bab 2 penyelenggaraan kegiatan di...

26
11 BAB 2 TINJAUAN REFERENSI 2.1 Kerangka Berpikir Gambar 2.1 Kerangka Konsep Emiten Penerapan Sanksi? Keterbukaan Informasi Peraturan Bapepam No: VIII.G.7 X.K.2 X.E.1 X.K.1 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pemenuhan Regulasi? PP No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

11

BAB 2

TINJAUAN REFERENSI

2.1 Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Emiten

Penerapan Sanksi?

Keterbukaan Informasi

Peraturan Bapepam No: • VIII.G.7 • X.K.2 • X.E.1 • X.K.1

UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Pemenuhan Regulasi?

PP No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di

Bidang Pasar Modal

Page 2: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

12

Keterangan:

Kerangka konsep diatas merupakan acuan yang dijadikan penulis dalam membuat

alur berpikir dalam melakukan analisis terkuat permasalahan hukum pemenuhan

regulasi dan penerapan sanksi keterbukaan informasi di pasar modal Indonesia. Alur

berpikir dapat dilihat dari UUPM yang merucut kepada Pasal 85 sampai dengan

Pasal 89 dan Peraturan Bapepam seperti pada kerangka konsep di atas.

2.2 Pemenuhan

Pemenuhan merupakan istilah yang berasal dari kata “penuh”, yang

memiliki arti sudah terisi seluruhnya, banyak, lengkap dan sempurna.

Sedangkan pemenuhan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki

pengertian sebagai suatu proses, cara, atau perbuatan memenuhi. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa pemenuhan merupakan suatu perbuatan untuk melakukan

atau melaksanakan agar menjadi lengkap atau sempurna.

2.3 Keterbukaan Informasi

2.3.1 Pengertian Keterbukaan

Keterbukaan merupakan istilah yang berasal dari kata “terbuka”,

yang menunjukan arti mudah dipahami, nyata, dan jelas. Keterbukaan

merupakan perwujudan sikap jujur, rendah hati, adil serta mau menerima

pendapat dan kritik dari pihak lain. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, keterbukaan di artikan sebagai hal terbuka, perasaan toleransi

dan hati hati serta merupakan landasan untuk berkomunikasi.

Dari beberapa pengertian terkait keterbukaan diatas dapat

disimpulkan bahwa keterbukaan merupakan sebuah wujud nyata dari

tindakan yang mana merupakan perwujudan sikap jujur tanpa ada unsur

rekayasa atau manipulasi sedikitpun. Keterbukaan adalah keadaan yang

memungkinkan ketersediaan informasi yang dapat diberikan dan diapat

oleh masyarakat. Keterbukaan merupakan terminologi yang sangat

Page 3: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

13

penting dan prinsip yang fundamental dalam pasar modal. Hal ini

dikarenakan jiwa dari pasar modal itu sendiri adalah keterbukaan.

2.3.2 Pengertian Informasi dan Fakta Material

Informasi merupakan instrumen yang sangat penting dan bernilai

dalam menggerakkan kegiatan di pasar modal. Oleh sebab itu

keterbukaan yang wajib disampaikan adalah keterbukaan yang

menyangkut informasi, peristiwa, kejadian atau fakta mengenai emiten

yang bersifat penting dan relevan. Di dalam pasar modal informasi

digunakan sebagai dasar dalam menentukan keputusan investor.13

Keputusan investor yang dimaksud disini ialah pengambilan keputusan

terkait informasi dalam hal memutuskan membeli atau menjual efek.14

Salah satu teori yang menghubungkan pengaruh informasi engan suatu

harga efek adalah efficient market hypothesis. Teori ini mengajarkan

bahwa suatu pasar akan efisien jika pergerakan harga dari suatu efek

yang di perdagangkan dipasar dapat merefleksikan ketersediaan

informasi serta harga bergerak secara simultan dengan suatu informasi

yang tidak bias.15

Informasi yang dikumpulkan merupakan informasi yang meliputi

fakta-fakta yang secara rasional dan objektif mempengaruhi nilai saham

perusahaan. Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal secara tegas menjabarkan makna dari informasi,

yaitu:

“Informasi atau fakta materiel adalah informasi atau fakta penting

dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat

mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan

pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas

informasi atau fakta tersebut.”

Namun Undang-Undang tidak menyebutkan apa saja yang termasuk

ke dalam informasi atau fakta material tersebut. Akan tetapi dalam 13 Irsan Nasarudin et.al., Op. cit, hlm. 232. 14 Ibid. 15 Adrian Sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 105.

Page 4: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

14

Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-86/PM/ 1996 dan Peraturan

Nomor X.K.1 menyatakan:

“Informasi atau fakta material yang diperkirakan dapat

mempengaruhi efek atau keputusan investasi pemodal antara lain

sebagai berikut:

a. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha atau

pembentukan usaha patungan;

b. Pemecahan saham atau pembagian dividen saham

c. Pendapatan dari dividen yang luar biasan sifatnya;

d. Perolehan atau kehilangan kontrak penting;

e. Produk atau penemuan baru yang berarti;

f. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam

manajemen;

g. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat

utang;

h. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang

material jumlahnya;

i. Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang material;

j. Perselisihan tenaga kerja yang relative penting;

k. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur

dan komisaris perusahaan;

l. Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain;

m. Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan;

n. Penggantian wali amanat;

o. Perubahan tahun fiskal perusahaan.”

2.3.3 Prinsip Keterbukaan dalam Pasar Modal di Indonesia

Keterbukaan informasi merupakan salah satu karakteristik khusus

yang dikenal dalam bidang pasar modal. Adapun yang dimaksud dengan

Prinsip keterbukaan yaitu, pedoman umum yang mensyaratkan Emiten,

Perusahaan Publik dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini

untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat

Page 5: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

15

seluruh informasi materiil mengenai usahanya atau efeknya yang dapat

berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan

atau harga dari efek tersebut (asal 1 angka 25 UUPM).

Prinsip keterbukaan (full disclosure) didefiniskan sebagai

pengungkapan data perusahaan secara lengkap dan menyeluruh terkait

keadaan usahanya, baik dari segi keuangan, pengurus, manajemen

produksi maupun hal lain yang berkaitan dengan kegiatan usahanya

dengan tujuan agar diketahui oleh publik. Tindakan ini diperlukan

sebagai upaya untuk memberikan informasi kepada publik untuk menilai

sekuritas yang diterbitkan dan dijual oleh perusahaan yang

bersangkutan.16

Prinsip keterbukaan menjadi persoalan inti di pasar modal dan

sekaligus merupakan jiwa pasar modal tu sendiri. Keterbukaan sebagai

jiwa pasar modal akan memberikan peluang bagi investor yang

memungkinkan sehingga dengan pertimbangan bagi investor secara

rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian dan

penjualan saham.

Prinsip keterbukaan informasi merupakan prinsip yang bertujuan

menjamin transparansi di pasar modal dalam rangka memfasilitasi

terbentuknya harga yang wajar serta menyediaka informasi untuk pelaku

dan otoritas pasar.17

Setidaknya terdapat tiga tujuan Keterbukaan di pasar modal menurut

Bismar Nasution, yaitu:18

1. Untuk menjaga kepercayaan investor (publik)

Hal ini sangat penting karena apabila terjadi krisis kepercayaan atau

ketidakpercayaan investor terhadap pasar modal, maka investor akan

menarik modalnya dari pasar yang akhirnya akan menyebabkan

kerusakan atau kehancuran pasar modal.

2. Menciptakan mekanisme pasar yang efisien

16 Normin S. Pakpahan, Kamus Hukum Ekonomi Elips, Edisi Pertama, Jakarta: Proyek Elips, Jakarta 1997, hlm. 37. 17 Cf. Deustche Borse, “Principle for a European Capital Markets Union: Strengthening Capital Markets to Foster Growth”, Policy Paper, 2015, hlm. 23. 18 Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, Universitas Indonesia, Program Pasca Sarjana, Jakarta 2001, hlm. 31.

Page 6: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

16

Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan wajib, yang

dimana hal tersebut direfleksikan pada seluruh informasi publik yang

disampaikan secara tepat waktu dan penuh yang berpengaruh terhadap

harga saham.19

3. Memberikan perlindungan bagi investor

Salah satu tujuan penting dengan adanya keterbukaan ialah

memberikan perlindungan kepada investor, karena apabila terdapat

penipuan dalam bentuk perbuatan yang menyesatkan sehingga

menimbulkan (missrepresentasion), maka perlindungan investor

tersebut dilihat dari sisi ketentuan sebagaimana diatur dalam

KUHPerdata hanya sebatas pembatalan perjanjian transaksi saham.

Dari ketiga tujuan yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan

bahwa adanya prinsip keterbukaan pada pasar modal diperlukan agar

investor terhindar dari penipuan dan untuk melindungi investor (publik)

agar tidak mengalami kerugian karena membeli saham yang tidak sehat,

karena emiten tidak dapat menutup-nutupi siapa dirinya. Keterbukaan

juga dapat mengurangi tingkat kejahatan di pasar modal atau manipulasi

pasar.20

Dikarenakan sangat fundamentalnya prinsip keterbukaan dalam

pasar modal, maka hal ini diatur dalam UUPM sebagai dasar hukum bagi

para pelaku pasar modal terutama emiten untuk melaksanakan kegiatan

pada pasar modal.

a. Pasal 85 UUPM

Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek,

Penasihat Investasi, Biro Administrasi Efek, Bank Kustodian, Wali

Amanat dan pihak lainnya yang telah memperoleh izin, persetujuan,

atau pendaftaran dari Bapepam21 wajib menyampaikan laporan

kepada Bapepam.

b. Pasal 86 UUPM 19 Brad M. Barber, Paul A. Griffin dan Baruch Lev, “The Fraud-on-the Market Theory and Indicators of Common Stock’ Efficiency,” The Journal of Corporation Law, (Winter, 1994), hlm. 294. 20 Hana Horak, Kosjenka Dumancic, “Transparency And Disclosure As Key Element For Companies And Markets” Kroasia, hlm. 12. 21 Bapepam adalah Badan Pengawas Pasar Modal yang sekarang tugas dan tanggung jawabnya telah beralih ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Page 7: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

17

1) Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif atau

Perusahaan Publik wajib:

a) Menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan

mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat; dan

b) Menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan

kepada masyarakat tentang peristiwa materiil yang dapat

mempengaruhi harga efek selambat-lambatnya pada akhir hari

kerja kedua setelah terjadinya peristiwa tersebut.

2) Emiten atau perusahaan publik yang pernyataan pendaftarannya

telah menjadi efektif dapat dikecualikan dari kewajiban untuk

menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam.

c. Pasal 87 UUPM

1) Direktur atau Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik wajib

melaporkan kepada Bapepam atas kepemilikan dan setiap

perubahan kepemilikannya atas saham perusahaan tersebut.

2) Setiap pihak yang memiliki sekurang-kurangnya 5% (lima

perseratus) saham Emiten atau Perusahaan Publik wajib

melaporkan kepada Bapepam atas kepemilikan dan setiap

perubahan kepemilikannya atas saham tersebut.

3) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) wajib

disampaikan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak terjadinya

kepemilikan datau perubahan kepemilikan atas saham Emiten atau

Perusahaan Publik tersebut.

Norma-norma yang terdapat dalam Undang-Undang No.8 Tahun

1995 menginginkan tegaknya prinsip keterbukaan. Selain dari pasal-

pasal yang telah dijabarkan di atas terdapat beberapa pasal lainnya yang

mendukung keterbukaan yaitu Pasal 40, 72, 75, 78, 79, 81, 82, 83 dan 84.

Peraturan terkait prinsip keterbukaan di pasar modal Indonesia tersebar

dalam beberapa peraturan serta keputusan lainnya.

Adapun peraturan lainnya yang mengatur terkait prinsip keterbukaan

ialah peraturan Bapepam yang tercantum dalam:22

22 Irsan Nasarudin et.all., Op.cit, hlm. 235-236.

Page 8: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

18

a. Peraturan No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan

Keuangan.

b. Peraturan No.X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan

Berkala.

c. Peraturan No.X.K.5 tentang Keterbukaan Informasi bagi Emiten atau

Perusahaan yang Dimohonkan Pailit.

d. Peraturan No.IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.

e. Peraturan No.IX.F.1 tentang Penawaran Tender.

f. Peraturan No.X.K.4 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana

Hasil Penawaran Umum.

g. Peraturan No.IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi

Tertentu.

h. Peraturan No.X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi yang harus segera

diumumkan kepada Publik.

i. Peraturan No.IX.I.1 tentang Rencana dan Pelaksaan Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS).

j. Peraturan No.IX.C.3 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi

Prospektus dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih

Dahulu (HMTED).

2.4 Mekanisme Keterbukaan Informasi

Pelaksanaan prinsip keterbukaan yang paling awal dalam mekanisme

pasar modal sudah dimulai pada saat perusahaan memasuki tahap

prapencatatan pernyatan pendaftaran keterbukaan dimulai pada saat suatu

perusahaan akan melakukan penawaran umum. Dalam proses inilah emiten

tersebut wajib menginformasikan seluruhnya kepada publik atau investor

melalui media prospektus. Selain itu emiten juga memiliki kewajiban untuk

melaksanakan prinsip keterbukaan setelah melakukan penawaran umum.

2.4.1 Keterbukaan Informasi Saat Penawaran Umum

Perusahaan yang akan melakukan penawaran umum wajib menyampaikan

pernyataan pendaftaran kepada Bapepam dan baru agar dapat melakukan

Page 9: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

19

penjualan efek kepada masyarakat apabila pernyataan pendaftarannya telah

dinyatakan efektif oleh Bapepam. Hal ini juga diatur dalam Pasal 70 ayat (1)

UUPM bahwa: yang dapat melakukan penawaran umum hanyalah emiten yang

telah menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam untuk

menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat dan pernyataan pendaftaran

tersebut telah efektif. Kewajiban menyampaikan pernyataan pendaftaran juga

diatur dalam Peraturan IX.A.2 Kep-122/BL/2009 Keputusan Bapepam No.

Kep-25/PM/2003 tentang Tata Cara Pendaftaran dalam Rangka Penawaram

Umum.

Mengenai bentuk dan isi pernyataan pendaftaraan diatur dalam Peraturan

IX.C.1, Keputusan Bapepam No. Kep-113/PM/1996 yang diubah dengan

Keputusan Bapepam No. Kep-42/PM/2000 tentang Pedoman Mengenai

Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum, yaitu

sekurang kurangnya memuat:

1. Surat pengantar pernyataan pendaftaran.

2. Prospektus.

3. Prospektus ringkas.

4. Prospektus awal.

5. Dokumen lain yang berupa:

a. Rencana jadwal penawaran umum;

b. Contoh surat efek;

c. Laporan keuangan yang telah diaudit akuntan;

d. Surat dari akuntan (comfort letter) dalam hal terjadi perubahan keadaan

keuangan setelah tanggal laporan keuangan diaudit akuntan;

e. Surat pernyataan emiten di bidang akuntansi;

f. Keterangan lebih lanjut tentang prakiraan atau proyeksi jika dicantumkan

dalam prospektus;

g. Laporan pemeriksaaan pendapat dari segi hukum

h. Riwayat hidup dari anggota komisaris dan direksi;

i. Perjanjian penjaminan emisi;

j. Perjanjian perwaliamanatan;

k. Perjanjian penanggungan;

Page 10: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

20

l. Perjanjian pendahuluan dengan bursa efek (jika di catatkan di bursa

efek);

m. Informasi lain sesuai permintaan Bapepam yang dipandang perlu dalam

penelaah pendaftaran, sepanjang dapat diumumkan kepada masyarakat

tanpa merugikan kepentingan emiten atau pihak lain yang terafiliasi

dalam proses penawaran umum;

n. Peringkat yang dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat efek atas

obligasi atau efek yang bersifat utang lainnya;

o. Pernyataan tentang kelengkapan dokumen penawaran umum dari emiten,

penjamin pelaksana emisi efek dan profesi penunjang pasar modal.

Pada saat penawaran umum, keterbukaan yang penting untuk dilakukan

ialah public expose. Public expose merupakan suatu cara dimana emiten dan

pihak lain yang terlibat menerangkan kepada publik mengenai keadaan emiten.

Public expose dilakukan sepanjang dilaksanakannya penawaran efek kepada

publik pada pasar perdana.

2.4.2 Keterbukaan Informasi Setelah Penawaran Umum

Setelah penawaran umum dinyatakan efektif, emiten masih memiliki

kewajiban untuk menyampaikan informasi dan fakta-fakta yang penting dan

relevan yang dapat mempengaruhi keputusan investasi. Disclosure ini disebut

dengan continuing disclosure dan harus disampaikan kepada Bapepam,

diumumkan kepada publik serta menjadi dokumen publik. Adapun laporan

yang wajib dibuat dan disampaikan oleh emiten yaitu, laporan berkala, laporan

tahunan, dan laporan realisasi penggunaan dan hasil penawaran umum serta

keterbukaan informasi insidental atas fakta/informasi material.

1. Laporan Berkala

Pasal 86 ayat (1) huruf a UUPM mengenai Pelaporan dan

Keterbukaan Informasi membebankan kewajiban kepada emiten untuk

menyampaikan laporan secara berkala Bapepam dan mengumumkan

laporan berkala tersebut kepada masyarakat. Pada penjelasan pasal 86 huruf

(a) UUPM disebutkan bahwa laporan berkala berisi informasi berkala

Page 11: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

21

tentang kegiatan usaha dan keuangan emiten. Sedangkan mengenai laporan

keauangan berkala menurut peraturan X.K.2 tentang Kewajiban

Penyampaian Laporan Keuangan Berkala adalah laporan keuangan tahunan

dan laporan keuangan tengah tahunan. Adapun laporan keuangan berkala

yang harus disampaikan ke Bapepam terdiri dari neraca, laporan laba rugi,

laporan saldo laba, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas

laporan keuangan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan

bagian integral dari laporan keuangan jika dipersyaratkan oleh instansi yang

berwenang sesuai dengan jenis industrinya.

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan oleh emiten dalam

menyampaikan laporan keuangan tahunan:

1. Disajikan dalam Bahasa Indonesia.

2. Harus disajikan secara perbandingan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya.

3. Disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh

Ikatan Akuntan Indonesia.

4. Disertai laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim.

5. Disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya akhir bulan ke-3

setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

6. Laporan tahunan tersebut menjadi salah satu bagian dari laporan tahunan

untuk keperluan RUPS.

7. Wajib diumumkan kepada masyarakat dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain

dalam sekurang kurangnya dua surat kabar harian berbahasa

Indonesia yang satu mempunyai peredaran nasional dan lainnya terbit

di tempat kedudukan emiten atau perusahaan publik. Sedangkan untuk

perusahaan menengah atau kecil wajib mengumumkan sekurang

kurangnya 1 (satu) surat kabar berbahasa Indonesia yang berperedaran

nasional.

b. Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang

diumumkan tersebut harus sama dengan laporan keuangan tahunan

yang disampaikan kepada Bapepam.

Page 12: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

22

c. Pengumuman tersebut selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga

setelah tanggal laporan keuangan tahunan dan harus memuat opini

dari akuntan.

d. Bukti pengumuman tersebut harus memuat disampaikan kepada

Bapepam selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah tanggal

pengumuman.

Adapun untuk laporan keuangan tengah tahunan, hal -hal yang perlu

diperhatikan antara lain:

1. Disampaikan kepada OJK selambat-lambatnya dalam jangka waktu:

a. Akhir bulan I setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika

tidak ada laporan akuntan;

b. Akhir bulan II jika ada laporan akuntan dalam rangka penelaahan

terbatas; dan

c. Akhir bulan III jika ada laporan akuntan yang memberikan pendapat

tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

2. Laporan keuangan tengah tahunan disusun berdasarkan prinsip yang

sama dengan laporan keuangan tahunan.

3. Dalam mengumumkan laporan keuangan tengah tahunan, perusahaan

lain wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain

yang bentuk dan isinya harus sama dengan yang disajikan dalam laporan

tengah tahunan yang disamapaikan kepada OJK.

2. Laporan Tahunan

Pasal 1 angka 1 POJK No. 29/POJK.04/2016 tentang Laporan

Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik memuat definisi laporan tahunan

yaitu, laporan pertanggungjawaban direksi dan dewan komisaris dalam

melakukan pengurusan dan pengawasan terhadap emiten atau perusahan

publik dalam kurun waktu 1 (satu) tahun buku kepada RUPS yang disusun

berdasarkan ketentuan dalam POJK. Ketentuan ini diatur dalam Keputusan

Ketua Bapepam No. Kep-36/PM/2003 Peraturan No. X.G.2 tentang

Laporan Tahunan Angka 1 mewajibkan emiten dan perusahaan publik

untuk menyampaikan laporan tahunan serta Keputusan Ketua Bapepam

Page 13: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

23

No.Kep-80/PM/1996 Peraturan No. X.K.2 mengenai Kewajiban

Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.

Laporan tahunan wajib memuat ikhtisar data keuangan penting,

analisi dan pembahasan umum oleh manajemen, laporan keuangan yang

telah diaudit dan laporan manajemen.

3. Laporan Realisasi Penggunaan Dana

Ketentuan mengenai laporan realisasi penggunaan dana hasil

penawaran umum diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-

81/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 Peraturan X.K.4 dan POJK No.

30/POJK.04/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil

Penawaran Umum. Emiten yang memperoleh dana dari masyarakat setelah

listing di bursa wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana

hasil penawaran umum kepada Bapepam. Realisasi penggunaan dana hasil

penawaran umum tersebut harus dipertanggungjawabkan dalam RUPS

tahunan dan/atau kepada wali amanat. Dalam hal ada sisa dana dari

penggunaan dana tersebut, perlu fakta atau informasi material yang

mempengaruhi harga efek atau keputusan pemodal harus dilaporkan kepada

Bapepam dan diumumkan kepada publik. Keterbukaan informasi ini sifanya

insidentil (timely disclosure) yaitu dalam hal ada fakta atau informasi

material yang harus diungkapkan oleh emiten atu perusahaan publik.

Laporan ini dibuat secara berkala setiap 3 (tiga) bulan, yaitu pada

bulan Maret, Juni, September dan Desember dan selambat-lambatnya

disampaikan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. Jika ada perubahan

penggunaan dana, maka harus dilaporkan terlebih dahulu kepada Bapepam,

harus mendapatkan persetujuan wali amanat dan Rapat Umum Pemegang

Obligasi (Selanjutnya disebut sebagai “RUPO”) untuk emisi obligasi.

4. Keterbukaan Informasi Insidential atas Fakta/Informasi Material

Menurut pasal 2 Peraturan OJK 31/POJK.04/2015 emiten atau

perusahaan publik wajib menyampaikan laporan informasi atau fakta

material kepada OJK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat 2

(dua) hari setelah terdapatnya informasi atau fakta material. Informasi atau

fakta material merupakan informasi yang relevan terkait suatu peristiwa

Page 14: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

24

atau kejadian yang dapat mempengaruhi harga efek dan atau keputusan

pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi

atau fakta tersebut. Menurut penjelasan pasla 1 angka 7 UUPM, informasi

atau fakta material antara lain, berupa:

a. Penggabungan usaha (merger), pengambilalihan (acquisition), peleburan

usaha (consolidation), pembentukan usaha patungan;

b. Pemecahan saham atau pembagian dividen saham (stock dividend);

pendapatan dan dividen yang luar biasa sifatnya; perolehan atau

kehilangan kontrak penting; produk atau penemuan baru yang berarti;

perubahan tahun buku perusahaan; dan perubahan dalam pengendalian

atau perubahan penting dalam manajemen.

Selain itu ada beberapa fakta material yang harus dilaporkan dan

diumumkan, antara lain:

a. Kegagalan pembayaran dan kepailitan

Keterbukaan informasi bagi emiten atau perusaahn publik yang dimohonkan

pailit, hal ini diatur Peraturan Bapepam No. X.K.5 (Lampiran Keputusan

Bapepam No. Kep-46/PM/1998) dimana dijelaskan bahwa waktu pelaporan

sesegera mungkin, paling lambat hari ke-2 (kedua) sejak emiten

mengalami kegagalan, mengetahui ketidakmampuan menghindari

kegagalan, atau mengetahui adanya pernyataan pailit. Sementara kondisi

yang mewajibkan keterbukaan informasi adalah adalah kondisi dimana:

1. Gagal atau tidak mampu menghindari kegagalan memenuhi kewajiban

kepada pihak yang tidak terafiliasi.

2. Emiten yang diajukan ke pengadilan untuk dimohonkan pernyataan

pailit.

b. Perubahan kepemilikan saham

Keterbukaan informasi dalam hal terjadi perubahaan kepemilikan saham

diatur dalam pasal 87 UUPM, bahwa:

1. Direktur atau komisaris emiten atau perusahaan publik wajib melaporkan

kepada Bapepam atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya

atas saham perusahaan tersebut.

2. Setiap pihak yang memiliki sekurang-kurangnya 5% (lima perseratus)

saham emiten atau perusahaan publik wajib melaporkan kepada

Page 15: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

25

Bapepam atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas

saham tersebut.

3. Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) wajib

disampaikan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak terjadinya

kepemilikan datau perubahan kepemilikan atas saham emiten atau

perusahaan publik tersebut. Laporan ini sekurang-kurangnya meliputi

nama, tempat tinggal dan kewarganegaraan; jumlah saham yang dibeli

atau dijual; harga pembelian dan penjualan persaham; tanggal transaksi;

dan tujuan dari transaksi.

c. Transaksi material dan perubahan usaha emiten

Keterbukaan informasi dalam hal emiten dan perusahaan publik yang

melakukan transaksi material dan perubahaan usaha utama wajib unruk

mengumumkan dalam satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang

berperedaran nasional dan menyampaikan laporan kepada Bapepam dalam

waktu 28 (duapuluh delapan) hari sebelum menyelenggarakan RUPS

(Peraturan IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan

Usaha Utama).

d. Keterbukaan informasi pemegang saham tertentu

Keterbukaan informasi pemegang saham tertentu, diatur dalam Peratuan

Bapepam No.X.M.1. Bapepam mengatur direktur atau komisaris emiten

atau perusahaan publik wajib melaporkan kepada Bapepam atas

kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas saham perusahaan

tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak terjadinya

transaksi, dan kewajiban tersebut juga berlaku bagi setiap pihak yang

memiliki 5%(lima perseratus) atau lebih saham yang disetor. Kemudian

Salinan dari laporan yang diisyaratkan dalam peraturan ini harus tersedia

untuk dilihat umum dan dapat disalin di Bapepam.23

e. Penawaran tender (tender offer)

Menurut Pasal 83 UUPM, setiap pihak yang melakukan penawaran tender

untuk membeli efek emiten atau perusahaan publik wajib mengikuti

ketentuan mengenai keterbukaan, kewajaran dan pelaporan yang ditetapkan

oleh Bapepam. Seluruh informasi yang dimuat dalam pernyataan penawaran

23 Peraturan Bapepam X.M.1

Page 16: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

26

tender sukarela wajib diumumkan dalam paling sedikit 2 (dua) surat kabar

harian berbahasa Indonesia, salah satu diantaranya berperedaran nasional,

pada tanggal yang bersamaan dengan penyampaian pernyataan penawaran

tender sukarela kepada Bapepam dan LK. Disamping kewajiban

mengumumkan dalam surat kabar, informasi tersebut juga dapat

diumumkan dalam media massa yang lain.

f. Benturan kepentingan

Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis

perusahaan (emiten/perusahaan publik) dan kepentingan ekonomis pribadi

direksi, komisaris, pemegang saham utama atau pihak terafiliasi (Pasal 1

huruf d Peraturan No.IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan). Dalam hal

terdapat benturan kepentingan transaksi material, perubahan keiatan utama

atau pengambilalihan perusahaan terbuka, maka emiten atau perusahaan

publik harus memenuhi persyaratan keterbukaan informasi.

g. Keterbukaan informasi dalam hal terjadi penggabungan, peleburan dan

pengambilalihan

Emiten dan perusahaan publik yang melakukan penggabungan, peleburan

atau pengambilalihan perusahaan lain wajib mengikuti ketentuan mengenai

keterbukaan, kewajaran dan pelaporan yang ditetapkan oleh Bapepam dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 84 UUPM). Ketentuan

mengenai penggabungan usaha perusahaan publik atas emiten diatur lebih

lanjut dalam peraturan X.G.1 tentang Penggabungan Usaha atau Peleburan

Usaha Perusahaan Publik atau Emiten, dan Peraturan IX.H.1 tentang

Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.

2.5 Penawaran Umum

Keterbukaan infromasi di pasar modal diawali dengan emiten yang akan

melakukan penawaran umum. Adapun arti dari penawaran umum dimuat dalam

Pasal 1 angka 15 UUPM yaitu:

“Penawaran umum (public offering) yaitu kegiatan penawaran efek yang

dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata

cara yang diatur dalam peraturan pasar modal.”

Page 17: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

27

Adapun menurut Black Law Dictionary, Initial Public Offering (IPO)/Penawaran

Umum adalah “a company’s first public sale of stock; a first offering of an issuer

equity securities to public through a registration statement.”24 Berdasarkan definisi

ini, penawaran umum merupakan penjualan saham oleh perusahaan untuk pertama

kali ke investor/publik.

Penawaran umum terbagai menjadi 3 (tiga) tahapan, yaitu tahapan sebelum

penawaran umum (pra-emisi), penawaran umum (emisi), dan setelah penawaran

umum (pasca emisi), yang dapat dilihat di bawah ini:

Gambar 2.2 Tahapan Pra-Emisi

24 Bryan A. Garner, Black Law Dictionary, (United State of America: West Publishing, 2009), hlm. 1189.

1. Image building dan house cleaning 2. Due diligence 3. Rencana Go Public 4. Perubahan AD 5. RUPS 6. Penunjukan: - penjamin emisi - profesi penunjang - lembaga penunjang

7. Penyiapan dokumen 8. Konfirmasi agen penjual oleh emisi 9. Kontrak pendahuluan dengan Bursa 10. Public expose

1. Emiten menyampaikan pernyataan pendaftaran 2. Ekspose terbatas di BAPEPAM 3. Evaluasi atas kelengkapan dokumen; kecukupan dan kejelasan informasi; keterbukaan aspek hukum, akuntansi, keuangan dan manajemen. 4. Komentar tertulis dalam 30 hari 5. Pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif

Page 18: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

28

Gambar 2.3 Tahapan Penawaran Umum

Gambar 2.4 Tahapan Pasca Emisi

2.6 Pelanggaran terhadap Prinsip Keterbukaan

Pelanggaran di bidang pasar modal mempunyai karakteristik yang khas, yaitu

antara lain objek dari pelanggaran tersebut ialah informasi. Berikut ini diuraikan

secara lebih terperinci jenis-jenis pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan:

1. Penipuan

Tindakan penipuan menurut UUPM Pasal 90 huruf c adalah membuat

pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta

material agar pernyataan yang dibuat dengan maksud untuk menguntungkan

atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau pihak lain

dengan tujuan memengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek.

Dengan tetap memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana(KUHP), UUPM memberikan spesifikasi mengenai

1. Pengumuman dan pendistribusian prospektus 2. Penawaran efek oleh penjamin emisi dan agen penjual 3. Pemesanan efek 4. Penjatahan efek 5. Pengembalian dana 6. Penyerahan efek

1. Emiten mencatatkan efeknya di bursa 2. Perdagangan efek di bursa

Pasca Emisi

Pelaporan: 1. Laporan Berkala, misalnya laporan tahunan dan laporan tengah tahun 2. Laporan isedentil (kejadian penting dan relevan), misalnya akuisisi, pemggantian direksi

Page 19: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

29

pengertian penipuan, yaitu terbatas dalam kegiatan perdagangan efek, yang

meliputi kegiatan penawaran, pembelian, dan atau penjualan efek yang terjadi di

dalam rangka penawaran umum, atau terjadi di bursa efek maupun di luar bursa

efek emiten atau perusahaan publik.

2. Manipulasi Pasar

Manipulasi pasar menurut UUPM Pasal 91 adalah tindakan yang dilakukan oleh

setiap pihak secara langsung maupun tidak dengan maksud untuk menciptakan

gambaran semu atau menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan pasar, atau

harga efek di bursa efek. Manipulasi pasar adalah The illegal buying or selling

of security to create the false impression that active trading exist in an effort to

convince other people to buy more share or sell the ones they own.

Manipulation is done to influence prices so the person doing the manipulating

can achieve a more advantageous market.25 Adapun menurut Thomas B. Hatch

dan Thomas C. Mahlum manipulasi adalah “the intentional creation of an

artificial price by other than legitimate supply and demand”26. Ketentuan

mengenai manipulasi pasar diatur dalam Pasal 91,92, dan 93 UUPM.

Beberapa pola manipulasi pasar adalah:

• Menyebarluaskan informasi palsu mengenai emiten dengan tujuan untuk

memengaruhi harga efek perusahaan yang dimaksud di bursa efek (false

information).

• Menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau informasi yang tidak

lengkap (misinformation).

Terdapat beberapa jenis manipulasi pasar yang sering kali terjadi dalam

perdagangan efek antara lain:

a. Marking the close

Marking the close, yaitu merekayasa harga permintaan atau penawaran efek

pada saat atau mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan

membentuk harga efek atau harga pemvukaan yang lebih tinggi dari pada

hari perdagangan berikutnya.

b. Painting the tape

25 R.J. Shook and Robert L. Shook, “The Wall Street Dictionary”, hlm. 234. 26 Thomas B. Hatch and Thomas C. Mahlum, “Definining Market Manipulation: Lessons From The Commodity Position Limit Rules”, Futuremag, hlm.1

Page 20: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

30

Painting the tape, yaitu kegiatan perdagangn antara rekening efek satu

dengan rekening efek lain yang masih berada dalam penguasaan satu pihak

atau mempunyai keterkaitan sedemikian rupa sehingga tercipta perdagangan

semu.

c. Pembentukan harga berkaitan dengan merger, konsolidasi atau akusisi

d. Cornering the market

Cornering the market, yaitu membeli efek dalam jumlah besar sehingga dapat

menguasi pasar (menyudutkan pasar).

e. Pools

Pools, yaitu merupakan penghimpunan dan jumlah besar oleh sekelompok

investor dimana dana tersebut dikelola oleh broker atau seseorang yang

memahami kondisi pasar.

f. Wash sales

Order beli dan order jual antara anggota asosiasi dilakuka pada saat yang

sama dimana tidak terjadi perubahan kepemilikan manfaat atas efek.

Manipulasi tersebut dilakukan dengan maksud bahwa mereka membuat

gambaran dari aktivitas pasar dimana tidak terjadi penjualan atau pembelian

yang sesungguhnya.

3. Insider Trading (perdagangan orang dalam)

Insider Trading merupakan transaksi efek yag dilakukan orang dalam

berdasarkan informasi orang dalam yang belum dibuka kepada publik. Black

law dictionary memberikan definisi insider trading yaitu: the deceitful

acquisition and misuse of information that properly belongs to person to whom

one owes duty27 (perolehan informasi secara curang dan menggunakan informasi

tersebut yang dimiliki orang yang memilki tugas/kewajiban penting di

perusahaan). Dalam Pasal 95, 96 dan 97 UUPM ditentukan bahwa pihak yang

mempunyai informasi orang dalam, baik dia merupakan orang dalam atau bukan

dilarang melakukan

pembelian atau penjualan atas efek emiten atau perusahaan publik dimaksud

atau perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emiten atau perusahaan

publik yang bersangkutan.

Perdagangan orang dalam mengandung beberapa unsur, yaitu:

27 Bryan A. Garner, Op. cit., hlm. 866.

Page 21: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

31

a. Adanya perdagangan efek

b. Dilakukan oleh orang-orang dalam perusahaan

Menurut Pasal 95 UUPM, orang dalam meliputi:

1. Komisaris, direktur atau pegawai emiten atau perusahaan publik.

2. Pemegang saham utama emoten atau perusahaan publik.

3. Orang perorangan yang karena kedudukannya atau profesinya atau

karena hubungan usaha dengan emiten atau perusahaan publik.

4. Pihak yang dalam waktu enam bulan terakhir tidak lagi menjadi pihak

sebagaimana dimaksud diatas.

c. Adanya inside information

Lucy Fergusson memberikan definisi inside information sebagai: as

information of a precise nature that not generally available but, if made

generally available, would be likely to have significant effect on the price of

the company’s securites and investment decision.28

d. Informasi itu belum diungkap dan terbuka untuk umum

Informasi orang dalam merupakan infromasi material yang belum terbuka

untuk umum. Namun ada yang berpendapat bahwa informasi belum terbuka

untuk umum apabila belum disebarkan secara luas dan dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai dasar melakukan transaksi di pasar modal.29

e. Tujuan untuk mendapatkan keuntungan

2.7 Penerapan Sanksi

2.7.1 Pengertian Penerapan Sanksi

Sanksi memiliki makna sebagai penderitaan yang diberikan dengan

sengaja oleh seseorang sesudah sesuatu terjadi suatu pelanggaran, kejahatan

dan kesalahan. Menurut black law dictionary sanksi adalah a penalty or

coercive measure that result from failure to comply with a law, rule or order

(a sanction for discovery abuse)30 yang berarti hukuman atau tindakan

memaksa yang dihasilkan dari kegagalan dalam mematuhi undang-undang,

28 Lucy Fergusson, “European Union: Marker Abuse- The EU Directive on Insider Trading Dealing and Market Manipulation,” hlm.2. 29 Amex Guideance “Insider Trading and Tipping” Genesis, 2001. 30 Bryan A. Garner, Op. cit., hlm. 4177.

Page 22: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

32

aturan atau perintah. Sedangkan pengertian sanksi menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia merupakan tanggungan (tindakan atau hukuman) untuk

memaksa orang menepati perjanjian atau menaati ketentuan perundang-

undangan.31

Menurut Hans Kelsen, sanksi didefinisikan sebagai reaksi koersif

masyarakat atas tingkah laku manusia (fakta sosial) yang menggangu

masyarakat. Dalam pandangan Hans Kelsen setiap sistsem norma bersandar

pada sanksi. Hukum merupakan sebuah sistem paksaan yang dirancang untuk

menjaga tingkah laku sosial tertentu. Setiap norma dapat dikatakan legal

apabila dilekati sanksi, walaupun norma tersebut berhubungan dengan norma

lainnya.32

Dari beberapa pengertian yang telah dijabarkan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa hukum memiliki sifat yang mengatur dan juga memaksa,

begitupun dengan sanksi. Sanksi merupakan dampak dari adanya pelanggaran

yang dianggap merugikan masyarakat sebagai akibatnya. Oleh sebab itu

dengan cara memaksa, maka suatu penderitaan dikenakan terhadap seseorang

ataupun badan hukum dengan paksa walaupun yang bersangkutan tidak

menghendakinya,

2.7.2 Teori Sanksi

Teori-teori tentang sanksi hukuman pelanggaran menurut Good dan

Grophy seorang ahli psikologi sebagaimana yang dikutip oleh Suharsimi

Arikunto mengenai hukuman sebagai berikut:

1. Teori kesenggangan

Teori ini menyatakan bahwa dengan diberikannya hukuman kepada subjek

yang melakukan kesalahan tindakan akan menyebabkan hubungan rangsang-

reaksi antara tindakan salah dengan hukuman menjadi renggang.

2. Teori penjeraan

Teori ini menyatakan bahwa jika subjek mendapat hukuman tidak akan

mengulangi lagi perbuatan yang menyebakan timbulnya hukuman semula.

3. Teori sistem motivasi

31 KBBI definisi sanksi https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sanksi 32 Antonius Cahyadi dan E. Fernando M. Manulang, 2007, Pengantar Ke Filsafat Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hlm. 84.

Page 23: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

33

Teori ini menyatakan bahwa jika individu mendapat hukuman maka akan

terjadi perubahan dalam sistem motivasi

2.7.3 Jenis-Jenis Sanksi

a. Sanksi Pidana

Sanksi pidana merupakan sanksi yang berifat lebih tajam jika

dibandingkan dengan pemberlakuan sanksi pada hukum perdata

maupun dalam hukum administrasi. Pendekatan yang di bangun adalah

sebagai salah satu upaya untuk mencegah dan mengatasi kejahatan

melalui hukum pidana dengan pelanggaran dikenakan sanksinya berupa

pidana. Menurut Roeslan Salen, pidana adalah reaksi atas delik dan ini

berwujud suatu nestapa yang dengan sengaja ditimpakan negara pada

pembuat delik. Wujud atau sifat perbuatan pidana itu adalah melawan

hukum dan/atau perbuatan-perbuatan tersebut juga merugikan

masyarakat, dalam arti bertentangan dengan norma-norma yang di

kehidupan masyarkat sehari-hari yang dianggap baik dan adil. Namun,

perbuatan seseorang dikatakan sebagai tindak pidana apabila perbuatan

tersebut telah tercantum dalam undang-undang. Dengan kata lain, untuk

mengerahui perbuatan tersebut dilarang atau tidak, harus dilihat dari

undang-undang.33

Sumber hukum pidana di Indonesia merupakan kitab undang-undang

hukum pidana (KUHP) sebagai induk aturan umum dan peraturan

perundang-undangan khusus lainnya di luar KUHP. Sebagai induk

aturan umum, KUHP mengikat peraturan perundang-undangan khusus

di luar KUHP. Namun, dalam hal-hal tertentu peraturan perundang-

undangan khusus tersebut dapat mengatur sendiri atau berbeda dari

induk aturan umum.

b. Sanksi Perdata

Bentuk sanksi perdata dapat berupa kewajiban untuk memenuhi

prestasu dan atau hilangnya keadaan hukum, diikuti dengan terciptanya

suatu keadaan hukum baru. Bentuk putusan yang dijatuhkan hakim

dapat berupa:

33 Samsul Ramli dan Fahrurrazi, hlm. 192.

Page 24: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

34

1. Putusan constitutif yakni putusan yang menghilangkan suatu

keadaan hukum dan menciptakan hukum baru, contohnya ialah

putusan perceraian pada suatu ikatan perkawinan.

2. Putusan condemnatoir yakni putusan yang bersifat menghukum

pihak yang dikalahkan untuk memenuhi kewajibannya, contohnya

ialah putusan hukum untuk wajib membayar kerugian pihak

tertentu.

3. Putusan declatoir yakni putusan yang amarnya meciptakan suatu

keadaan sah menurut hukum, menerangkan dan menegaskan suatu

keadaan hukum semata-mata, contohnya ialah putusan sengketa

tanah atas penggugat atas kepemilikan yang sah.34

c. Sanksi Administratif

Pada hakikatnya, hukum administrasi negara menjalankan fungsinya

untung melindungi warga terhadap sikap administrasi negara, serta

melindungi administrasi negara itu sendiri. Peran pemerintah yang

dilakukan oleh perlengkapan negara atau administrasi negara harus

diberi landasan hukum yang mengatur dan melandasi administrasi

negara dalam melaksanakan fungsinya. Hukum yang memberikan

landasan tersebut dinamakan hukum adminstrasi negara. Sanksi dalam

hukum administrasi adalah alat kekuasaan yang bersifat hukum publik

yang dapat digunakan oleh pemerintah sebagai reaksi atas

ketidakpatuhan terhadap kewajiban yang terdapat dalam norma hukum

administrasi negara. Jenis sanksi administrasi dapat dilihat dari segi

sasarannya yaitu:

1. Sanksi reparatoir, artinya sanksi yang diterapkan sebagai reaksi

atas pelanggaran norma, yang ditujukan untuk mengembalikan

pada kondisi semula sebelum terjadinya pelanggaran.

2. Sanksi punitif, artinya sanksi yang ditujukan untuk memberikan

hukuman pada sesorang, misalnya berupa denda adminsitratif.

34 Ibid hlm. 193.

Page 25: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

35

3. Sanksi regresif, adalah sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas

ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang terdapat pada ketetapan

yang diterbitkan.35

2.8 Kasus Pelanggaran Keterbukaan Informasi

Berikut ialah kasus-kasus yang akan digunakan dalam menganalisis

pelanggaran atas keterbukaan informasi:

Tabel 2.1 Kasus Pelanggaran Keterbukaan Informasi

No. Nama Emiten Pelanggaran Keterbukaan

Informasi

Peraturan Yang Dilanggar

1 PT Bank Mashiil Utama,

Tbk. (1996)

Keterlambat menyampaikan

laporan insidential

Pasal 86 ayat (1) huruf b UUPM dan

Peraturan X.K.1 tentang keterbukaan

informasi yang harus segera

diumumkan kepada publik

2 PT Lippo E-net, Tbk. (1999-

2000)

Melakukan pemberian informasi

yang menyesatkan (misleading

information)

Pasal 93 UUPM dan peraturan IX.E.1

transaksi material dan perubahan

kegiatan usaha utama.

3 PT Central Korporindo

International, Tbk. (2001)

Pelanggaran laporan realisasi

penggunaan dana hasil penawaran

umum

Peraturan X.K.4 tentang laporan

realisasi penggunaan dana hasil

penawaran umum dan VIII.G.7 tentang

pedoman penyajian laporan keuangan

4 PT Jakarta International

Hotels and Development,

Tbk. (2002)

Terjadinya benturan kepentingan Pasal 82 ayat (2) UUPM dan peraturan

IX.E.1 transaksi material dan

perubahan kegiatan usaha utama

5 PT Kopitime Dot Com, Tbk.

(2002)

Tidak melakukan publikasi

keterbukaan informasi (public

expose) atau penyampaian

informasi kepada publik dan

keterlambatan menyampaikan

laporan insidential

Pasal 86 ayat (1) huruf b UUPM dan

peraturan X.K.1 tentang keterbukaan

informasi yang harus segera

diumumkan kepada publik

35 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT Raja Grafinfo, (Jakarta:2006), hlm. 315.

Page 26: BAB 2 Penyelenggaraan Kegiatan di VIII.Glibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1_1307_20016… · Penyelenggaraan Kegiatan di ... Kerangka konsep diatas merupakan acuan

36

6 PT Lippo Bank, Tbk. (2002-

2003)

Tidak dilakukannya audit atas

laporan keuangan (misleading

information)

Pasal 93 UUPM

7 PT Perusahaan Gas Negara,

Tbk. (2006-2007)

Melakukan pemberian informasi

material yang tidak benar, tidak

melakukan publikasi keterbukaan

informasi dan melakukan insider

trading

Pasal 86 ayat (1) huruf b jo peraturan

X.K.1 tentang keterbukaan informasi

yang harus segera di publikasikan

kepada publik 93 dan Pasal 95 UUPM

8 PT Bakrie and Brothers,

Tbk. dengan PT Bakrie

Sumatera Plantation, Tbk.

(2010)

Pelanggaran transaksi material

dan penyajian laporan keuangan

Pasal 82 ayat (2) UUPM jo Peraturan

IX.E.2 tentang transaksi material dan

Pasal 69 ayat (1) UUPM jo Peraturan

VIII.G.7 tentang penyajian laporan

keuangan