bab 2 landasan teori dan kerangka pemikiran … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk...

23
6 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Merek Berdasarkan Durianto, et.all (2004, p2) definisi merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut untuk mengidentifikasikan barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Menurut Rangkuti (2004, p2) merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Menurut Durianto, Sugiarto dan Sitinjak (2004, p1) merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol disain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dari definisi diatas, peneliti menyimpulkan bahwa merek adalah sesuatu hal yang membuat produk / jasa seseorang menjadi berbeda dengan produk / jasa yang diberikan oleh para pesaing. Hal yang membuat berbeda diataranya dapat berasal dari nama, istilah tanda, symbol, rancangan dari setiap merek sendiri. 2.1.1.1 Enam Tingkatan Pengertian Merek Menurut Kotler (2005,P82) terdapat enam tingkat pengertian merek 1. Atribut, merek mengingatkan atribut-atribut tertentu. Mercedez menyiratkan mobil yang mahal, kokoh, direkaya dengan baik, tahan lama, bergengsi tinggi. 2. Manfaat, atribut-atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional. Atribut “tahan lama” dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional,

Upload: phungnhu

Post on 27-Mar-2018

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

6

BAB 2

LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Merek

Berdasarkan Durianto, et.all (2004, p2) definisi merek adalah nama, istilah, tanda,

simbol, rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut untuk mengidentifikasikan barang atau jasa

seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.

Menurut Rangkuti (2004, p2) merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan

atau kombinasi dari hal-hal tersebut.

Menurut Durianto, Sugiarto dan Sitinjak (2004, p1) merek merupakan nama, istilah, tanda,

simbol disain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan.

Dari definisi diatas, peneliti menyimpulkan bahwa merek adalah sesuatu hal yang

membuat produk / jasa seseorang menjadi berbeda dengan produk / jasa yang diberikan oleh

para pesaing. Hal yang membuat berbeda diataranya dapat berasal dari nama, istilah tanda,

symbol, rancangan dari setiap merek sendiri.

2.1.1.1 Enam Tingkatan Pengertian Merek

Menurut Kotler (2005,P82) terdapat enam tingkat pengertian merek

1. Atribut, merek mengingatkan atribut-atribut tertentu. Mercedez menyiratkan mobil

yang mahal, kokoh, direkaya dengan baik, tahan lama, bergengsi tinggi.

2. Manfaat, atribut-atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan

emosional. Atribut “tahan lama” dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional,

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

7

“saya tidak perlu membeli mobil lain selama beberapa tahun”. Atribut “mahal” mungkin

diterjemahkan menjadi manfaat emosional, “mobil tersebut membuat saya penting dan

dikagumi”

3. Nilai, Merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai produsennya. Mercedez

berarti kinerja tinggi, keselematan, dan gengsi. Dengan demikian produsen Mercedez

juga mendapat nilai tinggi di masyarakat.

4. Budaya, merek tersebut mungkin juga melambangkan budaya tertentu. Mercedez

melambangkan budaya jerman yang terorganisir, konsisten, tingkat keseriusannya

tinggi, efisien, dan berkualitas tinggi

5. Kepribadian, merek tersebut dapat mencerminkan kepribadian tertentu. Mercedez

mungkin menyiratkan bos yang serius, singa yang berkuasa (binatang), atau istana

yang agung (objek).

6. Pemakai, merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produk tersebut. Pemakai Mercedez pada umumnya diasosiasikan

dengan orang kaya, kalangan manger puncak, dsb. Pemakai Dimension kiddies

umumnya adalah anak-anak.

2.1.1.2 Peranan dan kegunaan Merek

Menurut Durianto, Sugiarto dan sitinjak (2004,p2) peranan dan kegunaan merek

diantaranya adalah

1. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat bahwa suatu

merek yang kuat mampu diterima di seluruh dunia dan budaya. Contoh yang paling

fenomenal adalah Coca-Cola yang berhasil menjadi “merek global” diterima dimana

saja dan kapan saja di seluruh dunia

2. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat

suatu merek makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan semakin tampak

asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika asosiasi merek telah

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

8

terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini meningkatkan citra

merek (brand image)

3. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk prilaku konsumen. Merek yang kuat

akan sanggup mengubah prilaku konsumen. Contoh, keberhasian pall mall dalam

menembus prilaku konsumen yang mampu menciptakan suatu ceruk pasar yang

spesifik dan menguntungkan

4. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan konsumen. Dengan adanya

merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya

dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, keputusan, kebanggan ataupun

atribut lain yang melekat pada merek tersebut

5. Merek berkembang menjadi sebuah sumber aset terbesar bagi perusahaan. Hasil

sebuah penelitian menunjukan bahwa Coca-cola yang memiliki stock market

value(SMV) yang besar, ternyata 97% dari (SMV) tersebut merupakan nilai merek.

2.1.2 Ekuitas Merek (Brand Equity)

Berdasarkan Durianto, Sugiarto dan Sitinjak (2001, p6) Brand Equity adalah seperangkat

aset dan iabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu

menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada

perusahaan maupun pada pelanggan. Agar aset dan liabilitas mendasari brand equity, maka

aset dan liabilitas merek harus berhubungan dengan nama atau sebuah simbol sehingga jika

dilakukan perubahan terhadap nama dan simbol merek, beberapa atau semua aset dan

liabilitas yang menjadi dasar brand equity akan berubah pula.

Menurut Knapp (2002,p3) ekuitas merek adalah totalitas dari persepsi merek mencakup

kualitas relative dari produk dan jasa, kinerja keuangan, loyalitas pelanggan, kepuasan, dan

keseluruhan penghargaan terhadap merek. Ini semua tentang bagaimana para konsumen,

pelanggan, karyawan, dan semua stokeholder merasakan tentang merek.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

9

Ekuitas merek (brand equity) merupakan asset yang dapat memberikan nilai tersendiri di

mata pelanggannya. Aset yang dikandungnya dapat membantu pelanggan dalam menafsirkan,

memproses, dan menyimpan informasi yang terkait dengan produk dan merek tersebut.

Ekuitas merek (brand equity) dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam

pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa lalu dalam penggunaaan atau

kedekatan, asosiasi dengan berbagai karakteristik merek.

Di samping memberi nilai bagi konsumen, Brand Equity juga memberikan nilai bagi

perusahaan dalam bentuk :

1. Brand Equity yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program dalam

memikat konsumen baru atau merangkul kembali konsumen lama. Promosi yang

dilakukan akan lebih efektif jika merek dikenal. Brand Equity yang kuat dapat

menghilangkan keraguan konsumen terhadap kualitas merek.

2. Empat dimensi Brand Equity yaitu Brand Awareness, Perceived Quality,

asosiasi-asosiasi dan merek lainnya dapat mempengaruhi alasan pembelian

konsumen.

3. Brand Equity yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk pertumbuhan dan

perluasan merek kepada produk lainnya atau menciptakan bidang bisnis baru yang

terkait yang biayanya akan jauh lebih mahal untuk dimasuki tanpa merek yang

memiliki Brand Equity tersebut.

4. Brand Equity yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena mampu

menciptakan loyalitas saluran distribusi. Toko, supermarket dan tempat-tempat

penjualan lainnya tidak akan ragu-ragu untuk menerima suatu produk dengan

Brand Equity yang kuat dan sudah terkenal untuk dijual kepada konsumen. Produk

dengan Brand Equity yang kuat akan dicari oleh pedagang karena mereka yakin

bahwa produk dengan merek tersebut akan memberikan keuntungan bagi mereka.

Dengan Brand Equity yang kuat, saluran distribusi dapat berkembang sehingga

semakin banyak tempat penjualan yang akhirnya akan memperbesar volume

penjualan produk tersebut.

5. Aset-aset Brand Equity dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi

perusahaan dengan memanfaatkan celah-celah yang tidak dimiliki pesaing.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

10

2.1.2.1 Kategori Ekuitas Merek (Brand Equity)

Menurut A. Aaker (Managing Brand Equity, 1991), brand equity dikelompokkan menjadi

lima kategori yaitu :

1) Brand Awareness / Kesadaran Merek

Menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat

kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.

2) Brand Assosiation / Asosiasi Merek

Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya

dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing,

selebritis dan lain-lain.

3) Perceived Quality / Persepsi Kualitas

Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu

produk atau jasa layanan berkenan dengan maksud yang diharapkan.

4) Brand Loyality / Loyalitas Merek

Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk

5) Other proprietary brand assets

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

11

Gambar 2.1 Konsep Brand Equity

Sumber : .A.Aaker (1991), Managing Brand Equity : Capitalizing on the Value of a Brand Name.

Brand equity ( nama, simbol)

Brand awareness

Brand loyalty

Perceived Quality Brand Association

Other proprietary brand assets

Memberikan nilai kepada pelanggan dengan memperkuat

• Interpretasi / proses

informasi

• Rasa percaya diri dalam

pembelian

• Pencapaian kepuasan dari

pelanggan

Memberikan nilai kepada perusahaan dengan memperkuat

• Efisiensi dan efektivitas

program pemasaran

• Brand Loyalty

• Harga / laba

• Perluasan Merek

• Peningkatan perdagangan

• Keuntungan kompetitif

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

12

2.1.2.2 Peran Ekuitas Merek (Brand Equity)

Menurut Durianto,Sugiarto dan Sitinjak (2001,p6) ekuitas merek mempunyai peranan

kepada konsumen dan perusahaan.

Peran ekuitas merek bagi konsumen diantaranya adalah :

1 Aset (nama, simbol) yang dikandungnya dapat membantu pelanggan dalam

menafsirkan, memproses, dan menyimpan informasi yang terkait dengan produk dan

merek tersebut

2 Ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam pengambilan

keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa lalu dalam penggunaaan atau

kedekatan, asosiasi dengan berbagai karakteristik merek.

3 Dalam kenyataannya, persepsi kualitas dan asosiasi merek dapat mempertinggi

tingkat kepuasan konsumen.

Peran ekuitas merek bagi perusahaan diantaranya adalah:

1 Ekuitas merek yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program dalam memikat

konsumen baru atau merangkul kembali konsumen lama. Promosi yang dilakukan akan

lebih efektif jika merek dikenal. Ekuitas merek yang kuat dapat menghilangkan

keraguan konsumen terhadap kualitas merek

2 Ekuitas merek yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk pertumbuhan dan

perluasan merekkepada produk lainnya atau menciptakan bidang bisnis baru yang

terkait yang biayanya akan jauh lebih mahal untuk dimasuki tanpa merek yang memiiki

ekuitas merek tersebut

3 Ekuitas merek yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena mampu menciptakan

loyalitas saluran distribusi. Toko, supermarket dan tempat-tempat penjualan lainnya

tidak akan ragu-ragu untuk menerima suatu produk dengan ekuitas merek yang kuat

dan sudah terkenal untuk dijual kepada konsumen. Produk dengan ekuitas merek yang

akan kuat akan dicari oleh pedagang karena mereka yakin bahwa produk dengan

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

13

merek tersebut akan memberikan keuntungan bagi mereka. Dengan ekuitas merek

yang kuat, saluran distribusi dapat berkembang sehingga semakin banyak tempat

penjualan yang akhirnya akan memperbesar volume penjualan produk tersebut.

4 Aset-aset ekuitas merek dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan

dengan memanfaatkan celah-celah yang tidak dimiliki pesaing.

2.1.3 Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Menurut Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak (2001,p54) Brand awareness adalah kesanggupan

seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari

suatu kategori produk tertentu. Jika kesadaran merek dalam benak konsumen sangat rendah,

maka hamper dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah

2.1.3.1 Tingkatan-Tingkatan Kesadaran Merek

Tingkatan-tingkatan Kesadaran Merek (brand awareness) menurut Durianto, Sugiarto dan

Lie Joko Budiman (2004, p6) yaitu :

Gambar 2.2. Piramida Brand Awareness

Sumber : Durianto, Sugiarto dan Lie Joko Budiman (2004, p6)

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

14

Penjelasan mengenai tiap-tiap level Brand Awareness, adalah sebagai berikut:

1. Top Of Mind ( Puncak Pikiran )

Adalah level tertinggi, pada level ini responden mampu menyebutkan merek yang

diingatnya pertama kali.

2. Brand Recall (Mengingat kembali merek)

Responden dapat menyebutkan merek produk tanpa dibantu oleh peneliti dalam

unaided recall test. Hal ini dinamakan dengan mengingat kembali tanpa bantuan

dimana responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.

2. Brand Recognition ( Pengenalan Merek)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. konsumen dapat mengenali suatu merek

setelah peneliti menyebutkan merek tersebut.

3. Unaware of brand ( tidak menyadari merek)

Tingkat paling rendah dalam piramida brand awareness imana konsumen tidak

menyadari akan adanya suatu merek.

2.1.3.2 Peranan Kesadaran Merek

Peran kesadaran merek dalam membantu merek dapat dipahami dengan mengkaji

bagaimana kesadaran merek menciptakan suatu nilai. Ini dapat dilihat pada gambar kesadaran

merek sebagai berikut :

Gambar 2.3 Kesadaran Merek

Sumber : Durianto, Sugiarto dan Sitinjak (2001, p56)

Kesadaran merek

Jangkar yang menjadi cantolan asosiasi lain (anchor to which other association can be attached)

Familier / rasa suka Familiarity/ Liking

Subtansi / komitmen Substance / commitment

Mempertimbangkan merek Brand consider

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

15

Berdasarkan Durianto, Sugiarto dan Sitinjak (2004, p56), penjelasan dari keempat nilai

tersebut adalah :

1. Anchor to which other assosiation can be attached

Suatu merek dapat digambarkan seperti suatu jangkar ddengan beberapa rantai.

Rantai menggunakan asosiasi dari merek tersebut.

2. Familiarity - Liking

Dengan mengenal merek akan menimbulkan rasa terbiasa tertentu untuk produk

yang bersifat low involvement ( keterlibatan rendah ) seperti pasata gigi, tissue.

Suatu kebiasaan dapat menimbulkan keterkaitan kesukaan yang kadang-kadang

menjadi pendorong dalam membuat keputusan.

3. Substance / commitment

Kesadaran akan nama dapat menandakan keberadaan, komitmen dan inti yang

sangat penting. Secara logika nama dikenal karena beberapa alas an mungkin

karena program iklan perusahaan, jaringan distribusi yang luas, eksistensi yag

sudah lama dalam industri. Jika kualitas dua merek sama, Brand awareness akan

menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian konsumen.

4. Brand to consider

Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi dari suatu

kolom merek yang dikenal untuk dipertimbangkan merek mana yang akan

diputuskan dibeli. Merek yang mempunyai top of mind yang tinggi mempunyai nilai

yang tinggi. Jika suatu merek tidak disimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak

dipertimbangkan di benak konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam

ingatan konsumen adalah merek yang disukai atau dibenci.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

16

2.1.4 Asosiasi Merek (Brand Association)

Menurut Durianto, sugiarto dan Sitinjak (2001, p69) Asosiasi merek Adalah segala

kesan yang muncul dibenak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu

merek.

Menurut Aaker(1996:160) asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan

mengenai merek.

Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan

berbagai hal-hal berikut : (Durianto,Sugiarto,dan Sitinjak, 2001)

1. Product attributes (atribut produk)

Mengasosiasikan atribut dan karakteristik suatu produk merupakan

strategi positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan

asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna,

asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian

suatu merek. misal apa yang tercermin dalam kata handphone Blackberry

tentu berbeda dari kata yang tercermin pada kata handphone nexian.

2. Intangible attribute (atribut tak berwujud)

Suatu atribut tak berwujud merupakan atribut umum,seperti halnya

persepsi kualitas ,kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang

mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif

3. Customer’s benefit (manfaat bagi pelanggan)

Karena sebagian besar atribut produk memberikan manfaat bagi

pelanggan, maka biasanya terjadi hubungan antara keduanya . contoh,

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

17

handphone blackberry sangat canggih dan memuaskan pelanggan (suatu

manfaat pelanggan) . Manfaat bagi pelanggan dapat dibagi dua, yaitu

Rational benefit (manfaat rasional) dan Psylogical benfit (manfaat

psikologis). Manfaat rasional berkaitan erat dengan atribut dari produk

yang dapat menjadi bagian suatu proses pengambilan keputusan yang

rasional. Manfaat psikologis sering kali merupakan konsekuensi eksteren

dalam pembentukan sikap, berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan

ketika membeli atau menggunakan merek tersebut. Misalnya dalam merek

produk blackberry terkandung manfaat handphone yang canggih.

4. Relative Price (harga relatif)

Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini akan diawali

dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua tingkat

harga.

5. Application (penggunaan)

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan

suatu penggunaan atau aplikasi tertentu

6. User/customer (pengguna/pelanggan)

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan suatu merek dengan

sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.

7. Celebrity/ Person

Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat

mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek

tersebut.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

18

8. Lifestyle/Personality (gaya hidup kepribadian )

Asosiasi merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para

pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik

gaya hidup yang hampir sama.

9. Product class (kelas produk)

Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya.

10. Competitors (para pesaing)

Mengetahui pesaing dan berusaha menyamai pesaing bahkan mengunguli

pesaing

11. Country/Geographic area (negara /wilayah geografis)

Sebuah negara dapat menjadi sebuah simbol yang kuat asalkan memiliki

hubungan yang erat dengan produk, bahan dan kemampuan .

Disamping beberapa acuan yang telah disebutkan,beberapa merek yang juga

memiliki asosiasi dengan beberapa hal lain yang belum disebutkan .dan

kenyataannya tidak semua merek memiliki semua asosiasi diatas.

2.1.4.1 Fungsi asosiasi Merek

Pada umumnya asosiasi merek menjadi pijakan konsumen dalam keputusan

pembelian dan loyalitasnya pada merek. Berbagai fungsi-fungsi asosiasi adalah :

(Durianto, Sugiarto dan Sitinjak 2001, p69)

1. Help process / retrieve information

Membantu proses penyusunan informasi

2. Differentiate / Membedakan

Suatu asosiasi membangkitkan berbagai landasan yang penting bagi upaya

pembedaan suatu merek dari merek lain.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

19

3. Reason to buy / Alasan pembelian

Brand association membangkitkan berbagai atribut produk atau manfaat bagi

konsumen yang dapat memberikan alasan spesifik bagi konsumen untuk membeli

dan menggunakan merek tersebut.

4. Create positive attitude or feelings / Menciptakan sikap atau perasaan positif

Beberapa aosiasi mampu merangsang suatu perasaan positif yang pada gilirannya

merembet ke merek yang bersangkutan. Asosiasi-asosiasi tersebut dapat

menciptakan perasaan positif atas dasar pengalaman mereka sebelumnya.

5. Basis for Extension / Landasan untuk Perluasan

Suatu asosiasi dapat menghasilkan landasan bagi suatu penyesuaian dengan

menciptakan rasa kesesuaian antara merek dan sebuah produk baru atau dengan

menghadirkan alasan untuk membeli produk perluasan tersebut.

2.1.4.2 Acuan Asosiasi Merek

Asosiasi –asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan :

(Durianto, Sugiarto dan Sitinjak 2004, p70)

1. Product Attributes (Atribut produk)

Mengasosiasi atribut atau karakteristik suatu produk mreupakan strategi

positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini

efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung

diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek.

2. Customer’s Benefit (Manfaat bagi pelanggan)

Karena sebagian besar atribut produk memberikan manfaat bagi pelanggan maka

biasanya terdapat hubungan antar keduanya.

3. Relative Price (Harga Relatif)

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

20

Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini akan diawali dengan

penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.

4. Application (Penggunaan)

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu

penggunaan atau aplikasi tertentu.

5. User / customer (Pengguna / Pelanggan)

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe

penguna atau pelanggan dari produk tersebut.

6. Celebrity / Person (Orang terkenal / khalayak)

Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer

asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.

7. Product Class (Kelas produk)

Mengasosiasikan merek menurut kelas produknya.

8. Competitors (Pesaing)

Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamainya atau mengunggulinya.

2.1.5 Persepsi Kualitas Merek (Perceived Quality)

Menurut Durianto, Sugiarto dan Sitinjak (2001, p96) Perceived Quality dapat

dididefinisikan sebagai persepsi palanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan

suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.

Menurut Aaker (1996:24) Persepsi kualitas merek adalah persepsi pelanggan terhadap

keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan

maksud yang diharapkan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

21

2.1.5.1 Dimensi-dimensi persepsi Kualitas Merek

Menurut Durianto, Sugiarto dan Sitinjak (2001, p98) Dimensi-dimensi Perceived Quality

dibagi menjadi tujuh yaitu:

1. Kinerja : Melibatkan berbagai karakteristik operasional utama, misalnya karakteristik

operasional mobil adalah kecepatan, akselerasi, sistem kemudi, serta kenyamanan. Karena

faktor kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain, seringkali pelanggan mempunyai sikap

yang berbeda dalam menilai atribut-atribut kinerja ini.

2. Pelayanan : Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut.

Misalnya mobil merek tertentu menyediakan pelayanan kerusakan atau service mobil 24jam

diseluruh dunia.

3. Ketahanan : Mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut. misal mobil merek

tertentu yang memposisikan dirinya sebagai mobil tahan lama walau telah berumur 12tahun

tetapi masih berfungsi dengan baik.

4. Keandalan : Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke

pembelian berikutnya.

5. Karakteristik Produk : Bagian-bagian tambahan dari produk(feature). Seperti remote

control sebuah video, tape deck, sistem WAP untuk telpon genggam. Penambahan ini biasanya

sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk terlihat hampir sama.

6. Kesesuaian dengan spesifikasi : Merupakan pandangan mengenai kualitas proses

manufaktur sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji. Misalnya sebuah mobil

pada kelas tertentu dengan spesifikasi yang telah ditentukan seperti jenis dan kekuatan mesin,

pintu, material untuk pintu mobil, ban, sistem pengapian dan lainnya.

7. Hasil : Mengarah pada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi sebelumnya.

Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan ‘hasil akhir’ produk yang baik maka kemungkinan

produk tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas lain yang penting.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

22

Berikut ini adalah contoh pertanyaan untuk mengukur 7 dimensi kualitas merek:

1. Kinerja : seberapa canggih kemampuan sinyal telepon genggam tanpa antena?

2. Pelayanan : Apakah sistem pelayanan memuaskan ?

3. Ketahanan : Berapa lama telepon genggam ini dapat bertahan ?

4. Keandalan : Dapat telepon genggam ini bekerja semestinya setiap kali digunakan?

5. Karakteristik Produk : Apakah telepon genggam memiliki handset yang praktis ?

6. Kesesuaian dengan spesifikasi : Apakah telepon genggam ini sesuai dengan

ooooooospesifikasinya ?

7. Hasil : Apakah telepon genggam ini tampak dan terkesn berkualitas ?

2.1.5.2 Nilai-nilai Persepsi Kualitas Merek

Persepsi kualitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun suatu

merek, dalam banyak konteks perceived quality sebuah merek dapat menjadi alasan yang

penting pembelian serta merek mana yang akan dipertmbangkan pelanggan yang pada

gilirannya akan mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek mana yang akan dibeli.

(Durianto, Sugiarto dan Sitinjak 2004, p101)

Secara umum, perceived quality dapat menghasilkan nilai-nilai berikut :

Gambar 2.4. Nilai-nilai persepsi kualitas

Sumber : Durianto, Sugiarto dan Lie Joko Budiman (2004, p16)

Persepsi kualitas

Alasan untuk membeli

Diferensiasi / posisi

Harga Optimum

Minat saluran distribusi

Perluasan Merek

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

23

Berdasarkan Durianto, Sugiarto dan Lie Joko Budiman (2004, p16) penjelasan mengenai

nilai-nilai persepsi merek adalah sebagai berikut :

1. Alasan untuk membeli

Konsumen seringkali tidak termotifasi untuk mendapatkan dan menyaring

informasi yang mungkin mengarah pada obyektifitasnya mengenai kualitas. Atu

informasi itu memang tidak tersedia. Atau konsumen tidak mempunyai

kesnggupan atau sumber daya untuk mndapatkan atau mempross informasi.

2. Diferensiasi / posisi

Suatu karakteristik penting dari merek adalah posisinya dalam dimensi persepsi

kualitas, yaitu apakah merek tersebut super optimum, optimum, bernilai atau

ekonomis. Juga, berknan dengan persepsi kualitas, apakah merek trsebut terbaik

atau sekadar kompetitif terhadap merek-merek lain.

3. Harga optimum

Keuntungan persepsi kualitas memberikan pilihan-pilihan dalam penetapan harga

optimum(price premium). Harga optimum bisa meningkatkan laba dan/atau

memberikan sumber daya untuk reinvestasi pada merek tersebut.

4. Minat saluran distribusi

Persepsi kualitas juga mempunyai arti penting bagi para pengecer, distributor, dan

berbagai pos saluran lainnya. Sebuah pengecer atau pos saluran lainnya dapat

menawarkan suatu produk yang memiliki persepsi kualitas tinggi dengan harga

yang menarik dan menguasai lalu lintas distribusi tersebut. Pos saluran distribusi

dimotivasi untuk menyalurkan merek-merek yang diminati oleh konsumen.

5. Perluasan Merek

Sebuah merek yang kuat dalam hal persepsi kualitas dapat dieksploitasi untuk

meluskan iri lebih jauh, dan kan mempunyi peluang sukses yang lbih besar

ibaningkan merek dengan persepsi kulitas yang lemah. Caranya adalah d engan

menggunakan merek tersebut untuk masuk kedalam kategori prouk baru.

2.1.6 Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Menurut Durianto, Sugiarto dan Sitinjak (2001, p126) Brand Loyality merupakan suatu

ukuran keterkaitan pelanggan kepada suatu merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran

tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk lain. Seorang pelanggan

yang sangat loyal kepada suatu merek tidak aka dengan mudah memindahkan suatu

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

24

pembeliannya ke merek lain, apa pun yang terjadi dengan merek tersebut. Bila loyalitas

pelanggan terhadap merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan tersebut dari ancaman

dan serangan merek produk pesaing dapat dikurangi.

Menurut Freddy Rangkuti (2004, p60) Loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan

konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity yang

menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan

seorang pelanggan pada sebuah merek.

2.1.6.1 Fungsi loyalitas merek

Berdasarkan Durianto, Sugiarto dan Sitinjak (2001, p127) beberapa potensi yang dapat

diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan adalah :

1. Reduced marketing costs (mengurangi biaya pemasaran)

Dalam kaitannya dengan biaya pemasaran, akan lebih murah mempertahankan

pelanggan dibanding dengan upaya untuk mendapatkan pelanggan baru. Jadi,

biaya pemasaran akan mengecil jika brand loyalty meningkat. Ciri yang paling

terlihat dari jenis pelanggan iniadalah mereka membeli suatu produk karena

harganya murah.

2. Trade leverage (meningkatkan perdagangan)

Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan meningkatkan perdagangan dan

memperkuat keyakinan perantara pemasaran. Dapat disimpulkan pembeli ini

dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.

3. Attracting new customer (menarik minat pelanggan baru)

Dengan banyaknya pelanggan baru suatu merek yang merasa puas dan suka pada

merek tersebut akan menimbulkan perasaan yakin bagi calon pelanggan untuk

mengkonsumsi merek tersebut terutama jika pembelian yang mereka lakukan

mengandung resiko tinggi. Di samping itu, pelanggan yang puas umumnya akan

merekomendasikan merek tersebut kepada orang yang dekat dengannya sehingga

akan menarik pelanggan baru.

4. Provide time to respond to competitive threats (memberi waktu untuk merespon

ancaman persaingan)

Jika salah satu pesaing mengembangkan produk yang unggul, pelanggan yang

loyal akan memberikan waktu pada perusahaan tersebut untuk memperbaharui

produknya dengan cara menyesuaikan atau menetralisasikannya.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

25

Gambar 2.5 Nilai loyalitas merek

Sumber : Durianto, Sugiarto dan Lie Joko Budiman (2004,p22)

2.1.6.2 Tingkatan-tingkatan Loyalitas merek

Menurut Durianto, Sugiarto dan Sitinjak (2001, p128) Tingkatan-tingkatan yang terdapat

dalam loyalitas merek adalah :

1. Switcher ( berpindah-pindah)

Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan

yang berada pada tingkat yang paling dasar. Semakin sering pembelian konsumen

berpindah dari suatu merek ke merek yang lain mengindikasikan bahwa mereka

tidak loyal, semua merek dianggap memadai. Dalam hal ini, merek memegang

peranan kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang jelas dalam kategori ini adalah

mereka membeli suatu merek karena harganya murah.

2. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)

Pembeli pada tingkat ini dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek

produk yang dikonsumsinya. Tidak ada alasan yang kuat baginya untuk membeli

merek produk lasin atau berpindah merek, terutama jika peralihan itu

membutuhkan usaha, biaya, atau pengorbanan lain. Dimana para pembeli ini

disebut pembeli karena kebiasaan.

3. Satisfied Buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)

Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk kedalam kategori puas bila mereka

mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka

memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung biaya peralihan

Mengurangi biaya pemasaran

Meningkatkan perdagangan

Menarik konsumen baru

Memberi waktu untuk merespon ancaman persaingan

Loyalitas merek

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

26

yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja yang melekat dengan

tindakan mereka beralih merek.

4. Likes the brand (menyukai merek)

Pembeli dalam kategori ini adalah benar-benar menyukai merek. Pada tingkat ini

dijumpai perasaan emosional yang terkait dengan merek.

5. Comitted Buyer (Pembeli yang komit)

Pada tahap ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu

kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi

sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu

ekspresi mengenai siapa mereka sebenarnya. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi

loyalitas pembeli ditunjukan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan

merek tersebut kepada pihak lain.

Tiap tingkatan brand loyalty mewakili tantangan pemasaran yang berbeda dan juga

mewakili tipe asset yang berbeda dalam pengelolaan dan eksploitasinya. Tampilan

piramida brand loyalty yang umum adalah sebagai berikut :

Committed Buyer

Likes the brand

Satisfied Buyer

Habitual Buyer

Switcher

Gambar 2.6 Piramida Loyalitas Merek

Sumber : Durianto, Sugiarto dan Sitinjak (2001, p130)

Dari piramida loyalitas diatas tersebut terlihat bahwa bagi merek yang belum memilki brand

equity yang kuat, porsi terbesar dari konsumen-nya berada pada tingkatan switcher.

Selanjutnya, porsi terbesar kedua ditempati oleh konsumen yang berada pada tahap habitual

buyer, dan seterusnya hingga porsi terkecil ditempati oleh committed buyer. Meskipun

demikian bagi merek yang memiliki brand equity yang kuat, tingkatan dalam brand loyalty-nya

diharapkan membentuk segitiga terbalik, maksudnya makin ke atas makin melebar sehingga

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

27

diperoleh jumlah committed buyer yang lebih besar daripada swicher seperti tampak pada

gambar berikut :

Committed Buyer

Liking the brand

Satisfied buyer

Habitual buyer

Switcher

Gambar 2.7 Piramida terbalik Loyalitas Merek

Sumber : Durianto, Sugiarto dan Sitinjak (2001, p130)

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN … ·  · 2011-06-13asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. ... Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek

28

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran merupakan suatu penjelasan singkat, tentang hal-hal yang akan

diterangkan didalam bab selanjutnya sehingga masalah yang ditemukan akan mudah diperoleh

pemecahannya

PT FLYPOWERINDO

FLYPOWER

ELEMEN-ELEMEN EKUITAS MEREK

KESADARAN MEREK

ASOSIASI MEREK

PERSEPSI KUALITAS

LOYALITAS MEREK

BRAND EQUITY