuntungan penggunaan DFD :
I. Proses dalam DFD dapat beroperasi secara parallel,
maksudnya beberapa proses dapat bekerja secara bersamaan
dengan cara kerja bisnis.
II. DFD menunjukkan aliran data yang melalui sistem. Panahnya
mewakili arah data tersebut mengalir. Perulangan dan
percabangan biasanya tidak diperlihatkan. Flowchart
menunjukkan tahap-tahap dari proses atau operasi dalam
algoritma/program.
III. DFD menunjukkan proses yang mewakili perbedaan waktu
yang dramatis. Misalnya, suatu DFD tunggal mungkin akan
memasukkan proses yang terjadi perjam, perhari, perminggu,
pertahun dan sesuai permintaan.
42
2.2.5 State Transition Diagram
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p673), state
transition diagram adalah sebuah alat yang digunakan untuk
menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat terjadi selama sesi
yang dapat digunakan oleh user. Tabel 2.2 berikut menjelaskan dua
komponen utama yang digunakan dalam membuat state transition
diagram :
Tabel 2.2 Komponen STD
Simbol Nama Keterangan State Merupakan Kumpulan
keadaan atau atribut yang mencirikan seseorang atau benda pada waktu atau kondisi tertentu.
Klik “Keluar” Transition State Merupakan perubahan yang digambarkan dengan symbol panah. Setiap panah diberi label.
2.2.6 Interview
Menurut Preece et al (1994, p628), interview atau wawancara terbagi
atas:
1. Structured interview merupakan wawancara yang telah ditentukan
pertanyaan - pertanyaannya dan cara untuk menyampaikan masing -
masing pertanyaan sudah ditetapkan sehingga tidak ada eksplorasi
pada sikap individu.
43
2. Flexible interview memiliki beberapa set topik tetapi tidak ada urutan
untuk menanyakan pertanyaan kepada yang diwanwancara dan
pewawancara bebas untuk mengikuti jawaban dari yang
diwawancarai dan bebas untuk mencari tentang pengalaman sikap
pribadi dari yang diwawancarai.
3. Semi-structured interview : pewawancara sering memiliki
seperangkat pertanyaan yang dapat mengarahkan wawancara jika
yang diwawancarai melantur atau tidak menjawab banyak.
4. Prompted interviewing digunakan untuk memancing informasi dari
yang diwawancarai dengan cara menanyakan balik secara lebih detail
terhadap jawaban yang ia berikan.
2.2.7 Observation ( Observasi )
Menurut Indrajani (2009, p95), Observasi adalah salah satu teknik
pencarian data yang paling efektif untuk memahami suatu sistem.
Keuntungan metode ini adalah :
1. Memperbolehkan kebenaran fakta dan data untuk diperiksa
2. Pengamat dapat melihat secara nyata apa yang dilaksanakan.
3. Relatif murah
2.2.8 Research
Menurut Connoly dan Begg (2002, p319), research adalah salah
satu teknikpencarianfakta untuk penelitian aplikasi dan masalah. Melalui
44
journal komputer, buku referensi, dan internet (termasuk kelompok
pengguna ) adalah sumber informasi yang baik. mereka dapat
memberikan informasi tentang bagaimana orang lain telah memecahkan
masalah yang sama, dan juga apakah suatu paket perangkat lunak yang
ada dapat untuk memecahkan atau bahkan sebagian memecahkan
masalah.
2.2.9 Perpustakaan
Dalam bahasa Indonesia istilah “perpustakaan” dibentuk dari kata
dasar pustaka ditambah awalan “per” dan akhiran ”an”. Menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia perpustakaan diartikan sebagai “kumpulan
buku-buku (bahan bacaan, dsb). Pengertian menurut istilah :
1. Menurut IFIA (International Federation of Library Associationsand
Institutions) “Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak
dan non tercetakdan atau sumber informasi dalam komputer yang
tersusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai.” (
SulistyoBasuki, 2003, p5)
2. Menurut Sutarno NS, M. Si (2003,p7)
“Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan,
atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang
disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan
dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk pembaca.”
45
3. C. Larasati Milburga et al( 1991,p27 )
“Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat
menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis
dengan cara tertentu untuk digunakan secara berkesinambungan
oleh pemakainya sebagai sumber informasi.”
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan
pengertian perpustakaan secara umum adalah suatu unit kerja yang
berupa tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi
pustaka baik buku-buku ataupun bacaan lainnya yang diatur,
diorganisasikan dan diadministrasikan dengan cara tertentu.
2.2.10 Barcode
Menurut http://rumahbarcode.com/index.php?option=
com_content&view=article&id=83:pengertian-barcode&catid=52:berita-
terbaru&Itemid=18, barcode dapat diartikan sebagai kumpulan kode yang
berbentuk garis, dimana masing-masing ketebalan setiap garis berbeda
sesuai dengan isi kodenya. Barcode pertama kalinya diperkenalkan dan
dipatenkan di Amerika oleh Norman Joseph Woodland dan Bernard
Silver, mahasiswa Drexel Institute of Technology pada akhir 40-an.
Implementasi Barcode dimungkinkan atas kerja keras dua orang insinyur
yaitu Raymond Alexander dan Frank Stietz. Sampai akhirnya pada tahun
1966 Barcode digunakan untuk kepentingan komersial meskipun belum
terlalu dirasakan keberhasilannya sampai tahun 80-an.
46
Barcode adalah informasi terbacakan mesin (machine readable)
dalam format visual yang tercetak, barcode dibaca dengan menggunakan
sebuah alat baca barcode atau lebih dikenal dengan Barcode Scanner
(Rumah Barcode, 2010). Barcode pada dasarnya adalah susunan garis
vertikal hitam dan putih dengan ketebalan yang berbeda, sangat
sederhana tetapi sangat berguna, dengan kegunaan untuk menyimpan
data-data spesifik misalnya kode produksi, tanggal kadaluwarsa, nomor
identitas dengan mudah dan murah. Walaupun teknologi semacam itu
terus berkembang dengan ditemukannya media magnetic, rfid, electronics
tags, serial eeprom (seperti pada smart card), barcode terus bertahan dan
masih memiliki kelebihan-kelebihan tertentu, yang paling utama adalah
murah dan mudah, sebab media yang digunakan adalah kertas dan tinta.
Sedangkan untuk membaca barcode ada begitu banyak pilihan di pasaran
dengan harga yang relatif murah mulai dari yang berbentuk pena (wand),
slot, scanner, sampai ke CCD dan bahkan kita dapat membuatnya sendiri.
Gambar 1 menunjukkan contoh barcode.
Gambar 2.3 Barcode
47
Seiring semakin bertambahnya penggunaan barcode, kini barcode
tidak hanya bisa mewakili karakter angka saja tapi sudah meliputi seluruh
kode ASCII. Kebutuhan akan kombinasi kode yang lebih rumit itulah
yang kemudian melahirkan inovasi baru berupa kode matriks dua dimensi
(2D barcodes) yang berupa kombinasi kode matriks bujur sangkar. 2D
Barcode ini diantaranya adalah PDF Code, QRCode, Matrix Code dan
lain-lain. Dengan menggunakan 2D code karakter yang bisa kita
masukkan ke Barcode bisa semakin banyak, dengan 1D Barcode biasanya
kita hanya memasukkan kode 5-20 digit tetapi dengan 2D Barcode kita
bisa memasukkan sampai ratusan digit kode.
2.2.10.1 Simbologi Barcode
Barcode terdiri dari berbagai macam simbologi. Ada
beberapa jenis simbologi barcode yang mungkin sering kita
jumpai baik di setiap produk yang kita beli di supermarket atau
dari label atau stiker yang terdapat di karton sebuah produk. Bagi
sebagian orang Barcode hanyalah garis hitam putih biasa yang
dibawah garis tersebut terdapat angka-angka tertentu, ternyata
pendapat tersebut salah. Karena Barcode itu terdiri dari beberapa
simbologi atau jenis yang satu sama lainnya berbeda baik jenis
dan fungsinya. Berikut adalah beberapa simbologi barcode yang
sering digunakan.
1. CODE 128
48
Simbologi Barcode ini cocok digunakan apabila anda
ingin memasukkan kode yang berupa Alpha numeric ke dalam
Barcode. Jadi anda bisa memasukkan sebagian angka dan
sebagian huruf kedalam barcode dengan menggunakan simbologi
ini. Biasanya simbologi ini digunakan untuk kepentingan intern
didalam suatu perusahaan, gudang, atau toko yang memerlukan
kode-kode khusus untuk setiap barang dan kode tersebut terdapat
huruf dan angka didalamnya.
2. CODE 39
Hampir sama dengan CODE 128, malah ini merupakan
asal-usul CODE 128. Karena CODE 39 merupakan salah satu
simbologi Barcode yang paling tua. Perbedaan dengan CODE 128
adalah beberapa karakter ASCII belum bisa dimasukkan ke dalam
simbologi ini, tapi untuk karakter A-Z, angka 0-9, +,-, dan spasi
sudah bisa digunakan kedalam simbologi ini. Yang paling terlihat
perbedaan dengan CODE 128 adalah lebar Barcode yang
dihasilkan, karena lebar Barcode CODE 39 lebih lebar daripada
lebar Barcode CODE 128. Oleh karena itu, apabila akan
menggunakan Barcode yang bisa Alpha Numeric saya sarankan
untuk menggunakan CODE 128 saja. Karakter Alpha nueric yang
bisa dimasukkan akan dihasilkan menjadi huruf kapital ( huruf
besar )
3. Interleaved 2 Of 5 ( ITF )
49
Barcode ini hanya bisa melakukan encoding untuk angka
saja. Apabila dibandingkan dengan simbologi UPC A untuk 10
angka, Barcode yng dihasilkan oleh simbologi ini lebih lebar
daripada simbologi UPC A. Simbologi ITF hanya bisa melakukan
proses encoding terhadap jumlah digit yang genap saja, apabila
jumlah digitnya ganjil maka otomatis ditambahkan karakter 0
(nol) di depan angka yang sudah ada.
4. UPC ( Universal Product Code )
UPC adalah Barcode Standard yang digunakan pada
barang-barang yang dijual ke kalangan umum ( dibeberapa
negara ). UPC adalah simbologi Barcode dengan sistem fixed
length ( jumlah digit tetap ), dan hanya bisa untuk angka saja. 12
digit dalam simbologi Barcode ini mempunyai keterangan
sebagai berikut : 1 digit pertama Number Characther System, 5
digit berikutnya adalah Manufacture Number ( kode perusahaan
pemilik Barcode ), 5 digit berikutnya adalah Product Number (
kode produk atau nomor urut produk ), 1 digit terakhir adalah
Check Digit atau angka untuk melakukan test validasi barcode.
UPC terdiri dari 2 jenis UPC A ( 12 Digit ) dan UPC E (8 Digit).
5. Extended CODE 39
Simbologi Barcode ini merupakan pengembangan dari
simbologi CODE 39, sudah bisa menghasilkan huruf besar dan
huruf kecil. Tetapi semakin banyak huruf kecil yang dimasukkan
semakin lebar Barcode yang dihasilkan.
50
6. CODE 93
Pengembangan atau gabungan fungsi dari Simbologi
Barcode CODE 39 dan Extended 39. Simbologi jenis ini (
termasuk Extended CODE 39 dan CODE 39 ) bukan jenis
Barcode yang sering digunakan. Jadi apabila anda ingin
menggunakan simbologi ini, scanner barcode anda mungkin harus
di setting terlebih dahulu.
7. CODABAR
Simbologi Barcode ini bisa melakukan encoding untuk
angka dan karakter seperti "(-$:/+)" dan spasi. Biasanya di
Amerika digunakan untuk membuat Barcode yang berisi
keterangan harga barang saja.
8. EAN ( Europe Article Number )
Simbologi Barcode ini merupakan simbologi yang juga
dipakai di negara kita untuk identitas suatu produk. Keterangan
untuk simbologi ini adalah : 3 digit pertama adalah untuk kode
negara asal produk ( Indonesia mempunyai kode 899 ), 4 digit
berikutnya adalah Manufacture Number ( kode perusahaan
pemilik Barcode ), 5 digit berikutnya adalah Product Number (
kode produk atau nomor urut produk ), 1 digit terakhir adalah
Check Digit atau angka untuk melakukan test validasi barcode.
EAN terdiri dari 2 jenis yaitu EAN 13 dan EAN 8. Lembaga yang
mengatur untuk Simbologi Barcode ini di Indonesia adalah GS1.
51
2.2.10.2 Keuntungan Penggunaan Barcode
Keuntungan dari penggunaan barcode pada aplikasi ini adalah :
1. Proses Input Data lebih cepat, karena : Barcode Scanner dapat
membaca/merekam data lebih cepat dibandingkan dengan
melakukan proses input data secara manual.
2. Proses Input Data lebih tepat, karena : Teknologi barcode
mempunyai ketepatan yang tinggi dalam pencarian data.
3. Penelusuran informasi data lebih akurat karena teknologi barcode
mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi.
4. Mengurangi biaya, karena dapat mengindari kerugian dari
kesalahan pencatatan data dan mengurangi pekerjaan yang
dilakukan secara manual secara berulang-ulang.
5. Peningkatan Kinerja Manajemen, karena dengan data yang lebih
cepat, tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh
manajemen akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya
akan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan
perusahaan.
6. Memiliki nilai tawar lebih tinggi/prestise serta kemampuan
bersaing dengan saingan/kompetitor akan lebih terjaga.
52
2.2.11 Pengkodean Koleksi KEMKOMINFO
Pengkodean koleksi Kemkominfo dalam pengelompokan koleksi
sebagai berikut :
Tabel 2.3 Pengkodean Koleksi KEMKOMINFO
BEN Bencana Alam BIO Biografi ELE Elektronik Mail FOT Fotografi HAK1 Hak Azasi Manusia HAN Handbook HUB Hubungan Masyarakat HUK Hukum IKL Iklan INF Informasi INT1 Internet JAB Jabatan Fungsional JAR Jaringan JUR Jurnalistik KAB Kabinet KAM1 Kamus KEB Kebijakan Politik KES1 Kesehatan KEU1 Keuangan KOM Komputer KOM1 Komunikasi KOR Korupsi LAP Laporan MED Media Massa PED Pedoman atau Petunjuk PEM3 Pemilu (Pemilihan Umum) PEN Penyiaran PEN1 Penelitian PEN2 Pendidikan UND Peraturan Perundangan PER Perizinan PER1 Pers PER2 Perpustakaan PID1 Pidato POL Politik POR1 Pornografi POS1 POS
53
RAD Radio REN Rencanan Strategis (Renstra) SEJ Sejarah SIS Sistem Peringatan Dini (EWS) SIS1 Sistem Informasi Manajemen SIS2 Sistem Operasi SIS3 Sistem Informasi TEK2 Teknologi TEL Telekomunikasi TEL1 Telematika VID Video VIR Virus Komputer WAR Warung Internet