bab 2 media pertumbuhan
TRANSCRIPT
BAB 2 MEDIA PERTUMBUHAN
Kompetensi : Mahasiswa dapat membuat media pertumbuhan Nutrient Agar dan Potato Dextrose Agar
Media pertumbuhan :
a. Pengertian dan fungsi
b. Bahan-bahan media pertumbuhan
b.1 Bahan dasar
b.2 Nutrisi atau zat makanan
b.3 Bahan tambahan
b.4 Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
c. Macam-macam media pertumbuhan
c.1 Berdasarkan sifat fisik
c.2 Berdasarkan komposisi
c.3 Berdasarkan tujuan
d. Pembuatan Nutrient Agar dan Nutrient Broth
e. Pembuatan Potato Dextrose Agar
Pengertian dan Fungsi
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Bahan-bahan media pertumbuhan
1. Bahan dasar
Ø air (H2O) sebagai pelarut
Ø agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45 oC.
Ø gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
Ø Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat.
2. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Ø Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik esuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organik.
Ø Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
Ø Vitamin-vitamin.
3. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.
4. Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
Ø Agar, agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam
Ø Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
Ø Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta dan daging sapi.
Ø Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B complex).
Ø Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
Macam-Macam Media Pertumbuhan
1. Medium berdasarkan sifat fisik
Ø Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat..
Ø Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
Ø Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
2. Medium berdasarkan komposisi
Ø Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
Ø Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
Ø Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
3. Medium berdasarkan tujuan
Ø Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
Ø Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
Ø Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.
Ø Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur
Ø Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
Ø Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
Ø Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni..
Pembuatan Nutrient Agar dan Nutrient Broth
Ø Pembuatan Nutrient Agar
· Timbang komponen medium dengan menggunakan timbangan analitis untuk volume yang diinginkan sesuai dengan komposisi berikut:
§ Beef extract 3 g
§ Peptone 5 g
§ Agar 15 g
§ Akuades s.d 1000 ml
· Akuades sebanyak 100 ml dibagi menjadi dua satu bagian untuk melarutkan Beef extract dan peptone dan sebagian lagi untuk melarutkan agar. Sebaiknya air untuk melarutkan agar lebih banyak
· Larutkan agar pada sebagian air tersebut dengan mengaduk secara konstan dan diberi panas. Dapat menggunakan kompor gas atau hot plate stirrer (jangan sampai overheat, karena akan terbentuk busa dan memuai sehingga tumpah).
· Sementara itu sebagian akuades digunakan untuk melarutkan peptone dan beef extract, cukup dengan pengadukan.
· Setelah keduanya larut, larutan dituangkan ke larutan agar dan diaduk sampai homogen. Kemudian pH media diukur dengan mencelupkan kertas pH indikator. Jika pH tidak netral maka dapat ditambahkan HCl/NaOH.
· Setelah itu media dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan disterilisasi dengan autoklaf.
· Tuang media steril ke cawan petri steril secara aseptis. Jika diinginkan media tegak atau miring pada point ke 5, media langsung dituang ke tabung kemudian disterilisasi.
Ø Pembuatan Nutrient Broth
Komposisi untuk media NB sama dengan NA tetapi tidak memakai agar sebagai pemadat. Proses pembuatannyapun lebih sederhana, tinggal melarutkan peptone dan beef
extract kemudian ditampung dalam labu Erlenmeyer atau tabung reaksi dan siap disterilisasi. Proses pembuatan ini tidak memerlukan panas, peptone dan beef extract akan mudah larut sempurna pada air suhu kamar jika diaduk
Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
· Timbang komponen media dengan menggunakan timbangan analitis untuk volume yang diinginkan sesuai dengan komposisi berikut:
§ Potato/kentang 3 g
§ Peptone 5 g
§ Agar 15 g
§ Akuades s.d 1000 ml
§ (sebelum ditimbang, sebaiknya kentang dikupas dan diiris kecil-kecil)
· Rebus kentang dalam sebagian akuades tadi selama 1-3 jam sampai lunak, kemudian diambil ekstraknya dengan menyaring dan memerasnya menggunakan kertas saring lalu ditampung di Beaker glass baru.
· Agar dilarutkan dengan Hot Plate Stirrer dalam 50 ml akuades lalu setelah larut dapat ditambahkan dekstrosa dan dihomogenkan lagi.
· Setelah semua larut, ekstrak kentang dan agar-dekstrosa dicampur dan dihomogenkan. Atur pH media menjadi 5-6 dengan meneteskan HCl/NaOH.
· Media dituang ke dalam Erlenmeyer atau ke tabung reaksi kemudian siap untuk disterilisasi.
Sumber http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-2-media-pertumbuhan.html
PEMBUATAN MEDIA PDA (Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian) Oleh: ARI SETIAWAN0914013079 Dosen PJ Dr. Ir. Cipta Ginting, M.Sc LABORATORIUM HAMA PENYAKITTANAMAN JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITASLAMPUNG 2010
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sebelum melakukan pengamatanterhadap bakteri dan jamur di laboratorium, telebih dahulu kita harus menumbuhkan ataumembiakan bakteri/jamur tersebut. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alamiatau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusiadiantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslahdimengerti jenis-jenis nutrisi yang diisyaratkan oleh bakteri atau jamur dan juga macamlingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebutmedium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkanmikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenismikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik padamedium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambahsumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatumedium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. B. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui cara membuat media yangumum digunakan. 2. . Mengetahui cara mensterilkan media buatan dengan otoklaf 3Mengetahui jenis dan kegunaan media 4 Mampu membuat media PDA sebagai mediauntuk biakan bakteri.
II. PROSEDUR KERJA A. Alat dan Bahan Alat : Beaker glass,Batang penggaduk, Neraca elektrik, Kapas, Alumunium Foil, Labu erlenmeyer, Autuklaf,Cawan Petri, tabung reaksi, pisau potong, kompor Bahan : Dekstrose, Aquades 500 ml,Agar kering 15 g, kentang, Alkohol 70% B. Cara Kerja – kentang dipotong kecil ukurandadu kemudian ditimbang seberat 100 gr – potong kecil-kecil agar batang kemudiantimbang sebanyak 10 gr – rebus kentang dalam air sampai sarinya keluar dan kemudiandiambil ekstraknya – masukkan kentang kedalam tabung erlenmeyer 500 ml -masukkandextrose/gula pasir dan agar sedikit demi sedikit sambil terus diaduk (jangan sampaimenggumpal) – tutup dengan kertas alumunium foil – bungkus dengan plstik tahan panas
kemudian sterilkan dengan menggunakan autoklaf dengan suhu 121o C IV. HASIL DANPEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Dalam pembuatan PDA ini akan menghasilkanmedia yang akan digunakan sebagai media biakan bakteri dan jamur. Media PDA padasaat masih panas akan berbentuk cairan yang kental kemudian setelah dingin akanmenjadi padatan. B. Pembahasan Media PDA (Potato Dextrosa agar) merupakan mediumsemi sintetik. Media merupakan tempat dimana tejadi perkembangan organisme.Organisme menyerap karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telahbercampur. Hal inilah yang menyebabkan mengapa kentang harus di potong dadu, agarkarbohidrat di kentang dapat keluar dan menyatu dengan air sehngga menjadi kaldu.Semakin kecil permukaan, maka semakin besar daya osmosisnya. Mikroorganisme dapatditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yangdigunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harussesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.Penggunaan kentang dalam pembuatan media karena kentang kaya akan karbohidratyang sangat diperlukan oleh suatu mikroorganisme. Dalam pembuatan PDA ini biasadigunakan Dextrosa, namun dextros ini dapat digantikan dengan gula pasir biasa. V.KESIMPULAN Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa: 1. Mikroorganisme dapatdikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. 2. Nutriendalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air,karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh. 3. Kentang adalah bahan yang baik untukdigunakan sebagai bahan media buatan karena banyak mengandung karbohidrat 4. mediaPDA (Potato Dextrosa Agar) merupakan media semisintetik 5. penggunaan alat dan bahandalam bekerja haruslah slalu terjaga dari kontaminan. DAFTAR PUSTAKA Ermila, Mila.
2005. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. dalam http//ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-2-media-pertumbuhan.html. diakses pada 06 Maret2010. Nur Qalbi dkk, 2006. Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA): IPB. BogorPelczar, M. J. dan E. C. S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta
Pradhika, E. Indra. http//ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-2-media-pertumbuhan.html. diakses pada 16 Maret 2010. Volk dan Wheeler. 1993. MikrobiologiDasar Jilid. dalam http//ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-2-media-pertumbuhan.html. diakses pada 16 Maret 2010.
http://blog.unila.ac.id/setiawan/2010/04/12/pembuatan-media-pda-laporan-praktikum-mikrobiologi-pertanian-oleh-ari-setiawan-0914013079-dosen-pj-dr-ir-cipta-ginting-m-sc-laboratorium-hama-penyakit-tanaman-jurusan-agroekote/
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Media biakan merupakan suatu zat yang digunakan untuk menumbuhkan jasad
renik di
laboraturium. Fungsi dari suatu media biakan adalah memberikan tempat dan kondisi
yang
mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan dari mikroorganisme yang
ditumbuhkan.
Sebelum menumbuhkan mikroorganisme dengan baik, langkah pertama harus
dapat
dipahami kebutuhan dasar mikroorganisme lalu mencoba memformulasikan suatu
medium yang
memberikan hasil terbaik
Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media yang banyak digunakan
untuk
membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa cendawan/fungi, bakteri, maupun sel
makhluk hidup. Potato Dextrose Agar merupakan paduan yang sesuai untuk
menumbuhkan
biakan. Karena ekstrak potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose
(gugusan
gula, baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan ,
sedangkan
agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung
cukup
air.
B. Tujuan Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui fungsi dari pembuatan medium dan dapat membuat medium semisintetik PDA (Potato Dextrosa Agar
Sebelum menumbuhkan mikroorganisme dengan sebaik-baiknya, pertama-
tama
anda harus dapat memahami kebutuhan dasarnya lalu mencoba memformulasikan suatu
medium yang memberikan hasil yang terbaik. Yang dimaksud dengan medium disini
adalah
bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya.
Sebenarnya tidak ada satu macam medium pun yang cocok untuk setiap cendawan
berbeda-
beda. Beberapa cendawan dapat tumbuh dengan baik pada setiap macam medium yamg
mengandung beberapa bahan organik, cendawan yang lain memerlukan zat-zat kimia
tertentu
(Hadiotomo,1993).
Menurut Anonim (2006), media biakan adalah bahan atau campuran bahan yang
dapat
digunakan untuk membiakkan mikroorganisme, karena memiliki daya dukung yang
tinggi
terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakkannya.
Menurut susunannya, media dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu media
alam,
media semi sintetik, dan media sintetik. Dalam media alam, komponen nutrisi tidak dapat
diketahui dengan pasti setiap waktu karena dapat berubah-ubah dalam bahan yang
digunakan
dan bergantung dari asalnya; sebagai contoh ialah kentang, jagung, serangga, rambut dan
sebagainya. Dalam media semi sintetik, selain bahan hasil pertanian, digunakan pula zat-
zat
kimia yang komposisinya diketahuidengan tepat. Contoh medium semi sintetik adalah
agar
dekstrosa kentang (ADK) yang biasa disebut potato dextrose agar (PDA). Dalam media
semi
sintetik, misalnya agar Czapek (Czapek’s agar), semua zat kimia diketahui dengan tepat
komposisi beserta konsetrasinya. Berbeda dengan media sintetik tidak dapat diulang
secara
tepat.
Menurut Dwijoseputro(1987), medium buatan manusia dapat berupa medium cair, medium kental atau padat, medium yang kering, medium yang diperkaya, medium yang sintetik. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA) dilakukan pada hari
Jumat,
tanggal 24 November 2006 pada pukul 09.00-11.00 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di
Laboratorium Patologi Hutan-Fakultas Kehutanan.
B. Alat dan Bahan
Alat:
1. Timbangan
2. Kompor
3. Pengaduk
4. Gelas ukur
5. Gelas Erlenmeyer
6. Kapas
7. Botol
8. Alumunium foil
Bahan:
1. Kentang: 100 gram
2. Gula pasir: 10 gram
3. Bubuk agar bening: 6-7 gram
4. Aquades: 0.5 liter
C. Cara kerja : - Kentang tanpa kulit di potong-potong berbentuk dadu - Dimasak selama ½ jam lalu disaring untuk diambil ekstraknya, kemudian ditambah air suling hingga mencapai 1000 ml -
Ekstrak kentang dan air suling dimasak hingga mendidih lalu dimasukan agar
dan gula. Apabila air yang digunakan berkurang maka ditambahkan dengan ukuran
yang hilang sesuai besar penguapan.
- Apabila telah masak, masukan PDA tersebut ke dalam erlenmenyer / wadah kemudian ditutupi dengan kapas dan aluminium foil. - Mensterilkan media dalam autoklaf dengan suhu 121˚C selama 15 menit pada tekanan 1 atm. - Jika media tidak langsung dipakai, maka disimpan di dalam lemari pendingin. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pembuatan media Potato Dextrose Agar pada praktikum ini menghasilkan± 0.5 liter media yang steril dalam bentuk agar (padatan). B. Pembahasan
Media PDA (Potato Dextrosa agar) merupakan medium semi sintetik.
Media
merupakan tempat dimana tejadi perkembangan organisme. Organisme menyerap
karbohidrat
dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah bercampur. Hal inilah yang
menyebabkan
mengapa kentang harus di potong dadu, agar karbohidrat di kentang dapat keluar dan
menyatu
dengan air sehngga menjadi kaldu. Semakin kecil permukaan, maka semakin besar daya
osmosisnya.
Suatu media untuk menumbuhkan jasad renik harus memiliki kriteria yang mendukung kehidupan makhluk hidup yang tumbuh di dalamnya.
Syarat media yang baik adalah:
Mengandung bahan makanan yang sesuai bagi jasad renik
Mengandung oksigen tersedia yang dibutuhkan
Mengandung kelembaban tertentu
Ph media harus sesuai
Suhu media harus cocok
Media harus steril
Media harus terlindung dari kontaminasi
Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media biakan karena kaya akan
nutrisi yang
dibutuhkan oleh mikroba untuk hidup. Nutrisi yang diberikan media untuk mikroba
berupa
karbohidrat (pati) dari kentang, glukosa dari dekstrosa atau fruktosa serta kandungan air
dalam
agar. Media yang miskin hara seperti air hanya dapat dugunakan untuk penyimpanan ,
karena
mikroba tidak mudah berkembangbiak pada media miskin nutrisi yang dapat
menyebabkan
pertumbuhan mikroba dapat terhambat.
Bagian kentang yang digunakan adalah sari patinya karena selain mengandung
ekstrak
mineral juga mengandung pati (amilum) yang merupakan bentuk darip o lysa ka rid a
sebagai
tambahan makanan biakan. Glukosa yang digunakan adalah gula pasir, karena banyak
tersedia
dan harganya lebih murah.
Sterilisasi dilakukan dalam autoklaf dengan suhu 121°C dalam waktu ±15 menit
dengan
tekanan 1 atm . Suhu ini merupakan ketetapan, karena umumnya organisme tidak dapat
bertahan hidup pada suhu dan waktu tersebut. Setelah 15 menit, maka autokalaf dapat
dimatikan. Biarkan autoklaf sampai tekanannya menjadi 0,setelah itu PDA baru dapat
dikeluarkan.
Agar bertindak sebagai lingkungan bagi perkembangan organisme. Penggunaan
agar
karena merupakan suatu bahan yang cocok, meskipun padat, akan tetapi lunak dan mudah
ditembus oleh biakan. Selain itu agar mengandung sejumlah air yang diperlukan bagi
biakan.
Agar lebih stabil bila dibandingkan dengan air yang lebih mudah menguap dan berubah.
Semua
pengerjaan penuangan PDA ke media dilakukan dalam laminar air flow, agar media tidak
terkontaminasi. Untuk mencegah kondensasi yang berlebihan pada tutup cawan petri
yang dapat
menghasilkan uap air, maka suhu PDA saat dituang adalah sekitar 45oC
Kesimpulan
Media biakan berfungsi untuk memberikan tempat dan kondisi yang mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan dari mikroorganisme yang ditumbuhkan.
PDA merupakan media penumbuhan mikroorganisme yang sangat efektif, hal
tersebut dikarenakan sebagian besar mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang di
dalam
media tersebutdalam. Proses pembuatan PDA membutuhkan waktu yang tidak singkat
maka
PDA perlu dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya apabila akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar. IPB Press : Bogor. Dwijaseputro. 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Brawijaya. Djambatan : Malang. Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&ct=res&cd=5&ved=0CA8QFjAE&url=http%3A%2F%2Fcoba1.netai.net%2Fbahankuliahkehutananjadul%2Flaporan%2520PH-PDA.doc&rct=j&q=laporan+mikrobiologi+tentang+pembuatan+media+PDA&ei=jFjIS5X_HMmvrAewk-z2CQ&usg=AFQjCNF-eHuUGyBJ9FUQt3RwrbyGU7wM4Q
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah
memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan
yang
akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen
utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium
sebaiknya
menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium
yang
tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air
sadah
sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat
(Hadioetomo,
1993).Alat yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasi
terlebih
dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk
kehidupan.
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat
pada
suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan
panas
(pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida,
asam
perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo,1993).
Tujuan praktikum ini adalah agar dapat melakukan pembuatan media serta cara mensterilisasikan suatu alat atau bahan.
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk
menumbuhkan
mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan
seperti jika yang
ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting
sebagai
komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan
medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika. Bahan agar yang utama
adalah
galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari alga genusGe lid iu m). Agar akan
larut atau
cair pada suhu hampir 100oC dan akan cair apabila kurang lebih 43oC (Hadioetomo,
1993).
Menurut Schlegel (1993) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan
melalui
metode bacteriaological.
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia
organik dan
inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari
likungan
kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi
diolah
menghasilkan energiyang digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998). Bakteri dalam
medium
juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus
berada
pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya
jumlah
sel yang konstituen (yang menyusun). Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium
yang cocok
dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah
pertumbuhan
bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi denganproses yang disebut dengan
pembelahan
biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993).
Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat.
Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio
cholerae
yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu
dikendalikan.
Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-40oC (Volk,
1993).
PH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalam
pembuatan
medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk
dijadikan
medium mikroba karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut. Medium
didiamkan
atau disimpan selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan bahwa medium masih steril, karena
selain
pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril juga menentukan
(Dwidjoseputro, 1994).
Pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA), kentang sudah ditimbang dan
direbus,
dengan ukuran kentang 50,31 g dan agar 4,03 g. Disini menggunakan agar untuk
mengentalkanmedium. Ekstrak kentang dan agar disetir dan diatur suhu dan pHnya.
Sebelum
dilakukan sterilisasi, medium berawarna kuning, setelah disterilisasi dalam autoklaf
medium
berwarna kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat, medium dapat ditanami bakteri (Schegel, 1993).
Pembuatan medium Nutrien Agar (NA) menggunakan bahan utama beef ekstrak 5
g,
peptom 3 g dan agar 3 g. Pada awal pengamatan medium Nutrien Agar, sebelum proses
sterilisasi berwarna kuning, setelah sterilisasi warna medium menjadi agak coklat. Pada
pembuatan medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena
mengandung banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994). Agar yang digunakan dalam proses ini
untuk
mengentalkan medium sama halnya dengan yang digunakan pada medium PDA yang
juga
berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba (Schlegel, 1993).
Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:
a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat
dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai
akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat
“bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170o – 180oC dan waktu yang digunakan
adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).
b. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin).
c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi
atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter.
Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-
partikelyang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi.
Penggunaan
autoklaf untuk sterilisasi, tutupnya jangan diletakkan sembarangan dan dibuka-buka
karena isi
botol atau tempatmedium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer
menunjukkan
angka 0 serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung
vitamin,
gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini
untuk
menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika
medium
sudah dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994).
*lebih lengkapnya see in:
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
Lim,D. 1998.Micro b io log y, 2nd Edition. McGrow-hill book, New york.
Schegel, G.H. 1993. General Microbiologi seventh edition. Cambrige University Press,
USA.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta. Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga, Jakarta. http://blogkita.info/pembuatan-media-n-sterilisasi/ medium na dan cara pembuatan medium Posted on April 19, 2009 by firebiology07
BAB IPENDAHULUANI.1 Latar BelakangUntuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkanmereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuanmanusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substratyang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrienyang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakankondisi optimum bagi pertumbuhannya (Label, 2008).Mikroorganisme yang kita isolasi harus kita ketahui jenis medium yang disukai sehinggadapat tumbuh dengan baik pada media. Dalam hal ini medium ini akan digunakan olehmikroorganisme sebagai sumber energi untuk melakukan pertumbuhan danperkembangbiakan maka hendaknya harus sesuai dengan komposisi bahan medium.Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukanlah praktikum ini untuk mempelajarimacam- macam medium, cara- cara pembuatan dari beberapa medium dan sekaligusmengetahui bahan- bahan yang digunakan serta komposisi juga fungsi dari masing-masing bahan tersebut dalam membantu pertumbuhan mikroorganisme tersebut.Sehingga nantinya diharapkan dapat menumbuhkan, mengisolasi dan menguji sifatfisiologi atau perhitungan mikroorganisme tertentu.
I.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui macam- macam medium baik berdasarkan susunan kimianyamaupun berdasarkan konsistensinya.2. Untuk mengetahui cara pembuatan komposisi medium dan fungsi dari medium semialamiah.I.3 Waktu dan Tempat PercobaanPraktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Maret 2009, pukul 14.00- 17.30 WITAdan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB IITINJAUAN PUSTAKAMedia pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakituntuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolatmikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi mediapertumbuhannya (Indra, 2008).Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebutmedium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkanmikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenismikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik padamedium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambahsumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukansuatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah ataubahan-bahan kompleks lainnya (Volk, dan Wheeler,1993).Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakansubstansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalahdegradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harusmemenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineraldan faktor tumbuh (Label, 2008).Untuk menelaah bakteri di dalam laboratorium , pertama- tama kita harus dapatmenumbuhkan bakteri tersebut di dalam suatu biakan murni. Untuk melakukannyaharuslah dimengerti jenis- jenis nutrient yang disyartakan oleh bakteri dan juga macamlingkungan fisik yang mana dapat menyebabkan kondisi yang optimum bagipertumbuhannya tersbut (Pelczar, 1986).Adapun macam-macam media Pertumbuhan antara lain (Indra, 2008) :1. Medium berdasarkan sifat fisikØ Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin mediamenjadi padat..Ø Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga
menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengantujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidakmengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh padamedia NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijaukebiruan dibawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat denganmudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen,
misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkanmetabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.Ø Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (NutrientBroth), LB (Lactose Broth).2. Medium berdasarkan komposisiØ Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dantakarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.Ø Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti,misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrakkentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentangkomposisi senyawa penyusunnya.Ø Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapatdiketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnyaTomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.3. Medium berdasarkan tujuanØ Media untuk isolasiMedia ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnyaNutrient Broth, Blood Agar.Ø Media selektif/penghambatMedia yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga mediatersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhanmikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambahAmphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminanyang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuhStreptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.Ø Media diperkaya (enrichment)Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhanmikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Mediadiperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalammedia ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapimembutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, SerumAgar, dll.Ø Media untuk peremajaan kulturMedia umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kulturØ Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba.Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuanmenggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.Ø Media untuk karakterisasi bakteriMedia yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnyaadalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.Ø Media diferensialMedia ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakterspesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar IronAgar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni
dan perubahan warna media di sekeliling koloni.Meskipun telah dijabarkan berbagai macam jenis dari medium, perlu diiingat bahwa tidakada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi untuk semua bakteri dilaboratorium. Bakteri amat beragam, baik dari persyaratan nutrisi maupun fisiknya.Beberapa berapa bakteri memiliki persyaratan nutrient yang sederhana, sedang yang lainmemiliki persyaratan yang rumit. Karena alsan ini kondisi harus disesuaikan sedemikianrupa sehingga bisa menguntungkan bagi kelompok bakteri yang sedang ditelaah (Pelczar,1986).
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANVI.2 PembahasanNama medium : Tauge Ekstrak Agar (TEA)Tauge ekstrak agar (TEA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahanalami (tauge) dan bahan sintesis (Sukrosa dan agar). TEA digunakan untukmenumbuhkan khamir dan kapang.Fungsi bahan yang digunakan pada medium TEA :- Tauge : Sebagai sumber vitamin, nitrogen organik dan senyawa karbon.- Sukrosa : sebagai sumber gula dan energi- Agar : Untuk memadatkan medium TEA.- Aquadest : Untuk melarutkan agar, sukrosa, dan tauge.Nama medium : Potato Dextrose Agar (PDA)Potato dextrose agar (PDA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahanalami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). PDA digunakan untukmenumbuhkan jamur.Fungsi bahan yang digunakan pada medium PDA :- Kentang : sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi.- Dextrose : sebagai sumber gula dan energi- Agar : Untuk memadatkan medium PDA.- Aquadest : Untuk melarutkan agar, dextrose, dan kentang.
Nama medium : Nutrient Agar (NA)Nutrient agar (NA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami(daging) dan bahan sintesis (pepton dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkansemua mikroba.Fungsi bahan yang digunakan pada medium NA :- Daging : sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen organik dan senyawa karbon.- Pepton : sebagai sumber utama nitrogen organic dan sumber nutrisi- Agar : Untuk memadatkan medium NA.- Aquadest : Untuk melarutkan agar, pepton, dan daging.
BAB VPENUTUPV.1 KesimpulanAdapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :• Jenis medium dapat digolongkan berdasarkan konsistensinya berupa ; medium cair,