bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14...

80
10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sedangkan informasi adalah data berupa catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud dan segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Menurut Stair dan Reynolds (2006, p.4), sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, dan menyebarluaskan data dan informasi dan menyediakan mekanisme umpan balik untuk memenuhi tujuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu kesatuan dari komponen atau elemen yang dihubungkan dan di olah untuk menghasilkan suatu data atau informasi yang nantinya berguna dalam pengambilan keputusan. 2.2 Pengertian E-business Menurut Herman (2012), E-business merupakan lingkup aktivitas perdagangan secara elektronik dalam arti luas serta terpenting dan terbesar dari e- business adalah e-commerce, dimana berbagai aktivitas transaksi jual beli dilakukan melalui medium internet. Karena sangat lebarnya spektrum proses dari transaksi jual beli yang ada, sangat sulit menentukan ruang lingkup atau batasan

Upload: doannhu

Post on 01-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

10

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah

suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan

bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sedangkan

informasi adalah data berupa catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa

maksud dan segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan.

Menurut Stair dan Reynolds (2006, p.4), sistem informasi adalah seperangkat

komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan,

dan menyebarluaskan data dan informasi dan menyediakan mekanisme umpan

balik untuk memenuhi tujuan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu kesatuan dari

komponen atau elemen yang dihubungkan dan di olah untuk menghasilkan suatu

data atau informasi yang nantinya berguna dalam pengambilan keputusan.

2.2 Pengertian E-business

Menurut Herman (2012), “E-business merupakan lingkup aktivitas

perdagangan secara elektronik dalam arti luas serta terpenting dan terbesar dari e-

business adalah e-commerce, dimana berbagai aktivitas transaksi jual beli

dilakukan melalui medium internet. Karena sangat lebarnya spektrum proses dari

transaksi jual beli yang ada, sangat sulit menentukan ruang lingkup atau batasan

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

11

dari domain e-commerce.” E-business meliputi e-commerce, yang mana

melibatkan pembelian – penjualan dan pemasaran, serta servis produk, dan servis

informasi pada internet dan jaringan”.

2.2.1 Manfaat Implementasi E-business

a. Meningkatkan kinerja operasional perusahaan.

b. Meningkatkan peluang akses ke pasar, pemasok dan pendanaan yang

luas.

c. Meningkatkan efisiensi perusahaan.

d. Mempermudah pengolahan aset perusahaan.

e. Meningkatkan komunikasi seluruh stakeholder.

f. Mengatasi kesenjangan digital.

g. Media mempromosikan kompetensi perusahaan.

h. Memperlancar transaksi bisnis.

i. Sarana penyebaran informasi secara luas.

2.2.2 Tujuan E-business

a. Koordinasi.

b. Komunikasi.

c. Pengelolaan organisasi.

d. Transformasi proses bisnis.

e. Berbagi informasi.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

12

2.3 Pengertian E-commerce

Menurut Wang, S., dan Wang, H. (2005), “E-commerce adalah proses

pembelian, penjualan, bertukar produk, jasa, dan informasi melalui jaringan

komputer.”

2.3.1 Mekanisme E-commerce dalam Dunia Bisnis

Dua hal utama yang biasa dilakukan oleh customer:

a. Melihat produk atau jasa yang diiklankan oleh perusahaan terkait

melalui website.

b. Mencari data atau informasi tertentu yang dibutuhkan sehubungan

dengan proses transaksi bisnis atau dagang (jual-beli) yang akan

dilakukan.

Jika tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan maka customer

dapat melakukan transaksi perdagangan dengan dua cara berikut:

1) Secara konvensional seperti yang selama ini dilakukan baik melalui

telepon, faksimile, atau langsung datang ke tempat penjualan produk

atau jasa tekait.

2) Melakukan pemesanan secara elektronik, yaitu menggunakan perangkat

komputer yang dapat ditemukan di mana saja seperti rumah, sekolah,

tempat kerja, warung internet (warnet), dan sebagainya.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

13

2.3.2 Model Bisnis atau Konsumen dari Transaksi E-commerce

Menurut Chaffey (2009, p.26), model bisnis atau konsumen dari

transaksi e-commerce, meliputi:

a. Business to Business (B2B)

Merupakan transaksi komersil antara suatu organisasi dengan

organisasi lainnya (pemasaran interorganisasional).

b. Business to Customer (B2C)

Merupakan transaksi komersil antara suatu organisasi dengan

konsumen – konsumen.

c. Customer to Customer (C2C)

Merupakan pertukaran informasi atau transaksi keuangan antara

konsumen yang umumnya di mediasi melalui situs bisnis.

2.3.3 Mekanisme E-commerce

Iqbal (2011) mengatakan customer yang hendak memilih belanjaan

yang akan dibeli bisa menggunakan ‘Shopping Cart’ untuk menyimpan

data tentang barang – barang yang telah dipilih dan akan dibayar. Konsep

‘Shopping Cart’ ini meniru kereta belanja yang biasanya digunakan orang

untuk berbelanja di pasar swalayan. ‘Shopping Cart’ biasanya berupa

formulir dalam web, dan dibuat dengan kombinasi CGI, database, dan

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

14

HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart’ masih

bisa di-cancel, jika customer berniat untuk membatalkan membeli barang

tersebut.

Jika customer ingin membayar untuk barang yang telah dipilih, ia harus

mengisi form transaksi. Biasanya form ini menanyakan identitas customer

serta nomor kartu kredit. Karena informasi ini bisa disalahgunakan jika

jatuh ke tangan yang salah, maka pihak penyedia jasa e-commerce telah

mengusahakan agar pengiriman data – data tersebut berjalan secara aman,

dengan menggunakan standar security tertentu.

Setelah customer mengadakan transaksi, pihak retailer akan

mengirimkan barang yang dipesan melalui jasa pengiriman langsung ke

rumah customer. Customer bisa melacak tracking status secara langsung

dengan memasukkan nomor resi pengiriman pada website jasa pengiriman

tersebut. Namun ada juga beberapa Online Shop yang menyediakan

layanan transaksi COD (Cash on Delivery) selain karena faktor kebiasaan,

juga karena faktor kepercayaan customer tersebut yang kurang memiliki

kepercayaan yang cukup terhadap mekanisme jual beli online seperti ini.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

15

Gambar 2.1 Mekanisme E-commerce

(Sumber: Iqbal)

2.4 Pengertian E-Booking

Menurut K, Bichard (2005), E-Booking adalah membuat suatu reservasi dalam

sebuah layanan dengan menggunakan internet. E-Booking membawa manfaat

besar bagi pengguna, untuk melakukan pendaftaran serta pembuatan janji.

2.5 Pengertian Penjualan

Menurut Winardi dalam Purwasuka (2012), penjualan adalah proses dimana

sang penjual memuaskan segala kebutuhan dan keinginan pembeli agar dicapai

manfaat baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang berkelanjutan dan yang

menguntungkan kedua belah pihak.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

16

2.6 Teori – teori yang Berhubungan dengan Strategi Analisa E-commerce

2.6.1 Framing the Market Opportunity

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.73), framing the market

opportunity merupakan sebuah analisis bagi pengusaha dan juga manajer

senior yang hendak memperluas peluang bisnis yang ada atau memulai

bisnis baru, dengan tujuan untuk mengidentifikasi peluang yang berpotensi

tinggi dan memulai bentuk ide tentang elemen yang penting dari bisnis.

Dalam analisis peluang pasar yang ada diperlukan sebuah kerangka

kerja yang berguna untuk mendukung investigasi awal dari pencetusan ide-

ide. Terdapat 7 tahap untuk menganalisis peluang pasar, yaitu:

Gambar 2.2 Framework for Market Opportunity

(Sumber: Rayport dan Jaworski, p.83)

Sesuai dengan ketujuh langkah diatas hanya berkisar antara 4 aspek

utama yang berpengaruh dalam menganalisa peluang pasar, yaitu:

a. Pelanggan

b. Perusahaan

c. Teknologi

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

17

d. Kompetisi

Dimana keempat aspek utama tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Analisa ruang lingkup atau cakupan pelanggan (analysis of the customer

environment) yang akan menghasilkan hal yang belum terpenuhi dan hal

pelayanan kepada pelanggan begitu pula dengan jangkauan pemasaran

(unmet or underserved customer needs). Identifikasi pelanggan yang akan

menjadi target penjualan perusahaan (identify the specific customers a

company will pursue). Analisa terhadap lingkungan teknologi baik dalam

perusahaan maupun pelanggan, yang akan menghasilkan kesiapan akan

teknologi pada perusahaan dan juga pemasaran kepada pelanggan (assess

market readiness of technology), analisa terhadap kompetitor (assess

advantage relative to competition) yang akan menghasilkan sebuah

keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Analisis peluang pasar merupakan

suatu hal yang rumit dan sering kali terdapat kebutuhan pelanggan akan

tetapi banyak kompetisi atau tidak ada teknologi yang tepat untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Berikut gambar ruang lingkup analisa

peluang pasar:

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

18

Gambar 2.3 The Four Key Environments and The ”Sweet Spot” for Market

Opportunity

(Sumber : Rayport dan Jaworski, p.84)

2.6.1.1 Mengidentifikasi Keperluan Konsumen yang Tidak Terpenuhi

(Identify the Unmet and/or Underserved Customer Need)

Pada proses ini analisa akan dilakukan dengan cara

menggambarkan aktifitas dan pilihan yang diambil konsumen

dalam mengakses pengalaman spesifik pada nilai sistem. Dimana

untuk memenuhi kebutuhan konsumen dapat digambarkan proses

dalam pengambilan keputusan konsumen, berikut beberapa

pertanyaan dalam pengambilan keputusan pelanggan.

a. Langkah apa yang biasa ditempuh oleh konsumen?

b. Siapa saja yang terlibat dan peran apa yang dilakukan

c. Dimana proses terjadi?

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

19

d. Berapa banyak waktu yang diperlukan pada setiap

langkahnya?

e. Apakah konsumen melewati seluruh proses pada waktu yang

sama atau berhenti pada langkah tertentu?

f. Pilihan apa yang tidak dipikirkan oleh pelanggan?

g. Pilihan apa yang tidak disadari oleh mereka?

h. Konsumen mana yang tidak berpartisipasi pada proses

pengambilan keputusan konsumen nilai sistem yang spesifik?

Berikut contoh gambar diagram proses pembelian buku:

Gambar 2.4 Consumer Buying Process Tree for Book Purchase

(Sumber : Rayport dan Jaworski, p.86)

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

20

2.6.1.2 Mengidentifikasi Segmentasi Pasar (Identify the Specific

Customers a Company will Pursue)

Segmentasi adalah proses pengelompokan konsumen

berdasarkan persamaan konsumen. Bila perbedaan segmentasi

telah ditemukan, maka perusahaan harus menentukan segmen

yang ingin dikuasai dengan tujuan untuk mencapai dan menyaring

peluang yang ingin diambil oleh perusahaan kedepannya.

Contoh pendekatan segmentasi yang dapat digunakan oleh

perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Geografis

Pembagian pasar ke dalam skala geografis yang berbeda,

contohnya: Negara, provinsi, daerah, dan lain – lain.

b. Demografis

Pembagian pasar berdasarkan unsur demografis dasar,

contohnya: Umur, jenis kelamin, pendapatan, dan lain – lain.

c. Firmografis

Pembagian pasar kedalam variabel spesifik perusahaan

sendiri, contohnya: Jumlah karyawan, ukuran perusahaan, dan

lain – lain.

d. Tingkah Laku

Pembagian pasar berdasarkan sifat atau tingkah laku dari

pelanggan dalam membeli dan menggunakan produk,

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

21

contohnya: Loyalitas pelanggan, cara pelanggan membeli,

jenis pembelian yang dilakukan.

e. Situasi

Pembagian pasar berdasarkan situasi yang menyebabkan

produk yang ditawarkan, diperlukan, dibeli atau digunakan,

contohnya seperti kesempatan – kesempatan tertentu baik

secara rutin maupun kesempatan spesial seperti hari raya dan

sebagainya.

f. Psikografis

Pembagian pasar berdasarkan personalitas dan gaya hidup

pelanggan, contohnya: pembelanja (shopaholic), pemalas

(lazy person), sibuk (busy person), dan sebagainya.

g. Keuntungan

Membagi pasar berdasarkan keuntungan atau keunggulan

yang terdapat pada produk yang ditawarkan, contohnya:

kualitas produk, harga, dan juga kenyamanan pembelian.

2.6.1.3 Menilai Keunggulan Relatif pada Pesaing (Assess Advantage

Relative to Competition)

Pada tahap ini analisa terfokus pada persaingan yang sedang

terjadi dan kemungkinan akan datangnya pesaing baru, dimana

diperlukan pengertian yang sangat mendalam mengenai konteks

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

22

dari kompetisi pada level industri dan pesaing spesifik pada level

perusahaan perorangan.

Pada tahap ini mengidentifikasi pesaing online lebih mudah

sekaligus lebih sulit daripada mengidentifikasi pesaing offline,

yang dikarenakan pada satu sisi, perusahaan dapat menggunakan

mesin pencari untuk memulai mengidentifikasi pesaing, lalu

mengunjungi website dari pesaing yang potensial untuk mengerti

penawaran yang tersedia pada pesaing mereka, sedangkan pada

sisi lainnya kompetisi pada pasar biasanya mempersingkat batasan

industri tradisional.

Di dunia usaha terdapat dua jenis pesaing yang dapat

mengancam perusahaan, yaitu:

a. Pesaing Langsung

Merupakan pesaing yang memiliki segmen pasar yang

sama sehingga dapat membahayakan keberadaan perusahaan

secara langsung.

b. Pesaing Tidak Langsung

Merupakan pesaing yang memiliki segmentasi pasar yang

berbeda atau jenis usaha yang berbeda sehingga

membahayakan keberadaan perusahaan tidak secara langsung.

Terdapat dua jenis pesaing yang tidak langsung, yaitu:

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

23

1) Produsen Pengganti

Perusahaan yang bergerak di bidang yang sama akan

tetapi memihak pada industri yang berbeda, akan tetapi

memproduksi produk dan jasa berbeda dengan fungsi

yang sama.

2) Pesaing Berdekatan

Perusahaan yang berpotensi untuk menawarkan barang

dan jasa untuk menggantikan produk perusahaan

pesaingnya akan tetapi belum dijalankan.

2.6.1.4 Menilai Sumber Daya Perusahaan yang Menghasilkan

Penawaran Terhadap Produk/Jasa (Assess the Company’s

Resource to Deliver the Offering)

Pada tahap ini perusahaan diharuskan mempertaruhkan

pengalaman dan juga keuntungan penawaran dalam hal

menyediakan sumber daya dan teknologi yang diperlukan untuk

mengirimkan penawaran dari perusahaan. Tim manajemen harus

mengidentifikasi kurang lebih 3 atau 4 perkiraan dalam

memenangkan sistem sumber daya yang dapat dibuat atau

diberikan melalui mitra bisnis. Perusahaan memerlukan bantuan

atau kerja sama dengan perusahaan lain sebagai penyedia jasa

untuk menyampaikan penawaran kepada konsumen.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

24

2.6.1.5 Menilai Kesiapan Pasar dalam Menerima Teknologi (Assess

Market Readiness of Technology)

Pada tahap ini perusahaan perlu menilai kesiapan pasar dengan

teknologi yang akan diterapkan oleh perusahaan. Hal – hal yang

perlu dinilai oleh perusahaan, yaitu:

a. Kepekaan Terhadap Teknologi (Technology Vulnerability)

Selain persaingan dan juga area pelanggan, perusahaan

harus membuat penilaian yang tinggi tentang kepekaan

peluang trend teknologi, baik pada masa penerapan teknologi

baru dan juga efek dari teknologi baru tersebut.

b. Adopsi Teknologi (Technology Adoption)

Tim manajemen juga diharuskan mampu membuat

penilaian level tinggi terhadap perpindahan teknologi dan

tingkat adopsi dari teknologi yang berhubungan.

c. Pengaruh dari Teknologi Baru (Impact of New Technologies)

Perusahaan harus dapat memahami teknologi baru apa saja

yang dapat secara radikal mengubah tingkat ekonomis dari

pengiriman penawaran dan membutuhkan penyesuaian.

2.6.1.6 Spesifikasi Peluang dalam Kondisi yang Konkrit ( Specify

Opportunity in Concrete Terms)

Pada tahap ini tim manajemen diharuskan memiliki gambaran

yang jelas tentang kesempatan pasar yang diperlukan utuk

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

25

menspesifikasikan peluang kondisi yang konkrit, tim manajemen

harus menciptakan sebuah jalan cerita sendiri. Ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam menspesifikasikan peluang konkrit,

yaitu:

a. Mendeskripsikan segmen yang ditargetkan pada sistem yang

dipilih.

b. Mengartikulasi nilai proporsi tingkat tinggi.

c. Menerangkan elemen yang diharapkan dapat memberi

keuntungan bagi pelanggan.

d. Mengidentifikasikan kemampuan kritikal dan sumber daya

yang diperlukan untuk keuntungan pelanggan.

e. Menggambarkan alasan untuk mempercayai yang kritis dan

kemampuannya dapat dikenali serta sumber daya yang akan

menjadi sumber yang relatif menguntungkan didalam

kompetisi.

f. Mengkategorikan kemampuan kritikal.

g. Mendeskripsikan pengertian awal yang menyangkut

kesempatan finansial untuk perusahaan.

2.6.1.7 Menilai Peluang yang Menarik (Assess Opportunity

Attractiveness)

Pada tahap ini tim manajemen sudah seharusnya dapat

menggambarkan secara jelas mengenai daya pikat dari sebuah

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

26

kesempatan berdasarkan performa yang memperkirakan

keuntungan jangka panjang pada industri. Manajer dapat

menentukan karakter dan besarnya peluang dengan menguji:

a. Level dari kebutuhan yang tidak terpenuhi dan besarnya

peluang yang tidak memiliki kendala.

b. Level dari interaksi antara segmen pelanggan mayoritas.

c. Kemungkinan tingkat pertumbuhan.

d. Ukuran/isi dari pasar.

e. Level dari profitabilitas.

Aspek penting lainnya dari penilaian ukuran pasar dan

profitabilitas adalah menentukan bagaimana perusahaan akan

menghasilkan pendapatan.

Mempertimbangkan sumber yang khas dari pendapatan pada

jaringan ekonomi – pendapatan periklanan, referensi, biaya

program cabang, iuran pelanggan, dan pembelian dari produk dan

jasa.

2.6.1.8 Overall Opportunity Assessment

Merupakan penilaian yang berguna untuk menaksir

keseluruhan peluang dan keunikan yang dimiliki. Manajer tidak

hanya menilai setiap faktor secara terpisah, akan tetapi menilai

secara bersamaan. Baik faktor tertentu membantu atau

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

27

menghalangi keseluruhan peluang pasar (atau tidak memiliki efek

apapun), manajer harus terus mencoba untuk mengukur besarnya

dampak yang dihadapi. Sangat penting untuk melihat keseluruhan

faktor (teknologi dan kompetisi serta konsumen dan faktor pasar

yang telah disebutkan di atas) untuk melihat keseluruhan efek,

karena efek ini mungkin dapat berkembang dan tidak bertambah.

Setiap perusahaan harus menentukan bagaimana mengevaluasi

peluang dengan baik.

2.6.2 Business Models

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.110), tanpa menghiraukan

tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, sebuah bisnis harus terlebih

dahulu menspesifikasikan model bisnisnya. Sebuah model bisnis online

memerlukan 4 komponen yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.5 Component of a Business Model

(Sumber : Rayport dan Jaworski, p.111)

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

28

a. Perencanaan Nilai dan Pengelompokan Nilai (Value Propositions

and Value Clusters)

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.112), langkah awal dalam

membangun model bisnis online adalah untuk menspesifikasikan

dengan jelas perencanaan nilai untuk bisnis tersebut. Konstruksi dari

sebuah perencanaan nilai untuk bisnis tersebut. Konstruksi dari

sebuah perencanaan nilai memerlukan manajemen untuk

menspesifikasikan 3 hal, yaitu:

1) Segmentasi target.

2) Berfokus pada keuntungan konsumen.

3) Sumber daya utama yang dimiliki bisnis yang dapat menjadi

manfaat dalam cara yang lebih berarti dibandingkan dengan

kompetitor.

Perencanaan nilai meruapakan level yang paling kecil akan tetapi

paling kritis dari manfaat dan sumber daya yang ditawarkan

perusahaan kepada konsumen. Karena model bisnis online memiliki

segmentasi konsumen yang banyak dan manfaat yang beragam maka

bisnis tersebut memerlukan pendekatan pengelompokan nilai yang

merupakan penggabungan dari beberapa rencana nilai.

Pengelompokan nilai terdiri dari 3 bagian, yaitu:

a) Pemilihan target segmentasi konsumen.

b) Fokus kombinasi dari manfaat bagi konsumen.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

29

c) Pemikiran alasan untuk kenapa perusahaan dan rekan perusahaan

dapat mengirimkan pengelompokan nilai dalam cara yang lebih

bagus dibandingkan pesaing.

1. Pemilihan Segmen (Coice of Segments)

Langkah awal dalam konstruksi pengelompokan nilai adalah

memilih target segmentasi. Untuk melakukan pemilihan

segmentasi pasar kita perlu memperhatikan beberapa aspek

berikut:

• Ukuran pasar dan pertumbuhan harga (Market size and

growth rates).

Keseluruhan ukuran pasar dan presentase pertumbuhan

harga dari segmentasi pasar harus bisa dimengerti.

• Kebutuhan konsumen yang tidak tercapai atau kurang

terpenuhi (Unmet or insufficiently met customer needs).

Konsumen tidak terlayani atau tidak dilayani dengan baik

oleh para pelaku bisnis yang sudah ada.

• Kompetitor yang lemah atau tidak terdapat kompetitor

(Weak or nonexistent competitors).

Merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk

masuk kedalam pasar karena tidak terdapat persaingan,

performa pesaing yang lemah, atau pesaing tidak memiliki

sumber daya yang mungkin untuk memenangkan pasar.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

30

2. Fokus Pemilihan Manfaat bagi Konsumen (Choice of Focal

Customer Benefits)

Langkah kedua dalam artikulasi pengelompokan atau

perencanaan nilai adalah mensepsifikasi manfaat utama yang

ingin ditawarkan kepada konsumen. Manfaat bagi konsumen

tidak selalu berupa harga murah, hal tersebut terbukti pada

penjualan di Amazon.com. Amazon tidak selalu menawarkan

produk dengan harga terendah, akan tetapi Amazon.com dapat

sukses dan menjadi retailer online terbesar. Aspek – aspek lain

juga ikut mempengaruhi kesuksesan sebuah toko online misalnya

dukungan layanan purna jual, pengiriman yang tepat waktu,

pengiriman dan penanganan produk, dan perlindungan

keamanan.

3. Memilih Sumber Daya yang Unik dan Berbeda (Choice of

Unique and Differentiating Resources)

Komponen ketiga dari perencanaan nilai adalah memaksa

pemikiran alasan untuk kenapa perusahaan online khusus dapat

menyediakan sebuah atau beberapa buah manfaat yang lebih

dibandingkan pesaingnya. Komponen ini memfokuskan diri pada

faktor di dalam perusahaan atau pada rekan bisnis yang

mengarah pada penyampaian manfaat yang unggul. Sumber daya

ini dapat juga disebut kompetensi inti, kekuatan bisnis, kontrol

poin strategis, sumber daya unik dan kemampuan unik.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

31

b. Penawaran Online (Online Offering)

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.117), ruang lingkup dari

penawaran dapat berupa spesifikasi kategori atau penyingkatan

kategori. Pada penawaran online tidak akan dibahas perancangan

konten maupun tampilan web, akan tetapi akan dibahas deskripsi luas

dari produk atau jasa nyata yang akan disediakan secara online.

Secara khusus, tim manajemen senior harus melengkapi 3 tahap

pekerjaan, yaitu:

1) Jangkauan dari penawaran.

2) Identifikasi proses pengambilan keputusan konsumen.

3) Rencanakan penawaran untuk proses pengambilan keputusan

konsumen.

1) Jangkauan dari Penawaran (Scope of Offering)

Jangkauan merujuk kepada jumlah kategori dari produk dan

jasa yang ditawarkan perusahaan. Jangkauan dari penawaran

dapat berupa apa saja dari sebuah perusahaan yang fokus pada

satu kategori produk tertentu hingga perusahaan dengan fokus

pada kategori produk yang luas. Ada dua tipe spesifik yang dapat

menjadi fokus pada jangkauan penawaran, yaitu:

a) Dominasi kategori spesifik (Category-specific dominance)

Dominasi kategori spesifik menunjuk kepada perusahaan

yang secara eksklusif fokus pada suatu kategori produk

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

32

misalnya bunga, akan tetapi sangat sulit untuk memisahkan

perusahaan yang fokus hanya pada satu kategori. Pada

kategori penjualan bunga online, perusahaan fokus pada

kombinasi bunga, hadiah, dan barang yang melengkapi seperti

permen.

b) Dominasi produk campuran (Cross-category dominance)

Salah satu pengembangan yang paling menarik pada dunia

online adalah perluasan dari sebuah kategori ke kategori

produk tambahan untuk mencapai dominasi produk

campuran. Salah satu contoh yang paling dikenal dalam

dominasi produk campuran adalah Amazon.

2) Identifikasi Proses Pengambilan Keputusan Konsumen (Identify

the Customer Decision Process)

Langkah kedua dalam mengkonstruksi penawaran online

adalah proses keputusan konsumen untuk berbagi kategori

produk. Proses ini dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu sebelum

pembelian, pembelian, dan sesudah pembelian. Pada tahap

sebelum pembelian, konsumen dapat melewati beberapa tahap

termasuk mengenal permasalahan atau keperluan, mencari ide

dan penawaran, dan mengevaluasi alternatif. Pada tahap

pembelian, konsumen menentukan pembelian dan melewati

proses pembelian. Tahap setelah pembelian mencakup evaluasi

dari tingkat kepuasan dan mempertimbangkan untuk menjadi

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

33

konsumen setia. Ketika konsumen telah selesai dengan produk,

dia dapat atau tidak dapat memilih pembuangan barang.

3) Pemetaan Produk dan Jasa dalam Proses Keputusan Pelanggan

(Map Products and Service onto the Customer Decision Process)

Tahap ketiga dari konstruksi penawaran mencakup pemetaan

produk dan jasa ke dalam proses keputusan konsumen.

Pemikirannya adalah membawa konsumen melewati seluruh

siklus pemutusan pembelian dan mendorong konsumen untuk

terus menjalani siklus. Proses pemetaan ini disebut juga dengan

egg diagram.

Pembuatan diagram ini dimulai dengan menjabarkan tahapan

dari proses keputusan yang harus dilewati konsumen untuk

sebuah kategori produk tertentu. Berikutnya adalah identifikasi

produk, jasa dan informasi yang akan membantu konsumen

melewati tahapan yang beragam.

Contoh gambar Egg Diagram:

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

34

Gambar 2.6 Egg Diagram

(Sumber : Rayport dan Jaworski, p.142)

c. Sumber Daya Sistem (Resource System)

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.122), sumber daya sistem

menunjukkan bagaimana sebuah perusahaan harus memilih

kemudian mensejajarkan sumber daya mereka untuk menghasilkan

manfaat dari perencanaan atau pengelompokan nilai. Terdapat 4

modifikasi penting pada aktivitas sistem logika agar dapat diterapkan

pada pasar online, diantaranya adalah:

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

35

1) Perubahan dari dunia nyata ke dunia virtual dan nyata (Shift from

physical world to virtual and physical world)

Modifikasi utama adalah untuk merubah dari sumber daya

pada dunia nyata menjadi kombinasi antara sumber daya pasar

dan tempat. Sumber daya sistem bagi kebanyakan perusahaan

merupakan kombinasi dari aset virtual dan fisikal.

2) Perubahan dari fokus sisi pemasok menjadi fokus sisi permintaan

(Shift from a supply-side focusto a demand-side focus)

Banyak perusahaan fokus pada sumber daya yang dimiliki

oleh perusahaan. Meskipun hal tersebut terlihat masuk akal, akan

tetapi lebih benar apabila fokus awal pada manfaat yang

diinginkan oleh target konsumen, kemudian manfaat yang

diinginkan menjadi acuan dalam memilih sumber daya.

3) Perubahan dari sumber daya menjadi manfaat (Shift from

resources to benefits)

Sumber daya sistem terdiri dari kemampuan pemesanan yang

lebih tinggi dan aset dari perusahaan. Manfaat didukung oleh

sekumpulan sumber daya yang membantu membangun dan

membedakan dengan sumber daya perusahaan lainnya, sumber

daya dapat berupa beberapa bentuk. Dapat berupa aset nyata

seperti gudang atau aset yang tidak dapat diraba seperti nama

brand atau hak paten.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

36

4) Perubahan dari sistem tunggal menjadi beberapa perusahaan

(Shift from single to multifirm systems)

Sumber daya sistem memerlukan kemampuan yang harus siap

digunakan untuk memenangkan berbagai pasar. Sumber daya ini

mungkin dapat berupa penduduk dalam perusahaan dan

dikembangkan dalam rumah, akan tetapi mereka juga dapat

diperoleh di pasar terbuka atau di akses melalui hubungan kerja

strategis.

Dalam menentukan Resource System terdiri dari 2 tahap, yaitu:

a) Spesifikasi sumber daya sistem (Specifying a resource system)

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.123), ada empat

langkah menspesifikasi sumber daya sistem, yaitu :

• Identifikasi Manfaat Utama dalam Pengelompokan Nilai

(Identify Core Benefits in the Value Cluster)

Langkah pertama bermula dengan di definisikan

keuntungan inti pada perencanaan atau pengelompokan

nilai.

• Identifikasi Sumber Daya yang Berhubungan dengan Setiap

Manfaat (Identify Resources that Relate to Each Benefit)

Langkah kedua menghubungkan sumber daya yang

diperlukan untuk mengirim manfaat konsumen tertentu.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

37

• Identifikasi hingga Tahap Apa Perusahaan Dapat

Menyediakan Setiap Manfaat (Identify to What Degree the

Firm Can Deliver Each Benefit)

Langkah ketiga memerlukan pengamatan ke bagian

dalam perusahaan untuk mengetahui apakah perusahaan

memiliki sumber daya yang diperlukan atau memerlukan

sumber daya luar untuk memenuhi kekurangan sumber daya

tersebut.

• Identifikasi Rekanan yang dapat Melengkapi Sumber Daya

(Identify Partner Who Can Complete Resources)

Langkah terakhir yaitu mengidentifikasikan rekanan

utama yang dapat melengkapi sumber daya sistem.

Berikut contoh gambar pemetaan resource system:

Gambar 2.7 Resource System

(Sumber : Rayport dan Jaworski, p.124)

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

38

b) Kriteria untuk menaksir kualitas dari sumber daya sistem

(Criteria to assess the quality of a resource system)

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.124), beberapa

kriteria yang dapat digunakan untuk menaksir kualitas dari

sumber daya sistem adalah sebagai berikut:

• Keunikan dari sistem (Uniqueness of the system)

Keunikan dari sistem menunjuk pada sumber daya yang

dimiliki oleh perusahaan untuk melakukan perluasan dengan

sumber daya yang berbeda dari pesaing.

• Hubungan antara sumber daya dan manfaat (Links among

resources and benefits)

Apakah setiap sumber daya mendukung pengiriman

manfaat ke konsumen? Apakah dukungan tersebut kuat atau

lemah?

• Hubungan antara sumber daya dalam sistem (Links among

resources in the system)

Sebagus apa sumber daya saling melengkapi dan saling

mendukung satu dan lainnya? Apakah terdapat hubungan

yang kuat antar sumber daya?

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

39

• Hubungan antara sistem bisnis dunia maya dan dunia nyata

(Links between virtual-world and physical world business

systems)

Apakah sumber daya sistem online mendukung atau

bermasalah dengan sistem offline?

• Keuntungan yang dapat dipertahankan (Sustainable

Advantage)

Apakah sumber daya mudah di tiru? Proses unik tetapi

sumber daya mudah untuk di tiru.

d. Model Pendapatan (Revenue Models)

Menurut Raymond dan Jaworski (2003, p.127), tujuan dari model

pendapatan adalah memperoleh keuntungan permasalahan yang

dihadapi adalah sering kali sulit untuk menyatukan model pendapatan

dengan berbanding nilai perusahaan dan nilai penawaran perusahaan.

Perusahaan dapat mengumpulkan pendapatannya dari beberapa

sumber utama, yaitu:

1) Periklanan (Advertising)

Sebuah situs tertentu dapat memperoleh pendapatan dari

pemasangan iklan dengan menjual iklan (spanduk). Sponsorships

situs, dan bentuk komunikasi lainnya.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

40

2) Penjualan produk, jasa atau informasi (Products, services, or

information sales)

Merupakan penjualan yang didapatkan dari penjualan barang

pada situs.

3) Transaksi (Transaction)

Merupakan pendapatan yang tumbuh dari perubahan biaya

dan komisi para konsumennya.

4) Langganan (Subscription)

Merupakan pendapatan yang diperoleh dari biaya

berlangganan perbulan maupun pertahun untuk informasi

tertentu.

5) Biaya lisensi (License fees)

Merupakan biaya yang dihasilkan dari lisensi prosuk

perusahaan.

e. Model Bisnis Online (Online Business Models)

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.128), setelah menentukan

pengelompokan nilai, penawaran online, sumber daya sistem dan

model pendapatan, maka dapat dimulai membangun model bisnis

perusahaan. Terdapat tujuh jenis alternatif yang dapat dijadikan

model bisnis online, yaitu:

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

41

1) Metamarket switchboard model

Metamarket switchboard model mengajak pembeli dan

penjual menjalani aktivitas yang sama untuk mencapai tujuan

tertentu.

2) Traditional and reverse auction models

Lelang tradisional di desain untuk menyatukan pembeli dan

penjual dalam jumlah yang besar. Pembeli menawar hingga titik

dimana tidak terdapat lagi tawaran yang diberikan. Pembeli

dengan harga penawaran tertinggi yang akan memenangkan

barang. Situs lelang kebalikan mengizinkan pemasok untuk

menawar harga termurah hingga tidak terdapat tawaran saingan.

Pemasok dengan harga terendah mengirimkan barang kepada

pembeli.

3) Freshest-information model

Salah satu aspek model bisnis baru yang dipengaruhi oleh

internet adalah kemampuan untuk dengan cepat dan efisien

mengirimkan informasi kepada pelanggan, sehingga perusahaan

harus dapat menyediakan informasi secepat mungkin kepada

pelanggan.

4) Highest-quality model

Perusahaan dengan model bisnis ini umumnya menetapkan

harga yang tinggi untuk setiap prosuk, jasa atau informasi yang

disediakannya. Perusahaan ini hanya menargetkan konsumen

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

42

yang menginginkan barang, jasa atau informasi dengan kualitas

tanpa memperhatikan harga.

5) Widest-assortment model

Perusahaan dapat bersaing dengan memperdalam dan

meluaskan produk campuran baik dalam satu kategori maupun

antar kategori.

6) Lowest-price model

Merupakan model yang menjanjikan harga terendah secara

online kepada konsumen.

7) Most personalized business model

Model bisnis yang menyediakan pengalaman yang berbeda

dan unik kepada konsumennya karena menyediakan

personalisasi secara khusus kepada setiap konsumen. Misalnya

seperti pasien berkonsultasi melalui internet dengan dokter,

dokter dapat memberikan resep, diagnosis, maupun timbal balik

melalui internet.

2.6.3 Strategy Formulation : Customer Interface

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.150), terdapat tujuh kerangka

kerja yang berhubungan dengan desain tampilan konsumen, dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

43

Gambar 2.8 Map of 7Cs Framework

(Sumber : Rayport dan Jaworski, p.185)

a. Context

Keadaan sebuah website harus menampilkan keindahan dan dapat

memberikan fungsi yang baik. Beberapa situs fokus hanya pada grafik,

warna, dan fitur desain, sementara situs lainnya menekankan pada

kemudahan navigasi. Susunan sebuah website terbagi menjadi dua

elemen utama, yaitu:

1) Function

Fungsi atau kemudahan penggunaan mempengaruhi penampilan

sebuah situs dalam aspek kecepatan dan keandalan situs. Meskipun

mempengaruhi penampilan dari halaman situs secara keseluruhan,

akan tetapi pembukaan halaman yang membutuhkan waktu lama

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

44

akan mempengaruhi kenyamanan pengguna. Terdapat beberapa

elemen desain dan performa yang penting bagi fungsi:

a) Section breakdown

Sub komponen sebuah situs yang memberikan kemudahan

akses bagi pengguna.

b) Linking structure

Penghubungan struktur situs untuk navigasi antara satu

halaman ke halaman yang lainnya sehingga pengguna tidak

mengalami kesulitan dalam mencari kebutuhan yang

diinginkan.

c) Navigation tools

Memfasilitasi pengguna untuk mengakses situs.

d) Speed

Desain sederhana dan pembatasan penggunaan grafis

kompleks untuk mengurangi waktu yang diperlukan dalam

menampilkan sebuah halaman pada layar pengguna.

e) Reliability

Seberapa sering kinerja server menurun sehingga

menyebabkan situs tidak dapat diakses dan dapat

mempengaruhi keandalan situs dalam menyediakan informasi.

f) Platform independence

Sebuah ukuran tentang sebaik apa situs dapat berjalan pada

segala browser termasuk browser yang sudah lama.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

45

g) Media accesibility

Cara sebuah situs dapat di-download ke berbagai media

platform. Situs sebaiknya sederhana dan dirancang untuk dapat

memenuhi standar berbagai platform serta dapat diterima oleh

para pengguna.

2) Aesthetics

Estetis sebuah situs dapat diciptakan dengan pilihan visual

seperti warna, grafis, foto, dan tulisan. Terdapat dua fitur estetis

yang paling penting bagi sebuah situs, yaitu:

a) Color scheme

Perancangan sebuah situs sering kali menggunakan warna

tertentu yang konsisten agar dapat membuat pengguna nyaman

dalam mengakses situs.

b) Visual themes

Tema visual membantu menceritakan tujuan dari situs,

sehingga dengan melihat tampilan dari situs pengguna dapat

langsung mengetahui tentang tujuan situs tersebut.

b. Content

Content mencakup kesuluruhan informasi digital pada sebuah situs,

termasuk audio, video, gambar, dan tulisan. Pada bagian ini terdapat

empat cara untuk mengevaluasi content, yaitu:

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

46

1) Offering mix

Situs dapat menawarkan tiga jenis isi : produk, informasi, dan

jasa. Seringkali sebuah situs menggabungkan ketiga jenis tersebut,

akan tetapi tidak setiap saat. Offering mix menunjuk pada

kemampuan yang diberikan pada setiap isi situs.

2) Appeal mix

Appeal mix merupakan gambaran pesan promosi atau iklan dari

perusahaan.

3) Multimedia mix

Multimedia mix merupakan pilihan dari perancang web tentang

cara mengkombinasikan tulisan, audio, gambar, video.

4) Timeliness mix

Seluruh situs web yang berisikan informasi perlu peka terhadap

waktu karena menyampaikan informasi pada waktu yang salah

dapat membuat pengguna rugi.

c. Community

Komunitas adalah interaksi antar pengguna situs baik hubungan

antara individu dengan individu maupun interaksi individu ke

kelompok. Komunitas menciptakan sebuah perasaan kebersamaan

melalui ketertarikan yang sama. Terdapat tiga tipe komunitas secara

umum, yaitu:

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

47

1) Nonexistent

Situs tidak memiliki komunitas yang menawarkan interaksi baik

antar pengguna maupun antara perusahaan dengan pengguna.

2) Limited

Situs menawarkan fitur seperti membaca maupun menempatkan

informasi, cerita maupun pendapat kepada situs komunitas terbatas.

Situs ini biasanya menawarkan fitur komunitas yang tidak

berinteraksi.

3) Strong

Situs dengan komunitas yang kuat menawarkan fungsi

komunikasi interaktif seperti chat room dan message board.

d. Customization

Customization adalah kemampuan website untuk menampilkan

informasi sesuai dengan peraturan pengguna, sehingga tidak semua

pengguna menggunakan tampilan yang sama. Sebuah situs dapat

dirancang agar dapat diubah oleh pengguna maupun situs tersebut

sendiri. Ketika customization dijalankan oleh pengguna, maka situs

disebut personalization. Ketika customization dijalankan oleh website,

maka disebut tailoring. Klasifikasi customization terbagi tiga, yaitu:

1) Generic

Meskipun peralatan customization telah menjadi semakin

canggih dalam beberapa tahun belakangan ini, banyak situs masih

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

48

tetap memberikan tampilan yang sama ke tiap pengguna. Sehingga

tingkat customization pada tipe ini terbilang rendah.

2) Moderately customized

Kebanyakan situs e-commerce menggunakan klasifikasi ini.

Setiap kebiasaan dari pengguna disimpan sehingga pada saat

pengguna mengunjungi kembali situs, situs akan langsung

menampilkan kebiasaan tersebut.

3) Highly customized

Situs yang masuk dalam klarifikasi ini melakukan usaha yang

ekstrim untuk memberikan setiap pengguna pengalaman yang

berbeda – beda bagi setiap individu. Biasanya situs mengizinkan

setiap pengguna untuk memilih tampilan dan informasi sendiri.

e. Communication

Komunikasi merupakan percakapan antara perusahaan dengan

pengguna. Percakapan tersebut mungkin tidak bertujuan atau interaktif.

Komunikasi terbagai menjadi empat klasifikasi, yaitu:

1) One-to-many, non responding user

Website ini mengirimkan komunikasi secara luas kepada

pendengar yang telah ditentukan, biasanya melalui e-mail. Pesan ini

biasanya bersifat menyampaikan informasi, tanpa memperdulikan

respon konsumen.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

49

2) One-to-many, responding user

Situs jenis ini mengirimkan pesan kepada pengguna yang telah

terdaftar dan mengundang mereka untuk mengirimkan komentar

atau respon.

3) One-to-one, nonresponding user

Tipe situs ini mengirimkan pesan yang telah dipersonalisasi

kepada pengguna dengan ketertarikan atau kebutuhan yang spesifik

dan biasanya merupakan pesan pengingat.

4) One-to-one, responding user

Tipe situs ini mengirimkan informasi individu seperti pesan

pengingat, akan tetapi pada kasus ini pengguna dapat merespon

baik dengan membalas informasi melalui e-mail atau interaksi

secara langsung. Tujuannya untuk menawarkan perhatian individu

yang sama dengan apa yang didapat pelanggan dari pasar

tradisional.

f. Connection

Koneksi adalah derajat sebuah situs terhubung dengan situs lainnya.

Ini dapat terjadi karena adanya hyperlink yang ditanamkan pada situs.

Klasifikasi koneksi terbagi atas 3, yaitu:

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

50

1) Destination site

Situs tujuan menyediakan informasi secara eksklusif atau

tersendiri, dengan link yang sangat sedikit ke situs lain. Situs ini

sering kali dinilai integritas dan tingkat ketergantungan mereka.

2) Hub site

Fitur yang disediakan merupakan kombinasi dari konten yang

dihasilkan sendiri dan link – link terpilih untuk website yang

berhubungan. Pengguna biasanya mengunjungi hub site karena

mereka bertindak sebagai gateway untuk informasi pada industri

atau topik yang spesifik.

3) Portal site

Situs ini terdiri hampir semata-mata dari informasi outsource dan

link – link untuk situs lain, dengan konten yang sangat sedikit atau

tidak dihasilkan sendiri.

g. Commerce

1) Commerce Features

Fitur – fitur dari perdagangan untuk tampilan pelanggan

membantu kemampuan website untuk melakukan transaksi

keuangan. Dalam e-commerce terdapat beberapa alat fungsional,

yaitu:

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

51

a) Pendaftaran (Registration)

Pendaftaran pengguna memungkinkan situs untuk

menyimpan informasi kartu kredit, alamat pengiriman, dan

preferensi tagihan.

b) Keranjang Belanja (Shopping Cart)

Saat pengguna dapat menempatkan barang dalam keranjang

belanja virtual, ini memberi mereka pilihan dalam pembelian

dengan segera atau menyimpan barang tersebut sampai

kunjungan berikutnya.

c) Keamanan (Security)

Situs mencoba untuk menjamin keamanan dari transaksi dan

data yang berhubungan melalui enkripsi dan teknologi

autentikasi.

d) Persetujuan Kartu Kredit (Credit Card Approval)

Situs dapat memiliki kemampuan untuk menerima

persetujuan kredit dengan segera untuk pembelian kartu kredit

melalui link elektronik untuk izin penyimpanan kartu kredit.

e) Belanja dengan 1 klik (One-click Shopping)

Bentuk yang paling dikenali dari fitur ini adalah fitur 1-click

yang dipatenkan Amazon.com, yang mengizinkan pembelanja

untuk menetapkan lebih dulu informasi kartu kredit dan alamat

pengiriman sehingga mereka dapat memesan produk hampir

dengan segera.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

52

f) Pemesanan Melalui Kantor Cabang (Order Through Affiliates)

Website program kantor cabang harus dapat membawa

pesanan yang mula – mula berasal dari situs kantor cabang,

sebagaimana menetapkan hak pembayaran untuk penyerahan.

g) Konfigurasi Teknologi (Configuration Technology)

Ini membantu pengguna untuk menetapkan produk dan jasa

bersama – sama dalam cara yang bervariasi, yang mengizinkan

untuk melakukan analisis performa, kemampuan untuk

beroperasi melalui berbagai komponen sistem yang rumit

dalam sistem, dan penggantian umum dari produk yang

memiliki brand.

h) Pelacakan Pesanan (Order Tracking)

Pembelanja dapat memeriksa status pengiriman dari pesanan

mereka.

i) Pilihan Pengiriman (Delivery Options)

Sebagian besar situs e-commerce memberi pilihan pada

pengguna mengenai kecepatan pengiriman, dengan biaya lebih

untuk waktu yang lebih cepat.

2) Commerce Classifications

Setelah mengevaluasi fitur perdagangan yang ingin

diimplementasikan di situs, sangat mungkin untuk menentukan

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

53

kemampuan perdagangan baik rendah, menengah, maupun tinggi.

Terdapat tiga jenis klasifikasi perdagangan, yaitu:

a) Rendah (Low)

Website ini memiliki kemampuan untuk memproses

transaksi, akan tetapi dengan fitur perdagangan yang rendah.

Situs seperti ini hanya merupakan bisnis kecil yang hanya

menggunakan web untuk merepresentasikan sebagian kecil

penjualan mereka.

b) Menengah (Medium)

Beberapa website tidak memerlukan seluruh fitur

perdagangan dan hanya memerlukan fitur transaksi finansial

akan tetapi bukan merupakantujuan utama mereka.

c) Tinggi (High)

Website ini dilengkapi dengan hampir seluruh fitur

perdagangan seperti kereta belanja, persetujuan kartu kredit,

pendaftaran, penjaminan keamanan, dan fitur – fitur lainnya.

Website tipe ini biasanya dimiliki oleh perusahaan offline yang

besar atau dibangun oleh perusahaan dengan penjualan online

dalam jumlah yang besar.

2.6.4 Implementation

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.236), jika sebuah perusahaan

telah menarik konsumen ke website mereka, website tersebut harus

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

54

menyampaikan pengalaman konsumen secara menyeluruh yang dijanjikan

komunikasi brand. Tidak hanya tampilan konsumen yang berjalan seperti

yang diharapkan, akan tetapi perusahaan harus mampu mengeksekusi

secara benar transaksi melalui tampilan konsumen.

Kerangka Kerja Untuk Implementasi: Sistem Sumber Daya (A

Framework for Implementation : The Resource System)

Berikut gambar mengenai kerangka kerja Implementasi:

Gambar 2.9 Framework for Implementation

(Sumber : Rayport dan Jaworski, p.237)

Gambar di atas menyediakan kerangka implementasi yang meliputi

tujuh faktor yang diperlukan untuk membangun sistem sumber daya yang

kuat dan bertahan, yaitu:

a. Aset Manusia (Human Assets)

b. Proses (Processes)

c. Struktur Organisasi (Organizational Structure)

d. Sistem (Systems)

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

55

e. Kebudayaan (Culture)

f. Kepemimpinan (Leadership)

g. Kemitraan (Partnership)

Istilah aset manusia mengacu kepada bagaimana karyawan berkembang,

dikelola, dan bertahan. Perhatian lebih telah diberi pada manajemen sumber

daya manusia semenjak jatuhnya ketersediaan internet terkait

ketidakpastian oleh karyawan mengenai pilihan persediaan. Kekuatan ini

terletak pada tekanan besar pada organisasi untuk memelihara sumber daya

paling penting mereka yaitu orang – orang.

a. Aset Manusia (Human Assets)

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.241), di dalam aset

manusia terdapat empat kegiatan umum yang dilakukan oleh

perusahaan – perusahaan dalam menentukan aset manusianya, yaitu

perekrutan, pemilihan, pengembangan dan usaha mempertahankan

pekerja.

1) Perekrutan (Recruit)

Perekrutan mengacu pada tugas formal dari mencari

karyawan yang tepat. Perekrutan terdiri dari kumpulan aktivitas,

termasuk menetapkan kriteria untuk posisi tertentu, deskripsi

pekerjaan ahli yang jelas, menentukan campuran yang tepat dari

saluran perekrutan (contoh : universitas, job fair, website online,

dan website perusahaan), dan memasang metrik prestasi tertentu

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

56

(contohnya : berapa banyak mahasiswa yang belum mendapat

gelar dipekerjakan tahun ini).

2) Seleksi (Select)

Seleksi adalah proses dari membuat keputusan dalam

mempekerjakan karyawan dan menawarkan pekerjaan formal.

Sekumpulan faktor dapat mempengaruhi pemilihan seleksi,

termasuk karakteristik dari karyawan yang potensial dan

pengalaman kerja, sebagaimana yang dibutuhkan oleh

perusahaan.

3) Pengembangan (Develop)

Sekali dipekerjakan, karyawan secara khusus disediakan

rencana pengembangan profesional untuk mengutamakan

kekuatan individual dan memperbaiki kelemahan.

4) Dipertahankan (Retain Employees)

Mempertahankan bakat terbaik merupakan tantangan yang

konstan. Bakat terbaik sangat terlihat setelah pasar kerja yang

sulit.

b. Proses (Processes)

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.243), proses ditetapkan

sebagai pola dari interaksi, koordinasi, komunikasi, dan pembuatan

keputusan yang karyawan gunakan menstandarisasi bagaimana

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

57

pekrjaan diselesaikan. Proses – proses berikut ini diatur oleh

perusahaan online selama implementasi:

1) Proses Alokasi Sumber Daya (Resource-Allocation Processes)

Seringkali ada lebih banyak peluang yang tersedia daripada

yang dapat perusahaan kejar pada sikap yang berkelanjutan.

2) Proses Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources

Management Processes)

Perusahaan online perlu untuk menimbang dan mengatur

dengan cepat untuk bertumbuh dengan pasar.

3) Proses Manufaktur dan Distribusi (Manufacturing and

Distribution Processes)

Proses manufaktur dan distribusi ditetapkan sebagai rantai

persediaan.

4) Proses Pembayaran dan Penagihan (Payment and Billing

Processes)

Hal ini jelas bahwa tanpa fungsi tepat dari proses pembayaran

dan penagihan, sebuah perusahaan online akan mengalami

kesulitan dalam memproduksi apa saja selain dari keuntungan

virtual.

5) Proses Dukungan/Pemeliharaan Pelanggan (Customer

Support/Handling Processes)

Pelanggan dapat bertanya saat mereka berada di website, dan

juga setelah transaksi selesai.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

58

c. Struktur Organisasi (Organizational Structure)

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.248), sistem adalah

rutinitas atau pembangunan prosedur untuk organisasi dan bisa

dihubungkan ke berbagai aspek pada organisasi.

d. Sistem (Systems)

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.256), budaya organisasi

adalah konteks sosial yang membentuk perilaku dan cara kerja orang

yang bekerja di dalam organisasi. Budaya dapat juga didefinisikan

juga sebagai pola dari pembagian nilai, kepercayaan dan asumsi yang

melibatkan pendapat dan aksi. Dapat dijelaskan pada gambar sebagai

berikut:

Gambar 2.10 Generic Organizational Culture Types

(Sumber : Rayport dan Jaworski, p.257)

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

59

e. Kebudayaan (Culture)

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.259), kualitas dari

kepemimpinan mempengaruhi semua aspek dari penyelenggaraan

organisasi, dengan hormat pada implementasi, pemimpin memainkan

peran yang penting dalam mengklarifikasi arti dari strateggi, mereka

mengkomunikasikan strategi pada stakeholder, termasuk karyawan,

pemegang saham, pemasok, dan pelanggan kunci, pemimpin yang

berbakat menyatukan organisasi disekitar tujuan yang menarik,

mereka memastikan bahwa strategi diwujudkan dalam rencana kerja

dan target kinerja.

f. Kemitraan (Partnership)

Menurut Rayport dan Jaworsky (2003, p.216), kemitraan adalah

persetujuana antara dia atau lebih perusahaan yang diciptakan demi

keuntungan bagi masing – masing perusahaan secara strategis atau

ekonomis, atau keduanya, kemitraan meliputi aliansi strategi formal,

penggabungan menawarkan produk bersama, persetujuan pemasaran,

lisensi produk, pengerjaan tenaga luar, vendor, dan kemitraan

penelitian dan pengembangan perusahaan menggunakan kemitraan

untuk mendukung usaha penelitian dan pengembangan untuk

mengembangkan produk bersama, untuk membantu dalam usaha

globalisasi.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

60

2.6.5 Metrics

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.277), terdapat empat area yang

dibahas pada metrics, yaitu:

a. Financial Metrics

Metric keuangan didesain untuk menilai performa keuangan dari

perusahaan. Ukuran keuangan yang khas meliputi pendapatan

pertumbuhan pendapatan, keuntungan kotor, pendapatan operasi,

keuntungan bersih, penghasilan per saham, dan aliran kas, ukuran

keuangan mencerminkan pilihan strategi dan periode rencana yang

paling terkini dan untuk beberapa tingkatan, akumulasi dari semua

periode perencanaan yang lampau.

b. Internal Business Process Metrics

Metric proses bisnis internal berfokus pada aktivitas penambahan

biasanya kelompok metric ini berfokus pada aktifitas penambahan

nilai yang penting yang membawa kepuasan pelanggan dan

penambahan nilai pemegang saham, metric ini dapat dibagi menjadi

tiga kelompok, yaitu :

1) Inovasi (Innovation)

Metric inovasi mengukur sebaik apa perusahaan

mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan perubahan atau

penambahan penawaran baru , pengukuran ini dapat meliputi

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

61

persepsi pelanggan atas inovasi dari perusahaan atau ukuran

kualitas dari inovasi.

2) Operasi (Operation)

Metric operasi mengukur kualitas dari seluruh proses rantai

persediaan hingga pengiriman produk kepada pelanggan ini

dapat meliputi pengukuran yang mereklekasikan prosess

pemesanan pelanggan, daur hidup pemesanan, waktu

pengiriman, dan persentasi kesalahan pemesanan.

3) Layanan Setelah Penjualan (Postsale Service)

Metric layanan setelah penjualan mengukur kualitas dari

layanan yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumennya,

ini meliputi pemrosesan , pengembalian, pemrosesan garansi,

waktu respon untuk pertanyaan melalui email, dan pemrosesan

pembayaran.

4) Learning and Growth Metric

Mertric pembelajaran dan pengembangan secara luas

mencakup karyawan, sistem informasi, dan metric informasi.

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.279), pada balance

scorecard terdapat beberapa batasan, yaitu:

a) Tidak Adanya Definisi yang Jelas Dari Strategi atau Model

Bisnis (No Clear Definition of Strategy or Business Model)

Tema kunci dari balance scorecard berdasarkan dari

strategi pada perusahaan. Meski begitu komponen dan

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

62

stratregi ataupun bisnis model tidak didefinidikan dengan

jelas. Tanpa definisi yang jelas, sulit untuk menilai apakah

empat dari kategori dari metric menangkap aspek penting

dengan tepat dari strategi bisnis atau model bisnis.

b) Lokasi yang tidak jelas dari kemampuan perusahaan atau

sumber data pada kerangka kerja (Unclear Location of

Organizational Capability or Recources in The Framework)

Kemampuan organisasi dan sumber daya menjangkau

berbagai wilayah, termasuk proses bisnis internal, hubungan

pelanggan, dan seleksi unik dari pasar.

c) Lokasi yang tidak jelas dari kemitraan pada kerangka kerja

(Unclear Location of Partnership in Framework)

Kemitraan strategis merupakan ukuran penting dari

kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan jaringan

ekonomi saat ini, meski begitu kemitraan tidak dialamatkan

pada kerangka kerja balance scorecard.

2.6.6 The Performance Dashboard

Menurut Rayport dan Jaworski (2003, p.284), terdapat lima langkah

dalam implementasi performance dshboard pada metric, yaitu:

a. Penjabaran strategi bisnis (Articulate business strategy).

b. Menerjemahkan strategi menjadi hasil yang diinginkan (Translate

strategy into desired outcome).

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

63

c. Memilih metric (Choose metric).

d. Menghubungkan metric dengan indicator untuk memimpin dan

indicator untuk meninggalkan pesaing (Link metric to leading and

lagging indicator).

e. Memperhitungkan performa yang ada dan performa target (Calculate

current and target performance).

Gambar 2.11 The Performance Dashboard

(Sumber : Rayport dan Jaworski, p.280)

2.7 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi

Berikut ini akan dibahas mengenai pengertian analisa dan perancangan sistem

informasi serta penjelasannya, juga segala aktivitas dalam perancangan sistem

informasi yang ber-orientasi Object-Oriented Analysis and Design.

2.7.1 Pengertian Analisis Sistem

Menurut Raymond McLeod, Jr (2004, p.138), analisis sistem adalah

penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang

sistem yang baru atau diperbarui.

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

64

Dari defisini diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem informasi

adalah penelitian kebutuhan informasi dalam sebuah organisasi dengan

tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui.

2.7.2 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Raymond McLeod, Jr (2004, p.140), perancangan sistem

adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem

adalah solusi atau implementasi berbasis komputer untuk memenuhi

kebutuhan bisnis. Tujuan dari perancangan sistem adalah menentukan

bagaimana membangun atau menyusun sistem informasi yang baik sesuai

kebutuhan yang telah didokumentasikan.

2.7.3 Tujuan Perancangan Sistem

Tujuan perancangan sistem adalah untuk menghilangkan kelemahan

sistem yang sedang berjalan atau meningkatkan kelebihan sistem yang

sedang berjalan.

Raymond McLeod, Jr (2004, p.140), membagi dua tujuan utama

perancangan sistem, yaitu :

a. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancangan bangunan yang

lengkap kepada programmer komputer dan ahli – ahli teknik lain yang

terlibat.

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

65

2.7.4 Pengertian UML

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p.370), unified modelung

language adalah satu kumpulan konvensi permodelan yang digunakan

untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang

terkait dengan objek.

2.7.5 Konsep Object-Oriented Analysis and Design (OOAD)

Menurut Satzinger (2005, p.60), Object-Oriented Analysis adalah

mendefinisikan semua tipe objek yang bekerja pada suatu sistem dan

menunjukkan apa yang diperlukan pengguna dalam penyelesaian suatu

tugas.

Dan Object-Oriented Design adalah mendefinisikan semua jenis objek

agar dapat berkomunikasi dengan pengguna dan alat dalam suatu sistem,

serta menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan

suatu tugas dan memperjelas definisi dari setiap objek agar dapat

diimplementasikan.

2.7.5.1 Activity Diagram

Menurut Satzinger (2005, p.144), diagram proses bisnis yang

sederhana yang menggambarkan aktifitas user atau system, dan

alur sekuensial dari setiap aktifitas.

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

66

Tabel 2.1 Komponen Activity Diagram

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

67

Gambar 2.12 Contoh Activity Diagram

(Sumber: Satzinger, Robert dan Stephen)

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

68

2.7.5.2 Class Diagram

Menurut Whitten dan Bentley (20057, p.382), class diagram

menunjukkan struktur objek dari sebuah sistem. Diagram ini juga

menunjukkan objek – objek yang membentuk sistem tersebut dan

menunjukkan hubungan antar objek – objek tersebut.

Gambar 2.13 Contoh Class Diagram

(Sumber: Whitten and Bentley)

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

69

2.7.5.3 Sequence Diagram

Menurut Satzinger (2005, page 316), Diagram yang

menunjukan eksekusi operasi disebuah objek yang melibatkan

pemanggilan operasi diobjek lain.

Gambar 2.14 Contoh Sequence Diagram

(Sumber: Satzinger)

Page 61: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

70

2.7.5.3 Use Case Diagram

Menurut Satzinger (2005, p.213), diagram yang menunjukan

peran user dan bagaimana mereka berinteraksi dengan sistem.

Berikut ini adalah komponen – komponen dari Use Case

Diagram, menurut Satzinger :

a. System Boundary : menggambarkan batasan antar sistem (use

case) dengan actor.

Gambar 2.15 System Boundary

(Sumber: Satzinger)

b. Actor

Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau

mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan

pekerjaan – pekrjaan tertentu.

System

Page 62: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

71

Gambar 2.16 Actor

(Sumber: Satzinger)

c. Use Case

Menggambarkan perilaku interaksi antara actor dengan

system.

Gambar 2.17 Use Case

(Sumber: Satzinger)

d. Communication

Menggambarkan hubungan antara use case dengan actor.

Gambar 2.18 Communication

(Sumber: Satzinger)

Page 63: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

72

Gambar 2.19 Contoh Use Case Diagram

(Sumber: Satzinger)

2.7.5.4 Deployment Environment and Software Architecture

Menurut Satzinger (2005, p.279), lingkungan deployment

terdiri dari hardware, sistem software, dan lingkunan network

yang akan dioperasikan di dalam sistem.

Menurut Satzinger (2005, p.279), merupakan sistem

deployment environment yang sederhana seperti komputer tunggal

yang tersentralisasi yang bisa dicocokan dengan software

architecture yang sederhana secara keseluruhan.

Page 64: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

73

a. Deployment Environment

Deployment environment terdapat beberapa macam :

a. Multitier Architecture : Merupakan arsitektur yang

mendistribusikan aplikasi yang berhubungan dengan

sistem dan memproses seluruh sistem komputer.

Gambar 2.20 Contoh Multitier Architecture

(Sumber: Satzinger)

b. Centralized and distributed architecture: Arsitektur yang

mengalokasikan semua sumber computing dalam satu

lokasi central.

c. Computer Networks: Kumpulan dari garis transmisi,

hardware khusus dan protokol komunikasi yang

memungkinkan komunikasi antara user – user yang

berbeda dan sistem komputer.

Page 65: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

74

a) Local Area Network (LAN): Merupakan sebuah

network komputer yang memiliki area terbatas atau

lokal, seperti di dalam suatu gedung.

b) Router: Merupakan peralatan network yang

mengirimkan informasi dalam sebuah jaringan.

b. Software Architecture

1) Three – Layer Client/Server Architecture

Client atau server yang membagi aplikasi menjadi

beberapa bagian yaitu view layer, business logic layer,

dan data layer.

Gambar 2.21 Contoh Three – Layer Client/Server Architecture

(Sumber: Satzinger)

Page 66: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

75

2.7.5.5 Interface

Menurut Mahasin (2011), antarmuka (Interface) merupakan

mekanisme komunikasi antara pengguna (user) dengan sistem.

Antarmuka (Interface) dapat menerima informasi dari pengguna

(user) dan memberikan informasi kepada pengguna (user) untuk

membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai

ditemukan suatu solusi.

Gambar 2.22 Contoh Interface

(Sumber: Mahasin)

Page 67: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

76

2.8 Pengujian Sistem Berbasis Web (Testing Web Based System)

Menurut Perry, W.E (2006, p.802) pengujian sistem berbasis web merupakan

salah satu dari perluasan metode pengujian ini terdiri atas tahap – tahap sebagai

berikut :

a. Tahap penentuan kepentingan pengujian (select testing concerns)

Sesuai dengan sistem yang hendak dirancang maka concerns dari testing ini

berada pada bagian kegunaan atau usabilitty.

b. Tahap penentuan ruang lingkup pengujian (select web based test)

Sesuai dengan cakupan proyek dan waktu dalam pembangunan proyek, maka

ruang lingkup pengujian berada pada tingkat pengujian unit or component

testing.

c. Tahap penentuan penggunaan media bantuan atau tools yang digunakan dalam

proses pengujian (select web based tools)

Berdasarkan ruang lingkup pengembangan proyek, maka pengujian yang

dilakukan hanya sebatas pada HTML tools dan Site validation tools.

2.8.1 Testing Concerns on Usability

Menurut Perry, W.E (2006, p.806), testing yang mementingkan

kegunaan adalah sebuah metode testing yang dapat :

a. Memastikan website dapat dengan mudah digunakan dan dipahami.

b. Memastikan bahwa pengguna tahu bagaimana menginterpretasikan dan

menggunakan informasi yang disampaikan.

c. Memastikan tampilan dan navigasi pada halaman website dapat dilihat

dengan jelas dan benar.

Page 68: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

77

2.8.2 Unit or Component Testing

Menurut Perry, W. E (2006, p.807), merupakan tingkat pengujian paling

terendah dimana pengujian berluang lingkup pada objek, komponen dan

halaman pada website saja.

2.8.3 HTML Tools

Menurut Perry, W.E (2006, p.809), HTML tools merupakan metode

pengujian yang hanya terfokus pada fungsi inti pada website yang akan

dikembangkan, dimana hasil akhir dari pengujian menggunakan alat bantu

ini, berupa gambaran mengenai bagaimana sistem akan dapat atau tidak

dapat berjalan atau di compile.

2.8.4 Site Validation Tools

Menurut Perry, W. E (2006, p.809), Site Validation tools merupakan

metode pengujian yang terfokus pada tampilan dari website, kepastian akan

keberadaan website dan kesesuaian website dengan rancangan awal. Pada

metode pengujian ini, hasil akhir dapat berupa gambar akan tampilan

website dan juga sebuah tabel yang dapat memberikan sebuah kesimpulan

dari sistem pengujian sebelumnya.

2.8.5 PHP (Hypertext Preprocessor)

Menurut Langley, N (2004, p.76), PHP singkatan dari Hypertext

Preprocessor adalah bahasa scripting HTML embedded yang

Page 69: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

78

memungkinkan pengembang web untuk menulis halaman yang dihasilkan

secara dinamis dengan cepat.

2.8.6 JavaScript

Menurut Smith, D (1999, p.111-113), JavaScript adalah bahasa

scripting yang lebih sederhana untuk belajar dari Java. Berguna untuk

menempatkan efek JavaScript pada halaman web. Untuk menambahkan

sedikit kode untuk HTML menggunakan tag sebagai berikut: <SCRIPT>.

2.8.7 CSS (Cascading Style Sheets)

Menurut G.H, Cloutier (2001, p.9), CSS merupakan bagian integral dari

DHTML. Yang biasa digunakan untuk mengendalikan tampilan teks pada

halaman web. CSS dapat diubah menggunakan bahasa scripting.

2.9 Analisa SWOT

Menurut Beagrie (2004, p.21), Analisa SWOT merupakan salah satu cara

perencanaan bisnis yang sangat berguna bagi organisasi untuk menyelidiki

peluang bisnis, dengan berlandasan strength, weaknesses, opportunities, dan

threats. Secara pribadi SWOT dapat berguna untuk career applications.

Page 70: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

79

Gambar 2.23 Analisa SWOT

(Sumber: Proquest)

a. Strengths (Kekuatan)

Contoh: Menentukan keterampilan, pengalaman dan kemampuan. Hal ini akan

membangun keunggulan yang kompetitif di dalam organisasi dan pribadi.

b. Weakness (Kelemahan)

Contoh: Suatu perusahaan merasa tidak nyaman dalam meningkatkan gaji

karyawannya.

c. Opportunities (Peluang)

Contoh:

1) Apa yang Anda ingin lakukan dalam waktu tiga atau lima tahun kedepan?

Page 71: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

80

2) Apakah Anda sering berpindah pekerjaan untuk menemukan tantangan

baru yang Anda cari?

d. Threats (Ancaman)

Contoh: Apapun yang mencegah anda mencapai tujuan suatu karir adalah

ancaman. Persaingan yang ketat dalam hal pekerjaan, stabilitas keuangan,

karyawan yang tidak kondusif, dan dapat menimbulkan ancaman di suatu

organisasi dan perusahaan.

Page 72: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

81

2.10 Kerangka Pikir

Berdasarkan teori – teori yang dijabarkan diatas, maka dapat dibentuk sebuah

kerangka berpikir dengan konsep SDLC (System Development Life Cycle) yang

bersifat waterfall. Dengan tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Planning dan Analysis

Pada tahap ini terdiri dari:

1) Tahap perolehan informasi (Information Gathering) dengan cara

melakukan wawancara / interview secara langsung kepada Manager

Operational dan calon admin pada sistem baru yang akan dirancang pada

CV. PRAKARSA WIBOWO MAKMUR. Pada akhirnya tahap ini akan

menghasilkan berbagai informasi yang dapat digunakan dalam tahap

analisa sistem berjalan, perancangan sistem baru, pengujian sistem baru,

implementasi sistem baru hingga evaluasi dari sistem baru tersebut.

Dimana perolehan informasi tersebut dilakukan secara berkala sesuai

kebutuhan pada saat pengerjaan sistem baru.

2) Tahap analisa informasi yang diperoleh dengan menggunakan kerangka

kerja analisa peluang pasar (Market Opportunity Analysis) yang terdiri dari

langkah sebagai berikut:

1. Menggunakan informasi yang diperoleh (Raw data) untuk

mengidentifikasi kebutuhan akan konsumen. (Identify the Unmet

Page 73: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

82

and/or Understand Customer Need) yang akan menghasilkan

berbagai kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi dan terlayani.

2. Menggunakan informasi yang diperoleh untuk mengidentifikasi

spesifikasi konsumen yang dituju perusahaan. (Identify the Specific

Customer a Company will Pursue) dimana pada langkah ini akan

menghasilkan segmentasi konsumen yang dituju perusahaan dan

berguna dan dapat ditindak lanjuti pada langkah analisa berikutnya.

3. Menggunakan segmentasi konsumen untuk dapat mengetahui

keuntungan relative pada persaingan. (Assess Advantage Relative to

Competition) dimana akan menghasilkan pemetaan keuntungan

terhadap pesaing lainnya.

4. Menggunakan informasi yang diperoleh untuk menganalisa berbagai

sumber daya perusahaan yang berguna untuk dapat memberikan

penawaran kepada konsumen (Assess the Companys Resources to

Deliver the Offering).

5. Menggunakan informasi yang diperoleh untuk menganalisa kesiapan

pasar teknologi (Assess the Market Readiness of Technology) yang

hasilnya diharapkan pasar telah siap akan teknologi yang berada pada

sistem baru.

6. Menggunakan segmentasi konsumen untuk menspesifikasikan

kesempatan yang sesuai dengan kategori masing – masing (Use the

Customer Segmentation to Specify Opportunity in Concrete Terms)

Page 74: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

83

yang pada akhirnya akan menghasilkan gambaran mengenai

Opportunity Story.

7. Menggunakan tingkat kebutuhan yang belum terpenuhi dengan

besarnya peluang yang akan diperoleh (Level of Unmet Need and The

Magnitude of Unconstrained Opportunity), tingkat interaksi antara

kegiatan utama (Level of Interaction Between Major), segmentasi

konsumen (Customer Segments), peluang akan pertumbuhan (Likely

Rate of Growth), ukuran pasar dan tingkat keuntungan yang diperoleh

(Size/Volume of The Market and Level of Profitability). Dimana pada

langkah ini akan menghasilkan penilaian mengenai daya tarik peluang

yang akan diterima (Assess Opportunity Attractiveness).

Langkah terakhir merupakan kesimpulan dari analisa peluang pasar

(Market Opportunity Analysis) yang menyimpulkan mengenai keseluruhan

peluang yang akan dimiliki bila dibangunnya sistem baru dan siap untuk

menspesifikasikan peluang dan merancang model bisnis pada sistem baru

tersebut.

3) Tahap berikut pada bagian perencanaan dan analisa adalah dengan

menggunakan berbagai peluang akan dimiliki untuk merancang model

bisnis online pada sistem baru, dimana perancangan dari model bisnis

online tersebut terdiri dari 4 komponen utama, yaitu:

Page 75: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

84

1. Penentuan nilai dan penyusunan akan nilai tersebut. (Value

Propositions and Value Clusters) yang akan menghasilkan suatu

susunan nilai yang dapat ditawarkan kepada konsumen (Value

Propositions).

2. Menggunakan proporsi nilai untuk menentukan berbagai penawaran

online (Use Value Propositions to Decide The Online Offering) yang

pada akhirnya akan menggambarkan berbagai fitur yang ditawarkan

kedalam egg diagram.

3. Menggunakan proporsi nilai dan penawaran untuk menggambarkan

kebutuhan dari sumber daya (Use Value Propositions and Offering to

Specifying The Resource that Relate to Each Benefits) yang pada

akhirnya akan menghasilkan gambaran mengenai hubungan sumber

daya dengan berbagai keuntungan yang akan didapat pada model

bisnis online.

4. Menggunakan sumber daya yang terspesifikasi untuk mendefinisikan

model pendapatan (Use The Specified Resources System to Define

The Revenue Model).

Dimana pada akhirn dari langkah pembentukan keempat komponen

tersebut dapat menghasilkan sebuah model bisnis online (Online Business

Models) yang berguna untuk merancang sistem baru. Pada akhir dari tahap

perencanaan dan analisa akan menghasilkan suatu kesimpulan berupa

alternative pemecahan masalah dan alternative model bisnis online.

Page 76: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

85

b. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap perancangan terdiri dari:

1) Menggunakan model bisnis online untuk merancang tampilan antar muka

baik pada front end dan juga back end dengan menggunakan kerangka 7Cs

(Use the Online Business Model to Design Customer Interface with 7Cs

Framework) yang terdiri atas 7 komponen, yaitu:

1. Context

2. Content

3. Community

4. Customization

5. Communication

6. Connection

7. Commerce

Dimana pada akhirnya akan menghasilkan sebuah kesimpulan pada Table

Mapping 7C dan rancangan antar muka (Customer Interface Design).

2) Menggunakan tampilan antar muka untuk merancang database dan juga

menggambarkan prosedur operasional sistem dengan menggunakan

diagram UML, dimana terdiri dari:

1. Class Diagram

2. Activity Diagram

3. Sequence Diagram

Page 77: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

86

4. Use Case Diagram

Pada akhirnya akan menghasilkan rancangan database dan prosedur

operasional pada sistem baru (database and Procedural Design).

3) Menggunakan rancangan tampilan antar muka (User Interface) untuk

merancang komunikasi pemasaran dan pelabelan yang terdiri dari langkah

– langkah sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi Kategori Komunikasi Pasar.

Dimana akan menentukan kategori komunikasi pasar.

Pada akhir tahap perancangan (Design) akan menghasilkan berbagai

rancangan yang berguna untuk melakukan proses kontruksi sistem

baru/website (Construction/Coding).

c. Tahap Kontruksi (Construction/Coding)

Pada tahap ini akan dikontruksi/coding sistem yang baru berdasarkan

rancangan user interface dan rancangan database dengan menggunakan:

1) Adobe Dreamweaver CS5

2) XAMPP

Dimana pada akhir dari tahap ini akan menghasilkan website/ sistem baru

yang telah terkonstruksi.

d. Tahap Pengujian/Pengetesan (Testing)

Page 78: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

87

Pada tahap ini akan di uji website/sistem baru yang telah dibentuk dengan

menggunakan pengetesan terhadap unit atau component dari pada

website/sistem baru dengan focus pengujian adalah untuk mengetahui

kegunaan/usability dari website/sistem baru, dimana alat bantu yang

digunakan dalam pengujian meliputi:

1) HTML Tools

2) Site Validation Tools

Dimana pada akhir tahap ini akan menghasilkan laporan pengujian yang

diharapkan menyatakan sistem telah dapat digunakan dan siap untuk

diimplementasikan.

e. Tahap Implementasi (Implementation)

Pada tahap ini akan diimplementasikan website/sistem yang baru secara

bertahap dengan menggunakan factor kerangka kerja implementasi (Factor

Framework of Implementation) yang meliputi:

1) Human Assets

2) Processes

3) Systems Requirement

4) System Architecture (Component Diagram dan Deployment Diagram)

Dimana pada akhir dari tahap ini akan menghasilkan bahwa sistem

baru/website telah terimplementasi.

Page 79: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

88

f. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Merupakan tahap terakhir yang mengevaluasi sistem baru/website yang telah

terimplementasi dengan menggunakan langkah – langkah metrics yaitu

meliputi:

1) Market Opportunity

2) Business Model

3) Marketing

4) Implementation

5) Customer

Pada akhir dari tahap ini akan menghasilkan laporan mengenai evaluasi

website/sistem baru yang telah terimplementasi.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka berpikir dapat digambarkan

pada gambar 2.24.

Page 80: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-01013-si bab2001.pdf14 HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke ‘Shopping Cart ’ masih bisa di-cancel

89

Planning and Analysis

Information Gathering by interview the Manager Operational

Deliverable: Needed Raw Data (Company Description, Business Process,Company Market and

Customer Data)

Analysis Raw Datause 7 step of Market opportunity analysis

framework

1. Identify the Unmet and/or Understand Customer Need

(Reveal Unmet or Underserved Needs)

2. Identify the Specific Customer a Company Will Pursue

(Actionable and Meaningful Customer Segmentation)

3.Use the Segmentation to Assess Advantage Relative to Competition

(Maping the Competitor)

4.Asses the Company’s Resources to Deliver the Offering

(Deliver the offering)

5.Assess the market Readiness of Technology

(Market Ready)

6.Use the Customer Segmentation to Specify

Specify Opportunity in concrete Terms

7.Use –Level of unmet need and the magnitude of unconstrained oppoertunity, -level of interaction between major, -Customer segments,-likely rate og growth,-Size/Volume of the market and level of profitability

To Assess Opportunity Attaractiveness

(Deliverable: Overall Opportunity Assessment&READY to define SPECIFIC VALUE PROPOSITION and design a BUSINESS MODEL)

User the Opportunity Assessment to Analyst the 4 Components of an Online

Business Models

1.Value Propositions and Value Clusters

(Deliverable: Value Propositions)

2. Use Value Propositions to Decide the Online Offering

(Deliverable: Mapping Egg Diagram)

3.Use Value Propositions and Offering to Specifying The Resources that relate to each Benefits

4.Use the Specified Resources System to Define the Revenue Model

Design

Use the Online Business Model to Design Customer Interface with 7Cs

Framework

1.Context 2.Content 3.Community 4.Customization 5.Communication 6.Connection 7.Commerce

(Deliverable Customer Interface Design)

Use Customer interface to Design Database and Operational

Procedures Using UML Diagram

1.Class Diagram 2.Activity Diagram 3.Sequence Diagram 4.UseCase Diagram

(Deliverable : Database and Procedural Design)

(Deliverable: Design to Construction/Coding)

Construction/Coding

Construct the Customer Interface Design and Database Design Using

1.Adobe Dreamweaver CS5 2.Adobe Photoshop CS5 3.XAMPP

(Deliverable: Constructed Website)

Testing

Test the Constructed Website Unit or Component by concerns the Usability using

1.HTML TOOLS 2.Site Validation tools

(Deliverable: Web Test Report and Website Ready to be Implemented)

Implementation

Implement the Tested Website using Factor Framework of Implementation

1.Human Assets 2.Processes 3.System Requirement 4.System Architecture (Component Diagram and Deployment Diagram)

(Deliverable: Website Implemented)

Evaluation

Evaluate the Implemented System/Website by using the metrics Step:

1.Market Opportunity 2.Business Mocell 3.Marketing 4.Implementation 5.Customer

(Deliverable: Summary of the Metrics Evaluations)

KERANGKA BERPIKIR

PENERAPAN APLIKASI E-COMMERCE DAN E-BOOKING UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN DAN JASA SERVIS PADA

CV.PRAKARSA WIBOWO MAKMUR

(Waterfall System Development Life Cycle)